rencana strategis pusat penganekaragaman...

50
Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 1 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN 2015-2019 PUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN JAKARTA 2015 REVISI

Upload: ngomien

Post on 07-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 1

RENCANA STRATEGISPUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI

DAN KEAMANAN PANGAN2015-2019

PUSAT PENGANEKARAGAMANKONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN

BADAN KETAHANAN PANGANJAKARTA

2015

REVISI

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 2

KATA PENGANTAR

Sebagai tindak lanjut dari Rencana StrategisBadan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019, PusatPenganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan(Pusat PKKP) menyusun Rencana Strategis PusatPKKP yang merupakan dokumen perencanaan untukperiode 5 tahun mendatang. Rencana Strategis PusatPusat PKKP ini memuat visi, misi, tujuan, sasaran,kebijakan, strategi, program dan kegiatan yangdirancang selama lima tahun. Renstra ini juga memuatindikator keberhasilan, sehingga arah dan keluarannyajelas serta dapat dievaluasi kinerjanya setiap tahunsebagai bahan perbaikan rencana dan pelaksanaanprogram tahun berikutnya.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya tahun 2015-2019 Pusat Penganekaragaman Konsumsi danKeamanan Pangan melaksanakan kegiatanPengembangan Penganekaragaman Konsumsi danKeamanan Pangan. Kegiatan ini akan dilaksanakan di34 provinsi melalui 6 (enam) sub kegiatan, yaitu: (1)Optimalisasi pemanfaatan pekarangan pangan; (2)Pemantauan penganeka-ragaman konsumsi pangan;(3) Gerakan Diversifikasi Pangan dalam rangka

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 3

promosi penganekaragaman pangan; (4) Analisis poladan kebutuhan konsumsi pangan; (5) Modelpengembangan pangan pokok lokal; dan (6)Pengawasan keamanan pangan segar

Rencana Strategis Pusat PenganekaragamanKonsumsi dan Keamanan Pangan Tahun 2015 – 2019ini diharapkan dapat memberikan acuan dan panduanbagi seluruh pemangku kepentingan, baik di Pusatmaupun Daerah, dalam melaksanakan program dankegiatan.

Kepala Pusat PenganekaragamKonsumsi

dan Keamanan Pangan

Ir. Sri Sulihanti, M.ScNIP. 19581010 198503 2 002

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 4

BAB IPENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentangPangan, mengamanatkan pentingnya pencapaianketahanan pangan yang dimaknai sebagai kondisiterpenuhinya pangan bagi negara sampai denganperseorangan, yang tercermin dari tersedianya panganyang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidakbertentangan dengan agama, keyakinan, dan budayamasyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, danproduktif secara berkelanjutan

Pemantapan Ketahanan Pangan mempunyaiperspektif pembangunan yang sangat mendasarkarena: pertama, akses terhadap pangan dengan giziseimbang bagi masyarakat merupakan hak yang palingasasi bagi manusia; kedua, keberhasilan dalampengembangan kualitas sumberdaya manusia sangatditentukan oleh keberhasilan pemenuhan kebutuhankonsumsi pangan dan gizi; dan ketiga, ketahananpangan merupakan basis atau pilar utama dalammewujudkan ketahanan ekonomi dan ketahanannasional yang berkelanjutan.

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 5

Tujuan pembangunan ketahanan pangan adalahmenjamin ketersediaan dan konsumsi pangan yangcukup, bermutu, beragam, bergizi seimbang dan amanpada tingkat perseorangan, daerah, nasional sepanjangwaktu, merata, dan terjangkau. Upaya tersebut dilakukanmelalui pemanfaatan sumberdaya, kelembagaan, budayadan kearifan lokal, teknologi inovatif dan peluang pasar,serta memperkuat ekonomi pedesaan.

Salah satu upaya untuk meningkatkanketahanan pangan adalah melalui diversifikasi pangan,dimulai dari pengembangan produk pangan yang tidaktergantung kepada satu jenis bahan pangan saja,sampai dengan aspek pengolahan, distribusi, hinggakonsumsi di tingkat rumah tangga. Beranekaragamnyapangan yang dikonsumsi oleh rumahtangga ditentukanoleh ketersediaan dan aksesibilitas sertaperkembangan teknologi pengolahan pangan yangdapat menghasilkan berbagai produk pangan yangberagam, bergizi seimbang dan aman.

Untuk mempercepat terwujudnyapenganekaragaman konsumsi pangan telah diterbitkanPeraturan Presiden Republik Indonesia nomor 22Tahun 2009 tentang Kebijakan PercepatanPenganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 6

Sumber Daya Lokal. Kebijakan ini dimaksudkan untukmemfasilitasi dan mendorong terwujudnya polakonsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang danaman. Di tingkat wilayah keberhasilanpenganekaragaman konsumsi pangan tercermin dariskor Pola Pangan Harapan.

Penyediaan bahan pangan yang beragam, danbergizi harus memperhatikan juga faktor keamanannya.Hal ini sangat penting, mengingat sampai dengan saatini masih banyak penyalahgunaan bahan kimiaberbahaya untuk pangan, seperti penggunaan pestisidaberlebih, pewarna atau pengawet pangan/makanan.Untuk itu perlu program aksi/kegiatan nyata dimasyarakat yang terintegrasi dalam rangkamewujudkan pangan Beragam, Bergizi Seimbang danAman kepada seluruh masyarakat.

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 7

A. Kondisi Umum

1. Proporsi Pengeluaran Rata – rata per Kapita

Pengembangan PenganekaragamanKonsumsi dan Keamanan Pangan pada periode2009 - 2014 diarahkan pada pemantapan danoptimalisasi peran pemangku kepentingan dalammewujudkan sumberdaya manusia yang sehat,cerdas, aktif dan produktif, dengan memperhatikanfaktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal dalam pengembangankonsumsi pangan semakin cepat mempengaruhiwilayah yang ditandai dengan globalisasiekonomi dan diterapkannya teknologi komunikasidan informasi termasuk prasarana dan sarana.Pengaruhnya tidak hanya terlihat pada produkpangan impor yang banyak beredar di pasaran,melainkan terjadinya perubahan padabudaya/pola makan masyarakat.

Faktor internal yang sangat mempengaruhipenganekaragaman konsumsi dan keamananpangan masyarakat adalah daya beli.Rendahnya pendapatan mengakibatkan rumahtangga tidak mampu mengakses aneka ragampangan yang aman terutama pangan sumber

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 8

protein hewani, vitamin dan mineral. Selain haltersebut, masyarakat secara umum belummenempatkan pemenuhan pangan yangberagam sebagai prioritas. Hal ini dapat dilihatdari besarnya proporsi pengeluaran rumahtangga untuk konsumsi kelompok panganhewani, buah dan sayur masih cukup rendah danpengeluaran untuk pangan sumber karbohidratmasih dominan (Tabel 1).

Secara umum, selama tahun 2009-2014proporsi pengeluaran penduduk Indonesia perbulan lebih besar untuk makanan dibandingbukan makanan. Pengeluaran untuk makananpenduduk Indonesia per bulan rata-ratamencapai lebih dari 50 persen, denganprosentase tertinggi pengeluaran untuk makanandan minuman jadi yang berkisar 12-13 persendari total pengeluaran penduduk setiap bulannya.Hal ini berarti bahwa pengeluaran/ pendapatanrumah tangga hanya bisa memenuhi kebutuhanmakanan, dan sebagian kecil untuk kebutuhanbukan makanan.

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 9

Tabel 1. Prosentase Pengeluaran Rata-rata Per Kapita perBulan Menurut Kelompok Barang Tahun 2009 - 2014

2009 2010 2011 2012 2013 2014A Makanan1 Padi-padian 8.9 8.9 7.5 9.1 8.2 7.82 Umbi-umbian 0.5 0.5 0.5 0.4 0.4 0.53 Ikan 4.3 4.3 4.3 4.2 4.0 4.14 Daging 1.9 2.1 1.8 2.1 1.9 1.95 Telur & Susu 3.3 3.2 2.9 3.0 3.1 3.16 Minyak & Lemak 2.0 1.9 1.9 1.9 1.6 1.67 Sayur 3.9 3.8 4.3 3.8 4.4 3.98 Buah 2.1 2.5 2.1 2.4 2.3 2.59 Kacang-kacangan 1.6 1.5 1.3 1.3 1.3 1.310 Bahan Minuman 2.0 2.3 1.8 1.7 1.9 1.711 Bumbu-bumbuan 1.1 1.1 1.1 1.0 1.0 1.012 Konsumsi lainnya 1.3 1.3 1.1 1.1 1.0 1.013 Mkn & minuman jadi 12.6 12.8 13.7 12.7 13.1 13.414 Minuman beralkohol *) - - - - - 0.015 Tembakau dan sirih 5.3 5.3 5.2 6.2 6.2 6.3

Jumlah Makanan 50.6 51.4 49.4 51.1 50.7 50.0B Non Makanan1 Perumahan dan Fasilitas RT 19.9 20.4 19.9 21.1 20.2 20.82 Barang & Jasa 17.5 16.8 17.9 17.8 18.5 19.53 Pakaian 3.3 3.4 2.0 1.7 2.1 1.94 Barang Tahan Lama 5.9 5.1 7.5 5.1 5.4 4.55 Pajak & Asuransi 1.4 1.6 1.6 1.5 1.7 1.86 Keperluan Pesta & Upacara 1.4 1.3 1.5 1.7 1.5 1.5

Jumlah Non Makanan 49.4 48.6 50.6 48.9 49.3 50.0100 100 100.0 100.0 100.0 100.0TOTAL

No Kelompok Barang Perkotaan + Perdesaan

Sumber : Susenas 2009, 2010, (2011-2014 triwulan I); BPSKeterangan : *) minuman beralkohol sudah tergabung dalam kelompok makanan

dan minuman jadi

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 10

Pengeluaran rumah tangga merupakan salahsatu indikator yang dapat memberikan gambarankeadaan kesejahteraan penduduk. Semakintinggi pendapatan maka proporsi pengeluaranakan bergeser dari pengeluaran untuk makananke pengeluaran bukan makanan.Kecenderungan pola pengeluaran pendudukIndonesia selama lima tahun terakhir masihdidominasi oleh pengeluaran untuk makanan, halini mengindikasikan bahwa kondisi pendudukmasih belum sejahtera.

Berdasarkan proporsi pengeluaran untukmakanan tersebut, alokasi yang tertinggidigunakan untuk pengeluaran makanan danminuman jadi. Hal ini menggambarkan bahwapenduduk Indonesia umumnya lebih seringmakan di luar rumah, dengan persentase yangcenderung meningkat selama tahun 2009-2014.Sementara itu, pengeluaran untuk konsumsikelompok padi-padian lebih tinggi dibandingkanpengeluaran untuk kelompok umbi-umbian,kacang-kacangan, sayur maupun buah.Gambaran ini menandakan proporsi pengeluaranuntuk sumber karbohidrat masih mendominasi,

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 11

sehingga konsumsi pangan penduduk belumberagam dan bergizi seimbang.

2. Perkembangan Konsumsi Pangan Penduduk

Selama kurun waktu 2009-2014, konsumsipangan dalam bentuk energi di tingkat rumahtangga secara nasional naik dari 1927kkal/kap/hari tahun 2009 menjadi 1949kkal/kap/hari tahun 2014. Meskipun masih dibawah angka kecukupan energi sebesar 2.000kkal/kap/hari, namun masih termasuk dalamstandar yang wajar. Dari segi kualitas/keragaman yang dilihat dari skor Pola PanganHarapan (PPH), kualitas konsumsi panganpenduduk berfluktuati dari 75,7 pada tahun 2009menjadi 83,4 pada tahun 2014 (Tabel 2).

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 12

Tabel 2. Perkembangan Konsumsi Pangan Penduduk Indonesia selama Tahun 2009-2014

2009 2010 2011 2012 2013 2014 Ideal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Ideal

(1) (2) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (18) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (35)

1. Padi-padian 1236 1205 1223 1155 1164 1164 1000 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0

2. Umbi-umbian 48 47 54 41 39 38 120 1.2 1.2 1.3 1.0 1.0 1.0 2.5

3. Pangan hewani 148 178 186 183 174 183 240 14.8 17.8 18.6 18.3 17.4 18.3 24.0

4. Minyak dan lemak 195 229 232 241 233 243 200 4.9 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0

5. Buah/biji berminyak 37 52 47 43 39 38 60 0.9 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0

6. Kacang-kacangan 57 63 61 59 58 57 100 5.7 6.3 6.1 5.9 5.8 5.7 10.0

7. Gula 87 109 105 91 93 90 100 2.2 2.5 2.5 2.3 2.3 2.2 2.5

8. Sayur dan buah 84 108 104 100 96 101 120 21.0 26.9 26.1 25.1 23.9 25.2 30.0

9. Lain-lain 35 34 36 32 35 36 60 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

1927 2025 2048 1944 1930 1949 2000 75.7 85.7 85.6 83.5 81.4 83.4 100

No Kelompok Pangan

Total

Energi (kkal/kap/hari) Skor PPH

Sumber : Susenas 2009, 2010, (2011-2014 triwulan 1); BPS diolah dan dijustifikasi dengan pendekatanpengeluaran, oleh BKP

Keterangan : Angka Kecukupan Energi 2000 kkal/kap/hari (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, 2004)

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 13

Kecenderungan (trend) pola konsumsi pangansumber karbohidrat penduduk masih didominasioleh beras dan terigu, sedangkan kontribusi umbi-umbian dalam konsumsi pangan penduduk masihrendah, yang ditunjukan dengan kontribusienerginya kurang dari 5 persen dari total konsumsienergi yang berasal dari pangan sumberkarbohidrat (padi-padian dan umbi-umbian).

Konsumsi protein penduduk tahun 2014sebesar 56,64 gram/kap/hari, mengalamipeningkatan dari 54,35 gram/kap/hari pada tahun2009 (sudah melebihi anjuran konsumsi proteinyaitu sebesar 52 gram/kap/hari). Komposisikonsumsi protein pada tahun 2014 berasal dari39,03 gram protein nabati dan 17,61 gram proteinhewani (Tabel 3).

Tabel 3. Konsumsi Protein Nabati dan HewaniPenduduk Indonesia Tahun 2009-2014

Sumber Protein2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)Protein Nabati 39.92 39.53 40.04 37.74 38.93 39.03 40.06Protein Hewani 14.43 17.22 17.99 17.10 16.79 17.61 18.50

Total Protein 54.35 57.88 59.10 55.87 55.71 56.64 58.56

Perkotaan+Perdesaan

Sumber : Susenas 2009, 2010, (2011-2014 triwulan 1); BPS diolahdan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran, oleh BKP

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 14

3. Penanganan Keamanan Pangan Segar

Hak atas pangan, termasuk pangan segar yangaman merupakan salah satu hak asasi manusia.Hal ini telah disepakati dalam FAO/WHOInternational Conference on Nutrition di Roma padatahun 1992. Gambaran kondisi keamanan pangansegar di peredaran dapat diketahui dari hasilpengujian keamanan pangan segar yang dilakukanoleh Badan Ketahanan Pangan. Pengujian tersebutmeliputi pengujian residu pestisida, mikroba danlogam berat.

Berdasarkan pengujian residu pestisida dilaboratorium yang dilakukan oleh Badan KetahananPangan, diperoleh informasi bahwa kandunganresidu pestisida yang tidak memenuhi syarat (TMS)pada pangan segar mengalami tren yang meningkat.Pangan segar yang tidak memenuhi syarat sejaktahun 2005 sampai dengan 2014 adalah 38,89persen, 5,56 persen, 12,50 persen, 13,89 persen,15,91 persen, 33,33 persen, 47,75 persen, 22,50persen, 17,18 persen dan 5,57 persen. Pangansegar tidak memenuhi syarat, dikarenakanmengandung residu pestisida yang dilarang atau diatas ambang batas. Standar yang digunakan dalam

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 15

menentukan apakah contoh memenuhi syarat atautidak adalah SNI 7313 : 2008, Codex Alimentariusdan Permentan Nomor01/Permentan/OT.140/1/2007 tentang Daftar BahanAktif Pestisida yang Dilarang dan PestisidaTerbatas.

Kondisi keamanan pangan segar dari aspekcemaran mikroba juga mengalami kecenderunganpeningkatan pangan segar yang tidak memenuhisyarat. Berdasarkan pengujian di laboratoriumterhadap cemaran Escheria coli (E. Coli) sejak tahun2010 hingga 2014 menunjukkan bahwa persentasesecara berturut–turut sebesar 29,33 persen, 37,50persen, 48,75 persen, 34,39 persen dan 12,93persen.

B. Potensi dan Permasalahan

1. Potensi

a. Sumberdaya alam yang kaya merupakanpotensi yang besar bagi ketersediaan pangannabati dan hewani yang merata sepanjangwaktu di semua wilayah, sehingga berpeluangbesar bagi pengembangan penganekaragamankonsumsi pangan.

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 16

b. Meningkatnya kualitas SDM dalam perencanaanpangan dan gizi wilayah sehingga dapatmempercepat proses terwujudnya penganeka-ragaman konsumsi pangan serta terbentuknyakelembagaan pangan.

c. Peningkatan produktivitas berbagai ekosistemlahan (lahan kering, lebak, pasang surut dantadah hujan) terutama di luar Pulau Jawa.

d. Lahan pekarangan yang belum dikelola secaraoptimal masih cukup luas, mencapai lebih dari10 juta ha.

e. Tersedianya pangan lokal sumber karbohidratnon beras dan non terigu di berbagai daerahyang secara tradisional diolah dan dikonsumsioleh masyarakat setempat.

f. Usaha pengolahan pangan makin berkembangdalam memproduksi bahan pangan yang siapsaji dan siap konsumsi, sehingga dapatmendorong penganekaragaman konsumsipangan.

g. Otonomi daerah memberikan kewenanganpenuh untuk mengatur tingkat produksi,

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 17

distribusi dan konsumsi pangan masyarakatsesuai dengan kearifan lokal.

h. Tumbuhnya LSM dan kelompok masyarakatlainnya yang peduli terhadap pentingnyadiversifikasi pangan untuk memenuhikebutuhan gizi setiap individu.

i. Adanya institusi di tingkat Provinsi,Kabupaten/Kota melekat fungsi PengawasKeamanan Pangan Segar, yang dilengkapidengan petugas penanganan keamananpangan (Inspektor, Auditor, Penyidik PegawaiNegeri Sipil, dan Petugas Pengambil Contoh).

2. Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi dalampengembangan Penganekaragaman Konsumsi danKeamanan Pangan yaitu:

a. Tingginya tingkat ketergantungan konsumsipangan masyarakat terhadap pangan tertentu,terutama beras dan terigu.

Peningkatan produksi dan perdagangan pangansumber karbohidrat non beras dan non teriguperlu menjadi perhatian, agar tidak

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 18

menyebabkan semakin berkurangnyaketersediaan berbagai jenis pangan sumberkarbohidrat yang secara tradisional dikonsumsioleh masyarakat lokal, seperti sagu, ubi kayu,ubi jalar, jagung, sukun, garut, dll.

b. Masih kurangnya pengetahuan masyarakatakan pentingnya konsumsi beragam, bergiziseimbang dan aman.Pola konsumsi pangan masyarakat belumsesuai dengan anjuran konsumsi beragam,berizi seimbang (masih didominasi karbohidrat).

c. Pemanfaatan pangan lokal belum optimal.

Pangan lokal masih dianggap sebagai panganinferior, sehingga tingkat konsumsi pangan lokalmasih rendah. Hal ini juga disebabkan olehkurangnya perhatian terhadap pengembanganindustri yang mengolah pangan lokal untukmeningkatkan kepraktisan dalam mengolah,mengkonsumsi, nilai gizi, nilai ekonomi, nilaisosial, citra dan daya terima.

d. Kurangnya fasilitas pemberdayaan ekonomiuntuk meningkatkan aksesibilitas pangan yangberagam, bergizi seimbang dan aman.

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 19

e. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadapbahaya cemaran mikroba, residu pestisida, danzat tambahan dari pangan segar asal tumbuhan(PSAT).

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 20

BAB IIVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

A. Visi

Pusat Penganekaragaman Konsumsi danKeamanan Pangan mempunyai visi “Menjadi Institusiyang Handal, Inovatif dan Aspiratif dalam MewujudkanKonsumsi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman”.

B. Misi

Untuk mencapai visi Pusat PenganekaragamanKonsumsi dan Keamanan Pangan tersebut, makaditetapkan serangkaian misi sebagai berikut :

1. Mewujudkan penganekaragaman konsumsi panganmasyarakat berbasis sumber daya, kelembagaan danbudaya lokal; dan

2. Mewujudkan keamanan pangan segar.

C. Tujuan

Dengan memperhatikan visi dan misi, maka tujuanpengembangan Penganekaragaman Konsumsi danKeamanan Pangan adalah sebagai berikut :

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 21

1. Meningkatkan konsumsi pangan yang beragam, bergiziseimbang dan aman melalui penguatan pengetahuandan kesadaran masyarakat;

2. Meningkatkan konsumsi pangan masyarakat untukmemenuhi kecukupan gizi yang bersumber daripangan lokal; dan

3. Meningkatkan keamanan pangan segar

D. Sasaran Strategis

Sasaran yang hendak dicapai dalampenganekaragaman konsumsi dan keamanan pangansegar adalah :

1. Meningkatnya keragaman konsumsi pangan yangberbasis pada sumberdaya lokal;

2. Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat sesuaiangka kecukupan gizi (AKG); dan

3. Tercapainya keamanan pangan segar

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 22

E. Indikator Tujuan

Indikator tujuan yang hendak dicapai dalampenganekaragaman konsumsi dan keamanan pangansegar adalah :

1. Meningkatnya konsumsi pangan yang beragam,bergizi seimbang dan aman melalui penguatanpengetahuan dan kesadaran masyarakat. Indikatortercapainya tujuan tersebut pada tahun 2019adalah:

a. Tercapainya pemberdayaan pekaranganpangan sejumlah 16.095 kelompok/desa.

b. Terlaksananya pemantauan penganekaagamankonsumsi pangan di 34 provinsi dan pusat.

c. Terlaksananya gerakan diversifikasi pangan di34 provinsi dan pusat.

d. Tersedianya hasil analisis pola dan kebutuhankonsumsi pangan (rekomendasi) dari 34provinsi dan pusat.

2. Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat untukmemenuhi kecukupan gizi yang bersumber daripangan lokal. Indikator tercapainya tujuan tersebutpada tahun 2019 adalah dikembangkannya modelpengembangan pangan lokal (MP3L) sebanyak 83 unit.

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 23

3. Tercapainya keamanan pangan segar. Indikatortercapainya tujuan tersebut pada tahun 2019 adalahtersedianya rekomendasi pengawasan keamanan danmutu pangan sebanyak 146 rekomendasi.

F. Indikator Sasaran

Indikator sasaran yang hendak dicapai dalampenganekaragaman konsumsi dan keamanan pangansegar adalah :

1. Meningkatnya konsumsi pangan yang beragam, bergiziseimbang dan aman melalui penguatan pengetahuandan kesadaran masyarakat. Indikator tercapainyatujuan tersebut pada tahun 2019 adalah:

a. Konsumsi energi sebesar 2.150 kkal/kap/hari.

b. Konsumsi pangan hewani sebesar 225kkal/kap/hari.

c. Skor Pola Pangan Harapan sebesar 92,50.

2. Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat untukmemenuhi kecukupan gizi yang bersumber daripangan lokal. Indikator tercapainya tujuan tersebutpada tahun 2019 adalah rasio konsumsi pangan lokalnon beras terhadap beras sebesar 6,23%.

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 24

3. Tercapainya keamanan pangan segar. Indikatortercapainya tujuan tersebut pada tahun 2019 adalah:

a. Peningkatan produk pangan segar yang terdaftaratau yang tersertifikasi sebesar 10%.

b. Tingkat keamanan pangan yang teruji 80%.

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 25

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Arah Kebijakan dan Strategi PembangunanKetahanan Pangan

Agenda ketujuh pembangunan nasional dalamRPJMN 2015-2019 yang merupakan penjabaran darivisi dan program aksi (NawaCita) pemerintahan JokoWidodo dan Jusuf Kalla adalah mewujudkankemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Salah satu carauntuk mencapai agenda pembangunan tersebut adalahmelalui peningkatan kedaulatan pangan. Sejalandengan hal tersebut, maka pembangunan ketahananpangan dalam lima tahun kedepan adalah denganberlandaskan pada kedaulatan pangan dankemandirian pangan.

Arah kebijakan umum kedaulatan pangan dalamRPJMN 2015-2019 adalah: pemantapan ketahananpangan menuju kemandirian pangan denganpeningkatan produksi pangan pokok, stabilisasi hargabahan pangan, terjaminnya bahan pangan yang aman

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 26

dan berkualitas dengan nilai gizi yang meningkat sertameningkatnya kesejahteraan pelaku usaha pangan.

Sasaran utama prioritas nasional bidang panganpertanian periode 2015-2019 adalah: (1) Tercapainyapeningkatan ketersediaan pangan yang bersumber dariproduksi dalam negeri; (2) Terwujudnya peningkatandistribusi dan aksesibilitas pangan yang didukungdengan pengawasan distribusi pangan untuk mencegahspekulasi, serta didukung peningkatan cadangan beraspemerintah dalam rangka memperkuat stabilitas harga;(3) Tercapainya peningkatan kualitas konsumsi pangansehingga mencapai skor Pola Pangan Harapan (PPH)sebesar 92,5 (tahun 2019).

Searah dengan kebijakan pangan sertamemperhatikan kondisi ketahanan pangan masyarakatselama periode 5 (lima) tahun terakhir tersebut, makaarah kebijakan Badan Ketahanan Pangan adalah untukpemantapan ketahanan pangan, yang meliputi aspekketersediaan pangan, keterjangkauan pangan danpemanfaatan pangan.

Kebijakan ketahanan pangan dalam aspekpemanfaatan pangan, difokuskan pada: (a) percepatanpenganekaragaman konsumsi pangan bebasis sumber

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 27

daya dan kearifan lokal; dan ditunjang dengan (b)pengawasan keamanan pangan segar.

Dalam implementasi kebijakan tersebut,diperlukan dukungan kebijakan antara lain: (a)peningkatan koordinasi, dan sinergitas lintas sektordalam pengelolaan ketersediaan dan penangananrawan pangan, distribusi, harga dan cadangan panganserta konsumsi dan keamanan pangan, (b)peningkatan dukungan penelitian dan pengembanganpangan, (c) peningkatan kerjasama internasional, (d)peningkatan pemberdayaan dan peran sertamasyarakat, (e) penguatan kelembagaan dankoordinasi ketahanan pangan, dan (f) doronganterciptanya kebijakan makro ekonomi danperdagangan yang kondusif bagi ketahanan pangan.

Arah kebijakan pemantapan ketahanan pangantersebut dilakukan dengan 5 (lima) strategi utama,meliputi:

1. Memprioritaskan pembangunan ekonomi berbasispertanian dan perdesaan untuk: (a) meningkatkankapasitaas produksi pangan domestik; (b)menyediakan lapangan kerja; dan (c) meningkatkanpendapatan masyarakat;

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 28

2. Pemenuhan pangan bagi kelompok masyarakatterutama masyarakat miskin kronis dan transien(akibat bencana alam, sosial dan ekonomi) melaluipendistribusian bantuan pangan;

3. Pemberdayaan masyarakat supaya mampumemanfaatkan pangan beragam,bergizi, seimbangdan aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal;

4. Promosi dan edukasi kepada masyarakat untukmemanfaatkan pangan B2SA berbasis sumberdaya lokal; dan

5. Penanganan keamanan pangan segar.

Dalam mencapai sasaran strategis PemantapanKetahanan Pangan khususnya kegiatanPengembangan Penganekaragaman Konsumsi danKeamanan Pangan, maka disusun langkah operasionalmelalui 6 (enam) sub kegiatan, sebagai berikut:

1. Optimalisasi pemanfaatan pekarangan pangan

2. Pemantauan penganekaragaman konsumsipangan;

3. Gerakan Diversifikasi Pangan dalam rangkapromosi penganekaragaman pangan;

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 29

4. Hasil analisis pola dan kebutuhan konsumsipangan;

5. Model pengembangan pangan pokok lokal; dan

6. Pengawasan keamanan pangan segar.

B. Arah Kebijakan dan Strategi PenganekaragamanKonsumsi dan Keamanan Pangan

Memperhatikan visi, misi, tujuan, sasaran, potensi,dan permasalahan, serta arah dan strategipembangunan Ketahanan Pangan; maka arahkebijakan yang diterapkan dalam pengembanganPenganekaragaman Konsumsi dan KeamananPangan adalah mendorong tercapainya :

1. Peningkatan pengetahuan, keterampilan danperubahan sikap terhadap pentingnya konsumsipangan beragam, bergizi seimbang, dan aman;

2. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadappentingnya gizi bagi kesehatan dan kecerdasanbangsa yang diimplementasikan denganmenerapkan pola konsumsi pangan yang beragam,bergizi seimbang dan aman;

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 30

3. Peningkatan ketersediaan aneka ragam pangansumber karbohidarat selain beras dan selain terigu,sumber protein nabati dan hewani, serat, vitamin,dan mineral yang berbasis sumberdaya khasdaerah, aman, terjangkau, dapat diterima secarasosial, ekonomi dan budaya, serta mampumenggerakan pengembangan Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah (UMKM);

4. Peningkatan partisipasi industri yang mengolahbahan pangan khas daerah yang terjangkau olehmasyarakat;

5. Penguatan dan peningkatan partisipasi PemerintahDaerah dalam pengembangan dan pelaksanaangerakan percepatan penganekaragaman konsumsipangan berbasis sumberdaya khas daerah; dan

6. Peningkatan keamanan pangan segar.

Implementasi kebijakan dalam pengembanganPenganekaragaman Konsumsi dan KeamananPangan dituangkan ke dalam kegiatan PercepatanPenganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) danPenanganan Keamanan Pangan Segar (PKPS).Dengan memperhatikan permasalahan dan tantanganserta potensi dan peluang, diperlukan strategi untukmencapai tujuan sebagai berikut:

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 31

1. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan(P2KP);

Upaya percepatan diversifikasi ataupenganekaragaman konsumsi pangan berbasissumberdaya lokal secara intensif terusdilaksanakan untuk menjawab berbagai tantanganadanya dampak pemanasan global, tingginya alihfungsi lahan pertanian ke non pertanian, jumlahpenduduk yang terus meningkat, tingginya tingkatketergantungan masyarakat pada sumberkarbohidrat dari beras dan terigu, pola makananbelum beragam, bergizi seimbang dan aman sertaperubahan gaya hidup.

Penganekaragaman konsumsi pangan diartikansebagai proses pemilihan pangan yang dikonsumsidengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan,tetapi beranekaragam bahan pangan, denganmenambah sumber karbohidrat dari selain berasdan terigu, dan meningkatkan konsumsi pangansumber vitamin dan mineral (sayur dan buah), sertapangan sumber protein hewani (ikan dan daging),yang bila dikonsumsi dalam jumlah berimbangdapat memenuhi kecukupan gizi untuk mendukunghidup sehat, aktif dan produktif.

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 32

Penganekaragaman pangan memberi dorongandan insentif pada penyediaan produk pangan yanglebih beragam dan aman yang berbasissumberdaya lokal (nusantara). Penganekaragamandapat ditinjau dari 3 sisi, yaitu : (1) Sisi produksi :akan mendorong pengembangan berbagai ragamproduksi pangan, dan menumbuhkan beragamusaha pengolahan pangan (RT, UKM, Swasta); (2)Sisi kemandirian pangan : akan dapat mengurangiketergantungan konsumen pada satu jenis pangan;(3) Sisi konsep swasembada pangan : akan lebihmenjamin dicapainya swasembada pangan (nonberas) berkelanjutan berbasis potensi sumberdayaNusantara. Dengan demikian, penganekaragamankonsumsi pangan merupakan fondasi darikeberlanjutan ketahanan pangan dan memilikidimensi pembangunan yang sangat luas, baikaspek sosial, ekonomi, politik maupun kelestarianlingkungan.

Implementasi kebijakan P2KP dilaksanakansecara keberlanjutan dari kegiatan P2KP tahun2010-2014 sesuai dengan permasalahan yangterjadi dan adanya perubahan pola konsumsipangan menuju pangan beragam, bergizi seimbangdan aman, dan gaya hidup yang sedang

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 33

berkembang saat ini, yang diwujudkan melaluikegiatan :

a. Optimalisasi Pemanfaatan Lahan PekaranganMelalui Konsep KRPL

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)merupakan wilayah/ kompleks perumahanpenduduk yang secara bersama-samamengusahakan lahan pekarangan secaraintensif untuk dimanfaatkan menjadi sumberpangan secara berkelanjutan denganmempertimbangkan potensi wilayah dankebutuhan gizi.

Optimalisasi pemanfaatan pekaranganmelalui konsep KRPL dilakukan denganmemberdayakan kelompok wanita untukmelaksanakan budidaya berbagai jenistanaman seperti aneka umbi, sayur, buah, sertabudidaya ternak dan ikan, untuk menunjangketersediaan sumber karbohidrat, vitamin,mineral dan protein untuk keluarga.Pendekatannya dilakukan denganmengembangkan pertanian berkelanjutan(sustainable agriculture) yaitu denganmengutamakan pemanfaatan sumber daya

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 34

lokal disertai dengan penggunaan pengetahuanlokal (local wisdom), agar tetap menjagakelestarian lingkungan dengan metodepelatihan dan pendampingan.

Kegiatan pemanfaatan pekarangan sebagaibagian dari kegiatan produktif masyarakat tidaksebatas untuk konsumsi keluarga tetapi jugadiharapkan dapat berkembang menjadi usaharumah tangga dalam meningkatkan pendapatankeluarganya. Pengembangan kebun bibit(pengadaan bibit, pupuk dan kebutuhanpenyemaian benih) kelompok dirancang untukmemasok kebutuhan bibit tanaman/ ternak/ikanuntuk pemanfaatan pekarangan di masing-masing rumah tangga anggota kelompok.Kebun bibit kelompok ini bertujuan untukpembibitan tanaman, sehingga pekaranganakan terus berkelanjutan.

Tujuan dari pengembangan KRPL adalahuntuk :

1) Meningkatkan kesadaran, peran danpartisipasi masyarakat dalam mewujudkanpola konsumsi pangan yang B2SA

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 35

2) Meningkatkan partisipasi kelompok wanitadalam penyediaan sumber pangan untukmemenuhi kebutuhan pangan dan gizikeluarga.

3) Mengembangkan kegiatan ekonomi produktifkeluarga sehingga mampu meningkatkankesejahteraannya

b. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal(MP3L)

Kegiatan pengembangan pangan pokoklokal adalah dalam rangka mendukungpelaksanaan pangan bersubsidi danmengurangi ketergantungan terhadap beras,dilaksanakan dalam rangka mengembalikanpola konsumsi masyarakat kepada budaya danpotensi setempat. Pemilihan komoditas panganyang akan dikembangkan melalui penyediaanteknologi pengolahan yang lebih modernmengacu kepada potensi dan kebutuhansetempat.

Sasaran pelaksana kegiatan MP3L adalahUMKM/UKM yang bergerak di bidang pangandan didukung secara ketersediaan teknologimelalui kerjasama dengan perguruan tinggi

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 36

setempat atau lembaga pengkajian danteknologi setempat.

Kegiatan pengembangan pangan lokalmendukung rencana program pangan sejahteraini akan dilakukan dengan inti kegiatanpenyediaan bahan pangan lokal non berasdalam mendukung pola konsumsi panganpokok yang beragam, bergizi seimbang danaman, melalui : (1) penyediaan alatpenepungan untuk menghasilkan “intermediate”produk berbahan baku pangan lokal, (2)Pengolahan produk “intermediate” menjadiproduk pangan lokal siap konsumsi, dan(3) penyediaan cadangan pangan lokal nonberas untuk masyarakat.

c. Sosialisasi dan Promosi P2KP

Kegiatan sosialisasi dan promosi P2KPbertujuan untuk meningkatkan pemahaman danmenumbuhkan kesadaran pentingnyamengkonsumsi pangan Beragam, BergiziSeimbang dan Aman (B2SA) sertamemanfaatkan pangan lokal sebagai sumberpangan karbohidrat. Untuk memudahkanmasyarakat dalam memahami tujuan kegiatan

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 37

penganekaragaman konsumsi dan keamananmelalui konsumsi pangan B2SA, salah satu darikegiatan sosialisasi dilakukan melalui kegiatan :(1) Pembuatan Leaflet, Baliho, dan Bannertentang Diversifikasi Pangan; (2) Pameran yangdifokuskan pada promosi pangan pokok lokal(tepung-tepungan dan hasil olahannya seperti:mie, beras analog, dll) sosialisasi pola konsumsipangan B2SA; dan (3) Gerakan Diversifikasikampanye kreatif dan inovatif dalammemperkaya citra pangan lokal, serta melaluipelibatan tokoh formal dan informal yangberpengaruh di masyarakat.

2. Pengembangan Konsumsi Pangan;

a. Penguatan data dasar konsumsi pangan

Pengembangan konsumsi pangandilaksanakan dalam rangka penguatan datadasar konsumsi pangan untuk mendukungpercepatan penganekaragaman konsumsipangan dengan menekankan pada peningkatankemampuan SDM yang menangani konsumsipangan konsumsi pangan, sehingga dihasilkandata yang akurat.

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 38

Kegiatan yang dilakukan dalam mendukungpengembangan konsumsi pangan antara lainanalisis situasi konsumsi pangan, pemetaanpola konsumsi pangan, peningkatan kualitassumberdaya manusia dalam menganalisiskonsumsi pangan wilayah, serta pengolahanpangan.

Data yang dihasilkan digunakan sebagaibahan analisa perkembangan konsumsi panganyang merupakan bahan untuk menetapkankebijakan dalam upaya pencapaian diversifikasipangan.

b. Target pencapaian PPH dan tingkat konsumsipangan

RPJMN Tahun 2015-2019 menetapkansasaran, skor PPH sebesar 92.5 dan konsumsikalori sebesar 2150 kkal/kap/hari pada tahun2019, dengan baseline data tahun 2014(konsumsi kalori sebesar 1967 kkal/kap/haridan skor PPH 81,8). Oleh karena itu, dijabarkantarget sasaran konsumsi energi dan skor PPHtahun 2015 – 2019 seperti pada Tabel 4.

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 39

Sejalan dengan target PPH di atas, sasarantingkat konsumsi dan kebutuhan panganberdasarkan kelompok pangan mulai tahun2015 – 2019 diproyeksikan seperti pada Tabel 5.

Tabel 4. Sasaran Konsumsi Energi, dan Skor PPHTahun 2015-2019

NoKelompok

Pangan2014

(baseline)2015 2016 2017 2018 2019

Konsumsi energi per kelompok pangan (kkal/kap/hari)

1 Padi-padian 1170 1165 1161 1156 1152 1147

2 Umbi-umbian 38 53 69 84 100 115

3 Pangan hewani 183 191 200 208 217 225

4 Minyak dan lemak 244 238 232 227 221 215

5 Buah/biji berminyak 38 43 49 54 60 65

6 Kacang-kacangan 57 65 72 80 87 95

7 Gula 91 94 98 101 104 108

8 Sayur dan buah 110 111 112 113 114 115

9 Lain-lain 36 42 48 53 59 65

Total Energi 1967 2004 2040 2077 2113 2150

Skor PPH 81.8 84.1 86.2 88.4 90.5 92.5

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 40

Tabel 5. Proyeksi Konsumsi PanganTahun 2015 - 2019

Keterangan : Proyeksi dengan baseline tahun 2014 pada RPJMN 2015 - 2019dan capaian skor PPH 92,5 dan AKE 2.150 kkal/kap/hari padatahun 2019

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 41

3. Penanganan Keamanan Pangan Segar;

a. Koordinasi dan Kelembagaan

Penguatan kelembagaan penanganankeamanan pangan diarahkan pada peningkatanpemahaman dan kompetensi SDM yangmenangani keamanan pangan, dankelengkapan dokumen yang diperlukan.Kegiatan yang dilaksanakan antara lain:penyusunan, penyempurnaan norma, standar,pedoman, kriteria (pedum, juklak, juknis);koordinasi, advokasi, dan sosialisasipenanganan keamanan pangan dalam bentukpertemuan-pertemuan dengan pemangkukepentingan terkait; pelatihan-pelatihan(Inspektor, Auditor, Penyidik Pegawai NegeriSipil, dan Petugas Pengambil Contoh);penguatan kelembagaan pengawasankeamanan pangan di tiap provinsi; penyediaansarana prasarana termasuk kerjasama denganlaboratorium uji keamanan pangan yangterakreditasi.

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 42

b. Pengawasan Keamanan Pangan

Kegiatan ini dilakukan melalui uji denganrapid test kit maupun uji laboratorium keamananpangan segar yang beredar untuk mengetahuikondisi ketidakamanan pangan yang beredar;memberikan advokasi dalam kejadiankeracunan akibat mengkonsumsi pangan segaryang tidak aman.

c. Promosi Keamanan Pangan

Kegiatan promosi keamanan panganbertujuan untuk memberikan informasi danedukasi kepada aparat dan masyarakat tentangpentingnya keamanan pangan. Kegiatanpromosi dilaksanakan melalui beragam mediapromosi, antara lain : pembuatan poster, leaflet,brosur, banner, dll; pembuatan danpemasangan baliho; dan keterlibatan dalampameran-pameran keamanan pangan.

4. Koordinasi Penganekaragaman Konsumsi danKeamanan Pangan

P2KP merupakan kegiatan yang melibatkanseluruh lapisan masyarakat (aparat, pelaku usahadan masyarakat). Untuk mensinergikan peran

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 43

masing-masing pemangku kepentingan perludilakukan koordinasi. Koordinasi dilaksanakandengan melibatkan pemangku kepentingan yangberperan dalam kegiatan penganekaragamankonsumsi pangan. Koordinasi tersebut antara lainmelalui pertemuan Bupati/Walikota seluruhIndonesia, pertemuan Camat dan Kepala Desaseluruh Indonesia, Pertemuan tenaga pendamping,dan rembug nasional TP PKK.

Untuk mendapatkan pangan segar yangmemenuhi kriteria keamanan pangan, maka dalamseluruh rantai produksi harus selalu memperhatikanaspek keamanan pangannya. Oleh karenanya dalampemantauan dan pengawasan keamanan pangansegar dilakukan koordinasi dengan instansi terkaitbaik dengan Dinas Pertanian, Balai POM maupunDinas Kesehatan.

5. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi PKKP dilaksanakandalam upaya untuk mengetahui secara langsungperkembangan pelaksanaan kegiatan danmendeteksi secara dini permasalahan yang munculdi lapangan, sehingga upaya penyelesaian dalampemecahan masalah dapat segera dilaksanakan

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 44

untuk perbaikan dan penyempurnaan kegiatan yangakan datang. Monitoring dan evaluasi dilakukansecara terpadu dan berkelanjutan.

Monitoring dan evaluasi dapat dilakukandengan memanfaatkan teknologi yang ada antaralain dengan mengembangkan pos simpul koordinasiyang ada di setiap tingkatan (desa, kecamatan,kabupaten/kota, provinsi, dan pusat), sertamemperkuat jaringan teknologi komunikasi daninformasi.

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dalamupaya untuk mengetahui secara langsungperkembangan kegiatan P2KP dan penanganankeamanan pangan di lapangan dan mendeteksisecara dini permasalahan yang muncul, sehinggaupaya penyelesaian dapat segera dilaksanakanuntuk perbaikan dan penyempurnaan kegiatan yangakan datang. Monitoring dan evaluasi dilakukansecara terpadu dan terus menerus denganmelibatkan lintas sektor dan sub sektor.

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 45

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

A. Target Kinerja Utama (IKU)

Kegiatan utama penganekaragaman konsumsi dankeamanan pangan mencakup: (1) Percepatanpenganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) yangmencakup komponen kegiatan optimalisasipemanfaatan pekarangan melalui KRPL, Modelpengembnagan pangan pokok lokal dansosialisasi/promosi P2KP; (2) Pengembangankonsumsi Pangan; dan (3) Penanganan keamananpangan segar.

Target kinerja utama yang berkaitan dengankegiatan adalah meningkatnya keragaman konsumsipangan yang sehat dan aman, meningkatnya konsumsipangan masyarakat sesuai angka kecukupan gizi(AKG), dan tercapainya keamanan pangan segar.

Indikator kinerja utama (IKU) kegiatan di PusatPenganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangantahun 2015-2019, adalah:

1. Tercapainya pemberdayaan pekarangan pangansejumlah 16.095 kelompok/desa

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 46

2. Terlaksananya pemantauan penganekaragamankonsumsi pangan di 34 provinsi dan pusat.

3. Terlaksananya gerakan diversifikasi pangan di 34provinsi dan pusat.

4. Tersedianya hasil analisis pola dan kebutuhankonsumsi pangan (rekomendasi) dari 34 provinsidan pusat.

5. Terwujudnya model pengembangan pangan pokoklokal sebanyak 83 unit.

6. Tersedianya rekomendasi pengawasan keamanandan mutu pangan sebanyak 146 rekomendasi.

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 47

Target kinerja kegiatan setiap tahun dapat dilihat padaTabel berikut :

Tabel 6. Target Kinerja Pusat PenganekaragamanKonsumsi dan Kemanan Pangan Tahun 2015 -2019.

No Indikator KinerjaKegiatan

Target2015 2016 2017 2018 2019

1. Jumlah pemberdayaanpekarangan pangan(desa)

4.410 2.894 1.791 3.000 4.000

2. Jumlah pemantauanpenganekaragamankonsumsi pangan(lokasi)

35 34 34 34 34

3. Jumlah lokasi GerakanDiversifikasi Pangan(Lokasi)

35 35 35 35 35

4. Jumlah hasil analisispola dan kebutuhankonsumsi pangan(rekomendasi)

35 35 35 35 35

5. Jumlah modelpengembanganpangan pokok lokal(unit) *)

27 29 27 27 27

6. Jumlah rekomendasipengawasankeamanan dan mutupangan (rekomendasi)

65 86 106 126 146

Keterangan : *) bantuan model pengembangan pangan pokok lokaldialokasikan selama 2 tahun untuk setiap unit.

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 48

B. Kerangka Pendanaan

Dalam rangka mewujudkan penganekaragamankonsumsi dan keamanan pangan dibutuhkanpendanaan yang memadai. Sumber pendanaan tidakhanya berasal dari APBN, namun perlu ditunjang darisumber pendanaan lain diantaranya PemerintahDaerah melalui APBD provinsi/kab/ kota, keterlibatanswasta, perbankan serta dari swadaya masyarakat.Selain itu, tidak menutup kemungkinan terhadappendanaan yang bersumber dari kerjasama denganinternasional. Dukungan pendanaan dibutuhkan untukmemfasilitasi proses koordinasi, supervisi,pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan.

Kebutuhan anggaran Pusat PenganekaragamanKonsumsi dan Keamanan Pangan tahun 2015 adalahsebesar Rp. 132,89 milyar. Sedangkan kebutuhananggaran tahun 2019 diperkirakan sebesar Rp 149,08milyar. Kebutuhan anggaran tersebut untuk membiayaikegiatan kajian, analisis dan perumusan kebijakanpenganekaragamanan konsumsi dan keamananpangan.

Rencana pendanaan tahunan tersebut dapatdilihat pada tabel berikut:

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 49

Tabel 7. Kerangka Pendanaan Pusat PenganekaragamanKonsumsi dan Kemanan Pangan Tahun 2015 -2019.

No Indikator KinerjaKegiatan

Alokasi (juta rupiah)2015 2016 2017 2018 2019

1. Jumlahpemberdayaanpekarangan pangan(desa)

92.886,73 66.314,00 29.926,08 59.852,17 59.852,17

2. Jumlahpemantauanpenganekaragamankonsumsi pangan(lokasi)

11.247,68 9.000,00 9.900,00 10.890,00 11.979,00

3. Jumlah lokasiGerakanDiversifikasiPangan (Lokasi)

5.173,29 9.800,30 10.780,33 11.858,36 13.044,20

4. Jumlah hasilanalisis pola dankebutuhankonsumsi pangan(rekomendasi)

4.832,86 5.950,00 6.545,00 7.199,50 7.919,45

5. Jumlah modelpengembanganpangan pokok lokal(unit)

8.041,23 4.450,00 4.143,10 4.557,41 5.013,16

6. Jumlahrekomendasipengawasankeamanan danmutu pangan(rekomendasi)

10.712,94 30.203,09 37.227,06 44.251,04 51.275,01

Renstra Pusat Pusat PKKP 2015-2019 50

BAB V

PENUTUP

Rencana Strategis Pusat PenganekaragamanKonsumsi dan Keamanan Pangan - Badan KetahananPangan Tahun 2015-2019 ini dibuat sebagai acuan bagiaparat Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota)khususnya yang menangani PenganekaragamanKonsumsi dan Keamanan Pangan dalam melaksanakanprogram kerjanya selama tahun 2015-2019. Renstratersebut dalam implementasinya perlu disesuaikan dandijabarkan lebih rinci setiap tahun terhadap sasaran,kegiatan, penganggaran, pelaksana dan penanggungjawab kegiatan. Pusat Penganekaragaman Konsumsi danKeamanan Pangan akan memfasilitasi rencana tahunandengan memperhatikan evaluasi kinerja pada tahun yanglalu dan perkembangan kebijakan penganekaragamankonsumsi dan keamanan pangan serta aspirasimasyarakat.