rencana perubahan tarif bbn-kb sebagai strategi...

25
1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI MENGURANGI KEMACETAN JAKARTA Bidang Perencanaan dan Pengembangan Badan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi DKI Jakarta

Upload: others

Post on 09-Feb-2020

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

1

KAJIAN

RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI MENGURANGI

KEMACETAN JAKARTA

Bidang Perencanaan dan Pengembangan Badan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi DKI Jakarta

Page 2: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Provinsi DKI Jakarta melakukan perubahan tarif Pajak Kendaraan Bermotor yang

dikenakan secara progresif sejak bulan Mei tahun 2015. Berdasarkan Peraturan Daerah

No. 2 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2010 tentang

Pajak Kendaraan Bermotor, tarif yang dikenakan atas kepemilikan kendaraan bermotor

menurut Pasal 1 ayat (1)adalah sebesar 2% untuk kepemilikan kendaraan pertama, 2,5%

untuk kepemilikan kedua, 3% untuk kepemilikan ketiga, dan terus meningkat dengan

rentang 0,5% setiap penambahan kepemilikan hingga 10% untuk kepemilikan di atas

16kendaraan bermotor.

Penerapan kebijakan pajak progresif atas kepemilikan kendaraan bermotor sejatinya

ditujukan untuk mengurai kemacetan yang sering terjadi di wilayah DKI Jakarta. Namun

begitu, lebih dari setahun sejak diberlakukannya kebijakan tersebut, masyarakat

mengeluhkan kemacetan masih terus terjadi di berbagai ruas jalan di wilayah Provinsi DKI

Jakarta.

Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik

sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 1, rata-rata laju pertumbuhan kendaraan bermotor

setiap tahunnya adalah sebesar 7,52%. Sepanjang tahun 2016, sebanyak 384.728

kendaraan bermotor baru menambah sesaknya jalanan di ibukota.

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor di Jakarta 2010-2016

NO JENIS 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2016 (%)

1 Sepeda Motor 4.198.148 4.442.669 5.132.543 5.593.771 6.046.137 6.410.307 6.747.289 74,29%

2 Mobil Penumpang 1.389.435 1.386.287 1.569.719 1.683.089 1.779.848 1.843.970 1.898.394 20,90%

3 Mobil Beban 275.625 288.906 330.865 354.971 371.913 378.759 370.323 4,08%

4 Alat Besar&Berat 33.798 36.661 46.513 54.188 60.928 64.028 65.786 0,72%

J U M L A H 5.897.006 6.154.523 7.079.640 7.686.019 8.258.826 8.697.064 9.081.792

4,37% 15,03% 8,57% 7,45% 5,31% 4,42% 7,52%

Sumber: Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Tahun 2016

Page 3: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

3

Laju kepemilikan kendaraan bermotor yang cukup tinggi ini menyebabkan pada

akhirnya berujung pada kemacetan lalu lintas hingga menyebabkan ekonomi biaya tinggi

dalam perekonomian.

1. Prasarana Jalan

Jakarta sebagai kota metropolitan mengalami permasalahan yang cukup rumit

dalam bidang transportasi. Jumlah penduduk yang banyak dengan daya beli yang

meningkat menyebabkan pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor cukup

tinggi. Kondisi ini diperburuk dengan tambahan ratusan ribu kendaraan luar Jakarta

yang bergerak di Jakarta setiap hari. Sementara upaya penambahan panjang jalan

sering menghadapi kendala. Keadaan ini berakibat meningkatnya kepadatan lalu lintas

di jalan raya yang pada akhirnya menimbulkan titik-titik rawan kemacetan di

sejumlah tempat.

Mobilitas perekonomian, sangat bertumpu pada kehandalan dan tingkat pelayanan

jaringan transportasi jalan. Saat ini dan ke depan pembangunan infrastruktur semakin

dituntut untuk mampu mendukung pergerakan orang, barang, dan jasa dalam

kerangka perspektif pengembangan wilayah.

DKI Jakarta sebagai ibukota yang merupakan pusat perekonomian dan

pemerintahan, penambahan panjang jalan merupakan salah satu prioritas

pembangunan. Sepanjang kurun waktu 2010-2014, jumlah panjang jalan bertambah

sepanjang 89.801,42 meter atau dari 6.866.040,84 meter pada tahun 2010 menjadi

6.955.842,26 meter pada tahun 2014. Penambahan tersebut terdiri dari jenis jalan tol

sepanjang 250 meter, arteri primer sepanjang 5.229,50 meter, kolektor primer

sepanjang 4.700 meter, kolektor sekunder sepanjang 30.000 meter, dan kota

administrasi sepanjang 77.804,04 meter. Sedangkan untuk jenis jalan arteri sekunder

mengalami pengurangan sepanjang 28.182,12 meter.

Tabel 2 menunjukkan panjang jalan di wilayah Provinsi DKI Jakarta pada tahun

2014 adalah sepanjang 6.955.842,26 meter, dimana jenis terpanjang adalah jalan kota

administrasi sepanjang 5.117,26 km; diikuti jalan provinsi sepanjang 1.562,28 km

terdiri dari arteri sekunder dan kolektor sekunder masing-masing sepanjang 535,26

km dan 1.027,02 km; sedangkan jalan negara sepanjang 152,57 km terdiri dari arteri

Page 4: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

4

primer dan kolektor primer masing-masing sepanjang 128,88 km, dan 23,69 km,

berikutnya yang terakhir jalan tol sepanjang 123,73 km.

Tabel 2. Panjang Jalan Menurut Jenisnya 2010-2014 (meter)

Tahun

Jenis Jalan

Tol Arteri Primer

Kolektor Primer

Arteri Sekunder

Kolektor Sekunder

Kota Administrasi

Jumlah

2010 123.481 123.653,0 18.994 563.438,81 997.019,87 5.039.454,16 6.866.040,84

2011 123.481 123.653,0 18.994 563.438,81 1.057.666,87 5.045.059,16 6.932.294,84

2012 123.731 128.882,5 23.694 535.25`6,69 1.027.019,87 5.117.258,20 6.955.842,26

2013 123.731 128.882,5 23.694 535.256,69 1.027.019,87 5.117.258,20 6.955.842,26

2014 123.731 128.882,5 23.694 535.256,69 1.027.019,87 5.117.258,20 6.955.842,26

Sumber: Statistik Transportasi DKI Jakarta 2015, BPS Provinsi DKI Jakarta

Upaya untuk membangun jalan seringkali terkendala dengan terbatasnya lahan

yang ada sehinggakemacetan di beberapa ruas jalan tidak terhindarkan terutama

disepanjangperempatan jalan maupun perlintasan kereta api. Salah satu alternatif

untuk mengatasi masalah tersebutadalah dengan pembangunan fly over dan under

pass di lahan sebidang. Berdasarkan data BPS tahun 2015, jumlah fly over di DKI

Jakarta saat ini telah mencapai 62 buah, sementara jumlah under pass ada 16 buah.

Dari fly over yang telah dibangun, JlNT Antasari-Blok M merupakan fly over terpanjang

dan yang terpendek di Kampung Rambutan dengan panjang hanya 121,80 meter.

Under pass terpanjang terdapat di Kebayoran lama Jakarta Selatan dengan panjang

1.800 meter sementara yang terpendek under pass Dukuh Atas dengan panjang 50,85

meter.

2. Laju Pertumbuhan Kendaraan Bermotor di Jakarta

Jumlah Kendaraan bermotor yang melintas jalan-jalan di ibukota Jakarta setiap

tahun selalu mengalami pertumbuhan, baik kendaraan penumpang maupun

kendaraan beban. Hal ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang cukup

tinggi di Jakarta.

Jumlah kendaraan bermotor, tidak termasuk kendaraan TNI dan Polri, yang

melintas di Jakarta pada tahun 2016 didominasi oleh Sepeda Motor sebesar 74,29%,

diikuti oleh Mobil Penumpang, termasuk bis dan angkutan umum lainnya, sebesar

20,90%, Mobil Beban sebesar 4,08%, dan Alat Besar dan Berat sebesar 0,72%.

Page 5: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

5

Gambar 1. Prosentase Kendaraan Bermotor Provinsi DKI Jakarta 2016

Sumber: Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Tahun 2016

Peningkatan jumlah kendaraan yang cukup besar pada jenis sepeda motor

diperkirakan karena sepeda motor saat ini masih merupakan kendaraan yang paling

ekonomis. Selain itu proses kepemilikan sepeda motor juga sangat mudah. Sedangkan

tingginya kepemilikan pada jenis mobil penumpangdiperkirakan karena saat ini masih

sulit menikmati kendaraan umum yang aman, nyaman, mudah diakses, dan tepat

waktu, dengan harga yang relatif terjangkau.

Tabel 3. Data Penjualan Kendaraan Bermotor Roda 4 Tahun 2010-2016

TAHUN PENJUALAN NASIONAL

(Unit) PENUALAN DKI Jakarta

(Unit)

2010 764.710 197.905

2011 894.164 215.076

2012 1.116.230 251.275

2013 1.229.901 272.469

2014 1.208.028 246.094

2015 1.013.291 204.433

2016 1.050.000 204.433

Sumber: Gabungan Agen Tunggal Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Tahun 2016

Derasnyalaju penjualan kendaraan bermotor merupakan salah satu penyebab

kepadatan arus lalu lintas di DKI Jakarta. GAIKINDO sebagai organisasi yang menaungi

industri kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, mencatat proporsi penjualan di DKI

74.29%

20.90%

4.08%

0.72%

Sepeda Motor

Mobil Penumpang

Mobil Beban

Alat Besar dan Berat

Page 6: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

6

Jakarta rata-rata sebesar 22% dibandingkan pasar nasional. Sedangkan AISI sebagai

wadah organisasi industri sepeda motor mencatat penyerapan penjualan sepeda motor

DKI Jakarta mencapai 7,2% dari total pasar nasional.Berdasarkan data penjualan

kendaraan bermotor yang dikeluarkan oleh GAIKINDO dan AISI pada Tabel 3 dan Tabel

4, rata-rata ada lebih dari 200.000 kendaraan baru dan lebih dari 480.000 sepeda motor

baru membajiri jalan di ibukota setiap tahunnya.

Tabel 4. Data Penjualan Sepeda Motor Tahun 2010-2016

TAHUN PENJUALAN NASIONAL

(Unit) PENUALAN DKI Jakarta

(Unit)

2010 7.369.249 548.279

2011 8.012.540 546.456

2012 7.064.457 514.007

2013 7.743.879 554.897

2014 7.867.195 539.531

2015 6.200.000 458.319

2016 6.500.000 480.496

Sumber: Asosiasi Industri Sepedamotor Indoensia (AISI) Tahun 2016

Jakarta sebagai kota metropolitan memiliki luas sekitar 661,52 km². Pada tahun

2014,luas jalan di Jakarta adalah 48,5km²sehingga rasio jalan di Jakarta hanya sebesar

7,33%. Angka ini masih jauh dari ideal, jika dibandingkan dengan Singapura yang

memiliki luas daratan hampir sama dengan DKI Jakarta, namun memiliki rasio jalan

mencapai 12%. Sedangkan di kota besar negara-negara lain, angka tersebut akan

semakin membesar, seperti Tokyo sebesar 20% dan London sebesar 25%.

Tabel 5. Panjang Jalan Menurut Pulau Besar dan Kewenangannya Tahun 2014

Provinsi Jalan

Nasional (km)

Jalan Provinsi

(km)

Jalan Kabupaten

(km)

Jalan Kota (km)

Panjang Jalan (km)

JAKARTA 276,31 1.562,28 0,00 5.117,26 6.955,84

Jawa 5.611,01 15.012,00 73.917,00 9.879,00 104.419,01

Sumatera 11.568,12 17.046,00 126.267,00 20.801,00 175.682,12

Bali & Nusa Tenggara 2.574,09 4.370,00 25.950,00 1.884,00 34.778,09

Kalimantan 6.363,64 5.154,00 41.064,00 4.381,00 56.962,64

Sulawesi 7.799,76 5.768,00 54.974,00 4.604,00 73.145,76

Maluku & Maluku Utara 1.578,54 3.164,00 8.948,00 978,00 14.668,54

Papua & Papua Barat 3.074,68 2.924,00 15.175,00 387,00 21.560,68

Indonesia 38.569,82 53.438,00 346.295,00 42.914,00 481.216,82

Sumber: Buku Informasi Statistik Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2015, Kementerian PUPR

Page 7: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

7

Tabel 6. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kendaraan Bermotor 2014

Provinsi Luas Wilayah

(km2) Penduduk (ribu jiwa)

Jumlah Kbm (unit)

JAKARTA 661,52 10.075 8.258.826

Jawa 129.438,28 141.986 53.353.720

Sumatera 480.793,28 53.539,00 26.012.352,00

Bali&Nusa Tenggara 73.070,48 13.721,10 6.895.138,00

Kalimantan 544.150,07 14.751,40 8.194.335,00

Sulawesi 188.522,36 18.216,90 8.292.170,00

Maluku&Maluku Utara 78.896,53 2.743,30 649.966,00

Papua&Papua Barat 416.060,32 3.860,80 721.288,00

Indonesia 1.910.931,32 248.818,10 104.118.969

Sumber: Buku Informasi Statistik Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2015, Kementerian PUPR

Penanganan masalah kemacetan transportasi darat di Indonesia membutuhkan

dana minimal Rp 100 triliun, menurut Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).

Anggaran tersebut untuk meminimalisasi potensi kerugian finansial akibat kemacetan.

Anggaran tersebut digunakan untuk menciptakan moda transportasi yang terjangkau,

berkeadilan, dan berdampak minimal terhadap lingkungan.

3. Kerugian Ekonomi Akibat Permasalahan Kendaraan Bermotor

Permasalahan sistem transportasi dan kompleksitas lalu lintas yang sangat

tinggi merupakan permasalahan yang dihadapi oleh DKI Jakarta sejak 20 tahun yang

lalu. Kemacetan hampir terjadi di setiap ruas jalan utama. Terbatasnya lahan tidak

diimbangi oleh pertumbuhan jumlah kendaraan yang terus meningkat. Hal ini

ditunjukkan dengan hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Litbang Kompas bahwa

persoalan kota Jakarta yang paling besar 69,47% adalah kemacetan (Kompas, 17

Januari 2011). Kemacetan di ibukota DKI Jakarta tidak dapat dihindari, terutama pada

titik-titik persimpangan baik di jalan-jalan protokol hingga di jalan lingkungan.

Semakin hari, kemacetan di Jakarta semakin parah. Menurut sebuah penelitian,

kemacetan tersebut membuat masyarakat Jakarta mengalami kerugian hingga Rp 68

triliun per tahun (Forwapu, 20 Des 2012). Kemacetan ini mengakibatkan stres yang

tinggi pada pengguna jalan, meningkatnya polusi udara kota, hingga terganggunya

kegiatan bisnis.

Page 8: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

8

Berbagai kebijakan telah diambil oleh pemerintah DKI Jakarta untuk mengurai

kemacetan. Penertiban parkir liar dengan cara gembok ban, pembatasan kendaraan di

jalur-jalur protokol (kendaraan ganjil-genap, pelarangan sepeda motor melintas

beberapa ruas jalan), pembangunan jalur khusus bus (koridor-koridor busway),

hingga penerapan pajak progresif untuk kepemilikan kendaraan bermotor.

B. Tujuan dan Kegunaan Naskah Akademis

Gambaran latar belakang permasalahan di atas menunjukkan bahwa

penanggulangan kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta melalui kebijakan pajak perlu

dilakukan. Untuk itu, tujuan dari kegiatan ini adalah pengajuan sebuah Rancangan

Peraturan Daerah tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang diharapkan menjadi

salah satu jawaban terhadap permasalahan kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta.

Page 9: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

9

BAB II

PERPAJAKAN SEBAGAI INSTRUMEN KEBIJAKAN

A. Sistem Progresif Pajak Kendaraan Bermotor

Kebijakan transportasi sebagai kunci isu transportasi yang krusial ini tidak hanya

menjadi sesuatu yang butuh diukur saja tetapi bagaimana cara untuk mencegah kerugian-

kerugian akibat aktivitas transportasi tersebut semakin memburuk. Disinilah perlunya

intervensi pemerintah untuk menyelesaikan masalah yang kompleks tersebut. Apalalagi di

Indonesia yang merupakan negara yang memiliki pertumbuhan penduduk tinggi. Seiring

bertambahnya penduduk dan GDP maka negara berkembang yang akan mendapatkan

dampak paling besar dari transportasi. Diramalkan pada akhir 2020 sepertiga dari total

mobil berada di negara berkembang. Intervensi pemerintah dapat melalui beberapa

kebijakan.

Salah satu hal penting yang dibutuhkan dalam memecahkan permasalahan

transportasi adalah, Jakarta perlu memiliki tata guna lahan yang efisien. Dengan demikian

maka pergerakan masyarakat untuk bekerja dan usaha pemenuhan kebutuhan lainnya

dapat dilakukan dalam suatu kawasan sekaligus dengan perjalanan yang lebih singkat

sehingga tidak boros energi. Kedua, penggunaan kendaraan pribadi dibatasai dengan

berbagai regulasi, larangan atau pajak yang mengikat sehingga membuat volume lalu

lintas tidak terus bertambah. Ketiga, peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan sarana

transportasi massal. Dalam hal ini pembangunan sarana dan prasarana transportasi umum

menjadi prioritas pembangunan. Pembangunan ini diharapkan menciptakan transportasi

umum yang aman, nyaman, murah,dan efisen sehingga masyarakat akan lebih memilih

menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi.

DKI Jakarta telah merubah tarif pajak kendaraan bermotor yang berlaku sejak Bulan

Mei 2015.Hal ini tercantum dalam Perda No. 2 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor.Pajak ini

diterapkan secara progresif atas kepemilikan kendaraan pribadi baik roda dua atau lebih

maupun roda empat atau lebih dengan nama pemilik dan/atau alamat tempat tinggal yang

sama. Pajak progresif diberlakukan untuk memberikan prinsip keadilan dalam pengenaan

pajak. Secara tidak langsung, perolehan pajak ini digunakan untuk perbaikan sarana

transportasi dan pengembangan transportasi publik. Selain itu, kebijakan progresif ini

Page 10: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

10

juga ditujukan untuk menahan laju pertumbuhan konsumsi kendaraan bermotor.

Sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 Perda No.2 Tahun 2015, dikatakan bahwa Tarif

Pajak Kendaraan Bermotor kepemilikan oleh orang pribadi ditetapkan sebagai berikut:

a. Pertama sebesar 2,00%;

b. Kedua sebesar 2,50%;

c. Ketiga sebesar 3,00%;

d. Keempat sebesar 3,50%;

e. Kelima sebesar 4,00%;

f. Keenam sebesar 4,50%;

g. Ketujuh sebesar 5,00%;

h. Kedelapan sebesar 5,50%;

i. Kesembilan sebesar 6,00%;

j. Kesepuluh sebesar 6,50%;

k. Kesebelas sebesar 7,00%;

l. Keduabelas sebesar 7,50%;

m. Ketigabelas sebesar 8,00%;

n. Keempatbelas sebesar 8,50%;

o. Kelimabelas sebesar 9,00%;

p. Keenambelas sebesar 9,50%; dan

q. Ketujuhbelas dan seterusnya sebesar 10,00%

B. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Definisi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah pajak atas penyerahan hak milik

kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau

keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke

dalam badan usaha. BBN-KB dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu BBN-KB untuk

penyerahan pertama serta BBN-KB untuk penyerahan kedua dan selanjutnya. BBN-KB

penyerahan pertama dimaksudkan untuk kendaraan yang pertama kali didaftarkan milik

suatu pihak. Sedangkan penyerahan kedua dan selanjutnya dimaksudkan untuk kendaraan

yang sebelumnya telah dimiliki, lalu diserahkan kepemilikannya kepada pihak lain.

Page 11: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

11

Selain PKB, pengendalian laju pertumbuhan kendaraan bermotor di DKI Jakarta juga

dapat disiasati dengan penyesuaian tarif melalui perubahan Perda tentang Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor. Adapun tarif yang berlaku saat ini masih dapat ditingkatkan untuk

lebih mengoptimalkan pengendalian laju pertumbuhan kendaraan bermotor di DKI

Jakarta. Tarif BBN-KB sesuai dengan Pasal 12 UU No. 28 Tahun 2009 ditetapkan paling

tinggi 20% untuk penyerahan pertama dan 1% untuk penyerahan kedua dan seterusnya.

Sedangkan tarif BBN-KB yang berlaku di Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan Pasal 7 Perda

No. 9 Tahun 2010 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah sebesar 10%

untuk penyerahan pertama dan 1% untuk penyerahan kedua dan seterusnya.

Perubahan tarif BBN-KB ini perlu dilakukan dengan bijaksana, mengingat kenaikan

tarif pajak akan meningkatkan beban masyarakat. Penentuan besaran tarif yang nantinya

diberlakukan diharapkan tidak berbalik menjadikan masyarakat enggan membayar pajak.

C. Pandangan Yuridis Terhadap Perubahan Tarif

1. Pasal 158 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

“Pajak daerah dan retribusi daerah ditetapkan. dengan Undang-Undang yang

pelaksanaannya di daerah diatur lebih lanjut dengan Perda”

2. Pasal 12 ayat (3) UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

“Tarif Pajak Kendaraan Bermotor ditetapkan dengan Peraturan Daerah”

Page 12: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

12

BAB III

PEMBAHASAN PERUBAHAN TARIF BBN-KB

A. Pemungutan PKB dan BBN-KB di Provinsi DKI Jakarta

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2010 tentang Pajak Kendaraan

Bermotor, sejak bulan Nopember 2010, tarif atas kepemilikan kendaraan bermotor

menurut Pasal 7 adalah sebesar 1,5% untuk kepemilikan kendaraan pertama, 2% untuk

kepemilikan kedua, 2,5% untuk kepemilikan ketiga, dan 4% untuk kepemilikan di atas 3

kendaraan bermotor. Tarif tersebut diubah di Bulan Mei 2015 melalui Perda No. 2 Tahun

2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pajak

Kendaraan Bermotor.Rentang tarif yang berlaku ada sebesar 2% untuk kepemilikan

pertama hingga 10% untuk kepemilikan di atas 16 kendaraan bermotor.

Pemberlakuan pajak progresif atas kepemilikan kendaraan bermotor pribadi secara

umum memberikan dampak pada penurunan laju pertumbuhan jumlah kendaraan

bermotor. Sebagaimana ditampilkan oleh Tabel 1, kendaraan bermotor pada tahun 2012

mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 15,03% dibandingkan tahun

sebelumnya. Laju pertumbuhan ini mengalami penurunan pada tahun-tahun berikutnya,

yaitu sebesar 8,57% pada tahun 2013, kembali turun menjadi 7,45% pada tahun 2014, dan

sebesar 5,31% pada tahun 2015, hingga akhirnya sebesar 4,42% sepanjang tahun 2016.

Selain itu, pemberlakuan tersebut meningkatkan kemampuan kas daerah melalui

penerimaan pajak. Rata-rata pertumbuhan realisasi penerimaan PKB sebagaimana dapat

dilihat pada Tabel 7, adalah sebesar 15%. Kenaikan tertinggi laju pertumbuhan realisasi

penerimaan PKB terjadi saat diberlakukannya perubahan tarif PKB, yaitu sebesar 22% di

tahun 2015 dan 18% di tahun 2016. Sementara, di saat bersamaan laju pertumbuhan

jumlah volume kendaraan bermotor berada di posisi terendah.

Tabel 7. Rencana dan Realisasi PKB dan BBN-KB 2012-2016

NO JENIS PAJAK 2012 2013 2014 2015 2016

1

PK

B RENCANA 4.150.000 4.400.000 5.150.000 6.050.000 7.050.000

REALISASI 4.106.968 4.605.206 4.979.111 6.090.201 7.143.530

2

BB

N-K

B

RENCANA 4.660.000 5.825.000 6.400.000 4.600.000 4.800.000

REALISASI 5.507.710 6.143.970 5.526.394 4.685.403 5.003.996

3 PERTUMBUHAN KBM 925.117 606.379 572.807 438.238 384.728

4 KBM BBN-KB I 765.282 827.366 785.625 662.752 658.560

Sumber: Data Olahan

Page 13: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

13

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2010 tentang Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor, sejak bulan Januari 2011, tarif atas penyerahan hak milik kendaraan

bermotor menurut Pasal 7 adalah sebesar 10% untuk penyerahan pertama dan 1% untuk

penyerahan selanjutnya.Tabel 7 memperlihatkan realisasi penerimaan BBN-KB selama 5

tahun terakhir yang cenderung stabil di angka 5 miliar. Realisasi tertinggi terjadi di tahun

2013 sebesar 6,1 miliar rupiah dan terendah di tahun 2015 sebesar 4,6 miliar rupiah. Dari

sisi volume kendaraan, pertumbuhan jumlah kendaraan per tahun terbanyak di tahun

2012 sejumlah 925 ribu kendaraan dan paling sedikit di tahun 2016 sejumlah 384 ribu

kendaraan. Namun angka tersebut sudah termasuk kendaraan baru dan kendaraan lama

yang mengalami mutasi keluar/masuk daerah. Jumlah kendaraan baru yang merupakan

penjualan baru ditunjukkan oleh jumlah kendaraan yang melakukan BBN-KB pertama.

Tambahan kendaraan baru dari sepanjang 5 tahun terakhir terbanyak di tahun 2013

sejumlah 827 ribu kendaraan dan paling sedikit di tahun 2016 sejumlah 658 ribu

kendaraan.

Perbedaan yang cukup besar antara pertumbuhan total kendaraan bermotor dengan

tambahan kendaraan baru menunjukkan besarnya mutasi kendaraan bermotor keluar

daerah. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena 2 hal, pertama ada kemungkinan wajib

pajak berusaha menghindari PKB yang tinggi akibat banyaknya kendaraan yang dimiliki.

Kedua ada kemungkinan terjadi pemutakhiran data sebagai akibat dari integrasi sistem

perpajakan dengan data kependudukan menyulitkan penggunaan KTP palsu. Integrasi

sistem ini memaksa pemilik kendaraan untuk menyesuaikan data kepemilikannya dengan

data kependudukan yang tercatat resmi.

Namun, hal yang lebih menarik untuk dilakukan pembahasan di sini adalah

tambahan kendaraan baru, atau penjualan kendaraan baru ternyata stabil di angka 650

ribu kendaraan hingga 750 ribu kendaraan. Hal ini menunjukkan adanya indikasi warga

Jakarta tidak mengurangi konsumsi kendaraan bermotor walaupun dikenakan pajak yang

tinggi. Artinya, warga Jakarta tidak takut terhadap pengenaan tarif progresif yang tinggi

atas kepemilikan kendaraan bermotor. Oleh karena itu, angka penjualan kendaraan baru

di Ibukota tidak mengindikasikan ada perubahan yang signifikan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Prof. M. Ikhsan, SE., MA. di tahun 2014, bahwa pajak kendaraan yang tinggi tidak

akan menurunkan volume kendaraan bermotor.

Berkurangnya kemacetan hanyalah fungsi turunan dari kenaikan tarif Bea Balik

Kendaraan Bermotor. Tujuan utama kebijakan menaikkan tarif BBN-KB adalah untuk

mengendalikan konsumsi masyarakat terhadap pembelian kendaraan bermotor di DKI

Jakarta. Jika pertumbuhan kendaraan baru dapat ditekan hingga titik tertentu, maka

volume kendaraan di jalanan Ibukota berangsur-angsur akan berkurang,sehingga

diharapkan kemacetan dapat lebih mudah dikontrol.

Page 14: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

14

Resistensi masyarakat dapat dipastikan terjadi kelak ketika perubahan tarif BBN-KB

tersebut mulai berlaku.Prosentase kenaikan tarif BBN-KB terlihat tidak terlalu besar,

namun jika diakumulasikan dengan tarif PKB maka nilai pajak yang harus dibayarkan

ketika masyarakat akan membeli kendaraan bermotor yang baru dijual pertama kalin bisa

mencapai seperempat dari harga kendaraan yang dibeli tersebut. Salah satu pihak yang

paling besar terkena dampaknya adalah Asosiasi Pemegang Merk, yang mana harus

menjual kendaraan baru lebih mahal dari sebelumnya karena menanggung tambahan

pajak yang harus dibayar.Oleh karena itu penentuan besaran tarif perlu dipertimbangkan

secara cermat dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh.

B. Analisis Strategi Kenaikan Tarif BBN-KB

Besaran tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang berlaku di DKI Jakarta

masih dapat dinaikkan hingga 20%. Artinya, ada rentang antara 10% hingga 20%

kenaikkan BBN-KB yang perlu dianalisis dampak-dampaknya. Untuk memberikan

gambaran permasalahan, bagian ini mencoba menganalisis dampak kenaikkan BBN-KB

dengan menggunakan pendekatan SWOT. Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis

faktor-faktor internal dan eksternal dari Badan Pajak dan Retribusi Daerah terkait dengan

pelayanan pemungutan perpajakan di SAMSAT.

1. Strength

Analisis faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dari BPRD dalam

melakukan pelayanan pemungutan perpajakan di SAMSAT.

a. Pendataan di SAMSAT sudah baik.

Registrasi dan identifikasi kepemilikan kendaraan bermotor merupakan

wewenang dari kepolisian. Data yang tersimpan pada pusat data kepolisian

terintegrasi dengan data yang tercatat di Dinas Komunikasi dan Statistik

Provinsi DKI Jakarta. Data kendaraan bermotor pada Dinas Komunikasi dan

Statistik tersebut sudah diintegrasikan dengan data kependudukan yang

tersimpan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta.

Data kependudukan yang bermasalah, dapat diverifikasi masyarakat di

tingkat kelurahan dan kecamatan.

b. Kantor Layanan tersebar dengan standar layanan prima

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan

Bermotor menjelaskan bahwa Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap yang

selanjutnya disebut Samsat adalah serangkaian kegiatan dalam

penyelenggaraan Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor,

pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan

Page 15: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

15

Bermotor, dan pembayaran Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan secara terintegrasi dan terkoordinasi dalam Kantor

Bersama Samsat. Secara sederhana, Kantor SAMSAT adalah kantor yang

melayani pendataan kendaraan bermotor milik masyarakat. Pelayanan

kesamsatan disediakan oleh 6 jenis kantor layanan sebagai berikut.

- Kantor SAMSAT, tersebar di 5 wilayah kota, yaitu Jl. Sudirman No. 55

Kecamatan Kebayoran Baru untuk wilayah selatan, Jl. D.I. Pandjaitan

Kecamatan Kebon Nanas untuk wilayah timur, Jl. Gunung Sahari

Kecamatan Sawah Besar untuk wilayah utara dan pusat, dan Jl. Daan

Mogot KM 14 Kecamatan Kebon Jeruk untuk wilayah barat.

- Gerai SAMSAT, berlokasi di pusat-pusat perbelanjaan yaitu Lippo Mall Puri

di Jl. Puri Indah Raya Kecamatan Kembangan, Mal Taman Palm di Jl. Kamal

Raya Kecamatan Cengkareng, Pusat Grosir Cililitan di Jl. Mayjen Soetoyo

Kecamatan Makasar, Mal Grand Cakung di Jl. Raya Bekasi Kecamatan

Cakung, Mal Artha Gading di Jl. Artha Gading Selatan Kecamatan Kelapa

Gading, Blok M Square di Jl. Melawai Raya Kecamatan Kebayoran Baru,

Gandaria City di Jl. KH. M. Syafii Hadzami Kecamatan Kebayoran Lama, dan

Thamrin City di Jl. KH. Mas Mansyur Kecamatan Tanah Abang.

- SAMSAT drivethru, dimana gerainya berlokasi di kantor-kantor SAMSAT.

- SAMSAT Terpadu 3 provinsi, melayani wajib pajak lintas provinsi yang

berlokasi di Jl. Danau TobaKota Tangerang Selatan, Jl. Raya Limo Kota

Depok, dan Jl. Perintis Kemerdekaan Kota Tangerang.

- SAMSAT Kecamatan, berlokasi di Kantor Kecamatan Kemayoran, Kantor

Kecamatan Pasar Minggu, Kantor Kecamatan Kebon Jeruk, Kantor

Kecamatan Pulogadung, dan Kantor Kecamatan Penjaringan.

- SAMSAT Keliling. menggunakan kendaraan khusus berbentuk bis yang

berlokasi di Area Lapangan Banteng, depan Lindeteves Trade Center di Jl.

Hayam Wuruk Kecamatan Taman Sari, depan Pos Polisi TMP di Jl.

Pahlawan Kalibata Kecamatan Pancoran, depan Graha Gepembri di Jl.

Boulevard Barat Kecamatan Kelapa Gading, dan depan Pasar Induk

Kramat Jati di Jl. Bogor Raya Kecamatan Pasar Rebo.

Kantor-kantor layanan tersebut tersebar di berbagai lokasi untuk

mempermudah masyarakat menjangkau lokasi-lokasi layanan. Jenis-jenis

layanan yang diberikan pun tidak hanya satu. Layanan yang disediakan

terintegrasi dari proses registrasi dan identifikasi kendaraan maupun pemilik,

perpajakan yang melekat pada kendaraan tersebut, hingga asuransi jiwa

untuk dana perlindungan kecelakan lalu lintas. Selain layanan yang

terintegrasi, kantor SAMSAT juga memiliki standar layanan yang sangat baik.

Page 16: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

16

Seluruh Kantor SAMSAT telah memiliki sertifikat sistem manajemen mutu

yang memenuhi standar ISO 9001:2008.

c. Ketentuan dan sinergi dalam Kesamsatan

Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor mengatur tentang

sinergi 3 instansi, yaitu Kepolisian, Pemda, dan Jasa Rahardja dalam melayani

pendataan kendaraan bermotor. Ketentuan ini membuka peluang kerja sama

antar instansi dalam optimalisasi pendataan dan pelayanan terkait kendaraan

bermotor.

2. Weakness

Faktor keterbatasan jumlah pegawai menjadi masalah internal yang merupakan

kelemahan pelayanan pemungutan perpajakan di SAMSAT.Integrasi sistem basis data

dan penggunaan teknologi dalam melayani wajib pajak masih seringkali menemukan

beberapa kendala, sehingga beberapa wajib pajak tidak terlayani sepenuhnya.

3. Opportunity

Usulan kebijakan kenaikan BBN-KB ini memunculkan peluang-peluang ekternal

yang perlu dikembangkan lebih lanjut.

a. Peningkatan Penerimaan Daerah.

Kenaikan BBN-KB secara langsung akan meningkatkan penerimaan pajak dari

BBN-KB dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dengan asumsi penjualan

yang stabil, maka penerimaan pajak diprediksi akan meningkat. Kenaikan tarif

akan berbanding lurus dengan kenaikan penerimaan, sehingga semakin tinggi

tarif yang ditetapkan akan semakin tinggi pula penerimaan pajaknya.

b. Mengontrol Kemacetan.

Dampak tidak langsung dari kenaikan BBN-KB yang dapat diharapkan adalah

pengendalian kemacetan. Masyarakat Jakarta umumnya sangat antusias atas

kehadiran kendaraan-kendaraan baru, terutama kendaraan yang

menawarkan teknologi terkini ataupun model terbaru. Hal ini dapat

dibuktikan dari besarnya antusiasme masyarakat terhadap pameran

otomotif. Bahkan di Jakarta, pameran otomotif skala nasional tidak hanya

digelar sekali, namun 2 kali yaitu IIMS dan GIIAS. Proses pengendalian

kemacetan tidak dapat terlepas dari pemberlakukan pajak progresif untuk

kepemilikan kendaraan bermotor yang telah terlebih dahulu dinaikkan.

Masyarakat yang ingin memiliki kendaraan baru akan menghitung tarif

progresif yang melekat. Jika kepemilikan kendaraan dirasakan terlalu

banyak, maka masyarakat akan berusaha menjualnya terlebih dahulu.

Page 17: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

17

Sehingga secara umum masyarakat yang melakukan pembelian kendaraan

baru berharap pajak progresif yang dikenakan tidak terlalu tinggi.

Dampaknya kenaikan BBN-KB yang tepat tidak menyurutkan keinginan

masyarakat untuk memiliki kendaraan baru, namun volume kendaraan

bermotor secara total tidak meningkat terlalu tinggi.

4. Threat

Salah satu dampak langsung yang mungkin terjadi ketika tarif BBN-KB dinaikkan

adalah resistensi masyarakat. Masyarakat pada dasarnya tidak ingin membayar pajak

yang tinggi, bahkan jika memungkinkan pajak dihindari untuk dibayar.

Kenaikan tarif BBN-KB tidak saja menimbulkan peluang-peluang bagi BPRD

Provinsi DKI Jakarta. Namun dapat pula menimbulkan peluang bagi provinsi-provinsi

lain untuk menangkap masyarakat yang tidak rela membayar kenaikan BBN-KB

tersebut. Artinya, kenaikan tarif BBN-KB jika tidak dihitung dengan cermat dapat

menimbulkan kekhawatiran akan turunnya penerimaan BBN-KB secara total karena

masyarakat berusaha menghindari tingginya pokok pajak dengan melakukan

pembelian di provinsi sekitar yang menetapkan kebijakan tarif BBN-KB lebih rendah.

Tabel 8. Matriks SWOT

INTERNAL STRENGTH WEAKNESS

EKST

ERN

AL

1. Pendataan di SAMSAT sudah baik. 2. Kantor Layanan tersebar dengan

standar layanan prima. 3. Ketentuan dan sinergi dalam

kesamsatan.

Terbatasnya Sumber Daya Manusia dalam melayani wajib pajak.

OP

PO

RTU

NIT

Y 1. Peningkatan penerimaan daerah.

2. Mengontrol Kemacetan

1. Pembangunan fasilitas dan infrastruktur layanan, untuk lebih meningkatkan mutu layanan.

2. Perbaikan sarana dan prasarana Angkutan Publik.

Pengembangan Sistem e-SAMSAT.

THR

EAT

Hilangnya potensi penerimaan karena tarif BBN-KByang tinggi: a. tarif wilayah lain

lebih rendah; b. masyarakat enggan

membayar.

1. Sosialisasi melalui media dan penyediaan media informasi di SAMSAT

2. Razia bersama untuk menjaring kbm belum terdaftar

Melakukan koordinasi dengan badan pajak provinsi sekitar untuk menyeimbangkan Tarif BBN-KB

Sumber: Data Olahan

Page 18: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

18

5. Strategi

Indentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal terkait dengan kebijakan

menaikkan BBN-KB disusun dalam sebuah Matriks SWOT. Matriks ini dibutuhkan untuk

menganalisis langkah-langkah alternatif yang dapat digunakan sebagai penunjang

keberhasilan kebijakan. Berdasarkankondisi pada saat ini, maka kemungkinan alternatif-

alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh BPRD dalam memanfaatkan kekuatan dan

peluang serta untuk mengantisipasi kelemahan serta ancaman yang ada dapat dilihat

pada Tabel 8.

a. Strategi SO

Ada 2 strategi yang dapat dilakukan dengan menggunakan kekuatan internal

untuk memanfaatkan peluang secara optimal. Pertama adalah

membangunfasilitas dan infrastruktur yang berfungsi untuk memudahkan

dan meningkatkan mutu layanan. Beberapa fasilitas dan infrastruktur yang

dapat ditingkatkan adalah sebagai berikut:

- Perbaikan ruang tunggu seperti toilet, AC, tempat duduk, dan layout

ruangan.

- Fasilitas tempat bermain untuk anak dan ruangan menyusui.

- Mesin antrian pengunjung.

- Penyediaan Call Center atau Pegawai Customer Service sebagai pusat

informasi kesamsatan khusus untuk melayani wajib pajak yang datang

bertanya.

- Email dan/atau sms blast informasi jatuh tempo dan tunggakan.

Kedua adalah melakukan peningkatan sarana dan prasarana angkutan publik.

Kontribusi BPRD terkait dengan peningkatan ini salah satunya dilakukan

dengan peraturan-peraturan terkait angkutan publik. Peraturan tersebut

dapat berupa perda yang mengatur tarif perpajakan untuk angkutan umum

atau dapat pula pergub yang mengatur besaran pengurangan pokok pajak

untuk angkutan umum. Selain itu, upaya peningkatan ini dapat dilakukan

secara tidak langsung, yaitu melalui perencanaan APBD. BPRD bekerja sama

dengan instansi-instansi terkait berusaha mewujudkan peningkatan sarana

dan prasarana angkutan publik, dapat berupa pengaturan kendaraan dan

pembangunan ERP, pengelolaan dan subsidi angkutan umum, perbaikan dan

pembangunan jalan raya, serta integrasi angkutan umum.

Page 19: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

19

b. Strategi WO

Keterbatasan sumber daya manusia dapat dibantu dengan penggunaan

teknologi informasi terkini. Salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk

memudahkan proses pembayaran adalah pembangunan e-SAMSAT. Sistem e-

SAMSAT merupakan sistem pembayaran digital tanpa membawa fisik uang.

Proses pembayaran dapat dilakukan dimana pun, seperti di kantor, di rumah,

di jalan, atau bahkan lintas provinsi, pulau, maupun lintas negara. Sistem ini

membutuhkan kerja sama dengan pihak bank sebagai pengelola keuangan,

dan pihak kepolisian sebagai instansi yang memiliki otorisasi legalitas

kendaraan bermotor. Pemanfaatan sistem e-SAMSAT akan mengurangi

mobilitas masyarakat ke kantor-kantor layanan SAMSAT, sehingga pegawai-

pegawai yang ada dapat melayani wajib pajak yang datang secara lebih optimal.

Sistem e-SAMSAT pada akhirnya diharapkan dapat mengoptimalkan layanan

terhadap wajib pajak, mempercepat proses layanan dan antrian, dan

mengurangi kesempatan untuk melakukan pungutan di luar ketentuan.

c. Strategi ST

Ada 2 strategi yang dapat dilakukan dengan menggunakan kekuatan internal

untuk menekan dampak ancaman seminimal mungkin. Pertama adalah

melakukan sosialisasi secara optimal melalui media masa, baik media cetak

maupun media elektronik. Sosialisasi ini dapat memanfaatkan kedekatan

Kepolisian dengan awak media untuk menyampaikan infromasi terkait

dengan manfaat dan fungsi BBN-KB. Selain itu, informasi tarif BBN-KB dapat

disampaikan di kantor-kantor layanan dalam bentuk media elektronik

maupun pamflet. Sarana dan prasarana media elektronik dapat disediakan

melalui mekanisme APBD maupun kerja sama dengan Jasa Rahardja.

Kedua adalah melakukan razia bersama untuk menjaring kendaraan bermotor

yang belum terdaftar. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini masih banyak

masyarakat yang berusaha menghindari pajak. Berbagai cara dilakukan

seperti menggunakan plat yang sama untuk beberapa kendaraan,

memasukkan data kerabat sebagai pemilik kendaraan, atau bahkan

menggunakan plat palsu. Mudahnya membuat plat di ‘pinggir jalan’ membuka

peluang masyarakat untuk mengelabui aparat terkait pendaftaran kendaraan

bermotornya. Pencanangan razia secara rutin diharapkan dapat menekan

keinginan masyarakat untuk memalsukan identitas kendaraannya.

Page 20: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

20

d. Strategi WT

Ancaman terhadap kaburnya wajib pajak yang enggan melunasi kenaikan

pajak perlu diantisipasi dengan melakukan koordinasi bersama badan pajak

provinsi sekitar. Koordinasi ini tidak membutuhkan jumlah SDM yang banyak

karena dilakukan pada level pimpinan di tingkat regional. Koordinasi tingkat

regional ini bertujuan untuk menyampaikan pentingnya keseimbangan tarif

BBN-KB wilayah sekitar sebagai sumber pendapatan asli daerah. Tarif BBN-

KB antar wilayah yang timpang akan mengganggu penerimaan pajak bagi

wilayah dengan kebijakan tarif lebih tinggi. Hal ini dapat terjadi, terutama

untuk kendaraan bermotor dengan harga yang tinggi, sehingga hitung-

hitungan ekonomi akan menjadi pertimbangan pembelian kendaraan. Pembeli

yang oportunis akan mencari kendaraan dengan biaya pajak lebih rendah. Hal

ini dapat dilakukan dengan cara penjual meregistrasi kendaraan bermotor

atas nama perusahaan di wilayah yang memiliki tarif BBN-KB lebih rendah,

kemudian menjualnya kembali tanpa menggunakan kendaraan tersebut.

Sehingga kendaraan dijual mengikuti aturan perpajakan kendaraan bekas,

sedangkan kendaraan tersebut masih baru dan pembeli mendapatkan biaya

pajak yang lebih rendah karena membayar selisih pajak tarif BBN-KB

kendaraan baru dengan tarif BBN-KB kendaraan bekas.

D. Analisis Besaran Kenaikan Tarif BBN-KB

Sebagaimana diketahui, besaran tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang

berlaku di DKI Jakarta masih dapat dinaikkan hingga 20%. Besaran kenaikan perlu

dipertimbangkan dengan cermat, karena sebelumnya biaya-biaya yang berlaku di SAMSAT

telah mengalami kenaikan sejak tahun 2015. Kenaikan ini dimulai dengan perubahan tarif

PKB pada bulan Mei tahun 2015, dimana rentang tarif 1,5%-4% menjadi 2%-10%.

Selanjutnya pada bulan Juni 2016, Pemprov. DKI Jakarta meresmikan integrasi data

kependudukan dengan data kendaraan bermotor. Integrasi ini menyebabkan terjadinya

pemutakhiran data kependudukan dengan kepemilikan kendaraan bermotor,sehingga

banyak masyarakat yang terkena peningkatan tarif progresif yang cukup signifikan karena

anggota keluarga memiliki kendaraan pribadi. Hal ini merujuk pada pasal 7 Perda 8 Tahun

2010 dimana tarif PKB didasarkan atas nama dan/atau alamat yang sama. Kemudian pada

awal tahun 2017, berdasarkan PP No. 60 Tahun 2016 tentang Tarif dan Jenis PNBP,

Page 21: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

21

Kepolisian memberlakukan tarif baru PNBP terkait layanan kesamsatan dimana sebagian

besar layanan mengalami kenaikan, bahkan ada layanan yang awalnya gratis menjadi

berbayar.

Analisis kenaikan sebagaimana ditampilkan pada Tabel 9, menggunakan data

penerimaan BBN-KB Provinsi DKI Jakarta sebagai dasar perhitungan. Perubahan tarif dari

10% menjadi 12,5% dapat meningkatkan penerimaan BBN-KB rata-rata sebesar 24,55%.

Perubahan tarif dari 10% menjadi 15% dapat meningkatkan penerimaan BBN-KB rata-

rata sebesar 49,10%. Sedangkan perubahan tarif dari 10% menjadi 20% diprediksi

meningkatkan penerimaan hampir 2 kali lipat, yaitu 98,21%. Namun demikian, jika

implementasi Perda dilakukan pada bulan Juli 2019 dengan kenaikan tariff BBN-KB

menjadi sebesar 12,5% hanya meningkatkan penerimaan BBN-KB sebesar 13,07%.

Sementara itu, dengan kenaikan tarif 15% meningkatkan penerimaan BBN-KB sebesar

26,13%, dan kenaikan tariff 20% meningkatkan penerimaan BBN-KB sebesar 52,27%.

Tabel 9. Perkiraan Penerimaan BBN-KB dengan Tarif Baru (Dalam Ribuan Rupiah)

Tarif 2016 2017 2018 2019* 2019**

10% 5.003.996.135 5.027.242.458 5.178.740.955 5.178.740.955 5.178.740.955

12,50% 6.218.296.783 6.245.200.005 6.473.426.194 6.473.426.194 5.855.429.351

24,27% 24,23% 25,00% 25,00% 13,07%

15% 7.432.597.432 7.463.157.552 7.768.111.433 7.768.111.433 6.532.117.748

48,53% 48,45% 50,00% 50,00% 26,13%

20% 9.861.198.729 9.899.072.646 10.357.481.910 10.357.481.910 7.885.494.540

97,07% 96,91% 100,00% 100,00% 52,27%

Jika Perda berlaku sejak bulan juli 2019

Sumber: Data Olahan

Keterangan: *Diasumsikan Perda mulai berlaku sejak Januari 2019 **Diasumsikan Perda mulai berlaku sejak Juli 2019

Salah satu isu yang muncul dan menjadi pertimbangan penting terkait dengan

kebijakan menaikkan BBN-KB adalah masalah keseimbangan tarif antar wilayah.

Kendaraan bermotor sebagai sebuah aset memiliki sifat yang dinamis. Hal ini merujuk

pada penggunanya yang mudah dipindahkan dari satu wilayah ke wilayah lainnya

termasuk kepemilikannya. Jika kenaikan tarif BBN-KB tidak diikuti dengan keseimbangan

tarif dengan wilayah sekitar, maka besar kemungkinan masyarakat akan “lari” dari

wilayah yang menetapkan tarif pajak tinggi ke wilayah yang mempunyai tarif pajak lebih

Page 22: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

22

rendah. Hal ini merupakan kondisi umum yang terjadi, karena masyarakat memiliki

kecenderungan untuk membayar pajak yang lebih rendah. Kebijakan mengubah tarif BBN-

KB yang terlalu tinggi dibandingkan wilayah sekitar hanya akan membuat masyarakat

mencari cara menurunkan harga beli kendaraan baru melalui mekanisme pembayaran

pajak BBN-KB di wilayah dengan tingkat tarif yang lebih rendah.

Wilayah sekitar yang menjadi pertimbangan dalam analisis penentuan kenaikan tarif

BBN-KB adalah Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Pertimbangannya, pemindahan kendaraan dapat dilakukan dengan mudah dan murah

melalui jalan darat. Provinsi-provinsi di wilayah Kalimantan, Sumatera, atau pun pulau-

pulau lainya tidak menjadi pertimbangan mengingat tingginya biaya pemindahan

kendaraan baik melalui jalur udara maupun jalur laut.

Tabel 10. Tarif BBN-KB di Pulau Jawa

No BBN-KB

DKI Jakarta

Jawa Barat Banten Jawa

Tengah Yogyakarta

Jawa Timur

Perda No. 9 Tahun

2010

Perda No. 13 Tahun

2011

Perda No. 1 Tahun

2011

Perda No. 2 Tahun

2011

Pergub No. 85 Tahun

2013

Perda No. 9 Tahun

2010

1 Kendaraan Bermotor

- Penyerahan I 10% 10% 10% 12,5% 10% 10%

- Penyerahan II dst 1% 1% 1% 1% 0,1% 1%

2 Khusus alat-alat Berat

- Penyerahan I 0,75% 0,75% 0,75% 0,75% 3% 0,75%

- Penyerahan II dst 0,075% 0,075% 0% 0,075% 0,03% 0,075%

Sumber: Data Olahan

Pemprov. Jawa Timur menetapkan tarif BBN-KB untuk kepemilikan pertama melalui

Perda No. 9 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah sebesar 15% berlaku sejak 1 Januari 2011.

Aturan terkait dengan tarif BBN-KB direvisi dengan Pergub No. 85 Tahun 2013 tentang

Penghitungan Dasar Pengenaan PKB dan BBN-KB Tahun 2013 dan Tahun 2014 dan

Pergub No. 77 Tahun 2014 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan PKB dan BBN-KB

Tahun 2014 dan Tahun 2015 dari 15% menjadi 10%. Tabel 10 di atas dapat memberikan

gambaran tentang adanya kekhawatiran Pemprov. Jawa Timur terkait dengan penerimaan

pajak dari BBN-KB ketika bulan Januari 2011 menetapkan kenaikan tarif BBN-KB.

Page 23: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

23

Tabel 10. Tarif BBN-KB di Pulau Jawa

WILAYAH 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Jakarta 4.200.000 4.582.085 4.660.000 5.507.710 5.825.000 6.143.970 6.400.000 5.526.394 4.600.000 4.694.809 4.800.000 5.003.996

Jawa Bar. 2.944.072 3.655.782 3.424.558 4.061.683 4.178.074 5.116.944 5.222.173 5.301.025 4.441.202 4.662.471 4.606.799 4.984.049

Jawa Teng. 1.787.000 1.957.340 2.351.190 2.583.208 2.881.647 3.178.411 3.532.000 3.214.153 4.815.000 2.889.000 3.672.000 2.877.756

Yogyakarta 252.978 287.596 322.685 348.064 432.004 553.833 454.437 461.683 403.991 411.908 420.260 513.794

Jawa Tim. 2.400.000 2.692.594 2.930.000 3.287.115 3.126.500 3.896.191 3.950.000 4.309.075 4.800.000 4.911.629 5.000.000 5.300.947

Sumber: Data Olahan

Hasil penerimaan BBN-KB wilayah regional dapat dilihat pada Tabel 11. Wilayah

regional dimaksud adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Secara

umum laju pertumbuhan penerimaan BBN-KB mengalami penurunan dimulai tahun 2014.

Hanya wilayah Jawa Timur yang terus mengalami pertumbuhan yang stabil, sedangkan

wilayah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Yogyakarta mengalami perlambatan laju

pertumbuhan. Tarif BBN-KB wilayah regional adalah sebesar 10% kecuali wilayah

Yogyakarta sebesar 12,5%. Khusus wilayah Jawa Timur, pemprov. sempat menetapkan

tarif sebesar 15% namun direvisi menjadi 10%. Dapat dilihat bahwa penerimaan BBN-KB

wilayah regional relatif berimbang pertumbuhannya dengan rata-rata tarif sebesar 10%

dan tertinggi 12,5%. Hal tersebut dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk

menaikkan tarif BBN-KB tidak terlalu tinggi, sehingga penurunan atau perpindahan

penerimaan BBN-KB ke Provinsi sekitar Jakarta dapat dihindari.

Page 24: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

24

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kemacetan lalu lintas adalah salah satu dari sekian banyak permasalahan yang ada di

DKI Jakarta. Hiruk pikuk dan lalu lalang kendaraan yang sangat padat membuat banyak

kerugian terjadi baik dari segi finansial, kesehatan maupun psikologis. Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta mengambil langkah serius dalam menanggulangi kemacetan,

diantaranya dengan memberlakukan tarif progresif atas Pajak Kendaraan Bermotor.

Dampaknya mulai sedikit terasa dengan turunnya laju pertumbuhan kendaraan bermotor.

Kebijakan tarif BBN-KB salah satunya berfungsi untuk mengoptimalkan

pengendalian kemacetan melalui pengendalian pertumbuhan kendaraan bermotor baru.

Besar kenaikan ini diharapakan tidak lebih dari 15% dengan pertimbangan sebagai

berikut :

a. Daerah-daerah penyangga Ibukota seperti Provinsi Banten dan Provinsi Jawa

Barat masing menggunakan tarif BBN-KB Baru sebesar 10%.

b. Berkaca dari Provinsi Jawa Timur yang menaikkan tarif BBN-KB Baru menjadi

15% pada tahun 2010 akan tetapi direvisi menjadi 10% pada tahun berikutnya

dikarenakan tenyata kebijakan menaikkan tarif BBN-KB Baru menjadi 15% tidak

meningkatkan penerimaan BBN-KB Baru secara signifikan.

c. Perlu dipertimbangkan meningkatnya pertumbuhan kendaraan baru di daerah-

daerah penyangga Jakarta, akan tetapi kendaraan-kendaraan tersebut tetap

membanjiri Ibukota Jakarta.

B. Saran

Perubahan tarif BBN-KB harus dipertimbangkan dengan cermat agar tidak terlalu

tinggi. Penting untuk menjaga keseimbangan tarif antar wilayah sekitar Jakarta untuk

mencegah beralihnya objek BBN-KB ke wilayah sekitar. Agar rencana kebijakan

perubahan tariff BBN-KB dapat berdampak positif terhadap penerimaan, beberapa

langkah kebijakan pendukung perlu dilakukan antara lain :

a. Sosialisasi yang intensif kepada para stakeholder khususnya asosiasi (GAIKINDO

dan AISI).

b. Meningkatkan pelayanan dan kemudahan memperoleh informasi khususnya PKB

dan BBN-KB.

c. Law Enforcement dilakukan secara berkala seperti razia bersama.

d. Segera diberlakukannya ERP, pemberlakuan NIK dan perbaikan sarana

transportasi umum.

Page 25: RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI …dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/naskah-akademik.pdf · 1 KAJIAN RENCANA PERUBAHAN TARIF BBN-KB SEBAGAI STRATEGI

25

Langkah-langkah tersebut harus dilakukan secara bersinergi dengan instansi terkait

sehingga dapat berjalan efektif.

Akhirnya, agar tidak terjadi kesimpangsiuran perencanaan dan kebijakan,

dibutuhkan komitmen pemerintah lintas sektor karena masalah kemacetan bukan hanya

ditimbulkan oleh manajemen transportasi dan angkutan umum yang buruk, tetapi lebih

merupakan masalah kota yang hanya dapat diselesaikan secara integral, komprehensif dan

holistik, demi terciptanya Jakarta sebagai ibu kota negara yang nyaman dan

menyenangkan.

Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan

Badan Pajak dan Retribusi Daerah

Wigat Prasetyo

NIP 196505311985031003