rencana umum penanaman modal provinsi kalimantan timur ...adapun tujuan penyusunan rupm ini adalah...
TRANSCRIPT
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
0
R E N C A N A U M U M P E N A N A M A N M O D A L
P R O V I N S I K A L I M A N TA N T I M U R
TA H U N 2 0 1 4 - 2 0 2 5
N A S K A H A K A D E M I S
B A D A N P E R I J I N A N D A N P E N A N A M A N M O D A L
P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
S A M A R I N D A
2 0 1 4
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
1
BA B I P E N DA H U LUA N
1.1. LATAR BELAKANG
Perencanaan merupakan bagian terpenting dari pelaksanaan suatu kegiatan.
Dimilikinya perencanaan akan memudahkan pengambilan keputusan sesuai arah yang
benar, efisien, dan efektif. Hal inilah yang melatar belakangi disusunnya Rencana
Umum Penanaman Modal (RUPM) Provinsi Kalimantan Timur. RUPM sendiri
merupakan dokumen perencanaan jangka panjang yang bersifat komplementer
terhadap perencanaan lintas sektoral (SKPD) dan wilayah (kabupaten/kota) sehingga
dapat berfungsi mensinergikan dan mengoperasionalisasikan seluruh kepentingan
pembangunan terkait di bidang penanaman modal. Diharapkan tidak akan terjadi
tumpang tindih dengan penetapan prioritas dari investasi yang akan dipromosikan.
RUPM Provinsi Kalimantan Timur nantinya merupakan dokumen perencanaan
penanaman modal jangka panjang berlaku sampai dengan tahun 2025.
RUPM Provinsi Kalimantan Timur disusun berdasarkan landasan kajian akademis
yang komprehensif sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012 yang menyatakan bahwa
Naskah Akademis merupakan referensi penyusunan dan penetapan Rencana Umum
Penanaman Modal Daerah (RUPMD) baik yang ada di level provinsi maupun
kabupaten/kota. Selanjutnya disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) ke-II Tahun 2014-2018. Selain itu, dokumen RUPM Provinsi
Kalimantan Timur ini juga menyesuaikan dengan visi Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2030 dengan sebutan “Visi Kaltim Maju 2030: Terwujudnya Pertumbuhan
Ekonomi Hijau yang Berkeadilan dan Berkelanjutan (Green Economy with Equity)”.
Dokumen RUPM Provinsi Kalimantan Timur ini selaras dengan RUPM Nasional
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
2
yang ditetapkan atur dalam Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Umum Penanaman Modal Provinsi dan rencana Umum Penanaman Modal
Kabupaten/Kota dan visi jangka panjang Kalimantan Timur (Visi 2025). Untuk itu perlu
disusun suatu rumusan, strategi serta langkah-langkah yang perlu dibuat oleh
pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan melibatkan berbagai pihak terkait.
Selain itu, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang
Penanaman Modal, Pemerintah telah berkomitmen untuk mengembangkan strategi
dan kebijakan penanaman modal di Indonesia berdasarkan atas azas kepastian hukum,
keterbukaan, akuntabilitas, perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara,
kebersamaan, efisiensi dan berkeadilan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta keseimbangan antara kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Dalam menyusun RUPMD dan RUPMK sesuai dengan Pasal 3 Peraturan Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012,
memperhatikan tujuh arah kebijakan penanaman modal yaitu:
a. Perbaikan iklim penanaman modal
b. Persebaran penanaman modal
c. Fokus pengembangan pangan, infrastruktur dan energi
d. Penanaman modal yang berwawasan lingkungan (Green Investment)
e. Pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah, serta koperasi
f. Pemberian fasilitas, kemudahan, dan atau insentif penanaman modal
g. Promosi penanaman modal
Penyusunan RUPM ini merupakan panduan bagi pemerintah daerah agar
terbangun keterpaduan dan konsistensi arah perencanaan penanaman modal.
Penyusunan dokumen ini dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi sekunder
melalui dokumentasi, observasi dan dianalisis dengan suatu metode akademis.
Informasi yang diperoleh kemudian dijadikan acuan untuk melihat posisi dan kondisi
daerah saat ini kemudian melakukan analysis gap antara posisi saat ini dengan strategi
yang akan dicapai. Dari sini kemudian disusun arah kebijakan, strategi, dan program
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
3
beserta kegiatan yang dapat diukur yang dijalankan secara bertahap dalam setiap satu
tahun untuk mendapatkan posisi yang diharapkan (to-be) serta sebagai benchmarking
kepada unit BPPMD di level Kabupaten Kota.
Seluruh isi materi naskah RUPM Provinsi Kalimantan Timur ini telah ditelaah dan
dibahas secara transparan dengan menggunakan kaidah yang logis, akademis, dan
kritis. RUPM Provinsi Kalimantan Timur ini juga diharapkan menjadi panduan bagi
segenap sivitas Badan Perijinan dan Penanaman Modal di level Kabupaten/Kota dalam
menyusun RUPMK untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan serta
menjadi pedoman utama dalam menyusun anggaran kerja setiap tahunnya.
RUPM ini disusun dengan disertai harapan untuk memberikan arah
pengembangan yang tepat bagi Badan Perijinan dan Penanaman Modal (BPPMD)
Kalimantan Timur terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
Kalimantan Timur sebagai provinsi yang terus berkembang, memiliki prospek
ekonomi cemerlang dan cenderung stabil dari sisi politik, sosial, dan ekonominya,
diharapkan dapat terus mampu membuka peluang-peluang baru mendatangkan
sumber kapital bagi ekspansi pembangunan. Untuk itu BPPMD Kalimantan Timur
memuat rencana-rencana kegiatan yang tepat dan terukur serta diwujudkan ke dalam
dokumen naskah akademis RUPM Provinsi Kalimantan Timur.
1.2. DASAR HUKUM
Dasar hukum dalam penyusunan RUPM Provinsi Kalimantan Timur ini adalah:
a) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
b) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
c) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah;
d) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman
Modal; dan
e) Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2012.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
4
1.3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam RUPM Provinsi Kalimantan Timur ini mengikuti kaidah yang
diatur dalam Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nomor 16
Tahun 2012.
Pertama, pokok bahasan utama adalah mengenai arah kebijakan penanaman
modal Provinsi. Kedua, pembahasan terkait dengan Roadmap (peta panduan) dari
implementasi RUPM Provinsi Kalimantan Timur, yang berisikan fokus pengembangan
penanaman modal dan prioritas sektor yang diunggulkan daerah baik dalam jangka
pendek (2014-2015), jangka menengah (2014-2019), dan jangka panjang (2020-2025).
Ketiga,terkait dengan Rencana Fasilitasi Proyek yang strategis dan cepat menghasilkan.
1.4. SISTEMATIKA
Sistematika penulisan naskah Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Provinsi Kalimantan Timur ini mengacu kepada Peraturan Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012. Substansi outline
penulisan adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN, memuat latar belakang, dasar hukum, maksud, tujuan dan
sasaran, ruang lingkup, masukan dan keluaran
BAB II. ASAS DAN TUJUAN, terdiri atas uraian terkait konsepsi dasar penyusunan RUPM
Provinsi Kalimantan Timur dan manfaat serta tujuannya.
BAB III. VISI DAN MISI, memuat tujuan jangka panjang dan operasionalisasi
pencapaiannya yang tertuang dalam misi.
BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR, Berisikan hasil analisis SWOT yang disajikan dengan memperhatikan potensi
dan realitas investasi di Kalimantan Timur yang kemudian memuat gambaran
mengenai arah operasionalisasi kebijakan penyelenggaraan penanaman modal di
Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan data-data yang ada.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
5
BAB V. PETA PANDUAN. Penyusunan Roadmap Investasi Kalimantan Timur 2014-2025
dimaksudkan untuk mengarahkan tahap-tahap (fase) pencapaian bidang penanaman
modal dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang
BAB VI. PENUTUP
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
6
BA B I I A S A S DA N T U J UA N
2.1. KONSEPSI DASAR
Konsepsi dasar daripada penyusunan RUPM Provinsi Kalimantan Timur ini
memiliki beberapa tahapan sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012. Terdiri atas
penyusunan naskah akademis RUPM, pembahasan, dan penyusunan naskah RUPM
Provinsi Kalimantan Timur, dan kemudian ditetapkan melalui Peraturan Gubernur
Kalimantan Timur.
Gambar 2.1 Konsepsi Dasar Penyusunan RUPM Provinsi Kalimantan Timur
2.2. MANFAAT DAN TUJUAN
Penyusunan RUPM Provinsi Kalimantan Timur dimaksudkan untuk memberikan
panduan bagi pemerintah daerah kabupaten/kota serta para pihak yang terkait dalam
proses penyusunan RUPM di Kabupaten/Kota masing-masing. Landasannya ialah
Naskah Akademis RUPM Provinsi
Pembahasan Rumusan Naskah Akademis RUPM Provinsi
Penyusunan Naskah RUPM Provinsi Provinsi
Penetapan RUPM Provinsi melalui Pergub Kalimantan Timur
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
7
sesuai dengan rencana jangka panjang dan isu-isu yang terjadi saat ini dan akan terjadi
di masa yang akan datang.
Adapun tujuan penyusunan RUPM ini adalah sebagai acuan pemerintah dalam
pembuatan RUMPD dan RUPMK untuk kemudian dilakukan pembahasan sebagai dasar
perumusan RUPMP dan RUMPK yang kemudian dapat ditetapkan sehingga tercapai
keterpaduan dan konsistensi arah perencanaan pembangunan di bidang penanaman
modal dan dokumen perencanaan pembangunan lainnya.
Sasaran dari kegiatan penyusunan naskah akademis ini ialah sebagai acuan
dalam perumusan naskah RUPMP Kalimantan Timur sehingga nantinya dapat
ditetapkan sebagai RUPMP Kalimantan Timur dalam Peraturan Gubernur Kalimantan
Timur menjadi framework kerja inti dari BPPMD Provinsi Kalimantan Timur.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
8
BA B I I I V I S I DA N M I S I
3.1. VISI
Visi dan misi yang dituangkan dalam Rencana Umum ini diselaraskan dengan visi
dan misi RUPM Nasional sebagai satu bagian dokumen jangka panjang yang
terintegrasi. Adapun Visi RUPM Nasional sampai tahun 2025 adalah sebagai berikut:
“Penanaman Modal yang berkelanjutan dalam rangka Terwujudnya Indonesia yang
Mandiri, Maju, dan Sejahtera”
Dari visi tersebut dituangkanlah Misi RUPM Nasional sampai tahun 2025 adalah :
a. Membangun iklim penanaman modal yang berdaya saing
b. Mendorong diversifikasi dan peningkatan kegiatan ekonomi yang bernilai
tambah;
c. Mendorong pemerataan kegiatan perekonomian nasional
Badan Perijinan dan Penanaman Modal (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur
sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menyelenggarkan kegiatan di
wilayah perijinan dan penanaman modal menjabarkan tujuan dan sasaran kebijakan
kegiatan penanaman modal di Kalimantan Timur melalui suatu visi dan misi.
Visi Badan Perijinan dan Penanaman Modal (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur
ialah: "Menjadi institusi yang handal dan profesional untuk menarik dan
memfasilitasi investor menuju masyarakat Kalimantan Timur sejahtera".
Terdapat lima kata kunci yang terkandung di dalam visi tersebut yaitu:
a. Institusi yang handal, yaitu BPPMD Provinsi Kalimantan Timur mampu
memberikan pelayanan prima dalam hal penanaman modal.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
9
b. Profesional, yaitu Aparatur BPPMD Provinsi Kalimantan Timur bisa
menunjukan kinerja sesuai harapan masyarakat serta mampu melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya.
c. Memfasilitasi, yaitu BPPMD Provinsi Kalimantan Timur melakukan
koordinasi dengan instansi lain agar para investor tertarik untuk melakukan
investasi di Kalimantan Timur.
d. Investor, adalah penanam modal pada Sektor Swasta yang berfasilitas dan
tunduk pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal.
e. Masyarakat Kalimantan Timur Sejahtera, adalah suatu tatanan kehidupan
masyarakat yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, kecukupan dan
ketentraman lahir dan batin yang memungkinkan setiap anggota masyarakat
Kalimantan Timur dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.
3.2. MISI
Berdasarkan visi yang telah ditetapkan dan dengan memperhatikan evaluasi
pelaksanaan tugas selama ini maupun masukan dari para stakeholder, maka yang
ditetapkan sebagai Misi Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Propinsi
Kalimantan Timur adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan sistem pelayanan perijinan yang handal dan terpadu berbasis
teknologi informasi;
b. Meningkatkan perencanaan dan pengembangan penanaman modal sesuai dengan
potensi daerah;
c. Meningkatkan promosi yang berdaya saing dan kerjasama penanaman modal yang
tepat sasaran;
d. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan investasi PMDN/PMA;
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
10
e. Mewujudkan kualitas aparatur yang handal didukung ketersediaan sarana dan
prasarana penunjang.
Kegiatan BPPMD Provinsi Kalimantan Timur sangat berkaitan dengan bagian dari
sepuluh program prioritas yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yaitu:
a. Mengatasi keterbatasan akses permodalan;
b. Peningkatan pelayanan publik, khususnya pelayanan perijinan penanaman
modal;
c. Iklim investasi.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
11
BA B I V A R A H K E B I JA K A N P E N A N A M A N
M O DA L P ROV I N S I
4.1. ARAH KEBIJAKAN UMUM
ARAH kebijakan penanaman modal di Provinsi Kalimantan Timur harus sesuai
dengan RUPM Nasional yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi. Di samping itu, arah
kebijakan harus menopang rencana pembangunan jangka panjang (RPJPD) Kalimantan
Timur Tahun 2005-2025.
Adapun sasaran pokok pembangunan dalam RPJPD Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2005-2025 dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4.1. Keterkaitan RPJPD 2005-2025 (sesuai Perda Nomor 15 Tahun 2008)
No Tahapan Sasaran Akhir
1 RPJMD ke-I (2005-2008) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia sehingga dalam jangka panjang memiliki daya saing yang tinggi; pengembangan ekonomi diarahkan pada pembentukan struktur ekonomi yang mapan dan lebih berpihak pada rakyat banyak; infrastruktur dasar lebih mendukung arah pengembangan kawasan prioritas; pemerintahan provinsi dan kab/kota berjalan dengan lebih efisien & efektif, dan hukum lebih diutamakan, serta penataan ruang menjadi dasar kebijakan pembangunan dengan mengedepankan kelestarian alam & lingkungan
2 RPJMD ke II (2009-2013) Pemantapan perubahan struktur secara sosial ekonomi, sehingga pembangunan akan lebih diarahkan pada penguatan kualitas sumberdaya manusia,
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
12
pengembangan pertanian berbasis agribisnis dan agroindustri mulai berjalan, pengembangan perekonomian telah mengarah pada perbaikan struktur antara produk hulu-hilir.
3 RPJMD ke III (2014-2018) Pembangunan pada seluruh bidang yang dilakukan dengan konsisten selama dua periode telah menunjukkan pemantapan menuju masyarakat sejahtera, pemerataan hasil pembangunan telah dirasakan masyarakat. Kualitas SDM semakin meningkat, ketergantungan ekonomi pada sumber daya alam terbarukan semakin berkembang, dan struktur ekonomi semakin mantap. Prasarana dan sarana dasar pembangunan telah mencapai wilayah pedalaman,pemerintahan berjalan makin efisien,efektif dan transparan. Selanjutnya penataan ruang menjadi acuan pokok pembangunan wilayah, serta kualitas lingkungan secara global semakin terkendali & terus meningkat
4 RPJMD ke IV (2019-2023) Mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera di segenap wilayah dalam pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemantapan struktur ekonomi dengan partisipasi masyarakat yang seluas-luasnya, peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat,peningkatan efisiensi dan efektifitas,pemerintahan yang berbasis penegakan hukum,dan bersesuaian dengan rencana tata ruang wilayah berbasis ekonomi & ekologi.
Sumber: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur
Pemerintah Provinsi kini juga telah membuat suatu dokumen pendukung berupa
strategi kebijakan transformasi ekonomi pasca-migas dan batu bara dengan sebutan
“Visi Kaltim Maju 2030: Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi Hijau yang Berkeadilan
dan Berkelanjutan (Green Economy with Equity)”.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
13
Arah kebijakan yang disusun dalam dokumen ini pada dasarnya berusaha untuk
memantapkan visi tersebut. Terutama dalam mewujudkan terciptanya kuantitas dan
kualitas investasi yang masuk ke daerah Kalimantan Timur. Tujuannya ialah
menciptakanstruktur ekonomi yang kuat dan kokoh, berupa keseimbangan antara
sektor ekonomi berbasis sumber daya alam tidak terbarukan dengan yang terbarukan.
Keseimbangan sektor yang bersifat tradables dan non-tradables. Dan keseimbangan
antara pilar ekonomi, lingkungan, dan sosial demi terwujudnya pembangunan
berdasarkan prinsip ekonomi hijau. Arah kebijakan juga memperhatikan isu-isu yang
sudah terjadi maupun yang akan berpotensi terjadi dalam dinamika pembangunan
wilayah Kalimantan Timur.
Dalam merumuskan strategi pengembangan Rencana Umum Penanaman
Modal Daerah Kalimantan Timur, diperlulan analisis lingkungan baik internal maupun
eksternal secara cermat. Hasil analisis dituangkan dalam bentuk Matrik Internal dan
Eksternal (IE) serta Matrik Space (MS) sebagai berikut :
Tabel 4.2. Faktor Strategis Internal
Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
Kejelasan Grand Strategi Visi Jangka Panjang Kaltim 2030
Ketersediaan lahan dan komoditi unggulan
Situasi keamanan yang kondusif
Superioritas Wilayah.
Adanya kepastian hukum /regulasi yang pro penanaman modal
Kesiapan kelembagaan (BPMD) yang memadai
Kesiapan aparatur pemerintah yang berkompeten.
Kelemahan (W)
Keunggulan wilayah masih bersifat komparatif
Infrastruktur belum merata dan optimal
Ketidak merataan investasi
Tingginya biaya hidup (inflasi)
Terbatasnya tenaga terampil
RTRW yang belum tuntas
0,15 0,10 0,05 0,05 0,10 0,10 0,05
0,05 0,10 0,05 0,07 0,05 0,05
4 4 3 3 4 3 2
2 2 1 2 2 2
0,60 0,40 0,15 0,15 0,40 0,40 0,10
0,10 0,20 0,10 0,14 0,10 0,10
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
14
Standarisari pelayanan di daerah.
0,03 1
0,03
1,00 IE 2,82
MS 1,6
Tabel 4.3. Faktor Strategis Eksternal
Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang ( O )
Kesepakatan Pembangunan Kawasan
Regulasi Percepatan Pembangunan
Pembangunan yang Ramah Lingkungan
Pengembangan Energi Terbarukan
Ancaman ( T )
Degradasi Lingkungan
Bencana alam (banjir)
Meningkatnya daya saing daerah di luar Kaltim
Meningkatnya daya saing Negara-negara
Tetangga.
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,05
0,10
0,10
4
3
2
2
2
1
2
2
0,60
0,45
0,30
0,30
0,30
0,05
0,20
0,20
1,00 IE 2,40
MS 0,90
Berdasarkan analisis matrik SWOT, maka diperoleh nilai Internal Eksternal (IE)
sebesar 2,82 dan 2, 40 yang berarti bahwa kondisi Penanaman Modal Daerah
Kalimantan Timur (Kaltim) berada pada posisi Pertumbuhan dan Stabilitas. Artinya
secara internal faktor-faktor yang memberikan sinyal positif atau merupakan kekuatan
penanaman modal daerah secara akumulasi relatif besar. Demikian halnya dengan
faktor-faktor eksternal yang mendukung terjadi kegiatan penanaman modal di
Kalimantan Timur juga relatif besar atau kedua faktor internal dan eksternal di atas
nilai rata-rata. Secara grafis hasil analisis disajikan pada Gambar 4.1
Berdasarkan hasil analisis dengan Matrik Space (MS) diperoleh nilai sebesar 1,57
untuk sumber X dan 1,00 untuk sumbu Y atau kondisi Penanaman Modal Daerah
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
15
Kalimantan Timur berada pada posisi Agresif. Artinya faktor-faktor yang memberikan
sinyal atau menunjukkan kekuatan kondisi penanaman modal daerah menunjukkan
nilai yang positif atau masih lebih besar jika dibandingkan dengan faktor-faktor yang
melemahkan. Demikian halnya dengan faktor-faktor yang memberikan peluang untuk
berkembangnya penanaman modal di Kalimantan Timur juga menunjukkan nilai yang
positif atau masih lebih besar jika dibandingkan dengan faktor yang mengancam
keberlangsungan penanaman modal. Oleh sebab itu strategi yang tepat untuk
diterapkan dalam pengembangan penanaman modal di Kaltim adalah bersifat Agresif.
Terdapat konsistensi antara dua pendekatan baik menggunakan Matrik Internal dan
Eksternal (MIE) maupun Matrik Space (MS) dan keduanya mendukung adanya strategi
Pertumbuhan dan Stabilitas serta Agresif. Secara grafis hasil analisis disajikan pada
Gambar 4.2.
Total Skor Internal Kuat Rata-rata Lemah
4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi 3,0 Total Skor Eksternal 2,0
Rendah
1,0
Gambar 4.1. Analisis SWOT Matrik Internal dan Eksternal
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
16
3 Konservatif Agresif 2 1
1 2 3 Defensif Competitif
Gambar 4.2. Analisis SWOT Matrik Space
Untuk itu perlu disusun suatu arah dan strategi dengan melibatkan berbagai
pihak terkait. Selain itu, sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 tahun 2007
tentang Penanaman Modal, Pemerintah telah berkomitmen untuk mengembangkan
strategi dan kebijakan penanaman modal di Indonesia berdasarkan atas azas kepastian
hukum, keterbukaan, akuntabilitas, perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal
negara, kebersamaan, efisiensi dan berkeadilan, berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta keseimbangan antara kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.
Asas tersebut menjadi kebijakan pengembangan investasi di Kalimantan Timur
yang fokus pada lima sasaran strategis, yaitu :
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
17
Tabel 4.4. Sasaran Strategi Penanaman Modal di Kalimantan Timur No Sasaran Strategis Tujuan Akhir
1 Memberikan pelayanan yang lebih mudah dan cepat dalam penerbitan perijinan semua bidang usaha sesuai dengan peraturan dan ketentuan berlaku.
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
2 Mendorong pengembangan komoditi unggulan daerah dengan penyediaan informasi potensi unggulan daerah menjadi produk unggulan yang memiliki nilai tambah yang tinggi
Menciptakan lapangan kerja; Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan; Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional
3 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berbasis kerakyatan
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat; Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional; Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan
4 Mendorong pertumbuhan lapangan kerja yang berorientasi produk ketahanan pangan
Menciptakan lapangan kerja; Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan
5 Mendorong realisasi investasi PMA dan PMDN
Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri
Sumber: LAKIP BPPMD Provinsi Kalimantan Timur, 2012
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur perlu mengacu kepada Rancangan Umum Penanaman Modal
sehingga terbangun keterpaduan dan konsistensi arah perencanaan penanaman modal
dengan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sehingga sesuai dengan Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman Modal yang
menjadi tujuh arah kebijakan penanaman modal di Provinsi Kalimantan Timur yaitu
sebagai berikut:
a. Perbaikan Iklim Penanaman Modal;
b. Persebaran Penanaman Modal;
c. Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur dan Energi;
d. Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan (Green Investment);
e. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK);
f. Pemberian Fasilitas, Kemudahan dan Insentif Penanaman Modal; dan
g. Promosi Penanaman Modal.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
18
4.2. ARAH 1: PERBAIKAN IKLIM PENANAMAN MODAL
4.2.1. Strategi I: Menjaga dan meningkatkan kondusifitas wilayah
Kalimantan Timur termasuk wilayah paling kondusif di Indonesia dari sisi iklim
investasi. Tendensi ini ditandai sangat positif dengan tingginya PMDN (domestic direct
investment/DDI) dan PMA (foreign direct investment/FDI). Kita lihat pada Tabel. 2.1. bahwa
perkembangan realisasi investasi (PMDN dan PMA) di Kalimantan Timur terus meningkat
tajam. Pada tahun 2008, total investasi masih sebesar 449 miliar rupiah. Namun, pada akhir
2012, sudah mencapai 30,47 triliun.
Tabel 4.5. Realisasi PMDN dan PMA Investasi di Kalimantan Timur Tahun 2008-2012 (dalam juta rupiah)
Tahun PMDN PMA Total
2008 254.973,56 194.063,98 449.037,54
2009 1.523.515,40 2.293.894,62 3.817.410,02
2010 7.881.289,78 9.767.467,47 17.648.757,25
2011 16.196.330,39 12.585.495,72 28.781.826,11
2012 22.770.000,00 7.700.000,00 30.470.000,00
Sumber: diolah dari Kaltim Dalam Angka Tahun 2008 – 2012
Tabel 4.6. Data Eksisting Realisasi Investasi Kategori PMDN PMA
Nilai 4.84 triliun 1.22 triliun
Jumlah Proyek 24 78
Sektor usaha
Industri kimia dasar dan
barang kimia; tanaman
pangan dan perkebunan; perdagangan dan reparasi
Tanaman pangan dan perkebunan;
jasa lainnya; pertambangan;
industri makanan; kawasan industri
Sumber: Kaltim dalam Angka, 2012
Positifnya perkembangan dan nilai investasi ini disebabkan semakin mudahnya pola
perijinan keberhasilan bidang investasi daerah karena kemudahan proses perizinan dan
penanaman modal kepada investor. Sebab, sejak tahun 2010, Kalimantan Timur telah
menerapkan sistem atau pola pelayanan perizinan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)
melalui Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi. Selain juga
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
19
ditunjang oleh semakin mudahnya akses informasi dari pemerintah dan badan setempat dalam
mempromosikan keunggulan sektor ekonomi dan komoditas daerah.
Data menunjukkan bahwa hingga tahun 2013 iklim investasi di Kalimantan Timur
terus meningkat. Akan tetapi dalam pelaksanaannya di lapangan kerap muncul
permasalahan yang dihadapi investor. Di antaranya masih sering terjadi tumpang
tindih izin, masalah ganti rugi lahan dan tanam tumbuh, masalah tata batas desa,
program plasma, masalah infrastruktur, transportasi, dan birokrasi perijinan. Peran
BPPMD ke depan harus dapat memfasilitasi masalah yang dihadapi perusahaan
dengan membentuk Satuan Tugas Bidang Penanaman Modal.
Gambar 4.3. Realiats Permasalahan Investor
Investasi merupakan suatu keputusan bisnis yang memegang peran vital dalam
suatu perekonomian. Keputusan melakukan investasi umumnya dipengaruhi oleh
faktor keamanan, kepastian hukum, ketersediaan tenaga kerja, mutu pelayanan,
kepastian lahan dan kepastian berusaha. Iklim yang kondusif berkorelasi langsung
dengan tingkat pertumbuhan minat investasi.
Masalah di
lapangan
Tumpang tindih
izin
Ganti rugi
lahan
Tanam tumbuh
Tata batas desa
infrastruktur jalan
Birokrasi perijinan
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
20
4.2.2. Strategi II: Memudahkan Skema Perijinan dan Kepastian Hukum
Kepastian hukum merupakan kekuatan utama yang menjamin keamanan
berinvestasi di daerah. Provinsi Kalimantan Timur, melalui kelembagaan BPPMD wajib
memfasilitasi dan menjamin keberlangsungan kegiatan penanaman modal. Penerapan
sistem Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) harus terus dipertahankan dan
ditingkatkan kualitasnya. Sistem ini sudah mulai diimplementasi percontohannya sejak
tahun 2009 seiring dengan keluarnya Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 17
Tahun 2011. Kemudian diperkuat lagi dengan Peraturan Kepala BKPM No. 7 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Fungsi PTSP Bidang Penanaman Modal.
Dengan penguatan pada PTSP ini kegiatan perijinan investasi lebih jelas, cepat,
dan pada akhirnya akan berpengaruh pada efektifitas kelembagaan dalam rangka
realisasi investasi di Kalimantan Timur. Misalnya pada tahun 2008 hingga 2009
perkembangan investasi bergerak lamban, hanya Rp 3,27 triliun dan meningkat jadi Rp
6,3 triliun. Namun semenjak PTSP diterapkan, realisasinya meningkat menjadi Rp 17,88
triliun pada 2010 dan Rp 28,32 triliun pada 2011.
Selanjutnya yang juga merupakan kekuatan bagi iklim penanaman modal di
Provinsi Kalimantan Timur adalah adanya perbaikan regulasi yang semakin
mempermudah proses dan menyederhanakan rentang waktu pelayanan investasi di
Indonesia. Di antaranya adalah:
a. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana umum Penanaman
Modal;
b. Peraturan Kepala BKPM No. 5 Tahun 2013 Tentang Pedoman dan Tata Cara
Perijinan dan Non Prizinan Penanaman Modal;
c. Perka BKPM No. 3 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal;
d. Peraturan Kepala BKPM No. 7 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Fungsi
PTSP Bidang Penanaman Modal;
Konsistensi dan implementasi daripada peraturan tersebut lebih pasti, lebih cepat, dan
membuat investor semakin mudah merealisasikan kegiatannya.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
21
4.2.3. Strategi III: Kepastian kualitas dan pasokan tenaga kerja
Isu yang menjadi perhatian di Kalimantan Tmur adalah isu terkait dengan kualitas
dan pasokan tenaga kerja yang mendukung jenis dan pola investasi yang ada. Kualitas
tenaga kerja berpengaruh kepada spesifikasi kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan.
Karena arah pembangunan sektor Kalimantan Timur ke depan adalah bersandar pada
sektor yang renewable (bisa diperbaharui). Di antaranya adalah sektor pertanian dalam
arti luas, sektor industri manufaktur berbahan dasar pertanian (agroindustri), dan
sektor jasa-jasa dan perhotelan. Maka karakteristik tenaga kerja yang memenuhi
tuntutan pasar pada sektor-sektor tersebut sangat penting.
Data menunjukkan bahwa lulusan SLTP paling besar (84%), berbanding jauh
dengan lulusan SLTA (10%) dan perguruan tinggi (5%). Berdasarkan data dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013), ada kecenderungan lulusan SMK
(sekolah menengah kejuruan) semakin diminati pasar kerja. Lulusan perguruan tinggi
(diploma dan sarjana) juga demikian. Karenanya strategi ke depan ialah bagaimana
investasi dapat seiring memenuhi tuntutan spesifikasi tenaga kerja dari sektor
ekonomi.
Gambar 4.4. Komposisi Tingkat Pendidikan Angkatan Kerja di Kaltim
Dengan basis ekonomi wilayah yang padat modal serta membutuhkan
kemampuan yang cukup tinggi, maka kondisi pasar tenaga kerja lokal di wilayah
Kalimantan Timur termasuk rentan dalam memenuhi spesifikasi tenaga kerja yang
dibutuhkan sektor basis. Untuk mendukung maksud tersebut, seringkali tenaga kerja
SD1%
SLTP84%
SLTA10%
Perguruan Tinggi
5%
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
22
lokal tidak mampu memenuhi permintaan. Banyak perusahaan-perusahaan swasta
yang akhirnya mengambil tenaga kerja dari luar daerah. Pada titik ini, biaya
perusahaan untuk mendatangkan pekerja dari luar daerah tentu saja merupakan high
cost economy, sehingga pada akhirnya minat investor untuk beroperasi di daerah
Kalimantan Timur menjadi turun.
Hal ini berpotensi mengurangi minat atau setidaknya justru menghambat
investasi baru yang masuk, karena investor akan berpikir bahwa biaya awal atau
ekspansi usaha memerlukan tambahan faktor produksi (tenaga kerja dan modal) yang
besar.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa tenaga kerja yang terserap di sektor
basis pertambangan adalah sebesar 10,2%, sementara sektor yang paling banyak
menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian (28,6%) diikuti sektor perdagangan
(22.9%) dan sektor jasa (19.4%). Walaupun kemampuan sektor tambang dalam
menyumbang PDRB sangat tinggi yakni sebesar 54,9% pada tahun 2012, namun daya
serapnya termasuk rendah. Hal itu disebabkan sektor ini merupakan sektor dengan
padat model serta membutuhkan skil yang cukup tinggi dari tenaga kerjanya.
Gambar 4.5. Distribusi Penyerapan Tenaga Kerja dan Share Ekonomi di Kaltim
28,86
10,25,3
0,45,4
22,9
4,8 3
19,4
5,9
47,9
24,7
0,32,8 8,1
3,7 2,3 4,2
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
23
4.2.4. Strategi V: Kepastian lahan dan usaha
Isu strategis yang juga menjadi faktor penghambat adalah kejelasan status tata
ruang wilayah dan lahan khususnya yang berkenaan dengan Kawasan Budidaya
Kehutanan (KBK) menjadi Kawasan Budidaya Non-Kehutanan (KBNK). Nilai realisasi
investasi di Kaltim memang terus meningkat setiap tahunnya. Namun terkadang ketika
investasi berada pada tahapan implementasi, terkendala dengan status kepastian tata
ruang dan lahan yang simpang-siur. Akibatnya investor dirugikan dan ini berpengaruh
terhadap kolega investor yang lain yang berminat menanamkan modalnya di
Kalimantan Timur. Ketidakjelasan status lahan juga menimbulkan munculnya konflik
sosial di lapangan, misalnya pada kasus perkebunan sawit. Ke depan diperlukan
adanya kepastian dalam perencanaan induk RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) di
Kalimantan Timur yang dapat menjadi landasan bagi RTRW di level Kabupaten/Kota
untuk menjelaskan peta guna lahan jangka panjang ke investor yang berminat
menanamkan modalnya di daerah ini.
Gambar 4.6. Pola Struktur Ruang dan Pemanfaatan Ruang Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2004-2019
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
24
4.3. ARAH 2: PERSEBARAN PENANAMAN MODAL
4.3.1. Strategi I: Memperluas Cakupan Investasi di Wilayah Kabupaten
Salah satu isu terkait penanaman modal di Kalimantan Timur ialah karena masih
terkonsentrasinya investasi pada wilayah perkotaan dibandingkan kabupaten.
Berdasarkan hasil kajian akademis Tim Penyusun Naskah Akademis dari Universitas
Mulawarman, terdapat beberapa faktor yang menghambat yaitu pertama, tidak
seimbangnya infrastruktur kota-kabupaten; kedua, kepadatan penduduk yang sangat
timpang antar-kabupaten/kota, dan ketiga, lemahnya promosi investasi pada sektor-
sektor potensial di daerah.
Dari Tabel 4.1., Kota Balikpapan, Samarinda, dan Bontang adalah wilayah dengan
konsentrasi penduduk terpadat di Provinsi ini. Wilayah kabupaten dengan luas 99,17
persen dari wilayah Kalimantan Timur dihuni oleh sekitar 54,35 persen dari total
penduduk Kalimantan Timur. Adapun selebihnya, 45,65 persen menetap di daerah
kota dengan luas hanya 0,83 persen dari luas wilayah Kalimantan Timur seluruhnya.
Tabel 4.7. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kalimantan Timur per Kabupaten/Kota Tahun 2011
Kabupaten/Kota Luas Wilayah
(Km2) Kepadatan (per Km2)
Paser 10,745 22
Kutai Barat 30,694 6
Kutai Kartanegara 25,716 25
Kutai Timur 31,735 8
Berau 21,952 8
Penajam Paser Utara 3,132 47
Balikpapan 504 1,148
Samarinda 695 1,087
Bontang 163 915
Sumber: Kaltim dalam Angka, 2012
Untuk itu arah kebijakan yang perlu dilakukan dalam rangka pemerataan
persebaran penanaman modal di daerah adalah dengan melakukan percepatan
pembangunan infrastruktur di wilayah kabupaten, terutama Jalan, Listrik, Pelabuhan,
dan Bandara, pada wilayah kabupaten seperti Kutai Timur, Kutai Barat, dan wilayah
perbatasan.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
25
4.3.2. Strategi II: Memecah Konsentrasi Sektor Ekonomi melalui Persebaran
Investasi kepada Sektor Ekonomi Berbasis Sumber Daya Alam Terbarukan
Struktur ekonomi Kalimantan Timur terkonsentrasi pada sektor primer dan
sekunder. Sektor primer umumnya diisi oleh sektor pertambangan minyak dan gas,
serta batu bara. Peranan sektor pertambangan dan penggalian cenderung meningkat
dari hanya 36,2 persen pada tahun 2001, menjadi 50,5 persen pada tahun 2011.
Sementara sektor sekunder, didominasi oleh industri pengolahan hasil-hasil tambang
minyak dan gas.
Diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012 maka Provinsi Kalimantan
Timur dimekarkan menjadi dua provinsi yaitu Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Struktur ekonomi Kalimantan Timur sebelum adanya Kalimantan Utara dan sesudah
adanya Kalimantan Utara tidak mengalami perbedaan yang berarti. Sektor primer dan
sekunder masih tetap mendominasi dengan karakteristik berbasis sumber daya alam
tidak terbarukan (non-renewable resources).
Gambar 4.7. Struktur Ekonomi Kalimantan Timur (di luar Kaltara)
Pada Tabel di atas, dapat kita lihat bahwa sektor pertambangan dan penggalian
terus meningkatkan peranannya, sementara industri pengolahan justru semakin
menurun peranannya selama 2001-2011. Industri pengolahan sendiri didominasi
industri pengolahan migas. Adapun industri pengolahan non-migas hanya
Pertanian5%
Pertambangan42%
Industri35%
Listrik Gas dan
Air0%
Konstruksi4%
Perdagangan7%
Pengangkutan3%
Keuangan2%
Jasa-jasa2%
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
26
berkontribusi sebesar rata-rata 5,3 persen. Strategi penanaman modal ke depan harus
bisa meningkatkan partisipasi sektor lain di luar dari sektor dominan yang ada. Dengan
harapan agar terjadi keseimbangan antara antara sektor ekonomi berbasis sumber
daya alam tidak terbarukan dengan yang terbarukan.
Tabel 4.8. Struktur Ekonomi Sektor Pertambangan dan Industri di Kalimantan Timur
Sumber: Visi Kaltim 2030, Bappeda Provinsi Kaltim 2012
Bukti kelemahan utama dari kondisi penanaman modal di Kalimantan Timur
adalah dari segi struktur ekonomi masih didominasi ekspor barang alam. Jika kita lihat
dari grafik, maka posisi investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto/PMTB) di
Kalimantan Timur masih sebesar 7 persen. Diikuti konsumsi (7%);
pengeluaran/konsumsi pemerintah (4%). Kegiatan ekspor menguasai setidaknya 82
persen struktur ekonomi Kalimantan Timur rata-rata selama tahun 2001-2012.
Keadaan ini sebenarnya cukup baik jika barang yang diekspor adalah barang-barang
hasil kegiatan industri. Hanya saja, kondisinya ialah barang yang diekspor adalah
barang alam berupa hasil hutan, tambang, dan perkebunan (sawit) yang umumnya
bersifat raw-material dan tidak diolah.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
27
Tabel 4.9. Porsi Sektor Ekonomi (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan di Kaltim, Tahun 2005-2009
No Porsi Sektor
Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
1 Agriculture, Livestock, Forestry and Fisheiy 6.72 6.76 6.76 6.57 6.49
2 Mining and Quarrying 38.14 38.60 38.95 39.32 40.84
3 Manufacturing Industries 36.28 34.39 32.47 31.98 29.97
4 Electricity, Gas and Water Supply 0.29 0.30 0.31 0.31 0.32
5 Construction 2.93 3.07 3.39 3.48 3.72
6 Trade, Hotel and Restaurant 7.00 7.73 8.26 8.15 8.46
7 Transport and Communication 4.48 4.81 5.14 5.29 5.58
8 Finance, Real Estate and Business Services 2.31 2.45 2.79 2.92 3.10
9 Services 1.86 1.88 1.93 1.98 2.05
Sumber: Kalimantan Timur dalam Angka, BPS (data diolah)
Gambar 4.8. Rerata Struktur Ekonomi Kalimantan Timur (2001-2012)
Jika dilihat berdasarkan rata-rata investasi per sektoral (primer, sekunder, tersier),
perilaku penanam modal di Kalimantan Timur terkonsentrasi di seluruh sektor, meskipun
terlihat pada PMDN terjadi peningkatan investasi pada sektor sekunder. Investasi PMDN
selama tahun 2009-2011, rata-rata adalah sebesar Rp 3,3 trilyun rupiah dengan proporsi 38,74
persen dari seluruh sektor terkonsentrasi di sektor tersier. Sementara investasi PMA rata-rata
adalah sebesar 351 juta US$ dolar dengan proporsi 38,74 persen dari seluruh sektor
terkonsentrasi di sektor primer.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
28
Tabel 4.10. Realisasi PMDN Kalimantan Timur Menurut Sektor Tahun 2009-2011 (dalam juta rupiah)
Tahun
Sektor Primer Sektor Sekunder Sektor Tersier
Nilai Proporsi
(%) Nilai
Proporsi (%)
Nilai Proporsi
(%)
2009 8.405,50 0,55% 48.583,00 3,19% 1.466.526,90 96,26%
2010 3.407.055,53 43,23% 925.283,41 11,74% 3.548.950,84 45,03%
2011 3.914.548,55 24,17% 7.378.102,45 45,55% 4.903.679,40 30,28%
Rata-Rata
2.443.336,53 28,63% 2.783.989,62 32,62% 3.306.385,71 38,74%
Sumber: Kaltim Dalam Angka 2010-2012 (data diolah)
Tabel 4.11. Realisasi PMA Kalimantan Timur Menurut Sektor
Tahun 2009-2011 (dalam ribu dolar USA)
Tahun
Sektor Primer Sektor Sekunder Sektor Tersier
Nilai Proporsi
(%) Nilai
Proporsi (%)
Nilai Proporsi
(%)
2009 - 0,00% 95,96 0,04% 252.953,84 99,96%
2010 675.675,51 68,34% 183.135,82 18,52% 129.898,80 13,14%
2011 378.894,99 28,11% 267.052,34 19,81% 702.113,47 52,08%
Rata-Rata
351.523,50 40,72% 150.094,71 17,39% 252.953,84 41,89%
Sumber: Kaltim Dalam Angka 2010-2012 (data diolah)
Dari tabel 4.7 dan 4.8 selama kurun waktu tahun 2009-2011 terlihat bahwa pada PMDN,
sektor sekunder terus menunjukan peningkatan meskipun secara proporsi rata-rata masih
terkonsenterasi pada sektor teriser. Sedangkan pada PMA, investasi terkonsenterasi pada
sektor primer. Jadi berdasarkan data tersebut, potensi investasi pada PMDN ada pada sektor
sekunder dan tersier, sedangkan PMA ada pada sektor primer.
Tabel 4.12. Rata-Rata Realisasi PMDN dan PMA Kalimantan Timur Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2009-2011
Kabupaten/Kota PMDN
(dalam juta rupiah) PMA
(dalam ribu dolar USA)
Bontang 2.901.100,17 283.977,38
Kutai Kartanegara 2.116.123,60 52.266,84
Samarinda 893.477,59 25.897,10
Nunukan 828.242,20 13.062,53
Kutai Timur 759.584,86 67.236,66
Berau 382.355,46 104.674,67
Balikpapan 254.753,26 185.183,30
Bulungan 202.348,10 35.198,04
Paser 151.806,85 3.761,50
Penajam Paser Utara 21.964,67 340,33
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
29
Kabupaten/Kota PMDN
(dalam juta rupiah) PMA
(dalam ribu dolar USA)
Tarakan 21.964,30 -
Kutai Barat - 56.348,50
Tana Tidung - 35.333,33
Malinau - - Sumber: Kaltim Dalam Angka 2010-2012 (data diolah)
Investasi PMDN dan PMA menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur selama kurun waktu
tiga tahun terakhir 2009-2011 menunjukan bahwa rata-rata investasi PMDN rata-rata terbesar
ada pada wilayah-wilayah yang menjadi lumbung energi di Kalimantan Timur yaitu Bontang
dan Kutai Kartanegara. Sedangkan untuk PMA ada di wilayah Bontang dan Balikpapan.
Struktur ekonomi Kalimantan Timur dapat kita lacak menggunakan distribusi PDRB Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK). Dari proksi ini, struktur ekonomi Kalimantan Timur didominasi
oleh sektor pertambangan (37 persen) dan industri pengolahan migas (35 persen) yang
umumnya merupakan sektor yang berorientasi ekspor. Gambar 4.7. menunjukkan kepada kita
bahwa selama tahun 2000 – 2010, struktur ekonomi dikuasai oleh kedua sektor tersebut.
Sektor pertanian menyumbangkan porsi yang sangat kecil (7 persen).
Gambar 4.9. Distribusi PDRB ADHK Kalimantan Timur
Tahun 2000-2010
Dari fakta mengenai struktur perekonomian Kalimantan Timur ini ada beberapa
kesimpulan yang bisa kita uraikan: Pertama, ekonomi Kalimantan Timur sangat bergantung
pada sektor tambang dan migas dan karena itu pula sangat bergantung pada permintaan
eksternal. Ini tentunya merupakan salah satu sumber devisa asing bagi Indonesia dan
Kalimantan Timur. Namun ini juga mengindikasikan bahwa perekonomian Kalimantan Timur
7%
37%
35%
0.31%
3.03%5.77% 12%
PertanianPertambangan dan PenggalianIndustri PengolahanListrik dan Air bersihBangunanPengangkutan dan KomunikasiJasa-jasa, Keuangan, Perdagangan
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
30
secara signifikan tergantung pada harga dunia untuk produk minyak, gas, batubara dan
termasuk hutan. Fluktuasi pada harga dunia untuk produk-produk tersebut akan menekan
stabilitas ekonomi Kalimantan Timur secara siginifikan. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa
perekonomian Kalimantan Timur bisa dikatakan sebagai perekonomian besar kapasitasnya
dalam mendatangkan devisa, namun rapuh terhadap tekanan dari luar (external shock).
Kedua, karena besarnya dominasi sektor tambang dan migas dalam PDRB, maka
merupakan fakta bahwa naik turunnya kualitas produksi dan kinerja sektor-sektor inilah yang
paling menentukan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur. Di mana ketika sektor ini
mengalami resesi, maka pertumbuhan ekonomi juga akan turun. Sebaliknya jika sektor ini
mengalami booming, maka pertumbuhan ekonomi juga positif dan tinggi.
Untuk itu, berkaca pada kenyataan tersebut, sebaiknya Kalimantan Timur
mengembangkan sektor-sektor ekonomi lain sebagai sumber lokomotif ekonomi baru. Dari
gambar 4.7 kita dapat melihat bahwa sektor jasa, keuangan, dan perdagangan merupakan
sektor yang potensial kontribusinya terhadap perekonomian daerah yaitu 12 persen. Akan
tetapi, karakteristik sektor jasa, keuangan, dan perdagangan adalah sektor non-tradable, yang
umumnya domestic oriented, tidak membawa devisa, memiliki kandungan impor yang tinggi
dan cenderung mengikuti perkembangan permintaan (daya beli) masyarakat. Sektor pertanian
(dalam arti luas termasuk perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan) adalah sektor
paling potensial di Kalimantan Timur mengingat masih besarnya kapasitas asset sumber daya
ini (aktiva).
Secara lebih lengkap, hasil analisis Tim Penyusun BPPMD Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2013 telah memetakan komoditi/sub-sektor unggulan yang memiliki daya ungkit
(keterkaitan ekonomi ke depan dan ke belakang) berdasarkan kuadrannya sebagai berikut
(lihat Tabel 4.10) dan berdasarkan dimensi kewilayahannya (lihat Lampiran 3)
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
31
Tabel 4.13. Kelompok Sektor-sektor Ekonomi menurut Derajat Kepekaan dan Daya penyebaran Tabel Input-Output Kalimantan Timur Tahun 2009
IInnddeekkss
DDeerraajjaatt
KKeeppeekkaaaann
IInnddeekkss DDaayyaa PPeennyyeebbaarraann
TTiinnggggii RReennddaahh
TTiinnggggii
Unggulan (8) 7. Kelapa Sawit 24.Industri Kertas 25.Industri Pupuk 30. Listrik 32. Bangunan 33. Perdagangan 36. Angkutan Darat 40. Jasa Penunjang Angkutan
Potensial (8) 1. Padi 11. Kayu 15. Pertambangan Migas 19. Industri Pengilangan Minyak Bumi 41. Komunikasi 42. Bank 45. Jasa Perusahaan
4499.. JJaassaa PPeerroorraannggaann
RReennddaahh
Potensial (14) 21. Industri Makanan 22. Industri Tekstil, Barang Kulit 23. Industri Kayu dan Hasil Hutan 26. Industri Semen 28. Industri Alat Angkutan 29. Industri Barang Lainnya 31. Air Minum 34. Restoran 35. Hotel 37. Angkutan Sungai 38. Angkutan Laut 39. Angkutan Udara 47. Jasa Soskem 48. Jasa Hiburan dan Rekreasi
Tertinggal (20) 2. Ketela Pohon 3. Sayuran 4. Buah-buahan 5. Tabama Lainnya 6. Lada 8. Perkebunan Lainnya 9. Ayam Ras 10. Peternakan Lainnya 12. Hasil Hutan Lainnya 13. Perikanan Laut 14. Perikanan Darat 16. Batu Bara 17. Pertambangan Non Migas 18. Penggalian 20. LNG 27. Industri Logam Dasar, Besi Baja 43. Lembaga Keuangan Bukan Bank 44. Jasa Persewaan 46. Jasa Pemerintahan 50. Sektor Lainnya
Sumber data: Tabel Input-Output Kalimantan Timur Tahun 2009
Berdasarkan data dari Bappeda (2013), skenario yang diterapkan adalah
meminimalkan produksi sektor pertambangan ke industri. Berdasarkan data empiris,
sektor Industri cenderung terus menurun dengan proporsi di tahun 2030 sebesar 9%.
Sedangkan sektor pertanian hanya mampu berkontribusi sebesar 4%. Sektor
pertambangan walaupun mendominasi, tetapi proporsinya tidak bergerak dari 51 %
seperti pada tahun 2012. Dengan skenario transformasi, sektor industri akan menjadi
basis ekonomi utama Kaltim dengan proporsi sebesar 42%. Sementara, sektor
perdagangan dan jasa akan menempati proporsi kedua dengan 20%, sedangkan sektor
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
32
tambang di urutan ketiga dengan 17% dan pertanian di urutan ke 4 dengan proporsi
sebesar 10%. Caranya ialah dengan mengembangkan industri-industri turunan dari
sektor-sektor perkebunan, tanaman pangan dan pertambangan.
Gambar 4.10. Hasil Akhir Struktur Ekonomi Kalimantan Timur Berdasarkan Skenario Visi 2030
Sumber: Bappeda (2013)
Strategi inti (grand strategy) pembangunan ekonomi yang diusung oleh Pemprov
Kaltim dalam visi jangka panjang 2030 mengambil tema pokok: “Pembangunan
Kalimantan Timur Hijau yang Berkeadilan dan Berkelanjutan.” Hal yang mengarah
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
33
pada pembangunan berkeadilan dan berkelanjutan diimplementasikan dengan dua
pendekatan:
(i) Pembangunan yang merata dan tersebar dengan membuat strategi kawasan-
kawasan industri unggulan untuk setiap masing-masing Kabupaten/Kota;
(ii) Dengan menggeser paradigma pembangunan yang bersandar pada eksploitasi
sumber daya alam semata ke pengembangan kegiatan ekonomi yang bernilai
tambah. Direncanakan dengan mendirikan industri eksisting (minyak bumi,
pupuk, gas, crude palm oil (CPO) dan batubara) dan membangun industri
berbasis pertanian.
4.3.3. Strategi III: Pengembangan Sentra-sentra Ekonomi Baru dengan
Mengadopsi Strategi Kawasan Klaster Industri Unggulan
Arah penanaman modal di Provinsi Kalimantan Timur ke depan adalah
menerapkan sistem klaster industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan tersebut disertai dengan penguatan
konektivitas antar pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan antara pusat pertumbuhan
ekonomi dengan lokasi kegiatan ekonomi serta infrastruktur pendukungnya. Secara
keseluruhan, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan konektivitas tersebut
menciptakan Koridor Ekonomi Indonesia. Peningkatan potensi ekonomi wilayah
melalui koridor ekonomi ini menjadi salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama).
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
34
Gambar 4.11. Pola Pengembangan Koridor Ekonomi
Adapun sentra-sentra kawasan ekonomi potensial yang dijadikan pusat-pusat
pertumbuhan (sistem klaster) ditetapkan berdasarkan wilayah kabupaten/kota
masing-masing. Rinciannya dapat diuraikan pada Tabel berikut:
Tabel 4.14. Sentra-sentra Kawasan Ekonomi Potensial
No Kawasan Keterangan
1 Kawasan Agroindustri Maloy Bertempat di Kutai Timur yang menampung pengembangan kegiatan agribisnis
2 Kawasan Industri Kariangau Bertempat di Balikpapan yang akan dijadikan pusat industri wilayah selatan
3 Kawasan Industri Api-Api Bertempat di Penajam Paser Utara
4 Kalimantan Timur Industrial Estate Terletak di Tanjung Harapan, Kota Bontang, sebagai kawasan industry
5 Kawasan Industri Pariwisata Terletak di Berau, dengan wisata bahari
6 Kawasan Ekonomi Terpadu (Kapet) Sasamba
Sebagai kawasan ekonomi terpadu yang menghubungkan Samarinda-Sanga-Sanga-Muara Jawa dan Balikpapan, bagi pengembangan agribisnis, industri, dan jasa
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
35
Sesuai dengan Visi Kalimantan Timur 2030, terdapat dua strategi yang dilakukan
untuk mengembangkan sentra-sentra ekonomi baru yaitu:
a. Mempercepat dan mengembangkan industri yang sudah ada (eksisting), yaitu
industri pengilangan minyak, industri pupuk, industri gas, usaha pertambangan
batu bara dan Crude Palm Oil;
b. Membangun dan mengembangkan industri berbasis pertanian dengan
pendekatan skala dan klaster industri.
Penanaman modal di Provinsi Kalimantan Timur ke depan harus memasukkan
dimensi kewilayahan agar tercapai suatu pemerataan pembangunan dan mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah. Searah dengan Peraturan Presiden 32 Tahun 2011
tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI), Gubernur Kalimantan Timur menetapkan tujuh kawasan klaster industri
unggulan di Kalimantan Timur. Di antaranya adalah:
a. Kawasan Industri Kariangau di Balikpapan;
b. Kawasan Industri Jasa & Perdagangan di Samarinda;
c. Kawasan Industri Petrokimia di Bontang;
d. Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) dari Turunan Sawit dan
Oleochemical Maloy, di Kutai Timur;
e. Kawasan Industri Pariwisata Pula Derawan dan sekitarnya, di Berau;
f. Kawasan Industri Delta Kayan Food Estate, di Bulungan;
g. Kawasan Industri Strategis Perbatasan, di Kabupaten Mahakam Hulu (Mahulu).
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
36
Gambar 4.12. Kawasan Industri Unggulan Kalimantan Timur dengan Dimensi Kewilayahan
Kawasan Industri Kariangau
Dalam kerangka kebijakan regional kota Balikpapan, untuk menunjang sektor
industri nonmigas, telah merencanakan pembangunan Kawasan Industri Kariangau
(KIK) seluas 1.989,54 hektar yang terletak di Kecamatan Balikpapan Barat. Kawasan ini,
diproyeksikan sebagai kawasan pelabuhan peti kemas utama industri maju, yang
terletak di tepi Teluk Balikpapan.
Kawasan Industri Kariangau (KIK) telah ditetapkan sebagai kawasan yang
dikonsentrasikan untuk kegiatan industri di kota Balikpapan. Untuk menunjang
pengembangan wilayah Kawasan Industri Kariangau, telah direncanakan jaringan
transportasi dengan tiga pintu, yaitu :
a. Ke arah timur ; melalui jaringan jalan darat KM 13, yang akan menghubungkan
wilayah ini dengan jaringan jalan propinsi (Balikpapan Samarinda)
b. Ke arah barat ; melalui Pelabuhan Teluk waru
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
37
c. Ke arah utara; melalui Pelabuhan Teluk Balikpapan
Gambar 4.13. Skema Pelabuhan dan Kawasan Industri Kariangau Balikpapan
Kegiatan yang akan berada di Kawasan Industri Kariangau dapat digolongkan
menjadi 2 kegiatan besar yaitu kegiatan (1) industri dengan fasilitas pendukungnya
serta (2) kegiatan non-industri yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan industri
yang ada.
a. Kegiatan Industri; Kegiatan industri merupakan kegiatan-kegiatan utama yang
akan menempati lahan yang cukup luas.
b. Pergudangan
c. Pelabuhan Laut; Kawasan Industri Kariangau akan dilengkapi dengan pelabuhan
laut untuk angkutan barang, khususnya barang-barang hasil produksi yang
dilengkapi dengan peralatan bongkar muat dan peti kemas.
d. Fasilitas Pemadam Kebakaran
e. Instalasi Pengolahan Limbah; Seluruh kawasan industri akan dibangun pengolah
limbah terpadu.
f. Fasilitas Umum; Kegiatan industri membutuhkan beberapa fasilitas umum
seperti bank, poliklinik, kantor pos, kafetaria/restoran, pertokoan dan fasilitas
peribadatan.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
38
Tabel 4.15. Rencana Pembangunan Industri di Kawasan Kariangau
No Bahan Mentah Komoditi
1 Batu bara Briket batu bara
2 Minyak dan gas a. Methanol: MTBE, asam semut, asam cuka, formal resin
b. Amonia: Urea, Melamine, Melamine Ware c. Olefin: Ethylene, Prophylene, Butadin,
Carbon Balack d. Arimatik: Benzene, Toluene, Xylene
3 Sawit Industri CPO, Minyak sawit, mentega, kosmetik
4 Karet Barang-barang dari bahan baku karet
5 Ikan dan udang Udang beku, ikan beku, dan sejenisnya
6
Kawasan KIPI Maloy
Kawasan ini diarahkan sebagai pusat pengolahan kelapa sawit, oleo chemical,
dan industri turunannya. Terletak di Kecamatan Sangkulirang dan Kaliurang,
Kabupaten Kutai Timur.
KIPI Maloy diharapkan akan menunjang misi Kalimantan Timur dalam jangka
panjang yaitu “mentransformasi ekonomi berbasis migas dan tambang kepada
kekuatan ekonomi berbasis non-migas”. Kesadaran bahwa keberadaan sumber daya
alam yang potensial adalah perkebunan dengan komoditas kelapa sawit dan potensi ini
sangat realistis karena adanya dukungan ketersediaan lahan. Berdasarkan data dari
Dewan Minyak Sawit Indonesia (2010), di Indonesia hanya Papua dan Kalimantan
Timur yang memiliki luasan lahan potensial paling besar untuk kegiatan perkebunan
sawit ini. Hal ini jauh mengalahkan Provinsi lain di Pulau Sumatera seperti Riau,
Sumatera Utara, dan Bengkulu (lihat Tabel).
Adapun menurut Bappeda (2013) potensi perkebunan sawit bisa mencapai 2,4
juta hektar pada tahun 2023.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
39
Tabel 4.16. Luasan Lahan Potensial untuk Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Tahun 2010
Provinsi Luas Lahan Potensial (Ha)
Sumatera Utara 1.298.000
Riau 2.848.200
Bengkulu 728.479
Kalimantan Barat 3.671.100
Kalimantan Tengah 3.638.500
Kalimantan Timur 4.399.400
Sulawesi Tengah 146.300
Sulawesi Selatan 288.000
Papua 5.896.500
Luas Lahan Potensial 22.914.479
Sumber: Dewan Minyak Sawit Indonesia (2010)
Dasar hukum pembentukan kawasan ini adalah Peraturan Presiden No.32/2012
tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI); Instruksi Presiden No.1/2012; serta Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2009.
Tujuan KIPI Maloy adalah ditetapkan sebagai pusat pengolahan kelapa sawit atau CPO
(crude palm oil)1, beserta produk turunannya dan pusat industri yang terintegrasi
dengan pelabuhan berskala internasional.
Garis besarnya dalam KIPI Maloy akan terdiri atas enam (6) zona industri yaitu:
a. Zona Industri Oleokimia Dasar;
b. Zona Industri berbasis makanan;
c. Zona Industri Biodiesel;
d. Zona Industri Produk Perawatan;
e. Zona Industri Produk Sampingan;
f. Zona Industri lainnya.
KIPI Maloy memiliki dua konsep pembangunan, yang dapat diilustrasikan sebagai
berikut:
1 Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri Perindustrian (KMP No. 13/M-IND/PER/I/2010) yang telah menetapkan tiga wilayah sebagai
lokasi pendirian klaster industri kelapa sawit, yakni: di Sei Mangkei (Sumatera Utara), Dumai, dan Kuala Enok (Riau), serta Maloy (Kalimantan Timur)
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
40
Gambar 4.14. Pengembangan dan Keterkaitan KIPI Maloy di Kalimantan Timur
KIPI Maloy diusulkan Pemprov Kaltim untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Maloy Trans Kalimantan Economic Zone (MTKEZ) dengan luas. MTKEZ
merupakan salah satu lokus pembangunan di Koridor Ekonomi Kalimantan yang akan
menjadi bagian dari postur konektivitas nasional guna memaksimalkan pertumbuhan.
Gambar 4.15. Maloy Trans Kalimantan
MTKEZ merupakan integrasi antara KIPI Maloy seluas 5.305 hektare, Kawasan Industri
Mineral Trans Kalimantan Economic Zone (TKEZ) seluas 26.500 hektare dan Kawasan
KIPI Maloy
Klaster Industri Oleochemical
Kawasan Supporting
Kawasan Penunjang
Industri pengolahan
hasil tambang
Maloy Trans Kalimantan Economic
Zone (MTKEZ)
KIPI Maloy
Kawasan Industri Kimia BCIP
(Batuta Coal Industrial Port)
Kawasan Industri Mineral Trans
Kalimantan Economic Zone
Pelabuhan CPO; Power Plant; Jalur Rel Kereta
Api; Air baku;
Pelabuhan, Power Plant, Rel Kereta, Terminal
Batu Bara
Industri Olien, Peleburan alumunium, stearin dan PFAD,
industri asam lemak, minyak goreng dan biodiesel
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
41
Industri Kimia Batuta Coal Industrial Port (BCIP) seluas 1.000 hektare. Lokasi yang
dipilih adalah di Kutai Timur, yaitu di Kecamatan Sangkulirang, Kaliorang dan Bengalon
(Lubuk Tutung), Kabupaten Kutai Timur.
Pemprov saat ini berupaya menjadikan MTKEZ sebagai salah satu Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) dengan menjaga dan meningkatkan daya saing investasi yang didukung
dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, posisi geografis pada ALKI II,
kondisi keamanan yang kondusif, komitmen pemerintah dalam memfasilitasi investasi
dan ketersediaan sumber daya manusia yang memadai. MTKEZ juga didukung oleh
kawasan industri lainnya yang tersebar di wilayah Balikpapan (Kawasan Industri
Kariangau), Samarinda (Kawasan Industri Perdagangan dan Jasa), Bontang (Kawasan
Industri Minyak, Gas dan Kondensat), Berau (Kawasan Industri Pariwisata), Bulungan
(Delta Kayan Food Estate) dan Malinau (Kawasan Hutan Kayan Mentarang).
Tabel 4.1. menunjukkan derivasi turunan bahan CPO yaitu minyak goreng dan
margarin, sabun, produk oleokimia dasar, biodiesel, dan produk dari industri lainnya.
Tabel 4.17. Bahan CPO yang digunakan sebagai produk turunan
Industri Persentase
CPO Kaltim Bahan
Baku CPO
(Ton/Tahun)
CPO Kaltim,
Kalteng, Kalsel
Bahan Baku CPO
(Ton/Tahun
Minyak goreng + margarin
5% 147.000 290.000
Sabun 10,0% 294.000 580.000
Oleokimia Dasar 40% 1.176.000 2.320.000
Biodiesel 40% 1.176.000 2.320.000
Industri lain 5% 147.000 290.000
Jumlah 100% 2.940.000 5.800.000 Sumber: Master Plan Kawasan Industri Maloy, Bappeda Provinsi Kaltim
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
42
Gambar 4.16. Sketsa Kawasan Pelabuhan Maloy
Gambar 4.17. Sketsa Kawasan KIPI Maloy
Atas dasar tersebut, kawasan perencanaan ditetapkan sebagai Kawasan Industri
Maloy. Kawasan dirancang sebagai industri hilir dari CPO yang diharapkan mampu
mengolah produk CPO dari wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, dan Sulawesi. Jenis Industri yang berpotensi dikembangkan adalah industri
hilir berbasis CPO atau kelapa sawit, antara lain:
a. Industri Berbasis Makanan
- Minyak goreng
- Margarin dan shortening
- Minyak sawit merah
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
43
- Palmega
- Palm Frying Shortening
- Palm Ghee atau Vanaspati
- Beta karoten
b. Industri Biodiesel
c. Industri Oleokimia Dasar
- Industri fatty acid
- Fatty alkohol
- Industri puriffied glyserin
d. Industri Produk Perawatan
- Industri surfaktan
- Deterjen
- Industri sabun
- Kosmetika
e. Industri Berbasis Produk Samping Pabrik Kelapa Sawit
- Industri briket arang
- Industri makanan ternak
- Industri kompos
- Industri karbon aktif
- Industri particle boar
Kawasan Industri dan Pelabuhan Terminal Peti Kemas Palaran
Kawasan ini terletak di Kota Samarinda dengan hub wilayahnya yaitu Kecamatan
Palaran yang akan dijadikan Kawasan Khusus Kota Baru berbasis Industri. Kawasan ini
akan menjadi pelabuhan Terminal Peti Kemas (TPK) dan kawasan industri yang
menunjang kegiatan perdagangan dan produk hasil alam.
Pelabuhan TPK Palaran sebearnya sudah selesai dibangun pada 2010 dan saat ini
sudah beroperasi. Ke depannya pembangunan TPK Palaran akan menggantikan
Pelabuhan lama di Samarinda yang terletak di Jalan Yos Sudarso. Namun saat ini TPK
Palaran belum bisa beroperasi 100 persen belum selesainya jalan poros yang
menghubungkan transportasi ke dan dari luar Kota Samarinda. Dipindahnya Pelabuhan
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
44
Samarinda ke TPK Palaran karena pelabuhan lama berada tepat di tengah kota.
Sehingga arus lalu lintas kerap macet karena adanya kendaraan berat pengangkut peti
kemas. Keberadaan investasi di kawasan ini perlu diutamakan untuk menunjang
terciptanya pertumbuhan ekonomi yang kokoh di Kota Samarinda dan Kabupaten
lainnya di Kalimantan Timur.
Gambar 4.18. Sketsa Kawasan Jasa dan Industri Palaran
4.4. ARAH 3: AKSELERASI PENGEMBANGAN PANGAN, INFRASTRUKTUR DAN ENERGI
4.4.1. Strategi I: Akselerasi Pengembangan Sektor Pangan dan Agroindustri
Provinsi Kaltim memiliki luas lahan dan wilayah perairan yang mendukung sektor
pangan dan agroindustri. Pengembangan sektor pangan dan agroindustri (tidak hanya
untuk usaha perkebunan seperti karet dan kelapa sawit) diarahkan untuk memperkuat
mencapai swasembada pangan yang ditargetkan akan tercapai pada tahun 2018.
Pengembangan sektor pangan dan agroindustri dilakukan karena terjadinya penurunan
berbagai komoditi tanaman pangan dan meningkatnya permintaan kebutuhan pangan
dalam kurun waktu lima tahun terakhir yang dikawatirkan dapat menciptakan krisis
pangan di Provinsi Kaltim.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
45
Tabel 4.18. Perkembangan Data Produksi (Ton) Tanaman Pangan Di Kaltim Tahun 2009-2013
Komoditi 2009 2010 2011 2012 2013* Pert. (%)
Padi Sawah 421.605 451.491 429.583 435.522 454.793 1,91 Padi Ladang 133.955 137.386 123.033 126.438 112.181 -4,34
Padi 555.561 588.877 552.616 561.959 566.973 0,51 Jagung 12.520 11.994 7.340 9.940 7.528 -11,94 Kedelai 2.255 2.204 2.281 1.364 1.662 -7,34 Kacang Tanah
2.547 2.468 1.817 1.809 1.605 -10,9
Kacang Hijau 1.213 932 762 556 468 -21,17 Ubi Kayu 125.713 110.061 91.858 82.786 81.863 -10,17 Ubi Jalar 31.948 25.156 21.432 16.367 16.181 -15,64
*Angka ramalan I Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov. Kaltim, 2013
Arah pengembangan sektor pangan dan agroindusri di Prov Kaltim kedepannya
adalah pengembangan tanaman pangan pada rumah tangga pertanian. Untuk
pengembangan sektor pangan dan agroindusri, lahan yang potensial untuk
dikembangkan adalah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser dengan
luas lahan mencapai 6.900 Ha.
Sesuai dengan Visi Kaltim 2030, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten
Paser akan diarahkan untuk menggerakan sektor pertanian tanaman pangan, sektor
peternakan dan perikanan sehingga diprediksi akan menjadi pusat industri penghasil
produk pangan di Provinsi Kaltim. Namun berdasarkan data Tim Percepatan Food
Estate Kalimantan Timur menunjukan bahwa luas lahan indikasi potensi lahan tidak
hanya di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser tetapi di Kabupaten
Kutai Barat, Kutai Timur, Kutai Kartanegara dan Berau dengan ketersediaan program
rice- food estate mencapai 238.628 ha.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
46
Sumber: BPS Penajam Paser Utara, 2013
Gambar 4.19. Penyebaran Rumahtangga Usaha Pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2013
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
47
Tabel 4.19. Luas Indikasi Potensi Lahan oleh Pemprov Kaltim Untuk Program Rice-Food Estate
No Kabupaten
Luas Indikasi Pemprov Kaltim
Terhadap potensi lahan (ha)
Hasil klarifikasi
Kebupaten (19-9-2011)
(ha)
Data terakhir Februari 2012 (ha)
1 Paser 15.159,44 5.500 5.500
2 PPU 9.474,48 1.500 1.400
3 Kutai Barat 56.942,42 39.150 70.000
4 Kutai Kartanegara
76.826,99 36.347 36.347
5 Kutai Timur 39.545,58 4.876 62.630
6 Berau 11.901,42 12.500 62.751
Jumlah 209.850,33 99.873,00 238.628,00
Sumber: Tim Percepatan Food estate Kalimantan Timur, 2012
4.4.2. Strategi II: Percepatan pembangunan infrastruktur di Provinsi Kalimantan
Timur dengan mengembangkan pola Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)
dan non KPS yang diintegrasikan dengan rencana penanaman modal
untuk sektor tertentu yang strategis
Dari segi bisnis, buruknya pemenuhan infrastruktur merupakan faktor
penghambat seorang investor tidak tertarik menanamkan modalnya di Kalimantan
Timur. Hal ini karena buruknya infrastruktur berkorelasi dengan tingginya biaya yang
ditanggung perusahaan, sehingga inefisien dan tidak menguntungkan dari segi bisnis.
Investasi di bidang infrastruktur menjadi salah satu prioritas, di samping sektor
pertanian (secara luas) yang belakangan terus dipromosikan pemerintah provinsi.
Kalau infrastruktur berjalan baik, investasi yang lain akan menyusul, tanpa perlu
dilakukan insentif pajak lagi. Investor di Kaltim juga dihadapkan dengan masih
kurangnya lahan investasi.
Hal pertama yang menjadi sorotan adalah masih belum maksimalnya kualitas
dan kuantitas infrastruktur seperti Pelabuhan, jalan, dan listrik, yang merupakan
prasarana dasar kegiatan ekonomi. Kondisi dilematis terkait dengan infrastruktur ini,
apakah ingin meningkatkan kualitas atau kuantitasnya. Hal ini disebabkan keterbatasan
dana yang ada dan besarnya pembiayaan untuk membangun/memperbaiki suatu
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
48
infrastruktur di Kalimantan Timur dikarenakan kondisi geografis yang rumit, bahan
baku, dan teknologi pengerjaannya. Hal kedua, adalah terkait dengan belum
meratanya persebaran infrastruktur di wilayah Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur.
Jika kita ambil infrastruktur jalan sebagai variabel utama yang memicu kegiatan
investasi, maka Tabel menunjukkan bahwa di wilayah Kabupaten di Kalimantan Timur
masih mengalami permasalahan jalan rusak berat. Kabupaten Kutai Timur dan Kutai
Kartanegara misalnya masih memiliki kualitas jalan Provinsi non-aspal paling besar
yaitu 218 km dan 114 km, masing-masing. Sementara pada jalan kabupaten/kota,
Berau dan Kutai Barat menghadapi permasalahan serius terkait kualitas jalan yang
rusak. Hal yang sama juga terjadi di ibu kota provinsi, Kota Samarinda, yang masih
memiliki kondisi jalan rusak sepanjang 140,11 km. Adapun Kota Bontang dan
Balikpapan merupakan dua wilayah yang paling bagus kondisi kualitas jalannya
dibandingkan wilayah lainnya di Kalimantan Timur.
Tabel 4.20. Kualitas Jalan Provinsi (Kondisi Tahun 2011) – dalam Km
Kabupaten/Kota Rusak Rusak Berat
Total Tanah Kerikil
Paser 16 33.5 49.5 32 90.6
Kutai Barat 10 12.5 22.5 38 58
Kutai Kartanegara 57.6 16.17 73.77 0 114.92
Kutai Timur 143.61 3 146.61 23 218
Berau 15.3 69.07 84.37 0 8
Penajam Paser Utara
32 0 32 0 0
Balikpapan 0 0 0 0 0
Samarinda 0 0 0 0 14
Bontang 0 0 0 0 0
Sumber: Kaltim.bps.go.id/web/KDA12
Tabel 4.21. Kualitas Jalan Provinsi (Kondisi Tahun 2011) - dalam Km
Kabupaten/Kota Rusak Rusak Berat
Total Tanah Kerikil
Paser 231 142.53 373.53 223.49 491.22
Kutai Barat 140.15 23.05 163.2 592.99 408.53
Kutai Kartanegara 0 0 0 0 0
Kutai Timur 0 214.5 214.5 715.27 11.16
Berau 492.17 119.05 611.22 125.06 961.91
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
49
Penajam Paser Utara
178.64 29.13 207.77 164.01 523.11
Balikpapan 54.49 4.57 59.06 119.39 90.74
Samarinda 140.11 0 140.11 0 32.58
Bontang 0 0 0 21.3 1.49
Sumber: Kaltim.bps.go.id/web/KDA12
4.4.3. Strategi III: Pengembangan sumber energi yang bersumber dari energi
baru dan terbarukan yang masih melimpah sehingga dapat mendorong
pemerataan penanaman modal di Provinsi Kalimantan Timur
Prospek ekonomi hijau di Indonesia hanya akan berhasil dengan cara merubah
perilaku masyarakat dalam konsumsi energi fosil. Pemerintah sudah mengeluarkan
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman Modal
yang harus selaras dengan program pengembangan ekonomi hijau, isu lingkungan
hidup, perubahan iklim, keanekaragaman hayati, dan penggunaan energi baru
terbarukan (non-fosil).
Data yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) (2011),
konsumsi energi terbesar disumbangkan paling besar oleh rumah tangga dan kegiatan
industri serta transportasi. Regulasi untuk meminimalkan penggunaan energi fosil
efektif untuk mengurangi dampak emisi gas CO2 tanpa melemahkan produktivitas
perekonomian Indonesia untuk tetap tumbuh stabil dan cepat harus menjadi
pertimbangan utama. Beberapa regulasi yang potensial adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013 terkait dengan insentif
pengurangan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) bagi produsen
kendaraan LCGC (Low Cost Green Car),
b. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 22 Tahun
2012, terkait dengan pembelian tenaga listik panas bumi oleh PT. PLN.
c. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 10 Tahun
2012, tetang Pelaksanaan Kegiatan Fisik Pemanfaatan Energi Baru dan Energi
Terbarukan. Tujuannya untuk mendorong penyediaan energi yang berasal dari
sumber energi baru dan energi terbarukan
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
50
4.5. ARAH 4: PENANAMAN MODAL YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (GREEN INVESTMENT)
4.5.1. Strategi I: Pengolahan Limbah Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan
dan Perikanan Menjadi Sumber Energi Baru
Pemanfaatan segala potensi energi di Kaltim harus berwawasan lingkungan
dengan meminimalisir emisi gas rumah kaca yang dihasilkan sehingga segala bentuk
pengolahan limbah yang dibuang dan dapat mencemari lingkungan dapat
dimanfaatkan menjadi sumber energi seperti pengolahan limbah kelapa sawit menjadi
sumber energi listrik yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan atau masyarakat
sekitar.
Tabel 4.22. Rekapitulasi Luas Areal, Produksi & Tenaga Kerja Kelapa Sawit Provinsi Kaltim Tahun 2000-2012
Tahun Luas TM (Ha) Luasan Total (Ha) Produksi
(Ton) Produktivitas
(Kg/Ha) TKP
(Orang)
2012 374.482,00 961.802,00 5.734.464,00 15.313,00 333.216
2011 312.440,00 827.347,00 4.471.546,00 14.312,00 317.647
2010 219.377,00 663.533,00 3.054.707,00 13.924,46 294.297
2009 188.044,00 530.554,00 2.298.185,50 12.221,53 174.525
2008 156.104,50 409.564,00 1.664.311,00 10.661,52 148.029
2007 132.867,00 339.292,50 2.041.163,00 15.362,45 126.570
2006 113.437,00 225.337,00 1.268.600,00 11.215,83 88.014
2005 108.567,00 201.087,00 1.012.788,50 9.328,70 77.757
2004 99.142,00 171.580,50 957.058,00 9.653,41 72.250
2003 95.130,50 159.079,00 791.064,00 8.315,57 64.339
2002 68.994,00 132.173,50 760.292,50 11.019,69 51.737
2001 51.001,50 117.055,00 446.729,00 8.759,13 12.568
2000 49.085,00 116.887,50 433.645,00 8.834,57 12.567
Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim, 2013
Arah pengembangan penanaman modal berwawasan lingkungan adalah investasi
yang memanfaatkan limbah menjadi sumber energi baru yang berasal dari sektor
pertanian, perkebunan, peternakan perikanan dan pertambangan. Untuk
pengembagan penanaman modal berawasan lingkungan dapat dilakukan di Kota
Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara berupa reklamasi daerah lahan bekas
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
51
tambang, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Paser Berau, dan Kutai Timur untuk
sinergi kegiatan perternakan dan perkebunan, serta limbahnya untuk menjadi energi
listrik.
Untuk komoditi kelapa sawit, memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan karena
selama kurun waktu 10 tahun terakhir tingkat produksi komoditi kelapa sawit terus
meningkat. Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim hasil produksi dari
komoditi kelapa sawit terbesar ada di Kabupaten Kutai Timur dan Paser sehingga 2
daerah tersebut memiliki potensi untuk berinvestasi dalam pengolahan limbah sawit
menjadi sumber energi baru.
Tabel 4.23. Rekapitulasi Luas Areal, Produksi & Tenaga Kerja Komoditi Kelapa Sawit Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Kabupaten/Kota Luasan Total (Ha) Produksi (Ton)
Produktivitas (Kg/Ha)
TKP (Orang)
Samarinda 1.262 5.244 7.491 691
Balikpapan 10 - - 4
Kutai Kartanegara 171.041 473.636 6.505 97.777
Kutai Barat 58.818 151.317 19.624 28.848
Kutai Timur 307.368 2.498.530 20.294 61.149
Bontang 20 - - 10
Paser 157.116 1.004.545 14.974 65.818
Penajam P.U 48.595 471.882 16.867 12.860
Berau 80.183 615.862 16.873 17.144
Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim, 2013
4.5.2. Strategi II: Pemetaan dan Penyediaan Lahan Kritis Untuk Perluasan Lahan
Kelapa Sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI)
Provinsi Kaltim memiliki luas lahan potensial untuk rice food estate mencapai
238.628 ha, namun luas lahan kritis jauh lebih besar. Pada tahun 2008 luas lahan kritsi
di Provinsi Kaltim menacapi 5,7 juta hektar, meskipun terus mengalami penurunan
menajdi 4,6 juta hektar pada tahun 2010 dan ditargetkan menjadi 3,4 juta hektar pada
tahun 2013.
Luasnya lahan kritis tidak terlepas dari adanya peningkatan eksploitasi batu bara.
Berdasarkan data Jaringan Tambang Kaltim, jumlah izin usaha pertambagan di Kaltim
hingga Desember mencapai 1.488 dengan luas lahan mencapai 5,4 juta hektar belum
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
52
termasuk izin tambang batubara yang diterbitkan pemerintah pusat berupa PKP2B
sebanyak 33 dengan luasan lahan 1,3 juta ha. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya yang hanya 633 izin kuasa pertambagan dengan luas lahan
1,7 juta hektar di tahun 2007.
Sumber: WWW Indonesia, Kementerian Kehutanan dan Tim RDEE, 2011
Gambar 4.20. Luas Area Lahan Kritis Di Provinsi Kaltim
Tidak hanya dari pertambagan batu bara, illegal logging juga turut meningkatkan
jumlah lahan kritis di Kaltim. Hal ini karena luas lahan Kaltim yang didominasi kawasan
hutan. Berdasarkan data Kementerian Kehutanan tahun 2004, luas lahan kritis di
Kaltim merupakan penyumbang emsisi terbesar di Kaltim.
Tingginya lahan kritis harus dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi sehingga potensi lahan kritis dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan
meningkat nilai ekonomisnya. Arah pengembangan penanaman modal adalah
penetapan lahan kritis menjadi lahan untuk perluasan budidaya perkebunan dan
tanaman hutan industri (HTI). Untuk perluasan budidaya perkebunan dan HTI dapat
dilakukan di Kabupaten Kutai Barat, Kutai Timur, Kutai Kartanegara dan Berau.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
53
4.6. ARAH 5: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH DAN KOPERASI (UMKM)
4.6.1. Strategi I: Penerapan Teknologi Sederhana Tepat Guna dan Kemudahan
Akses Teknologi
Usaha UMKM merupakan salah kekuatan ekonomi dalam pembangunan
nasional. Namun kekuatan ekonomi UMKM selalu terhambat pada pengembangan
inovasi produk. Kondisi ini diakibatkan keterbatasan pengusaaan dan akses teknologi
sehingga produk yang dihasilkan dan dipasarkan menjadi tidak efisien dan kompetitif.
Untuk itu, penguasan teknologi menjadi kunci bagi pengembangan UMKM. Namun
pemanfaatan teknologi terkadang rumit dan tidak tepat guna.
Berdasarakan data Dinas Perindustrian Perdagangan Koprasi dan UMKM Provinsi
Kaltim perkembangan UMKM di Kaltim terus menagalami peningkatan dari tahun
ketahun sebagaimana tabel berikut ini:
Tabel 4.24. Perkembangan Pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2008 – 2012
Tahun
Pengusahaan Mikro Pengusahaan Kecil Pengusahaan Menengah
Jumlah Tenaga Kerja
Omset Jumlah Tenaga Kerja
Omset Jumlah Tenaga Kerja
Omset
(Unit) (Orang) (Juta) (Unit) (Orang) (Juta) (Unit) (Orang) (Juta)
2008 13.853 - 20.113,00 362.221 723.130 8.776,14 806 14.072 2.290.143
2009 14.146 - 20.603,79 366.408 737.592 10.222,64 817 14.103 2.308.693
2010 17.929 - 46.000,00 377.413 759.648 93.373,00 833 14.167 2.656.127
2011 18.368 - 46.637,00 388.886 782.741 95.327,00 859 14.609 2.754.002
2012 20.524 52.233,00 406.006 814.051 99.140,00 908 14.857 2.987.300
Sumber: Desperindakop Provinsi Kaltim, 2013
Arah pengembangan sektor pangan dan agroindusri di Prov Kaltim kedepannya
adalah memberdayakan peran UMKM untuk memanfaatkan penerapan teknologi
sederhana tepat guna yang menyerap banyak tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan
Usaha Menengah, Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomor : 23/PER/M.KUKM/X/2005 tentang Perubahan Atas Surat
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
32/Kep/M.KUKM/ IV/2003 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra
Usaha Kecil dan Menengah, dan Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
54
Dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 20/Per/M.KUKM/Viii/2006 Tentang
Pedoman Teknis Bantuan Untuk Teknologi Tepat Guna Kepada Usaha Kecil Dan
Menengah Di Sentra.
4.6.2. Strategi II: Pembangunan Jaringan Distribusi Lokal Ke Pasar Global
Peran UMKM dalam perekonomian semakin tereduksi jika tidak ada
keseimbangan pemihakan pemerintah, dimana pemerintah lebih berphak kepada
pengembangan usaha besar. Padahal terbangunnya usaha besar jarang yang memiliki
keterkaitan yang kuat antara sektor hulu dengan hilirnya. Untuk itu peranan UMKM
harus diperkuat khusunya dalam keterkaitannya antara sektor hulu dan hilirnya.
Pengutan keterkaitan ini menjadi penting mulai dari proses produksi lokal menuju
pada pasar global.
Sebagaimana yang telah ditetapkan pada Perda Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang didalamnya mengatur tentang upaya
Pemerintah dalam mensinergikan potensi dan keunggulan lokal dalam mendukung
perkembangan koperasi dan UMKM dengan melibatkan peran aktif pemerintah,
swasta dan masyarakat.
Berdasarakan data Dinas Perindustrian Perdagangan Koprasi dan UMKM Provinsi
Kaltim komoditas produk unggulan Industri/Menengah Besar Industri yang terdapat di
Kabupaten/Kota dengan aneka macam produk unggulan masing-masing di Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2011 sebagai berikut:
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
55
Tabel 4.25. Komoditas Produk Unggulan Industri/Menegah Besar Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2008 – 2012
No Kabupaten/Kota Produk Unggulan
1 Samarinda Kayu Lapis/ Plywood/ Industri Pengolahan Kayu, Sawmil; CPO, Galangan Kapal, Moulding, Industri Tenun, Industri Bengkel, Industri Lem, Kulit Buaya.
2 Balikpapan Kayu Lapis ( plywood ), Mdf, Udang Beku, Kayu/sawmill, Galangan Kapal, Moulding, Bengkel Service, Industri Pengolahan rotan, Garmen.
3 Bontang Pupuk urea dan Amoniak, Methanol, Hexamethylene Tetramine, Melamine, Industri Lem.
4 Tarakan Kayu Lapis ( plywood ), Mdf, Udang Beku, Industri Pengolahan, Kayu/ sawmill, Moulding.
5 Kutai Kartanegara Kayu Lapis (plywood ), Mdf, Udang Beku, Industri Pengolahan Kayu/sawmill, Crude Palm Oil, Moulding, Bengkel Service, Kain Tenun Ulap Doyo.
6 Kutai Timur Industri Pengolahan, Kayu/sawmill, Crude Palm Oil.
7 Kutai Barat Bengkel Service
8 Pasir Industri Pengolahan Kayu/sawmill, Crude Palm Oil, Galangan Kapal, Industri Pengolahan rotan.
9 PPU Industri Pengolahan Batu Marmer.
10 Berau Industri Pengolahan Kayu/sawmill, Pulp.
11 Bulungan Industri Pengolahan Kayu/sawmill, Gas Methanol.
12 Malinau -
13 Nunukan Udang Beku, Industri Pengolahan Kayu/sawmil, Moulding, Industri Minyak Kelapa.
14 Tana Tidung Data belum terinventarisir.
Sumber: Desperindakop Provinsi Kaltim, 2013
Arah pengembangan penanaman modal adalah pembangunan jaringan distribusi
produk lokal UMKM ke jaringan global, dimana UMKM terkoneksikan dengan kluster
UMKM di Provisni Kaltim. Untuk pembangunan jaringan distribusi produk lokal dapat
dilakukan di seluruh kabupaten Kota/Kabupaten di provinsi Kaltim yang memiliki
produk unggulan untuk dimasukan dalam pasar internasional.
4.6.3. Strategi II: Pengembangan dan Penguatan Klaster UMKM Berbasis Ekspor
Sebagai kekuatan ekonomi terdepan, UMKM menjadi aspek penting dalam
pembangunan ekonomi. Hal ini karena penegmbangan UMKM terkait langsung dengan
sebagai besar masyarakat (pro poor), punya peran strategis mengakselerasi
pertumbuhan ekonomi (pro growth) dan banyak menyerak tenaga kerja (pro job).
Namun, peran UMKM menunjukan ketidakseimbangan dengan kolompok industry
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
56
besar sehingga timpang dalam struktur industry Indonesia, dimana disatu sisi jumlah
perusahaan besar sedikit dan usaha kecil banyak namun hanya berorientasi pasar
domestik sehingga perlu dibentuk kluster UMKM.
Kluster UMKM adalah Jaringan Industri (industri inti yang menjadi fokus
perhatian, industri pemasok bahan baku, bahan pembantu dan asessori, dan industri
terkait yang menggunakan sumberdaya yang sama dengan industri inti), pihak atau
lembaga yang menghasilkan teknologi, Institusi yang berperan menjembatani
(misalnya konsultan) serta pembeli, yang saling terhubung dalam rantai proses
peningkatan nilai. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha
Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 23/per/m.kukm/xi/2005 T e n t a n g
Perubahan atas surat keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah
nomor : 32/kep/M.Kukm/iv/2003 tentang pedoman penumbuhan dan pengembangan
sentra usaha kecil dan menengah.
Adanya program kluster UMKM akan memberikan keuntungan bagi UMKM
dibadingkan hanya melakukan usaha perindividu. Jadi arah penanaman modal adalah
pengembangan dan penguatan kluster UMKM berbasis ekspor. Berdasarkan Visi Kaltim
2030, Kota Samarinda menjadi pusat sampul jaringan trasportasi Kaltim sehingga akan
masuk dalam kawasan andalan untuk jasa dan perdagangan.
4.7. ARAH 6: FASILITASI, KEMUDAHAN, DAN INSENTIF PENANAMAN MODAL
4.7.1. Strategi I: Percepatan Fasilitasi dan Kemudahan Pelayanan Penananam
Modal
Strategi fasilitas yang bisa diterapkan berupa fasilitas fiskal yang dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Pajak penghasilan melalui pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan
dalam jumlah dan waktu tertentu
b. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingkat
tertentu
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
57
c. Pembebasan atau keringan bea masuk atas barang-barang impor yang belum
diproduksi dalam negeri
d. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas bahan baku untuk produksi
dalam negeri
e. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas barang modal
yang belum dapat diproduksi dalam negeri
f. Percepatan penyusutan (amortisasi)
Strategi kemudahan yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Kemudahan pelayanan PTSP
b. Pengadaan infrastruktur oleh pemerintah.
c. Kemudahan perizinan untuk untuk memperoleh hak atas tanah, fasilitas
keimigrasian dan perizinan impor
d. Penyediaan data dan informasi terkait peluang investasi
e. Penyediaan sarana prasarana, lokasi dan pemberian bantuan teknis
4.7.2. Strategi II: Pemberian Insentif
Strategi yang dapat diterapkan dalam bagian ini adalah berupa insentif bagi pelaku
usaha di antaranya:
a. Memberikan keringanan pajak bumi dan bangunan
b. Pengurangan dan pembebasan pajak
c. Pengurangan dan pembebasan retribusi
d. Pemberian bantuan modal dan dana stimulan
4.8. ARAH 7: PROMOSI PENANAMAN MODAL
4.8.1. Strategi I: Penguatan Koordinasi dan Kemitraan Yang Efektif
Peningkatan penanaman modal tidak dapat berjalan tanpa adanya peran serta
lembaga yang terkait. Artinya ada keberlangsungan dan keberlanjutan koordinasi dan
kemiteraan yang dibangun oleh Badan Perizinan dan Penanaman Modal Provinsi
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
58
Kaltim dengan lembaga-lembaga lain (di dalam dan luar negeri). Koordinasi dan
kemitraan yang dibangun digunakan untuk membangun citra, membangkitkan
investasi dan pelayanan jasa investasi.
Gambar 4.21. Penguatan Koordinasi dan Kemitraan Dengan Investor
Arah pengembangan penanaman modal adalah penguatan koordinasi dan
kemitraan dengan lembaga-lembaga lain dengan meperluas tawaran kepada calon
investor yang tidak hanya pada sektor yang bersifat jangka pendek tetapi juga jangka
menegah dan pajang yang disertai degan adanya perbaikan lingkungan investasi.
4.8.2. Strategi II: Peningkatan Kualitas Badan Promosi Investasi Daerah
Di masa mendatang dengan luasnya wilayah Provinsi Kaltim dan strategisnya
investasi bagi perekonomian daerah menutut pemahaman lebih akan calon investor,
pembentukan citra, pengenalan potensi, dan memelihara hubungan baik secara
berkelanjutan sehingga perlu ada peningkatan kualitas dan kreatifitas dari aparatur
dalam mempromosikan daerahnya masing-masing. Pada dasarnya, Badan Promosi
Investasi Daerah dibentuk untuk mempermudah dan mengkonsenterasikan aktifitas
promosi investasi sehingga pembentukan, peningkatan peluang dan pemeliharaan
invetsasi menjadi lebih terjaga.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
59
Gambar 4.22. Promosi Investasi Provinsi Kaltim
Setiap kabupaten/Kota di Provinsi Kaltim harus memberdayakan dan meningkatkan
kreatifitas kegiatan pada Badan Promosi Investasi Daerah. Badan tersebut bertugas
adalah: (1) memberikan informasi kepada calon investor dan investor akan produk
investasi baru, dengan segala manfaatnya; (2) membujuk calon investor secara
persuasive melalui media promosi untuk menciptakan permintaan; (3) memelihara
hubungan baik melalui manajemen hubungan investor (Customer Relationship
Management); dan (4) memberikan nilai tambah (value added) bagi investor dalam
investasi.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
60
BA B V P E TA PA N D UA N ( ROA D M A P )
5.1. PRINSIP DAN ACUAN
Peta Panduan (Road Map) investasi sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur baik jangka pendek,
menengah, dan jangka panjang ke depan. Sehingga potensi daerah dapat dijadikan
sebagai sumber peningkatan pendapatan daerah dan pendapatan untuk kesejahteraan
masyarakat. Acuan yang diberi nama “Roadmap Investasi Kalimantan Timur 2013 -
2030” ini didasarkan pada Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Umum Penanaman Modal Provinsi.
Roadmap Investasi Kalimantan Timur 2014-2025 memiliki keterkaitan dengan
Rencana Jangka Panjang Provinsi Kalimantan Timur yang termuat dalam Visi Kaltim
Maju 2030. Keberhasilan pelaksanaan dan pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh
komprehensitifitas, tanggung jawab, kreatifitas dan inisiatif dari aparatur bidang
penanaman modal demi tercapainya visi Badan Investasi dan Promosi Kalimantan
Timur, yaitu “Menjadi institusi yang handal dan profesional untuk menarik dan
memfasilitasi investor menuju masyarakat Kalimantan Timur sejahtera”.
Penyusunan Roadmap Investasi Kalimantan Timur 2014-2025 dimaksudkan
untuk mengarahkan tahap-tahap (fase) pencapaian bidang penanaman modal dalam
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Tujuannya agar efisien dan
efektif dalam mendukung kebutuhan investasi di Kalimantan Timur, adapun tujuan
Roadmap Investasi Kalimantan Timur 2014-2025 adalah
a. Sebagai dasar acuan bagi setiap bidang dan aparatur Badan Perijinan dan
Penanaman Modal dalam merencanakan kegiatan-kegiatan tahunan (Renja)
untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan;
b. Merupakan bahan acuan bagi stakeholder lainnya dalam integrasi kegiatan-
kegiatan pengembangan investasi di Provinsi Kalimantan Timur; dan
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
61
c. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemeritah Daerah dan pihak-pihak lainnya
dalam mengambil keputusan penganggaran, ekonomi, dan pembangunan.
Sasaran dari Roadmap Investasi Kalimantan Timur 2014-2025 adalah sebagai
berikut:
a. Terfokusnya sektor/bidang usaha unggulan yang dipilih untuk pengembangan
investasi.
b. Terwujudnya kegiatan promosi yang efektif bagi peningkatan minat investor.
c. Terwujudnya regulasi yang mudah dan murah bagi kegiatan investasi.
d. Terwujudnya keterpaduan program bidang investasi di seluruh Kalimantan
Timur.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
62
BA B V I P E N U T U P
Dari hasil penyusunan naskah RUPM Provinsi Kalimantan Timur diharapkan dapat
dijadikan landasan bagi setiap kegiatan di Badan Perijinan dan Penanaman Modal
Provinsi (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur hingga tahun 2025. Kegiatan tersebut
pada akhirnya tidak boleh terlepas dari arah kebijakan dan strategi yang ditetapkan
dalam RUPM Provinsi Kalimantan Timur ini. Di samping itu dengan tersedianya
informasi Peta Panduan (Road Map) dari penanaman modal maka akan semakin
memperjelas tahapan fokus kegiatan yang akan dijadikan sasaran secara jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
63
Lampiran 1:
PETA PANDUAN (ROAD MAP) IMPLEMENTASI RUPM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Visi “Menjadi institusi yang handal dan profesional untuk menarik dan memfasilitasi investor menuju masyarakat Kalimantan Timur sejahtera”
Misi a. Meningkatkan sistem pelayanan perijinan yang handal dan terpadu berbasis teknologi informasi b. Meningkatkan perencanaan dan pengembangan penanaman modal sesuai dengan potensi daerah. c. Meningkatkan promosi yang berdaya saing dan kerjasama penanaman modal yang tepat sasaran. d. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan investasi PMDN/PMA e. Mewujudkan kualitas aparatur yang handal didukung ketersediaan sarana dan prasarana penunjang.
ROADMAP RUPM -1
NO FOKUS
PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL
JANGKA PENDEK 2014 2015
JANGKA MENENGAH 2015 – 2019
JANGKA PANJANG 2020 – 2025
Bidang Pangan
1) Pengembangan PTSP yang lebih efektif dan efisien pada semua wilayah/ daerah
2) Identifikasi produk-produk pangan unggulan dan wilayah pesebarannya
3) Memberikan Fasilitas (fiskal non fiskal), Kemudahan (peneydiaan sarana prsarana) dan Insentif (bantuan modal/ biaya, percepatan penyusutan) bidang tanaman pangan
4) Pengembangan tanaman pangan yang bersifat intensifikasi dengan produk pangan utama (beras, jagung, kedelai).
1) Pemberian Fasilitas, Kemudahan dan insentif untuk kegiatan Intensifikasi dan ekstensifikasi tanaman pangan.
2) Peningkatan koordinasi antar lembaga/isntansi untuk menjamin kepastian penggunaan lahan dan kepastian berusha melaui peraturan prundangan yang jelas dan konsisten.
3) Pengembangan sektor tanaman pangan yang terintegrasi dengan pengembangan inftrastruktur.
4) Pengembangan sektor tanaman pangan
1) Pengembangan sektor strategis pendukung ketahanan pangan seperti (industri pupuk dan benih serta tranportasi, perdagangan)
2) Pengembangan sentra-sentra ekonomi baru / pesebaran investasi melalui pendekatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbasis tanaman pangan.
3) Peningkatan penggunaan teknologi tanaman pangan yang ramah lingkungan dan terintegrasi dari hulu ke hilir.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
64
dengan pemberdayaan UMKM dan Koperasi.
5) Meningkatkan pelaksanaan persaingan usaha yang sehat. Melakukan pengawasan dan kerjasama dengan lembaga pengawas persaingan.
4) Implementasi persaingan usaha yang sehat dan terlaksanya hubungan industrial.
5) Peningkatan kegiatan penelitian dan meningkatkan citra produk pangan Kaltim yang berbasis teknologi dan inovasi
6) Pengembangan tanaman pangan berskala besar (food estate) pada wilayah sentra-sentara pengembangan produk pangan Kaltim yang berbasis pengetahuan dan teknologi.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
65
ROADMAP RUPM-2
NO FOKUS
PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL
JANGKA PENDEK 2014 2015
JANGKA MENENGAH 2015 - 2019
JANGKA PANJANG 2020 – 2025
Bidang Infrastruktur
1) Pengembangan PTSP yang lebih efektif dan efisien pada semua wilayah/ daerah
2) Identifikasi infrastruktur strategis(jalan, jembatan,pelabuhan, listrik, air) pendukung sektor unggulan (industri, pertanian) dan wilayah pesebarannya
3) Memberikan Fasilitas (fiskal non fiskal), Kemudahan (peneydiaan sarana prsarana) dan Insentif (bantuan modal/ biaya, percepatan penyusutan) dan mekanisme kerjasama Pemerintah-Swasta.
4) Perluasan infrasturktur strategis pada wilayah-wilayah sedang berkembang.
5) Optimalisasi kapasitas dan kualitas infrastruktur yang sudah tersedia.
1) Pemberian Fasilitas, Kemudahan dan insentif untuk kegiatan ekstensifikasi infrastruktur yang mendorong berkembannya potensi ekonomi dan wilayah.
2) Peningkatan koordinasi antar lembaga/isntansi untuk menjamin kepastian penggunaan lahan dan kepastian keberadaan infrstrukutr melaui peraturan prundangan yang jelas dan konsisten.
3) Pengembangan infrastruktur yang mendorong percepatan pengembangan UMKM dan Koperasi
4) Percepatan pembangunan infrastruktur pada wilayah-wilayah yang belum berkembang dan memiliki potensi ekonomi unggulan.
5) Pengembangan infrastruktur yang terintegrasi dengan pengembangan infrastruktur nasional.
1) Pengembangan sektor strategis pendukung pengembangan infrastruktur seperti Industri (semen, baja) transportasi, perdagangan.
2) Pengembangan sentra-sentra ekonomi baru / pesebaran investasi infrastruktur melalui pendekatan Kawasan Ekonomi Khusu (KEK) dengan ketersediaan infrastruktur yang terjamin.
3) Peningkatan penggunaan teknologi infrastruktur yang ramah lingkungan dan menciptakan keterkaitan yang luas (spread) Multiplier effek yang besar.
4) Peningkatan kegiatan penelitian dan meningkatkan citra infrastruktur Kaltim yang berbasis teknologi dan inovasi
5) Tersedianya infrastruktur keras (hard infrastructur) dan infrastruktur lunak (soft infrastructur) berskala besar yang dapat memenuhi kebutuhan industri Kalimantan Timur yang berbasis pengetahuan dan teknologi.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
66
ROADMAP RUPM-3
NO FOKUS
PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL
JANGKA PENDEK 2014 2015
JANGKA MENENGAH 2015 - 2019
JANGKA PANJANG 2020 – 2025
Bidang Energi
1) Pengembangan PTSP yang lebih efektif dan efisien pada semua wilayah/ daerah
2) Identifikasi potensi energi baru dan terbarukan dan wilayah pesebarannya
3) Memberikan Fasilitas (fiskal non fiskal), Kemudahan (peneydiaan sarana prsarana) dan Insentif (bantuan modal/ biaya, percepatan penyusutan) dan mekanisme kerjasama Pemerintah-Swasta untuk pengembangan energi baru dan terbarukan.
4) Optimalisai/intensifikasi pemanfaatan sumber energi pembangkit listrik.
1) Pemberian Fasilitas, Kemudahan dan insentif untuk kegiatan ekstensifikasi energi baru dan terbarukan yang mendorong berkembannya potensi ekonomi dan wilayah.
2) Peningkatan koordinasi antar lembaga/isntansi untuk menjamin kepastian penggunaan lahan dan kepastian keberadaan investasi energi melaui peraturan prundangan yang jelas dan konsisten.
3) Pengembangan energi baru dan terbarukan yang mampu mendorong percepatan pengembangan UMKM dan Koperasi
4) Percepatan pembangunan sumber energi baru dan terbarukan pada wilayah-wilayah yang belum berkembang dan memiliki potensi ekonomi unggulan.
5) Pengembangan sumber enrgi baru dan terbarukan yang terintegrasi dengan pengembangan sumber energi nasional.
1) Pengembangan sektor strategis pendukung pengembangan energi seperti Industri alat transportasi, mesin dan pipa.
2) Pengembangan sentra-sentra ekonomi baru / pesebaran investasi energi melalui pendekatan Kawasan Ekonomi Khusu (KEK) dengan ketersediaan energi yang terjamin.
3) Peningkatan penggunaan teknologi energi yang ramah lingkungan dan menciptakan keterkaitan yang luas (spread) Multiplier effek yang besar.
4) Peningkatan kegiatan penelitian dan meningkatkan citra energi Kaltim yang berbasis teknologi dan inovasi
5) Tersedianya variasi energi terbarukan dengan skala besar yang dapat memenuhi kebutuhan industri, pertanian dan perdagangan Kalimantan Timur yang berbasis pengetahuan (knowledge-based- energy) dan teknologi.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
67
ROADMAP RUPM-4
NO FOKUS
PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL
JANGKA PENDEK 2014 2015
JANGKA MENENGAH 2015 - 2019
JANGKA PANJANG 2020 – 2025
1. Pertanian.
a. Tanaman Pangan b. Perkebunan
1) Pengembangan PTSP yang lebih efektif dan efisien pada semua wilayah/ daerah
2) Identifikasi produk-produk pangan (padi, unggulan (padi, jagung, kedelai) dan wilayah pesebarannya
3) Memberikan Fasilitas (fiskal non fiskal), Kemudahan (peneydiaan sarana prsarana) dan Insentif (bantuan modal/ biaya, percepatan penyusutan) bidang tanaman pangan (padi) dan kelapa sawit
4) Pengembangan tanaman pangan yang bersifat intensifikasi dengan produk pangan utama (padi) dan kelapa sawit.
1) Pemberian Fasilitas, Kemudahan dan insentif untuk kegiatan Intensifikasi dan ekstensifikasi tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) serta kelapa sawit
2) Peningkatan koordinasi antar lembaga/isntansi untuk menjamin kepastian penggunaan lahan dan kepastian berusha melaui peraturan prundangan yang jelas dan konsisten.
3) Pengembangan sektor tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) dan kelapa sawit yang terintegrasi dengan pengembangan inftrastruktur dan industri.
4) Pengembangan sektor tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan sawit dengan pemberdayaan UMKM dan Koperasi.
5) Meningkatkan pelaksanaan persaingan usaha yang sehat. Melakukan pengawasan dan kerjasama dengan lembaga pengawas persaingan.
1) Pengembangan sektor strategis
pendukung pengembangan tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan sawit seperti Industri (pupuk, benih) transportasi, perdagangan dan industri pengolahan.
2) Pengembangan sentra-sentra ekonomi baru / pesebaran investasi melalui pendekatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbasis tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan sawit.
3) Peningkatan penggunaan teknologi tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) serta sawit yang ramah lingkungan dan terintegrasi dari hulu ke hilir
4) Implementasi persaingan usaha yang sehat dan terlaksanya hubungan industrial yang harmonis.
5) Peningkatan kegiatan penelitian dan meningkatkan citra produk pangan (padi, jagung, kedelai) dan sawit Kaltim yang berbasis teknologi dan inovasi
6) Pengembangan tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) serta sawit berskala besar (food and cpo estate) pada wilayah sentra-sentara pengembangan produk pangan dan kelapa sawit Kaltim yang berbasis pengetahuan dan teknologi.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
68
ROADMAP RUPM-5
NO FOKUS
PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL
JANGKA PENDEK 2014 2015
JANGKA MENENGAH 2015 - 2019
JANGKA PANJANG 2020 – 2025
2. Industri a.Industri Pengolahan b.Industri Kimia, Logam
1) Pengembangan PTSP yang lebih efektif dan efisien pada semua wilayah/ daerah
2) Identifikasi industri-industri pengolah bahan mentah menjadi bahan baku dan wilayah pesebarannya
3) Memberikan Fasilitas (fiskal non fiskal), Kemudahan (peneydiaan sarana prsarana) dan Insentif (bantuan modal/ biaya, percepatan penyusutan) bidang industri pengolah bahan mentah dan industri pupuk
4) Pengembangan industri pengolahan yang bersifat intensifikasi yang memiliki keterkaikan besar ke depan (forword lingkage) serta industri pupuk.
1) Pemberian Fasilitas, Kemudahan dan insentif untuk kegiatan Intensifikasi dan ekstensifikasi industri pengolahan bahan mentah menjadi bahan baku (setengah jadi), industri kimia dan logam
2) Peningkatan koordinasi antar lembaga/isntansi untuk menjamin kepastian penggunaan lahan dan kepastian berusha melaui peraturan prundangan yang jelas dan konsisten.
3) Pengembangan sektor industri pengolahan, kimia dan logam yang terintegrasi dengan pengembangan inftrastruktur dan pengembangan energi.
4) Pengembangan sektor industri pengolahan, kimia dan logam dengan pemberdayaan UMKM dan Koperasi.
5) Meningkatkan pelaksanaan persaingan usaha yang sehat. Melakukan pengawasan dan kerjasama dengan lembaga pengawas persaingan.
1) Pengembangan sektor strategis
pendukung pengembangan sektor industri pengolahan, kimia dan logam seperti sektor transportasi, perdagangan dan jasa-jasa keuangan.
2) Pengembangan sentra-sentra ekonomi baru / pesebaran investasi melalui pendekatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbasis indutsri pengolahan barang jadi, industri kimia dan logam.
3) Peningkatan penggunaan teknologi industri pengolahan barang jadi, kimia dan logam yang ramah lingkungan dan terintegrasi dari hulu ke hilir.
4) Implementasi persaingan usaha yang sehat dan terlaksanya hubungan industrial yang harmonis.
5) Peningkatan kegiatan penelitian dan meningkatkan citra industri Kaltim yang berbasis teknologi dan inovasi
6) Pengembangan sektor infustri pengolahan barang jadi, kimia dan logam dengan skala besar, menghasilkan energi terbarukan dan berbasis pada pengetahuan dan teknologi.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
69
ROADMAP RUPM-6
NO FOKUS
PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL
JANGKA PENDEK 2014 2015
JANGKA MENENGAH 2015 - 2019
JANGKA PANJANG 2020 – 2025
3. Perdagangan dan Jasa.
1) Pengembangan PTSP yang lebih efektif dan efisien pada semua wilayah/ daerah
2) Identifikasi kegiatan perdagangan yang mempercepat penyediaan bahan baku ,pemasaran produk pertanian dan idustri pengolahan serta wilayah pesebarannya
3) Memberikan Fasilitas (fiskal non fiskal), Kemudahan (peneydiaan sarana prsarana) dan Insentif (bantuan modal/ biaya, percepatan penyusutan) sektor perdagangan jasa keuangan dan pariwisata
4) Pengembangan kegiatan perdagangan yang bersifat intensifikasi yang memiliki keterkaikan besar ke depan (forword lingkage) dan kebelakang (backword lingkage)
1) Pemberian Fasilitas, Kemudahan dan insentif untuk kegiatan Intensifikasi dan ekstensifikasi kegiatan perdagangan yang mempercepat penyediaan bahan baku dan pemasaran industri pengolahan, industri kimia dan logam
2) Peningkatan koordinasi antar lembaga/isntansi untuk menjamin kepastian penggunaan lahan dan kepastian berusha melaui peraturan prundangan yang jelas dan konsisten.
3) Pengembangan kegiatan perdagangan yang terintegrasi dengan pengembangan inftrastruktur dan pengembangan energi.
4) Pengembangan kegiatan perdagangan dengan pemberdayaan UMKM dan Koperasi.
5) Meningkatkan pelaksanaan persaingan usaha yang sehat. Melakukan pengawasan dan kerjasama dengan lembaga pengawas persaingan.
1) Pengembangan sektor strategis
pendukung pengembangan sektor perdagangan dan jasa seperti sektor transportasi, dan jasa keuangan
2) Pengembangan sentra-sentra ekonomi baru / pesebaran investasi melalui pendekatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbasis kegiatan perdagangan barang jadi dan jasa , industri kimia dan logam.
3) Peningkatan penggunaan teknologi kegiatan perdagangan yang ramah lingkungan dan terintegrasi dari hulu ke hilir.
4) Implementasi persaingan usaha yang sehat dan terlaksanya hubungan industrial yang harmonis.
5) Peningkatan kegiatan penelitian dan meningkatkan citra sektor perdagangan Kaltim yang berbasis teknologi dan inovasi
6) Pengembangan sektor perdagangan dan dengan skala besar, mempercepat distribusi barang dan jasa, energi terbarukan yang berbasis pada pengetahuan dan teknologi.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
70
Lampiran 2:
Pemetaan Sektor Unggulan Dengan Dimensi Kewilayahan Berdasarkan Analisa LQ dan Tipologi Klassen
NO
SEKTOR
Visi
2030
LOCATION QUATION DAN TIPOLOGI WILAYAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 PERTANIAN 4 Berau (III)
PPU (III)
Kubar (III)
Paser (III)
Kukar (II)
Kutim (I)
Samarinda (III)
Balikpapan (III)
Bontang (- II)
2 PERTAMBANGAN PENGGALIAN
3 Kutim (I)
Kukar (II)
Paser ( III)
Kubar (III)
PPU (III)
Berau (III)
Samarinda (III)
Bontang ( - II)
Balikpapan (III)
3 INDUSTRI PENGOLAHAN
1 Bontang (- II)
Balikpapan (III)
Kukar (II)
Samarinda (III)
PPU (III)
Berau (III)
Kubar (III)
Paser (III)
Kutim (I)
4 LISTRIK, GAS DAN AIR
5 Samarinda (III)
Balikpapan (III)
Kubar (III)
PPU (III)
Paser (III)
Berau (III)
Kukar (II)
Bontang (- II)
Kutim (I)
5 BENGUNAN 7 Kukar (II)
Balikpapan (III)
Kubar (III)
Samarinda (III)
PPU (III)
Paser (III)
Bontang (- II)
Kutim (I)
Berau (III)
6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
2 Samarinda (III)
PPU (III)
Balikpapan (III)
Berau (III)
Kubar (III)
Kukar (II)
Kutim (I)
Paser (III)
Bontang (- II)
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
6 Samarinda (III)
Balikpapan (III)
Berau (III)
Kubar (III)
PPU (III)
Kutim (I)
Paser (III)
Kukar (II)
Bontang (- II)
8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
8 Samarinda (III)
Balikpapan (III)
PPU (III)
Kubar (III)
Paser (III)
Kutim (I)
Kukar (II)
Berau (III)
Bontang (- II)
9 JASA-JASA 9 Samarinda (III)
PPU (III)
Kubar (III)
Balikpapan (III)
Berau (III)
Paser (III)
Kukar (II)
Kutim (I)
Bontang (- II)
Keterangan: I: kuadran daerah cepat maju dan cepat tumbuh II: kuadran berkembang cepat III: kuadran daerah relatif tertinggal IV: kuadran daerah maju tertekan
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
71
Lampiran 3:
Penjabaran Matrik Arah Kebijakan No
1 PERBAIKAN IKLIM INVESTASI 1. Penguatan BPPMD 2. Bidang Usaha Terbuka dan Tertutup
3. Persaingan Usaha. 4. Hubungan Industrial 5. Sistem Perpajakan
Pembangunan Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di setiap Kota/Kabupaten yang testandarisasi (ISO) dan kewenangan yang jelas.
Menetapkan Bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan yang jelas, sederhana, kebebasan arus barang dan jasa, modal, penduduk, informasi jika terkait dengan kepentingan nasional dalam wilayah Indonesia Kriteria bidang usaha tertutup meliputi : kesehatan, moral, budaya, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan. Kriteria bidang usaha terbuka terkait dengan kepentingan nasional : perlindungan sumberdaya alam, usaha MKM, koperasi, peningkatan kapasitas produksi, distribusi, teknologi, modal dalam negeri, kerjasama badan usaha.
Kerjasama dengan Lembaga pengawas persaingan usaha, dan mengikuti perkembangan persaingan usaha di negara lain Mendorong berlakunya pengaturan persaingan usaha (Undang-undang persaingan)
Mendorong perusahaan untuk menetapkan kebijakan pengembangan sumberdaya manusia melalui pelatihan ketrampilan dan keahlian Mendorong perusahaan untuk menjaga keharmonisan yang dilandasi prinsip itikad baik (code of good faith)
Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait (perpajakan dan kepabeanan) untuk mendorong terciptangan sistem perpajakan yang sederhana, efektif, dan efisien.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
72
No
2 PERSEBARAN PENANAMAN MODAL 1. Pengembangan Sentra-sentra ekonomi
Baru
2. Pemberiaan Fasilitas 3. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Strategis
4. Pengembangan Sumber Energi
Terbarukan
5. Percepatan Pembangunan
Infrstruktur
Mendukung pengembangan sektor yang strategis sesuai dengan potensi unggulan daerah Pertanian di Berau, PPU dan Kubar, Paser
Memberikan insentif / kemudahan untuk sektor yang memiliki keterkaitan ke depan dan ke belakang yang kuat (kelapa sawit, perdagangan, angkutan darat)
Mendorong investasi pada wilayah-wilayah pusat pertumbuhan (Paser, PPU, Berau, Balikpapan, Samarinda dan Kubar) dengan memberikan fasilitas fiskal dan non fiskal
Mendorong investasi untuk pengembangan energi terbarukan dengan pemberian insentif (biaya) , fasilitas dan penanggungan resiko.
Mendorong investasi infrastruktur dengan inventarisasi (informasi) proyek-proyek infrastruktur
No
3 FOKUS PENGEMBANGAN PANGAN, INFRASTRUKTUR DAN ENERGI
1. Pangan 2. Infrastruktur 3. Energi
Meberikan fasilitas, kemudahan dan insentif terhadap penanaman modal untuk intensifikasi dan ekstentifikasi tanaman pangan. Sektor pendukung pertanian (pupuk. Bibit) Memberikan informasi yang jelas tentang klaster-klaster industri agribisnis (Berau, PPU, Kubar dan Paser) Meningkatkan kegiatan penelitian untuk mebangun informasi yang akurat dan citra positif produk pangan Kalimantan Timur.
Pengembangan modal infrastruktur diarahkan untuk optimalisasi kapasitas dan kualitas. Pengembangan potensi ekonomi daerah Pengembagangan sektor pendukung infrastruktur ( Perdagangan, industri, transportasi dan jasa keuangan). Infrastruktur yang terintegrasi untuk wilayah belum berkembang dan sedang berkembang serta infrastruktur dengan skema kerjasama pemerintah Swasta.
Pengembangan penanaman modal dengan arah : Optimalisasi potensi sumber energi baru (matahari, air) dan terbarukan (biogas) dan mendorong infrastruktur energi untuk kebutuhan lisrik dalam negeri. Efisiensi, konservasi, dan pelestarian lingkungan hidup. Pengembangan sektor strategis untuk pengembangan energi (industri alat transportasi, mesin dan pipa) Pemberian fasilitas, kemudahan dan insentif serta dukungan pembiayaan untuk modal infrastruktur energi baru dan terbarukan.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
73
No
4 PENANAMAN MODAL YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
1. Sinergi Kebijakan 2. Sektor-sektor Perioritas
3. Ekonomi Hijau 4. Pemberian Fasilitas 5. Penggunaan Teknologi dan Pengembangan
Wilayah Adanya sinergi kebijakan
penanaman modal dengan kebijakan departemen/skpd terkait dengan program pembangunan lingkungan hidup (pengurangan emisis gas, rumah kaca pada sektor kehutanan, transportasi, industri, energi, limbah serta program pencegahan kerusakan keaneka ragaman hayati
Penanaman modal untuk Pengembangan sektor-sektor priritas dengan teknologi yang ramah lingkungan serta kegiatan yang memanfaatkan potensi sumber energi baru dan terbarukan.
Mendorong kegiatan ekonomi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Memberikan kemudahan dan insentif pada kegiatan yang mendorong upaya pelestarian lingkungan hidup (pengurangan pencemaran dan perdagangan karbon/carbon trade)
Mengembangkan penanaman modal untuk kegiatan produksi yang menggunakan teknologi ramah lingkungan dari hulu sampai hilir dan penanaman modal yang dapat mengembangkan wilayah dengan memperhatikan daya dukung lingkungan.
No
5 PEMBERDAYAAN UMKM DAN KOPERASI
Strategi Naik Kelas Strategi Aliansi
Mendorong usaha penanaman modal Pada skala tertentu untuk menjadi lebih besar. Mikro ke Kcil kemudian Menengah dan Besar. Beberapa upaya untuk kedua strategi adalah : Melakukan pemutahiran data UMKM dan menetapkan UMKM yang potensial Peningkatan kapasitas UMKM di daerah terkait teknis, inovasi dan manajemen Mengikutsertakan UMKM dalam berbagai even pameran dagang (trade expo), temu usaha (matchmaking) dengan para investor Menjembatani UMKM terkait akses pembiayaan perbankan (bunga murah) Memanfaatkan instrumen Corporate Social Responsibility (CSR) untuk meningkatkan kapasitas UMKM
Mengembangkan penanaman modal untuk meningkatkan kerjasama (aliansi) kemitraan berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
74
No
6 PEMBERIAN FASILITAS, KEMUDAHAN DAN ATAU INSENTIF
1. Fasilitas 2. Kemudahan 3. Insentif 4. Kriteria Mekanisme
Fasilitas fiskal yang diberikan pemerintah adalah : Pajak penghasilan melalui pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan dalam jumlah dan waktu tertentu Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingkat tertentu Pembebasan atau keringan bea masuk atas barang-barang impor yang belum diproduksi dalam negeri Pembebasan atau keringanan bea masuk atas bahan baku untuk produksi dalam negeri Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas barang modal yang belum dapat diproduksi dalam negeri Percepatan penyusutan (amortisasi)
Kemudahan pelayanan PTSP Pengadaan infrastruktur oleh pemerintah. Kemudahan perizinan untuk untuk memperoleh hak atas tanah, fasilitas keimigrasian dan perizinan impor Penyediaan data dan informasi terkait peluang investasi Penyediaan sarana prasarana, lokasi dan pemberian bantuan teknis
Memberikan keringanan pajak bumi dan bangunan Pengurangan dan pembebasan pajak Pengurangan dan pembebasan retribusi Pemberian bantuan modal dan dana stimulan
Industri pioner Menyerap banyak tenaga kerja Melakukan pembangunan infrastruktur Melakukan alih teknologi Berada di daerah terpencil, tertinggal dan daerah perbatasan Menjaga kelestarian lingkungan Melakukan kemitraan dengan usaha UMKM Menggunakan modal dan input dalam negeri
Diberikan oleh Menteri/Kapla Lembaga Pemerintahan Non Kementrian, Gubernur, Bupati/Walikota, sesuai kewenangannya terhadap bidang usaha di daerah tertentu Kepala BKPM menyampaikan hasil evaluasi kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk dibahas dengan Menteri/ Kapala LPNK, Gubernur, Bupati/Walikota tertkait. Hasil pembahasan selanjutnya ditindak lanjuti oleh Menteri/ Kepala LPNK, Gubernur, Bupati/Walikota terkait sesuai dengam kesepakatan.
Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2025
75
No
7 PROMOSI PENANAMAN MODAL 1. Penguatan Citra (Image Building)
2. Strategi Promosi 3. Melaksanakan Promosi
4. Peningkatan Koordinasi
5. Penguatan Peran Fasilitas
Mengimplemnetasikan kebijakan pro penanaman modal dan menyusun rencana tindak penguatan citra penanaman modal. Perbaikan iklim investasi dan pemberian fasilitas, kemudahan dan insentif
Mengembangkan strategi promosi yang lebih fokus, terarah dan inovatif. Pemanfatan sarana komunikasi yang optimal (Koran, leflet, Baliho, dan media elektronik/ internet). Pemanfaatan sarana publik yang terkait dengan kegiatan investasi (Bandara, Hotel, tempat wisata dan pusat perbelanjaan) untuk penyebaran informasi. Mengikuti berbagai even pameran dagang, kesenian dan seminar pada tingkat regional, nasional dan internasional.
Melaksanakan kegiatan promosi dengan berbagai cara dan strategi. Waktu yang terjadwal dan kontinue. Sarana yang memadai dan berkuallitas. Pelaksanaan yang profesional
Meningkatkan koordinasi dengan seluruh kementrian terkait baik pada tingkat pusat maupun daerah melalui peningkatan komunikasi, kerjasama yang diperkuat dengan MOU.
Menjamin ketersediaan fasilitas dan pemanfaatan (pajak, infrastruktur, modal dan kemudahan perizinan) oleh investor secara memadai .