rencana tata ruang wilayah kabupaten bireuen

350
NAD - BRR Nias Laporan Akhir ini merupakan laporan tahap penyelesaian dalam rangkaian kegiatan “ PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BIREUEN DAN KAWASAN PERMUKIMAN UTAMA yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Dinas Perkotaan dan Permukiman cq. SKS – BRR Tata Ruang, Lingkungan, Pemantauan dan Evaluasi Manfaat NAD dengan PT. Artama Interkonsultindo bekerjasama dengan CV. Triple – C. Laporan Akhir ini memaparkan (BUKU I PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BIREUEN) kebijakan – kebijakan yang terkait dengan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen, Rencana yang ada, Gambaran Umum, Fakta dan Analisis Kecamatan yang diprioritaskan serta Action Plan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian pekerjaan ini. Banda Aceh , Mei 2006 PT. Artama Interkonsultindo CV. Triple - C PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Upload: najla-zahira

Post on 02-Aug-2015

768 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

NAD - BRR

N ias

Laporan Akhir ini merupakan laporan tahap penyelesaian dalam rangkaian kegiatan

“ PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BIREUEN DAN

KAWASAN PERMUKIMAN UTAMA “ yang merupakan kerjasama antara Pemerintah

Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Dinas Perkotaan dan Permukiman cq. SKS –

BRR Tata Ruang, Lingkungan, Pemantauan dan Evaluasi Manfaat NAD dengan

PT. Artama Interkonsultindo bekerjasama dengan CV. Triple – C.

Laporan Akhir ini memaparkan (BUKU I PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG

WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BIREUEN) kebijakan – kebijakan yang terkait

dengan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen, Rencana

yang ada, Gambaran Umum, Fakta dan Analisis Kecamatan yang diprioritaskan serta

Action Plan.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam

penyelesaian pekerjaan ini.

Banda Aceh , Mei 2006

PT. Artama Interkonsultindo

CV. Triple - C

PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Page 2: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN BIREUEN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

NAD - BRR

Nias

Page 3: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 1

NAD - BRR

Nias

1.1. LATAR BELAKANG

Gempa bumi yang diikuti gelombang Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 dan

gempa susulan pada tanggal 28 Maret 2005, telah meluluhlantahkan sebagian besar

wilayah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Kepulauan Nias Provinsi

Sumatera Utara, dengan korban lebih dari dua ratus ribu jiwa meninggal dan

menyisakan kerusakan fisik yang luar biasa. Oleh karena itu, wilayah ini harus

direncanakan dan ditata kembali mengikuti kaidah-kaidah dan norma-norma yang

ada dengan memasukan aspek mitigasi terhadap bencana alam dalam rangka

meminimalkan resiko di kemudian hari dengan memberikan kesempatan masyarakat

untuk berpartisipasi langsung dalam proses perencanaan dan implementasinya.

Dalam rangka percepatan proses penanganan bencana dan dampak luar biasa yang

ditimbulkan tersebut, Pemerintah mengeluarkan Perpu No. 2 Tahun 2005 untuk

membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat

Provinsi NAD dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara (disingkat BRR NAD-Nias),

serta mengeluarkan Perpres No. 30 Tahun 2005 tentang Rencana Induk Rehabilitasi

dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat NAD dan Kepulauan Nias

Provinsi Sumatera Utara. Rencana Induk ini merupakan acuan bagi proses

perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi

dan rekonstruksi di wilayah provinsi NAD dan Kepulauan Nias.

Dalam konteks penataan ruang, telah dikeluarkan beberapa arahan yang termuat

dalam Rencana Induk pada Buku Utama Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

Dalam buku ini dijelaskan bahwa tujuan penataan ruang wilayah Aceh dan Nias

adalah membangun kembali wilayah, kota, kawasan dan lingkungan permukiman

yang rusak akibat bencana gempa dan tsunami, sehingga masyarakat dapat segera

melakukan aktivitasnya dalam kondisi yang lebih baik dan aman dari bencana.

Kebijakan dan strategi penataan ruang dan pertanahan, memberikan gambaran

konsep dan skenario penataan ruang, dan memberikan arahan pola serta struktur

tata ruang wilayah Provinsi NAD, serta Kabupaten/kota di Wilayah Provinsi NAD dan

di Kepulauan Nias. Secara umum, arahan pola dan struktur tata ruang wilayah ini

perlu dijabarkan lagi ke dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten/Kota dan Rencana Tata Ruang yang lebih detail.

Page 4: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 2

NAD - BRR

Nias

Sebagaimana dijelaskan pada pasal 22 ayat 3 UU No. 24 Tahun 1992 tentang

Penataan Ruang, RTRW Kabupaten/Kota ini akan menjadi pedoman untuk : (a)

Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten/kota; (b)

Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan

antarwilayah kabupaten/kota serta keserasian antar sektor; (c) pengarahan lokasi

investasi yang dilaksanakan pemerintah atau masyarakat; (d) penyusunan rencana

rinci (detail) tata ruang di kabupaten/ kota; (e) Pelaksanaan pembangunan dalam

memanfaatkan ruang bagi kegiatan pembangunan.

Salah satu Kabupaten di provinsi NAD yang perlu disiapkan RTRW Kabupatennya

adalah Kabupaten Bireuen. Secara geografis, Kabupaten Bireuen memiliki posisi

strategis, karena terletak pada koridor pantai Timur Sumatera (merupakan wilayah

yang relatif lebih maju dibandingkan dengan wilayah Tengah dan koridor Pantai

Barat), serta berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan jalur

pelayaran internasional yang padat. Kerusakan pada wilayah Kabupaten Bireuen

paska bencana gempa dan tsunami, terutama terjadi pada wilayah-wilayah di

sekitar pesisir pantai, antara lain Kecamatan Samalanga dan Kecamatan Gandapura

yang tergolong cukup parah.

Untuk mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi di Kabupaten Bireuen,

maka BRR NAD-Nias merasa perlu untuk menyiapkan RTRW Kabupaten Bireuen dan

Kawasan Permukiman Utamanya, sebagai acuan spasial bagi kegiatan rehabilitasi

dan rekonstruksi, serta kegiatan pengembangan sosial-ekonomi dan pembangunan

wilayah yang berkelanjutan. Dalam prosesnya, penyusunan RTRW Kabupaten

Bireuen dan Kawasan Permukiman Utama ini dilaksanakan secara bertahap, dimana

untuk Tahap-1 diarahkan untuk proses identifikasi permasalahan tata ruang

kabupaten, dan penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) pada kecamatan prioritas

yang terkena dampak bencana tsunami secara langsung atau tidak langsung, yang

meliputi : penentuan prioritas bagi perencanaan tata ruang kampung (Village Plan)

untuk program rekonstruksi perumahan/pemukiman, dan penentuan prioritas

Kecamatan untuk pelaksanaan program rekonstruksi kecamatan, serta identifikasi

potensi dan permasalahan mendesak dan penyusunan Rencana Tindak (Action Plan)

rehabilitasi dan rekonstruksi pada kawasan permukiman utama (kawasan perkotaan)

Bireuen.

Page 5: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 3

NAD - BRR

Nias

1.2. MAKSUD, TUJUAN dan SASARAN

1.2.1. MAKSUD

Maksud pekerjaan ini adalah membantu menyusun acuan bagi Pemerintah

Kabupaten Bireuen dalam melaksanakan program-program pembangunan sebagai

wujud operasionalisasi dari Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias.

1.2.2. TUJUAN

Tujuan pekerjaan ini adalah menyusun RTRW Kabupaten Bireuen dan Kawasan

Permukiman Utama untuk Tahap-1,

1. Review RTRW Kabupaten yang ada, identifikasi permasalahan tata ruang

kabupaten, serta penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) pada kecamatan

prioritas yang terkena dampak bencana tsunami secara langsung atau tidak

langsung, yang meliputi : penentuan prioritas bagi perencanaan tata ruang

kampung (Village Plan) untuk program rekonstruksi perumahan/ pemukiman, dan

penentuan prioritas Kecamatan untuk pelaksanaan program rekonstruksi

kecamatan,

2. Review Rencana Tata Ruang Kota yang ada, perumusan rencana strategis

pengembangan kota, identifikasi potensi dan permasalahan mendesak, serta

penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) rehabilitasi dan rekonstruksi pada

kawasan permukiman utama (kawasan perkotaan) Bireuen.

1.2.3. SASARAN

Sasaran yang hendak dicapai dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1) Teridentifikasinya permasalahan tata ruang, dan isu-isu pembangunan jangka

panjang Kabupaten Bireuen, disertai rekomendasi kebutuhan dalam penyusunan

RTRW Kabupaten Bireuen (Tahap II).

2) Teridentifikasinya permasalahan tata ruang, serta tersusunnya Rencana Tindak

(Action Plan) pada kecamatan prioritas, yang terkena dampak bencana tsunami

secara langsung atau tidak langsung, mencakup : penentuan prioritas bagi

perencanaan tata ruang kampung (Village Plan) untuk program rekonstruksi

Page 6: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 4

NAD - BRR

Nias

perumahan/pemukiman, dan penentuan prioritas Kecamatan untuk pelaksanaan

program rekonstruksi kecamatan.

3) Teridentifikasinya potensi dan permasalahan mendesak, serta tersusunnya Konsep,

Strategi, dan Rencana Tindak (Action Plan) Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada

kawasan permukiman utama (perkotaan) Bireuen.

1.3. RUANG LINGKUP

1.3.1. RUANG LINGKUP WILAYAH STUDI

Lingkup Wilayah Umum Studi (WUS) meliputi seluruh wilayah Administrasi

Kabupaten Bireuen, seluas +1.901,21 Km2 dan terdiri dari 17 Kecamatan. Sedangkan

Wilayah Efektif Studi (WES) meliputi kecamatan prioritas (meliputi 9 kecamatan)

yang terkena dampak bencana tsunami secara langsung atau tidak langsung, serta

kawasan permukiman utama (kawasan perkotaan) Bireuen yang menjadi ibukota

Kabupaten Bireuen.

1.3.2. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang lingkup kegiatan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

A. RTRW KABUPATEN :

1) Review Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah pernah ada.

2) Indentifikasi masalah Tata Ruang Kabupaten dan menyusun pemecahan masalah-

masalah (Jalan Keluar) sesuai prioritas jangka pendek dan mengindentifikasi

siapa yang mengerjakan apa dan kapan (Who does what and when).

3) Identifikasi masalah Tata Ruang pada minimal 6 Kecamatan di setiap

Kabupaten, dengan prioritas kecamatan yang terkena tsunami Iangsung ataupun

tidak langsung.

4) Pemilihan/penetapan 6 Kecamatan tersebut harus mendapat persetujuan dari

Pemda Kabupaten yang bersangkutan.

5) Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) untuk 6 Kecamatan tersebut,

mencakup penentuan prioritas bagi perencanaan tata ruang kampung (Village

Page 7: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 5

NAD - BRR

Nias

Plan) untuk rekonstruksi perumahan/pemukiman dan penentuan prioritas

Kecamatan untuk dilaksanakannya Kecamatan Reconstruction plan.

6) Rekomendasi kebutuhan Rencana Tata Ruang Wilayah Jangka Panjang Tahap II.

7) Identifikasi isu-isu pembangunan jangka panjang yang memerlukan penelitian

atau rencana yang effektif dalam Rencana Tata Ruang Jangka Panjang (Tahap

II).

B. TATA RUANG KAWASAN PEMUKIMAN UTAMA

1) Review RTRW yang pernah ada dan merekomendasikan rencana strategis

pengembangan kota untuk masa yang akan datang seperti :

o Rencana Struktur Tata Ruang

o Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

o Rencana Sistim Jaringan Transportasi

o Rencana Arah Pengembangan Kota

2) Identifikasi potensi dan masalah mendesak dalam wilayah pemukiman utama

(perkotaan) dan rencana (concept plans) pemecahan masalah tersebut.

3) Rencana Tindak (Action Plan) Rehabilitasi dan Rekonstruksi berdasarkan konsep

yang telah disepakati oleh Pemda dan masyarakat dalam hal sebagai berikut:

a. Penentuan prioritas rehabilitasi dan rekonstruksi pengembangan Daerah

Rawa dan pantai.

b. Penentuan prioritas rehabilitasi dan rekonstruksi bidang Pengendalian Banjir

dan Pengaman Pantai.

c. Penentuan prioritas rehabilitasi dan rekonstruski bidang Irigasi.

d. Penentuan prioritas rehabilitasi dan rekonstruksi bidang Peningkatan Kualitas

]asa Ketenagalistrikan.

e. Penentuan prioritas rehabiltasi dan rekonstruski bidang Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Jalan Propinsi, Kabupaten dan Kecamatan.

f. Penentuan prioritas rehabilitasi dan rekonstruksi bidang Pemeliharaan,

Rehabilitasi, Peningkatan dan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Transportasi.

g. Penentuan prioritas rehabilitasi dan rekonstruksi bidang Pengembangan

Sistem Pelayanan Air Minum dan Air Limbah.

Page 8: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 6

NAD - BRR

Nias

h. Penentuan prioritas rehabilitasi dan rekonstruski bidang Peningkatan Sarana

dan Prasarana Pemerintah.

i. Penentuan prioritas rehabilitasi dan rekonstruksi bidang Pengembangan

Perumahan dan Permukiman.

j. Penentuan prioritas rehabilitasi dan rekonstruksi bidang Pendidikan dan

Kesehatan.

k. Penentuan prioritas rehabilitasi dan rekonstruksi bidang Pemberdayaan

Ekonomi, Dunia Usaha dan Investasi.

l. Penentuan prioritas rehabilitasi dan rekonstruksi bidang Agama, Sosial dan

Budaya.

1.3.3. RUANG LINGKUP SUBSTANSI

Ruang lingkup substansi pekerjaan ini, antara lain meliputi :

1. Kebijakan Rekonstruksi Desa dan Kota (Urban and Village)

a. Memampukan mereka yang paling menderita karena bencana sebagai pemangku

inti dengan menghargai mereka atas apa yang mereka punya seperti tata nilai,

harapan-harapan dan kebutuhan-kebutuhannya;

b. Merehabilitasi kondisi sosial-ekonomi dan struktur sistem permukiman;

c. Memperbaiki kerusakan dan memproteksi aset masyarakat yang tersisa;

d. Memastikan aspek keselamatan dan masyarakat dan asetnya dan bencana

(gempa dan tsunami) di kemudian hari;

e. Menciptakan lingkungan tempat tinggal lebih baik;

f. Mengarahkan rekonstruksi permukiman secara cepat, terpadu, dan cost-

effective;

2. Strategi Rekonstruksi

a. Perencanaan dan rekonstruksi dapat dibuat/dilakukan secara simultan;

b. Mengembangkan/membangun kota/desa yang secara ekologi mampu bertahan

terhadap bencana tsunami;

Page 9: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 7

NAD - BRR

Nias

c. Mencegah relokasi/resettlement, meminimalkan perubahan pada densitas,

hirarki, dan struktur kota serta land use;

d. Revitalisasi tempat-tempat kegiatan sosial-ekonomi;

e. Rehabilitasi prasarana dan fasilitas;

f. Menghindarkan pengalihan kepemilikan lahan, konsolidasi lahan dan

memperlambat kembali ke area dekat pantai;

g. Zoning delineation dan zoning code direncanakan dengan melibatkan masyarakat

yang menjadi korban bencana.

3. Rencana Mitigasi

a. Kenapa kerusakan dan korban begitu besar : planning background

• Tidak ada peringatan dini;

• Tempat ketinggian untuk tempat penyelamatan (escape hill/facilities) tidak

mudah dijangkau dan bahkan tidak terrsedia;

• Jalan tidak dirancang sebagai jalur penyelamatan (escape road) sehingga

menjadi congested pada saat bencana terjadi serta menjadikan mereka

terjebak dalam bottle necks,

• Bongkahan sisa bangunan (soild debris/wreckages) yang terbawa gelombang

tsunami hampir tidak tertahan dan menghantam segala yang ada di depannya

dan bahkan manusia yang mengakibatkan kerusakan yang hebat dan korban

yang banyak;

• Banyak bangunan hancur oleh gempa sebelum tsunami datang.

b. Bagaimana memitigasi bencana tsunami

• Menyiapkan bangunan/fasilitas penyelamatan (Escape Hills/ Facilities EH/ F)

dalam kota.

Besar luasnya EH/F tergantung pada desain kapasitas jumlah orang yang

akan ditampung, dengan catatan 1 m2/orang;

Tinggi EH/F tergantung pada tinggi maksimum gelombang tsunami yang

pernah terjadi pada kawasan itu. Semakin jauh dan pantai tinggi EH/F

semakin berkurang (rendah); dengan pantai;

Page 10: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 8

NAD - BRR

Nias

Semakin dekat ke pantai, semakin cepat waktu yang diperlukan untuk

mencapai EH/F semakin jauh dan pantai, semakin sedikit kebutuhan

adanya EH/P,

EH lebih disukai berupa bukit alamiah atau tanah urugan berupa bukit

kecil dan dapat digunakan juga sebagai jalur hijau atau taman atau

penggunaan lainnya yang ramah lingkungan;

Mengidentifikasi kawasan yang aman (safe areas ~ SA) dan jangkauan

tsunami sebelumnya.

• Menanam pepohonan sebagai sabuk penahan tsunami pada beberapa bagian

desa dan kota, berupa:

Bakau (mangroves) di sepanjang pantai;

Sabuk pepohonan sebagai batas desa di setiap desa;

Sabuk pepohonan sebagai batas kecamatan di setiap kecamatan (sub

district); -- Sabuk pepohonan sebagai hutan kota pada setiap kota.

• Mengembangkan jalur evakuasi /jalur penyelamatan menuju EH/F dan SA.

Merencanakan kembali hirarki dan pola jaringan jalan yang ada;

membangun jalan baru menuju EH/Fdan SA;

Memastikan desain jalan baru sebagai jalur/rute penyelamatan mampu

memfasilitasi proses evakuasi orang dalam jumlah besar untuk mencapai

EH/Fdan SA dalam durasi waktu yang telah ditetapkan.

• Building Codes

Untuk gempa;

Untuk tsunami.

• Sistem peringatan dini (Early warning system)

Pengetahuan tradisional;

Teknologi baru/modern.

• Kesadaran masyarakat melalui:

Perencanaan partisipatif;

Pelatihan;

Pendidikan kepada anak-anak melalui jalur formal seperti di sekolah.

Page 11: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 9

NAD - BRR

Nias

4. Memadukan Rencana Mitigasi dengan Rencana Rekonstruksi

a. Perencanaan dari Atas (Top-Down Planning)

• Prosedur :

Pendekatan perencanaan partisipasif yang difokuskan pada daerah yang

paling parah akibat bencana dengan bekerjasama dengan pimpinan

masyarakat dan stakeholders lainnya.

• Substansi/materi perencanaan:

Memperkirakan kerusakan kawasan budidaya (terbangun dan tidak

terbangun) dan non budidaya terutama pada pusat-pusat kegiatan (sosial,

ekonomi, lingkungan/geomorfologi, perumahan, infrastruktur, fasilitas,

dli);

Menganalisis sistem perkotaan termasuk untuk urban services

(drainase/sewage/sampah/sanitasi) :

♦ Mengevaluasi pengaruh kerusakan pada perubahan rona ruang wilayah

dan rencana tata ruang wiiayah;

♦ Memformulasikan cara / situasi agar kegiatan sosekbud (perkotaan)

tetap dapat berjalan;

Menganalisis struktur ruang didasarkan pada pendekatan superimpose:

♦ Rencana tata ruang yang ada;

♦ Kondisi sebelum tsunami;

♦ Kondisi setelah tsunami.

Memantapkan skenario mitigasi untuk seluruh wilayah;

Memberikan muatan-muatan spasial sebagai driving forces untuk

penataan ruang;

Menyusun dan menyiapkan indikator makro (indikator sosekbud) yang

ingin dicapai dalam penataan dan pemanfaatan ruang (tingkat kualitas

hidup : pertumbuhan ekonomi, PDRB/kapita, income/kapita, HDI, KPI,

aksesibilitas, dli);

Page 12: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 10

NAD - BRR

Nias

Menyiapkan skenario keseimbangan pertumbuhan (komposisi sosekbud :

status sosek vs ekonomi makro wilayah, lapangan kerja, pendidikan, dll)

termasuk menyiapkan strategi untuk mengakomodasikan sektor informal

(semua yang sulit diatur seperti KS, ojek, dll) untuk memampukan tata

ruang dapat menyerap angkatan kerja dan sekaligus membuka

kesempatan kerja dalam rangka men-generate ekonomi;

Aplikasikan konsep aksesibilitas untuk menciptakan efisiensi penggunaan

ruang dan energi (better accessibility rather than unilmited mobility

dalam bentuk compact city, TOO, join development, super block, zero

movement approach);

Memformulasikan skenario rekonstruksi untuk seluruh wilayah;

Menyusun struktur konseptual rekonstruksi wilayah;

b. Perencanaan dari Bawah (Bottom-Up Planning)

• Prosedur :

Pendekatan perencanaan partisipasif yang difokuskan pada daerah yang

paling parah akibat bencana dengan bekerjasama dengan masyarakat yang

terkena bencana.

Perencana tata ruang memfasilitasi masyarakat dengan ide, konsep,

analisis, dan solusi teknis;

Mengawali kegiatan perencanaan dan penataan gampong/desa;

Memadukan beberapa rencana desa menjadi rencana sub kecamatan

(sub-district plan) yang merupakan interface untuk menuju skala rencana

wilayah lebih tinggi (kabupaten/kota);

Memadukan beberapa rencana sub kecamatan (sub-district plan) menjadi

rencana kecamatan (district plan).

• Substansi materi perencanaan:

Memperkirakan kerusakan desa/sub-kecamatan/kecamatan (sosial,

ekonomi, geo-morfologi, perumahan, infrastruktur, fasilitas);

Menganalisis sistem desa/sub-kecamatan/kecamatan:

Page 13: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 11

NAD - BRR

Nias

♦ Mengevaluasi pengaruh kerusakan pada perubahan rona ruang

permukiman/perumahan wilayah dan rencana tata ruang wilayah;

♦ Memformulasikan cara/situasi agar kegiatan sosekbud

(desa/subkecamatan/kecamatan) tetap dapat berjalan;

Menganalisis struktur ruang didasarkan pada pendekatan superimpose:

♦ Rencana tata ruang yang ada; Kondisi sebelum tsunami;

♦ kondisi setelah tsunami.

Memantapkan rencana mitigasi untuk desa/sub-kecamatan /kecamatan

dalam Site Plan (village plan) yang juga telah mengakomodasi kebutuhan

ruang untuk urban services (drainase/sewage/sampahl sanitasi);

Memformulasikan skenario rekonstruksi untuk desa/sub-kecamatan/

kecamatan;

Mengembangkan sistem rekonstruksi dan struktur ruang desa/

subkecamatan/kecamatan (termasuk tata guna lahan utama);

Menyusun program rekonstruksi:

♦ Infrastruktur;

♦ Utilitas;

♦ Perumahan dan fasilitas perkotaan;

♦ Lingkungan alam;

♦ EHIF jalur/rute penyelamatan, jalur hijau, Building Codes dan sistem

peringatan dm1 ;

♦ Urban Designs.

• Mengintegrasikan perencanaan dari-Bawah dan dari-Atas

Memadukan beberapa rencana kecamatan (district plan) menjadi rencana

rekonstruksi kabupaten ;

Mengintegrasikan rencana rekonstruksi kabupaten dengan struktur

konseptual rekonstruksi kabupaten untuk memformulasikannya menjadi

RUTR wilayah kabupaten paska tsunami.

Page 14: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 12

NAD - BRR

Nias

1.3.4. ANALISIS BENCANA

Analisa bencana dibutuhkan sebagai dasar bagi penataan ruang. Kondisi alam dapat

dikategorikan menjadi : potensi, kendala, dan limitasi alam. Potensi adalah

kawasan yang dapat dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan, kendala adalah

kawasan yang dapat dikembangkan dengan prasyarat-prasyarat tertentu mengingat

adanya kondisi alam yang tidak mendukung pengembangan secara optimal.

Sedangkan limitasi alam adalah kawasan yang benar-benar perlu dibatasi

penggunaannya mengingat kondisi alam yang sangat tidak mendukung untuk

optimalisasinya.

Analisa bencana yang perlu dilakukan meliputi antara lain:

Kondisi sebelum tsunami;

Bentang alam;

Ketinggian;

Kontur ketinggian;

Unit bentang alam;

Struktur geologi;

Pengaruh tsunami;

Jangkauan kerusakan akibat gempa dan tsunami; · Zona kerusakan;

Arah terjangan gelombang;

Aspek fisik bentang alam;

Karakteristik fisik bentang alam;

Zona fisik bentang alam;

Orientasi struktur kota.

Ruang lingkup arahan penataan ruang wilayah kabupaten/kota berisi arahan yang

bersifat umum, terdiri atas:

Kondisi fisik wilayah pasca bencana;

Skenario penataan ruang;

Strategi penataan ruang;

Arahan struktur dan pola pemanfaatan ruang.

Page 15: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 13

NAD - BRR

Nias

1.4 METODOLOGI DAN PENDEKATAN

Pada dasarnya terdapat 2 (dua) dua pola pendekatan yang akan digunakan

konsultan untuk pelaksanaan pekerjaan ini yaitu :

1) Pendekatan Konseptual

Yaitu pola-pikir pendekatan yang bersifat konseptual menyangkut

kebijaksanaan, strategi, kerangka filosofi, atau konsep dasar yang akan

digunakan konsultan dalam merumuskan, memilih, dan menetapkan strategi dan

rencana tindak (action plan) pada kecamatan prioritas Kabupaten Bireuen dan

pada kawasan permukiman utama (perkotaan) Bireuen.

2) Pendekatan Kronologis / Implementatif

Yaitu pola pikir pendekatan yang berpedoman dan mengacu pada lingkup

pekerjaan dikaitkan dengan mekanisme / proses atau urutan/ kronologis

pelaksanaan kegiatan dalam pekerjaan ini.

1.4.1 PENDEKATAN KONSEPTUAL

Terdapat cukup banyak pendekatan konseptual yang akan menjadi acuan dalam

pekerjaan ini. Adapun yang akan dijelaskan berikut ini hanya merupakan

pendekatan utama yang penting diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

Pada dasarnya, pendekatan utama berikut merupakan pendekatan yang saling

terkait erat dan berhubungan, sehingga dalam implementasinya akan digunakan

dalam satu kesatuan kerangka pendekatan.

A. Pendekatan “Top Down - Bottom Up/ Participation Planning”

Pada intinya, pendekatan ini bertujuan untuk mengakomodasikan perpaduan proses

pendekatan dari atas (Top-Down approach) dan bawah (Bottom-Up approach -

Participatory Planning approach).

Perencanaan Program merupakan hasil bersama dimana dalam prosesnya

memadukan/ mengkombinasikan dua arah, baik proses dari-bawah-ke-atas dan juga

proses dari-atas-ke-bawah, serta sesuai dengan peraturan perundangan yang

Page 16: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 14

NAD - BRR

Nias

berlaku, antara lain hukum pertanahan. Kontribusi dari atas ke bawah adalah

tersedianya struktur konseptual wilayah Kabupaten. Sedangkan proses perencanaan

dan pembangunan skala desa, sub kecamatan, dan kecamatan dibuat bersama

masyarakat (dari bawah ke atas). Dengan demikian pertimbangan makro dan mikro

dapat diakomodasi secara proporsional dalam tata ruang wilayah paska bencana.

Proses perencanaan yang dilakukan berprinsip Repair & Better-Off (atau Build Back

Better- B3) yang dilaksanakan dengan tahapan sebagal berikut:

1) Rekonstruksi bagian yang rusak: Desa � Kecamatan � Kabupaten/Kota; � Bottom-

Up: Partisipasi Masyarakat & Mitigasi

2) Review eksisting RTRW Kabupaten ; � Top-Down: indikator makro & aksesibilitas

3) Integrasikan ke duanya;

4) Revitalisasi RTRW Kabupaten hasil integrasi menjadi RTRW 2005-2015 (2020) yang

telah memasukkan mitigasi bencana.

B. Pendekatan Manfaat Ekonomi Ganda (Multiplier Effects Approach)

Dalam mengidentifikasi, memilih, dan merumuskan strategi dan rencana tindak

(action plan), perlu dipertimbangkan perihal manfaat setiap rencana yang

diusulkan. Pertimbangan manfaat ekonomi ganda (multiplier effects approach)

merupakan pendekatan atau kriteria yang penting diperhatikan di sini. Dalam

pendekatan ini suatu rencana tindak dinilai prioritasnya, dimana yang memberikan

manfaat ekonomi ganda merupakan prioritas yang paling tinggi.

Dengan demikian, suatu rencana tindak yang dipilih tidak hanya memberikan

manfaat hanya sesaat dengan jangkauan lokal saja, tetapi diharapkan dapat

memberi manfaat yang berkelanjutan dengan jangkauan luas, sehingga akan terus

bergulir bagaikan bola salju (snow bowling) yang semakin lama manfaatnya akan

semakin membesar. Pemilihan rencana tindak sangat menentukan seberapa jauh

efek ekonomi ganda itu akan terjadi. Berdasarkan pendekatan ini, maka setiap

rencana tindak akan dipilih berdasarkan kriteria pioritas manfaat ekonomi ganda.

Page 17: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 15

NAD - BRR

Nias

C. Pendekatan Sumber Daya (Resources Base Approach)

Pendekatan sumber daya (resources base approach) merupakan suatu pendekatan

yang mengandalkan ketersediaan sumber daya atau potensi wilayah setempat yang

dapat digunakan atau perlu didukung pengembangannya melalui suatu rencana

tindak atau program. Umumnya hal ini jarang diperhatikan oleh pihak-pihak yang

menentukan dalam perencanaan. Akibatnya adalah ketika suatu program itu

dilaksanakan dan dioperasikan, secara ekonomi tidak memberikan nilai tambah

yang berarti bagi wilayah atau kawasan setempat. Hal ini tentu bertentangan

dengan pendekatan manfaat ekonomi ganda.

D. Pendekatan Manajemen Interaksi Sebagai Dasar Mekanisme Perumusan

Program Pembangunan Desa-desa Prioritas di Kabupaten Bireuen

Dalam mekanisme penyusunan rencana tindak atau program pada kecamatan prioritas

dan kawasan permukiman utama Bireuen, prosesnya perlu menyentuh seluruh pelaku

yang terkait sesuai dengan tugas dan peran yang dibawanya. Untuk itu, proses

penyusunan program ini akan dilakukan melalui pendekatan yang integratif (Integrative

System) dilihat dari cakupan substantifnya, dan partisipatif (Participative Process)

dilihat dari mekanisme pelaksanaannya. Yang perlu dicatat adalah bahwa proses

kegiatan penyusunan rencana tindak ini “menerima masukan” dari 2 (dua) sumber

utama, yakni :

1. Hasil analisis tim konsultan terhadap kebutuhan penanganan wilayah.

2. Usulan Rencana dan Program yang berasal dari setiap pelaku (stakeholders) terkait.

Masukan inilah yang kemudian diolah, untuk dicarikan optimasinya melalui kaidah-

kaidah integrasi kebijakan perencanaan dan sinkronisasi kelayakan program.

1.4.2 PENDEKATAN KRONOLOGIS/IMPLEMENTATIF

Secara kronologis, pekerjaan ini akan dibagi ke dalam 8 (delapan) tahap kegiatan

utama (lihat gambar 1.1), sebagai berikut :

Tahap-1 Konfirmasi Isu Pokok Studi,

Tahap-2 Pengumpulan Data dan Survai Lapangan,

Page 18: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 16

NAD - BRR

Nias

Tahap-3 Review RTRW Kabupaten dan RUTR Kota Bireuen

Tahap-4 Identifikasi Permasalahan dan Isu Pembangunan Jangka Panjang

Kabupaten Bireuen,

Tahap-5 Analisis Kebutuhan Penanganan Kecamatan Prioritas Kabupaten

Bireuen,

Tahap-6 Analisis Kebutuhan Penanganan Kawasan Permukiman Utama

(Perkotaan) Bireuen,

Tahap-7 Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Kecamatan Prioritas Kabupaten Bireuen,

Tahap-8 Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Kawasan Permukiman Utama (Perkotaan) Bireuen.

Dari tiap tahapan di atas, akan dibagi lagi dalam beberapa kegiatan dan sub-sub

kegiatan yang diperlukan guna menyelesaikan dan mencapai tujuan dan sasaran

pekerjaan sebagai berikut :

Tahap - 1 : Konfirmasi Isu Pokok Studi, meliputi :

Kegiatan A1 – Konfirmasi Isu Pokok Studi

Kegiatan A2 – Penyusunan Rencana Kerja Terinci

Tahap - 2 : Pengumpulan Data dan Survai Lapangan, meliputi :

Kegiatan B1 – Persiapan Survai Lapangan

Kegiatan B2 – Koordinasi dan Pengumpulan Data di Tingkat Provinsi

Kegiatan B3 – Koordinasi dan Pengumpulan Data di Tingkat Kabupaten

Kegiatan B4 – Koordinasi dan Pengumpulan Data di Kecamatan-kecamatan

Prioritas dan Kawasan Permukiman Utama

Tahap - 3 : Review RTRW Kabupaten Bireuen dan RUTR Kota Bireuen,

meliputi :

Kegiatan C1 – Review RTRW Kabupaten Bireuen

Kegiatan C2 – Review RUTR Kota Bireuen

Tahap - 4 : Identifikasi Permasalahan dan Isu Pembangunan Jangka Panjang

Kabupaten Bireuen, meliputi :

Kegiatan D1 – Identifikasi Kondisi dan Permasalahan Umum Kabupaten Bireuen

Page 19: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 17

NAD - BRR

Nias

Gambar 1.1 – Bagan Alir Pekerjaan

Page 20: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 18

NAD - BRR

Nias

Kegiatan D2 – Identifikasi Isu Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Bireuen

Tahap - 5 : Analisis Kebutuhan Penanganan Kecamatan Prioritas Kabupaten

Bireuen, meliputi :

Kegiatan E1 – Pemilihan Kecamatan Prioritas dan Delineasi Kawasan

Perencanaan

Kegiatan E2 – Identifikasi Kondisi dan Permasalahan Kecamatan Prioritas

Kegiatan E3 – Analisis Kebutuhan Penanganan Kecamatan Prioritas

Tahap - 6 : Analisis Kebutuhan Penanganan Kawasan Permukiman Utama

(Perkotaan) Bireuen, meliputi :

Kegiatan F1 – Penetapan Delineasi Kawasan Permukiman Utama (Perkotaan)

Bireuen

Kegiatan F2 – Identifikasi Kondisi dan Permasalahan Kawasan

Kegiatan F3 – Analisis Kebutuhan Penanganan Kawasan

Tahap - 7 : Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Kecamatan Prioritas Kabupaten Bireuen, meliputi :

Kegiatan G1 – Perumusan Konsep dan Strategi Pengembangan Kawasan

Kegiatan G2 – Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Kecamatan Prioritas Kabupaten Bireuen

Kegiatan G3 – Penyusunan Rekomendasi Kebutuhan Dalam Penyusunan RTRW

Kabupaten Bireuen (Tahap II)

Tahap - 7 : Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Kawasan Permukiman Utama (Perkotaan) Bireuen,

meliputi :

Kegiatan H1 – Perumusan Konsep dan Rencana Strategis Pengembangan Kota

Kegiatan H2 – Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Kawasan Permukiman Utama (Perkotaan) Bireuen

Kegiatan H3 – Penyusunan Rekomendasi Kebutuhan Dalam Penyusunan RUTR

Kota Bireuen (Tahap II)

Page 21: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 19

NAD - BRR

Nias

A. Tahap-1 : Konfirmasi Isu Pokok Studi

Kegiatan A1 – Konfirmasi Isu Pokok Studi

Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan pekerjaan ini, akan dilakukan konfirmasi

kepada pihak Pemberi Tugas tentang isu-isu pokok pekerjaan ini, menyangkut :

materi, tujuan, sasaran, lingkup kegiatan, serta filosofi dan kerangka kerja

(framework) dari studi ini.

Kegiatan A2 – Penyusunan Rencana Kerja Terinci

Berdasarkan hasil konfirmasi terhadap isu pokok studi, selanjutnya dalam kegiatan ini

akan disusun metode dan rencana kerja secara lebih rinci yang akan dibahas

bersama Pihak Pemberi Tugas, untuk disepakati bersama, dan untuk selanjutnya

metode dan rencana kerja tersebut akan digunakan sebagai acuan (gudelines) dalam

pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan dalam pekerjaan ini.

B. Tahap-2 : Pengumpulan Data dan Survai Lapangan

Kegiatan B1 – Persiapan Survai

Sebelum dilakukan survai pengumpulan data, dalam kegiatan ini terlebih dahulu

akan dilakukan proses persiapan survai, meliputi :

1. Penyusunan kebutuhan data dan informasi yang diperlukan secara rinci,

mencakup nama, jenis, skala, lingkup, dan periode data.

2. Penyusunan metode pengumpulan data dan sumber-sumber data,

3. Penyusunan jadwal terinci pelaksanaan survai,

4. Penyiapan peralatan dan perlengkapan survai.

5. Penyiapan akomodasi, dll.

Kegiatan B2 – Koordinasi dan Pengumpulan Data di Tingkat Provinsi

Kegiatan survai akan di awali oleh kegiatan koordinasi dan pengumpulan data

sekunder di tingkat Provinsi. Koordinasi dilakukan guna menginformasikan kepada

pihak Pemda Provinsi NAD tetang pekerjaan yang sedang dilaksanakan, disamping

untuk memperoleh masukan yang diperlukan dalam perencanaan wilayah studi.

Adapun data sekunder yang dikumpulkan di tingkat Provinsi, antara lain meliputi :

Page 22: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 20

NAD - BRR

Nias

1. Data Kebijakan dan Rencana Terkait di Tingkat Nasional dan Provinsi, meliputi :

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah

Pulau Sumatera, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara, Sistranas,

Sistrawilprov, Rencana KAPET, Segitiga Pertumbuhan (SIJORI, IMS-GT), RENSTRA

dan PROPEDA Provinsi, Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nias, Program

Prioritas BRR NAD-Nias, dlsb.

2. Data Kondisi Umum Wilayah, meliputi data : wilayah administratif, geografi,

topografi, geologi tata lingkungan, penggunaan lahan, kawasan konservasi,

kependudukan, perekonomian, budaya, adat-istiadat masyarakat, dll.

3. Data Prasarana dan Sarana Wilayah, meliputi data : prasarana dan sarana

transportasi (jaringan jalan, angkutan umum dan terminal, pelabuhan, bandar

udara), prasarana dan sarana pengairan, dan prasarana wilayah lainnya.

Koordinasi di tingkat provinsi akan dilakukan melalui Bappeda Provinsi. Sedangkan

instansi sumber data di tingkat Provinsi, antara lain meliputi :

1. Bappeda Provinsi

2. BRR NAD-Nias

3. Dinas PU Provinsi

4. Dinas Perhubungan Provinsi

5. BPS Provinsi

Kegiatan B3 – Koordinasi dan Pengumpulan Data di Tingkat Kabupaten

Setelah dilakukan koordinasi dan pengumpulan data di tingkat Provinsi, selanjutnya

dalam kegiatan ini akan dilakukan koordinasi dan pengumpulan data di tingkat

Kabupaten. Koordinasi di tingkat Kabupaten dilakukan guna menyinergikan

format pekerjaan yang ditetapkan oleh pihak Pemberi Tugas terhadap kebutuhan-

kebutuhan yang ada daerah, disamping unuk memperoleh masukan tentang

berbagai isu permasalahan yang ada di wilayah Kabupaten Bireuen, kecamatan-

kecamatan prioritas yang perlu segera ditangani, serta delineasi kawasan

permukiman utama (perkotaan) Bireuen.

Adapun kegiatan pengumpulan data di tingkat Kabupaten adalah berupa data

sekunder, antara lain meliputi :

Page 23: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 21

NAD - BRR

Nias

1. Data Kebijakan dan Rencana Terkait di Tingkat Kabupaten, meliputi : Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten, RENSTRA dan PROPEDA Kabupaten, Program

Prioritas Kabupaten dan program-program definitif (committed).

2. Data Kondisi Fisik dan Lingkungan, meliputi data : wilayah administratif,

geografi, topografi, geologi tata lingkungan, sumber daya alam, daerah rawan

bencana (gempa, banjir dan longsor), penggunaan lahan, kawasan konservasi, dll.

3. Data Kondisi Sosial-Ekonomi dan Budaya, meliputi data : kependudukan,

perekonomian, sosial budaya, adat-istiadat masyarakat, dll.

4. Data Prasarana dan Sarana Wilayah, meliputi data : prasarana dan sarana

transportasi (jaringan jalan, angkutan umum dan terminal, pelabuhan, bandar

udara), sarana sosial-ekonomi (pasar, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum

lainnya), prasarana lingkungan (air bersih, drainase, pengolahan sampah, sanitasi),

prasarana telekomunikasi dan energi (listrik dan telepon).

Koordinasi di tingkat Kabupaten akan dilakukan melalui Bappeda Kabupaten.

Sedangkan instansi sumber data di tingkat Kabupaten, antara lain meliputi :

1. Bappeda Kabupaten

2. BRR NAD-Nias Perwakilan Lhokseumawe

3. Dinas PU Kabupaten

4. Dinas Perhubungan Kabupaten

5. Dinas Pertanian

6. Dina Perkebunan dan Kehutanan

7. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

8. BKPMD

9. Dinas Kelautan dan Pesisir

10. BPS Kabupaten

Kegiatan B4 – Koordinasi dan Pengumpulan Data di Kecamatan-kecamatan Prioritas

dan Kawasan Permukiman Utama

Dalam kegiatan ini dilakukan koordinasi dan pengumpulan data di kecamatan-

kecamatan prioritas dan kawasan permukiman utama (berdasarkan masukan dari

Pemda Kabupaten). Koordinasi dilakukan guna memperoleh masukan tentang

Page 24: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 22

NAD - BRR

Nias

berbagai isu permasalahan yang ada di kecamatan prioritas, serta isu

permasalahan pada kawasan permukiman utama.

Adapun data yang dikumpulkan di kecamatan prioritas dan kawasan permukiman

utama, meliputi : data sekunder dan data primer. Data sekunder yang dikumpulkan

dari Kantor Kecamatan, antara lain meliputi data : penggunaan lahan, status dan

harga lahan, kependudukan, perekonomian, permukiman, bangunan, prasarana dan

sarana yang ada, serta data program/proyek-proyek pembangunan baik yang sedang

berjalan (on-going), committed, maupun yang masih berupa usulan.

Sedangkan data primer dikumpulkan melalui :

1. Survai Pengamatan Situasi dan Permasalahan pada kawasan perencanaan.

Survai ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara rinci tentang kondisi,

situasi dan permasalahan yang ada di kecamatan prioritas dan kawasan

permukiman utama, meliputi : kondisi penggunaan lahan, permukiman, pusat-

pusat pelayanan, berikut berbagai permasalahan yang ada, khususnya pada pada

lokasi-lokasi yang diusulkan untuk ditangani/diprogramkan (berdasarkan

masukan dari Daerah). Dalam survai ini juga akan dilakukan pengambilan

gambar video (video shooting) tentang kondisi dan permasalahan yang ada di

kecamatan prioritas dan kawasan permukiman utama.

2. Survai Wawancara kepada “Stakeholders” terkait, antara lain meliputi :

masyarakat umum (petani dan nelayan), penghuni barak-barak dan tenda-tenda

pengungsi, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, para pengusaha, dan

pihak terkait lainnya, guna memperoleh berbagai informasi tentang kondisi dan

permasalahan yang ada saat ini, berikut aspirasinya dalam rangka pembangunan

kecamatan prioritas dan kawasan permukiman utama di masa mendatang.

Disamping survai wawancara, disini juga akan dilakukan penjaringan aspirasi

masyarakat tentang permasalahan yang ada dan usulan program penanganannya

melalui Forum FGD (Focus Group Discussion) di setiap kecamatan prioritas.

Page 25: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 23

NAD - BRR

Nias

C. Tahap - 3 : Review RTRW Kabupaten Bireuen dan RUTR Kota Bireuen

Kegiatan C1 – Review RTRW Kabupaten Bireuen

Dalam kegiatan ini dilakukan review/peninjauan kembali terhadap RTRW

Kabupaten Bireun yang telah disusun sebelumnya (2002 – 2011), mencakup

aspek-aspek berikut :

1. Kelengkapan data;

2. Metodologi yang digunakan;

3. Kelengkapan isi rencana dan peta rencana;

4. Tinjauan terhadap pemanfaatan rencana;

5. Tinjauan pengendalian;

6. Kelembagaan;

7. Aspek legalitas;

8. Proses penyusunan rencana.

Evaluasi tersebut pada dasarnya untuk menilai tingkat kesahihan rencana,

pengaruh faktor eksternal, dan simpangan rencana sebagaimana dijelaskan

dalam Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten dan digunakan sebagai

masukan bagi penentuan langkah-langkah perbaikan rencana.

Kegiatan C2 – Review RUTR Kota Bireuen

Sama dengan kegiatan sebelumnya, dalam kegiatan ini dilakukan

review/peninjauan kembali terhadap RUTR Kota Bireun yang telah disusun

sebelumnya, mencakup aspek-aspek yang sama dengan kegiatan sebelumnya.

D. Tahap - 4 : Identifikasi Permasalahan dan Isu Pembangunan Jangka Panjang

Kabupaten Bireuen

Kegiatan D1 – Identifikasi Kondisi dan Permasalahan Umum Kabupaten

Bireuen

Kondisi dan permasalahan umum wilayah Kabupaten Bireuen yang dikaji di sini,

terdiri dari kajian wilayah eksternal (regional), dan wilayah internal.

Page 26: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 24

NAD - BRR

Nias

1. Kajian Wilayah Eksternal (Regional)

Kajian ini dilakukan untuk melihat peran, kedudukan, dan keterkaitan

Kabupaten Bireun dengan wilayah eksternal baik dalam lingkup provinsi NAD,

maupun Nasional (berdasarkan data-data yang dikumpulkan di tingkat

provinsi). Secara garis besar kajian regional antara lain, meliputi :

a. Kajian Ekosistem Wilayah, untuk melihat kedudukan Kabupaten dalam

Sistem Wilayah Pembangunan Nasional, Pulau Sumatera dan Provinsi

NAD, dalam Struktur Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau Sumatera dan

Provinsi Sumatera Utara, terkait juga dengan sistem kota-kota, Kawasan

Andalan, KAPET, Segitiga Pertumbuhan SIJORI, dll.).

b. Kajian Ekonomi Regional, untuk melihat peran, share, dan keterkaitan

sektor-sektor ekonomi Kabupaten Bireuen dengan wilayah eksternal,

terkait juga dengan pola pergerakan barang dan modal.

c. Kajian Terhadap Sistem Transportasi Nasional dan Regional terkait.

d. Kajian Terhadap Wilayah Rawan Bencana Gempa dan Tsunami.

e. Kajian Pengaruh Wilayah Eksternal terhadap prospek perkembangan

Kabupaten Bireuen, mencakup kajian pengaruh dari potensi dan

permasalahan yang ada wilayah eksternal, termasuk kebijakan dan

rencana di tingkat Nasional dan Provinsi terhadap prospek perkembangan

Kabupaten Bireuen.

2. Kajian Wilayah Internal Kabupaten Bireuen

Kajian ini dilakukan untuk melihat kondisi dan permasalahan umum yang ada

di wilayah internal Kabupaten Bireuen, mencakup kajian terhadap seluruh

data-data yang dikumpulkan di tingkat Kabupaten, termasuk kajian

terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten yang ada,

berikut kebutuhan peninjauan kembali terhadap RTRW tersebut.

Page 27: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 25

NAD - BRR

Nias

Kegiatan D2 – Identifikasi Isu Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten

Bireuen

Dari hasil identifikasi kondisi dan permasalahan di atas, selanjutnya dalam

kegiatan ini diidentifikasi isu-isu pembangunan jangka panjang Kabupaten

Bireuen yang diperlukan sebagai dasar pertimbangan dalam penyusunan

rekomendasi kebutuhan dalam penyusunan RTRW Kabupaten Bireuen (Tahap II).

E. Tahap - 5 : Analisis Kebutuhan Penanganan Kecamatan Prioritas Kabupaten

Bireuen

Kegiatan E1 – Pemilihan Kecamatan Prioritas dan Delineasi Kawasan

Perencanaan

Dalam kegiatan ini dilakukan pemilihan kecamatan prioritas Kabupaten Bireuen,

dengan jumlah kecamatan yang dipilih minimal 6 (enam) kecamatan. Dengan

mengacu pada Kerangka Acuan Kerja (TOR), maka kriteria yang digunakan

untuk memilih kecamatan prioritas, adalah sebagai berikut :

1. Kecamatan yang terkena dampak tsunami secara langsung atau tidak

langsung, dimana kecamatan yang paling parah terkena dampak semakin

prioritas untuk ditangani.

2. Terdapat rencana strategis daerah atau program prioritas daerah yang akan

dilaksanakan di kecamatan bersangkutan.

Dalam pemilihan kecamatan prioritas, akan digunakan metode pembobotan

pada setiap parameter kriteria yang digunakan, sehingga dari hasil penilaian ini

akan dapat diidentifikasi urutan prioritas dari setiap kecamatan yang ada.

Selanjutnya setelah kecamatan-kecamatan prioritas ini teridentifikasi dan

mendapat persetujuan dari Pemda, konsultan akan melakukan delineasi

kawasan perencanaan, melalui pemilihan desa-desa prioritas pada

kecamatan terpilih dengan menggunakan kriteria dan metode yang sama.

Kegiatan E2 – Identifikasi Kondisi dan Permasalahan Kecamatan Prioritas

Dengan mengacu pada hasil pemilihan dan delineasi kawasan perencanaan,

serta hasil pengumpulan data sekunder dan data primer di Kecamatan Prioritas,

Page 28: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 26

NAD - BRR

Nias

dalam kegiatan ini dilakukan identifikasi kondisi dan permasalahan yang ada di

kawasan perencanaan, yang secara garis besar meliputi aspek : daya dukung

fisik dan lingkungan, sosial-ekonomi dan budaya, permukiman dan bangunan,

serta prasarana dan sarana, dan tata ruang. Selanjutnya, berbagai

permasalahan yang ada tersebut, dievaluasi guna mengetahui permasalahan

mendesak (prioritas) pada setiap aspek yang perlu segera ditangani.

Kegiatan E3 – Analisis Kebutuhan Penanganan Kecamatan Prioritas

Dengan mengacu pada hasil identifikasi permasalahan mendesak sebelumnya,

serta arahan dalam Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias,

dalam kegiatan ini dilakukan analisis kebutuhan penanganan dari setiap

permasalahan mendesak yang ada. Secara garis besar, analisis ini meliputi :

1. Analisis Pengembangan Sosial-Ekonomi dan Budaya

Analisis ini ditujukan guna mengidentifikasi kebutuhan penanganan

masalah sosial, ekonomi dan budaya yang mendesak, serta merumuskan

kerangka pengembangan sosial-ekonomi dan budaya, atau sistem kegiatan

kawasan perencanaan di masa mendatang. Analisis ini antara lain meliputi:

analisis kebutuhan pengembangan sumber daya manusia, analisis proyeksi

penduduk, kebutuhan pengembangan ekonomi kawasan, jenis kegiatan dan

sektor-sektor uggulan, proyeksi investasi, kebutuhan pengembangan budaya,

dll.

2. Analisis Penataan Ruang

Analisis ini ditujukan guna mengidentifikasi kebutuhan penanganan

masalah tata ruang yang mendesak, serta merumuskan kerangka

penataan ruang dari sistem kegiatan yang akan dikembangkan di masa

mendatang (dari hasil analisis sebelumnya). Analisis ini antara lain meliputi :

analisis kesesuaian lahan kawasan lindung dan budidaya, analisis kebutuhan

lahan pengembangan kegiatan budidaya, analisis pengelolaan kawasan

lindung dan kawasan budidaya (termasuk kebutuhan penanganan masalah

lingkungan), analisis penataan struktur ruang, dan pusat-pusat pelayanan,

analisis pembagian unit-unit lingkungan, analisis pengelolaan kawasan

perkotaan, perdesaan, tertentu, dll.

Page 29: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 27

NAD - BRR

Nias

3. Analisis Pengembangan Permukiman dan Pengelolaan Bangunan

Analisis ini ditujukan guna mengidentifikasi kebutuhan penanganan

masalah permukiman dan bangunan yang mendesak, serta merumuskan

kerangka pengembangan permukiman pada kawasan perencanaan di masa

mendatang. Analisis ini antara lain meliputi : analisis kebutuhan rehabilitasi

dan rekonstruksi permukiman yang terkena dampak tsunami, analisis

kebutuhan unit rumah dan lahan pengembangan baru (untuk relokasi atau

memenuhi permintaan di masa mendatang), analisis kesesuaian lahan untuk

permukiman (dapat dari hasil analisis sebelumnya), pengembangan pusat-

pusat permukiman, analisis tata letak dan tata bangunan kawasan

permukiman, dll.

4. Analisis Pengembangan Prasarana dan Sarana

Analisis ini ditujukan guna mengidentifikasi kebutuhan penanganan

masalah pelayanan prasarana dan sarana yang mendesak, serta

kebutuhan pengembangan prasarana dan sarana kawasan perencanaan di

masa mendatang. Secara garis besar analisis ini meliputi : analisis

kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi prasarana dan sarana yang terkena

dampak tsunami secara langsung atau tidak langsung, serta analisis

kebutuhan pengembangan prasarana dan sarana dalam rangka memenuhi

permintaan di masa mendatang. Adapun jenis prasarana dan sarana yang

dikaji di sini antara lain meliputi prasarana dan sarana : transportasi,

pengendalian banjir dan pengaman pantai, pengairan (irigasi), air bersih

dan air limbah, pemerintahan, sosial dan ekonomi (perdagangan,

pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga, taman, rekreasi, dan

budaya), telekomunikasi dan energi (listrik).

Page 30: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 28

NAD - BRR

Nias

F. Tahap - 6 : Analisis Kebutuhan Penanganan Kawasan Permukiman Utama

(Perkotaan) Bireuen

Kegiatan F1 – Penetapan Delineasi Kawasan Permukiman Utama (Perkotaan)

Bireuen

Dalam kegiatan ini dilakukan delineasi Kawasan Permukiman Utama

(perkotaan) Bireuen. Secara garis besar, delineasi kawasan permukiman utama

(perkotaan) Bireuen ditetapkan berdasarkan :

1. Kriteria dan pengertian Kawasan Perkotaan yang ada (versi BPS, dll).

2. Perkiraan Arah Pengembangan Kawasan Perkotaan di masa mendatang,

berdasarkan kajian terhadap kecenderungan perkembangan yang ada, daya

dukung fisik dan lingkungan, serta isu pembangunan perkotaan yang ada.

3. Masukan dari pihak Pemda Kabupaten Bireuen.

Kegiatan F2 – Identifikasi Kondisi dan Permasalahan Kawasan

Dengan mengacu pada hasil delineasi kawasan permukiman utama (perkotaan)

Bireuen, serta hasil pengumpulan data sekunder dan data primer di kawasan

tersebut, dalam kegiatan ini dilakukan identifikasi kondisi dan permasalahan

yang ada di kawasan perkotaan Bireuen, meliputi aspek : daya dukung fisik dan

lingkungan, sosial (demografi), ekonomi, budaya, permukiman dan bangunan,

serta prasarana dan sarana kota.

Kegiatan F3 – Analisis Kebutuhan Penanganan Kawasan

Berdasarkan hasil identifikasi kondisi dan permasalaan yang ada pada kawasan

perkotaan Bireuen, serta arahan dalam Rencana Induk Rehabilitasi dan

Rekonstruksi NAD-Nias, dalam kegiatan ini dilakukan analisis kebutuhan

penanganan dari setiap permasalahan mendesakan yang ada. Secara umum

analisis yang dilakukan disini meliputi aspek yang sama dengan yang telah

dijelaskan untuk kecamatan prioritas, yakni meliputi : analisis pengembangan

sosial-ekonomi dan budaya, penataan ruang, pengembangan permukiman dan

pengelolaan bangunan, serta pengembangan prasarana dan sarana kota.

Page 31: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 29

NAD - BRR

Nias

G. Tahap - 7 : Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Kecamatan Prioritas Kabupaten Bireuen

Kegiatan G1 – Perumusan Konsep dan Strategi Pengembangan Kawasan

Konsep dan strategi pengembangan kawasan perencanaan di Kecamatan

Prioritas dirumuskan berdasarkan hasil analisis kebutuhan penanganan

kecamatan prioritas, arah kebijaksanaan dan rencana yang termuat dalam

Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias dan RTRW Kabupaten

Bireun, serta masukan dari pihak Pemberi Tugas. Adapun konsep dan strategi

pengembangan yang dirumuskan di sini, antara lain meliputi :

1. Visi, Misi dan Konsep Dasar Pengembangan, (termasuk konsep penataan

ruang kawasan perencanaan).

2. Strategi Pengembangan Kawasan, meliputi :

a. Strategi Pengembangan Sosial Ekonomi dan Budaya, mencakup :

strategi pengembangan sumber daya manusia, alokasi penduduk, strategi

pengembangan ekonomi, sektor-sektor uggulan, dan investasi, serta

strategi pengembangan budaya.

b. Strategi Penataan Ruang, meliputi : strategi pengelolaan kawasan

lindung dan kawasan budidaya (termasuk pengelolaan lingkungan),

strategi penataan ruang kegiatan, pusat-pusat pelayanan, dan pembagian

unit-unit lingkungan, serta strategi pengelolaan kawasan perkotaan,

perdesaan, dan tertentu.

c. Strategi Pengembangan Permukiman dan Pengelolaan Bangunan,

meliputi : strategi rehabilitasi dan rekonstruksi permukiman yang terkena

dampak tsunami, serta strategi pengembangan permukiman secara

keseluruhan (peruntukan kawasan permukiman, strategi penyediaan lahan

permukiman, kebutuhan jumlah unit rumah, tipe rumah, pusat-pusat

permukiman, tata letak dan tata bangunan, pengaturan KDB dan KLB,

strategi pembiayaan pembangunan, organisasi pembangunan, pentahapan

pembangunan, dll).

Page 32: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 30

NAD - BRR

Nias

d. Strategi Pengembangan Prasarana dan Sarana, meliputi : strategi

rehabilitasi dan rekonstruksi prasarana dan sarana yang terkena dampak

tsunami, serta strategi pengembangan prasarana dan sarana secara

keseluruhan (strategi peningkatan pelayanan, strategi penyediaan

prasarana dan sarana, proses penyiapan yang diperlukan, penyediaan

lahan, strategi pembiayaan, organisasi pembangunan, pentahapan

pembangunan, dll).

Kegiatan G2 – Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Kecamatan Prioritas Kabupaten Bireuen

Berdasarkan Konsep dan Strategi Pengembangan yang telah dirumuskan

sebelumnya, dalam kegiatan ini dilakukan penyusunan Rencana Tindak (Action

Plan) Pembangunan Lima Tahun pada kawasan perencanaan di kecamatan

prioritas, yang dijabarkan lagi ke dalam program tahunan. Adapun materi data

dan informasi rekomendasi rencana tindak (action plan) atau program yang

disusun di sini, secara garis besar meliputi :

1. Nama Program,

2. Lokasi Program,

3. Tujuan dan Sasaran Program,

4. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule),

5. Sumber Dana Program,

6. Institusi/Pihak Pengelola Progam.

Adapun jenis program-program yang diusulkan di sini, dapat meliputi : program

fisik (konstruksi) berikut program penyiapannya (perencanaan umum, studi

kelayakan, AMDAL, penyusunan detail desain), serta program-program non-fisik,

seperti : program penyuluhan, pendampingan masyarakat, pengembangan

kelembagaan dll.

Kegiatan G3 – Penyusunan Rekomendasi Kebutuhan Dalam Penyusunan RTRW

Kabupaten Bireuen (Tahap II)

Dengan mengacu pada hasil seluruh rangkaian kegiatan sebelumnya, serta hasil

review RTRW Kabupaten Bireuen yang ada saat ini (2002-2011), dalam kegiatan

Page 33: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 31

NAD - BRR

Nias

ini dirumuskan rekomendasi kebutuhan untuk penyusunan RTRW Kabupaten

Bireuen (Tahap II) yang antara lain meliputi : kebutuhan pengembangan proses

perencanaan yang komprehensif melibatkan para stake holders, penajaman

teknik analisa, menjaring issue pembangunan, ekonomi, sosial dan budaya pada

masa pasca gempa bumi dan tsunami, dll.

H. Tahap - 7 : Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Kawasan Permukiman Utama (Perkotaan) Bireuen

Kegiatan H1 – Perumusan Konsep dan Rencana Strategis Pengembangan Kota

Konsep dan rencana strategis pengembangan kawasan perkotaan Bireuen

dirumuskan berdasarkan hasil analisis kebutuhan penanganan kawasan

perkotaan Bireuen, arah kebijaksanaan dan rencana yang termuat dalam

Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias dan RTRW Kabupaten

Bireun, serta masukan dari pihak Pemberi Tugas. Secara garis besar, konsep dan

rencana strategis pengembangan yang dirumuskan di sini, meliputi :

1. Visi, Misi dan Konsep Dasar Pengembangan, (termasuk konsep penataan

ruang kawasan perencanaan).

2. Strategi Pengembangan Kota, meliputi aspek yang sama dengan yang telah

dijelaskan pada strategi pengembangan kecamatan prioritas Kabupaten

Bireuen, yakni meliputi strategi : pengembangan sosial ekonomi dan budaya,

penataan ruang, pengembangan permukiman dan pengelolaan bangunan,

serta pengembangan prasarana dan sarana kota.

3. Rencana Strategis Pengembangan Kota, untuk masa mendatang, meliputi :

a. Rencana Struktur Tata Ruang

b. Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

c. Rencana Sistim Jaringan Transportasi

d. Rencana Arah Pengembangan Kota

Page 34: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 32

NAD - BRR

Nias

Kegiatan H2 – Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Kawasan Permukiman Utama (Perkotaan) Bireuen

Berdasarkan Konsep dan Rencana Strategis Pengembangan yang telah

dirumuskan sebelumnya, dalam kegiatan ini dilakukan penyusunan Rencana

Tindak (Action Plan) Pembangunan Lima Tahun pada kawasan permukiman

utama (perkotaan) Bireuen, yang dijabarkan lagi ke dalam program tahunan.

Adapun materi data dan informasi rekomendasi rencana tindak (action plan)

atau program yang disusun di sini, meliputi aspek yang sama dengan yang telah

dijelaskan untuk kecamatan prioritas Kabupaten Bireuen.

Kegiatan H3 – Penyusunan Rekomendasi Kebutuhan Dalam Penyusunan RUTR

Kota Bireuen (Tahap II)

Dengan mengacu pada hasil seluruh rangkaian kegiatan sebelumnya, serta hasil

review RUTR Kota Bireuen yang ada saat ini, dalam kegiatan ini dirumuskan

rekomendasi kebutuhan untuk penyusunan RUTR Kota Bireuen (Tahap II) yang

meliputi aspek yang hampir sama dengan yang telah dijelaskan untuk

penyusunan RTRW Kab. Bireuen (Tahap II)

1.5 SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR

Laporan Akhir ini terdiri dari 2 (dua) buku, yakni :

• Buku I : Review RTRW Kab. Bireuen dan Rencana Tindak Kecamatan Prioritas

Kab. Bireuen

• Buku II : Review RUTR Kota Bireuen dan Rencana Tindak Kawasan

Permukiman Utama (Perkotaan) Bireuen

Adapun buku ini adalah merupakan Buku I, yang berisi 4 (empat) bab pokok

bahasan, meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran,

hasil yang diharapkan, metodologi , dan sistematika laporan.

Page 35: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR I- 33

NAD - BRR

Nias

BAB II REVIEW RTRW KABUPATEN BIREUEN

Bab II berisi tentang review atau peninjauan kembali terhadap RTRW

Kabupaten yang sudah ada (2002-2011), tinjauan kebijakan dan rencana

yang ada, serta gambaran umum wilayah Kabupaten Bireuen.

BAB III RENCANA TINDAK (ACTION PLAN) KECAMATAN PRIORITAS KABUPATEN

BIREUEN

Berisi tentang pemilihan kecamatan prioritas, metode dan proses

penyusunan rencana tindak (action plan) kecamatan prioritas dan

penetapan urutan prioritas desa untuk “village planning”, konsep dan

strategi pengembangan Kecamatan Prioritas, serta pembahasan tentang

kondisi dan permasalahan yang ada, dan rencana tindak (action plan)

untuk masing-masing kecamatan terpilih.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi tentang berbagai kesimpulan dari hasil studi ini dan

rekomendasi untuk penyusunan RTRW Kabupaten Bireuen (Tahap II).

Page 36: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN BIREUEN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

NAD - BRR

Nias

Page 37: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 1

NAD - BRR

Nias

2.1. EVALUASI TIPOLOGI PENINJAUAN KEMBALI RTRW KAB. BIREUEN

2.1.1. UMUM

A. Perlunya Peninjauan Kembali

Sesuai dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah no.

327/KPTS/M/2002 tanggal 12 Agustus 2002, tentang Pedoman Peninjauan Kembali

RTRW Kabupaten, disebutkan bahwa peninjauan kembali suatu RTRW Kabupaten

diperlukan apabila terjadi ketidaksesuaian dan/atau simpangan antara rencana

dengan kenyataan yang terjadi di lapangan baik karena faktor internal maupun

faktor eksternal.

1. Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perlunya peninjauan kembali,

adalah :

a. Adanya perubahan dan/atau penyempurnaan peraturan dan/atau rujukan sistem

penataan ruang.

b. Adanya perubahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang dan/atau sektoral dari

tingkat provinsi maupun kabupaten yang berdampak pada pengalokasian

kegiatan pembangunan yang memerlukan ruang berskala besar.

c. Adanya ratifikasi kebijaksanaan global yang mengubah paradigma sistem

pembangunan dan pemerintahan serta paradigma perencanaan tata ruang.

d. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dan

seringkali radikal dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam meminimalkan

kerusakan lingkungan.

e. Adanya bencana alam yang cukup besar sehingga mengubah struktur dan pola

pemanfaatan ruang, dan memerlukan relokasi kegiatan budidaya maupun

lindung yang ada demi pembangunan pasca bencana.

2. Faktor Internal

Beberapa faktor internal yang mempengaruhi perlunya peninjauan kembali adalah:

a. Rendahnya kualitas RTRW Kab. yang dipergunakan untuk penertiban perizinan

lokasi pembangunan, sehingga kurang dapat mengoptimalisasi perkembangan

Page 38: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 2

NAD - BRR

Nias

dan pertumbuhan aktivitas sosial ekonomi yang cepat dan dinamis. Rendahnya

kualitas ini dapat disebabkan karena tidak diikutinya proses teknis dan prosedur

kelembagaan perencanaan tata ruang.

b. Terbatasnya pengertian dan komitmen aparatur yang terkait dengan tugas

penataan ruang, mengenai fungsi dan kegunaan RTRW Kab. dalam pelaksanaan

pembangunan, serta lemahnya kemampuan aparatur yang berwenang dalam

pengendalian pemanfaatan ruang.

c. Adanya perubahan atau pergeseran nilai/norma dan tuntutan hidup yang berlaku

di dalam masyarakat.

d. Terjadinya perubahan prioritas pembangunan dan perkembangan kawasan atau

sektor yang tidak dipertimbangkan sebelumnya.

e. Terjadinya simpangan-simpangan besar dalam struktur dan pola pemanfaatan

ruang wilayah.

Dengan mengacu pada pedoman di atas, maka secara umum perlunya peninjauan

kembali RTRW Kabupaten Bireuen didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut :

1. Faktor Eksternal :

a. Terdapatnya rujukan baru dalam penyusunan RTRW Kabupaten, yang

disahkan dalam bentuk SK Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

tertanggal 12 Agustus 2002, sementara RTRW Kabupaten Bireun yang ada

saat ini (2002 – 2011) disusun pada tahun 2001 atau sebelum dikeluarkannya

pedoman.

b. Adanya perubahan paradigma perencanaan tata ruang untuk wilayah Provinsi

NAD dan Nias dengan menambahkan penekanan pada aspek mitigasi

bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi fisik dan ekonomi wilayah secara

cepat, tepat, dan terarah, pasca terjadinya bencana gempa dan tsunami di

wilayah NAD-Nias.

c. Terjadinya perubahan struktur dan pola pemanfaatan ruang di wilayah

provinsi NAD pasca terjadinya bencana gempa dan tsunami, sehingga

memerlukan relokasi kegiatan budidaya maupun lindung yang ada demi

pembangunan pasca bencana.

Page 39: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 3

NAD - BRR

Nias

2. Faktor Internal :

a. Rendahnya kualitas dan kemutahiran data dan RTRW Kabupaten Bireuen yang

ada. Hal ini antara lain dapat dilihat dari : Peta-peta dasar dan Peta-peta

rencana yang kurang akurat (tidak berbasis peta GIS), Peta wilayah

administrasi Kecamatan tidak akurat, dan saat ini telah terjadi pemekaran

beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Bireuen dari semula berjumlah

10 kecamatan menjadi 17 kecamatan (lihat bagian Terminologi).

b. Terdapatnya perubahan prioritas pembangunan, dan pengembangan kawasan

yang tidak dipertimbangkan sebelumnya, seperti adanya rencana kawasan

industri di Batee Geulungku, rencana Pelabuhan di Kec. Simpang Mamplam,

pengembangan industri bio-diesel di Kec. Juli, rencana perumahan kaum

dhuafa di Kec. Peulimbang, dll.

B. Tipologi Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten

Sesuai dengan pedoman yang ada, terdapat 8 (delapan) jenis/tipologi peninjauan

kembali RTRW Kabupaten, sebagai berikut :

1. Tipologi A : RTRWK sah, simpangan kecil, faktor eksternal tetap.

2. Tipologi B : RTRWK sah, simpangan kecil, faktor eksternal berubah.

3. Tipologi C : RTRWK sah, simpangan besar, faktor eksternal berubah.

4. Tipologi D : RTRWK sah, simpangan besar, faktor eksternal tetap.

5. Tipologi E : RTRWK tidak sah, simpangan kecil, faktor eksternal berubah.

6. Tipologi F : RTRWK tidak sah, simpangan kecil, faktor eksternal tetap.

7. Tipologi G : RTRWK tidak sah, simpangan besar, faktor eksternal berubah.

8. Tipologi H : RTRWK tidak sah, simpangan besar, faktor eksternal tetap.

Untuk menentukan tipologi peninjauan kembali RTRW Kabupaten diperlukan

penilaian (evaluasi) terhadap 3 (tiga) aspek, meliputi : kelengkapan dan kesahan

RTRW Kabupaten yang ada, evaluasi simpangan yang terjadi, serta evaluasi

perubahan faktor eksternal.

Page 40: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 4

NAD - BRR

Nias

2.1.2. EVALUASI KELENGKAPAN DAN KESAHAN RTRW KABUPATEN BIREUEN (2002

– 2011)

A. Kriteria Kelengkapan dan Kesahan RTRW Kabupaten

Sesuai dengan pedoman yang ada, kriteria kelengkapan dan kesahan RTRW

Kabupaten, meliputi :

1. Kelengkapan dan keabsahan data;

2. Kelengkapan dan relevansi metoda dan hasil analisis;

3. Kelengkapan konsep dan strategi pemanfaatan ruang wilayah kabupaten;

4. Kelengkapan Muatan Produk Rencana

5. Kesuaian prosedur penyusunan RTRWK;

6. Kesahan produk RTRWK.

B. Evaluasi Kelengkapan dan Keabsahan Data

Mengingat sampai saat ini konsultan belum memperoleh buku Fakta dan Analisa

dari Rencana Tata Ruang Kabupaten Bireuen yang ada saat ini (2002 - 2011), maka

konsultan tidak dapat mengevaluasi tentang kelengkapan dan keabsahan dari data

pokok yang digunakan untuk penyusunan rencana tata ruang terdahulu.

C. Evaluasi Kelengkapan dan Relevansi Metode Analisis

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, sampai saat ini konsultan belum

memperoleh buku Fakta dan Analisa dari Rencana Tata Ruang Kabupaten Bireuen

yang ada saat ini (2002 - 2011), maka konsultan tidak dapat mengevaluasi tentang

metode analisis yang digunakan untuk penyusunan rencana tata ruang terdahulu.

D. Evaluasi Rumusan Strategi Pemanfaatan Ruang Kabupaten

Evaluasi ini dilakukan dengan cara membandingkan antara kriteria kelengkapan dan

keabsahan rumusan strategi pemanfaatan ruang Kabupaten dalam buku Pedoman

Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten, terhadap muatan buku Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Bireun (2002 - 2011) tentang rumusan strategi pemanfaatan

ruang kabupaten. Secara garis besar hasil dari evaluasi ini dapat dilihat pada Tabel

2.1.

Page 41: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 5

NAD - BRR

Nias

Tabel 2.1 Evaluasi Rumusan Strategi Pemanfaatan Ruang Kabupaten

No. Muatan Ada Tidak Ada Keterangan

1 Rumusan Tujuan pemanfaatan Ruang V

2 Rumusan masalah pembangunan kabupaten dan keterkaitannya dengan masalah pemanfaatan ruang;

V

3 Perumusan konsep dan strategi pengembangan tata ruang kabupaten;

V

4 Penjabaran strategi pengembangan tata ruang kabupaten ke dalam langkah-langkah:

- Strategi pengelolaan kawasan lindung dan budidaya;

V Yang ada masih berupa kebijakan dan norma-norma

- Strategi pengelolaan kws.perdesaan, perkotaan dan kws. tertentu;

V

- Strategi pengemb. sistem kegiatan pembangunan, serta sistem permukiman perdesaan dan perkotaan;

V Yang ada adalah strategi pengem- bangan pusat-pusat pertumbuhan

- Strategi pengembangan sarana dan prasarana wilayah;

V Yang ada masih berupa kebijakan

- Strategi pengembangan kawasan prioritas; V

- Strategi pemanfaatan ruang; V

- Strategi pengendalian pemanfaatan ruang. V

Sumber : Hasil Analisis

E. Evaluasi Kelengkapan Muatan Produk Rencana

Evaluasi ini dilakukan dengan cara membandingkan antara kriteria kesahan produk

rencana dalam buku pedoman, terhadap muatan buku Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Bireun (2002 - 2011) tentang Rencana pemanfaatan ruang kota. Secara

garis besar hasil dari evaluasi ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.

F. Evaluasi Prosedur Penyusunan Rencana

Evaluasi ini dilakukan dengan cara membandingkan antara kriteria kesesuaian

prosedur penyusunan rencana yang telah dijelaskan sebelumnya, terhadap

informasi yang diperoleh tentang prosedur penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Bireun (2002 - 2011). Secara garis besar hasil dari evaluasi ini dapat

dilihat pada Tabel 2.3.

Page 42: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 6

NAD - BRR

Nias

Tabel 2.2 Evaluasi Muatan Produk Rencana

No. Muatan Ada Tidak Ada Keterangan

1 Tujuan pemanfaatan Ruang V

2 Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang :

a. Rencana Sistem Kegiatan Pembangunan; V

b. Rencana sistem permukiman perkotaan dan perdesaan; V

c. Rencana sistem prasarana wilayah yang terdiri dari:

i) Rencana sistem prasarana transportasi; V cukup jelas

ii) Rencana sistem prasarana energi / listrik; V cukup jelas

iii) Rencana sistem prasarana pengelolaan; V sampah, dan air limbah

iv) Rencana sistem prasarana lingkungan; V air bersih

v) Rencana sistem prasarana lainnya V

3 Rencana pola pemanfaatan ruang. V cukup jelas

Sumber : Hasil Analisis

Tabel 2.3 Evaluasi Prosedur Penyusunan Rencana

No. Ketentuan Ya Tidak Keterangan

1 Disusun berdasarkan Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang berlaku

V Berdasarkan Pedoman yang lama

2 Melibatkan seluruh Tim Koordinasi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten, serta masyarakat dan pakar termasuk swasta;

V Tim koordinasi hanya Dinas/ Instansi terkait

3 Melalui suatu proses konsensus dan musyawarah dari semua pihak dan mengalokasikan ruang sesuai dengan arahan dan rencana tata ruang yang lebih tinggi.

V Namun pihak masyarakat dan swasta tidak dilibatkan

Sumber : Hasil Analisis

G. Kesimpulan

Berdasarkan seluruh hasil evaluasi yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pada dasarnya hasil evaluasi terhadap rumusan strategi pemanfaatan ruang

kota dapat dikatakan tidak lengkap dan tidak sah, karena strategi tidak

dirumuskan secara jelas dan lengkap. Beberapa strategi dirumuskan dalam

Page 43: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 7

NAD - BRR

Nias

bentuk kebijaksanaan dasar yang sebagian besar hanya memuat kriteria-

kriteria dan standar-standar umum perencanaan tata ruang.

2. Adapun hasil evaluasi terhadap muatan produk rencana, secara garis besar

dapat dikatakan lengkap dan sah, walaupun masih banyak kekurangan dari

aspek kuantifikasi dari rencana.

3. Demikian pula dari hasil evaluasi prosedur penyusunan rencana, secara garis

besar dapat dikatakan tidak sesuai, karena proses penyusunannya tidak

melibatkan masyarakat dan swasta, serta tidak melalui suatu proses

konsensus dari semua pihak (stake holders), yang menjadi paradigma baru

dari proses penyusunan rencana tata ruang.

4. Untuk evaluasi terhadap kelengkapan data dan metode analisis masih belum

dapat dilakukan, mengingat buku Fakta dan Analisis sampai saat ini masih

belum tersedia.

5. Dari keseluruhan hasil evaluasi terhadap buku Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Bireuen (2002 - 2011), konsultan cenderung menilai bahwa

produk rencana tata ruang terdahulu tidak lengkap dan tidak sah, karena

cukup banyaknya muatan rencana yang tidak lengkap sebagaimana telah

dijelaskan di atas. Hal ini, juga dikarenakan produk rencana terdahulu

disusun sebelum dikeluarkannya Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten yang disahkan dalam Keputusan Menteri Permukiman dan

Prasarana Wilayah no. 327/KPTS/M/2002 tanggal 12 Agustus 2002.

2.1.3 EVALUASI SIMPANGAN RTRW KABUPATEN BIREUN (2002 – 2011)

Terdapat 2 (dua) hal yang dievaluasi tentang simpangan yang terjadi dalam

pelaksanaan RTRW Kabupaten Bireuen (2002-2011) meliputi: evaluasi terhadap

simpangan Rencana Struktur Tata Ruang Kabupaten, serta evaluasi terhadap

simpangan Rencana Pemanfaatan Ruang Kabupaten.

A. Evaluasi Simpangan Rencana Struktur Tata Ruang Kabupaten

Secara keseluruhan, penyimpangan yang terjadi saat ini terhadap Rencana Struktur

Tata Ruang Kabupaten Bireuen (2002 – 2011) masih tergolong kecil, mengingat

Page 44: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 8

NAD - BRR

Nias

penyimpangan yang terjadi hanya ada di wilayah pesisir yang merupakan wilayah

yang terkena dampak tsunami. Namun diperkirakan dalam waktu dekat akan terjadi

penyimpangan yang cukup besar, sehubungan:

1. Keperluan relokasi kegiatan budidaya khususnya pada wilayah pesisir yang cukup

parah terkena dampak bencana tsunami.

2. Adanya isu dan keinginan dari Pemda Kabupaten Bireuen untuk mengembangkan

beberapa kawasan strategis, meliputi :

1. Kawasan Industri Batee Geulungku di Kec. Pandrah, dan Simpang Mamplam,

2. Pelabuhan Samudera di Meunasah Mamplam,

3. Pengembangan Sumber Daya Air Bersih di Batu Ilie, Kec. Samalanga.

4. Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) di Kec. Peudada,

5. Industri Bio-Diesel di Teupin Manee, Kec. Juli,

6. Industri Alat Pertanian di Kuta Blang,

7. Perumahan Kaum Dhuafa seluas 1.250 ha, di Kec.Peulimbang

8. Perluasan Kota Bireuen yang ada saat ini, meliputi 5 (lima) kecamatan, yakni

: Kec. Kota Juang, Jeumpa, Kuala, Peusangan, dan Juli. Hal ini menyimpang

dari rencana wilayah pembangunan dalam RTRW Kab. Bireuen saat ini (2002 –

2011) yang membagi 2 (dua) Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) pada

lokasi rencana perluasan kota Bireuen, yakni SWP I dengan pusat

pengembangan di kota Bireuen, dan SWP II dengan pusat pengembangan di

Matang Geulumpang Dua.

3. Terjadinya pemekaran Kecamatan di Kabupaten Bireuen, dari semula berjumlah

10 kecamatan menjadi 17 kecamatan, dimana hal ini akan berpengaruh

terhadap pola struktur ruang kabupaten.

4. Dalam rangka mewujudkan keinginan untuk perluasan kota Bireuen, Pemda Kab.

Bireuen telah merencanakan pembangunan jalan Lingkar Selatan dan Lingkar

Utara kota. Berdasarkan informasi yang diperoleh dan hasil pengamatan di

lapangan, rencana jalan Lingkar Utara Kota saat ini adalah merupakan jalan

Kabupaten dengan lebar +/- 4 m, tipe perkerasan aspal, dan kondisi sedang.

Sedangkan rencana jalan lingkar Selatan saat ini adalah merupakan jalan Desa,

dengan lebar +/- 4m, dan tipe perkerasan sebagian adalah Sirtu dan sebagian

Page 45: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 9

NAD - BRR

Nias

lagi masih merupakan jalan tanah. Dari kondisi ini dapat disimpulkan bahwa

rencana pembangunan jalan Lingkar Utara dan Selatan ini akan terealisasi dalam

kurun waktu yang tidak lama, dimana hal ini nantinya akan menyebabkan

semakin besarnya penyimpangan terhadap rencana struktur tata ruang

kabupaten yang ada.

B. Evaluasi Simpangan Rencana Pemanfaatan Ruang Kabupaten

Adalah cukup sulit untuk mengevaluasi simpangan Rencana Pemanfaatan Ruang

Kabupaten Bireuen secara kuantitatif, mengingat sangat terbatasnya data yang

tersedia terutama Peta Penggunaan Lahan yang akurat dan “up to date”. Adapun

berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, simpangan pemanfaatan ruang yang

terjadi, antara lain meliputi:

1. Banyaknya kawasan perumahan, tambak-tambak, sarana dan prasarana

permukiman yang rusak paska bencana tsunami, khususnya pada kawasan sekitar

pesisir, serta adanya relokasi beberapa kawasan permukiman, pembangunan

barak-barak penampung pengungsi, yang semua itu jelas menyebabkan

terjadinya penyimpangan terhadap Rencana Pola Pemanfataan Ruang Kabupaten

yang ada. Secara kasar, penyimpangan yang terjadi diperkirakan lebih besar dari

25%.

2. Dengan adanya isu tentang rencana strategis Kabupaten yang telah dijelaskan

sebelumnya, serta rencana pembangunan jalan Lingkar Utara dan Selatan kota

Bireuen, apabila telah terealisasi tentunya akan menyebabkan perkembangan

pemanfaatan ruang yang akan semakin memperbesar penyimpangan terhadap

rencana pola pemanfaatan ruang kabupaten yang ada.

2.1.4 EVALUASI PERUBAHAN FAKTOR EKSTERNAL

Secara umum, perubahan faktor eksternal yang terjadi dan akan berpengaruh

terhadap validitas RTRW Kabupaten Bireuen yang ada saat ini, antara lain meliputi :

1. Terdapatnya rujukan baru dalam penyusunan RTRW Kabupaten, yang disahkan

dalam bentuk SK Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah tertanggal 12

Page 46: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 10

NAD - BRR

Nias

Agustus 2002, sementara RTRW Kabupaten Bireun yang ada saat ini (2002 – 2011)

disusun pada tahun 2001 atau sebelum dikeluarkannya pedoman.

2. Khusus untuk wilayah provinsi NAD (termasuk Kabupaten Bireuen) terdapat

rujukan baru untuk penyusunan RTRW Kabupaten, yaitu : Rencana Induk

Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias yang disahkan dalam Perpres No. 30

Tahun 2005, sementara RTRW Kabupaten Bireun yang ada saat ini (2002 – 2011)

disusun pada tahun 2001 atau sebelum dikeluarkannya rujukan baru ini.

3. Adanya perubahan paradigma perencanaan tata ruang untuk wilayah Provinsi

NAD dan Nias dengan menambahkan penekanan pada aspek mitigasi bencana,

rehabilitasi dan rekonstruksi fisik dan ekonomi wilayah secara cepat, tepat, dan

terarah, pasca terjadinya bencana gempa dan tsunami di wilayah NAD-Nias.

4. Faktor eksternal lain, yang berubah dengan kondisi tahun 2001 (saat disusunnya

RTRW Kab. Bireuen yang lama) adalah adanya kesepakatan MOU perdamaian

antara GAM dan Pemerintah Indonesia, serta terbentuknya UU Otonomi Khusus

untuk Provinsi NAD yang menyebabkan semakin kondusifnya iklim investasi di

Kab. Bireuen, dan semakin terbukanya peluang Pemerintah Kabupaten untuk

mengatur strategi pembangunan daerahnya.

2.1.5 PENENTUAN TIPOLOGI PENINJAUAN KEMBALI RTRW KABUPATEN BIREUEN

Dengan mengacu pada 8 (delapan) tipologi peninjauan kembali RTRW Kabupaten

yang termuat dalam buku Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

Kabupaten (lihat sub bab 2.1.1), serta hasil evaluasi keseluruhan yang telah

dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa tipologi peninjauan kembali

yang akan dilakukan dalam pekerjaan ini, termasuk dalam “Tipologi G”, yakni:

“RTRW Kab. tidak sah, simpangan besar, faktor eksternal berubah”.

Dengan demikian, sesuai dengan pedoman yang ada, maka RTRW Kabupaten Bireuen

yang ada saat ini (2002 – 2011) perlu dilakuan REVISI TOTAL, dengan melakukan

pemutahiran data, analisis, dan rencana, sehingga dapat tersusun RTRW Kabupaten

Bireuen yang baru.

Page 47: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 11

NAD - BRR

Nias

2.2 KEBIJAKAN DAN RENCANA YANG ADA

2.2.1 KEBIJAKAN DAN RENCANA TERKAIT DI TINGKAT NASIONAL

2.2.1.1 RTRWN

Rencana tata ruang wilayah merupakan bentuk rencana untuk mewujudkan

keseimbangan pengembangan antar wilayah, mensinegikan kepentingan lintas

sektor, dan lintas wilayah administrasi, antara pusat-daerah dalam bentuk struktur

dan pola pemanfaatan ruang wilayah dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Sistem nasional mencakup 4 (empat) komponen meliputi :

Pengembangan kawasan prioritas yang meliputi kawasan andalan, kawasan tertentu

(kawasan perbatasan), kawasan tertinggal, kawasan andalan laut, dan pulau-pulau

kecil;

Pengembangan pusat-pusat permukiman (kota);

Pengembangan jaringan prasarana (jalan, kereta api, penyebrangan, transportasi

laut dan udara, energi dan telekomunikasi) antar kawasan dan antar pusat

permukiman (kota);

Pengembangan pengelolaan sumber daya air dan prioritas satuan wilayah sungai

(bencana alam, sistem ketahanan pangan nasional).

Pengembangan wilayah dilakukan selaras dan saling menguatkan dengan

pembangunan daerah, mengingat pembangunan daerah merupakan bagian integral

dari pembangunan nasional yang terpadu dengan pembangunan sektoral dalam

rangka mengupayakan pemerataan pembangunan antar daerah. Arahan kebijakan

pembangunan daerah PJP II adalah sebagai berikut:

• Memacu pemerataan pembangunan di seluruh wilayah tanah air, daerah dan

kawasan yang kurang berkembang (seperti Kawasan Timur Indonesia, daerah

terpencil dan daerah perbatasan) dan hasil-hasil dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan rakyat.

• Meningkatkan prakarsa dan peran serta aktif masyarakat

Page 48: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 12

NAD - BRR

Nias

• Meningkatkan pendayagunaan potensial daerah secara optimal dan terpadu dalam

mengisi otonomi daerah.

Rencana tata ruang wilayah nasional merupakan strategi dan arahan kebijaksanaan

pemanfaatan ruang wilayah Negara meliputi:

1. Tujuan nasional dari pemanfaatan ruang untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat

2. Struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah nasional

3. Kriteria dan pola pemanfaatan ruang lindung, kawasan budidaya dan kawasan

tertentu

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan acuan bagi penataan

ruang daerah tingkat bawahnya dan menjadi pedoman bagi pemerintah pusat,

pemerintah daerah serta masyarakat untuk mengarahkan lokasi dan memanfaatkan

ruang, sekaligus menjadi acuan pembangunan jangka panjang dalam kurun waktu

25 tahun, dimana untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam telah ditetapkan

beberapa pusat pertumbuhan wilayah meliputi 3 (tiga) kawasan andalan dengan

sektor unggulan sebagai sektor penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah masing-

masing kawasan andalan. Kawasan andalan ini didukung oleh sumberdaya alam yang

tersedia dan keberadaan sisitem transportasi baik darat, laut dan udara pada

masing-masing kawasan tersebut. Selain itu ditetapkan pula prioritas

pengembangan kawasan andalan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Program pembangunan kawasan andalan di Provinsi Nanggoe Aceh Darussalam

terdapat pada jalan pantai timur dimulai dari perbatasan Aceh-Sumatera Utara

melalui Lholseumawe sampai Banda Aceh. Kemudian jalur pantai barat mulai dari

perbatasan Aceh-Sumatera Utara melalui Tapaktuan-Meulaboh sampai Banda Aceh

dan jalur jalan tengah provinsi mulai dari perkotaan Aceh-Sumatera Utara melalui

Kutacane-Takengon sampai Banda Aceh. Disamping itu pelabuhan laut utama yang

dapat mendukung dan berperan sebagai pengembangan kawasan andalan adalah

Pelabuhan Malahayati di Kabupaten Aceh Besar, Pelabuhan Krueng Geukeuh di

Lhokseumawe dan Pelabuhan Meulaboh di Kawasan pantai barat. Secara

keseluruhan arahan RTRWN untuk Pulau Sumatera, sebagai wilayah makro yang

terkait dengan studi ini, mencakup pengembangan kawasan andalan darat, sektor

Page 49: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 13

NAD - BRR

Nias

unggulan, kawasan andalan laut, sistem kota, dan outlet pendukung, disajikan pada

Tabel 2.4.

Tabel 2.4 – Kawasan Andalan, Sektor Unggulan, Sistem Kota dan Outlet Pendukung di Pulau Sumatera (Arahan RTRWN)

NO PROVINSI / KAWASAN ANDALAN

SEKTOR UNGGULAN

KAWASAN ANDALAN LAUT YANG TERKAIT KOTA DALAM KAWASAN WS YANG

MELAYANI PELABUHAN BANDAR UDARA

PKN PKW 1 NANGROE ACEH.

DARUSSALAM Sabang S.Iskandar

Muda- Kw.Banda Aceh dsk pertanian Kw. Andalan Laut. Lhokseumawe Sabang,

Banda Aceh Kr. Aceh Lhok-Seumawe Banda Aceh

pariwisata Sektor unggulan:

Blang Lancang

Industri - Perikanan Langsa - Pertambangan Banda Aceh Kw.Lhokseumawe dsk industri Kw. Andalan Laut. Lhokseumawe Lhokseumawe Langsa Kr. Pase Sigli pertanian Woyla-Lambesi Lampulo pertambangan Sektor unggulan: perikanan - Perikanan Takengon perkebunan - Pertambangan Kw.Pantai Barat

Selatan pertanian

Meulaboh Kr. Seunagan

perikanan Kr. Tripa pertambangan Kr. Kluet perkebunan 2 SUMATERA UTARA Kw. Perkotaan

Metropolitan Mebidang Industri Kw. Andalan Laut. Lhokseumawe PERKOTAAN

MEDAN Tebingtinggi Belawan

Belumai Belawan Medan / Polonia

Labuhan Bilik perkebunan Kota inti:

Medan

perdagangan Sektor unggulan: Kota Satelit: Sidikalang Tanjung Balai pariwisata - Perikanan - Lubuk Pakam Kuala Tanjung peternakan - Pertambangan - Binjai Sibolga pertanian - Perdagangan - Kota Lainnya P. Tello Kw.Pematang Siantar

dsk perkebunan P. Siantar Bahbolon

pertanian Industri Balige pariwisata Kw.Rantau Prapat -

Kisaran perkebunan Kw. Andalan Laut. Selat Malaka

dsk Rantau Prapat S. Bilah

kehutanan Sektor Unggulan: pertanian - Perikanan Kisaran

perikanan - Pertambangan Industri

Kw. Tapanuli dsk perkebunan Kw. Andalan Laut. Nias dsk Sibolga

pertambangan Sektor Unggulan: P.Sidempuan pertambangan - Perikanan

pertanian -Pertambangan

industri - Pariwisata Kw. Nias dsk pariwisata Kw. Andalan Laut. Nias dsk Gunung Sitoli Natal perkebunan Sektor Unggulan: - Perikanan -Pertambangan - Pariwisata

Page 50: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 14

NAD - BRR

Nias

NO PROVINSI / KAWASAN ANDALAN

SEKTOR UNGGULAN

KAWASAN ANDALAN LAUT YANG TERKAIT KOTA DALAM KAWASAN WS YANG

MELAYANI PELABUHAN BANDAR UDARA

PKN PKW 3 SUMATRA BARAT Kw.Padang Pariaman

dsk industri Kw. Andalan Laut. Mentawai-

Siberut dsk Padang Pariaman B. Anai Teluk Bayur Tabing/

perikanan Sektor unggulan: B. Bingir Pantai Sikokop Padang pertanian -Perikanan B. Kuranji Bungus pariwisata -Pariwisata Kw.Agam-Bukit Tinggi

(PLTA Kuto Panjang) perkebunan Kw. Andalan Laut. Mentawai-

Siberut dsk Bukittinggi Kampar

pariwisata Sektor unggulan: pertanian -Perikanan -Pariwisata Kw. Mentawai dsk pertanian Kw. Andalan Laut. Mentawai-

Siberut dsk Muarasiberut

perikanan Sektor unggulan: -Perikanan -Pariwisata Kw. Solok dsk (Danau

Kembar Diatas/Dibawah-

pertambangan Kw. Andalan Laut. Mentawai-Siberut dsk

Sawahlunto Indragiri

PIP Danau Sngkarak- pertanian Sektor unggulan: Lubuk Alung- Ketaping) perkebunan -Perikanan pariwisata -Pariwisata Industri 4 R I A U Kw.Pekanbaru dsk industri Kw. Andalan Laut. Selat Malaka

dsk Pekanbaru Bangkinang S. Siak Pekan Baru S. Syarif

perkebunan Sektor Unggulan: Dumai Qasim pertanian - Perikanan Siak Sri

Indrapura S. Kampar Kuala Enok Simpang Tiga

pertambangan - Pertambangan Tembilahan Pasir Panjang Pinang Kampai Perawang Sei Selari Kw.Duri-Dumai dsk industri Kw. Andalan Laut. Batam dsk D u m a i Bengkalis S. Rokon Pulau Sambu Japura perkebunan Sektor Unggulan: Bagan

Siapi-api Selat Panjang Tempuling

perikanan - Perikanan Batu Ampar P.Asir Pangarayan

- Pertambangan Bengkalis - Pariwisata Tarempa Kw.Rengat-Kuala

Enok- Tl.Kuantan-Pkl. Kerinci

perkebunan Kw. Andalan Laut. Batam dsk Tembilahan B. Kuantan

S. Duku

pertanian Sektor Unggulan: Rengat Sri Bintan industri - Perikanan Taluk Kuantan kehutanan - Pertambangan -Pariwisata Pangk. Kerinci Kw. Ujung Batu-Bagan

Batu industri migas

Pasir

Pangarayan

perkebunan 5 KEPULAUAN RIAU Kw. Zona Batam -Tj.

Pinang dsk pertanian Batam

Tanjung Pinang

S. Duriangkang Batam Hang Nadim

kelautan

Tj. Balai Karimun

Tj. Balai Karimun Kijang

pariwisata Daik Lingga Tanjung Pinang industri

Dabo – P.

Singkep Udang Natuna

Kw. Natuna dsk Pertambangan Kw. Andalan Laut Natuna dsk Terempa Pulau Kijang Perikanan - Perikanan Sekupang - Pertambangan T. Punggur - Pariwisata Nongsa 6 J A M B I Pulau Buluh Kw. Muara Bulian /

Timur Jambi dsk perkebunan Kw. Andalan Laut. Batam dsk J a m b i Kuala Tungkal Batanghari Jambi Sultan Thaha

tanaman pangan Sektor Unggulan: Pangabuan Muara Sabak

Page 51: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 15

NAD - BRR

Nias

NO PROVINSI / KAWASAN ANDALAN

SEKTOR UNGGULAN

KAWASAN ANDALAN LAUT YANG TERKAIT KOTA DALAM KAWASAN WS YANG

MELAYANI PELABUHAN BANDAR UDARA

PKN PKW pertambangan - Perikanan Kuala Tungkal industri - Pertambangan Muara Bulian Pangkal Balam perikanan - Pariwisata pariwisata Kw. Muara Bungo dsk perkebunan Muarabungo Batanghari tanaman pangan Sarolangon Batang Maringin kehutanan 7 SUMATERA

SELATAN

Kw. Muara Enim dsk pertanian

Muara Enim S. Musi Palembang - Plaju

Sm.Badarud-Din

pertambangan Lahat Kertapati Palembang perkebunan Baturaja Prabumulih Kw. Lubuk Linggau dsk pertanian Lubuk Linggau S. Musi perkebunan industri Kw. Palembang dsk pertanian; Kw. Andalan Laut. Bangka Palembang Sekayu S. Musi industri Sektor Unggulan: pertambangan -Perikanan Kayuagung perikanan -Pariwisata

kehutanan 8 BENGKULU Kw.Bengkulu dsk pertanian Kw. Andalan Laut. Bengkulu Bengkulu A. Hitam Bengkulu-Pulau

Baai Fatmawati/

industri Sektor Unggulan: Muko-Muko A. Bengkulu Sungai Liat Bengkulu perkebunan - Perikanan perikanan - Pariwisata

pariwisata Kw. Manna dsk pertanian Manna Air Manna perkebunan perikanan industri pariwisata 9 BANGKA BELITUNG Kw. Bangka pertanian Kw. Andalan Laut. Bangka Pangkal

Pinang S. Baturusa Pangkal Balam Pangkal Pinang

perkebunan Sektor Unggulan: Muntok Sungai Liat /Bangka industri - Perikanan Tanjung Pandan pariwisata -Pariwisata

Kw. Belitung pertanian Kw. Andalan Laut. Bangka Tanjung Pandan

perkebunan Sektor Unggulan: Manggar industri - Perikanan pariwisata - Pariwisata

10 LAMPUNG Kw. Bandar Lampung-

Metro perkebunan Kw. Andalan Laut. Krakatau dsk Bandar

Lampung M e t r o W. Kasibung Panjang Branti/

pariwisata Sektor Unggulan: Kalianda W. Seputih Bakauheni B. Lampung industri - Perikanan Kota Agung W. Sekampung Kota Agung tanaman pangan - Pertambangan perikanan - Pariwisata Kw. M e s u j i dsk pertanian

Menggala W. Tulang

Bawang

perkebunan W. Sindang agroindustri W. Mesuji peternakan W. Kanan W. Kiri W. Komring Kw. Kotabumi dsk pertanian Kotabumi Semangko perkebunan Way Rarem Kw Liwa-Krui pertanian Liwa

perkebunan

Page 52: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 16

NAD - BRR

Nias

2.2.1.2 RTR PULAU SUMATERA

A. Arahan Penataan Ruang Wilayah Pulau Sumatera

Pengembangan wilayah di pulau Sumatera juga lebih difokuskan pada

pengembangan titik-titik simpul/pusat kegiatan dalam konteks pengembangan

wilayah secara makro, serta arahan penataan ruang pulau Sumatera, seperti

disajikan pada gambar 2.1 dan 2.2.

B. Strategi Pengembangan Sistem Transportasi

Dukungan transportasi dalam perwujudan rencana pengembangan ruang wilayah

Sumatera dirumuskan ke dalam strategi spasial pengembangan sistem jaringan

transportasi sebagai berikut :

1. Pengembangan transportasi untuk mendukung pengembangan sentra produksi

pangan, sentra produksi perkebunan, serta sentra produksi sumberdaya alam

lainnya yang dikaitkan dengan simpul-simpul/pusat-pusat pengembangannya:

a. Pengembangan Pelabuhan Belawan, Lhokseumawe, Tanjung Balai Karimun,

Dumai, Natuna, Kualatungkal, Panjang pada Sub Wilayah Dataran Rendah

Pantai Timur, dan lintas penyeberangan Dumai–Batam, Batam–Natuna, Nias–

Sibolga, Siberut–Padang dan Enggano – Bengkulu di Sub Wilayah Pulau-Pulau

Kecil, untuk mendukung sentra-sentra produksi dalam 11 kawasan andalan

laut yang dikaitkan dengan 17 kota pantai sebagai pusat-pusat

pengembangan processing (di Sub Wilayah Dataran Rendah Pantai Timur) dan

agro-industri (di Sub Wilayah Pesisir Pantai Barat).

b. Pengembangan jaringan jalan Lintas Timur di Sub Wilayah Dataran Rendah

Pantai Timur, Lintas Tengah di Sub Wilayah Pegunungan Bukit Barisan, Lintas

Barat di Sub Wilayah Pesisir Pantai Barat, dan feeder-road, serta jaringan

kereta api Lintas Barat, Lintas Timur serta Lintas Tengah dan feeder di

Sumatera bagian selatan, untuk mendukung sentra produksi dalam 31

kawasan andalan di darat yang dikaitkan dengan 50 simpul-simpul/kota-kota

pengembangannya.

Page 53: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 17

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.1 Pola Pemanfaatan Ruang 2023 (RTR P Sumatera)

Page 54: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 18

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.2 Peta Struktur Ruang 2023 (RTR P Sumatera)

Page 55: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 19

NAD - BRR

Nias

2. Pengembangan transportasi untuk mendukung pengembangan keterkaitan antar

pusat pengembangan kawasan andalan (darat dan laut):

a. Pengembangan jalur Lintas Pantai Timur untuk mendukung pengembangan

keterkaitan antar 10 PKN dan 14 PKW sebagai pusat-pusat pengembangan 12

kawasan andalan, dari Bandar Lampung – Metro – Kayu Agung – Palembang –

Jamb – Rengat – Pekanbaru – Dumai – Rantau Prapat – Medan – Langsa –

Lhokseumawe – Banda Aceh.

b. Pengembangan jalur Lintas Pantai Barat untuk mendukung pengembangan

keterkaitan antar 2 PKN dan 6 PKW sebagai pusat-pusat pengembangan 8

kawasan andalan, dari Bandar Lampung – Liwa – Bengkulu – Painan – Padang –

Sibolga – Tapaktuan – Meulaboh – Banda Aceh.

c. Pengembangan jalur Lintas Tengah untuk mendukung pengembangan

keterkaitan antar 2 PKN dan 15 PKW sebagai pusat-pusat pengembangan 6

kawasan andalan, dari Bandar Lampung – Metro – Kotabumi – Baturaja – Lahat

– Lubuk Linggau – Muara Bungo – Sijunjung – Solok – Bukittinggi – Padang

Sidempuan – Tarutung – Sidikalang – Kutacane – Takengon – Bireun. Jalan

lintas Timur menghubungkan Bandar Lampung – Metro – Kayu Agung –

Palembang – Jambi – Rengat – Pekanbaru – Dumai – Rantau Prapat – Medan –

Langsa – Lhokseumawe – Banda Aceh.

d. Pengembangan lintas penyeberangan:

• Dumai – Batam untuk mendukung keterkaitan Dumai (pusat Kws. Duri-

Dumai dsk.) dengan Batam (pusat Kws. Zona Batam-Tanjung Pinang dsk.)

• Batam – Natuna untuk mendukung keterkaitan Batam (pusat Kws. Zona

Batam-Tanjung Pinang dsk.) dengan Singkawang (pusat KL. Natuna dsk.)

• Nias – Sibolga untuk mendukung keterkaitan Gunungsitoli (pusat Kws. Nias

dsk.) dengan Sibolga (pusat KL. Nias dsk.)

• Siberut – Padang untuk mendukung keterkaitan KL. Siberut dsk. dengan

Kws. Padang Pariaman dsk.

e. Pengembangan feeder-road Meulaboh – Lhokseumawe, Tapaktuan –

Lhokseumawe, Sibolga – Belawan, Pematang Bandar – Belawan, Sipirok –

Page 56: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 20

NAD - BRR

Nias

Belawan, Kaban Jahe –Belawan, Tarutung – Belawan, Padang – Kubu –

Bukittinggi – Dumai, Muaro –Dumai, Kampar – Dumai, Bengkulu – Jambi – Kuala

Tungkal, Baturaja – Kayu Agung – Palembang, Sekayu – Palembang, Lahat –

Prabumulih – Palembang, Manna – Palembang, dan Arga Makmur – Palembang,

untuk mendukung keterkaitan pengembangan wilayah di Pantai Barat –

Tengah – Pantai Timur.

f. Jaringan kereta api lintas utama: Bandar Lampung – Muara Enim, Tebingtinggi

– Palembang, Jambi – Muarabungo – Muaro, Muarabungo – Pekanbaru – Dumai –

Lubukpakam – Medan – Lhokseumawe – Banda Aceh, Padang – Padang Panjang;

dan lintas kedua: Bandar Lampung – Kotabumi – Palembang – Muaratembesi,

Jambi – Rengat – Pekanbaru, Kuala Enok – Rengat – Taluk, Tebingtinggi – Curup

– Muarabungo, Bengkulu – Curup, Bengkulu – Padang – Bukittinggi –

Padangsidempuan – Sibolga – Meulaboh – Banda Aceh, Padangsidempuan –

Rantau Prapat, untuk mendukung keterkaitan antar pusat kegiatan/pusat

pengembangan kawasan dan antara pusat kegiatan/pusat pengembangan

kawasan dengan outlet (pelabuhan dan atau bandar udara) di Pantai Barat,

Pantai Timur dan di Sumatera bagian Selatan.

3. Pengembangan transportasi antar pulau dan ekspor untuk mendukung

pengembangan komoditi unggulan yang berorientasi ekspor dan perdagangan

antar pulau:

a. Pengembangan jalur Lintas Pantai Barat yang merupakan bagian Trans Asia

Highway, untuk mendukung keterkaitan dan kerjasama ekonomi dengan

negara tetangga.

b. Pemantapan penyeberangan dari Bakauheni ke Jawa (melalui Merak, Propinsi

Banten).

c. Pengembangan pelabuhan dan peningkatan keterkaitan dan orientasinya ke

pasar global dengan memanfaatkan jalur ALKI–1. Pelabuhan yang akan

dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Page 57: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 21

NAD - BRR

Nias

Tabel 2.5 - Pengembangan Pelabuhan di Pulau Sumatera

Provinsi Hubungan Internasional

Pelabuhan Laut Internasional Nasional

NAD Lhokseumawe, Sabang, Malahayati, Kuala Langsa, Susoh

Calang, Idi, Kuala Beukah, Sinabang, Tapak Tuan

Sumut Belawan * Sibolga, Tg. Balai Asahan, Kuala Tanjung

Barus, Kurau/Selatialang, Lahewa, Leidong, Pangkalan Dodek, Pangkalan Susu, Pantai Cermin, Pulau Kampai, Pulau Telo, Sei Berombang, Sikara-kara, Sirombu, Tg. Beringin, Tg. Pura, Tg. Tiram, Teluk Dalam, Tg. Sarang Elang

Riau Batu Ampar, Kabil, Nongsa, Sekupang, Pekanbaru, Tg. Pinang, Bagan Siapiapi, Tg. Balai Karimun, Tembilahan, Dabo Singkep, Siak Sri Indrapura

Anoa Natuna, Batu Panjang, Bengkalis, Kakap Natuna, Kuala Enok, Kuala Gaung, Lagoi, Matak, Moro, Pasir Panjang, Pulau Halang, Panipahan, Pulau Sambu, Ranai, Rengat, Sei Kolak Kijang, Sei Gunung, Selat Panjang,Senayang, Serasan,Sinaboi, Sungai Pakning, Tg. Batu, Tg. Medana, Tg. Uban, Tarempa

Sumbar Sikakap, Siuban, Muara Padang, Muara Siberut, Air Bangis

Jambi Muara Sabak/Jambi

Talang Duku, Kuala Mendahara, Kuala Tungkal, Nipah Panjang

Bengkulu Pulau Baai Linau/Bintuhan Bangka-Belitung

Pangkal Balam Binyu, Manggar, Muntok, Tg. Pandan, Toboali

Sumsel Boom Baru/ Palembang

Lampung Panjang Kota Agung, Teluk Betung, Labuan Maringgai, Bakauheni

* = Selain memenuhi kriteria volume barang, perlu memenuhi syarat teknis terutama kedalaman minimal

Page 58: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 22

NAD - BRR

Nias

Tabel 2.6 Pengembangan Bandar Udara di Pulau Sumatera

Provinsi Pusat Penyebaran

Bukan Pusat Penyebaran

NAD Banda Aceh (Sultan Iskandar Muda), Meulaboh (Cut Nyak Dien), Sinabang (Lasekon), Tapak Tuan (Teuku Cut Ali), Sabang (Maimun Saleh)

Sumatera Utara

Medan (Polonia)

Gunung Sitoli (Biruna), Parapat (Sidira), Sibolga (Pinangaon), Padang Sidempuan (Aek Godang), Siborong-borong (Silangit), Kepulauan Nias (Pulau-pulau Batu)

Sumatera Barat

Padang (Tabing)

Sipora (Rokot)

Riau Pekanbaru (Sultan Syarif Kasim II), Batam (Hang Nadim)

Tg. Pinang (Kijang), Rengat (Japura), Pasir Pangairan (Pasir Pangairan), Tg Balai Karimun (Serbati), Singkep (Dabo)

Bangka-Belitung

Pangkal Pinang (Depati Amir), Tg. Pandan (Hj.AS. Hanadjoeddin/Buluh Tumbang)

Jambi Jambi (Sultan Thaha), Kerinci (Depati Parbo)

Bengkulu Bengkulu (Fatmawati Soekarno/Padang Kemiling), Muko-muko (Muko-muko)

Sumatera Selatan

Palembang (S.M Badaruddin II)

Lubuk Linggau (Lubuk Linggau)

Lampung Lampung (Raden Inten II/Branti)

2.2.1.3 KERJASAMA EKONOMI REGIONAL (IMT-GT)

A. Kebijakan Kerjasama Ekonomi Regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth

Triangle (IMT-GT)

Guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu negara,

maka beberapa negara/kawasan seperti halnya Indonesia

telah menetapkan konsep “Outward Looking” dalam

perencanaan pembangunan. Hal ini timbul dari kesadaran

bahwa tidak ada satupun negeri akan mencapai tingkat

pertumbuhan yang diharapkan tanpa mempertimbangkan

kerjasama regional negara lain.

Page 59: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 23

NAD - BRR

Nias

Kesadaran terhadap pentingnya kerjasama regional antar kawasan/negara telah

melahirkan berbagai bentuk kerjasama baik bilateral, multilateral, regional maupun

internasional.

Pada beberapa tahun ke belakang sejak makin gencarnya liberalisasi perdagangan,

trend kegiatan pembangunan di beberapa kawasan negara Asia diwarnai dengan

pembentukan kawasan kerjasama ekonomi regional seperti Kawasan Perdagangan

Bebas (Free Trade Area), segitiga pertumbuhan (Growth Triangle), atau Export

Processing Zone (EPZ).Segitiga pertumbuhan (Growth Triangle) merupakan

kesempatan diantara negara bertetangga untuk mengembangkan kerjasama saling

menguntungkan dalam bidang investasi yang merupakan sumber pengelompokan

regional.

Dengan banyaknya negara-negara terikat pada pengelompokkan dan konsentrasi

ekonomi secara sub-regional, maka kerjasama sub-regional menjadi sangat penting

untuk memanfaatkan peluang ekonomi internasional dan memudahkan mencapai

keberhasilan dalam persaingan yang tajam.

Dalam konsteks regional Indonesia, meliputi berbagai zona yang berbeda dengan

karakteristik yang sangat bervariasi sebagai contoh di bagian Utara Indonesia ada

kerjasama bilateral IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailang Growt Triangle), ke

bagian Selatan terdapat kerjasama regional SIJORI (Singapura-Johor-Riau). Di

Kawasan Indonesia Bagian Timur dibentuk kerjasama bilateral BIMP-EAGA (Brunei

Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area). Secara

garis besar tujuan kerjasama bilateral ini adalah untuk mengaktifkan simpul-simpul

pertumbuhan di masing-masing kawasan/negara, agar dapat mendorong

pertumbuhan di negara-negara tersebut.

Kerja sama IMT-GT dilakukan untuk mengusahakan komplementaritas sumber daya yang

dimiliki ketiga sub-wilayah ini. Masing-masing sisi atau sudut mempunyai keunggulannya

sendiri. Untuk Sumatera bagian utara, Medan dengan fasilitas yang sudah dimilikinya

dapat menjadi andalan bagi pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi sub-wilayah

ini. Transportasi udara dan lautnya sudah melintasi batas negara menuju ke negara-

negara lain. Medan sudah perlu didukung kawasan sekitarnya untuk mengembangkan

dirinya lebih lanjut.

Page 60: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 24

NAD - BRR

Nias

Kedekatan geografi, budaya dan sejarah diharapkan dapat mendukung kegiatan

ekonomi lintas batas dalam jangkauan dan skala yang lebih besar. Peresmian hubungan

Medan dan Penang menjadi kota kembar di tahun 1984 menjurus ke arah kegiatan IMT-

GT sejak tahun 1991. Peresmian IMT-GT baru dilakukan dalam pertemuan menteri di

Langkawi pada bulan Juli 1993.Kerjasama IMT-GT melibatkan empat negara bagian

Semenanjung Malaysia Utara, lima Provinsi Thailand Selatan dan semula dua Provinsi di

Indonesia Bagian Barat kemudian menjadi lima semenjak tahun 2001.

Manfaat yang hendak dipetik Indonesia dari kerjasama dalam rangka IMT-GT ialah

mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui berbagai pengurangan dan penghapusan

bermacam ragam rintangan (trade and non-trade barrier), membuka peluang bagi

pemanfaatan sumber daya alam dan manusia dengan memanfaatkan keunggulan

Malaysia dan Thailand; dan meningkatkan saling pengertian dan hubungan yang serasi

diantara masyarakat di perbatasan tiga negara sehingga dapat menjamin kelanjutan

stabilitas dan keamanan di sub-wilayah ini.

Bagi Malaysia, berkurangnya tenaga kerja dan lahan di sektor perkebunan kelapa sawit

memerlukan relokasi atau perluasan kegiatan ekonomi ke sub-wilayah di seberangnya.

Lima Provinsi di Sumatera ini merupakan daerah yang dekat dan yang memungkinkan

relokasi atau perluasan itu. Dengan relokasi ini Malaysia Utara dapat mengkhususkan

diri pada pengembangan industri manufaktur dan pelayanan jasa untuk mendukung

pengembangan sub-wilayah ini. Hal ini juga dilakukan untuk memperluas daerah

dukung industri elektronika.

Adanya kerjasama kawasan tersebut, maka Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

diharapkan menjadi salah satu gerbang kerjasama tersebut. Untuk itu beberapa

kebijakan telah ditempuh sebagai berikut :

1. Menetapkan Lhokseumawe sebagai pintu gerbang pengembangan perindustrian.

2. Menetapkan Aceh Barat sebagai pintu gerbang pengembangan pertanian.

3. Menetapkan Banda Aceh sebagai basis perindustrian dan perdagangan

4. Menetapkan Sabang sebagai pusat kepariwisataan.

Page 61: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 25

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.3 IMT-GT

Page 62: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 26

NAD - BRR

Nias

2.2.1.4 SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (SISTRANAS)

A. Transportasi Darat

Jaringan transportasi darat antar kota ingin diwujudkan dalam jangka panjang pada

skala nasional, ditampilkan dalam koridor-koridor sebagai berikut :

• Lintas Utara.

• Lintas Tengah;

• Lintas Selatan;

• Lintas Utara - Selatan;

A.1 Transportasi Jalan

Arah pengembangan jaringan transportasi jalan primer dalam peranannya sebagai

unsur penunjang diarahkan untuk ditingkatkan kemampuan dan daya dukungnya

sesuai dengan beban lalu lintas terutama yang melayani dan menghubungkan pusat

kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah serta kawasan-kawasan andalan yang

cepat berkembang. Pembangunan jalan tol bebas hambatan yang mendukung

sistem transportasi cepat, dikembangkan bersama-sama antara pemerintah dan

swasta dengan tetap memperhatikan alternatif yang memadai terpadu dengan

moda transportasi darat lainnya sesuai dengan besaran kota, fungsi kota, dan

hirarki fungsional kota dengan mempertimbangkan karakteristik dan keunggulan

karakterisitk moda, perkembangan teknologi, pemakaian energi, lingkungan dan

tata ruang. Untuk tarif angkutan sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme pasar.

A.2 Transportasi Jalan Rel

Pembangunan jaringan transportasi jalan rel di Pulau Sumatera diarahkan untuk

angkutan barang masal jarak jauh. Untuk itu diperlukan kesatuan jaringan

transportasi jalan rel di Prov. Sumatera Utara, Prov. Sumatera Barat, Prov.

Sumatera Selatan, Prov. Lampung kemudian dihubungkan dengan penyeberangan

kereta api agar menyatu dengan sistem jaringan jalan rel di P. Jawa. Untuk pulau

besar lainnya seperti di. Jawa, Kalimantan, dan P. Sulawesi diarahkan untuk

perkeretaapian khusus sebagai bagian. yang tidak terpisahkan dari pembangunan.

sektornya masing-masing.

Page 63: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 27

NAD - BRR

Nias

Disadari bahwa untuk mewujudkan sistem jaringan. jalan rel sebagaimana diuraikan

di muka membutuhkan dana yang sangat besar. Untuk itu, investasi pembangunan,

perkeretaapian diarahkan dengan mengikutsertakan swasta, baik swasta nasional

maupun swasta asing.

Beberapa skema yang termasuk dalam usulan Rencana Induk Perkeretaapian

Sumatra akan mempersiapkan satu jaringan jalan kereta api yang rinci di Pulau

Sumatra, serta melayani seluruh provinsi dengan menyediakan barang yang penting.

Faktor-faktor yang mempengaruhi :

• Strategi Lokasi : Strategis

• Strategi Lokasi : Komersial

• Intergrasi antar moda angkutan (Effisiensi)

• Pendanaan yang dapat membiayai

• Keamanan dan Integritas Nas

• Pengembangan Wilayah

• Dampak Lingkungan

• Kemampuan untuk dapat beroperasi

Pengembalian finansial yang relatif rendah sulit untuk menarik partisipasi sektor

swasta dalam pembangunan prasarana. Sementara pengembalian ekonomi

kemungkinannya hanya dalam jumlah yang sangat kecil, dikarenakan tingginya total

biaya.

B. Transportasi Perkotaan

Pengembangan transportasi di wilayahperkotaan diarahkan untuk transportasi masal

serta keterpaduan antar jaringan transportasi jalan dengan transportasi jalan rel

atau transportasi sungai dan danau sesuai dengan karakterisfik geografis wilayah

dan pengembangan kota. Kemudian untuk jaringan pelayanan angkutan dengan

kendaraan umum diarahkan sesuai dengan karakteristik kota.

C. Transportasi Laut

Rencana pengembangan Pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpan sampai tahun

2018 yang direncanakan adalah:

Page 64: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 28

NAD - BRR

Nias

TABEL 2.7 - Pelabuhan Utama

Primer Sekunder Tersier • Batam • Tanjung Priok • Biak

• Belawan • Panjang • Tanjung Emas • Tanjung Perak • Bitung • Ujung Pandang

• Lhokseumawe • Dumai • Teluk Bayur • Palembang • Benoa • Pontianak • Balikpapan • Samarinda • Ambon • Sorong • Pekanbaru • Tanjung Pinang • Banjarmasin • Jayapura • Gresik • Cirebon • Sampit • Kendari • Anggek • Kuala Enok • Karianau • Nunukan • Kumai

Tabel 2.8 - Pelabuhan Pengumpan

Pelabuhan Pengumpan Regional Lokal

• Kruing Raya • Kuala Langsa • Sibolga • Kuala Tanjung • Jambi • Bengkulu • Pangkal Batam • Tegal • Meneng • Lembar • Maumere • Tarakan • Pantoloan • Ternate • Dili • Fakfak • Merauke • Manokwari • Luwuk • Pare-pare • Ende • Bima

• Gunung Sitoli • Tanjung Balai • Bengkalis • Air Bangis • Kuala Tungkal • Taboali • Juwawa • Pasuruan • Badas • Kalabahi • Sintete • Gorontalo • Bau-bau • Tual • Dobo • Banyu • Pangkal Pinang • Tanjung Pandan • Muara Sabak • Wahai • Sarmi • Serui • Amahai • Larat

• Mangole • Leuiwi • Labuha • Bobong • Sedanau • Selat Lampah • Ranai • Daro Singkep • Letung • Tarempa • Enggano • Pulau Tello • Siberut • Siuban • Sikakap • Bintuhan • Seumeume • Pangkal Bun • Ketapang • Kedawang • Toli-toli • Poso • Ampenan • Banggai

Page 65: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 29

NAD - BRR

Nias

Bagian yang terbesar dari pendanaan rencana pengembangan pelabuhan harus

datang dari sumber Pemerintah, dalam bentuk dana hibah atau sejenisnya.

Mengacu kepada Undang-Undsang No. 22 dan 25, kemungkinannya beberapa Daerah

diharapkan dapat menyediakan sebagian besar dana untuk biaya tersebut, dan

kontribusi dari Pemerintah Pusat hanya terbatas

2.2.1.5 PENGEMBANGAN KAPET SABANG

Dalam GBHN telah diamanatkan bahwa untuk menciptakan suatu pola pembangunan

yang berwawasan nusantara perlu diciptakan suatu keseimbangan pembangunan

antara wilayah seperti yang telah dilakukan melalui pendekatan pembangunan

dengan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan (Growth Center) yaitu

mengembangkan kerjasama ekonomi regional IMT-GT.

Bentuk kerjasama yang terjalin melalui IMT- GT telah mendudukan Sabang sebagai

pointer di Wilayah bagian barat Sumatera yang di harapkan mampu menumbuhkan

kawasan lainnya. Dalam upaya memacu dan meningkatkan pembangunan di Provinsi

Nanggoe Aceh Darussalam dan mendukung kerjasama ekonomi bilateral

tersebut,maka telah di tetapkan beberapa kawasan pengembangan ekonomi

trerpadu yang salah satunya adalah KAPET Sabang yang berpusat di Kota Sabang.

Penentuan suatu kawasan andalan menjadi KAPET telah diatur dalam surat

Keputusan Presiden No.89 tahun 1996 yang kemudian diubah dengan surat

keputusan Presiden No. 9 tahun 1998.Dalam perkembangan dua tahun kemudian

mengingat potensi dan peran Pelabuhan Sabang yang cukup signifikan dijadikan

sebagai pusat aktivitas dan pusat percepatan dan pertumbuhan wilayah Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam, maka pada tahun 2000 direposisi KAPET Sabang

menjadi Kawasan Perdagangan Bebas dan Kawasan Pelabuhan Bebas tentang

pengembangan Pulau Sabang menjadi daerah perdagangan bebas melalui intruksi

Presiden No 2 tahun 2000 tentang pengembangan Pulau Sabang menjadi Daerah

Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas serta Undang-undang No 37 tahun 2000

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No.2 Tahun

2000 tentang Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Sabang menjadi Undang-

Undang. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) sabang telah

Page 66: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 30

NAD - BRR

Nias

ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.171 tahun 1998 yang

menetapkan Kota Sabang di Wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagai

Pusat Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET).

Kapet Sabang meliputi seluruh Kota Sabang dan sebagian wilayah Kabupaten Aceh

Besar, terdiri dari dari beberapa pulau diantaranya: Kota Sabang dengan luas 119

Km² terdiri dari Pulau Weh,Pulau Rubiah, Pulau Klah, Pulau Seulako dan Pulau Nasi

dan Pulau Teunom.

Berdasarkan Surat Gubernur Provinsi Nanggoe Aceh Darussalam No.193/30591

tanggal 2 September 2001 KAPET Sabang diubah menjadi KAPPET Bandar Aceh

Darussalam dengan luas 55.390 Km². Cakupan wilayah KAPET Bandar Aceh

Darussalam meliputi Aceh Besar, Piddie, Bireuen, Aceh Utara dan Aceh Timur

dengan Hiterland wilayah tengah dan barat/selatan Aceh yang telah dihubungkan

dengan berfungsinya jaringan jalan dari pantai barat/selatan melalui wilayah

tengah ke pantai timur Aceh.

Lingkup wilayah KAPET Bandar Aceh Darussalam adalah:

1. Kota Banda Aceh, meliputi seluruh kecamatan dalam Kota Banda Aceh

2. Kabupaten Aceh Besar, Meliputi:

a. Kecamatan Lhokngan/leupang

b. Kecamatan Darussalam

c. Kecamatan Kuta Baro

d. Kecamatan Peukan Bada

e. Kecamatan Seulimeum

f. Kecamatan Mesjid Raya

3. Kabupaten Pidie, meliputi:

a. Kecamatan Batee

b. Kecamatan Padang Tiji

c. Kecamatan Muara Tiga

d. Kecamatan Kota Sigli

Pelaksanaan pembangunan dan Pengelolaan KAPET Sabang dilakukan oleh Badan

Pengelola KAPET Sabang yang terdiri dari unsur Pemerinath Pusat.Pemerintah

Page 67: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 31

NAD - BRR

Nias

Provinsi dan pemerinath Kab/kota. Badan ini bertugas mengendalikan dan

mengawasi kegiatan pembangunan di wilayah KAPET Sabang berdasarkan rencana

induk pengembangan yang ditetapkan oleh tim pengarah sesuai dengan Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.

2.2.1.6 RENCANA INDUK REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI NAD-NIAS

A. Kebijaksanaan Pemanfaatan Struktur dan Pola Tata Ruang Provinsi NAD

Secara prinsip, kebijaksanaan pemanfaatan struktur dan pola tata ruang

dimaksudkan untuk restorasi dan rehabilitasi pemanfaatan struktur dan pola tata

ruang provinsi NAD. Karena itu, kebijaksanaan penataan ruang paska-gempa dan

paska-tsunami provinsi NAD dalam pemanfaatan struktur dan pola tata ruang

meliputi:

1. Pusat Permukiman/Kota-kota di Pantai Barat akan dipertahankan untuk menjaga

keseimbangan pertumbuhan anatara wilayah Timur-Barat dan wilayah Tengah

dan ditunjang oleh pusat-pusat pertumbuhan skala lebih kecil yaitu Sigli,

Bireuen, Singkil, Tapak Tuan, Blangpidie, Calang di kawasan pantai, dan wilayah

pengaruhnya Blangkejeren dan Jantho.

2. Kota-kota Perairan (Waterside Cities) akan dikembangkan dengan

mempertimbangkan aspek local terutama yang berkaitan dengan perlindungan

risiko gempa dan tsunami dan dengan konservasi dan zona pengaman (buffer

zones) yang difungsikan sebagai fasilitas proteksi.

3. Jaringan jalan akan direhabilitasi untuk menjaga interkoneksi antar-kota-kota di

Pantai Barat dan Pantai Timur, atau antar kedua wilayah, dan memacu

pengembangan dan pemerataan wilayah-wilayah: Meulaboh-Calang-Lamno-

Banda Aceh Jantho-Sigli-Bireun ke Lhokseumawe. Jalan baru direncanakan

dibangun menghubungkan kawasan-kawasan terisolir Aceh Barat/Meulaboh dan

Aceh Jaya, yang lainnya Lhok Kruet-Calang-Teunom-Woyla-Meulaboh

memanfaatkan jalan perkebunan sawit dan meningkatkan jalan perdesaaan ,

membuka kembali raus jalan Jantho-Lamno; jalan Beureunun- Geumpang-Tutut

Meulaboh, Ladia Galaska Simpang Peut-Jeuram-Beutong Ateuh-Takengon, jalan

lintas barat Meulaboh-Tapaktuan-Bakongan; Jantho-Lamno; Calang-Tangse-

Page 68: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 32

NAD - BRR

Nias

Beureunun; Teunom-Sarah Raya-Geumpang;Teunom-Sarah Raya-Woyla; and

Calang-Geumpang.

4. Fasilitas penyeberangan ke pulau-pulau kecil (antara lain pulau-pulau

Weh,Sabanng dan Simeuleu) akan dioperasikan untuk mobilisasi penduduk dan

pengembangan ekonomi wilayah.

5. Bandar Udara akan diperbaiki dan dioperasikan: Bandara-bandara Sultan

Iskandar Muda, Cut Nyak Dien, Lasikin, Maimun Saleh, Malikussaleh, dan

Teuku Cut Ali.

6. Pelabuhan laut akan diperbaiki dan dioperasikan: Sabang, Malahayati, Calang,

Meulaboh, Kuala Langsa, Singkil, dan Lhokseumawe. Akan diputuskan lokasi

pengganti terminal ferry Uleu-lhee setelah studi kelayakan teknisnya

diselesaikan.

7. Rehabilitasi interkoneksi sistem jaringan kelistrikan Banda Aceh-Sigli-Bireun-

Lhokseumawe dan Meulaboh-Calang-Takengon.

8. Perbaikan kawasan Industri, kawasan perdagangan, kawasan tanaman pangan

dan perkebunan, serta kawasan pantai di Lhoknga, Lhokseumawe, dan

Malahayati;

9. Rehabilitasi jaringan penyediaan sumber air (antara lain saluran irigasi, DAS,dan

pantai) untuk memenuhi ketersediaan air baku dan air bersih.

10. Rehabilitasi dan rekonstruksi kawasan konservasi (Tengah) antara lain kawasan

ekosistem Leuser, hutan lindung dan kawasan konservasi (buffer zone dan hutan

kota) sepanjang koridor pantai dengan menyiapkan zona pengaman pantai

dalam bentuk vegetasi dan struktur bangunan proteksi pantai.

11. Diusahakan menghindarkan/menjauhkan lokasi permukiman dari kawasan

konservasi seperti di kawasan mukim gajah yang tersebar di Pucok, Alue Raya,

Blang Dalam & Lhok Kuala, Lamje, Kr. Batee Mirah, Kr. Alue Ceuroloup, Kr.

Buerieng, Can. Kaking Ungoh Batee, batas Tutut, kawasan Uteun Cut, Panga,

Panga-Teunom, dan Lageun.

Page 69: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 33

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.4 - Arahan Rencana Tata Ruang Provinsi NAD

B. Kebijaksanaan Pemanfaatan dan Pola Tata Ruang Kabupaten/Kota

B.1 Sistem Kota (City System)

1. Minimasi perubahan struktur, hirarki, kepadatan dan penggunaan lahan yang

ada.

2. Meningkatkan jalan yang ada dan membangun jalan baru sebagai jalur

penyelamtan (escape routes).

3. Rehabilitasi/rekonstruksi kawasan kota dampak tsunami.

4. Memperbaiki aksesibilitas kota-kota melalui laut dan udara untuk maksud

evakuasi, distribusi logistic dan rehabilitasi kota/kawasan.

Page 70: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 34

NAD - BRR

Nias

B.2 Struktur Tata Ruang Kota (City Spatial Structure)

1. Menjaga struktur tata ruang kota yang ada meliputi keseluruhan kawasan kota.

2. Rehabilitasi struktur tata ruang kota yang ada.

3. Mengembangkan kota-kota dan kawasan tahan bencana.

4. Memanfaatkan daerah aliran sungai sebagai suatu struktur kota.

5. Meningkatkan fungsi dan peran ruang (spaces) structural yang penting.

B.3 Kawasan Non-Budidaya (Non-Cultivation Areas)

1. Kawasan konservasi (Conservation areas)

a. Rehabilitasi dan reboisasi hutan kawasan konservasi dampak tsunami.

b. Konservasi dan melindungi kawasan hutan terbatas, hutan kota dan hutan bakau dan memfungsikannya sebagai fasilitas proteksi dan pertahanan terhadap tsunami.

c. mengembangkan dan memperluas jalur hijau yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap bencana dan sebagai konservasi alam.

d. Memanfaatkan jalur hijau dan bukit penyelamat (escape hills) untuk ruang terbuka hijau.

2. Kawasan Pantai (Coastal Areas)

Memperbaiki/mengembalikan fungsi dan penggunaan lahan kawasan pantai dengan menggunakan prinsip mitigasi bencana.

3. Kawasan Sungai (River Areas)

Menstrukturkan kawasan sungai dengan menggunakan prinsip mitigasi bencana.

B.4 Kawasan Budidaya (Cultivation Areas)

1. Kawasan Permukiman (Settlement Areas)

a. Rekonstruksi permukiman dan fasilitas perkotaan terkena bencana.

b. Melengkapi permukiman yang ada dengan fasilitas mitigasi bencana.

c. Membangun bangunan penyelamat/rumah susun di permukiman penduduk

padat.

d. Mengembangkan kawasan permukiman baru.

2. Kawasan Bersejarah (Historic Areas)

Konservasi dan revitalisasi tapak-tapak warisan sejarah yang tersisa.

Page 71: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 35

NAD - BRR

Nias

C. Arahan Pemanfaatan Ruang Kabupaten/Kota

Arahan pemanfaatan ruang kabupaten/kota dimaksudkan untuk memberikan

kepada pemerintah setempat beberapa alternative konsep pemanfaatan ruang

sebagai rujukan dalam menyiapkan atau merevisi rencana struktur tata ruang dan

menyiapkan rencana struktur tata ruang yang lebih rinci, seperti RDTR Kota,

Rencana Tata Bangunan, dan Rencana Lingkungan. Arahan telah dirumuskan dengan

mempertimbangkan 16 (enam belas) kebijaksanaan struktur tata ruang, yaitu: (1)

menciptakan kehidupan yang aman dan lebih baik; (2) memberikan kebebasan pada

masyarakat memilih bermukim; (3) melibatkan kelompok masyarakat dalam

pengelolaan bencana; (4) memberi perhatian pada ciri budaya dan keagamaan; (5)

pendekatan partisipasi terhadap penataan ruang; (6) mitigasi bencana; (7)

perencanaan struktur tata ruang mengkombinasikan pendekatan dari-atas dan

pendekatan dari-bawah (top-down dan bottom-up approaches); (8) mengembalikan

peranan pemerintah setempat; (9) melindungi hak masyarakat sipil; (10)

mempercepat proses administrasi tanah; (11) mengatur ganti rugi; (12) revitalisasi

kegiatan ekonomi; (13) memperbaiki daya dukung lingkungan; (14) memperbaiki

sumberdaya alam dan system kelembagaan lingkungan; (15) rehabilitasi struktur

dan pola tata ruang; dan (16) membangun kembali kota-kota.

D. Arahan Pemanfaatan Ruang Kabupaten Bireun

Arahan pemanfaatan Ruang Kabupaten Bireuen ditetapkan dalam peta zonasi

Kabupaten Bireuen. Secara lengkap arahan ini akan dijelaskan pada Bab 4 tentang

analisis kesesuaian lahan di kawasan perencanaan.

E. Arahan Zonasi Fisik – Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung (Building

Code) Provinsi NAD & Nias, Departemen Pekerjaan Umum

Lingkup pengaturan pedoman pembangunan bangunan rumah tinggal sederhana &

bangunan gedung di wilayah Provinsi NAD dan Sumut meliputi Persyaratan Tata

Bangunan dan Lingkungan, Persyaratan Keandalan, dan Tata Laksana

penyelenggaraan bangunan rumah tinggal sederhana & bangunan gedung.

Pembagian zonasi fisik pada masing-masing kabupaten/kota berbeda-beda sesuai

dengan karakteristik lingkungan dan tingkat kerusakan akibat bencana tsunami.

Page 72: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 36

NAD - BRR

Nias

Arahan zonasi fisik dan Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan (Peruntukan

dan Intensitas Bangunan) dibagi menjadi 4 (empat) zonasi, yaitu (Tabel 3.6):

Zona I: untuk pemukiman nelayan dan perkotaan yang sangat terbatas dengan

arahan Kepadatan Bangunan Sangat Rendah;

Zona II: untuk permukiman kota yang terbatas dengan arahan Kepadatan Bangunan

Rendah;

Zona III: untuk perumahan dan permukiman baru, permukiman lama, dengan

arahan Kepadatan Bangunan Sedang;

Zona IV: untuk perumahan dan permukiman baru, permukiman lama, dengan

arahan Kepadatan Bangunan Tinggi.

Arahan Zonasi Fisik Bangunan Gedung untuk Kabupaten Bireuen sesuai wilayahnya,

hanya diarahkan dari Zona I sampai pada Zona III

Tabel 2.9 - Arahan Zonasi Fisik Bangunan Gedung (Building Code)

Pembagian

Zonasi ZONA I ZONA II ZONA III ZONA IV Arahan Zonasi Fisik NAD & NIAS

Zonasi Fisik Permukiman nelayan dan perkotaan yang sangat terbatas dengan arahan Kepadatan Bangunan Sangat Rendah

Permukiman kota yang terbatas dengan arahan Kepadatan Bangunan Rendah

Perumahan dan permukiman baru, permukiman lama, dengan arahan Kepadatan Bangunan Sedang

Perumahan dan permukiman baru, permukiman lama, dengan arahan Kepadatan Bangunan Tinggi

Peruntukan Bangunan

Permukiman nelayan, permukiman perkotaan yang terbatas, (jumlah penduduk <31 orang/Ha), bangunan yang mendukung kegiatan wisata pantai, informasi, penelitian, perlindungan pantai, pelabuhan, dan industri perikanan

Permukiman nelayan, petani, perkotaan berkepadatan rendah, (jumlah penduduk 31 - 50 orang/Ha), bangunan pendukung kegiatan komersial, kesehatan (gampong)

Permukiman berkepadatan sedang, (jumlah penduduk 51 - 75 orang/Ha), bangunan pendukung kegiatan komersial, pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan, sosial dan pemerintahan, (pelayanan di tingkat kecamatan/subpusat pelayanan kota)

Permukiman berkepadatan tinggi, (jumlah penduduk 75 - 100 orang/Ha), bangunan pendukung kegiatan komersial, pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan, sosial dan pemerintahan, (pelayanan di tingkat kota)

Page 73: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 37

NAD - BRR

Nias

Pembagian

Zonasi ZONA I ZONA II ZONA III ZONA IV Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan NAD & NIAS

Peruntukan lokasi

Permukiman nelayan terbatas, permukiman pedesaan terbatas pada kawasan budidaya pertanian, serta bangunan-bangunan yang mendukung kegiatan hutan produksi, pertambangan, pariwisata pantai, kawasan lindung pantai, , pelabuhan, industri perikanan, dan cagar budaya.

Permukiman nelayan dan petani terbatas. Tidak disarankan untuk kegiatan komersial atau kegiatan sosial lainnya terutama untuk daerah yang mempunyai jarak 5 Km dari garis pantai.

Permukiman, bangunan komersial, fasilitas pendidikan, kesehatan, ibadah, perdagangan, sosial dan pemerintahan dengan pelayanan skala gampong/kelurahan dan kecamatan

Permukiman, bangunan komersial, fasilitas umum dan pemerintahan dengan pelayanan skala kota.

Permukiman yang semula telah ada di zona ini tidak boleh diperluas, namun boleh ditingkatkan kualitasnya.

Permukiman yang semula telah ada di zona ini tidak boleh diperluas, namun boleh ditingkatkan kualitasnya.

Permukiman yang semula telah ada ditingkatkan kualitasnya, tidak boleh diperluas/dikembangkan/ditambah baru hingga menjadi kepadatan tinggi. Bangunan komersial dapat diperluas dengan persyaratan bangunan dan lingkungan yang ketat dengan mempertahankan nilai-nilai cagar budaya

Permukiman dapat diperluas dengan persyaratan bangunan dan lingkungan yang ketat sesuai dengan perencanaan tata ruang di tiap-tiap daerah

Intensitas Bangunan

KDB < 15% KDB: 15% - 30% (rumah tinggal), max. 50% (bangunan gedung)

KDB: 30% - 50% (rumah tinggal), max. 60% (bangunan gedung)

KDB: maksimum 60% (rumah tinggal), max. 75% (bangunan gedung)

KLB : max. 0,3 (rumah tinggal) sesuai fungsi (bangunan gedung)

KLB : max. 0,6 (rumah tinggal) sesuai fungsi (bangunan gedung)

KLB : max. 1,5 (rumah tinggal), maksimum 2,4 (bangunan gedung)

KLB : max. 1,8 (rumah tinggal), maksimum 3,0 (bangunan gedung)

GSB: pada sepanjang pantai, sungai, tepi danau, waduk, mata air dan sungai yang terpengaruh pasang surut air

GSB: pada sepanjang pantai, sungai, tepi danau, waduk, mata air dan sungai yang terpengaruh pasang surut air laut;

GSB: pada sepanjang pantai, sungai, tepi danau, waduk, mata air dan sungai yang terpengaruh

GSB: pada sepanjang pantai, sungai, tepi danau, waduk, mata air dan sungai yang terpengaruh

Page 74: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 38

NAD - BRR

Nias

Pembagian

Zonasi ZONA I ZONA II ZONA III ZONA IV laut; jalan, rel kereta api, dan jaringan listrik tegangan tinggi, mengikuti ketentuan perundangan yang berlaku

jalan, rel kereta api, dan jaringan listrik tegangan tinggi, mengikuti ketentuan perundangan yang berlaku

pasang surut air laut; jalan, rel kereta api, dan jaringan listrik tegangan tinggi, mengikuti ketentuan perundangan yang berlaku

pasang surut air laut; jalan, rel kereta api, dan jaringan listrik tegangan tinggi, mengikuti ketentuan perundangan yang berlaku

Jarak bebas bangunan terhadap utilitas kota sesuai ketentuan di dalam RTRW Kabupaten/Kota setempat

Jarak bebas bangunan terhadap utilitas kota sesuai ketentuan di dalam RTRW Kabupaten/Kota setempat

Jarak bebas bangunan terhadap utilitas kota minimal sama dengan sempadan bangunannya

Jarak bebas bangunan terhadap utilitas kota minimal sama dengan sempadan bangunannya

Jarak bebas bangunan terhadap batas persil: sesuai ketentuan RDTR Kota atau RTBL setempat

Jarak bebas bangunan terhadap batas persil: sesuai ketentuan RDTR Kota atau RTBL setempat

Jarak bebas bangunan terhadap batas persil: sesuai ketentuan RDTR Kota atau RTBL setempat

Jarak bebas bangunan terhadap batas persil: sesuai ketentuan RDTR Kota atau RTBL setempat

Jarak bebas antar bangunan gedung sesuai ketentuan RDTR Kota atau RTBL setempat

Jarak bebas antar bangunan gedung sesuai ketentuan RDTR Kota atau RTBL setempat

Jarak bebas antar bangunan gedung sesuai ketentuan RDTR Kota atau RTBL setempat

Jarak bebas antar bangunan gedung sesuai ketentuan RDTR Kota atau RTBL setempat

Jumlah lantai rumah tinggal maksimum 2 lantai

Jumlah lantai bangunan gedung maksimum 4 lantai

Jumlah lantai bangunan gedung maksimum 4 lantai

Arahan Zonasi Fisik Kabupaten Bireuen

Zonasi peruntukan kawasan terbangun kepadatan sangat rendah

Zonasi peruntukan kawasan terbangun kepadatan rendah

Zonasi peruntukan kawasan terbangun kepadatan sedang

n/a

2.2.2 KEBIJAKAN DAN RENCANA TERKAIT DI TINGKAT PROVINSI

2.2.2.1 PROPEDA DAN RENSTRA PROVINSI NAD

A. Program Pembangunan Daerah (PROPEDA)

A.1 Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan Ketertiban

1. Pergerakan supremasi hukum secara konsistensi untuk menjamin kepastian

hukum dan menghargai hak azasi manusia.

Page 75: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 39

NAD - BRR

Nias

2. Pertemuan saresehan dan tetap muka dengan segenap komponen masyarakat,

sasaranya adalah terciptanya harmonisasi dari seluruh komponen yang ada di

masyarakat.

3. Peningkatan peran aktif tokoh masyarakat, ulama dan para pemuda bergabung

dalam PAM swakarsa dalam upaya pengamanan lingkungan, sasaranya

masyarakat berjalan normal.

A.2 Bidang Ekonomi

1. Pengadaan lapangan kerja

2. Pengadaan bantuan peralatan industri kecil dan rumah tangga

3. Pengembangan usaha kecil menengahan dan sektor informal

4. Peningkatan ketrampilan pengusaha kecil dan pengerajin

5. Pembangunan Prasarana ekonomi

6. Pengembangan agrobisnis dan agroindustri

A.3 Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan

1. Mengelola sumber daya alam, memelihara daya dukunganya agar bermanfaat

bagi peningkatan kesejahteraan rakyar dari generasi ke generasi.

2. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup,

pembangunan yang berkelanjutan,kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat

lokal sera penataan ruang yang pengususahaanya diatur Undang-Undang.

3. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup

dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan pengunanaan

dengan menetapkan teknologi ramah lingkungan.

4. Melaksanakan konservasi dan pengelolaan kawasan Taman nasional, Hutan,

Suaka Marga Satwa, Rawa Singkil dan Trumon, Taman Buru Cagar Budaya dan

Cagar Alam untuk melindungi keanekaragaman hayati dan kekayaan plasma

nutfah daerah.

Page 76: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 40

NAD - BRR

Nias

5. Menetapkan kebijakan-kebijakan melalui indiakator-indikator yang

memungkinkan pelestarian kemampuan keterbaharuan dalam pengelolaaan

sumber daya lam yang dapat diperbaharui untuk mencegah kerusakan yang

dapat diperbaharui untuk mencegah kerusakan yang tidak dapat balik.

6. Membangun perekonomian yang berlandasan sumber daya yang ada di daerah

dan semaklsimal mungkin mengali potensi yang sudah ada dalam masyarakat

tanpa mengabaikan kelestariann alam dan lingkungan dalam pengelolaan sumber

daya alam.

7. Meningkat peran dan fungsi lembaga Bappedalda dan Lembaga Sosial

Masyarakat (LSM) yang bergerak dibidang lingkungan dalam pengelolaan sumber

daya alam.

8. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya lingkungan hidup

dalam kehidupan manusia.

A.4 Bidang Kesejahteraan dan Ketahanan Budaya

1. Pemanfaatan kualitas pelayanan sosial sehingga mampu menjangkau seluruh

lapoisan masyarakat yang bermanfaat yang bermasalah sosial

2. Pembinaan dan pengembangan potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial

dengan demikian partisipasi swasta sangat diharapkan

3. Peningkatan bantuan dan rehabilitasi sosial baik yang bersumber dari

pemerintah mauppun masyarakat

4. Perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial, kebijakan ini diarahkan pada

pemberian perlindungan kepad anak, wanita dan lanjut usia dari tindakan dan

pemberlakuan kekerasan

5. Pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya-upaya

meningkatkan keperdulian dan kepekaan mereka dalam penanganan

kesejahteraan

6. Peningkatan usaha penggalian, pergerakan dan pemberdayagunakan potensi dan

sumber dana

Page 77: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 41

NAD - BRR

Nias

7. Penataan peraturan perundang-undangan dan atau peraturan daerah bidang

kesejahtera dan untuk melandasi seluruh gerak langkah usaha pembangunan

kesejahteran sosial

8. Pemantapan, pengawasan dan pengendlian yang di harapkan akan lebih

berkualitas sehingga mampu mengamankan pelaksanaan program pembangunan

sosial

B. Rencana Strategi Pembangunan Daerah (RENSTRA)

Untuk menentukan arah pelaksanaan program dan kegiatan secara operasional

maka perlu memetapkan strategi pembangunan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

sebagai berikut:

1. Peningkatan peran Pemerintah Daerah secara produktif dalam mengembangan

berbagai pendekatan dialog kultural untuk mencapai mufakat diantara berbagai

komponen yang bertikai

2. Penegakan supremasi hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM) untuk menciptan

iklim dan kondisi daerah yang konduktif

3. Penangulangan dampak konflik secara konperhensip terutama pembangunan

kembali prasarana dan secara umum dan masyarakat yang dibakar/rusak dan

pemberdayaan masyarakat korban konflik

4. Memulihkan citra aparat hukum dan Pemerintah Daerah melalui peningkatan

kemampuan serta meningkatkann kesadaran dan tanggungjawab dalam

pelaksanaan tugas untuk memberikan pelayanan prima yang bersih dari KKN

sesuai dengan tuntutan ajaran islam

5. Pelaksanaan keisimewaan Aceh mencakup pembangunan bidang pendidikan,

agama, adat dan peran ulama secara nyata.

6. Peningkatan profesionalisme, akuntanbilitas dan sistem kerja instansi dan

aparat pemerintahan daerah dalam rangka menciptakan pemerintahan yang

bersih dan baik serta penyelenggaran otonomi khusus Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam

Page 78: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 42

NAD - BRR

Nias

7. Pembangunan ekonomi daerah baik secara makro maupun mikro dalam upaya

pemberdaya ekonomi rakyat

8. Pengembangan prasarana dan sarana transportasi yang dapat menunjang

pertumbuhan ekonomi rakyat dalam kawasan-kawasan prioritas (Kawasan Free

Port Sabang, Banda Aceh dan sekitarnya, Lhokseumawe dan sekitarnya, pantai

barat/selatan dan sekitarnya).

C. RTRW Provinsi NAD

C.1 Kebijakan Struktur Dan Pola Pemanfaatan Ruang

Kebijakan struktur dan pola pemanfaatan ruang provinsi : diarahkan untuk

mengembalikan dan merehabilitasi struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah

provinsi NAD. Untuk itu kebijakan penataan ruang wilayah provinsi NAD pasca

gempa dan tsunami yang berupa pola dan struktur pemanfaatan ruang adalah

sebagai berikut :

1) Pusat permukiman/kota-kota di Pantai Barat tetap dipertahankan untuk menjaga

keseimbangan pertumbuhan antar wilayah (Barat-Timur) dan Wilayah Tengah serta

didukung pusat-pusat pertumbuhan skala lebih kecil : adalah Sigh, Bireuen, Singkil,

Tapak Tuan, Blangpidie, Calang di wilayah pesisir dan Blangkejeren dan Jantho di

Wilayah Pedalaman.

2) Kota-kota Tepi Air dikembangkan dengam memperhatikan juga aspke-aspek lokal

terutama keterkaitan dengan rawan Gempa dan Tsunami dengan kawasan

konservasi dan penyangga yang berfungsi lindung.

3) Jaringan jalan di rehabilitasi untuk menjaga keterkaitan antar kota-kota di

Pantai Barat, Pantai Timur atau keterkaitan kedua wilayah, serta mendorong

perkembangan dan pemerataan wilayah : Meulaboh Calang-Lamno- Banda Aceh

Janhot – Sigli – Bireun hingga Lhokseumawe dan Rehabilitasi dan pembangunan jalan

baru (dalam kaitan pembangunan jalan rusuk/pengumpan) yang menghubungkan

daerah terisolir Aceh Barat/Meulaboh dan Aceh Jaya antara lain : Lhok Kruet-

Calang-Teunom-Woyla-Meulaboh dengan memanfaatkan jalan perkebunan Sawit dan

peningkatan jalan desa; membuka kembali ruas jalan janhot-lamno;

BeureununGeumpang-Tutut-Meulaboh, jalan Ladia Galaska Simpang Peut-Jeuram

Page 79: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 43

NAD - BRR

Nias

Beutong Ateuh-Takengon, ruas jalan lintas Barat Meulaboh-Tapaktuan, Bakongan;

Calang-Tangse-Beureunun; Teunom-Sarah RayaGeumpang; Teunom-Sarah Raya-

Woyla dan Calang-Geumpang.

4) Penyebrangan ke pulau-pulau kecil (a.l : Pulau Weh dan Simeuleu) difungsikan

kembali untuk mobilisasi penduduk dan perkembangan ekonomi wilayah.

5) Fungsionalisasi dan peningkatan Bandar Udara (Bandar Udara Sultan Iskandar

Muda, Cut Nyak Dien, Lasikin, Maimun Saleh, Malikussaleh, dan Teuku Cut Au).

Bandar udara di pantai barat-selatan dapat didarati pesawat terbang jenis

hercules untuk evakuasi dan supply logistik

6) Fungsionalisasi dan peningkatan pelabuhan laut (Sabang, Malahayati, Calang,

Meulaboh, Kuala Langsa, Singkil dan Lhokseumawe). Lokasi pelabuhan

penyebrangan pengganti Uleu-thee ditentukan setelah melakukan studi kelayakan

teknis terlebih dahulu (Pelabuhan di Calang akan dikembangkan sebagai pelabuhan

utama di pantai barat Aceh, Pelabuhan Sabang akan dikembangkan sebagai

gateway, Pelabuhan Uleu-Lhee direhabilitasi dan dikembangkan)

7) Rehabilitasi Sistem jaringan listrik terkonsentrasi untuk Banda Aceh Sigli-Bireuen-

Lhokseumawe dan Meulaboh-Calang-Takengon.

8) Perbaikan kawasan budidaya industri di lhoknga, Lhokseumawe, dan Malahayati;

perdagangan, pertanian pangan dan perkebunan dan pesisir kelautan

9) Rehabilitasi jaringan sumberdaya air Cal : Saluran irigasi, alur sungai, dan pantai

untuk mendukung ketersediaan air baku dan air minum.

10) Rehabilitasi dan rekonstruksi untuk fungsionalisasi kawasan berfungsi lindung

konservasi (bagian tengah) antara lain kawasan ekosistem leuser, hutan lindung,

dan lindung binaan (buffer zone dan hutan kota) di sepanjang pantai melalui

penyiapan area penyangga (buffrer zone) pantai baik berupa vegetasi atau

bangunan.

11) Kawasan permukiman diupayakan tidak berada di kawasan lindung, seperti

wilayah kehidupan gajah yang semakin langka populasinya, antara lain di Desa

Pucok, Alue Raya, Blang Dalam dan Lhok Kuala, Lamje, Kr. Batee Mirah, Kr. Alue

Page 80: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 44

NAD - BRR

Nias

Ceuroloup, Kr. Beurieng, Can. Kaking Ungoh Batee, perbatasan Tutut, Kawasan

Uteun Cut, Panga, Pang-Teunom dan Lageun

C.2 Arahan Struktur Ruang Provinsi NAD

Arahan struktur ruang provinsi menggambarkan rencana pengembangan sistem kota

dan rencana pengembangan infrastruktur wilayah adalah sebagai berikut :

1) Setiap daerah kabupaten/kota mendapat akses yang sama, dengan adanya jalan

provinsi (arteri)

2) Jalan Provinsi (arteri) yang menghubung kota-kota di seluruh NAD akan membuka

akses secara lebih terbuka dan diharapkan menjadi daya tarik dan daya dorong

berbagai upaya pengembangan wilayah NAD

3) Wilayah pesisir dengan kemudahan adanya jalan darat dan laut yang memberikan

alternatif moda yang dapat digunakan.

4) Beberapa pusat pertumbuhan yang diharapkan menjadi daya tarik ekonomi

utama untuk wilayah NAD yaitu Banda Aceh, Sabang, Meulaboh, Langsa dan

Lhokseumawe yang tersebar di daerah pesisir dan Takengon di Wilayah Pedalaman.

5) Beberapa pusat pertumbuhan yang diharapkan menjadi daya tarik ekonomi skala

lebih kecil adalah sigh, Bireuen, Singkil, Tapak Tuan, Blangpidie, Calang di wilayah

pesisir; dan Blangkejeren dan Jantho di wilayah pedalaman.

2.2.3 KEBIJAKAN DAN RENCANA DI TINGKAT KABUPATEN

2.2.3.1 RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BIREUEN

2002 - 2011

Rumusan RTRW Kabupaten Bireuen sesuai dengan lingkup kajian dan kedalaman

materi meliputi pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budidaya, pengelolaan

kawasan perkotaan, perdesaan dan kritis, sistem kegiatan pembangunan dan sistem

pemukiman perkotaan/perdesaan, sistem prasarana wilayah serta pengembangan

kawasan yang diprioritaskan.

Page 81: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 45

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.5 - Peta Pola dan Struktur NAD

Page 82: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 46

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.6 Peta kawasan Lindung NAD

Page 83: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 47

NAD - BRR

Nias

A. Rencana Pemanfaatan Kawasan Lindung dan Budidaya

Kegiatan fungsional yang diatur dalam pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten

Bireuen meliputi dua penggunaan utama yaitu Kawasan Lindung dan Kawasan

Budidaya. Kawasan Budidaya yang dimaksudkan merupakan kawasan yang

diperkenankan pemanfaatannya bagi kegiatan budidaya.

A.1 Kawasan Lindung

Deliniasi Kawasan Lindung di wilayah Kabupaten Bireuen dilakukan berdasarkan

Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, dengan tujuan

untuk mengurangi resiko kerusakan lingkungan hidup sebagai dampak dari

pembangunan itu sendiri. Luas Kawasan Lindung di Kabupaten Bireuen adalah

seluas 22.893 Hektar atau 12,04 % dari luas wilayah secara keseluruhan.

1. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Dibawahnya.

Hutan Lindung adalah kawasan yang memiliki sifat khas yang mampu

memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahnya sebagai

pengatur tata air, pencegahan banjir, erosi dan memelihara kesuburan tanah.

Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Bireuen adalah seluas 18.134 Hektar.

Dibandingkan dengan luas kawasan lindung secara keseluruhan, proporsi

kawasan hutan lindung ini adalah sebesar 79,21 %. Kawasan hutan lindung

tersebar pada bagian selatan Kecamatan Samalanga, Pandrah, Peudada, Juli dan

Peusangan.

Kebijaksanaan pemanfaatan ruang di kawasan ini ditentukan berdasarkan tujuan

pemanfaatannya yaitu mencegah terjadinya bencana dan menjaga kelestarian

kawasan. Kebijaksanaan tersebut antara lain :

• Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada.

• Pengembalian fungsi kawasan hutan yang mengalami kerusakan.

• Pemantauan terhadap kegiatan yang diperbolehkan pada hutan lindung

(seperti penelitian dan eksplorasi mineral/air tanah) agar tidak mengganggu

fungsi lindung.

Page 84: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 48

NAD - BRR

Nias

2. Kawasan yang memberikan Perlindungan Setempat

a. Kawasan Sempadan Pantai

Sempadan Pantai merupakan kawasan di sepanjang pantai yang berfungsi

mempertahankan kelestarian fungsi pantai dari gerusan, abrasi dan intrusi

air laut. Di wilayah Kabupaten Bireuen, kawasan sempadan pantai

membentang di sepanjang pantai utara yang ditetapkan sebesar 200 meter

dari titik selisih antara pasang surut air laut ke darat. Luas kawasan

sempadan pantai yang ditetapkan sebagai bagian dari kawasan lindung

adalah seluas 1.172 Hektar.

b. Kawasan Sempadan Sungai

Kawasan Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai yang

berfungsi mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Luas kawasan

sempadan sungai di wilayah Kabupaten Bireuen adalah sebesar 3.586 Hektar

atau 15,66 % dari luas kawasan lindung secara keseluruhan. Luas sempadan

sungai yang dimaksudkan diatas hanya sungai-sungai besar saja.

Kebijaksanaan pemanfaatan ruang diutamakan bagi perlindungan kawasan

sempadan sungai meliputi :

• Pencegahan kegiatan budidaya disepanjang sungai yang dapat

mengganggu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai

serta alirannya.

• Pengendalian kegiatan yang telah ada disekitar sungai.

• Pengamanan Daerah Aliran Sungai.

c. Kawasan Cagar Budaya

Pelestarian Cagar Budaya dimaksudkan untuk melindungi kekayaan budaya

bangsa, berupa peninggalan-peninggalan sejarah, bangunan arkeologi,

monumen nasional dan keragaman bentuk geologi yang berguna untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan. Peninggalan

bersejarah di Kabupaten Bireuen cukup banyak untuk dapat dikembangkan

menjadi obyek wisata. Peninggalan tersebut antara lain Makam Syuhada 44,

Page 85: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 49

NAD - BRR

Nias

Rumah Adat dan makam Tgk.Cik Awe Geutah, Musium Panglima T.Hamzah,

Tugu Perjuangan Batee Like dsb.

Kawasan ini tidak dapat dituangkan dalam peta rencana pemanfaatan ruang,

karena skala peta yang tidak memungkinkan untuk mencantumkannya. Untuk

itu diperlukan kajian khusus terhadap obyek-obyek yang dapat dikembangkan

sebagai kawasan cagar budaya, terutama pada rencana tata ruang yang lebih

detail.

Sebagai pedoman umum dalam perlindungan, pemeliharaan, pengelolaan dan

pemanfaatannya dapat mengacu kepada UU No. 5 Tahun 1992 tentang Benda

Cagar Budaya

A.2 Kawasan Budidaya

Luas kawasan budidaya di wilayah Kabupaten Bireuen adalah seluas 167.228 Hektar

atau 87,96 %.

1. Kawasan Budidaya Pertanian

a. Rencana Peruntukan Lahan Basah

Rencana pengembangan lahan sawah di Kabupaten Bireuen berada hampir di

setiap kecamatan yang berada di kawasan pantai dan kawasan tengah. Luas

areal persawahan yang direncanakan adalah seluas 24.954 Hektar atau 13,13

% dari luas keseluruhan wilayah kabupaten.

Arahan kebijaksanaan Pengembangan kegiatan Pertanian Lahan Basah di

Kabupaten Bireuen adalah :

• Mempertahankan areal sawah beririgasi teknis yang telah ada.

• Perluasan areal persawahan melalui peningkatan produktivitas lahan

tidur, baik secara pompanisasi maupun pembuatan cek dam (bendungan)

baru.

• Pengembangan dan peningkatan penyediaan prasarana pengairan.

• Usaha penanggulangan banjir.

Page 86: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 50

NAD - BRR

Nias

b. Rencana Peruntukan Tanaman Lahan Kering

Komoditas yang biasa dikembangkan pada kawasan lahan kering ini pada

umumnya adalah jenis palawija dan holtikultura. Luas wilayah Kabupaten

Bireuen yang direncanakan untuk pengembangan lahan kering adalah seluas

25.879 Hektar atau 13,61 % dari luas wilayah Kabupaten Bireuen. Lokasi

pengembangan pertanian lahan kering tersebar diseluruh kecamatan.

Arahan kebijaksanaan dalam pemanfaatan ruang untuk kawasan tanaman

lahan kering antara lain :

• Pengembangan kawasan potensial untuk pertanian pangan lahan kering.

• Pengelolaan tanaman holtikultura dengan system agribisnis.

c. Rencana Peruntukan Lahan Tanaman Perkebunan

Arahan kebijaksanaan dalam pengembangan kegiatan perkebunan dapat

dilakukan antara lain :

• Pengembangan wilayah perkebunan sesuai dengan potensi dan

kesesuaiannya.

• Dalam pengelolaannya, baik perkebunan besar maupun perkebunan

rakyat harus disertai dengan penerapan teknik konservasi tanah dan air.

• Perkebunan yang berada disekitar kawasan lindung diupayakan dalam

bentuk agroforestri dan pola PIR.

d. Rencana Peruntukan Lahan Hutan Produksi

Berdasarkan UU No. 41 tersebut, maka luas kawasan hutan produksi yang

meliputi hutan produksi terbatas, produksi tetap dan produksi konversi

adalah seluas 41.071 Hektar atau 21,60 % dari luas wilayah Kabupaten

Bireuen. Alokasi kawasan hutan produksi tersebar pada bagian selatan

wilayah Kabupaten Bireuen.

2. Kawasan Budidaya Non Pertanian

a. Kawasan Pertambangan / Penggalian

Kawasan pertambangan dan penggalian dikembangkan pada lokasi sumber

bahan baku atau bahan galian yang layak untuk dieksploitasi tanpa merubah

Page 87: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 51

NAD - BRR

Nias

fungsi lindung suatu kawasan. Lokasi pengembangan lahan pertambangan

dan penggalian non logam di Kab. Bireuen yaitu :

• Andesit di Kr.Simpo (Kec.Juli), Cot Mata Ie (Kec.Jeumpa) dan Semadan

(Kec.Samalanga)

• Batu pasir di Blang Cirih dan Kr.Gunci (Kec.Peusangan), Gle Beureulang

(Kec.Jeunib), Cot Mata Ie (Kec.Jeumpa), Kr.Peudada (Kec.Peudada) serta

Semadan dan Meurah (Kec.Samalanga).

• Pasir sungai dan kerikil di Krueng Peudada (Kec.Peudada).

• Sirtu di Kr.Gunci (Kec.Peusangan), Kec.Peudada dan Samalanga.

• Batu kali di Kec.Jeumpa, Peudada dan Samalanga.

• Koral di Kec.Peusangan, Makmur dan Peudada.

• Batu apung di Kec.Samalanga.

• Batu kapur di Kec. Peusangan dan Samalanga.

b. Kawasan Industri

Arahan kebijaksanaan dalam pemanfaatan ruang untuk kawasan industri

adalah :

• Penataan ruang untuk zona industri yang berorientasi pasar diarahkan

disepanjang Bireuen dan Matang Glumpangdua.

• Penyediaan prasarana pendukung.

• Pengembangan kawasan perindustrian di wilayah perkotaan dan sentra-

sentra industri kecil.

c. Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata

Obyek wisata di kelompokkan menjadi obyek wisata alam dan obyek wisata

budaya.

• Obyek wisata alam, berupa Kr.Batee Ilek (di Kec.Samalanga), Kr.Simpo

(di Kec.Jeumpa), Panorama Cot Panglima dan Irigasi Teupin Mane (di

Kec.Juli), Air Terjun Ciraceuk (di Kec.Pandrah), Pantai Reuleng Manyang

(di Kec.Samalanga) dan Pantai Ujong Blang Bireuen (di Kec.Jeumpa).

Page 88: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 52

NAD - BRR

Nias

• Obyek wisata Budaya berupa makam, tugu, rumah adapt dan mesjid yang

mempunyai nilai histories yang tersebar di seluruh kecamatan.

Diantaranya adalah Rumah Adat dan Makam Tgk.Awe Geutah di

Kecamatan Peusangan.

d. Rencana Pengembangan Kawasan Militer

Dalam upaya pengamanan daerah yang merupakan bagian dari strategi

pertahanan dan keamanan daerah, wilayah yang diarahkan berdasarkan RTRP

(Rencana Tata Ruang Propinsi) dan Kebijaksanaan Militer adalah disekitar

Batee Geulungku, Kecamatan Samalanga.

B. Rencana Pengembangan Sistem Pusat-Pusat Permukiman Perkotaan

Pengarahan sistem hirarki kota-kota di wilayah Kabupaten Bireuen ditentukan oleh

beberapa pertimbangan yaitu :

• Kebijaksanaan yang telah ditetapkan baik struktur tata ruang Propinsi Nanggroe

Aceh Darussalam maupun Pola Dasar Pembangunan Daerah dan Repelita

Kabupaten.

• Berdasarkan atas penilaian ukuran besarnya kota (massa kota), indeks jumlah

dan pertumbuhan penduduk, indeks centralitas serta tingkat kemudahan

pelayanan (aksesibilitas).

• Mencerminkan adanya pusat-pusat permukiman yang berfungsi sebagai pusat

pemasaran dan pelayanan sosial yang hirarkis.

• Kota sebagai pusat permukiman (pusat pelayanan/pusat simpul) tersebut harus

berorientasi pasar atau mempunyai kelengkapan fasilitas social-ekonomi dalam

jumlah yang relative lebih banyak dan jumlah penduduk yang banyak.

C. Rencana Pengembangan Sistem Perwilayahan

Wilayah Kabupaten Bireuen dibagi menjadi 4 (empat) SWP yaitu :

1) SWP I, meliputi wilayah Kecamatan Peudada, Jeumpa dan Juli dengan pusat

pengembangannya di Kota Bireuen. Satuan pengembangan pada SWP ini

diarahkan untuk :

Page 89: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 53

NAD - BRR

Nias

a. budidaya tambak, di Kecamatan Jeumpa

b. Pengembangan perkebunan di Kecamatan Peudada dan Juli

c. Tanaman pangan (lahan kering dan lahan basah) di Kecamatan Peudada,

Jeumpa dan Juli

d. Industri Perdagangan dan Jasa di Kecamatan Jeumpa.

4. SWP II, meliputi wilayah Kecamatan Peusangan dan Jangka dengan pusat

pengembangannya di Kota Matang Glumpang Dua. Satuan pengembangan pada SWP

ini diarahkan untuk :

a. Penangkapan ikan dan budidaya tambak di Kecamatan Jangka

b. Penggaraman di Kecamatan Jangka

c. Tanaman pangan lahan basah di Kecamatan Peusangan dan Jangka

d. Hutan Produksi di Kecamatan Peusangan

e. Industri, Perdagangan dan Jasa di Kecamatan Peusangan.

3. SWP III, meliputi wilayah Kecamatan Samalanga, Simpang Mamplam, Pandrah

dan Jeunib dengan pusat pengembangannya di Kota Jeunib.

Satuan pengembangan pada SWP ini diarahkan untuk :

a. Penangkapan ikan di Kecamatan Samalanga.

b. Budidaya tambak d Kecamatan Samalanga, Pandrah dan Jeunib.

c. Penggaraman di Kecamatan Peusangan.

d. Tanaman pangan lahan basah di Kecamatan Samalanga, Pandrah dan Jeunib.

e. Pengembangan perkebunan di Kecamatan Samalanga, Pandrah dan Jeunib.

f. Hutan produksi di Kecamatan Pandrah dan Jeunib.

4. SWP IV, meliputi wilayah Kecamatan Gandapura, Kutablang dan Makmur dengan

pusat pengembangannya di Kota Geurogok.

Satuan pengembangan pada SWP ini diarahkan untuk :

a. Penangkapan ikan dan budidaya tambak di Kecamatan Gandapura.

b. Tanaman pangan lahan basah di Kecamatan Gandapura.

c. Tanaman pangan lahan kering di Kecamatan Gandapura dan Makmur.

Page 90: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 54

NAD - BRR

Nias

2.3 GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BIREUEN

2.3.1. TINJAUAN REGIONAL

A. Umum

Secara geografis wilayah Kabupaten Bireuen memiliki posisi strategis, karena

terletak di :

1. Kawasan pantai Timur pulau Sumatera yang merupakan kawasan cepat

berkembang di pulau Sumatera, dibandingkan dengan kawasan tengah dan

kawasan pantai Barat Sumatera.

2. Berdekatan dengan kota pusat pertumbuhan Lhokseumawe dan Medan yang

merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Disamping itu, di kota Medan juga

terdapat Pelabuhan dan Bandar Udara Internasional. Adapun waktu tempuh

antara kota Bireuen dengan kota Lhokseumawe hanya sekitar 45 menit

perjalalan, sedangan dengan kota Medan sekitar 8 – 9 jam perjalanan.

3. Berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran

perdagangan internasional yang padat.

4. Dilintasi oleh jalan Nasional Lintas Timur (Jalintim) Sumatera, yang merupakan

jalur perdagangan yang padat di Pulau Sumatera. Di masa mendatang, Jalintim

Sumatera pada ruas antara Medan sampai Bandar Lampung direncanakan untuk

dikembangkan sebagai jalan internasional Trans Asia dan Trans Asean.

B. Kedudukan Dalam Struktur Ruang Wilayah Nasional dan Regional

Dalam struktur ruang wilayah Nasional dan Regional yang termuat dalam Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN, dalam Rancangan PP Pengganti PP No.47

Tahun 1997) dan Raperpres Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera, Kabupaten

Bireuen termasuk dalam Kawasan Andalan Nasional Lhokseumawe, dengan sektor

unggulan yang dikembangkan di kawasan andalan ini meliputi sektor : industri,

pertanian, pertambangan, perikanan dan perkebunan. Dalam rencana ini kota

Lhokseumawe ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional, dengan kota Pusat

Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kota Takengon dan Langsa, sedangkan kota Bireun

Page 91: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 55

NAD - BRR

Nias

adalah kota PKL (Pusat Kegiatan Lokal) yang berorientasi langsung ke kota PKN

Lhokseumawe.

C. Kedudukan Dalam Sistem Transportasi Nasional dan Regional

Jalan utama di Kabupaten Bireun yang menghubungkan antara sebagian besar kota-

kota kota-kota kecamatan yang ada, meliputi : Sp. Samalanga, Mamplam, Pandrah

Kandeh, Jeunieb, Peulimbang, Peudada, Blang Bladeh, kota Bireun, Matang

Geulumpang Dua, dan Geurughok, adalah bagian dari sistem jaringan jalan Nasional

yang menghubungkan antara kota Banda Aceh-Lhokseumawe-Medan, dengan fungsi

Arteri Primer. Dalam sistem IRMS, ruas jalan Nasional yang melintasi Kabupaten

Bireuen, meliputi : ruas Bts. Cabdin Pidie-Bireuen (No. 01.003.2) dan ruas Bireuen-

Lhokseumawe (No. 01.004), dimana berdasarkan data yang ada memiliki volume

LHR (Lalu-lintas Harian Rata-rata) cukup besar (+/- 3.500 kendaraan/hari).

Disamping jalan Nasional, Kabupaten Bireuen juga dilintasi oleh jalan Provinsi yang

menghubungkan antara kota Bireuen-Teupin Mane-menuju Takengon dengan fungsi

Kolektor Primer, dan memiliki volume LHR sedang (+/- 1.500 kendaraan/hari),

yakni ruas Bireuen-Bts. Aceh Tengah (No. 01.011.1), serta jalan provinsi ruas

Sp.Samalanga-Salamalanga (No ruas 01.040).

Apabila dikaitkan dengan konsep pengembangan struktur ruang nasional seperti

dijelaskan sebelumya, terlihat bahwa Kabupaten Bireuen terletak pada jalur

lintasan yang penting antara kota Banda Aceh (PKW) – Lhokseumawe (PKN) – Medan

(PKN) – Takengon (PKW) dengan titik simpul terletak di kota Bireuen. Hal ini

menjadikan kota-kota di sepanjang jalan Nasional dan jalan Provinsi di Kabupaten

Bireun menjadi sangat potensial untuk berkembang, baik sebagai kota transyt

maupun sebagai kota tujuan.

Melalui media jaringan jalan utama tersebut di atas, Kabupaten Bireuen juga

memiliki aksesibilitas yang cukup tinggi ke beberapa Pelabuhan dan Bandar Udara

baik Nasional maupun Internasional, meliputi :

1. Pelabuhan Internasional (Utama Sekunder) Lhokseumawe dan Bandar Udara

Malikul Saleh, Lhokseumawe, dengan jarak +/- 44,1 Km dari kota Bireuen, atau

waktu tempuh +/- 45 menit perjalanan.

Page 92: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 56

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.7 – Tinjauan Regional Kabupaten Bireuen

Page 93: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 57

NAD - BRR

Nias

2. Pelabuhan Internasional (Utama Sekunder) Belawan, dan Bandar Udara

Internasional, Polonia Medan, dengan jarak +/- 407,8 Km dari kota Bireuen, atau

waktu tempuh +/- 8 – 9 jam perjalanan.

3. Pelabuhan Nasional Malahayati, Aceh Besar, dan Bandar Udara Nasional Sultan

Iskandar Muda, Banda Aceh, dengan jarak perjalanan +/- 201,8 Km dari kota

Bireun, atau waktu tempuh +/- 5 – 6 jam perjalanan.

D. Satuan Wilayah Sungai (SWS) dan DAS Terkait

Kabupaten Bireuen dilintasi oleh Satuan Wilayah Sungai (SWS) kritis, yakni SWS

Pase-Peusangan. Daerah Aliran Sungai (DAS) Peusangan merupakan Daerah Aliran

Sungai yang memiliki lahan kritis luas, tingkat erosi tinggi, dan terdapat tekanan

penduduk yang besar, serta melintasi 2 (dua) kecamatan yang ada di Kabupaten

Bireuen, yakni : kecamatan Peusangan, dan kec. Peusangan Selatan.

DAS Peusangan merupakan satu kesatuan rangkaian yang terkait dengan Sub DAS nya

yaitu Sub DAS Krueng Peudada, Krueng Jeunieb, Krueng Juli. DAS Krueng Peusangan

berhulu di dataran tinggi Bukit Barisan dan bermuara di Selat Malaka berikut juga sub

DAS nya yang berfungsi menampung air hujan, sumber-sumber air dan menyimpannya

di daerah dataran tinggi ( punggung bukit ) yang merupakan tempat sumber air yang

berada di wilayah selatan Kabupaten Bireuen dengan ketinggian 1.000 m di atas

permukaan air laut.

E. Wilayah Rawan Gempa dan Tsunami

E.1 Wilayah Rawan Gempa

Di tinjau dari Struktur Tatanan Geologi Tektonik Regional, pulau Sumatra dari arah

barat laut melalui pulau Jawa sampai di Indonesia Bagian Timur merupakan jalur

magmatik dan jalur busur luar dari rangkaian gunung berapi aktif dan di bagian pantai

barat terdapat Trench (Palung). Daerah kabupaten Bireuen adalah daerah yang

berpotensi rawan terhadap kegempaan dengan skala 6 – 7 skala richter.

Page 94: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 58

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.8 – Sebaran Kawasan Rawan Gempa di Pulau Sumatera

Sumber : Departemen ESDM, 2005.

E.2 Tsunami

Gelombang Tsunami yang terjadi tanggal 26 Desember 2004 yang bergerak dari arah

barat laut dari arah pusat gempa dengan kekuatan 8,6 skala richter berdampak

pada daerah sekitar Aceh di bagian timur atau pantai timur. Wilayah Kabupaten

Bireuen termasuk yang terkena dampak dari hantaman gelombang tsunami. Gempa

tersebut di sebabkan dari adanya tumbukan (Subduction) dari tiga rangkaian

lempeng tektonik dunia yaitu lempeng Samudra Pasifik yang Bergerak kearah Barat,

Lempeng Samudra Hindia ( Benua Australia ) yang bergerak ke arah Utara dan

Lempeng Eurasia yang bergerak kearah Timur. Negara Indonesia termasuk dalam

daerah tumbukan lempeng Eurasia.

Sebagian besar daerah pesisir Bireuen diterjang gelombang tsunami dengan

ketinggian gelombang mencapai 2 – 3 m yang merupakan dataran rendah dengan

ketinggian rata- rata di bawah 10 m dari permukaan air laut dan di sebabkan

pula oleh topografi dasar laut perairan bireuen yang cukup dalam, dimana

daerah sekitar pantai ke arah Timur mencapai 20 m dan arah Barat lebih dalam

Kabupaten Bireun

Page 95: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 59

NAD - BRR

Nias

mencapai 40 m yaitu perairan sekitar Samalanga dan Simpang Mamplam.

Gelombang tsunami cenderung melemah bila kedalaman laut semakin landai ke

arah darat. Faktor lain yang memperparah kerusakan adalah tidak adanya zona

penyangga alamiah yaitu komunitas hutan magrove yang dapat menahan laju

gelombang tsunami ke arah darat.

2.3.2 KONDISI FISIK DAN LINGKUNGAN

A. Wilayah Administrasi

Kabupaten Bireuen adalah pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara, yang dibentuk

melalui UU 48/1999 tanggal 4 Oktober 1999. Luas wilayah Kabupaten Bireuen

adalah sekitar 1.901,21 Km2, dan sebelum tahun 2004 terdiri dari 10 kecamatan,

sedangkan pada tahun 2005 dimekarkan menjadi 17 kecamatan. Adapun batas

wilayah Kabupaten Bireuen adalah sebagai berikut :

Tabel 2.10 Nama dan Luas Kecamatan di Kabupaten Bireuen

No. Kecamatan Luas (Km2) Luas (Ha) Proporsi (%) Ibukota Kecamatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Samalanga Pandrah Jeunieb Peudada Jeumpa Juli Peusangan Jangka Gandapura Makmur Simpang Mamplam Peulimbang Kota Juang Kuala Peusangan Siblah Krueng Pensangan Selatan Kuta Blang

149,31 127,18 154,82 245,26 182,57 76,11 51,47

105,76 75,57 36,97

166,09 209,22 91,94 17,38 82,13 78,64 50,79

14.931 12.718 15.482 24.526 18.257 7.611 5.147

10.576 7.557 3.697

16.609 20.922 9.194 1.738 8.213 7.864 5.079

7,85 6,69 8,14

12,90 9,60 4,00 2,71 5,56 3,98 1,94 8,74

11,00 4,84 0,91 4,32 4,14 2,67

Samalanga Pandrah Kandeh Jeunieb Peudada Blang Blahdeh Teupin Mane Matang Geulumpang Dua Jangka Geureugok Ulee Gle Simpang Mamplam Peulimbang Kota Bireun Cot Batee Uteun Gathom Londaneuh Kuta Blang

Kabupaten Bireuen 1.901,21 190.121 100,00

Sumber : - Bireun Dalam Angka Tahun 2004 - Analisis Peta

Sebelah Utara berbatasan dengan selat malaka

Sebelah Selatan dengan Aceh Tengah/Gayo Lues

BT = 960 39` 57.6”

LU = 040 57` 14.4”

Page 96: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 60

NAD - BRR

Nias

Sebelah Barat dengan Kabupaten Pidie

BT = 960 20` 56.4”

LU = 050 14` 33.6”

Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Utara

BT = 960 52` 22.8”

LU = 050 8` 6”

Untuk lebih jelasnya wilayah administrasi Kabupaten Bireun lihat Gambar 2.9

B. Topografi (Ketinggian dan Kemiringan)

Semakin tinggi letak suatu wilayah dari permukaan laut maka secara umum

komoditi yang dapat diusahakan untuk berproduksi secara maksimal sangat

terbatas. Apabila dipaksakan untuk membudidayakan pada kondisi yang demikian

akan mengakibatkan erosi dan memperbesar air permukaan sehingga menimbulkan

tanah-tanah kritis dan mempengaruhi debit air.

Berdasarkan kelas ketinggian maka Kabupaten Bireuen didominasi kelas ketinggian

25-500 meter di atas permukaan laut yaitu seluas 234.931 Hektar (45,97 %).

Sedangkan kelas ketinggian yang paling rendah jumlahnya adalah ketinggian lebih

dari 1.000 meter di atas permukaan laut yaitu hanya 10.296 Ha atau 5,42 % dari

luas keseluruhan wilayah Kabupaten Bireuen (lihat gambar 2.10)

Kemiringan lahan di wilayah Kabupaten Bireuen sangat bervariasi yaitu dari datar

sampai bergunung. Sebagian besar merupakan wilayah yang datar dengan

kemiringan 0 - 8 % yaitu sebesar 69.268,81 Hektar (36,43 %) yang terdapat pada

bagian utara wilayah Kabupaten Bireuen. Sedangkan wilayah yang agak berbukit

dengan kemiringan 16 - 25 % merupakan jumlah yang terkecil yaitu seluas

13.818,69 Hektar (7,27 %) (lihat gambar 2.11).

C. Hidrologi

Dalam menunjang berbagai kegiatan seperti pertanian, industri, rumah tangga dan

lain sebagainya, sumber daya air yang dapat dimanfaatkan di wilayah Kabupaten

Bireuen yaitu :

Page 97: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 61

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.9 – Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Bireuen

Page 98: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 62

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.10 – Peta Ketinggian Tanah Kabupaten Bireuen

Page 99: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 63

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.11 – Peta Kemiringan Tanah Kabupaten Bireuen

Page 100: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 64

NAD - BRR

Nias

6) Perairan Terbuka

Perairan terbuka yang dapat dimanfaatKan di

wilayah ini adalah sungai, yang semuanya

berhulu di dataran tinggi bukit barisan dan

bermuara ke Selat Malaka.

Terdapat 1 buah Daerah Aliran Sungai (DAS)

yang cukup besar yaitu DAS Krueng Peusangan

sedangkan sub das lainnya, diantaranya

Krueng Peudada, Krueng Pandrah, dan Krueng Jeunieb. Jika dilihat bentuk pola

alirannya, maka sungai-sungai yang mengalir di wilayah ini berbentuk sub pararel di

bagian hulu hal ini karena wilayah yang bergunung sehingga pola aliran yang

terbentuk mengikuti lereng dari suatu jalur pegunungan, sedangkan pada bagian

hilir berbentuk linier. Keadaan sungai-sungai tersebut sebagian ada yang sudah

terkena erosi yang mengakibatkan lingkungan rusak dan rawan bahaya banjir. Banjir

ini disebabkan karena terjadinya penggundulan hutan di wilayah hulu sungai.

7) Waduk Irigasi

Potensi sumber daya air lainnya yang dapat dimanfaatkan yaitu berupa waduk dan

irigasi yang terdapat di wilayah Kabupaten Bireuen. Terdapat 5 waduk yang

berfungsi sebagai penyatu dari beberapa aliran sungai di wilayah ini untuk

kebutuhan irigasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 2.11 - Sungai –sungai, Catchment, Luas Irigasi dan Kebutuhan Air Di Kabupaten Bireuen

No. Sungai Catchment Area (Km2)

Debit

Luas Irigasi Kebutuhan AIr Jumlah

Kebutuhan Air

(l/dt)

Irigasi PU

Irigasi Non PU

Irigasi PU

Irigasi Non PU

Min (l/dt)

Max (l/dt)

Jumlah (unit)

Hektar (l/dt/Ha) (l/dt/Ha)

1. Kr.Salamanga 190.00 1.52 1.50 1.88 2,820.00 2. Kr.Pandrah 103.00 0.82 1.50 1.88 1,507.50 3. Kr.Jeunieb 57.00 0.46 1.50 1.88 708.00 4. Kr.Peusangan 2.27 24.50 381.90 5.00 388.00 1.38 1.85 8,496.66 5. Kr.Peudada 436.00 4.14 1.38 1.85 1,186.80

KABUPATEN BIREUEN

788.27 31.44 381.90 5.00 388.00 7.26 9.34 14,718.96

Sumber : Dinas Pengairan Kabupaten Aceh Utara

Page 101: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 65

NAD - BRR

Nias

D. Daya Dukung Tanah

D.1 Jenis Tanah

Jenis Tanah di Kabupaten Bireuen terdiri dari tanah Aluvial, Hidromorf kelabu,

Podsolik Merah Kuning, Latosol, Komplek PMK Latosol dan Litosol serta Komplek

Renzina dan Litosol. Di bagian utara wilayah ini di dominasi oleh jenis tanah Aluvial

dan Hidromorf Kelabu, sedangkan pada bagian selatan wilayah ini di dominasi oleh

jenis tanah Latosol, Komplek PMK Latosol dan Litosol serta Komplek Renzina dan

Litosol. Jenis tanah ini mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap kesesuaian

tanaman yang dapat dikembangkan. Jenis tanah Aluvial dan Latosol umumnya

relatif subur dan pada tanah tersebut sesuai untuk pengernbangan pertanian, jenis

tanah Podsolik Merah Kuning sesuai untuk tanaman perkebunan atau tahunan.

Sedangkan jenis tanah Litosol mempunyai sifat yang mudah tererosi dan mempunyai

kedalaman efektif yang dangkal sehingga mempunyai resiko erosi yang tinggi (lihat

Tabel 2.12 dan gambar 2.12).

Tabel 2.12 - Jenis Tanah Di Kabupaten Bireuen

No. Kecamatan Jenis Tanah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Samalanga Pandrah Jeunib Peudada Jeumpa Juli Peusangan Jangka Gandapura Makmur Simpang Mamplam Peulimbang Kota Juang Kuala Peusangan Siblah Krueng Pensangan Selatan Kuta Blang

Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning

Podsolik Merah Kuning, Latosol Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning

Aluvial, Hidromorf Kelabu Aluvial, Hidromorf Kelabu

Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning

Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning, Latosol Aluvial

Podsolik Merah Kuning, Latosol Podsolik Merah Kuning, Latosol

Aluvial, Hidromorf Kelabu

Sumber : Data Pokok Kabupaten Aceh Utara, Tahun 1996

Page 102: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 66

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.12 – Peta Jenis Tanah

Page 103: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 67

NAD - BRR

Nias

D.2 Kedalaman Efektif

Kedalaman efekif tanah mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan

tanaman karena berhubungan dengan kemungkinan akar tanaman menembus

lapisan tanah. Makin dalam tanah maka semakin baik untuk media pertumbuhan

tanaman.

Tanah di wilayah Kabupaten Bireuen secara umum telah mengalami proses

perkembangan yang berlanjut secara intensif sehingga menyebabkan terbentuknya

tapisan tanah yang datar. Tanah dengan kedalaman efektif tebih dari 90 cm

merupakan yang tebih dominan ditemukan dengan luas sekitar 103.175,00 Hektar

atau 54,27 % dari luas keseluruhan Kabupaten Bireuen. Sedangkan kedalaman 60 - 90 m merupakan yang terkecil dijumpai yaitu sekitar 4,98 % dari tuas keseluruhan

Kabupaten Bireuen yaitu seluas 9,475,00 Hektar (lihat Tabel 2.13 dan gambar

2.13).

Tabel 2.13 - Luas Wilayah Berdasarkan Kedalaman Efektif Tanah

Di Wilayah Kabupaten Bireuen Tahun 2001

No. Kecamatan

Luas Wilayah Menurut Kedalaman Efektif Tanah Luas Wilayah

(Hektar) >90 cm 60 – 90 cm 30 – 60 cm

Hektar % Hektar % Hektar % 1. 2. 3. 4 5 6. 7. 8. 9. 10.

Samalanga Pandrah Jeunib Peudada Jeumpa Juli Peusangan Jangka Gandapura Makmur

2,750.00 8,702.94 3,397.06

18,183.00 12,107.00 14,833.00 24,266.00 8,133.00 4,800.00 6,003.00

7.34 97.42 19.01 46.46

100.00 100.00 78.55

100.00 62.14 90.23

- - - - - -

5,900.00 -

2,925.00 650.00

- - - - - -

19.10 -

37.86 9.77

34,721.00 230.06

14,469.94 20,950.00

- 6,375.00

725.00 - - -

92.66 2.58

80.99 53.54

- - 2.35 - - -

37,471.00 8,933.00

17,867.00 39,133.00 12,107.00 21,208.00 30,891.00 8,133.00 7,725.00 6,653.00

KABUPATEN BIREUEN 103,175.00 54.27 9,475.00 4.98 77,471.00 40.75 190,121.00

Sumber : Data Pokok Pembangunan Kabupaten Aceh Utara Tahun 1996

D.3 Tekstur Tanah

Penyusun tekstur tanah berkaitan erat dengan kemampuan memberikan zat hara

untuk tanaman, ketegasan tanah, perambatan panas, perkembangan akar tanaman

dan pengolahan tanah. Berdasarkan perbandingan tanah dapat dibedakan menjadi

tiga jenis yaitu halus, sedang dan kasar. Makin kasar atau makin halus tekstur tanah

maka kualitasnya makin menurun, karena kemampuan meresap air kurang baik.

Page 104: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 68

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.13 – Peta Kedalaman Efektif Tanah

Page 105: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 69

NAD - BRR

Nias

Tekstur tanah di wilayah Kabupaten Bireuen sebagian besar mempunyai tekstur

sedang yaitu seluas 137.855,05 Ha atau 72,51 % dan tekstur halus 39.319,81 Ha

(20,68 %). Sedangkan tekstur kasar hanya sebagian kecil yang terdapat dibagian

utara dan selatan wilayah ini dengan luas sekitar 12.946,14 Ha (6,81 %).

E. Daerah Rawan Bencana

8) Erosi

Erosi tanah adalah peristiwa hilangnya lapisan tanah atas karena aliran air atau

angin. Di Kabupaten Bireuen, potensi erosi cenderung terjadi pada bagian tengah

wilayah ini sebagai imbas dari peralihan penggunaan hutan untuk berbagai kegiatan.

Sedangkan banjir yang terjadi di beberapa tempat di wilayah Kabupaten Bireuen

disebabkan terjadinya penggundulan hutan di hulu sungai, pendangkalan di muara-

muara sungai dan kurangnya jaringan drainase sehingga terjadi genangan. Banjir di

wilayah ini secara umum terjadi di sekitar pesisir utara wilayah Kabupaten Bireuen

meliputi Kecamatan Jeumpa dan Jangka.

9) Abrasi

Abrasi pantai terutama terjadi pada wilayah yang sempadan pantainya telah

dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan budidaya. Abrasi ini terjadi dari mulai Kuala

Peudada Kecamatan Peudada, Pantai Kuala Raja Kecamatan Jeumpa sampai ke

wilayah pesisir Kecamatan Jangka.

Selain terjadi abrasi, sebagian wilayah di pantai utara Kabupaten Bireuen terkena

intrusi air laut. Hal ini terjadi di sepanjang pantai Kecamatan Samalanga sampai

Kecamatan Jangka. akibat penebangan hutan bakau untuk dialihkan fungsinya

menjadi kawasan tambak. Hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan penduduk

karena tanah di sekitarnya akan mengalami proses salinisasi.

10) Pemanasan Global (Global Warming) dan Tsunami

Naiknya suhu permukaan bumi ( Pemanasan Global ) berdampak pada naiknya

permukaan laut rata – rata ( Sea Level Rise ). Fenomena naiknya temperatur

suhu global ini disebabkan Gas Rumah Kaca ( Green House Gasses ) yang

dihasilkan dari Meningkatnya Laju Industrialisasi, Laju Trasportasi dan

Pemukiman serta Penggundulan Hutan. Faktor lain yang menyebabkan

Page 106: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 70

NAD - BRR

Nias

pemanasan global adalah menipisnya lapisan Ozon di kutub. Intergovermental

Panel On Climat Change (IPCC) menyimpulkan bahwa akibat dari aktifitas

manusia yang melebihi daya dukung lingkungan global, maka telah terjadi

kenaikan suhu muka bumi sebesar 0,2-0,5 derajat celcius setiap 10 tahun.

Pemanasan global ini akan mengakibatkan kenaikan tinggi muka air laut sebagai

konsekwensi mancairnya es di kutub dan pemuaian massa air laut.berbagai studi

yang dihimpun oleh IPPC memperlihatkan bahwa telah terjadi kenaikan muka air

laut sebesar 1-2 m dalam 100 th terakhir. Skenario naiknya permukaan air laut

yang dikeluarkan oleh IPPC-1990, disebutkan adanya tiga skenario kenaikan

permukakan air laut yaitu Rendah 31cm di th 2100, Rata-Rata 66 cm di th

2100 cm dan Tinggi 110 cm di th 2100 dengan asumsi kondisi suhu permukaan

bumi konstan, beberapa studi yang dilakukakn untuk di Indonesia menggunakan

skenario moderat yang kenaikannya sebesar +/- 60 cm hingga abad 21.

Berdasarkan dari skenario IPPC dapat disimpulkan bahwa seluruh daerah pesisir

pantai yang meliputi desa tambak dan desa pantai akan tergenang di saat

Gambar 2.14

Page 107: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 71

NAD - BRR

Nias

pasang dan banjir di saat hujan yang dapat menimbulkan kerusakan dan

kehancuran wilayah, sarana dan prasarana yang cukup serius di th 2100, untuk

lebih jelasnya lihat tabel : 2.14 dan 2.15

Tabel 2.14 : Kota - kota di Pulau Sumatera yang diperkirakan terkena dampak kenaikan muka air laut (sea level rise) dan banjir

No

Provinsi

Kota PKN PKW PKL Kota Pantai

1. Nanggro Aceh - Lhoksumawe Lhoksumawe - - 2. Sumut - - Tebingtinggi

Lubuk Pakam -

3. Riau Batam - Dumai - 4. DKI Jakarta Jakarta - - - 5. Jabar Kekasi

Cirebon Tanggerang

6. Jateng Semarang - - 7. Jawa Timur Surabaya Bangkalan Lamongan

Gresik Sidoarjo

-

8. Kalbar Pontianak - - - 9. Kalteng Sampit - 10. Sulsel Makasar Pare-pare Sangguminasa

Takalar marosa Pare-pare

11. Papua Timika - - -

Sumber : Review RTRWN, 2002

Tabel : 2.15 Skenario Dampak Global Warming di Pesisir Pantai Kab Bireuen Th 2100

Kecamatan

Potensi Kerusakan Wilayah Pesisir,Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Samalanga x - x x x x x x - x x x S Mamplam x x x - x - x x - x - x Padrah x - x - x - x x - x - x Jeunib x - x - x x x x - x - x Peulimbang x - x - x - x x - x - x Peudada x - x - x x x x - x x x Jeumpa x - x - x x x x - x - x Kuala x - x x x - x x - x - x Peusangan - - - - - - x - x - - Jangka x - x - x - x x - x - x Gandapura x - x x - x x x x - x

Sumber : Diolah dan Analisis, IPCC (1990) Skenario – A Keterangan ( X ) Daerah Kerusakan

1 Abrasi Mangrove Intrusi Air Laut Perikanan Laut danTambak

2 Terumbu Karang Pemukiman penduduk Sedimentasi Transportasi Jalan

3 Estuari PPI dan TPI Eksploitasi sumber daya pesisir Banjir

4 5 6 7 8 9 10 11 12

Page 108: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 72

NAD - BRR

Nias

F. Penggunaan Lahan

Berdasarkan sebarannya, pola penggunaan lahan di Kabupaten Bireuen terbagi atas tiga

wilayah yaitu wilayah pantai, wilayah tengah dan wilayah pedalaman. Wilayah pantai

di dominasi kegiatan tambak dan sawah, wilayah tengah kegiatan perdagangan dan jasa

serta sawah dan wilayah pedalaman kegiatan dominan pertanian tanaman pangan,

perkebunan dan kehutanan.

F.1 Penggunaan Lahan Eksisting

Penggunaan lahan di Kabupaten Bireuen tahun 2004, terdiri dari sawah seluas 22.948

Ha (12,07%), pekarangan seluas 16.625 Ha (8,74%), tegalan/kebun seluas 21.216 Ha

(11,16%), ladang/humus seluas 36.309 Ha (19,10%), padang rumput seluas 3.030 Ha

(1,59%), hutan rakyat seluas 14.405 Ha (7,58%), hutan negara seluas 20.105 Ha (10,57

%), perkebunan seluas 43.166 Ha (22,70%), rawa-rawa seluas 564 Ha (0,30%), tambak

seluas 5.059 Ha (2,66 %), kolam/empang seluas 51 Ha (0,04%) dan sisanya digunakan

untuk penggunaan lainnya seluas 6.643 Ha (3,49%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 2.16 dan gambar 2.15.

Tabel 2.16 Luas dan Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bireuen Tahun 2004

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%) 1. Sawah 22.948 12,07 2. Pekarangan 16.625 8,74 3. Tegalan / Kebun 21.216 11,16 4. Ladang / Humus 36.309 19,10 5. Padang Rumput 3.030 1,59 6. Hutan Rakyat 14.405 7,58 7. Hutan Negara 20.105 10,57 8. Perkebunan 43.166 22,70 9. Rawa – rawa 564 0,30 10. Tambak 5.059 2,66 11. Kolam / Empang 51 0,04 12. Lain - lain 6.643 3,49

Jumlah 190.121 100,00 Sumber : Bireuen Dalam Angka, 2004

F.2 Pola Permukiman

Jika dilihat perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah masih relatif rendah.

Konsentrasi penduduk berada di sepanjang jalan utama yang menghubungkan Propinsi

D.I. Aceh dengan Ibukota Provinsi Sumatera Utara. Pola permukiman penduduk di

Page 109: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 73

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.15 – Peta Penggunaan Lahan

Page 110: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 74

NAD - BRR

Nias

Kabupaten Bireuen berbentuk linier (garis lurus) dan mengelompok. Pola linier

cenderung mengikuti pola jalur jalan, sedangkan pola mengelompok cenderung

terdapat di wilayah bagian pedalaman (transmigrasi). Sepanjang jalan utama tersebut

berkembang juga kegiatan perdagangan dan jasa sehingga membentuk pusat- pusat

pertumbuhan.

Gambar 2.16 Foto Citra Landsat Kab. Bireuen Tahun 2004

G. Wilayah Kelautan dan Pesisir di Kabupaten Bireuen

G.1 Kelautan ( Oceanologi )

Lautan di sini merupakan satu kesatuan dari permukaan, kolom air sampai ke

dasar dan bawah dasar laut. Adapun batas wilayah lautan dimulai dari batas

yurisdiksi di darat (diukur dari rata-rata pasang tinggi atau rendah) sampai ke

laut lepas sejauh klaim negara yang bersangkutan. Konvensi Hukum Laut PBB

1982 (UNCLOS 1982) memberikan dasar hukum bagi negara-negara pantai untuk

Arah ke PKN Banda AcehArah ke PKN Medan

Ara

h ke

Tak

engo

n

Page 111: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 75

NAD - BRR

Nias

menentukan batasan lautan sampai ZEE dan landas kontinen. Dengan dasar itu,

suatu negara memiliki wewenang untuk mengeksploitasi sumber daya yang ada

di zona tersebut, terutama perikanan, minyak, gas bumi dan berbagai macam

bahan tambang lainnya.

Pembahasan masalah kelautan, memang masih ada ketidakjelasan perbedaan

antara wilayah pesisir (coastal) dengan wilayah lautan (oceanic). Para ahli

oseanografi dengan persepsi global terhadap masalah kelautan, biasanya

menganggap seluruh area yang ada dalam batas paparan benua sebagai wilayah

pesisir. Sedangkan para pengelola wilayah pesisir biasanya menganggap seluruh area

di luar batas wilayah laut teritorial (3 sampai 12 mil laut) sebagai wilayah laut. Cara

termudah untuk membedakan antara program pengelolaan pantai dengan program

pengelolaan lautan adalah dengan melihat apakah program tersebut mencakup

wilayah teresterial. Wilayah teresterial merupakan seluruh daratan yang terdapat di

dalam batas garis rata-rata pasang tinggi.

Gambar 2.17 Keberadaan Batas-batas dalam Pesisir dan Laut

Dengan demikian, yang membedakan antara program pengelolaan lautan dengan

pengelolaan wilayah pesisir adalah pada ruang lingkup pengelolaannya. Program

pengelolaan wilayah pesisir mencakup kawasan daratan sampai laut pesisir,

Page 112: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 76

NAD - BRR

Nias

sedangkan pengelolaan lautan hanya meliputi pengelolaan wilayah laut di luar

paparan benua. Untuk dapat merencanakan dan mengelola kegiatan pembangunan

sumber daya pesisir dan lautan secara optimal dan lestari, perlu pemahaman yang

memadai tentang karakteristik, struktur dan dinamika dari kedua ekosistem

tersebut.

Ekosistem laut dapat dipandang dari dimensi horizontal dan vertikal Secara

horizontal, laut dapat dibagi menjadi dua, yaitu laut pesisir (zona neritik) yang

meliputi daerah paparan benua, dan laut lepas (lautan atau zona oseanik).

Pemintakatan atau zonasi (zonation) perairan laut dapat pula dilakukan atas dasar

faktor-faktor fisik dan penyebaran, komunitas biotanya. Sedangkan pembagian

wilayah laut secara vertikal dilakukan berdasarkan intensitas cahaya matahari yang

memasuki kolom perairan, mencakup zona fotik dan zona afotik.

Perairan laut Kabupaten Bireuen mempunyai bentuk topografi dasar laut yang

semakin dalam ke laut lepas ( utara ) dari garis pantai, dan secara umum mempunyai

bentuk topografi dasar laut yang hampir sama mulai dari Kecamatan Samalanga di

sebelah Barat sampai dengan kecamatan Gandapura disebelah Timur dan sekaligus

merupakan batas wilayah laut dan pesisir kabupaten Bireuen. Arus permukaan yang

bergerak secara periodik berdasarkan musim barat dan timur yang lazim sama

dengan kondisi perairan laut di Indonesia.

Pasang surut atau naiknya dan turunnya permukaan air laut mempunyai tabiat Harian

Ganda yaitu dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan

kondisi parameter Salinitas air laut ( kadar garam ) 35 0/00. Perairan laut kabupaten

Bireuen yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka merupakan perairan yang

sangat strategis karena merupakan jalur pelayaran internasional yang terpadat

didunia, sebagai lintasan kapal-kapal Internasional dari Benua Afrika – Benua Asia -

Benua Amerika dan arah sebaliknya.

Perairan laut Bireuen mempunyai tingkat keamanan terpadu dengan Geopolitiknya

karena berhadapan dengan tapal batas laut Negara Malaysia di Utara dan dan Negara

Thailand, Terhadap Potensi Penangkapan Ikan Secara Ilegal, Penyelundupan,

Perompakan kapal, Pencemaran Laut bila terjadi kecelakaan, kapal-kapal yang buang

sauh / limbah dilaut.

Page 113: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 77

NAD - BRR

Nias

Selain diterapkannya prinsip Zona Ekonomi Esklusif ( ZEE ) 200 mil dan Zona

Tambahan ( Contigues Zone ) 24 mil di luar peraiaran teritorial 12 mil ( UU No

20 Tahun 1990, Kewenangan Propinsi di Wilayah Laut 12 Mil Laut, di ukur dari

garis pantai dan Kewenangan Kabupaten 4 mil laut. Garis pantai yang dimaksud

adalah garis pantai pada saat air rendah ”surut rendah”. UNCLOS 1992 dan UU

No 6 1996 Tentang Perairan Indonesia ). telah menambah berdaulat atas sumber

daya alam maupun Yuridiski atas Perlindungan Lingkungan, Pelaksanaan Ilmiah

Kelautan, Pembangunan Anjungan, Instalasi dan pulau – pulau buatan di laut. Letak

Geografis Garis Pantai Perairan Kabupaten Bireuen :

05o 13’ 00” LU 05o 14’ 00” LU

96o 20’ 30” BT 96o 55’ 30” BT

Dengan batas – batas adminstrasi sebagai berikut sebelah Timur berbatasan dengan

Kabupaten Aceh Utara, Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pidie. Panjang

garis pantai Kabupaten Bireuen ± 80 KM dengan luas Wilayah Perairan Teritorial

Kabupaten 592,640 KM2 dan Luas Perairan Teritorial Propinsi 1.779.920 KM2

dengan kewenanagan masing - masing. Dengan demikian luas Wilayah Kabupaten

Bireuen 2.493,85 KM2 meliputi Wilayah Darat dan Laut. Untuk lebih jelasnya Lihat

Tabel : 2.17 dan Tabel : 2.18.

Tabel : 2.17 Panjang dan Luas Laut Kewenangan Perairan Kab. Bireuen

Kabupaten / Kota

Panjang Garis Pantai ( KM )

Luas Laut Kewenangan Kab / Kota 4mil

(KM2) Propinsi 12 mil

(KM2)

Bireuen

80

592,640

1.779.920

Sumber : Hasil Analisis, UU No 20 th 1999, UU No 6 th 1996PP

P

Tabel : 2.18 Luas Wilayah Darat dan Laut Kabupaten Bireuen

Kabupaten / Kota Luas Wil Darat (KM2)

Luas Wil Laut (KM2)

Total (KM2)

Bireuen

1.901,21

592,64

2.493,85

Sumber : Hasil Analisis, , UU No 20 th 1999, UU No 6 th 1996PPP

Page 114: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 78

NAD - BRR

Nias

G.2 Pesisir ( Coastel Area )

Mengenai batasan daerah pesisir sampai saat ini belum ada ketentuan mengenai

batasan daerah pantai tersebut. Daerah pesisir adalah daerah bertemunya batasan

daratan dan batasan lautan, Di dalam ” Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir

dan Kelautan Secara Terpadu” dijelaskan bahwa difinisi wilayah pesisir yang

digunakan di Indonesia adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dimana

kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam

air yang masih di pengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan

perembesan air asin, sedangkan batasan kearah laut meliputi bagian laut yang

masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti adanya

sedimentasi dan aliran air tawar maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di

darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran Soegiharto (1976).

Dalam Rapat kerja MREP ( Marine Resource Evaluation and Planing atau

Perencanaan dan Evaluasi Sumberdaya Kelautan,1994) di tetapkan bahwa batasan

ke arah laut wilayah pesisir untuk kepentingan praktis dalam proyek MREP adalah

sesuai batas laut yang terdapat dalam peta Lingkungan Pantai Indonesia Dengan

skala 1 : 50.000 yang telah diterbitkan Bakosurtanal, Sedangkan batas ke arah darat

adalah mencakup batas administrasi seluruh desa pantai yang tergolong dalam

wilayah pesisir MREP.

Pesisir pantai Kabupaten Bireuen terbentang luas mulai dari Kecamatan Samalanga

di sebelah Barat sampai dengan Kecamatan Gandapura di sebelah Timur dengan

panjang 80 km. Umumnya daerah pesisir kabupaten Bireuen dimanfaatkan oleh

masyarakat setempat sebagai tempat Pemukiman Nelayan, Perikanan Tambak,

Pembenihan Udang, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), Tempat Pelelangan Ikan

(TPI), Tanaman Kelapa yang tersebar disepanjang pesisir pantai, Wisata Bahari dan

juga sebagai sarana transportasi darat seperti jalan raya. Lebih Jelasnya lihat

Gambar : 2.18.

Page 115: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 79

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.18 Gambaran Umum Penggunaan Lahan Pesisir Kab. Bireuen

Pada saat terjadinya bencana alam gempa yang disusul terjadinya gelombang

tsunami 26 Desember 2004, daerah pesisir pantai yang paling parah terkena dampak

dari hantaman gelombang tsunami tersebut. Dari 17 kecamatan yang ada di

Kabupaten Bireuen, 11 kecamatan yang berbatasan langsung dengan laut dan

pesisir pantai, dan 112 desa atau 20,29 %, termasuk desa pesisir dengan luas

wilayah daerah pesisir 24.845 Ha ( 13,07 % ) .

Kecamatan tersebut adalah ; Kecamatan Samalanga, Simpang Mamplam, Padrah,

Jeunieb, Peulimbang, Peudada, Jeumpa, Kuala, Jangka, Kuta Blang, Gandapura.

Untuk Kecamatan Peusangan tidak berbatasan langsung dengan laut, tetapi enam

desanya termasuk dalam desa pesisir. Secara garis besar luas wilayah Bireuen dapat

di bagi tiga wilayah, yaitu wilayah darat 66,26 %, wilayah laut 23,76 % dan

wilayah pesisir 9,98 % . Untuk lebih jelasnya lihat gambar : 2.19.

Page 116: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 80

NAD - BRR

Nias

Gambar : 2.19 - Luas Wilayah Darat, Laut dan Pesisir Bireuen

DaratLaut

Pesisir

66,26 %23,76

9,98 %

%

G.3 Potensi Sumber Daya Hayati

i). Ekosistem Hutan Bakau ( Mangrove )

Komunitas hutan Mangrove sebagai daerah penyanggah ( Buffer Zone ) di daerah

sepanjang pesisir pantai kabupaten Bireuen hampir tidak dijumpai / Tandus,

hanya di daerah Kecamatan Samalanga di Desa Pineung Siribee dan Kampung

Baro. Hutan mangrove banyak tumbuh dan hidup di daerah pesisir yang

bermanfaat sebagai daerah Ekosistim Pesisir atau berkembang biaknya beberapa

Biota laut karena banyak mengandung unsur hara ( Nutrien ) yang melimpah bagi

kehidupan Biota laut dan sebagai tempat memijah, Pelindung atau Penahan

gelombang air laut yang menyebabkan terjadinya Abrasi pantai dan menahan

atau mengurangi efek gelombang Tsunami yang bergerak ke arah pesisir pantai,

daerah penyanggah (Buffer Zone) atau penetralisir pencemaran air laut dan

sebagai Daerah Resapan Intrusi Air Laut. Di daerah timur pesisir pantai Kab

Bireuen tepatnya Kecamatan Kuala, Desa Ujung Blang dan Kuala Raja terdapat

komunitas hutan mangrove hasil dari rehabilitasi. untuk lebih jelasnya Lihat

Tabel 2.19

Page 117: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 81

NAD - BRR

Nias

Tabel 2.19 : Kondisi Komunitas Hutan Mangrove di Pesisir Perairan Bireuen

Potensi Ekosisitim Hutan Mangrove

Hasil Rehabilitasi Kecamatan Baik

(Ha)

Rusak Ringan

(Ha)

Rusak Berat (Ha)

Tandus

Luasan (Ha)

Tahun Jlm Btg Jenis Pohon

Samalanag 1,00 - - x - - - Bakau S. mamplam - - - x - - - - Jeunieb - - - x - - - - Peulimbang - - - x - - - - Jeumpa - - - x - - - - Peudada - - - x - - - - Kuala - - - x 1,5 2004 15.000 bakau Jangka - - - x - - - - Kuta Blang - - - x - - - - Gandapura - - - x - - - -

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Bireuen, 2005

ii). Ekosistim Terumbu Karang ( Coral Reef )

Komunitas Terumbu Karang dapat dipertimbangkan

seperti ’Hutan Tropika’ di laut. Di Wilayah Perairan

Kabupaten Bireuen dapat ditemui di perairan laut

kecamatan Simpang Mamplam di desa Ulee Kareung,

Blang Panyah dan Calok, umumnya terumbu karang

hidup di perairan dangkal yang mempunyai kandungan

oksigen tinggi, jernih dan bebas dari partikel karena sedimentasi. Umumnya

nelayan menebar perangkap jaring di sekitar terumbu karang yang merupakan

tempat biota laut untuk mencari makan, berlindung, berkembang biak dan tempat

bagi beberapa jenis ikan yang bukan asli dari terumbu karang (non reef species)

untuk mencari mangsa di sekitar terumbu karang. Terumbu Karang sendiri

merupakan koloni binatang dengan laju pertumbuhan antara 0,1 cm/tahun untuk

karang masif dan 10 cm/tahun untuk karang cabang.

iii). Ekosistim Estuaria

Ekosisitim Estuaria yang kaya akan ke anekaragaman hayati dengan

karakteristiknya air payaunya yang disebabkan dari percapuran ( Mixing ) air laut

yang bersalinitas (kadar garam) dan air darat yang tawar,beberapa jenis biota laut

yang memanfaatkan daerah ini sebagai tempat memijah dan mengasuh anaknya

Estuaria sangat rentan terhadap pencemaran lingkungan, di daerah muara sungai

Page 118: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 82

NAD - BRR

Nias

samalanga nelayan setempat menebar jaring perangkap didepan pintu masuk TPI

Samalanga, di kabupaten Bireuen terdapat 23 Estuaria.

iv). Ekosistim Padang Lamun ( Sea Gress )

Ekosisitim Padang Lamun merupakan produsen primer

beberapa jenis biota laut di perairan laut dangkal

Bireuen. Produktifitas padang lamun sangat tinggi,

dapat mencapai lebih dari 5.000 GramCal / M2 /

Tahun. Nelayan umumnya memanfatkan daerah ini

untuk mencari ikan Dengan menyebar jaring

perangkap. Ikan Baronang, Udang, Bibit Kerapu, Kepiting (Rajungan) memanfatkan

daerah ini untuk mencari makan dan berkembang biak. Tempat tumbuhnya

biasanya adalah dasar pasir, pasir berlumpur, lumpur dan kerikil karang.

v). Ekosistim Pantai Pasir

Sepanjang pesisir pantai Kab. Bireuen umumnya subtrat dasarnya adalah pasir.

Berbagai Crustacea / Kepiting membutuhkan ekosisitim pantai pasir ini sebagai

tempat berkembang biak ( bertelur dan menetas ).

vi). Sumber Daya Perikanan

Potensi sumber daya perikanan di Kabupaten Bireuen meliputi perikanan tangkap

dan budidaya perikanan tambak.

1. Perikanan Tangkap

Produksi perikanan tangkap nelayan kab Bireuen dalam kurun waktu 2000

sampai dengan 2003 mencapai 60.990,41 ton dengan beberapa jenis ikan baik

yang pelagis maupun Demersial dihasilkan oleh nelayan diantaranya ikan

Tongkol, Cakalang, Tuna, Tengiri, Bawal, Kembung, Kakap, Cucut, Pari, Udang

dll, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Tempat Pelelengan Ikan (TPI) sebagai

tempat akhir dari nelayan untuk menjual hasil tangkapan nya, diantaranya PPI

Jeunieb, PPI Jangka, PPI Peudada. Dermaga PPI Peudada adalah yang terbesar

dengan sarana dan prasarana yang cukup, termasuk tempat pembuatan Es,

SPBU,TPI, Balai Pelatihan Nelayan. PPI Jeunib dan PPI Jangka Kondisinya perlu

Page 119: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 83

NAD - BRR

Nias

pembenahan Begitu juga Tempat – Tempat Pelelengan Ikan diataranya TPI

Samalanga, TPI Jeunieb, TPI Kuala Raja, TPI Jangka dan direncanakan akan

dibangun beberapa lagi yaitu TPI Gandapura, TPI Peulimbang dan TPI Simpang

Mamplam.

2. Budi Daya Perikanan Tambak

Produksi budi daya Perikanan Tambak di kabupaten Bireuen dalam kurun waktu

tahun 2000 sampai dengan 2003 mencapai 29.406,01 ton, dalam kurun waktu

tersebut luas areal tambak bertambah 551 Ha. hasil dari budi daya tersebut

adalah Udang, Bandeng, Kepiting Bakau, Kakap Putih dll.

G.4. Potensi Sumber Daya Non Hayati

i). Pasir Besi

Pasir Besi yang umumnya berwarna hitam terdiri dari mineral Magnetit dan

Ilminit, banyak ditemukan di pesisir pantai kab Bireuen tepatnya di daerah Mon

Keulayu, Kecamatan Gandapura dengan kadar mineral Ferum ( Fe ) 68 %, Pasir Besi

banyak digunakan sebagai bahan dasar logam besi dan sebagai mineral

pencampuran dalam industri semen.

G.5. Potensi Jasa Kelautan

i) Wisata Bahari

Obyek Wisata Bahari Kuala Raja Kecamatan Kuala adalah satu-satunya yang ada di

pesisir pantai Kabupaen Bireuen, dengan morfologi pantai yang umumnya berpasir

dan perairannya yang masih bersih dapat menarik Investor dalam mengelolanya .

G.6 Permasalahan Pesisir Pantai

i). Abrasi

Abrasi Pantai di wilayah pesisir perairan Kabupaten Bireuen terbentang sepanjang

pesisir pantai Bireuen dari kecamatan Samalanag sampai Gandapura, Abrasi pantai

di perairan Bireuen sudah sangat memprihatinkan kerena banyak rumah dan tempat

pembenihan udang di sekitar pantai sudah terabrasi.

Page 120: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 84

NAD - BRR

Nias

ii). Akresi

Akresi ‘ tanah timbul’ adalah di sebabkan sedimentasi yang di pengaruhi oleh arus

pasang surut yang membawa material oleh adanya Abrasi di suatu tempat,daerah

yang terakresi dapat ditemui di pesisir Kecamatan Gandapura dan dapat dijumpai di

pintu masuk peraiaran Pelabuhan PPI Peudada dan PPI Jeniueb yang membentuk

tanah timbul dan berpindah tempat karena pengaruh musim ( Barat dan Timur ).

iii). Kerusakan Hutan Bakau ( Mangrove )

Komunitas hutan mangrove sebagai kawasan

penyanggah daerah sekitarnya (Buffer Zone) di

sepanjang pesisir pantai Kab. Bireuen kondisi

mangrove sudah sangat memperihatinkan dan jarang

dijumpai. Sebagian tumbuh hanya kelompok kecil

mangrove yang jumlahnya kecil di banding dengan luas

daerah pesisir Bireuen. Kerusakan kawasan juga disebabkan adanya degradasi

lingkungan yaitu perluasan kawasan menjadi daerah Pemukiman dan pertambakan

budi daya udang dan sektor lainnya dalam kurun waktu Tahun 2000 sampai dengan

2003 luas tambak bertambah 551 ha dari 4.549,5 ha di tahun 2000 .

iv). Sedimentasi

Sedimentasi di sepanjang perairan Kabupaten Bireuen relatip kecil, umumnya hanya

di muara-muara sungai, hal ini sebabkan karena adanya transformasi sedimen dari

sungai-sungai akibat dari aktifitas kegiatan di darat dan banjir. Sungai yang

bermuara di kab. Bireuen dapat dilihat dalam tabel 2.20. Di kanan kiri muara

sungai banyak terjadi erosi, hasil endapan dari erosi tersebut sebagian diendapkan

ke laut dan sebagian di muara sungai sehingga terjadi pendangkalan di pintu masuk

muara seperti ”Bottle Neck” atau penyempitan di daerah muara yang dimanfatkan

untuk alur – alur keluar masuknya perahu nelayan di Dermaga Pangkalan

Pendaratan Ikan (PPI) yang sebagian besar berada di sekitar muara. Penyempitan di

muara sungai tersebut juga menyebabkan Banjir di sekitarnya.

Page 121: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 85

NAD - BRR

Nias

Tabel : 2.20 Sungai-Sungai Yang Bermuara di Laut Perairan Bireuen

Kecamatan

Kuala / Muara

Kondisi Rencana Pengerukan ( X ) 2000 2005 2005 2006 2007 2008 2009

Samalanga K.Sukon Dangkal - - - - - - K.Samalanga Baik Dangkal - x - - - K.Arongan Dangkal - - - - - - K.Surien Dangkal - - - - - - K.Tambue Dangkal Dangkal - x - - - K.Cangkoy Dangkal Dangkal - x - - -

Padrah K.Padrah Dangkal - - - - - -Jeunieb K.Jeunieb Normal Dangkal - - x - -

K.Nalan Dangkal - - - - -Peulimbang K.peulimbang - Dangkal - - x - -

Peudada K.Peudada Normal Dangkal - x - - - K.Bugeng Dangkal - - - - - - K.Kukue Dangkal - - - - - -

Juempa K.Juempa Dangkal Dangkal - - - - - K.Krueg Juli Dangkal - - - - - - K. Raja Dangkal Dangkal - - - x -

Jangka K.Jangka Dangkal Dangkal - - - - x K.Paon Dangkal Dangkal - - - - x K.Ceurape Normal - - - - - -

Gandapura K.Lapang Dangkal - - - - - - K.Monkeurayu Dangkal - - - - - - K.abu - Dangkal - - - - x K.Bugeng - Dangkal - - - - x

Jumlah - 5 2 1 4

Sumber : Data Analisis, Dinas Kelautan dan Perikanan 2000,2005

2.3.3 SOSIAL EKONOMI

A. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk wilayah Kabupaten Bireuen pada tahun 2003 (Sebelum Tsunami)

sebesar 361.182 jiwa dan pada tahun 2005 (Setelah Tsunami) sebesar 356.931 jiwa.

Jumlah penduduk pada tahun 2005 yang terbesar terdapat di Kecamatan Kota Juang

sebesar 43.077 jiwa dan terkecil di Kecamatan Pandrah sebesar 6.668 jiwa. Kepadatan

penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Kuala sebesar 908,98 jiwa per km2 dan

terkecil di Kecamatan Pandrah sebesar 52.43 jiwa per km2. Konsentrasi penduduk di

wilayah Kabupaten Bireuen cenderung di wilayah bagian tengah, khususnya di

Kecamatan Kota Juang yaitu mencapai 12,07 % dari jumlah penduduk Kabupaten

Bireuen. Hal ini terjadi sebagai akibat letak wilayah/kotanya yang sangat strategis,

sehingga banyaknya penduduk pendatang. Selain itu Kota Bireuen telah lebih dulu

berkembang dibandingkan dengan kota-kota lainnya.

Page 122: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 86

NAD - BRR

Nias

Tabel 2.21 - Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bireuen Menurut Kecamatan Tahun 2005

Luas Wilayah Kepadatan PendudukNo Kecamatan (Km²) KK Penduduk (Jiwa/km²)

1 Samalanga 149,31 5,351 23,390 156,652 Simpang Mamplang 166,09 4,936 20,107 121,063 Pandrah 127,18 1,691 6,668 52,434 Jeunieb 154,82 4,489 19,421 125,445 Plimbang 209,22 2,135 8,980 42,926 Peudada 245,26 5,515 24,196 98,657 Juli 76,11 5,515 23,840 313,238 Jeumpa 182,57 8,049 28,592 156,619 Kota Juang 91,94 9,164 43,077 468,53

10 Kuala 17,38 3,328 15,798 908,9811 Jangka 105,76 5,178 24,730 233,8312 Peusangan 51,47 9,445 42,102 817,9913 Peusangan Selatan 78,64 2,987 13,071 166,2114 Peusangan Siblah Krueng 82,13 2,529 10,391 126,5215 Makmur 36,97 3,038 13,375 361,7816 Gandapura 75,57 4,373 19,321 255,6717 Kuta Blang 50,79 4,102 19,872 391,26

Kabupaten Bireuen 1.901,21 81,953 356,931 187,74

Jumlah

Sumber : Podes 2005, BPS

Tabel 2.22 - Perkembangan Penduduk Kabupaten Bireuen Tahun 1999-2003 (Sebelum Tsunami)

NO. KABUPATEN/KOTA JUMLAH PENDUDUK (JIWA) DISTRIBUSI

RATA-RATA (%) 1999 2000 2001 2002 2003

1 Samalanga 41.958 42.241 41.843 45.635 45.953 12,37

2 Simpang Mamplam - - - - - -

3 Pandrah - 7.527 7.592 7.654 7.715 2,17

4 Jeunieb 36.990 29.682 29.809 30.171 30.472 8,93

5 Plimbang - - - - - -

6 Peudada 22.850 23.025 23.305 23.580 23.597 6,61

7 Juli - 25.984 26.573 26.733 24.859 7,40

8 Jeumpa 107.161 82.360 85.153 87.447 87.884 25,58

9 Kota Juang - - - - - -

10 Kuala - - - - - -

11 Jangka - 22.893 23.195 23.758 23.949 6,66

12 Peusangan 84.287 61.734 62.014 63.083 63.606 19,02

13 Peusangan Selatan - - - - - -

14 Psn. Sblah Krueng - - - - - -

15 Makmur 13.524 13.530 13.647 13.833 13.961 3,89

16 Gandapura 36.581 36.844 36.947 37.176 39.186 10,61

17 Kuta Blang - - - - - -

Kabupaten Bireuen 343.351 345.820 350.078 359.070 361.182 100,00

Sumber : Kabupaten Bireuen dalam Angka Tahun 2003, BPS Kabupaten Bireuen

Page 123: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 87

NAD - BRR

Nias

Tabel 2.23 - Perkembangan Penduduk Kabupaten Bireuen Tahun 2004-2005 (Setelah Tsunami)

NO. KABUPATEN/KOTA JUMLAH PENDUDUK (JIWA) DISTRIBUSI

RATA-RATA (%) 2004 2005

1 Samalanga 23.780 23,390 6,66

2 Simpang Mamplam 20.714 20,107 5.76

3 Pandrah 7,341 6,668 1,98

4 Jeunieb 18.885 19,421 5,40

5 Plimbang 9.099 8,980 2,55

6 Peudada 21.662 24,196 6,47

7 Juli 24.761 23,840 6,86

8 Jeumpa 27.832 28,592 7,96

9 Kota Juang 41.820 43,077 11,98

10 Kuala 14.800 15,798 4,32

11 Jangka 24.726 24,730 6,98

12 Peusangan 42.977 42,102 12,00

13 Peusangan Selatan 11.705 13,071 3,50

14 Peusangan Siblah Krueng 9.194 10,391 2,76

15 Makmur 12.975 13,375 3,72

16 Gandapura 20.458 19,321 5,61

17 Kuta Blang 19.157 19,872 5,51 Kabupaten Bireuen 351.856 356.931 100,00

Sumber : Kabupaten Bireuen dalam Angka Tahun 2005, BPS Kabupaten Bireuen

B. Pertumbuhan Penduduk

Selama 5 (lima) tahun terakhir rata-rata pertumbuhan penduduk di Kabupaten

Bireuen rata-rata sebesar 1,28 % per tahun. Pertumbuhan penduduk terbesar

terdapat di Kecamatan Samalanga yaitu sebesar 2,37 % per tahun, sedangkan di

Kecamatan Peusangan terjadi penurunan penduduk sebesar -5,94 % per tahun. Lihat

Tabel 2.24.

C. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Berdasarkan komposisi penduduk Kabupaten Bireuen pada Tahun 2004 menurut

kelompok umur, terlihat bahwa usia produktif (15 - 54 Tahun) lebih besar

dibandingkan dengan penduduk usia non produktif. Jumlah penduduk produktif

sebesar 188.016 jiwa (51,55 %) dan Jumlah penduduk non Produktif sebesar 176.676

jiwa (48,45 %). Besarnya jumlah penduduk produktif menunjukkan besarnya jumlah

tenaga kerja yang tersedia. Lihat Tabel 2.25

Page 124: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 88

NAD - BRR

Nias

Tabel 2.24 - Laju Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan Di Kabupaten Bireuen Tahun 1999 – 2003

Tabel 2.25 - Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Kabupaten Bireuen Tahun 2004

Jumlah Penduduk ProsentaseNo Kelompok Umur (Jiwa) (%)

1 00-04 43,169 1,2112 05-09 49,808 1,3393 10-14 47,187 1,3214 15-19 41,885 1,1765 20-24 32,628 9,226 25-29 28,963 8,227 30-34 24,801 7,088 35-39 19,883 5,739 40-44 15,525 4,53

10 45-49 13,516 3,9811 50-54 10,815 3,2412 55-59 6,457 2,0513 >60 17,018 4,94Jumlah 364,692 100,00

Sumber : Data Statistik Kab. Bireuen Tahun 2004

Distribusi

No Kecamatan 1999/2000 2000/2001 2001/2002 2002/2003 Rata-Rata (%)

1 Samalanga 0.67 -0.94 9.06 0.70 2.37

2 Simpang Mamplang - - - - -

3 Pandrah - 0.86 0.82 0.80 0.83

4 Jeunieb -19.76 0.43 1.21 1.00 -4.28

5 Plimbang - - - - -

6 Peudada 0.77 1.21 1.18 0.07 0.81

7 Juli - 2.27 0.60 -7.01 -1.38

8 Jeumpa -23.14 3.39 2.69 0.50 -4.14

9 Kota Juang - - - - -

10 Kuala - - - - -

11 Jangka - 1.31 2.43 0.80 1.51

12 Peusangan -26.76 0.45 1.72 0.83 -5.94

13 Peusangan Selatan - - - - -

14 Peusangan Siblah Krueng - - - - -

15 Makmur 0.04 0.86 1.36 0.93 0.80

16 Gandapura 0.72 0.28 0.62 5.41 1.76

17 Kuta Blang - - - - -

Kabupaten Bireuen 0.72 1.23 2.57 0.59 1.28

Laju Pertumbuhan Penduduk

Page 125: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 89

NAD - BRR

Nias

D. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Berdasarkan komposisi penduduk menurut lapangan usaha pada Tahun 2004,

sebagian besar penduduk Kabupaten Bireuen bekerja di sektor pertanian yang

mencapai 128.494 jiwa (65,55 %), disusul sektor konstruksi sebanyak 7.266 (3,71 %),

Perdagangan sebesar 6.464 jiwa (3,30 %), serta selebihnya bekerja disektor jasa,

angkutan, buruh dan lain sebagainya.

Tabel 2.26 - Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan Di Kabupaten Bireuen Tahun 2004

Jumlah Penduduk ProsentaseNo Jenis Pekerjaan (Jiwa) (%)

1 Pertanian 128.494 65.662 Pertambangan 1.935 0.993 Industri 5.876 3.004 Listrik 671 0.345 Konstruksi 72.66 3.716 Perdagangan 6.464 3.307 Pengangkutan 1.962 1.008 Keuangan dan Perbankan 421 0.219 Jasa 1.627 0.83

10 Pegawai Negeri 4.399 2.2411 TNI dan Polri 171 0.0912 Lain-lain 36.752 18.75

196.038 100.00JUMLAH

Sumber : Data Statistik Kab. Bireuen Tahun 2004

E. Struktur Ekonomi

Secara sektoral, perekonomian Kabupaten Bireuen di dominasi oleh sektor pertanian,

yang memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Bireuen (berdasarkan harga

berlaku pada tahun 2002) sebesar 65,35 %, kemudian disusul oleh sektor perdagangan,

hotel dan restoran sebagai penyumbang kedua terbesar yaitu sebesar 13,29 %.

Dilihat dari perkembangannya, kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan cukup

signifikan. Hal yang sama juga terjadi untuk sektor pengangkutan dan komunikasi, jasa-

jasa, industri pengolahan, listrik dan air minum, serta sektor bangunan/kontruksi.

Sedangkan kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan mengalami peningkatan walaupun relatif kecil. Pada

Page 126: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 90

NAD - BRR

Nias

tabel 2.27, dapat dilihat perbandingan struktur ekonomi Kabupaten Bireuen dan

Provinsi NAD atas dasar harga berlaku (ADHB) Tahun 1999 - 2002.

Tabel 2.27 - Perbandingan Struktur Ekonomi Kabupaten Bireuen Dan Provinsi NAD Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tahun 1999 – 2002

1999 2000 2001 2002 1999 2000 2001 2002(3) (4) (5) (6) (8) (9) (10) (11)

1. Pertanian 66.22 65.25 65.10 65.35 57.15 56.89 57.08 56.442. Pertambangan dan Penggalian 1.25 1.37 1.52 1.65 1.12 1.11 1.10 1.113. Industri Pengolahan 1.88 1.81 1.73 1.67 10.83 10.83 10.08 10.394. Listrik dan Air Minum 0.27 0.25 0.26 0.25 0.35 0.32 0.32 0.315. Bangunan 3.08 2.84 2.60 2.38 4.50 4.51 4.43 4.516. Perdagangan, hotel dan Restoran 12.46 12.80 13.12 13.29 10.83 11.09 11.21 11.477. Pengangkutan dan Komunikasi 8.16 8.10 8.06 8.09 8.92 8.79 8.71 8.918. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0.38 1.36 1.63 1.89 0.95 1.36 2.14 1.909. Jasa-jasa 6.31 6.21 5.79 5.44 5.36 5.08 4.93 4.96

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

(1)

Kabupaten BireuenLapangan Usaha

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen

Besarnya kontribusi yang disumbangkan oleh sektor pertanian tidak terlepas dari

dukungan kelima sub sektornya yaitu sub sektor tanaman pangan, perkebunan,

peternakan, kehutanan, dan perikanan. Pada tahun 2002 sub sektor pertanian yang

paling menonjol adalah sub sektor tanaman pangan yang memberi kontribusi terhadap

PDRB Kabupaten Bireuen sebesar 25,68 % dan terhadap sektor pertanian sebesar 39,29

%, diikuti oleh sub sektor perikanan yang memberi kontribusi terhadap PDRB Kab.

Bireuen sebesar 18,00 % dan terhadap sektor pertanian 27,54 %.

Tabel 2.28 - Distribusi Persentase Sektor Pertanian Menurut Sub Sektor

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2001 – 2002

2001 2002 2001 2002

Tanaman bahan makanan 26.94 25.68 41,38 39.29

Tanaman perkebunan 4.11 3.94 6,31 6.03

Peternakan 16.77 16.89 25,77 25.84

Kehutanan 0.88 0.85 1,35 1.30

Periknan 16.40 18.00 25,19 27.54

Pertanian 65,10 65,25 100,00 100,00

Lapangan Usaha Terhadap PDRB Bireuen Terhadap sektor Pertanian

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen

Dari uraian singkat diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa sektor yang kurang

mendorong pertumbuhan PDRB Kabupaten Bireuen secara keseluruhan. Pada tabel di

Page 127: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 91

NAD - BRR

Nias

bawah ini dapat dilihat gambaran mengenai hubungan antara peranan sektoral dengan

laju pertumbuhan menurut sektor.

Tabel 2.29 - Hubungan Antara Peranan Sektoral Dengan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bireuen Tahun 2002

- Pengangkutan danDi atas rata-rata KomunikasiPDRB(2,26%) - - Keuangan -

Persewaan dan Jasa Perusahaan- Pertambangan dan Penggalian

Di bawah rata-rata - Pertanian - Industri Pengolahan - Listrik dan air minumPDRB - Perdagangan, hotel - Bangunan dan (2,26%) dan restoran Konstruksi

- - Jasa-jasa -

LAJU

PERTUMBUHAN 1-9 %

PERANAN TERHADAP TOTAL PDRB

<1%>10%

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen

Dari tabel tersebut diperoleh gambaran bahwa sektor yang berperan besar (diatas 10%)

dan tumbuh dibawah rata-rata PDRB Kabupaten Bireuen adalah sektor pertanian serta

sektor perdagangan, hotel dan restoran. Berikutnya sektor yang berperan menengah ke

bawah, namun laju pertumbuhannya diatas rata-rata PDRB Kabupaten Bireuen adalah

sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan.

F. Potensi Perekonomian

Potensi perekonomian sektoral di Kabupaten Bireuen terdiri dari pertanian tanaman

pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, perindustrian, pertambangan

dan pariwisata.

Tanaman Pangan :

Pengembangan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Bireuen diprioritaskan

pada bagian Barat wilayah ini sebagai sentral pengembangan komoditi tanaman

pangan, meliputi padi sawah, palawija dan sayur-sayuran. Hal ini didukung oleh

agroklimat, tingkat kesuburan tanah dan tingkat aksesibiltasnya.

Page 128: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 92

NAD - BRR

Nias

Tanaman padi merupakan jenis tanaman yang dihasilkan oleh setiap kecamatan di

wilayah Kabupaten Bireuen. Produksi padi terbesar pada tahun 1999 dihasilkan oleh

Kecamatan Jeumpa yaitu sebesar 12.277,67 ton atau mencapai 28,33 % dari jumlah

keseluruhan produksi.

Adapun tanaman palawija yang dihasilkan di Kabupaten Bireuen terdiri dari jagung,

kedelai, ubi jalar, ubi kayu, kacang tanah, tomat, terong, cabe, kacang panjang

dan kacang hijau. Dari kesemuanya itu, kedelai merupakan yang paling dominan

dengan produksi 58.233,92 ton dan yang memberikan kontribusi produksi terendah

adalah terong yaitu sebesar 32,03 ton.

Tanaman Buah-buahan :

Budidaya tanaman buah-buahan di Kabupaten Bireuen secara umum tersebar di

wilayah bagian tengah dan selatan Wilayah Kabupaten Bireuen dengan jenis giri

matang, pisang, durian, rambutan, langsat dan mangga. Dari kesemua jenis buah-

buahan tersebut, pisang merupakan tanaman yang paling luas diusahakan yaitu 732

Hektar dengan produksi 4.590 ton. Sedangkan Sawo merupakan jenis yang paling

sedikit diusahakan yaitu seluas 68 Hektar dengan produksi sebesar 158,50 ton.

Perkebunan :

Areal perkebunan di Kabupaten Bireuen cenderung berada di wilayah

pengembangan pedalaman/pegunungan. Perkebunan terdiri dari perkebunan rakyat

dan perkebunan swasta. Jenis tanaman perkebunan yang menjadi komoditi andalan

Kabupaten Bireuen adalah kakao, pinang dan kelapa hybrida.

Tanaman perkebunan rakyat yang diusahakan di Wilayah Kabupaten Bireuen terdiri

dari kelapa, kelapa sawit, pinang, kakao, kemiri, kopi dan kapuk. Dari kesemuanya

itu, kelapa merupakan tanaman yang paling dominan diusahakan oleh rakyat

dengan produksi 35.674,45 ton atau mencapai 79,98 % dari keseluruhan produksi

tanaman perkebunan dan yang paling sedikit adalah tanaman kapuk dengan

kontribusi produksi sebesar 0,96 % atau 426,10 ton.

Perikanan :

Sebagian Wilayah Kabupaten Bireuen berada di wilayah pantai sehingga perikanan

yang berkembang dominannya tambak dan perikanan laut. Tambak yang tersebar di

Page 129: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 93

NAD - BRR

Nias

sepanjang pantai Utara mempunyai luas sekitar 5.194,18 Ha dengan tingkat

produksi aebesar 3.817,10 ton.

Peternakan :

Kegiatan peternakan yang berkembang masih bersifat perorangan dengan jenis

hewan ternaknya sapi, kerbau, kambing dan jenis ternak unggas lainnya. Pada

Tahun 2004 jumlah populasi sapi sebesar 129.763 ekor, kerbau sebanyak 16.647

ekor, kambing sebanyak 77.839 ekor, domba sebanyak 20.659 ekor, kuda sebanyak

14 ekor, ayam sebanyak 496.158 ekor dan itik sebanyak 191.710 ekor. Kegiatan

peternakan ini tersebar di setiap kecamatan di Wilayah Kabupaten Bireuen.

Kehutanan :

Sebagian wilayah Kabupaten Bireuen adafah hutan sehingga mempunyai pengaruh

yang cukup besar terhadap kelestarian lingkungan. Sebaran wilayah yang

mempunyai potensi kehutanan di Kabupaten Bireuen tersebar pada wilayah bagian

selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Pidie dan Aceh Tengah meliputi.

Kecamatan Samalanga dan Pandrah.

Pertambangan dan Energi :

Jenis bahan tambang yang banyak tersebar di wilayah Kabupaten Bireuen adalah

dari kelompok bahan tambang galian C berupa andesit, batu pasir, pasir sungai,

kerikil, sirtu, koral, batu apung dan sebagainya yang banyak dimanfaatkan untuk

pembangunan. Bahan tambang ini tersebar hampir di tiap kecamatan dalam wilayah

Kabupaten Bireuen.

Pariwisata :

Obyek-obyek wisata di Kabupaten Bireuen antara dapat dikelompokkan menjadi

tiga bagian yaitu wisata alam, wisata budaya dan wisata pantai. Objek wisata alam

yang terdapat di Kabupaten Bireuen yang telah teridentifikasi dan dapat

dikembangkan terdiri dari 8 objek diantaranya Pemandian Krueng Batee llik,

Pemandian Krueny Simpo, Panorama Cot Panglima, lrigasi Teupin Mane, Paya

Kareueng, Irigasi Pante Lhong, Air Terjun Ciraceuk dan Paya Nie. Objek wisata ini

banyak dikunjungi masyarakat yang berasal dari kota Lhokseumawe dan sekitarnya.

Page 130: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 94

NAD - BRR

Nias

Sementara wisata budaya terdiri dari 15 objek diantaranya Tugu Perjuangan Batee

llik, Rumah Adat dan Makam Tgk. Awe Geutah, Mesjid Kuta Blang dan peninggalan

sejarah lainnya. Sedangkan wisata pantai yang baru teridentifikasi meliputi Pantai

Reuleng Manyang di Calok Kecamatan Samalanga dan Pantai Ujong Blang di

Kecamatan Jeumpa.

Perdagangan :

Kabupaten Bireuen mempunyai potensi besar dibidang perdagangan karena letaknya

yang sangat strategis di persimpangan jalan menuju ke Kabupaten Aceh Tengah.

Sehingga secara otomatis, kebutuhan penduduk sebagian Wilayah Kabupaten Aceh

Tengah di suplai dari Kota Bireuen. Dengan demikian perkembangan sektor

perdagangan di Wilayah Kabupaten Bireuen di masa-masa yang akan datang

menjadi suatu sektor ekonomi yang sangat potensial untuk pendapatan wilayah ini.

Dengan berkembangnya sektor perdagangan, maka akan menstimulasi

perkembangan sektor-sektor lainnya sebagai dampak dari pengaruh perkembangan

sektor perdagangan dan jasa.

G. Pertumbuhan Ekonomi

Tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bireuen yang secara keseluruhan

dihitung dari PDRB merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat pertumbuhan

sektoralnya. Apabila sebuah sektor mempunyai kontribusi besar dan

pertumbuhannya melambat, maka dalam hal ini akan menghambat tingkat

pertumbuhan secara keseluruhan. Sebaliknya apabila sebuah sektor mempunyai

kontribusi yang besar terhadap totalitas perekonomian, maka apabila sektor

tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi, maka sektor tersebut otomatis

akan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Pada tahun 1999 perekonomian Kabupaten Bireuen mulai menunjukkan peningkatan

walaupun pertumbuhannya masih -0,56 %, namun bila dibandingkan dengan laju

pertumbuhan ekonomi Provinsi NAD yang -1,33 %, perekonomian Kabupaten Bireuen

relatif lebih baik. Peningkatan ini terus berlanjut hingga tahun 2002, dimana

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bireuen sudah mencapai 2,26 %, sedangkan pada

tahun yang sama pertumbuhan ekonomi Provinsi NAD relatif lebih baik yaitu 3,16 %.

Page 131: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 95

NAD - BRR

Nias

Tabel 2.30 - PDRB Kabupaten Bireuen Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1993 – 2002 (Jutaan Rupiah)

1993 1999 2000 2001*) 2002**)(2) (3) (4) (5) (6)

1.PERTANIAN 233.573,76 274.784,49 276.860,71 280.079,80 285.194,201.1. Tanaman Bahan Makanan 142.601,74 119.354,24 120.113,12 120.954,21 122.824,351.2. Tanaman Perkebunan 7.413,97 14.164,18 13.461,63 13.613,43 13.835,121.3. Peternakan 18.574,88 47.259,05 48.819,07 49.653,50 50.535,391.4. Kehutanan 4.096,27 4.764,10 4.260,15 4.139,15 4.106,861.5. Perikanan 60.886,90 89.242,92 90.206,74 91.719,51 93.892,48

2.PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 4.590,50 8.033,41 7.888,81 7.926,11 8.042,692.1. Pertambangan Minyak dan Gas - - - - -2.2. Penggalian dan Penggaraman 4.590,50 8.033,41 7.888,81 7.926,11 8.042,69

3.INDUSTRI PENGOLAHAN 14.958,56 15.750,72 15.639,57 15.744,24 15.807,683.1. Industri Migas - - - - -3.2. Industri tanpa Migas 900,95 1.251,05 1.158,93 1.149,83 1.162,973.3. Industri Kecil dan Rumah Tangga 14.057,61 14.499,67 14.480,64 14.594,41 14.644,71

4.LISTRIK DAN AIR MINUM 1.281,93 2.236,84 2.251,61 2.318,42 2.368,224.1. Listrik 1.271,66 2.219,47 2.232,52 2.297,32 2.346,264.2. Air Minum 10,27 17,37 19,09 21,10 21,96

5.BANGUNAN/KONTRUKSI 42.354,07 34.192,34 34.353,04 34.436,48 34.851,926.PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 60.833,11 74.902,94 74.812,76 75.249,68 76.185,60

6.1. Perdagangan 56.235,76 66.935,11 67.102,45 67.619,37 68.561,596.2. Restoran/Rumah Makan 4.208,51 7.346,19 7.203,67 7.220,13 7.234,136.3. Hotel 388,84 621,64 506,64 410,18 389,88

7.PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 34.469,93 78.879,45 79.803,00 80.638,93 83.355,537.1. Pengangkutan Jalan Raya (Darat) 26.998,37 52.766,13 63.556,18 63.934,91 65.086,197.2. Pengangkutan Laut, Sungai dan Danau - - - - -7.3. Pengangkutan Udara - - - - -7.4. Jasa Penunjang Angkutan 125,02 105,34 106,72 108,01 110,107.5. Komunikasi 7.346,54 16.007,98 16.140,10 16.596,01 18.159,24

8.KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 14.298,17 9.207,72 13.242,74 17.498,26 20.112,308.1. Bank 4.288,06 -2.789,40 1.134,42 5.262,75 7.707,288.2. Lembaga Keuangan Tanpa Bank' 291,54 423,65 431,45 438,21 449,948.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -8.4. Sewa Bangunan 8.532,38 10.571,78 10.671,15 10.786,03 10.931,368.5. Jasa Perusahaan 1.186,19 1.001,69 1.005,72 1.011,27 1.023,72

9.JASA-JASA 69.453,98 74.030,86 72.684,93 73.730,44 74.962,499.1. Pemerintahan Umum 69.232,66 73.447,38 72.077,35 73.101,19 74.320,919.2. Sosial Kemasyarakatan 136,56 430,20 446,60 460,06 469,669.3. Hiburan, Rekreasi dan Kebudayaan 35,21 72,16 70,76 71,16 70,619.4. Perorangan dan Rumah Tangga 49,55 81,12 90,22 98,03 101,31PDRB BERLAKU 475.814,01 572.018,77 577.537,17 587.622,36 600.880,63

*) Angka Diperbaiki**) Angka Sementara

LAPANGAN USAHA (1)

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen

Page 132: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 96

NAD - BRR

Nias

Tabel 2.31 - Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bireuen dan Provinsi NAD

(Non Migas) Atas Dasar Harga Konstan 1993, Tahun 1999 – 2002

1999 2000 2001 2002 1999 2000 2001 2002

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 . Pertanian -1,42 0,76 1,16 1,83 0,65 1,51 0,39 2,76

2 . Pertambangan dan Penggalian -7,12 -1,80 0,47 1,47 -2,68 -3,61 3,56 3,49

3 . Industri Pengolahan 0,80 -0,71 0,67 0,40 15,68 -11,21 -4,57 3,48

4 . Listrik dan Air Minum 12,55 0,66 2,97 2,15 5,09 -8,10 0,85 -1,31

5 . Bangunan/Kontruksi -21,99 0,47 0,,24 1,21 -18,73 2,19 3,54 4,00

6 . Perdagangan, hotel dan Restoran -2,54 0,12 0,58 1,24 -3,38 -1,17 2,89 4,47

7 . Pengangkutan dan Komunikasi 5,00 1,17 1,05 3,37 4,43 4,38 3,63 5,31

8 . Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3305,35 43,82 32,13 14,94 -356,32 51,58 29,65 -6,75

9 . Jasa-jasa 0,64 -1,82 1,44 1,67 0,52 1,30 1,55 2,30

PDRB -0,56 0,96 1,75 2,26 -1,33 0,52 1,56 3,16

(1)

Kabupaten Bireuen Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Lapangan Usaha

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen

H. PDRB Per Kapita dan Pendapatan Regional Per Kapita

Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita merupakan hasil bagi antara PDRB

dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, sedangkan Pendapatan Regional Per

Kapita diperoleh dari hasil bagi anatara Produk Domestik Regional Netto (PDRN)

atas biaya faktor produksi (PDRB yang telah dikurangi penyusutan dan pajak tak

langsung) dengan penduduk pertengahan tahun.

Pada tahun 2002 PDRB per kapita Kabupaten Bireuen berdasarkan atas dasar harga

berlaku (ADHB) senilai 5,40 juta rupiah atau mengalami kenaikan sebesar 12,07 %

dibandingkan tahun 2001 yang senilai 4,82 juta rupiah. Begitu pula halnya dengan

pendapatan regional per kapita pada tahun 2002 naik sebesar 12,42 % senilai 4,85

juta rupiah. Sementara dibandingkan dengan Provinsi NAD, PDRB Provinsi NAD pada

tahun 2002 hanya sebesar 4,69 juta rupiah sedangkan pendapatan per kapitanya

hanya sebesar 4,28 juta rupiah.

Jika dilihat PDRB per kapita Kabupaten Bireuen berdasarkan atas dasar harga

konstan (ADHK) 1993, pada tahun 2002 senilai 1,72 juta rupiah atau mengalami

kenaikan sebesar 0,75 % dibandingkan tahun 2001 yang senilai 1,71 juta rupiah.

Begitu pula halnya dengan pendapatan regional per kapita pada tahun 2002 naik

sebesar 0,88 % senilai 1,48 juta rupiah. Sementara dibandingkan dengan Provinsi

Page 133: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 97

NAD - BRR

Nias

NAD, PDRB Provinsi NAD pada tahun 2002 hanya sebesar 1,53 juta rupiah sedangkan

pendapatan per kapitanya hanya sebesar 1,34 juta rupiah.

Tabel 2.32 - Perbandingan PDRB Per Kapita Kabupaten Bireuen dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Tahun Nilai (Rupiah) Pertumbuhan Nilai (Rupiah) Pertumbuhan(% (%

(1) (2) (3) (4) (5)ADHB1999 3.760.938,68 23,50 3.288.455,75 21,962000 4.265.910,35 13,43 3.722.343,38 13,192001 4.819.275,74 12,97 4.152.931,18 11,572002 5.400.977,39 12,07 4.685.488,35 12,85ADHK1999 1.655.988,36 -2,28 1.464.035,57 -2,982000 1.698.284,09 1,94 1.520.628,18 3,872001 1.710.715,89 0,73 1.495.346,81 -1,652002 1.723.558,15 0,75 1.533.737,37 2,57

Kabupaten Bireuen Provinsi Nanggroe Aceh Darussalan

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen

Tabel 2.33 - Perbandingan Pendapatan Regional Per Kapita

Kabupaten Bireuen dan Provinsi NAD Tahun 1999 – 2002

Tahun Nilai (Rupiah) Pertumbuhan Nilai (Rupiah) Pertumbuhan(% (%

(1) (2) (3) (4) (5)ADHB1999 3.433.594,11 24,02 2.972.320,90 22,752000 3.857.666,84 12,35 1.369.548,30 13,362001 4.318.119,13 11,94 3.784.660,85 12,322002 4.854.588,64 12,42 4.284.817,07 13,22ADHK1999 1.463.489,23 -3,38 1.287.663,79 -2,932000 1.472.560,41 0,62 1.333.494,76 3,562001 1.462.938,02 0,65 1.309.052,94 -1,832002 1.475.756,88 0,88 1.339.983,69 2,36

Kabupaten Bireuen Provinsi Nanggroe Aceh Darussalan

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen

2.4 ISU PERMASALAHAN TATA RUANG KABUPATEN BIREUEN

Berdasarakan data yang dikumpulkan serta masukan dari Pemda Kabupaten

Bireuen, terdapat beberapa isu permasalahan tata ruang yang ada di Kabupaten

Bireuen sebagai berikut :

Page 134: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 98

NAD - BRR

Nias

1. Dengan mengacu pada hasil review RTRW Kab. Bireuen yang ada saat ini

disimpulkan bahwa RTRW Kabupaten Bireuen saat ini memerlukan revisi secara

menyeluruh.

2. Dalam rangka meminimasi dampak tsunami di Kabupaten Bireuen di masa

mendatang, maka konsep Rencana Tata Ruang Kabupaten Bireuen, khususnya

pada wilayah pesisir, perlu memberi penekanan khusus pada aspek mitigasi

bencana.

3. Dari aspek lingkungan dan sumber daya alam, permasalahan yang mendesak

adalah :

a. Adanya indikasi kerusakan kawasan resapan dan tangkapan air (catchment

area) di wilayah hulu dari beberapa sungai yang ada, antara lain meliputi :

S. Peudada, S. Peusangan, S. Padrah dan S. Jeunieb. Hal ini telah

mengakibatkan sering terjadinya banjir pada wilayah hilir khususnya di

musim hujan, serta erosi sungai yang menyebabkan terjadinya sedimentasi

pada muara sungai, yang paling parah terjadi di S. Peusangan.

b. Kerusakan hutan mangrove yang sudah sangat memprihatinkan,

disebabkan oleh perluasan kawasan permukiman dan areal pertambakan di

pesisir, yang mengakibatkan abrasi pantai dan dampak ikutan lainnya.

c. Adanya potensi sumber daya air bersih yang cukup besar di S. Batuilie,

yang dapat dimanfaatkan, antara lain untuk : pemenuhan kebutuhan air

bersih masyarakat, perluasan sistem jaringan irigasi, penyediaan air bersih

untuk rencana kws. Industri Batee Geulungku, dan rencana Pelabuhan di

Simpang Mamplam.

d. Adanya potensi pasir besi di Mon Kelayu yang belum dimanfaatkan secara

optimal.

4. Dari aspek sosial-ekonomi, permasalahan yang mendesak adalah sebagai

berikut :

a. Perlunya mendorong realisasi beberapa rencana strategis Kabupaten

Bireuen (lihat gambar 2.20), meliputi : pengembangan kws. Industri Batee

Geulungku, pengembangan pelabuhan di Simpang Mamplam, pengembangan

Page 135: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 99

NAD - BRR

Nias

Gambar 2.20 – Rencana Strategis Kabupaten Bireuen

Page 136: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 100

NAD - BRR

Nias

industri bio-diesel di Teupin Manee, pengembangan industri alat pertanian di

Kuta Blang, pengembangan industri pengolahan pasir besi di Mon Keulayu,

dan pengembangan Pasar Hewan di Geurughok, antara lain melalui : promosi

kepada investor, penyiapan kebijakan dan peraturan pendukung, serta

penyediaan prasarana dan sarana yang memadai.

b. Perlunya pengembangan SDM yang dapat mendukung pengembangan

sumber daya alam dan perekonomian di Kab. Bireuen, antara lain : melalui

pengembangan lembaga-lembaga pendidikan keterampilan sesuai dengan

kebutuhan yang ada.

c. Perlunya pengembangan potensi sektor pertanian yang ada di kabupaten

Bireun saat ini, antara lain melalui : upaya intensifikasi dan ekstensifikasi,

pengembangan bibit unggul, dll, khususnya pada kawasan sentra produksi

pertanian yang terdapat di Kecamatan Samalanga, Peusangan dan

Gandapura.

d. Perlunya merehabilitasi areal pertambakan yang rusak paska tsunami, dan

pengebangan potensi pertambakan Kabupaten Bireuen, sehingga dapat

memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDRB daerah.

e. Potensi perikanan dan kelautan yang ada di Kab. Bireuen, dengan

komoditas andalan ikan cakalang dan tuna, juga perlu didorong lagi

pengembangannya, antara lain melalui : pemberian fasilitas kredit lunak

bagi nelayan untuk pemilikan perahu motor dan perlengkapannya,

pembangunan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI), pembangunan TPI (Tempat

Pelelangan Ikan), serta pemberian subsidi BBM kepada nelayan sesuai

kebutuhan.

5. Dari aspek prasarana dan sarana, permasalahan yang mendesak adalah :

a. Perlunya rehabilitasi dan rekonstruksi parasarana dan sarana yang rusak

akibat dampak tsunami, dimana untuk tahap pertama diusulkan pada

desa-desa yang terkena dampak tsunami pada kecamatan prioritas.

Page 137: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR II- 101

NAD - BRR

Nias

b. Perlunya meningkatkan kinerja prasarana dan sarana transportasi, dalam

rangka mengingkatkan aksesibilitas antara kota Bireuen sebagai ibukota

Kabupaten dengan :

• Pusat-pusat kegiatan di wilayah eksternal (kota Banda Aceh, Medan, dan

Takengon),

• Kota-kota kecamatan yang ada,

• Rencana kawasan industri Batee Geulungku dan rencana Pelabuhan di

Simpang Mamplam,

• Kawasan Industri Bio Diesel di Teupin Manee, dan industri alat pertanian

di Kuta Blang,

• Sentra produksi pertanian di Kec. Samalanga, Peusangan, dan Gandapura,

• Lokasi PPI dan TPI yang ada, sentra produksi perikanan tambak, Pasar

Hewan di Geurughok, dan lokasi pasir besi di Mon Kelayu.

c. Perlunya memprioritaskan program pengembangan prasarana dan sarana

transportasi di Kabupaten Bireuen, karena dengan terbukanya akses antara

pusat-pusat kegiatan (termasuk pusat kecamatan), sentra-sentra produksi,

lokasi bahan baku, kawasan industri pengolahan, pasar, dan outlet

(Pelabuhan, Bandar Udara), diharapkan akan dapat menjadi stimulan untuk

men”generate” perkembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi di Kab.

Bireuen.

Page 138: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN BIREUEN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

NAD - BRR

Nias

Page 139: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 1

NAD - BRR

Nias

3.1 PEMILIHAN KECAMATAN PRIORITAS

3.1.1. KRITERIA KECAMATAN PRIORITAS

Kriteria yang digunakan untuk pemilihan kecamatan prioritas untuk penyusunan

Rencana Tindak (Action Plan) Kecamatan (Kecamatan Reconstruction Plan) di

Kabupaten Bireuen adalah mengacu pada arahan dalam Kerangka Acuan Kerja

(TOR), yakni : kecamatan yang terkena dampak tsunami, dengan klasifikasi

kerusakan : rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan. Semakin banyak jumlah

desa yang terkena dampak tsunami pada suatu kecamatan, dan semakin berat

tingkat kerusakan akibat dampak tsunami, maka kecamatan bersangkutan semakin

prioritas untuk ditangani.

3.1.2. PEMILIHAN KECAMATAN PRIORITAS

Dengan menggunakan metode pembobotan terhadap kriteria yang telah dijelaskan

sebelumnya, serta menggunakan data Podes 2005 (dari BRR NAD-Nias), maka dapat

diperoleh urutan prioritas dari setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Bireuen,

seperti disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.1 – Pemilihan Kecamatan Prioritas Kabupaten Bireuen

No. Nama Kecamatan Jumlah Desa

Tingkat Kerusakan Akibat Tsunami Bobot Score Total Nilai

Kecamatan Urutan

Prioritas

1 SAMALANGA 30 Tidak Rusak 0 0 37 2 11 Rusak Sedang 2 22 5 Rusak Berat 3 15 2 SIMPANG MAMPLAM 21 Tidak Rusak 0 0 34 3 1 Rusak Ringan 1 1 15 Rusak Sedang 2 30 1 Rusak Berat 3 3 3 PANDRAH 16 Tidak Rusak 0 0 2 2 Rusak Ringan 1 2 4 JEUNIB 30 Tidak Rusak 0 0 17 4.a 1 Rusak Ringan 1 1 5 Rusak Sedang 2 10 2 Rusak Berat 3 6 5 PEULIMBANG 15 Tidak Rusak 0 0 4 7 4 Rusak Sedang 1 4 6 PEUDADA 33 Tidak Rusak 0 0 17 4.b 1 Rusak Ringan 1 1 8 Rusak Sedang 2 16 7 JULI 21 Tidak Rusak 0 0 0 8

Page 140: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 2

NAD - BRR

Nias

No. Nama Kecamatan Jumlah Desa

Tingkat Kerusakan Akibat Tsunami Bobot Score Total Nilai

Kecamatan Urutan

Prioritas

8 JEUMPA 28 Tidak Rusak 0 0 17 4.c 7 Rusak Sedang 2 14 1 Rusak Berat 3 3 9 KOTA JUANG 22 Tidak Rusak 0 0 0 8 10 KUALA 16 Tidak Rusak 0 0 8 6 1 Rusak Ringan 1 1 2 Rusak Sedang 2 4 1 Rusak Berat 3 3

11 JANGKA 21 Tidak Rusak 0 0 45 1 3 Rusak Ringan 1 3 21 Rusak Sedang 2 42

12 PEUSANGAN 56 Tidak Rusak 0 0 17 4.d 5 Rusak Ringan 1 5 6 Rusak Sedang 2 12

13 PEUSANGAN SELATAN 19 Tidak Rusak 0 0 0 8 14 PEUSANGAN SIBLAH KRUENG 19 Tidak Rusak 0 0 0 8 15 MAKMUR 26 Tidak Rusak 0 0 0 8 16 GANDA PURA 34 Tidak Rusak 0 0 9 5 3 Rusak Sedang 2 6 1 Rusak Berat 3 3

17 KUTA BLANG 39 Tidak Rusak 0 0 0 8

Sumber : Hasil Analsis

Dari tabel di atas, terlihat bahwa terdapat 4 (empat) kecamatan yang memiliki nilai

yang sama pada urutan prioritas ke-4. Disamping itu, berdasarkan usulan atau

masukan dari Bappeda Kabupaten Bireuen juga terdapat 2 (dua) kecamatan lagi

yang perlu diprioritaskan, karena terdapat program prioritas Kabupaten, yakni :

kecamatan Gandapura dan Kuala. Dengan demikian, berdasarkan hasil penilaian di

atas, sekaligus menampung keinginan pihak Pemda Kabupaten, maka ditetapkan 9

(sembilan) kecamatan prioritas Kabupaten Bireuen, sebagai berikut :

1. Kecamatan Jangka,

2. Kecamatan Samalanga,

3. Kecamatan Simpang Mamplam,

4. Kecamatan Jeunib,

5. Kecamatan Peudada,

6. Kecamatan Jeumpa,

7. Kecamatan Peusangan,

8. Kecamatan Gandapura,

9. Kecamatan Kuala.

Page 141: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 3

NAD - BRR

Nias

GAMBAR 3.1 – Peta Delineasi Kawasan Perencanaan

Page 142: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 4

NAD - BRR

Nias

3.2 PROSES DAN METODE PENYUSUNAN RENCANA TINDAK (ACTION

PLAN) KECAMATAN PRIORITAS DAN PENETAPAN URUTAN

PRIORITAS DESA UNTUK “VILLAGE PLANNING”

3.2.1 PROSES DAN METODE PENYUSUNAN RENCANA TINDAK (ACTION PLAN)

KECAMATAN PRIORITAS

Penyusunan rencana tindak (action plan) kecamatan prioritas dilakukan melalui

serangkaian proses kegiatan (lihat gambar 3.2) sebagai berikut :

1. Identifikasi Permasalahan Yang Ada pada Kawasan Perencanaan di

Kecamatan Terpilih

Dalam kegiatan ini dilakukan pengumpulan data kawasan perencanaan, meliputi

data-data yang telah dijelaskan secara rinci pada Bab I (sub bab 1.4.2).

Kemudian dari data-data tersebut selanjutnya diolah dalam rangka

mengidentifikasi kondisi dan permasalahan yang ada di kawasan perencanaan,

yang secara garis besar meliputi aspek : daya dukung fisik dan lingkungan,

sosial-ekonomi dan budaya, permukiman dan bangunan, serta prasarana dan

sarana, dan tata ruang. Selanjutnya, berbagai permasalahan yang ada tersebut,

dievaluasi guna mengetahui permasalahan mendesak (prioritas) pada setiap

aspek yang perlu segera ditangani.

2. Analisis Kebutuhan Program Penanganan

Secara garis besar, analisis ini meliputi :

a. Analisis Pengembangan Sosial-Ekonomi dan Budaya

Analisis ini ditujukan guna mengidentifikasi kebutuhan penanganan

masalah sosial, ekonomi dan budaya yang mendesak, serta merumuskan

kerangka pengembangan sosial-ekonomi dan budaya, atau sistem kegiatan

kawasan perencanaan di masa mendatang. Analisis ini antara lain meliputi:

analisis kebutuhan pengembangan sumber daya manusia, analisis proyeksi

penduduk, kebutuhan pengembangan ekonomi kawasan, jenis kegiatan dan

Page 143: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 5

NAD - BRR

Nias

Gambar 3.2 – Bagan Alir Proses Penyusunan Rencana Tindak (Action) Plan di

9 Kecamatan Terpilih

Page 144: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 6

NAD - BRR

Nias

sektor-sektor uggulan, proyeksi investasi, kebutuhan pengembangan budaya,

dll.

b. Analisis Penataan Ruang

Analisis ini ditujukan guna mengidentifikasi kebutuhan penanganan

masalah tata ruang yang mendesak, serta merumuskan kerangka

penataan ruang dari sistem kegiatan yang akan dikembangkan di masa

mendatang (dari hasil analisis sebelumnya). Analisis ini antara lain meliputi

: analisis kesesuaian lahan kawasan lindung dan budidaya, analisis kebutuhan

lahan pengembangan kegiatan budidaya, analisis pengelolaan kawasan

lindung dan kawasan budidaya (termasuk kebutuhan penanganan masalah

lingkungan), analisis penataan struktur ruang, dan pusat-pusat pelayanan,

analisis pembagian unit-unit lingkungan, analisis pengelolaan kawasan

perkotaan, perdesaan, tertentu, dll.

c. Analisis Pengembangan Permukiman dan Pengelolaan Bangunan

Analisis ini ditujukan guna mengidentifikasi kebutuhan penanganan

masalah permukiman dan bangunan yang mendesak, serta merumuskan

kerangka pengembangan permukiman pada kawasan perencanaan di masa

mendatang. Analisis ini antara lain meliputi : analisis kebutuhan rehabilitasi

dan rekonstruksi permukiman yang terkena dampak tsunami, analisis

kebutuhan unit rumah dan lahan pengembangan baru (untuk relokasi atau

memenuhi permintaan di masa mendatang), analisis kesesuaian lahan untuk

permukiman (dapat dari hasil analisis sebelumnya), pengembangan pusat-

pusat permukiman, analisis tata letak dan tata bangunan kawasan

permukiman, dll.

d. Analisis Pengembangan Prasarana dan Sarana

Analisis ini ditujukan guna mengidentifikasi kebutuhan penanganan

masalah pelayanan prasarana dan sarana yang mendesak, serta

kebutuhan pengembangan prasarana dan sarana kawasan perencanaan di

masa mendatang. Secara garis besar analisis ini meliputi : analisis

kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi prasarana dan sarana yang terkena

dampak tsunami secara langsung atau tidak langsung, serta analisis

Page 145: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 7

NAD - BRR

Nias

kebutuhan pengembangan prasarana dan sarana dalam rangka memenuhi

permintaan di masa mendatang. Adapun jenis prasarana dan sarana yang

dikaji di sini antara lain meliputi prasarana dan sarana : transportasi,

pengendalian banjir dan pengaman pantai, pengairan (irigasi), air bersih

dan air limbah, pemerintahan, sosial dan ekonomi (perdagangan,

pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga, taman, rekreasi, dan

budaya), telekomunikasi dan energi (listrik). Dalam analisis ini digunakan

Pedoman Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang,

Perumahan dan Permukiman dan Pekerjaan Umum yang termuat dalam

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.

534/KPTS/M/2001 (disajikan pada Lampiran).

3. Perumusan Konsep dan Strategi Pengembangan Kawasan

Konsep dan strategi pengembangan kawasan perencanaan di Kecamatan

Prioritas dirumuskan berdasarkan hasil analisis kebutuhan penanganan

kecamatan prioritas, arah kebijaksanaan dan rencana yang termuat dalam

Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias dan RTRW Kabupaten

Bireun, serta masukan dari pihak Pemberi Tugas. Adapun konsep dan strategi

pengembangan yang dirumuskan di sini, antara lain meliputi :

a. Visi, Misi dan Konsep Dasar Pengembangan, (termasuk konsep penataan

ruang kawasan perencanaan).

b. Strategi Pengembangan Kawasan, meliputi :

Strategi Pengembangan Sosial Ekonomi dan Budaya, mencakup :

strategi pengembangan sumber daya manusia, alokasi penduduk, strategi

pengembangan ekonomi, sektor-sektor uggulan, dan investasi, serta

strategi pengembangan budaya.

Strategi Penataan Ruang, meliputi : strategi pengelolaan kawasan

lindung dan kawasan budidaya (termasuk pengelolaan lingkungan),

strategi penataan ruang kegiatan, pusat-pusat pelayanan, dan pembagian

unit-unit lingkungan, serta strategi pengelolaan kawasan perkotaan,

perdesaan, dan tertentu.

Page 146: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 8

NAD - BRR

Nias

Strategi Pengembangan Permukiman dan Pengelolaan Bangunan,

meliputi : strategi rehabilitasi dan rekonstruksi permukiman yang terkena

dampak tsunami, serta strategi pengembangan permukiman secara

keseluruhan (peruntukan kawasan permukiman, strategi penyediaan

lahan permukiman, kebutuhan jumlah unit rumah, tipe rumah, pusat-

pusat permukiman, tata letak dan tata bangunan, pengaturan KDB dan

KLB, strategi pembiayaan pembangunan, organisasi pembangunan,

pentahapan pembangunan, dll).

Strategi Pengembangan Prasarana dan Sarana, meliputi : strategi

rehabilitasi dan rekonstruksi prasarana dan sarana yang terkena dampak

tsunami, serta strategi pengembangan prasarana dan sarana secara

keseluruhan (strategi peningkatan pelayanan, strategi penyediaan

prasarana dan sarana, proses penyiapan yang diperlukan, penyediaan

lahan, strategi pembiayaan, organisasi pembangunan, pentahapan

pembangunan, dll.

Secara lengkap hasil rumusan konsep dan strategi pengembangan di 9 (sembilan)

kecamatan terpilih disajikan pada sub bab 3.3.

4. Penyusunan Draft Rencana Tindak (Action Plan) Kecamatan Prioritas

Secara garis besar Draft Rencana Tindak (Action Plan) Kecamatan Prioritas

dirumuskan berdasarkan :

a. Hasil identifikasi permasalahan dan analisis kebutuhan program penanganan

kecamatan prioritas yang telah dijelaskan sebelumnya.

b. Konsep dan Strategi Pengembangan yang telah dirumuskan sebelumnya,

c. Hasil kompilasi dan evaluasi usulan program dari :

• Pemda Kabupaten Bireun (Dinas-dinas/Instansi terkait),

• Pemerintah Kecamatan terpilih (9 kecamatan),

• Buku Rencana Program hasil Musrenbang Kabupaten Bireun,

• Lembaga NGO (Non Government Organization) Lokal dan Internasional

yang memberikan bantuan di Kabupaten Bireuen,

Page 147: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 9

NAD - BRR

Nias

5. Sosialisasi Draft Rencana Tindak (Action Plan) dan Pelaksanaan FGD di

Kecamatan Terpilih

Berdasarkan hasil penyusunan Draft Rencana Tindak (Action Plan) yang telah

dijelaskan sebelumnya, selanjutnya dilakukan sosialisasi draft rencana tindak

kepada masyarakat (perwakilan masyarakat) yang ada di kecamatan terpilih.

Sosialisasi ini ditujukan guna menyepakati draft rencana tindak yang telah

disusun sebelumnya, melalui pelaksanaan forum diskusi FGD (Focus Group

Discussion) di setiap Kecamatan.

Dalam hal ini konsultan telah merencanakan pelaksanaan sosialisasi dan FGD di

Kecamatan terpilih pada tanggal 15 sampai 20 Mei 2006. Namun pada tahap

persiapan pelaksanaan sosialisasi ini, konsultan mendapat informasi dan

tanggapan baik dari pihak Pemda Kabupaten maupun dari pihak kecamatan,

bahwa pelaksanaan FGD dengan melibatkan masyarakat yang ada di

Kabupaten Bireuen sulit dilaksanakan, karena pihak kecamatan dan

masyarakat telah berulang kali melaksanakan FGD yang dilakukan oleh

beberapa lembaga NGO dan dijanjikan berbagai program bantuan, namun

sampai saat ini belum ada realisasinya. Sebagai solusinya, pihak Pemda

Kabupaten Bireun (Bappeda Kabupaten) memberikan bahan buku usulan

program dari hasil penjaringan aspirasi masyarakat melalui FGD yang telah

dilaksanakan oleh Pemda Kabupaten Bireun bekerjasama dengan Lembaga

NGO dari Perancis pada tahun 2005.

Selanjutnya konsultan, menggabungkan bahan Draft Rencana Tindak (Action

Plan) yang telah disusun sebelumnya dengan bahan usulan program dari hasil

penjaringan aspirasi masyarakat (melalui FGD) yang pernah dilakukan tahun

2005, menjadi Draft Rencana Tindak yang baru (telah dimutahirkan). Dalam

rangka “cross check” atau “validitas” terhadap Draft Rencana Tindak yang

baru ini, konsultan melakukan survai wawancara (kuestioner) secara

langsung kepada masyarakat di kecamatan terpilih. Secara garis besar survai

ini dilakukan untuk mengetahui :

a. Kesesuaian Draft Rencana Tindak (Action Plan) yang baru terhadap aspirasi

masyarakat.

Page 148: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 10

NAD - BRR

Nias

b. Kelengkapan dan kekurangan dari Draft Daftar (List) Rencana Tindak (Action

Plan) yang baru terhadap Aspirasi Mayarakat.

c. Tingkat kepentingan (prioritas) dari setiap jenis program yang diusulkan

dalam Daftar (List) yang ada.

d. Saran-saran dari masyarakat yang penting diperhatikan dalam rangka

pelaksanaan pembangunan di Kecamatan terpilih.

Survai wawancara (kuestioner) kepada masyarakat di kecamatan terpilih

dilaksanakan pada tanggal 22 sampai 27 Mei 2006. Dalam survai ini diambil 10

(sepuluh) sampel responden untuk setiap kecamatan. Adapun hasil dari survai

ini adalah sebagai berikut :

a. Bahwa sebagian besar responden (79 %) menyatakan bahwa Daftar

Rencana Tindak yang telah diusulkan telah sesuai dengan aspirasi

masyarakat, sisanya 17 % responden menyatakan bahwa sebagian besar

usulan program telah sesuai, dan hanya 4 % responden yang menyatakan

bahwa hanya sebagian kecil usulan program yang telah sesuai.

b. Sebanyak 10 % responden menambahkan usulan program lainnya yang

dianggap penting namun tidak termuat dalam Daftar yang ada.

c. Bahwa sebagian besar responden (71 %) menyatakan bahwa jenis program

yang paling prioritas adalah program jalan, selanjutnya berturut-turut

adalah program rehabilitasi rekonstruksi perumahan yang terkena dampak

tsunami, program pembangunan sarana air bersih dan sanitasi, program

pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan, program penyediaan listrik,

program pemberdayaan ekonomi, masyarakat miskin, petani dan nelayan,

program penanganan banjir dan pengamanan pantai, program pembangunan

sarana dan prasarana irigasi, serta terakhir adalah program pembangunan

sarana dan prasarana pemerintahan kecamatan.

d. Bahwa sebagian besar responden (79 %) tidak mengisi saran-saran dalam

pelaksanaan pembangunan kecamatan, dan hanya 21 % yang mengisi saran-

saran. Dari hasil pengisian saran-saran ini, sebagian besar responden

menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan yang dilakukan di

Page 149: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 11

NAD - BRR

Nias

kecamatan bersangkutan perlu : melibatkan masyarakat setempat dalam

pelaksanaannya, memperhatikan adat-istiadat dan budaya setempat,

memanfaatkan semaksimal mungkin ketersediaan sumber daya (SDA dan

SDM) setempat yang ada.

6. Penyusunan dan Penetapan Rencana Tindak (Action Plan) Kecamatan Terpilih

Selanjutnya dengan menambahkan dan mempertimbangkan aspirasi masyarakat

dari hasil pelaksanaan survai wawancara (kuestioner) yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka disusun Rencana Tindak (Action Plan) untuk 9 (sembilan)

kecamatan terpilih yang akan disajikan dalam pembahasan masing-masing

kecamatan (sub bab 3.4 sampai 3.12).

3.2.2 PROSES DAN METODE PENETAPAN DESA PRIORITAS UNTUK “VILLAGE

PLANNING”

A. Kriteria Penilaian Prioritas Desa

Dalam rangka menetapkan desa-desa prioritas, dimana hal ini terkait dengan

keperluan untuk perencanaan Desa (Village Planning), maka berikut ini dirumuskan

tentang kriteria prioritas desa. Secara garis besar, kriteria prioritas desa ditetapkan

mengacu pada :

1. Potensi dan Permasalahan yang ada di setiap Desa.

2. Konsep Dasar dan Strategi Pengembangan Kecamatan Prioritas yang telah

dijelaskan pada sub bab sebelumnya.

3. Aspirasi Pemda dan Masyarakat.

Dengan mengacu pada 3 (tiga) hal di atas selanjutnya dirumuskan aspek-aspek dan

indikator penilaian yang digunakan untuk penilaian prioritas desa, sebagai berikut :

1. Aspek Kerusakan Dampak Tsunami, dengan indikator yang digunakan adalah

klasifikasi kerusakan, meliputi : Rusak Berat, Rusak Sedang, Rusak Ringan, dan

Tidak Rusak. Klasifikasi kerusakan yang digunakan mengacu pada data dan

terminologi yang dikeluarkan oleh BRR NAD-Nias.

Page 150: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 12

NAD - BRR

Nias

2. Aspek Sosial-Ekonomi, dengan indikator yang digunakan meliputi :

a. Jumlah Penduduk Tahun Terakhir.

b. Persentase jumlah KK Miskin Tiap Desa.

3. Aspek Ketersediaan Prasarana Utama, dengan indikator yang digunakan

meliputi:

a. Kemampuan pelayanan prasarana jalan terhadap kendaraan roda-4

dari/menuju ke desa ybs. (dapat atau tidak dapat dijangkau oleh kendaraan

roda-4).

b. Jenis permukaan jalan terluas pada desa ybs. (tanah, diperkeras

/kerikil/batu), aspal beton).

c. Ketesediaan jaringan listrik (tersedia atau tidak tersedia).

4. Aspek Kebutuhan dan Aspirasi Masyarakat, dengan indikator yang digunakan

adalah jumlah kebutuhan biaya penanganan (rencana tindak) setiap desa.

B. Pemilihan dan Penetapan Desa Prioritas Untuk “Village Planning”

Dengan mengacu pada kriteria dan indikator penilaian prioritas desa yang telah

dijelaskan sebelumnya, serta dengan menggunakan basis data Podes Tahun 2005

(Sumber : BRR NAD-Nias), selanjutnya dilakukan perhitungan dan penilaian prioritas

desa. Dalam penilaian ini, bobot dari setiap indikator yang digunakan dianggap

sama, dengan range nilai setiap indikator antara 0 – 10. Secara rinci perhitungan

dalam penilaian prioritas desa disajikan pada Lampiran. Adapun Tabel hasil

pemilihan desa prioritas dari 9 (sembilan) kecamatan terpilih disajikan dalam

pembahasan masing-masing kecamatan (sub bab 3.4 sampai 3.12).

3.3 KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

3.3.1 KONSEP DASAR PENGEMBANGAN

Konsep dasar pengembangan Kecamatan prioritas, dirumuskan berdasarkan hasil

identifikasi kondisi dan permasalahan yang ada di kecamatan prioritas yang akan

disajikan dalam pembahasan masing-masing kecamatan (sub bab 3.4 sampai 3.12),

Page 151: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 13

NAD - BRR

Nias

serta mengacu pada Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias, dan

standar-standar perencanaan yang ada. Adapun rumusan konsep dasar

pengembangan kecamatan prioritas adalah sebagai berikut :

1. Bahwa kecamatan prioritas yang sebagian besar berada di wilayah pesisir

merupakan daerah yang rawan terhadap bencana tsunami, terutama untuk

Kecamatan Samalanga dan Kecamatan Jangka. Sesuai dengan arahan sistem

zonasi Kabupaten Bireuen dalam Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi,

kawasan perencanaan pada kecamatan prioritas, termasuk dalam :

a. Zona I, yaitu zona pantai dan perikanan, dengan kegiatan utama adalah

zona penyangga (buffer zone), zona budidaya perikanan tangkap dan

perikanan budidaya, dengan kegiatan pendukung berupa pelabuhan

perikanan, serta pengembangan pelabuhan rakyat Kuala Radja, Pelabuhan

Kawasan Industri Batee Geulumpu dan Pelabuhan Perikanan Peudada sebagai

alternatif percepatan aksesibilitas perekonomian Kabupaten Bireuen.

b. Zona II, yaitu zona permukiman terbatas, meliputi kawasan di sepanjang

jalur jalan nasional ke arah Zona Pantai. Zona ini dikembangkan untuk

permukiman terbatas dan budidaya pertanian, serta memperhatikan

konstruksi bangunan (pemerintah dan masyarakat) yang tahan terhadap

gempa dan tsunami.

2. Dengan mengacu pada arahan di atas, maka konsep dasar pengembangan

kawasan permukiman di kecamatan prioritas dilakukan sebagai berikut :

a. Untuk Zona I :

• Sedapat mungkin tidak dilakukan pengembangan perumahan baru.

• Program rehabilitasi dan rekonstruksi kawasan permukiman yang rusak

paska bencana tsunami pada zona ini dilakukan secara selektif, apabila

alternatif relokasi kawasan permukiman sulit dilakukan, karena berbagai

kendala yang ada.

• Pada daerah-daerah permukiman yang telah ada, dan lokasi program

rehabilitasi dan rekonstruksi kawasan permukiman perlu dilengkapi

Page 152: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 14

NAD - BRR

Nias

dengan jalur-jalur penyelamatan (escape roads) dan bukit-bukit

penyelamatan (escape hills). Lihat gambar 3.3 dan 3.4.

Gambar 3.3 - Sketsa Model Escape Road

Gambar 3.4 - Sketsa Model “Escape Hill”

Page 153: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 15

NAD - BRR

Nias

b. Untuk Zona II :

• Pengembangan perumahan baru dilakukan secara terbatas, yakni pada

daerah-daerah yang relatif aman terhadap bencana tsunami (desa-desa

yang tidak terkena kerusakan paska tsunami tahun 2004.

• Konstruksi bangunan baru harus memperhatikan kriteria bangunan yang

tahan terhadap gempa dan tsunami.

3. Mengembangkan sabuk hijau pada kawasan lindung setempat di kawasan

perencanaan kecamatan prioritas, meliputi : Kawasan Sempadan Pantai, Sempadan

Sungai, Kawasan Sekitar Mata Air, dan Kawasan Sekitar Danau/Waduk, dimana kriteria dan

arahannya diatur dalam Keppres No. 32 Tahun 1990, sebagai berikut :

a. Sempadan Pantai, adalah daratan sepanjang tepian pantai yang lebarnya

proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai sekurang-kurangnya 100

m dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Untuk kawasan perencanaan,

pengembangan sabuk hijau pengaman pantai ini diarahkan berupa

pengembangan ekosistem hutan bakau (mangrove).

b. Sempadan Sungai :

• Sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul di luar

kawasan perkotaan dan 3 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul di

dalam kawasan perkotaan;

• Sekurang-kurangnya 100 m di kanan kiri sungai besar dan 50 meter di

kanan kiri sungai kecil yang tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan;

• Sekurang-kurangnya 10 m dari tepi sungai untuk yang mempunyai

kedalaman tidak lebih dari 3 m;

• Sekurang-kurangnya 15 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai

kedalaman lebih dari 3 m sampai dengan 20 m;

• Sekurang-kurangnya 30 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai

kedalaman lebih dari 20 m;

• Sekurang-kurangnya 100 m dari tepi sungai untuk sungai yang terpengaruh

oleh pasang surut air laut, dan berfungsi sebagai jalur hijau.

Page 154: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 16

NAD - BRR

Nias

c. Kawasan Sekitar Mata Air, adalah kawasan dengan radius

sekurangkurangnya 200 m di sekitar mata air.

d. Kawasan Sekitar Danau/Waduk, adalah daratan sepanjang tepian waduk dan

situ yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik waduk dan

situ sekurang-kurangnya 50 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

4. Pengamanan dan Penanggulangan abrasi pantai dengan proteksi bangunan

pantai (sea wall, bulkheald, revretment) untuk daerah-daerah yang sudah kritis

terhadap abrasi pantai.

5. Pengendalian banjir melalui pengerukan pada daerah-daerah muara sungai yang

terindikasi mengalami penyempitan / pendangkalan.

6. Pengamanan dan Penanggulangan akresi (tanah timbul) di daerah muara dengan

proteksi bangunan pantai (jetti).

7. Mengembangkan kegiatan budidaya pertanian tanaman pangan dan perkebunan

pada kawasan sentra produksi pertanian di kecamatan Samalanga, Peusangan

dan Gandapura, terutama pada area yang termasuk zona II.

8. Mengembangkan kegiatan budidaya perikanan dan pertambakan pada area yang

termasuk Zona I, dengan tetap memperhatikan konsep pengembangan sabuk

hijau pengaman pantai berupa pengembangan ekosistem mangrove.

9. Mendorong perwujudan rencana strategis Kabupaten Bireun, meliputi : rencana

pengembangan kawasan industri Bate Geulungku, dan rencana pelabuhan di

Kec. Simpang Mamplam, serta rencana pengembangan sumber daya air bersih

dari S. Bateilie, Kec. Samalanga. Perwujudan dari rencana strategis ini

diharapkan akan menjadi stimulan dalam rangka mendorong pertumbuhan

ekonomi kawasan di sekitarnya, serta Kabupaten Bireuen secara umum.

10. Meningkatkan taraf hidup masyarakat petani dan nelayan, dan keluarga miskin

yang ada di kawasan perencanaan.

Page 155: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 17

NAD - BRR

Nias

3.3.2 STRATEGI PENGEMBANGAN

A. Pengelolaan Kawasan Lindung dan Lingkungan

2. Melakukan pemantauan dan pengawasan secara ketat terhadap Kawasan

Lindung Setempat (sesuai Keppres No. 32 Tahun 1990), meliputi : Kawasan

Sempadan Pantai, Sempadan Sungai, Kawasan Sekitar Mata Air, dan Kawasan

Sekitar Danau/Waduk.

3. Pengembangan kawasan industri Bate Geulungku, di Kec. Simpang Mamplam

harus menghindari alih fungsi lahan pertanian produktif, khususnya lahan

sawah berigasi teknis. Disamping itu, di sekeliling kawasan ini perlu

dikembangkan zona penyangga (buffer) berupa zona hijau.

4. Mengembangkan sistem pemantauan dan pengawasan terhadap kawasan

lindung yang efektif, mencakup : sistem tata laksana (prosedur), kelembagaan,

pembagian tugas dan tanggung jawab, dll.

5. Menyiapkan berbagai kebijakan dan peraturan pendukung yang diperlukan guna

mencegah alih fungsi kawasan lindung setempat, dengan penerapan sangsi-

sangsi bagi pelanggar ketentuan, yang disertai dengan penegakan hukum (law

enforcement) yang konsisten. Kebijakan dan peraturan pendukung ini juga

perlu dilengkapi dengan pedoman operasionalnya.

6. Melakukan penanaman kembali (reboisasi) pada lahan kritis, untuk itu

direkomendasikan penanaman pohon jarak dalam rangka mendukung rencana

pengembangan industri bio-diesel di Kabupaten Bireuen.

7. Mempertahankan hutan mangrove yang ada saat ini di sepanjang pesisir

pantai, serta melakukan penanaman kembali mangrove khususnya pada

kawasan sempadan pantai.

8. Mensosialisasikan sistem pengelolaan hutan mangrove pada masyarakat

setempat disertai dengan program pembinaan manfaat tanaman bakau,

karena bakau dapat juga dijadikan sebagai bahan konstruksi, kayu bakar,

bahan baku arang dan bahan baku kertas , pemasok larva beberapa jenis

ikan, udang dan juga bisa sebagai daerah pariwisata ( Dr. Dietriech G.

Bengen, 2001 ).

Page 156: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 18

NAD - BRR

Nias

9. Pengadaan tempat pembibitan ( Nursery ) tanaman bakau dan tanaman

pantai lainya dengan program pemberdayaan masyarakat pesisir.

10. Melibatkan dan mengikutsertakan Peran Tokoh Masyarakt, Lembaga Swadaya

Masyarakat, Praktisi Pendidikan dan Kelembagaan yang Berwenang dalam

perencanaan dan pengelolaan hutan mangrove, sedangkan dalam proses

pengawasan dan pengendaliannya tetap pada kewenangan pemerintah

daerah.

11. Merencanakan Program Kadaster Laut dan Pesisir ( Marine and Coastal

Cadaster ) yaitu sistem pertanahan berbasis persil yang menjelaskan data

kepemilikan dan peruntukannya dengan Pentahapan sebagai berikut ; Batas

Laut dan Pesisir – Dinamika Laut dan Pesisir – Tata Wilayah Laut dan Pesisir –

Kadaster Laut dan Pesisir ( Hak, Larangan Dan Kewajiban ).

12. Setiap kegiatan pembangunan yang dilakukan harus didasari pendekatan

ekosistem atau dengan perkataan lain pembangunan yang berwawasan

lingkungan (sustainable development), tidak meninggalkan keberadaan

masyarakat setempat dan tetap memberikan peluang pertumbuhan ekonomi

regional (regional economic development).

B. Pengembangan Kependudukan

1. Mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan dalam rangka

meningkatkan kualitas SDM khususnya di bidang pertanian tanaman pangan,

perkebunan, perikanan laut, pertambakan, dan industri agro, yang di masa

mendatang diharapkan akan menjadi sektor unggulan di kawasan

perencanaan, melalui kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga-

lembaga pendidikan yang ada.

2. Meningkatkan kesejahteraan bagi petani dan nelayan yang menjadi tulang

punggung perekonomian Kabupaten Bireun, melalui : program pemberdayaan

masyarakat petani dan nelayan.

3. Mendorong kegiatan-kegiatan pembinaan penduduk yang dapat

meningkatkan kualitas SDM di tiap kecamatan prioritas.

Page 157: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 19

NAD - BRR

Nias

4. Menciptakan perluasan kesempatan dan lapangan kerja bagi penduduk miskin

yang berbasis pada sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan

laut, dan industri padat karya. Dalam hal ini pemerintah harus bertindak

sebagai fasilitator dalam memberikan keterampilan dan kesempatan kerja bagi

penduduk miskin.

5. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga sosial baik pemerintah (LKMD,

BPD, RW, RT), maupun non-pemerintah (LSM, Ormas, Pesantren), serta tokoh-

tokoh masyarakat (pimpinan ulama/ pondok pesantren, dll.) dalam melakukan

penyuluhan/ sosialisasi terhadap rencana-rencana pembangunan. Disamping

itu, lembaga-lembaga sosial dan tokoh masyarakat juga diharapkan dapat

memberi masukan kepada Pemerintah tentang berbagai permasalahan dan

keluhan masyarakat yang ada di daerahnya, program penanganan yang

diperlukan, dll.

6. Penghargaan pada adat dan budaya mayarakat setempat. Masyarakat pada

kawasan perencanaan, mayoritas adalah etnis Aceh yang memiliki agama dan

adat istiadat serta karakteristik yang melekat secara turun menurun. Usaha

pembangunan yang dilakukan harus secara bijak memeperhatikan kondisi

tersebut, agar pola kehidupan yang telah berlangsung turun temurun tidak

terpinggirkan.

C. Pengembangan Ekonomi

1. Mengembangkan sektor pertanian tanaman pangan dan perkebunan (dengan

komoditas utama padi dan kedelai), perikanan laut (dengan komoditas utama

ikan tuna dan cakalang), pertambakan (dengan komoditas utama udang

windu dan bandeng), dan industri agro, sebagai sektor unggulan di kawasan

perencanaan kecamatan prioritas.

2. Menerapkan kebijakan insentif dan disentif bagi kegiatan usaha pada sektor-

sektor ungulan yang ada di kawasan perencanaan, yang diringi dengan

program promosi investasi dalam rangka menarik minat investor untuk

mengembangkan kegiatan usaha pada sektor-sektor unggulan, khususnya

dalam rangka mendorong perwujudan rencana pengembangan kawasan

industri dan rencana pelabuhan di kecamatan Simpang Mamplam.

Page 158: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 20

NAD - BRR

Nias

3. Menciptakan iklim usaha yang kondusif, dengan menciptakan keamanan

berusaha, kemudahan dalam perijinan, jaminan kepastian penegakan hukum

dari pemerintah, sistem perpajakan yang tidak memberatkan pengusaha, dll.

4. Menyiapkan sistem informasi dan rencana pengembangan ekonomi yang

menyeluruh dan terpadu antar sektor ekonomi, sosial budaya, dan biofisik yang

mampu memberikan segala informasi yang diperlukan bagi para pengusaha,

antara lain meliputi infromasi tentang : berbagai peluang usaha yang

menguntungkan, besaran investasi yang diperlukan, kendala dan permasalahan

yang ada, sumber daya yang tersedia, kebijakan dan rencana pemerintah,

termasuk rencana pengembangan infrastruktur, dll.

5. Menerapkan kebijakan pengembangan ekonomi berkeadilan untuk ekonomi

skala besar, skala menengah maupun skala kecil, antara lain dengan

menerapkan perlakuan yang sama dalam memperoleh fasilitas kredit lunak

untuk modal kerja, mendorong keterkaitan usaha yang saling menguntungkan

antara ekonomi skala besar, menengah dan kecil.

6. Mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa, serta industri yang berbasis

pada potensi sumber daya alam setempat (misal : agro industri) di wilayah

perdesaan, melalui : promosi usaha, pemberian fasilitas kredit lunak,

perluasan pangsa pasar, serta pengembangan berbagai prasarana dan sarana

yang diperlukan (jalan akses, penyediaan air bersih, listrik, telepon, dll.).

7. Mengembangkan sistem jejaring ekonomi (economy network) yang terpadu

lintas sektor, dan lintas daerah, melalui : pengembangan pusat informasi usaha

di berbagai sektor, fasilitasi pemerintah dalam pengembangan kerjasama

usaha antar sektor dan antar daerah.

8. Mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) dan kegiatan

wirausaha antara lain melalui : pemberian fasilitas kredit usaha kecil (KUK) dan

menengah, perluasan pangsa pasar produksi UKM, fasilitasi dalam

meningkatkan kerjasama dengan usaha skala besar.

9. Meningkatkan daya saing produk-produk unggulan, khususnya produksi dari

UKM.

Page 159: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 21

NAD - BRR

Nias

10. Mengembangkan ekonomi perdesaan dan penciptaan lapangan kerja di

wilayah perdesaan.

D. Pengembangan Prasarana dan Sarana

D.1 Prasarana dan Sarana Transportasi :

1. Melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi prasarana dan sarana transportasi

yang rusak akibat dampak tsunami.

2. Meningkatkan aksesibilitas antara pusat-pusat kegiatan yang ada kawasan

perencanaan, melalui peningkatan kinerja pelayanan prasarana jalan raya

dan sarana angkutan umum yang menghubungkan antara :

a. Pusat-pusat Kecamatan dengan wilayah eksternal (kota Bireuen, Banda

Aceh, Medan, dan Takengon),

b. Pusat-pusat Desa dengan Pusat-pusat Kecamatan

c. Rencana kawasan industri Batee Geulungku dan rencana Pelabuhan di

Meunasah Mamplam, dengan wilayah eksternal (kota Bireuen, Banda

Aceh, Medan, dan Takengon),

d. Sentra produksi pertanian di Kec. Samalanga, Peusangan, dan Gandapura,

dengan wilayah eksternal (kota Bireuen, Banda Aceh, Medan, dan

Takengon),

e. Lokasi PPI dan TPI yang ada, sentra produksi perikanan tambak, Pasar

Hewan di Geurughok, dengan wilayah eksternal (kota Bireuen, Banda

Aceh, Medan, dan Takengon),

3. Memelihara kemantapan ruas-ruas jalan yang kondisinya sudah baik, melalui

pelaksanaan program pemeliharaan rutin dan berkala yang efektif.

4. Mengembangkan sistem jaringan jalan sekunder dengan “pola grid” pada

kawasan perencanaan yang sistem jaringan jalan sekundernya masih kurang,

khususnya untuk kawasan yang dilintasi oleh jalan nasional Banda Aceh-

Medan, dalam rangka memantapkan fungsi jalan ini sebagai jalan Arteri

Primer.

Page 160: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 22

NAD - BRR

Nias

LL Lokal

LL Lokal

LL Regional

JalanSekunder

Jalan Jalan

Primer Primer

JalanSekunder

JalanSekunder

JalanSekunder

LL Regional

Sistem Jaringan Jalan SekunderDengan Pola “Grid”

5. Mengendalikan pemanfaatan ruang di sekitar jalan Arteri Primer Banda Aceh-

Medan, dalam rangka mencegah terjadinya penurunan fungsi jalan Arteri

Primer pada ruas jalan tersebut.

6. Mendorong realisasi rencana pengembangan pelabuhan di kec. Simpang

Mamplam, melalui penyiapan studi kelayakan serta desain pelabuhan, serta

promosi kepada investor. Pengembangan pelabuhan laut di Kec. Simpang

Mamplam difokuskan pada pelayanan angkutan barang.

D.2 Prasarana dan Sarana Irigasi :

1. Perluasan jaringan irigasi sawah, dan pembangunan waduk/ bendungan untuk

mendukung kawasan-kawasan sentra produksi pertanian tanaman pangan, di

Kecamatan Samalanga, Peusangan dan Gandapura.

2. Rehabilitasi pada jaringan irigasi yang terdegradasi

3. Perbaikan manajemen atau sistem pengelolaan prasarana dan sarana irigasi

yang ada.

4. Pengembangan sarana produksi pertanian.

5. Melakukan pembangunan prasarana dan sarana jaringan irigasi baru pada

daerah yang mempunyai daya dukung potensi air baik dan areal sawah

potensial

Page 161: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 23

NAD - BRR

Nias

D.3 Prasarana dan Sarana Permukiman :

1. Melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi prasarana dan sarana permukiman,

meliputi : prasarana dan sarana drainase dan pengendali banjir, penyediaan air

bersih, pengelolaan sampah dan air limbah (sanitasi), serta sarana pendidikan

dan kesehatan, yang rusak akibat dampak tsunami.

2. Melakukan pengembangan prasarana dan sarana permukiman sesuai kebutuhan

dengan mengacu pada standar pelayanan minimal prasarana dan sarana

terhadap jumlah penduduk tahun rencana di kawasan perencanaan.

3. Pengembangan prasarana dan sarana permukiman diprioritaskan pada daerah-

daerah yang secara kumulatif sangat kurang terhadap ketersediaan prasarana

dan sarananya, serta daerah-daerah yang dianggap strategis, seperti : kawasan

sentra produksi pertanian di Kec. Samalanga, Peusangan, dan Gandapura, dan

rencana kawasan Industri Bate Geulungku dan rencana pelabuhan di Kec.

Simpang Mamplam.

4. Pengembangan sumber daya air dari S. Bate Ilie, Kec. Samalanga sebagai

sumber air baku untuk kebutuhan air bersih di kawasan industri Bate

Geulungku dan rencana pelabuhan di Kec. Simpang Mamplam, serta untuk

keerluan pengairan untuk perluasan sawah pada kawasan sentra produksi

pertanian di Kec. Samalanga, dengan melakukan penyiapan studi kelayakan

terlebih dahulu.

5. Pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman tidak hanya melayani

lingkup lokal saja, namun juga dapat melayani beberapa wilayah kecamatan.

D.4 Penanganan Daerah Rawan Gempa dan Tsunami

1. Menempatkan stasion Pemantau / Pengamat Gempa di daerah rawan gempa

dan menambah peralatan yang lebih modern.

2. Bekerja sama dengan negara lain yang lebih modern dan saling tukar

menukar Informasi.

3. Mengadakan pelatihan – pelatihan petugas pengamat stasion gempa apabila

terjadi gempa untuk peringatan dini.

Page 162: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 24

NAD - BRR

Nias

4. Mengadakan kerja sama dengan instansi terkait mengenai prosedur penangan

korban gempa dan tsunami, serta evakuasi masyarakat yang terkena dampak

gempa dan tsunami.

5. Mengadakan penyuluhan bagi masyakat yang tinggal di daerah rawan gempa

dan tsunami.

Page 163: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 25

NAD - BRR

Nias

3.4 KECAMATAN SAMALANGA

3.4.1 IDENTIFIKASI KONDISI DAN PERMASALAHAN YANG ADA

A. FISIK DAN LINGKUNGAN

A.1 Morfologi

Kondisi morfologi di Kec. Samalanga adalah berupa dataran di sebelah Utara

(antara lain meliputi desa: Meunasah Lincah, Meuliek, Namploh Baro, Namploh

Manyang, Keude Aceh, Matang Teungoh, Ulee Ue, Tanjongan Idem, Maunasa Puuk)

dan perbukitan di sebelah Selatan.

A.2 Jenis Tanah

Jenis tanah di Kec. Samalanga, meliputi : Aluvial, Hidromorf kelabu, dan Podsolik

Merah Kuning. Jenis tanah Aluvial umumnya relatif subur dan sesuai untuk

pengembangan pertanian, jenis tanah Podsolik Merah Kuning sesuai untuk tanaman

perkebunan atau tahunan.

A.3 Kedalaman Efektif Tanah

Kedalaman efektif tanah di Kec. Samalanga, sebagian besar memiliki kedalaman

efektif antara 30 – 60 cm (92,66 %), dan sebagian kecil memiliki kedalaman efektif

> 90 cm (7,34 %). Kedalaman efektif tanah ini akan menjadi dasar pertimbangan

untuk penentuan kedalaman fondasi bangunan.

A.4 Sumber Daya Air

Sumber Daya Air Permukaan di kecamatan Samalanga meliputi Sumber Daya Air

Sungai, Rawa/paya dan waduk, diantaranya Krueng / Sungai ( Samalanga 112 Ha,

Bate Iliek 110 Ha dan Arongan 50 Ha ), Paya/Rawa Cot Mane 5 Ha dan Waduk Cot

Tembok 5 ha.

A.5 Daerah Rawan Banjir

Daerah Wilayah Kecamatan Samalanga yang berpotensi rawan banjir adalah daerah

Pesisir yang relatip datar 0 - 5 meter di atas permukaan air laut, meliputi daerah

sekitar muara sungai kuala Sukon dan Kuala Arongan yang kondisinya mengalami

Page 164: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 26

NAD - BRR

Nias

pendangkalan akibat sedimentasi dan akresi yang menimbulkan penyempitan “

Bottel Neck “ di bagian hilir ( muara ) .

A.6 Daerah Rawan Gempa

Daerah Wilayah Kecamatan Samalanga berpotensi mengalami bencana kegempaan

di tinjau dari tatanan struktur geologi tektonik regional pulau Sumatra yang

sewaktu-waktu dapat menimbulkan gempa tektonik dengan skala 6-7 reichter ,

patahan – patahan tersebut. Salah satunya dapat dijumpai di krueng Peusangan.

A.7 Daerah Rawan Tsunami

Daerah Kecamatan samalanga yang berpotensi terhadap bencana tsunami adalah

daerah Pesisir yaitu meliputi desa-desa pesisir baik desa tambak maupun desa

pantai yang beresiko berat yaitu Maunasah Lancok, Maunasah Lincah, Angkieng

Barat, Tanjung Baro, Matang Teugeh, Pineung Siribee, Kampung Baro, Panthe

rheng. Faktor penyebab di sepanjang pesisir desa-desa pantai tidak terdapat zona

penyanggah (buffer zone) ekosistim hutan mangrove yang mampu menahan laju

gelombang tsunami secara alamiah, serta kedalaman toporafi daerah perairan

pantai Samalanga 20 – 60 meter, yang juga berpengaruh terhadap laju kecepatan

rambat gelombang C = L/T terhadap kedalaman laut d/L dan semakin ke arah darat

cepat rambat gelombang semakin melemah ( Refraksi Gelombang ).

Luas wilayah daerah pesisir 3.895,77 Ha ( 2,049 % ), Meliputi Desa Tambak dan desa

Pantai yaitu ; Desa Maunasa Lancok, Matang Teuguh, Meuliek, Angking Barat,

Tanjung Baro, Pineung Sirebe, Kampung Baro, Pante Rheng, Sangso

A.8 Kelautan dan Lingkungan Pesisir

Morfologi Daerah Pesisir

Penggunaan lahan dan kenampakan yang ada adalah pertambakan, pemukiman

penduduk, perkebunan kelapa dan sawah dengan panjang garis pantai 4,7 km.

Potensi Sumber Daya Hayati

Komunitas Hutan Mangrove di desa Pineung Siribee 0,5 Ha dan Desa Kampung Baro

0,5 Ha, Ekosistim Estuaria Muara Sungai ( Kuala Samalanga, Kuala Sukon dan Kuala

Arogan), Perikanan Tangkap dengan sarana pendukung TPI Pante Rheng , Budidaya

Perikanan Tambak seluas 572 Ha, Ekosisitim Padang Lamun, Ekosistim Pantai Pasir.

Page 165: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 27

NAD - BRR

Nias

Permasalahan Kelautan dan Lingkungan Pesisir

Kerusakan Ekosistim Hutan Mangrove, Abrasi di sepanjang pesisir pantai, Akresi

di Muara Sungai Samalanga ( sedang dalam pengerukan )

Analisis Penanganan dan Pengembangan

Berdasarkan permasalahan kelautan dan lingkungan pesisir yang ada di Kec.

Samalanga, maka beberapa bentuk penanganan dan pengembangan yang diperlukan

adalah sebagai berikut :

1. Ekosistim Hutan Mangrove ( Bakau )

a. Melindungi dan Mencegah kerusakan keberadaan Ekosistim Hutan

Mangrove ( Bakau ) di Desa Pineung Sirebee dan Desa Kampung Baro

sebagai kawasan lindung ( perlindungan setempat / Sepadan Pantai ).

b. Mereboisasi Kawasan Pesisir pantai dengan menanam kembali tanaman bakau

(mangrove) di desa Desa Angking Barat, Tanjung Baro, Pineung Sirebe,

Kampung Baro, Pante Rheng, Sangso sebagai kawasan perlindungan setempat

( sepadan pantai ).

c. Menetapkan sistem pengelolaan hutan mangrove pada masyarakat setempat

disertai dengan program pembinaan manfaat tanaman bakau, karena bakau

dapat juga dijadikan sebagai bahan konstruksi, kayu bakar, bahan baku arang

dan bahan baku kertas, pemasok larva beberapa jenis ikan, udang dan juga

bisa sebagai daerah pariwisata ( Dr. Dietriech G. Bengen, 2001 ).

d. Melibatkan dan Mengikutsertakan Peran Tokoh Masyarakt, Lembaga Swadaya

Masyarakat, Praktisi Pendidikan dan Kelembagaan yang Berwenang dalam

perencanaan dan pengelolaan hutan mangrove.

e. Mencegah dan mengadakan pemantauan ( Monitoring ) terjadinya aktifitas

pengembangan di wilayah pesisir atau perluasan lahan (pemukiman dan

tambak) yang dapat merusak komunitas hutan mangrove.

f. Merencanakan Program Kadaster Laut dan Pesisir ( Marine and Coastal

Cadaster ) yaitu sistem pertanahan berbasis persil yang menjelaskan data

kepemilikan dan peruntukannya dengan Pentahapan sebagai berikut ; Batas

Page 166: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 28

NAD - BRR

Nias

Laut dan Pesisir – Dinamika Laut dan Pesisir – Tata Wilayah Laut dan Pesisir –

Kadaster Laut dan Pesisir ( Hak, Larangan Dan Kewajiban )

2. Ekosistim Estuaria

a. Mencegah dan Melindungi daerah ekosistim estuaria dari pencemaran air

sungai akibat dari limbah ( hulu ) yang dihasilkan oleh kegiatan di darat.

b. Mencegah, melarang dan mengarahkan masyarakat setempat untuk memakai

jaring tertentu dalam menangkap ikan di wilayah Estuaria karena beberapa

biota laut memanfaatkan daerah estuaria untuk bertelur dan menetas.

3. Ekosistim Padang Lamun

Menetapkan Zonasi Wilayah Ekosistim Padang Lamun sebagai zona laut bebas

dari aktivitas kapal untuk membuang sauh dan dari pencemaran air laut

maupun kegiatan yang dapat merusak lingkungan tersebut.

4. Ekosistim Pasir Pantai

Mencegah dan Melarang terhadap penambangan pasir pantai.

5. Perikanan Tangkap

Pembenahan dan Merehabilitasi kondisi TPI Pante Rheng dengan pembangunan

dermaga Baru untuk mempercepat aksesibelitas nelayan, Pengadaan

pengolahan alat-alat perikanan, Pengadaan pancing tuna / cakalang, Pengadaan

keramba jaring tancap, Pembangunan Balai Nelayan

6. Perikanan Tambak

Merehabilitasi Kawasan Tambak yang terkena dampak tsunami

7. Abrasi

a. Penanggulangan abrasi pantai secara alamiah dengan memanfaatkan sumber

daya ekosistim hutan mangrove ( Vegetasi ) dan Reboisasi di desa pantai

Angking Barat, Tanjung Baro, Pineung Sirebe, Kampung Baro, Pante Rheng

dan Sangso.

b. Penanggulangan abrasi pantai dengan sistim Proteksi Bangunan Pantai (

Coastal Engineering ) yaitu Sea Wall, Bulkhealt dan Revetment, dengan

mengutamakan dan memanfaatkan batuan yang banyak tersebar di

Page 167: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 29

NAD - BRR

Nias

kabupaten bireuen di desa pantai Angking Barat, Tanjung Baro, Pineung

Sirebe, Kampung Baro, Pante Rheng dan Sangso.

8. Akresi

a. Mencegah terjadinya akresi di muara sungai dengan sistem proteksi

bangunan pantai ( Jetty ).

b. Mengadakan pengerukan di daerah muara sungai yang terjadi akresi untuk

memperlancar alur masuk kapal penangkap ikan dan juga untuk mencegah

terjadinya banjir.

c. Pengerukan Alur Pelayaran lebarnya maksimal 3 sampai 4 kali lebar kapal

terbersar yang direncanakan menggunakan alur tersebut dan kedalaman

maksimal 0,9 meter dari draf kapal terendam pada saat air surut ( Rendah ).

d. Pengerukan Alur Pelayaran tidak terlalu dekat dengan garis pantai yang

dapat menimbulkan longsornya tepi – tepi alur maupun erosi langsung dari

tepi alur akibat dari pukulan gelombang lalu lintas kapal.

e. Memanfaatkan bekas tanah hasil penimbunan pengerukan untuk reboisasi

kawasan hutan mangrove.

f. Mencegah dan Melarang bekas tanah penimbunan hasil pengerukan untuk

dijadikan pemukiman dan pertambakan.

A.9 Penggunaan Lahan

Kondisi Penggunaan Lahan

Pada saat ini, data penggunaan lahan di Kecamatan Samalanga yang tersedia adalah

data penggunaan lahan dari data Podes tahun 2003 atau kondisi sebelum terjadinya

bencana tsunami. Sedangkan data Podes tahun 2005 tidak memuat data

penggunaan lahan maupun data luas desa/kelurahan yang ada, namun hanya

memuat peta batas desa/kelurahan pada tahun 2005. Dari hasil persandingan peta

batas desa/kelurahan antara data Podes tahun 2003 dan 2005, menunjukkan adanya

perbedaan jumlah maupun batas desa/kelurahan yang ada.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka konsultan memutuskan untuk mulai

mengukur luas desa/kelurahan yang ada dengan basis peta batas desa/kelurahan

Page 168: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 30

NAD - BRR

Nias

dari data Podes tahun 2005, dimana hasilnya dapat dilihat pada tabel luas desa

prioritas pada sub bab 4.2. Sedangkan untuk data penggunaan lahannya, konsultan

akan melakukan pengukuran penggunaan lahan berdasarkan hasil interprestasi dari

Peta Citra Ikonos skala 1 : 12.000, yang hasilnya masih belum dapat disajikan pada

ini.

Analisis Kesesuaian Lahan

Secara umum, kawasan yang perlu dilindungi di kecamatan Samalanga adalah

kawasan rawan bencana alam (tsunami) dan kawasan lindung setempat, meliputi :

Kawasan Sempadan Pantai, Sempadan Sungai, Kawasan Sekitar Mata Air, dan Kawasan Sekitar

Danau/Waduk, dimana kriteria dan arahannya diatur dalam Keppres No. 32 Tahun 1990,

sebagai berikut :

1. Sempadan Pantai, adalah daratan sepanjang tepian pantai yang lebarnya

proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai sekurang-kurangnya 100 m

dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

2. Sempadan Sungai :

a. Sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul di luar

kawasan perkotaan dan 3 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul di dalam

kawasan perkotaan;

b. Sekurang-kurangnya 100 m di kanan kiri sungai besar dan 50 meter di kanan

kiri sungai kecil yang tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan;

c. Sekurang-kurangnya 10 m dari tepi sungai untuk yang mempunyai kedalaman

tidak lebih dari 3 m;

d. Sekurang-kurangnya 15 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai

kedalaman lebih dari 3 m sampai dengan 20 m;

e. Sekurang-kurangnya 30 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai

kedalaman lebih dari 20 m;

f. Sekurang-kurangnya 100 m dari tepi sungai untuk sungai yang terpengaruh

oleh pasang surut air laut, dan berfungsi sebagai jalur hijau.

3. Kawasan Sekitar Mata Air, adalah kawasan dengan radius sekurang-kurangnya

200 m di sekitar mata air.

Page 169: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 31

NAD - BRR

Nias

4. Kawasan Sekitar Danau/Waduk, adalah daratan sepanjang tepian waduk dan

situ yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik waduk dan situ

sekurang-kurangnya 50 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

5. Kawasan Rawan Bencana Tsunami, diarahkan mengacu pada arahan dalam

Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias yang akan dijelaskan

pada bagian selanjutnya.

Adapun kesesuaian lahan untuk kawasan budidaya, serta kawasan rawan terhadap

bencana tsunami adalah mengacu pada arahan pemanfaatan ruang Kabupaten

Bireuen, yang termuat dalam Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-

Nias, sebagai berikut :

1. Zona Pantai dan Perikanan

Zona ini tersebar di sepanjang pantai dari Timur ke Barat Kabupaten Bireuen,

dengan kegiatan utama adalah zona penyangga (buffer zone), zona budidaya

perikanan tangkap dan perikanan budidaya, dengan kegiatan pendukung

berupa pelabuhan perikanan, serta pengembangan pelabuhan rakyat Kuala

Radja, Pelabuhan Kawasan Industri Batee Geulumpu dan Pelabuhan Perikanan

Peudada sebagai alternatif percepatan aksesibilitas perekonomian Kabupaten

Bireuen.

2. Zona Permukiman Terbatas

Zona permukiman terbatas direncanakan di sepanjang jalur jalan ke arah Zona

Pantai, yang semula padat oleh permukiman, serta di berbagai tempat yang

mengalami kerusakan, baik oleh gempa maupun tsunami. Zona ini

dikembangkan untuk permukiman terbatas dan budidaya pertanian, serta

memperhatikan konstruksi bangunan (pemerintah dan masyarakat) yang tahan

terhadap gempa dan tsunami

3. Zona Pengembangan Kegiatan

Zona ini berada di bagian selatan jalur jalan nasional dengan kegiatan utama

adalah pertanian lahan basah (sawah irigasi) dan pertanian lahan kering. Pada

beberapa wilayah di zona ini akan dikembangkan pusat-pusat permukiman baru

(Gampong Putoh, Blang Rangkuluh, Leubu Mesjid), sebagai alternatif bagi

Page 170: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 32

NAD - BRR

Nias

perluasan pengembangan permukiman di Zona Permukiman Terbatas, sekaligus

dengan mengembangkan jalur jalan alternatif untuk mengurangi beban jalur

jalan nasional.

Gambar 3.5 - Zonasi Kabupaten Bireuen

B. SOSIAL EKONOMI

B.1 Jumlah Penduduk dan KK Eksisting

Jumlah penduduk dan Kepala Keluarga (KK) pada seluruh desa yang ada di

Kecamatan Samalanga pada tahun 2005 adalah 23.390 jiwa dan 5.351 KK, dengan

jumlah penduduk dan KK terbesar adalah di Desa Mideun Jok sebanyak 1.515 jiwa

dan 302 KK, serta terkecil di desa Mns. Lancok sebanyak 105 jiwa dan 24 KK.

No Kode Peta Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Laki-Laki Wanita Total Keluarga

1 001 MEURAH 288 337 625 136

2 002 COT MEURAK BLANG 259 342 601 132

3 003 BATEE ILIEK 326 398 724 129

4 005 COT MEURAK BAROH 171 226 397 76

5 006 MESJID BARO 210 291 501 130

6 007 DARUSSALAM 270 300 570 257

7 008 MATANG II MNS 315 462 777 178

8 009 MATANG WAKEUH 187 201 388 100

Page 171: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 33

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Laki-Laki Wanita Total Keluarga

9 010 MATANG JAREUNG 337 343 680 162

10 011 ALUE BARAT 109 122 231 57

11 012 ULEE ALUE 152 173 325 72

12 013 COT MANE 133 148 281 77

13 034 PALOH 167 221 388 73

14 035 KAMPUNG MEULUM 413 490 903 171

15 036 GEULUMPANG BUNGKOK 289 307 596 121

16 037 LANCOK 155 199 354 82

17 038 ULEE JEUMATAN 191 186 377 78

18 039 LHOK SEUMIRA 128 213 341 80

19 040 LUENG KEUBEU 222 266 488 76

20 041 MIDEUN GEUDONG 153 165 318 67

21 042 MEUNASAH LUENG 140 155 295 58

22 043 NAMPLOH PAPEUEN 202 251 453 110

23 044 MEULIEK 257 315 572 147

24 048 NAMPLOH KRUENG 160 183 343 83

25 049 MIDEUN JOK 881 634 1,515 302

26 050 KAMPUNG PUTOH 467 463 930 160

27 051 NAMPLOH BARO 207 196 403 83

28 052 NAMPLOH BLANG GARANG 148 165 313 75

29 053 KANDANG 294 380 674 147

30 054 NAMPLOH MANYANG 88 127 215 58

31 070 SANGSO 488 548 1,036 234

32 071 KEUDE ACEH 402 387 789 178

33 072 KAMPUNG BARO 206 244 450 110

34 073 PINEUNG SIRI BEE 325 334 659 166

35 074 MATANG TEUNGOH 241 308 549 127

36 075 ULEE UE 116 125 241 61

37 076 TANJONGAN IDEM 135 115 250 72

38 077 TANJONG BARO 357 371 728 175

39 078 MEUNASAH LINCAH 89 102 191 54

40 079 ANKIENG BARAT 141 165 306 76

41 080 MNS PUUK 108 131 239 66

42 081 MNS LANCOK 47 58 105 24

43 082 COT SIREN 128 140 268 68

44 084 PANTE RHEENG 397 489 886 182

45 085 PULO BAROH 289 312 601 132

46 087 GLUMPANG PAYONG 274 240 514 149

Page 172: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 34

NAD - BRR

Nias

B.2 Pertumbuhan Penduduk dan Proyeksi Penduduk Tahun 2010

Adapun pertumbuhan penduduk pada desa-desa di Kec. Samalanga dari tahun 2003-

2005 sebagian menunjukkan angka pertumbuhan negatif, berkisar antara -0,25

sampai -33,83 %. Hal ini kemungkinan disebabkan dampak tsunami yang cukup

parah di Kecamatan Samalanga. Berdasarkan angka pertumbuhan yang ada,

selanjutnya diproyeksikan jumlah penduduk di desa-desa Kec. Samalanga pada

tahun 2010, total sebesar 25.824 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk tiap desa

disajikan pada tabel berikut.

No. Kode Nama Desa/ Kel. sekarang Status Desa/Kota

Luas Wilayah

(Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk Tahun

2010 (Jiwa)

1 001 MEURAH Desa 184.42 556 625 690 2 002 COT MEURAK BLANG Desa 151.60 480 601 664 3 003 BATEE ILIEK Desa 216.10 784 724 799 4 005 COT MEURAK BAROH Desa 144.27 399 397 438 5 006 MESJID BARO Desa 72.14 482 501 553 6 007 DARUSSALAM Desa 52.79 543 570 629 7 008 MATANG II MNS Desa 130.67 711 777 858 8 009 MATANG WAKEUH Desa 80.99 416 388 428 9 010 MATANG JAREUNG Desa 94.88 1,176 680 751

10 011 ALUE BARAT Desa 195.31 345 231 255 11 012 ULEE ALUE Desa 560.37 333 325 359 12 013 COT MANE Desa 72.67 358 281 310 13 034 PALOH Desa 97.33 366 388 428 14 035 KAMPUNG MEULUM Desa 123.25 799 903 997 15 036 GEULUMPANG BUNGKOK Desa 118.65 667 596 658 16 037 LANCOK Desa 48.18 397 354 391 17 038 ULEE JEUMATAN Desa 147.62 403 377 416 18 039 LHOK SEUMIRA Desa 99.00 322 341 376 19 040 LUENG KEUBEU Desa 144.77 308 488 539 20 041 MIDEUN GEUDONG Desa 115.76 364 318 351 21 042 MEUNASAH LUENG Desa 107.26 293 295 326 22 043 NAMPLOH PAPEUEN Desa 125.62 460 453 500 23 044 MEULIEK Desa 15.63 535 572 632 24 048 NAMPLOH KRUENG Desa 73.63 396 343 379 25 049 MIDEUN JOK Desa 181.24 1,440 1,515 1,673 26 050 KAMPUNG PUTOH Desa 111.83 2,124 930 1,027 27 051 NAMPLOH BARO Desa 116.48 354 403 445

28 052 NAMPLOH BLANG GARANG Desa 122.04 341 313 346

29 053 KANDANG Desa 477.36 764 674 744

Page 173: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 35

NAD - BRR

Nias

No. Kode Nama Desa/ Kel. sekarang Status Desa/Kota

Luas Wilayah

(Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk Tahun

2010 (Jiwa)

30 054 NAMPLOH MANYANG Desa 34.57 217 215 237 31 070 SANGSO Desa 261.24 698 1,036 1,144 32 071 KEUDE ACEH Kota 128.64 787 789 871 33 072 KAMPUNG BARO Desa 642.06 476 450 497 34 073 PINEUNG SIRI BEE Desa 448.25 663 659 728 35 074 MATANG TEUNGOH Desa 121.17 589 549 606 36 075 ULEE UE Desa 91.75 213 241 266 37 076 TANJONGAN IDEM Desa 291.00 260 250 276 38 077 TANJONG BARO Desa 233.12 658 728 804 39 078 MEUNASAH LINCAH Desa 128.01 197 191 211 40 079 ANKIENG BARAT Desa 159.15 291 306 338 41 080 MNS PUUK Desa 603.08 253 239 264 42 081 MNS LANCOK Desa 656.93 126 105 116 43 082 COT SIREN Desa 117.22 309 268 296 44 084 PANTE RHEENG Desa 1,412.07 1,010 886 978 45 085 PULO BAROH Desa 83.67 760 601 664 46 087 GLUMPANG PAYONG Desa 226.82 596 514 567

TOTAL 9,821 25,019 23,390 25,824

B.3 Mata Pencaharian Penduduk dan Jumah KK Miskin

Hampir seluruh desa yang ada di Kecamatan Samalanga memiliki mata pencaharian

utama pada sektor pertanian tanaman pangan, kecuali untuk desa Keude Aceh

memiliki mata pencaharian utama sektor perdagangan.

Adapun jumlah Kepala Keluarga (KK) Miskin adalah 2.836 KK atau 53 % dari total

jumlah KK yang ada, dengan jumlah KK Miskin terbesar terdapat di desa Panthe

Rheeng, yakni sebanyak 159 KK atau 87,4 % dari jumlah KK yang ada di desa ini.

Sebanyak 28 (dua puluh delapan) desa yang ada di Kec. Samalanga memiliki

persentase jumlah KK miskin di atas 50 %. Kondisi ini dapat digunakan sebagai

indikator kebutuhan penanganan masalah kemiskinan di Kec. Samalanga.

No Kode Nama Desa Keluarga di Sektor Sumber Peta Pertanian Keluarga Miskin Penghasilan Sub Sektor Buruh Tani

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Utama Pertanian Jumlah Presentase

1 001 MEURAH 135 99 56 41.2 Pertanian Tanaman Pangan 200 32.3

2 002 COT MEURAK BLANG 131 99 104 78.8 Pertanian Tanaman Pangan 280 47.1

3 003 BATEE ILIEK 97 75 90 69.8 Pertanian Tanaman Pangan 115 21.2

4 005 COT MEURAK BAROH 75 99 38 50.0 Pertanian Tanaman Pangan 140 35.6

Page 174: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 36

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa Keluarga di Sektor Sumber Peta Pertanian Keluarga Miskin Penghasilan Sub Sektor Buruh Tani

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Utama Pertanian Jumlah Presentase

5 006 MESJID BARO 104 80 53 40.8 Pertanian Tanaman Pangan 80 20.0

6 007 DARUSSALAM 218 85 47 18.3 Pertanian Tanaman Pangan 60 12.4

7 008 MATANG II MNS 142 80 160 89.9 Pertanian Tanaman Pangan 160 25.7

8 009 MATANG WAKEUH 85 85 47 47.0 Pertanian Tanaman Pangan 60 18.2

9 010 MATANG JAREUNG 138 85 92 56.8 Pertanian Tanaman Pangan 130 22.5

10 011 ALUE BARAT 54 94 45 78.9 Pertanian Tanaman Pangan 90 41.4

11 012 ULEE ALUE 70 97 68 94.4 Pertanian Tanaman Pangan 79 25.1

12 013 COT MANE 69 90 74 96.1 Pertanian Tanaman Pangan 94 37.2

13 034 PALOH 58 80 50 68.5 Pertanian Tanaman Pangan 60 19.3

14 035 KAMPUNG MEULUM 162 95 156 91.2 Pertanian Tanaman Pangan 250 29.1

15 036 GEULUMPANG BUNGKOK 120 99 97 80.2 Pertanian Tanaman Pangan 397 67.3

16 037 LANCOK 66 80 45 54.9 Pertanian Tanaman Pangan 65 23.0

17 038 ULEE JEUMATAN 77 99 61 78.2 Pertanian Tanaman Pangan 100 26.8

18 039 LHOK SEUMIRA 76 95 50 62.5 Pertanian Tanaman Pangan 175 54.0

19 040 LUENG KEUBEU 74 98 50 65.8 Pertanian Tanaman Pangan 70 14.6

20 041 MIDEUN GEUDONG 60 90 48 71.6 Pertanian Tanaman Pangan 58 20.3

21 042 MEUNASAH LUENG 55 95 42 72.4 Pertanian Tanaman Pangan 47 16.8

22 043 NAMPLOH PAPEUEN 77 70 60 54.5 Pertanian Tanaman Pangan 60 18.9

23 044 MEULIEK 144 98 47 32.0 Pertanian Tanaman Pangan 40 7.1

24 048 NAMPLOH KRUENG 82 99 45 54.2 Pertanian Tanaman Pangan 150 44.2

25 049 MIDEUN JOK 272 90 46 15.2 Pertanian Tanaman Pangan 82 6.0

26 050 KAMPUNG PUTOH 120 75 51 31.9 Pertanian Tanaman Pangan 87 12.5

27 051 NAMPLOH BARO 66 80 50 60.2 Pertanian Tanaman Pangan 40 12.4

28 052 NAMPLOH BLANG GARANG 71 95 17 22.7 Pertanian Tanaman Pangan 102 34.3

29 053 KANDANG 118 80 35 23.8 Pertanian Tanaman Pangan 115 21.3

30 054 NAMPLOH MANYANG 55 95 35 60.3 Pertanian Tanaman Pangan 35 17.1

31 070 SANGSO 176 75 62 26.5 Pertanian Tanaman Pangan 305 39.3

32 071 KEUDE ACEH 0 0 50 28.1 Perdagangan 30

33 072 KAMPUNG BARO 83 75 92 83.6 Pertanian Tanaman Pangan 92 27.3

34 073 PINEUNG SIRI BEE 133 80 54 32.5 Pertanian Tanaman Pangan 25 4.7

35 074 MATANG TEUNGOH 114 90 92 72.4 Pertanian Tanaman Pangan 96 19.4

36 075 ULEE UE 59 97 11 18.0 Pertanian Tanaman Pangan 85 36.4

37 076 TANJONGAN IDEM 58 80 46 63.9 Pertanian Tanaman Pangan 85 42.5

38 077 TANJONG BARO 35 20 90 51.4 Pertanian Tanaman Pangan 96 65.9

39 078 MEUNASAH LINCAH 49 90 39 72.2 Pertanian Tanaman Pangan 87 50.6

40 079 ANKIENG BARAT 68 90 49 64.5 Pertanian Tanaman Pangan 79 28.7

41 080 MNS PUUK 59 90 48 72.7 Pertanian Tanaman Pangan 52 24.2

42 081 MNS LANCOK 19 80 20 83.3 Pertanian Tanaman Pangan 60 71.4

43 082 COT SIREN 67 99 60 88.2 Pertanian Tanaman Pangan 107 40.3

44 084 PANTE RHEENG 177 97 159 87.4 Pertanian Tanaman Pangan 15 1.7

45 085 PULO BAROH 92 70 60 45.5 Pertanian Tanaman Pangan 185 44.0

46 087 GLUMPANG PAYONG 119 80 45 30.2 Pertanian Tanaman Pangan 65 15.8

Page 175: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 37

NAD - BRR

Nias

C. PRASARANA DAN SARANA

C.1 Transportasi

Secara umum, seluruh desa yang ada di Kecamatan Samalanga dihubungkan oleh

prasarana jaringan jalan dengan tipe perkerasan aspal/beton, sirtu, dan tanah, dan

hampir seluruh desa dapat dijangkau oleh kendaraan roda-4, kecuali 2 (dua)

desa, yakni : Desa Darussalam dan Ulee Jematan. Kondisi ini menunjukkan bahwa

secara kuantitas hampir seluruh desa di Kec. Samalanga telah cukup terlayani

oleh prasarana jaringan jalan yang ada, kecuali untuk 2 (desa) tersebut, dan

dari segi kualitas, terdapat 5 (lima) desa yang prasarana jaringan jalannya perlu

ditingkatkan dari jenis permukaan tanah menjadi minimal jenis Sirtu (Pasir

Batu), sehingga dapat dilalui oleh kendaraan roda-4 di musim hujan.

Adapun sarana angkutan umum ke desa-desa di kec. Samalanga sebagian besar

adalah ojek (sepeda motor), kecuali untuk Desa Meurah dan Matang Wakeuh. Untuk

lebih jelasnya lihat tabel berikut :

No Kode Peta Nama Desa

Sebagian Besar Cara Lalu Lintas

Antar Desa Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan

Roda 4/ Lebih Sepanjang

Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

1 001 MEURAH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Kend Roda 3/Lebih

2 002 COT MEURAK BLANG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

3 003 BATEE ILIEK Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

4 005 COT MEURAK BAROH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

5 006 MESJID BARO Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

6 007 DARUSSALAM Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

7 008 MATANG II MNS Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

8 009 MATANG WAKEUH Darat Aspal/Beton Ya Kend Roda 3/Lebih

9 010 MATANG JAREUNG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

10 011 ALUE BARAT Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

11 012 ULEE ALUE Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

12 013 COT MANE Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

13 034 PALOH Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

14 035 KAMPUNG MEULUM Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

15 036 GEULUMPANG BUNGKOK Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

16 037 LANCOK Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

17 038 ULEE JEUMATAN Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

18 039 LHOK SEUMIRA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

19 040 LUENG KEUBEU Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

Page 176: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 38

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa

Sebagian Besar Cara Lalu Lintas

Antar Desa Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan

Roda 4/ Lebih Sepanjang

Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

20 041 MIDEUN GEUDONG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

21 042 MEUNASAH LUENG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

22 043 NAMPLOH PAPEUEN Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

23 044 MEULIEK Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

24 048 NAMPLOH KRUENG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

25 049 MIDEUN JOK Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

26 050 KAMPUNG PUTOH Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

27 051 NAMPLOH BARO Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

28 052 NAMPLOH BLANG GARANG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

29 053 KANDANG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

30 054 NAMPLOH MANYANG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

31 070 SANGSO Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

32 071 KEUDE ACEH Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

33 072 KAMPUNG BARO Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

34 073 PINEUNG SIRI BEE Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

35 074 MATANG TEUNGOH Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

36 075 ULEE UE Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

37 076 TANJONGAN IDEM Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

38 077 TANJONG BARO Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

39 078 MEUNASAH LINCAH Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

40 079 ANKIENG BARAT Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

41 080 MNS PUUK Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

42 081 MNS LANCOK Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

43 082 COT SIREN Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

44 084 PANTE RHEENG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

45 085 PULO BAROH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

46 087 GLUMPANG PAYONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

C.2 Prasarana Air Bersih, Air Limbah dan Sampah

Hampir seluruh desa di Kec. Samalanga menggunakan sumur sebagai sumber air

bersih. Untuk prasarana dan sarana sanitasi berupa jamban umum tersedia pada

sebagian desa (24 desa) yang ada, dan sebanyak 9 (sembilan) desa menggunakan

sarana bukan jamban. Secara umum, kondisi ini menunjukkan kebutuhan

pembangunan jamban umum agar minimal dapat melayani 80 % masyarakat di

kecamatan Samalanga.

Page 177: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 39

NAD - BRR

Nias

Untuk pengolahan sampah, hampir seluruh desa menggunakan cara dibuang di

lubang dan dibakar, dan hanya 1 (satu) desa yang telah menggunakan cara lain

yaitu Desa Sangso. Secara umum, kondisi ini telah memenuhi standar pelayanan

minimal pengelolaan sampah yang ada untuk kawasan permukiman perkotaan

dan perdesaan.

No Kode Nama Desa Sumber Air Minum

Harus Membeli Air

Minum Tempat Buang

Air Besar Cara

Membuang Sampah

1 001 MEURAH Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

2 002 COT MEURAK BLANG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

3 003 BATEE ILIEK Sungai/Danau Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

4 005 COT MEURAK BAROH Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

5 006 MESJID BARO Sumur Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

6 007 DARUSSALAM Sumur Ada Jamban Umum Lobang/Dibakar

7 008 MATANG II MNS Sumur Ada Jamban Umum Lobang/Dibakar

8 009 MATANG WAKEUH Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

9 010 MATANG JAREUNG Sumur Tidak Jamban Bersama Lobang/Dibakar

10 011 ALUE BARAT Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

11 012 ULEE ALUE Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

12 013 COT MANE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

13 034 PALOH Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

14 035 KAMPUNG MEULUM Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

15 036 GEULUMPANG BUNGKOK Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

16 037 LANCOK Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

17 038 ULEE JEUMATAN Sumur Tidak Jamban Bersama Lobang/Dibakar

18 039 LHOK SEUMIRA Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

19 040 LUENG KEUBEU Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

20 041 MIDEUN GEUDONG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

21 042 MEUNASAH LUENG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

22 043 NAMPLOH PAPEUEN Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

23 044 MEULIEK Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

24 048 NAMPLOH KRUENG Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

25 049 MIDEUN JOK Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

26 050 KAMPUNG PUTOH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

27 051 NAMPLOH BARO Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

28 052 NAMPLOH BLANG GARANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

29 053 KANDANG Sumur Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

30 054 NAMPLOH MANYANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

31 070 SANGSO Sumur Tidak Jamban Bersama Diangkut

32 071 KEUDE ACEH Pipa PAM Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

33 072 KAMPUNG BARO Sumur Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

34 073 PINEUNG SIRI BEE Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

Page 178: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 40

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa Sumber Air Minum

Harus Membeli Air

Minum Tempat Buang

Air Besar Cara

Membuang Sampah

35 074 MATANG TEUNGOH Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

36 075 ULEE UE Sumur Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

37 076 TANJONGAN IDEM Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

38 077 TANJONG BARO Sumur Ada Jamban Umum Lobang/Dibakar

39 078 MEUNASAH LINCAH Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

40 079 ANKIENG BARAT Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

41 080 MNS PUUK Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

42 081 MNS LANCOK Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

43 082 COT SIREN Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

44 084 PANTE RHEENG Pipa PAM Ada Jamban Umum Lobang/Dibakar

45 085 PULO BAROH Sungai/Danau Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

46 087 GLUMPANG PAYONG Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

C.3 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Kecamatan Samalanga meliputi :

1. TK Swasta sebanyak 4 (empat) buah, dengan jangkauan pelayanan ke desa

terjauh (Desa Luengkeubeu) adalah 40,4 Km,

2. SD Negeri sebanyak 18 (delapan belas) buah, dengan jangkauan pelayanan ke

desa terjauh (Desa Luengkeubeu) adalah 5,5 Km,

3. SMP Negeri sebanyak 2 (dua) buah, dan SMP swasta sebanyak 3 (tiga) buah,

dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Luengkeubeu) adalah 5 Km.

4. SMU Negeri sebanyak 1 (satu) buah, dan SMU swasta sebanyak 2 (dua) buah,

dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Sangso) adalah 14 Km.

Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar

Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Umum No Kode Nama Desa

Peta Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 001 MEURAH 0 0 5 0 0 0.3 0 0 0.3 0 0 5.0

2 002 COT MEURAK BLANG 0 0 2 1 0 . 0 0 1.0 0 0 3.0

3 003 BATEE ILIEK 0 0 5 2 0 . 0 0 0.3 0 0 5.5

4 005 COT MEURAK BAROH 0 0 6 1 0 . 0 0 2.0 0 0 6.0

5 006 MESJID BARO 0 0 4 1 0 . 0 0 1.0 0 0 4.5

6 007 DARUSSALAM 0 0 2.5 0 0 0.4 0 0 2.5 0 0 3.0

7 008 MATANG II MNS 0 0 2 1 0 . 0 0 2.0 0 0 2.0

Page 179: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 41

NAD - BRR

Nias

Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar

Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Umum No Kode Nama Desa

Peta Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

8 009 MATANG WAKEUH 0 0 3 0 0 0.2 0 0 3.1 0 0 3.1

9 010 MATANG JAREUNG 0 0 2 1 0 . 0 0 2.0 0 0 2.5

10 011 ALUE BARAT 0 0 2.5 0 0 0.5 0 0 2.5 0 0 2.5

11 012 ULEE ALUE 0 0 2 0 0 0.5 0 0 2.0 0 0 12.0

12 013 COT MANE 0 0 3 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.0

13 034 PALOH 0 0 2.5 1 0 . 0 0 2.3 0 0 2.3

14 035 KAMPUNG MEULUM 0 0 4 0 0 1.0 0 0 4.0 0 0 4.0

15 036 GEULUMPANG BUNGKOK 0 0 4.5 1 0 . 0 0 4.0 0 0 4.0

16 037 LANCOK 0 0 3 0 0 0.8 0 0 3.5 0 0 3.5

17 038 ULEE JEUMATAN 0 0 3.5 0 0 0.3 0 0 3.5 0 0 4.0

18 039 LHOK SEUMIRA 0 0 3.5 1 0 . 0 0 3.7 0 0 4.0

19 040 LUENG KEUBEU 0 0 40.4 0 0 5.5 0 0 5.0 0 0 5.0

20 041 MIDEUN GEUDONG 0 0 3 0 0 3.1 0 0 3.2 0 0 3.2

21 042 MEUNASAH LUENG 0 1 0 0 0.2 0 0 2.6 0 0 2.7

22 043 NAMPLOH PAPEUEN 0 0 1.5 0 0 0.5 0 0 1.5 0 0 2.1

23 044 MEULIEK 0 0 1 0 0 0.5 0 0 0.5 0 0 1.0

24 048 NAMPLOH KRUENG 0 0 0.3 1 0 . 0 0 2.0 0 0 2.5

25 049 MIDEUN JOK 0 0 2.2 0 0 1.0 0 1 . 0 1 .

26 050 KAMPUNG PUTOH 0 0 3 0 0 1.5 0 2 . 0 1 .

27 051 NAMPLOH BARO 0 1 2 0 . 0 0 1.0 0 0 1.5

28 052 NAMPLOH BLANG GARANG 0 0 1 0 0 0.9 0 0 1.2 0 0 1.4

29 053 KANDANG 0 0 0.2 1 0 . 0 0 1.0 0 0 1.0

30 054 NAMPLOH MANYANG 0 0 0.3 0 0 0.3 0 0 0.4 0 0 12.0

31 070 SANGSO 0 0 0.3 0 0 0.3 0 0 0.4 0 0 14.0

32 071 KEUDE ACEH 0 1 1 0 . 1 0 . 1 0 .

33 072 KAMPUNG BARO 0 1 0 0 0.5 0 0 0.5 0 0 0.7

34 073 PINEUNG SIRI BEE 0 0 2.5 0 0 1.7 0 0 1.5 0 0 1.5

35 074 MATANG TEUNGOH 0 0 2.6 0 0 0.1 0 0 0.4 0 0 0.1

36 075 ULEE UE 0 0 2.5 0 0 1.0 0 0 1.0 0 0 0.2

37 076 TANJONGAN IDEM 0 0 2.5 0 0 0.2 1 0 . 0 0 0.5

38 077 TANJONG BARO 0 0 3 1 0 . 0 0 1.0 0 0 1.0

39 078 MEUNASAH LINCAH 0 0 3.2 0 0 0.5 0 0 1.3 0 0 0.5

40 079 ANKIENG BARAT 0 0 3 0 0 0.5 0 0 0.8 0 0 1.0

41 080 MNS PUUK 0 0 4 1 0 . 0 0 0.2 0 0 0.7

42 081 MNS LANCOK 0 0 3.3 0 0 0.5 0 0 1.0 0 0 0.8

43 082 COT SIREN 0 0 35 0 0 0.5 0 0 3.5 0 0 3.5 44 084 PANTE RHEENG 0 0 0.5 0 0 0.1 0 0 0.1 0 0 0.1

45 085 PULO BAROH 0 0 4 0 0 0.3 0 0 1.0 0 0 4.2

46 087 GLUMPANG PAYONG 0 0 2 0 0 0.1 0 0 2.0 0 0 2.2

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana desa-

Page 180: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 42

NAD - BRR

Nias

desa prioritas di Kecamatan Samalanga dianggap sebagai satu lingkungan, dengan

proyeksi penduduk pada tahun 2010 sebesar 25.824 jiwa, maka kebutuhan

tambahan sarana pendidikan di kawasan perencanaan Kec. Samalanga adalah

hanya berupa sarana TK sebanyak 21 (dua puluh satu) buah.

C.4 Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan di Kecamatan Samalanga meliputi :

1. Puskesmas sebanyak 1 (satu) buah, di Desa Keude Aceh, dengan jangkauan

pelayanan ke desa terjauh (Desa Cot Meurak Baroh) adalah 6 Km,

2. Puskesmas Pembantu sebanyak 4 (empat) buah, dengan jangkauan pelayanan ke

desa terjauh (Desa Cot Meurak Baroh) adalah 6 Km,

3. Posyandu sebanyak 44 (empat puluh empat) buah (hampir ada di setiap desa),

dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Ulee Ue) adalah 2,5 Km,

4. Polindes (Pondok Bersalin Desa) sebanyak 18 (delapan belas) buah, dengan

jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Mns. Lancok) adalah 5,1 Km.

Kode Poliklinik/Balai

Pengobatan Puskemas Puskemas Pembantu POSYANDU Polindes (Pondok

Bersalin Desa) No Peta Nama Desa

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

1 001 MEURAH 0 5.0 0 5.0 0 2.0 1 . 0 1.0

2 002 COT MEURAK BLANG 0 2.0 0 2.0 0 2.0 1 . 0 2.0

3 003 BATEE ILIEK 0 45.0 0 5.0 0 1.0 1 . 1 .

4 005 COT MEURAK BAROH 0 6.0 0 6.0 0 6.0 1 . 1 .

5 006 MESJID BARO 0 43.1 0 3.5 1 . 1 . 0 1.0

6 007 DARUSSALAM 0 42.5 0 3.0 0 0.5 1 . 0 0.5

7 008 MATANG II MNS 0 41.3 0 2.0 0 1.5 1 . 1 .

8 009 MATANG WAKEUH 0 43.0 0 3.1 0 0.3 1 . 1 .

9 010 MATANG JAREUNG 0 41.0 0 2.0 0 2.0 1 . 0 3.2

10 011 ALUE BARAT 0 2.5 0 2.5 0 2.5 1 . 0 2.5

11 012 ULEE ALUE 0 2.0 0 2.0 0 2.0 1 . 0 0.8

12 013 COT MANE 0 42.0 0 3.0 0 4.0 1 . 0 3.0

13 034 PALOH 0 44.2 0 2.3 0 1.0 1 . 1 .

14 035 KAMPUNG MEULUM 0 46.0 0 4.0 1 . 1 . 0 4.0

15 036 GEULUMPANG BUNGKOK 0 1.0 0 2.0 0 2.0 1 . 0 2.0

16 037 LANCOK 0 43.5 0 3.5 0 1.2 1 . 1 .

17 038 ULEE JEUMATAN 0 44.5 0 3.5 0 3.0 1 . 1 .

Page 181: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 43

NAD - BRR

Nias

Kode Poliklinik/Balai

Pengobatan Puskemas Puskemas Pembantu POSYANDU Polindes (Pondok

Bersalin Desa) No Peta Nama Desa

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

18 039 LHOK SEUMIRA 0 45.5 0 3.4 0 3.0 1 . 1 .

19 040 LUENG KEUBEU 0 47.0 0 5.4 0 4.0 1 . 0 4.0

20 041 MIDEUN GEUDONG 0 43.1 0 3.2 0 1.0 1 . 1 .

21 042 MEUNASAH LUENG 0 44.6 0 2.6 0 1.0 1 . 1 .

22 043 NAMPLOH PAPEUEN 0 44.0 0 1.7 0 5.0 1 . 1 .

23 044 MEULIEK 0 42.0 0 0.5 0 0.5 1 . 1 .

24 048 NAMPLOH KRUENG 0 2.0 0 2.0 0 4.0 1 . 1 .

25 049 MIDEUN JOK 0 45.0 0 2.1 1 . 1 . 1 .

26 050 KAMPUNG PUTOH 0 46.0 0 2.0 0 0.5 1 . 0 0.5

27 051 NAMPLOH BARO 0 47.0 0 0.5 0 0.3 0 0.5 0 0.5

28 052 NAMPLOH BLANG GARANG 0 44.0 0 1.5 0 4.0 1 . 1 .

29 053 KANDANG 0 44.0 0 2.0 0 1.8 1 . 0 1.5

30 054 NAMPLOH MANYANG 0 43.0 0 0.3 0 5.0 1 . 0 3.0

31 070 SANGSO 0 43.0 0 0.3 0 2.6 1 . 0 0.5

32 071 KEUDE ACEH 0 43.0 1 . 0 2.6 1 . 1 .

33 072 KAMPUNG BARO 0 2.5 0 0.5 0 2.5 1 . 0 0.5

34 073 PINEUNG SIRI BEE 0 43.5 0 1.5 0 1.5 1 . 0 1.5

35 074 MATANG TEUNGOH 0 46.0 0 2.4 0 0.5 1 . 0 4.0

36 075 ULEE UE 0 45.0 0 2.5 1 . 0 2.5 1 .

37 076 TANJONGAN IDEM 0 45.0 0 2.7 0 0.1 1 . 0 4.7

38 077 TANJONG BARO 0 45.8 0 3.0 0 1.0 1 . 0 3.0

39 078 MEUNASAH LINCAH 0 45.0 0 3.2 0 0.5 1 . 0 3.2

40 079 ANKIENG BARAT 0 45.0 0 3.0 0 0.5 1 . 0 3.0

41 080 MNS PUUK 0 45.0 0 4.0 0 0.5 1 . 0 4.0

42 081 MNS LANCOK 0 46.3 0 3.3 0 1.0 1 . 0 5.1

43 082 COT SIREN 0 3.0 0 3.0 0 3.5 1 . 0 3.0

44 084 PANTE RHEENG 0 0.5 0 0.4 0 5.0 1 . 0 0.4

45 085 PULO BAROH 0 43.1 0 4.0 0 0.4 1 . 1 .

46 087 GLUMPANG PAYONG 0 41.0 0 2.0 0 1.5 1 . 0 0.5

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana desa-

desa di Kecamatan Samalanga dianggap sebagai satu lingkungan, dengan proyeksi

penduduk pada tahun 2010 sebesar 25.824 jiwa, maka tambahan sarana kesehatan

yang dibutuhan di Kec. Samalanga, meliputi :

1. Poliklinik/Balai Pengobatan sebanyak 4 (empat) buah, dan

2. RS Bersalin sebanyak 1 (satu) buah

Page 182: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 44

NAD - BRR

Nias

C.4 Listrik dan Telepon

Secara umum, hampir seluruh desa di Kecamatan Samalanga telah dilayani oleh

prasarana listrik, kecuali 2 (dua) desa, yakni desa Meunasah Lincah, dan desa

Meunasah Lancok. Kondisi ini menunjukkan kebutuhan perluasan jaringan listrik

yang dapat mencapai kedua desa tersebut.

Demikian juga untuk prasarana telepon, sebagian desa di kecamatan Samalanga

telah dilayani, dan terdapat 18 (delapan) desa yang masih belum terlayani.

Kondisi ini menunjukkan kebutuhan perluasan jaringan telepon yang dapat

mencapai desa-desa yang masih berlum terlayani.

Ketersediaan

Listrik Keluarga Pengguna Listrik

Keluarga Berlangganan Telepon No Kode Nama Desa

Peta Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) PLN Non PLN PLN Non PLN

1 001 MEURAH Ada 100 0 73.5 0.0 0 0.0

2 002 COT MEURAK BLANG Ada 93 0 70.5 0.0 0 0.0

3 003 BATEE ILIEK Ada 124 0 96.1 0.0 5 3.9

4 005 COT MEURAK BAROH Ada 65 0 85.5 0.0 0 0.0

5 006 MESJID BARO Ada 130 0 100.0 0.0 15 11.5

6 007 DARUSSALAM Ada 257 0 100.0 0.0 2 0.8

7 008 MATANG II MNS Ada 178 0 100.0 0.0 5 2.8

8 009 MATANG WAKEUH Ada 100 0 100.0 0.0 10 10.0

9 010 MATANG JAREUNG Ada 146 0 90.1 0.0 15 9.3

10 011 ALUE BARAT Ada 43 0 75.4 0.0 0 0.0

11 012 ULEE ALUE Ada 43 0 59.7 0.0 0 0.0

12 013 COT MANE Ada 49 0 63.6 0.0 0 0.0

13 034 PALOH Ada 70 95.9 0 0.0

14 035 KAMPUNG MEULUM Ada 30 0 17.5 0.0 0 0.0

15 036 GEULUMPANG BUNGKOK Ada 112 0 92.6 0.0 0 0.0

16 037 LANCOK Ada 82 0 100.0 0.0 3 3.7

17 038 ULEE JEUMATAN Ada 64 0 82.1 0.0 4 5.1

18 039 LHOK SEUMIRA Ada 75 0 93.8 0.0 3 3.8

19 040 LUENG KEUBEU Ada 55 0 72.4 0.0 0 0.0

20 041 MIDEUN GEUDONG Ada 59 0 88.1 0.0 0 0.0

21 042 MEUNASAH LUENG Ada 42 0 72.4 0.0 9 15.5

22 043 NAMPLOH PAPEUEN Ada 105 0 95.5 0.0 8 7.3

23 044 MEULIEK Ada 145 0 98.6 0.0 25 17.0

24 048 NAMPLOH KRUENG Ada 83 0 100.0 0.0 16 19.3

25 049 MIDEUN JOK Ada 80 0 26.5 0.0 3 1.0

26 050 KAMPUNG PUTOH Ada 160 0 100.0 0.0 5 3.1

27 051 NAMPLOH BARO Ada 68 0 81.9 0.0 20 24.1

Page 183: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 45

NAD - BRR

Nias

Ketersediaan

Listrik Keluarga Pengguna Listrik

Keluarga Berlangganan Telepon No Kode Nama Desa

Peta Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) PLN Non PLN PLN Non PLN

28 052 NAMPLOH BLANG GARANG Ada 74 0 98.7 0.0 23 30.7

29 053 KANDANG Ada 109 0 74.1 0.0 12 8.2

30 054 NAMPLOH MANYANG Ada 48 0 82.8 0.0 7 12.1

31 070 SANGSO Ada 209 0 89.3 0.0 40 17.1

32 071 KEUDE ACEH Ada 178 0 100.0 0.0 50 28.1

33 072 KAMPUNG BARO Ada 110 0 100.0 0.0 20 18.2

34 073 PINEUNG SIRI BEE Ada 166 0 100.0 0.0 7 4.2

35 074 MATANG TEUNGOH Ada 125 0 98.4 0.0 0 0.0

36 075 ULEE UE Ada 61 0 100.0 0.0 3 4.9

37 076 TANJONGAN IDEM Ada 72 0 100.0 0.0 10 13.9

38 077 TANJONG BARO Ada 150 0 85.7 0.0 0 0.0

39 078 MEUNASAH LINCAH Tidak 0.0 0 0.0

40 079 ANKIENG BARAT Ada 34 0 44.7 0.0 0 0.0

41 080 MNS PUUK Ada 47 0 71.2 0.0 7 10.6

42 081 MNS LANCOK Tidak 0.0 0 0.0

43 082 COT SIREN Ada 40 0 58.8 0.0 0 0.0

44 084 PANTE RHEENG Ada 148 0 81.3 0.0 10 5.5

43 085 PULO BAROH Ada 86 0 65.2 0.0 0 0.0

44 087 GLUMPANG PAYONG Ada 149 0 100.0 0.0 2 1.3

3.4.2 RENCANA TINDAK (ACTION PLAN) KECAMATAN SAMALANGA

Rencana Tindak (Action Plan) di Kecamatan Samalanga disusun berdasarkan 5 (lima)

rangkaian kegiatan yang telah dijelaskan pada sub bab 3.2. Sebagaimana juga telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, pelaksanaan sosialisasi melalui FGD di kecamatan

Samalanga tidak dapat dilaksanakan, sehingga dalam hal ini dilaksanakan survai

wawancara (kuestioner) kepada masyarakat setempat sebagai bahan validitas

terhadap draft rencana tindak (action plan) yang disusun konsultan dan telah

dipadukan dengan bahan usulan program dari hasil pelaksanaan penjaringan

aspirasi masyarakat melaui Forum FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan

oleh Pemda Kabupaten Bireuen bekerjasama dengan Lembaga NGO dari Perancis

pada tahun 2005.

Hasil suvai wawancara (kuestioner) kepada masyarakat di 9 (sembilan) kecamatan

prioritas (termasuk Kecamatan Samalanga) juga telah dijelaskan pada sub bab 3.2.

Melalui 5 (lima) rangkaian kegiatan di atas, dan hasil pelaksanaan suvai wawancara

Page 184: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 46

NAD - BRR

Nias

(kuestioner) kepada masyarakat selanjutnya disusun dan ditetapkan Rencana

Tindak (Action Plan) di Kecamatan Samalanga Tahun 2007 sampai Tahun 2009

seperti disajikan pada Tabel dan gambar pada halaman berikut.

3.4.3 DESA PRIORITAS DI KECAMATAN SAMALANGA

Dengan mengacu pada proses dan metode penetapan desa prioritas yang telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, maka dipilih dan ditetapkan desa prioritas untuk

“Village Planning” di Kecamatan Samalanga seperti disajikan pada tabel berikut.

Desa Prioritas di Kecamatan Samalanga

No Kode Nama Desa/Kel. sekarang Kecamatan Nilai Urutan

Prioritas

6 81 MNS LANCOK Samalanga 38 1

19 78 MEUNASAH LINCAH Samalanga 28 2

20 84 PANTE RHEENG Samalanga 28 2

25 74 MATANG TEUNGOH Samalanga 27 3

27 73 PINEUNG SIRI BEE Samalanga 26 4

57 72 KAMPUNG BARO Samalanga 22 5

59 79 ANKIENG BARAT Samalanga 22 5

65 77 TANJONG BARO Samalanga 21 6

76 70 SANGSO Samalanga 20 7

87 54 NAMPLOH MANYANG Samalanga 19 8

96 44 MEULIEK Samalanga 18 9

122 51 NAMPLOH BARO Samalanga 15 10

123 80 MNS PUUK Samalanga 15 10

125 71 KEUDE ACEH Samalanga 14 11

126 76 TANJONGAN IDEM Samalanga 14 11

139 75 ULEE UE Samalanga 10 12

142 53 KANDANG Samalanga 8 13

Page 185: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 47

NAD - BRR

Nias

Page 186: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 48

NAD - BRR

Nias

Page 187: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 49

NAD - BRR

Nias

Page 188: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 50

NAD - BRR

Nias

Page 189: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 51

NAD - BRR

Nias

3.5 KECAMATAN SIMPANG MAMPLAM

3.5.1 IDENTIFIKASI KONDISI DAN PERMASALAHAN YANG ADA

A. FISIK DAN LINGKUNGAN

A.1 Morfologi

Kondisi morfologi di Kec. Simpang Mamplam berupa dataran di sebelah Utara,

(antara lain meliputi desa : Ceureucok, Blang Teumulek, Blang Kuta II Mns, Blang

Kuta Coh, Rheum Timur, dan Meunasah Asan), dan perbukitan di sebelah Selatan.

A.2 Jenis Tanah

Jenis tanah di Kec. Simpang Mamplam, meliputi : Aluvial, Hidromorf kelabu, dan

Podsolik Merah Kuning. Jenis tanah Aluvial umumnya relatif subur dan sesuai untuk

pengembangan pertanian, jenis tanah Podsolik Merah Kuning sesuai untuk tanaman

perkebunan atau tahunan.

A.3 Kedalaman Efektif Tanah

Kedalaman efektif tanah di Kec. Simpang Mamplam, sebagian besar memiliki

kedalaman efektif antara 30 – 60 cm.

A.4 Sumber Daya Air

Sumber Daya Air Permukaan di kecamatan Simpang Mamplam meliputi Sumber Daya

Air Sungai, Rawa/paya dan, diantaranya Krueng / Sungai ( Surien , Tambue,

Cangkue, Tambu 40 Ha ), Paya / Rawa Betee Glungku 6 Ha, Glen Mudong 3 Ha.

A.5 Daerah Rawan Banjir

Daerah wilayah Kecamatan Simpang Mamplam yang berpotensi rawan banjir adalah

daerah Pesisir yang relatip datar 0 -5 meter di atas permukaan air laut .meliputi

daerah sekitar muara sungai kuala Tambue dan Kuala Cangkue yang kondisinya

mengalami pendangkalan akibat sedimentasi dan akresi yang menimbulkan

penyempitan “ Bottle Neck “ di bagian hilir ( muara ) .

A.6 Daerah Rawan Gempa

Daerah Wilayah Kecamatan Simpang Mamplam berpotensi mengalami bencana

kegempaan di tinjau dari tatanan struktur geologi tektonik regional pulau Sumatra

Page 190: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 52

NAD - BRR

Nias

yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan gempa tektonik dengan skala 6-7 reichter

patahan – patahan tersebut. Salah satunya dapat dijumpai di krueng Peusangan.

A.7 Daerah Rawan Tsunami

Daerah Pesisir yang berpotensi rawan tsunami meliputi desa-desa pesisir baik desa

tambak maupun desa pantai yang beresiko berat yaitu desa Rhuem Baroh dan yang

beresiko sedang yaitu desa Kaude Tambue, Core Tunong, Core Baroh, Peuneulet

Baroh, Ulee Kareung, Blang Panyah dan Calok. Faktor penyebab lain di sepanjang

pesisir desa-desa pantai tidak terdapat zona penyanggah (buffer zone) Ekosistim

hutan mangrove yang mampu menahan laju gelombang tsunami secara alamiah

serta kedalaman toporafi daerah perairan pantai Simpang Mamplam 20 – 60 meter,

yang juga berpengaruh terhadap laju kecepatan rambat gelombang C = L/T

terhadap kedalaman laut d/L yang semakin ke arah darat cepat rambat

gelombang semakin melemah ( Refraksi Gelombang ) dan juga adanya sebaran

Ekosistim Terumbu Karang di perairan desa Ulee Karueng, Blang Panyah dan Calok

yang dapat menahan laju gelombang tsunami.

A.8 Kelautan dan Lingkungan Pesisir

Morfologi Daerah Pesisir

Penggunaan lahan dan kenampakan yang ada adalah pemukiman penduduk,

pertambakan, kebun kelapa, sawah dan hatchery dengan panjang garis pantai

12,95 km.

Potensi Sumber Daya Hayati

Ekosisitim Terumbu Karang tersebar di desa ( Ulee Kareung, Blang Panyah dan

Calok ) , Ekosisitim Estuaria Muara Sungai ( Kuala Surien, Kuala Tambue dan Kuala

Cangkue), Perikanan tangkap dan rencana di bangun TPI, Ekosistim Padang Lamun ,

Ekosisitim Pantai Pasir dan Budi daya tambak seluas 866 Ha.

Permasalahan Kelautan dan Lingkungan Pesisir

Abrasi di sepanjang pesisir pantai, Akresi di daerah muara sungai Tambue dan

Cangkoy, Kerusakan Ekosistim Hutan Mangrove.

Page 191: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 53

NAD - BRR

Nias

Analisis Penanganan dan Pengembangan

Berdasarkan permasalahan kelautan dan lingkungan pesisir yang ada di Kec.

Simpang Mamplam, maka beberapa bentuk penanganan dan pengembangan yang

diperlukan adalah sebagai berikut :

1. Ekosistim Hutan Mangrove ( Bakau )

a. Mereboisasai Kawasan pantai dengan menanam kembali tanaman bakau

(mangrove) di desa Rheum Baroh, Kaude Tambue, Core Tunong, Cure Baroh,

Peneulet Baroh, Ulee Kareung, Blang Panyah, Calok.

b. Penanganan lainnya adalah sama dengan yang telah dijelaskan untu

kecamatan Samalanga.

2. Ekosistim Estuaria, Padang Lamun, Pasir Pantai, dan Perikanan Tambak

Sama dengan yang telah dijelaskan untuk kecamatan Samalanga.

3. Abrasi

a. Penanggulangan abrasi pantai secara alamiah dengan memanfaatkan sumber

daya ekosistim hutan mangrove ( Vegetasi ) dan Reboisasi di desa Rhum

Baroh, Kaude Tambue, Core Tunong, Cure Baroh, Peneulet Baroh, Ulee

Karueng, Blang Panyah dan desa Calok.

b. Penanggulangan abrasi pantai dengan sistim Proteksi Bangunan Pantai (

Coastal Engineering ) yaitu Sea Wall, Bulkhealt dan Revetment, dengan

mengutamakan dan memanfaatkan batuan yang banyak tersebar di

kabupaten bireuen di desa Rhum Baroh, Kaude Tambue, Core Tunong, Cure

Baroh, Peneulet Baroh, Ulee Karueng, Blang Panyah dan desa Calok.

4. Akresi

Sama dengan yang telah dijelaskan untuk kecamatan Samalanga.

A.9 Rencana Pembangunan Pelabuhan Internasional Bireuen

Rencana Pembangunan Pelabuhan Laut Internasional Bireuen sesuai dengan Master

Plan yang telah di buat Bapeda Kabupaten Bireuen berlokasi daerah Batee

Guelungku berdekatan dengan rencana pegembangan Kawasan Industri (Batee

Geulungku Industrial Estate Port).

Page 192: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 54

NAD - BRR

Nias

1. Kondisi Pemanfaatan Lahan Pelabuhan Rencana

Rencana Pembangunan Pelabuhan Bireuen meliputi wilayah desa-desa pantai

yang umumya pemanfaatan lahannya sebagai daerah Pertambakan, Sawah,

Pemukiman Nelayan dan Kebun Kelapa. Di kecamatan Simpang Mamplam luas

lahan yang di jadikan budi daya perikanan tambak mencapai (866 Ha). Luas

Desa yang termasuk desa pantai 5.009 Ha. Panjang garis pantai 12,95 km

2. Jalan Akses Ke Pelabuhan Rencana

Jalan akses ke pelabuhan rencana adalah jalan Nasional (Arteri Primer) Banda

Aceh – Medan, yang terhubung dengan Akses jalan lokal Kecamatan dan Jalan-

jalan Desa yang ada.

3. Sumber Daya Air ” Bate Ilie”

Direncanakan akan dibangun Pengolahan Sumber Daya Air dari Sumber Mata Air

Sungai Bate Ilie di Kecamatan Samalanga untuk menunjang kebutuhan

terselenggaranya Pelabuhan Rencana dan Kawasan Industri (Batee Geulungku

Industrial Estate Port).

4. Kondisi Hidro – Oseanografi Perairan Pelabuhan Rencana

a. Morfologi Daerah Pantai

Kenampakan daerah pantai adalah pasir berwarna coklat muda, sepanjang

garis pantainya banyak tumbuh pohon kelapa, dan tambak – tambak.

b. Bathimetri

Kedalaman laut bervariasi, untuk alur sebelah barat yaitu Samalanga dan

sekitarnya, alur kedalaman sekitar pantai antara 1 – 20 m, alur pendekat

pantai kedalamannya 20 – 50 m, alur perairan lepas kedalamannya 50 – 200

m, alur semakin kelautan lepas kedalamannya 200 –1000 m lebih. Untuk

perairan sebelah timur Pandrah, Jeunieb, Peudada untuk alur dekat pantai

relatip lebih dangkal.

c. Arus

Arus permukaan di perairan Bireuen dipengaruhi oleh musim barat dan

musim timur. Untuk arus permukaan pendekat ke pantai kecepatannya 0,12 –

Page 193: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 55

NAD - BRR

Nias

0,2 Knot, sedangkan arus lepas pantai kecepatannya 0,2 – 0,48 Knot dan Arus

ke laut lepas kecepatannya 0,93 – 1,94 Knot.

d. Pasang Surut

Naiknya turunnya permukaan air laut di perairan bireuen berdasarkan jenis

tabiatnya adalah Harian Ganda yaitu dalam satu hari terjadi dua kali pasang

dan dua kali surut. Untuk perairan Bireuen kedalaman air laut di surutkan

sampai air rendah terendah ( HHWL) 9 dm di pelabuhan Blanglancang dan

dari Krueng Guelukoen 12 dm di bawah Duduk Tengah (MSL).

5. Analisis Kesesuaian Rencana Pelabuhan

a. Kriteria Kapal Umum Pelabuhan Rencana

Berdasarkan analisis kedalaman minimum dari topografi dasar laut

(Bathimetri), untuk alur dekat pantai dan pendekat ke pantai dapat dilalui

kapal-kapal umum berdasarkan kriterian dan standard Badan Internasional

IHO (Internasional Hidrographic Organisation). Untuk kedalaman alur dekat

pelabuhan dan alur pendekat ke pelabuhan dapat dilalui kapal – kapal umum

dengan kriteria Kapal Penumpang (30.000 GRT), kapal Ferry (13.000 GRT),

Kapal Barang (50.000 DWT), Kapal Minyak (80.000 DWT), Kapal Peti kemas

(50.000 DWT), Kapal Barang Curah (150.000 DWT).

Tabel : 3.1 - Kriteria Kapal Umum Pelabuhan Rencana

Jenis Kapal Bobot GRT/DWT

Panjang (M)

Lebar (M)

Draft (M)

Kapal Penumpang 51 - 30.000 51 – 230 10,2 - 27,5 2,9 – 8,5 Kapal Ferri 1000 - 13.000 73 -188 14,3 - 27,1 3,7 – 6,7 Kapal Barang 700 - 50.000 58 – 216 9,7 - 31,5 3,7 – 12,4 Kapal Minyak 700 - 80.000 50 – 255 8,5 - 38,3 3,7 – 14,9 Kapal Peti Kemas 20,000 - 50.000 201 – 280 27,1 - 35,8 10,6 – 13,0 Kapal Barang Curah

10.000 - 150.000 140 – 313 18,7 - 44,5 8,1 – 18,0

Sumber : Hasil Analis

b. Tatanan Pelabuhan Rencana

Menurut Fungsinya, sebagai Simpul pergatian moda transportasi, dan Pintu

gerbang kegiatan perekonomiaan Nasional dan Internasional. Menurut

Penggunaanya merupakan Pelabuhan Terbuka untuk perdagangan luar

Page 194: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 56

NAD - BRR

Nias

negeri. Menurut Jenisnya merupakan Pelabuhan Umum yang digunakan untuk

melayani kepentingan umum. Menurut penyelenggaraannya diselenggarakan

oleh pemerintah atau badan usaha pelabuhan.

c. Perencanaan Lokasi Pelabuhan.

Mengadakan survai dan studi kelayakan untuk mencari daerah yang tepat

untuk di jadikan pelabuhan, mengingat pesisir pantai perairan desa Ulee

Kareung, Blang Panyah dan Calok terdapat ekosistim terumbu karang yang

perlu di lindungi keberadaannya.

A.10 Rencana Pengembangan Kawasan Industri

Rencana pengembangan daerah Batee Geulungku sebagai kawasan industri dengan

luas area rencana kawasan industri seluas 660 Ha. Beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan dalam pengembangangan kawasan industri ini adalah sebagai

berikut :

1. Penentuan lokasi untuk kawasan industri hendaknya perlu di dasari pertimbang

jenis Industri, karakter dan volume efluen yang dihasilkan, metode atau tehnik

pengelolaan limbah, terletak pada jalur Arteri, serta memliki sumber daya air

yang cukup.

2. Hendaknya menghindari wilayah perairan yang sirkulasinya kurang baik, tempat-

tempat yang mempunyai arti biologi penting, serta dalam perencanaan sistim

pembuangan limbah tidak mengganggu biota perairan sekitarnya.

3. Penentuan lokasi pembuangan limbah Industri harus memiliki Kriteria : (1) tidak

mencemari lingkungan pesisir, (2) tidak mengganggu secara higienik maupun

secara estetik, (3) terhindar dari gangguan banjir, (4) semua jenis limbah

industri terutama yang bersifat tosik dilarang dibuang di sungai, saluran,

estauria, perairan pantai maupun lepas pantai, tanpa proses pengolahan

terlebih dahulu.

Page 195: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 57

NAD - BRR

Nias

B. SOSIAL EKONOMI

B.1 Jumlah Penduduk dan KK

Jumlah penduduk dan Kepala Keluarga (KK) pada seluruh desa di Kecamatan

Simpang Mamplam pada tahun 2005 adalah 20.107 jiwa dan 4.936 KK, dengan

jumlah penduduk dan KK terbesar adalah di Desa Ceureucok sebanyak 1.511 jiwa

dan 332 KK, serta terkecil di desa Paku sebanyak 66 jiwa dan 16 KK.

No Kode Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Peta Laki-Laki Wanita Total Keluarga

1 001 GLE MENDONG 169 219 388 92

2 002 IE RHOB BABAH KRUENG 220 230 450 112

3 003 LHOK TANOH 33 37 70 16

4 004 KRUENG MEUSEUGOB 202 223 425 129

5 005 PAKU 34 32 66 16

7 006 BLANG TAMBUE 578 562 1,140 241

8 007 MAMPLAM 290 336 626 176

9 008 PULO DAPONG 132 131 263 56

10 009 COT TRIENG 185 216 401 93

11 010 IE RHOB TIMU 184 165 349 87

12 011 IE RHOB BARAT 183 233 416 115

13 012 MEUNASAH DAYAH 169 189 358 99

14 013 PULO DRIEN 142 127 269 70

15 014 IE RHOB GEULUMPANG 130 126 256 59

16 015 CEUREUCOK 980 531 1,511 332

17 016 ARONGAN 566 515 1,081 282

18 017 BALEE 267 288 555 154

19 018 BLANG MANE BARAT 151 139 290 56

20 019 BLANG MANE II MNS 175 196 371 78

21 020 JURONG BINJE 208 192 400 75

22 021 MNS MESJID 205 193 398 84

23 022 BLANG TEUMULEK 143 169 312 132

24 023 BLANG KUTA II MNS 489 480 969 241

25 024 BLANG KUTA COH 109 126 235 62

26 025 RHEUM TIMUR 232 253 485 123

27 026 RHEUM BARAT 243 292 535 129

28 027 RHEUM BAROH 464 430 894 213

29 028 LANCANG 145 169 314 69

30 029 KEUDE TAMBUE 417 409 826 185

32 030 MEUNASAH ASAN 230 243 473 108

33 031 PEUNEULET TUNONG 192 196 388 97

34 032 CURE TUNONG 394 346 740 223

Page 196: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 58

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Peta Laki-Laki Wanita Total Keluarga

35 033 CURE BAROH 293 279 572 140

36 034 PEUNEULET BAROH 306 314 620 168

37 035 ULEE KAREUNG 429 427 856 185

38 036 ALUE LEUHOB 163 167 330 81

39 037 BLANG PANYANG 397 418 815 193

40 038 CALOK 318 342 660 165

B.2 Pertumbuhan Penduduk dan Proyeksi Penduduk Tahun 2010

Adapun pertumbuhan penduduk pada desa-desa di Kec. Simpang Mamplam dari

tahun 2003-2005 sebagian menunjukkan angka pertumbuhan negatif, berkisar

antara -0,21 sampai -40,3 %. Hal ini kemungkinan disebabkan dampak tsunami yang

cukup parah di Kecamatan Simpang Mamplam. Berdasarkan angka pertumbuhan

yang ada, selanjutnya diproyeksikan jumlah penduduk di desa-desa Kec. Simpang

Mamplam pada tahun 2010, total sebesar 20.924 jiwa, dengan rincian jumlah

penduduk tiap desa disajikan pada tabel berikut.

No. Kode Nama Desa/ Kel. sekarang Status Desa/Kota

Luas Wilayah

(Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk Tahun

2010 (Jiwa) 1 001 GLE MENDONG Desa 319.66 510 388 404 2 002 IE RHOB BABAH KRUENG Desa 148.36 442 450 468 3 003 LHOK TANOH Desa 479.24 83 70 73 4 004 KRUENG MEUSEUGOB Desa 522.07 499 425 442 5 005 PAKU Desa 323.73 185 66 69 7 006 BLANG TAMBUE Desa 1,031.58 1,185 1,140 1,186 8 007 MAMPLAM Desa 449.82 598 626 651 9 008 PULO DAPONG Desa 76.86 299 263 274

10 009 COT TRIENG Desa 59.91 484 401 417 11 010 IE RHOB TIMU Desa 84.98 380 349 363 12 011 IE RHOB BARAT Desa 164.34 493 416 433 13 012 MEUNASAH DAYAH Desa 107.60 479 358 373 14 013 PULO DRIEN Desa 95.78 356 269 280 15 014 IE RHOB GEULUMPANG Desa 58.81 295 256 266 16 015 CEUREUCOK Desa 88.14 624 1,511 1,572 17 016 ARONGAN Desa 55.02 1313 1,081 1,125 18 017 BALEE Desa 44.60 711 555 578 19 018 BLANG MANE BARAT Desa 63.82 317 290 302 20 019 BLANG MANE II MNS Desa 54.33 404 371 386 21 020 JURONG BINJE Desa 61.24 400 400 416

Page 197: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 59

NAD - BRR

Nias

No. Kode Nama Desa/ Kel. sekarang Status Desa/Kota

Luas Wilayah

(Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk Tahun

2010 (Jiwa) 22 021 MNS MESJID Desa 53.04 366 398 414 23 022 BLANG TEUMULEK Desa 32.20 570 312 325 24 023 BLANG KUTA II MNS Desa 245.69 913 969 1,008 25 024 BLANG KUTA COH Desa 58.48 240 235 245 26 025 RHEUM TIMUR Desa 87.42 569 485 505 27 026 RHEUM BARAT Desa 82.50 578 535 557 28 027 RHEUM BAROH Desa 985.98 1125 894 930 29 028 LANCANG Desa 184.35 394 314 327 30 029 KEUDE TAMBUE Desa 51.23 869 826 860 32 030 MEUNASAH ASAN Desa 286.58 475 473 492 33 031 PEUNEULET TUNONG Desa 120.86 396 388 404 34 032 CURE TUNONG Desa 102.96 766 740 770 35 033 CURE BAROH Desa 72.22 480 572 595 36 034 PEUNEULET BAROH Desa 534.79 582 620 645 37 035 ULEE KAREUNG Desa 93.42 670 856 891 38 036 ALUE LEUHOB Desa 323.36 373 330 343 39 037 BLANG PANYANG Desa 80.81 773 815 848 40 038 CALOK Desa 67.85 775 660 687

TOTAL 7,753.59 20,971.00 20,107.00 20,924

B.3 Mata Pencaharian Penduduk dan Jumah KK Miskin

Hampir seluruh desa yang ada di Kecamatan Simpang Mamplam memiliki mata

pencaharian utama pada sektor pertanian tanaman pangan.

Adapun jumlah Kepala Keluarga (KK) Miskin adalah 4.024 KK atau 81,5 % dari total

jumlah KK di Kec. Samalanga, dengan jumlah KK Miskin terbesar terdapat di desa

Ceurecok, yakni sebanyak 295 KK atau 88,9 % dari jumlah KK yang ada di desa ini.

Sebanyak 38 (tiga puluh delapan) desa yang ada di Kec. Simpang Mamplam

memiliki persentase jumlah KK miskin di atas 50 %. Kondisi ini dapat digunakan

sebagai indikator kebutuhan penanganan masalah kemiskinan di Kec. Simpang

Mamplam.

No Kode Nama Desa Keluarga di Sektor Sumber Peta Pertanian Keluarga Miskin Penghasilan Sub Sektor Buruh Tani

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Utama Pertanian Jumlah Presentase

1 001 GLE MENDONG 89 97 87 94.6 Pertanian Tanaman Pangan 20 5.3

2 002 IE RHOB BABAH KRUENG 111 99 85 75.9 Pertanian Tanaman Pangan 48 10.8

3 003 LHOK TANOH 16 99 14 87.5 Pertanian Tanaman Pangan 12 17.3

4 004 KRUENG MEUSEUGOB 128 99 115 89.1 Pertanian Tanaman Pangan 15 3.6

Page 198: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 60

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa Keluarga di Sektor Sumber Peta Pertanian Keluarga Miskin Penghasilan Sub Sektor Buruh Tani

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Utama Pertanian Jumlah Presentase

5 005 PAKU 16 100 16 100.0 Pertanian Tanaman Pangan 15 22.7

7 006 BLANG TAMBUE 227 94 184 76.3 Pertanian Tanaman Pangan 26 2.4

8 007 MAMPLAM 158 90 146 83.0 Pertanian Tanaman Pangan 43 7.6

9 008 PULO DAPONG 55 98 51 91.1 Pertanian Tanaman Pangan 22 8.5

10 009 COT TRIENG 91 98 65 69.9 Pertanian Tanaman Pangan 18 4.6

11 010 IE RHOB TIMU 86 99 78 89.7 Pertanian Tanaman Pangan 23 6.7

12 011 IE RHOB BARAT 113 98 113 98.3 Pertanian Tanaman Pangan 21 5.2

13 012 MEUNASAH DAYAH 91 92 97 98.0 Pertanian Tanaman Pangan 13 3.9

14 013 PULO DRIEN 64 92 66 94.3 Pertanian Tanaman Pangan 11 4.4

15 014 IE RHOB GEULUMPANG 56 95 35 59.3 Pertanian Tanaman Pangan 8 3.3

16 015 CEUREUCOK 319 96 295 88.9 Pertanian Tanaman Pangan 24 1.7

17 016 ARONGAN 212 75 179 63.5 Pertanian Tanaman Pangan 27 3.3

18 017 BALEE 137 89 138 89.6 Pertanian Tanaman Pangan 18 3.6

19 018 BLANG MANE BARAT 52 92 23 41.1 Pertanian Tanaman Pangan 12 4.5

20 019 BLANG MANE II MNS 74 95 50 64.1 Pertanian Tanaman Pangan 11 3.1

21 020 JURONG BINJE 69 92 69 92.0 Pertanian Tanaman Pangan 21 5.7

22 021 MNS MESJID 75 89 71 84.5 Pertanian Tanaman Pangan 20 5.6

23 022 BLANG TEUMULEK 129 98 129 97.7 Pertanian Tanaman Pangan 15 4.9

24 023 BLANG KUTA II MNS 231 96 109 45.2 Pertanian Tanaman Pangan 20 2.1

25 024 BLANG KUTA COH 60 97 57 91.9 Pertanian Tanaman Pangan 18 7.9

26 025 RHEUM TIMUR 114 93 118 95.9 Pertanian Tanaman Pangan 37 8.2

27 026 RHEUM BARAT 116 90 112 86.8 Pertanian Tanaman Pangan 19 3.9

28 027 RHEUM BAROH 211 99 198 93.0 Pertanian Tanaman Pangan 38 4.3

29 028 LANCANG 68 99 60 87.0 Pertanian Tanaman Pangan 24 7.7

30 029 KEUDE TAMBUE 181 98 159 85.9 Pertanian Perkebunan 39 4.8

32 030 MEUNASAH ASAN 107 99 95 88.0 Pertanian Tanaman Pangan 18 3.8

33 031 PEUNEULET TUNONG 92 95 95 97.9 Pertanian Perkebunan 17 4.6

34 032 CURE TUNONG 212 95 171 76.7 Pertanian Tanaman Pangan 43 6.1

35 033 CURE BAROH 136 97 118 84.3 Pertanian Tanaman Pangan 17 3.1

36 034 PEUNEULET BAROH 134 80 105 62.5 Pertanian Tanaman Pangan 31 6.3

37 035 ULEE KAREUNG 176 95 129 69.7 Pertanian Tanaman Pangan 32 3.9

38 036 ALUE LEUHOB 77 95 78 96.3 Pertanian Perkebunan 12 3.8

39 037 BLANG PANYANG 187 97 165 85.5 Pertanian Tanaman Pangan 33 4.2

40 038 CALOK 160 97 149 90.3 Pertanian Tanaman Pangan 20 3.1

C. PRASARANA DAN SARANA

C.1 Transportasi

Seluruh desa yang ada di Kecamatan Simpang Mamplam dihubungkan oleh prasarana

jaringan jalan dengan tipe perkerasan aspal/beton, sirtu, dan tanah, serta sebagian

Page 199: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 61

NAD - BRR

Nias

besar desa dapat dijangkau oleh kendaraan roda-4, dan hanya 2 (dua) desa yang

tidak dapat dijangkau oleh kendaraan roda-4, yakni Desa Rheum Baroh dan Alue

Leuhob. Kondisi ini menunjukkan bahwa secara kuantitas, hampir seluruh desa

yang ada di Kec. Simpang Mamplam telah terlayani oleh prasarana jaringan jalan

yang ada, hanya dari segi kualitasnya saja perlu ditingkatkan khususnya untuk

jalan-jalan dengan jenis permukaan tanah menjadi minimal jenis Sirtu (Pasir

Batu), sehingga dapat dilalui oleh kendaraan roda-4 di musim hujan.

Adapun sarana angkutan umum ke desa-desa di Kec. Simpang Mamplam adalah ojek

(sepeda motor). Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :

No Kode Peta Nama Desa Sebagian

Besar Cara Lalu Lintas Antar Desa

Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan Roda

4/ Lebih Sepanjang Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

1 001 GLE MENDONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

2 002 IE RHOB BABAH KRUENG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

3 003 LHOK TANOH Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

4 004 KRUENG MEUSEUGOB Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

5 005 PAKU Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

7 006 BLANG TAMBUE Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

8 007 MAMPLAM Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

9 008 PULO DAPONG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

10 009 COT TRIENG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

11 010 IE RHOB TIMU Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

12 011 IE RHOB BARAT Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

13 012 MEUNASAH DAYAH Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

14 013 PULO DRIEN Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

15 014 IE RHOB GEULUMPANG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

16 015 CEUREUCOK Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

17 016 ARONGAN Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

18 017 BALEE Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

19 018 BLANG MANE BARAT Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

20 019 BLANG MANE II MNS Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

21 020 JURONG BINJE Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

22 021 MNS MESJID Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

23 022 BLANG TEUMULEK Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

24 023 BLANG KUTA II MNS Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

25 024 BLANG KUTA COH Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

26 025 RHEUM TIMUR Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

27 026 RHEUM BARAT Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

28 027 RHEUM BAROH Darat Tanah Tidak Ojek Sepeda Motor

29 028 LANCANG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

Page 200: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 62

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa Sebagian

Besar Cara Lalu Lintas Antar Desa

Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan Roda

4/ Lebih Sepanjang Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

30 029 KEUDE TAMBUE Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

32 030 MEUNASAH ASAN Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

33 031 PEUNEULET TUNONG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

34 032 CURE TUNONG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

35 033 CURE BAROH Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

36 034 PEUNEULET BAROH Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

37 035 ULEE KAREUNG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

38 036 ALUE LEUHOB Darat Tanah Tidak Ojek Sepeda Motor

39 037 BLANG PANYANG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

40 038 CALOK Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

C.2 Prasarana Air Bersih, Air Limbah dan Sampah

Hampir seluruh desa di Kec. Samalanga menggunakan sumur sebagai sumber air

bersih. Untuk prasarana dan sarana sanitasi, sebagian besar desa (32 desa)

menggunakan bukan jamban, dan hanya 8 (delapan) desa menggunakan jamban

umum, sisanya menggunakan jamban sendiri. Secara umum, kondisi ini

menunjukkan kebutuhan pembangunan jamban umum agar minimal dapat

melayani 80 % masyarakat di kawasan perencanaan Simpang Mamplam.

Untuk pengolahan sampah, hampir seluruh desa menggunakan cara dibuang di

lubang dan dibakar, dan hanya 1 (satu) desa yang telah menggunakan cara lain

yaitu Desa Cure Baroh. Secara umum, kondisi ini telah memenuhi standar

pelayanan minimal pengelolaan sampah yang ada untuk kawasan permukiman

perkotaan dan perdesaan.

No Kode Peta Nama Desa Sumber Air

Minum Harus

Membeli Air Minum

Tempat Buang Air Besar

Cara Membuang

Sampah 1 001 GLE MENDONG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

2 002 IE RHOB BABAH KRUENG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

3 003 LHOK TANOH Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

4 004 KRUENG MEUSEUGOB Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

5 005 PAKU Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

7 006 BLANG TAMBUE Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

8 007 MAMPLAM Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

9 008 PULO DAPONG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

10 009 COT TRIENG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

Page 201: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 63

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa Sumber Air

Minum Harus

Membeli Air Minum

Tempat Buang Air Besar

Cara Membuang

Sampah 11 010 IE RHOB TIMU Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

12 011 IE RHOB BARAT Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

13 012 MEUNASAH DAYAH Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

14 013 PULO DRIEN Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

15 014 IE RHOB GEULUMPANG Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

16 015 CEUREUCOK Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

17 016 ARONGAN Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

18 017 BALEE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

19 018 BLANG MANE BARAT Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

20 019 BLANG MANE II MNS Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

21 020 JURONG BINJE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

22 021 MNS MESJID Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

23 022 BLANG TEUMULEK Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

24 023 BLANG KUTA II MNS Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

25 024 BLANG KUTA COH Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

26 025 RHEUM TIMUR Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

27 026 RHEUM BARAT Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

28 027 RHEUM BAROH Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

29 028 LANCANG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

30 029 KEUDE TAMBUE Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

32 030 MEUNASAH ASAN Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

33 031 PEUNEULET TUNONG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

34 032 CURE TUNONG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

35 033 CURE BAROH Sumur Tidak Jamban Umum Lainnya

36 034 PEUNEULET BAROH Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

37 035 ULEE KAREUNG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

38 036 ALUE LEUHOB Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

39 037 BLANG PANYANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

40 038 CALOK Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

C.3 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Kecamatan Simpang Mamplam, meliputi :

1. TK Negeri sebanyak 1 (satu) buah, dan TK Swasta sebanyak 1 (satu) buah,

dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Lhok Tanoh) adalah 11 Km,

2. SD Negeri sebanyak 21 (dua puluh satu) buah, dengan jangkauan pelayanan ke

desa terjauh (Desa Paku) adalah 4,0 Km,

Page 202: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 64

NAD - BRR

Nias

3. SMP Negeri sebanyak 2 (dua) buah, dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh

(Desa Lhok Tanoh) adalah 9 Km.

Kode Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Umum

No Peta Nama Desa Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 001 GLE MENDONG 0 0 5.5 0 0 1.5 0 0 5.5 0 0 6.0

2 002 IE RHOB BABAH KRUENG 0 0 7 1 0 . 0 0 7.0 0 0 7.3

3 003 LHOK TANOH 0 0 11 0 0 0.8 0 0 9.0 0 0 17.0

4 004 KRUENG MEUSEUGOB 0 0 8 1 0 . 0 0 7.0 0 0 14.3

5 005 PAKU 0 0 5 0 0 4.0 0 0 4.0 0 0 7.0

7 006 BLANG TAMBUE 1 0 1 0 . 0 0 0.2 0 0 9.0

8 007 MAMPLAM 0 0 3 0 0 0.1 0 0 0.1 0 0 6.5

9 008 PULO DAPONG 0 0 3.5 0 0 0.6 0 0 3.5 0 0 3.3

10 009 COT TRIENG 0 0 0.5 0 0 0.5 0 0 0.5 0 0 6.6

11 010 IE RHOB TIMU 0 0 7 0 0 0.3 0 0 5.0 0 0 7.2

12 011 IE RHOB BARAT 0 0 5.5 0 0 0.2 0 0 5.5 0 0 6.1

13 012 MEUNASAH DAYAH 0 0 1.3 0 0 0.4 0 0 0.7 0 0 7.7

14 013 PULO DRIEN 0 0 5 1 0 . 0 0 1.5 0 0 5.1

15 014 IE RHOB GEULUMPANG 0 0 4 1 0 . 0 0 2.1 0 0 4.3

16 015 CEUREUCOK 0 0 3 0 0 0.5 0 0 3.0 0 0 3.2

17 016 ARONGAN 0 0 1.5 1 0 . 0 0 1.5 0 0 38.0

18 017 BALEE 0 0 3 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.3

19 018 BLANG MANE BARAT 0 0 2.6 1 0 . 0 0 2.5 0 0 2.9

20 019 BLANG MANE II MNS 0 0 4 0 0 0.5 0 0 2.5 0 0 4.3

21 020 JURONG BINJE 0 0 6 0 0 0.1 0 0 5.0 0 0 5.0

22 021 MNS MESJID 0 1 2 0 . 1 0 . 0 0 7.3

23 022 BLANG TEUMULEK 0 0 3.8 1 0 . 0 0 1.5 0 0 4.0

24 023 BLANG KUTA II MNS 0 0 3.5 0 0 0.8 0 0 1.6 0 0 3.8

25 024 BLANG KUTA COH 0 0 4 0 0 1.9 0 0 3.9 0 0 4.3

26 025 RHEUM TIMUR 0 0 3.1 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.3

27 026 RHEUM BARAT 0 0 2.5 1 0 . 0 0 2.0 0 0 2.8

28 027 RHEUM BAROH 0 0 3.3 1 0 . 0 0 3.1 0 0 3.4

29 028 LANCANG 0 0 3.8 1 0 . 0 0 1.5 0 0 4.0

30 029 KEUDE TAMBUE 0 0 1 1 0 . 1 0 . 0 0 6.0

32 030 MEUNASAH ASAN 0 0 2 1 0 . 0 0 0.4 0 0 8.0

33 031 PEUNEULET TUNONG 0 0 3.5 0 0 0.5 0 0 3.0 0 0 12.5

34 032 CURE TUNONG 0 0 3.5 0 0 0.3 0 0 1.3 0 0 13.1

35 033 CURE BAROH 0 0 4 1 0 . 0 0 3.0 0 0 12.5

36 034 PEUNEULET BAROH 0 0 7 1 0 . 0 0 6.5 0 0 15.0

37 035 ULEE KAREUNG 0 0 7 0 0 1.0 0 0 6.0 0 0 8.0

38 036 ALUE LEUHOB 0 0 3 1 0 . 0 0 4.0 0 0 4.0

39 037 BLANG PANYANG 0 0 7 1 0 . 0 0 6.5 0 0 7.8

40 038 CALOK 0 0 12 0 0 1.2 0 0 5.0 0 0 5.0

Page 203: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 65

NAD - BRR

Nias

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana desa-

desa di Kecamatan Simpang Mamplam dianggap sebagai satu lingkungan, dengan

proyeksi penduduk pada tahun 2010 sebesar 20.924 jiwa, maka kebutuhan

tambahan sarana pendidikan di Kec. Simpang Mamplam, meliputi :

1. TK sebanyak 19 (sembilan belas) buah.

2. SLTP sebanyak 1 (satu) buah, dan

3. SLTA sebanyak 1 (satu) buah.

C.4 Sarana Kesehatan

Secara umum, sarana kesehatan di Kecamatan Simpang Mamplam meliputi :

1. Puskesmas sebanyak 1 (satu) buah di Desa Mamplam, dengan jangkauan ke desa

terjauh (Ds. Glemendong) adalah 55,5 Km.

2. Puskesmas Pembantu sebanyak 1 (satu) buah di Desa Cure Baroh, dengan

jangkauan ke desa terjauh (Ds. Lhok Tanoh) adalah 9,3 Km.

3. Posyandu sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) buah (hampir ada di setiap desa).

4. Polindes (Pondok Bersalin Desa) sebanyak 36 (tiga puluh enam) buah.

Poliklinik/Balai Pengobatan Puskesmas Puskemas Pembantu POSYANDU Polindes (Pondok

Bersalin Desa) No Kode Nama Desa

Peta

Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah Jarak Rata-

Rata (km) Jumlah Jarak

Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak

Rata-Rata (km)

1 001 GLE MENDONG 0 44.5 0 55.5 0 5.5 1 . 1 .

2 002 IE RHOB BABAH KRUENG 0 35.0 0 3.0 0 3.0 1 . 1 .

3 003 LHOK TANOH 0 44.3 0 9.3 0 9.3 1 . 1 .

4 004 KRUENG MEUSEUGOB 0 43.0 0 7.0 0 7.0 1 . 1 .

5 005 PAKU 0 33.5 0 7.0 0 6.0 1 . 1 .

7 006 BLANG TAMBUE 0 33.0 0 3.0 0 3.0 1 . 1 .

8 007 MAMPLAM 0 40.3 1 . 0 3.1 1 . 1 .

9 008 PULO DAPONG 0 40.5 0 3.5 0 3.5 1 . 1 .

10 009 COT TRIENG 0 34.0 0 1.0 0 1.0 1 . 1 .

11 010 IE RHOB TIMU 0 35.0 0 2.5 0 3.0 1 . 1 .

12 011 IE RHOB BARAT 0 3.0 0 3.0 0 5.5 1 . 1 .

13 012 MEUNASAH DAYAH 0 34.5 0 1.0 0 1.0 1 . 1 .

14 013 PULO DRIEN 0 36.1 0 0.3 0 0.3 1 . 1 .

15 014 IE RHOB GEULUMPANG 0 37.2 0 1.2 0 1.2 1 . 1 .

Page 204: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 66

NAD - BRR

Nias

Poliklinik/Balai Pengobatan Puskesmas Puskemas Pembantu POSYANDU Polindes (Pondok

Bersalin Desa) No Kode Nama Desa

Peta

Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah Jarak Rata-

Rata (km) Jumlah Jarak

Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak

Rata-Rata (km)

16 015 CEUREUCOK 0 40.0 0 3.0 0 3.0 1 . 1 .

17 016 ARONGAN 0 38.0 0 1.5 0 1.5 1 . 0 1.5

18 017 BALEE 0 40.0 0 3.0 0 3.0 1 . 1 .

19 018 BLANG MANE BARAT 0 40.5 0 2.0 0 5.0 1 . 1 .

20 019 BLANG MANE II MNS 0 30.0 0 1.0 0 1.0 1 . 1 .

21 020 JURONG BINJE 0 34.5 0 0.9 0 0.9 1 . 0 34.1

22 021 MNS MESJID 0 34.3 0 0.4 0 0.4 1 . 1 .

23 022 BLANG TEUMULEK 0 38.0 0 2.2 0 0.4 0 3.0 0 3.0

24 023 BLANG KUTA II MNS 0 38.0 0 2.3 0 2.3 1 . 1 .

25 024 BLANG KUTA COH 0 37.0 0 4.0 0 4.0 1 . 1 .

26 025 RHEUM TIMUR 0 40.3 0 3.1 0 3.1 1 . 1 .

27 026 RHEUM BARAT 0 45.5 0 2.1 0 2.0 1 . 1 .

28 027 RHEUM BAROH 0 38.1 0 3.1 0 3.0 1 . 1 .

29 028 LANCANG 0 38.0 0 2.0 0 0.4 1 . 1 .

30 029 KEUDE TAMBUE 0 31.0 0 3.0 0 3.0 1 . 1 .

32 030 MEUNASAH ASAN 0 32.0 0 4.0 0 1.0 1 . 1 .

33 031 PEUNEULET TUNONG 0 34.0 0 4.5 0 0.5 1 . 1 .

34 032 CURE TUNONG 0 35.0 0 6.0 0 0.5 1 . 1 .

35 033 CURE BAROH 0 38.0 0 8.0 1 . 1 . 0 0.3

36 034 PEUNEULET BAROH 0 36.0 0 8.1 0 1.0 1 . 1 .

37 035 ULEE KAREUNG 0 41.0 0 9.0 0 4.0 1 . 1 .

38 036 ALUE LEUHOB 0 32.0 0 13.0 0 6.0 1 . 1 .

39 037 BLANG PANYANG 0 35.0 0 10.0 0 6.0 1 . 1 .

40 038 CALOK 0 34.0 0 11.0 0 7.0 1 . 1 .

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana desa-

desa di Kecamatan Simpang Mamplam dianggap sebagai satu lingkungan, dengan

proyeksi penduduk pada tahun 2010 sebesar 20.924 jiwa, maka tambahan sarana

kesehatan yang diperlukan di Kec. Simpang Mamplam, meliputi :

1. Balai Pengobatan/Poliklinik sebanyak 6 (enam) buah, dan

2. RS Bersalin sebanyak 1 (satu) buah.

C.5 Listrik dan Telepon

Seluruh desa di Kecamatan Simpang Mamplam telah dilayani oleh prasarana listrik.

Untuk prasarana telepon, hanya sebagian desa (19 desa) di kec. Simpang Mamplam

Page 205: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 67

NAD - BRR

Nias

yang telah dilayani. Kondisi ini menunjukkan kebutuhan perluasan jaringan

telepon yang dapat mencapai ke-delapan desa yang belum terlayani.

No

Kode Peta

Nama Desa

Ketersediaan

Listrik Keluarga Pengguna Listrik

Keluarga Berlangganan Telepon

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase

(%) PLN Non PLN PLN Non PLN

1 001 GLE MENDONG Ada 81 0 88.0 0.0 0 0.0

2 002 IE RHOB BABAH KRUENG Ada 95 0 84.8 0.0 0 0.0

3 003 LHOK TANOH Ada 9 0 56.3 0.0 0 0.0

4 004 KRUENG MEUSEUGOB Ada 87 0 67.4 0.0 0 0.0

5 005 PAKU Ada 12 0 75.0 0.0 0 0.0

7 006 BLANG TAMBUE Ada 208 0 86.3 0.0 2 0.8

8 007 MAMPLAM Ada 166 0 94.3 0.0 6 3.4

9 008 PULO DAPONG Ada 50 0 89.3 0.0 1 1.8

10 009 COT TRIENG Ada 79 0 84.9 0.0 0 0.0

11 010 IE RHOB TIMU Ada 61 0 70.1 0.0 0 0.0

12 011 IE RHOB BARAT Ada 110 0 95.7 0.0 0 0.0

13 012 MEUNASAH DAYAH Ada 78 0 78.8 0.0 3 3.0

14 013 PULO DRIEN Ada 68 0 97.1 0.0 7 10.0

15 014 IE RHOB GEULUMPANG Ada 52 0 88.1 0.0 2 3.4

16 015 CEUREUCOK Ada 298 0 89.8 0.0 12 3.6

17 016 ARONGAN Ada 249 0 88.3 0.0 5 1.8

18 017 BALEE Ada 127 0 82.5 0.0 8 5.2

19 018 BLANG MANE BARAT Ada 51 0 91.1 0.0 3 5.4

20 019 BLANG MANE II MNS Ada 59 0 75.6 0.0 2 2.6

21 020 JURONG BINJE Ada 66 0 88.0 0.0 4 5.3

22 021 MNS MESJID Ada 80 0 95.2 0.0 7 8.3

23 022 BLANG TEUMULEK Ada 101 0 76.5 0.0 2 1.5

24 023 BLANG KUTA II MNS Ada 208 0 86.3 0.0 6 2.5

25 024 BLANG KUTA COH Ada 36 0 58.1 0.0 0 0.0

26 025 RHEUM TIMUR Ada 104 0 84.6 0.0 2 1.6

27 026 RHEUM BARAT Ada 118 0 91.5 0.0 14 10.9

28 027 RHEUM BAROH Ada 151 0 70.9 0.0 1 0.5

29 028 LANCANG Ada 58 0 84.1 0.0 1 1.4

30 029 KEUDE TAMBUE Ada 158 0 85.4 0.0 0 0.0

32 030 MEUNASAH ASAN Ada 88 0 81.5 0.0 0 0.0

33 031 PEUNEULET TUNONG Ada 61 0 62.9 0.0 0 0.0

34 032 CURE TUNONG Ada 187 0 83.9 0.0 0 0.0

35 033 CURE BAROH Ada 122 0 87.1 0.0 0 0.0

36 034 PEUNEULET BAROH Ada 155 0 92.3 0.0 0 0.0

37 035 ULEE KAREUNG Ada 155 0 83.8 0.0 0 0.0

38 036 ALUE LEUHOB Ada 39 0 48.1 0.0 0 0.0

39 037 BLANG PANYANG Ada 144 0 74.6 0.0 0 0.0

40 038 CALOK Ada 133 0 80.6 0.0 8 4.8

Page 206: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 68

NAD - BRR

Nias

3.5.2 RENCANA TINDAK (ACTION PLAN) KECAMATAN SIMPANG MAMPLAM

Rencana Tindak (Action Plan) di Kecamatan Simpang Mamplam disusun berdasarkan

5 (lima) rangkaian kegiatan yang telah dijelaskan pada sub bab 3.2. Sebagaimana

juga telah dijelaskan pada sub bab 3.2, pelaksanaan sosialisasi melalui FGD di

kecamatan Simpang Mamplam tidak dapat dilaksanakan, sehingga dalam hal ini

dilaksanakan survai wawancara (kuestioner) kepada masyarakat setempat

sebagai bahan validitas terhadap draft rencana tindak (action plan) yang disusun

konsultan dan telah dipadukan dengan bahan usulan program dari hasil

pelaksanaan penjaringan aspirasi masyarakat melaui Forum FGD (Focus Group

Discussion) yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten Bireuen bekerjasama dengan

Lembaga NGO dari Perancis pada tahun 2005.

Hasil suvai wawancara (kuestioner) kepada masyarakat di 9 (sembilan) kecamatan

prioritas (termasuk Kecamatan Simpang Mamplam) juga telah dijelaskan pada sub

bab 3.2. Melalui 5 (lima) rangkaian kegiatan di atas, dan hasil pelaksanaan suvai

wawancara (kuestioner) kepada masyarakat selanjutnya disusun dan ditetapkan

Rencana Tindak (Action Plan) di Kecamatan Simpang Mamplam Tahun 2007 sampai

Tahun 2009 seperti disajikan pada Tabel dan gambar pada halaman berikut.

3.5.3 DESA PRIORITAS DI KECAMATAN SIMPANG MAMPLAM

Dengan mengacu pada proses dan metode penetapan desa prioritas yang telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, maka dipilih dan ditetapkan desa prioritas untuk

“Village Planning” di Kecamatan Simpang Mamplam seperti disajikan pada tabel

berikut.

Desa Prioritas di Kecamatan Simpang Mamplam

No Kode Nama Desa/Kel. sekarang Kecamatan Nilai Urutan Prioritas

1 27 RHEUM BAROH Simpang Mamplam 43 1

5 36 ALUE LEUHOB Simpang Mamplam 38 2

15 32 CURE TUNONG Simpang Mamplam 29 3

17 22 BLANG TEUMULEK Simpang Mamplam 28 4

23 28 LANCANG Simpang Mamplam 27 5

37 15 CEUREUCOK Simpang Mamplam 24 6

Page 207: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 69

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa/Kel. sekarang Kecamatan Nilai Urutan Prioritas

71 37 BLANG PANYANG Simpang Mamplam 20 7

78 16 ARONGAN Simpang Mamplam 19 8

81 25 RHEUM TIMUR Simpang Mamplam 19 8

85 38 CALOK Simpang Mamplam 19 8

92 26 RHEUM BARAT Simpang Mamplam 18 9

93 30 MEUNASAH ASAN Simpang Mamplam 18 9

101 23 BLANG KUTA II MNS Simpang Mamplam 17 10

102 24 BLANG KUTA COH Simpang Mamplam 17 10

106 33 CURE BAROH Simpang Mamplam 17 10

112 34 PEUNEULET BAROH Simpang Mamplam 16 11

120 35 ULEE KAREUNG Simpang Mamplam 15 12

143 29 KEUDE TAMBUE Simpang Mamplam 9 13

145 6 BLANG TAMBUE Simpang Mamplam 7 14

144 17 BALEE Simpang Mamplam 7 14

Page 208: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 70

NAD - BRR

Nias

Page 209: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 71

NAD - BRR

Nias

Page 210: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 72

NAD - BRR

Nias

Page 211: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 73

NAD - BRR

Nias

Page 212: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 74

NAD - BRR

Nias

Page 213: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 75

NAD - BRR

Nias

3.6 KECAMATAN JEUNIEB

3.6.1 IDENTIFIKASI KONDISI DAN PERMASALAHAN YANG ADA

A. FISIK DAN LINGKUNGAN

A.1 Morfologi

Kondisi morfologi di Kec. Jeunib sebagian berupa topografi dataran di sebelah

Utara (antara lain meliputi : Matang Bangka, Lancang Matang Teungoh, Blang

Lancang, Teupin Keupula Timur), dan di sebelah Selatan berupa perbukitan.

A.2 Jenis Tanah

Jenis tanah di Kec. Jeunib adalah relatif sama dengan yang ada di Kec. Samalanga

dan Simpang Mamplam.

A.3 Kedalaman Efektif Tanah

Kedalaman efektif tanah di Kec. Jeunieb, sebagian besar memiliki kedalaman

efektif antara 30 – 60 cm (80,99 %), dan sebagian kecil memiliki kedalaman efektif

> 90 cm (19,01 %). Kedalaman efektif tanah ini akan menjadi dasar pertimbangan

untuk penentuan kedalaman fondasi bangunan.

A.4 Sumber Daya Air

Sumber Daya Air Permukaan di kecamatan Jeunib meliputi Sumber Daya Air Sungai,

Rawa/paya dan waduk, diantaranya Krueng / Sungai ( Nalan 150 Ha, Jeunib 112

Ha ), Paya / Rawa ( Rusab 1 Ha, Jambo Dalam 5 Ha, Alue Syueng 1,5 Ha ) dan

Waduk Gasap 5 Ha.

A.5 Daerah Rawan Banjir

Daerah Wilayah Kecamatan Jeunib yang berpotensi rawan banjir adalah daerah

Pesisir yang relatip datar 0 - 5 meter di atas permukaan air laut, meliputi daerah

sekitar muara sungai kuala Jeunib yang kondisinya mengalami pendangkalan akibat

sedimentasi dan akresi yang menimbulkan penyempitan “Bottle Neck “ di bagian

hilir ( muara ). Tanggal 11 Desember 2005 Wilayah pesisir Jeunib terjadi banjir

karena hujan selama tiga hari berturut-turut sehingga jalur Banda Aceh – Medan

terputus selama 8 jam, warga sekitar mengungsi kedaerah aman dengan tinggi air

Page 214: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 76

NAD - BRR

Nias

sampai 2 meter yang menggenangi rumah warga. Faktor penyebab lainnya adalah

adanya penebangan kawasan hutan yang berada di wilayah hulu.

A.6 Daerah Rawan Gempa

Daerah Wilayah Kecamatan Jeunieb berpotensi mengalami bencana kegempaan di

tinjau dari tatanan struktur geologi tektonik regional pulau Sumatra yang sewaktu-

waktu dapat menimbulkan gempa tektonik dengan skala 6-7 reichter, patahan –

patahan tersebut. Salah satunya dapat dijumpai di krueng Peusangan.

A.7 Daerah Rawan Tsunami

Daerah Pesisir yang terpotensi rawan tsunami meliputi desa-desa pesisir baik desa

tambak maupun dasa pantai yang beresiko berat yaitu desa Matang Bangka, Blang

Lancang, Teupin Kapula dan Beresiko sedang meliputi desa tambak yaitu desa

Matang Nibong, Matang teuguh, Lancang Blang Me Timu. Faktor penyebab lain di

sepanjang pesisir desa-desa pantai tidak terdapat zona penyanggah (buffer zone)

hutan mangrove yang mampu menahan laju gelombang tsunami secara alamiah

serta kedalaman toporafi daerah perairan pantai Jeunib 20 – 100 meter, yang

berpengaruh terhadap laju kecepatan rambat gelombang C = L/T terhadap

kedalaman laut d/L. Gelombang tsunami sebelumnya mengalami Difraksi ke arah

timur oleh karena adanya terumbu karang di desa Ulee Karueng , Blang Panyah

dan Calok sehingga terjadi pertemuan dengan gelombang datang dari arah barat

laut menerjang desa - desa pantai yaitu Blang Lancang dan Matang Bangka.

A.8 Kelautan dan Lingkungan Pesisir

Morfologi Daerah Pesisir

Penggunaan lahan dan kenampakan yang ada adalah Pemukiman Penduduk,

Pertambakan, Kebun Kelapa, Tempat Pengolahan dan Sawah dengan panjang garis

pantai 3,22 km.

Potensi Sumber Daya Hayati

Perikanan tangkap dan sarana PPI dan TPI, Budidaya Perikanan Tambak seluas

184,35 Ha , Ekosistim Estuaria Muara Sungai ( Kuala Jeunib dan Kuala Nalan ).

Ekosisitim Padang Lamun dan Ekosistim Pantai Pasir.

Page 215: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 77

NAD - BRR

Nias

Permasalahan Kelautan dan Lingkungan Pesisir

Abrasi di sepanjang pesisir pantai, Akresi di muara sungai Jeunieb , Kerusakan

komunitas hutan mangrove.

Analisis Penanganan dan Pengembangan

Berdasarkan permasalahan kelautan dan lingkungan pesisir yang ada di Kec.

Jeunieb, maka beberapa bentuk penanganan dan pengembangan yang diperlukan

adalah sebagai berikut :

1. Ekosistim Hutan Mangrove ( Bakau )

Mereboisasi Kawasan pantai dengan menanam kembali tanaman bakau

(mangrove) di desa Matang Bangka, Blang Lancang, Teupin Kapula. Penanganan

lainnya adalah sama dengan yang telah dijelaskan untu kecamatan Samalanga.

2. Ekosistim Estuaria, Padang Lamun, Pasir Pantai, dan Perikanan Tambak

Sama dengan yang telah dijelaskan untuk kecamatan Samalanga.

3. Abrasi

a. Penanggulangan abrasi pantai secara alamiah dengan memanfaatkan sumber

daya ekosistim hutan mangrove ( Vegetasi ) dan Reboisasi di desa pantai

Matang Bangka, Lancang dan desa Teupin Kapula.

b. Penanggulangan abrasi pantai dengan sistim Proteksi Bangunan Pantai (

Coastal Engineering ) yaitu Sea Wall, Bulkhealt dan Revetment, dengan

mengutamakan dan memanfaatkan batuan yang banyak tersebar di

kabupaten bireuen di desa pantai Matang Bangka, Lancang dan desa Teupin

Kapula.

4. Akresi

Sama dengan yang telah dijelaskan untuk kecamatan Samalanga.

Page 216: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 78

NAD - BRR

Nias

B. SOSIAL EKONOMI

B.1 Jumlah Penduduk dan KK

Jumlah penduduk dan Kepala Keluarga (KK) pada seluruh desa yang ada di

Kecamatan Jeunib pada tahun 2005 adalah 19.421 jiwa dan 4.489 KK, dengan

jumlah penduduk dan KK terbesar adalah di Desa Blang Lancang sebanyak 1.437

jiwa dan 312 KK, serta terkecil di desa Alue Seutui sebanyak 126 jiwa dan 29 KK.

No Kode Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Peta Laki-Laki Wanita Total Keluarga

1 001 JEUMPA SIKUREUNG 117 141 258 69

2 002 BLANG POROH 278 351 629 155

3 003 LHOK KULAM 400 575 975 175

4 010 SAMPOI AJAT 360 470 830 204

5 011 ULEE BLANG 161 190 351 101

6 012 ALUE SEUTUI 42 84 126 29

7 013 BLANG NEUBOK 103 113 216 59

8 014 MNS ALUE 305 327 632 110

9 015 MNS TUNONG LUENG 160 187 347 89

10 016 LHEUE SIMPANG 222 250 472 122

11 017 LHEUE BARAT 153 198 351 81

12 018 MNS DAYAH 257 277 534 120

13 019 MEUNASAH KEUPULA 198 229 427 103

14 020 ULEE GAJAH 193 201 394 94

15 021 UTEUN PUPALEH 74 95 169 50

16 022 DARUL AMAN 101 123 224 62

17 023 LAMPOH OE 196 218 414 96

18 024 PULO RANGKILEH 208 244 452 115

19 025 TUFAH 265 340 605 137

20 030 TANJONG BUNGONG 230 258 488 128

21 031 DAYAH BARO 253 253 506 132

22 032 ULEE RABO 260 270 530 134

23 033 LHUENG TENGOH 291 370 661 175

24 034 MNS TAMBO 301 313 614 112

25 035 MNS KEUTAPANG 255 282 537 128

26 036 COT GEULUMPANG TUNONG 107 101 208 43

27 037 COT GEULUMPANG BAROH 188 207 395 96

28 038 KEUDE JEUNIEB 294 209 503 98

29 039 JANGGOT SEUNGKO 350 550 900 200

30 040 BLANG MEE TIMUR 366 438 804 173

31 041 MATANG NIBONG 186 254 440 106

32 042 BLANG MEE BARAT 327 348 675 141

33 043 MATANG TEUNGOH 155 165 320 72

Page 217: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 79

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Peta Laki-Laki Wanita Total Keluarga

34 044 MATANG BANGKA 152 178 330 77

35 045 BLANG LANCANG 685 752 1,437 312

36 046 LANCANG 285 271 556 135

37 047 TEUPIN KEUPULA 338 350 688 170

38 057 MEUNASAH LUENG 198 225 423 86

B.2 Pertumbuhan Penduduk dan Proyeksi Penduduk Tahun 2010

Adapun pertumbuhan penduduk di Kec. Jeunieb dari tahun 2003-2005 sebagian

menunjukkan angka pertumbuhan negatif, berkisar antara -0,25 sampai -28,8 %. Hal

ini kemungkinan disebabkan dampak tsunami yang cukup parah di Kecamatan

Jeunieb. Berdasarkan angka pertumbuhan yang ada, selanjutnya diproyeksikan

jumlah penduduk di desa-desa prioritas Kec. Jeunieb pada tahun 2010, total

sebesar 20.922 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk tiap desa disajikan pada

tabel berikut.

No. Kode Nama Desa/ Kel. sekarang Status Desa/Kota

Luas Wilayah

(Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk Tahun

2010 (Jiwa) 1 001 JEUMPA SIKUREUNG Desa 542.76 394 258 278 2 002 BLANG POROH Desa 14,188.17 1,188 629 678 3 003 LHOK KULAM Desa 446.19 870 975 1,050 4 010 SAMPOI AJAT Desa 87.82 869 830 894 5 011 ULEE BLANG Desa 164.77 383 351 378 6 012 ALUE SEUTUI Desa 363.94 159 126 136 7 013 BLANG NEUBOK Desa 353.46 226 216 233 8 014 MNS ALUE Desa 102.03 521 632 681 9 015 MNS TUNONG LUENG Desa 141.65 686 347 374

10 016 LHEUE SIMPANG Desa 186.30 571 472 508 11 017 LHEUE BARAT Desa 72.02 565 351 378 12 018 MNS DAYAH Desa 116.43 754 534 575 13 019 MEUNASAH KEUPULA Desa 112.58 464 427 460 14 020 ULEE GAJAH Desa 91.59 396 394 424 15 021 UTEUN PUPALEH Desa 123.31 233 169 182 16 022 DARUL AMAN Desa 209.30 338 224 241 17 023 LAMPOH OE Desa 103.62 550 414 446 18 024 PULO RANGKILEH Desa 159.04 575 452 487 19 025 TUFAH Desa 166.85 583 605 652 20 030 TANJONG BUNGONG Desa 100.85 642 488 526 21 031 DAYAH BARO Desa 76.85 480 506 545

Page 218: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 80

NAD - BRR

Nias

No. Kode Nama Desa/ Kel. sekarang Status Desa/Kota

Luas Wilayah

(Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk Tahun

2010 (Jiwa) 22 032 ULEE RABO Desa 96.25 540 530 571 23 033 LHUENG TENGOH Desa 197.39 643 661 712 24 034 MNS TAMBO Desa 257.73 578 614 661 25 035 MNS KEUTAPANG Desa 377.88 605 537 579 26 036 COT GEULUMPANG TUNONG Desa 194.78 192 208 224 27 037 COT GEULUMPANG BAROH Desa 200.15 407 395 426 28 038 KEUDE JEUNIEB Kota 191.92 390 503 542 29 039 JANGGOT SEUNGKO Desa 192.60 855 900 970 30 040 BLANG MEE TIMUR Desa 457.72 1,347 804 866 31 041 MATANG NIBONG Desa 345.61 352 440 474 32 042 BLANG MEE BARAT Desa 325.26 607 675 727 33 043 MATANG TEUNGOH Desa 327.25 333 320 345 34 044 MATANG BANGKA Desa 672.19 333 330 356 35 045 BLANG LANCANG Desa 288.42 1,087 1,437 1,548 36 046 LANCANG Desa 261.38 455 556 599 37 047 TEUPIN KEUPULA Desa 325.62 582 688 741 38 057 MEUNASAH LUENG Desa 256.33 464 423 456

TOTAL 22,878 21,217 19,421 20,922

B.2 Mata Pencaharian Penduduk dan Jumah KK Miskin

Sebagian besar desa yang ada di Kecamatan Jeunieb memiliki mata pencaharian

utama pada sektor pertanian tanaman pangan, dan terdapat 2 (dua) desa, yang

memiliki mata pencaharian utama sektor Perindustrian dan Perdagangan, yakni :

desa Lancang dan desa Keude Jeunieb.

Adapun jumlah Kepala Keluarga (KK) Miskin adalah 3.540 KK atau 78,9 % dari total

jumlah KK di kec. Jeunieb, dengan jumlah KK Miskin terbesar terdapat di desa

Sampiajat, yakni sebanyak 204 KK atau 100 % dari jumlah KK yang ada di desa

tersebut. Hampir seluruh desa yang ada di Kec. Jeunieb memiliki persentase

jumlah KK miskin di atas 50 %, dan hanya 1(satu) desa yang memiliki presentasi

dibawah 50 %. Kondisi ini dapat digunakan sebagai indikator kebutuhan penanganan

masalah kemiskinan di Kec. Jeunieb.

Page 219: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 81

NAD - BRR

Nias

Kode Keluarga di Sektor Sumber

No Peta Nama Desa Pertanian Keluarga Miskin Penghasilan Sub Sektor Buruh Tani

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Utama Pertanian Jumlah Presentase

1 001 JEUMPA SIKUREUNG 49 71 60 87.0 Pertanian Perkebunan 40 21.8

2 002 BLANG POROH 153 99 150 96.8 Pertanian Tanaman Pangan 250 40.1

3 003 LHOK KULAM 172 98 154 88.0 Pertanian Tanaman Pangan 200 20.9

4 010 SAMPOI AJAT 200 98 204 100.0 Pertanian Tanaman Pangan 250 30.7

5 011 ULEE BLANG 61 60 98 97.0 Pertanian Tanaman Pangan 201 95.4

6 012 ALUE SEUTUI 29 99 26 89.7 Pertanian Tanaman Pangan 60 48.1

7 013 BLANG NEUBOK 58 98 54 91.5 Pertanian Perkebunan 120 56.7

8 014 MNS ALUE 106 96 95 86.4 Pertanian Tanaman Pangan 250 41.2

9 015 MNS TUNONG LUENG 88 99 85 95.5 Pertanian Tanaman Pangan 145 42.2

10 016 LHEUE SIMPANG 89 73 67 54.9 Pertanian Tanaman Pangan 6 1.7

11 017 LHEUE BARAT 57 70 81 100.0 Pertanian Tanaman Pangan 2 0.8

12 018 MNS DAYAH 72 60 72 60.0 Pertanian Tanaman Pangan 300 93.6

13 019 MEUNASAH KEUPULA 96 93 62 60.2 Pertanian Tanaman Pangan 6 1.5

14 020 ULEE GAJAH 86 92 94 100.0 Pertanian Tanaman Pangan 50 13.8

15 021 UTEUN PUPALEH 15 30 50 100.0 Pertanian Tanaman Pangan 75 147.9

16 022 DARUL AMAN 56 91 60 96.8 Pertanian Tanaman Pangan 125 61.3

17 023 LAMPOH OE 92 96 80 83.3 Pertanian Tanaman Pangan 150 37.7

18 024 PULO RANGKILEH 63 55 95 82.6 Pertanian Tanaman Pangan 165 66.4

19 025 TUFAH 92 67 80 58.4 Pertanian Tanaman Pangan 250 61.7

20 030 TANJONG BUNGONG 120 94 114 89.1 Pertanian Perkebunan 150 32.7

21 031 DAYAH BARO 129 98 122 92.4 Pertanian Tanaman Pangan 215 43.4

22 032 ULEE RABO 118 88 110 82.1 Pertanian Tanaman Pangan 278 59.6

23 033 LHUENG TENGOH 140 80 167 95.4 Pertanian Tanaman Pangan 50 9.5

24 034 MNS TAMBO 108 96 64 57.1 Pertanian Tanaman Pangan 10 1.7

25 035 MNS KEUTAPANG 106 83 81 63.3 Pertanian Tanaman Pangan 300 67.3

26 036 COT GEULUMPANG TUNONG 42 98 41 95.3 Pertanian Tanaman Pangan 140 68.7

27 037 COT GEULUMPANG BAROH 89 93 96 100.0 Pertanian Tanaman Pangan 150 40.8

28 038 KEUDE JEUNIEB 10 10 90 91.8 Perdagangan 0 0.0

29 039 JANGGOT SEUNGKO 164 82 150 75.0 Pertanian Perkebunan 450 61.0

30 040 BLANG MEE TIMUR 40 23 150 86.7 Pertanian Tanaman Pangan 150 81.1

31 041 MATANG NIBONG 58 55 94 88.7 Pertanian Tanaman Pangan 20 8.3

32 042 BLANG MEE BARAT 35 25 89 63.1 Pertanian Tanaman Pangan 10 5.9

33 043 MATANG TEUNGOH 65 90 60 83.3 Pertanian Tanaman Pangan 0 0.0

34 044 MATANG BANGKA 62 80 77 100.0 Pertanian Tanaman Pangan 120 45.5

35 045 BLANG LANCANG 62 20 30 9.6 Pertanian Tanaman Pangan 250 87.0

36 046 LANCANG 20 15 104 77.0 Industri 41 49.2

37 047 TEUPIN KEUPULA 119 70 150 88.2 Pertanian Tanaman Pangan 250 51.9

38 057 MEUNASAH LUENG 82 95 84 97.7 Pertanian Tanaman Pangan 157 39.1

Page 220: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 82

NAD - BRR

Nias

C. PRASARANA DAN SARANA

C.1 Transportasi

Secara umum, seluruh desa yang ada di Kecamatan Jeunieb dihubungkan oleh

prasarana jaringan jalan dengan tipe perkerasan aspal/beton, sirtu, dan tanah,

serta sebanyak 10 (sepuluh) desa belum dapat dijangkau oleh kendaraan roda-4.

Kondisi ini menunjukkan diperlukannya pengembangan prasarana jaringan jalan

yang dapat dilalui kendaraan roda-4 menuju ke-sepuluh desa tersebut,

disamping juga diperlukan peningkatan jalan khususnya untuk jalan-jalan dengan

jenis permukaan tanah menjadi minimal jenis Sirtu (Pasir Batu), sehingga dapat

dilalui oleh kendaraan roda-4 di musim hujan.

Adapun sarana angkutan umum ke desa-desa di kecamatan Jeunieb adalah ojek

(sepeda motor). Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :

No Kode Peta Nama Desa

Sebagian Besar Cara Lalu Lintas Antar Desa

Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan Roda

4/ Lebih Sepanjang Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

1 001 JEUMPA SIKUREUNG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

2 002 BLANG POROH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

3 003 LHOK KULAM Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

4 010 SAMPOI AJAT Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

5 011 ULEE BLANG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

6 012 ALUE SEUTUI Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

7 013 BLANG NEUBOK Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

8 014 MNS ALUE Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

9 015 MNS TUNONG LUENG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

10 016 LHEUE SIMPANG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

11 017 LHEUE BARAT Darat Aspal/Beton Tidak Ojek Sepeda Motor

12 018 MNS DAYAH Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

13 019 MEUNASAH KEUPULA Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

14 020 ULEE GAJAH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

15 021 UTEUN PUPALEH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

16 022 DARUL AMAN Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

17 023 LAMPOH OE Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

18 024 PULO RANGKILEH Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

19 025 TUFAH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

20 030 TANJONG BUNGONG Darat Aspal/Beton Tidak Ojek Sepeda Motor

21 031 DAYAH BARO Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

22 032 ULEE RABO Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

23 033 LHUENG TENGOH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

24 034 MNS TAMBO Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

Page 221: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 83

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa

Sebagian Besar Cara Lalu Lintas Antar Desa

Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan Roda

4/ Lebih Sepanjang Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

25 035 MNS KEUTAPANG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

26 036 COT GEULUMPANG TUNONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

27 037 COT GEULUMPANG BAROH Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

28 038 KEUDE JEUNIEB Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda/Becak/Gerobak/Pedati

29 039 JANGGOT SEUNGKO Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

30 040 BLANG MEE TIMUR Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

31 041 MATANG NIBONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

32 042 BLANG MEE BARAT Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

33 043 MATANG TEUNGOH Darat & Air Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

34 044 MATANG BANGKA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

35 045 BLANG LANCANG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

36 046 LANCANG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

37 047 TEUPIN KEUPULA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

38 057 MEUNASAH LUENG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

C.2 Prasarana Air Bersih, Air Limbah dan Sampah

Terdapat 5 (lima) desa yang ada di Kecamatan Jeunieb telah dilayani oleh sumber

air bersih dari PDAM, lainnya masih menggunakan sumur sebagai sumber air bersih.

Secara umum, kondisi ini telah memenuhi standar pelayanan minimal prasarana

air bersih yang ada.

Untuk prasarana dan sarana sanitasi berupa jamban umum tersedia hanya pada 1

(satu) desa, dan sebanyak 19 (sembilan belas) desa menggunakan sarana sanitasi

bukan jamban. Secara umum, kondisi ini belum memenuhi standar pelayanan

minimal sarana sanitasi yang ada (terlayani > 80 %), sehingga pelayanan sanitasi

perlu ditingkatkan, khususnya pada desa-desa yang menggunakan sarana sanitasi

bukan jamban.

Untuk pengolahan sampah, seluruh desa menggunakan cara dibuang di lubang dan

dibakar. Secara umum, kondisi ini telah memenuhi standar pelayanan minimal

pengelolaan sampah yang ada untuk kawasan permukiman perkotaan dan

perdesaan.

Page 222: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 84

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa Sumber Air

Minum

Harus Membeli Air

Minum Tempat Buang

Air Besar

Cara Membuang

Sampah 1 001 JEUMPA SIKUREUNG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

2 002 BLANG POROH Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

3 003 LHOK KULAM Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

4 010 SAMPOI AJAT Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

5 011 ULEE BLANG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

6 012 ALUE SEUTUI Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

7 013 BLANG NEUBOK Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

8 014 MNS ALUE Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

9 015 MNS TUNONG LUENG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

10 016 LHEUE SIMPANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

11 017 LHEUE BARAT Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

12 018 MNS DAYAH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

13 019 MEUNASAH KEUPULA Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

14 020 ULEE GAJAH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

15 021 UTEUN PUPALEH Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

16 022 DARUL AMAN Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

17 023 LAMPOH OE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

18 024 PULO RANGKILEH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

19 025 TUFAH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

20 030 TANJONG BUNGONG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

21 031 DAYAH BARO Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

22 032 ULEE RABO Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

23 033 LHUENG TENGOH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

24 034 MNS TAMBO Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

25 035 MNS KEUTAPANG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

26 036 COT GEULUMPANG TUNONG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

27 037 COT GEULUMPANG BAROH Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

28 038 KEUDE JEUNIEB Pipa PAM Tidak Jamban Sendiri Diangkut

29 039 JANGGOT SEUNGKO Sumur Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

30 040 BLANG MEE TIMUR Pipa PAM Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

31 041 MATANG NIBONG Sumur Ada Jamban Bersama Lobang/Dibakar

32 042 BLANG MEE BARAT Sumur Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

33 043 MATANG TEUNGOH Pipa PAM Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

34 044 MATANG BANGKA Pipa PAM Ada Bukan Jamban Lobang/Dibakar

35 045 BLANG LANCANG Sumur Ada Bukan Jamban Lobang/Dibakar

36 046 LANCANG Pipa PAM Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

37 047 TEUPIN KEUPULA Sumur Ada Bukan Jamban Lobang/Dibakar

38 057 MEUNASAH LUENG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

Page 223: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 85

NAD - BRR

Nias

C.3 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Kecamatan Jeunieb meliputi :

1. TK Negeri dan TK swasta, masing-masing sebanyak 1 (satu) buah, dengan

jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Ds Mns Alue dan Ulee Gajah) adalah 7 Km

2. SD Negeri sebanyak 17 (tujuh belas) buah, dan SD swasta sebanyak 1 (satu)

buah, dengan jangkaun pelayanan ke desa terjauh(Mns. Keupula) adalah 3 Km

3. SMP Negeri sebanyak 2 (dua) buah, dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh

(Desa Ulee Gajah) adalah 7 Km

4. SMU Negeri sebanyak 1 (satu) buah di desa Blang Mee Timur, dengan jangkauan

pelayanan ke desa terjauh (Desa Mns. Alue) adalah 9 Km.

Kode Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Umum No Peta Nama Desa Jumlah Sekolah Jarak

Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 001 JEUMPA SIKUREUNG 0 0 5 0 0 1.0 0 0 5.0 0 0 5.0

2 002 BLANG POROH 0 0 6 1 0 . 0 0 6.0 0 0 6.0

3 003 LHOK KULAM 0 0 5 1 0 . 0 0 5.0 0 0 5.3

4 010 SAMPOI AJAT 0 0 3 1 0 . 0 0 4.0 0 0 4.0

5 011 ULEE BLANG 0 0 6 0 0 1.0 0 0 4.0 0 0 8.0

6 012 ALUE SEUTUI 0 0 6 0 0 0.5 0 0 4.0 0 0 6.5

7 013 BLANG NEUBOK 0 0 6 0 0 1.0 0 0 6.0 0 0 6.0

8 014 MNS ALUE 0 0 7 0 0 1.0 0 0 4.0 0 0 9.0

9 015 MNS TUNONG LUENG 0 0 4 1 0 . 0 0 4.0 0 0 4.0

10 016 LHEUE SIMPANG 0 0 4 1 0 . 0 0 4.0 0 0 4.0

11 017 LHEUE BARAT 0 0 4 0 0 2.0 0 0 4.0 0 0 6.0

12 018 MNS DAYAH 0 0 2.5 1 0 . 0 0 2.5 0 0 2.5

13 019 MEUNASAH KEUPULA 0 0 3 0 0 3.0 0 0 3.0 0 0 3.0

14 020 ULEE GAJAH 0 0 7 0 1 . 0 0 7.0 0 0 7.0

15 021 UTEUN PUPALEH 0 0 1 0 0 1.0 0 0 6.0 0 0 6.0

16 022 DARUL AMAN 0 0 3 0 0 1.0 0 0 2.0 0 0 4.0

17 023 LAMPOH OE 0 0 2 0 0 1.0 0 0 2.0 0 0 4.0

18 024 PULO RANGKILEH 0 0 2.5 0 0 1.0 0 0 1.0 0 0 3.0

19 025 TUFAH 0 0 4 1 0 . 1 0 . 0 0 2.0

20 030 TANJONG BUNGONG 0 0 3 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.0

21 031 DAYAH BARO 0 0 1 0 0 1.0 0 0 1.0 0 0 1.0

22 032 ULEE RABO 0 0 1 0 0 2.0 0 0 2.5 0 0 1.0

23 033 LHUENG TENGOH 0 0 2 2 0 . 0 0 2.0 0 0 3.0

24 034 MNS TAMBO 0 0 2 1 0 . 0 0 2.0 0 0 5.0

25 035 MNS KEUTAPANG 0 0 2 0 0 1.0 0 0 2.0 0 0 2.7

Page 224: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 86

NAD - BRR

Nias

Kode Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Umum No Peta Nama Desa Jumlah Sekolah Jarak

Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

26 036 COT GEULUMPANG TUNONG 0 0 2 0 0 1.5 0 0 2.0 0 0 4.0

27 037 COT GEULUMPANG BAROH 0 0 1.5 0 0 1.0 0 0 1.5 0 0 1.5

28 038 KEUDE JEUNIEB 0 0 0.5 0 0 0.1 0 0 0.5 0 0 0.5

29 039 JANGGOT SEUNGKO 0 1 2 0 . 0 0 5.0 0 0 7.0

30 040 BLANG MEE TIMUR 1 0 0 0 0.5 1 0 . 1 0 .

31 041 MATANG NIBONG 0 0 1 0 0 0.3 0 0 1.0 0 0 1.0

32 042 BLANG MEE BARAT 0 0 1 1 0 . 0 0 0.5 0 0 0.5

33 043 MATANG TEUNGOH 0 0 1 0 0 0.5 0 0 1.0 0 0 1.0

34 044 MATANG BANGKA 0 0 2 0 0 2.0 0 0 2.0 0 0 2.0

35 045 BLANG LANCANG 0 0 1.5 1 0 . 0 0 1.0 0 0 1.0

36 046 LANCANG 0 0 1.5 0 0 1.5 0 0 1.5 0 0 1.5

37 047 TEUPIN KEUPULA 0 0 2.5 1 0 . 0 0 2.5 0 0 2.6

38 057 MEUNASAH LUENG 0 0 4 1 0 . 0 0 4.0 0 0 4.0

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana desa-

desa prioritas di Kecamatan Jeunieb dianggap sebagai satu lingkungan, dengan

proyeksi penduduk pada tahun 2010 sebesar 20.922 jiwa, maka kebutuhan

tambahan sarana pendidikan di Kec. Jeunieb, meliputi :

1. TK sebanyak 19 (sembilan belas) buah, dan

2. SLTP sebanyak 1 (satu) buah.

C.4 Sarana Kesehatan

Secara umum, sarana kesehatan di Kecamatan Jeunieb meliputi :

1. Poliklinik/Balai Pengobatan sebanyak 3 (tiga) buah, dengan jangkauan

pelayanan ke desa terjauh (Desa Mns. Alue) adalah 32 Km

2. Puskesmas sebanyak 1 (satu) buah di Desa Blang Mee Timur, dengan jangkauan

pelayanan ke desa terjauh (Desa Mns. Alue dan Ulee Gajah) adalah 7 Km

3. Posyandu sebanyak 29 (dua puluh sembilan) buah (hampir ada di setiap desa),

dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Ds. J. Sikureung) adalah 5 Km

4. Polindes (Pondok Bersalin Desa) sebanyak 10 (sepuluh) buah, dengan jangkauan

pelayanan ke desa terjauh (Desa Mns. Keupula, Lheue Simpang) adalah 30 Km.

Page 225: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 87

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa Poliklinik/Balai

Pengobatan Puskemas Puskemas Pembantu POSYANDU

Polindes (Pondok Bersalin Desa)

Peta

Jumlah

Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

1 001 JEUMPA SIKUREUNG 0 31.0 0 5.0 0 12.0 0 5.0 0 5.0

2 002 BLANG POROH 0 6.0 0 6.0 0 2.0 0 2.0 0 2.0

3 003 LHOK KULAM 0 5.0 0 5.0 0 0.6 1 . 1 .

4 010 SAMPOI AJAT 0 29.0 0 4.0 0 1.0 1 . 1 .

5 011 ULEE BLANG 0 6.0 0 6.0 0 1.0 1 . 0 6.0

6 012 ALUE SEUTUI 0 31.0 0 6.5 0 1.0 1 . 0 1.0

7 013 BLANG NEUBOK 0 6.0 0 6.0 0 3.0 1 . 0 6.0

8 014 MNS ALUE 0 32.0 0 7.0 0 4.0 1 . 0 7.0

9 015 MNS TUNONG LUENG 0 30.0 0 4.0 0 5.0 1 . 0 2.0

10 016 LHEUE SIMPANG 0 30.0 0 4.0 0 8.0 0 4.0 0 30.0

11 017 LHEUE BARAT 0 5.3 0 5.5 0 2.0 1 . 1 .

12 018 MNS DAYAH 0 2.0 0 2.5 0 2.5 1 . 0 2.5

13 019 MEUNASAH KEUPULA 0 30.0 0 4.0 0 9.0 1 . 0 30.0

14 020 ULEE GAJAH 0 7.0 0 7.0 0 7.0 1 . 0 3.0

15 021 UTEUN PUPALEH 0 6.3 0 6.0 0 6.5 1 . 0 2.0

16 022 DARUL AMAN 0 30.0 0 4.5 0 1.5 0 4.5 0 4.0

17 023 LAMPOH OE 0 26.0 0 2.0 0 2.0 1 . 0 1.0

18 024 PULO RANGKILEH 1 . 0 3.0 0 3.0 1 . 1 .

19 025 TUFAH 1 . 0 2.5 0 2.0 1 . 1 .

20 030 TANJONG BUNGONG 0 3.0 0 3.0 0 2.0 1 . 0 3.0

21 031 DAYAH BARO 0 1.0 0 1.0 0 1.0 1 . 0 1.0

22 032 ULEE RABO 1 . 0 1.0 0 2.0 0 1.0 1 .

23 033 LHUENG TENGOH 0 2.0 0 2.0 0 2.0 1 . 0 1.0

24 034 MNS TAMBO 0 2.0 0 2.0 0 2.0 1 . 0 2.0

25 035 MNS KEUTAPANG 0 2.0 0 2.2 0 2.2 1 . 0 2.0

26 036 COT GEULUMPANG TUNONG 0 27.0 0 2.0 0 2.0 1 . 1 .

27 037 COT GEULUMPANG BAROH 0 1.5 0 1.5 0 1.5 1 . 0 1.5

28 038 KEUDE JEUNIEB 0 0.5 0 0.5 0 1.0 0 0.5 1 .

29 039 JANGGOT SEUNGKO 0 1.0 0 1.0 0 3.0 1 . 0 2.0

30 040 BLANG MEE TIMUR 0 5.0 1 . 0 1.5 1 . 1 .

31 041 MATANG NIBONG 0 1.0 0 1.0 0 1.0 1 . 0 1.0

32 042 BLANG MEE BARAT 0 0.5 0 0.5 0 1.0 1 . 0 0.5

33 043 MATANG TEUNGOH 0 1.0 0 1.0 0 2.0 0 1.0 0 2.0

34 044 MATANG BANGKA 0 2.0 0 2.0 0 2.0 1 . 0 2.0

35 045 BLANG LANCANG 0 1.0 0 1.0 0 1.0 1 . 0 1.0

36 046 LANCANG 0 1.5 0 1.5 0 1.5 1 . 1 .

37 047 TEUPIN KEUPULA 0 2.5 0 2.5 0 2.0 1 . 0 2.5

38 057 MEUNASAH LUENG 0 4.0 0 4.0 0 1.0 1 . 0 1.0

Page 226: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 88

NAD - BRR

Nias

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana

Kecamatan Jeunieb dianggap sebagai satu lingkungan, dengan proyeksi penduduk

pada tahun 2010 sebesar 20.922 jiwa, maka tambahan sarana kesehatan yang

diperlukan di Kec. Jeunieb, meliputi :

1. Poliklinik/Balai Pengobatan sebanyak 4 (empat) buah, dan

2. RS Bersalin sebanyak 1 (satu) buah.

C.5 Listrik dan Telepon

Hampir seluruh desa di Kecamatan Jeunieb telah dilayani oleh prasarana listrik,

kecuali 1 (satu) desa, yakni Desa Lheue Barat. Kondisi ini menunjukkan

kebutuhan perluasan jaringan listrik ke Desa tersebut. Sedangkan untuk

prasarana telepon hanya 4 (empat) desa di kec. Jeunieb yang telah dilayani.

Kondisi ini menunjukkan kebutuhan perluasan jaringan telepon yang dapat

mencapai ke desa-desa yang masih belum terlayani.

No Kode Peta

Nama Desa Ketersediaan Listrik

Keluarga Pengguna Listrik Keluarga

Berlangganan Telepon Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase

(%) PLN Non PLN PLN Non PLN 1 001 JEUMPA SIKUREUNG Ada 26 0 37.7 0.0 0 0.0

2 002 BLANG POROH Ada 49 0 31.6 0.0 0 0.0

3 003 LHOK KULAM Ada 85 0 48.6 0.0 0 0.0

4 010 SAMPOI AJAT Ada 67 0 32.8 0.0 0 0.0

5 011 ULEE BLANG Ada 70 0 69.3 0.0 0 0.0

6 012 ALUE SEUTUI Ada 8 0 27.6 0.0 0 0.0

7 013 BLANG NEUBOK Ada 22 0 37.3 0.0 0 0.0

8 014 MNS ALUE Ada 75 0 68.2 0.0 0 0.0

9 015 MNS TUNONG LUENG Ada 30 0 33.7 0.0 0 0.0

10 016 LHEUE SIMPANG Ada 87 0 71.3 0.0 0 0.0

11 017 LHEUE BARAT Tidak 0.0 0 0.0

12 018 MNS DAYAH Ada 83 0 69.2 0.0 0 0.0

13 019 MEUNASAH KEUPULA Ada 55 0 53.4 0.0 0 0.0

14 020 ULEE GAJAH Ada 43 0 45.7 0.0 0 0.0

15 021 UTEUN PUPALEH Ada 17 0 34.0 0.0 0 0.0

16 022 DARUL AMAN Ada 36 0 58.1 0.0 0 0.0

17 023 LAMPOH OE Ada 53 0 55.2 0.0 0 0.0

18 024 PULO RANGKILEH Ada 37 0 32.2 0.0 0 0.0

19 025 TUFAH Ada 94 0 68.6 0.0 0 0.0

Page 227: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 89

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta

Nama Desa Ketersediaan Listrik

Keluarga Pengguna Listrik Keluarga

Berlangganan Telepon Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase

(%) PLN Non PLN PLN Non PLN 20 030 TANJONG BUNGONG Ada 111 0 86.7 0.0 0 0.0

21 031 DAYAH BARO Ada 110 0 83.3 0.0 0 0.0

22 032 ULEE RABO Ada 104 0 77.6 0.0 0 0.0

23 033 LHUENG TENGOH Ada 87 0 49.7 0.0 0 0.0

24 034 MNS TAMBO Ada 87 0 77.7 0.0 0 0.0

25 035 MNS KEUTAPANG Ada 99 0 77.3 0.0 0 0.0

26 036 COT GEULUMPANG TUNONG Ada 24 0 55.8 0.0 0 0.0

27 037 COT GEULUMPANG BAROH Ada 44 0 45.8 0.0 0 0.0

28 038 KEUDE JEUNIEB Ada 91 0 92.9 0.0 0 0.0

29 039 JANGGOT SEUNGKO Ada 150 0 75.0 0.0 10 5.0

30 040 BLANG MEE TIMUR Ada 148 0 85.5 0.0 63 36.4

31 041 MATANG NIBONG Ada 60 0 56.6 0.0 3 2.8

32 042 BLANG MEE BARAT Ada 121 0 85.8 0.0 9 6.4

33 043 MATANG TEUNGOH Ada 50 0 69.4 0.0 0 0.0

34 044 MATANG BANGKA Ada 25 0 32.5 0.0 0 0.0

35 045 BLANG LANCANG Ada 300 0 96.2 0.0 0 0.0

36 046 LANCANG Ada 100 0 74.1 0.0 0 0.0

37 047 TEUPIN KEUPULA Ada 145 0 85.3 0.0 0 0.0

38 057 MEUNASAH LUENG Ada 39 0 45.3 0.0 0 0.0

3.6.2 RENCANA TINDAK (ACTION PLAN) KECAMATAN JEUNIEB

Rencana Tindak (Action Plan) di Kecamatan Jeunieb disusun berdasarkan 5 (lima)

rangkaian kegiatan yang telah dijelaskan pada sub bab 3.2. Sebagaimana juga telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, pelaksanaan sosialisasi melalui FGD di kecamatan

Jeunieb tidak dapat dilaksanakan, sehingga dalam hal ini dilaksanakan survai

wawancara (kuestioner) kepada masyarakat setempat sebagai bahan validitas

terhadap draft rencana tindak (action plan) yang disusun konsultan dan telah

dipadukan dengan bahan usulan program dari hasil pelaksanaan penjaringan

aspirasi masyarakat melaui Forum FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan

oleh Pemda Kabupaten Bireuen bekerjasama dengan Lembaga NGO dari Perancis

pada tahun 2005.

Hasil suvai wawancara (kuestioner) kepada masyarakat di kecamatan prioritas

(termasuk Kecamatan Jeunieb) juga telah dijelaskan pada sub bab 3.2. Melalui

pelaksanaan suvai wawancara (kuestioner) tersebut, selanjutnya disusun dan

Page 228: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 90

NAD - BRR

Nias

ditetapkan Rencana Tindak (Action Plan) di Kecamatan Jeunieb Tahun 2007 sampai

Tahun 2009 seperti disajikan pada Tabel dan gambar halaman berikut.

3.6.3 DESA PRIORITAS DI KECAMATAN JEUNIEB

Dengan mengacu pada proses dan metode penetapan desa prioritas yang telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, maka ditetapkan desa prioritas untuk “Village

Planning” di Kecamatan Jeunieb seperti disajikan pada tabel berikut.

Desa Prioritas di Kecamatan Jeunieb

No Kode Nama Desa/Kel. sekarang Kecamatan Nilai Urutan

Prioritas

8 47 TEUPIN KEUPULA Jeunieb 34 1

9 41 MATANG NIBONG Jeunieb 33 2

10 46 LANCANG Jeunieb 31 3

26 44 MATANG BANGKA Jeunieb 26 4

74 45 BLANG LANCANG Jeunieb 20 5

107 40 BLANG MEE TIMUR Jeunieb 17 6

113 42 BLANG MEE BARAT Jeunieb 16 7

114 43 MATANG TEUNGOH Jeunieb 16 7

Page 229: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 91

NAD - BRR

Nias

Page 230: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 92

NAD - BRR

Nias

Page 231: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 93

NAD - BRR

Nias

Page 232: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 94

NAD - BRR

Nias

3.7 KECAMATAN PEUDADA

3.7.1 IDENTIFIKASI KONDISI DAN PERMASALAHAN YANG ADA

A. FISIK DAN LINGKUNGAN

A.1 Morfologi

Pada sebelah Utara (wilayah pesisir) berupa topografi desa-desa pantai yang

meliputi : Sawang, Matang Pasi Kukue, Meunasa Blang dan kampong Baro dan Calok.

Desa berupa dataran meliputi: Blang Kubu, Seuneubok Paya, Matang Reuleut, dan

Paya. Pada sebelah Selatan berupa punggung bukit antara lain, yaitu desa Meunasa

Pulo.

A.2 Jenis Tanah

Jenis tanah di Kec. Peudada adalah relatif sama dengan yang ada di Kec.

Samalanga, Simpang Mamplam, dan Jeunieb.

A.3 Kedalaman Efektif Tanah

Kedalaman efektif tanah di Kec. Peudada, sebagian memiliki kedalaman efektif

antara 30 – 60 cm (53,55 %), dan sebagian lagi memiliki kedalaman efektif > 90 cm

(46,46 %).

A.4 Sumber Daya Air

Sumber Daya Air Permukaan di kecamatan Peudada meliputi Sumber Daya Air

Sungai, Rawa/paya dan waduk, diantaranya Krueng / Sungai (Peudada 185 Ha,

Bugeng 40 Ha dan Kukue 35 Ha ), Paya / Rawa ( Paya Kameng 7 Ha dan Pinto Rimba

3,5 ) dan Waduk Paya Lot 7 Ha .

A.5 Daerah Rawan Banjir

Daerah Wilayah Kecamatan Peudada yang berpotensi rawan banjir adalah daerah

Pesisir yang relatip datar 0 -5 meter di atas permukaan air laut, meliputi daerah

sekitar muara sungai kuala Peudada yang kondisinya mengalami pendangkalan

akibat sedimentasi dan akresi yang menimbulkan penyempitan “ Bottle Neck “ di

bagian hilir ( muara ). Tanggal 11 Desember 2005 Wilayah pesisir Peudada terjadi

banjir karena hujan selama tiga hari berturur turut sehingga jalur banda Aceh –

Page 233: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 95

NAD - BRR

Nias

Medan terputus selama 8 jam, warga sekitar mengungsi kedaerah aman dengan

tinggi air sampai 2 meter yang menggenangi rumah - rumah warga. Faktor

penyebab lain adanya penebangan hutan di wilayah hulu sungai.

A.6 Daerah Rawan Gempa

Daerah Wilayah Kecamatan Peudada berpotensi mengalami bencana kegempaan di

tinjau dari tatanan struktur geologi tektonik regional pulau Sumatra yang sewaktu-

waktu dapat menimbulkan gempa tektonik dengan skala 6-7 reichter, patahan –

patahan tersebut. Salah satunya dapat dijumpai di krueng Peusangan.

A.7 Daerah Rawan Tsunami

Daerah Pesisir yang terpotensi rawan tsunami meliputi desa pantai yang beresiko

sedang yaitu desa Sawang, Blang Kubu, Matang Pasie, Kukue, Mns Blang, Kampung

Baro, Seunebok Paya dan yang beresiko sedang meliputi desa tambak yaitu Maunasa

Pulo, Matang Reuleut dan Paya. Factor penyebab di s pepanjang pesisir desa-desa

pantai tidak terdapat zona penyanggah (buffer zone) hutan mangrove, yang

mampu menahan laju gelombang tsunami secara alamiah serta kedalaman toporafi

daerah perairan pantai Peudada 20 – 60 meter yang juga berpengaruh terhadap

laju kecepatan rambat gelombang C = L/T terhadap kedalaman laut dan

semakin ke darat cepat rambat gelombang semakin melemah ( Refraksi Gelombang

), Gelombang datang mengalami Difraksi oleh Terumbu Karang di perairan Simpang

Mamplam sehingga laju kecepatan gelombang tertahan dan cenderug melemah.

A.8 Kelautan dan Lingkungan Pesisir

Morfologi Daerah Pesisir

Penggunaan lahan dan kenampakan yang ada adalah Pemukiman penduduk,

Pertambakan, Sawah dan kebun kelapa. Panjang garis pantai 4,12 km.

Potensi Sumber Daya Hayati

Perikanan tangkap dengan sarana PPI dan TPI, Budidaya Perikanan Tambak seluas

393,5 Ha , Ekosistim Estuaria Muara Sungai ( Kuala Peudada, Kuala Bugeng dan

Kuala Kukue ), Ekosistim Padang Lamun dan Ekosistim Pantai Pasir.

Page 234: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 96

NAD - BRR

Nias

Permasalahan Kelautan dan Lingkungan Pesisir

Abrasi di sepanjang pesisir pantai, Akresi di muara sungai Peudada Membentuk

Tanah Timbul, dan Kerusakan hutan mangrove.

Analisis Penanganan dan Pengembangan

Berdasarkan permasalahan kelautan dan lingkungan pesisir yang ada di Kec.

Peudada, maka beberapa bentuk penanganan dan pengembangan yang diperlukan

adalah sebagai berikut :

1. Ekosistim Hutan Mangrove ( Bakau )

Mereboisasai Kawasan pantai dengan menanam kembali tanaman bakau

(mangrove) Sawang, Blang Kubu, Matang Pasie, Kukue, Mns Blang, Kampung

Baro, Seuneubok Paya. Penanganan lainnya adalah sama dengan yang telah

dijelaskan untu kecamatan Samalanga.

2. Ekosistim Estuaria, Padang Lamun, Pasir Pantai dan Perikanan Tambak

Sama dengan yang telah dijelaskan untuk kecamatan Samalanga.

3. Abrasi

a. Penanggulangan abrasi pantai secara alamiah dengan memanfaatkan sumber

daya ekosistim hutan mangrove ( Vegetasi ) dan Reboisasi di desa pantai

Sawang, Blang Kubu, Matang Pasi, Kukue, Gampong Baro dan desa Seuneubok

Paya.

b. Penanggulangan abrasi pantai dengan sistim Proteksi Bangunan Pantai (

Coastal Engineering ) yaitu Sea Wall, Bulkhealt dan Revetment, dengan

mengutamakan dan memanfaatkan batuan yang banyak tersebar di

kabupaten bireuen di desa pantai Sawang, Blang Kubu, Matang Pasi, Kukue,

Gampong Baro dan desa Seuneubok Paya.

B. SOSIAL EKONOMI

B.1 Jumlah Penduduk dan KK

Jumlah penduduk dan Kepala Keluarga (KK) pada seluruh desa yang ada di

Kecamatan Peudada pada tahun 2005 adalah 24.196 jiwa dan 5.515 KK, dengan

Page 235: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 97

NAD - BRR

Nias

jumlah penduduk dan KK terbesar adalah di Desa Dayah Mon Ara sebanyak 1.973

jiwa dan 440 KK, serta terkecil di desa Jabet sebanyak 66 jiwa dan 40 KK.

No Kode Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Peta Laki-Laki Wanita Total Keluarga

1 001 BLANG RANGKULUH 750 781 1,531 464

2 002 ALUE SIJUEK 433 468 901 192

3 003 BUKET PAYA 150 170 320 71

4 004 DAYAH MON ARA 976 997 1,973 440

5 005 PULO ARA 256 268 524 132

6 006 COT LAOT 45 52 97 22

7 007 MEUNASAH BUNGO 175 226 401 106

8 008 PAYA BUNOT 245 253 498 75

9 009 COT KEUTAPANG 137 165 302 66

10 010 LAWANG 131 140 271 54

11 011 HAGU 191 196 387 91

12 012 MNS KRUENG 314 210 524 95

13 013 MNS RABO 232 288 520 115

14 014 MNS TAMBO 330 327 657 133

15 015 MNS BAROH 313 365 678 154

16 016 BLANG MATANG 160 198 358 73

17 017 MNS TUNONG 672 714 1,386 232

18 018 MNS ALUE 285 312 597 145

19 019 BLANG BATI 159 169 328 78

20 020 KEUDE ALUE RHEING 152 148 300 71

21 021 PULO LAWANG 159 185 344 84

22 022 KARIENG 100 166 266 70

23 023 BLANG GLUMPANG 228 229 457 98

24 024 MNS MESJID 91 135 226 66

25 025 MNS CUT 291 273 564 95

26 026 MATANG REULEUT 270 297 567 130

27 027 MNS PULO 441 632 1,073 283

28 028 ARA BUNGONG 223 280 503 101

29 029 GAROT 257 283 540 129

30 030 BLANG BEURURU 268 166 434 101

31 031 JABET 32 34 66 40

32 032 SAWANG 275 265 540 126

33 033 BLANG KUBU 698 731 1,429 319

34 034 MATANG PASI 440 500 940 221

35 035 KUKUE 314 365 679 108

36 036 MNS BLANG 267 291 558 132

Page 236: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 98

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Peta Laki-Laki Wanita Total Keluarga

37 037 KAMPONG BARO 257 286 543 130

38 038 PAYA 413 458 871 211

39 039 SEUNEUBOK PAYA 176 201 377 97

40 040 MEUNASAH TEUNGOH 203 224 427 97

41 041 CALOK 117 122 239 68

B.2 Pertumbuhan Penduduk dan Proyeksi Penduduk Tahun 2010

Adapun pertumbuhan penduduk pada desa-desa di Kec. Peudada dari tahun 2003-

2005 sebagian menunjukkan angka pertumbuhan negatif, berkisar antara -0,15

sampai -38,9 %. Hal ini kemungkinan disebabkan dampak tsunami yang cukup parah

di Kecamatan Peudada. Berdasarkan angka pertumbuhan yang ada, selanjutnya

diproyeksikan jumlah penduduk di desa-desa Kec. Peudada pada tahun 2010,

total sebesar 25.305 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk tiap desa disajikan

pada tabel berikut.

No. Kode Nama Desa/ Kel. sekarang

Status Desa/Kota

Luas Wilayah

(Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk

Tahun 2010 (Jiwa)

1 001 BLANG RANGKULUH Desa 253.32 1,648 1,531 1,601 2 002 ALUE SIJUEK Desa 149.10 783 901 942 3 003 BUKET PAYA Desa 194.68 321 320 335 4 004 DAYAH MON ARA Desa 194.68 1,970 1,973 2,063 5 005 PULO ARA Desa 94.66 540 524 548 6 006 COT LAOT Desa 93.71 111 97 101 7 007 MEUNASAH BUNGO Desa 178.86 545 401 419 8 008 PAYA BUNOT Desa 272.02 494 498 521 9 009 COT KEUTAPANG Desa 208.60 284 302 316

10 010 LAWANG Desa 107.11 264 271 283 11 011 HAGU Desa 80.62 345 387 405 12 012 MNS KRUENG Desa 47.62 381 524 548 13 013 MNS RABO Desa 177.83 426 520 544 14 014 MNS TAMBO Desa 433.88 652 657 687 15 015 MNS BAROH Desa 106.36 837 678 709 16 016 BLANG MATANG Desa 79.52 307 358 374 17 017 MNS TUNONG Desa 114.10 818 1,386 1,450 18 018 MNS ALUE Desa 148.42 649 597 624 19 019 BLANG BATI Desa 128.69 329 328 343 20 020 KEUDE ALUE RHEING Desa 103.54 289 300 314

Page 237: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 99

NAD - BRR

Nias

No. Kode Nama Desa/ Kel. sekarang

Status Desa/Kota

Luas Wilayah

(Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk

Tahun 2010 (Jiwa)

21 021 PULO LAWANG Desa 118.26 354 344 360 22 022 KARIENG Desa 91.44 268 266 278 23 023 BLANG GLUMPANG Desa 58.57 456 457 478 24 024 MNS MESJID Desa 84.05 606 226 236 25 025 MNS CUT Desa 94.21 305 564 590 26 026 MATANG REULEUT Desa 138.28 586 567 593 27 027 MNS PULO Desa 143.08 1,087 1,073 1,122 28 028 ARA BUNGONG Desa 136.30 576 503 526 29 029 GAROT Desa 659.34 614 540 565 30 030 BLANG BEURURU Desa 263.74 465 434 454 31 031 JABET Desa 139.30 175 66 69 32 032 SAWANG Desa 450.60 515 540 565 33 033 BLANG KUBU Desa 346.91 1,764 1,429 1,494 34 034 MATANG PASI Desa 483.12 728 940 983 35 035 KUKUE Desa 477.63 468 679 710 36 036 MNS BLANG Desa 108.88 475 558 584 37 037 KAMPONG BARO Desa 327.46 555 543 568 38 038 PAYA Desa 757.37 961 871 911 39 039 SEUNEUBOK PAYA Desa 741.81 321 377 394 40 040 MEUNASAH TEUNGOH Desa 275.17 427 447 41 041 CALOK Desa 192.15 239 239 250

TOTAL 9,255.02 23,511 24,196 25,305

B.3 Mata Pencaharian Penduduk dan Jumah KK Miskin

Hampir seluruh desa yang ada di Kecamatan Peudada memiliki mata pencaharian

utama pada sektor pertanian tanaman pangan.

Adapun jumlah Kepala Keluarga (KK) Miskin adalah 3.654 KK atau 66,3 % dari total

jumlah KK di kec. Peudada, dengan jumlah KK Miskin terbesar terdapat di desa

Blang Rangkuluh, yakni sebanyak 275 KK atau 59,3 % dari jumlah KK yang ada di

desa ini. Sebagian besar desa (35 desa) yang ada di Kec. Peudada memiliki

persentase jumlah KK miskin di atas 50 %. Kondisi ini dapat digunakan sebagai

indikator kebutuhan penanganan masalah kemiskinan di Kec. Peudada.

Page 238: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 100

NAD - BRR

Nias

Kode Keluarga di Sektor Sumber No Peta Nama Desa Pertanian Keluarga Miskin Penghasilan Sub Sektor Buruh Tani Jumlah Persentase Jumlah Persentase Utama Pertanian Jumlah Persentase

1 001 BLANG RANGKULUH 459 99 275 59.3 Pertanian Tanaman Pangan 140 9.2

2 002 ALUE SIJUEK 190 99 173 90.1 Pertanian Tanaman Pangan 135 15.1

3 003 BUKET PAYA 70 99 60 84.5 Pertanian Tanaman Pangan 150 47.3

4 004 DAYAH MON ARA 436 99 189 43.0 Pertanian Tanaman Pangan 145 7.4

5 005 PULO ARA 119 90 70 53.0 Pertanian Tanaman Pangan 137 29.1

6 006 COT LAOT 21 95 18 81.8 Pertanian Tanaman Pangan 19 20.6

7 007 MEUNASAH BUNGO 101 95 15 14.2 Pertanian Tanaman Pangan 210 55.1

8 008 PAYA BUNOT 68 90 47 62.7 Pertanian Tanaman Pangan 30 6.7

9 009 COT KEUTAPANG 59 90 60 90.9 Pertanian Tanaman Pangan 35 12.9

10 010 LAWANG 49 90 44 81.5 Pertanian Tanaman Pangan 57 23.4

11 011 HAGU 86 95 69 75.8 Pertanian Tanaman Pangan 220 59.8

12 012 MNS KRUENG 86 90 65 68.4 Pertanian Tanaman Pangan 57 12.1

13 013 MNS RABO 98 85 90 78.3 Pertanian Tanaman Pangan 210 47.5

14 014 MNS TAMBO 120 90 87 65.4 Pertanian Tanaman Pangan 35 5.9

15 015 MNS BAROH 123 80 61 39.6 Pertanian Tanaman Pangan 71 13.1

16 016 BLANG MATANG 62 85 60 82.2 Pertanian Tanaman Pangan 32 10.5

17 017 MNS TUNONG 197 85 146 62.9 Pertanian Tanaman Pangan 425 36.1

18 018 MNS ALUE 142 98 65 44.8 Pertanian Tanaman Pangan 55 9.4

19 019 BLANG BATI 70 90 78 100.0 Pertanian Tanaman Pangan 39 13.2

20 020 KEUDE ALUE RHEING 43 60 50 70.4 Pertanian Tanaman Pangan 27 15.0

21 021 PULO LAWANG 76 90 67 79.8 Pertanian Tanaman Pangan 92 29.7

22 022 KARIENG 63 90 50 71.4 Pertanian Tanaman Pangan 50 20.9

23 023 BLANG GLUMPANG 88 90 85 86.7 Pertanian Tanaman Pangan 50 12.2

24 024 MNS MESJID 59 90 40 60.6 Pertanian Tanaman Pangan 17 8.4

25 025 MNS CUT 86 90 73 76.8 Pertanian Tanaman Pangan 21 4.1

26 026 MATANG REULEUT 117 90 101 77.7 Pertanian Tanaman Pangan 37 7.3

27 027 MNS PULO 255 90 140 49.5 Pertanian Tanaman Pangan 157 16.3

28 028 ARA BUNGONG 91 90 90 89.1 Pertanian Tanaman Pangan 137 30.3

29 029 GAROT 103 80 113 87.6 Pertanian Perkebunan 160 37.0

30 030 BLANG BEURURU 91 90 85 84.2 Pertanian Tanaman Pangan 25 6.4

31 031 JABET 38 95 40 100.0 Pertanian Tanaman Pangan 50 79.7

32 032 SAWANG 113 90 90 71.4 Pertanian Tanaman Pangan 150 30.9

33 033 BLANG KUBU 287 90 95 29.8 Pertanian Tanaman Pangan 705 54.8

34 034 MATANG PASI 199 90 160 72.4 Pertanian Tanaman Pangan 675 79.8

35 035 KUKUE 103 95 104 96.3 Pertanian Tanaman Pangan 281 43.6

36 036 MNS BLANG 125 95 120 90.9 Pertanian Tanaman Pangan 401 75.6

37 037 KAMPONG BARO 111 85 115 88.5 Pertanian Tanaman Pangan 136 29.5

38 038 PAYA 190 90 175 82.9 Pertanian Tanaman Pangan 112 14.3

39 039 SEUNEUBOK PAYA 68 70 84 86.6 Pertanian Tanaman Pangan 64 24.3

40 040 MEUNASAH TEUNGOH 87 90 55 56.7 Pertanian Tanaman Pangan 42 10.9

41 041 CALOK 61 90 50 73.5 Pertanian Tanaman Pangan 70 32.5

Page 239: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 101

NAD - BRR

Nias

C. PRASARANA DAN SARANA

C.1 Transportasi

Secara umum, seluruh desa yang ada di Kecamatan Peudada dihubungkan oleh

prasarana jaringan jalan dengan tipe perkerasan aspal/beton, sirtu, dan tanah,

serta hampir seluruh desa dapat dijangkau oleh kendaraan roda-4, kecuali 1 (satu)

desa, yakni Desa Mns. Rabo. Kondisi ini menunjukkan diperlukannya

pengembangan prasarana jaringan jalan yang dapat dilalui kendaraan roda-4

menuju Ds. Mns. Rabo, disamping juga diperlukan peningkatan jalan khususnya

untuk jalan-jalan dengan jenis permukaan tanah menjadi minimal jenis Sirtu

(Pasir Batu), sehingga dapat dilalui oleh kendaraan roda-4 di musim hujan.

Adapun sarana angkutan umum ke desa-desa di Kec. Peudada adalah ojek (sepeda

motor). Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :

No Kode Peta Nama Desa

Sebagian Besar Cara Lalu Lintas Antar Desa

Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan Roda

4/ Lebih Sepanjang

Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

1 001 BLANG RANGKULUH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

2 002 ALUE SIJUEK Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

3 003 BUKET PAYA Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

4 004 DAYAH MON ARA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

5 005 PULO ARA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

6 006 COT LAOT Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

7 007 MEUNASAH BUNGO Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

8 008 PAYA BUNOT Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

9 009 COT KEUTAPANG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

10 010 LAWANG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

11 011 HAGU Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

12 012 MNS KRUENG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

13 013 MNS RABO Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

14 014 MNS TAMBO Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

15 015 MNS BAROH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda/Becak/Gerobak/Pedati

16 016 BLANG MATANG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

17 017 MNS TUNONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

18 018 MNS ALUE Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

19 019 BLANG BATI Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

20 020 KEUDE ALUE RHEING Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

21 021 PULO LAWANG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Kend Roda 3/Lebih

22 022 KARIENG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

Page 240: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 102

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa

Sebagian Besar Cara Lalu Lintas Antar Desa

Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan Roda

4/ Lebih Sepanjang

Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

23 023 BLANG GLUMPANG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

24 024 MNS MESJID Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

25 025 MNS CUT Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

26 026 MATANG REULEUT Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

27 027 MNS PULO Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

28 028 ARA BUNGONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

29 029 GAROT Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

30 030 BLANG BEURURU Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

31 031 JABET Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

32 032 SAWANG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Kend Roda 3/Lebih

33 033 BLANG KUBU Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

34 034 MATANG PASI Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

35 035 KUKUE Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

36 036 MNS BLANG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

37 037 KAMPONG BARO Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

38 038 PAYA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

39 039 SEUNEUBOK PAYA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

40 040 MEUNASAH TEUNGOH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

41 041 CALOK Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

C.2 Prasarana Air Bersih, Air Limbah dan Sampah

Hampir seluruh desa yang ada di Kecamatan Peudada menggunakan sumur sebagai

sumber air bersih, kecuali 1 (satu) desa, yakni Desa Keude Alue Rheing

menggunakan sumber air lainnya yang harus membeli. Secara umum, kondisi ini

menunjukkan sebagian besar desa yang ada telah memenuhi standar pelayanan

minimal prasarana air bersih yang ada, kecuali untuk Desa Keude Alue Rheing

diperlukan penyediaan altenatif sumber air bersih, misal melalui penyediaan

Hidran Umum.

Untuk sarana sanitasi sebagian besar desa yang ada (26 desa) di kec. Peudada

menggunakan sarana bukan jamban. Secara umum, kondisi ini masih dibawah

standar pelayanan minimal sarana sanitasi yang ada (terlayani > 80 %), sehingga

diperlukan program penyediaan sarana jamban umum minimal pada 21 (dua

puluh satu) desa yang masih menggunakan sarana bukan jamban.

Page 241: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 103

NAD - BRR

Nias

Untuk pengolahan sampah, hampir seluruh desa menggunakan cara dibuang di

lubang dan dibakar. Secara umum, kondisi ini masih memenuhi standar

pelayanan minimal pengelolaan sampah yang ada untuk kawasan permukiman

perdesaan.

No Kode Peta Nama Desa Sumber Air Minum

Harus Membeli Air

Minum Tempat Buang

Air Besar Cara Membuang

Sampah

1 001 BLANG RANGKULUH Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

2 002 ALUE SIJUEK Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

3 003 BUKET PAYA Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

4 004 DAYAH MON ARA Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

5 005 PULO ARA Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

6 006 COT LAOT Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

7 007 MEUNASAH BUNGO Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

8 008 PAYA BUNOT Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

9 009 COT KEUTAPANG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

10 010 LAWANG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

11 011 HAGU Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

12 012 MNS KRUENG Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

13 013 MNS RABO Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

14 014 MNS TAMBO Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

15 015 MNS BAROH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

16 016 BLANG MATANG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

17 017 MNS TUNONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

18 018 MNS ALUE Sumur Tidak Bukan Jamban Lainnya

19 019 BLANG BATI Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

20 020 KEUDE ALUE RHEING Lainnya Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

21 021 PULO LAWANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

22 022 KARIENG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

23 023 BLANG GLUMPANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

24 024 MNS MESJID Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

25 025 MNS CUT Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

26 026 MATANG REULEUT Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

27 027 MNS PULO Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

28 028 ARA BUNGONG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

29 029 GAROT Sumur Tidak Jamban Bersama Lobang/Dibakar

30 030 BLANG BEURURU Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

31 031 JABET Sumur Tidak Bukan Jamban Sungai

32 032 SAWANG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

33 033 BLANG KUBU Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

34 034 MATANG PASI Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

35 035 KUKUE Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

36 036 MNS BLANG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

Page 242: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 104

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa Sumber Air Minum

Harus Membeli Air

Minum Tempat Buang

Air Besar Cara Membuang

Sampah

37 037 KAMPONG BARO Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

38 038 PAYA Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

39 039 SEUNEUBOK PAYA Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

40 040 MEUNASAH TEUNGOH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

41 041 CALOK Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

C.3 Sarana Pendidikan

Secara umum, sarana pendidikan di Kecamatan Peudada meliputi :

1. TK Negeri sebanyak 2 (dua) buah, dan TK Swasta sebanyak 1 (satu) buah,

dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Alue Sijuek dan Blang Bati)

adalah 8 Km,

2. SD Negeri sebanyak 20 (dua puluh) buah, dengan jangkaun pelayanan ke desa

terjauh (Desa Lawang) adalah 4 Km,

3. SMP Negeri sebanyak 2 (dua) buah, dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh

(Desa Blang Rangkuluh dan Lawang) adalah 6 Km.

4. SMU Negeri sebanyak 1 (satu) buah, dengan jangkauan pelayanan ke desa

terjauh (Desa Seuneubok Paya) adalah 10 Km.

Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Umum No Kode Nama Desa Jumlah Sekolah Jarak

Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Peta

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 001 BLANG RANGKULUH 0 0 6 2 0 . 0 0 6.0 0 0 6.0

2 002 ALUE SIJUEK 0 0 8 1 0 . 0 0 5.0 0 0 5.0

3 003 BUKET PAYA 0 0 7 0 0 2.0 0 0 2.0 0 0 2.0

4 004 DAYAH MON ARA 0 0 7 1 0 . 0 0 2.0 0 0 2.0

5 005 PULO ARA 0 0 5 0 0 2.0 0 0 3.0 1 0 .

6 006 COT LAOT 0 0 6 0 0 1.0 0 0 4.0 0 0 6.0

7 007 MEUNASAH BUNGO 0 0 3 0 0 2.0 0 0 3.0 0 0 5.0

8 008 PAYA BUNOT 0 0 4 1 0 . 0 0 4.0 0 0 8.0

9 009 COT KEUTAPANG 0 0 2 0 0 2.0 0 0 2.0 0 0 6.0

10 010 LAWANG 0 0 6 0 0 4.0 0 0 6.0 0 0 6.0

11 011 HAGU 0 0 3 0 0 1.0 0 0 3.0 0 0 8.0

12 012 MNS KRUENG 0 0 4 1 0 . 0 0 4.0 0 0 4.0

13 013 MNS RABO 0 0 2 0 0 2.0 0 0 2.0 0 0 5.0

14 014 MNS TAMBO 0 0 1 0 0 1.0 0 0 1.0 0 0 5.0

Page 243: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 105

NAD - BRR

Nias

Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Umum No Kode Nama Desa Jumlah Sekolah Jarak

Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Peta

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

15 015 MNS BAROH 0 0 1 2 0 . 0 0 1.0 0 0 8.0

16 016 BLANG MATANG 0 0 2 0 0 2.0 0 0 2.0 0 0 4.0

17 017 MNS TUNONG 0 0 3 0 0 2.0 0 0 3.0 0 0 5.0

18 018 MNS ALUE 0 0 4 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.0

19 019 BLANG BATI 0 0 8 1 0 . 0 0 2.0 0 0 2.0

20 020 KEUDE ALUE RHEING 0 0 5 1 0 . 1 0 . 0 0 3.6

21 021 PULO LAWANG 0 0 6 0 0 2.0 0 0 2.0 0 0 2.0

22 022 KARIENG 0 1 0 0 1.0 0 0 1.0 0 0 1.0

23 023 BLANG GLUMPANG 0 0 5 0 0 2.0 0 0 5.0 0 0 5.0

24 024 MNS MESJID 0 0 4 0 0 2.0 0 1 . 0 0 5.0

25 025 MNS CUT 0 0 2 0 0 2.0 0 0 2.0 0 0 4.0

26 026 MATANG REULEUT 0 0 2 1 0 . 0 0 2.0 0 0 2.0

27 027 MNS PULO 1 0 0 0 1.0 1 0 . 0 0 6.0

28 028 ARA BUNGONG 0 0 3 1 0 . 0 0 3.0 0 0 8.0

29 029 GAROT 0 0 3 1 0 . 0 0 3.0 0 0 8.0

30 030 BLANG BEURURU 0 0 7 1 0 . 0 0 4.0 0 0 6.0

31 031 JABET 0 0 3 0 0 2.0 0 0 3.0 0 0 3.0

32 032 SAWANG 1 0 1 0 . 0 0 4.0 0 0 7.0

33 033 BLANG KUBU 0 0 2 0 0 2.0 0 0 2.0 0 0 8.0

34 034 MATANG PASI 0 0 3 0 0 1.0 0 0 3.0 0 0 3.0

35 035 KUKUE 0 0 2 0 0 2.0 0 0 4.0 0 0 4.0

36 036 MNS BLANG 0 0 3 1 0 . 0 0 3.0 0 0 2.0

37 037 KAMPONG BARO 0 0 4 0 0 2.0 0 0 3.0 0 0 2.0

38 038 PAYA 0 0 5 2 0 . 0 0 5.0 0 0 5.0

39 039 SEUNEUBOK PAYA 0 0 5 0 0 2.0 0 0 5.0 0 0 10.0

40 040 MEUNASAH TEUNGOH 0 0 4 1 0 . 0 0 4.0 0 0 4.0

41 041 CALOK 0 0 2 0 0 2.0 0 0 2.0 0 0 8.0

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana

Kecamatan Peudada dianggap sebagai satu lingkungan, dengan proyeksi penduduk

pada tahun 2010 sebesar 25.305 jiwa, maka kebutuhan tambahan sarana

pendidikan di Kec. Peudada, meliputi :

1. TK sebanyak 23 (dua puluh tiga) buah,

2. SLTP sebanyak 1 (satu) buah.

Page 244: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 106

NAD - BRR

Nias

C.4 Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan di Kecamatan Peudada, meliputi :

1. Puskesmas sebanyak 1 (satu) buah di Desa Mns.Pulo, dengan jangkauan

pelayanan ke desa terjauh (Desa Blang Bati) adalah 8 Km,

2. Puskesmas Pembantu sebanyak 1 (satu) buah di Desa Sawang, dengan jangkauan

pelayanan ke desa terjauh (Desa Pulo Lawang) adalah 10 Km,

3. Posyandu sebanyak 41 (empat puluh satu) buah (ada di setiap desa).

4. Polindes (Pondok Bersalin Desa) sebanyak 40 (empat puluh) buah, dengan

jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Calok) adalah 1 Km.

No Kode Nama Desa Poliklinik/ Balai

Pengobatan Puskemas Puskemas Pembantu POSYANDU Polindes (Pondok Bersalin Desa)

Peta

Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km)

1 001 BLANG RANGKULUH 0 13.0 0 6.0 0 2.0 1 . 1 .

2 002 ALUE SIJUEK 0 12.0 0 6.0 0 3.0 1 . 1 .

3 003 BUKET PAYA 0 10.0 0 6.0 0 3.0 1 . 1 .

4 004 DAYAH MON ARA 0 10.0 0 7.0 0 3.0 1 . 1 .

5 005 PULO ARA 0 10.0 0 5.0 0 2.0 1 . 1 .

6 006 COT LAOT 0 13.0 0 5.0 0 4.0 1 . 1 .

7 007 MEUNASAH BUNGO 0 13.0 0 3.0 0 3.0 1 . 1 .

8 008 PAYA BUNOT 0 14.0 0 4.0 0 3.0 1 . 1 .

9 009 COT KEUTAPANG 0 15.0 0 2.0 0 4.0 1 . 1 .

10 010 LAWANG 0 18.0 0 6.0 0 8.0 1 . 1 .

11 011 HAGU 0 17.0 0 3.0 0 3.0 1 . 1 .

12 012 MNS KRUENG 0 16.0 0 4.0 0 4.0 1 . 1 .

13 013 MNS RABO 0 16.0 0 2.0 0 5.0 1 . 1 .

14 014 MNS TAMBO 0 15.0 0 1.0 0 3.0 1 . 1 .

15 015 MNS BAROH 0 14.5 0 0.5 0 2.0 1 . 1 .

16 016 BLANG MATANG 0 12.0 0 2.0 0 3.0 1 . 1 .

17 017 MNS TUNONG 0 10.0 0 3.0 0 4.0 1 . 1 .

18 018 MNS ALUE 0 12.0 0 4.0 0 4.0 1 . 1 .

19 019 BLANG BATI 0 8.0 0 8.0 0 4.0 1 . 1 .

20 020 KEUDE ALUE RHEING 0 7.0 0 5.0 0 2.0 1 . 1 .

21 021 PULO LAWANG 0 7.0 0 6.0 0 10.0 1 . 1 .

22 022 KARIENG 0 10.0 0 4.0 0 2.0 1 . 1 .

23 023 BLANG GLUMPANG 0 9.0 0 5.0 0 3.0 1 . 1 .

24 024 MNS MESJID 0 12.0 0 4.0 0 3.0 1 . 1 .

25 025 MNS CUT 0 12.0 0 2.0 0 2.0 1 . 1 .

26 026 MATANG REULEUT 0 13.0 0 2.0 0 2.0 1 . 1 .

27 027 MNS PULO 0 13.0 1 . 0 3.0 1 . 1 .

Page 245: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 107

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa Poliklinik/ Balai

Pengobatan Puskemas Puskemas Pembantu POSYANDU Polindes (Pondok Bersalin Desa)

Peta

Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km)

28 028 ARA BUNGONG 0 18.0 0 4.0 0 3.0 1 . 1 .

29 029 GAROT 0 14.0 0 3.0 0 2.0 1 . 1 .

30 030 BLANG BEURURU 0 20.0 0 7.0 0 3.0 1 . 1 .

31 031 JABET 0 14.0 0 3.0 0 2.0 1 . 1 .

32 032 SAWANG 0 4.0 0 4.0 1 . 1 . 1 .

33 033 BLANG KUBU 0 17.0 0 4.0 0 2.0 1 . 1 .

34 034 MATANG PASI 0 13.0 0 4.0 0 5.0 1 . 1 .

35 035 KUKUE 0 14.0 0 4.0 0 2.0 1 . 1 .

36 036 MNS BLANG 0 13.0 0 5.0 0 3.0 1 . 1 .

37 037 KAMPONG BARO 0 11.0 0 5.0 0 4.0 1 . 1 .

38 038 PAYA 0 12.0 0 5.0 0 3.0 1 . 1 .

39 039 SEUNEUBOK PAYA 0 10.0 0 5.0 0 2.0 1 . 1 .

40 040 MEUNASAH TEUNGOH 0 12.0 0 4.0 0 3.0 1 . 1 .

41 041 CALOK 0 17.0 0 4.0 0 2.0 1 . 0 1.0

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana

Kecamatan Peudada dianggap sebagai satu lingkungan, dengan proyeksi penduduk

pada tahun 2010 sebesar 25.305 jiwa, maka tambahan sarana kesehatan yang

diperlukan di Kec. Peudada, meliputi :

1. Balai Pengobatan/Poliklinik sebanyak 7 (tujuh) buah,

2. RS Bersalin sebanyak 1 (satu) buah.

C.5 Listrik dan Telepon

Seluruh desa di Kecamatan Peudada telah dilayani oleh prasarana listrik. Sedangkan

untuk prasarana telepon, baru sebagian desa (12 desa) yang sudah terlayani.

Kondisi ini menunjukkan kebutuhan perluasan jaringan telepon yang dapat

mencapai ke desa-desa yang masih belum terlayani.

Kode

Ketersediaan Listrik

Keluarga Pengguna Listrik Keluarga Berlangganan Telepon

No Peta Nama Desa Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) PLN Non PLN PLN Non PLN

1 001 BLANG RANGKULUH Ada 78 0 16.8 0.0 0 0.0

2 002 ALUE SIJUEK Ada 37 0 19.3 0.0 0 0.0

Page 246: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 108

NAD - BRR

Nias

Kode

Ketersediaan Listrik

Keluarga Pengguna Listrik Keluarga Berlangganan Telepon

No Peta Nama Desa Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) PLN Non PLN PLN Non PLN

3 003 BUKET PAYA Ada 17 0 23.9 0.0 0 0.0

4 004 DAYAH MON ARA Ada 70 0 15.9 0.0 0 0.0

5 005 PULO ARA Ada 38 0 28.8 0.0 0 0.0

6 006 COT LAOT Ada 5 0 22.7 0.0 0 0.0

7 007 MEUNASAH BUNGO Ada 47 0 44.3 0.0 0 0.0

8 008 PAYA BUNOT Ada 15 0 20.0 0.0 0 0.0

9 009 COT KEUTAPANG Ada 59 0 89.4 0.0 0 0.0

10 010 LAWANG Ada 40 0 74.1 0.0 0 0.0

11 011 HAGU Ada 43 0 47.3 0.0 0 0.0

12 012 MNS KRUENG Ada 45 0 47.4 0.0 3 3.2

13 013 MNS RABO Ada 60 0 52.2 0.0 15 13.0

14 014 MNS TAMBO Ada 91 0 68.4 0.0 10 7.5

15 015 MNS BAROH Ada 143 0 92.9 0.0 8 5.2

16 016 BLANG MATANG Ada 61 0 83.6 0.0 11 15.1

17 017 MNS TUNONG Ada 201 0 86.6 0.0 10 4.3

18 018 MNS ALUE Ada 60 0 41.4 0.0 8 5.5

19 019 BLANG BATI Ada 17 0 21.8 0.0 0 0.0

20 020 KEUDE ALUE RHEING Ada 65 0 91.5 0.0 7 9.9

21 021 PULO LAWANG Ada 47 0 56.0 0.0 6 7.1

22 022 KARIENG Ada 33 0 47.1 0.0 0 0.0

23 023 BLANG GLUMPANG Ada 37 0 37.8 0.0 0 0.0

24 024 MNS MESJID Ada 41 0 62.1 0.0 0 0.0

25 025 MNS CUT Ada 91 0 95.8 0.0 0 0.0

26 026 MATANG REULEUT Ada 93 0 71.5 0.0 0 0.0

27 027 MNS PULO Ada 181 0 64.0 0.0 20 7.1

28 028 ARA BUNGONG Ada 28 0 27.7 0.0 0 0.0

29 029 GAROT Ada 105 0 81.4 0.0 3 2.3

30 030 BLANG BEURURU Ada 30 0 29.7 0.0 0 0.0

31 031 JABET Ada 10 0 25.0 0.0 0 0.0

32 032 SAWANG Ada 30 0 23.8 0.0 0 0.0

33 033 BLANG KUBU Ada 240 0 75.2 0.0 10 3.1

34 034 MATANG PASI Ada 125 0 56.6 0.0 0 0.0

35 035 KUKUE Ada 50 0 46.3 0.0 0 0.0

36 036 MNS BLANG Ada 80 0 60.6 0.0 0 0.0

37 037 KAMPONG BARO Ada 33 0 25.4 0.0 0 0.0

38 038 PAYA Ada 105 0 49.8 0.0 0 0.0

39 039 SEUNEUBOK PAYA Ada 54 0 55.7 0.0 0 0.0

40 040 MEUNASAH TEUNGOH Ada 97 0 100.0 0.0 0 0.0

41 041 CALOK Ada 57 0 83.8 0.0 0 0.0

Page 247: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 109

NAD - BRR

Nias

3.7.2 RENCANA TINDAK (ACTION PLAN) KECAMATAN PEUDADA

Rencana Tindak (Action Plan) di Kecamatan Peudada disusun berdasarkan 5 (lima)

rangkaian kegiatan yang telah dijelaskan pada sub bab 3.2. Sebagaimana juga telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, pelaksanaan sosialisasi melalui FGD di kecamatan

Peudada tidak dapat dilaksanakan, sehingga dalam hal ini dilaksanakan survai

wawancara (kuestioner) kepada masyarakat setempat sebagai bahan validitas

terhadap draft rencana tindak (action plan) yang disusun konsultan dan telah

dipadukan dengan bahan usulan program dari hasil pelaksanaan penjaringan

aspirasi masyarakat melaui Forum FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan

oleh Pemda Kabupaten Bireuen bekerjasama dengan Lembaga NGO dari Perancis

pada tahun 2005.

Hasil suvai wawancara (kuestioner) kepada masyarakat di 9 (sembilan) kecamatan

prioritas (termasuk Kecamatan Peudada) juga telah dijelaskan pada sub bab 3.2.

Melalui 5 (lima) rangkaian kegiatan di atas, dan hasil pelaksanaan suvai wawancara

(kuestioner) kepada masyarakat selanjutnya disusun dan ditetapkan Rencana

Tindak (Action Plan) di Kecamatan Peudada Tahun 2007 sampai Tahun 2009 seperti

disajikan pada Tabel dan gambar pada halaman berikut.

3.7.3 DESA PRIORITAS DI KECAMATAN PEUDADA

Dengan mengacu pada proses dan metode penetapan desa prioritas yang telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, maka dipilih dan ditetapkan desa prioritas untuk

“Village Planning” di Kecamatan Peudada seperti disajikan pada tabel berikut.

Desa Prioritas di Kecamatan Peudada

No Kode Nama Desa/Kel. sekarang Kecamatan Nilai Urutan

Prioritas

31 35 KUKUE Peudada 25 1

38 34 MATANG PASI Peudada 24 2

39 36 MNS BLANG Peudada 24 2

40 37 KAMPONG BARO Peudada 24 2

48 39 SEUNEUBOK PAYA Peudada 23 3

50 32 SAWANG Peudada 22 4

Page 248: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 110

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa/Kel. sekarang Kecamatan Nilai Urutan

Prioritas

51 33 BLANG KUBU Peudada 22 4

73 41 CALOK Peudada 20 5

95 38 PAYA Peudada 18 6

103 26 MATANG REULEUT Peudada 17 7

124 27 MNS PULO Peudada 14 8

Page 249: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 111

NAD - BRR

Nias

Page 250: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 112

NAD - BRR

Nias

Page 251: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 113

NAD - BRR

Nias

Page 252: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 114

NAD - BRR

Nias

3.8 KECAMATAN JEUMPA

3.8.1 IDENTIFIKASI KONDISI DAN PERMASALAHAN YANG ADA

A. FISIK DAN LINGKUNGAN

A.1 Morfologi

Sebagian berupa topografi desa-desa pantai yang meliputi : Blang Dalam, Cot Bada,

Kuala Jeumpa, Lipah Rayeuk, Mon Jambee, Batee Timoh, Cot Geurundong,

Beurawang, dan Lipah Cut. Desa berupa dataran meliputi: Teupok Tunong, dan

Teupok Baroh.

A.2 Jenis Tanah

Jenis tanah di Kec. Jeumpa adalah relatif sama dengan yang ada di Kec.

Samalanga, Simpang Mamplam, dan Jeunieb.

A.3 Kedalaman Efektif Tanah

Kedalaman efektif tanah di Kec. Jeumpa, seluruhnya memiliki kedalaman efektif >

90 cm.

A.4 Sumber Daya Air

Sumber Daya Air Permukaan di kecamatan Juempa meliputi Sumber Daya Air

Sungai, Rawa/paya dan waduk, diantaranya Krueng / Sungai ( Jeumpa 30 Ha dan

Juli 20 Ha ), Paya / Rawa Paya Jagat dan Waduk Paya Gapueh.

A.5 Daerah Rawan Banjir

Daerah Wilayah Kecamatan Jeumpa yang terpotensi rawan banjir adalah daerah

Pesisir yang relatip datar 0 -5 meter di atas permukaan air laut, meliputi daerah

sekitar muara sungai kuala Jeumpa yang kondisinya mengalami pendangkalan

akibat sedimentasi dan akresi yang menimbulkan penyempitan “Bottle Neck “ di

bagian hilir ( muara ).

A.6 Daerah Rawan Gempa

Daerah Wilayah Kecamatan Jeumpa berpotensi mengalami bencana kegempaan di

tinjau dari tatanan struktur geologi tektonik regional pulau Sumatra yang sewaktu-

Page 253: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 115

NAD - BRR

Nias

waktu dapat menimbulkan gempa tektonik dengan skala 6-7 reichter, patahan –

patahan tersebut. Salah satunya dapat dijumpai di krueng Peusangan.

A.7 Daerah Rawan Tsunami

Daerah Pesisir yang terpotensi rawan tsunami meliputi desa pantai dan desa

tambak yang beresiko sedang yaitu desa Teupok Baroh, Cot Bada, Kuala Juempa,

Blang Dalam, Mon Jambe, Batee Timoh, Lipah Ranyeuk, Cot Geurandong, Lipah Cut,

Beurawang dan teupok Tunong. Faktor penyebab di sepanjang pesisir desa-desa

pantai tidak terdapat zona penyanggah (buffer zone) hutan mangrove yang

mampu menahan laju gelombang tsunami secara alamiah serta kedalaman toporafi

daerah perairan pantai Jeumpa 20 – 100 meter yang juga berpengaruh terhadap

laju kecepatan rambat gelombang C = L/T terhadap kedalaman laut d/L dan

semakin ke darat cepat rambat gelombang semakin melemah (Refraksi

Gelombang). Gelombang datang mengalami Difraksi oleh Terumbu Karang di

perairan Simpang Mamplam sehingga laju kecepatan gelombang tertahan dan

cenderug melemah sebelum nyampai ke daerah pesisir jeumpa.

A.8 Kelautan dan Lingkungan Pesisir

Morfologi Daerah Pesisir

Penggunaan lahan dan kenampakan yang ada adalah Pemukiman penduduk,

pertambakan, kebun kelapa, Hactheri dan sawah. Dengan panjang garis pantai 7,6

km.

Potensi Sumber Daya Hayati

Perikanan tangkap dan saranan PPI dan TPI, Budidaya perikanan tambak seluas

157,5 Ha, Ekosistim Estuaria Muara Sungai (Kuala jeumpa, Kuala Juli dan Kuala

Raja), Ekosisitim Pantai Pasir dan Ekosistim Padang Lamun.

Permasalahan Kelautan dan Lingkungan Pesisir

Abrasi di sepanjang pesisir Pantai, Akresi di muara sungai Jeumpa, Kerusakan hutan

mangrove.

Page 254: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 116

NAD - BRR

Nias

Analisis Penanganan dan Pengembangan

Berdasarkan permasalahan kelautan dan lingkungan pesisir yang ada di Kec.

Jeumpa, maka beberapa bentuk penanganan dan pengembangan yang diperlukan

adalah sebagai berikut :

1. Ekosistim Hutan Mangrove ( Bakau )

Mereboisasai Kawasan pantai dengan menanam kembali tanaman bakau

(mangrove) di desa pantai yaitu Teupok Baroh, Cot Bada, Kuala Juempa, Blang

Dalam, Mon Jambe, Batee Timu, Lipah Rayeuk, Cot Geurendong, Lipah Cut,

Beurawang. Penanganan lainnya adalah sama dengan yang telah dijelaskan

untuk kecamatan Samalanga.

2. Ekosistim Estuaria, Padang Lamun, Pasir Pantai dan Perikanan Tambak

Sama dengan yang telah dijelaskan untuk kecamatan Samalanga.

3. Abrasi

a. Penanggulangan abrasi pantai secara alamiah dengan memanfaatkan sumber

daya ekosistim hutan mangrove ( Vegetasi ) dan Reboisasi di desa pantai

Teupok Baroh, Cot Bada, Kuala Juempa, Blang Dalam, Lhokmana, Mon

Jambe, Batee Timoh, Lipah Rayek, Lipah Cut, Cot Geurandong dan desa

Beurawang.

b. Penanggulangan abrasi pantai dengan sistim Proteksi Bangunan Pantai (

Coastal Engineering ) yaitu Sea Wall, Bulkhealt dan Revetment, dengan

mengutamakan dan memanfaatkan batuan yang banyak tersebar di

kabupaten bireuen di desa pantai Teupok Baroh, Cot Bada, Kuala Juempa,

Blang Dalam, Lhokmana, Mon Jambe, Batee Timoh, Lipah Rayek, Lipah Cut,

Cot Geurandong dan desa Beurawang.

4. Akresi

Sama dengan yang telah dijelaskan untuk kecamatan Samalanga.

Page 255: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 117

NAD - BRR

Nias

B. SOSIAL EKONOMI

B.1 Jumlah Penduduk dan KK

Jumlah penduduk dan Kepala Keluarga (KK) pada seluruh desa yang ada di

Kecamatan Jeumpa pada tahun 2005 adalah 28.592 jiwa dan 8.049 KK, dengan

jumlah penduduk dan KK terbesar terdapat di Ds. Blang Cot Tunong sebanyak 2.100

jiwa dan 900 KK, terkecil di Ds. Geudong Tampu sebanyak 324 jiwa dan 64 KK.

No Kode Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Peta Laki-Laki Wanita Total Keluarga

1 001 ABEUK USONG 741 712 1,453 611

2 002 BLANG SEUPEUNG 616 481 1,097 359

3 003 COT IBOH 309 297 606 121

4 004 SEUNEUBOK LHONG 491 507 998 206

5 005 PALOH PANYANG 235 223 458 91

6 006 BLANG RHEUM 336 326 662 131

7 007 COT ULIM 224 216 440 114

8 008 COT LEUSONG 176 179 355 78

9 009 BLANG SEUNONG 360 370 730 117

10 010 COT KEUTAPANG 599 575 1,174 235

11 027 COT TAROM TUNONG 437 458 895 400

12 028 BLANG COT TUNONG 1,500 600 2,100 900

13 029 SEULEUMBAH 150 200 350 72

14 030 ABEUK TINGKEUM 198 211 409 191

15 031 BLANG ME 201 198 399 192

16 032 PULO LAWANG 298 288 586 117

17 033 PALOH SEULIMENG 230 234 464 118

18 034 TEUPOK TUNONG 412 397 809 161

19 035 TEUPOK BAROH 450 500 950 201

20 036 COT BADA 225 216 441 225

21 037 COT GADONG 276 266 542 108

22 038 KUALA JEUMPA 943 865 1,808 941

23 039 BLANG DALAM 225 277 502 231

24 040 BLANG BLADEH 213 120 333 110

25 041 GEULUMPANG PAYONG 951 1,103 2,054 329

26 042 BLANG COT BAROH 314 293 607 119

27 043 COT TAROM BAROH 393 432 825 189

28 044 GEUDONG TAMPU 166 158 324 64

29 061 LIPAH CUT 286 304 590 112

30 062 LIPAH RAYEUK 526 616 1,142 300

31 063 MON JAMBEE 278 150 428 157

32 064 BATEE TIMOH 367 753 1,120 162

Page 256: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 118

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Peta Laki-Laki Wanita Total Keluarga

33 065 COT GEURUNDONG 291 280 571 114

34 066 BEURAWANG 327 404 731 161

35 073 BLANG GANDAI 478 460 938 200

36 075 SALAH SIRONG JAYA 360 341 701 112

B.2 Pertumbuhan Penduduk dan Proyeksi Penduduk Tahun 2010

Adapun pertumbuhan penduduk pada desa-desa di Kec. Jeumpa dari tahun 2003-

2005 sebagian menunjukkan angka pertumbuhan negatif, berkisar antara -0,14

sampai -53,5 %. Hal ini kemungkinan sebagian disebabkan dampak tsunami di

Kecamatan Jeumpa. Berdasarkan angka pertumbuhan yang ada, selanjutnya

diproyeksikan jumlah penduduk di desa-desa Kec. Jeumpa pada tahun 2010,

total sebesar 30.650 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk tiap desa disajikan

pada tabel berikut.

No. Kode Nama Desa/ Kel. sekarang Status Desa/Kota

Luas Wilayah (Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk Tahun

2010 (Jiwa) 1 001 ABEUK USONG Desa 450.06 1,443 1,453 1,558 2 002 BLANG SEUPEUNG Desa 799.58 1,824 1,097 1,176 3 003 COT IBOH Desa 143.04 599 606 650 4 004 SEUNEUBOK LHONG Desa 63.62 1,029 998 1,070 5 005 PALOH PANYANG Desa 126.35 453 458 491 6 006 BLANG RHEUM Desa 103.06 701 662 710 7 007 COT ULIM Desa 102.85 435 440 472 8 008 COT LEUSONG Desa 89.43 384 355 381 9 009 BLANG SEUNONG Desa 87.55 541 730 783

10 010 COT KEUTAPANG Kota 43.12 1,158 1,174 1,259 11 027 COT TAROM TUNONG Desa 41.69 769 895 959 12 028 BLANG COT TUNONG Desa 33.87 648 2,100 2,251 13 029 SEULEUMBAH Desa 55.55 351 350 375 14 030 ABEUK TINGKEUM Desa 21.68 425 409 438 15 031 BLANG ME Desa 54.74 206 399 428 16 032 PULO LAWANG Desa 91.50 577 586 628 17 033 PALOH SEULIMENG Desa 185.79 486 464 497 18 034 TEUPOK TUNONG Desa 74.35 809 809 867 19 035 TEUPOK BAROH Desa 150.89 950 950 1,018 20 036 COT BADA Desa 150.95 441 441 473 21 037 COT GADONG Desa 66.37 537 542 581 22 038 KUALA JEUMPA Desa 55.99 1,808 1,808 1,938

Page 257: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 119

NAD - BRR

Nias

No. Kode Nama Desa/ Kel. sekarang Status Desa/Kota

Luas Wilayah (Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk Tahun

2010 (Jiwa) 23 039 BLANG DALAM Desa 38.90 502 502 538 24 040 BLANG BLADEH Desa 29.79 1,540 333 357 25 041 GEULUMPANG PAYONG Desa 34.84 1,470 2,054 2,202 26 042 BLANG COT BAROH Desa 12.82 604 607 651 27 043 COT TAROM BAROH Desa 21.56 943 825 884 28 044 GEUDONG TAMPU Kota 15.03 599 324 347 29 061 LIPAH CUT Desa 21.52 590 590 632 30 062 LIPAH RAYEUK Desa 16.43 1,142 1,142 1,224 31 063 MON JAMBEE Desa 25.95 428 428 459 32 064 BATEE TIMOH Desa 73.32 1,120 1,120 1,201 33 065 COT GEURUNDONG Desa 48.55 571 571 612 34 066 BEURAWANG Desa 43.93 731 731 784 35 073 BLANG GANDAI Desa 261.68 938 938 1,006 36 075 SALAH SIRONG JAYA Desa 349.22 698 701 751

TOTAL 3,985.57 28,450 28,592 30,650

B.2 Mata Pencaharian Penduduk dan Jumah KK Miskin

Hampir seluruh desa yang ada di Kecamatan Jeumpa memiliki mata pencaharian

utama pada sektor pertanian tanaman pangan, kecuali untuk desa Cot Geurundong

memiliki mata pencaharian utama sektor perkebunan.

Adapun jumlah Kepala Keluarga (KK) Miskin adalah 6.257 K atau 77,7 % dari total

jumlah KK di kec. Jeumpa, dengan jumlah KK Miskin terbesar terdapat di desa

Kuala Jeumpa, yakni sebanyak 930 KK atau 98,8 % dari jumlah KK yang ada di desa

ini. Semua desa yang ada di Kec. Jeumpa memiliki persentase jumlah KK miskin

di atas 50 %. Kondisi ini dapat digunakan sebagai indikator bahwa kebutuhan

penanganan masalah kemiskinan adalah prioritas untuk Kec. Jeumpa.

Keluarga di Sektor Sumber

No Peta Nama Desa Pertanian Keluarga Miskin Penghasilan Sub Sektor Buruh Tani

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Utama Pertanian Jumlah Presentase

1 001 ABEUK USONG 580 95 480 78.6 Pertanian Tanaman Pangan 900 65.2

2 002 BLANG SEUPEUNG 341 95 200 55.7 Pertanian Tanaman Pangan 100 9.6

3 003 COT IBOH 119 98 90 74.4 Pertanian Tanaman Pangan 280 47.1

4 004 SEUNEUBOK LHONG 165 80 150 72.8 Pertanian Tanaman Pangan 87 10.9

5 005 PALOH PANYANG 82 90 50 54.9 Pertanian Tanaman Pangan 100 24.3

6 006 BLANG RHEUM 118 90 110 84.0 Pertanian Tanaman Pangan 100 16.8

7 007 COT ULIM 113 99 90 78.9 Pertanian Tanaman Pangan 200 45.9

Page 258: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 120

NAD - BRR

Nias

Keluarga di Sektor Sumber

No Peta Nama Desa Pertanian Keluarga Miskin Penghasilan Sub Sektor Buruh Tani

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Utama Pertanian Jumlah Presentase

8 008 COT LEUSONG 59 75 70 89.7 Pertanian Tanaman Pangan 52 19.5

9 009 BLANG SEUNONG 111 95 70 59.8 Pertanian Perkebunan 600 86.5

10 010 COT KEUTAPANG 176 75 150 63.8 Pertanian Tanaman Pangan 80 9.1

11 027 COT TAROM TUNONG 360 90 400 100.0 Pertanian Perkebunan 15 1.9

12 028 BLANG COT TUNONG 450 50 500 55.6 Pertanian Tanaman Pangan 500 47.6

13 029 SEULEUMBAH 36 50 40 55.6 Pertanian Tanaman Pangan 150 85.7

14 030 ABEUK TINGKEUM 124 65 175 91.6 Pertanian Tanaman Pangan 78 29.3

15 031 BLANG ME 144 75 180 93.8 Pertanian Tanaman Pangan 47 15.7

16 032 PULO LAWANG 111 95 80 68.4 Pertanian Tanaman Pangan 300 53.9

17 033 PALOH SEULIMENG 89 75 105 89.0 Pertanian Tanaman Pangan 55 15.8

18 034 TEUPOK TUNONG 145 90 140 87.0 Pertanian Tanaman Pangan 30 4.1

19 035 TEUPOK BAROH 161 80 145 72.1 Pertanian Tanaman Pangan 720 94.7

20 036 COT BADA 108 48 200 88.9 Pertanian Tanaman Pangan 68 32.1

21 037 COT GADONG 97 90 80 74.1 Pertanian Tanaman Pangan 100 20.5

22 038 KUALA JEUMPA 489 52 930 98.8 Pertanian Tanaman Pangan 30 3.2

23 039 BLANG DALAM 166 72 225 97.4 Pertanian Tanaman Pangan 63 17.4

24 040 BLANG BLADEH 77 70 80 72.7 Pertanian Tanaman Pangan 180 77.2

25 041 GEULUMPANG PAYONG 171 52 297 90.3 Pertanian Tanaman Pangan 92 8.6

26 042 BLANG COT BAROH 83 70 30 25.2 Pertanian Tanaman Pangan 70 16.5

27 043 COT TAROM BAROH 151 80 155 82.0 Pertanian Tanaman Pangan 500 75.8

28 044 GEUDONG TAMPU 38 60 55 85.9 Pertanian Tanaman Pangan 20 10.3

29 061 LIPAH CUT 67 60 80 71.4 Pertanian Tanaman Pangan 80 22.6

30 062 LIPAH RAYEUK 240 80 215 71.7 Pertanian Tanaman Pangan 200 21.9

31 063 MON JAMBEE 102 65 120 76.4 Pertanian Tanaman Pangan 300 107.8

32 064 BATEE TIMOH 97 60 120 74.1 Pertanian Tanaman Pangan 200 29.8

33 065 COT GEURUNDONG 80 70 90 78.9 Pertanian Perkebunan 50 12.5

34 066 BEURAWANG 105 65 120 74.5 Pertanian Tanaman Pangan 200 42.1

35 073 BLANG GANDAI 180 90 160 80.0 Pertanian Tanaman Pangan 350 41.5

36 075 SALAH SIRONG JAYA 106 95 75 67.0 Pertanian Tanaman Pangan 30 4.5

C. PRASARANA DAN SARANA

C.1 Transportasi

Secara umum, seluruh desa yang ada di Kecamatan Jeumpa dihubungkan oleh

prasarana jaringan jalan dengan tipe perkerasan aspal/beton, sirtu, dan tanah,

serta sebanyak 4 (empat) desa belum dapat dijangkau oleh kendaraan roda-4.

Kondisi ini menunjukkan diperlukannya pengembangan prasarana jaringan jalan

yang dapat dilalui kendaraan roda-4 menuju ke-empat desa tersebut, disamping

Page 259: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 121

NAD - BRR

Nias

juga diperlukan peningkatan jalan khususnya untuk jalan-jalan dengan jenis

permukaan tanah menjadi minimal jenis Sirtu (Pasir Batu), sehingga dapat dilalui

oleh kendaraan roda-4 di musim hujan.

Adapun sarana angkutan umum ke desa-desa di Kec. Jeumpa, sebagian besar adalah

ojek (sepeda motor), kecuali 3 (tiga) desa sudah dilayani angkutan umum

kendaraan roda-4. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :

No Kode Peta Nama Desa

Sebagian Besar Cara Lalu Lintas Antar Desa

Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan Roda

4/ Lebih Sepanjang Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

1 001 ABEUK USONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

2 002 BLANG SEUPEUNG Darat Tanah Ya Kend Roda 3/Lebih

3 003 COT IBOH Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

4 004 SEUNEUBOK LHONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Kend Roda 3/Lebih

5 005 PALOH PANYANG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

6 006 BLANG RHEUM Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

7 007 COT ULIM Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

8 008 COT LEUSONG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

9 009 BLANG SEUNONG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

10 010 COT KEUTAPANG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

11 027 COT TAROM TUNONG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

12 028 BLANG COT TUNONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

13 029 SEULEUMBAH Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

14 030 ABEUK TINGKEUM Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

15 031 BLANG ME Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

16 032 PULO LAWANG Darat Tanah Tidak Ojek Sepeda Motor

17 033 PALOH SEULIMENG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

18 034 TEUPOK TUNONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

19 035 TEUPOK BAROH Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

20 036 COT BADA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

21 037 COT GADONG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

22 038 KUALA JEUMPA Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

23 039 BLANG DALAM Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

24 040 BLANG BLADEH Darat Aspal/Beton Ya Kend Roda 3/Lebih

25 041 GEULUMPANG PAYONG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

26 042 BLANG COT BAROH Darat Tanah Tidak Ojek Sepeda Motor

27 043 COT TAROM BAROH Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

28 044 GEUDONG TAMPU Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

29 061 LIPAH CUT Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Kend Roda 3/Lebih

30 062 LIPAH RAYEUK Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

31 063 MON JAMBEE Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

32 064 BATEE TIMOH Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

Page 260: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 122

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa

Sebagian Besar Cara Lalu Lintas Antar Desa

Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan Roda

4/ Lebih Sepanjang Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

33 065 COT GEURUNDONG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

34 066 BEURAWANG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

35 073 BLANG GANDAI Darat Aspal/Beton Tidak Ojek Sepeda Motor

36 075 SALAH SIRONG JAYA Darat & Air Tanah Tidak Ojek Sepeda Motor

C.2 Prasarana Air Bersih, Air Limbah dan Sampah

Terdapat hanya 1 (satu) desa yang ada di Kecamatan Jeumpa yang telah dilayani

oleh PDAM, yakni Desa Kuala Jeumpa, sedangkan desa-desa lainnya menggunakan

sumur sebagai sumber air bersih. Secara umum, kondisi ini telah memenuhi

standar pelayanan minimal prasarana air bersih yang ada.

Untuk sarana sanitasi, sebagian besar desa (33 desa) menggunakan jamban sendiri,

2 (dua) desa menggunakan jamban umum, dan hanya 1 (satu) desa yang

menggunakan sarana bukan jamban, yakni Desa Pulo Lawang. Secara umum,

kondisi ini menunjukkan hampir seluruh desa di Kec. Jeumpa telah memenuhi

standar pelayanan minimal sarana sanitasi yang ada (minimal telah

menggunakan jamban sendiri), dan hanya 1 (satu) desa yang perlu disediakan

sarana jamban umum, yakni Desa Pulo Lawang.

Untuk pengolahan sampah, seluruh desa menggunakan cara dibuang di lubang dan

dibakar. Secara umum, kondisi ini juga telah memenuhi standar pelayanan

minimal pengelolaan sampah yang ada untuk kawasan permukiman perdesaan.

No Kode Peta Nama Desa Sumber Air Minum

Harus Membeli Air

Minum Tempat Buang

Air Besar Cara Membuang

Sampah

1 001 ABEUK USONG Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

2 002 BLANG SEUPEUNG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

3 003 COT IBOH Sumur Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

4 004 SEUNEUBOK LHONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

5 005 PALOH PANYANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

6 006 BLANG RHEUM Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

7 007 COT ULIM Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

8 008 COT LEUSONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

9 009 BLANG SEUNONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

10 010 COT KEUTAPANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

Page 261: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 123

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa Sumber Air Minum

Harus Membeli Air

Minum Tempat Buang

Air Besar Cara Membuang

Sampah

11 027 COT TAROM TUNONG Pompa Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

12 028 BLANG COT TUNONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

13 029 SEULEUMBAH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

14 030 ABEUK TINGKEUM Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

15 031 BLANG ME Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

16 032 PULO LAWANG Sumur Ada Bukan Jamban Lobang/Dibakar

17 033 PALOH SEULIMENG Sumur Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

18 034 TEUPOK TUNONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

19 035 TEUPOK BAROH Sumur Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

20 036 COT BADA Sumur Ada Jamban Umum Lobang/Dibakar

21 037 COT GADONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

22 038 KUALA JEUMPA Pipa PAM Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

23 039 BLANG DALAM Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

24 040 BLANG BLADEH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

25 041 GEULUMPANG PAYONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

26 042 BLANG COT BAROH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

27 043 COT TAROM BAROH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

28 044 GEUDONG TAMPU Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

29 061 LIPAH CUT Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

30 062 LIPAH RAYEUK Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

31 063 MON JAMBEE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

32 064 BATEE TIMOH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

33 065 COT GEURUNDONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

34 066 BEURAWANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

35 073 BLANG GANDAI Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

36 075 SALAH SIRONG JAYA Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

C.3 Sarana Pendidikan

Secara umum, sarana pendidikan di Kecamatan Jeumpa meliputi :

1. TK Negeri sebanyak 1 (satu) buah, dan TK Swasta sebanyak 2 (dua) buah,

dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Paloh Seulimeng) adalah

10,5 Km,

2. SD Negeri sebanyak 18 (delapan belas) buah dan SD swasta sebanyak 1 (satu)

buah, dengan jangkaun pelayanan ke desa terjauh (Desa Blang Gandai) adalah 8

Km,

Page 262: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 124

NAD - BRR

Nias

3. SMP Negeri sebanyak 1 (satu) buah, dengan jangkauan pelayanan ke desa

terjauh (Desa Blang Gandai) adalah 10 Km.

Kode Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Umum

No Peta Nama Desa Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 001 ABEUK USONG 0 0 4 1 0 . 0 0 5.0 0 0 5.0

2 002 BLANG SEUPEUNG 0 0 2.1 2 0 . 0 0 3.2 0 0 4.5

3 003 COT IBOH 0 0 2 1 0 . 0 0 3.0 0 0 5.0

4 004 SEUNEUBOK LHONG 0 0 2.5 0 0 1.5 0 0 2.8 0 0 3.0

5 005 PALOH PANYANG 0 0 6 1 0 . 0 0 7.0 0 0 7.0

6 006 BLANG RHEUM 0 1 1 0 . 0 0 2.6 0 0 1.9

7 007 COT ULIM 0 0 6 1 0 . 0 0 7.0 0 0 7.0

8 008 COT LEUSONG 0 0 5 0 0 1.0 0 0 6.3 0 0 5.5

9 009 BLANG SEUNONG 0 0 4 0 0 1.0 0 0 4.0 0 0 4.5

10 010 COT KEUTAPANG 0 1 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.0

11 027 COT TAROM TUNONG 0 0 2 0 0 2.0 0 0 3.0 0 0 5.0

12 028 BLANG COT TUNONG 0 0 2.5 0 0 1.5 0 0 4.0 0 0 5.0

13 029 SEULEUMBAH 0 0 4 0 0 2.0 0 0 4.0 0 0 4.0

14 030 ABEUK TINGKEUM 0 0 3.2 1 0 . 0 0 4.8 0 0 6.0

15 031 BLANG ME 0 0 5 0 0 1.0 0 0 3.5 0 0 5.2

16 032 PULO LAWANG 0 0 2 0 0 3.0 0 0 5.0 0 0 5.0

17 033 PALOH SEULIMENG 0 0 10.5 0 0 2.0 0 0 8.5 0 0 9.3

18 034 TEUPOK TUNONG 0 0 5 1 0 . 1 0 . 0 0 8.0

19 035 TEUPOK BAROH 0 0 4 0 0 4.0 0 0 6.0 0 0 7.0

20 036 COT BADA 1 0 0 0 2.0 0 0 2.0 0 0 3.0

21 037 COT GADONG 0 0 6.5 1 0 . 0 0 5.5 0 0 3.5

22 038 KUALA JEUMPA 0 1 0 1 . 0 0 2.5 0 0 6.0

23 039 BLANG DALAM 0 0 5 0 0 1.2 0 0 3.3 0 0 5.0

24 040 BLANG BLADEH 0 0 3 1 0 . 0 0 6.0 0 0 6.0

25 041 GEULUMPANG PAYONG 0 1 2 0 . 0 0 2.1 0 0 4.3

26 042 BLANG COT BAROH 0 0 1.5 0 0 1.5 0 0 3.0 0 0 7.0

27 043 COT TAROM BAROH 0 0 1.5 0 0 1.5 0 0 2.0 0 0 4.0

28 044 GEUDONG TAMPU 0 0 1.5 0 0 1.0 0 0 2.0 0 0 6.0

29 061 LIPAH CUT 0 0 5 0 0 4.0 0 0 3.0 0 0 1.0

30 062 LIPAH RAYEUK 0 0 7 1 0 . 0 0 7.0 0 0 6.0

31 063 MON JAMBEE 0 0 6.5 1 0 . 0 0 3.5 0 0 4.8

32 064 BATEE TIMOH 0 0 3.2 1 0 . 0 0 3.5 0 0 6.5

33 065 COT GEURUNDONG 0 0 3.5 0 0 1.5 0 0 4.3 0 0 8.2

34 066 BEURAWANG 0 0 1.5 0 0 3.0 0 0 3.0 0 0 6.0

35 073 BLANG GANDAI 0 0 10 0 0 8.0 0 0 10.0 0 0 11.0

36 075 SALAH SIRONG JAYA 0 0 4.1 1 0 . 0 0 6.0 0 0 7.5

Page 263: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 125

NAD - BRR

Nias

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana

Kecamatan Jeumpa dianggap sebagai satu lingkungan, dengan proyeksi penduduk

pada tahun 2010 sebesar 30.650 jiwa, maka kebutuhan tambahan sarana

pendidikan di Kec. Jeumpa, meliputi :

1. TK sebanyak 27 (dua puluh tujuh) buah,

2. SLTP sebanyak 2 (dua) buah, dan

3. SLTA sebanyak 1 (satu) buah

C.4 Sarana Kesehatan

Secara umum, sarana kesehatan di Kecamatan Jeumpa meliputi :

1. Puskesmas sebanyak 1 (satu) buah di Desa Blang Cot Tunong, dengan jangkauan

pelayanan ke desa terjauh (Desa Paloh Seulimeh) adalah 11,2 Km,

2. Puskesmas Pembantu sebanyak 2 (dua) buah, dengan jangkauan pelayanan ke

desa terjauh (Desa Abeuk Usong) adalah 8 Km,

3. Posyandu sebanyak 29 (dua puluhsembilan) buah (hampir ada di setiap desa),

dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Salah Sirong Jaya) adalah

7,5 Km,

6. Polindes (Pondok Bersalin Desa) sebanyak 8 (delapan) buah, dengan jangkauan

pelayanan ke desa terjauh (Desa Seleumbah) adalah 7,9 Km.

Kode Balai Pengobatan/

Poliklinik Puskemas Puskemas Pembantu POSYANDU Polindes (Pondok

Bersalin Desa) No Peta Nama Desa

Jumlah Jarak

Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak

Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak

Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak

Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak

Rata-Rata (km)

1 001 ABEUK USONG 0 8.0 0 8.0 0 8.0 1 . 0 5.0

2 002 BLANG SEUPEUNG 0 1.0 0 4.0 0 3.0 1 . 0 5.0

3 003 COT IBOH 0 3.9 0 3.8 0 3.5 1 . 0 3.0

4 004 SEUNEUBOK LHONG 0 3.3 0 4.2 0 5.2 1 . 1 .

5 005 PALOH PANYANG 0 6.0 0 4.0 0 4.0 1 . 0 2.0

6 006 BLANG RHEUM 0 2.3 0 4.4 0 3.8 1 . 0 2.5

7 007 COT ULIM 0 7.0 0 5.0 0 5.0 1 . 1 .

8 008 COT LEUSONG 0 6.0 0 8.2 0 4.5 1 . 0 4.2

9 009 BLANG SEUNONG 0 7.0 0 2.0 0 6.0 0 1.0 0 2.0

10 010 COT KEUTAPANG 0 3.0 0 5.0 0 5.0 1 . 0 3.0

11 027 COT TAROM TUNONG 0 7.0 0 2.0 0 2.0 0 0.5 0 0.5

Page 264: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 126

NAD - BRR

Nias

Kode Balai Pengobatan/

Poliklinik Puskemas Puskemas Pembantu POSYANDU Polindes (Pondok

Bersalin Desa) No Peta Nama Desa Jumlah Jarak Jumlah Jarak Jumlah Jarak Jumlah Jarak Jumlah Jarak

12 028 BLANG COT TUNONG 0 3.4 1 . 0 2.6 1 . 0 1.5

13 029 SEULEUMBAH 0 5.7 0 3.8 0 3.4 1 . 0 7.9

14 030 ABEUK TINGKEUM 0 5.4 0 2.5 0 2.8 1 . 1 .

15 031 BLANG ME 0 6.5 0 3.5 0 3.6 1 . 0 4.2

16 032 PULO LAWANG 0 5.0 0 6.0 0 6.0 1 . 0 3.0

17 033 PALOH SEULIMENG 0 10.3 0 11.2 0 5.3 1 . 0 6.5

18 034 TEUPOK TUNONG 0 5.0 0 3.0 0 2.0 0 5.0 1 .

19 035 TEUPOK BAROH 0 4.0 0 4.0 0 4.0 1 . 1 .

20 036 COT BADA 0 7.0 0 4.0 0 2.0 1 . 0 1.6

21 037 COT GADONG 0 6.5 0 3.5 0 3.5 1 . 0 0.5

22 038 KUALA JEUMPA 0 6.2 0 3.3 0 2.8 1 . 0 2.3

23 039 BLANG DALAM 0 6.3 0 3.1 0 2.8 1 . 0 2.5

24 040 BLANG BLADEH 0 4.0 0 3.0 0 3.0 1 . 0 1.0

25 041 GEULUMPANG PAYONG 0 4.0 0 1.0 1 . 1 . 1 .

26 042 BLANG COT BAROH 0 4.7 0 4.6 0 3.1 0 4.5 0 5.4

27 043 COT TAROM BAROH 0 2.6 0 2.5 0 2.8 0 2.5 0 2.1

28 044 GEUDONG TAMPU 0 3.5 0 0.5 0 0.5 1 . 0 1.5

29 061 LIPAH CUT 0 5.5 0 3.0 0 3.0 1 . 0 0.5

30 062 LIPAH RAYEUK 0 6.0 0 4.0 1 . 1 . 0 0.5

31 063 MON JAMBEE 0 7.5 0 3.8 0 3.8 1 . 0 0.5

32 064 BATEE TIMOH 0 3.7 0 3.3 0 3.5 0 3.4 0 3.2

33 065 COT GEURUNDONG 0 5.5 0 4.0 0 4.0 1 . 0 0.5

34 066 BEURAWANG 0 3.0 0 4.0 0 4.0 1 . 1 .

35 073 BLANG GANDAI 0 7.0 0 4.0 0 4.0 1 . 1 .

36 075 SALAH SIRONG JAYA 0 7.8 0 5.7 0 4.5 0 7.5 0 5.3

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana

Kecamatan Jeumpa dianggap sebagai satu lingkungan, dengan proyeksi penduduk

pada tahun 2010 sebesar 30.650 jiwa, maka tambahan sarana kesehatan yang

diperlukan di Kec. Jeumpa, meliputi :

1. Balai Pengobatan/Poliklinik sebanyak 8 (delapan) buah,

2. RS Bersalin sebanyak 1 (satu) buah.

C.5 Listrik dan Telepon

Seluruh desa di Kecamatan Jeumpa telah dilayani oleh prasarana listrik. Sedangkan

untuk prasarana telepon hanya terdapat di 8 (delapan) desa. Kondisi ini

Page 265: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 127

NAD - BRR

Nias

menunjukkan kebutuhan perluasan jaringan telepon yang dapat mencapai ke

desa-desa yang masih belum terlayani.

Kode Ketersediaan Listrik

Keluarga Pengguna Listrik Keluarga Berlangganan Telepon

No Peta Nama Desa Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) PLN Non PLN PLN Non PLN

1 001 ABEUK USONG Ada 600 98.2 0 0.0

2 002 BLANG SEUPEUNG Ada 120 0 33.4 0.0 0 0.0

3 003 COT IBOH Ada 100 0 82.6 0.0 0 0.0

4 004 SEUNEUBOK LHONG Ada 95 0 46.1 0.0 0 0.0

5 005 PALOH PANYANG Ada 40 0 44.0 0.0 0 0.0

6 006 BLANG RHEUM Ada 92 0 70.2 0.0 0 0.0

7 007 COT ULIM Ada 60 0 52.6 0.0 0 0.0

8 008 COT LEUSONG Ada 43 0 55.1 0.0 0 0.0

9 009 BLANG SEUNONG Ada 95 0 81.2 0.0 0 0.0

10 010 COT KEUTAPANG Ada 231 0 98.3 0.0 35 14.9

11 027 COT TAROM TUNONG Ada 50 0 12.5 0.0 30 7.5

12 028 BLANG COT TUNONG Ada 200 22.2 0 0.0

13 029 SEULEUMBAH Ada 10 0 13.9 0.0 0 0.0

14 030 ABEUK TINGKEUM Ada 169 0 88.5 0.0 0 0.0

15 031 BLANG ME Ada 30 0 15.6 0.0 0 0.0

16 032 PULO LAWANG Ada 100 0 85.5 0.0 0 0.0

17 033 PALOH SEULIMENG Ada 60 0 50.8 0.0 0 0.0

18 034 TEUPOK TUNONG Ada 142 8 88.2 5.0 0 0.0

19 035 TEUPOK BAROH Ada 170 0 84.6 0.0 0 0.0

20 036 COT BADA Ada 183 0 81.3 0.0 3 1.3

21 037 COT GADONG Ada 60 0 55.6 0.0 0 0.0

22 038 KUALA JEUMPA Ada 923 0 98.1 0.0 2 0.2

23 039 BLANG DALAM Ada 167 0 72.3 0.0 1 0.4

24 040 BLANG BLADEH Ada 100 0 90.9 0.0 10 9.1

25 041 GEULUMPANG PAYONG Ada 321 0 97.6 0.0 53 16.1

26 042 BLANG COT BAROH Ada 102 9 85.7 7.6 7 5.9

27 043 COT TAROM BAROH Ada 150 79.4 0 0.0

28 044 GEUDONG TAMPU Ada 58 0 90.6 0.0 0 0.0

29 061 LIPAH CUT Ada 80 0 71.4 0.0 0 0.0

30 062 LIPAH RAYEUK Ada 220 73.3 0 0.0

31 063 MON JAMBEE Ada 80 0 51.0 0.0 0 0.0

32 064 BATEE TIMOH Ada 80 0 49.4 0.0 0 0.0

33 065 COT GEURUNDONG Ada 90 0 78.9 0.0 0 0.0

34 066 BEURAWANG Ada 135 11 83.9 6.8 0 0.0

35 073 BLANG GANDAI Ada 130 65.0 0 0.0

36 075 SALAH SIRONG JAYA Ada 30 0 26.8 0.0 0 0.0

Page 266: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 128

NAD - BRR

Nias

3.8.2 RENCANA TINDAK (ACTION PLAN) KECAMATAN JEUMPA

Rencana Tindak (Action Plan) di Kecamatan Jeumpa disusun berdasarkan 5 (lima)

rangkaian kegiatan yang telah dijelaskan pada sub bab 3.2. Sebagaimana juga telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, pelaksanaan sosialisasi melalui FGD di kecamatan

Jeumpa tidak dapat dilaksanakan, sehingga dalam hal ini dilaksanakan survai

wawancara (kuestioner) kepada masyarakat setempat sebagai bahan validitas

terhadap draft rencana tindak (action plan) yang disusun konsultan dan telah

dipadukan dengan bahan usulan program dari hasil pelaksanaan penjaringan

aspirasi masyarakat melaui Forum FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan

oleh Pemda Kabupaten Bireuen bekerjasama dengan Lembaga NGO dari Perancis

pada tahun 2005.

Hasil suvai wawancara (kuestioner) kepada masyarakat di 9 (sembilan) kecamatan

prioritas (termasuk Kecamatan Jeumpa) juga telah dijelaskan pada sub bab 3.2.

Melalui 5 (lima) rangkaian kegiatan di atas, dan hasil pelaksanaan suvai wawancara

(kuestioner) kepada masyarakat selanjutnya disusun dan ditetapkan Rencana

Tindak (Action Plan) di Kecamatan Jeumpa Tahun 2007 sampai Tahun 2009 seperti

disajikan pada Tabel dan gambar pada halaman berikut.

3.8.3 DESA PRIORITAS DI KECAMATAN JEUMPA

Dengan mengacu pada proses dan metode penetapan desa prioritas yang telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, maka dipilih dan ditetapkan desa prioritas untuk

“Village Planning” di Kecamatan Peudada seperti disajikan pada tabel berikut.

Desa Prioritas di Kecamatan Jeumpa

No Kode Nama Desa/Kel. sekarang Kecamatan Nilai Urutan

Prioritas

7 38 KUALA JEUMPA Jeumpa 36 1

12 62 LIPAH RAYEUK Jeumpa 30 2

13 64 BATEE TIMOH Jeumpa 30 2

24 63 MON JAMBEE Jeumpa 27 3

47 36 COT BADA Jeumpa 23 4

54 39 BLANG DALAM Jeumpa 22 5

Page 267: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 129

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa/Kel. sekarang Kecamatan Nilai Urutan

Prioritas

83 34 TEUPOK TUNONG Jeumpa 19 6

94 35 TEUPOK BAROH Jeumpa 18 7

97 65 COT GEURUNDONG Jeumpa 18 7

98 66 BEURAWANG Jeumpa 18 7

115 61 LIPAH CUT Jeumpa 16 8

147 41 GEULUMPANG PAYONG Jeumpa 12 9

Page 268: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 130

NAD - BRR

Nias

Page 269: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 131

NAD - BRR

Nias

Page 270: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 132

NAD - BRR

Nias

Page 271: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 133

NAD - BRR

Nias

Page 272: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 134

NAD - BRR

Nias

3.9 KECAMATAN KUALA

3.9.1 IDENTIFIKASI KONDISI DAN PERMASALAHAN YANG ADA

A. FISIK DAN LINGKUNGAN

A.1 Sumber Daya Air

Sumber Daya Air Permukaan di kecamatan Kuala meliputi Sumber Daya Air sungai

yaitu salah satunya sungai kuala raja.

A.2 Rawan Banjir

Daerah Wilayah Kecamatan Kuala yang berpotensi rawan banjir adalah daerah

Pesisir yang relatip datar 0 - 5 meter di atas permukaan air laut .meliputi daerah

sekitar muara sungai kuala Raja yang kondisinya mengalami pendangkalan akibat

sedimentasi dan akresi yang menimbulkan penyempitan “ Bottel Neck “ di bagian

hilir ( muara ) .

A.3 Rawan Longsor

Daerah Wilayah Kecamatan Kuala relatip lebih aman terhadap bencana rawan

longsor karena termasuk daerah landai dengan kemiringan 0 – 8 % .

A.4 Rawan Gempa

Daerah Wilayah Kecamatan Kuala berpotensi mengalami bencana kegempaan di

tinjau dari tatanan struktur geologi tektonik regional pulau Sumatra yang sewaktu-

waktu dapat menimbulkan gempa tektonik dengan skala 6-7 reichter, patahan –

patahan tersebut. Salah satunya dapat dijumpai di krueng Peusangan.

A.5 Rawan Tsunami

Daerah Kecamatan Kuala yang berpotensi terhadap bencana gelombang tsunami

adalah daerah Pesisir yaitu meliputi desa-desa pesisir baik desa tambak maupun

dasa pantai, yang beresiko berat yaitu Desa Krueng Juli Barat, Krueng Juli Timur,

Ujong Blang, Kuala Raja . Factor penyebab di sepanjang pesisir desa-desa pantai

tidak terdapat zona penyanggah (buffer zone) Ekosistim hutan mangrove yang

mampu menahan laju gelombang tsunami secara alamiah serta kedalaman toporafi

daerah perairan pantai Samalanga 40 – 80 meter, yang juga berpengaruh terhadap

Page 273: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 135

NAD - BRR

Nias

laju kecepatan rambat gelombang C = L/T terhadap kedalaman laut d/L dan

semakin ke arah darat cepat rambat gelombang semakin melemah ( Refraksi

Gelombang ).

A.6 Kelautan dan Lingkungan Pesisir

Luas wilayah daerah pesisir 1.170,58 Ha ( 0,0615% ), Meliputi Desa Tambak dan

desa Pantai yaitu ; Desa Krueng Juli Barat, Krueng Juli Timur, Ujung Blang Weu

Jangka, Ujong Blang Masjid, Kuala Raja, Cot U Sibak,

Morfologi Daerah Pesisir

penggunaan lahan dan kenampakan yang ada adalah pertambakan, pemukiman

penduduk, perkebunan kelapa, Hachery dan sawah dengan panjang garis pantai 5,7

km.

Potensi Sumber Daya Hayati

Komunitas Hutan Mangrove di desa Ujong Blang 0,75 Ha dan Desa Kuala Raja 0,75

Ha, Ekosistim Estuaria Muara Sungai Kuala Ceurape, Perikanan Tangkap dengan

sarana pendukung TPI Kuala Raja , Budidaya Perikanan Tambak seluas 446,4 Ha,

Ekosisitim Padang Lamun, Ekosistim Pantai Pasir.

Permasalah Kelautan dan Lingkungan Pesisir Pantai

Kerusakan Ekosistim Hutan Mangrove, Abrasi di sepanjang pesisir pantai, Akresi

di Muara Sungai Kuala Ceurape.

Analisis Penanganan dan Pengembangan

1. Ekosistim Hutan Mangrove ( Bakau )

• Melindungi dan Mencegah kerusakan keberadaan Ekosistim Hutan

Mangrove ( Bakau ) di Desa Ujong Blang 0,75 Ha dan Desa Kuala Raja 0,75

Ha sebagai kawasan lindung ( perlindungan setempat / Sepadan Pantai ).

• Mereboisasai Kawasan Pesisir pantai dengan menanam kembali tanaman

bakau (mangrove) di Desa Krueng Juli Barat, Krueng Juli Timur, Ujong Blang,

Kuala Raja sebagai kawasan perlindungan setempat ( sepadan pantai ).

Page 274: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 136

NAD - BRR

Nias

2. Ekosistim Estuaria, Padang Lamun, Pasir Pantai dan Perikanan Tambak.

Sama dengan yang telah dijelaskan untuk kecamatan Samalanga.

3. Abrasi

Sama dengan yang telah dijelaskan untuk kecamatan Samalanga.

4. Akresi

Sama dengan yang telah dijelaskan untuk kecamatan Samalanga.

B. SOSIAL EKONOMI

B.1 Jumlah Penduduk dan KK

Jumlah penduduk dan Kepala Keluarga (KK) pada seluruh desa yang ada di

Kecamatan Kuala pada tahun 2005 adalah 15.798 jiwa dan 3.328 KK, dengan jumlah

penduduk dan KK terbesar adalah di Desa Lancok-lancok sebanyak 1.675 jiwa dan

331 KK, serta terkecil di Desa Lancok Pante Ara sebanyak 290 jiwa dan 81 KK.

No Kode Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Peta Laki-Laki Wanita Total Keluarga

1 001 COT TRIENG 530 511 1,041 216

2 002 LHOK AWE AWE 556 610 1,166 278

3 003 COT UNOE 308 252 560 118

4 004 COT BATEE 635 715 1,350 285

5 005 COT KUTA 231 265 496 110

6 006 COT GLUMPANG 116 139 255 65

7 007 GLUMPANG BAROH 179 172 351 78

8 008 LANCOK PANTE ARA 143 147 290 81

9 009 BALEE KUYUN 322 295 617 83

10 010 KAREUNG 297 331 628 137

11 011 LANCOK LANCOK 712 963 1,675 331

12 012 COT U SIBAK 164 213 377 107

13 013 KUALA RAJA 552 489 1,041 209

14 014 UJONG BLANG MESJID 361 398 759 171

15 015 WEU JANGKA 601 411 1,012 217

16 016 COT LAGASAWA 203 226 429 107

17 017 UJONG BLANG 324 384 708 172

18 018 KUTA BARO 374 418 792 145

19 019 KRUENG JULI TIMUR 562 657 1,219 207

20 020 KRUENG JULI BARAT 508 524 1,032 211

Page 275: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 137

NAD - BRR

Nias

B.2 Pertumbuhan Penduduk dan Proyeksi Penduduk Tahun 2010

Adapun pertumbuhan penduduk pada desa-desa di Kec. Kuala dari tahun 2003-2005

sebagian menunjukkan angka pertumbuhan negatif, berkisar antara -0,2 sampai -

38,26 %. Hal ini kemungkinan disebabkan dampak tsunami di Kecamatan Kuala.

Berdasarkan angka pertumbuhan yang ada, selanjutnya diproyeksikan jumlah

penduduk di desa-desa Kec. Kuala pada tahun 2010, total sebesar 17.700 jiwa,

dengan rincian tiap desa disajikan pada tabel berikut.

No. Kode Nama Desa/ Kel. sekarang Status Desa/Kota

Luas Wilayah (Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk Tahun

2010 (Jiwa) 1 001 COT TRIENG Desa 16.90 1,034 1,041 1,166 2 002 LHOK AWE AWE Desa 28.29 1,082 1,166 1,306 3 003 COT UNOE Desa 32.67 560 560 627 4 004 COT BATEE Desa 45.94 1,317 1,350 1,513 5 005 COT KUTA Desa 26.09 491 496 556 6 006 COT GLUMPANG Desa 41.26 669 255 286 7 007 GLUMPANG BAROH Desa 0.00 351 393 8 008 LANCOK PANTE ARA Desa 68.46 420 290 325 9 009 BALEE KUYUN Desa 180.87 617 691

10 010 KAREUNG Desa 469.08 572 628 704 11 011 LANCOK LANCOK Desa 49.50 1,594 1,675 1,877 12 012 COT U SIBAK Desa 57.46 545 377 422 13 013 KUALA RAJA Desa 176.40 1,121 1,041 1,166 14 014 UJONG BLANG MESJID Desa 149.83 762 759 850 15 015 WEU JANGKA Desa 105.71 920 1,012 1,134 16 016 COT LAGASAWA Desa 15.65 403 429 481 17 017 UJONG BLANG Desa 149.54 662 708 793 18 018 KUTA BARO Desa 16.75 769 792 887 19 019 KRUENG JULI TIMUR Desa 97.01 1,004 1,219 1,366 20 020 KRUENG JULI BARAT Desa 65.60 1,023 1,032 1,156

TOTAL 1,793.01 14,948 15,798 17,700

B.3 Mata Pencaharian Penduduk dan Jumah KK Miskin

Seluruh desa yang ada di Kecamatan Kuala memiliki mata pencaharian utama pada

sektor pertanian tanaman pangan. Adapun jumlah Kepala Keluarga (KK) Miskin

adalah 2.313 KK atau 69,5 % dari total jumlah KK di kawasan perencanaan, dengan

jumlah KK Miskin terbesar terdapat di desa Lancok-lancok, yakni sebanyak 250 KK

atau 75,5 % dari jumlah KK yang ada di desa ini. Hampir seluruh desa yang ada di

Page 276: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 138

NAD - BRR

Nias

Kec. Kuala memiliki persentase jumlah KK miskin di atas 50 %. Kondisi ini dapat

digunakan sebagai indikator bahwa penanganan masalah kemiskinan merupakan

prioritas di Kec. Kuala.

Kode Keluarga di Sektor Sumber No Peta Nama Desa Pertanian Keluarga Miskin Penghasilan Sub Sektor Buruh Tani

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Utama Pertanian Jumlah Presentase 1 001 COT TRIENG 108 50 170 78.7 Pertanian Tanaman Pangan 600 115.3

2 002 LHOK AWE AWE 181 65 120 43.2 Pertanian Tanaman Pangan 700 92.4

3 003 COT UNOE 70 59 75 63.6 Pertanian Tanaman Pangan 300 90.8

4 004 COT BATEE 214 75 170 59.6 Pertanian Tanaman Pangan 75 7.4

5 005 COT KUTA 99 90 80 72.7 Pertanian Tanaman Pangan 80 17.9

6 006 COT GLUMPANG 51 78 42 64.6 Pertanian Tanaman Pangan 150 75.4

7 007 GLUMPANG BAROH 62 80 63 80.8 Pertanian Tanaman Pangan 120 42.7

8 008 LANCOK PANTE ARA 65 80 45 55.6 Pertanian Tanaman Pangan 120 51.7

9 009 BALEE KUYUN 71 85 50 60.2 Pertanian Tanaman Pangan 300 57.2

10 010 KAREUNG 34 25 85 62.0 Pertanian Tanaman Pangan 150 95.5

11 011 LANCOK LANCOK 215 65 250 75.5 Pertanian Tanaman Pangan 650 59.7

12 012 COT U SIBAK 104 97 85 79.4 Pertanian Tanaman Pangan 36 9.8

13 013 KUALA RAJA 4 2 120 57.4 Pertanian Tanaman Pangan 300 1440.9

14 014 UJONG BLANG MESJID 123 72 123 71.9 Pertanian Tanaman Pangan 450 82.3

15 015 WEU JANGKA 109 50 180 82.9 Pertanian Tanaman Pangan 800 158.1

16 016 COT LAGASAWA 96 90 85 79.4 Pertanian Tanaman Pangan 300 77.7

17 017 UJONG BLANG 120 70 130 75.6 Pertanian Tanaman Pangan 450 90.8

18 018 KUTA BARO 104 72 110 75.9 Pertanian Tanaman Pangan 400 70.1

19 019 KRUENG JULI TIMUR 161 78 180 87.0 Pertanian Tanaman Pangan 400 42.1

20 020 KRUENG JULI BARAT 148 70 150 71.1 Pertanian Tanaman Pangan 800 110.7

C. PRASARANA DAN SARANA

C.1 Transportasi

Seluruh desa yang ada di Kecamatan Kuala dihubungkan oleh prasarana jaringan

jalan dengan tipe perkerasan aspal/beton, kerikil/batu dan tanah, serta seluruh

desa telah dapat dijangkau oleh kendaraan roda-4. Kondisi ini menunjukkan bahwa

secara kuantitas dan kualitas, prasarana jaringan jalan yang ada di Kec. Kuala

telah cukup memadai, kecuali untuk Desa Cot Kuta yang jenis permukaan

jalannya sebagian besar masih tanah perlu ditingkatkan, sehingga dapat dilalui

oleh kendaraan roda-4 di musim hujan.

Page 277: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 139

NAD - BRR

Nias

Adapun sarana angkutan umum ke hampir seluruh desa di kec. Kuala adalah ojek

(sepeda motor), kecuali satu desa telah dilayani angkutan umum roda-4, yakni Desa

Cot Lagasawa. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :

No Kode Peta Nama Desa

Sebagian Besar Cara Lalu Lintas Antar Desa

Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan Roda

4/ Lebih Sepanjang Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

1 001 COT TRIENG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

2 002 LHOK AWE AWE Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

3 003 COT UNOE Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

4 004 COT BATEE Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

5 005 COT KUTA Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

6 006 COT GLUMPANG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

7 007 GLUMPANG BAROH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

8 008 LANCOK PANTE ARA Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

9 009 BALEE KUYUN Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

10 010 KAREUNG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

11 011 LANCOK LANCOK Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

12 012 COT U SIBAK Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

13 013 KUALA RAJA Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

14 014 UJONG BLANG MESJID Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

15 015 WEU JANGKA Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

16 016 COT LAGASAWA Darat Aspal/Beton Ya Kend Roda 3/Lebih

17 017 UJONG BLANG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

18 018 KUTA BARO Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

19 019 KRUENG JULI TIMUR Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

20 020 KRUENG JULI BARAT Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

C.2 Prasarana Air Bersih, Air Limbah dan Sampah

Seluruh desa yang ada di Kecamatan Kuala menggunakan sumur sebagai sumber air

bersih. Secara umum, kondisi ini telah memenuhi standar pelayanan minimal

prasarana air bersih yang ada.

Untuk prasarana dan sarana sanitasi, hampir seluruh desa menggunakan sarana

jamban sendiri, kecuali desa Kuala Raja menggunakan sarana jamban umum.

Secara umum, kondisi ini juga telah memenuhi standar pelayanan minimal

sarana sanitasi yang ada (terlayani > 80 %).

Page 278: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 140

NAD - BRR

Nias

Untuk pengolahan sampah, seluruh desa menggunakan cara dibuang di lubang dan

dibakar. Secara umum, kondisi ini juga telah memenuhi standar pelayanan

minimal pengelolaan sampah yang ada untuk kawasan permukiman perdesaan.

No Kode Peta Nama Desa Sumber Air Minum

Harus Membeli Air Minum

Tempat Buang Air Besar

Cara Membuang

Sampah 1 001 COT TRIENG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

2 002 LHOK AWE AWE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

3 003 COT UNOE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

4 004 COT BATEE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

5 005 COT KUTA Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

6 006 COT GLUMPANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

7 007 GLUMPANG BAROH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

8 008 LANCOK PANTE ARA Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

9 009 BALEE KUYUN Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

10 010 KAREUNG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

11 011 LANCOK LANCOK Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

12 012 COT U SIBAK Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

13 013 KUALA RAJA Sumur Tidak Jamban Bersama Lobang/Dibakar

14 014 UJONG BLANG MESJID Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

15 015 WEU JANGKA Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

16 016 COT LAGASAWA Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

17 017 UJONG BLANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

18 018 KUTA BARO Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

19 019 KRUENG JULI TIMUR Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

20 020 KRUENG JULI BARAT Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

C.3 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Kecamatan Kuala, meliputi :

1. TK swasta, sebanyak 2 (dua) buah, dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh

(Ds Kuala Raja) adalah 8,2 Km

2. SD Negeri sebanyak 5 (lima) buah, dengan jangkaun pelayanan ke desa terjauh

(Ds. Weu Jangka) adalah 6,5 Km

3. SMP Negeri sebanyak 1 (satu) buah, dengan jangkauan pelayanan ke desa

terjauh (Desa Kuala Raja) adalah 8,2 Km.

Page 279: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 141

NAD - BRR

Nias

Kode Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Umum No Peta Nama Desa Jumlah Sekolah Jarak

Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 001 COT TRIENG 0 1 1 0 . 0 0 5.3 0 0 6.8

2 002 LHOK AWE AWE 0 0 2.5 0 0 2.5 0 0 2.5 0 0 3.7

3 003 COT UNOE 0 0 2.7 0 0 2.7 0 0 2.7 0 0 3.5

4 004 COT BATEE 0 0 3.5 1 0 . 0 0 3.5 0 0 6.5

5 005 COT KUTA 0 0 3.1 0 0 1.1 0 0 3.1 0 0 5.5

6 006 COT GLUMPANG 0 0 5.2 0 0 2.1 0 0 3.5 0 0 7.5

7 007 GLUMPANG BAROH 0 0 4.2 0 0 4.2 0 0 7.5 0 0 7.5

8 008 LANCOK PANTE ARA 0 0 2.5 0 0 2.1 0 0 2.4 0 0 8.5

9 009 BALEE KUYUN 0 0 4.5 0 0 2.3 0 0 4.5 0 0 6.5

10 010 KAREUNG 0 0 2.5 0 0 2.7 0 0 2.9 0 0 11.2

11 011 LANCOK LANCOK 0 1 1 0 . 1 0 . 0 0 7.1

12 012 COT U SIBAK 0 0 0.4 0 0 0.4 0 0 5.1 0 0 5.8

13 013 KUALA RAJA 0 0 8.2 0 0 2.2 0 0 8.2 0 0 9.5

14 014 UJONG BLANG MESJID 0 0 6.5 0 0 1.5 0 0 6.5 0 0 7.8

15 015 WEU JANGKA 0 0 6.5 0 0 6.5 0 0 6.5 0 0 7.3

16 016 COT LAGASAWA 0 0 2.1 1 0 . 0 0 2.1 0 0 7.6

17 017 UJONG BLANG 0 0 6.5 1 0 . 0 0 3.5 0 0 6.8

18 018 KUTA BARO 0 0 4.6 0 0 2.1 0 0 4.6 0 0 6.5

19 019 KRUENG JULI TIMUR 0 0 3.5 0 0 3.5 0 0 3.5 0 0 6.5

20 020 KRUENG JULI BARAT 0 0 5 0 0 3.0 0 0 5.5 0 0 6.5

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana

Kecamatan Kuala dianggap sebagai satu lingkungan, dengan proyeksi penduduk

pada tahun 2010 sebesar 17.700 jiwa, maka kebutuhan tambahan sarana

pendidikan di Kec. Kuala, meliputi :

1. TK sebanyak 15 (lima belas) buah, dan

2. SLTP sebanyak 1 (satu) buah.

C.4 Sarana Kesehatan

Secara umum, sarana kesehatan di Kecamatan Kuala meliputi :

1. Poliklinik/Balai Pengobatan sebanyak 1 (satu) buah, di Desa Lancok-lancok

dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Kuala Raja) adalah 7,5 Km.

2. Puskesmas Pembantu sebanyak 1 (satu) buah, di Desa Cot Batee, dengan

jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Lancok Pante Ara) adalah 9,5 Km.

Page 280: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 142

NAD - BRR

Nias

3. Posyandu, terdapat di seluruh desa di Kecamatan Kuala

4. Polindes (Pondok Bersalin Desa) sebanyak 4 (empat) buah, dengan jangkauan

pelayanan ke desa terjauh (Desa Cot Glumpang) adalah 7,3 Km.

Poliklinik/ Balai Pengobatan Puskemas Puskemas

Pembantu POSYANDU Polindes (Pondok Bersalin Desa) No Kode Nama Desa

Peta

Jumlah

Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

1 001 COT TRIENG 0 3.8 0 7.5 0 3.8 1 . 0 2.0

2 002 LHOK AWE AWE 0 2.6 0 7.2 0 2.1 1 . 0 2.5

3 003 COT UNOE 0 3.5 0 7.5 0 1.2 1 . 0 4.0

4 004 COT BATEE 0 4.6 0 7.2 1 . 1 . 0 4.2

5 005 COT KUTA 0 2.1 0 2.2 0 3.1 1 . 0 4.1

6 006 COT GLUMPANG 0 3.7 0 2.1 0 2.1 1 . 0 7.3

7 007 GLUMPANG BAROH 0 3.5 0 3.2 0 3.2 1 . 0 5.1

8 008 LANCOK PANTE ARA 0 2.4 0 4.1 0 9.5 1 . 0 2.5

9 009 BALEE KUYUN 0 7.4 0 8.5 0 3.5 1 . 0 3.5

10 010 KAREUNG 0 2.7 0 6.1 0 6.1 1 . 1 .

11 011 LANCOK LANCOK 1 . 0 4.1 0 4.1 1 . 1 .

12 012 COT U SIBAK 0 0.8 0 1.2 0 1.2 1 . 1 .

13 013 KUALA RAJA 0 7.5 0 10.6 0 4.5 1 . 0 5.0

14 014 UJONG BLANG MESJID 0 4.5 0 9.8 0 3.2 1 . 0 3.0

15 015 WEU JANGKA 0 4.8 0 9.8 0 3.5 1 . 0 5.0

16 016 COT LAGASAWA 0 1.8 0 2.2 0 2.2 1 . 1 .

17 017 UJONG BLANG 0 4.0 0 9.8 0 3.2 1 . 0 4.0

18 018 KUTA BARO 0 5.0 0 7.5 0 1.5 1 . 0 3.0

19 019 KRUENG JULI TIMUR 0 2.5 0 7.5 0 1.5 1 . 0 2.0

20 020 KRUENG JULI BARAT 0 6.0 0 9.8 0 3.2 1 . 0 3.5

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana

Kecamatan Kuala dianggap sebagai satu lingkungan, dengan proyeksi penduduk

pada tahun 2010 sebesar 17.700 jiwa, maka tambahan sarana kesehatan di Kec.

Kuala, hanya berupa Balai Pengobatan/Poliklinik sebanyak 4 (empat) buah,

C.5 Listrik dan Telepon

Seluruh desa di Kecamatan Kuala telah dilayani oleh prasarana listrik. Sedangkan

untuk prasarana telepon, seluruh desa yang ada masih belum terlayani. Kondisi ini

menunjukkan kebutuhan perluasan jaringan telepon yang dapat mencapai ke

desa-desa yang ada di Kec. Kuala.

Page 281: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 143

NAD - BRR

Nias

Kode Ketersediaan Listrik

Keluarga Pengguna Listrik Keluarga Berlangganan

Telepon No Peta Nama Desa Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase

(%) PLN Non PLN PLN Non PLN 1 001 COT TRIENG Ada 201 0 93.1 0.0 0 0.0

2 002 LHOK AWE AWE Ada 275 0 98.9 0.0 0 0.0

3 003 COT UNOE Ada 108 0 91.5 0.0 0 0.0

4 004 COT BATEE Ada 270 0 94.7 0.0 0 0.0

5 005 COT KUTA Ada 98 0 89.1 0.0 0 0.0

6 006 COT GLUMPANG Ada 52 0 80.0 0.0 0 0.0

7 007 GLUMPANG BAROH Ada 70 0 89.7 0.0 0 0.0

8 008 LANCOK PANTE ARA Ada 70 0 86.4 0.0 0 0.0

9 009 BALEE KUYUN Ada 75 0 90.4 0.0 0 0.0

10 010 KAREUNG Ada 135 0 98.5 0.0 0 0.0

11 011 LANCOK LANCOK Ada 320 0 96.7 0.0 0 0.0

12 012 COT U SIBAK Ada 103 0 96.3 0.0 0 0.0

13 013 KUALA RAJA Ada 180 0 86.1 0.0 0 0.0

14 014 UJONG BLANG MESJID Ada 150 0 87.7 0.0 0 0.0

15 015 WEU JANGKA Ada 200 0 92.2 0.0 0 0.0

16 016 COT LAGASAWA Ada 98 0 91.6 0.0 0 0.0

17 017 UJONG BLANG Ada 149 0 86.6 0.0 0 0.0

18 018 KUTA BARO Ada 130 0 89.7 0.0 0 0.0

19 019 KRUENG JULI TIMUR Ada 200 0 96.6 0.0 0 0.0

20 020 KRUENG JULI BARAT Ada 200 0 94.8 0.0 0 0.0

3.9.2 RENCANA TINDAK (ACTION PLAN) KECAMATAN KUALA

Rencana Tindak (Action Plan) di Kecamatan Kuala disusun berdasarkan 5 (lima)

rangkaian kegiatan yang telah dijelaskan pada sub bab 3.2. Sebagaimana juga telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, pelaksanaan sosialisasi melalui FGD di kecamatan

Kuala tidak dapat dilaksanakan, sehingga dalam hal ini dilaksanakan survai

wawancara (kuestioner) kepada masyarakat setempat sebagai bahan validitas

terhadap draft rencana tindak (action plan) yang disusun konsultan dan telah

dipadukan dengan bahan usulan program dari hasil pelaksanaan penjaringan

aspirasi masyarakat melaui Forum FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan

oleh Pemda Kabupaten Bireuen bekerjasama dengan Lembaga NGO dari Perancis

pada tahun 2005.

Hasil suvai wawancara (kuestioner) kepada masyarakat di 9 (sembilan) kecamatan

prioritas (termasuk Kecamatan Kuala) juga telah dijelaskan pada sub bab 3.2.

Page 282: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 144

NAD - BRR

Nias

Melalui 5 (lima) rangkaian kegiatan di atas, dan hasil pelaksanaan suvai wawancara

(kuestioner) kepada masyarakat selanjutnya disusun dan ditetapkan Rencana

Tindak (Action Plan) di Kecamatan Kuala Tahun 2007 sampai Tahun 2009 seperti

disajikan pada Tabel dan gambar pada halaman berikut.

3.9.3 DESA PRIORITAS DI KECAMATAN KUALA

Dengan mengacu pada proses dan metode penetapan desa prioritas yang telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, maka ditetapkan desa prioritas untuk “Village

Planning” di Kecamatan Kuala seperti disajikan pada tabel berikut.

Desa Prioritas di Kecamatan Kuala

No Kode Nama Desa/Kel. sekarang Kecamatan Nilai Urutan

Prioritas

61 13 KUALA RAJA Kuala 21 1

79 19 KRUENG JULI TIMUR Kuala 19 2

80 20 KRUENG JULI BARAT Kuala 19 2

88 14 UJONG BLANG MESJID Kuala 18 3

130 17 UJONG BLANG Kuala 12 4

Page 283: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 145

NAD - BRR

Nias

Page 284: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 146

NAD - BRR

Nias

Page 285: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 147

NAD - BRR

Nias

3.10 KECAMATAN PEUSANGAN

3.10.1 IDENTIFIKASI KONDISI DAN PERMASALAHAN YANG ADA

A. FISIK DAN LINGKUNGAN

A.1 Morfologi

Sebagian berupa topografi desa-desa dataran yang meliputi : Pante Pisang, Blang

Cut Sp Iv, Pante Cut, Pante Piyeu, Matang Mesjid, Cot Bada Tunong, Cot Buket,

Matang Cot Paseh, Gampong Putoh, Pulo Naleung, Mata Mamplam, Alue Glumpang

Ba, Cot Rabo Baroh, Cot Rabo Tunong. Desa berupa lembah/DAS meliputi Kapa,

Desa berupa punggung bukit yaitu Paya Reuhat, dan Desa dengan morfologi pantai

meliputi Cot Puuek.

A.2 Jenis Tanah

Jenis tanah di Kec. Peusangan adalah relatif sama dengan yang ada di Kec.

Samalanga, Simpang Mamplam, dan Jeunieb.

A.3 Kedalaman Efektif Tanah

Kedalaman efektif tanah di Kec. Peusangan, sebagian besar (78,55 %) memiliki

kedalaman efektif > 90 cm, dan sebagian kecil (19,10 %) memiliki kedalaman

efektif antara 30 – 60 cm.

A.4 Sumber Daya Air

Sumber Daya Air Permukaan di kecamatan Peusangan meliputi Sumber Daya Air

Krueng /Sungai Peusangan 120 Ha dan Waduk Pasya Krueng 10 Ha.

A.5 Daerah Rawan Gempa

Daerah Wilayah Kecamatan Peusangan berpotensi mengalami bencana kegempaan

di tinjau dari tatanan struktur geologi tektonik regional pulau Sumatra yang

sewaktu-waktu dapat menimbulkan gempa tektonik dengan skala 6-7 reichter,

patahan – patahan tersebut. Salah satunya dapat dijumpai di krueng Peusangan.

A.7 Daerah Rawan Tsunami

Daerah pesisir yang terpotensi rawan tsunami meliputi desa-desa tambak yang

beresiko sedang yaitu desa Pulo Nalueng, Mata Mamplam, Alue Glumpang, Cot

Page 286: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 148

NAD - BRR

Nias

Rabo Tunong, Cot Puuk, Cot Rabo Baroh. Desa pesisir di wilalayah kecamatan

peusangan relatip lebih aman, gelombang tsunami masuk merusak kawasan tambak-

tambak juga masuk melalui sungai Peusangan.

A.8 Lingkungan Pesisir

Morfologi Daerah Pesisir

Penggunaan lahan dan kenampakan yang ada adalah tambak – tambak, pemukiman

penduduk dan sawah.

Potensi Sumber Daya Hayati

Sebagian besar adalah budidaya perikanan tambak seluas 285,55 Ha.

Permasalahan Lingkungan Pesisir

Belum berfungsinya secara optimal saluran pertambakan.

Analisis Penanganan dan Pengembangan

Berdasarkan permasalahan kelautan dan lingkungan pesisir yang ada di Kec.

Peusangan, maka beberapa bentuk penanganan dan pengembangan yang diperlukan

adalah sebagai berikut :

1. Merehabilitasi saluran yang berfungsi untukl sirkulasi pengairan tambak dan

merehabilitasi tambak tambak yang belum berfungsi secara optimal akibat

tsunamai di desa pesisir Nalueng, Mata Mamplam, Alue Glumpang, Cot Rabo

Tunong, Cot Puuk, Cot Rabo Baroh.

B. SOSIAL EKONOMI

B.1 Jumlah Penduduk dan KK

Jumlah penduduk dan Kepala Keluarga (KK) pada seluruh desa yang ada di

Kecamatan Peusangan adalah 42.102 jiwa dan 9.445 KK, dengan jumlah penduduk

dan KK terbesar adalah di Desa Pante Gajah sebanyak 2.288 jiwa dan 478 KK, serta

terkecil di desa Keude Tanjong sebanyak 181 Jiwa dan 44 KK.

Page 287: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 149

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Peta Laki-Laki Wanita Total Keluarga

1 023 ALUE UDEUNG 422 425 847 253

2 024 ALUE PEUNO 117 203 320 115

3 038 KAPA 422 477 899 200

4 039 BLANG PANJOE 160 167 327 74

5 040 PANTE LHONG 320 329 649 182

6 041 PAYA CUT 360 377 737 217

7 042 SEUNEUBOK ACEH 240 266 506 140

8 043 PAYA LIPAH 99 103 202 57

9 044 SEUNEUBOK RAWA 289 295 584 101

10 045 BLANG GEULANGGANG 240 249 489 108

11 046 UTEUN BUNTA 305 325 630 134

12 047 PAYA REUHAT 132 144 276 74

13 048 PAYA ABO 130 139 269 51

14 049 PALOH 136 149 285 77

15 050 PAYA MEUNENG 324 308 632 127

16 051 MATANG SAGOE 957 1,030 1,987 373

17 052 PANTON GEULIMA 130 145 275 60

18 053 NEUHEUEN 241 286 527 123

19 054 KEUDE MATANG GLP II 862 821 1,683 364

20 055 PANTE GAJAH 1,069 1,219 2,288 478

21 056 BLANG ASAN 214 222 436 92

22 057 GAMPONG RAYA DAGANG 479 488 967 215

23 058 GAMPONG RAYA TAMBO 289 298 587 195

24 059 KEUDE TANJONG 87 94 181 44

25 060 PANTE PISANG 258 262 520 125

26 061 BLANG CUT SP IV 124 149 273 69

27 062 PANTE CUT 137 169 306 74

28 063 MATANG GLP II MNS TIMUR 751 774 1,525 325

29 064 MATANG GLP II MNS DAYAH 772 797 1,569 400

30 065 MATANG MESJID 341 498 839 203

31 066 COT PANJOE 216 186 402 95

32 067 COT KEURANJI 159 191 350 52

33 068 GAMPONG BAROH 167 150 317 74

34 069 BLANG RAMBONG 241 291 532 109

35 070 TANOH MIRAH 679 782 1,461 416

36 071 COT GIREK 365 420 785 176

37 072 SAGOE 356 360 716 118

38 073 COT BADA BARAT 365 394 759 173

39 074 COT BADA TUNONG 404 413 817 109

40 075 COT BUKET 520 565 1,085 200

41 076 COT IEJU 281 302 583 121

42 077 NICAH 211 248 459 116

43 078 COT BADA BAROH 270 267 537 117

Page 288: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 150

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Peta Laki-Laki Wanita Total Keluarga 44 079 COT KEUMUDEE 248 255 503 119

45 081 PULO NALEUNG 450 434 884 162

46 082 COT NGA 300 350 650 152

47 083 KARIENG 184 227 411 104

48 084 MATA MAMPLAM 489 493 982 196

49 085 ALUE GLUMPANG BA 240 247 487 75

50 086 COT RABO BAROH 274 299 573 137

51 087 COT RABO TUNONG 271 291 562 123

52 088 KRUENG DHEUE 222 249 471 109

53 089 MATANG COT PASEH 218 225 443 111

54 090 KRUENG BARO MESJID 248 257 505 85

55 091 GAMPONG PUTOH 259 265 524 103

56 092 PANTE PIYEU 320 326 646 185

57 093 TANJONG MESJID 117 116 233 49

58 094 TANJONG PAYA 219 237 456 98

59 095 TANJONG NIE 120 130 250 61

60 096 BAYU 179 186 365 77

61 097 KRUENG BARO BB KRUENG 171 188 359 72

62 098 MEUNASAH NIBONG 158 165 323 80

63 099 PANTE ARA 178 184 362 67

64 100 MEUNASAH MEUCAP 183 191 374 79

65 101 ASAN BIDEUN 277 284 561 120

66 102 PULO PISANG 229 220 449 92

67 105 COT PUUEK 148 163 311 63

B.2 Pertumbuhan Penduduk dan Proyeksi Penduduk Tahun 2010

Mengingat tidak tersedianya data jumlah penduduk pada desa-desa prioritas di Kec.

Peusangan pada tahun 2003, maka angka pertumbuhan pendudukan pada kawasan

perencanaan di Kec. Peusangan tidak dapat diberikan. Untuk keperluan proyeksi,

diasumsikan bahwa pertumbuhan penduduk akan sama dengan pertumbuhan

penduduk rata-rata kecamatan yan ada di kawasan perencanaan, yakni sebesar 2,1

%/tahun. Dengan menggunakan asumsi ini, maka diproyeksikan jumlah penduduk

di Kec. Peusangan pada tahun 2010, total sebesar 43.889 jiwa, dengan rincian

jumlah penduduk tiap desa disajikan pada tabel berikut.

Page 289: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 151

NAD - BRR

Nias

No. Kode Nama Desa/ Kel. sekarang Status Desa/K

ota

Luas Wilayah

(Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk Tahun

2010 (Jiwa)

1 023 ALUE UDEUNG Desa 598.79 N/A 847 883 2 024 ALUE PEUNO Desa 193.80 N/A 320 334 3 038 KAPA Desa 95.26 N/A 899 937 4 039 BLANG PANJOE Desa 66.84 N/A 327 341 5 040 PANTE LHONG Desa 73.57 N/A 649 677 6 041 PAYA CUT Desa 132.81 N/A 737 768 7 042 SEUNEUBOK ACEH Desa 195.43 N/A 506 527 8 043 PAYA LIPAH Desa 226.48 N/A 202 211 9 044 SEUNEUBOK RAWA Desa 64.83 N/A 584 609

10 045 BLANG GEULANGGANG Desa 100.21 N/A 489 510 11 046 UTEUN BUNTA Desa 129.88 N/A 630 657 12 047 PAYA REUHAT Desa 74.78 N/A 276 288 13 048 PAYA ABO Desa 163.04 N/A 269 280 14 049 PALOH Desa 141.85 N/A 285 297 15 050 PAYA MEUNENG Desa 146.76 N/A 632 659 16 051 MATANG SAGOE Desa 141.88 N/A 1,987 2,071 17 052 PANTON GEULIMA Desa 68.98 N/A 275 287 18 053 NEUHEUEN Desa 49.42 N/A 527 549 19 054 KEUDE MATANG GLP II Kota 36.00 N/A 1,683 1,754 20 055 PANTE GAJAH Kota 127.14 N/A 2,288 2,385 21 056 BLANG ASAN Kota 47.59 N/A 436 455 22 057 GAMPONG RAYA DAGANG Kota 56.53 N/A 967 1,008 23 058 GAMPONG RAYA TAMBO Desa 117.30 N/A 587 612 24 059 KEUDE TANJONG Desa 91.83 N/A 181 189 25 060 PANTE PISANG Desa 70.37 N/A 520 542 26 061 BLANG CUT SP IV Desa 40.58 N/A 273 285 27 062 PANTE CUT Desa 21.50 N/A 306 319 28 063 MATANG GLP II MNS TIMUR Kota 78.61 N/A 1,525 1,590 29 064 MATANG GLP II MNS DAYAH Kota 49.68 N/A 1,569 1,636 30 065 MATANG MESJID Desa 58.72 N/A 839 875 31 066 COT PANJOE Desa 102.92 N/A 402 419 32 067 COT KEURANJI Desa 74.79 N/A 350 365 33 068 GAMPONG BAROH Desa 138.54 N/A 317 330 34 069 BLANG RAMBONG Desa 141.65 N/A 532 555 35 070 TANOH MIRAH Desa 81.39 N/A 1,461 1,523 36 071 COT GIREK Desa 124.77 N/A 785 818 37 072 SAGOE Desa 111.26 N/A 716 746 38 073 COT BADA BARAT Desa 66.70 N/A 759 791 39 074 COT BADA TUNONG Desa 48.07 N/A 817 852 40 075 COT BUKET Desa 57.96 N/A 1,085 1,131 41 076 COT IEJU Desa 214.00 N/A 583 608 42 077 NICAH Desa 29.77 N/A 459 478

Page 290: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 152

NAD - BRR

Nias

No. Kode Nama Desa/ Kel. sekarang Status Desa/K

ota

Luas Wilayah

(Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk Tahun

2010 (Jiwa) 43 078 COT BADA BAROH Desa 36.49 N/A 537 560 44 079 COT KEUMUDEE Desa 85.51 N/A 503 524 45 081 PULO NALEUNG Desa 41.07 N/A 884 922 46 082 COT NGA Desa 49.56 N/A 650 678 47 083 KARIENG Desa 68.27 N/A 411 428 48 084 MATA MAMPLAM Desa 90.24 N/A 982 1,024 49 085 ALUE GLUMPANG BA Desa 43.41 N/A 487 508 50 086 COT RABO BAROH Desa 53.45 N/A 573 597 51 087 COT RABO TUNONG Desa 90.23 N/A 562 586 52 088 KRUENG DHEUE Desa 105.95 N/A 471 491 53 089 MATANG COT PASEH Desa 77.87 N/A 443 462 54 090 KRUENG BARO MESJID Desa 48.60 N/A 505 526 55 091 GAMPONG PUTOH Desa 61.09 N/A 524 546 56 092 PANTE PIYEU Desa 117.20 N/A 646 673 57 093 TANJONG MESJID Desa 76.18 N/A 233 243 58 094 TANJONG PAYA Desa 95.18 N/A 456 475 59 095 TANJONG NIE Desa 74.24 N/A 250 261 60 096 BAYU Desa 40.84 N/A 365 380 61 097 KRUENG BARO BB KRUENG Desa 81.32 N/A 359 374 62 098 MEUNASAH NIBONG Desa 79.07 N/A 323 337 63 099 PANTE ARA Desa 82.03 N/A 362 377 64 100 MEUNASAH MEUCAP Desa 77.61 N/A 374 390 65 101 ASAN BIDEUN Desa 174.75 N/A 561 585 66 102 PULO PISANG Desa 81.43 N/A 449 468 67 105 COT PUUEK Desa 55.09 N/A 311 324

TOTAL 6538.98 N/A 42,102 43,889

B.3 Mata Pencaharian Penduduk dan Jumah KK Miskin

Hampir seluruh desa yang ada di Kecamatan Peusangan memiliki mata pencaharian

utama pada sektor pertanian tanaman pangan.

Adapun jumlah Kepala Keluarga (KK) Miskin adalah 5.903 KK atau 62,5 % dari total

jumlah KK di kec. Peusangan, dengan jumlah KK Miskin terbesar terdapat di desa

Matang Sagoe dan Pante Gajah, yakni masing-masing sebanyak 273 KK. Sebanyak

57 (lima puluh tujuh) desa yang ada di Kec. Peusangan memiliki persentase

jumlah KK miskin di atas 50 %. Kondisi ini dapat digunakan sebagai indikator

kebutuhan penanganan masalah kemiskinan di Kec. Peusangan.

Page 291: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 153

NAD - BRR

Nias

Kode Keluarga di Sektor Sumber No Peta Nama Desa Pertanian Keluarga Miskin Penghasilan Sub Sektor Buruh Tani Jumlah Persentase Jumlah Persentase Utama Pertanian Jumlah Presentase

1 023 ALUE UDEUNG 228 90 191 75.5 Pertanian Tanaman Pangan 400 52.5

2 024 ALUE PEUNO 104 90 92 80.0 Pertanian Tanaman Pangan 250 86.8

3 038 KAPA 160 80 80 40.0 Pertanian Tanaman Pangan 85 11.8

4 039 BLANG PANJOE 67 90 58 78.4 Pertanian Tanaman Pangan 200 68.0

5 040 PANTE LHONG 146 80 96 52.7 Pertanian Tanaman Pangan 300 57.8

6 041 PAYA CUT 174 80 82 37.8 Pertanian Tanaman Pangan 100 17.0

7 042 SEUNEUBOK ACEH 112 80 132 94.3 Pertanian Tanaman Pangan 150 37.1

8 043 PAYA LIPAH 51 90 51 89.5 Pertanian Tanaman Pangan 100 55.0

9 044 SEUNEUBOK RAWA 91 90 60 59.4 Pertanian Tanaman Pangan 300 57.1

10 045 BLANG GEULANGGANG 97 90 67 62.0 Pertanian Tanaman Pangan 250 56.8

11 046 UTEUN BUNTA 121 90 102 76.1 Pertanian Tanaman Pangan 400 70.5

12 047 PAYA REUHAT 67 90 51 68.9 Pertanian Tanaman Pangan 150 60.4

13 048 PAYA ABO 46 90 39 76.5 Pertanian Tanaman Pangan 100 41.3

14 049 PALOH 69 90 59 76.6 Pertanian Tanaman Pangan 150 58.5

15 050 PAYA MEUNENG 102 80 55 43.3 Pertanian Tanaman Pangan 300 59.3

16 051 MATANG SAGOE 224 60 273 73.2 Pertanian Tanaman Pangan 500 41.9

17 052 PANTON GEULIMA 30 50 43 71.7 Pertanian Tanaman Pangan 140 101.8

18 053 NEUHEUEN 98 80 93 75.6 Pertanian Tanaman Pangan 100 23.7

19 054 KEUDE MATANG GLP II 109 30 183 50.3 Lainnya 100 19.8

20 055 PANTE GAJAH 359 75 273 57.1 Pertanian Tanaman Pangan 500 29.1

21 056 BLANG ASAN 18 20 46 50.0 Pertanian Tanaman Pangan 60 68.8

22 057 GAMPONG RAYA DAGANG 194 90 170 79.1 Pertanian Tanaman Pangan 450 51.7

23 058 GAMPONG RAYA TAMBO 156 80 96 49.2 Pertanian Perkebunan 80 17.0

24 059 KEUDE TANJONG 40 90 24 54.5 Pertanian Tanaman Pangan 90 55.2

25 060 PANTE PISANG 113 90 69 55.2 Pertanian Tanaman Pangan 200 42.7

26 061 BLANG CUT SP IV 55 80 47 68.1 Pertanian Tanaman Pangan 200 91.6

27 062 PANTE CUT 67 90 68 91.9 Pertanian Tanaman Pangan 140 50.8

28 063 MATANG GLP II MNS TIMUR 228 70 127 39.1 Pertanian Tanaman Pangan 900 84.3

29 064 MATANG GLP II MNS DAYAH 320 80 171 42.8 Pertanian Tanaman Pangan 325 25.9

30 065 MATANG MESJID 173 85 90 44.3 Pertanian Tanaman Pangan 25 3.5

31 066 COT PANJOE 86 90 60 63.2 Pertanian Tanaman Pangan 45 12.4

32 067 COT KEURANJI 42 80 39 75.0 Pertanian Tanaman Pangan 100 35.7

33 068 GAMPONG BAROH 59 80 45 60.8 Pertanian Tanaman Pangan 100 39.4

34 069 BLANG RAMBONG 98 90 100 91.7 Pertanian Tanaman Pangan 210 43.9

35 070 TANOH MIRAH 333 80 108 26.0 Pertanian Tanaman Pangan 600 51.3

36 071 COT GIREK 158 90 120 68.2 Pertanian Tanaman Pangan 400 56.6

37 072 SAGOE 106 90 80 67.8 Pertanian Tanaman Pangan 350 54.3

38 073 COT BADA BARAT 138 80 110 63.6 Pertanian Tanaman Pangan 400 65.9

39 074 COT BADA TUNONG 98 90 100 91.7 Pertanian Tanaman Pangan 500 68.0

40 075 COT BUKET 150 75 153 76.5 Pertanian Tanaman Pangan 400 49.2

41 076 COT IEJU 109 90 90 74.4 Pertanian Tanaman Pangan 400 76.2

42 077 NICAH 104 90 75 64.7 Pertanian Tanaman Pangan 200 48.4

43 078 COT BADA BAROH 105 90 80 68.4 Pertanian Tanaman Pangan 250 51.7

44 079 COT KEUMUDEE 107 90 110 92.4 Pertanian Tanaman Pangan 200 44.2

Page 292: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 154

NAD - BRR

Nias

Kode Keluarga di Sektor Sumber No Peta Nama Desa Pertanian Keluarga Miskin Penghasilan Sub Sektor Buruh Tani Jumlah Persentase Jumlah Persentase Utama Pertanian Jumlah Presentase

45 081 PULO NALEUNG 146 90 85 52.5 Pertanian Tanaman Pangan 150 18.9

46 082 COT NGA 137 90 110 72.4 Pertanian Tanaman Pangan 300 51.3

47 083 KARIENG 94 90 100 96.2 Pertanian Tanaman Pangan 250 67.6

48 084 MATA MAMPLAM 176 90 101 51.5 Pertanian Tanaman Pangan 500 56.6

49 085 ALUE GLUMPANG BA 68 90 70 93.3 Pertanian Tanaman Pangan 30 6.8

50 086 COT RABO BAROH 123 90 80 58.4 Pertanian Tanaman Pangan 40 7.8

51 087 COT RABO TUNONG 62 50 105 85.4 Pertanian Tanaman Pangan 281 100.0

52 088 KRUENG DHEUE 98 90 49 45.0 Pertanian Tanaman Pangan 200 47.2

53 089 MATANG COT PASEH 89 80 85 76.6 Pertanian Tanaman Pangan 250 70.5

54 090 KRUENG BARO MESJID 77 90 61 71.8 Pertanian Tanaman Pangan 250 55.0

55 091 GAMPONG PUTOH 93 90 53 51.5 Pertanian Tanaman Pangan 250 53.0

56 092 PANTE PIYEU 111 60 114 61.6 Pertanian Tanaman Pangan 150 38.7

57 093 TANJONG MESJID 44 90 45 91.8 Pertanian Tanaman Pangan 100 47.7

58 094 TANJONG PAYA 78 80 58 59.2 Pertanian Tanaman Pangan 198 54.3

59 095 TANJONG NIE 55 90 57 93.4 Pertanian Tanaman Pangan 90 40.0

60 096 BAYU 69 90 54 70.1 Pertanian Tanaman Pangan 150 45.7

61 097 KRUENG BARO BB KRUENG 58 80 54 75.0 Pertanian Tanaman Pangan 125 43.5

62 098 MEUNASAH NIBONG 64 80 72 90.0 Pertanian Tanaman Pangan 100 38.7

63 099 PANTE ARA 60 90 52 77.6 Pertanian Tanaman Pangan 150 46.0

64 100 MEUNASAH MEUCAP 71 90 72 91.1 Pertanian Tanaman Pangan 120 35.7

65 101 ASAN BIDEUN 108 90 86 71.7 Pertanian Tanaman Pangan 200 39.6

66 102 PULO PISANG 83 90 52 56.5 Pertanian Tanaman Pangan 250 61.9

67 105 COT PUUEK 57 90 30 47.6 Pertanian Tanaman Pangan 200 71.5

C. PRASARANA DAN SARANA

C.1 Transportasi

Secara umum, seluruh desa yang ada di Kecamatan Peusangan dihubungkan oleh

prasarana jaringan jalan dengan tipe perkerasan aspal/beton, sirtu, dan tanah, dan

sebanyak 5 (lima) desa masih belum dapat dijangkau oleh kendaraan roda-4.

Kondisi ini menunjukkan perlunya pengembangan jaringan jalan ke-5 desa

tersebut agar dapat dijangkau oleh kendaraan roda-4, disamping diperlukan

juga peningkatan jalan, khususnya untuk jalan-jalan dengan jenis permukaan

tanah menjadi minimal jenis Sirtu (Pasir Batu), sehingga dapat dilalui oleh

kendaraan roda-4 di musim hujan.

Adapun sarana angkutan umum ke desa-desa di Kec. Peusangan sebagian besar

adalah ojek (sepeda motor), dan hanya 9 (sembilan) desa yang telah dilayani

angkutan umum kendaraan roda-4. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :

Page 293: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 155

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa

Sebagian Besar Cara Lalu Lintas Antar Desa

Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan Roda

4/ Lebih Sepanjang Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

1 023 ALUE UDEUNG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Kend Roda 3/Lebih

2 024 ALUE PEUNO Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

3 038 KAPA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

4 039 BLANG PANJOE Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

5 040 PANTE LHONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

6 041 PAYA CUT Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

7 042 SEUNEUBOK ACEH Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

8 043 PAYA LIPAH Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

9 044 SEUNEUBOK RAWA Darat Tanah Ya Kend Roda 3/Lebih

10 045 BLANG GEULANGGANG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

11 046 UTEUN BUNTA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

12 047 PAYA REUHAT Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

13 048 PAYA ABO Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

14 049 PALOH Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

15 050 PAYA MEUNENG Darat Tanah Ya Kend Roda 3/Lebih

16 051 MATANG SAGOE Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

17 052 PANTON GEULIMA Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

18 053 NEUHEUEN Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

19 054 KEUDE MATANG GLP II Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

20 055 PANTE GAJAH Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

21 056 BLANG ASAN Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

22 057 GAMPONG RAYA DAGANG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

23 058 GAMPONG RAYA TAMBO Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

24 059 KEUDE TANJONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

25 060 PANTE PISANG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

26 061 BLANG CUT SP IV Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

27 062 PANTE CUT Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

28 063 MATANG GLP II MNS TIMUR Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

29 064 MATANG GLP II MNS DAYAH Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

30 065 MATANG MESJID Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

31 066 COT PANJOE Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

32 067 COT KEURANJI Darat Tanah Ya Kend Roda 3/Lebih

33 068 GAMPONG BAROH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Kend Roda 3/Lebih

34 069 BLANG RAMBONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Kend Roda 3/Lebih

35 070 TANOH MIRAH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

36 071 COT GIREK Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

37 072 SAGOE Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

38 073 COT BADA BARAT Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

39 074 COT BADA TUNONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

40 075 COT BUKET Darat Aspal/Beton Ya Kend Roda 3/Lebih

41 076 COT IEJU Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

Page 294: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 156

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa

Sebagian Besar Cara Lalu Lintas Antar Desa

Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan Roda

4/ Lebih Sepanjang Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

42 077 NICAH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

43 078 COT BADA BAROH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

44 079 COT KEUMUDEE Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

45 081 PULO NALEUNG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

46 082 COT NGA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Kend Roda 3/Lebih

47 083 KARIENG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

48 084 MATA MAMPLAM Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

49 085 ALUE GLUMPANG BA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

50 086 COT RABO BAROH Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

51 087 COT RABO TUNONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

52 088 KRUENG DHEUE Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

53 089 MATANG COT PASEH Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

54 090 KRUENG BARO MESJID Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

55 091 GAMPONG PUTOH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

56 092 PANTE PIYEU Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

57 093 TANJONG MESJID Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

58 094 TANJONG PAYA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Kend Roda 3/Lebih

59 095 TANJONG NIE Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

60 096 BAYU Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

61 097 KRUENG BARO BB KRUENG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

62 098 MEUNASAH NIBONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Tidak Ojek Sepeda Motor

63 099 PANTE ARA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

64 100 MEUNASAH MEUCAP Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

65 101 ASAN BIDEUN Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

66 102 PULO PISANG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

67 105 COT PUUEK Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

C.2 Prasarana Air Bersih, Air Limbah dan Sampah

Seluruh desa di Kecamatan Peusangan menggunakan sumur sebagai sumber air

bersih. Secara umum, kondisi ini telah memenuhi standar pelayanan minimal

prasarana air bersih yang ada.

Sedangkan untuk sarana sanitasi, sebagian besar desa mengunakan sarana jamban

umum, dan jamban sendiri. Hanya satu desa yang masih menggunakan sarana

sanitasi bukan jamban, yakni Desa Paya Reuhat. Secara umum, kondisi ini

menunjukkan kebutuhan penyediaan sarana sanitasi berupa jamban umum di

Desa Paya Reuhat.

Page 295: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 157

NAD - BRR

Nias

Untuk pengolahan sampah, hampir seluruh desa menggunakan cara dibuang di

lubang dan dibakar, dan hanya 1 (satu) desa yang telah menggunakan cara diangkut

oleh gerobak sampah, yakni Desa Gampong Putoh. Secara umum, kondisi ini juga

telah memenuhi standar pelayanan minimal pengelolaan sampah yang ada untuk

kawasan permukiman perdesaan.

No Kode Peta Nama Desa Sumber Air Minum

Harus Membeli Air

Minum Tempat Buang

Air Besar Cara Membuang

Sampah

1 023 ALUE UDEUNG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

2 024 ALUE PEUNO Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

3 038 KAPA Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

4 039 BLANG PANJOE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

5 040 PANTE LHONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

6 041 PAYA CUT Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

7 042 SEUNEUBOK ACEH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

8 043 PAYA LIPAH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

9 044 SEUNEUBOK RAWA Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

10 045 BLANG GEULANGGANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

11 046 UTEUN BUNTA Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

12 047 PAYA REUHAT Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

13 048 PAYA ABO Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

14 049 PALOH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

15 050 PAYA MEUNENG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

16 051 MATANG SAGOE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

17 052 PANTON GEULIMA Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

18 053 NEUHEUEN Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

19 054 KEUDE MATANG GLP II Sumur Tidak Jamban Sendiri Diangkut

20 055 PANTE GAJAH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

21 056 BLANG ASAN Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

22 057 GAMPONG RAYA DAGANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

23 058 GAMPONG RAYA TAMBO Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

24 059 KEUDE TANJONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Diangkut

25 060 PANTE PISANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

26 061 BLANG CUT SP IV Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

27 062 PANTE CUT Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

28 063 MATANG GLP II MNS TIMUR Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

29 064 MATANG GLP II MNS DAYAH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

30 065 MATANG MESJID Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

31 066 COT PANJOE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

32 067 COT KEURANJI Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

33 068 GAMPONG BAROH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

34 069 BLANG RAMBONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

35 070 TANOH MIRAH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

Page 296: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 158

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa Sumber Air Minum

Harus Membeli Air

Minum Tempat Buang

Air Besar Cara Membuang

Sampah

36 071 COT GIREK Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

37 072 SAGOE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

38 073 COT BADA BARAT Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

39 074 COT BADA TUNONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

40 075 COT BUKET Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

41 076 COT IEJU Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

42 077 NICAH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

43 078 COT BADA BAROH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

44 079 COT KEUMUDEE Sumur Tidak Jamban Bersama Lobang/Dibakar

45 081 PULO NALEUNG Sumur Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

46 082 COT NGA Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

47 083 KARIENG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

48 084 MATA MAMPLAM Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

49 085 ALUE GLUMPANG BA Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

50 086 COT RABO BAROH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

51 087 COT RABO TUNONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

52 088 KRUENG DHEUE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

53 089 MATANG COT PASEH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

54 090 KRUENG BARO MESJID Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

55 091 GAMPONG PUTOH Sumur Tidak Jamban Bersama Diangkut

56 092 PANTE PIYEU Sumur Tidak Jamban Bersama Lobang/Dibakar

57 093 TANJONG MESJID Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

58 094 TANJONG PAYA Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

59 095 TANJONG NIE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

60 096 BAYU Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

61 097 KRUENG BARO BB KRUENG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

62 098 MEUNASAH NIBONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

63 099 PANTE ARA Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

64 100 MEUNASAH MEUCAP Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

65 101 ASAN BIDEUN Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

66 102 PULO PISANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

67 105 COT PUUEK Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

C.3 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Kecamatan Peusangan meliputi :

1. TK Negeri sebanyak 4 (empat) buah dan TK Swasta sebanyak 11 (sebelas) buah,

dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Tanoh Mirah, Blang

Geulanggang, dan Paya Reuhat) adalah 6 Km,

Page 297: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 159

NAD - BRR

Nias

2. SD Negeri sebanyak 34 (tiga puluh empat) buah, dan SD swasta sebanyak 10

(sepuluh) buah, dengan jangkaun pelayanan ke desa terjauh (Desa Raya Reuhat)

adalah 4,5 Km,

3. SMP Negeri sebanyak 4 (empat) buah, dengan jangkaun pelayanan ke desa

terjauh (Desa Tanoh Mirah, Blang Geulanggang, dan Paya Reuhat) adalah 6 Km,

4. SMU Negeri sebanyak 4 (empat) buah, dengan jangkaun pelayanan ke desa

terjauh (Desa Tanoh Mirah, Blang Geulanggang, dan Paya Reuhat) adalah 6 Km.

Kode Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Umum

No Peta Nama Desa Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km) Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 023 ALUE UDEUNG 0 0 5 1 0 . 0 0 1.0 0 0 5.0

2 024 ALUE PEUNO 0 0 3 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.0

3 038 KAPA 0 0 2 1 0 . 0 0 2.0 0 0 2.0

4 039 BLANG PANJOE 0 0 1 0 0 1.0 0 0 1.0 0 0 1.0

5 040 PANTE LHONG 0 0 2 0 0 0.5 0 0 1.0 0 0 1.0

6 041 PAYA CUT 0 0 1 1 0 . 0 0 1.0 0 0 1.0

7 042 SEUNEUBOK ACEH 0 0 1.5 1 0 . 0 0 1.5 0 0 1.5

8 043 PAYA LIPAH 0 0 2 0 0 1.0 0 0 2.0 0 0 2.0

9 044 SEUNEUBOK RAWA 0 0 4 0 0 1.0 0 0 4.0 0 0 4.0

10 045 BLANG GEULANGGANG 0 0 6 0 1 . 0 0 6.0 0 0 6.0

11 046 UTEUN BUNTA 0 0 5 0 0 1.0 0 0 2.0 0 0 5.0

12 047 PAYA REUHAT 0 0 6 0 0 4.5 0 0 6.0 0 0 6.0

13 048 PAYA ABO 0 0 1 0 0 1.0 0 0 2.0 0 0 5.0

14 049 PALOH 0 0 3 0 0 1.0 0 0 3.0 0 0 3.0

15 050 PAYA MEUNENG 0 0 3 0 1 . 0 0 2.0 0 0 3.0

16 051 MATANG SAGOE 0 0 1 1 1 . 0 0 1.0 0 0 1.0

17 052 PANTON GEULIMA 0 0 1.5 0 0 0.5 0 0 0.5 0 0 0.5

18 053 NEUHEUEN 0 1 1 0 . 0 0 1.0 0 0 1.0

19 054 KEUDE MATANG GLP II 1 0 3 1 . 1 0 . 2 0 .

20 055 PANTE GAJAH 0 1 1 0 . 0 0 0.5 0 0 0.5

21 056 BLANG ASAN 0 0 0.5 0 0 0.5 0 0 1.0 1 0 .

22 057 GAMPONG RAYA DAGANG 1 0 1 0 . 1 0 . 0 0 1.0

23 058 GAMPONG RAYA TAMBO 1 0 1 0 . 1 0 . 0 0 0.5

24 059 KEUDE TANJONG 0 0 2 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.0

25 060 PANTE PISANG 0 1 0 0 2.0 0 0 2.0 0 0 2.0

26 061 BLANG CUT SP IV 0 0 2 0 0 0.5 0 0 2.0 0 0 2.0

27 062 PANTE CUT 0 0 3 0 0 0.5 0 0 3.0 0 0 3.0

28 063 MATANG GLP II MNS TIMUR 0 1 1 0 . 0 0 0.5 0 0 0.5

29 064 MATANG GLP II MNS DAYAH 0 2 2 0 . 0 0 1.0 1 0 .

30 065 MATANG MESJID 0 1 0 1 . 0 0 1.5 0 0 1.5

Page 298: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 160

NAD - BRR

Nias

Kode Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Umum

No Peta Nama Desa Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km) Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

31 066 COT PANJOE 0 0 2.5 0 0 1.5 0 0 2.5 0 0 2.5

32 067 COT KEURANJI 0 0 4 0 0 0.5 0 0 1.0 0 0 4.0

33 068 GAMPONG BAROH 0 0 4 0 0 0.2 0 0 1. 0 0 4.0

34 069 BLANG RAMBONG 0 0 4 0 0 1.0 0 0 0.5 0 0 4.0

35 070 TANOH MIRAH 0 0 6 2 0 . 0 0 6.0 0 0 6.0

36 071 COT GIREK 0 0 3 0 0 0.5 0 0 3.0 0 0 2.0

37 072 SAGOE 0 0 3 0 0 2.0 0 0 2.0 0 0 3.0

38 073 COT BADA BARAT 0 0 5 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.0

39 074 COT BADA TUNONG 0 0 5 0 0 2.0 0 0 3.0 0 0 3.0

40 075 COT BUKET 0 0 5 1 0 . 0 0 1.0 0 0 4.0

41 076 COT IEJU 0 0 3 1 0 . 1 0 . 0 0 3.0

42 077 NICAH 0 0 4 0 0 1.0 0 0 1.0 0 0 4.0

43 078 COT BADA BAROH 0 1 0 0 1.0 0 0 2.0 0 0 5.0

44 079 COT KEUMUDEE 0 0 1 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.0

45 081 PULO NALEUNG 0 1 1 0 . 0 0 1.0 0 0 7.0

46 082 COT NGA 0 0 4 1 0 . 0 0 1.0 0 0 4.0

47 083 KARIENG 0 0 1 0 0 0.5 0 0 4.0 0 0 4.0

48 084 MATA MAMPLAM 0 0 4 0 0 0.5 0 0 2.0 0 0 4.0

49 085 ALUE GLUMPANG BA 0 0 4 0 0 1.0 0 0 2.0 0 0 4.0

50 086 COT RABO BAROH 0 1 1 0 . 0 0 5.0 0 0 5.0

51 087 COT RABO TUNONG 0 0 4 0 1 . 0 0 4.0 0 0 4.0

52 088 KRUENG DHEUE 0 0 1 1 0 . 0 0 4.0 0 0 4.0

53 089 MATANG COT PASEH 1 0 1 0 . 0 0 2.0 0 0 2.0

54 090 KRUENG BARO MESJID 0 0 2 0 1 . 0 0 2.0 0 0 2.0

55 091 GAMPONG PUTOH 0 0 1 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.0

56 092 PANTE PIYEU 0 0 1 1 0 . 0 0 1.0 0 0 1.0

57 093 TANJONG MESJID 0 0 1 1 0 . 0 0 2.0 0 0 2.0

58 094 TANJONG PAYA 0 0 4 1 1 . 0 0 4.0 0 0 4.0

59 095 TANJONG NIE 0 0 3 0 0 1.0 0 0 2.0 0 0 2.0

60 096 BAYU 0 0 2 0 0 3.0 0 0 3.0 0 0 3.0

61 097 KRUENG BARO BB KRUENG 0 1 0 1 . 0 0 2.0 0 0 2.0

62 098 MEUNASAH NIBONG 0 0 2 0 0 0.5 0 0 3.0 0 0 3.0

63 099 PANTE ARA 0 0 3 0 0 0.5 0 0 3.0 0 0 3.0

64 100 MEUNASAH MEUCAP 0 0 1 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.0

65 101 ASAN BIDEUN 0 0 3 0 0 0.5 0 0 3.0 0 0 2.0

66 102 PULO PISANG 0 0 3 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.0

67 105 COT PUUEK 0 0 0.5 0 1 . 0 0 5.5 0 0 5.5

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana

Kecamatan Peusangan dianggap sebagai satu lingkungan, dengan proyeksi penduduk

Page 299: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 161

NAD - BRR

Nias

pada tahun 2010 sebesar 43.889 jiwa, maka kebutuhan tambahan sarana

pendidikan di Kec. Peusangan, hanya berupa sarana TK sebanyak 29 (dua puluh

sembilan) buah.

C.4 Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan di Kecamatan Peusangan meliputi :

1. RS Bersalin sebanyak 1 (satu) buah di Ds. Keude Matang Glp II, dengan

jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Cot Puuek) adalah 9 Km,

2. Poliklinik/Balai Pengobatan sebanyak 4 (empat) buah, dengan jangkauan

pelayanan ke desa terjauh (Desa Cot Puuek) adalah 7 Km,

3. Puskesmas sebanyak 1 (satu) buah, di Desa Blang Asan, dengan jangkauan

pelayanan ke desa terjauh (Desa Paya Reuhat) adalah 9 Km,

4. Puskesmas Pembantu sebanyak 4 (empat) buah, dengan jangkauan pelayanan ke

desa terjauh adalah 7 Km,

5. Posyandu sebanyak 55 (lima puluh lima) buah (hampir ada di setiap desa),

dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Paya Reuhat) adalah 2,2 Km,

6. Polindes (Pondok Bersalin Desa) sebanyak 32 (tiga puluh dua) buah, dengan

jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Cot Bada Baroh) adalah 5 Km.

No Kode Nama Desa RS Bersalin Poliklinik/ Balai

Pengobatan Puskemas Puskemas Pembantu POSYANDU

Polindes (Pondok Bersalin Desa)

Peta

Jumlah

Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

1 023 ALUE UDEUNG 0 5.0 0 5.0 0 5.0 0 5.0 0 0.5 1 .

2 024 ALUE PEUNO 0 3.0 0 3.0 0 3.0 0 3.0 1 . 1 .

3 038 KAPA 0 4.0 0 3.0 0 3.0 0 7.0 0 1.0 0 1.0

4 039 BLANG PANJOE 0 2.0 0 0.5 0 0.5 0 4.5 1 . 1 .

5 040 PANTE LHONG 0 2.5 0 1.5 0 1.5 0 4.0 1 . 0 0.5

6 041 PAYA CUT 0 1.0 0 1.0 0 1.0 0 1.0 1 . 1 .

7 042 SEUNEUBOK ACEH 0 1.5 0 2.5 0 2.5 0 6.0 1 . 1 .

8 043 PAYA LIPAH 0 2.0 0 2.0 0 2.0 0 5.0 0 2.0 0 2.0

9 044 SEUNEUBOK RAWA 0 4.0 0 4.0 0 4.0 0 4.0 0 1.0 0 1.0

10 045 BLANG GEULANGGANG 0 6.0 0 2.0 0 7.0 0 2.0 1 . 1 .

11 046 UTEUN BUNTA 0 5.0 0 2.0 0 5.0 0 2.0 1 . 1 .

12 047 PAYA REUHAT 0 6.0 0 2.5 0 9.0 0 2.5 0 2.2 0 2.5

13 048 PAYA ABO 0 5.0 0 5.0 0 5.0 0 1.0 1 . 1 .

Page 300: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 162

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa RS Bersalin Poliklinik/ Balai

Pengobatan Puskemas Puskemas Pembantu POSYANDU

Polindes (Pondok Bersalin Desa)

Peta

Jumlah

Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

14 049 PALOH 0 4.0 0 3.0 0 3.0 0 2.0 1 . 0 3.0

15 050 PAYA MEUNENG 0 3.0 0 3.0 0 3.0 0 3.0 1 . 1 .

16 051 MATANG SAGOE 0 1.0 0 1.0 0 1.0 0 4.0 1 . 1 .

17 052 PANTON GEULIMA 0 1.0 0 2.0 0 2.0 0 6.0 1 . 0 0.5

18 053 NEUHEUEN 0 1.0 0 1.0 0 2.0 0 1.0 1 . 0 1.0

19 054 KEUDE MATANG GLP II 1 . 1 . 0 1.0 0 1.0 1 . 1 .

20 055 PANTE GAJAH 0 0.5 0 1.0 0 0.5 1 . 1 . 1 .

21 056 BLANG ASAN 0 1.0 1 . 1 . 0 4.0 1 . 1 .

22 057 GAMPONG RAYA DAGANG 0 1.0 0 1.0 0 1.0 0 1.0 1 . 0 1.0

23 058 GAMPONG RAYA TAMBO 0 2.5 0 1.0 0 0.7 0 0.7 1 . 1 .

24 059 KEUDE TANJONG 0 3.0 0 3.0 0 3.0 0 3.5 1 . 0 3.0

25 060 PANTE PISANG 0 2.0 0 2.0 0 2.0 0 2.0 0 0.5 0 0.5

26 061 BLANG CUT SP IV 0 3.0 0 3.0 0 2.0 0 3.0 1 . 0 1.0

27 062 PANTE CUT 0 3.0 0 4.0 0 4.0 0 3.0 1 . 0 3.0

28 063 MATANG GLP II MNS TIMUR 0 1.0 1 . 0 1.0 0 1.0 1 . 0 0.5

29 064 MATANG GLP II MNS DAYAH 0 1.0 0 1.0 0 1.0 0 7.0 1 . 1 .

30 065 MATANG MESJID 0 1.5 0 2.5 0 2.5 0 1.5 1 . 1 .

31 066 COT PANJOE 0 2.5 0 3.5 0 3.5 0 2.5 1 . 0 1.0

32 067 COT KEURANJI 0 4.0 0 4.0 0 4.0 0 4.0 1 . 1 .

33 068 GAMPONG BAROH 0 4.0 0 4.0 0 4.0 0 4.0 0 0.3 0 0.3

34 069 BLANG RAMBONG 0 4.0 0 4.0 0 4.0 0 4.0 0 1.0 0 1.0

35 070 TANOH MIRAH 0 6.0 0 6.0 0 7.0 1 . 1 . 1 .

36 071 COT GIREK 0 3.0 0 3.0 0 4.0 0 2.5 1 . 1 .

37 072 SAGOE 0 3.0 0 3.0 0 3.0 0 3.0 1 . 1 .

38 073 COT BADA BARAT 0 5.0 0 5.0 0 5.0 0 6.0 1 . 1 .

39 074 COT BADA TUNONG 0 5.0 0 5.0 0 6.0 0 4.0 1 . 1 .

40 075 COT BUKET 0 5.0 0 5.0 0 5.0 0 5.0 1 . 1 .

41 076 COT IEJU 0 3.0 0 3.5 0 3.0 0 3.5 1 . 1 .

42 077 NICAH 0 4.0 0 4.5 0 5.0 0 4.5 0 1.0 0 1.0

43 078 COT BADA BAROH 0 5.0 0 5.0 0 5.0 0 6.0 1 . 0 5.0

44 079 COT KEUMUDEE 0 4.0 0 4.0 0 4.0 0 4.0 1 . 0 1.0

45 081 PULO NALEUNG 0 7.0 0 7.0 0 2.0 0 1.0 1 . 1 .

46 082 COT NGA 0 4.0 0 4.0 0 4.0 0 4.0 0 1.0 0 1.0

47 083 KARIENG 0 4.0 0 5.0 0 5.0 0 2.0 1 . 0 4.0

48 084 MATA MAMPLAM 0 4.0 0 4.0 0 5.0 1 . 1 . 0 4.0

49 085 ALUE GLUMPANG BA 0 4.0 0 1.0 0 4.0 0 1.0 1 . 1 .

50 086 COT RABO BAROH 0 5.0 0 6.0 0 6.0 0 5.0 1 . 1 .

51 087 COT RABO TUNONG 0 4.0 1 . 0 5.0 1 . 0 1.0 0 1.0

52 088 KRUENG DHEUE 0 4.0 0 4.0 0 5.0 0 3.0 1 . 0 4.0

53 089 MATANG COT PASEH 0 2.3 0 3.0 0 3.0 0 2.0 1 . 1 .

54 090 KRUENG BARO MESJID 0 2.0 0 2.0 0 2.0 0 2.0 1 . 1 .

55 091 GAMPONG PUTOH 0 3.0 0 4.0 0 4.0 0 3.0 1 . 0 1.0

56 092 PANTE PIYEU 0 2.0 0 2.0 0 2.0 0 4.0 1 . 1 .

Page 301: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 163

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa RS Bersalin Poliklinik/ Balai

Pengobatan Puskemas Puskemas Pembantu POSYANDU

Polindes (Pondok Bersalin Desa)

Peta

Jumlah

Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

57 093 TANJONG MESJID 0 3.0 0 2.0 0 2.0 0 1.5 1 . 0 3.0

58 094 TANJONG PAYA 0 4.0 0 4.0 0 4.0 0 4.0 1 . 1 .

59 095 TANJONG NIE 0 3.0 0 2.0 0 1.0 0 4.0 1 . 0 0.5

60 096 BAYU 0 3.0 0 3.0 0 3.0 0 4.0 1 . 0 3.0

61 097 KRUENG BARO BB KRUENG 0 2.0 0 3.0 0 3.0 0 2.0 1 . 0 1.0

62 098 MEUNASAH NIBONG 0 3.0 0 4.0 0 4.0 0 6.0 1 . 0 3.0

63 099 PANTE ARA 0 3.0 0 3.0 0 4.0 0 5.0 1 . 0 1.0

64 100 MEUNASAH MEUCAP 0 3.0 0 4.0 0 4.0 0 3.0 1 . 0 3.0

65 101 ASAN BIDEUN 0 3.0 0 3.0 0 2.0 0 1.5 1 . 1 .

66 102 PULO PISANG 0 3.0 0 3.0 0 3.0 0 2.0 1 . 0 3.0

67 105 COT PUUEK 0 9.0 0 7.0 0 7.0 0 7.0 0 1.0 0 0.5

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana

Kecamatan Peusangan dianggap sebagai satu lingkungan, dengan proyeksi penduduk

pada tahun 2010 sebesar 43.889 jiwa, maka kebutuhan tambahan sarana

kesehatan di Kec. Peusangan, hanya berupa sarana Poliklinik/Balai Pengobatan

sebanyak 6 (enam) buah.

C.5 Listrik dan Telepon

Seluruh desa di Kecamatan Peusangan telah dilayani oleh prasarana listrik. Untuk

prasarana telepon telah melayani sebagian desa (9 desa) yang ada di Kec.

Peusangan, dan sebanyak 8 (delapan) desa masih belum terlayani. Kondisi ini

menunjukkan kebutuhan perluasan jaringan telepon yang dapat menjangkau ke

desa-desa yang masih belum terlayani.

Kode Ketersediaan Listrik

Keluarga Pengguna Listrik Keluarga Berlangganan Telepon

No Peta Nama Desa Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase

(%) PLN Non PLN PLN Non PLN

1 023 ALUE UDEUNG Ada 200 0 79.1 0.0 0 0.0

2 024 ALUE PEUNO Ada 100 0 87.0 0.0 5 4.3

3 038 KAPA Ada 55 0 27.5 0.0 0 0.0

4 039 BLANG PANJOE Ada 60 0 81.1 0.0 7 9.5

5 040 PANTE LHONG Ada 180 2 98.9 1.1 0 0.0

6 041 PAYA CUT Ada 200 0 92.2 0.0 100 46.1

Page 302: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 164

NAD - BRR

Nias

Kode Ketersediaan Listrik

Keluarga Pengguna Listrik Keluarga Berlangganan Telepon

No Peta Nama Desa Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase

(%) PLN Non PLN PLN Non PLN

7 042 SEUNEUBOK ACEH Ada 140 0 100.0 0.0 30 21.4

8 043 PAYA LIPAH Ada 40 17 70.2 29.8 0 0.0

9 044 SEUNEUBOK RAWA Ada 80 0 79.2 0.0 0 0.0

10 045 BLANG GEULANGGANG Ada 80 0 74.1 0.0 0 0.0

11 046 UTEUN BUNTA Ada 110 0 82.1 0.0 0 0.0

12 047 PAYA REUHAT Ada 30 40.5 0 0.0

13 048 PAYA ABO Ada 36 0 70.6 0.0 0 0.0

14 049 PALOH Ada 73 0 94.8 0.0 0 0.0

15 050 PAYA MEUNENG Ada 125 0 98.4 0.0 23 18.1

16 051 MATANG SAGOE Ada 360 13 96.5 3.5 100 26.8

17 052 PANTON GEULIMA Ada 25 10 41.7 16.7 0 0.0

18 053 NEUHEUEN Ada 123 0 100.0 0.0 25 20.3

19 054 KEUDE MATANG GLP II Ada 364 0 100.0 0.0 250 68.7

20 055 PANTE GAJAH Ada 450 0 94.1 0.0 40 8.4

21 056 BLANG ASAN Ada 92 0 100.0 0.0 25 27.2

22 057 GAMPONG RAYA DAGANG Ada 200 93.0 50 23.3

23 058 GAMPONG RAYA TAMBO Ada 195 0 100.0 0.0 5 2.6

24 059 KEUDE TANJONG Ada 40 0 90.9 0.0 10 22.7

25 060 PANTE PISANG Ada 100 25 80.0 20.0 20 16.0

26 061 BLANG CUT SP IV Ada 60 0 87.0 0.0 3 4.3

27 062 PANTE CUT Ada 72 2 97.3 2.7 0 0.0

28 063 MATANG GLP II MNS TIMUR Ada 325 0 100.0 0.0 100 30.8

29 064 MATANG GLP II MNS DAYAH Ada 400 0 100.0 0.0 60 15.0

30 065 MATANG MESJID Ada 195 0 96.1 0.0 10 4.9

31 066 COT PANJOE Ada 80 15 84.2 15.8 0 0.0

32 067 COT KEURANJI Ada 50 0 96.2 0.0 20 38.5

33 068 GAMPONG BAROH Ada 70 0 94.6 0.0 10 13.5

34 069 BLANG RAMBONG Ada 100 0 91.7 0.0 0 0.0

35 070 TANOH MIRAH Ada 394 0 94.7 0.0 6 1.4

36 071 COT GIREK Ada 166 0 94.3 0.0 35 19.9

37 072 SAGOE Ada 100 0 84.7 0.0 30 25.4

38 073 COT BADA BARAT Ada 150 23 86.7 13.3 15 8.7

39 074 COT BADA TUNONG Ada 99 10 90.8 9.2 10 9.2

40 075 COT BUKET Ada 190 0 95.0 0.0 50 25.0

41 076 COT IEJU Ada 115 0 95.0 0.0 27 22.3

42 077 NICAH Ada 100 16 86.2 13.8 5 4.3

43 078 COT BADA BAROH Ada 92 0 78.6 0.0 10 8.5

44 079 COT KEUMUDEE Ada 109 0 91.6 0.0 5 4.2

45 081 PULO NALEUNG Ada 130 30 80.2 18.5 0 0.0

46 082 COT NGA Ada 150 0 98.7 0.0 11 7.2

47 083 KARIENG Ada 90 14 86.5 13.5 6 5.8

Page 303: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 165

NAD - BRR

Nias

Kode Ketersediaan Listrik

Keluarga Pengguna Listrik Keluarga Berlangganan Telepon

No Peta Nama Desa Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase

(%) PLN Non PLN PLN Non PLN

48 084 MATA MAMPLAM Ada 180 16 91.8 8.2 5 2.6

49 085 ALUE GLUMPANG BA Ada 75 0 100.0 0.0 4 5.3

50 086 COT RABO BAROH Ada 105 0 76.6 0.0 0 0.0

51 087 COT RABO TUNONG Ada 100 23 81.3 18.7 0 0.0

52 088 KRUENG DHEUE Ada 93 16 85.3 14.7 0 0.0

53 089 MATANG COT PASEH Ada 101 10 91.0 9.0 30 27.0

54 090 KRUENG BARO MESJID Ada 70 0 82.4 0.0 0 0.0

55 091 GAMPONG PUTOH Ada 90 13 87.4 12.6 0 0.0

56 092 PANTE PIYEU Ada 175 10 94.6 5.4 18 9.7

57 093 TANJONG MESJID Ada 44 5 89.8 10.2 0 0.0

58 094 TANJONG PAYA Ada 70 0 71.4 0.0 7 7.1

59 095 TANJONG NIE Ada 50 0 82.0 0.0 10 16.4

60 096 BAYU Ada 67 0 87.0 0.0 0 0.0

61 097 KRUENG BARO BB KRUENG Ada 50 22 69.4 30.6 0 0.0

62 098 MEUNASAH NIBONG Ada 70 0 87.5 0.0 1 1.3

63 099 PANTE ARA Ada 50 17 74.6 25.4 0 0.0

64 100 MEUNASAH MEUCAP Ada 76 3 96.2 3.8 10 12.7

65 101 ASAN BIDEUN Ada 100 20 83.3 16.7 10 8.3

66 102 PULO PISANG Ada 80 0 87.0 0.0 5 5.4

67 105 COT PUUEK Ada 40 63.5 0 0.0

3.10.2 RENCANA TINDAK (ACTION PLAN) KECAMATAN PEUSANGAN

Rencana Tindak (Action Plan) di Kecamatan Peusangan disusun berdasarkan 5 (lima)

rangkaian kegiatan yang telah dijelaskan pada sub bab 3.2. Sebagaimana juga telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, pelaksanaan sosialisasi melalui FGD di kecamatan

Peusangan tidak dapat dilaksanakan, sehingga dalam hal ini dilaksanakan survai

wawancara (kuestioner) kepada masyarakat setempat sebagai bahan validitas

terhadap draft rencana tindak (action plan) yang disusun konsultan dan telah

dipadukan dengan bahan usulan program dari hasil pelaksanaan penjaringan

aspirasi masyarakat melaui Forum FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan

oleh Pemda Kabupaten Bireuen bekerjasama dengan Lembaga NGO dari Perancis

pada tahun 2005.

Hasil suvai wawancara (kuestioner) kepada masyarakat di 9 (sembilan) kecamatan

prioritas (termasuk Kecamatan Peusangan juga telah dijelaskan pada sub bab 3.2.

Page 304: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 166

NAD - BRR

Nias

Melalui 5 (lima) rangkaian kegiatan di atas, dan hasil pelaksanaan suvai wawancara

(kuestioner) kepada masyarakat selanjutnya disusun dan ditetapkan Rencana

Tindak (Action Plan) di Kecamatan Peusangan Tahun 2007 sampai Tahun 2009

seperti disajikan pada Tabel dan gambar pada halaman berikut.

3.10.3 DESA PRIORITAS DI KECAMATAN PEUSANGAN

Dengan mengacu pada proses dan metode penetapan desa prioritas yang telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, maka dipilih dan ditetapkan desa prioritas untuk

“Village Planning” di Kecamatan Peusangan seperti disajikan pada tabel berikut.

Desa Prioritas di Kecamatan Peusangan

No Kode Nama Desa/Kel. sekarang Kecamatan Nilai Urutan

Prioritas

33 60 PANTE PISANG Peusangan 25 1

34 61 BLANG CUT SP IV Peusangan 25 1

56 62 PANTE CUT Peusangan 22 2

58 74 COT BADA TUNONG Peusangan 22 2

72 38 KAPA Peusangan 20 3

75 47 PAYA REUHAT Peusangan 20 3

99 75 COT BUKET Peusangan 18 4

100 87 COT RABO TUNONG Peusangan 18 4

108 85 ALUE GLP. BA Peusangan 17 5

109 105 COT PUUEK Peusangan 17 5

117 91 GAMPONG PUTOH Peusangan 16 6

127 89 MATANG C. PASEH Peusangan 14 7

129 92 PANTE PIYEU Peusangan 13 8

133 65 MATANG MESJID Peusangan 12 9

137 84 MATA MAMPLAM Peusangan 11 10

140 81 PULO NALEUNG Peusangan 10 11

141 86 COT RABO BAROH Peusangan 10 11

Page 305: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 167

NAD - BRR

Nias

Page 306: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 168

NAD - BRR

Nias

Page 307: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 169

NAD - BRR

Nias

3.11 KECAMATAN JANGKA

3.11.1 IDENTIFIKASI KONDISI DAN PERMASALAHAN YANG ADA

A. FISIK DAN LINGKUNGAN

A.1 Morfologi

Sebagian berupa topografi desa-desa dataran yang meliputi : Pulo U, Abeuk Jaloh,

Pulo Seuna, Pulo Blang, Pulo Iboh, Pulo Reudeup, Gampong Meulinteung, Lamkuta,

Ruseb Ara, Lueng, Ruseb Dayah, Kambuek, Bada Timur, Bada Barat, Barat Lanyan,

Geundot Meunasah Krueng, Paya Bieng, Jangka Alue, Jangka Keutapang, Lampoh

Rayeuk, Lhok Bugeng, Linggong, Pante Peusangan, Bugak Krueng, Bugak Mesjid,

Bugak Krueng Mate, Bugeng, Alue Bayeu Utang, Bugak Blang, Pante Sukon, dan

Pante Ranub. Desa berupa lembah/DAS meliputi Kapa, Desa berupa morfologi

pantai yaitu Alue Buya, Tanoh Anoe, Tanjongan, Jangka Alue Bie, Jangka Mesjid,

Jangka Alue U, Ulee Ceue, Alue Kuta, Punjot, Pulo Pineung Mns II, Pante Paku Alue,

Buya Pasi, dan Kuala.

A.2 Jenis Tanah

Jenis tanah di Kec. Jangka, meliputi : aluvial dan hidromorf kelabu.

A.3 Kedalaman Efektif Tanah

Kedalaman efektif tanah di Kec. Jangka, seluruhnya memiliki kedalaman efektif >

90 cm.

A.4 Sumber Daya Air

Sumber Daya Air Permukaan di kecamatan Jangka meliputi Sumber Daya Air Sungai,

Rawa/paya, diantaranya Krueng / Sungai Peusangan 80 Ha , Paya / Rawa Bieng 5

Ha, Krueng Mate 15 Ha, Krueng Nie 8 Ha.

A.5 Daerah Rawan Banjir

Daerah Wilayah Kecamatan Jangka yang berpotensi rawan banjir adalah daerah

Pesisir yang relatip datar 0 -5 meter di atas permukaan air laut, meliputi daerah

sekitar muara sungai kuala Jangka dan kuala Paon yang kondisinya mengalami

Page 308: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 170

NAD - BRR

Nias

pendangkalan akibat sedimentasi dan akresi yang menimbulkan penyempitan

“Bottel Neck “ di bagian hilir ( muara ) .

A.5 Daerah Rawan Gempa

Daerah Wilayah Kecamatan Jangka berpotensi mengalami bencana kegempaan di

tinjau dari tatanan struktur geologi tektonik regional pulau Sumatra yang sewaktu-

waktu dapat menimbulkan gempa tektonik dengan skala 6-7 reichter, patahan –

patahan tersebut. Salah satunya dapat dijumpai di krueng Peusangan.

A.7 Daerah Rawan Tsunami

Daerah pesisir yang terpotensi rawan tsunami meliputi desa-desa pantai yang

beresiko sedang yaitu desa Desa Alue Buya Pasi, Jangka Alue Bie, Jangka Masjid,

Jangka Alue U, Pante Ranub, Pante Paku, Mns Dua, Punjol, Alue Kula dan desa

Kuala Ceurape. Faktor penyebab di sepanjang pesisir desa-desa pantai tidak

terdapat zona penyanggah (buffer zone) hutan mangrove yang mampu menahan

laju gelombang tsunami secara alamiah serta kedalaman toporafi daerah perairan

pantai Jangka 20 – 200 meter yang juga berpengaruh terhadap laju kecepatan

rambat gelombang C = L/T terhadap kedalaman laut d/L dan semakin ke darat

cepat rambat gelombang semakin melemah ( Refraksi Gelombang ), di tinjau dari

letak geografis darah pesisir pantai gelombang tsunami langsung datang tanpa

adannya difraksi seperti di kecamatan Jeunib, peudada dan Jeumpa.

A.8 Kelautan dan Lingkungan Pesisir

Morfologi Daerah Pesisir

Penggunaan lahan dan kenampakan yang ada adalah Pemukiman Penduduk, Kebun

Kelapa, Hactheri dan Sawah. Panjang garis pantai 18,9 km.

Potensi Sumber Daya Hayati

Perikanan Tangkap dengan sarana PPI dan TPI, Budi Daya Perikanan Tambak seluas

1.642 Ha, Ekosistim Estuaria Muara Sungai ( Kuala Jangka, Kuala Pawon, Kuala

Ceurapee) , Ekosistim Padang Lamun, Ekosistim Pantai Pasir .

Page 309: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 171

NAD - BRR

Nias

Permasalahan Kelautan dan Lingkungan Pesisir

Abrasi di sepanjang pesisir pantai, Akresi di muara sungai Jangka dan Pawon dan

akresi yang menyebabkan ” tanah timbul ” bertambahnya daratan baru, dan

kerusakan Komunitas Hutan Mangrove.

Analisis Penanganan dan Pengembangan

Berdasarkan permasalahan kelautan dan lingkungan pesisir yang ada di Kec. Jangka,

maka beberapa bentuk penanganan dan pengembangan yang diperlukan adalah

sebagai berikut :

1. Ekosistim Hutan Mangrove ( Bakau )

Mereboisasai Kawasan pantai dengan menanam kembali tanaman bakau

(mangrove) di desa pantai yaitu Alue Buya Pasi, Jangka Alue Bie, Jangka Masjid,

Jangka Alue U, Pante Ranub, Pante Paku, Mns Dua, Pujot, Alue Kuta, Kuala

Ceurape. Penanganan lainnya adalah sama dengan yang telah dijelaskan untuk

kecamatan Samalanga.

2. Ekosistim Estuaria, Padang Lamun, Pasir Pantai dan Perikanan Tambak

Sama dengan yang telah dijelaskan untuk kecamatan Samalanga.

3. Abrasi

a. Penanggulangan abrasi pantai secara alamiah dengan memanfaatkan sumber

daya ekosistim hutan mangrove ( Vegetasi ) dan Reboisasi di desa pantai Alue

Buya Pasie, Jangka Alue Bie, Jangka Masjid, Jangka Alue U, Pante Ranub,

Pante Paku, Pulo Pang Mns II dan Desa Pujot.

b. Penanggulangan abrasi pantai dengan sistim Proteksi Bangunan Pantai (

Coastal Engineering ) yaitu Sea Wall, Bulkhealt dan Revetment, dengan

mengutamakan dan memanfaatkan batuan yang banyak tersebar di

kabupaten bireuen di desa pantai Alue Buya Pasie, Jangka Alue Bie, Jangka

Masjid, Jangka Alue U, Pante Ranub, Pante Paku, Pulo Pang Mns II dan Desa

Pujot.

4. Akresi

Sama dengan yang telah dijelaskan untuk kecamatan Samalanga

Page 310: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 172

NAD - BRR

Nias

B. SOSIAL EKONOMI

B.1 Jumlah Penduduk dan KK

Jumlah penduduk dan Kepala Keluarga (KK) pada seluruh desa yang ada di

Kecamatan Jangka adalah 24.730 jiwa dan 5.178 KK, dengan jumlah penduduk dan

KK terbesar adalah di Desa Jangka Alue U sebanyak 1.098 jiwa dan 278 KK, serta

terkecil di desa Lamkuta sebanyak 104 jiwa dan 6 KK.

No Kode Peta Nama Desa Jumlah Penduduk

Jumlah Keluarga Laki-Laki Wanita Total

1 001 PULO U 150 170 320 79 2 002 ABEUK JALOH 203 273 476 90 3 003 PULO SEUNA 131 172 303 73 4 004 PULO BLANG 226 225 451 99 5 005 PULO IBOH 178 187 365 73 6 006 PULO REUDEUP 300 350 650 140 7 007 GAMPONG MEULINTEUNG 137 140 277 60 8 008 LAMKUTA 103 104 207 60 9 009 RUSEB ARA 401 350 751 111

10 010 LUENG 207 271 478 111 11 011 RUSEB DAYAH 430 511 941 150 12 012 KAMBUEK 130 131 261 60 13 013 BADA TIMUR 189 197 386 84 14 014 BADA BARAT 129 143 272 62 15 015 BARAT LANYAN 164 188 352 80 16 016 GEUNDOT 159 126 285 75 17 017 MEUNASAH KRUENG 134 157 291 63 18 018 PAYA BIENG 303 334 637 123 19 019 JANGKA ALUE 317 313 630 125 20 020 JANGKA KEUTAPANG 411 399 810 158 21 021 LAMPOH RAYEUK 218 205 423 98 22 022 LHOK BUGENG 343 400 743 154 23 023 LINGGONG 351 464 815 152 24 024 ALUE BUYA 231 237 468 102 25 025 TANOH ANOE 170 226 396 78 26 026 TANJONGAN 299 336 635 143 27 027 JANGKA ALUE BIE 428 436 864 186 28 028 JANGKA MESJID 485 528 1,013 201 29 029 JANGKA ALUE U 560 538 1,098 278 30 030 PANTE PEUSANGAN 185 197 382 76 31 031 BUGAK KRUENG 396 409 805 167 32 032 BUGAK MESJID 366 354 720 145 33 033 BUGAK KRUENG MATE 367 461 828 188 34 034 BUGENG 104 124 228 47 35 035 KUALA CEURAPE 322 315 637 128

Page 311: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 173

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa Jumlah Penduduk

Jumlah Keluarga Laki-Laki Wanita Total

36 036 ALUE BAYEU UTANG 95 117 212 42 37 037 ULEE CEUE 308 321 629 123 38 038 ALUE KUTA 405 236 641 132 39 039 PUNJOT 479 519 998 203 40 040 PULO PINEUNG MNS II 264 316 580 114 41 041 BUGAK BLANG 118 145 263 51 42 042 PANTE SUKON 170 175 345 77 43 043 PANTE PAKU 334 396 730 158 44 044 PANTE RANUB 334 253 587 147 45 045 ALUE BUYA PASI 272 275 547 112

B.2 Pertumbuhan Penduduk dan Proyeksi Penduduk Tahun 2010

Adapun pertumbuhan penduduk pada desa-desa di Kec. Jangka dari tahun 2003-

2005 sebagian menunjukkan angka pertumbuhan negatif, berkisar antara -0,1

sampai -29,3 %. Hal ini kemungkinan disebabkan dampak tsunami yang cukup parah

di Kecamatan Jangka. Berdasarkan angka pertumbuhan yang ada, selanjutnya

diproyeksikan jumlah penduduk di Kec. Jangka pada tahun 2010, total sebesar

25.859 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk tiap desa disajikan pada tabel

berikut.

No. Kode Nama Desa/Kel. sekarang Status

Desa/Kota

Luas Wilayah

(Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk Tahun

2010 (Jiwa) 1 1 PULO U Desa 35,74 334 320 335 2 2 ABEUK JALOH Desa 83,01 462 476 498 3 3 PULO SEUNA Desa 72,20 332 303 317 4 4 PULO BLANG Desa 87,74 441 451 472 5 5 PULO IBOH Desa 128,84 339 365 380 6 6 PULO REUDEUP Desa 54,38 651 650 680 7 7 GAMPONG MEULINTEUNG Desa 162,16 306 277 290 8 8 LAMKUTA Desa 44,08 263 207 216 9 9 RUSEB ARA Desa 108,86 583 751 785 10 10 LUENG Desa 53,80 494 478 498 11 11 RUSEB DAYAH Desa 53,72 660 941 984 12 12 KAMBUEK Desa 72,08 327 261 273 13 13 BADA TIMUR Desa 132,98 390 386 404 14 14 BADA BARAT Desa 29,39 281 272 284 15 15 BARAT LANYAN Desa 34,64 516 352 368 16 16 GEUNDOT Desa 33,83 316 285 298 17 17 MEUNASAH KRUENG Desa 132,45 338 291 304 18 18 PAYA BIENG Desa 56,79 568 637 666 19 19 JANGKA ALUE Desa 62,47 634 630 659 20 20 JANGKA KEUTAPANG Desa 90,98 755 810 847 21 21 LAMPOH RAYEUK Desa 65,87 421 423 442

Page 312: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 174

NAD - BRR

Nias

No. Kode Nama Desa/Kel. sekarang Status

Desa/Kota

Luas Wilayah

(Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk Tahun

2010 (Jiwa) 22 22 LHOK BUGENG Desa 43,71 445 743 777 23 23 LINGGONG Desa 105,81 712 815 852 24 24 ALUE BUYA Desa 79,30 937 468 489 25 25 TANOH ANOE Desa 130,22 690 396 414 26 26 TANJONGAN Desa 29,53 463 635 664 27 27 JANGKA ALUE BIE Desa 186,33 868 864 904 28 28 JANGKA MESJID Desa 101,94 1103 1013 1059 29 29 JANGKA ALUE U Desa 86,68 1045 1098 1148 30 30 PANTE PEUSANGAN Desa 117,70 431 382 400 31 31 BUGAK KRUENG Desa 108,17 834 805 842 32 32 BUGAK MESJID Desa 268,65 629 720 753 33 33 BUGAK KRUENG MATE Desa 343,01 789 828 866 34 34 BUGENG Desa 404,68 229 228 238 35 35 KUALA CEURAPE Desa 341,14 526 637 666 36 36 ALUE BAYEU UTANG Desa 397,56 188 212 222 37 37 ULEE CEUE Desa 395,36 563 629 658 38 38 ALUE KUTA Desa 324,79 598 641 670 39 39 PUNJOT Desa 428,33 860 998 1044 40 40 PULO PINEUNG MNS II Desa 298,32 536 580 607 41 41 BUGAK BLANG Desa 48,69 223 263 275 42 42 PANTE SUKON Desa 212,76 397 345 361 43 43 PANTE PAKU Desa 207,50 688 730 763 44 44 PANTE RANUB Desa 164,18 631 587 614 45 45 ALUE BUYA PASI Desa 80,78 512 547 572

TOTAL 6501,15 24308 24730 25859

B.3 Mata Pencaharian Penduduk dan Jumah KK Miskin

Hampir seluruh desa yang ada di Kecamatan Jangka memiliki mata pencaharian

utama pada sektor pertanian tanaman pangan dan perkebunan, kecuali untuk desa

Tanoh Anoe memiliki mata pencaharian utama sektor perindustrian.

Adapun jumlah Kepala Keluarga (KK) Miskin adalah 2.924 KK atau 56,47 % dari total

jumlah KK di kec. Jangka, dengan jumlah KK Miskin terbesar terdapat di desa

Jangka Mesjid, yakni sebanyak 150 KK atau 74,6 % dari jumlah KK yang ada di desa

ini. Sebanyak 31 (Tiga puluh satu) desa yang ada di Kec. Jangka memiliki

persentase jumlah KK miskin di atas 50 %. Kondisi ini dapat digunakan sebagai

indikator kebutuhan penanganan masalah kemiskinan di Kec. Jangka.

Kode Keluarga di Sektor Sumber No Peta Nama Desa Pertanian Keluarga Miskin Penghasilan Sub Sektor Buruh Tani Jumlah Persentase Jumlah Persentase Utama Pertanian Jumlah Presentase

1 001 PULO U 71 90 15 19.0 Pertanian Tanaman Pangan 25 8.7

2 002 ABEUK JALOH 89 99 9 10.0 Pertanian Tanaman Pangan 8 1.7

3 003 PULO SEUNA 72 99 22 30.1 Pertanian Tanaman Pangan 70 23.3

Page 313: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 175

NAD - BRR

Nias

Kode Keluarga di Sektor Sumber No Peta Nama Desa Pertanian Keluarga Miskin Penghasilan Sub Sektor Buruh Tani Jumlah Persentase Jumlah Persentase Utama Pertanian Jumlah Presentase

4 004 PULO BLANG 94 95 15 15.2 Pertanian Tanaman Pangan 78 18.2

5 005 PULO IBOH 72 98 20 27.4 Pertanian Tanaman Pangan 50 14.0

6 006 PULO REUDEUP 133 95 15 10.7 Pertanian Tanaman Pangan 50 8.1

7 007 GAMPONG MEULINTEUNG 54 90 40 66.7 Pertanian Tanaman Pangan 50 20.1

8 008 LAMKUTA 45 75 27 45.0 Pertanian Tanaman Pangan 20 12.9

9 009 RUSEB ARA 110 99 100 90.1 Pertanian Tanaman Pangan 349 46.9

10 010 LUENG 97 87 90 81.1 Pertanian Tanaman Pangan 220 52.9

11 011 RUSEB DAYAH 135 90 118 78.7 Pertanian Tanaman Pangan 410 48.4

12 012 KAMBUEK 48 80 40 66.7 Pertanian Tanaman Pangan 50 23.9

13 013 BADA TIMUR 67 80 64 76.2 Pertanian Tanaman Pangan 86 27.8

14 014 BADA BARAT 59 95 52 83.9 Pertanian Tanaman Pangan 110 42.6

15 015 BARAT LANYAN 64 80 50 62.5 Pertanian Tanaman Pangan 50 17.8

16 016 GEUNDOT 38 50 55 73.3 Pertanian Tanaman Pangan 15 10.5

17 017 MEUNASAH KRUENG 50 80 40 63.5 Pertanian Tanaman Pangan 100 43.0

18 018 PAYA BIENG 117 95 100 81.3 Pertanian Tanaman Pangan 10 1.7

19 019 JANGKA ALUE 100 80 50 40.0 Pertanian Tanaman Pangan 82 16.3

20 020 JANGKA KEUTAPANG 126 80 120 75.9 Pertanian Tanaman Pangan 30 4.6

21 021 LAMPOH RAYEUK 78 80 40 40.8 Pertanian Tanaman Pangan 40 11.8

22 022 LHOK BUGENG 131 85 6 3.9 Pertanian Tanaman Pangan 120 19.0

23 023 LINGGONG 61 40 60 39.5 Pertanian Perkebunan 250 76.7

24 024 ALUE BUYA 71 70 80 78.4 Pertanian Tanaman Pangan 129 39.4

25 025 TANOH ANOE 31 40 50 64.1 Industri 68 42.9

26 026 TANJONGAN 142 99 25 17.5 Pertanian Tanaman Pangan 150 23.9

27 027 JANGKA ALUE BIE 149 80 130 69.9 Pertanian Tanaman Pangan 400 57.9

28 028 JANGKA MESJID 171 85 150 74.6 Pertanian Perkebunan 15 1.7

29 029 JANGKA ALUE U 195 70 100 36.0 Pertanian Tanaman Pangan 100 13.0

30 030 PANTE PEUSANGAN 75 99 58 76.3 Pertanian Tanaman Pangan 179 47.3

31 031 BUGAK KRUENG 134 80 120 71.9 Pertanian Tanaman Pangan 400 62.1

32 032 BUGAK MESJID 123 85 87 60.0 Pertanian Tanaman Pangan 70 11.4

33 033 BUGAK KRUENG MATE 160 85 74 39.4 Pertanian Tanaman Pangan 310 44.0

34 034 BUGENG 42 90 37 78.7 Pertanian Tanaman Pangan 80 39.0

35 035 KUALA CEURAPE 102 80 70 54.7 Pertanian Tanaman Pangan 50 9.8

36 036 ALUE BAYEU UTANG 21 50 32 76.2 Pertanian Tanaman Pangan 20 18.9

37 037 ULEE CEUE 98 80 103 83.7 Pertanian Tanaman Pangan 300 59.6

38 038 ALUE KUTA 119 90 110 83.3 Pertanian Tanaman Pangan 75 13.0

39 039 PUNJOT 132 65 120 59.1 Pertanian Tanaman Pangan 40 6.2

40 040 PULO PINEUNG MNS II 34 30 60 52.6 Pertanian Tanaman Pangan 200 114.9

41 041 BUGAK BLANG 41 80 30 58.8 Pertanian Perkebunan 120 57.0

42 042 PANTE SUKON 54 70 50 64.9 Pertanian Tanaman Pangan 30 12.4

43 043 PANTE PAKU 95 60 110 69.6 Pertanian Tanaman Pangan 300 68.5

44 044 PANTE RANUB 118 80 100 68.0 Pertanian Tanaman Pangan 52 11.1

45 045 ALUE BUYA PASI 56 50 80 71.4 Pertanian Tanaman Pangan 80 29.3

C. PRASARANA DAN SARANA

Page 314: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 176

NAD - BRR

Nias

C.1 Transportasi

Secara umum, seluruh desa yang ada di Kecamatan Jangka dihubungkan oleh

prasarana jaringan jalan dengan tipe perkerasan aspal/beton, sirtu, dan tanah, dan

hampir seluruh desa telah dapat dijangkau oleh kendaraan roda-4, kecuali 2

(dua) desa, yakni desa Ruseb Ara dan Bugek Krueng. Kondisi ini dapat dijadikan

indikator kebutuhan pengembangan prasarana jaringan jalan untuk kendaraan

roda-4 yang dapat menjangkau ke-dua desa tersebut, disamping perlunya

peningkatan jaringan jalan yang ada, khususnya untuk jalan-jalan dengan jenis

permukaan tanah menjadi minimal jenis Sirtu (Pasir Batu), sehingga dapat dilalui

oleh kendaraan roda-4 di musim hujan.

Adapun sarana angkutan umum yang ada di kec. Jangka sebagian besar adalah ojek

(sepeda motor), kecuali untuk Desa Bada Timur dan Pante Pesangan telah dilayani

oleh angkutan umum kendaraan roda-4.

No Kode Peta Nama Desa

Sebagian Besar Cara Lalu Lintas Antar Desa

Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan Roda

4/ Lebih Sepanjang Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

1 001 PULO U Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

2 002 ABEUK JALOH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

3 003 PULO SEUNA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

4 004 PULO BLANG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

5 005 PULO IBOH Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

6 006 PULO REUDEUP Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

7 007 GAMPONG MEULINTEUNG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

8 008 LAMKUTA Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

9 009 RUSEB ARA Darat Tanah Tidak Ojek Sepeda Motor

10 010 LUENG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

11 011 RUSEB DAYAH Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

12 012 KAMBUEK Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

13 013 BADA TIMUR Darat Tanah Ya Kend Roda 3/Lebih

14 014 BADA BARAT Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

15 015 BARAT LANYAN Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

16 016 GEUNDOT Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

17 017 MEUNASAH KRUENG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

18 018 PAYA BIENG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

19 019 JANGKA ALUE Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

20 020 JANGKA KEUTAPANG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

21 021 LAMPOH RAYEUK Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

22 022 LHOK BUGENG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

Page 315: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 177

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa

Sebagian Besar Cara Lalu Lintas Antar Desa

Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan Roda

4/ Lebih Sepanjang Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

23 023 LINGGONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

24 024 ALUE BUYA Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

25 025 TANOH ANOE Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

26 026 TANJONGAN Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

27 027 JANGKA ALUE BIE Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

28 028 JANGKA MESJID Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

29 029 JANGKA ALUE U Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

30 030 PANTE PEUSANGAN Darat Aspal/Beton Ya Kend Roda 3/Lebih

31 031 BUGAK KRUENG Darat Tanah Tidak Ojek Sepeda Motor

32 032 BUGAK MESJID Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

33 033 BUGAK KRUENG MATE Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

34 034 BUGENG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

35 035 KUALA CEURAPE Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

36 036 ALUE BAYEU UTANG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

37 037 ULEE CEUE Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

38 038 ALUE KUTA Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

39 039 PUNJOT Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

40 040 PULO PINEUNG MNS II Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

41 041 BUGAK BLANG Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

42 042 PANTE SUKON Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

43 043 PANTE PAKU Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

44 044 PANTE RANUB Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

45 045 ALUE BUYA PASI Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

C.2 Prasarana Air Bersih, Air Limbah dan Sampah

Sebagian besar desa di Kec. Jangka masih menggunakan sumur sebagai sumber air

bersih, dan hanya sebanyak 4 (empat) desa yang telah dilayani oleh PDAM, serta 4

(desa) lainnya menggunakan sumber air lainnya. Secara umum, kondisi ini

menunjukkan kebutuhan penyediaan prasarana air bersih untuk 4 (empat) desa

yang masih menggunakan sumber air lainnya.

Untuk prasarana dan sarana sanitasi, sebagian besar desa (28 desa) menggunakan

sarana jamban sendiri, sebanyak 13 (tiga belas) desa menggunakan sarana jamban

umum, dan 4 (empat) desa masih menggunakan sarana bukan jamban. Secara

umum, kondisi ini telah memenuhi standar pelayanan minimal sarana sanitasi

yang ada (terlayani > 80 %). Namun untuk 4 (empat) desa yang masih

menggunakan sarana bukan jamban perlu disediakan sarana jamban umum.

Page 316: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 178

NAD - BRR

Nias

Untuk pengolahan sampah, seluruh desa menggunakan cara dibuang di lubang dan

dibakar. Secara umum, kondisi ini juga telah memenuhi standar pelayanan

minimal pengelolaan sampah yang ada untuk kawasan permukiman perdesaan.

No Kode Peta Nama Desa Sumber Air Minum

Harus Membeli Air Minum

Tempat Buang Air Besar

Cara Membuang Sampah

1 001 PULO U Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

2 002 ABEUK JALOH Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

3 003 PULO SEUNA Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

4 004 PULO BLANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

5 005 PULO IBOH Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

6 006 PULO REUDEUP Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

7 007 GAMPONG MEULINTEUNG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

8 008 LAMKUTA Sumur Tidak Jamban Bersama Lobang/Dibakar

9 009 RUSEB ARA Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

10 010 LUENG Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

11 011 RUSEB DAYAH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

12 012 KAMBUEK Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

13 013 BADA TIMUR Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

14 014 BADA BARAT Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

15 015 BARAT LANYAN Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

16 016 GEUNDOT Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

17 017 MEUNASAH KRUENG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

18 018 PAYA BIENG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

19 019 JANGKA ALUE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

20 020 JANGKA KEUTAPANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

21 021 LAMPOH RAYEUK Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

22 022 LHOK BUGENG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

23 023 LINGGONG Pipa PAM Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

24 024 ALUE BUYA Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

25 025 TANOH ANOE Pipa PAM Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

26 026 TANJONGAN Pipa PAM Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

27 027 JANGKA ALUE BIE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

28 028 JANGKA MESJID Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

29 029 JANGKA ALUE U Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

30 030 PANTE PEUSANGAN Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

31 031 BUGAK KRUENG Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

32 032 BUGAK MESJID Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

33 033 BUGAK KRUENG MATE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

34 034 BUGENG Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

35 035 KUALA CEURAPE Lainnya Ada Bukan Jamban Lobang/Dibakar

36 036 ALUE BAYEU UTANG Sumur Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

37 037 ULEE CEUE Lainnya Ada Jamban Umum Lobang/Dibakar

Page 317: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 179

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa Sumber Air Minum

Harus Membeli Air Minum

Tempat Buang Air Besar

Cara Membuang Sampah

38 038 ALUE KUTA Lainnya Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

39 039 PUNJOT Sumur Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

40 040 PULO PINEUNG MNS II Lainnya Ada Jamban Umum Lobang/Dibakar

41 041 BUGAK BLANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

42 042 PANTE SUKON Sumur Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

43 043 PANTE PAKU Pipa PAM Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

44 044 PANTE RANUB Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

45 045 ALUE BUYA PASI Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

C.3 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Kecamatan Jangka meliputi :

1. TK sebanyak 5 (lima) buah, dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa

Kuala Ceurape) adalah 5 Km,

2. SD Negeri sebanyak 10 (sepuluh) buah dan SD swasta sebanyak 1 (satu) buah,

dengan jangkaun pelayanan ke desa terjauh (Desa Bugak Blang) adalah 3 Km,

3. SMP Negeri sebanyak 2 (dua) buah, dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh

(Desa Bada Barat, Bugeng, K. Ceurape) adalah 5 Km.

Kode Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Umum

No Peta Nama Desa Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 001 PULO U 0 0 2.5 0 0 2.5 0 0 2.5 0 0 2.5

2 002 ABEUK JALOH 0 0 0.5 0 0 0.5 0 0 3.5 0 0 3.5

3 003 PULO SEUNA 0 0 1.5 1 0 . 0 0 3.5 0 0 3.0

4 004 PULO BLANG 0 1 0 1 . 0 0 3.5 0 0 3.5

5 005 PULO IBOH 0 0 2 0 0 0.5 0 0 2.0 0 0 2.0

6 006 PULO REUDEUP 0 0 2 1 0 . 0 0 2.5 0 0 2.5

7 007 GAMPONG MEULINTEUNG 0 0 3.5 0 0 1.0 0 0 3.0 0 0 3.0

8 008 LAMKUTA 0 0 3 0 0 1.0 0 0 3.0 0 0 3.0

9 009 RUSEB ARA 0 0 2 0 0 1.0 0 0 3.0 0 0 3.0

10 010 LUENG 0 0 3 0 0 1.0 0 0 3.0 0 0 3.0

11 011 RUSEB DAYAH 0 0 4 0 0 2.0 0 0 4.0 0 0 4.0

12 012 KAMBUEK 1 0 0 0 2.0 0 0 2.0 0 0 2.0

13 013 BADA TIMUR 0 0 3 0 0 1.5 0 0 3.5 0 0 3.5

14 014 BADA BARAT 0 0 3 0 0 2.0 0 0 5.0 0 0 5.0

15 015 BARAT LANYAN 0 0 2 0 0 1.0 0 0 2.0 0 0 2.0

16 016 GEUNDOT 0 0 3 0 0 0.5 0 0 3.0 0 0 3.0

Page 318: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 180

NAD - BRR

Nias

Kode Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Umum

No Peta Nama Desa Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

17 017 MEUNASAH KRUENG 0 0 2 0 0 0.5 0 0 2.0 0 0 2.0

18 018 PAYA BIENG 0 0 1 0 0 1.0 0 0 1.0 0 0 1.0

19 019 JANGKA ALUE 0 0 0.5 0 0 1.0 0 0 1.0 0 0 1.0

20 020 JANGKA KEUTAPANG 0 0 1 0 0 1.0 0 0 1.0 0 0 1.0

21 021 LAMPOH RAYEUK 0 0 0.5 0 0 0.5 0 0 2.0 0 0 2.0

22 022 LHOK BUGENG 0 0 3 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.0

23 023 LINGGONG 0 0 1 0 0 1.0 0 0 0.5 0 0 5.0

24 024 ALUE BUYA 0 0 2 1 0 . 0 0 2.0 0 0 2.0

25 025 TANOH ANOE 0 0 3 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.0

26 026 TANJONGAN 1 0 0 0 0.5 0 0 2.0 0 0 2.0

27 027 JANGKA ALUE BIE 0 0 2 1 0 . 0 0 2.0 0 0 2.0

28 028 JANGKA MESJID 1 0 1 0 . 1 0 . 0 1 .

29 029 JANGKA ALUE U 0 0 1.5 0 0 1.0 0 0 1.5 0 0 1.5

30 030 PANTE PEUSANGAN 0 0 2 0 0 1.0 0 0 2.0 0 0 2.0

31 031 BUGAK KRUENG 0 0 3 0 0 2.5 0 0 2.5 0 0 2.5

32 032 BUGAK MESJID 0 0 2.5 0 0 1.5 0 0 2.5 0 0 2.5

33 033 BUGAK KRUENG MATE 0 1 1 0 . 1 0 . 0 0 4.0

34 034 BUGENG 0 0 1 0 0 1.0 0 0 5.0 0 0 5.0

35 035 KUALA CEURAPE 0 0 5 0 0 1.0 0 0 5.0 0 0 6.0

36 036 ALUE BAYEU UTANG 0 0 4 0 0 0.5 0 0 4.0 0 0 4.0

37 037 ULEE CEUE 0 0 4 1 0 . 0 0 4.0 0 0 4.0

38 038 ALUE KUTA 0 0 2 1 0 . 0 0 3.0 0 0 3.0

39 039 PUNJOT 0 0 1 1 0 . 0 0 1.5 0 0 3.0

40 040 PULO PINEUNG MNS II 0 0 2 0 0 1.0 0 0 2.0 0 0 3.0

41 041 BUGAK BLANG 0 0 3 0 0 3.0 0 0 3.0 0 0 3.0

42 042 PANTE SUKON 0 0 2 0 0 3.0 0 0 3.0 0 0 3.0

43 043 PANTE PAKU 0 0 1.5 1 0 . 0 0 2.0 0 0 2.0

44 044 PANTE RANUB 0 0 2 0 0 2.0 0 0 2.0 0 0 2.0

45 045 ALUE BUYA PASI 0 0 2.5 0 0 2.5 0 0 2.5 0 0 2.5

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana

Kecamatan Jangka dianggap sebagai satu lingkungan, dengan proyeksi penduduk

pada tahun 2010 sebesar 25.859 jiwa, maka kebutuhan tambahan sarana

pendidikan di Kec. Jangka, meliputi :

1. TK sebanyak 19 (sembilan belas) buah.

2. SLTA sebanyak 1 (satu) buah.

Page 319: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 181

NAD - BRR

Nias

C.4 Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan di Kecamatan Jangka meliputi :

1. Poliklinik/Balai Pengobatan sebanyak 2 (dua) buah di Desa Bugek Krueng Mate,

dan Desa Bugeng.

2. Puskesmas sebanyak 2 (dua) buah di Desa Jangka Mesjid dan Jangka Alue U,

3. Puskesmas Pembantu sebanyak 2 (dua) buah di Ds. Jangka Waktu dan Lamkuta,

4. Posyandu sebanyak 28 (dua puluh delapan) buah,

5. Polindes (Pondok Bersalin Desa) sebanyak 6 (enam) buah.

Poliklinik/ Balai

Pengobatan Puskesmas Puskemas

Pembantu POSYANDU Pondok Bersalin Desa

No Kode Nama Desa/Kel. sekarang Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

1 001 PULO U 0 2.5 0 2.5 0 3.5 1 . 0 2.5

2 002 ABEUK JALOH 0 3.5 0 3.5 0 3.5 1 . 0 3.5

3 003 PULO SEUNA 0 3.0 0 3.0 0 3.0 1 . 0 3.0

4 004 PULO BLANG 0 3.5 0 3.5 0 5.0 1 . 0 3.5

5 005 PULO IBOH 0 2.0 0 2.0 0 2.0 1 . 0 2.0

6 006 PULO REUDEUP 0 2.5 0 2.5 0 2.5 1 . 0 2.5

7 007 GAMPONG MEULINTEUNG 0 5.0 0 3.0 0 3.0 1 . 0 3.0

8 008 LAMKUTA 0 2.0 0 3.0 1 . 4 . 0 2.0

9 009 RUSEB ARA 0 3.0 0 3.0 0 1.0 1 . 0 1.0

10 010 LUENG 0 3.0 0 3.0 0 2.0 1 . 0 1.0

11 011 RUSEB DAYAH 0 3.0 0 5.0 0 2.0 1 . 0 2.0

12 012 KAMBUEK 0 2.0 0 2.0 0 1.0 1 . 1 .

13 013 BADA TIMUR 0 3.0 0 3.5 0 1.0 1 . 0 1.5

14 014 BADA BARAT 0 1.0 0 5.0 0 1.0 0 5.0 0 1.0

15 015 BARAT LANYAN 0 2.0 0 2.0 0 1.0 1 . 1 .

16 016 GEUNDOT 0 3.0 0 3.0 0 4.0 1 . 0 2.0

17 017 MEUNASAH KRUENG 0 6.0 0 2.0 0 1.0 1 . 0 2.0

18 018 PAYA BIENG 0 1.0 0 1.0 0 2.0 1 . 0 1.0

19 019 JANGKA ALUE 0 1.0 0 1.0 0 1.0 1 . 0 1.0

20 020 JANGKA KEUTAPANG 0 1.0 0 1.0 0 1.0 1 . 0 1.0

21 021 LAMPOH RAYEUK 0 2.0 0 2.0 0 4.0 1 . 0 4.0

22 022 LHOK BUGENG 0 3.0 0 3.0 0 5.0 1 . 0 3.0

23 023 LINGGONG 0 5.0 0 5.0 0 8.0 1 . 0 5.0

24 024 ALUE BUYA 0 2.0 0 2.0 0 2.0 1 . 1 .

25 025 TANOH ANOE 0 3.0 0 3.0 0 6.0 1 . 0 3.0

26 026 TANJONGAN 0 2.0 0 2.0 0 4.0 1 . 0 2.0

27 027 JANGKA ALUE BIE 0 2.0 0 2.0 0 2.0 1 . 0 2.0

28 028 JANGKA MESJID 0 8.0 1 . 1 . 1 . 0 8.0

29 029 JANGKA ALUE U 0 1.5 1 . 0 1.5 1 . 0 1.5

Page 320: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 182

NAD - BRR

Nias

Poliklinik/ Balai

Pengobatan Puskesmas Puskemas

Pembantu POSYANDU Pondok Bersalin Desa

No Kode Nama Desa/Kel. sekarang Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Jarak Rata-Rata (km)

30 030 PANTE PEUSANGAN 0 2.0 0 2.0 0 2.0 1 . 1 .

31 031 BUGAK KRUENG 0 2.5 0 2.5 0 2.5 0 0.5 0 1.5

32 032 BUGAK MESJID 0 2.5 0 2.5 0 8.0 1 . 0 2.5

33 033 BUGAK KRUENG MATE 1 . 0 4.0 0 5.0 1 . 0 4.0

34 034 BUGENG 1 . 0 5.0 0 1.0 1 . 0 5.0

35 035 KUALA CEURAPE 0 3.0 0 6.0 0 4.0 1 . 0 7.0

36 036 ALUE BAYEU UTANG 0 2.0 0 4.0 0 3.0 1 . 0 5.0

37 037 ULEE CEUE 0 2.0 0 4.0 0 3.0 1 . 0 4.0

38 038 ALUE KUTA 0 3.0 0 3.0 0 4.0 1 . 1 .

39 039 PUNJOT 0 3.0 0 3.0 0 3.0 1 . 1 .

40 040 PULO PINEUNG MNS II 0 1.0 0 3.0 0 2.0 1 . 0 10.0

41 041 BUGAK BLANG 0 3.0 0 3.0 0 3.0 1 . 0 3.0

42 042 PANTE SUKON 0 3.0 0 3.0 0 3.0 0 2.0 0 2.0

43 043 PANTE PAKU 0 1.5 0 2.0 0 4.0 1 . 0 1.0

44 044 PANTE RANUB 0 2.0 0 2.0 0 3.0 1 . 0 1.0

45 045 ALUE BUYA PASI 0 2.5 0 2.5 0 2.5 1 . 0 2.5

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana

Kecamatan Jangka dianggap sebagai satu lingkungan, dengan proyeksi penduduk

pada tahun 2010 sebesar 25.859 jiwa, maka kebutuhan tambahan sarana

kesehatan di Kec. Jangka, meliputi :

1. Puskesmas Pembantu sebanyak 1 (satu) buah.

2. Poliklinik/Balai Pengobatan sebanyak 7 (tujuh) buah.

C.4 Listrik dan Telepon

Secara umum, seluruh desa di Kecamatan Jangka telah dilayani oleh prasarana

listrik. Sedangkan untuk prasarana telepon, hanya 4 (empat) desa yang telah

dilayani. Kondisi ini menunjukkan kebutuhan perluasan jaringan telepon yang

dapat mencapai ke desa-desa yang masih belum terlayani.

Page 321: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 183

NAD - BRR

Nias

Ketersediaan Listrik

Keluarga Pengguna Listrik Keluarga Berlangganan Telepon

No Kode Nama Desa/ Kelurahan Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase

(%) Peta Sekarang PLN Non PLN PLN Non PLN

1 001 PULO U Ada 50 63.3 0 0.0

2 002 ABEUK JALOH Ada 78 0 86.7 0.0 0 0.0

3 003 PULO SEUNA Ada 60 0 82.2 0.0 0 0.0

4 004 PULO BLANG Ada 89 0 89.9 0.0 5 5.1

5 005 PULO IBOH Ada 63 0 86.3 0.0 0 0.0

6 006 PULO REUDEUP Ada 126 0 90.0 0.0 0 0.0

7 007 GAMPONG MEULINTEUNG Ada 55 0 91.7 0.0 0 0.0

8 008 LAMKUTA Ada 40 0 66.7 0.0 3 5.0

9 009 RUSEB ARA Ada 95 2 85.6 1.8 0 0.0

10 010 LUENG Ada 72 0 64.9 0.0 2 1.8

11 011 RUSEB DAYAH Ada 150 0 100.0 0.0 0 0.0

12 012 KAMBUEK Ada 56 0 93.3 0.0 0 0.0

13 013 BADA TIMUR Ada 74 0 88.1 0.0 0 0.0

14 014 BADA BARAT Ada 49 0 79.0 0.0 0 0.0

15 015 BARAT LANYAN Ada 70 0 87.5 0.0 0 0.0

16 016 GEUNDOT Ada 70 0 93.3 0.0 8 10.7

17 017 MEUNASAH KRUENG Ada 40 0 63.5 0.0 0 0.0

18 018 PAYA BIENG Ada 108 15 87.8 12.2 0 0.0

19 019 JANGKA ALUE Ada 115 0 92.0 0.0 0 0.0

20 020 JANGKA KEUTAPANG Ada 140 0 88.6 0.0 0 0.0

21 021 LAMPOH RAYEUK Ada 98 0 100.0 0.0 0 0.0

22 022 LHOK BUGENG Ada 60 0 39.0 0.0 0 0.0

23 023 LINGGONG Ada 150 0 98.7 0.0 0 0.0

24 024 ALUE BUYA Ada 60 0 58.8 0.0 0 0.0

25 025 TANOH ANOE Ada 74 0 94.9 0.0 0 0.0

26 026 TANJONGAN Ada 98 0 68.5 0.0 0 0.0

27 027 JANGKA ALUE BIE Ada 96 0 51.6 0.0 0 0.0

28 028 JANGKA MESJID Ada 200 0 99.5 0.0 0 0.0

29 029 JANGKA ALUE U Ada 275 0 98.9 0.0 0 0.0

30 030 PANTE PEUSANGAN Ada 45 0 59.2 0.0 0 0.0

31 031 BUGAK KRUENG Ada 150 0 89.8 0.0 0 0.0

32 032 BUGAK MESJID Ada 120 0 82.8 0.0 0 0.0

33 033 BUGAK KRUENG MATE Ada 140 0 74.5 0.0 0 0.0

34 034 BUGENG Ada 39 0 83.0 0.0 0 0.0

35 035 KUALA CEURAPE Ada 100 0 78.1 0.0 0 0.0

36 036 ALUE BAYEU UTANG Ada 22 0 52.4 0.0 0 0.0

37 037 ULEE CEUE Ada 120 0 97.6 0.0 0 0.0

38 038 ALUE KUTA Ada 97 0 73.5 0.0 0 0.0

39 039 PUNJOT Ada 170 0 83.7 0.0 0 0.0

40 040 PULO PINEUNG MNS II Ada 100 0 87.7 0.0 0 0.0

41 041 BUGAK BLANG Ada 40 0 78.4 0.0 0 0.0

42 042 PANTE SUKON Ada 60 0 77.9 0.0 0 0.0

43 043 PANTE PAKU Ada 80 0 50.6 0.0 0 0.0

44 044 PANTE RANUB Ada 62 0 42.2 0.0 0 0.0

45 045 ALUE BUYA PASI Ada 110 0 98.2 0.0 0 0.0

Page 322: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 184

NAD - BRR

Nias

3.11.2 RENCANA TINDAK (ACTION PLAN) KECAMATAN JANGKA

Rencana Tindak (Action Plan) di Kecamatan Jangka disusun berdasarkan 5 (lima)

rangkaian kegiatan yang telah dijelaskan pada sub bab 3.2. Sebagaimana juga telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, pelaksanaan sosialisasi melalui FGD di kecamatan

Jangka tidak dapat dilaksanakan, sehingga dalam hal ini dilaksanakan survai

wawancara (kuestioner) kepada masyarakat setempat sebagai bahan validitas

terhadap draft rencana tindak (action plan) yang disusun konsultan dan telah

dipadukan dengan bahan usulan program dari hasil pelaksanaan penjaringan

aspirasi masyarakat melaui Forum FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan

oleh Pemda Kabupaten Bireuen bekerjasama dengan Lembaga NGO dari Perancis

pada tahun 2005.

Hasil suvai wawancara (kuestioner) kepada masyarakat di 9 (sembilan) kecamatan

prioritas (termasuk Kecamatan Jangka) juga telah dijelaskan pada sub bab 3.2.

Melalui 5 (lima) rangkaian kegiatan di atas, dan hasil pelaksanaan suvai wawancara

(kuestioner) kepada masyarakat selanjutnya disusun dan ditetapkan Rencana

Tindak (Action Plan) di Kecamatan Jangka Tahun 2007 sampai Tahun 2009 seperti

disajikan pada Tabel dan gambar pada halaman berikut.

3.11.3 DESA PRIORITAS DI KECAMATAN JANGKA

Dengan mengacu pada proses dan metode penetapan desa prioritas yang telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, maka dipilih dan ditetapkan desa prioritas untuk

“Village Planning” di Kecamatan Jangka seperti disajikan pada tabel berikut.

Desa Prioritas di Kecamatan Jangka

No Kode Nama Desa/Kel. sekarang Kecamatan Nilai Urutan

Prioritas 2 9 RUSEB ARA Jangka 40 1 4 31 BUGAK KRUENG Jangka 38 2 11 11 RUSEB DAYAH Jangka 30 3 14 28 JANGKA MESJID Jangka 29 4 18 27 JANGKA ALUE BIE Jangka 28 5 21 13 BADA TIMUR Jangka 27 6 22 24 ALUE BUYA Jangka 27 6 28 7 GMP.MEULINTEUNG Jangka 25 7

Page 323: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 185

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa/Kel. sekarang Kecamatan Nilai Urutan

Prioritas 29 16 GEUNDOT Jangka 25 7 30 33 BUGAK KRUENG MATE Jangka 25 7 32 43 PANTE PAKU Jangka 25 7 41 41 BUGAK BLANG Jangka 24 8 42 42 PANTE SUKON Jangka 24 8 43 44 PANTE RANUB Jangka 24 8 45 8 LAMKUTA Jangka 23 9 46 20 JANGKA KEUTAPANG Jangka 23 9 49 18 PAYA BIENG Jangka 22 10 52 37 ULEE CEUE Jangka 22 10 53 38 ALUE KUTA Jangka 22 10 55 39 PUNJOT Jangka 22 10 60 10 LUENG Jangka 21 11 62 29 JANGKA ALUE U Jangka 21 11 63 32 BUGAK MESJID Jangka 21 11 64 45 ALUE BUYA PASI Jangka 21 11 66 14 BADA BARAT Jangka 20 12 67 22 LHOK BUGENG Jangka 20 12 68 23 LINGGONG Jangka 20 12 69 34 BUGENG Jangka 20 12 70 36 ALUE BAYEU UTANG Jangka 20 12 77 12 KAMBUEK Jangka 19 13 82 25 TANOH ANOE Jangka 19 13 84 35 KUALA CEURAPE Jangka 19 13 86 40 P. PINEUNG MNS II Jangka 19 13 89 15 BARAT LANYAN Jangka 18 14 90 17 MEUNASAH KRUENG Jangka 18 14 91 19 JANGKA ALUE Jangka 18 14 104 26 TANJONGAN Jangka 17 15 105 30 PANTE PEUSANGAN Jangka 17 15 110 3 PULO SEUNA Jangka 16 16 111 4 PULO BLANG Jangka 16 16 118 1 PULO U Jangka 15 17 119 2 ABEUK JALOH Jangka 15 17 128 6 PULO REUDEUP Jangka 13 17 131 21 LAMPOH RAYEUK Jangka 12 18 134 5 PULO IBOH Jangka 11 19

Page 324: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 186

NAD - BRR

Nias

Page 325: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 187

NAD - BRR

Nias

Page 326: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 188

NAD - BRR

Nias

Page 327: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 189

NAD - BRR

Nias

Page 328: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 190

NAD - BRR

Nias

Page 329: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 191

NAD - BRR

Nias

3.12 KECAMATAN GANDAPURA

3.12.1 IDENTIFIKASI KONDISI DAN PERMASALAHAN YANG ADA

A. FISIK DAN LINGKUNGAN

A.1 Morfologi

Sebagian berupa topografi desa-desa pantai yang meliputi : Ie Rhob, Alue Mangki,

Lapang Barat, Mon Keulayu, Desa berupa punggung bukit yaitu Paya Reuhat, dan

Desa dengan morfologi dataran meliputi Lingka Kuta, Blang Keude, Cot Mane, Lhok

Mambang, Teupin Siron, Samuti Krueng, Samuti Makmur dan Samuti Aman.

A.2 Jenis Tanah

Jenis tanah di Kec. Gandapaura adalah relatif sama dengan yang ada di Kec.

Jangka.

A.3 Kedalaman Efektif Tanah

Kedalaman efektif tanah di Kec. Gandapura, sebagian besar (62,14 %) memiliki

kedalaman efektif > 90 cm, dan sebagian kecil (37,86 %) memiliki kedalaman

efektif tanah antara 60 – 90 cm.

A.4 Sumber Daya Air

Sumber Daya Air Permukaan di kecamatan Gandapura meliputi Sumber Daya Air

Krueng / Sungai, Rawa/paya, diantaranya Sungai Mane 250 Ha, Paya/ Rawa

Geurogoh 15 Ha dan Paya Nie 150 Ha.

A.5 Daerah Rawan Banjir

Daerah Wilayah Kecamatan Gandapura yang terpotensi rawan banjir adalah daerah

Pesisir yang relatip datar 0 -5 meter di atas permukaan air laut .meliputi daerah

sekitar muara sungai kuala Abu dan Kuala Bugeng yang kondisinya mengalami

pendangkalan akibat sedimentasi dan akresi yang menimbulkan penyempitan

“Bottel Neck “ di bagian hilir ( muara ) .

Page 330: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 192

NAD - BRR

Nias

A.5 Daerah Rawan Gempa

Daerah Wilayah Kecamatan Gandapura berpotensi mengalami bencana kegempaan

di tinjau dari tatanan struktur geologi tektonik regional pulau Sumatra yang

sewaktu-waktu dapat menimbulkan gempa tektonik dengan skala 6-7 reichter,

patahan – patahan tersebut. Salah satunya dapat dijumpai di krueng Peusangan.

A.7 Daerah Rawan Tsunami

Daerah pesisir yang terpotensi rawan tsunami meliputi desa-desa pantai yang

beresiko rusak berat yaitu Desa Ie Rhop dan Desa Pantai yang beresiko sedang yaitu

Desa Moen Keulayu, Cot Mane, Lapang Barat, Alue Mangki, dan juga desa tambak

meliputi Samuti Aman, Samuti Makmur, Samuti Krueng, Lhok Mambang, Blang

Kaude, Linka Kuta, Teupin Siron. Faktor penyebab di sepanjang pesisir desa-desa

pantai tidak terdapat zona penyanggah (buffer zone) hutan mangrove yang mampu

menahan laju gelombang tsunami secara alamiah serta kedalaman toporafi daerah

perairan pantai Gandapura 20 –60 meter yang juga berpengaruh terhadap laju

kecepatan rambat gelombang C = L/T terhadap kedalaman laut d/L dan semakin

ke darat cepat rambat gelombang semakin melemah ( Refraksi Gelombang ), di

tinjau dari letak geografis daerah pesisir pantai sebelah barat Gandapura yaitu di

kecamatan Kuta Blang terdapat tanah timbul sehingga gelombang tsunami

mengalami Difrasksi ke arah timur yang bertemu dengan gelombang tsunami dari

arah barat laut sehingga menerjang desa – desa pesisir bagian timur gandapura.

A.8 Kelautan dan Lingkungan Pesisir

Morfologi Daerah Pesisir

Penggunaan lahan dan kenampakan yang ada adalah Pemukiman Penduduk,

Pertambakan, Kebun Kelapa dan Sawah. Dengan panjang garis pantai 7 km.

Potensi Sumber Daya Hayati

Perikanan Tangkap, Budidaya Perikanan Tambak seluas 492 Ha, Ekosistim Estuaria

muara sungai ( Kuala Lapang, Kuala Monkarayu, Kuala Abu, Kuala Bugeng ),

Ekosistim Padang Lamun dan Ekosistim Pantai Pasir.

Page 331: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 193

NAD - BRR

Nias

Permasalahan Kelautan dan Lingkungan Pesisir

Abrasi di sepanjang Pesisir pantai, Akresi di muara sungai ( Kuala Abu dan Bugeng ),

Kerusakan Hutan Mangrove.

Analisis Penanganan dan Pengembangan

Berdasarkan permasalahan kelautan dan lingkungan pesisir yang ada di Kec.

Gandapura, maka beberapa bentuk penanganan dan pengembangan yang diperlukan

adalah sebagai berikut :

1. Ekosistim Hutan Mangrove ( Bakau )

Mereboisasai Kawasan pantai dengan menanam kembali tanaman bakau

(mangrove) di desa Mon Keulayu, Cot Mane, Lapang Barat, Alue Mangki, Ie

Rhop. Penanganan lainnya adalah sama dengan yang telah dijelaskan untuk

kecamatan Samalanga.

2. Ekosistim Estuaria, Padang Lamun, Pasir Pantai dan Perikanan Tambak.

Sama dengan yang telah dijelaskan untuk kecamatan Samalanga.

3. Abrasi

a. Penanggulangan abrasi pantai secara alamiah dengan memanfaatkan sumber

daya ekosistim hutan mangrove ( Vegetasi ) dan Reboisasi di desa pantai Mon

Keulayu, Cot Mane, Lapang Barat, Alue Mangki dan desa Ie Rhop

b. Penanggulangan abrasi pantai dengan sistim Proteksi Bangunan Pantai

( Coastal Engineering ) yaitu Sea Wall, Bulkhealt dan Revetment, dengan

mengutamakan dan memanfaatkan batuan yang banyak tersebar di

kabupaten bireuen di desa pantai Mon Keulayu, Cot Mane, Lapang Barat,

Alue Mangki dan desa Ie Rhop.

4. Akresi

Sama dengan yang telah dijelaskan untuk kecamatan Samalanga

Page 332: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 194

NAD - BRR

Nias

B. SOSIAL EKONOMI

B.1 Jumlah Penduduk dan KK

Jumlah penduduk dan Kepala Keluarga (KK) pada seluruh desa yang ada di

Kecamatan Gandapura pada tahun 2005 adalah 19.321 jiwa dan 4.373 KK, dengan

jumlah penduduk dan KK terbesar adalah di Desa Mon Keulayu sebanyak 1.297 jiwa

dan 386 KK, serta terkecil di desa Ie Rhob sebanyak 93 jiwa dan 26 KK.

No Kode Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Peta Laki-Laki Wanita Total Keluarga

1 005 PALOH KAYEE KUNYET 58 84 142 30

2 006 TANJONG RAYA 92 138 230 49

3 007 PAYA SEUPAT 121 134 255 58

4 008 PAYA KAREUNG 55 77 132 32

5 009 BLANG KUBU 126 136 262 65

6 014 PAYA BARO 46 68 114 26

7 015 TANJONG MESJID 82 94 176 40

8 016 MON JEUREUJAK 45 48 93 26

9 017 DAMA KAWAN 154 181 335 86

10 018 COT RAMBAT 93 95 188 53

11 019 BLANG GURON 251 281 532 116

12 020 COT TEUBEE 155 156 311 73

13 021 TANJONG BUNGONG 65 80 145 35

14 022 PULO GISA 99 117 216 50

15 023 UJONG BAYU 135 146 281 68

16 024 COT TUPAH 523 532 1,055 241

17 025 COT TUNONG 312 383 695 144

18 039 COT PUUK 474 546 1,020 200

19 040 PALOH ME 158 170 328 75

20 041 GEURUGOK 437 463 900 183

21 042 COT JABET 269 295 564 121

22 043 PANTE SIKEUMBONG 116 152 268 65

23 044 CEUBO 120 135 255 60

24 045 KEUDE LAPANG 571 604 1,175 250

25 046 BLANG KEUDE 244 286 530 127

26 047 COT MANE 256 284 540 101

27 057 LHOK MAMBANG 350 383 733 163

28 058 LAPANG TIMUR 303 346 649 131

29 059 TEUPIN SIRON 309 351 660 154

30 060 IE RHOB 95 79 174 37

31 061 ALUE MANGKI 310 333 643 137

32 062 LINGKA KUTA 350 379 729 160

Page 333: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 195

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Peta Laki-Laki Wanita Total Keluarga

33 063 LAPANG BARAT 273 290 563 145

34 064 SAMUTI KRUENG 439 458 897 193

35 065 SAMUTI MAKMUR 405 441 846 195

36 066 SAMUTI RAYEUK 290 324 614 128

37 076 SAMUTI AMAN 376 398 774 170

38 077 MON KEULAYU 932 365 1,297 386

B.2 Pertumbuhan Penduduk dan Proyeksi Penduduk Tahun 2010

Adapun pertumbuhan penduduk pada desa-desa di Kec. Gandapura dari tahun 2003-

2005 sebagian menunjukkan angka pertumbuhan negatif, berkisar antara -0,18

sampai -20,15 %. Hal ini kemungkinan disebabkan dampak tsunami yang cukup

parah di Kecamatan Gandapura. Berdasarkan angka pertumbuhan yang ada,

selanjutnya diproyeksikan jumlah penduduk di desa-desa Kec. Gandapura pada

tahun 2010, total sebesar 20.917 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk tiap desa

disajikan pada tabel berikut.

No. Kode Nama Desa/ Kel. sekarang Status Desa/Kota

Luas Wilayah (Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk Tahun

2010 (Jiwa)

1 005 PALOH KAYEE KUNYET Desa 120.54 187 142 154 2 006 TANJONG RAYA Desa 114.34 212 230 249 3 007 PAYA SEUPAT Desa 148.24 272 255 276 4 008 PAYA KAREUNG Desa 74.93 151 132 143 5 009 BLANG KUBU Desa 97.90 267 262 284 6 014 PAYA BARO Desa 48.79 140 114 123 7 015 TANJONG MESJID Desa 86.82 276 176 191 8 016 MON JEUREUJAK Desa 48.12 137 93 101 9 017 DAMA KAWAN Desa 45.34 344 335 363

10 018 COT RAMBAT Desa 99.20 169 188 204 11 019 BLANG GURON Desa 49.93 509 532 576 12 020 COT TEUBEE Desa 111.02 270 311 337 13 021 TANJONG BUNGONG Desa 61.71 177 145 157 14 022 PULO GISA Desa 28.99 204 216 234 15 023 UJONG BAYU Desa 131.21 301 281 304 16 024 COT TUPAH Desa 60.54 1,007 1,055 1,142 17 025 COT TUNONG Desa 70.01 627 695 752 18 039 COT PUUK Desa 199.24 942 1,020 1,104 19 040 PALOH ME Desa 38.26 341 328 355 20 041 GEURUGOK Desa 54.34 924 900 974

Page 334: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 196

NAD - BRR

Nias

No. Kode Nama Desa/ Kel. sekarang Status Desa/Kota

Luas Wilayah (Ha)

Jml. Penduduk Tahun 2003

(Jiwa)

Jml. Penduduk Tahun 2005

(Jiwa)

Proyeksi Penduduk Tahun

2010 (Jiwa)

21 042 COT JABET Desa 91.22 482 564 611 22 043 PANTE SIKEUMBONG Desa 100.70 286 268 290 23 044 CEUBO Desa 105.89 296 255 276 24 045 KEUDE LAPANG Desa 98.94 1,064 1,175 1,272 25 046 BLANG KEUDE Desa 102.49 552 530 574 26 047 COT MANE Desa 112.06 521 540 585 27 057 LHOK MAMBANG Desa 113.57 663 733 794 28 058 LAPANG TIMUR Desa 90.02 515 649 703 29 059 TEUPIN SIRON Desa 89.38 614 660 715 30 060 IE RHOB Desa 620.34 180 174 188 31 061 ALUE MANGKI Desa 991.04 596 643 696 32 062 LINGKA KUTA Desa 497.46 678 729 789 33 063 LAPANG BARAT Desa 430.45 609 563 610 34 064 SAMUTI KRUENG Desa 810.18 834 897 971 35 065 SAMUTI MAKMUR Desa 149.32 849 846 916 36 066 SAMUTI RAYEUK Desa 61.42 597 614 665 37 076 SAMUTI AMAN Desa 55.54 764 774 838 38 077 MON KEULAYU Desa 812.17 1,667 1,297 1,404

TOTAL 7,021.64 19,224 19,321 20,917

B.3 Mata Pencaharian Penduduk dan Jumah KK Miskin

Hampir seluruh desa yang ada di Kecamatan Gandapura memiliki mata pencaharian

utama pada sektor pertanian tanaman pangan, dan perkebunan.

Adapun jumlah Kepala Keluarga (KK) Miskin adalah 2.974 KK atau 68 % dari total

jumlah KK di kec. Gandapura, dengan jumlah KK Miskin terbesar terdapat di desa

Mon Keulayu, yakni sebanyak 280 KK atau 72,5 % dari jumlah KK yang ada di desa

ini. Sebagian besar desa (32 desa) yang ada di Kec. Gandapura memiliki persentase

jumlah KK miskin di atas 50 %. Kondisi ini dapat digunakan sebagai indikator

kebutuhan penanganan masalah kemiskinan di Kec. Gandapura.

Kode Keluarga di Sektor Sumber No Peta Nama Desa Pertanian Keluarga Miskin Penghasilan Sub Sektor Buruh Tani Jumlah Persentase Jumlah Persentase Utama Pertanian Jumlah Presentase

1 005 PALOH KAYEE KUNYET 30 99 29 96.7 Pertanian Tanaman Pangan 20 14.2

2 006 TANJONG RAYA 48 98 20 40.8 Pertanian Tanaman Pangan 80 35.5

3 007 PAYA SEUPAT 57 99 40 69.0 Pertanian Tanaman Pangan 40 15.8

4 008 PAYA KAREUNG 32 99 27 84.4 Pertanian Tanaman Pangan 50 38.3

5 009 BLANG KUBU 59 90 59 90.8 Pertanian Tanaman Pangan 111 47.1

Page 335: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 197

NAD - BRR

Nias

Kode Keluarga di Sektor Sumber No Peta Nama Desa Pertanian Keluarga Miskin Penghasilan Sub Sektor Buruh Tani Jumlah Persentase Jumlah Persentase Utama Pertanian Jumlah Presentase

6 014 PAYA BARO 26 99 20 76.9 Pertanian Tanaman Pangan 30 26.6

7 015 TANJONG MESJID 40 99 32 80.0 Pertanian Tanaman Pangan 32 18.4

8 016 MON JEUREUJAK 26 99 26 100.0 Pertanian Tanaman Pangan 80 86.9

9 017 DAMA KAWAN 82 95 69 80.2 Pertanian Tanaman Pangan 150 47.1

10 018 COT RAMBAT 52 98 46 86.8 Pertanian Tanaman Pangan 75 40.7

11 019 BLANG GURON 93 80 92 79.3 Pertanian Tanaman Pangan 150 35.2

12 020 COT TEUBEE 33 45 55 75.3 Pertanian Tanaman Pangan 95 67.9

13 021 TANJONG BUNGONG 32 90 30 85.7 Pertanian Tanaman Pangan 90 69.0

14 022 PULO GISA 50 99 43 86.0 Pertanian Tanaman Pangan 126 58.9

15 023 UJONG BAYU 67 99 30 44.1 Pertanian Tanaman Pangan 50 18.0

16 024 COT TUPAH 205 85 181 75.1 Pertanian Tanaman Pangan 600 66.9

17 025 COT TUNONG 122 85 110 76.4 Pertanian Tanaman Pangan 160 27.1

18 039 COT PUUK 160 80 150 75.0 Pertanian Tanaman Pangan 300 36.8

19 040 PALOH ME 68 90 30 40.0 Pertanian Tanaman Pangan 55 18.6

20 041 GEURUGOK 146 80 127 69.4 Pertanian Tanaman Pangan 120 16.7

21 042 COT JABET 109 90 90 74.4 Pertanian Tanaman Pangan 110 21.7

22 043 PANTE SIKEUMBONG 59 90 60 92.3 Pertanian Tanaman Pangan 40 16.6

23 044 CEUBO 59 99 50 83.3 Pertanian Tanaman Pangan 35 13.9

24 045 KEUDE LAPANG 75 30 125 50.0 Pertanian Tanaman Pangan 100 28.4

25 046 BLANG KEUDE 76 60 65 51.2 Pertanian Tanaman Pangan 200 62.9

26 047 COT MANE 71 70 60 59.4 Pertanian Perkebunan 55 14.6

27 057 LHOK MAMBANG 130 80 110 67.5 Pertanian Tanaman Pangan 80 13.6

28 058 LAPANG TIMUR 92 70 73 55.7 Pertanian Tanaman Pangan 50 11.0

29 059 TEUPIN SIRON 139 90 103 66.9 Pertanian Tanaman Pangan 80 13.5

30 060 IE RHOB 37 99 37 100.0 Pertanian Tanaman Pangan 30 17.4

31 061 ALUE MANGKI 110 80 60 43.8 Pertanian Tanaman Pangan 25 4.9

32 062 LINGKA KUTA 96 60 121 75.6 Pertanian Tanaman Pangan 100 22.9

33 063 LAPANG BARAT 102 70 145 100.0 Pertanian Tanaman Pangan 103 26.1

34 064 SAMUTI KRUENG 154 80 108 56.0 Pertanian Tanaman Pangan 268 37.3

35 065 SAMUTI MAKMUR 156 80 87 44.6 Pertanian Perkebunan 150 22.2

36 066 SAMUTI RAYEUK 122 95 84 65.6 Pertanian Tanaman Pangan 150 25.7

37 076 SAMUTI AMAN 153 90 100 58.8 Pertanian Tanaman Pangan 280 40.2

38 077 MON KEULAYU 347 90 280 72.5 Pertanian Tanaman Pangan 300 25.7

C. PRASARANA DAN SARANA

C.1 Transportasi

Secara umum, seluruh desa yang ada di Kecamatan Gandapura dihubungkan oleh

prasarana jaringan jalan dengan tipe perkerasan aspal/beton, sirtu, dan tanah, dan

seluruh desa telah dapat dijangkau oleh kendaraan roda-4. Kondisi ini menunjukkan

bahwa secara kuantitas, seluruh desa prioritas yang ada di Kec. Gandapura telah

Page 336: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 198

NAD - BRR

Nias

cukup terlayani oleh prasarana jaringan jalan yang ada, hanya dari segi

kualitasnya saja perlu ditingkatkan khususnya untuk jalan-jalan dengan jenis

permukaan tanah menjadi minimal jenis Sirtu (Pasir Batu), sehingga dapat dilalui

oleh kendaraan roda-4 di musim hujan.

Adapun sarana angkutan umum ke desa-desa di Kec. Gandapura adalah ojek

(sepeda motor). Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :

No Kode Peta Nama Desa

Sebagian Besar Cara Lalu Lintas Antar Desa

Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan Roda

4/ Lebih Sepanjang Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

1 005 PALOH KAYEE KUNYET Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

2 006 TANJONG RAYA Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

3 007 PAYA SEUPAT Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

4 008 PAYA KAREUNG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

5 009 BLANG KUBU Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

6 014 PAYA BARO Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

7 015 TANJONG MESJID Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

8 016 MON JEUREUJAK Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

9 017 DAMA KAWAN Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

10 018 COT RAMBAT Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

11 019 BLANG GURON Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

12 020 COT TEUBEE Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

13 021 TANJONG BUNGONG Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

14 022 PULO GISA Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

15 023 UJONG BAYU Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

16 024 COT TUPAH Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

17 025 COT TUNONG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

18 039 COT PUUK Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

19 040 PALOH ME Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

20 041 GEURUGOK Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

21 042 COT JABET Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

22 043 PANTE SIKEUMBONG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

23 044 CEUBO Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

24 045 KEUDE LAPANG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

25 046 BLANG KEUDE Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

26 047 COT MANE Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

27 057 LHOK MAMBANG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

28 058 LAPANG TIMUR Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

29 059 TEUPIN SIRON Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

30 060 IE RHOB Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

31 061 ALUE MANGKI Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

32 062 LINGKA KUTA Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

Page 337: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 199

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa

Sebagian Besar Cara Lalu Lintas Antar Desa

Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas (jika darat)

Dapat Dijangkau Kendaraan Roda

4/ Lebih Sepanjang Tahun

Tipe Angkutan Umum Utama

33 063 LAPANG BARAT Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

34 064 SAMUTI KRUENG Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

35 065 SAMUTI MAKMUR Darat Aspal/Beton Ya Ojek Sepeda Motor

36 066 SAMUTI RAYEUK Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

37 076 SAMUTI AMAN Darat Diperkeras(kerikil,batu,dsb) Ya Ojek Sepeda Motor

38 077 MON KEULAYU Darat Tanah Ya Ojek Sepeda Motor

C.2 Prasarana Air Bersih, Air Limbah dan Sampah

Seluruh desa yang ada di Kec. Gandapura menggunakan sumur sebagai sumber air

bersih. Secara umum, kondisi ini telah memenuhi standar pelayanan minimal

prasarana air bersih yang ada.

Untuk prasarana dan sarana sanitasi, sebagian besar desa menggunakan jamban

sendiri, 2 (dua) desa meggunakan jamban umum, dan terdapat 14 (empat belas)

desa menggunakan sarana bukan jamban. Secara umum, kondisi ini menunjukkan

diperlukannya penyediaan sarana jamban umum di 14 desa tersebut.

Untuk pengolahan sampah, hampir seluruh desa menggunakan cara dibuang di

lubang dan dibakar. Secara umum, kondisi ini telah memenuhi standar pelayanan

minimal pengelolaan sampah yang ada untuk kawasan permukiman perdesaan.

No Kode Peta Nama Desa Sumber Air Minum

Harus Membeli Air Minum

Tempat Buang Air Besar

Cara Membuang Sampah

1 005 PALOH KAYEE KUNYET Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

2 006 TANJONG RAYA Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

3 007 PAYA SEUPAT Sumur Tidak Jamban Umum Lobang/Dibakar

4 008 PAYA KAREUNG Sumur Tidak Jamban Bersama Lobang/Dibakar

5 009 BLANG KUBU Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

6 014 PAYA BARO Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

7 015 TANJONG MESJID Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

8 016 MON JEUREUJAK Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

9 017 DAMA KAWAN Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

10 018 COT RAMBAT Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

11 019 BLANG GURON Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

12 020 COT TEUBEE Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

13 021 TANJONG BUNGONG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

14 022 PULO GISA Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

15 023 UJONG BAYU Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

Page 338: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 200

NAD - BRR

Nias

No Kode Peta Nama Desa Sumber Air Minum

Harus Membeli Air Minum

Tempat Buang Air Besar

Cara Membuang Sampah

16 024 COT TUPAH Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

17 025 COT TUNONG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

18 039 COT PUUK Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

19 040 PALOH ME Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

20 041 GEURUGOK Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

21 042 COT JABET Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

22 043 PANTE SIKEUMBONG Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

23 044 CEUBO Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

24 045 KEUDE LAPANG Sumur Tidak Jamban Sendiri Diangkut

25 046 BLANG KEUDE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

26 047 COT MANE Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

27 057 LHOK MAMBANG Sumur Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

28 058 LAPANG TIMUR Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

29 059 TEUPIN SIRON Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

30 060 IE RHOB Sumur Ada Jamban Umum Lobang/Dibakar

31 061 ALUE MANGKI Sumur Tidak Bukan Jamban Lobang/Dibakar

32 062 LINGKA KUTA Sumur Ada Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

33 063 LAPANG BARAT Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

34 064 SAMUTI KRUENG Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

35 065 SAMUTI MAKMUR Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

36 066 SAMUTI RAYEUK Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

37 076 SAMUTI AMAN Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

38 077 MON KEULAYU Sumur Tidak Jamban Sendiri Lobang/Dibakar

C.3 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di kawasan perencanaan Kecamatan Gandapura meliputi :

1. TK Swasta sebanyak 6 (enam) buah, dengan jangkauan pelayanan ke desa

terjauh (Desa Tanjong Raya dan Paya Seupat) adalah 6 Km,

2. SD Negeri sebanyak 15 (lima belas) buah, dengan jangkaun pelayanan ke desa

terjauh (Desa Paya Seupat) adalah 6 Km,

3. SMP Negeri sebanyak 3 (tiga) buah, dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh

(Desa Blang Kubu) adalah 7,5 Km.

4. SMU Negeri sebanyak 2 (dua) buah, dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh

(Desa Paya Seupat) adalah 36 Km.

Page 339: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 201

NAD - BRR

Nias

Kode Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Umum

No Peta Nama Desa Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Jumlah Sekolah Jarak Rata-Rata (km)

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 005 PALOH KAYEE KUNYET 0 0 5 0 0 3.0 0 0 8.0 0 0 8.5

2 006 TANJONG RAYA 0 0 6 0 0 3.0 0 0 4.0 0 0 6.5

3 007 PAYA SEUPAT 0 0 6 0 0 6.0 0 0 6.0 0 0 36.0

4 008 PAYA KAREUNG 0 0 4 0 0 1.0 0 0 4.0 0 0 4.0

5 009 BLANG KUBU 0 0 2 0 0 2.5 0 0 7.5 0 0 8.0

6 014 PAYA BARO 0 0 1 0 0 0.5 0 0 5.0 0 0 6.0

7 015 TANJONG MESJID 0 0 5 1 0 . 0 0 6.0 0 0 6.5

8 016 MON JEUREUJAK 0 0 4 0 0 2.0 0 0 4.0 0 0 4.5

9 017 DAMA KAWAN 0 0 5 1 0 . 0 0 5.0 0 0 5.0

10 018 COT RAMBAT 0 0 4.1 0 0 2.0 0 0 6.0 0 0 12.5

11 019 BLANG GURON 0 0 4 1 0 . 0 0 4.0 0 0 4.5

12 020 COT TEUBEE 0 0 2 1 0 . 0 0 2.0 0 0 2.0

13 021 TANJONG BUNGONG 0 0 3 0 0 0.5 0 0 3.0 0 0 4.0

14 022 PULO GISA 0 0 4.2 0 0 4.1 0 0 4.0 0 0 4.5

15 023 UJONG BAYU 0 0 2 0 0 2.0 0 0 2.0 0 0 4.0

16 024 COT TUPAH 0 0 2 0 0 2.0 0 0 3.0 0 0 6.0

17 025 COT TUNONG 0 1 1 0 . 0 0 4.0 0 0 5.0

18 039 COT PUUK 0 1 0 0 1.5 0 0 1.5 0 0 2.5

19 040 PALOH ME 0 0 1.5 0 0 1.5 0 0 2.0 0 0 30.0

20 041 GEURUGOK 0 0 1 1 0 . 0 0 1.0 0 0 1.0

21 042 COT JABET 0 0 2.5 0 0 1.0 0 0 2.5 0 0 3.0

22 043 PANTE SIKEUMBONG 0 0 2 0 0 1.0 0 0 2.0 0 0 2.5

23 044 CEUBO 0 0 2 0 0 1.0 0 0 3.0 0 0 2.0

24 045 KEUDE LAPANG 0 1 2 0 . 1 0 . 0 0 1.0

25 046 BLANG KEUDE 0 0 1 1 0 . 1 0 . 1 0 .

26 047 COT MANE 0 1 0 0 1.5 0 0 5.0 0 0 12.0

27 057 LHOK MAMBANG 0 0 1 0 0 0.5 0 0 1.0 0 0 1.0

28 058 LAPANG TIMUR 0 0 1 0 0 0.5 0 0 1.0 1 0 .

29 059 TEUPIN SIRON 0 0 2 1 0 . 0 0 2.0 0 0 1.0

30 060 IE RHOB 0 0 3 0 0 1.0 0 0 3.0 0 0 23.0

31 061 ALUE MANGKI 0 0 1 0 0 0.5 0 0 1.0 0 0 1.0

32 062 LINGKA KUTA 0 0 1 1 0 . 0 0 1.0 0 0 1.0

33 063 LAPANG BARAT 0 0 1 0 0 0.5 0 0 1.0 0 0 1.5

34 064 SAMUTI KRUENG 0 0 1 1 0 . 0 0 1.0 0 0 1.0

35 065 SAMUTI MAKMUR 0 0 1 1 0 . 1 0 . 0 0 3.0

36 066 SAMUTI RAYEUK 0 0 1 1 0 . 0 0 1.0 0 0 4.0

37 076 SAMUTI AMAN 0 1 0 0 1.5 0 0 1.5 0 0 2.5

38 077 MON KEULAYU 0 1 1 0 . 0 0 3.8 0 0 10.0

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana

Page 340: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 202

NAD - BRR

Nias

Kecamatan Gandapura dianggap sebagai satu lingkungan, dengan proyeksi

penduduk pada tahun 2010 sebesar 20.917 jiwa, maka kebutuhan tambahan

sarana pendidikan di kawasan perencanaan Kec. Gandapura adalah hanya

berupa sarana TK sebanyak 15 (lima belas) buah.

C.4 Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan di Kecamatan Gandapura meliputi :

1. Poliklinik/Balai Pengobatan sebanyak 1 (satu) buah di Desa Keude Lapang,

dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh adalah 40 Km,

2. Puskesmas sebanyak 1 (satu) buah di Desa Lapang Timur, dengan jangkauan

pelayanan ke desa terjauh (Desa Palohkayee Kunyet) adalah 8,5 Km,

3. Puskesmas Pembantu sebanyak 2 (dua) buah, dengan jangkauan pelayanan ke

desa terjauh (Desa Blang Kubu) adalah 7 Km,

4. Posyandu sebanyak 33 (tiga puluh tiga) buah (hampir ada di setiap desa),

dengan jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Palohkayee Kunyet) adalah

8,5 Km,

5. Polindes (Pondok Bersalin Desa) sebanyak 19 (sembilan belas) buah, dengan

jangkauan pelayanan ke desa terjauh (Desa Palohkayee Kunyet) adalah 8,5 Km.

No Kode Nama Desa

Poliklinik/ Balai Pengobatan Puskemas Puskemas

Pembantu POSYANDU Polindes (Pondok Bersalin Desa)

Peta

Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km)

1 005 PALOH KAYEE KUNYET 0 26.0 0 8.5 0 2.0 0 8.5 0 8.5

2 006 TANJONG RAYA 0 40.0 0 6.0 0 6.0 1 . 0 3.0

3 007 PAYA SEUPAT 0 36.0 0 6.0 0 6.0 1 . 0 6.0

4 008 PAYA KAREUNG 0 40.0 0 4.0 0 4.0 1 . 0 1.0

5 009 BLANG KUBU 0 25.0 0 7.0 0 7.0 0 7.0 0 7.0

6 014 PAYA BARO 0 27.0 0 4.5 0 2.0 1 . 0 1.0

7 015 TANJONG MESJID 0 27.0 0 6.5 0 6.5 1 . 1 .

8 016 MON JEUREUJAK 0 26.0 0 4.5 0 4.5 1 . 1 .

9 017 DAMA KAWAN 0 40.0 0 5.0 0 5.0 1 . 1 .

10 018 COT RAMBAT 0 40.0 0 6.5 0 2.5 1 . 0 1.0

11 019 BLANG GURON 0 5.0 0 4.3 0 4.5 1 . 0 4.5

12 020 COT TEUBEE 0 38.0 0 2.0 0 2.0 1 . 1 .

13 021 TANJONG BUNGONG 0 3.0 0 3.0 0 3.0 1 . 1 .

Page 341: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 203

NAD - BRR

Nias

No Kode Nama Desa

Poliklinik/ Balai Pengobatan Puskemas Puskemas

Pembantu POSYANDU Polindes (Pondok Bersalin Desa)

Peta

Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km) Jumlah

Jarak Rata-Rata

(km)

14 022 PULO GISA 0 26.0 0 4.3 0 4.0 0 4.0 0 4.0

15 023 UJONG BAYU 0 35.0 0 4.0 0 2.0 1 . 0 4.0

16 024 COT TUPAH 0 3.0 0 4.0 0 4.0 1 . 1 .

17 025 COT TUNONG 0 21.0 0 4.5 0 2.0 1 . 1 .

18 039 COT PUUK 0 2.0 0 2.0 0 2.0 1 . 1 .

19 040 PALOH ME 0 30.0 0 1.5 0 2.0 1 . 0 1.0

20 041 GEURUGOK 0 30.0 0 1.5 0 1.5 1 . 1 .

21 042 COT JABET 0 2.5 0 2.5 0 1.0 1 . 1 .

22 043 PANTE SIKEUMBONG 0 2.0 0 2.5 0 2.5 1 . 0 2.5

23 044 CEUBO 0 35.0 0 3.0 0 3.0 1 . 1 .

24 045 KEUDE LAPANG 1 . 0 1.0 0 5.0 1 . 1 .

25 046 BLANG KEUDE 0 1.0 0 1.0 0 1.0 0 0.5 0 0.5

26 047 COT MANE 0 5.0 0 5.0 0 2.0 1 . 1 .

27 057 LHOK MAMBANG 0 25.0 0 1.5 0 0.5 1 . 0 1.5

28 058 LAPANG TIMUR 0 30.0 1 . 0 2.0 1 . 0 0.5

29 059 TEUPIN SIRON 0 35.0 0 1.5 0 1.5 1 . 1 .

30 060 IE RHOB 0 33.0 0 3.0 0 3.0 0 3.0 0 3.0

31 061 ALUE MANGKI 0 30.0 0 1.0 0 1.0 1 . 1 .

32 062 LINGKA KUTA 0 36.0 0 1.0 0 1.0 1 . 1 .

33 063 LAPANG BARAT 0 36.0 0 1.5 0 1.5 1 . 1 .

34 064 SAMUTI KRUENG 0 1.0 0 1.0 0 1.0 1 . 0 1.0

35 065 SAMUTI MAKMUR 0 3.0 0 3.0 1 . 1 . 0 3.0

36 066 SAMUTI RAYEUK 0 5.0 0 5.0 0 5.0 1 . 0 5.0

37 076 SAMUTI AMAN 0 1.5 0 1.5 0 1.0 1 . 1 .

38 077 MON KEULAYU 0 6.0 0 6.0 1 . 1 . 1 .

Kondisi di atas, apabila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk satuan

lingkungan dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa (lihat Lampiran), dimana

Kecamatan Gandapura dianggap sebagai satu lingkungan, dengan proyeksi

penduduk pada tahun 2010 sebesar 20.917 jiwa, maka tambahan sarana kesehatan

yan diperlukan di kawasan perencanaan Kec. Gandapura hanya berupa Balai

Pengobatan/Poliklinik sebanyak 4 (empat) buah.

C.5 Listrik dan Telepon

Hampir seluruh desa di Kecamatan Gandapura telah dilayani oleh prasarana listrik,

kecuali 1 (satu) desa, yakni desa Ie Rhob. Untuk prasarana telepon hanya melayani

7 (tujuh) desa yang ada di kec. Gandapura. Kondisi ini menunjukkan kebutuhan

Page 342: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 204

NAD - BRR

Nias

perluasan jaringan telepon yang dapat mencapai ke desa-desa yang masih

belum terlayani.

No Kode Nama Desa Ketersediaan Listrik

Keluarga Pengguna Listrik Keluarga Berlangganan

Telepon Peta Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase

(%) PLN Non PLN PLN Non PLN

1 005 PALOH KAYEE KUNYET Ada 20 0 66.7 0.0 0 0.0

2 006 TANJONG RAYA Ada 22 0 44.9 0.0 0 0.0

3 007 PAYA SEUPAT Ada 30 0 51.7 0.0 0 0.0

4 008 PAYA KAREUNG Ada 30 0 93.8 0.0 0 0.0

5 009 BLANG KUBU Ada 55 0 84.6 0.0 0 0.0

6 014 PAYA BARO Ada 11 0 42.3 0.0 0 0.0

7 015 TANJONG MESJID Ada 31 0 77.5 0.0 0 0.0

8 016 MON JEUREUJAK Ada 23 0 88.5 0.0 0 0.0

9 017 DAMA KAWAN Ada 74 0 86.0 0.0 0 0.0

10 018 COT RAMBAT Ada 35 0 66.0 0.0 0 0.0

11 019 BLANG GURON Ada 101 0 87.1 0.0 0 0.0

12 020 COT TEUBEE Ada 50 0 68.5 0.0 0 0.0

13 021 TANJONG BUNGONG Ada 30 0 85.7 0.0 0 0.0

14 022 PULO GISA Ada 38 0 76.0 0.0 0 0.0

15 023 UJONG BAYU Ada 31 0 45.6 0.0 0 0.0

16 024 COT TUPAH Ada 233 0 96.7 0.0 0 0.0

17 025 COT TUNONG Ada 140 0 97.2 0.0 0 0.0

18 039 COT PUUK Ada 190 0 95.0 0.0 0 0.0

19 040 PALOH ME Ada 75 0 100.0 0.0 0 0.0

20 041 GEURUGOK Ada 182 0 99.5 0.0 5 2.7

21 042 COT JABET Ada 118 0 97.5 0.0 0 0.0

22 043 PANTE SIKEUMBONG Ada 60 0 92.3 0.0 0 0.0

23 044 CEUBO Ada 50 0 83.3 0.0 0 0.0

24 045 KEUDE LAPANG Ada 240 0 96.0 0.0 25 10.0

25 046 BLANG KEUDE Ada 120 0 94.5 0.0 15 11.8

26 047 COT MANE Ada 96 0 95.0 0.0 0 0.0

27 057 LHOK MAMBANG Ada 160 0 98.2 0.0 0 0.0

28 058 LAPANG TIMUR Ada 129 0 98.5 0.0 20 15.3

29 059 TEUPIN SIRON Ada 154 0 100.0 0.0 6 3.9

30 060 IE RHOB Tidak 0.0 0 0.0

31 061 ALUE MANGKI Ada 133 0 97.1 0.0 0 0.0

32 062 LINGKA KUTA Ada 160 0 100.0 0.0 20 12.5

33 063 LAPANG BARAT Ada 80 0 55.2 0.0 2 1.4

34 064 SAMUTI KRUENG Ada 180 0 93.3 0.0 0 0.0

35 065 SAMUTI MAKMUR Ada 190 0 97.4 0.0 0 0.0

36 066 SAMUTI RAYEUK Ada 125 0 97.7 0.0 0 0.0

37 076 SAMUTI AMAN Ada 168 0 98.8 0.0 0 0.0

38 077 MON KEULAYU Ada 346 0 89.6 0.0 0 0.0

Page 343: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 205

NAD - BRR

Nias

3.12.2 RENCANA TINDAK (ACTION PLAN) KECAMATAN GANDAPURA

Rencana Tindak (Action Plan) di Kecamatan Gandapura disusun berdasarkan 5

(lima) rangkaian kegiatan yang telah dijelaskan pada sub bab 3.2. Sebagaimana

juga telah dijelaskan pada sub bab 3.2, pelaksanaan sosialisasi melalui FGD di

kecamatan Gandapura tidak dapat dilaksanakan, sehingga dalam hal ini

dilaksanakan survai wawancara (kuestioner) kepada masyarakat setempat

sebagai bahan validitas terhadap draft rencana tindak (action plan) yang disusun

konsultan dan telah dipadukan dengan bahan usulan program dari hasil

pelaksanaan penjaringan aspirasi masyarakat melaui Forum FGD (Focus Group

Discussion) yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten Bireuen bekerjasama dengan

Lembaga NGO dari Perancis pada tahun 2005.

Hasil suvai wawancara (kuestioner) kepada masyarakat di 9 (sembilan) kecamatan

prioritas (termasuk Kecamatan Gandapura) juga telah dijelaskan pada sub bab 3.2.

Melalui 5 (lima) rangkaian kegiatan di atas, dan hasil pelaksanaan suvai wawancara

(kuestioner) kepada masyarakat selanjutnya disusun dan ditetapkan Rencana

Tindak (Action Plan) di Kecamatan Gandapura Tahun 2007 sampai Tahun 2009

seperti disajikan pada Tabel dan gambar pada halaman berikut.

3.12.3 DESA PRIORITAS DI KECAMATAN GANDAPURA

Dengan mengacu pada proses dan metode penetapan desa prioritas yang telah

dijelaskan pada sub bab 3.2, maka dipilih dan ditetapkan desa prioritas untuk

“Village Planning” di Kecamatan Gandapura seperti disajikan pada tabel berikut.

Desa Prioritas di Kecamatan Gandapura

No Kode Nama Desa/Kel. sekarang Kecamatan Nilai Urutan

Prioritas

3 60 IE RHOB Gandapura 40 1

16 62 LINGKA KUTA Gandapura 29 2

35 63 LAPANG BARAT Gandapura 25 3

36 77 MON KEULAYU Gandapura 25 3

44 61 ALUE MANGKI Gandapura 24 4

116 76 SAMUTI AMAN Gandapura 16 5

Page 344: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR III - 206

NAD - BRR

Nias

121 47 COT MANE Gandapura 15 6

132 57 LHOK MAMBANG Gandapura 12 7

135 59 TEUPIN SIRON Gandapura 11 8

136 64 SAMUTI KRUENG Gandapura 11 8

138 65 SAMUTI MAKMUR Gandapura 10 9

142 46 BLANG KEUDE Gandapura 8 10

148 58 LAPANG TIMUR Gandapura 6 11

Page 345: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN BIREUEN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

NAD - BRR

Nias

Page 346: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR IV - 1

NAD - BRR

Nias

Sebagai penutup dari buku-1 ini, berikut akan dikemukakan beberapa kesimpulan

dari rekomendasi hasil Review RTRW Kabupaten Bireuen dan Penyusunan Rencana

Tindak (Action Plan) di Kecamatan Prioritas.

4.1 KESIMPULAN DARI HASIL REVIEW RTRW KABUPATEN BIREUN

DAN REKOMENDASI UNTUK PENYUSUNAN RENCANA TATA

RUANG WILAYAH KABUPATEN BIREUN (TAHAP II)

Dengan mengacu pada hasil review RTRW Kab. Bireuen yang ada saat ini (2002 –

2011) serta hasil kajian terhadap isu permasalahan tata ruang Kabupaten Bireun

yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka berikut ini direkomendasikan

beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RTRW Kabupaten

Bireuen (Tahap-II), sebagai berikut :

1. Dari hasil review RTRW Kab. Bireuen yang ada saat ini disimpulkan bahwa RTRW

Kabupaten Bireuen saat ini memerlukan revisi secara menyeluruh, sehingga

perlu disusun RTRW Kabupaten yang Baru.

2. Dalam rangka meminimasi dampak tsunami di Kabupaten Bireuen di masa

mendatang, maka konsep Rencana Tata Ruang Kabupaten Bireuen, khususnya

pada wilayah pesisir, perlu memberi penekanan khusus pada aspek mitigasi

dan minimasi terhadap dampak bencana, misal dengan menerapkan konsepsi :

Escape Roads dan Escape Hills.

3. Konsep pengembangan kawasan Budidaya Kabupaten Bireun perlu mengacu

pada Sistem Zonasi Kabupaten Bireuen dalam Rencana Induk Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Wilayah NAD-Nias.

4. Dalam rangka mencegah terjadinya permasalahan degradasi lingkungan di

Kabupaten Bireun, maka pada kawasan-kawasan yang termasuk dalam kriteria

Kawasan Lindung Setempat (sesuai Keppres No. 32 Tahun 1990), meliputi :

Kawasan Sempadan Pantai, Sempadan Sungai, Kawasan Sekitar Mata Air, dan

Kawasan Sekitar Danau/Waduk, perlu dikelola secara baik dan dikembangkan

sebagai sabuk hijau. Sabuk Hijau pada kawasan sempadan pantai

direkomendasikan untuk pengembangan hutan bakau (mangrove).

Page 347: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR IV - 2

NAD - BRR

Nias

5. Dalam rangka menangani permasalahan banjir di Kab. Bireuen yang diduga

disebabkan oleh masalah penggundulan hutan di wilayah hulu dan masalah

sedimentasi di muara Sungai, maka dalam penyusunan RTRW Kab. Bireuen

perlu ditekankan masalah penyelamatan kawasan resapan air (catchment

area) di wilayah hulu sungai yang sering berpotensi banjir.

6. Dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi Kab. Bireuen, maka dalam

penyusunan RTRW Kab. Bireuen perlu ditampung beberapa Rencana Strategis

Kabupaten Bireuen, meliputi :

a. Rencana Kawasan Industri Bate Geulungku,

b. Rencana Pelabuhan di Kec. Simpang Mamplam,

c. Rencana pengembangan Sumber Daya Air Bersih S. Batuilie sebagai sumber

air untuk Kawasan Industri Bate Geulungku dan Rencana Pelabuhan di Kec.

Simpang Mamplam.

d. Rencana pengembangan TPI dan PPI di Kec. Peudada.

e. Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Utama (Perkotaan) Bireuen

sebagai ibukota Kabupaten Bireuen.

f. Rencana Pembangunan Jalan Lingkar Selatan dan Utara Kota Bireuen

g. Rencana Kawasan Pemerintahan Kabupaten di Cot Gapu.

h. Rencana Pengembangan Industri Bio-Diesel di Teupin Manee, Kec. Juli

i. Rencana Pengembangan Industri Alat Pertanian di Kuta Blang.

j. Rencana Pengembangan Pasar Hewan dan Pusat Pakan Ternak di Geurughok.

k. Rencana Pengembangan potensi Pasir Besi di Mon Keulayu.

7. Perlunya mendorong beberapa sektor ekonomi yang potensial di Kabupaten

Bireuen di masa mendatang, meliputi :

a. Sektor Pertanian, dengan komoditas utama padi dan kedelai. Adapun

kawasan sentra produksi pertanian terdapat di Kec. Samalanga, Gandapura,

dan Peusangan.

Page 348: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR IV - 3

NAD - BRR

Nias

b. Sektor Perikanan Laut, dengan komoditas utama ikan cakalang dan tuna. Dari

hasil budidaya pertambakan adalah udang windu dan bandeng.

c. Sektor Industri, dengan penekanan pada jenis agro industri, termasuk

industri bio-diesel, dan industri alat pertanian.

d. Sektor Peternakan, sesuai dengan rencana pengembangan Pasar Hewan,

Pusat Pakan Ternak, dan Pusat Kesehatan Ternak di Geurughok.

e. Sektor Perdagangan/Jasa, dikembangkan di kota Bireuen (ibukota Kabupaten

Bireuen) yang memiliki posisi strategis karena terletak pada persimpangan

antara jalan Nasional yang menghubungkan antara kota pusat-pusat

pertumbuhan Banda Aceh (kota PKN) dan Lhokseuwawe (kota PKN), serta

jalan Provinsi Bireuen – Takengon (kota PKW).

8. Perlunya memprioritaskan program pengembangan prasarana dan sarana

transportasi di Kabupaten Bireuen, karena dengan terbukanya akses antara

pusat-pusat kegiatan (termasuk pusat kecamatan), sentra-sentra produksi,

lokasi bahan baku, kawasan industri pengolahan, pasar, dan outlet (Pelabuhan,

Bandar Udara), diharapkan akan dapat menjadi stimulan untuk men”generate”

perkembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi di Kab. Bireuen.

4.2 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DARI HASIL

PENYUSUNAN RENCANA TINDAK (ACTION PLAN) DI KECAMATAN PRIORITAS

Dengan mengacu pada hasil penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) yang telah

dijelaskan pada bab sebelumnya, maka berikut ini disajikan beberapa kesimpulan

dan rekomendasi tindak lanjut yang diperlukan untuk pelaksanaan Rencana Tindak

(Action Plan) di kecamatan prioritas.

1. Dari hasil identifikasi kondisi dan permasalahan yang ada di 9 (sembilan)

kecamatan prioritas, menunjukkan bahwa secara umum permasalahan yang ada

di setiap kecamatan dipengaruhi oleh karakteristik fisik dan sosial-ekonomi

wilayah, seperti : daerah pesisir atau bukan pesisir, daerah perkotaan (urban),

Page 349: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR IV - 4

NAD - BRR

Nias

perdesaan atau semi-urban, daerah sudah berkembang, sedang berkembang

atau belum berkembang, daerah miskin atau bukan miskin, dll.

2. Dalam rangka menangani berbagai permasalahan yang ada di kecamatan

prioritas Kabupaten Bireuen, telah disusun rencana tindak (action plan)

Kecamatan prioritas Kabupaten Bireuen, yang diperoleh dari berbagai masukan

sebagai berikut :

a. Hasil analisis kebutuhan program sesuai dengan kaidah dan standar

perencanaan program yang ada.

b. Hasil rumusan konsep dasar dan strategi pengembangan kecamatan yang

mengacu pada Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias.

c. Usulan Program dari :

• Pemda Kabupaten Bireun (Dinas-dinas/Instansi terkait),

• Pemerintah Kecamatan terpilih (9 kecamatan),

• Buku Rencana Program hasil Musrenbang Kabupaten Bireun,

• Lembaga NGO (Non Government Organization) Lokal dan Internasional

yang memberikan bantuan di Kabupaten Bireuen,

• Aspirasi Masyarakat melalui Forum FGD yang pernah dilakukan oleh

Pemda Kabupaten Bireuen bekerjasama dengan Lembaga NGO dari

Perancis.

d. Hasil “cross-check” atau validitas dari rumusan Draft Rencana Tindak (Action

Plan) yang merupakan gabungan dari 3 (tiga) masukan yang telah dijelaskan

sebelumnya melalui pelaksanaan survai wawancara (kuestioner) kepada

masyarakat di setiap kecamatan.

3. Dari hasil survai wawancara kepada masyarakat, sebagian besar responden (71

%) menyatakan bahwa jenis program yang paling prioritas adalah program jalan,

selanjutnya berturut-turut adalah program rehabilitasi rekonstruksi perumahan

yang terkena dampak tsunami, program pembangunan sarana air bersih dan

sanitasi, program pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan, program

penyediaan listrik, program pemberdayaan ekonomi, masyarakat miskin, petani

Page 350: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen

LAPORAN AKHIR IV - 5

NAD - BRR

Nias

dan nelayan, program penanganan banjir dan pengamanan pantai, program

pembangunan sarana dan prasarana irigasi, serta terakhir adalah program

pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan kecamatan.

4. Dari hasil survai wawancara kepada masyarakat diperoleh bahwa sebagian besar

responden menyarankan agar pelaksanaan rencana tindak yang dilakukan di

kecamatan bersangkutan perlu : melibatkan masyarakat setempat dalam

pelaksanaannya, memperhatikan adat-istiadat dan budaya setempat,

memanfaatkan semaksimal mungkin ketersediaan sumber daya (SDA dan SDM)

setempat yang ada.