rencana strategis - :: sakip kementerian pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/file/renstra 2015-2019...
TRANSCRIPT
ii Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
RENCANA STRATEGIS BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PASCAPANEN PERTANIAN
TAHUN 2015-2019
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian
2015
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 i
KATA PENGANTAR
Rencana Strategis (Renstra) ini merupakan pelaksanan amanat
Inpres No. 7 Tahun 1999, tentang kewajiban menyusun Renstra dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Institusi Pemerintah (LAKIP).
Renstra Kementerian Pertanian menetapkan sasaran
pembangunan pertanian dalam periode 2015-2019, yaitu: (1)
Swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi
cabai, bawang merah, daging dan gula, (2) Peningkatan diversifikasi
pangan, (3) Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing
dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor, (4) Penyediaan
bahan baku bioindustri dan bioenergy, (5) Peningkatan pendapatan
keluarga petani, dan (6) Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah
yang baik. Dalam upaya mensukseskan sasaran utama
pembangunan pertanian, telah ditetapkan Program Utama Badan
Litbang Pertanian, yaitu Penciptaan Teknologi dan Model
Pengembangan Inovasi Pertanian Bio-industri Berkelanjutan.
Program Utama tersebut telah dijabarkan ke dalam kegiatan utama
pada setiap eselon II di lingkup Badan Litbang Pertanian.
Renstra Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian (BB-Pascapanen) periode 2015-2019
disusun dengan mengacu pada Renstra Badan Litbang Pertanian
dan Kementerian Pertanian periode 2015-2019 serta program
Nawacita pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
ii Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
Renstra BB-Pascapanen ini diharapkan dapat menjadi acuan
bagi penyusunan rencana kerja tahunan, baik dengan sumber
anggaran DIPA BB-Pascapanen maupun dari sumber lain.
Bogor, Januari 2015
Kepala Balai Besar,
Ir. Rudy Tjahjohutomo, MT NIP. 19570922 198203 1 001
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ............................................................... 1 1.1.Latar Belakang ............................................................ 1 1.2.Tujuan .......................................................................... 3
II. CAPAIAN KINERJA 2010 - 2014 ....................................... 5
III. POTENSI, TANTANGAN, DAN IMPLIKASI ....................... 8
3.1. Potensi ....................................................................... 8
3.2. Tantangan .................................................................. 28
3.3. Implikasi .................................................................... 35
IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN TARGET .............. 40
4.1. Visi ............................................................................ 40
4.2. Misi ............................................................................ 40
4.3. Tujuan ........................................................................ 41
4.4. Sasaran ..................................................................... 41
4.5. Target ........................................................................ 42
V. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ................................. 43
5.1. Arah Kebijakan dan Strategi Penelitian dan
Pengembangan Pertanian ......................................... 43
5.2. Arah Kebijakan dan Strategi Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian .................... 45
VI. KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA .............. 49
6.1. Kegiatan .................................................................... 49
6.2. Indikator Kinerja Utama ............................................. 49
VII. PENUTUP .......................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 52
LAMPIRAN ............................................................................ 53
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen
Pertanian (BB-Pascapanen) merupakan salah satu unit kerja yang
berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Kementerian Pertanian. Sesuai Keputusan Menteri Pertanian No.
36/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 yang
merupakan penyempurnaan dari Keputusan Menteri Pertanian No.
632/Kpts/OT.140/12/2003 tanggal 30 Desember 2003,
BB-Pascapanen mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan
penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen pertanian.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang tertuang
dalam SK Menteri Pertanian tersebut, BB-Pascapanen
menyelenggarakan fungsi : (1) Penyusunan Program, Rencana
Kerja, Anggaran, Evaluasi dan Laporan Litbang Teknologi
Pascapanen; (2) Penelitian Identifikasi dan Karakterisasi Sifat
Fungsional dan Mutu Hasil Pertanian; (3) Penelitian Pengolahan
Hasil, Perbaikan Mutu, Pemanfaatan Limbah dan Pengembangan
Produk Baru; (4) Penelitian Teknologi Proses Fisik, Kimia dan
Biologi Hasil Pertanian; (5) Penelitian Sistem Mutu dan Keamanan
Pangan Hasil Pertanian; (6) Analisis Kebijakan Pascapanen; (7)
Pengembangan Komponen Teknologi Sistem dan Usaha Agribisnis;
(8) Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian (9)
Pengembangan Sistem Informasi Hasil Litbang Pascapanen dan
(10) Pengelolaan Tata Udaha dan Rumah Tangga.
2 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
Susunan organisasi BB-Pascapanen berdasarkan Keputusan
Menteri Pertanian No. 36/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11
Maret 2013, terdiri atas tiga Bagian/Bidang dengan tujuh Sub
Bagian/Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan
Fungsional terdiri atas Peneliti, Perekayasa, Teknisi Litkayasa,
Arsiparis, dan Pustakawan. Dalam rangka mengantisipasi dinamika
lingkungan strategis, khususnya perkembangan IPTEK yang sangat
pesat, saat ini telah dilakukan pengelompokan peneliti dalam tiga
kelompok peneliti (Kelti) berdasarkan bidang masalah yaitu Kelti
Teknologi Biomaterial, Kelti Teknologi Bioprosesing, serta Kelti
Teknologi Disain Proses dan Biosistem, berdasarkan SK Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian No.
45/Kpts/kp.340/I.1/2013 tentang Penetapan Kelompok Peneliti,
Keanggotaan Kelompok Peneliti, Tim Program dan Inovasi, serta
Tim Etika Peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian.
Penyusunan rencana strategis (renstra) BB Pascapanen
2015-2019 dilakukan menggunakan beberapa metode antara lain
analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat), Logframe,
dan Focus Group Discussion dengan mencermati isu-isu dan
dinamika lingkungan strategis, baik internal maupun eksternal.
Pencermatan lingkungan internal dilakukan untuk mendapatkan
informasi mengenai kekuatan dan kelemahan internal (organisasi,
sumber daya, maupun program). Kekuatan adalah kondisi internal
yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan
menghadapi ancaman. Sedangkan kelemahan adalah kondisi
internal yang dapat mempersulit organisasi memanfaatkan peluang
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 3
dan menghadapi ancaman. Sementara itu, pencermatan lingkungan
eksternal dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai peluang
dan tantangan. Peluang adalah kondisi yang dapat dimanfaatkan
untuk mencapai tujuan strategis organisasi dengan kekuatan yang
dimiliki. Sedangkan tantangan adalah kondisi eksternal yang dapat
mempersulit tercapainya tujuan strategis organisasi. Di samping itu,
penyusunan renstra BB Pascapanen 2015-2019 dilakukan dengan
mengacu pada sejumlah dokumen utama, yaitu : (1) program
Nawacita pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla; (2) Undang-
Undang No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN); (3) Peraturan Pemerintah No. 65/2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
(4) Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2010 – 2025 dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015 – 2019; (5)
Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2013 – 2045; (6)
Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015 – 2019; (7) Agenda
Riset Nasional (ARN) 2015 – 2019; dan (8) Rencana Strategis
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2015 – 2019.
1.2 Tujuan
Renstra BB-Pascapanen merupakan dokumen perencanaan
yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan dan
strategi, serta kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen
pertanian yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu 2010-2014.
Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi,
peluang, tantangan dan permasalahan yang ada termasuk isu
strategis terkini yang dihadapi pembangunan pertanian dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
4 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
Renstra ini selanjutnya menjadi acuan dan arahan di lingkup
BB-Pascapanen dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
penelitian dan pengembangan serta manajemen sumber daya
untuk mendukung pencapaian sasaran strategis BB-Pascapanen
selama kurun waktu 2015-2019.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 5
BAB II CAPAIAN KINERJA 2010 - 2014
Selama kurun waktu tahun 2010-2014, capaian kinerja
kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen pada Indikator
Kinerja Utama (IKU) teknologi penanganan segar produk pertanian
melebihi target yaitu sebesar 105%, IKU teknologi dan produk untuk
diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor memenuhi target
sebesar 100% dan IKU teknologi dan produk untuk peningkatan nilai
tambah dan daya saing pencapaiannya melebihi target yaitu 108%.
Tabel 1. Capaian kinerja litbang pascapanen tahun 2010-2014
Indikator Kinerja
Utama (IKU)
2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah
T R T R T R T R T R T R
1. Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian
5 5
100%
4 4
100%
4 4
100%
4
5
125%
4 4
100%
21 22
105%
2. Jumlah teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor
6 6
100%
2 2
100%
2 2
100%
2 2
100%
3 3
100%
15 15
100%
3. Jumlah teknologi dan produk baru untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing
2 3
150%
7
7
100%
8 9
113%
10 10
100%
10 11
110%
37 40
108%
Keterangan : T : Target R : Realisasi
BB-Pascapanen pada TA. 2010-2014 telah menyelesaikan
seluruh kegiatan penelitian dan pengembangan yang direncanakan
6 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
yang menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan
komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan. Output unggulan yang dapat dihasilkan sampai dengan
tahun 2014 beserta uraian keunggulannya disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Keunggulan Teknologi Hasil Litbang Pascapanen
No Output Unggulan Uraian Keunggulan
A. Teknologi penanganan segar produk pertanian
1 Teknologi penanganan segar buah manggis dengan metode pelilinan
Dapat memperpanjang masa simpan buah manggis segar sampai 3 minggu dengan tingkat kerusakan < 5%
2 Teknologi penanganan buah salak segar dengan formula antimikroba alami dan pengemasan atmosfir termodifikasi
Dapat menekan kerusakan buah salak selama transportasi sampai dengan 1-2%
3 Teknologi penanganan segar buah mangga dengan proses iradiasi dan Water Heat Treatment (WHT)
Proses iradiasi dapat membebaskan lalat buah hingga 100%
Proses Water Heat Treatment (WHT) dapat menghambat pertumbuhan antraknosa dan stem end rot hingga 2 minggu
4 Tekonologi kemasan aktif berbasis 1-Methylcyclopropene (1-MCP)
Dapat memperlambat kematangan pisang hingga 7 minggu
5 Teknologi pembuatan vinegar dari limbah pertanian (kulit pisang dan air kelapa) sebagai pengawet alami
Dapat memperpanjang masa simpan karkas ayam sampai 9 jam (suhu ruang) dan 9 hari (suhu dingin)
6 Teknologi sintesis nano serat selulosa pada kemasan edible film untuk bahan pangan segar
Dapat meningkatkan kekuatan mekanis dan memperbaiki permeabilitas uap air kemasan edible film
B. Teknologi dan produk untukdiversifikasi pangandan substitusi pangan impor
7 Teknologi produksi tepung kasava termodifikasi skala 10 ton per hari
Dapat meningkatkan efisiensi produksi tepung sebesar 42%
8 Teknologi pembuatan berasan jagung termodifikasi
Produk berasan jagung memiliki nilai cerna tinggi, waktu tanak cepat (20 menit), IG rendah (<40) dan tahan terhadap aflatoksin hingga 2 tahun
9 Teknologi pembuatan snack bar berbasis tepung ubijalar dan kacang-kacangan
Produk snack bar mengandung energi > 400 kkal/100g, oligosakarida rendah serta kaya vitamin dan mineral
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 7
10 Teknologi produksi tepung sorgum rendah tanin
Tepung sorgum dengan kandungan tanin < 1% serta serat pangan, daya cerna pati dan protein tinggi dengan daya simpan hingga 1 tahun
11 Teknologi produksi tepung sukun bermutu premium
Daya simpan hingga 1 tahun dengan kehalusan 100 mesh, indeks glikemik rendah untuk diet rendah kalor dan baik untuk penderita autis karena tidak mengandung gluten
12 Teknologi produksi tepung jagung dan komposit berbasis jagung
Nilai indeks glikemik (IG) tepung 37,5 dan mi jagung 52,63 lebih rendah dari 100% terigu (IG 70), mi jagung baik untuk penderita diabetes
C. Teknologi dan produk baru untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing
13 Teknologi pembuatan susu fermentasi probiotik
Susu fermentasi mengandung TPC 1,28x107 cfu/g dengan ketahanan probiotik terhadap pH rendah dan garam empedu masing-masing 57,53 dan 12,92%
14 Teknologi pengolahan gambir dan pangan fungsional berbasis daun gambir
Produk minuman dalam bentuk effervescent, instan, dan teh celup memiliki daya antioksidan tinggi
15 Teknologi pembuatan beras dengan indeks glikemik rendah untuk diet khusus penderita diabetes mellitus dan kegemukan
Serat pangan dan kadar amilosa tinggi, daya cerna pati dan indeks glikemik rendah serta rendemen beras dan mutu giling meningkat
16 Teknologi produksi lada putih semi mekanis
Proses perendaman buah lada lebih cepat (4-5 hari) dan produk lada putih lebih higienis
17 Teknologi proses produksi sari buah campuran
Produk sari buah campuran lebih menarik, beraroma enak dan dapat diproses dengan teknologi sederhana
18 Teknologi pembuatan produk nasi instan fortifikasi dan non-fortifikasi
Waktu rehidrasi singkat (4 menit), daya cerna pati 63-74%, IG lebih rendah dari nasi biasa. Retensi Fe dan vit. B3 pada nasi instan tinggi (36 dan 16,25%).
19 Teknologi proses pembuatan kopi luwak artifisial secara enzimatis dan fermentasi anaerob
Cita rasa kopi luwak artifisial setara kopi luwak asli, lebih higienis, dan bebas kontaminasi E. Coli dan Salmonella sp
8 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
BAB III POTENSI, TANTANGAN DAN IMPLIKASI
Beberapa tahun ke depan, pertanian di Indonesia akan
mengalami banyak tantangan yang terkait dengan perubahan
penduduk dunia khususnya Indonesia baik dalam jumlah dan
komposisinya, perubahan iklim global, dan perubahan pasar global
yang mempengaruhi lingkungan strategis di sektor pertanian. Terkait
dengan berbagai dinamika perubahan lingkungan strategis baik
lokal, regional dan global maka perlu dicermati berbagai aspek
terkait dengan potensi (kekuatan dan peluang) tantangan
(kelemahan dan ancaman) yang akan dihadapi sektor pertanian
khususnya yang terkait dengan litbang pascapanen pertanian agar
mampu merumuskan perencanaan strategis untuk lima tahun ke
depan secara lebih komprehensif.
3.1. Potensi
A. Kekuatan
Faktor kunci keberhasilan BB-Pascapanen berkaitan dengan
pencapaian visi, misi dan kinerja organisasi diperoleh dari hasil
analisis terhadap lingkungan internal BB-Pascapanen dan eksternal
yang merupakan landasan kritis dalam merancang strategi. Faktor-
faktor tersebut dianalisis dan dievaluasi dengan menggunakan
pendekatan SWOT (strengths, weakness, opportunities, threats).
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) dengan jenjang pendidikan
tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan bidang
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 9
penelitian yang dibutuhkan, yaitu bidang pascapanen. Sampai
dengan tahun 2014, BB Pascapanen mempunyai SDM peneliti yang
memadai dengan jenjang pendidikan S3 12 orang, S2 28 orang, dan
S1 19 orang. Jumlah tersebut akan terus meningkat baik kualitas
maupun kuantitas, seiring dengan banyaknya SDM yang sedang
menyelesaikan studinya pada perguruan tinggi baik di dalam negeri
maupun luar negeri. Diperkirakan sampai dengan tahun 2019,
jumlah SDM yang berpendidikan S3 60 orang, S2 120 orang, dan
S1 100 orang (proyeksi jika 400%), dengan bidang keilmuan sesuai
dengan keahlian yang meliputi : Ilmu Kimia (dasar dan terapan), Ilmu
Fisika (dasar dan terapan), Nanotechnology, Mikrobiologi,
Keamanan Pangan, Bioproses, Desain Proses, Bioinformatika,
Sistem Dinamik, dll. Pendayagunaan tenaga peneliti dan
peningkatan kompetensi peneliti dilakukan untuk menghasilkan
teknologi yang bermanfaaat bagi industri, stakeholder, petani, dan
pengguna lainnya.
Tabel. 3. Sebaran Pegawai Berdasarkan Jabatan dan Pendidikan Tahun 2014
No Jabatan Pendidikan
S3 S2 S1 SM/D3 SLA/D1 SLTP SD Jumlah
1. Jabatan Struktural
3 6 1 1 0 0 0 11
2. Jabatan Fungsional - Peneliti - Litkayasa - Arsiparis - Pustakawan - Fungsional
Umum
12 0 0 0 0
31 0 0 0 0
14 1 0 1
10
1 8 0 0 1
0 7 1 0
37
0 0 0 0 6
0 0 0 0 1
58 16 1 1 55
Jumlah 12 36 27 11 45 6 1 138
10 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
2. Anggaran
Ketersediaan anggaran kegiatan penelitian dan
pengembangan pertanian bersumber dari pendanaan internal (APBN
Badan Litbang Pertanian) dikelompokkan menjadi : (1) Penelitian
upstream dengan alokasi porsi pendanaan 50-60%; (2) Penelitian
adaptif yang mendukung langsung pencapaian program utama
Kementerian Pertanian berupa kegiatan penelitian adaptif dan
diseminasi, dengan alokasi porsi pendanaan 20-30%; dan (3)
Penelitian kolaboratif (konsorsium dan kerja sama) berupa penelitian
upstream dan adaptif, dengan alokasi porsi pendanaan 10-20%.
Upaya peningkatan pendanaan di luar APBN dalam rangka
pemenuhan anggaran pembiayaan penelitian akan dilakukan melalui
peningkatan kerja sama penelitian dan pemanfaatan hasil penelitian
baik dari dalam maupun luar negeri.
3. Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana yang dimiliki BB-Pascapanen berupa
gedung perkantoran untuk kegiatan administrasi dan gedung
laboratorium yang berada di Bogor dan Karawang. Gedung
laboratorium dibagi menjadi dua kelompok yaitu laboratorium
penelitian-pengujian dan laboratorium pengembangan. Laboratorium
penelitian-pengujian terdiri dari laboratorium kimia, fisik, mikrobiologi,
dan organoleptik yang berada di Bogor, dan laboratorium mutu fisik
untuk padi dan serealia lainnya di Karawang. Laboratorium
penelitian-pengujian telah mendapat akreditasi dari Komite
Akreditasi Nasional (KAN) sebagai laboratorium penguji terakreditasi
yang mengimplementasikan SNI ISO/IEC 17025:2008.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 11
Beberapa peralatan yang terdapat di laboratorium penelitian-
pengujian antara lain HPLC, GC, spektrofotometer, amilograph,
texture analyzer, dan lain-lain. Sebagian besar peralatan yang
berusia cukup tua dan alat dalam kondisi rusak atau tidak dapat
digunakan. Laboratorium pengembangan terdiri dari laboratorium
penanganan bahan dan pengolahan. Laboratorium penanganan
bahan termasuk penanganan segar komoditas tanaman pangan
(serealia dan umbi-umbian), hortikultura (buah, sayuran, tanaman
hias dan biofarmaka), dan peternakan (daging, susu dan telur), dan
tepung-tepungan. Sedangkan laboratorium pengolahan diantaranya
pengolahan roti-rotian dan mi, pengolahan minuman, pengolahan
tahu, ekstraksi atsiri dan bahan aktif, serta pengolahan daging dan
susu, serta pengolahan bioprosesing serta pengemasan produk.
Beberapa peralatan di laboratorium pengembangan antara lain
ektraktor minyak atsiri, peralatan pengeringan (spray drier, molen
drier, far infra red drier), mesin penepungan, penyosoh sorgum,
mesin pascapanen padi terpadu, peralatan pengolahan roti dan mi,
alat pengemas, dan sebagainya. Pada umumnya peralatan tersebut
berasal dari balai-balai penelitian komoditas sehingga hampir dalam
kondisi kurang baik atau rusak.Banyaknya peralatan yang rusak
menyulitkan dalam pengaturan penggunaan ruangan laboratorium
dan menjadi beban biaya pemeliharaan (inefisien).
Pada tahun 2013, dilakukan pembenahan laboratorium dan
peralatannya yang difokuskan pada penambahan jumlah
laboratorium dan peralatannya, yaitu laboratorium nanoteknologi dan
bioinformatika. Peralatan laboratorium nanoteknologi yang diperoleh
melalui program Sustainable Management for Agriculture Research
12 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
and Technology Dissemination (SMARTD) tahun 2013 diantaranya
Transmission Electron Microscope (TEM), Scanning Electron
Microscope (SEM), particle size analyzer (PSA), X-Ray Difraction
(XRD), Differential Scanning Colorimetry (DSC), nano spray drier,
ultrafine grinder, nanomilling, high pressure homogenizer (HPH),
ultrasinik, dan lain-lain. Laboratorium nanoteknologi ini difokuskan
pada pangan dan pertanian. Sedangkan laboratorium bioinformatika
direncanakan akan dimulai tahun 2014.Khusus laboratorium instalasi
Karawang telah dilakukan pembenahan laboratorium pengolahan
yang mendukung diverfisikasi pangan berbasis pangan lokal.
Pembenahan laboratorium tersebut akan terus dilakukan baik di
Bogor maupun Karawang, sebagai upaya mengikuti pesatnya
perkembangan IPTEK bidang pascapanen, perubahan isu global,
serta semakin pentingnya posisi dan peran pascapanen dalam
pembangunan agroindustri nasional, sehingga BB Pascapanen
diharapkan akan semakin berperan nyata dan menjadi trend setter
atau center of excellent di bidang pascapanen di tingkat nasional
dan internasional. Selain itu, ketersediaan laboratorium-laboratorium
tersebut dapat meningkatkan pendapatan negara bukan pajak
(PNBP) sebagai bentuk optimalisasi aset-aset negara untuk
kepentingan pembangunan nasional.
4. Manajemen Litbang
Pelaksanaan visi dan misi BB-Pascapanen mengarah pada
reformasi birokrasi untuk mewujudkan good governance dan clean
government. Salah satu penjabaran reformasi birokrasi tersebut
antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tanggal 28
Agustus 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 13
(SPIP). Sejak tahun 2010, BB-Pascapanen telah membentuk Satuan
Pelaksana Pengendalian Intern (Satlak PI) dan menerapkan lima
unsur SPI yaitu lingkungan pengendalian, pengelolaan risiko,
kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan
dalam pengelolaannya. Peran monitoring dan evaluasi (monev)
sebagai bagian dari pelaksanaan SPI sangat penting untuk
menganalisis capaian kinerja tahun berjalan dan kegiatan yang telah
dilaksanakan.Selain itu BB-Pascapanen telah menerapkan
manajemen korporasi dan menyelaraskan sistem manajemennya
dengan standar manajemen riset yang ditetapkan oleh Komite
Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan
(KNAPPP) untuk meningkatkan jaminan mutu produk litbang.
5. Ketersediaan Teknologi
Inovasi teknologi yang telah dihasilkan oleh BB Litbang
Pascapanen pada skala labotorium banyak tersedia. Sampai dengan
kurun waktu tahun 2009-2014 BB Litbang Pascapanen telah
menghasilkan 47 teknologi. Selama kurun waktu tersebut BB-
Pascapanen telah menyelesaikan semua kegiatan penelitian dan
pengembangan sesuai dengan yang direncanakan serta
menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan
komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan. Beberapa invensi teknologi pascapanen sudah diadopsi
oleh stakeholder dan dapat meningkatkan nilai tambahdan daya
saing. Semua teknologi yang dihasilkan dalam rangka mewujudkan
empat sukses pembangunan pertanian 2010-2014 yaitu: 1)
Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; 2)
14 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
Peningkatan diversifikasi pangan; 3) Peningkatan nilai tambah, daya
saing dan ekspor serta 4) Peningkatan kesejahteraan petani.
Tabel 4. Teknologi pascapanen mendukung empat sukses pembangunan pertanian 2010-2014
No 4 sukses pembangunan
pertanian
Judul RPTP
1 Mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
Penanganan susut pascapanen padi dalam mendukung peningkatan produksi beras nasional (P2BN)
Sistem penunjang keputusan berbasis pemodelan dinamik untuk perencanaan pencapaian target perberasan nasional: Studi kasus penanganan susut pascapanen di Jawa Barat
Teknologi penyosohan enzimatis untuk meningkatkan rendemen beras giling dalam mendukung peningkatan produksi beras nasional (P2BN)
Teknologi kemasan aktif antimikroba untuk memperpanjang umur simpan produk daging sapi segar
Teknologi Produksi Vinegar sebagai Pengawet Alami dan Aplikasinya untuk Memperpanjang Masa Simpan Daging Segar
Teknologi pengawet alami (vinegar air kelapa dan chitosan) pada daging sapi dan daging ayam di tingkat RPH/RPA dan pedagang
2 Mendukung peningkatan diversifikasi pangan
Penggandaan Skala Produksi Tepung Sorgum (100 kg/hari) Rendah Tanin (1%) dan produk nasi serta bubur sorghum instan (10kg/hari)
Peningkatan Efisiensi (50%) Produksi Tepung Kasava Termodifikasi Skala UKM (10 ton/hari)
Inovasi Teknologi Pembuatan Starter Kering (109CFU/g/6 bulan) Untuk Mendukung Model Produksi Susu Fermentasi Probiotik Skala 10 liter per hari
Teknologi Pengaolahan Pangan Fungsional Kaya Serat (25%) dan Antioksidan (minimal 300 ppm) Berbasis Bekatul dan Gambir
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 15
Teknologi Pembuatan Snack Bars Berbasis Tepung Ubijalar sebagai Makanan Berkalori Tinggi untuk Daerah Rawan Bencana
Pengembangan Teknologi Produksi Nasi Instan Dengan Waktu Rehidrasi Singkat
Teknologi Proses Pembuatan Kopi Luwak Artificial Melalui Proses Ezimatis dan Fermentasi Anaerob
Teknologi Produksi Starter Mikroba Untuk Peningkatan Mutu Biji Kakao Di Tingkat Pedagang Pengumpul
Pengembangan Diversifikasi Produk Olahan Panngan Non Beras (Aneka Umbi) Mendukung Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
Teknologi Pengolahan Kacang-kacangan sebagai sumber protein untuk substitusi Impor Kedelai
3 Mendukung peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor
Ujicoba Ekspor Buah Manggis (Kapasitas 15-18 ton) menggunakan Metode Pelilinan dan Pengemasan dengan Daya Simpan 28 hari dan Tingkat Kerusakan <20%
Implementasi Teknologi Pengemasan Atmosfir Termodifikasi Pada Buah Salak (kapasitas 10 ton) selama 21 hari transportasi untuk tujuan ekspor dengan tingkat kerusakan <20%
Teknologi Penanganan Jamur Merang (Volvariella Volvacea) Segar dengan Daya simpan minimal 10 hari dengan tingkat kerusakan <10%
Teknologi Pulsing dan Pengemasan Bunga Potong Krisan untuk Meningkatkan vase life (8 hari) dalam pengiriman domestik dan ekspor
Teknologi Pengolahan Jus dan Buah Rambutan Dalam Sirup Kapasitas 1000 cup /hari dengan daya simpan minimal 1 tahun
Teknologi pengemasan pepaya mini untuk transportasi laut dengan tingkat kerusakan dan memperpanjang daya simpan
Teknologi Kemasan Aktif Berbasis 1-Methylcyclopropene (1-MCP) Untuk Memperlambat Kematangan Pisang
16 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
Teknologi Pengemasan Buah Durian Dalam Memperpanjang Daya Simpan dan Trnasportasi Ekspor
Penerapan irradiasi sinar Gamma dan WHT untuk meningkatkan mortalitas lalat buah pada mangga
Produksi Enzim Pektinase Kasar Untuk Mempercepat Degradasi Kulit Pada Pengolahan Lada Putih
Formulasi Bahan Pewarna Alami untuk Batik dengan Ketahanan Luntur Tinggi
Formulasi Bahan Pewarna Alami untuk Batik dengan Ketahanan Luntur Tinggi
Pengembangan Produk Susu Fermentasi Kering Probiotik dan Keju Rendah Lemak Berbasis Susu Sapi Low-Grade
Teknologi Produksi Biopreservatif dari Buah Mangga Rucah
Teknologi Non-Destruktif untuk GradingUkuran dan Kualitas Buah Tropika
Pengembangan Edible Film dari Komposit Puree Buah dan Sayur Nanoserat Selulosa dengan Sifat Antimikroba Sebagai Kemasan Bahan Pangan
Perbaikan Proses Produksi Sari Buah Tropika Skala UKM di Kalimantan Timur
Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (Gambir, Nilam dan Kopi) di Kabupaten Pakpak Bharat Sumatera Utara
Teknologi Nanoenkapsulasi Minyak Biji Pala (Myristica fragrans H) sebagai Bahan Preservatif Puree Jambu Merah dan Sari Buah Apel
Teknologi Nanoenkapsulasi Ekstrak Temulawak dalam Pendispersi Minyak Sawit Kaya Beta Karoten untuk Meningkatkan Bioavaibilitas dan Sifat Anti-Inflamasi
Teknologi Sistesis Nano-Katekin Dari Daun Gambir untuk Aplikasi pada Produk Nutraseutikal
Penanganan Segar Kentang dan Cabe untuk Meningkatkan Daya Simpan
Teknologi Pengolahan Bawang Merah dan Kentang (Tepung Bawang Merah dan Tepung Kentang)
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 17
Peningkatan Rendemen dan Mutu Gula melalui Proses Enzimatis
Aplikasi Nanoteknologi untuk Pengembangan Pangan Fungsional, nutrasetikal dan kemasan
Pengembangan MAI Pangan dalam Mendukung Keamanan dan Ketahanan Pangan
Teknologi biopreservatif mendukung perdagangan hortikultura antar pulau dan peningkatan ekspor
Teknologi kombinasi enzimatis dan filtrasi pada produksi gula
Teknologi percepatan fermentasi biji kakao
Teknologi produksi bioetanol berbasis limbah jagung dan sorghum
Gambar 1. Proses penyosohan beras pecah kulit hasil perlakuan enzimatis (kiri); Beras hasil penyosohan enzimatis (kanan)
18 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
Gambar 2. Produk edible film antimikroba dan aplikasinya (kiri); kemasan plastik antimikroba dan aplikasinya (kanan)
Gambar 3. Proses iradiasi kentang segar (kiri); Produk cabai setelah penyimpanan 14 hari (kanan)
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 19
Gambar 4. Beras artifisial non-fortifikasi (atas); Beras artifisial fortifikasi (bawah)
Gambar 5. Gula tebu hasil proses enzimatis (kiri); Peralatan membran filtrasi (tengah); Gula tebu substitusi sorgum manis (kanan)
20 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
Peluang
1. Dukungan Kebijakan Pemerintah
Di era pemerintahan saat ini, penelitian mendapat perhatian
serius, karena peran penelitian ke depan semakin sangat strategis,
khususnya untuk mendukung 9 program prioritas pembangunan atau
yang disebut Nawa Cita. Berikut secara ringkas sembilan program
prioritas tersebut:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan
nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan
negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional
dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata
kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya
memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi
demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui
reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem
dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui
peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan
program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 21
masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia
Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program
kepemilikan tanah seluas 9 juta hektar, program rumah
kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta
jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan
bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan
penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan
mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang
menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti
pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai
patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan
budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan
kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog
antarwarga.
Berbagai dinamika lingkungan strategis seperti makin
meningkatnya permintaan terhadap komoditas pertanian karena
pesatnya pertumbuhan penduduk, makin langkanya energi fosil,
perubahan iklim, makin cepatnya alih fungsi lahan serta adanya
persaingan bahan baku untuk pangan, pakan, serat dan energi telah
22 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
diantisipasi oleh Kementerian Pertanian dengan mengeluarkan
Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2013-2045 (SIPP 2013-
2045). Dalam SIPP 2013-2045 tersebut tergambar visi
pembangunan pertanian ke depan yaitu “Terwujudnya sistem
pertanian bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan
beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dari
sumberdaya hayati pertanian dan kelautan tropika”. Dari visi ini,
tampaknya ada beberapa kata kunci penting seperti bioindustri,
bekelanjutan, pangan sehat, dan nilai tambah yang berkaitan erat
dengan BB Pascapanen, sehingga kegiatan penelitian dan
pengembangan pascapanen ke depan harus bertumpu pada hal
tersebut.
Badan Litbang Pertanian sendiri dalam penyusunan Rencana
Strategis 2015-2019 juga menitik beratkan program penelitian dan
pengembangan pada bio-based technology serta zero waste
technology. Agenda Riset Nasional 2015-2019 yang disusun oleh
Dewan Riset Nasional juga menyebutkan bahwa prioritas penelitian
dan pengembangan adalah untuk menjawab issue perubahan iklim,
teknologi hijau, peningkatan komponen dalam negeri, serta
pembangunan berkelanjutan yang melibatkan semua pihak.
Selain kebijakan pemerintah yang sifatnya nasional, kondisi
regional maupun global juga menciptakan berbagai peluang bagi
pengembangan teknologi pascapanen pertanian. Era globalisasi dan
pemberlakuan pasar bebas ASEAN (AFTA), ASEAN-China
(ACFTA), Asean-Jepang (AJFTA), dan Asean-Korea Selatan
(ASKFTA) telah mendorong berbagai produk pertanian Indonesia,
baik bahan mentah maupun olahan berpeluang untuk dipasarkan ke
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 23
pasar ASEAN dan China. Apabila peluang pasar dalam dan luar
negeri dapat dimanfaatkan dengan meningkatkan nilai tambah dan
daya saing berbasis pada keunggulan komparatif dan kompetitif.
Permintaan terhadap produk pertanian akan meningkat seiring
dengan bertambahnya populasi dunia, sedangkan pasokan terbatas.
Ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengembangankan
pertanian. Sementara itu, makin terbatasnya energi fosil saat ini,
maka dunia perlu memanfaatkan dan beradaptasi dengan energi
alternatif seperti biofuel. Dampak krisis energi tersebut merupakan
potensi besar bagi Indonesia untuk mengembangakan beberapa
komoditas pertanian-bioindustri.
Potensi strategis sektor pertanian pada krisis ekonomi dan
pasar global antara lain: peluang meningkatkan daya pasok bahan
mentah maupun olahan, penyedia lapangan kerja, penyedia bahan
baku bagi industri yang memeiliki efek penggada cukup besar
(multiplier effect) bagi perekonomian Indonesia, penghasil devisa,
serta pasar potensial bagi produk sektor industri dalam negeri.
Dampak dari peningkatan perekonomian dunia mengakibatkan
meningkatnya kebutuhan pangan, energi dan serat, oleh karena itu,
pembangunan pertanian ke depan, peran teknologi pascapanen
sangat dibutuhkan.
2. Keanekaragaman Hayati dan Agroekosistem
Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah
(mega biodiversity), termasuk plasma nutfah. Bio-diversity darat
Indonesia merupakan terbesar nomor dua di dunia setelah Brasil,
bahkan bila termasuk kelautan maka Indonesia nomor satu dunia.
Keanekaragaman hayati yang didukung dengan sebaran kondisi
24 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
geografis, berupa dataran rendah dan tinggi serta iklim yang sesuai
berupa limpahan sinar matahari, intesitas curah hujan yang hampir
merata sepanjang tahun di sebagian wilayah, serta keaneka
ragaman jenis tanah memungkinkan dibudidayakannya aneka jenis
tanaman dan ternak asli daerah tropis maupun komoditas introduksi
dari daerah sub topis secara merata sepanjang tahun di Indonesia.
Keanekaragaman plasma nutfah tanaman dan hewan ini
tentunya harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk
penyediaan sumber bahan pangan, energi dan serat yang terus
meningkat setiap tahunnya. Bila saat ini sebagian masyarakat
Indonesia masih sangat bergantung kepada Beras sebagai sumber
pangan utama maka ke depan, harus dilakukan upaya diversifikasi
pangan dengan menggali potensi plasma nutfah yang ada yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat pengganti beras.
Selain itu, keragaman komoditas pertanian tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan peternakan juga dapat lebih
dioptimalkan dalam upaya pencapaian Pola Pangan Harapan yang
bergizi, sehat dan berimbang dalam upaya pencapaian Ketahanan
Pangan.
3. Demografi
Berdasarkan berbagai proyeksi penduduk Indonesia 2010-
2020 menurut BPS pada tahun 2015 akan mendekati 255 juta
dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,25 persen, dan pada
tahun 2020 diperkirakan akan mendekati 270 juta jiwa dengan
pertumbuhan sebesar 0,5 persen. Adapun hasil sensus 2010,
terlihat bahwa pada tahun 2010-2040 akan terjadi ledakan penduduk
berusia muda di Indonesia atau bonus demografi. Pada periode
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 25
bonus demografi itu, Indonesia memiliki peluang atau kesempatan
besar (window of opportunity) untuk memanfaatkan penduduk usia
muda itu. Peluang emas yang tidak akan terulang di masa
mendatang itu dapat dilihat ketika Indonesia berada pada titik
terendah dalam rasio ketergantungan (dependency ratio) dimana
penduduk usia produktif harus menanggung penduduk usia tidak
produktif.
Kondisi ini bisa menjadi peluang yang baik dalam memacu
pertumbuhan di segala bidang melalui ketersediaan tenaga muda
yang terampil.Namun apabila peluang ini tidak dimanfaatkan secara
baik, kondisi ini bisa menjadi bumerang yang justru menghambat
pertumbuhan di segala bidang, terutama di bidang pertanian.
4. Ketersediaan Sumber Energi Alternatif
Ketergantungan masyarakat dunia terhadap bahan bakar fosil
saat ini memang masih sangat tinggi, khususnya untuk sektor
transportasi dan penyediaan bahan baku industri khususnya
oleokimia. Eksploitasi cadangan minyak yang berlebihan tersebut
mendorong terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak di seluruh
dunia. Belum lagi ditambah dengan kondisi plitik negara-negara
Timur Tengah yang selama ini menjadi pengekspor minyak.
Selain itu, sumber energi fosil mengakibatkan pencemaran
udara yang dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit energi tersebut,
seperti gas sulfur dioksida (SO2) dan gas-gas rumah kaca (GRK),
seperti karbon dioksida (CO2). Banyak penelitian menyebutkan
bahwa GRK telah memicu terjadinya pemanasan global. Lebih
lanjut, pemanasan global telah memicu terjadinya perubahan iklim
26 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
(climate change) yang berdampak pada gangguan di sektor
pertanian.
Meningkatnya kelangkaan dan pemanasan global akibat
konsumsi energi fosil telah mendorong banyak negara untuk
mensubstitusi atau mengurangi pemanfaatan energi fosil dengan
energi dari tanaman. Jagung, ubikayu, tebu, sagu dan aren
digunakan untuk memproduksi etanol, sedangkan minyak sawit,
minyak kedelai, minyak rape seed, jarak pagar, kelapa dan kemiri
sunan sunan sunan sebagai bahan baku biodiesel. Indonesia sendiri
melalui Dewan Energi Nasional (DEN) telah menyusun road map
penggunaan etanol dan biodiesel untuk keperluan transportasi,
industri manufaktur, dan pembangkit tenaga listrik. Dengan
tersusunnya road map ini tentunya akan mempengaruhi kebijakan
dalam pembangunan pertanian dalam kaitannya dengan penyediaan
bahan bakar nabati (bio-fuels). Pemerintah juga telah mengeluarkan
kebijakan moratorium yang mewajibkan penambahan bahan bakar
nabati sebesar 20% untuk setiap liter solar. Kebijakan ini tentunya
diharapkan dapat mendorong berkembangnya industri bahan bakar
nabati di Indonesia.
5. Pasar dan Industri
Teknologi pascapanen sebagi bagian paling hilir dalam suatu
sistem pertanian, memiliki kedekatan dengan sektor industri maupun
pasar. Hal tersebut tentunya menjadi peluang karena akan
memudahkan untuk mendapatkan informasi yang sebanyak mungkin
langsung dari konsumen. Dengan demikian, teknologi yang
dihasilkan harus mampu menjawab keinginan maupun kebutuhan
konsumen.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 27
Pertumbuhan eknonomi yang pesat tentunya berdampak pula
terhadap pendapatan masyarakat dan juga pola hidup masyarakat.
Contohnya saja, kebutuhan pangan sekarang tidak hanya sebatas
dapat mengenyangkan tetapi juga harus memiliki fungsi lain seperti
pangan sehat yang bergizi, aman dan juga fungsional. Selain itu,
kesadaran akan arti pentingnya kesehatan serta kelestarian
lingkungan juga mendorong berkembangnya produk-produk yang
bersifat back to nature, organik maupun enviromental friendly
sehingga memiliki nilai tambah lebih dibandingkan produk yang tidak
mengusung label tersebut. Tentunya perubahan pola hidup tersebut
harus mampu diantisipasi dengan menghasilkan teknologi yang
bersifat aman, sehat, dan ramah lingkungan.
Sementara itu, kemajuan teknologi informasi juga telah
merubah pola hidup masyarakat. Maraknya penggunaan internet,
dan sosial media harus mampu diantisipasi agar mampu
dimanfaatkan secara maksimal bagi produk-produk hasil teknologi
pascapanen. Selain itu, aplikasi teknologi informasi juga dapat
dimanfaatkan dalam penelitian dan pengembangan teknologi
pascapanen, umpamanya saja dalam presision farming ataupun
dalam membuat model-model simulasi untuk proses ataupun
pengambilan kebijakan.
Badan Litbang juga telah mencanangkan penerapan corporate
management dalam semua lini kegiatannya. Hal ini berarti, dalam
kegiatan penelitian dan pengembangan, harus melibatkan semua
pihak terkait mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya. Hal
tersebut juga didukung dengan tagline Badan Litbang yaitu Science,
Inovation, Networks dimana kerja sama dan jejaring kerja
28 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
internasional harus diperluas dan diperkuat untuk mendukung
keberhasilkan penelitian dan pengembangan.
Secara bilateral Kementerian Pertanian telah membuat nota
kesepahaman dengan kementerian beberapa negara seperti
Malaysia, Brazil, Slovakia, Laos, dan Tunisia. Badan Litbang
Pertanian juga sudah membuat nota kesepahaman dengan
lembaga-lembaga penelitian internasional seperti ACIAR, CIRAD
dan Embrapa. Secara multilateral, Badan Litbang Pertanian juga
membuat nota kesepahaman dengan beberapa organisasi dan
lembaga penelitian internasional seperti CIMMYT, IRRI dan CIP.
Nota kesepahaman ini dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan-
kegiatan penelitian bersama, pertukaran tenaga ahli dan informasi.
Selain itu masih juga terbuka peluang untuk membuat nota
kesepahaman baru dengan beberapa negara atau lembaga
penelitian internasional lainnya.
3.2. Tantangan
1. Perubahan Iklim
Perubahan iklim yang disebabkan oleh semakin
meninngkatnya gas rumah kaca di atmosfir menyebabkan
berbagai dampak diantaranya meningkatnya suhu atmosfir,
semakin tingginya frekuensi tahun kering (El Niño), semakin
sulitnya diprediksi awal dan lama musim hujan dan musim
kemarau, makin tingginya intensitas curah hujan di musim
hujan dan semakin pendeknya durasi musim hujan. Kenaikan
suhu bumi tersebut menyebabkan terjadinya pemanasan
global yang berdampak pada mencairnya gunung es di daerah
kutub sehingga terjadi kenaikan muka air laut dan
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 29
mengancam pertanian di daerah pantai karena perendaman
oleh air laut (rob) dan meningkatnya salinitas tanah dan air.
Selain itu, perubahan iklim ini juga berpengaruh terhadap
pengaturan musim tanam beberapa komoditas pangan utama
sehingga berimbas pada terjadinya kelangkaan produksi yang
dapat menimbulkan ancaman terjadinya krisis pangan dunia.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di
daerah khatulistiwa termasuk wilayah yang sangat rentan
terhadap perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan,
kenaikan muka air laut, kenaikan suhu udara dan peningkatan
frekuensi kejadian iklim ekstrim adalah dampak serius
perubahan iklim yang dihadapi Indonesia. Pertanian
merupakan sektor yang mengalami dampak paling serius dan
kompleks akibat perubahan iklim tersebut, yaitu terkait dengan
aspek biofisik dan teknis, serta aspek sosial dan ekonomi.
Oleh sebab itu, perubahan iklim dikhawatirkan akan
mendatangkan masalah baru bagi keberlanjutan produksi
pertanian, terutama tanaman pangan.
Tantangan ke depan dalam menyikapi dampak
perubahan iklim global adalah menciptakan teknologi tepat
guna untuk penanganan pascapanen maupun pengolahan
berbagai komoditas pangan agar pada saat terjadi kelangkaan
produksi, produk pangan dapat tetap tersedia sehingga krisis
pangan bisa dihindari.
2. Kelangkaan Bahan Bakar/Energi Fosil
Cadangan gas dan minyak bumi (BBM) dunia semakin
berkurang, belum lagi kondisi politik negara Timur Tengah
30 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
yang merupakan negara penghasil minyak bumi yang terus
bergejolak menyebabkan terjadinya kenaikan harga BBM.
Energi alternatif dari nuklir yang bagi sebagian masyarakat
dianggap jalan keluar terbaik ternyata menyimpan tidak
sepenuhnya aman, seperti yang tejadi pada salah satu
pembangkit energi nuklir di Fukushima, Jepang. Oleh karena
itu maka perhatian dunia mulai berpaling pada bioenergi baik
berupa biosolar maupun bioetanol. Bioenergi dianggap
sebagai sumber energi alternatif yang bersih dengan emisi
GRK yang relatif rendah dibandingkan dengan BBM.
Dalam rangka mengurangi konsumi bahan bakar fosil,
pemerintah Indonesia mencanangkan akan meningkatkan
komposisi bioenergi sebanyak 10% dari minyak solar dalam
beberapa tahun ke depan. Hal tersebut tentunya harus dapat
segera diantisipasi karena salah satu bahan baku biosolar
adalah kelapa sawit yang notabene juga merupakan
kebutuhan pangan. Dengan semakin meningkatnya pasar
untuk komoditas minyak sawit, tentunya pemerintah akan
meningkatkan produksi sawit untuk menjawab peningkatan
permintaan tersebut.
Sebagian besar dari peningkatan produksi sawit di
Indonesia dicapai melalui peningkatan luas areal perkebunan
(ekstensifikasi) yang sebagiannya menggunakan lahan hutan
dan lahan pertanian lainnya. Jika hal ini berlanjut
dikhawatirkan akan terjadi kerusakan lingkungan dan
ancaman terhadap produksi tanaman lain, termasuk tanaman
pangan. Untuk meminimalkan dampak tersebut, pemerintah
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 31
perlu mempunyai standard penurunan emisi GRK dan
proporsi penggunaan bahan baku sawit untuk keperlun
pangan dan energi agar tidak terjadi kelangkaan. Untuk itu,
perlu dilakukan penelitian dan kajian bagaimana
menghasilkan teknologi proses yang optimal agar dapat
menggunakan bahan baku seminimal mungkin dengan
rendemen yang semaksimal mungkin.
3. Perubahan Pasar Global
Liberalisasi perdagangan dunia yang terus berlangsung akan
menciptakan peluang dan sekaligus ancaman bagi Indonesia.
Di satu sisi liberalisasi perdagangan dunia meningkatkan
peluang pasar di luar negeri bagi produk ekspor pertanian
indonesia, namun di sisi lain akses produk impor ke pasar
dalam negeri untuk barang atau bahan baku yang tidak
diproduksi di dalam negeri merupakan sebuah ancaman.
Pembentukan blok perekonomian yang terus berlangsung
sampai saat ini seperti ASEAN-CHINA Free Trade Agreement
akan mempengaruhi perekonomian nasional. Dampak negatif
yang dihadapi oleh suatu negara yang tidak menjadi anggota
adalah adanya hambatan akses pasar global karena negara
anggota blok perekonomian yang selama ini melakukan
hubungan dagang akan mengalihkan permintaan barang dan
jasa ke negara sesama anggota blok perekonomian. Sebagai
akibatnya setiap negara harus menciptakan tingkat efisiensi
paling optimal sehingga mempunyai daya saing tinggi di pasar
global.
32 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
Pengembangan usaha produk-produk pertanian menghadapi
tantangan berat dalam persaingan global sehingga perlu
kebijakan yang strategis dan operasional. Globalisasi
perdagangan menuntut peningkatan daya saing produk
pertanian Indonesia. Munculnya raksasa ekonomi baru seperti
China, di satu sisi merupakan peluang bagi Indonesia untuk
memperluas serta menganeka ragamkan produk ekspor untuk
tujuan China. Kemudian munculnya negara-negara yang
bertumpu pada ekspor seperti Malaysia, Vietnam, dan
Thailand merupakan tekanan terhadap produk pertanian di
pasar domestik maupun di pasar internasional. Oleh karena
itu perlu dicermati bagaimana dan sejauh mana peluang dan
ancaman tersebut di atas mempengaruhi perkembangan
pembangunan pertanian di Indonesia.
Permasalahan lain adalah menurunnya daya beli negara-
negara maju akibat terjadinya krisis global. Eropa dan Amerika
Serikat yang selama ini merupakan pasar potensial bagi
komoditas ekspor Indonesia. Indonesia sebagai negara
berkembang yang menumpukan perekonomiannya pada
sektor pertanian dengan potensi pertumbuhan yang tinggi
tampaknya perlu menyikapi masalah sekaligus tantangan
tersebut secara serius.Pertumbuhan ekonomi Indonesia
menunjukkan trend yang terus meningkat, bahkan merupakan
pertumbuhan terbesar kedua di dunia setelah China. Krisis
ekonomi dan pasar global secara langsung maupun tidak
langsung juga akan mempengaruhi ekonomi Indonesia,
karena peranan sektor pertanian Indonesia adalah sumber
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 33
pembiayaan dan alternatif investasi bagi investor atau
penanam modal. Permasalahan ikutan, seperti penurunan
demand dan peningkatan jumlah pengangguran,
keterlambatan pertumbuhan ekonomi, dan terjadi inflasi
sebagai dampak naik-turunnya harga komoditas dan nilai
tukar dolar, yang dapat berdampak luas pada perekonomian
Indonesia.
4. Mutu dan Keamanan Pangan
Tuntutan pasar akan mutu produk pertanian yang
semakin tinggi, akibat munculnya berbagai kasus seperti
kontaminasi aflatoksin pala, cemaran logam-logam
berbahaya. Salah satu cara untuk mencegah produk
pertanian, perkebunan, peternakan terkontaminasi dari
berbagai cemaran, penyakit tersebut adalah dengan
pemberian standardisasi, sertifikasi sehingga aman.
5. Sumber Daya dan Pemanfaatan Hasil Penelitian
Saat ini BB Pascapanen Pertanian memiliki pegawai
sebanyak 137 orang, terdiri atas 60 orang tenaga fungsional
peneliti (47,80%), 1 orang perekayasa (0,73%) dan 76 orang
(55,47%) tenaga administrasi. Jumlah tenaga fungsional
peneliti adalah 60 orang, dengan komposisi S3, S2 dan S1,
masing-masing 12 orang (20%), 33 orang (55%), dan 29
orang (48,33%). Komposisi tersebut untuk institusi penelitian
dan pengembangan berdasarkan tupoksinya dirasa belum
memadai. Berdasarkan hasil kajian critical mass. Upaya yang
akan dilakukan untuk memenuhi komposisi tersebut adalah
melakukan rekruitmen calon peneliti dengan kualifikasi S2 dan
34 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
S1 dan melakukan pelatihan jangka panjang melalui program
S2 dan S3.
Pengembangan sarana prasarana gedung administrasi
dan laboratorium yang sudah dilakukan tahun 2013 akan terus
dilakukan sampai beberapa tahun ke depan.Strategi
penguatan sarana prasarana laboratorium diarahkan pada
pengadaan peralatan yang belum tersedia, penghapusan
peralatan yang sudah rusak, dan optimalisasi penggunaan
peralatan yang sudah ada melalui kegiatan penelitian dan jasa
analisa pengujian, termasuk peningkatan pemeliharaan
peralatan dan perbaikan sistem manajemen laboratorium.
Laboratorium yang sudah direncanakan akan dibangun adalah
laboratorium bioinformatika, dan laboratorium pengembangan
penanganan dan pengolahan di Bogor, terutama laboratorium
penanganan segar, bioprosesing dan desain/rekayasa proses
untuk menghasilkan model scaling-up teknologi. Sedangkan
laboratorium di Karawang dapat diarahkan pada skala pilot
plant sebagai ujicoba produksi komersial, terutama untuk
mendukung ketahanan pangan dan diversifikasi pangan
berbasis produk lokal.Strategi ini diharapkan akan
menghasilkan paket teknologi yang siap digunakan, kompetitif,
dan bernilai ilmiah tinggi yang bersifat invensi maupun inovasi.
Untuk meningkatkan PNBP dari jasa analisa pengujian
akan dilakukan upaya perluasan ruang lingkup akreditasi KAN
dan peningkatan pelayanan sebagai upaya untuk
meningkatkandaya saing secara ilmiah dan komersial,
sehingga dapat menjadi laboratorium rujukan untuk
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 35
standarisasi mutu dan keamanan produk pangan.Selain itu,
optimalisasi penggunaan anggaran PNBP akan dilakukan
dengan lebih mengarahkan pada kegiatan yang berhubungan
langsung dengan laboratorium dan penelitian.
3.3. Implikasi
Dalam mensikapi berbagai potensi yang ada serta
mengantisipasi berbagai tantangan, implikasinya antara lain:
a. Pengembangan SDM
Meskipun sumber daya manusia di BB-Pascapanen secara
kualitas mungkin sudah memadai tetapi bila dihitung dari kualitas
sebenarnya masih sangat kurang sehingga perlu dilakukan
penambahan SDM. Selain itu bila dilihat dari rasio antara
peneliti, teknisi dan tenaga administrasi, tampaknya kurang
proporsional sehingga perlu dilakukan penataan kembali agar
proporsi ideal dapat tercapai. Selain itu, peningkatan kualitas
peneliti yang berwawasan internasional juga perlu dilakukan
antara lain melalui kegiatan scientific exchange, specific training,
scientific visit, post-doctoral program dan lain-lain.
Adanya tunjangan kinerja bagi PNS di lingkup Kementerian
Pertanian juga harus disikapi dengan penyusunan job
description dan beban kerja yang optimal agar pekerjaan yang
ada dapat terdistribusi merata dan selesai tepat waktu. Sistem
rewards dan punishment juga harus diterapkan agar kinerja BB
Pascapanen dapat terus ditingkatkan.
b. Penerapan Manajemen Korporasi dan Sistem Akreditasi (ISO,
KAN, KNAPPP)
36 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
Masih rendahnya sinkronisasi antar bagian maupun antar
instansi yang dapat menghambat kinerja BB Pascapanen perlu
disikapi melalui penerapan manajemen korporasi maupun sistem
akreditasi penelitian. Pengembangan manajemen korporasi
lingkup Badan Litbang Pertanian ini dimaksudkan untuk dapat
menyatukan dan menyamakan langkah gerak organissi dalam 7
aspek manajemen litbang yang meliputi manajemen program
dan alokasi anggaran; manajemen sumber daya manusia;
manajemen sarana dan prasrana; tertib administrasi;
manajemen waktu; manajemen pola pikir atau mindset serta
manajemen konflik. Manajemen korporasi Badan Litbang
Pertanian juga tidak lepas dari Tagline yaitu Science, Innovation,
Networks, sehingga dengan demikian dalam semua
kegiatannya, inovasi harus dihasilkan melalui kegiatan ilmiah
(science) dan pengembangannya dilakukan dengan membangun
kemitraan maupun kerjasama (networks).
Era pembangunan yang semakin kompetitif menuntut
peran BB Pascapanen dalam pembangunan pertanian (impact
recognition) dan peningkatan nilai ilmiah (scientific recognition)
dalam pencapaian status sebagai lembaga penelitian yang
berkelas dunia.Mencermati hal tersebut, maka perlu dilakukan
reorientasi paradigma pembangunan pertanian menuju
“Penelitian untuk Pembangunan”. Kegiatan penelitian dan
pengembangan harus berorientasi pada kebutuhan pengguna
tanpa mengabaikan pengembangan teknologi yang bersifat
demand driving sehingga ilmu pengetahuan, teknologi dan
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 37
sistem kelembagaan pertanian yang dihasilkan lebih tepat guna
dan futuristik.
c. Pengembangan bio-based technology
Dampak yang dirasakan karena perubahan iklim, krisis
energi serta kerusakan lingkungan telah mendorong perubahan
preferensi kosumen terhadap suatu komoditas. Kesadaran akan
arti pentingnya kesehatan serta kelestarian lingkungan telah
mendorong berkembangnya produk-produk yang bersifat back to
nature, organik maupun enviromental friendly sehingga memiliki
nilai tambah lebih dibandingkan produk yang tidak mengusung
label tersebut. Tentunya perubahan pola hidup tersebut harus
mampu diantisipasi dengan menghasilkan teknologi yang
bersifat aman, sehat, dan ramah lingkungan atau disebut
dengan bio-based technology. BB Pascapanen juga harus
mampu berperan aktif dalam merakit teknologi untuk
peningkatan mutu dan keamanan produk pertanian disamping
menghasilkan teknologi yang dapat meningkatkan nilai tambah
dan daya saing produk lokal sebagai substitusi pangan impor,
tujuan ekspor, pengembangan pangan fungsional, dan
pengembangan bioenergi.
d. Peningkatan diseminasi dan adopsi teknologi BB-Pascapanen
Diseminasi adalah proses penyebaran invensi dan atau
inovasi teknologi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola.
Impact recognition merupakan salah satu indikator keberhasilan
lembaga penelitian. Hal ini juga mendukung tagline Badan
Litbang Pertanian yaitu Science, Innovation and Networks. Oleh
karena itu untuk meningkatkan Kegiatan diseminasi hasil
38 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
penelitian dan pengembangan BB Pascapanen harus
memanfaatkan industri dan pasar sebagai mitra litbang
pascapanen untuk mempercepat alih teknologi dan penguasaan
iptek. Diseminasi teknologi dilakukan melalui publikasi dan
pameran tingkat nasional dan internasional, gelar teknologi dan
lain lain. Peningkatan diseminasi dilakukan dengan
meningkatkan frekuensi dan kualitas (website, publikasi,
pameran, promosi melalui media cetak dan elektronik serta
gelar teknologi).
Adopsi adalah proses penerimaan invensi dan atau inovasi
teknologi sampai dapat melaksanakan dan menerapkan dengan
benar dan dapat dimonitoring atau dievaluasi baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kegiatan pra-adopsi yang
dilakukan meliputi difusi teknologi, pameran, gelar teknologi,
pelatihan teknologi, pendampingan teknologi, menyusun
perjanjian kerjasama, lisensi, uji produksi dan lain lain.
Seringkali teknologi sulit diadopsi karena: teknologi yang
dihasilkan belum sepenuhnya sesuai dengan yang dibutuhkan
masyarakat, teknologi yang dihasilkan belum efisien dan
dampaknya kurang nyata, tidak ada respon dari stakeholder
(Petani, Pemda, Swasta dsb), teknologi yang dihasilkan masih
berskala laboratorium/bangsal.
Tolak ukur adopsi teknologi adalah teknologi tersebut
digunakan untuk berproduksi menghasilkan nilai tambah dan
daya saing menuju tumbuhnya agroindutri. Untuk diadopsinya
suatu teknologi diperlukan persyaratan teknologi meliputi aspek:
1. Kriteria Internal meliputi:
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 39
Konsistensi karakteristik dan kualitas produk yang
dihasilkan skala lab hingga skala pilot.
Teknologi bersifat efektif dan efisien : Rendemen tinggi,
kualitas baik, waktu proses singkat, biaya murah,
kebutuhan bahan baku minimal, nilai tambah maksimal,
zero waste.
Teknologi memiliki kelayakan secara finansial.
Teknologi memiliki kelayakan secara ekonomi.
Teknologi memiliki kelayakan secara budaya.
Teknologi memiliki kelayakan secara managemen.
2. Kriteria Eksternal meliputi:
Teknologi sudah memiliki peluang pasar atau dapat
menciptakan pasar sendiri (market driven).
Penerimaan pasar terhadap teknologi yang dihasilkan.
Teknologi tersebut telah memiliki mitra pengguna.
Jenis HaKI yang dapat dihasilkan.
Peningkatan adopsi teknologi dilakukan melalui diseminasi
SDMC corporate managemen, dengan melibatkan peran
UK/UPT lingkup badan Litbang dan Direktorat Teknis terkait
serta peran mitra yang memilki komitmen dan manajemen yang
kuat.
40 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN TARGET
4.1. Visi
BB-Pascapanen menetapkan visinya sejalan dengan visi
pembangunan pertanian dan visi Badan Litbang Pertanian. Visi BB-
Pascapanen dirumuskan berdasarkan kajian orientasi masa depan,
perubahan paradigma pembangunan pertanian, serta kebutuhan
institusi yang profesional. Visi BB-Pascapanen dalam jangka
panjang “Menjadi institusi penelitian dan pengembangan
berkelas dunia”.
Sedangkan visi kurun waktu 2015-2019 ditetapkan sebagai
berikut: “Terwujudnya sistem inovasi pascapanen pertanian
dalam rangka memperkokoh fondasi sistem pertanian
bioindustri berkelanjutan”
4.2. Misi
Upaya mewujudkan visi yang telah dirumuskan, maka disusun
misi sebagai suatu kesatuan gerak dan langkah dalam mencapai
visi. Misi BB-Pascapanen dirumuskan sebagai berikut :
1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi pascapanen
pertanian unggul, berdaya saing dalam mewujudkan sistem
pertanian-bioindustri berkelanjutan;
2. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumber daya penelitian
dan pengembangan pascapanen pertanian dalam menghasilkan
sains, teknologi dan inovasi;
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 41
3. Mengembangkan jejaring kerjasama nasional dan internasional
dalam rangka penguasaan sains dan teknologi pascapanen dan
pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian.
4.3. Tujuan
Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misinya,
dalam kurun waktu 2015 – 2019 BB-Pascapanen menetapkan tujuan
sebagai berikut:
1. Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi
pascapanen dan pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan
nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem
pertanian bio-industri berkelanjutan terutama elalui pemanfaatan
nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika;
2. Menyusun rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian
untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya
mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan;
3. Melaksanakan diseminasi teknologi pascapanen serta kerjasama
nasional dan internasional;
4. Menghasilkan publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional
serta Hak Kekayaan Intelektual (HaKI).
4.4. Sasaran
Sasaran BB-Pascapanen dalam kurun waktu 2015 – 2019
adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya teknologi pascapanen hasil pertanian untuk
meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya
mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan terutama
42 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprocessing dan
bioinformatika;
2. Tersedianya rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian
untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya
mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan;
3. Meningkatnya diseminasi teknologi pascapanen serta kerjasama
nasional dan internasional;
4. Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan
internasional serta Hak Kekayaan Intelektual (HaKI).
4.5. Target
Sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, target utama
yang akan dicapai secara bertahap dalam kurun waktu 2015 – 2019
sebagai berikut :
a. 85 (Delapan puluh lima) teknologi pascapanen pertanian
(penanganan dan pengolahan).
b. 12 (Dua belas) model angrobio-industri terpadu.
c. 15 (Lima belas) rekomendasi kebijakan pengembangan
pascapanen pertanian.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 43
BAB V
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
5.1. Arah Kebijakan dan Strategi Penelitian dan Pengembangan
Pertanian
Arah kebijakan dan strategi litbang pertanian ke depan
disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan
pertanian 2015 – 2019 melalui peningkatan penguasaan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang
inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah
dan berkontribusi terhadap perkembangan iptek. Kebijakan tersebut
diimplementasikan melalui pemanfaatan sumber daya penelitian
secara optimal dan meningkatkan jejaring kerjasama dengan institusi
lain baik nasional maupun internasional.
Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran pembangunan
pertanian, rumusan arah kebijakan litbang pertanian dikelompokkan
ke dalam 4 (empat) kategori sesuai dengan 4 (empat) target sukses
Kementerian Pertanian, yaitu: (1) Pencapaian swasembada dan
swasembada berkelanjutan; (2) Peningkatan diversifikasi pangan;
(3) Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; (4)
Peningkatan kesejahteraan petani.
5.1.1. Arah kebijakan penelitian dan pengembangan pertanian
Arah kebijakan Badan Litbang Pertanian 2015-2019 meliputi:
1. Memprioritaskan penyediaan inovasi dan teknologi inovatif untuk
optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian
khususnya lahan sub optimal.
44 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
2. Mendorong kemajuan bioscience dan bioengineering tropika
sebagai inti 7 Sistem Inovasi Pertanian-Bioindustri Nasional.
3. Mengembangkan sistem litkajibangrap teknologi untuk
mendukung pembangunan pertanian-bioindustri spesifik lokasi.
4. Mempercepat penyediaan advance Technology (frontier),
pemanfaatan SD Genetik, SD Lahan dan Air dan Biomassa dan
Limbah Organik
5. Merumuskan rekomendasi kebijakan, Organisasi dan
Kelembagaan terutama berkaitan dengan peningkatan
efektivitas sinergi program pembangunan pertanian
6. Mengembangkan model prediksi dan sistem informasi pertanian
berbasis geo-spasial
7. Meningkatkan scientific recognition melalui Peningkatan jumlah
publikasi dalam jurnal internasional serta Peningkatan kualitas
Jurnal Badan Litbang Pertanian,;
8. Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
dengan sistem cloud computing.
9. Memposisikan spirit Tagline (Science.Innovation.Networks)
dalam setiap kegiatan Litkajibangrap.
5.1.2. Strategi Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Strategi penelitian dan pengembangan pertanian, Badan
Litbang Pertanian 2015-2019 adalah sebagai berikut :
1. Optimalisasi sumber daya penelitian dalam rangka memacu
peningkatan produktivitas dan kualitas penelitian (scientific and
impact recognition).
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 45
2. Meningkatkan perakitan dan pengembangan varietas/galur
unggul, bibit unggul yang didukung oleh sistem perbenihan yang
handal.
3. Membangun dan mengembangkan Jejaring kerjasama penelitian
dan pengembangan dengan lembaga nasional dan internasional.
4. Meningkatkan promosi dan mengakselerasi diseminasi hasil
penelitian melalui Spektrum Diseminasi Multi Channel kepada
seluruh stakeholders nasional melalui jejaring PPP (public-
private–partnership) maupun internasional.
5. Meningkatkan kuantitas, kualitas dan kapabilitas SDM melalui
perbaikan sistem pembinaan dan pelatihan.
6. Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana, dan
penyempurnaan struktur penganggaran yang sesuai dengan
kebutuhan institusi.
7. Memanfaatkan advance technology mempercepat penciptaan
varietas unggul baru dan mendukung pengembangan
bioindustri.
5.2. Arah Kebijakan dan Strategi Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian
5.2.1. Arah Kebijakan Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian
1. Memperkuat kebijakan biobased teknologi seperti ketahanan
pangan berbasis sumber daya lokal dan energi alternatif untuk
mendukung sistem inovasi pascapanen, pengolahan, logistik
dan distribusi;
46 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
2. Mempercepat implementasi kebijakan penciptaan advanced
technology (frontier), pemanfaatan biomassa dan limbah organik
menuju pertanian zero waste yang ramah lingkungan;
3. Mengembangkan sistem litkajibangrap teknologi pascapanen
pertanian untuk mendukung pembangunan pertanian-bioindustri
berkelanjutan;
4. Merumuskan rekomendasi bahan kebijakan pascapanen
pertanian dalam mempercepat penciptaan advanced-biobased
technology;
5. Meningkatkan scientific recognition dan impact recognition
dengan mendorong adopsi teknologi pascapanen pertanian, baik
secara nasional maupun internasional;
6. Mengembangankan teknologi pascapanen dengan
memperhatikan aspek sosio ekonomi pengguna (sosio teknologi
pascapanen;
7. Mengembangkan teknologi pascapanen dengan memperhatikan
perkembangan bioscience dan engineering system, merespon
dinamika iklim dan menerapkan teknologi informasi untuk hulu
hilir pertanian.
5.2.2. Strategi Penelitian dan Pengembangan Pascapanen
Pertanian
Strategi penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian
dalam tahun 2015-2019 sebagai berikut:
1. Menyusun prioritas penelitian, rencana kegiatan penelitian, serta
sinkronisasi kegiatan penelitian pascapanen pertanian sesuai
dengan kebutuhan stakeholders, termasuk sistem pasar
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 47
nasional dan internasional dengan menyusun dan menerapkan
bussiness plan utuk mendasari perencanaan kegiatan;
2. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan
pascapanen pertanian secara terpadu dan lintas bidang masalah
(biomaterial, bioproses, desain proses dan biosistem) yang
mencakup penelitian dasar, terapan dan Model Agroindustri baik
berorientasi HaKI maupun public domain;
3. Mengefektifkan sumberdaya peneliti pascapanen melalui
pengembangan kegiatan litbang koordinatif lingkup Badan
Litbang Pertanian;
4. Mengefektifkan penggunaan sumber daya penelitian melalui
monitoring dan evaluasi, sistem pengendalian internal (SPI)
serta mengimplementasikan standar pranata litbang baik
nasional maupun internasional seperti KNAPPP, ISO 9001 2008,
SNI ISO/IEC 17025:2008;
5. Meningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya penelitian
pascapanen pertanian sesuai dengan perkembangan IPTEK,
Sistem Akuntansi Instansi, SIMAK-BMN dan dinamika
lingkungan strategis lainnya;
6. Memanfaatkan advanced technology untuk mempercepat
penciptaan inovasi teknologi pascapanen pertanian mendukung
pengembangan sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan;
7. Meningkatkan pendayagunaan hasil penelitian pascapanen
pertanian melalui media/sarana publikasi (Jurnal, Buletin, buku
teknologi, poster, leaflet, gerai, media elektronik dan jejaring
sosial), kegiatan promosi (business meeting, pameran dan
48 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
ekspose), pengiriman tenaga ahli/narasumber, dan pertemuan
ilmiah.
8. Membangun dan mengembangkan kegiatan kerja sama
penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian melalui
jejaring public-private–partnership (PPP) dengan lembaga
nasional seperti Dirjen Teknis, Perguruan Tinggi, Lembaga Riset
Nasional, Swasta dan lembaga internasional seperti IRRI,
ACIAR, FAO, CIGR.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 49
BAB VI
KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
6.1. Kegiatan
Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen
difokuskan untuk menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan
pengolahan hasil pertanian mendukung pencapaian target
diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan
ekspor. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot
maupun skala komersial. Untuk menciptakan teknologi skala
komersial akan dilakukan difusi, diseminasi, kerjasama penelitiandan
kemitraan.
Penelitian penanganan segar dan pengolahan produk
pertanian akan menerapkan iptek mutakhir antara lain teknologi
nano, bioprocessing, teknologi non-destructive danbio-sensinguntuk
menghasilkan produk baru, formulasi baru, bahan aktif, anti mikroba,
anti-senesence sediaan enzim dan kemasan aktif serta produk baru
lainnya yang inovatif.
Selain kegiatan penelitian dan pengembangan yang
menghasilkan inovasi teknologi, juga akan dilakukan kegiatan
analisis kebijakan untuk menghasilkan rumusan kebijakan di bidang
pascapanen sebagai bahan rekomendasi bagi pemangku
kepentingan.
6.2. Indikator Kinerja Utama
Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis BB-Pascapanen
tahun 2015-2019, maka disusun langkah operasional berupa
rencana tindak pembangunan jangka menengah BB-Pascapanen
50 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
tahun 2015-2019 (Lampiran 1). Dalam rencana tindak tersebut telah
ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) selama tahun 2015-2019
dan capaian kinerja setiap tahun. Indikator kinerja BB-Pascapanen
dalam kurun waktu 2015 - 2019 sebagai berikut:
a. Tersedianya teknologi pascapanen pertanian (penanganan dan
pengolahan);
b. Tersedianya model angrobio-industri terpadu;
c. Tersedianya rekomendasi kebijakan pengembangan
pascapanen pertanian.
Berdasarkan jenis IKU di atas, telah ditetapkan target
pencapaian IKU BB-Pascapanen 2015-2019 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 1 (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah).
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 51
BAB VII
PENUTUP
Dokumen Renstra BB-Pascapanen tahun 2015-2019 disusun
sebagai pedoman untuk mencapai kinerja yang akuntabel dan
terukur serta menjadi rujukan dilingkup BB-Pascapanen.Seluruh
komponen di lingkup BB-Pascapanen harus bersinergi sehingga
capaian kinerja yang telah ditetapkan dapat terwujud. Perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan di lingkup BB-Pascapanen harus
diarahkan untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dalam
Renstra tersebut.
Visi, misi, tujuan dan sasaran penelitian telah disusun
sedemikian rupa dengan memperhatikan permasalahan pertanian
yang diperkirakan akan timbul baik di dalam maupun luar negeri.
Renstra ini bersifat dinamis yaitu dapat ditinjau kembali dan
diperbaiki berdasarkan dinamika perubahan lingkungan strategis
maupun kebijakan dari Badan Litbang Pertanian dan Kementerian
Pertanian.
Peningkatan daya saing dan nilai tambah serta ketahanan pangan
menjadi sasaran utama dalam Renstra BB-Pascapanen tahun 2015-
2019. Pencapaian indikator kinerja utama (IKU) dalam Renstra ini
sangat ditentukan oleh faktor-faktor, antara lain ketersediaan sumber
daya (manusia, fasilitas dan pendanaan) serta adanya koordinasi
dengan stakeholder. Oleh karena itu kegiatan penelitian kemitraan
juga menjadi perhatian utama. Dokumen Renstra ini dilengkapi
dengan indikator kinerja utama sehingga akuntabilitas pelaksana
kegiatan beserta organisasinya dapat dievaluasi selama periode
tahun 2015-2019.
52 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 -2019
DAFTAR PUSTAKA
Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapaen Pertanian Tahun 2015 - 2019 53
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL
BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2015-2019
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
Kementerian
Pertanian
Penciptaan Teknologi dan
Model Pengembangan
Inovasi Pertanian Bio-
industri Berkelanjutan
Penelitian dan
pengembangan pasca
panen pertanian
27,958.8 30,754.7 33,830.1 37,213.2 40,934.5 Nasional
01 Jumlah teknologi pascapanen
(penanganan dan pengolahan)
Teknologi 13 15 17 19 21 3,000.0 3,300.0 3,630.0 3,993.0 4,392.3
02 Jumlah Model Agrobio-industri
Terpadu
Model 2 2 2 3 3 900.0 990.0 1,089.0 1,197.9 1,317.7
03 Jumlah rekomendasi kebijakan
pengembangan pascapanen
pertanian
Rekomendasi 3 3 3 3 3 460.0 506.0 556.6 612.3 673.5
04 Dukungan kegiatan penelitian
dan pengembangan
pascapanen pertanian
Bulan 12 12 12 12 12 23,598.8 25,958.7 28,554.5 31,410.0 34,551.0
Tersedianya teknologi dan
rekomendasi kebijakan
pascapanen hasil pertanian untuk
meningkatkan nilai tambah dan
daya saing dalam upaya
mendukung sistem pertanian bio-
industri berkelanjutan, antara lain
melalui pemanfaatan
nanoteknologi, iradiasi,
bioprocessing dan bioinformatika
VOLUME ALOKASI ANGGARAN (JUTA RUPIAH)
PRIORITAS2015
PRAKIRAAN MAJU2015
PRAKIRAAN MAJUKL PROGRAM/KEGIATAN SASARANINDIKATOR KINERJA
KEGIATANSATUAN
Lampiran 1.