rencana strategisilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 renstra...renstra ditjen ilmate...

67
1 RENCANA STRATEGIS 2015 - 2019 PERUBAHAN KEDUA ▬▬▬▬▬▬▬▬ DIREKTORAT INDUSTRI MARITIM, ALAT TRANSPORTASI DAN ALAT PERHANAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Tahun 2019

Upload: others

Post on 29-Aug-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

1

RENCANA STRATEGIS 2015 - 2019 PERUBAHAN KEDUA ▬▬▬▬▬▬▬▬

DIREKTORAT INDUSTRI MARITIM,

ALAT TRANSPORTASI DAN ALAT PERHANAN

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Tahun 2019

Page 2: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

i

KEPUTUSAN

DIREKTUR INDUSTRI MARITIM, ALAT TRANSPORTASI DAN ALAT PERTAHANAN

NOMOR : 1 /ILMATE.4/KEP/I/2019

T E N T A N G

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT INDUSTRI MARITIM, ALAT

TRANSPORTASI DAN ALAT PERTAHANAN 2015 – 2019 PERUBAHAN KEDUA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR INDUSTRI MARITIM, ALAT TRANSPORTASI DAN ALAT PERTAHANAN

Menimbang

Mengingat

:

:

a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pasal 19 ayat (2) Undang –

undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, Pasal 17 ayat (3) Peraturan Pemerintah

Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata cara Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional, Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 2 tahun

2015 tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

2015 – 2019, Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 85.1 tahun

2016, Peraturan Menteri Perindustrian No 35 tahun 2018,

Keputusan Dirjen ILMATE Nomor 20.1/ILMATE/KEP/1/2019 tentang

Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

huruf a, perlu dikeluarkan Surat Keputusan Direktur Industri Maritim,

Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan tentang Rencana Strategis

Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

2015 – 2019 Perubahan Kedua;

1. Undang - undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang - undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4421)

3. Undang - undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025

(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 33,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

Page 3: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

ii

4. Undang - undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian

(Lembaran Negara republik Indonesia tahun 2014 Nomor 4);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja

Permerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4402);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 434);

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2009

tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2014 tentang

Organisasi Kementerian Negara;

8. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 135 Tahun 2014;

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019;

10. Perturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 Tentang Kementerian

Perindustrian

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2018

Tentang Perubahan Atas Perturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015

Tentang Kementerian Perindustrian

12. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-IND/PER/11/2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 85.1/M-IND/PER/12/2016

tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2015 – 2019

Perubahan;

14. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian

15. Keputusan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi

dan Elektronika Nomor 001/ILMATE/1/2016 tentang Rencana

Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat

Transportasi dan Elektronika 2015 – 2019 Perubahan sebagaimana

telah diubah dengan Keputusan Direktur Jenderal Industri Logam

Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Nomor 20.1/ILMATE/4/2019

tentang Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Industri

Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika 2015 – 2019

Perubahan Kedua

Page 4: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

iii

Menetapkan

:

M E M U T US K A N :

KEPUTUSAN DIREKTUR INDUSTRI MARITIM, ALAT TRANSPORTASI

DAN ALAT PERTAHANAN TENTANG RENCANA STRATEGIS

DIREKTORAT INDUSTRI MARITIM, ALAT TRANSPORTASI DAN ALAT

PERTAHANAN 2015 - 2019 PERUBAHAN KEDUA;

Pasal 1

Dalam Keputusan Direktur ini, yang dimaksud dengan :

(1) Rencana Strategis Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi Dan

Alat Pertahanan 2015 - 2019 Perubahan Kedua yang selanjutnya

disebut Renstra Direktorat IMATAP 2015 - 2019 adalah dokumen

perencanaan pembangunan bidang Industri Maritim, Alat

Transportasi Dan Alat Pertahanan untuk periode 5 (lima) tahun

terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.

Pasal 2

(1) Renstra Direktorat IMATAP 2015 - 2019 Perubahan Kedua

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan penjabaran dari

Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan

Elektronika 2015 - 2019.

(2) Renstra Direktorat IMATAP 2015-2019 Kedua disebabkan oleh

perubahan organisasi pada Kementerian Perindustrian dan dan

indikator sasaran strategis pada tahun 2019.

Pasal 3

Renstra Direktorat IMATAP 2015 - 2019 Kedua digunakan sebagai

pedoman bagi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat

Pertahanan dalam :

a. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kerja Anggaran;

b. Pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan serta pelaksanaan

anggaran;

c. Pelaksanaan evaluasi Laporan Akuntablilitas Kinerja; dan

Page 5: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

iv

d. Penetapan indikator kinerja setiap tahun;

Pasal 4

Pengendalian terhadap pelaksanaan Renstra Direktorat IMATAP 2015 –

2019 dilakukan oleh Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat

Pertahanan setiap tahunnya.

Pasal 5

Dalam hal terjadi perubahan pada lingkungan strategis, Renstra Direktorat

Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan tahun 2015 –

2019 dilakukan perubahan dan/atau penyesuaian yang ditetapkan

dengan Keputusan Direktur.

Pasal 6

Keputusan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal: 29 Januari 2019

Direktur

Putu Juli Ardika

Page 6: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

i

KATA PENGANTAR

Sehubungan dengan Sehubungan dengan perubahan Rencana Strategis (Renstra)

Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika periode 2015-

2019, dipandang perlu dilakukan penyusunan kembali Rencana Strategis (Renstra) Direktorat

Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan periode 2015-2019 Perubahan Kedua.

Renstra Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan dimaksudkan

untuk merencanakan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pencapaian sasaran

pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan pada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional 2015-2019 (Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015), Kebijakan

Industri Nasional (Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008) dan Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007), Rencana Induk

Pembangunan Industri Nasional (Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015) serta disusun

antara lain berdasarkan analisa terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis baik

tataran daerah, nasional, maupun di tataran global, serta perubahan paradigma peningkatan

daya saing dan kecenderungan pengembangan industri ke depan.

Keberhasilan pelaksanaan dan terwujudnya pencapaian Visi Renstra Direktorat Industri

Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan periode 2015-2019 yaitu “Terwujudnya

Negara Indonesia yang memiliki Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan yang

unggul, mandiri, efisien dan berdaya saing global” dapat direalisasikan melalui evaluasi setiap

tahun, dan untuk mengantisipasi kebutuhan serta perubahan lingkungan strategis, maka

apabila diperlukan akan disempurnakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dengan

tanpa mengubah visi dan misi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan periode 2015-2019.

Target jangka menengah setiap sektor pencapaiannya akan dimonitor sehingga

kelemahan dan kekuatannya dapat segera diketahui. Renstra Direktorat Industri Maritim, Alat

Transportasi dan Alat Pertahanan periode 2015-2019 diharapkan akan mampu meningkatkan

keterpaduan, keteraturan, dan keterkendalian perencanaan program dan kegiatan dari

seluruh unit eselon III di lingkungan Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan dalam rangka mencapai kinerja yang tinggi sebagaimana yang digariskan pada

indikator kinerja Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan.

Jakarta, 29 Januari 2019

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan

Alat Pertahanan

Putu Juli Ardika

Page 7: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

ii

DAFTAR ISI

RENSTRA TAHUN 2015-2019 PERUBAHAN KEDUA

KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL............................................................................................................................ v

BAB I ........................................................................................................................................... 1

1.1 Kondisi Umum ............................................................................................................. 1

1.2 Kinerja Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) 2015-

2018 4

1.2.1 Pertumbuhan IMATAP ......................................................................................... 4

1.2.2 Ekspor IMATAP ..................................................................................................... 6

1.2.3 Impor IMATAP ...................................................................................................... 8

1.2.4 Nilai Produksi IMATAP ......................................................................................... 9

1.2.5 Investasi IMATAP ............................................................................................... 11

1.2.6 Penyerapan Tenaga Kerja IMATAP .................................................................... 12

1.3 Potensi dan Permasalahan ........................................................................................ 13

1.3.1 Potensi ............................................................................................................... 13

1.3.2 Permasalahan..................................................................................................... 14

1.4 Perubahan Rencana Strategis Direktorat Jenderal ILMATE ...................................... 17

1.5 Perubahan Rencana Strategis Direktorat IMATAP .................................................... 18

BAB II ........................................................................................................................................ 20

2.1 Visi Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan ................. 20

2.2 Misi Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan ................ 20

2.3 Tujuan Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan ............ 21

2.4 Indikator Kinerja Tujuan Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan ........................................................................................................................... 21

2.5 Sasaran Strategis Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan ............. 22

2.5.1 Perspektif Pemangku Kepentingan .................................................................... 22

2.5.2 Perspektif Proses Bisnis Internal ........................................................................ 23

2.6 Indikator Kinerja sasaran Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan ........................................................................................................................... 23

2.7 Penetapan Indikator Kinerja Utama Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan ........................................................................................................................... 24

Page 8: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

iii

2.8 Target Jangka Menengah Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan ........................................................................................................................... 25

2.9 Kegiatan Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan ......... 26

BAB III ....................................................................................................................................... 28

3.1 Arah Kebijakan Pengembangan IMATAP .................................................................. 28

3.2 Analisa SWOT IMATAP .............................................................................................. 28

3.3 Strategi Pengembangan IMATAP .............................................................................. 30

3.4 Fokus Pengembangan IMATAP ................................................................................. 32

BAB IV ....................................................................................................................................... 34

4.1 Target Kinerja ............................................................................................................ 34

4.2 Kerangka Pendanaan ................................................................................................. 37

BAB V ........................................................................................................................................ 39

LAMPIRAN ................................................................................................................................ 41

Page 9: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tahapan Pembangunan Industri Nasional .............................................. 3

Gambar 1.2 Bangun Industri Nasional ......................................................................... 3

Gambar 3.1Target Pengembangan Industri Otomotif ................................................ 33

Gambar 3.2 Target Pengembangan Industri Perkapalan .......................................... 33

Page 10: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

v

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Indikator Kinerja Tujuan IMATAP............................................................... 21

Table 2.2 Indikator Kinerja Sasaran ........................................................................... 24

Table 2.3 Indikator Kinerja Utama.............................................................................. 25

Table 3.1 Analisa SWOT IMATAP ............................................................................. 28

Table 3.2 Rencana Aksi Pengembangan IMATAP .................................................... 30

Table 4.1 Sasaran dan Indikator Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri

Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan. ....................................................... 34

Table 4.2 Program Quickwin Penguatan struktur industri melalui keterkaitan antara

industri hulu (dasar), industri intermediate dan industri hilir (light) ............................ 36

Table 4.3 Kebutuhan Pendanaan Quickwin Kementerian Perindustrian Sektor

IMATAP (Rp. Miliar) ................................................................................................... 38

Table 4.4 Kebutuhan Pendanaan Kegiatan Direktorat IMATAP tahun 2015-2019 (Rp

Ribu) ........................................................................................................................... 38

Page 11: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

1

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum

Dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, disebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat

dengan mendudukkan sektor industri sebagai motor penggerak yang didukung oleh kegiatan

pertanian dalam arti luas, kelautan, dan pertambangan yang menghasilkan produk-produk

secara efisien, modern, dan berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan yang efektif yang

menerapkan praktik terbaik dan ketatakelolaan yang baik agar terwujud ketahanan ekonomi

yang tangguh. Pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri yang berdaya

saing dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan, yaitu sebagai berikut:

1. Dalam hal penguasaan usaha, struktur industri disehatkan dengan meniadakan

praktek-praktek monopoli dan berbagai distorsi pasar;

2. Dalam hal skala usaha, struktur industri akan dikuatkan dengan menjadikan Industri

Kecil dan Menengah (IKM) sebagai basis industri nasional, yaitu terintegrasi dalam mata

rantai pertambahan nilai dengan industri berskala besar;

3. Dalam hal hulu-hilir, struktur industri akan diperdalam dengan mendorong diversifikasi ke

hulu dan ke hilir membentuk rumpun industri yang sehat dan kuat;

Untuk mewujudkan arah kebijakan pembangunan RPJPN tersebut di atas, telah disusun

suatu tahapan perencanaan jangka menengah dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional, yang selanjutnya disebut RPJM Nasional yaitu perencanaan

pembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahunan, yaitu RPJM Nasional I Tahun 2005–

2009, RPJM Nasional II Tahun 2010–2014, RPJM Nasional III Tahun 2015–2019, dan RPJM

Nasional IV Tahun 2020–2024.

Dalam rangka memasuki era baru RPJMN III dari perencanaan pembangunan jangka

panjang nasional, kita semua dituntut untuk menyusun suatu perencanaan RPJMN tahap III

yang terstruktur, fokus dan berkesinambungan dengan perencanaan sebelumnya. Pada

RPJMN II telah ditetapkan visi pembangunan industri nasional yaitu Memantapkan Daya

Saing Basis Industri Manufaktur yang Berkelanjutan serta Terbangunnya Pilar Industri

Andalan Masa Depan dengan fokus prioritas pembangunan industri pada 3 (tiga) hal sebagai

berikut:

1. Fokus Prioritas Penumbuhan Populasi Usaha Industri dengan hasil peningkatan

jumlah populasi usaha industri dengan postur yang lebih sehat;

Page 12: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

2

2. Fokus Prioritas Penguatan Struktur Industri dengan hasil yang diharapkan adalah

semakin terintegrasinya IKM dalam gugus (cluster) industri, tumbuh dan berkembangnya

gugus (cluster) industri demi penguatan daya saing di pasar global;

3. Fokus Prioritas Peningkatan Produktivitas Usaha Industri dengan hasil yang diharapkan

dari pelaksanaan fokus ini adalah meningkatnya nilai tambah produk melalui penerapan

iptek;

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian telah meletakkan industri

sebagai salah satu pilar ekonomi dan memberikan peran yang cukup besar kepada

pemerintah untuk mendorong kemajuan industri nasional secara terencana. Peran tersebut

diperlukan dalam mengarahkan perekonomian nasional untuk tumbuh lebih cepat dan

mengejar ketertinggalan dari negara lain yang lebih dahulu maju.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, dinyatakan

bahwa perindustrian diselenggarakan dengan tujuan:

a. Mewujudkan Industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian nasional;

b. Mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur Industri;

c. Mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta Industri Hijau;

d. Mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan

atau penguasaan Industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan

masyarakat;

e. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;

f. Mewujudkan pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Indonesia guna

memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional; dan

g. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan

Visi Pembangunan Industri Nasional adalah Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh.

Industri Tangguh bercirikan:

1. Struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat, dan berkeadilan;

2. Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global; dan

3. Industri yang berbasis inovasi dan teknologi.

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, pembangunan industri nasional mengemban

misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian

nasional;

2. Memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional;

3. Meningkatkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta Industri Hijau;

Page 13: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

3

4. Menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegahpemusatan atau

penguasaan industri oleh satu kelompok atauperseorangan yang merugikan masyarakat;

5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;

6. Meningkatkan persebaran pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia guna

memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional; dan

7. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.

Penahapan capaian pembangunan industri prioritas dilakukan untuk jangka menengah

dan jangka panjang. Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

(RPJPN), tahapan dan arahrencana pembangunan industri nasional secara rigkas dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Tahapan Pembangunan Industri Nasional

Berdasarkan penetapan industri prioritas, ditetapkan Bangun Industri Nasional

sebagaimana tercantum pada gambar berikut:

Gambar 1.2 Bangun Industri Nasional

Page 14: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

4

Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan industri tersebut, Direktorat Jenderal

Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) telah melaksanakan

serangkaian program dan kegiatan sebagaimana yang tertuang pada Rencana Strategis

(Renstra) Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) tahun

2010 - 2014.

Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal ILMATE selama

periode tahun 2010 - 2014 adalah sebagai berikut:

1. Penumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan;

2. Penumbuhan Industri Elektronika dan Telematika;

3. Penumbuhan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian; dan

4. Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Berbasis Teknologi Tinggi

Penyusunan Rencana Strategi dan Langkah Pengembangan Jangka Menengah Industri

Tahun 2015-2019 perlu dilakukan untuk merumuskan strategi dan kebijakan yang tepat untuk

mencapai tujuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Selanjutnya

rencana strategi dan langkah pengembangan tersebut akan dijadikan acuan dalam menyusun

kegiatan dan kebijakan pengembangan industri Logam Mesin Alat Transportasi dan

Elektronika (ILMATE) selama masa pengembangan lima tahun.

Direktorat Jenderal lndustri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE)

menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang isinya menguraikan perencanaan strategi dalam

rangka mencapai tujuan dan menjabarkan strategi tersebut ke dalam program rencana kerja,

serta indikator kinerja untuk kurun waktu tahun 2015-2019. Dan Direktorat Industri Maritim,

Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) dalam menyusun Rencana Strategis

merupakan turunan dari Renstra Direktorat Jenderal lndustri Logam Mesin Alat Transportasi

dan Elektronika (ILMATE).

1.2 Kinerja Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) 2015-

2018

1.2.1 Pertumbuhan IMATAP

Pertumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahan dari tahun 2015-

2019 mengalami fluktuasi menurun antara 2,40 % sampai 4,52 %. Pertumbuhan tertinggi

terjadi pada tahun 2016 dimana Industri Non Migas dan pertumbuhan ILMATE mengalami

perlambatan pertumbuhan. Pertumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat

Pertahan dari tahun 2015-2018 dapat dilihat pada grafik berikut:

Page 15: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

5

(Persen)

Sumber: BPS diolah

Grafik 1.1 Pertumbuhan IMATAP 2015-2019

Kontribusi pertumbuhan IMATAP terhadap pertumbuhan Industri Non Migas dari

tahun 2015-2018 mengalami penurunan rata-rata sebesar 0,31% dan terhadap

pertumbuhan ILMATE mengalami fruktuasi dari tahun 2015-2018, kontribusi

pertumbuhan tertinggi IMATAP terhadap ILMATE terjadi pada tahun 2015 sebesar

39,63% dan setelah itu kontribusi pertumbuhan IMATAP terhadap ILMATE diantara 38,69

– 38,16%. Data kontribusi pertumbuhan IMATAP tahun 2015-2018 dapat dilihat pada

tabel berikut

Tabel 1.1 Kontribusi Pertumbuhan IMATAP 2015-2019

(Persen)

Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018

Kontribusi Pertumbuhan IMATAP terhadap

Pertumbuhan Industri Non Migas

10,51 10,47 10,16 9,98

Kontribusi Pertumbuhan IMATAP terhadap

Pertumbuhan ILMATE

39,63 38,16 38,69 38,27

Sumber : BPS diolah

Pertumbuhan IMATAP bila dilihat dari 2 (dua) digit KBLI dapat dilihat pada grafik 1.2

berikut, dimana pertumbuhan IMATAP ditopang oleh KBLI 29 Industri Kendaraan

Bermotor, Trailer dan Semi Trailer dan KBLI 30 Industri Alat Angkutan Lainnya.

Page 16: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

6

(Persen)

Sumber: BPS diolah

Grafik 1.2 Pertumbuhan IMATAP 2 Digit KBLI 2015-2018

1.2.2 Ekspor IMATAP

Nilai ekspor IMATAP pada tahun 2015 sebesar US$ 7,14 miliar dan mengalami

peningkatan sebesar 30,5% menjadi US$ 9,51 miliar ditahun 2018. Nilai ekspor IMATAP

berkontribusi sebesar 6,68 - 7,72 persen nilai ekspor Industri Non Migas dan 25,51 - 28,25

persen terhadap nilai ekspor ILMATE.

Nilai eskpor IMATAP tahun 2015-2019 dapat dilihat pada grafik 1.2 dan kontribusi

ekspor IMATAP dapat dilihat pada tabel 1.2.

(USD Miliar)

Sumber: BPS diolah

Grafik 1.3 Nilai Ekspor IMATAP 2015-2018

Page 17: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

7

Tabel 1.2 Kontribusi Ekspor IMATAP 2015-2019

(Persen)

Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018

Kontribusi Eskpor IMATAP terhadap Ekspor

Industri Non Migas

6,68 7,32 6,99 7,32

Kontribusi Ekspor IMATAP terhadap Ekspor

ILMATE

25,51 28,25 27,49 26,60

Sumber : BPS diolah

Ekspor produk IMATAP terbesar di tahun 2015-2019, yaitu produk industri komponen

kendaraan bermotor dengan nilai total ekspor sebesar US$ 19,89 Miliar dan diikuti oleh

industri kendaraan bermotor roda 4 dengan total ekspor sebesar US$ 16,08 miliar.

Perkembangan eskpor produk IMATAP per subsektor dapat dilihat pada grafik 1.4 berikut:

(USD Juta)

Sumber: BPS diolah

Grafik 1.4 Nilai Ekspor Produk IMATAP 2015-2018

Page 18: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

8

1.2.3 Impor IMATAP

Nilai impor Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Tahun 2015-2018

dapat dilihat pada grafik 1.5 berikut:

(USD Miliar)

Sumber: BPS diolah

Grafik 1.5 Nilai Impor IMATAP 2015-2018

Nilai impor IMATAP pada tahun 2015 - 2018 antara US$ 10,26 miliar s/d US$ 14,11

miliar. Impor IMATAP terjadi pada tahun 2018 sebesar US$ 14,11 miliar. Kontibusi impor

IMATAP terhadap Industri Non Migas tahun 2015-2018 rata-rata sebesar 9,40%, dimana

kontribusi terendah impor IMATAP terhadap Industri Non Migas tahun 2015 sebesar 9,36%.

Nilai impor ILMATE tahun 2015 - 2018 rata-rata sebesar US$ 7,11 miliar dan 16,55%

dari nilai tersebut merupakan kontribusi dari impor produk IMATAP. Kontribusi terendah

IMATAP terhadap nilai impor ILMATE terjadi pada tahun 2015 sebesar 16,37%. Kontribusi

impor IMATAP terhadap Industri Non Migas dan ILMATE dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3 Kontribusi Impor IMATAP 2015-2018

(Persen)

Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018

Kontribusi Impor IMATAP terhadap Impor

Industri Non Migas

9,36 9,50 9,89 9,58

Kontribusi Impor IMATAP terhadap Impor

ILMATE

16,37 16,91 17,61 16,78

Sumber : BPS diolah

Page 19: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

9

Total impor IMATAP tahun 2015-2019 sebesar US$ 46,79 miliar dan industri

komponen kendaraan bermotor dan industri kendaraan bermotor roda 4 merupakan industri

binaan IMATAP yang berkontribusi terbesar dalam impor. Dalam 5 (lima) tahun total impor

industri komponen kendaraan bermotor sebesar US$ 22.267,07 miliar, sedangkan untuk

industri kendaraan bermotor roda 4 nilai impor dalam kurang waktu 5 (lima) tahun rata-rata

sebesar US$ 2.160,94 miliar. Perkembangan nilai impor produk subsektor IMATAP dapat

dilihat pada grafik 1.6 berikut ini:

(USD Juta)

Sumber: BPS diolah

Grafik 1.6 Nilai Impor Produk IMATAP 2015-2018

1.2.4 Nilai Produksi IMATAP

Nilai Produktivitas IMATAP Tahun 2015-2018 rata-rata sebesar 1.008,25 Juta per

orang per tahunnya, nilai ini diatas nilai rata-rata produktivitas ILMATE sebesar 696,02 Juta

per orang per tahunnya dan nilai rata-rata produktivitas Industri Non Migas sebesar 377,94

Juta per orang per tahunnya. Nilai Produktivitas IMATAP Tahun 2015-2019 mengalami

fruktuasi perubahan, dimana nilai produktivitas ditahun 2017 mengalami kenaikan sebesar

129,24 Juta per orang per tahun dari tahun 2016 dan tahun selanjutnya mengalami penurunan

sebesar 130,42 Juta per orang per tahun di tahun 2018 dan 198,65 Juta per orang per tahun.

Untuk nilai produktivitas, industri kendaraan bermotor dan komponen memiliki nilai

produktivitas yang cukup tinggi. Nilai produktivitas tahun 2018 (prognosa) Industri kendaraan

bermotor roda 4 sebesar Rp. 2.310,91 Juta/orang/tahun, industri kendaraa bermotor roda 2

sebesar Rp 2,590,72 Juta/orang/tahun serta industri pesawat terbang dan komponennya

sebesar Rp. 651,51 juta/orang/tahun.

Page 20: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

10

Nilai Produktivitas IMATAP Tahun 2015-2018 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

(Juta per Orang per tahun)

Sumber : BPS diolah

Grafik 1.7 Nilai Produktivitas IMATAP 2015-2018

(Ratus ribu per Orang per tahun)

Sumber : BPS diolah

Grafik 1.8 Nilai Produktivitas Subsektor IMATAP 2015-2018

Page 21: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

11

1.2.5 Investasi IMATAP

Total Nilai Investasi IMATAP Tahun 2015 - 2018 sebesar Rp. 89.046,86 miliar dan nilai

investasi tertinggi terjadi di tahun 2016 sebesar Rp. 22.608,92 miliar dan berkontribusi

sebesar 10,60% terhadap nilai investasi Industri Non Migas dan 34,10% terhadap nilai

investasi ILMATE.

(Rp Miliar)

Sumber : BKPM diolah

Grafik 1.9 Nilai Investasi IMATAP 2015-2019

(Rp Miliar)

Sumber : BKPM diolah

Grafik 1.10 Nilai Investasi Sub Sektor IMATAP 2015-2018

Page 22: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

12

Pada grafik 1.10, dapat dilihat bahwa industri komponen KBM memiliki kontribusi

terbesar dalam nilai investasi sektor IMATAP. Subsektor ini memiliki nilai investasi antara 7,6-

10,5 Trilun rupiah. Sedangkan untuk industri KBM Roda 4 dan Roda 2, nilai investasi tertinggi

terjadi pada tahun 2016 dengan nilai Rp 10,5 Trilun untuk Industri KBM Roda 4 dan Rp 8,7

Trilun untuk Industri KBM Roda 2

1.2.6 Penyerapan Tenaga Kerja IMATAP

Penyerapan tenaga kerja Industri Non Migas dari tahun 2015 - 2018 terus mengalami

kenaikan dari 15.491,43 ribu orang ditahun 2015 menjadi 18.194,87 ribu orang ditahun 2018.

Kenaikan penyerapan tenaga kerja Industri Non Migas rata-rata sebesar 16.760,86 ribu orang

selama 4 (empat) tahun. Sektor ILMATE penyerapan tenaga kerja ditahun 2016 mengalami

perlambatan dibandingkan tahun 2015, namun ditahun 2017 dan 2018 kembali mengalami

peningkatan. Peningkatan penyerapatan tenaga kerja sektor ILMATE dari tahun 2015 – 2018

sebesar 178,29 ribu orang. Penyerapan tenaga kerja sektor IMATAP tertinggi terjadi pada

tahun 2015 sebesar 514,59 ribu orang dan terendah pada tahun 2016 sebesar 396,64 ribu

orang. Total penyerapan tenaga kerja IMATAP tahun 2015-2018 sebesar 1.856,64 ribu orang

dan berkontribusi rata-rata sebesar 23,89% terhadap penyerapan tenaga kerja ILMATE dan

2,69% terhadap Industri Non Migas.

(Ribu orang)

Sumber : Sakernas diolah

Grafik 1.11 Penyerapan Tenaga Kerja IMATAP 2015-2019

Page 23: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

13

(Ribu orang)

Sumber : Sakernas diolah

Grafik 1.12 Penyerapan Tenaga Kerja Sub Sektor IMATAP 2015-2018

1.3 Potensi dan Permasalahan

Perkembangan industri nasional memiliki potensi dan permasalahan secara garis besar

sebagaimana berikut:

1.3.1 Potensi

a. Dinamika Sektor Industri

- Perubahan jumlah dan penduduk, serta peningkatan kesejahteraan

penduduk mendorong sektor industri untuk dapat tumbuh lebih tinggi dari

pertumbuhan PDB Nasional.

- Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan akan

memudahkan dan meningkatkan produksi produk industri.

- Globalisasi proses produksi akan meningkatkan peluang akses pasar luar

negeri.

- Indonesia memiliki potensi energi berbasis sumber daya alam (batubara,

panas bumi, air).

- Peningkatan kepedulian terhadap lingkungan mendorong peningkatan

efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan

sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian

fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat.

b. Perjanjian Kerjasama Ekonomi dengan Negara lain

- Peluang bagi industri nasional untuk memperluas pasar bagi produk-produk

industri nasional.

Page 24: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

14

- Terbukanya akses untuk peningkatan Sumber Daya Industri (5M: man,

money, method, machine, material)

- Adanya fasilitasi pengamanan dan penyelamatan industri dalam negeri

akibat persaingan global.

- Terbukanya kesempatan bagi pekerja profesional Indonesia untuk bekerja

di negara lain.

c. Kebijakan Otonomi Daerah

Dengan adanya kesetaraan hubungan antara pemerintah pusat dengan

Pemerintah daerah, maka pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota

berpeluang untuk mempercepat pembangunan dan persebaran industri di daerah.

1.3.2 Permasalahan

a. Dinamika Sektor Industri

- Tidak meratanya persebaran dan tingkat pendapatan penduduk.

- Rendahnya tingkat pendidikan, ketrampilan, dan produktivitas tenaga kerja.

- Lemahnya penguasaan teknologi yang menyebabkan daya saing produk

industri lemah dalam menghadapi persaingan.

- Belum terpadunya pengembangan iptek di lembaga-lembaga penelitian

yang tersebar di berbagai instansi dengan dunia industri.

- Keterlibatan industri nasional dalam rantai pasok global berpotensi pada

kerentanan terhadap gejolak perekonomian dunia.

- Kelangkaan energi yang disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan energi

sektor indutri. Pada tahun 2030 kebutuhan energi diperkirakan akan

meningkat menjadi hampir tiga kali lipat.

- Masih banyak industri yang belum menerapkan standar industri hijau dalam

kegiatan produksinya

b. Perjanjian Kerjasama Ekonomi dengan Negara Lain

- Semakin berkurangnya instrumen perlindungan, baik yang bersifat tarif

maupun non-tarif, bagi pengembangan, ketahanan maupun daya saing

industri di dalam negeri.

- Semakin derasnya arus impor produk barang dan jasa yang berpotensi

mengancam kondisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

- Semakin ketatnya persaingan antara pekerja asing dengan pekerja

domestik dengan adanya pergerakan pekerja terampil (Movement of Natural

Person – MNP), sehingga dikhawatirkan pekerja terampil asing

mengungguli pekerja terampil domestik.

Page 25: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

15

- Semakin meningkatnya instrumen non tariff measures (NTMs) yang dibuat

oleh negara lain untuk menghambat ekspor produk industri Indonesia.

- Semakin meningkatnya porsi kepemilikan saham asing sehingga berpotensi

mengendalikan stabilitas ekonomi nasional, khususnya sektor jasa industri

c. Kebijakan Otonomi Daerah

- Permasalahan internal lambannya birokrasi, kualitas SDM aparatur, dan

koordinasi dengan pihak-pihak terkait.

- Permasalahan eksternal: keterbatasan ketersediaan infrastruktur dan lahan

industri. Otonomi daerah berdampak kepada pengelolaan keuangan daerah

dimana ruang gerak daerah dalam pembiayaan sektor-sektor cenderung

terbatasi oleh dana yang dimiliki pemerintah daerah karena sebagian besar

dari pendapatan daerah dialokasikan untuk belanja pegawai.

d. Infrastruktur

- Tidak tersedianya secara memadai fasilitas jalan dan pelabuhan dalam

rencana pembangunan smelter untuk industri pengolahan mineral terutama

di kawasan timur Indonesia (Sulawesi, Kalimantan, dan Papua).

- Semakin menurunnya tingkat pelayanan jalan dan pelabuhan di Pulau Jawa

terutama di sekitar Jabodetabek yang diindikasikan dengan meningkatnya

waktu tempuh dari kawasan-kawasan industri ke Pelabuhan Tanjung Priok

dan waktu tunggu (dwelling time) yang lebih lama di Pelabuhan Tanjung

Priok

e. Energi

- Kurangnya pasokan gas untuk industri manufaktur, sebagai contoh rencana

revitalisasi 5 pabrik pupuk yang sudah tua dan boros energi tidak bisa

direalisasikan sepenuhnya karena keterbatasan pasokan gas.

- Belum tersedianya energi listrik yang dapat mencukupi kebutuhan

pembangunan smelter maupun industri baru lainnya.

- Belum optimalnya diversifikasi energi termasuk program konversi BBM ke

gas karena belum tersedianya infrastruktur pendukung (Stasiun Pengisian

BBG)

f. Lahan

- Tidak tersedianya lahan untuk pembangunan pabrik gula dan perkebunan

tebu dalam rangka swasembada gula (300 ribu Ha untuk 20 pabrik gula)

- Belum terselesaikannya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sehingga

menghambat rencana investasi, contoh lahan untuk kawasan industri Sei

Mangke dan lahan untuk industri garam di Nagekeo.

Page 26: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

16

g. Regulasi

- Tidak harmonisnya tarif bea masuk produk – produk industri antara hulu dan

hilir, contoh bea masuk PP dan PE sebagai bahan baku untuk industri

kemasan plastik sebesar 10 persen sedangkan bea masuk produk hilir

seperti barang jadi plastik sebesar 0 persen.

- Belum optimalnya pemanfaatan insentif fiskal seperti tax holiday, tax

allowance dan BMDTP karena prosedur administrasi yang rumit dan

panjang.

- Prosedur pengembalian restitusi pajak bagi wajib pajak yang memanfaatkan

fasilitas KITE relatif lama sehingga mengganggu cash flow perusahaan

h. Ketergantungan impor bahan baku, barang modal dan bahan penolong

Masih tingginya ketergantungan industri dalam negeri terhadap impor bahan

baku, barang modal dan bahan penolong. Pada Tahun 2013, impor bahan baku

dan penolong sebesar US$ 89,54 miliar (68,14 persen), diikuti oleh barang modal

US$ 31,49 miliar (23,96 persen), dan barang konsumsi US$ 10,37 miliar (7,38

persen). Hal ini disebabkan belum kuat dan dalamnya struktur industri karena

belum berkembangnya industri hulu dan antara sehingga sangat rentan terhadap

pengaruh kondisi sosial ekonomi negara asal dan menghabiskan devisa dalam

jumlah yang besar.

Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke

merupakan pasar yang sangat potensial untuk pengembangan Industri Alat Transportasi

seperti mobil, sepeda motor, kapal laut, sepeda, becak, dan pesawat terbang. Potensi dan

Permasalahan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan adalah sebagai berikut:

Table 1.4 Potensi dan Permasalahan IMATAP Potensi Permasalahan

a. Negara kepulauan dan memiliki wilayah laut

yang luas, sebagai lahan ekonomi.

b. Pengalaman dalam proses

produksi/perakitan industri alat transportasi.

c. Sudah berkembangnya industri komponen

alat transportasi serta industri pendukung.

d. Memiliki tenaga kerja yang berpengalaman

dalam bidang produksi, rancang bangun dan

perekayasaan dan manufaktur alat

transportasi.

a. Ketergantungan teknologi proses dan

teknologi produk yang masih tinggi kepada

prinsipal atau pemilik teknologi di luar negeri.

b. Ketergantungan terhadap bahan baku dan

komponen impor yang masih tinggi.

c. Kurangnya kebijakan pemerintah yang

mendukung berkembangnya merk dagang

industri nasional dan kemandirian teknologi.

d. Infrastruktur teknologi pendukung (sertifikasi,

laboratorium uji komponen, dll) masih belum

memadai.

Page 27: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

17

e. Besarnya potensi/peluang pasar DN (jumlah

penduduk cukup besar, daya beli semakin

meningkat).

f. Pasar ASEAN dan APEC terutama dengan

adanya kerjasama AFTA dan APEC.

g. Tren global Sourcing, terutama untuk bahan

baku.

h. Telah memiliki Pusat Desain dan Rekayasa

Kapal Nasional (PDRKN).

i. Memiliki institusi pendidikan di bidang

perkapalan dan alat pertahanan

e. Kurang dukungan dari Perbankan terutama

untuk industri perkapalan.

f. Fasilitas produksi industri galangan kapal

sebagian besar berusia tua

1.4 Perubahan Rencana Strategis Direktorat Jenderal ILMATE

Perubahan kondisi ekonomi global sejak krisis 2008, telah memunculkan berbagai

tantangan baru yang semakin komplek dalam pengelolaan stabilitas makro ekonomi. Di

tengah berbagai upaya yang terus ditempuh untuk mengatasi berbagai permasalahan

struktural di dalam negeri, perekonomian Indonesia selama tahun 2015 dihadapkan pada

rangkaian kejutan eksternal dalam perekonomian global, yang berdampak ke Indonesia.

Pemulihan ekonomi global ternyata tidak sesuai harapan, berjalan lambat, tidak berimbang,

dan masih penuh ketidakpastian. Negara maju, terutama perekonomian Amerika Serikat

memperlihatkan pemulihan yang lebih solid. Sedangkan perekonomian negara berkembang,

terutama Tiongkok, mengalami perlambatan struktural, yang pada gilirannya terus menekan

kinerja ekspor Indonesia. Ketidakseimbangan dalam pemulihan ekonomi global tersebut

mengakibatkan terjadinya divergensi siklus kebijakan moneter antara berbagai negara.

Struktur ekspor Indonesia lebih berbasis sumber daya alam sehingga merosotnya harga

komoditas berdampak signifikan pada kinerja ekspor, yang pada gilirannya mempengaruhi

perlambatan kinerja di berbagai sektor perekonomian. Di samping itu, ketergantungan bahan

baku impor yang cukup besar dalam komoditas ekspor menjadikan tidak optimalnya sektor

industri berorientasi ekspor dalam memanfaatkan depresiasi rupiah untuk meningkatkan

kinerja ekspor.

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal ILMATE Nomor 20.1/ILMATE/1/2019, Renstra

ILMATE 2015-2019 perubahan kedua pada sasaran strategis dalam rangka menetapkan

sasaran startegis dan indikator kinerja industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika.

Page 28: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

18

1.5 Perubahan Rencana Strategis Direktorat IMATAP

Keputusan Direktur Jenderal ILMATE Nomor 20.1/ILMATE/1/2019 tentang Rencana

Strategis Direktorat Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Tahun 2015-2019

Perubahan Kedua menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan perubahan dokumen

Rencana Strategi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan.

Perubahan kedua pada Renstra IMATAP disebabkan adanya perubahan struktur

organisasi Kementerian Perindustrian berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun

2018 Tentang Perubahan Atas Perturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 Tentang

Kementerian Perindustrian dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian.

Pada struktur organisasi Kementerian Perindustrian terdapat organisasi baru yaitu Pusat

Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri yang memiliki tugas melaksanakan

penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan

pelaporan bidang peningkatan penggunaan produk dalam negeri. Dengan adanya struktur

baru tersebut maka kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan penggunaan produk

dalam negeri akan diampuh oleh Pusat P3DN, hal ini menyebabkan:

Perspektif : Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis : Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang

adil, berdaya saing dan berkelanjutan bidang perindustrian yang

berdaya saing dan berkelanjutan

Indikator Kinerja : Produk IMATAP tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri

(TKDN)

dihapus dari sasaran strategis Renstra Direktorat IMATAP 2015-2019.

Perubahan Renstra Direktorat IMATAP dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 29: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

19

Table 1.5 Matriks Sebelum dan Sesudah Sasaran Startegis dan Indikator Sasaran Strategis

2017 2018 2019 2017 2018 2019

a Unit Industri pengolahan non-migas besar sedang sub sektor

Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan yang

tumbuh

Unit 121 155 94-104 a Unit Industri pengolahan non-migas besar sedang sub sektor

Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan yang

tumbuh

Unit 121 155 94-104

b Nilai investasi sektor Industri pengolahan non migas sub

sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

Rp Triliun 36,9 43,5-46,3 54,11 b Nilai investasi sektor Industri pengolahan non migas sub

sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

Rp Triliun 36,9 43,5-46,3 54,11

a Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non migas sub

sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

terhadap ekspor nasional

Persen 4,95 4,9 4,9 a Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non migas sub

sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

terhadap ekspor nasional

Persen 4,95 4,9 4,9

b Produktivitas dan kemampuan SDM Industri Maritim, Alat

Transportasi Dan Alat Pertahanan

Rp Juta 1.003,30 1.086 1.187,40 b Produktivitas dan kemampuan SDM Industri Maritim, Alat

Transportasi Dan Alat Pertahanan

Rp Juta 1.003,30 1.086 1.187,40

a Rancangan Standard Nasional Indonesia (RSNI) RSNI - 8 3 a Rancangan Standard Nasional Indonesia (RSNI) RSNI - 8 3

b Regulasi teknis pemberlakukan SNI, ST dan/atau PTC secara

wajib

Regulasi - 1 1 b Regulasi teknis pemberlakukan SNI, ST dan/atau PTC secara

wajib

Regulasi - 1 1

a Infrastruktur kompetensi yang terbentuk RSKKNI - 2 3 a Infrastruktur kompetensi yang terbentuk RSKKNI - 2 3

b Produk IMATAP tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam

Negeri (TKDN)

Sertifikat 100 100 350

TahunSatuan

No

Sebelum

Sasaran Kegiatan

Meningkatnya Daya Saing Dan Produktivitas Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat

Pertahanan

PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan yang

Efektif

2

1

2

1

2

Meningkatnya Populasi Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

Meningkatnya Daya Saing Dan Produktivitas Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat

Pertahanan

Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan yang

Efektif

Terselenggaranya Urusan Pemerintah Di Bidang Perindustrian Yang Berdaya Saing Dan

Berkelanjutan

1

Sesudah

No Sasaran KegiatanSatuan

Tahun

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

1

2

Terselenggaranya Urusan Pemerintah Di Bidang Perindustrian Yang Berdaya Saing Dan

Berkelanjutan

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

Meningkatnya Populasi Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

Page 30: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

20

2 BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN PEMBANGUNAN

DIREKTORAT INDUSTRI MARITIM ALAT TRANSPORTASI DAN ALAT PERTAHANAN

2.1 Visi Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan

Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan, dan tantangan yang dihadapi ke

depan sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab I, maka Direktorat Industri Maritim, Alat

Transportasi Dan Alat Pertahanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai

lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Industri Maritim, Alat

Transportasi Dan Alat Pertahanan dituntut untuk melakukan pengaturan, pembinaan, dan

pengembangan industri. Untuk itu, maka disusunlah visi dan misi Pembangunan Industri yang

akan dicapai melalui pencapaian tujuan, sasaran strategis, dan pelaksanaan program dan

kegiatan utama maupun kegiatan pendukung.

Visi Direktorat Jenderal ILMATE tahun 2015 – 2019 adalah:

“Terwujudnya Struktur Industri Logam, Mesin, Alat Trasportasi, dan Elektronika yang

kuat berbasiskan sumberdaya alam dan berkeadilan dalam rangka meningkatkan daya

saing industri”

Sedangkan visi Direktorat IMATAP sebagai turunan dari visi Direktorat ILMATE tahun

2015 – 2019 adalah

“Terwujudnya Negara Indonesia yang memiliki Industri Maritim, Alat Transportasi dan

Alat Pertahanan yang unggul, mandiri, efisien dan berdaya saing global”

2.2 Misi Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk 3 (tiga)

misi sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan sebagai berikut:

1. Memperkuat dan memperdalam struktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan untuk mewujudkan industri nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan

berwawasan lingkungan;

2. Meningkatkan nilai tambah industri Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan

dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi;

3. Menumbuhkan populasi Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan guna

memberikan kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;

Page 31: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

21

2.3 Tujuan Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan

Pembangunan Industri Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP)

merupakan bagian dari penyokong dan penopang pembangunan nasional, oleh sebab itu

pembangunan industri harus diarahkan untuk mendorong terwujudnya industri yang mampu

memberikan sumbangan berarti bagi pembangunan ekonomi, sosial dan politik Indonesia.

Pembangunan industri sektor IMATAP tidak hanya ditujukan untuk mengatasi permasalahan

dan kelemahan di sektor industri yang disebabkan oleh melemahnya daya saing dan krisis

global yang melanda dunia saat ini saja, melainkan juga mampu turut mengatasi

permasalahan nasional, serta meletakkan dasar-dasar membangun industri andalan masa

depan.

Adapun tujuan rencana strategis Direktorat IMATAP adalah meningkatnya peran

Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan dalam perekonomian nasional

yang diukur melalui indikator kinerja tujuan sebagai berikut:

1. Laju pertumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan

2. Kontribusi Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan terhadap PDB

Nasional

3. Penyerapan Tenaga Kerja Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan

2.4 Indikator Kinerja Tujuan Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan

Indikator kinerja tujuan Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan

dapat digambarkan sebagai berikut:

Table 2.1 Indikator Kinerja Tujuan IMATAP Tujuan : Meningkatnya peran Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan dalam

perekonomian nasional

Indikator Kinerja Tujuan Satuan Target

2017 2018 2019

1 Laju pertumbuhan Industri Maritim, Alat

Transportasi dan Alat Pertahanan

Persen 4,48-4,78 4,32-4,71 4,27-4,76

2 Kontribusi Industri Maritim, Alat

Transportasi dan Alat Pertahanan

terhadap PDB Nasional

Persen 1,88-1,91 1,90-1,94 1,91-1,94

3 Penyerapan Tenaga Kerja Industri

Maritim, Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan

Juta Orang 0,52 0,60-0,61 0,62-0,64

Page 32: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

22

2.5 Sasaran Strategis Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan

2.5.1 Perspektif Pemangku Kepentingan

1. Meningkatnya Populasi Dan Persebaran Industri Maritim, Alat Transportasi Dan

Alat Pertahanan

Penyebaran dan pemerataan Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat

Pertahanan ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

dilakukan melalui pengembangan perwilayahan industri dengan tujuan untuk

meningkatkan kontribusi sektor industri pengolahan non-migas di luar pulau jawa

dan menumbuhkan populasi unit usaha industri besar dan sedang di luar pulau

jawa.

Adapun meningkatnya populasi industri nasional diindikasikan dengan

peningkatan jumlah unit industri pengolahan non-migas serta penyerapan tenaga

kerja sektor industri pengolahan non-migas baik industri sedang besar (IBS).

Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran strategis ini adalah:

a. Unit Industri pengolahan non-migas besar sedang sub sektor Industri

Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan yang tumbuh.

b. Nilai investasi sektor Industri pengolahan non migas sub sektor Industri

Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

2. Meningkatnya Daya Saing Dan Produktivitas Sektor Industri Maritim, Alat

Transportasi Dan Alat Pertahanan

Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor Industri Maritim, Alat

Transportasi Dan Alat Pertahanan dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan

produk dalam negeri dibandingkan dengan seluruh pangsa pasar baik dalam

negeri maupun luar negeri. Peningkatan daya saing dan produktivitas dilakukan

melalui pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi industri yang bertujuan

untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan

kemandirian industri nasional.

Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran strategis ini adalah:

a. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non migas sub sektor

Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan terhadap ekspor

nasional.

b. Produktivitas dan kemampuan SDM Industri Maritim, Alat Transportasi

Dan Alat Pertahanan

Page 33: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

23

2.5.2 Perspektif Proses Bisnis Internal

1. Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat

Pertahanan Yang Efektif

Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang

Perindustrian, peran pemerintah dalam mendorong kemajuan sektor industri ke

depan dilakukan secara terencana serta disusun secara sistematis dalam suatu

dokumen perencanaan. Dokumen perencanaan tersebut harus menjadi pedoman

dalam menentukan arah kebijakan pemerintah dalam mendorong pembangunan

sektor industri dan menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan yang

terlibat dalam pembangunan industri nasional.

Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran ini adalah:

a. Rancangan Standard Nasional Indonesia (RSNI)

b. Regulasi teknis pemberlakukan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib

2. Terselenggaranya Urusan Pemerintahan Di Bidang Perindustrian Yang Adil,

Berdaya Saing Dan Berkelanjutan Bidang Perindustrian Yang Berdaya Saing Dan

Berkelanjutan

Standardisasi industri dan peningkatan kompetensi tenaga kerja industri

bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri dan produktivitas dalam rangka

penguasaan pasar dalam negeri maupun ekspor. Pembangunan tenaga kerja

industri kompeten yang siap kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan industri

dan/atau perusahaan kawasan industri berdampak meningkatkan produktivitas

tenaga kerja Industri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sektor industri

serta memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi tenaga kerja industri.

Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran ini adalah:

a. Infrastruktur kompetensi yang terbentuk

2.6 Indikator Kinerja sasaran Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan

Indikator kinerja sasaran Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan merupakan cascading dari Indikator Kinerja Sasaran Direktorat Jenderal ILMATE.

Indikator kinerja sasaran Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan

adalah sebagai berikut:

Page 34: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

24

Table 2.2 Indikator Kinerja Sasaran

No. Sasaran Kegiatan / Indikator Target

Satuan 2017 2018 2019

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

1 Meningkatnya Populasi Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

a Unit Industri pengolahan non-migas besar sedang

sub sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan

Alat Pertahanan yang tumbuh

Unit 121 155 94-104

b Nilai investasi sektor Industri pengolahan non migas

sub sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan

Alat Pertahanan

Rp triliun 36,9 43,5 - 46,3 54,11

2 Meningkatnya Daya Saing Dan Produktivitas Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

a Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non

migas sub sektor Industri Maritim, Alat Transportasi

Dan Alat Pertahanan terhadap ekspor nasional

Persen 4,95 4,9 4,9

b Produktivitas dan kemampuan SDM Industri Maritim,

Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

Juta

Rupiah/

orang per

tahun

1.003,3 1.086 1.187,4

PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

1 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan yang Efektif

a Rancangan Standard Nasional Indonesia (RSNI) RSNI - 8 3

b Regulasi teknis pemberlakukan SNI, ST dan/atau

PTC secara wajib

Regulasi - 1 1

2 Terselenggaranya Urusan Pemerintah Di Bidang Perindustrian Yang Berdaya Saing Dan Berkelanjutan

a Infrastruktur kompetensi yang terbentuk SKKNI - 2 3

2.7 Penetapan Indikator Kinerja Utama Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan

Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dalam perspektif pemangku kepentingan dan

perspektif proses bisnis internal merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Industri

Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan.

Untuk mencapai visi, misi dan sasaran strategis di atas maka ditetapkanlah Indikator

Kinerja Utama Direktorat IMATAP sebagai berikut:

Page 35: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

25

Table 2.3 Indikator Kinerja Utama

No. Sasaran Kegiatan / Indikator Target

Satuan 2017 2018 2019

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

1 Meningkatnya Populasi Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

a Unit Industri pengolahan non-migas besar sedang

sub sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan

Alat Pertahanan yang tumbuh

Unit 121 155 94-104

b Nilai investasi sektor Industri pengolahan non migas

sub sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan

Alat Pertahanan

Rp triliun 36,9 43,5 - 46,3 54,11

2 Meningkatnya Daya Saing Dan Produktivitas Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

a Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non

migas sub sektor Industri Maritim, Alat Transportasi

Dan Alat Pertahanan terhadap ekspor nasional

Persen 4,95 4,9 4,9

b Produktivitas dan kemampuan SDM Industri Maritim,

Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

Juta

Rupiah/

orang per

tahun

1.003,3 1.086 1.187,4

PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

1 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan yang Efektif

a Rancangan Standard Nasional Indonesia (RSNI) RSNI - 8 3

b Regulasi teknis pemberlakukan SNI, ST dan/atau

PTC secara wajib

Regulasi - 1 1

2 Terselenggaranya Urusan Pemerintah Di Bidang Perindustrian Yang Berdaya Saing Dan Berkelanjutan

a Infrastruktur kompetensi yang terbentuk SKKNI - 2 3

Tata cara perhitungan Indikator Kinerja Utama (IKU) dapat dilihat pada Lampiran

Rencana Strategis.

2.8 Target Jangka Menengah Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan

Berikut Target Jangka menengah Direktorat IMATAP berdasarkan sasaran dan indikator

yang akan dicapai pada rencana kerja Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan.

Page 36: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

26

Table 2.4 Indikator Kinerja Utama

No. Sasaran Kegiatan / Indikator Target

Satuan 2017 2018 2019

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

1 Meningkatnya Populasi Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

a Unit Industri pengolahan non-migas besar sedang

sub sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan

Alat Pertahanan yang tumbuh

Unit 121 155 94-104

b Nilai investasi sektor Industri pengolahan non migas

sub sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan

Alat Pertahanan

Rp triliun 36,9 43,5 - 46,3 54,11

2 Meningkatnya Daya Saing Dan Produktivitas Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

a Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non

migas sub sektor Industri Maritim, Alat Transportasi

Dan Alat Pertahanan terhadap ekspor nasional

Persen 4,95 4,9 4,9

b Produktivitas dan kemampuan SDM Industri Maritim,

Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

Juta

Rupiah/

orang per

tahun

1.003,3 1.086 1.187,4

PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

1 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan yang Efektif

a Rancangan Standard Nasional Indonesia (RSNI) RSNI - 8 3

b Regulasi teknis pemberlakukan SNI, ST dan/atau

PTC secara wajib

Regulasi - 1 1

2 Terselenggaranya Urusan Pemerintah Di Bidang Perindustrian Yang Berdaya Saing Dan Berkelanjutan

a Infrastruktur kompetensi yang terbentuk SKKNI - 2 3

2.9 Kegiatan Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan

Dalam rangka mendukung pencapaian indikator kinerja sasaran Direktorat IMATAP

melaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya:

1. Pendalaman Struktur Industri Melalui Penguatan Rantai Nilai Industri

a. Penyusunan Kebijakan Pengembangan Industri Alat Transportasi Darat

b. Penyusunan Kebijakan Pengembangan Industri Maritim

c. Pengembangan Low Carbon Emission Car (LCEC)

d. Pengembangan Industri Maritim

e. Pengembangan Industri Kedirgantaraan, Alat Pertahanan dan Maintenance, Repair

And Overhaul (MRO)

Page 37: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

27

f. Pengembangan Kualitas Dan Sertifikasi Produk Komponen Perkapalan

g. Peningkatan kemampuan dan sertifikasi SDM Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan

Alat Pertahanan

h. Pengembangan KBM Multiguna Pedesaan

i. Pengembangan Desain Kapal Nasional

j. Pengembangan Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional

k. Fasilitasi Promosi Kemampuan Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat

Pertahanan

l. Pengembangan Pesawat Turboprop Jarak Menengah

m. Pengembangan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan

Page 38: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

28

3 BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

INDUSTRI MARITIM ALAT TRANSPORTASI DAN ALAT PERTAHANAN

3.1 Arah Kebijakan Pengembangan IMATAP

Arah Kebijakan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

Tahun 2015 - 2019 sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2014 dan Rencana Induk Pengembangan

Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015 - 2035 mencakup beberapa hal pokok sebagai berikut:

a. Merevitalisasi sektor industri dan meningkatkan peran sektor Industri Maritim, Alat

Transportasi Dan Alat Pertahanan dalam pereknomian nasional

b. Membangun struktur industri dalam negeri yang sesuai dengan prioritas nasional

c. Mendorong pertumbuhan industri sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat

Pertahanan di luar Pulau Jawa

d. Mendorong sinergi kebijakan dari sektor-sektor pembangunan yang lain dalam

mendukung pembangunan industri nasional

e. Pembangunan industri pendukung dan andalan secara selektif melalui penyiapan SDM

yang ahli dan kompeten di bidang industri sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan

Alat Pertahanan

f. Meningkatkan penguasaan teknologi.

3.2 Analisa SWOT IMATAP

Berdasarkan potensi dan permasalahan sektor IMATAP maka dapat dilakukan analisa

berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan agar dapat menentukan arah,

kebijakan dan strategi IMATAP dimasa yang akan datang. Berikut analisa SWOT sektor

IMATAP:

Table 3.1 Analisa SWOT IMATAP Kekuatan Kelemahan

o Negara kepulauan dan memiliki wilayah laut

yang luas, sebagai lahan ekonomi.

o Pengalaman dalam proses

produksi/perakitan industri alat transportasi.

o Sudah berkembangnya industri komponen

alat transportasi serta industri pendukung.

o Memiliki tenaga kerja yang berpengalaman

dalam bidang produksi, rancang bangun

dan perekayasaan dan manufaktur alat

transportasi.

o Ketergantungan teknologi proses dan

teknologi produk yang masih tinggi kepada

prinsipal atau pemilik teknologi di luar

negeri.

o Ketergantungan terhadap bahan baku dan

komponen impor yang masih tinggi.

o Kurangnya kebijakan pemerintah yang

mendukung berkembangnya merk dagang

industri nasional dan kemandirian

teknologi.

Page 39: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

29

o Besarnya potensi/peluang pasar DN

(jumlah penduduk cukup besar, daya beli

semakin meningkat).

o Pasar ASEAN dan APEC terutama dengan

adanya kerjasama AFTA dan APEC.

o Tren global Sourcing, terutama untuk bahan

baku.

o Telah memiliki Pusat Desain dan Rekayasa

Kapal Nasional (PDRKN).

o Memiliki institusi pendidikan di bidang

perkapalan dan alat pertahanan

o Infrastruktur teknologi pendukung

(sertifikasi, laboratorium uji komponen, dll)

masih belum memadai.

o Kurang dukungan dari Perbankan terutama

untuk industri perkapalan.

o Fasilitas produksi industri galangan kapal

sebagian besar berusia tua

Peluang Tantangan

o Besarnya potensi/peluang pasar DN

(jumlah penduduk cukup besar, daya beli

semakin meningkat).

o Pasar ASEAN dan APEC terutama dengan

adanya kerjasama AFTA dan APEC.

o Tren global Sourcing, terutama untuk bahan

baku

o Tumbuhnya industri sepeda motor dengan

teknologi dari berbagai sumber.

o Besarnya pasar di Timur Tengah dan

Afrika.

o Meningkatnya pasar dalam negeri yang

menjadi load base pengembangan industri

perkapalan dan pasar ekspor yang semakin

terbuka.

o Adanya relokasi industri perkapalan dari

negara-negara maju.

o Adanya lembaga keuangan Non Bank

untuk pemberdayaan industri perkapalan

seperti PT. Pann.

o Adanya Inpres No. 5 / 2005 tentang

Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional

termasuk industri perkapalan.

o Fasilitas untuk industri pertahanan sudah

mendukung

o Adanya upaya-upaya penerapan hambatan

non tarif (TBT) di negara tujuan ekspor

yang dapat menghambat upaya ekspor.

o Masyarakat dalam negeri cenderung lebih

menyukai produk impor karena alasan

kualitas lebih baik.

o Tuntutan pasar semakin meningkat

terutama yang berkaitan dengan aspek

keselamatan dan lingkungan.

o Kurang sinerginya koordinasi antar

lembaga terkait dan antar Pemerintah

Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.

o Negara-negara pesaing di ASEAN

berkembang pesat demikian pula di Asia

(RRC) lebih pesat lagi perkembangannya.

o Kurangnya komitmen pemerintah di sektor

maritim.

o Iklim investasi belum berpihak kepada

investor lokal yang ada di luar Batam,

sementara fasilitas kemudahan di Batam

lebih dinikmati oleh PMA.

o Kurangnya advokasi kepada konsumen

untuk pengadaan produk maritime dan alat

pertahanan dari dalam negeri

Page 40: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

30

3.3 Strategi Pengembangan IMATAP

Pembangunan industri prioritas periode tahun 2015-2019 dilaksanakan dengan mengacu

pada rencana aksi yang telah diamanatkan oleh Rencana Induk Pembangunan Industri

Nasional. Rencana aksi pembangunan untuk Sektor IMATAP adalah sebagaimana tabel

berikut:

Table 3.2 Rencana Aksi Pengembangan IMATAP Industri Prioritas Rencana Aksi

a. Industri Kendaraan Bermotor

Komponen otomotif, Penggerak mula

(engine) BBM, gas dan Listrik, Perangkat

transmisi (power train), Alat berat.

b. Industri Kereta Api

Kereta diesel dan listrik

c. Industri Perkapalan

Kapal laut, Komponen kapal (mekanikal dan

elektronik), Perawatan kapal

d. Industri Kedirgantaraan

Pesawat terbang, Komponen pesawat,

Perawatan pesawat

a. Pengembangan road map industri alat

tarnsportasi secara komprehensif yang

bersifat antar moda dengan memperhatikan

kapasitas, kualitas, teknologi, dan

karakteristik kebutuhan transportasi/

konektivitas di dalam negeri, serta kaitannya

dengan jaringan transportasi global yang

memperhatikan posisi geostrategis

Indonesia;

b. Penguatan sub sektor industri pemesinan

melalui revitalisasi mesin dan peralatan

presisi pada industri perkapalan, kereta api

dan pesawat terbang;

c. Penyediaan bahan baja dan non baja serta

paduannya, dan bahan pendukung

(komposit, keramik plastik dan karet) yang

memenuhi kebutuhan spesifik bagi industri

alat transportasi;

d. Pengembangan regulasi melalui koordinasi

dengan instansi terkait tentang ijin

transportasi darat, laut dan udara;

e. Pengembangan kebijakan penggunaan

produk dalam negeri yang memiliki daya

saing melalui perjanjian secara bertahap

dengan pihak principal;

f. Pengembangan sistem untuk status legal

kepemilikan mesin yang diperlukan bagi

penjaminan pinjaman ;

g. Pengembangan kebijakan tahapan

penguasaan teknologi pada bahan bakar

(fosil & non fosil) untuk penggerak mula ;

Page 41: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

31

Industri Prioritas Rencana Aksi

h. Pengembangan standardisasi produk,

proses, manajemen (ISO9000, ISO14000,

dan ISO26000), dan industri hijau, serta

spesifikasi teknis, dan pedoman tata cara di

industri transportasi;

i. Pengembangan pasar domestik melalui

pengembangan infrastruktur transportasi

yang terintegrasi dengan pengembangan

perwilayahan industri (penyebaran dan

konektivitas);

j. Pengembangan kawasan industri dan sentra

IKM khusus industri alat transportasi;

k. Penguatan sentra IKM modern (logam, karet,

plastik, kulit) pendukung industri transportasi

secara umum yang dilengkapi dengan UPT

proses dan pengukuran presisi;

l. Pengembangan kapasitas industri

pemesinan melalui upaya efisiensi produksi

termasuk penghematan penggunaan energi;

m. Pengembangan komponen logam terstandar

untuk efisiensi industri alat transportasi;

n. Penyediaan dan peningkatan kemampuan

SDM dengan kompetensi pada design

engineering, proses presisi, pengukuran

presisi, dan mekatronika/robotika melalui

pelatihan, dan bimbingan teknis;

o. Pengembangan regulasi alih daya yang

memadai untuk pembentukan iklim usaha

agar dapat memberikan jaminan pasokan

melalui kegiatan alih daya (outsourcing)

proses, produk dan SDM;

p. Pengembangan jumlah dan kompetensi

konsultan IKM pada sentra khusus IKM

industri alat transportasi;

q. Penguasaan teknologi sistem manufaktur

bagi industri alat transportasi yang efisien ;

r. Penguatan balai melalui kerjasama

penelitian tentang paduan logam bernilai

tambah tinggi, serta kolaborasi penelitian

Page 42: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

32

Industri Prioritas Rencana Aksi

dan pengembangan teknologi dan

aplikasinya, termasuk untuk alat transportasi

hemat energi, serta pengembangan

infrastruktur lab uji kendaraan bermotor.

s. Pengembangan design center industri alat

transportasi

3.4 Fokus Pengembangan IMATAP

Dalam rangka mencapai target kegiatan yang akan dicapai maka ditetapkan fokus

pengembangan IMATAP adalah sebagai berikut:

1. Membangun pusat R&D pengembangan kendaraan bermotor dan komponennya.

2. Meningkatkan kerjasama industri otomotif, industri bahan baku dan perguruan tinggi.

3. Meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga uji yang bertaraf internasional.

4. Meningkatkan kerjasama industri dengan industri kendaraan bermotor utama di dunia

5. Memanfaatkan jaringan pemasaran global bagi produk komponen kendaraan bermotor

6. Eksistensi galangan kapal nasional yang memiliki fasilitas produksi berupa building

berth/graving dock yang mampu membangun kapal dan mereparasi kapal/docking repair

sampai dengan kapasitas 300.000 DWT untuk memenuhi kebutuhan di dalam maupun

luar negeri (World class industri).

7. Meningkatnya kemampuan industri perkapalan/galangan kapal nasional dalam

membangun kapal untuk berbagai jenis dan ukuran seperti Korvet, Frigate, Cruise Ship,

LPG Carrier dan kapal khusus lainnya.

8. Meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan industri komponen kapal nasional untuk

mampu mensupply kebutuhan komponen kapal dalam negeri.

9. Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN) / National Ship Design and

Engineering Centre (NaSDEC) semakin berkembang dan semakin kuat dalam

mendukung industri perkapalan/galangan kapal nasional.

10. Meningkatnya peran P3DN industri alat pertahanan

Page 43: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

33

Gambar 3.1Target Pengembangan Industri Otomotif

Gambar 3.2 Target Pengembangan Industri Perkapalan

Page 44: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

34

4 BAB IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN

4.1 Target Kinerja

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan bertujuan untuk menumbuhkan dan menguatkan struktur Industri Maritim, Alat

Transportasi dan Alat Pertahanan, meningkatkan penerapan standar, serta meningkatkan

kemampuan SDM industri. Adapun sasaran-sasaran kegiatan dan indikator yang ingin dicapai

dari pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut:

Table 4.1 Sasaran dan Indikator Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan.

No. Sasaran Kegiatan / Indikator Target

Satuan 2017 2018 2019

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

1 Meningkatnya Populasi Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

a Unit Industri pengolahan non-migas besar sedang

sub sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan

Alat Pertahanan yang tumbuh

Unit 121 155 94-104

b Nilai investasi sektor Industri pengolahan non migas

sub sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan

Alat Pertahanan

Rp triliun 36,9 43,5 - 46,3 54,11

2 Meningkatnya Daya Saing Dan Produktivitas Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

a Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non

migas sub sektor Industri Maritim, Alat Transportasi

Dan Alat Pertahanan terhadap ekspor nasional

Persen 4,9 4,9 4,9

b Produktivitas dan kemampuan SDM Industri Maritim,

Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

Juta

Rupiah/

orang per

tahun

1.003,3 1.086 1.187,4

PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

1 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan yang Efektif

a Rancangan Standard Nasional Indonesia (RSNI) RSNI - 8 3

b Regulasi teknis pemberlakukan SNI, ST dan/atau

PTC secara wajib

Regulasi - 1 1

2 Terselenggaranya Urusan Pemerintah Di Bidang Perindustrian Yang Berdaya Saing Dan Berkelanjutan

a Infrastruktur kompetensi yang terbentuk SKKNI - 2 3

Page 45: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

35

Kegiatan penumbuhan dan pengembangan Industri Maritim,Alat Transportasi, dan Alat

Pertahanan dengan sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah

1. Meningkatnya pertumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat Pertahanan;

2. Meningkatnya penguasaan teknologi Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat

Pertahanan;

3. Meningkatnya investasi di sektor Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat

Pertahanan;

4. Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri;

5. Meningkatnya investasi di sektor Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat

Pertahanan;

6. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan

Alat Pertahanan;

7. Kuatnya struktur Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat Pertahanan;

8. Tersusunnya insentif dan disinsentif bagi Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat

Pertahanan;

9. Tersusunnya rancangan SNI bidang Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat

Pertahanan;

10. Tersusunnya arah pembangunan Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat

Pertahanan;

11. Meningkatnya fasilitas untuk percepatan pembangunan Industri Maritim, Alat

Transportasi, Dan Alat Pertahanan dan penguatan kelembagaan;

12. Meningkatnya kompetensi tenaga kerja Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat

Pertahanan;

13. Meningkatnya usulan penerapan SNI bidang industri; dan

14. Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan baku untuk meningkatkan kapasitas

produksi.

Selain melaksanakan Program penumbuhan dan pengembangan Industri Maritim, Alat

Transportasi dan Alat Pertahanan, Direktorat IMATAP juga melaksanakan program Quickwin

sebagai berikut :

Page 46: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

36

Table 4.2 Program Quickwin Penguatan struktur industri melalui keterkaitan antara industri hulu (dasar), industri intermediate dan industri hilir (light)

Program Quickwin : Penguatan struktur industri melalui keterkaitan antara industri hulu (dasar), industri intermediate

dan industri hilir (light)

Sasaran : Terciptanya iklim usaha yang kondusif, Menguatnya struktur industri, Menguatnya R&D industri

Quickwin / Sasaran Indikator Satuan

Target

2015 2016 2017 2018 2019

1846 Penumbuhan Industri Alat

Transportasi Darat

- Menguatnya kemampuan

produksi industri Kereta

Api Nasional, baik dalam

kemampuan produksi

(komponen dan perakitan)

dan R&Dnya:

Terbuatnya prototype

kereta penumpang

Unit 1 1 1 1 2

Kapasitas produksi

kereta penumpang

Persen 30 35 40 45 50

Bertambahnya jumlah

dan Jenis industri

komponen

Persen 15 20 25 30 35

Meningkatnya jumlah

tenaga kerja yang

Bersertifikat

Orang 75 100 120 130 150

- Penguasaan Teknologi

KBM Multiguna Pedesaan

(baik perakitan maupun

komponen) untuk

Kemandirian Industri Lokal

Penguasaan Teknologi

KBM Multiguna

Pedesaan di bidang

perakitan

Merk dalam

negeri

5 6 6 7 7

Meningkatnya jumlah

Industri Komponen

Teknologi KBM

Multiguna Pedesaan di

bidang komponen

Unit 20 25 35 35 40

- Terbentuknya kebijakan

mengenai Low Carbon

Emision Car (LCEC)

Tersusunnya regulasi

Low Carbon Emision

Car

Regulasi 1 1 1 1 1

184 Penumbuhan Industri Maritim

dan Kedirgantaraan dan Alat

Pertahanan

- Revitalisasi Pusat Desain

dan Rekayasa Kapal

Nasional (PDRKN)

Terevitalisasinya Pusat

Desain dan Rekayasa

Kapal Nasional

(PDRKN)

Pusat

Desain

1 1 1 1 1

- Revitalisasi Industri

Galangan Kapal Nasional

Terevitalisasinya

industri galangan kapal

di 9 lokasi

Lokasi 9 9 9 9 9

Page 47: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

37

Program Quickwin : Penguatan struktur industri melalui keterkaitan antara industri hulu (dasar), industri intermediate

dan industri hilir (light)

Sasaran : Terciptanya iklim usaha yang kondusif, Menguatnya struktur industri, Menguatnya R&D industri

Quickwin / Sasaran Indikator Satuan

Target

2015 2016 2017 2018 2019

(Pembangunan/Renova

si, Bantuan Alat,

Peningkatan SDM

bersertifikasi)

- Optimal produktivitas

galangan kapal dan

harmonisnya fiskal

perkapalan

Tersusunnya RPP

tentang Fasilitasi PPN

tidak dipungut atas

penyerahan kapal

Regulasi 1 1 1 1 1

Terevisinya PP No. 52

Tahun 2011

Regulasi 1 1 1 1 1

Terfasilitasinya BMDTP

khusus sesuai

karakteristik industri

perkapalan

Perusahaan 50 50 50 50 50

Terfasilitasinya

harmonisasi bea masuk

komponen

Regulasi 1 1 1 1 1

Terfasilitasinya

keringanan tarif

penyewaan lahan untuk

galangan kapal BUMN

dengan PT Pelindo,dan

khusus PT PAL dengan

TNI AL

Regula-si 1 1 1 1 1

Meningkatnya Kemampuan

Industri Komponen

Pesawat N219

Meningkatnya Jumlah

Jenis dan komponen

pesawat N219 yang

bersertifikat

Persen 20 30 40 50 60

4.2 Kerangka Pendanaan

Dalam rangka mencapai sasaran strategis Direktorat IMATAP tahun 2015-2019,

dibutuhkan pendanaan bagi program dan kegiatan sebagaimana yang dijabarkan di atas.

Kebutuhan alokasi pendanaan untuk pelaksanaan program quickwin Kementerian

Perindustrian untuk sector IMATAP selama tahun 2015 – 2019 sebesar Rp. 679,12 Miliar

dengan rincian sebagai berikut:

Page 48: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

38

Table 4.3 Kebutuhan Pendanaan Quickwin Kementerian Perindustrian Sektor IMATAP (Rp. Miliar)

No Program Quickwin Sasaran Total Alokasi

Tahun 2015 - 2019

1 Penguatan struktur industri

melalui keterkaitan antara

industri hulu (dasar), industri

intermediate dan industri hilir

(light)

• Menguatnya kemampuan

produksi industri Kereta Api

Nasional, baik dalam kemampuan

produksi (komponen dan

perakitan) dan R&Dnya

140,08

• Penguasaan Teknologi KBM

Multiguna Pedesaan (baik

perakitan maupun komponen)

untuk Kemandirian Industri Lokal

55,00

• Terbentuknya kebijakan

mengenai Low Carbon Emision

Car (LCEC)

2,04

• Revitalisasi Pusat Desain dan

Rekayasa Kapal Nasional

(PDRKN)

75,00

• Revitalisasi Industri Galangan

Kapal Nasional

300,00

• Optimal produktivitas galangan

kapal dan harmonisnya fiskal

perkapalan

14,00

• Meningkatnya Kemampuan

Industri Komponen Pesawat N219

93,00

Rincian kinerja dan kebutuhan pendanaan untuk masing-masing program dan kegiatan

disajikan pada matriks kinerja dan pendanaan sebagaimana terdapat pada lampiran renstra

ini.

Table 4.4 Kebutuhan Pendanaan Kegiatan Direktorat IMATAP tahun 2015-2019 (Rp Ribu)

NO KEGIATAN 2015 2016 2017 2018 2019

1. Kegiatan Penumbuhan dan

Pengembangan Industri Maritim, Alat

Transportasi, dan Alat Pertahanan.

66.150.00 45.000.000 29.515.960 42.935.910 47.629.500

TOTAL 66.150.00 45.000.000 29.515.960 42.935.910 47.629.500

Page 49: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

39

5 BAB V PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat

Pertahanan Tahun 2015 - 2019 disusun dengan mengacu pada UU Nomor 3 Tahun 2014

tentang Perindustrian, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019

(Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015), Kebijakan Industri Nasional (Peraturan Presiden

Nomor 28 Tahun 2008) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (Undang-

Undang Nomor 17 tahun 2007), Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (Peraturan

Presiden Nomor 14 Tahun 2015), dan Renstra Kementerian Perindustrian. Renstra ini

merupakan landasan untuk mewujudkan Visi Terwujudnya Industri Maritim, Alat Transportasi,

dan Alat Pertahanan sebagai industri andalan masa depan dalam mendukung pertumbuhan

ekonomi.

Dalam rangka mengembangkan IMATAP tahun 2015-2019 telah ditetapkan 4 (empat)

sasaran strategis, yaitu: 1) Meningkatnya populasi Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan, 2) Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor Industri Maritim, Alat

Transportasi dan Alat Pertahanan, 3) Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Maritim,

Alat Transportasi dan Alat Pertahanan yang Efektif, dan 4) Terselenggaranya urusan

pemerintah di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan. Keempat sasaran

strategis tersebut didukung oleh indikator kinerja yang mendukung keberhasilan Industri

Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan.

Untuk merealisasikan sasaran strategis dan indikator kinerja tahun 2015-2019 Direktorat

IMATAP menetapkan kegiatan yang bertujuan utamanya diarahkan kepada penguasaan

pasar ekspor, mengatasi permasalahan aktual dan juga untuk menumbuhkembangkan

Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan. Kegiatan yang ditetapkan yaitu (1)

Kegiatan Pendalaman Struktur Industri Melalui Penguatan Rantai Nilai Industri dan (2)

Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri

Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan.

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan industri nasional tidak semata-mata

bergantung pada keberhasilan pelaksanaan kegiatan Direktorat Industri Maritim, Alat

Transportasi dan Alat Pertahanan. Kesuksesan pembangunan industri nasional

membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, baik dari pemerintah daerah,

dunia usaha, akademisi dan masyarakat luas.

Akhirnya, dengan sasaran-sasaran strategis, program dan kegiatan yang telah ditetapkan

di atas, diharapkan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan dapat

Page 50: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

40

berkontribusi dalam pengembangan sektor industri yang akhirnya dapat meningkatkan

pembangunan ekonomi nasional.

Page 51: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

41

LAMPIRAN

Page 52: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

42

LAMPIRAN RENSTRA DIREKTORAT IMATAP

KORELASI PROGRAM/KEGIATAN DENGAN INDIKATOR KINERJA SASARAN DAN

PENCAPAIAN TUJUAN

NO KETERKAITAN KETERANGAN

TUJUAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PROGRAM / KEGIATAN

1 A. Laju

pertumbuhan

Industri Maritim,

Alat

Transportasi

dan Alat

Pertahanan

B. Kontribusi

Industri Maritim,

Alat

Transportasi

dan Alat

Pertahanan

terhadap PDB

Nasional

C. Penyerapan

Tenaga Kerja

Industri Non

Batubara dan

Non Migas

Meningkatnya populasi

Industri Maritim, Alat

Transportasi dan Alat

Pertahanan

- Penyusunan Kebijakan

Kerjasama Internasional

Industri Maritim, Alat

Transportasi Dan Alat

Pertahanan

- Pengembangan Low

Carbon Emission Car (lcec)

- Pengembangan Industri

Alat Transportasi Darat

- Pengembangan Industri

Maritim

- Pengembangan Industri

Kedirgantaraan, Alat

Pertahanan dan

Maintenance, Repair And

Overhaul (mro)

- Pengembangan Pesawat

Turboprop Jarak

Menengah *

- Pengembangan Kendaraan

Pedesaan *

2 D. Laju

pertumbuhan

Industri Maritim,

Alat

Transportasi

dan Alat

Pertahanan

E. Kontribusi

Industri Maritim,

Alat

Transportasi

Meningkatnya daya

saing dan

produktivitas sektor

industri logam mesin,

alat transportasi, dan

elektronika

Kegiatan Penumbuhan dan

Pengembangan Industri Maritim,

Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan

- Penyusunan Kebijakan

Kerjasama Internasional

Industri Maritim, Alat

Transportasi Dan Alat

Pertahanan

Page 53: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

43

NO KETERKAITAN KETERANGAN

TUJUAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PROGRAM / KEGIATAN

dan Alat

Pertahanan

terhadap PDB

Nasional

F. Penyerapan

Tenaga Kerja

Industri Non

Batubara dan

Non Migas

- Pengembangan Low

Carbon Emission Car

(LCEC)

- Pengembangan Industri

Alat Transportasi Darat

- Pengembangan Industri

Maritim

- Pengembangan Industri

Kedirgantaraan, Alat

Pertahanan dan

Maintenance, Repair And

Overhaul (mro)

- Pengembangan Pesawat

Turboprop Jarak

Menengah *

- Pengembangan Kendaraan

Pedesaan *

3 G. Laju

pertumbuhan

Industri Maritim,

Alat

Transportasi

dan Alat

Pertahanan

H. Kontribusi

Industri Maritim,

Alat

Transportasi

dan Alat

Pertahanan

terhadap PDB

Nasional

I. Penyerapan

Tenaga Kerja

Industri Non

Batubara dan

Non Migas

A. Tersedianya

Kebijakan

Pembangunan

Industri Maritim,

Alat Transportasi

dan Alat

Pertahanan yang

Efektif

B. Terselenggaranya

urusan pemerintah

di bidang

perindustrian yang

berdaya saing dan

berkelanjutan

Kegiatan Penumbuhan dan

Pengembangan Industri Maritim,

Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan

- Pengembangan Kualitas

Dan Sertifikasi Produk

Komponen Perkapalan

- Peningkatan kemampuan

dan sertifikasi SDM Industri

Maritim, Alat Transportasi,

Dan Alat Pertahanan

- Sertifikasi Tkdn Produk

Industri Maritim, Alat

Transportasi Dan Alat

Pertahanan

- Bantuan Peralatan Dalam

Rangka Penerapan SNI

Wajib Pelek *

Page 54: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

44

NO KETERKAITAN KETERANGAN

TUJUAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PROGRAM / KEGIATAN

4 J. Laju

pertumbuhan

Industri Maritim,

Alat

Transportasi

dan Alat

Pertahanan

K. Kontribusi

Industri Maritim,

Alat

Transportasi

dan Alat

Pertahanan

terhadap PDB

Nasional

L. Penyerapan

Tenaga Kerja

Industri Non

Batubara dan

Non Migas

Tersedianya

Kebijakan

Pembangunan

Industri Maritim, Alat

Transportasi dan Alat

Pertahanan yang

Efektif

Kegiatan Penumbuhan dan

Pengembangan Industri Maritim,

Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan

- Pengembangan Low

Carbon Emission Car

(LCEC)

- Pengembangan Industri

Alat Transportasi Darat

- Pengembangan Industri

Maritim

- Pengembangan Industri

Kedirgantaraan, Alat

Pertahanan dan

Maintenance, Repair And

Overhaul (MRO)

- Pengembangan KBM

Multiguna Pedesaan

- Pengembangan Desain

Kapal Nasional

5 M. Laju

pertumbuhan

Industri Maritim,

Alat

Transportasi

dan Alat

Pertahanan

N. Kontribusi

Industri Maritim,

Alat

Transportasi

dan Alat

Pertahanan

terhadap PDB

Nasional

- Tersedianya Kebijakan

Pembangunan Industri

Maritim, Alat

Transportasi dan Alat

Pertahanan yang

Efektif

Kegiatan Penumbuhan dan

Pengembangan Industri Maritim,

Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan

- Pengembangan Low

Carbon Emission Car

(LCEC)

- Pengembangan Industri

Alat Transportasi Darat

- Pengembangan Industri

Maritim

- Pengembangan Industri

Kedirgantaraan, Alat

Pertahanan dan

Page 55: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

45

NO KETERKAITAN KETERANGAN

TUJUAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PROGRAM / KEGIATAN

O. Penyerapan

Tenaga Kerja

Industri Non

Batubara dan

Non Migas

Maintenance, Repair And

Overhaul (MRO)

- Pengembangan KBM

Multiguna Pedesaan

- Pengembangan Desain

Kapal Nasional

Page 56: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

46

LAMPIRAN RENSTRA DIREKTORAT IMATAP

KRITERIA SMART INDIKATOR KINERJA TUJUAN

Tujuan : Meningkatnya peran Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan dalam

perekonomian nasional

Indikator Kinerja Tujuan Satuan Target

2017 2018 2019

1 Laju pertumbuhan Industri Maritim, Alat

Transportasi dan Alat Pertahanan

Persen 4,48-4,78 4,32-4,71 4,27-4,76

2 Kontribusi Industri Maritim, Alat

Transportasi dan Alat Pertahanan

terhadap PDB Nasional

Persen 1,88-1,91 1,90-1,94 1,91-1,94

3 Penyerapan Tenaga Kerja Industri

Maritim, Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan

Juta Orang 0,52 0,60-0,61 0,62-0,64

SMART Laju pertumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan:

➢ Specific : Tidak Dwimakna

➢ Measurable : Cara menghitung diukur melalui pertumbuhan nilai tambah

dihitung dengan melihat tingkat pertumbuhan rata-rata sektor

industri sesuai data dari BPS. Untuk setiap sektor akan

mengikuti dengan mencantumkan nilai pertumbuhan dalam

persentase masing-masing jenis industri dan data diperoleh

dari BPS

➢ Achievable : dapat dicapai melalui penciptaan iklim usaha dan iklim

investasi serta pendalaman dan kekuatan struktur industri

➢ Relevance : Terkait dengan upayamewujudkan industri sektor ilmate

sebagai pilar perekonomian

➢ Timebound : satu tahun periode

SMART Kontribusi Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan

terhadap PDB Nasional:

➢ Specific : Tidak Dwimakna

➢ Measurable : Data diperoleh dari hasil kompilasi BPS dimana data utamanya

berdasarkan dokumen ekspor impor dari Ditjen Beacukai

➢ Achievable : dapat dicapai melalui monitoring dan evaluasi tingkat Ekspor

➢ Relevance : Terkait dengan upaya meningkatkan struktur industri sektor

Page 57: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

47

IMATAP

➢ Timebound : satu tahun periode

SMART Penyerapan Tenaga Kerja Industri Non Batubara dan Non Migas:

➢ Specific : Tidak Dwimakna

➢ Measurable : Data diperoleh dari laporan SAKERNAS dan BKPM

➢ Achievable : Dapat dicapai melalui monitoring dan evaluasi Penyerapan

tenaga kerja

➢ Relevance : Terkait dengan upaya meningkatkan penyerapan tenaga kerja

pada industri sektor IMATAP

➢ Timebound : satu tahun periode

Page 58: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

48

LAMPIRAN RENSTRA DIREKTORAT IMATAP

KRITERIA SMART INDIKATOR KINERJA SASARAN

No. Sasaran Kegiatan / Indikator Target

Satuan 2017 2018 2019

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

1 Meningkatnya Populasi Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

a Unit Industri pengolahan non-migas besar sedang

sub sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan

Alat Pertahanan yang tumbuh

Unit 121 155 94-104

b Nilai investasi sektor Industri pengolahan non migas

sub sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan

Alat Pertahanan

Rp triliun 36,9 43,5 - 46,3 54,11

2 Meningkatnya Daya Saing Dan Produktivitas Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

a Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non

migas sub sektor Industri Maritim, Alat Transportasi

Dan Alat Pertahanan terhadap ekspor nasional

Persen 4,95 4,9 4,9

b Produktivitas dan kemampuan SDM Industri Maritim,

Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan

Juta

Rupiah/

orang per

tahun

1.003,3 1.086 1.187,4

PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

1 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan yang Efektif

a Rancangan Standard Nasional Indonesia (RSNI) RSNI - 8 3

b Regulasi teknis pemberlakukan SNI, ST dan/atau

PTC secara wajib

Regulasi - 1 1

2 Terselenggaranya Urusan Pemerintah Di Bidang Perindustrian Yang Berdaya Saing Dan Berkelanjutan

a Infrastruktur kompetensi yang terbentuk SKKNI - 2 3

Page 59: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

49

KRITERIA SMART INDIKATOR KINERJA SASARAN

1. SMART Laju pertumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan:

➢ Specific : Tidak Dwimakna

➢ Measurable : Cara menghitung diukur melalui pertumbuhan nilai tambah

dihitung dengan melihat tingkat pertumbuhan rata-rata sektor

industri sesuai data dari BPS. Untuk setiap sektor akan

mengikuti dengan mencantumkan nilai pertumbuhan dalam

persentase masing-masing jenis industri dan data diperoleh

dari BPS

➢ Achievable : dapat dicapai melalui penciptaan iklim usaha dan iklim

investasi serta pendalaman dan kekuatan struktur industri

➢ Relevance : Terkait dengan upayamewujudkan industri sektor ilmate

sebagai pilar perekonomian

➢ Timebound : satu tahun periode

2. SMART Kontribusi Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan

terhadap PDB Nasional:

➢ Specific : Tidak Dwimakna

➢ Measurable : Data diperoleh dari hasil kompilasi BPS dimana data utamanya

berdasarkan dokumen ekspor impor dari Ditjen Beacukai

➢ Achievable : dapat dicapai melalui monitoring dan evaluasi tingkat Ekspor

➢ Relevance : Terkait dengan upaya meningkatkan struktur industri sektor

➢ IMATAP

➢ Timebound : satu tahun periode

3. SMART Unit Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan:

➢ Specific : Tidak Dwimakna

➢ Measurable : Jumlah industri pengolahan non-migas baru besar sedang

yang tumbuh, note: merupakan jumlah penambahan pada

tahun berjalan saja, bukan kumulatif Cakupan industri baru

merupakan penumbuhan maupun perluasan

➢ Achievable : dapat dicapai melalui perumusan dan pelaksanaan kebijakan

dalam rangka Peningkatan Populasi dan Persebaran Industri

➢ Relevance : Terkait dengan upaya meningkatkan Populasi dan Persebaran

Industri

➢ Timebound : satu tahun periode

Page 60: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

50

4. SMART Nilai investasi PMDN dan PMA sektor Industri Maritim, Alat Transportasi

dan Alat Pertahanan:

➢ Specific : Tidak Dwimakna

➢ Measurable : Data diperoleh dari laporan realisasi investasi PMA/PMDN

berdasarkan laporan LKPM-BKPM

➢ Achievable : dapat dicapai melalui monitoring dan evaluasi Realisasi

investasi

➢ Relevance : Terkait dengan upaya meningkatkan populasi industri sektor

IMATAP

➢ Timebound : satu tahun periode

5. SMART Kontribusi ekspor produk Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat

Pertahanan:

➢ Specific : Tidak Dwimakna

➢ Measurable : Data diperoleh dari hasil kompilasi BPS dimana data utamanya

berdasarkan dokumen ekspor impor dari Ditjen Beacukai

➢ Achievable : dapat dicapai melalui monitoring dan evaluasi tingkat Ekspor

➢ Relevance : Terkait dengan upaya meningkatkan struktur industri sektor

IMATAP

➢ Timebound : satu tahun periode

6. SMART Produktivitas dan kemampuan SDM industri:

➢ Specific : Tidak Dwimakna

➢ Measurable : Data diperoleh dari laporan SAKERNAS dan BKPM

➢ Achievable : Dapat dicapai melalui monitoring dan evaluasi Penyerapan

tenaga kerja

➢ Relevance : Terkait dengan upaya meningkatkan penyerapan tenaga kerja

pada industri sektor IMATAP

➢ Timebound : satu tahun periode

7. SMART Peraturan perundangan yang diselesaikan:

➢ Specific : Tidak Dwimakna

➢ Measurable : Jumlah peraturan pelaksanaan penumbuhan dan

pengembangan industri sektor IMATAP yang terdiri dari: PP,

Perpres, dan permen

➢ Achievable : dapat dicapai melalui monitoring dan evaluasi hasil

Page 61: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

51

penyusunan peraturan pelaksanaan penumbuhan dan

pengembangan industri sektor IMATAP yang terdiri dari: PP,

Perpres, dan permen

➢ Relevance : Terkait dengan upaya untuk mendukung penumbuhan dan

pengembangan industri sektor IMATAP

➢ Timebound : satu tahun periode

8. SMART Rancangan Standard Nasional Indonesia (RSNI):

➢ Specific : Tidak Dwimakna

➢ Measurable : Jumlah tersusunnya Rancangan Standar Nasional Indonesia

(RSNI) dan SNI wajib yang diberlakukan

➢ Achievable : dapat dicapai monitoring dan evaluasi progres

➢ Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) dan SNI wajib yang

diberlakukan

➢ Relevance : Terkait dengan upaya untuk meningkatkan daya saing sector

IMATAP

➢ Timebound : satu tahun periode

9. SMART Regulasi teknis pemberlakukan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib:

➢ Specific : Tidak Dwimakna

➢ Measurable : Jumlah tersusunnya Rancangan Standar Nasional Indonesia

(RSNI) dan SNI wajib yang diberlakukan

➢ Achievable : dapat dicapai monitoring dan evaluasi progres

➢ Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) dan SNI wajib yang

diberlakukan

➢ Relevance : Terkait dengan upaya untuk meningkatkan daya saing sector

IMATAP

➢ Timebound : satu tahun periode

10. SMART Infrastruktur kompetensi yang terbentuk:

➢ Specific : Tidak Dwimakna

➢ Measurable : Tingkat realisasi pemenuhan sarana dan prasarana kerja

dibagi dengan tingkat ideal pemenuhan sarana dan prasarana

kerja

➢ Achievable : dapat dicapai melalui monitoring dan evaluasi dalam rangka

pemenuhan sarana dan prasarana kerja

➢ Relevance : Terkait dengan upaya untuk mendukung Meningkatnya

Page 62: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

52

ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan

tugas dan fungsi

➢ Timebound : satu tahun periode

Page 63: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

53

Program /

Kegiatan

Sasaran Program (outcome) /

Sasaran Kegiatan

(output)/Indikator

Loka

si

Target Alokasi (Rp Juta) Unit

Orga

nisa

si

Pela

ksan

a

K/L-N-B-

NS-BS 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Penumbuhan

Industri

Maritim, Alat

Transportasi,

dan Alat

Pertahanan

Kebijakan Pengembangan

Industri Maritim, Alat

Transportasi, dan Alat

Pertahanan

- Kerjasama Internasional 1 1 1 1 1 750,0 825,0 907,5 998,3

-

Rumusan/Review Kebijakan

Pengembangan Industri Alat

Transportasi Darat

1 1 1 1 1 500,0 550,0 605,0 665,5

- Pengembangan Industri Sepeda 1 1 1 1 1 300,0 330,0 363,0 399,3

-

Kebijakan Pengembangan

Kendaraan Low Carbon

Emission

1 1 1 1 1 906,7 997,4 1.097,1 1.206,8

- Penguatan Industri Maritim 1 1 1 1 3.034,5 3.400,0 3.900,0 4.400,0

-

Pengembangan Industri

Kedirgantaraan Dan Alat

Pertahanan

1 1 1 1 1.705,8 2.000,0 2.200,0 2.600,0

Page 64: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

54

Program /

Kegiatan

Sasaran Program (outcome) /

Sasaran Kegiatan

(output)/Indikator

Loka

si

Target Alokasi (Rp Juta) Unit

Orga

nisa

si

Pela

ksan

a

K/L-N-B-

NS-BS 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

-

Penyusunan Usulan Kebijakan

Insentif Fiskal Untuk Produk

Industri Alat Transportasi Dan

Maritim

2 2 2 2 888,8 1.200,0 1.400,0 1.700,0

Standar Produk Bidang Industri

Maritim, Alat Transportasi, dan

Alat Pertahanan

- SNI wajib 2 1 1 1 1 1.050,0 1.155,0 1.270,5 1.397,6

-

RSNI Bidang Industri Alat

Transportasi Darat 3 3 3 3 3 600,0 660,0 726,0 798,6

-

Laboratorium Uji Bidang Industri

Alat transportasi Darat 0 1 1 1 1 5.000,0 5.500,0 6.050,0 6.655,0

-

Bimbingan Teknis Sertifikasi

Industri Dan Produk Komponen

Perkapalan

2 2 2 2 805,1 1.500,0 1.800,0 2.200,0

-

Pendampingan Dan Bimbingan

Teknis Dalam Rangka

Penerapan Standar Mutu Produk

Untuk Produk Komponen

Pesawat

3 3 3 3 1.817,8 2.700,0 3.200,0 3.800,0

-

Fasilitasi Lab Uji Dalam Rangka

Penerapan SNI Wajib Life Jacket 1 1 0 0 568,1 800,0 0,0 0,0

- Penyusunan Rancangan Standar

Kompetensi Kerja (RSKKNI) 1 3 4 4 4 950,4 1.800,0 2.200,0 2.600,0

Page 65: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

55

Program /

Kegiatan

Sasaran Program (outcome) /

Sasaran Kegiatan

(output)/Indikator

Loka

si

Target Alokasi (Rp Juta) Unit

Orga

nisa

si

Pela

ksan

a

K/L-N-B-

NS-BS 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Industri Alat Transportasi Dan

Maritim

SDM Industri Maritim, Alat

Transportasi, dan Alat

Pertahanan

-

Kemampuan SDM Industri Alat

Transportasi Darat 80 80 80 80 80 1.000,0 1.100,0 1.210,0 1.331,0

-

Peningkatan Kompetensi SDM

Pengelasan Kapal Melalui

Sertifikasi Kelas Di Kawasan

Indonesia Barat

60 40 40 40 745,4 700,0 850,0 1.000,0

-

Peningkatan Kemampuan SDM

Industri Komponen Perkapalan

Di Bidang Pengelasanan Non-

Ferro

40 20 20 20 963,3 600,0 750,0 900,0

-

Pelatihan Manajemen Galangan

Kapal 20 20 20 20 708,3 850,0 1.000,0 1.200,0

-

Pelatihan Pengelasan Bawah Air

Untuk SDM Industri Maritim 20 20 20 20 668,5 800,0 950,0 1.150,0

-

Peningkatan Kemampuan SDM

Industri Maritim Di Bidang

Welding Inspector

20 20 20 20 757,0 900,0 1.050,0 1.300,0

Page 66: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

56

Program /

Kegiatan

Sasaran Program (outcome) /

Sasaran Kegiatan

(output)/Indikator

Loka

si

Target Alokasi (Rp Juta) Unit

Orga

nisa

si

Pela

ksan

a

K/L-N-B-

NS-BS 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

-

Peningkatan Kompetensi Sdm

Pengelasan Kapal Melalui

Sertifikasi Kelas Posisi 3G Dan

3F Di Kawasan Indonesia Timur

60 40 40 40 770,0 750,0 900,0 1.100,0

-

Peningkatan Kemampuan SDM

Blasting Dan Coating 40 40 40 40 682,6 850,0 950,0 1.100,0

-

Peningkatan Kemampuan SDM

Pengelasan Posisi 3G Dan 3F

Bidang Perkapalan

40 40 40 40 1.131,9 1.400,0 1.600,0 1.900,0

Teknologi Industri Maritim, Alat

Transportasi, dan Alat

Pertahanan

-

Teknologi KBM Multiguna

Pedesaan 1 1 1 1 1 4.000,0 4.400,0 4.840,0 5.324,0

- Kapasitas Produksi Kereta Api 0 10% 15% 17% 20% 1.893,3 2.082,6 2.290,9 2.520,0

-

Kapasitas Industri Komponen

KBM 0 5% 7% 10% 15% 1.000,0 1.100,0 1.210,0 1.331,0

- Kemampuan Industri Karoseri 0 1 1 1 1 947,8 1.042,6 1.146,8 1.261,5

-

Pemberdayaan Potensi Desain

Industri Perkapalan Nasional 1 1 1 1 4.078,3 5.500,0 6.600,0 8.000,0

Promosi Kemampuan Industri

Maritim, Alat Transportasi, dan

alat Pertahanan

Page 67: RENCANA STRATEGISilmate.kemenperin.go.id/document/1589364194-1.1 Renstra...Renstra Ditjen ILMATE 2015 - 2019 Perubahan Kedua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

57

Program /

Kegiatan

Sasaran Program (outcome) /

Sasaran Kegiatan

(output)/Indikator

Loka

si

Target Alokasi (Rp Juta) Unit

Orga

nisa

si

Pela

ksan

a

K/L-N-B-

NS-BS 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

-

Promosi Kemampuan Industri

Alat Transportasi Darat 3 3 3 3 3 1.500,0 1.650,0 1.815,0 1.996,5

-

Fasilitasi Promosi Industri Alat

Transportasi Dan Maritim

7 8 10 10 1.994,8 3.500,0 4.200,0 5.000,0

Dukungan Penyelenggaraan

Tugas Dan Fungsi Direktorat

Industri Industri Maritim, Alat

Transportasi, dan alat

Pertahanan

3 3 3 3 3

-

Program dan Kegiatan Direktorat

IATD 2 2 2 2 2 928,7 1.021,5 1.123,7 1.236,0

-

Pemutakhiran Database Industri

Maritim, Kedirgantaraan Dan

Alat Pertahanan

1 1 1 1 592,0 750,0 850,0 1.000,0

-

Koordinasi Program Dan

Layanan Kinerja Dit. Ind.

Maritim, Kedirgantaraan Dan

Alat Pertahanan

1 1 1 1 1.289,8 1.500,0 1.800,0 2.100,0

-

Penyusunan Evaluasi Kinerja

Dan Lakip Direktorat Industri

Maritim, Kedirgantaraan Dan

Alat Pertahanan

1 1 1 1 471,2 700,0 800,0 950,0