rencana kerja tahun 2014
TRANSCRIPT
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD)
BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL
TA. 2014
PEMERINTAH KABUPATEN MANDAILING NATAL BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
KOMPLEK PERKANTORAN PAYA LOTING PANYABUNGAN
2013
PPEEMMEERRIINNTTAAHH KKAABBUUPPAATTEENN MMAANNDDAAIILLIINNGG NNAATTAALL
KKOOMMPPLLEEKK PPEERRKKAANNTTOORRAANN PPAAYYAALLOOTTIINNGG -- PPAANNYYAABBUUNNGGAANN
TTeellpp.. // FFaaxx.. ((00663366)) 332266115588 KKooddee PPooss 2222997788
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR : 521.1 / /BP2KP/ K/2013
T E N T A N G
PENETAPAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
(RENJA SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2014
KEPALA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL
Menimbang : a. bahwa telah ditetapkannya Keputusan Bupati Mandailing Natal tentang
Pengesahan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013;
b. bahwa berdasarkan hal tersebut, dipandang perlu menerbitkan Surat Keputusan Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal tentang Penetapan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3794);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4254);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5018);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 22 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2006-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2007 Nomor 22 seri D);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Mandailing Natal (Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 3);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011-2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 Nomor 15);
15. Peraturan Bupati Mandailing Natal Nomor 38 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal (Berita Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 Nomor 63);
16. Peraturan Bupati Mandailing Natal Nomor 12 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014;
17. Keputusan Bupati Mandailing Natal Nomor 050/389/K/2012 tentang Pengesahan Rencana Strategis SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal;
18. Keputusan Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal Nomor 521.1/296/BP2KP/K/2012 tentang Penetapan Rencana Strategis SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011-2016.
M EMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN
KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2014.
KESATU : Menetapkan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Badan
Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014 sebagaimana tertuang dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KEDUA : Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Badan Pelaksana
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014 merupakan penjabaran RKPD Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014 dan Renstra SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011-2016 sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal.
KETIGA : Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Badan Pelaksana
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014 merupakan bahan acuan dalam Forum Musrembang, penyusunan Programa Penyuluhan Kabupaten, dan penyusunan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal Tahun Anggaran 2014.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan di dalamnya akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Panyabungan pada tanggal : 2013
KEPALA BADAN,
Ir. BAKHREIN LUBIS
PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 19620911 199103 1 003 Salinan Surat Keputusan ini disampaikan Kepada Yth: 1. Bapak Bupati Mandailing Natal sebagai Laporan 2. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementan di Jakarta 3. Kepala Bakoorluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara 4. Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara 5. Inspektur Kabupaten Mandailing Natal 6. Pertinggal.
LAMPIRAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR: 521.1/ /BP2KP/K/2013 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2014.
KATA PENGANTAR
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan merupakan unit kerja eselon II pada Pemerintah
Kabupaten Mandailing Natal mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan
program pembangunan bidang Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan serta
bidang Pemantapan Ketahanan Pangan. Kedua bidang tugas dimaksud memiliki fungsi koordinatif dalam
pelaksanaannya terutama dengan semua SKPD Sektor Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah mengamanatkan pimpinan Kementerian/Lembaga,
termasuk Pemerintahan Daerah dan unit kerja di bawahnya untuk menyusun Rencana Strategis di unit
kerja masing-masing dan diterjemahkan setiap Tahun Anggaran ke dalam Rencana Kerja (Renja). Renja
SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan TA. 2014 merupakan dokumen perencanaan
tahunan yang mencakup seluruh program dan kegiatan yang akan dilaksanakan SKPD berdasarkan
RENSTRA Tahun 2011-2016. Sinergitas antara pihak terkait dalam penyusunan program di Sekretariat
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan dan para Kepala Bidang diharapkan terjadi dalam
penetapan program,kegiatan dan anggaran tahunan sehingga Renja Tahun Anggaran 2014 ini tersusun
dengan baik.
Pada akhirnya, Visi dan Misi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing
Natal yang merupakan turunan dari Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dapat
diwujudkan sehingga peningkatan kesejahteraan petani atau pelaku utama/pelaku usaha bidang
pertanian, perikanan, dan kehutanan yang semuanya disebut Pelaku Agribisnis sebagai tujuan utama
pembangunan segera dapat terwujud. Kondisi peningkatan kesejahteraan ini akan berkorelasi positif
dengan meningkatnya mutu pendidikan dan jaminan terhadap kesehatan masyarakat.
KEPALA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL
Ir. BAKHREIN LUBIS PEMBINA UTAMA MUDA NIP.19620911 199103 1 003
i
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
DAFTAR ISI Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………………............... i
Daftar Isi ………………………………….…………………………………………………………………………………………………. ii
BAB I. PENDAHULUAN ………….………………………………………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ……..……………………………………………………………………………………………… 1
1.2 Landasan Hukum …..…………………………………………………………………………………………….. 2
1.3 Maksud dan Tujuan …..………………………………………………………………………………………… 3
1.4 Sistematika Penyusunan Renja.……………………………………………………………………………. 4
BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BP2KP TAHUN LALU …………………………………….………….. 6
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun lalu dan Capaian Renstra BP2KP …………………... 6
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD ………………………………………………………………………….. 29
2.3 Isu-isu Penting penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD.. ………………………………….. 47
2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD …………………………………………………………….. 58
2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat ………………………………………. 60
BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN …………………………………………………………. 62
3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi …………………………………………… 62
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD …………………………………………………………………………… 67
3.3 Program dan Kegiatan ………………………………………………………………………………………… 69
BAB IV. PENUTUP …………………………………………………….…………………………………………………………….. 86
ii
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses Penyusunan Renstra-SKPD BP2KP Tahun 2011-2016 didasarkan kepada kaidah-kaidah
yang terkandung di dalam Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih, serta telah disesuaikan
dengan Program dan Kegiatan Pemerintah Pusat khususnya Kementerian Pertanian, Unit Eselon I
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) dan Unit Eselon I
Badan Ketahanan Pangan (BKP); Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
(Bakoorluh PPK) Provinsi Sumatera Utara; Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Sumatera Utara;
serta dengan memperhatikan kebutuhan setempat.
Dari Visi dan Misi ditentukan beberapa tujuan dan sasaran strategis yang menjadi dasar untuk
penetapan program dan kegiatan-kegiatan prioritas dalam Penyelenggaraan Revitalisasi Penyuluhan
dan Pemantapan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal Tahun Anggaran 2011-2016.
Selanjutnya, dihasilkan sasaran dan program serta kegiatan tahunan selama lima tahun anggaran yang
dituangkan ke dalam Rencana Kerja SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
(Renja-SKPD BP2KP) Kabupaten Mandailing Natal.
Renja-SKPD BP2KP adalah dokumen perencanaan SKPD BP2KP untuk periode 1 (satu) tahun,
yang memuat kebijakan, program, dan berperan sebagai dasar pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan yang berkesinambungan sesuai dengan arah kebijakan umum baik yang dilaksanakan
langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Renja-SKPD BP2KP Tahun 2014 merupakan Renja Tahun Keempat dari periode 5 (lima) tahunan
Renstra Tahun 2011-2016.
Penyusunan Renja-SKPD BP2KP Tahun 2014 bersumber dari RKPD Tahun 2014 yang
didasarkan kepada RPJMD Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011-2016 dan Renstra BP2KP Tahun
2011-2016. Selanjutnya, beberapa kegiatan prioritas dimasukkan ke dalam Renja setelah
mempertimbangkan kebijakan dan proyeksi Kementerian/Lembaga Pusat dan Provinsi pada tahun
berjalan dan ke depannya. Pendekatan bottom-up berdasarkan kebutuhan riil di Lapangan juga
menjadi bahan pertimbangan melalui Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) Tahun 2014 dan
Programa Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UPT. BP3K)
tahun 2014 di kecamatan maupun beberapa usulan dalam Musrembang kecamatan.
Dengan demikian, pelaksanaan perencanaan pembangunan terlaksana secara bertahap,
dinamis, dan sejalan dengan program dan kegiatan dari instansi vertikal. Selanjutnya, program dan
kegiatan pada Renja-SKPD BP2KP Tahun 2014 ini ditindaklanjuti dengan penyusunan R-APBD Tahun
1
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Anggaran 2014 dengan mengakomodir Program dan Kegiatan berdasarkan skala prioritas,
perkembangan dan kemampuan keuangan daerah.
1.2. Landasan Hukum
Beberapa Landasan Hukum yang digunakan dalam penyusunan Renja-SKPD Badan Pelaksana
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014 adalah:
a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3794);
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
d. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
e. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4254);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
h. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
i. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
j. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
k. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5018);
l. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan;
2
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 m. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
n. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
o. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
p. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25/Permentan/OT.140/5/2009 tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian;
q. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan/OT.140/5/2009 tentang Kebijakan dan Strategi Penyuluhan Pertanian;
r. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/Permentan/OT.140/12/2009 tentang Pedoman Standar Minimal dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Penyuluhan;
s. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52/Permentan/OT.140/12/2009 tentang Metode Penyuluhan Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 489);
t. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
u. Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 03 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing Natal );
v. Peraturan Bupati Mandailing Natal Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011-2016;
w. Peraturan Bupati Mandailing Natal Nomor 38 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal (Berita Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 Nomor 63);
x. Peraturan Bupati Mandailing Natal Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan UPT. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal;
y. Peraturan Bupati Mandailing Natal Nomor 12 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014;
z. Keputusan Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal Nomor 521.1/296/BP2KP/K/2012 tentang Penetapan Rencana Strategis SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011-2016.
1.3. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Renja-SKPD BP2KP Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014 dimaksudkan untuk
memudahkan fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengendaliaan Rencana Kegiatan pada Tahun
2014. Tujuan penyusunan Renja-SKPD BP2KP Tahun 2014 ini adalah agar setiap program dan kegiatan
dapat terlaksana dan terkendali sesuai dengan skala prioritas dalam upaya menerjemahkan Visi Badan
Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011-2016 yakni,
“Terwujudnya SDM Penyuluhan yang Profesional, Kreatif, Inovatif dan Berwawasan Lingkungan
dalam rangka Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Daya Saing dan Kesejahteraan
3
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Pelaku Agribisnis” ke dalam pelaksanaan program dan kegiatan serta untuk mendukung 4 faktor
utama dari Visi dan Misi Bupati Mandailing Natal yakni Masyarakat yang Agamis, Cerdas, Sehat dan
Sejahtera. Sesuai dengan Tupoksi dan domainnya, BP2KP memandang faktor kesejahteraan menjadi
faktor terpenting dan penentu terhadap keberhasilan 3 faktor lainnya karena kondisi kesejahteraan
akan meningkatkan kehidupan keberagamaan, kualitas dan mutu pendidikan dan tingkat kesehatan
masyarakat.
1.4.Sistematika Penyusunan Renja Sistematika dan proses Penyusunan Renja-SKPD BP2KP Tahun 2014 didasarkan kepada Rencana
Strategis lima tahunan, yang telah disesuaikan dengan arah kebijakan Kementerian/Lembaga/Provinsi
dan memperhatikan kebutuhan setempat. Dari beberapa sasaran strategis, ditentukan kegiatan-
kegiatan prioritas dan disusun Rencana Kerja sebagai Dasar Penyelenggaraan Revitalisasi Penyuluhan
dan Pemantapan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal pada tahun keempat dari RENSTRA
II Tahun 2011-2016.
Secara Sistematis, penulisan Renja-SKPD BP2KP Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014
adalah:
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG, memuat pengertian Rencana Kerja (Renja), fungsi Renja serta proses
penyusunannya.
1.2 LANDASAN HUKUM, memuat penjelasan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Presiden, Permendagri, Permentan,Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan
Keputusan Bupati, dan lainnya yang mengatur struktur Organiasi, Tugas dan fungsi,dan
kewenangan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan sebagai acuan dalam
perencanaan dan penganggran.
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN, menjelaskan maksud dan tujuan penyusunan Renstra Badan
Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN, menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja Badan
Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan serta susunan garis besar isi dokumen.
BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BP2KP TAHUN LALU.
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun lalu dan Capaian Renstra BP2KP, memuat kajian
terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu (n-2) dan perkiraan tahun
berjalan (n-1) mengacu kepada APBD tahun berjalan.
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD, mencakup kajian terhadap capaian kinerja pelayanan
4
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 SKPD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dengan SPM maupun
terhadap IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007.
2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi BP2KP, memuat uraian Tingkat
Kinerja Pelayanan SKPD dan hal kritis yang terkait dengannya, permasalahan dan
hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan Tugas dan Fungsi SKPD, dampaknya
terhadap pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan terhadap capaian program
nasional/internasional seperti SPM dan MDGs (Millenium Development Goals),
tantangan dan peluang dalam peningkatan pelayanan SKPD, dan formulasi isu-isu
penting berupa rekomendasi dan catatan yang strategis untuk ditindaklanjuti dalam
perumusan program dan kegiatan prioritas tahun yang direncanakan.
2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD, memuat uraian mengenai: proses
membandingkan Rancangan Awal RKPD dengan hasil analisis kebutuhan, penjelasan
alasan proses tersebut dilakukan, penjelasan temuan-temuan setelah proses tersebut,
dan Lampiran Tabel telaahan terhadap rancangan awal RKPD.
2.5 Penelaahan usulan Program dan Kegiatan Masyarakat.
BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi, yakni yang mengarah kebijakan dan
prioritas pembangunan nasional dan terkait Tupoksi SKPD.
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD, didasarkan kepada rumusan isu-isu penting
penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD yang dikaitkan denga sasaran target kinerja
Renstra SKPD.
3.3 Program dan Kegiatan, memuat faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan
terhadap rumusan program dan kegiatan, uraian garis besar rekapitulasi program dan
kegiatan, penjelasan jika rumusan program tidak sesuai dengan rancangan awal RKPD,
dan Tabel Rencana Program dan Kegiatan.
BAB IV. PENUTUP, berupa catatan penting yang perlu mendapat perhatian, kaidah-kaidah
pelaksanaan, dan Rencana Tindak Lanjut.
5
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU.
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun lalu dan Capaian Renstra BP2KP
Pelaksanaan Program dan Kegiatan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Mandailing Natal pada TA. 2012 secara umum bertujuan untuk meningkatkan kinerja
Sumber Daya Manusia Pertanian yang meliputi para Penyuluh, para Pelaku Utama/Pelaku Usaha
sektor Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Pelaku Agribisnis) dalam melaksanakan Revitalisasi
Penyuluhan sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K) melalui Program Aksi Pemantapan Sistem
Penyuluhan Pertanian periode 2010-2014, dan Program Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan
menuju Kemandirian Pangan dalam upaya pemenuhan ketersediaan pangan yang bermutu, aman,
beragam, bergizi dan berimbang.
Untuk mencapai tujuan dimaksud dan dengan didukung oleh dana APBD Kabupaten, dana
APBD Provinsi dan dana APBN, BP2KP Kabupaten Mandailing Natal melaksanakan beberapa
kegiatan berdasarkan skala prioritas. Mengingat keterbatasan anggaran yang ada, Program dan
Kegiatan SKPD BP2KP TA. 2012 diarahkan pada kegiatan-kegiatan pokok prioritas dengan
mempertimbangkan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dan arah kebijakan
pembangunan dari Kementerian Pertanian, dan didukung oleh kegiatan-kegiatan yang dapat
meningkatkan kinerja SDM Pertanian, Perikanan dan Kehutanan serta unit-unit organisasi
penyuluhan di bawahnya. Keterbatasan anggaran BP2KP pada TA.2012 menyebabkan beberapa
kegiatan urgent tidak dapat dilaksanakan dan sebagian dilaksanakan dengan anggaran yang
terbatas sehingga sasaran pelaksanaan program dan kegiatan tidak sepenuhnya dapat tercapai.
Meskipun demikian, anggaran pelaksanaan kegiatan pada Tahun 2012 telah menunjukkan ke arah
yang jauh lebih baik bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Program dan Kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan oleh Badan Pelaksanaan
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal pada TA 2012 adalah :
1. Program-program Tahun 2012:
a. Program pemberdayaan Kelembagaan Penyuluhan
b. Program Pemberdayaan SDM Penyuluhan
c. Program Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
d. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
e. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat (APBN)
f. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani (APBN)
6
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 g. Program Manajemen Pelayanan Administrasi dan Pelaporan
h. Program Manajemen Sarana dan Prasarana Penyuluhan
2. Rencana Kegiatan Tahun Anggaran 2012 (Sumber Dana APBD Kabupaten)
a. Program Pemberdayaan Kelembagaan Penyuluhan
1. Pemberdayaan Komisi Penyuluhan Kabupaten;
2. Pembangunan Pos Penyuluhan Pertanian (Posluhtan) desa (BDB Provinsi);
3. Dana Pendamping Pembangunan Pos Penyuluhan Pertanuian (Posluhtan) desa;
4. Pengelolaan Dana DAK Bidang Pertanian untuk Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (DAK-
APBN);
5. Dana Pendamping Pengelolaan Dana DAK Bidang Pertanian untuk Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan;
6. Penyediaan Sarana Prasarana Penyuluhan di BP3K (BDB Provinsi);
7. Dana Pendamping Kegiatan Penyediaan Sarana Prasarana Penyuluhan di BP3K;
8. Pembangunan Sarana Pendukung BP3K, RMU, dan Lumbung Pangan (APBN);
9. Dana Pendamping Pembangunan Sarana Pendukung BP3K, RMU, dan Lumbung Pangan;
10. Pengadaan Mobil Operasional Penyuluhan (APBN);
11. Pengembangan Pos Penyuluhan Pertanian (Posluhtan) desa;
12. Fasilitasi Pengembangan Pusat Penelitian Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S);
13. Pemutakhiran Data Kelompok Tani dan Gapoktan;
14. Penumbuhan dan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani.
b. Program Pemberdayaan SDM Penyuluhan
1. Diklat Teknis Agribisnis bagi Penyuluh;
2. Diklat Teknis Agribisnis bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis;
3. Diklat Kepemimpinan dan Kelembagaan bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis;
4. Diklat Dasar Penyuluh THL-TB;
5. Diklat Lanjutan Penyuluh PNS;
6. Percontohan BP2KP.
c. Program Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
1. PRA di Wilayah Kerja Penyuluh;
2. Penyusunan Rencana Kerja BP2KP, Rencana Kerja BP3K, dan Rencana Kerja Penyuluh
Lapangan;
3. Penyusunan Programa BP2KP, Programa BP3K, dan Programa Desa;
4. Supervisi, Monitoring dan Evaluasi Penyuluh Lapangan;
5. Pertemuan dan Pelatihan BP3K;
7
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 6. Forum Petani/Pelaku Agribisnis;
7. Forum Penyuluh;
8. Fasilitasi Mengikuti Jambore Penyuluh Nasional dan Provinsi;
9. Operasional Penyuluh Lapangan;
10. Pembinaan Gapoktan Penerima PUAP.
d. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
1. Pemberdayaan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal;
2. Pembinaan Kelompok/Gapoktan Lumbung Pangan;
3. Pembinaan dan Monitoring Desa Mandiri Pangan;
4. Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) Kabupaten Mandailing Natal;
5. Pembinaan Gapoktan Penerima P-LDPM;
6. Diversifikasi Pangan Berbasis Pangan Lokal.
e. Program Manajemen Pelayanan Administrasi dan Pelaporan serta
f. Program Manajemen Sarana dan Prasarana Penyuluhan
Untuk 2 Program terakhir, yakni Program Manajemen Pelayanan Administrasi dan Pelaporan serta
Program Manajemen Sarana dan Prasarana Penyuluhan direncanakan berlaku efektif Tahun 2013.
3. Rencana Kegiatan Tahun Anggaran 2012 (Sumber Dana APBN)
a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
1. P-LDPM (Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat) : Kegiatan BLM-APBN
b. Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani (sebelumnya adalah
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani)
1. Pembinaan Penyelenggaraan Penyuluhan (Dekonsentrasi APBN)
c. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat (APBN)
1. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (TP-APBN)
Ada pun hasil dan dampak dari pelaksanaan Program dan kegiatan Badan Pelaksana
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan TA. 2012 adalah sebagai berikut:
PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN
1. Pemberdayaan Dewan Ketahanan Pangan - Kegiatan Pemberdayaan Dewan Ketahanan Pangan merupakan wadah rapat pos simpul
koordinasi (Posko) untuk membantu memecahkan masalah ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan di Kabupaten maupun Kecamatan. Hasil dari pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Dewan Ketahanan Pangan adalah terbinanya peningkatan ketahanan pangan dengan dapat dipertahankannya ketersediaan pangan yang cukup, terpantaunya rawan
8
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 pangan, dan terlaksananya koordinasi pelaporan dan evaluasi program ketahanan pangan yang meliputi aspek ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan.
- Dampak kegiatan adalah meningkatnya kinerja kelembagaan ketahanan pangan melalui posko dan meningkatnya stabilisasi dan pengendalian harga pokok khususnya bahan pangan.
2. Dana Pendampingan P-LDPM
- Hasil dari pelaksanaan kegiatan Dana Pendampingan P-LDPM ( Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat) adalah terbinanya anggota Gapoktan dalam upaya peningkatan dan mempertahankan ketersediaan pangan yang cukup melalui Dana Bantuan Sosial sebagai Modal Usaha Gapoktan.
- Dampak kegiatan adalah meningkatnya kinerja Gapoktan dalam upaya stabilisasi harga pada tingkat petani.
3. Diversifikasi Pangan Berbasis Pangan Lokal - Hasil dari Pelaksanaan kegiatan Diversifikasi Pangan Berbasis Pangan Lokal adalah
terhimpunnya kreatifitas menciptakan makanan olahan non-beras para kelompok wanita tani serta terhimpunnya berbagai jenis pangan olahan non-beras dan makanan khas daerah.
- Dampak kegiatan adalah meningkatnya diversifikasi pangan masyarakat untuk menjamin keamanan pangan yang ditandai dengan meningkatnya ketersediaan, konsumsi dan keamanan pangan.
4. Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) Kabupaten Mandailing Natal - Hasil dari Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA)
adalah terplotnya prioritas penanganan daerah rawan pangan di Kabupaten Mandailing Natal. - Dampak kegiatan adalah Meningkatnya Ketahanan Pangan Masyarakat.
PROGRAM PEMBERDAYAAN SDM PENYULUHAN
1. Diklat Teknis Agribisnis bagi Penyuluh - Hasil dari pelaksanaan kegiatan Diklat Teknis Agrinbisnis bagi Penyuluh adalah terlatihnya
penyuluh yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk membina petani dalam agribisnis pertanian.
- Dampak kegiatan adalah meningkatnya SDM Penyuluh dalam pengembangan usaha ternak sapi potong.
2. Percontohan BP2KP - Hasil dari kegiatan Percontohan BP2KP adalah sebagai sarana pembelajaran bagi penyuluh
dan petani di sekitar sehingga mampu menerapkan teknologi budidaya tanaman pangan di lahan usaha taninya.
- Dampak kegiatan adalah meningkatnya SDM penyuluh dan petani.
3. Diklat Teknis Agribisnis bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis - Hasil dari kegiatan Diklat Teknis Agribisnis bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis adalah
terlatihnya pengurus kelompok dan petani dalam budidaya tanaman kakao. - Dampak kegiatan adalah peningkatan SDM petani.
9
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 PROGRAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN
1. Pertemuan BP3K - Kegiatan Pertemuan BP3K (Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan)
merupakan suatu wadah belajar dan mengajar serta saling mendapatkan informasi dari sesama maupun sebagai forum perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan akses penyuluh di wilayah kerjanya. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan Penyuluh yang handal dan profesional dalam meneyelenggarakan tugas-tugas penyuluhan di lapangan.
- Kegiatan ini dilaksanakan 2 kali dalam sebulan dan dilaksanakan setiap hari Rabu minggu berjalan di masing-masing 17 UPT. BP3K. Dari anggaran yang ada dana pertemuan hanya tertampung 11 kali pertemuan sehingga kegiatan yang seharusnya rutin dilaksanakan relatif tidak dapat dilaksanakan secara efektif. Namun demikian, secara umum hasil dari Pertemuan BP3K dengan frekuensi 2 (dua) kali per bulan tersebut adalah: terlaksananya transfer informasi dan teknologi, sampainya informasi permasalahan penyuluh di lapangan dan upaya pemecahannya, serta terlaksananya pelatihan dan pembelajaran bagi penyuluh melalui dagang teknologi.
- Dampaknya adalah penyuluh lebih siap dalam membina para pelaku utama dan pelaku usaha sasaran penyuluhan.
4. Supervisi, Monitoring dan Evaluasi Penyuluh Lapangan - Supervisi, Monitoring dan Evaluasi merupakan bagian penting dalam manajemen Penyuluhan
yang ideal. Supervisi, Monitoring dan Evaluasi bertujuan untuk memperoleh bahan koreksi pelaksanaan program dan kegiatan serta dasar dalam menentukan arah kebijakan maupun perencanaan pembangunan penyuluhan di masa yang akan datang dan alat ukur dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan. Kegiatan ini dititikberatkan kepada aparat penyuluhan yang ada di tingkat Kecamatan dan Desa. Kegiatan ini dilaksanakan di BP3K dan Wilayah Kerja Penyuluh Lapangan.
- Hasil pelaksanaan supervisi adalah bahwa Kepala BP3K terbimbing dalam penyelenggaraan penyuluhan di wilayah kerjanya, terpantaunya pelaksanaan Programa BP3K, serta penyuluh terarah dalam bekerja sesuai dengan Rencana Kerja yang dibuat dengan Metode PRA (Participatory Rural Appraisal).
- Dampaknya pelaksanaan kegiatan lebih terarah, permasalahan di lapangan dapat dipecahkan sesuai dengan skala prioritas dan metode penyuluhan dapat disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
- Monitoring dilaksanakan terhadap penyuluh, terutama dalam pelaksanaan tugas-tugas di lapangan. Hasilnya adalah frekuensi kunjungan penyuluh yang meningkat, penyuluh lebih termotivasi dalam bekerja, serta kerjasama yang terjalin dengan instansi terkait.
- Dampaknya adalah penyelenggaraan penyuluhan yang semakin baik, terintegrasi di tengah khalayak pelaku utama dan pelaku usaha.
- Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkat capaian hasil pelaksanaan penyuluhan dan dampaknya adalah terhimpunnya data dalam menentukan arah kebijakan dan dalam merencanakan programa penyuluhan Kabupaten.
10
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 5. PRA di WKPP - Hasil dari kegiatan PRA di WKPP adalah tersedianya data perencanaan pembangunan Desa
yang partisifatif. - Dampak kegiatan adalah terselenggaranya sistem penyuluhan yang partisifatif.
6. Pembinaan Gapoktan Penerima PUAP
- Pelaksanaan kegiatan ditujukan kepada pembinaan gapoktan penerima dan petani yang memanfaatkan dan mengelola anggaran PUAP dimaksud.. Kegiatan ini cukup berhasil dalam meningkatkan SDM petani (Pelaku Utama Lainnya) karena disamping adanya pinjaman bantuan modal juga memperoleh bimbingan teknis dan non teknis dari Tim Tekhnis Kabupaten, Penyelia Mitra Tani (PMT) dan Penyuluh Pendamping. Hasilnya adalah terlaksananya Pembinaan Gapoktan Penerima PUAP dalam hal pengelolaan dana dimaksud.
- Dampaknya adalah meningkatnya SDM petani penerima bantuan modal PUAP dalam meningkatkan pendapatannya, berkembangnya usaha Gapoktan dan meningkatnya modal usaha petani dalam mengembangkan Agribisnis.
7. Forum Penyuluh - Hasil dari Kegiatan Forum Penyuluh adalah terhimpunnya permasalahan- permasalahan
penyuluh di lapangan dan terrumuskannya langkah-langkah strategi penyuluhan. - Dampak kegiatan adalah meningkatnya SDM Penyuluh.
8. Penyusunan Programa Kabupaten, Programa BP3K dan Rencana Kerja Penyuluh Lapangan - Hasil dari kegiatan Penyusunan Programa Kabupaten, Programa BP3K dan Rencana Kerja
Penyuluh Lapangan adalah tersusunnya rencana kerja PPL yang terdiri dari satu atau beberapa Desa, programa BP3K yang terdiri dari satu atau beberapa Kecamatan dan programa Kabupaten Mandailing Natal.
- Dampak kegiatan adalah penyelenggaraan penyuluhan yang tersusun, terarah dan sesuai dengan kebutuhan setempat.
PROGRAM PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN
1. Pembangunan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (DAK Non DR Bidang
Pertanian untuk Penyuluhan dan Ketahanan Pangan).
- Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah tersedianya mesin babat rumput sebanyak 18 unit,- Lemari dan Rak Buku sebanyak 17 Set ,- Meja Kerja 17 UPT.BP3K sebanyak 68 Buah.- Pengadaan kursi Kerja 17 UPT.BP3K 340 Buah,- Pembangunan Jalan Menuju BP3K sebanyak 7 Unit,-Pengadaan/Pemasangan Instalasi Listrik untuk UPT. BP3K sebanyak 12 Unit; Pembangunan Pagar dan Jerjak UPT.BP3K 13 Unit dan Pembangunan Kamar Mandi/WC UPT.BP3K 4 Unit,-
- Dampak pelaksanaan kegiatan terutama adalah semakin mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dalam menyelenggarakan penyuluhan di tingkat Kecamatan dan meningkatnya kenyamanan dalam memberikan pelayanan penyuluhan kepada masyarakat, khususnya pelaku utama/ pelaku usaha bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
11
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 2. Dana Pendamping DAK Bidang Pertanian untuk Penyuluhan dan Lumbung Pangan - Kegiatan ini bertujuan untuk mendampingi agar pembangunan yang bersumber dari Dana
DAK bidang Pertanian untuk Penyuluhan dan Ketahanan Pangan sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian dan harapan BP2KP sebagai Lembaga yang akan memanfaatkan sesuai dengan Tupoksi. Hasil dari kegiatan ini tertutama adalah terlaksanaya perencanaan dan pengawasan pembangunan dan pengadaan sarana prasarana pada UPT.BP3K dengan baik.
- Dampak kegiatan adalah meningkatnya pelayanan penyuluhan melalui kelembagaan penyuluhann kepada masyarakat petani dengan perencanaan dan pengawasan kegiatan yang matang.
3. Pemutakhiran Data kelompok Tani dan Gapoktan - Hasil dari pelaksanaan kegiatan Pemutakhiran Data kelompok Tani dan Gapoktan adalah
tersedianya data kelomok tani dan gapoktan yang valit. - Dampak kegiatan adalah adanya peningkatan kualitas kelembagaan petani selaku pelaku
usaha agribisnis dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan dibidang pertanian.
4. Peningkatan Sarana Prasarana Penyuluhan di BP3K - Hasil pelaksanaan kegiatan Peningkatan Sarana Prasarana Penyuluhan di BP3K adalah
tersedianya sarana prasarana Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) dan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) pada UPT.BP3K untuk mendukung penyuluhan.
- Dampak kegiatan adalah peningkatan SDM penyuluh dan terpenuhinya kelengkapan sarana dan prasarana di UPT.BP3K.
d. Program dan Kegiatan Sumber Dana APBN
1. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat (BADAN KETAHANAN
PANGAN, KEMENTERIAN PERTANIAN, SATKER BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN
KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL, DANA TP-APBN TA. 2012)
Adapun kegiatan dari Program ini mencakup: Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan
Daerah Rawan Pangan, Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan
Peningkatan Keamanan Pangan Segar, serta Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya. Hasil
dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan kemampuan aparat pemerintah,
penyuluh lapangan dan pimpinan kelembagaan Tani dalam pengembangan dan
pendampingan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) serta motivasi,
partisipasi, dan aktivitas masyarakat dalam penganekaragaman konsumsi pangan melalui
penguatan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat. Dampak kegiatan adalah
terbentuknya masyarakat desa yang mampu memenuhi kebutuhan pangan dan terbinanya
masyarakat melalui pola pangan beragam, bergizi dan berimbang.
12
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 2. Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan Tani (BADAN PENGEMBANGAN SDM
PERTANIAN, KEMENTERIAN PERTANIAN: SATKER BAKOORLUH PPK PROVINSI SUMATERA
UTARA, DANA DEKON-APBN TA. 2012, KEGIATAN PEMBINAAN PENYELENGGARAAN
PENYULUHAN PERTANIAN)
Adapun kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian ini mencakup beberapa
kegitan yakni: Pembinaan Poktan dan Gapoktan, Pemberdayaan Petani melalui Metode
Denfarm dengan Pola SL-Agribisnis Padi, BOP Penyuluh PNS, Honorarium dan BOP THL TB PP,
Penggandaan Materi Penyuluhan Kabupaten/Kota, Langganan Tabloid Pertanian, Administrasi
Kegiatan Kabupaten, dan Monev Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Petani,
Penyebaran Informasi Penyuluhan Pertanian, Monitoring dan Evaluasi Penyuluh,
terlaksananya pengelolaan honorarium THL TB-PP dan Biaya Operasional Penyuluh PNS,
Media Informasi, Percontohan, serta Administrasi Kegiatan Kabupaten. Sedangkan dampak
dari pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan dan aksesibilitas petani
terhadap sarana produksi, modal, dan informasi pasar.
3. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (BADAN KETAHANAN PANGAN, KEMENTERIAN
PERTANIAN: SATKER BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA, DANA
APBN-BANSOS, KEGIATAN P-LDPM atau PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN
MASYARAKAT)
Secara umum, Gapoktan yang menerima Bantuan Sosial (Bansos) melalui P-LDPM
melaksanakan kegiatan yakni memantapkan cadangan pangan dan distribusi pangan.
Cadangan Pangan adalah kegiatan menghimpun bahan pangan dalam mengantisipasi
kelangkaan pada musim paceklik dan gejolak harga bahan pangan pokok terutama beras.
Cadangan pangan ini dapat dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan. Sedangkan
distribusi bertujuan untuk menstabilkan harga pada waktu panen raya. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah meningkatnya cadangan pangan masyarakat dengan tersedianya Cadangan
Pangan dan Penguatan Modal Usaha gapoktan.
Dampaknya adalah meningkatnya Ketahanan Pangan Masyarakat Desa dengan ketersediaan
pangan sepanjang tahun dan meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani khususnya
anggota Gapoktan/Poktan pengelola, meningkatnya posisi tawar petani dalam penentuan
harga, maupun akses anggota terhadap beras yang meningkat serta manajemen gapoktan
yang semakin baik.
13
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 4. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI
SUMATERA UTARA). DANA APBD PROVINSI, KEGIATAN PEMBERDAYAAN LUMBUNG PANGAN.
Hasil yang ingin dicapai adalah tersedianya Modal Usaha Cadangan Pangan dengan adanya
stok pangan di lumbung pangan dan meningkatnya pendapatan kelompok. Dampak yang
diharapkan adalah Meningkatnya Kesempatan berusaha dan Kinerja pengurus
Gapoktan/kelompok dan anggota.
Berdasarkan Renja Tahun 2012 dan Evaluasi Hasil dan Dampak Pelaksanaan Kegiatan Tahun
Anggaran 2012, berikut ini disajikan Tabel 2.1.1. sebagai pembanding antara kegiatan yang
terlaksana dan tidak terlaksana beserta besaran anggarannya. Sedangkan Rekapitulasi Evaluasi
Hasil Pelaksanaan Renja SKPD dan Pencapaian Renstra SKPD sampai dengan Tahun 2012 disajikan
dalam Tabel 2.1.2 pada halaman berikutnya.
Tabel 2.1.1 Pemenuhan Target Capaian berdasarkan Perbandingan Pagu Anggaran antara Rencana Kegiatan pada Renja dan Realisasi pada DPA-DPPA Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan TA. 2012.
No Program dan Kegiatan Anggaran pada Renja 2012 (Rp.)
Realisasi (Rp.) Pemenuhan Target
Ket.
1 2 3 4 5 6 I Program Pemberdayaan
Kelembagaan Penyuluhan 5.840.000.000 2.013.229.000 34,47 % Kurang
tercapai 1 Pemberdayaan Komisi Penyuluhan
Kabupaten 65.000.000 0 0 %
Tidak terlaksana
2 Pembangunan Pos Penyuluhan Pertanian (Posluhtan) desa (BDB Provinsi)
200.000.000 0 0 %
Tidak terlaksana
3 Dana Pendamping Pembangunan Pos Penyuluhan Pertanuian (Posluhtan) desa
20.000.000 0 0 %
Tidak terlaksana
4 Pengelolaan Dana DAK Bidang Pertanian untuk Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (DAK-APBN)
1.700.000.000 1.700.000.000 100,00 % Tercapai
5 Dana Pendamping Pengelolaan Dana DAK Bidang Pertanian untuk Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
170.000.000 116.850.000 68,74 %
Tercapai
6 Penyediaan Sarana Prasarana Penyuluhan di BP3K (BDB Provinsi)
250.000.000 120.982.750 48,39 %
Tercapai minimal
7 Dana Pendamping Kegiatan Penyediaan Sarana Prasarana Penyuluhan di BP3K
25.000.000 0 0 %
Tidak terlaksana
8 Pembangunan Sarana Pendukung BP3K, RMU, dan Lumbung Pangan (APBN)
2.200.000.000 0 0 %
Tidak terlaksana
9 Dana Pendamping Pembangunan Sarana Pendukung BP3K, RMU, dan Lumbung Pangan
220.000.000 0 0 % Tidak terlaksana
10 Pengadaan Mobil Operasional Penyuluhan (APBN)
400.000.000 0 0 %
Tidak terlaksana
1 2 3 4 5 6
14
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 11 Pengembangan Pos Penyuluhan
Pertanian (Posluhtan) desa 150.000.000 0 0 %
oleh keg. Prov 4 unit
12 Fasilitasi Pengembangan Pusat Penelitian Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S)
160.000.000 0 0 % Tidak terlaksana
13 Pemutakhiran Data Kelompok Tani dan Gapoktan
150.000.000 75.396.250 50,26 % Tercapai Minimal
14 Penumbuhan dan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani
130.000.000 0 0 % Tidak terlaksana
II Program Pemberdayaan SDM Penyuluhan
585.000.000 227.424.930 38.88 % Kurang Tercapai
15 Diklat Teknis Agribisnis bagi Penyuluh
190.000.000 107.070.000 56,35 %
Tercapai
16 Diklat Teknis Agribisnis bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis
60.000.000 53.203.350 88,67 %
Tercapai
17 Diklat Kepemimpinan dan Kelembagaan bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis
60.000.000 0 0 % Tidak terlaksana
18 Diklat Dasar Penyuluh THL-TB 140.000.000 0 0 % Tidak terlaksana
19 Diklat Lanjutan Penyuluh PNS 60.000.000 0 0 % Tidak terlaksana
20 Percontohan BP2KP 75.000.000 67.151.580 89,53 % III Program Penyelenggaraan
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
1.443.900.000 464.313.500 32,16 % Kurang Tercapai
21 PRA di Wilayah Kerja Penyuluh 120.000.000 116.150.000 96,79 % Tercapai 22 Penyusunan Rencana Kerja BP2KP,
Rencana Kerja BP3K, dan Rencana Kerja Penyuluh Lapangan
30.000.000 0 0 % Tidak terlaksana
23 Penyusunan Programa BP2KP, Programa BP3K, dan Programa Desa
78.900.000 33.370.000 42,29 % Tercapai minimal
24 Supervisi, Monitoring dan Evaluasi Penyuluh Lapangan
120.000.000 87.130.450 72,61 % Tercapai
25 Pertemuan dan Pelatihan BP3K 190.000.000 147.040.000 77,39 % Tercapai 26 Forum Petani/Pelaku Agribisnis 95.000.000 0 0 % Tidak
terlaksana 27 Forum Penyuluh 60.000.000 58.359.000 97,26 %
Tercapai
28 Fasilitasi Mengikuti Jambore Penyuluh Nasional dan Provinsi
150.000.000 0 0% Tidak terlaksana
29 Operasional Penyuluh Lapangan 450.000.000 0 0 % Tidak terlaksana
30 Pembinaan Gapoktan Penerima PUAP
150.000.000 22.264.050 14,84 %
IV Program Peningkatan Ketahanan Pangan
1.201.000.000 241.860.600 20,14 % Kurang Tercapai
31 Pemberdayaan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal;
175.000.000 91.705.500 23,77 %
32 Pembinaan Kelompok/Gapoktan Lumbung Pangan
76.000.000 0 0 %
Tidak terlaksana
33 Pembinaan dan Monitoring Desa Mandiri Pangan
65.000.000 0 0 %
Tidak terlaksana
1 2 3 4 5 6 34 Penyusunan Peta Ketahanan dan 120.000.000 70.142.400 0 % Tidak
15
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Kerentanan Pangan (FSVA) Kabupaten Mandailing Natal
terlaksana
35 Pembinaan Gapoktan Penerima P-LDPM (Dana Pendamping P-LDPM)
50.000.000 25.678.900 51,36 % Tercapai
36 Diversifikasi Pangan Berbasis Pangan Lokal
40.000.000 54.333.800 135,83 %
37 P-LDPM (Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat) (BLM)
675.000.000 300.000.000 44,44 %
38 Pemberdayaan Lumbung Pangan (APBD Provinsi)
- 40.000.000 100,00 % Tercapai
V Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat (APBN)
925.000.000 877.800.000 94,90 % Tercapai
39 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Daerah Rawan Pangan
450.000.000 428.500.000
95,22 % Tercapai
40 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
440.000.000 414.300.000
94,16 % Tercapai
41 Dukungan Manajemen dan teknis Lainnya
35.000.000 35.000.000 100,00 % Tercapai
V Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan Tani (Dekon-APBN)
1.400.000.000 1.755.454.000 125,39 % Tercapai, melebihi target
42 Pembinaan Poktan dan Gapoktan 135.000.000 43 Pemberdayaan Petani melalui
Metode Denfarm dengan Pola SL-Agribisnis Padi
97.650.000
44 BOP Penyuluh PNS 165.120.000 45 Honorarium dan BOP THL TB PP 1.292.000.000 46 Penggandaan Materi Penyuluhan
Kabupaten/Kota 6.000.000
47 Langganan Tabloid Pertanian 12.384.000 48 Administrasi Kegiatan Kabupaten 34.800.000 49 Monev. Penyelenggaraan
Penyuluhan Pertanian 12.500.000
16
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 1. Realisasi Program/Kegiatan yang Tidak Memenuhi Target Kinerja Keluaran yang Diharapkan.
Dari Tabel 2.1.2 di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar kegiatan belum tertampung
dananya dengan tingkat pencapaian 0 %, atau pun pada beberapa kegiatan tertampung dengan dana
minimal sehingga tidak terlaksana dengan efektif. Adapun kegiatan yang tidak memenuhi target
kinerja hasil/keluaran yang direncanakan karena tidak tertampung adalah: 1) Pemberdayaan Komisi
Penyuluhan Kabupaten, 2) Pembangunan Pos Penyuluhan Pertanian (Posluhtan) desa (BDB Provinsi),
3) Dana Pendamping Pembangunan Pos Penyuluhan Pertanuian (Posluhtan) desa, 4) Dana
Pendamping Kegiatan Penyediaan Sarana Prasarana Penyuluhan di BP3K, 5) Pembangunan Sarana
Pendukung BP3K, RMU, dan Lumbung Pangan (APBN), 6) Dana Pendamping Pembangunan Sarana
Pendukung BP3K, RMU, dan Lumbung Pangan, 7) Pengadaan Mobil Operasional Penyuluhan (APBN),
8) Pengembangan Pos Penyuluhan Pertanian (Posluhtan) desa, 9) Fasilitasi Pengembangan Pusat
Penelitian Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), 10) Penumbuhan dan Pengembangan Gabungan
Kelompok Tani, 11) Diklat Kepemimpinan dan Kelembagaan bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis, 12)
Diklat Dasar Penyuluh THL-TB, 13) Diklat Lanjutan Penyuluh PNS, 14) Penyusunan Rencana Kerja
BP2KP, Rencana Kerja BP3K, dan Rencana Kerja Penyuluh Lapangan, 15) Forum Petani/Pelaku
Agribisnis, 16) Fasilitasi Mengikuti Jambore Penyuluh Nasional dan Provinsi, 17) Operasional Penyuluh
Lapangan, 18) Pembinaan Kelompok/Gapoktan Lumbung Pangan, 19) Pembinaan dan Monitoring
Desa Mandiri Pangan .
Pada beberapa kegiatan lainnya, tidak memenuhi target kinerja hasil/keluaran yang
direncanakan atau mencapai target minimal karena jumlah Dana yang tersedia tidak sesuai atau jauh
di bawah target perencanaan, yaitu: 1) Penyediaan Sarana Prasarana Penyuluhan di BP3K (BDB
Provinsi), Keterangan: anggaran ditampung dalam APBD kabupaten, 2 Pemutakhiran Data Kelompok
Tani dan Gapoktan, 3), Diklat Teknis Agribisnis bagi Penyuluh 4) Penyusunan Programa BP2KP,
Programa BP3K, dan Programa Desa, 5) Pembinaan Gapoktan Penerima PUAP, 6) Pemberdayaan
Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal, dan 7) P-LDPM (Penguatan Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat) (BLM) .
2. Realisasi Program/Kegiatan yang telah memenuhi Target Kinerja Hasil/Keluaran yang Diharapkan.
Adapun kegiatan yang telah memenuhi Target Kinerja hasil/keluaran yang diharapkan
mencakup: 1) Pengelolaan Dana DAK Bidang Pertanian untuk Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
(DAK-APBN), 2) Dana Pendamping Pengelolaan Dana DAK Bidang Pertanian untuk Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan, 3) Diklat Teknis Agribisnis bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis, 4) Percontohan
BP2KP, 5) PRA di Wilayah Kerja Penyuluh, 6) Supervisi, Monitoring dan Evaluasi Penyuluh Lapangan 7)
Pertemuan dan Pelatihan BP3K , 8) Forum Penyuluh, 9) Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan
17
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Daerah Rawan Pangan, 10) Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan
Keamanan Pangan Segar, 11) dan Dukungan Manajemen dan teknis Lainnya,
Kemudian, kegiatan yang memenuhi target karena tidak termasuk dalam perencanaan Renja
Sebelumnya : 1) Pemberdayaan Lumbung Pangan (APBD Provinsi). Selanjutnya beberapa kegiatan
yang tidak terlaksana, tetapi tujuan tercapai akibat hasil pelaksanaan kegiatan lainnya, mencakup: 1)
Pembangunan Saung Tani 4 Unit oleh Bakorluh Provinsi Sumatera Utara.
3. Realisasi Program/Kegiatan yang melebihi Target Kinerja Hasil/Keluaran yang Direncanakan.
Adapun kegiatan yang melebihi target adalah : 1) Beberapa kegiatan pada Program Peningkatan
SDM dan Kelembagaan Tani (Dekon-APBN), dan . 2) Diversifikasi Pangan Berbasis Pangan Lokal, Hal
ini terjadi karena adanya pengalihan Rekening Honorarium THL-TB PP ke dalam kegiatan dimaksud,
dan meningkatnya Biaya untuk mengikuti Pamaeran pada HPS Provinsi.
4. Faktor-Faktor Penyebab Tidak Tercapainya, terpenuhinya atau melebihi Target Kinerja Keluaran Program/Kegiatan (Permasalahan yang Dihadapi) Dari penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Penyebab tidak tercapainya target
kinerja keluaran adalah: 1) belum tertampung dananya , 2) Dana yang tersedia tidak sesuai atau jauh
di bawah target perencanaan.
Faktor-Faktor Penyebab terpenuhinya Target Kinerja hasil/keluaran adalah karena: 1) realisasi
anggaran sesuai dengan perencanaan, Sedangkan faktor-faktor Penyebab melebihinya Target Kinerja
Keluaran Program/Kegiatan adalah karena adanya pengalihan Rekening Honorarium THL-TB PP ke
dalam kegiatan pada Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan Tani (Dekonsentrasi APBN) yang
satker kegiatan ada di Bakoorluh Provinsi.
5. Implikasi yang timbul terhadap target capaian program Renstra SKPD
Sebagai lembaga yang berfungsi dalam mentransfer informasi dan ilmu pengetahuan dan
teknologi pertanian/perikanan/kehutanan yang membawahi penyuluh yang berperan sebagai “guru”
atau “mantri” dalam memberikan pendidikan non formal bagi petani/peternak/pekebun/
petambak/nelayan/masyarakat yang berusaha di sekitar kawasan hutan/atau Pelaku Agribisnis
lainnya yang merupakan mayoritas dari penduduk Kabupaten Mandailing Natal. Ternyata anggaran
BP2KP sangat minim untuk mencapai tujuan peningkatan PKS (Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap)
dalam mencapai peningkatan kesejahteraan mereka. Kecilnya anggaran tersebut menyebabkan
beberapa kegiatan yang wajib dan rutin dilaksanakan setiap tahun tidak dapat dilaksanakan, atau pun
dilaksanakan dengan anggaran yang minimal.
18
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Minimnya anggaran APBD Kabupaten untuk penyuluhan dan ketahanan pangan TA.2012 juga
menyebabkan kecilnya biaya operasional BP3K, tidak adanya biaya Operasional Pos Penyuluhan
(Posluhtan) dan tambahan biaya operasional yang dapat diberikan kepada Penyuluh PNS
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan,
Pembinaan, dan Pengawasan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan,dan Kehutanan.
Mengacu kepada DPA-SKPD BP2KP TA.2012, dapat dilihat bahwa tidak ada perubahan yang
signifikan terhadap pelaksanaan kegiatan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sasaran utama peningkatan kualitas SDM Penyuluh dan pembenahan kelembagaan penyuluh dan
petani pada TA. 2012 ini diperkirakan tidak akan optimal tercapai mengingat banyaknya kegiatan yang
direncanakan tidak dapat dilaksanakan. Kondisi demikian berimplikasi terhadap kemungkinan
rendahnya pencapaian target program Renstra pada akhir periode 2011-2016
6. Kebijakan/Tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab masalah tersebut.
Dengan kondisi ketersediaan anggaran yang masih jauh dari kebutuhan di dalam
perencanaan, tindakan perencanaan yang perlu diambil adalah menyeleksi kegiatan yang paling
urgent diantara beberapa kegiatan prioritas dengan mempertimbangkan pencapaian tujuan program
atau pun outcomes yang saling terkait. Artinya, dengan terlaksananya suatu kegiatan prioritas,
diharapkan tujuan kegiatan lain yang tidak tertampung juga telah dipenuhi walaupun tidak seperti
yang diharapkan dalam perencanaan.
Seterusnya, kebijakan penambahan pagu anggaran oleh Pemerintah Kabupaten Mandailing
Natal sangat diharapkan agar khususnya kegiatan-kegiatan prioritas dapat dilaksanakan termasuk juga
dana sharing untuk pendampingan maupun pembinaan terhadap berbagai kegiatan yang bersumber
dari APBN maupun APBD Provinsi. Kemudian, upaya semakin mendekatkan BP2KP dengan
Pemerintah Provinsi maupun Pusat sangat diperlukan agar anggaran BP2KP lebih diprioritaskan.
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
2.2.1. Penataan Kelembagaan Penyuluh
Sebagaimana tertuang di dalam Renstra Tahun 2011-2016, Badan Pelaksana Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Mandailing Natal pada tahun-tahun pertama menitikberatkan
kegiatan kepada peningkatan SDM Penyuluhan baik Penyuluh maupun Pelaku Agribisnis dan
pembenahan kelembagaan sebagai tindak lanjut dari tahun-tahun sebelumnya. Secara bertahap
mulai dari tahun 2011, pengembangan kelembagaan ini juga akan bergeser dari pengembangan
kelembagaan penyuluh ke arah pengembangan dan penumbuhan kelembagaan tani.
19
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Dengan optimalnya sarana prasarana penyuluh, diharapkan mutu dan tingkat pelayanan yang
dapat diberikan oleh penyuluh kepada Pelaku Agribisnis juga akan semakin baik. Dari sisi Pemantapan
Ketahanan Pangan, selain upaya mendorong meningkatnya ketersediaan pangan melalui peningkatan
produksi melalui penyuluhan dan pendampingan petani serta pengembangan kelembagaan distribusi
pangan seperti lumbung pangan, juga upaya peningkatan diversifikasi pangan menjadi sasaran utama
untuk mendukung kemandirian pangan.
Sampai pertengahan Tahun 2013, kelembagaan penyuluhan kabupaten Mandailing Natal
yakni BP2KP masih berbentuk kelembagaan campuran yang belum sesuai dengan amanah UU Nomor
16 Tahun 2006. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 dan penjelasannya pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi
Perangkat Daerah, dijelaskan bahwa kelembagaan Ketahanan Pangan merupakan salah satu Lembaga
Teknis Daerah, sedangkan kelembagaan Penyuluhan termasuk kategori Lembaga lainnya.
Sebagaimana Renstra Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, maka pada renstra selanjutnya
(2015-2019) ditargetkan bahwa pembinaan BPPSDMP diprioritaskan hanya kepada kelembagaan yang
sesuai dengan UU dimaksud. Untuk saat sekarang, anggaran Dana Dekonsentrasi juga sudah
dibedakan antara kelembagaan penyuluhan kabupaten yang telah sesuai dan yang belum sesuai UU
Nomor 16 Tahun 2006. Jumlah dana pembinaan penyuluhan yang kita terima lebih rendah dari
kabupaten lain yang telah sesuai bentuk kelembagaannya. Demikian juga halnya dengan
kelembagaan Ketahanan Pangan, dimana tingkat Eseloner berpengaruh terhadap pagu jumlah
anggaran dan jumlah kegiatan yang diterima.
Untuk itu, dalam rangka upaya percepatan pembangunan terutama untuk mensukseskan Visi
dan Misi Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal melalui perluasan lapangan kerja baru pada sektor
pertanian menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat, BP2KP merencanakan pada tahun 2013
atau paling lambat Tahun 2014 telah ada persetujuan dan komitmen pemerintah daerah untuk
pemisahan kedua kelembagaan yang ada pada BP2KP tersebut dengan langkah-langkah konsultasi
kepada Bapak Bupati dan pimpinan DPRD Kabupaten, Bakoorluh dan Badan Ketahanan Pangan (BKP)
Provinsi, BPPSDMP dan BKP Kementan dan tersusun draft pembentukan Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Mandailing Natal dan Badan Ketahanan Pangan
Kabupaten Mandailing Natal. Selanjutnya akan dilakukan studi banding pada salah satu Kabupaten
yang telah membentuk Badan Pelaksana Penyuluhan dan Badan Ketahanan Pangan yang berdiri
sendiri. Diharapkan pada Tahun 2014, telah terbentuk kedua kelembagaan tersebut.
Sebagaimana diatur oleh UU Nomor 16 Tahun 2006, pembentukan Komisi Penyuluhan
Kabupaten sebagai lembaga yang memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah dalam hal
20
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 kebijakan dan strategi penyuluhan. Komisi Penyuluhan terdiri dari unsur pemerintah dan kalangan
pemerhati pembangunan sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan. Direncanakan pada tahun
2012, Komisi ini telah terbentuk. Tetapi berdasarkan ketersediaan anggaran, kegiatan ini tidak
tertampung pada DPA APBD Tahun 2012 dan 2013. Untuk itu diharapkan dapat ditampung pada P-
APBD Tahun 2013 atau mundur satu tahun pada Tahun 2014.
Sebagaimana tertuang di dalam UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan serta dijelaskan di dalam PP Nomor 43 Tahun 2009 Tentang
Pembiayaan, Pembinaan dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan bahwa
kelembagaan penyuluhan pada tingkat kecamatan adalah Balai Penyuluhan (Balai Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan) dan pada tingkat desa adalah Pos Penyuluhan (Posluhtan).
Untuk kedua jenis kelembagaan ini, pembentukannya telah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Sampai dengan Tahun 2010, telah tersedia 15 kantor UPT. BP3K dengan perincian 4 unit
merupakan eks BPP Kabupaten Tapanuli Selatan, 1 unit eks kantor Dinas Pertanian di Mompang, 9
unit dibangun TA.2010 sumber dana DPDF dan PPD serta 1 unit sumber dana DAK Bidang Pertanian
untuk Penyuluhan dan Lumbung Pangan. Pada TA.2011 dilaksanakan pembangunan 2 unit kantor
UPT.BP3K dengan sumber dana DAK untuk Penyuluhan dan Lumbung Pangan. TA. 2013 telah disetujui
pembangunan 2 unit kantor UPT. Bp3k yang baru sehingga total UPT. BP3K akan menjadi 19 unit.
Dengan demikian, sesuai dengan Peraturan Bupati Mandailing Natal Nomor 53 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan UPT. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan pada Badan Pelaksana
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal jumlah UPT. BP3K adalah sebanyak
17 unit dan perlu direvisi menjadi 19 unit.
Adapun 6 kecamatan yang belum dibentuk UPT. BP3K mencakup Kecamatan Huta Bargot,
Kecamatan Panyabungan Selatan, Kecamatan Tambangan, Kecamatan Muara Sipongi, Kecamatan
Lingga Bayu, dan Kecamatan Batahan. Pada Tahun 2013, dibangun UPT. BP3K Huta Bargot dan UPT.
BP3K Batahan. Sisanya 4 kecamatan akan dipercepat penyelesaiannya pada Tahun 2014 mengingat
dana pembangunannya yang ditampung dari DAK Bidang Pertanian untuk Penyuluhan dan Ketahanan
Pangan pada RPJMN periode ini akan selesai pada Tahun 2014. Selain itu, juga dilakukan
pembangunan dan pembenahan sarana dan prasarana BP3K yang telah ada sebagaimana diatur di
dalam Permentan No. 51/ Permentan/ OT.140/ 12/2009 Tentang Pedoman Standar Minimal dan
Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Penyuluhan. Kendala utama adalah ketersediaan lahan yang
seharusnya luas karena digunakan untuk lokasi kantor beserta kebun percontohannya yang
dihibahkan masyarakat.
21
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Dalam UU Nomor 16 Tahun 2006 dinyatakan bahwa Pos Penyuluhan (Posluhtan) merupakan
kelembagaan non struktural yang dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh Pelaku Utama.
Posluhtan merupakan tempat pertemuan penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha dalam
melaksanakan penyuluhan, menyusun programa dan kegiatan lainnya. Sampai Tahun 2010 telah
terbentuk 146 unit Posluhtan dan direncanakan untuk Tahun 2012 dan 2013 telah terbentuk 45 dan
55 Posluhtan baru sehingga pada Tahun 2016 telah terbentuk 401 unit Posluhtan sesuai dengan
jumlah desa yang ada atau satu Posluhtan dan satu Penyuluh per desa.
Sebagai upaya percepatan pemberdayaan Posluhtan ini, pemerintah daerah melalui BP2KP
merencanakan pembangunan 1 unit Posluhtan di desa per kecamatan dengan rincian Tahun 2012 dan
2013 masing-masing 4 dan 5 unit dan telah terbangun 23 unit pada akhir TA.2015. Kurangnya
anggaran yang tersedia menyebabkan pembangunan 4 unit Posluhtan pada Tahun 2012 dan Tahun
2013 tidak tertampung dan akan direncanakan dapat diselesaikan pada tahun 2014 menjadi 14 unit.
2.2.2. Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani
Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) merupakan salahsatu lembaga
pendukung dalam penyelenggaraan penyuluhan yang tumbuh dan berkembang di kalangan pelaku
utama dan pelaku usaha. Tujuan pendirian P4S terutama adalah sebagai sarana pembelajaran bagi
petani dalam mengelola agribisnisnya dengan nara sumber dari kalangan petani sendiri. Jenis usaha
yang dikembangkan pada umumnya adalah pembibitan dan budidaya berbagai komoditi spesifik
lokasi dengan menggunakan teknologi terapan maupun karya petani. Pembentukan dan
penumbuhan P4S ini didasarkan kepada Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan P4S, Pusat
Pengembangan Pelatihan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Departemen
Pertanian Tahun 2007.
Pada umumnya setiap Kabupaten/Kota telah memiliki P4S sebanyak 1 sampai 3 unit. Untuk
Kabupaten Mandailing Natal telah terbentuk 1 unit P4S, yakni P4S Jujur Jaya desa Bange, kecamatan
Bukit Malintang yang mengelola pupuk organic cair sebagai bio gas kotoran ternak sapi. Pada TA.
2012 dan TA. 2013 direncanakan penumbuhan 1 unit P4S baru dan Pengembangan keduanya.
Anggaran yang kurang menyebabkan kegiatan tersebut tidak terlaksana. Dengan demikian diperlukan
anggaran yang cukup sehingga dapat terfasilitasi penumbuhan 2 unit dan Pengembangan ke 3 unit
P4S yang diharapkan dapat direalisasikan pada TA.2014.
Dari sisi pengembangan kelembagaan tani, sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani, Lampiran 1
Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani, sampai
Tahun 2011 telah terbentuk 3.194 unit Kelompok Tani dan 321 unit Gabungan Kelompok Tani
22
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 (Gapoktan). Kelompok tani terdiri dari 20 sampai 25 orang petani dengan memperhatikan unsur
kepentingan, sumber daya alam,sosial ekonomi, keakraban dan sebagainya. Umumnya pembentukan
kelompok ini berdasarkan hamparan dan disesuaikan dengan komoditi yang diusahakan. Bagi
kumpulan petani dengan keanekaragaman komoditi pada hamparan yang sama tetap menjadi satu
kelompok setelah upaya pembentukan sesuai komoditi telah dilaksanakan. Dengan demikian, satu
desa terbagi habis ke dalam kelompok-kelompok tani berjumlah 20-25 orang.
Untuk memfasilitasi semua kelompok tani yang ada pada suatu desa, maka semua kelompok
tani tersebut diakomodir ke dalam suatu Gapoktan. Hal ini berkaitan dengan fungsi Gapoktan sebagai
pusat perekonomian perdesaan melalui penyediaan sarana produksi, pemasaran hasil dan
permodalan petani. Untuk itu, ke depannya setiap Gapoktan harus memiliki Badan Hukum sehingga
setiap unit usahanya dapat bergerak dalam meningkatkan pelayanan kepada petani. Pada TA. 2014
direncanakan penumbuhan 50 unit Gapoktan baru dan minimal 387 unit Kelompok tani baru, dimana
pada akhir RPJM diharapkan telah terbentuk 401 Gapoktan dan 6.000 kelompok tani.
Pembinaan terhadap Gapoktan juga terus dilaksanakan, dimana pada Tahun 2014 akan
dilakukan pembinaan lanjutan terhadap 80 unit Gapoktan penerima PUAP, LM3, PLDPM,Lumbung
Pangan, dan Gapoktan penerima bantuan pada TA.2012. Minimnya dana menyebabkan pembinaan
kurang intensif pada tahun 2011. Diharapkan pada Tahun 2013, perhatian serius dan pendanaan yang
cukup dalam pembinaan ini dapat ditingkatkan karena keberhasilan usaha pada hampir 100
Gapoktan/Desa sudah menggambarkan keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
petani. Selain itu, bagi Gapoktan yang berkembang baik meskipun tanpa bantuan modal akan
dipersiapkan sebanyak 25 unit sebagai penerima bantuan untuk tahun selanjutnya.
Pada Tahun 2014, sebagai lanjutan Tahun 2013 juga akan tetap dilaksanakan Validitas Data
Kelompok Tani dan Gapoktan yang bertujuan untuk ketepatan perencanaan dan bahan laporan ke
BPPSDM dan Pusdatin, Kementan. Selain itu juga direncanakan untuk memfasilitasi pembangunan
saung tani sebanyak 25 unit untuk menjadi contoh bagi kelompok lainnya.
2.2.3.Penataan serta Peningkatan Jumlah Penyuluh
Pada PP Nomor 43 Tahun 2009 disebutkan bahwa Penyuluh terdiri dari Penyuluh PNS,
Penyuluh Swasta dan Penyuluh Swadaya. Untuk meningkatkan intensitas dan capaian tujuan
penyuluhan, maka perlu diupayakan satu penyuluh satu desa dengan spesialisasi kebutuhan setempat
atau minimal dengan latar belakang pendidikan yang sesuai. Sampai pertengahan Tahun 2013,
penyuluh yang ada pada BP2KP masih berjumlah 141 orang dengan perincian 38 orang penyuluh PNS,
2 orang CPNS pengangkatan Honor Daerah, 94 orang THL-TB PP dan 7 orang Tenaga Pendamping
Penyuluh (outsourcing) Bakoorluh Provinsi.
23
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Semua penyuluh tersebut di atas merupakan Penyuluh Pertanian spesialisasi Tanaman
Pangan dan Hortilulkura dengan latar belakang pendidikan pertanian sebagian besar adalah Budi Daya
Pertanian dan dalam jumlah sedikit adalah berlatar belakang pendidikan perkebunan dan peternakan.
Diharapkan pada Tahun 2014, telah terlaksana penambahan jumlah penyuluh baik yang berasal dari
SKPD lain melalui penerimaan formasi Penyuluh oleh Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal. Selain
itu, BP2KP juga akan mendorong munculnya Penyuluh-Penyuluh Swadaya terutama pada desa-desa
potensial dan daerah terpencil.
Kemudian, sesuai dengan pernyataan Kepala BPPSDM, Kementan, agar setidaknya 2 orang
Penyuluh Perikanan dan 2 orang Penyuluh Kehutanan tersedia pada setiap kecamatan. Dengan
demikian, berdasarkan jumlah desa yang ada, Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal masih
kekurangan setidaknya 46 orang Penyuluh Perikanan, 46 orang Penyuluh Kehutanan dan 171
Penyuluh Pertanian dan bersifat polivalen (atau 263 Penyuluh Pertanian apabila bersifat spesialisasi).
Untuk Tahun 2014, direncanakan ada penambahan minimal 75 orang Penyuluh dari berbagai sumber
pengadaan penyuluh tersebut. Salah satunya diharapkan pada formasi penerimaan pegawai baru.
Salah satu langkah yang bijak dan tidak memerlukan biaya yang besar adalah apabila
Pemerintah Daerah khususnya Bapak Bupati berkenan menempatkan kembali semua Tenaga
Penyuluh berdasarkan formasi penerimaan sejak Tahun 2008 (berdirinya BP2KP) yang sekarang telah
menjadi Tenaga Struktural di beberapa SKPD termasuk di BP2KP sendiri menjadi Penyuluh Lapangan
pada SKPD BP2KP. Dengan demikian, akan terpenuhi beberapa Tenaga Penyuluh Perikanan,
Kehutanan, Peternakan, dan Perkebunan. Untuk penataan penyuluh ini, pada TA. 2014 juga
direncanakan kegiatan Fasilitasi Penetapan Spesialisasi Penyuluh, sedangkan kegiatan Penilaian
Penyuluh Lapangan Terbaik Tingkat Kabupaten akan tetap direncanakan dilaksanakan mulai pada TA.
2013 ini.
2.2.4.Peningkatan Kompetensi Penyuluh
Perkembangan yang cepat pada sektor pertanian, baik dalam teknik budidaya maupun
kelembagaan ekonomi agribisnis dari hulu sampai hilir mengharuskan penyuluh memiliki kemampuan
penguasaan teknologi dan informasi yang mumpuni. Ke depannya, seorang Penyuluh lebih berperan
sebagai fasilitator terhadap petani/kelompok tani. Serangkaian pelatihan terutama yang bersifat
teknis diperlukan untuk meningkatkan SDM Penyuluh dalam mengaplikasikan perkembangan
teknologi pada sektor pertanian. Untuk itu, BP2KP merencanakan kegiatan Diklat Teknis Agribisnis
bagi Penyuluh.
2.2.5. Peningkatan Kompetensi Pelaku Agribisnis
24
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Sebagai kelompok sasaran penyuluhan, pelaku agribisnis atau petani/pekebun/peternak/
petambak/pekolam/nelayan/masyarakat yang berusahatani di sekitar kawasan hutan juga
memerlukan pelatihan. Dengan jumlah kelompok tani yang semakin berkembang, penyuluh lebih
berperan sebagai fasilitator dan pengurus kelompok/Gapoktan yang menyampaikan informasi kepada
anggota setelah terlebih dahulu menerima pembinaan dari penyuluh. Pelatihan ini terutama kepada
pengurus Gapoktan yang diharapkan dapat menyebarluaskannya kepada anggota. Pada tahun 2014
direncanakan akan dilaksanakan Diklat Teknis Agribisnis bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis,
sedangkan Diklat Kepemimpinan dan Kelembagaan bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis dan Diklat
Kewirausahaan bagi Petani/Pelaku Utama.
2.2.6. Pelatihan Tenaga Fungsional melalui Diklat dasar dan dan Diklat Lanjutan
Sebagaimana diatur dalam Pasal 13 PP Nomor 43 Tahun 2009,bahwa Bupati/Walikota
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyuluhan yang diselenggarakan oleh penyuluh
PNS, penyuluh swasta dan swadaya di kabupaten/kota. Pembinaan dan pengawasan tersebut
dilakukan terhadap kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, sarana, prasarana, dan pembiayaan.
Kemudian pada Pasal 6 Ayat (3) huruf f, bahwa biaya operasional pada Badan Pelaksana Penyuluhan
termasuk untuk pelaksanaan peningkatan Kapasitas penyuluh. Sebagai salah satu upaya peningkatan
kapasitas penyuluh ini adalah melalui Diklat Dasar dan Diklat Lanjutan bagi Penyuluh. Pada TA. 2012
dan TA.2013, kedua kegiatan tidak dapat terlaksana, sehingga diupayakan dapat terlaksana pada P-
APBD 2013 atau diundurkan pada atau pun diakumulasikan pada perencanaan tahun 2014. Kedua
kegiatan sangat urgen karena berkaitan dengan capaian pelatihan lainnya.
2.2.7. Penataan Sistem Informasi Penyuluhan berbasis Media On Line
Sistem Informasi Penyuluhan pada akhir dekade 2000-2010 berkembang pesat, terutama
sejak digunakannya jaringan seluler dan internet oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), Kementan.
Berbagai laporan pelaksanaan kegiatan seperti pada P-LDPM dan PUAP dapat dilakukan dengan
mengirim sms ke Pusdatin. Selanjutnya, berbagai informasi pertanian dapat diakses melalui
www.deptan.go.id yang mencakup semua kelembagaan eselon I di Kementerian Pertanian tersebut.
Pada Tahun 2010 BPPSDMP Kementan memulai pembukaan jaringan Sistem dan Informasi Penyuluh
(Simluh), dimana semua Data Penyuluh PNS seluruh Indonesia telah terhimpun dan dapat diakses.
Pada Tahun 2011, BPPSDMP kembali memperluas jaringan melalui Cyber Extention dimana
semua data dan informasi penyuluhan dapat diakses. Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal
memperoleh bantuan 4 set komputer beserta modem untuk dapat menerima layanan tersebut.
25
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Dengan demikian, kedepannya sangat diperlukan adanya sarana pendukung sehingga setiap penyuluh
dapat mengakses informasi yang diinginkan melalui teknologi cyber tersebut. Guna mendukung
perkembangan teknologi informasi tersebut, BP2KP merencanakan mulai Tahun 2013 agar dapat
melaksanakan kegiatan Penelusuran Data dan Informasi melalui Pengelolaan Cyber Extention yang
dimulai oleh BP2KP dan menyebarluaskannya kepada BP3K dan penyuluh.
Tahun 2013, BP2KP telah direncanakan kegiatan Fasilitasi Pembentukan Gerbang Media dan
Pengembangan Jejaring Sosial Penyuluhan. Dengan adanya kegiatan tersebut pada tingkat Nasional,
maka Gerbang Media BP2KP telah terbuka. Keberadaan Gerbang media Penyuluhan akan menjadikan
semua orang dapat melihat perkembangan penyuluhan pertanian, perikanan, dan Kehutanan di
Kabupaten Mandailing Natal.
Melalui operator yang ada di BP2KP, para pelaku utama, pelaku usaha, penyuluh dan
pemerhati penyuluhan dapat menerima dan juga mengirimkan informasi dan teknologi, termasuk
informasi pasar yang sangat kita butuhkan. Para pelaku agribisnis, usahawan muda dan pengusaha
sektor pertanian akan sangat terbantu dengan penggunaan media ini. Kemudian, diharapkan terjadi
peningkatan kerjasama dengan Daerah-Daerah tetangga Kabupaten Mandailing Natal. Demikian juga
bagi investor yang tertarik dengan Pengembangan Sektor Pertanian, Perikanan dan Pemberdayaan
masyarakat yang berusaha tani di sekitar kawasan hutan Kabupaten Mandailing Natal. Hal ini akan
meningkatkan koordinasi BP2KP dengan instansi terkait lainnya.
Untuk informasi yang bersifat sederhana, BP2KP juga akan membuka jejaring sosial melalui
facebook terutama untuk terjadinya saling tukar informasi antar penyuluh dan bidang-bidang
penyuluhan terutama bidang Pengembangan SDM Penyuluhan di BP2KP. Kedua kegiatan ini akan
berhasil guna apabila beberapa kegiatan lainnya juga dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan
sehingga kita dapat menampilkan performan penyuluhan Kabupaten Mandailing Natal.
Tahun 2014, direncanakan pelaksanaan kegiatan Pemutakhiran Data Penyuluh PNS dan THL-
TB PP melalui Aplikasi Simluh tingkat Kabupaten. Seterusnya, kegiatan Penelusuran Data dan
Informasi melalui Pengelolaan Cyber Extention sebagaimana dijelaskan di atas juga direncanakan akan
tetap dapat dilaksanakan.
2.2.8. Penyampaian Informasi Penyuluhan sampai ke Tingkat Petani/Pelaku Utama Agribisnis
Selain penyebaran informasi melalui media on-line dalam penyelenggaraan penyuluhan, kita
juga menyesuaikan tingkat kemampuan penerimaan para Pelaku Agribisnis terutama petani kecil yang
cenderung masih tertinggal di bidang informasi. Untuk itu, pada TA. 2014 tetap direncanakan
lanjutan pelaksanaan kegiatan Penyebaran Informasi Penyuluhan melalui Penggandaan, Pembuatan
26
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Brosur, Leaflead, dan VCD Penyuluhan berdasarkan Potensi Lokal. BP2KP akan mengkemas dan
mengelola terlebih dahulu informasi dari Cyber Extention baik dalam tulisan, brosur, leaflead, ataupun
VCD untuk kemudian disebarluaskan kepada petani dan pelaku agribisnis lainnya.
Pada TA. 2014 direncanakan akan dilaksanakan kegiatan Pengadaan Buku-buku dan Majalah
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Hal ini terutama untuk melengkapi pustaka BP3K sebagai
bahan penyuluhan bagi penyuluh maupun untuk dibaca oleh petani. Tahun 2014 juga direncanakan
akan dilaksanakan lanjutan Percontohan BP2KP dan pelaksanaan Percontohan BP3K serta
Percontohan Penyuluh Lapangan.
Diharapkan beberapa kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dengan ketersediaan
anggaran baik dari APBD Kabupaten dan juga ada tambahan anggaran dari APBD Provinsi. Kegiatan
ini sangat diperlukan sebagai bahan perbandingan dan sumber informasi bagi Pelaku Agribisnis yang
akan melaksanakan usahataninya.
2.2.9. Penataan Sistem Perencanaan Penyelenggaraan Penyuluhan PPK melalui Metode Perencanaan Partisipatif.
Sampai saat ini, metode perencanaan partisipatif merupakan satu-satunya metode yang
paling tepat dalam merencanakan pembangunan di perdesaan. Partisipasi aktif pelaku agribisnis
untuk merencanakan kegiatan yang paling tepat bagi mereka diharapkan juga akan meningkatkan
partisipasinya dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Dengan demikian, akan terpilih suatu metode
penyuluhan yang tepat bagi para petani dan pelaku agribisnis tersebut. Sebagai tindak lanjut kegiatan
tersebut, TA. 2014 juga direncanakan pelaksanaan beberapa kegiatan, yakni: Penyusunan Metode
Penyuluhan Kabupaten berbasis Potensi Lokal, Penyusunan Rencana Kerja BP2KP, Rencana Kerja BP3K
dan Rencana Kerja Penyuluh Lapangan, dan Penyusunan Programa BP2KP,Programa BP3K, dan
Programa Desa.
2.2.10. Penataan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
Penyelenggaraan penyuluhan akan dapat efektif terlaksana apabila beberapa metode
penyuluhan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan lapangan. Kegiatan Penataan Penyelenggaraan
penyuluhan ini merupakan inti dari penyuluhan itu sendiri dan umumnya berlangsung pada setiap
Tahun Anggaran dan mencakup penyuluh, petani/pelaku agribisnis, dan kelembagaannya. Beberapa
kegiatan yang direncanakan pada TA. 2014 adalah: Supervisi, Monitoring dan Evaluasi Penyuluh
Lapangan, Pertemuan dan Pelatihan BP3K, Forum Petani/Pelaku Agribisnis, Temu Tani pada
Posluhtan, Forum Penyuluh, Studi banding Pengembangan Agribisnis Petani, Replikasi BP3K Model,
Fasilitasi Mengikuti Jambore Penyuluh Nasional dan Provinsi, Pembinaan Pemuda tani, Pembinaan
27
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Masyarakat yang Berusaha Tani di Sekitar Kawasan Hutan, Pembinaan Nelayan Tradisional,
Operasional Penyuluh Lapangan, Pembinaan Gapoktan Penerima PUAP, Pembinaan Penyelenggaraan
Penyuluhan (Dekonsentrasi-APBN).
2.2.11. Penataan Kelembagaan Ketahanan Pangan untuk Menjamin Ketersediaan Pangan serta Mengatasi Daerah Rawan Pangan
Beberapa kegiatan yang berhubungan dengan Penataan Kelembagaan Ketahanan Pangan
mencakup kegiatan-kegiatan Pemberdayaan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal,
Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) Kabupaten Mandailing Natal, Pembinaan Kelompok pada
Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan, Pembinaan Kelompok/Gapoktan Lumbung Pangan,
Pemberdayaan Masyarakat Daerah Rawan Pangan, Replika Pengembangan Desa Mandiri Pangan,
Dana Pendamping P2KP, Pembinaan dan Monitoring Desa Mandiri Pangan, Gerakan Aksi Masyarakat
Mandiri dan Swasembada Pangan (APBD Provinsi), Pemberdayaan Masyarakat Daerah Rawan
Pangan (APBD Provinsi), Pengembangan Desa Mandiri Pangan (APBD Provinsi), Dana Pendamping
Gerakan Aksi Masyarakat Mandiri dan Swasembada Pangan. Kegiatan-kegiatan tersebut direncankan
pada Tahun Anggaran 2014.
2.2.12. Penataan Kelembagaan Ketahanan Pangan untuk Menjamin Distribusi, Akses Pangan dan Keamanan Pangan
P-LDPM (Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat) (Bansos-APBN) merupakan
salah satu kegiatan utama dalam Penataan kelembagaan ketahanan pangan untuk menjamin
distribusi, akses pangan dan keamanan pangan. P-LDPM merupakan Dana Bansos APBN yang
termasuk PNPM Mandiri Bidang Pertanian. Kegiatan ini dimulai Tahun 2010 dan sampai TA.2011
telah terlaksana pada 5 desa.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah pembangunan lumbung pangan dan bantuan
permodalan untuk adanya stok pangan di lumbung tersebut. Diharapkan agar setiap Gapoktan
penerima P-LDPM dapat mempertahankan ketersediaan pangan dan mendistribusikannya dengan
tepat sehingga tingkat harga yang layak sesuai HDG juga dapat dipertahankan. Kegiatan ini
diharapkan tetap terlaksana dengan jumlah desa yang semakin bertambah pada TA.2014.
Selain itu, kegiatan Pembinaan Gapoktan Penerima P-LDPM direncanakan dapat terlaksana
sebagai bentuk sharing Pemerintah Daerah untuk mensukseskan kegiatan tersebut. Kemudian,
kegiatan Pemantauan Harga Bahan Pangan Strategis dan kegiatan Pemberdayaan Usaha Distribusi
Pangan,juga diharapkan dapat terlaksana pada TA. 2014.
2.2.13. Peningkatan Diversifikasi Konsumsi Pangan
28
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Kabupaten Mandailing Natal termasuk daerah dengan tingkat konsumsi penduduk terhadap
beras yang masih tinggi. Apabila dihubungkan dengan laju pertumbuhan penduduk dan tingkat
peralihan penggunaan lahan terutama dari lahan sawah menjadi lahan usahatani lainnya, untuk
pemukiman serta tempat usaha dikhawatirkan akan semakin meningkatnya kebutuhan beras dan
upaya untuk mendapatkannya terutama dari luar daerah. Salah satu hal ideal untuk mengurangi
konsumsi beras adalah dengan mengkonsumsi makanan non beras yang masih potensial untuk
dikembangkan di Kabupaten Mandailing Natal. Berbagai jenis ubi jalar, ubi kayu (singkong), dan
jagung cukup potensial dan dapat memenuhi asupan gizi yang setara dengan beras.
Untuk hal tersebut, TA.2014 direncanakan agar dapat dilaksanakan kegiatan-kegiatan
Diversifikasi Pangan Berbasis Pangan Lokal, Pemberdayaan Industri Rumah Tangga Makanan Olahan
Skala Kecil, Pembinaan Warung Sehat Anak sekolah (3B; Beragam, Bergizi, dan Berimbang). Kegiatan
Diversifikasi Pangan Berbasis Pangan Lokal diupayakan untuk mensosialisasikan makanan non beras
dan mengurangi konsumsi beras seperti Manggadong, ataupun melalui pameran dan berbagai lomba
pangan non beras. Kegiatan Pemberdayaan Industri Rumah Tangga Makanan Olahan Skala Kecil, dan
kegiatan Pembinaan Warung Sehat Anak sekolah (3B; Beragam, Bergizi, dan Berimbang) merupakan
pembinaan dan pemberian bantuan permodalan bagi industri rumah tangga dan pengusaha warung
sekolah yang memproduksi pangan non beras dalam ukuran skala kecil.
2.2.14. Peningkatan Diversifikasi untuk Menjamin Keamanan Pangan
Peningkatan diversifikasi untuk menjamin keamanan pangan merupakan aspek yang juga
penting diperhatikan. Selain upaya menumbuhkembangkan diversifikasi, perlu juga memperhatikan
aspek keamanan bahan pangan yang diproduksi. Adapun kegiatan untuk mendukung keamanan
pangan tersebut adalah melalui Pembinaan Pengolahan Makanan Pokok Non Beras, dan kegiatan
Monitoring Produk Makanan Segar.
2.2.15. Peningkatan Penanganan Kerawanan Pangan
Sampai Tahun 2013, Kabupaten Mandailing Natal masih termasuk daerah rawan pangan
berdasarkan kriteria penetapannya. Daerah rawan pangan ini meliputi beberapa desa di Kecamatan
Panyabungan Timur, Kecamatan Muara Batang Gadis dan Kecamatan Muara Sipongi. Kondisi
kerawanan pangan juga dapat terjadi pada daerah pasca bencana alam, seperti banjir bandang yang
terjadi pada awal Tahun 2013 di sekitar Panyabungan. Adapun kegiatan yang direncanakan pada TA.
2014 adalah Penanganan Daerah Rawan Pangan melalui serangkaian paket bantuan dan pembinaan.
2.2.16. Pemantapan dan Pengembangan Tata Kelola Administrasi dan Manajemen
29
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Dalam melaksanakan pemerintahan yang bersih dan tata kelola pemerintahan yang baik
diperlukan suatu sistem manajemen yang baik dan handal. Beberapa kegiatan yang berkaitan dengan
Pemantapan dan pengembangan tata kelola administrasi dan manajemen yang direncanakan dimulai
pada TA.2013 dan tetap direncanakan terlaksana pada TA. 2014 adalah 1) Sistem Pengendalian Intern
(SPI); 2) Penyusunan LAKIP, Laporan SAI, LKPJ, LPPD dan Laporan Keuangan yang akuntabel dan
berstatus wajar tanpa pengecualian; 3) Penyusunan Renstra 5 Tahunan, dan Renja, RKA, DPA/DPPA
setiap tahun dengan baik; dan 4) Membuat Indeks Kepuasan Pelayanan SKPD,
2.2.17. Pemantapan Tata Kelola Administrasi dan Manajemen Sarana dan Prasarana
Tata kelola administrasi dan manajemen sarana prasarana dan asset BP2KP juga merupakan
kebutuhan urgen berkaitan dengan luasnya cakupan BP2KP yang juga meliputi 17 UPT. BP3K. Adapun
sarana dan prasarana BP2KP terdiri dari sumber pengadaan APBN, APBD Provinsi dan ABD Kabupaten
yang tersebar di seluruh kecamatan. Dalam rangka mencapai kevaliditasan data dan laporan yang
baik, dengan anggaran yang kecil direncanakan pada TA. 2013 dan untuk TA. 2014 direncanakan
beberapa kegiatan, yakni :Penataan Administrasi Asset Badan, Pembuatan Laporan Tahunan keadaan
Barang, Pembuatan usulan pengadaan dan penghapusan barang.
Secara ringkas, kinerja pelayanan ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.1 pada halaman berikut.
2.3. Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
2.3.1. Tingkat Kinerja Pelayanan SKPD
Beberapa indikator kinerja Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan yang mengacu
kepada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Mandailing Natal dan sejauh mana tingkat kinerja
pelayanan SKPD yang dilihat dari perencanaan s/d TA. 2013 adalah sebagai berikut:
1. Terlaksananya sinkronisasi kelembagaan, peningkatan pelayanan dan kinerja SDM dan
kelembagaan Penyuluhan dalam mewujudkan Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan yang handal. Pada umumnya pelaksanaan kegiatan terkait sesuai dengan target capaian
mencakup Pembentukan Komisi Penyuluhan Kabupaten, Pembangunan BP3K, Pembentukan dan
Pembangunan Posluhtan, Pembangunan Lumbung Pangan, Sarana Pendukung Penyuluhan,
Pembangunan Rice Building Unit, Jalan menuju BP3K,dan lainnya kecuali pada pembangunan rumah
jaga yang baru dan penumbuhan Posluhtan.
30
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 2. Meningkatnya kapasitas SDM, profesionalitas dan kompetensi Penyuluh, Petani/Pelaku Agribisnis
yang mandiri dan berdaya saing serta pelayanan informasi penyuluhan. Dari beberapa kegiatan
peningkatan SDM Penyuluhan diperkirakan akan tercapai targetnya kecuali pada Diklat
Kewirausahaan bagi Petani/Pelaku Agribisnis , Diklat Dasar bagi THL-TB, Pemutakhiran Data
Penyuluh PNS dan THL-TB PP berbasis Simluh, Percontohan BP3K , Studi Banding Pengembangan
Agribisnis.
3. Tersedianya perencanaan dan metode Pembangunan desa yang partisipatif, serta peningkatan
kinerja Penyuluh dan Petani/Pelaku Agribisnis dalam penyelenggaraan penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan. Beberapa kegiatan seperti PRA di Wilayah Kerja Penyuluh, Penyusunan
Rencana Kerja BP2KP, BP3K dan Penyuluh, Penyusunan Programa BP2KP,Programa BP3K, dan
Programa Desa terlaksana dengan baik sesuai target.
4. Meningkatnya ketersediaan, konsumsi, distribusi dan keamanan pangan, serta stabilitas harga
untuk menjamin swasembada dan kemandirian pangan masyarakat, serta tertanganinya daerah
rawan pangan.
5. Meningkatnya Intensitas Pembinaan Penyuluhan dan Pendapatan Petani/Pelaku Agribisnis.
6. Tersedianya validitas data, perencanaan, metode pelaporan, dan pelayanan administrasi yang baik.
7. Tersedianya data asset, laporan tahunan perkembangan, dan usulan pengadaan /atau penghapusan
barang.
2.3.2. Permasalahan dan hambatan
Adapun secara umum beberapa permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam
menyelenggarakan tugas dan fungsi SKPD BP2KP terdiri dari beberapa faktor, yakni:
Faktor SDM di sektor Pertanian baik para Penyuluh mau pun Pelaku Utama/Pelaku Agribisnis lainnya:
- Kapasitas dan kemampuan Penyuluh belum optimal.
- Jumlah Penyuluh belum mencukupi untuk mendukung satu desa satu penyuluh.
- Jumlah KJF Kabupaten sebagai widyaswara dan instruktur belum memadai.
- Pola perilaku berusahatani dan berorganisasi/berkelompok sebagian besar Petani (Pelaku Utama)
masih bersifat tradisionil, relatif rendah dan belum berorientasi Agribisnis.
- Terbatasnya akses Pelaku Agribisnis terutama Pelaku Utama kepada Lembaga Keuangan dalam
mendukung permodalan, teknologi dan informasi pasar.
31
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Faktor Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan:
- Pembenahan Kelompok Tani, terutama validitas Data Kelompok Tani belum optimal, sedangkan
program-program kegiatan memerlukan validitas data yang baik.
- Keberadaan Gapoktan umumnya belum terintegrasi luas.
- Posisi tawar kelembagaan petani masih lemah.
- Posluhtan belum diberdayakan sebagai pusat penyebaran informasi/teknologi pertanian di desa.
- Keberadaan UPT.BP3K belum termanfaatkan secara optimal karena belum tersedianya kelengkapan
sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan penyuluhan dan kelengkapan kantor lainnya,
terutama alat peraga penyuluhan yang cukup minim.
- Belum optimalnya koordinasi lintas sektoral dalam penyelenggaraan penyuluhan sesuai dengan
amanah UU No. 16 Tahun 2006.
- Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan baik di tingkat Kabupaten maupun Kecamatan belum optimal.
Faktor ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan serta aspek kelembagaan Ketahanan Pangan antara lain :
- Laju peningkatan kebutuhan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan laju peningkatan produksi.
- Cadangan pangan daerah yang belum memadai.
- Masih terjadinya fluktuasi harga beberapa komoditas tertentu yang disebabkan bahan mentahnya
tidak diproduksi sepanjang waktu.
- Sulitnya mendata arus keluar-masuk bahan pangan antar daerah.
- Masih tingginya tingkat konsumsi pangan beras per kapita/tahun yang disebabkan tingkat
keragaman/diversifikasi konsumsi pangan belum berimbang dan masih didominasi oleh beras,
dimana untuk Kabupaten Mandailing Natal tingkat konsumsi beras mencapai 160,1 kg per kapita/
tahun, yang mana rata-rata Konsumsi Beras Nasional adalah sebesar 139,1 kg per kapita / tahun.
Faktor Pelaksanaan Program/Kegiatan antara lain :
- Umumnya pelaksanaan program-program sektor pertanian (daerah dan nasional) masih bersifat
parsial dan belum terintegrasi dan terlaksana secara berkesinambungan.
- Umumnya perencanaan program belum bersifat bottom-up akibat masih rendahnya partisipasi
masyarakat lapisan bawah (grass root) dalam perencanaan dan rendahnya kualitas penyuluh dalam
menyusun perencanaan yang partisipatif sesuai dengan kebutuhan spesifik lokal.
- Masih rendahnya daya dukung teknologi dan informasi dalam penentuan komoditi unggulan
setempat.
- Masih minimnya anggaran yang tersedia sehingga pencapaian tujuan dan sasaran penyuluhan juga
masih rendah.
32
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 2.3.3. Dampaknya terhadap Pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah.
Dari sisi perencanaan, hasil dan pencapaian target akan memberikan dampak percepatan
pencapaian tujuan, terutama dalam upaya peningkatan lapangan kerja pada sektor pertanian. Namun,
ketersediaan anggaran yang masih rendah menyebabkan sebagian besar kegiatan tidak dapat
dilaksanakan dan harapan bahwa pada tahun-tahun awal RPJMD ini untuk meningkatkan mutu SDM
dan kelembagaan penyuluhan akan sulit untuk mencapainya. Sementara itu, mulai TA.2013 diharapkan
sudah lebih banyak perhatian untuk pembinaan petani berbasis teknologi dan munculnya usahawan-
usahawan agribisnis, Gapoktan sebagai Lembaga Ekonomi Desa, sedangkan penyuluh dan lembaga
penyuluhan pemerintah lebih berperan sebagai fasilitator.
2.3.4. Tantangan
Beberapa tantangan dalam Pembangunan bidang Penyuluhan dan Ketahanan Pangan di
Kabupaten Mandailing Natal dapat dilihat dari beberapa faktor.
a. Faktor SDM di sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan :
1. Kapasitas dan Kemampuan Penyuluh Lapangan belum optimal untuk mendukung 4 sukses
pembangunan pertanian dan mengantisipasi perubahan iklim serta menjaga kelestarian
lingkungan hidup. Sebagian besar Penyuluh Lapangan yang ada saat ini adalah THL-TB
Penyuluh Pertanian yang merupakan Tenaga Kontrak s/d 10 bulan per tahun yang minim
Pelatihan dan Pengalaman dalam Penyelenggaraan Penyuluhan.
2. Jumlah Penyuluh Lapangan belum mencukupi untuk mendukung satu desa satu penyuluh.
Justru Penyuluh Lapangan (PPL) PNS yang berasal dari Penerimaan formasi CPNS Penyuluh
Pertanian/Peternakan/ Perkebunan, Penyuluh Perikanan, dan Penyuluh Kehutanan maupun
pengangkatan Penyuluh honorer beralih ke dalam jabatan struktural;
3. Jumlah dan kapasitas KJF Kabupaten sebagai widyaswara dan instruktur belum memadai.
Keberadaan KJF pada saat ini belum dapat mendukung sepenuhnya pelaksanaan Tupoksinya
sebagai akibat jumlah yang terlalu sedikit, latar belakang disiplin ilmu yang tidak mewakili
semua sub sektor, belum sepenuhnya mempertimbangkan Pangkat/Golongan Jabatan
Fungsional dan kurangnya kapasitas dalam membina penyuluh;
4. Umumnya pola perilaku berusahatani dan berorganisasi/berkelompok sebagian besar Petani
(Pelaku Utama) masih bersifat tradisionil, relatif rendah dan belum berorientasi Agribisnis,
sehingga kualitas dan harga yang diterima petani dari produksi usahataninya relatif masih
rendah. Sebagai akibatnya Posisi Tawar Kelembagaan Petani juga masih lemah. Kondisi ini
berkaitan langsung dengan pola perilaku berkelompok dari petani di Kabupaten Mandailing
Natal yang masih rendah.
33
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
b. Faktor Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan:
1. Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal belum optimal terhadap
kelembagaan penyuluhan yang sesuai dengan amanah UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan serta Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan.
2. Lemahnya kapasitas kelembagaan petani/pelaku utama agribisnis lainnya. Keberadaan
Gapoktan belum terintegrasi luas, Gapoktan pada umumnya belum berperan sebagai lembaga
penyedia modal dan Saprodi serta belum mampu menampung dan memasarkan hasil produksi
Petani/Kelompok Tani anggotanya.
3. Pembenahan Kelompok Tani, terutama validitas Data Kelompok Tani belum optimal, sedangkan
program-program kegiatan memerlukan validitas data yang baik.
4. Terbatasnya akses Pelaku Utama/Pelaku Agribisnis kepada teknologi, informasi pasar dan
Lembaga Keuangan dalam mendukung permodalan.
5. Belum semua kecamatan memiliki kelembagaan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan (BP3K).
6. Lemahnya kapasitas kelembagaan penyuluhan. Keberadaan UPT.BP3K belum termanfaatkan
secara optimal karena belum mencukupi kelengkapan sarana dan prasarana baik mobiler
maupun kelengkapan kantor lainnya, terutama alat peraga penyuluhan yang cukup minim.
Posluhtan belum diberdayakan sebagai pusat penyebaran informasi dan teknologi pertanian
tingkat desa.
7. Belum optimalnya koordinasi lintas sektoral dalam penyelenggaraan penyuluhan sesuai dengan
amanah UU No. 16 Tahun 2006. sebagai satu-satunya Kelembagaan Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan tingkat Kabupaten yang diakui dalam UU tersebut, ternyata peran
BP2KP masih minim dalam penyelenggaraan penyuluhan terutama di luar bidang pertanian
tanaman pangan dan hortikultura, justru sebaliknya instansi seperti Dinas Kelautan dan
Perikanan serta Dinas Kehutanan dan Perkebunan belummelibatkan Penyuluh yang ada di
BP2KP dalam kegiatan Penyuluhan;
8. Aspek Administrasi dan Manajemen, Penanganan aset-aset BP2KP belum dilaksanakan optimal,
Sistem Pengendalian Intern (SPI) belum sepenuhnya dilaksanakan, dan penyampaian laporan
keuangan belum sepenuhnya mengacu kepada SAP.
34
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 c. Faktor ketersediaan dan Kerawanan Pangan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan serta
aspek kelembagaan Ketahanan Pangan antara lain :
Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
1. Produksi dan kapasitas produksi pangan semakin terbatas akibat tingginya konversi lahan
pertanian tanaman pangan khususnya sawah ke penggunaan lain seperti perkebunan dan non
pertanian seperti pemukiman; menurunnya kualitas dan kesuburan lahan akibat kerusakan
lingkungan; semakin terbatas dan tidak pastinya ketersediaan air untuk produksi pangan akibat
kerusakan lingkungan; tingginya proporsi kehilangan hasil panen pada proses produksi,
penanganan hasil panen, dan pengolahan hasil panen,terbatasnya dukungan permodalan di
perdesaan, tidak terealisasinya HET Pupuk bersubsidi , dan lambatnya penerapan teknologi
akibat kurangnya insentif ekonomi.
2. Laju peningkatan kebutuhan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan laju peningkatan
produksi.
3. Kerawanan Pangan karena kemiskinan, terbatasnya penyediaan infrastuktur dasar perdesaan,
potensi sumberdaya pangan yang rendah, kesehatan masyarakat yang rentan di kawasan
terpencil, dan seringnya terjadi bencana alam.
4. Pengelolaan kelembagaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat belum berkembang
secara optimal.
Distribusi dan Harga Pangan
1. Ketidakstabilan harga dan rendahnya efisiensi sistem pemasaran hasl-hasil pangan disebabkan:
lemahnya disiplin dan penegakan peraturan untuk menjamin sistem pemasaran yang adil dan
bertanggung jawab; Terbatasnya fasilitas informasi pasar; dan terbatasnya kemampuan teknis
institusi dan pelaku pemasaran.
2. Masih terjadinya fluktuasi harga beberapa komoditas tertentu yang disebabkan bahan
mentahnya tidak diproduksi sepanjang waktu.
3. Sulitnya mendata arus keluar-masuk bahan pangan antar daerah. Letak geografis Kabupaten
Mandailing Natal yang berada di jalur lintas Sumatera dan berdekatan dengan beberapa
Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat maupun dengan beberapa Kabupaten di dalam provinsi
menyebabkan terbukanya akses pasar Kabupaten Mandailing Natal terhadap bahan pangan
luar daerah.
4. Pelaksanaan monitoring dan pemantauan harga pangan strategis belum berjalan secara
optimal dan berkelanjutan.
5. Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan baik di tingkat Kabupaten maupun Kecamatan belum
optimal.
35
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Penganekaragaman dan Pola Konsumsi Pangan
1. Masih tingginya tingkat konsumsi pangan beras per kapita/tahun yang disebabkan tingkat
keragaman atau diversifikasi konsumsi pangan belum berimbang dan masih didominasi oleh
beras. Di Kabupaten Mandailing Natal tingkat konsumsi beras diperkirakan mencapai 160,1 kg
per kapita/tahun, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata Konsumsi Beras Nasional
adalah sebesar 139,1 kg per kapita/ tahun. Kondisi ini tidak terlepas dari permasalahan yang
dihadapi dalam pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan menuju pola konsumsi
pangan yang beragam, bergizi, dan berimbang, seperti oleh keterbatasan ekonomi keluarga,
keterbatasan pengetahuan dan kesadaran tentang pangan dan gizi, kecenderungan penurunan
proporsi pangan berbasis sumber daya lokal, lambatnya perkembangan dan penyerapan
teknologi pengolahan pangan lokal yang praktis, ekonomis, nilai sosial, cita rasa dan daya
terima masyarakat, dan mulai besarnya pengaruh pangan siap saji yang berbahan impor.
2. Pembinaan Penganekaragaman konsumsi pangan yang dilaksanakan oleh BP2KP belum optimal
akibat keterbatasan dukungan program bagi dunia usaha dan home industri yang
mengembangkan aneka produk pangan olahan lokal, kurangnya fasilitasi pemberdayaan
ekonomi masyarakat, serta dukungan sosialisasi dan promosi yang masih kecil.
Keamanan Pangan
1. Kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat tani (produsen) dan konsumen terhadap
pentingnya keamanan pangan.
2. Belum diterapkan cara-cara budi daya produksi pertanian yang baik dan benar.
3. Kontrol penggunaan pestisida, bahan kimia, dan bahan pengawet belum optimal.
4. Penanganan keamanan pangan belum efektif.
5. Koordinasi lintas sektoral untuk keamanan pangan belum optimal.
6. Belum adanya standar produk pangan pertanian yang aman.
Kelembagaan dan Manajemen Ketahanan Pangan
a. Komitmen pemerintah daerah belum optimal dalam memposisikan kelembagaan ketahanan
pangan sebagai Unit Kerja Daerah dan Dewan Ketahanan Pangan (DKP) sebagai lembaga
koordinatif dalam penanganan dan pembangunan ketahanan pangan berkelanjutan di
Kabupaten Mandailing Natal. Unit Kerja Daerah untuk urusan Ketahanan Pangan sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 dan oleh karena sifat koordinatifnya sebaiknya
berdiri sendiri berbentuk Badan Ketahanan Pangan.
b. Pelaksanaan monitoring dan pemantauan program ketahanan pangan masih perlu ditingkatkan.
36
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 c. Perlu melaksanakan penyediaan hasil analisis, peta ketahanan pangan, akurasi data hasil kajian
ketahanan pangan secara priodik.
d. Belum tersusunnya Standar Pelayanan Minimal kelembagaan ketahanan pangan.
4. Faktor Pelaksanaan Program/Kegiatan antara lain :
- Umumnya perencanaan program belum bersifat bottom-up akibat masih rendahnya partisipasi
masyarakat lapisan bawah (grass root) dalam perencanaan, kurangnya pembiayaan untuk
penyusunan perencanaan yang efektif, dan masih rendahnya SDM penyuluh dalam menyusun
perencanaan yang partisipatif sesuai dengan kebutuhan spesifik lokal;
- Umumnya pelaksanaan program-program sektor pertanian masih bersifat parsial dan belum
terintegrasi dan terlaksana secara berkesinambungan;
- Belum optimalnya penyelenggaraan penyuluhan. Hal ini disebabkan kecilnya jumlah kegiatan
yang tertampung sebagai akibat minimnya anggaran yang tersedia;
- Belum optimalnya dukungan sarana prasarana dan pembiayaan dalam penyelenggaraan
penyuluhan. Sebagai lembaga yang berfungsi dalam mentransfer informasi, ilmu pengetahuan
dan teknologi pertanian, perikanan, dan kehutanan, ternyata sarana prasarana Balai
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) sebagai perpanjangan tangan dan
pusat penyebaran informasi penyuluhan antara BP2KP dengan masyarakat masih sangat tidak
memadai. Minimnya anggaran juga menyebabkan tidak adanya biaya operasional BP3K, biaya
Operasional Pos Penyuluhan (Posluhtan) dan tambahan biaya operasional yang dapat diberikan
kepada Penyuluh sebagaimana diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009
tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan,dan
Kehutanan;
- Masih rendahnya daya dukung teknologi/ informasi dalam penentuan komoditi unggulan
setempat.
2.3.5. Peluang
Adapun beberapa peluang berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut di atas terdiri dari:
1. Mengupayakan Struktur organisasi BP2KP sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, yakni berbentuk
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;
37
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 2. Adanya tuntutan terhadap peningkatan perilaku dan pola fikir dari petani subsisten tradisionil
menjadi petani/pelaku utama berwawasan agribisnis, mandiri dan tanggap terhadap kebutuhan
global;
3. Antisipasi terhadap fenomena perubahan iklim, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan isu
KelestarianLlingkungan Hidup Strategis (KLHS);
4. Meningkatkan jumlah pelatihan di bidang manajemen, kepemimpinan, kewirausahaan dan teknis
agribisnis bagi aparatur dan pelaku utama/pelaku agribisnis lainnya;
5. Meningkatkan kapasitas kelembagaan penyuluhan, kelembagaan petani/pelaku utama agribisnis
lainnya ;
6. Menjadikan kelembagaan petani/pelaku agribisnis sebagai kelembagaan perdesaan yang solid
dan kuat,mandiri, untuk meningkatkan daya saing dan posisi tawar petani.
7. Mengupayakan penempatan satu penyuluh satu desa yaitu penyuluh PNS,dan penyuluh swadaya.
Kemudian Peningkatan jumlah KJF sebagai widyaiswara yang terspesialisasi menurut kompetensi
dan mengacu pada sistem agribisnis;
8. Adanya SDM yang handal mencakup Tenaga Teknis dan Tenaga Administrasi pada Bidang
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat;
9. Mengupayakan optimalnya dukungan Anggaran BP2KP dan pembiayaan dalam penyelenggaraan
penyuluhan. Oleh sebab itu, sangat diperlukan adanya komitmen yang kuat dari Bupati
Mandailing Natal untuk melaksanakan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan.
10. Adanya beberapa Program seperti Program Pemberdayaan Kelembagaan Penyuluhan, Program
Pemberdayaan SDM Penyuluhan, dan Program Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan (APBD), serta Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Program
Peningkatan Kesejahteraan Petani (APBD, APBN), serta Program Peningkatan Diversifikasi dan
Ketahanan Pangan Masyarakat (APBN).
11. Adanya road map Pembangunan Penyuluhan melalui perencanaan partisipatif Penyelenggaraan
Penyuluhan jangka menengah dan jangka panjang berdasarkan potensi wilayah dengan
melibatkan semua unsur terkait sektor Pertanian, Perikanan, Kehutanan; Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah; dan masyarakat pelaku utama/pelaku usaha;
12. Sebagai Kelembagaan Penyuluhan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal yang memiliki
hubungan koordinatif dan vertikal dengan Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian
38
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Pertanian, dan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, maka BP2KP senantiasa terbuka
terhadap program/kegiatan pusat dan provinsi serta bersifat dinamis dalam menerjemahkan
kebijakan pusat dan provinsi karena berada di bawah payung hukum UU Nomor 16 Tahun 2006
Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dengan mempertimbangkan
aspek prioritas, kepentingan, dan kemampuan keuangan daerah.
13. Mengupayakan sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan sebagai usaha yang menarik bagi
generasi muda dalam menumbuhkan usahawan-usahawan muda bidang pertanian;
14. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan berjalan secara optimal;
15. Meningkatkan aksesibilitas Pelaku Utama/Pelaku Agribisnis kepada teknologi, informasi pasar
dan Lembaga Keuangan dalam mendukung permodalan;
16. Optimalisasi koordinasi lintas sektoral dalam penyelenggaraan penyuluhan sesuai dengan
amanah UU No. 16 Tahun 2006. Diperlukan pengaturan perencanaan kegiatan berdasarkan skala
prioritas dan tupoksi. Hendaknya semua kegiatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan dapat dilaksanakan oleh BP2KP. Kebijakan yang mengharuskan para
pemangku kepentingan khususnya para kepala SKPD terkait dapat duduk bersama, dalam
meletakkan dasar perencanaan pembangunan yang koordinatif, dinamis dan berdasarkan
kebutuhan spesifik lokasi nampaknya merupakan kebutuhan prioritas untuk segera dilaksanakan;
17. Meningkatkan Koordinasi perencanaan penyelenggaraan penyuluhan melalui pembentukan dan
pengembangan Komisi Penyuluhan Kabupaten. Agar setiap program dalam penyelenggaraan
penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan lintas sektoral, maka perlu segera dibentuk
Komisi Penyuluhan Kabupaten yang terdiri dari unsur pemerintahan, tokoh masyarakat pemerhati
atau kalangan profesional.
18. Melaksanakan Participatory Rural Appraisal (PRA) sebagai bahan penyusunan Rencana Kerja
Penyuluh Lapangan. Untuk perencanaan penyelenggaraan penyuluhan, khususnya di BP2KP
selain hasil Musrembang, idealnya telah memiliki mekanisme perencanaan tersendiri yang
dimulai dari Programa Penyuluhan Desa yang seharusnya melibatkan semua pengurus kelompok
tani, aparat desa, dan tokoh masyarakat dan dilaksanakan dengan metode PRA (Participatory
Rural Appraisal). RKP ini direkapitulasi dan ditindaklanjuti menjadi Programa BP3K/Kecamatan
yang melibatkan Camat, petugas/UPT. Dinas terkait, lembaga penyedia saprodi, tokoh
masyarakat. Setelah Programa BP3K direkapitulasi, ditindaklanjuti menjadi Programa
BP2KP/Kabupaten dan menjadi dasar dalam penyusunan metode penyelenggaraan penyuluhan;
19. Teknologi Informasi, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian
(BPPSDMP), Kementan mulai memperkenalkannya pada TA.2011. Untuk TA. 2010, teknologi ini
didahului dengan Simluh (Sistem Informasi Penyuluhan), dimana Data semua Penyuluh (PNS)
39
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 telah dimaksukkan ke dalam suatu sistem yang dapat diakses di internet. Sementara teknologi
Cyber Extention akan sangat membantu Penyuluh dalam memecahkan masalah di lapangan;
20. Reformasi birokrasi penyuluhan di Kabupaten Mandailing Natal yang menuntut tata kelola
kepemerintahan yang baik dan pemerintah yang bersih (good governance and clean government).
21. Ketersediaan dan kerawanan Pangan. Sumber Daya Alam yang beragam dan didukung oleh
ketersediaan teknologi di hulu sampai hilir memberi peluang untuk meningkatkan kapasitas
produksi pangan, produktivitas dan efisiensi usaha, serta meningkatkan agribisnis pangan.
Sumber karbohidrat lain juga tidak lebih rendah kandungan gizinya dari beras dan terigu , tetapi
memberi peluang besar seperti ubi jalar, ubi kayu, kentang dan talas.
22. Distribusi dan harga Pangan. Fungsi distribusi pangan dilaksanakan oleh pelaku usaha dalam
perdagangan dan jasa pemasaran, sedangkan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal berperan
sebagai fasilitator prasarana umum distribusi, serta pengaturan agar proses distribusi pangan
terselenggara secara teratur, adil, dan bertanggung jawab.
23. Diversifikasi, Konsumsi dan Keamanan pangan. Peningkatan iptek serta perkembangan teknologi
informasi dan strategi komunikasi publik memberi peluang bagi percepatan peningkatan
kesadaran terhadap pangan yang beragam, bergizi, berimbang, dan aman yang diharapkan
mengubah perilaku konsumsi masyarakat, sehingga mencapai status gizi yang baik.
24. Kelembagaan dan Manajemen Ketahanan pangan. Kemampuan manajemen ketahanan pangan
Kabupaten Mandailing Natal mencakup: Jaringan kerja sama dengan instansi terkait seperti
pembentukan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal, bantuan teknis dan
kerjasama dengan lembaga swasta dan masyarakat, tersedianya berbagai metode analisis
ketahanan pangan, tuntutan terhadap kualitas pelayanan, serta tuntutan sebagai agen.
25. Meningkatkan Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan, baik di tingkat Kabupaten maupun
Kecamatan. Agar setiap program dalam peningkatan ketahanan pangan dapat berjalan sesuai
dengan kebutuhan lintas sektoral, maka dibentuk Dewan Ketahanan Pangan yang diketuai oleh
Bupati dan sekretariat pada BP2KP,sedangkan anggotanya para Kepala SKPD yang terkait. Pada
tingkat Kecamatan, Dewan Ketahanan Pangan Kecamatan dipimpin oleh Camat dan
sekretariatnya pada UPT. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K).
Adapun formulasi isu-isu penting berupa rekomendasi untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program
dan kegiatan prioritas tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1. Faktor SDM di sektor Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan baik para Penyuluh mau pun Pelaku Utama/Pelaku Agribisnis lainnya relatif masih rendah;
2. Faktor Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan dan Kelembagaan Tani belum optimal, masih memerlukan pembenahan;
40
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 3. Faktor Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan belum terintegrasi luas
dan koordinasi antar SKPD Lintas Sektoral masih rendah; 4. Faktor ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan serta aspek kelembagaan
Ketahanan Pangan belum memadai; 5. Faktor Perencanaan dan Pelaksanaan Program/Kegiatan umumnya belum terintegrasi dan
berkelanjutan, cenderung bersifat parsial, dan belum terencana secara partisipatif.
Adapun catatan strategis untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program dan kegiatan prioritas tahun
2014 adalah sebagai berikut:
1. Faktor Sumber Daya Manusia Penyuluh, sebaiknya beberapa orang Penyuluh Senior bidang
Pertanian (Peternakan, Perkebunan), Perikanan, dan Kehutanan yang telah beralih ke dalam Jabatan
Struktural agar dikembalikan ke dalam Jabatan Fungsional untuk menjadi KJF di BP2KP, demikian
juga dengan staf yang diangkat dari formasi penyuluh kiranya dapat dipindahkan ke BP2KP, serta
penempatan formasi Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan/Perkebunan yang lulus pada
seleksi CPNS kiranya juga dapat ditempatkan kembali di BP2KP;
2. Koordinasi Lintas Sektoral. Diperlukan pengaturan perencanaan kegiatan berdasarkan skala prioritas
dan tupoksi. Agar tidak terjadi overlapping kegiatan dan pemborosan anggaran, hendaknya semua
kegiatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan dapat dilaksanakan
oleh BP2KP. Kemudian, diharapkan agar SKPD terkait dapat melibatkan Penyuluh dalam berbagai
Pembelajaran dan Diklat Penyuluhan yang mereka atau instansi vertikal laksanakan.
3. Untuk perencanaan penyelenggaraan penyuluhan, khusus di BP2KP selain hasil Musrembang,
idealnya telah memiliki mekanisme perencanaan tersendiri yang dimulai dari Rencana Kerja
Penyuluh yang seharusnya melibatkan semua pengurus kelompok tani, aparat desa, dan tokoh
masyarakat dan dilaksanakan dengan metode PRA (Participatory Rural Appraisal). RKP ini
direkapitulasi dan ditindaklanjuti menjadi Programa BP3K/Kecamatan yang melibatkan Camat,
petugas/UPT. Dinas terkait, lembaga penyedia saprodi, tokoh masyarakat. Setelah Programa BP3K
direkapitulasi, ditindaklanjuti menjadi Programa BP2KP/Kabupaten dan menjadi dasar dalam
penyusunan Rencana Kerja SKPD setiap tahunnya;
4. Anggaran BP2KP. Selain solusi nomor 1 di atas, peningkatan anggaran sangat diperlukan agar
beberapa Kegiatan pokok dapat terlaksana;
5. Teknologi Informasi, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian
(BPPSDMP), Kementan akan mulai mengenalkannya pada TA.2011. Untuk TA. 2010, teknologi ini
didahului dengan Simluh (Sistem Informasi Penyuluhan), dimana Data semua Penyuluh (PNS) telah
dimaksukkan ke dalam suatu sistem yang dapat diakses di internet. Sementara teknologi Cyber
41
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Extention akan sangat membantu Penyuluh dalam memecahkan masalah yang ditemukan di
lapangan. Setiap penyuluh dapat mengakses langsung ke Pusat Penyuluhan, BPPSDMP dan dalam
hitungan detik, jawaban mengenai Teknologi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang ditanyakan
dapat diterima. Untuk itu, di masa mendatang setiap penyuluh sebaiknya dapat mengoperasikan
komputer/laptop dan perangkat pendukungnya.
2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD
Berdasarkan gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Mandailing Natal, dapat dilihat dari
beberapa aspek yaitu: aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat dan aspek
pelayanan umum. Berdasarkan aspek geografi yang bervariasi menyebabkan keragaman sumber daya
alam dan hayati. Komoditas unggulan setiap wilayah juga bervariasi dan menjadi wahana pembelajaran
dan penerapan teknologi penyuluhan bagi setiap penyuluh yang tidak habis-habisnya dalam upaya
mendukung agribisnis para pelaku utama dan pelaku usaha sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan.
Menurut Sensus Penduduk Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Mandailing Natal telah
mencapai 404.945 jiwa dan tersebar di 23 kecamatan. Dengan komposisi penduduk yang mayoritas
berusaha pada sektor pertanian, kondisi ini menyebabkan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan
Pangan (BP2KP) memiliki tugas yang cukup berat dalam pencapaian visi dan misi Bupati dan Pemerintah
Kabupaten Mandailing Natal sebagaimana tertuang di dalam RPJMD Tahun 2011-2016 maupun visi dan
misi dalam RPJPD Kabupaten Mandailing Natal 2006-2025.
Dari aspek kesejahteraan masyarakat, BP2KP ikut berperan dalam meningkatkan pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita masyarakat, meningkatkan daya beli masyarakat, dan
meningkatkan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) disebabkan peningkatan kemampuan bersaing
secara ekonomi atau peningkatan pendapatan. Sedangkan dari aspek pelayanan umum,khususnya dalam
upaya menciptakan lapangan pekerjaan pada sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan sebagai profesi
unggulan dan tujuan penyerapan angkatan kerja. Aspek pelayanan umum ini juga berkaitan dengan
produksi dan ketersediaan bahan pangan padi, palawija, sayuran, daging, telur dan unggas sebagai
sumber protein ataupun hasil-hasil perkebunan dan kehutanan yang mendukung perekonomian
masyarakat.
Adapun beberapa permasalahan pembangunan yang berkaitan langsung dengan tupoksi SKPD
BPKP diantaranya adalah: a) Infrastruktur yang belum memadai bagi aksessibitas barang dan orang dari
pedesaan, b) kondisi iklim yang sering berubah-ubah, c) pertumbuhan ekonomi yang lamban sesuai
dengan karakteristik perekonomian berbasis pertanian yang masih bertumpu pada komoditas primer dan
non olahan, d) Angka kemiskinan yang masih besar, dan e) Pemanfaatan sumber daya alam yang belum
optimal.
42
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 Beberapa isu strategis yang berkaitan dengan BP2KP diantaranya adalah : a) IPM Kabupaten
masih rendah, b) PKS usia produktif belum mampu bersaing pada pasar kerja, c) Semangat
kewirausahaan angkatan kerja masih sangat rendah, d) Pelayanan Publik dan infrastruktur belum
optimal, dan e) SDA potensial belum dikelola secara optimal.
Adapun prioritas pembangunan daerah dalam RKPD Tahun 2014 yang terkait dengan
penyelenggaraan penyuluhan dan pemantapan ketahanan pangan atau Tupoksi BP2KP mencakup:
1. Peningkatan Ketahanan Pangan serta meningkatkan pendapatan petani;
2. Pengembangan metode,materi, sarana dan prasarana, serta pembiayaan penyuluhan pertanian
melalui penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi;
3. Peningkatan wawasan agribisnis petani;
4. Pengembangan kuantitas dan kapasitas SDM pertanian, kelautan dan perikanan, serta kehutanan;
5. Penataan dan peningkatan sentra produksi dan distribusi serta penguatan institusi pasar;
6. Mengoptimalkan upaya diversifikasi, intensifikasi dan rehabilitasi tanaman pertanian yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan;
7. Pengembangan lapangan pekerjaan baru dengan meningkatkan pemanfaatan dan pengelolaan
potensi pertanian, perikanan dan kehutanan;
8. Penguatan kelembagaan dan permodalan usaha pertanian dan perikanan;
9. Mempertahankan swasembada beras;
10. Peningkatan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung pertanian, perikanan dan
kehutanan;
11. Pengembangan kawasan agromarinepolitan.
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Umumnya usulan program dan kegiatan yang berasal dari masyarakat disampaikan pada
Musrembang Kecamatan atau pada tingkat Kabupaten. Namun pada tataran ini, pada umumnya
beberapa usulan yang dimaksud mengarah kepada kegiatan fisik baik bangunan maupun budidaya
komoditi tertentu ataupun bantuan bibit yang dikelola oleh SKPD sektor pertanian, perikanan dan
kehutanan terkait. BP2KP sebagai kelembagaan penyuluhan hanya berperan dalam penyampaian
teknologi atau dari segi penyuluhan.
Meskipun demikian, berdasarkan Rencana Kerja Penyuluh dan Programa Balai Penyuluh
Kecamatan (BP3K) maupun pelaksanaan PRA di beberapa wilayah, maupun usulan dalam musrembang
Kecamatan dapat dirangkum berbagai usulan dari petani dan Penyuluh yang berada di Lapangan.
Adapun beberapa usulan prioritas tersebut mencakup:
1. Peningkatan sarana dan prasarana penyuluhan di BP3K maupun di desa (pemberdayaan
Posluhtan);
2. Menyebarluaskan informasi-informasi penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan;
43
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 3. Memfasilitasi penyediaan bibit-bibit unggul untuk komoditi padi, karet, sawit,kakao,durian,
mangga dan sebagainya;
4. Melaksanakan Sosialisasi Penyuluhan dalam penyebaran Teknologi dan informasi;
5. Melaksanakan serangkaian Pelatihan bagi petani/pelaku Utama tentang Budi Daya Komoditas
Unggulan bidang pertanian dan perikanan;
6. Studi Pengolahan Tanah yang sempurna;
7. Menyebarkan bantuan permodalan bagi usaha agribisnis;
8. Ketersediaan informasi harga dan pasar;
9. Mengoptimalkan fungsi kelembagaan tani (Kelompok tani dan Gapoktan);
10. Memfasilitasi ketersediaan pupuk bersubsidi;
11. Memfasilitasi perbaikan jaringan irigasi yang rusak;
12. Memfasilitasi pemberantasan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT);
13. Melaksanakan Pemutakhiran data Kelompok tani dan Gapoktan;
14. Melaksanakan PRA di semua desa;
15. Melaksanakan forum petani, forum penyuluh dan Studi Banding;
16. dan sebagainya.
44
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi
3.1.1. Kebijakan Nasional
Dalam rangka mewujudkan empat sukses pembangunan pertanian, yaitu: pencapaian
swasembada dan swasembada berkelanjutan; peningkatan diversifikasi pangan; peningkatan nilai
tambah, daya saing dan ekspor; dan peningkatan kesejahteraan Petani, dibutuhkan SDM pertanian
yang profesional, kreatif, inovatif, dan berwawasan global. Untuk itu, penyuluhan pertanian,
pelatihan pertanian, pendidikan pertanian, serta standarisasi dan sertifikasi SDM pertanian perlu
terus dikembangkan untuk menyiapkan aparatur yang kompeten, visioner, serta memahami peran
dan fungsinya dalam pembangunan pertanian. Selain itu juga ditujukan untuk memperkuat
kelembagaan petani, memberdayakan usaha petani, dan mewujudkan pelaku utama pembangunan
pertanian yang mandiri, berjiwa wira usaha, berdaya saing, dan berwawasan global.
Visi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP)
untuk periode 2010-2014 adalah: “Terwujudnya sumber daya manusia pertanian yang professional,
kreatif, inovatif, dan berwawasan global dalam rangka meningkatkan kemandirian pangan, nilai
tambah, ekspor, dan kesejahteraan petani”. Sedangkan misinya adalah:
1. Mengembangkan sistem penyuluhan yang komprehensif dan terpadu;
2. Mengembangkan sistem pelatihan pertanian yang berbasis kompetensi kerja;
3. Mengembangkan pendidikan, standarisasi, dan sertifikasi profesi SDM Pertanian yang kredibel;
4. Mengembangkan sistem administrasi dan manajemen yang transparan dan akuntabel;
Sejalan dengan visi dan misinya, BPPSDMP menetapkan tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kompetensi dan kemandirian petani dalam rangka peningkatan produktivitas petani, usahatani, dan pendapatan Petani;
2. Meningkatkan kompetensi kerja aparatur dan non aparatur pertanian;
3. Menghasilkan aparatur dan non aparatur yang kompeten, serta sistem standarisasi dan sertifikasi profesi SDM Pertanian yang kredibe;.
4. Meningkatkan pelayanan dan tata kelola administrasi dan manajemen yang efektif dan efisien.
Pembangunan Ketahanan Pangan merupakan prioritas nasional dalam RPJMN 2010-2014
yang difokuskan kepada peningkatan ketersediaan pangan, pemantapan distribusi pangan, serta
percepatan penganekaragaman pangan sesuai dengan karakteristik daerah. Implementasi program
pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan dengan memperhatikan sub sistem ketahanan
pangan yaitu melalui upaya peningkatan produksi, ketersediaan dan penanganan kerawanan
pangan, pemantapan distribusi dan cadangan pangan, serta peningkatan kualitas konsumsi dan
45
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 keamanan pangan.
Visi Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, yaitu: “Menjadi Institusi
yang Handal, Aspiratif, dan Inovatif dalam Pemantapan Ketahanan Pangan”. Sedangkan Misi
untuk mencapai visi tersebut adalah:
1. Peningkatan kualitas pengkajian dan perumusan kebijakan pembangunan ketahanan pangan;
2. Pengembangan dan pemantapan ketahanan pangan masyarakat, daerah, dan nasional.
3. Pengembangan kemampuan kelembagaan ketahanan pangan daerah.
4. Peningkatan koordinasi dalam perumusan kebijakan, dan pengembangan ketahanan pangan, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya.
Adapun Tujuan Badan Ketahanan Pangan untuk periode 2010-2014 adalah:
1. Meningkatkan ketersediaan dan cadangan pangan dengan mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya/dikuasainya secara berkelanjutan;
2. Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kerawanan pangan;
3. Mengembangkan sistem distribusi, harga dan akses pangan untuk turut serta memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan bagi masyarakat;
4. Mempercepat penganekaragaman kosumsi pangan dan gizi guna meningkatkan kualitas SDM dan penurunan konsumsi beras per kapita;
5. Mengembangkan sistem penanganan keamanan pangan segar.
Arah Kebijakan Umum Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian adalah:
1. Meningkatkan ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan;
2. Meningkatkan sistem distribusi dan stabilisasi harga pangan;
3. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan.
Sedangkan strategi Badan Ketahanan Pangan diimplementasikan ke dalam langkah operasional untuk:
1. Pemantapan ketersediaan pangan dan kerawanan pangan;
2. Pemantapan sistem distribusi pangan yang efisien dan efektif;
3. Pembinaan konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan berimbang;
4. Pembinaan keamanan pangan segar;
5. Penguatan kelembagaan ketahanan pangan secara efisien dan efektif; dan
6. Peningkatan manajemen ketahanan pangan.
3.1.1. Kebijakan Provinsi
Dalam era baru pembangunan pertanian, penyuluh lapangan dituntut untuk memiliki fungsi
paling sedikit tiga hal, yaitu transfer teknologi (technology transfer), fasilitasi (facilitation) dan
penasehat (advisory work). Dengan demikian penyuluh lapangan dituntut untuk menguasai dan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Tema-tema penyuluhan juga telah bergeser
tidak hanya sekedar peningkatan produksi, tetapi beradaptasi dengan isu global, seperti bagaimana
46
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 menyiapkan petani dalam bertani untuk mengatasi perubahan iklim global dan perdagangan global.
Petani atau pelaku utama perlu diperkenalkan sarana produksi yang beradaptasi luas terhadap
goncangan iklim, teknik berani yang ramah lingkungan, hemat air, dan tahan terhadap suhu tinggi
akan menjadi trend bagi penyuluhan masa depan.
Beberapa isu strategis dalam pembangunan SDM Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan adalah
sebagai berikut:
1. Kurangnya ketersediaan prasarana dan sarana dalam pengelolaan, optimalisasi pemanfaatan sumber daya penyuluh;
2. Kurangnya ketersediaan aparatur teknis yang membidangi jabatan fungsional penyuluh;
3. Kurangnya kapasitas ketenagaan penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan;
4. Lemahnya kelembagaan petani,nelayan dan masyarakat kehutanan;
5. Lemahnya koordinasi lintas SKPD dalam pembangunan pertanian;
6. Terbatasnya pendanaan untuk melaksanakan program penyuluhan yang bersifat multi years.
Sebagaimana tertuang di dalam Renstra Tahun 2009-2013, Visi Badan Koordinasi Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara adalah: “Terwujudnya Pusat
Pengembangan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang andal dalam rangka
pemberdayaan petani, nelayan beserta keluarganya dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan untuk meningkatkan ketahanan pangan, daya saing, nilai tambah dan
kesejahteraan” .
Untuk mewujudkan visi tersebut, Bakoorluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Provinsi Sumatera
Utara menetapkan misi sebagai berikut:
1. Mengembangkan kelembagaan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang tangguh;
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas ketenagaan penyuluh;
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penyuluhan;
4. Mendorong partisifasi aktif pemerintah daerah, petani dan keluarganya serta pelaku usaha pertanian lainnya dalam pelaksanaan penyuluhan;
5. Meningkatkan kerjasama teknis di bidang penyuluhan dalam dan luar negeri;
6. Meningkatkan pembinaan dan koordinasi dalam penyelenggaraan penyuluhan.
Berdasarkan hasil Musrenbang Provinsi Sumatera Utara untuk Rencana Kegiatan Tahun Anggaran
2014, dari berbagai usulan yang disampaikan oleh BP2KP Kabupaten Mandailing Natal maupun
perencanaan dari Bakoorluh Provinsi Sumatera Utara, maka terdapat 5 kegiatan prioritas yang
diprioritaskan oleh Bakoorluh untuk dapat dilaksanakan di Kabupaten Mandailing Natal, yakni:
1. Pembangunan Pos Penyuluhan Pertanian (Posluhtan);
2. Penyediaan Sarana Prasarana Penyuluh;
3. Demonstrasi Farming (Denfarm);
47
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 4. Pendampingan P2BN (Program Peningkatan Beras Nasional);
5. Penumbuhan Saung Tani.
Renstra Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara adalah dokumen operasional yang
terpadu menyatukan pembangunan pangan dan gizi dalam rangka mewujudkan SDM berkualitas
sebagai modal sosial pembangunan Provinsi Sumatera Utara dan menjadi acuan pelaksanaan
program dan kegiatan ketahanan pangan bagi pemerintah dan masyarakat yang memiliki tanggung
jawab melakukan upaya perbaikan pangan, gizi dan kesehatan.
Adapun Visi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara sebagaimana tertuang di dalam
Renstra Tahun 2009-2013 adalah: “Terwujudnya Ketahanan Pangan Masyarakat Sumatera Utara”.
Untuk melaksanakan visi dan memberikan arah kepada tujuan dan sasaran yang diinginkan, serta
untuk memberikan fokus kepada program yang dilaksanakan, Misi Badan Ketahanan Pangan
Provinsi Sumatera Utara adalah:
1. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan
yang berbasis sumber daya lokal yang dimiliki melalui pengembangan sistem dan usaha agribisnis
yang berdaya saing, berkelanjutan dan berkerakyatan serta mendorong berkembangnya
kelembagaan ketahanan pangan dan memfasilitasi peningkatan pengelolaan manajemen
kelembagaan ketahanan pangan masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat dengan
mengembangkan jaringan dan sistem koordinasi antar instansi pemerintah serta masyarakat
dalam perencanaan dan pelaksanaan manajemen pembangunan Ketahanan Pangan.
TUJUAN
Pembangunan Ketahanan Pangan bertujuan untuk memenuhi ketersediaan pangan sampai ke
tingkat rumah tangga, melalui:
1. Pemantapan Ketahanan Pangan dengan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki secara
berkelanjutan;
2. Pemantapan kelancaran distribusi pangan untuk menjamin stabilitas pasokan pangan secara
merata dan terjangkaunya daya akses pangan masyarakat;
3. Peningkatan percepatan diversifikasi konsumsi, mutu, dan keamanan pangan’
4. Pencegahan dan penanggulangan kerawanan pangan.
SASARAN
Sejalan dengan visi, misi, dan tujuan pembangunan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2009-2013, maka sasaran pembangunannya adalah:
48
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 1. Aspek Ketersediaan Pangan;
a. Produksi dan kualitas Pangan,
b. Impor dan Pemasukan Bahan Pangan,
c. Cadangan Pangan,
d. Penanganan Pasca Panen..
2. Aspek Distribusi Pangan;
a. Sarana Prasarana,
b. Lembaga Pemasaran,
c. Stabilisasi Harga Pangan,
d. Aksesibilitas Rumah Tangga Terhadap Pangan,
3. Aspek Konsumsi Pangan;
a. Jumlah Konsumsi Pangan,
b. Kualitas Konsumsi Pangan,
c. Status Gizi Masyarakat,
d. Mutu dan Keamanan Pangan,
e. Kemiskinan.
f. Nilai Tukar Petani (NTP).
Berdasarkan hasil Musrenbang Provinsi Sumatera Utara untuk Rencana Kegiatan Tahun Anggaran
2014, dari berbagai usulan yang disampaikan oleh BP2KP Kabupaten Mandailing Natal maupun
perencanaan dari BKP Provinsi Sumatera Utara, maka terdapat 5 kegiatan prioritas yang
diprioritaskan oleh BKP Provinsi untuk dapat dilaksanakan di Kabupaten Mandailing Natal, yakni:
1. Pemberdayaan Kelompok Melalui Pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat;
2. Pemberdayaan dan Pengembangan Kelompok Lumbung Pangan di Provinsi Sumatera Utara;
3. Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Pengurus Klompok Wanita Tani, PKK, dan
Dharma Wanita tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan menuju Rumah Pangan Lestari
(RPL);
4. Pembinaan Daerah rawan Pangan Transien dan Kronis;
5. Pemberdayaan Daerah Rentan Pangan berdasarkan hasil FSVA.
49
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD 3.2.1. Tujuan Tujuan Rencana Kerja Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Tahun 2014 adalah
mengacu kepada tujuan pada Renstra BP2KP Tahun 2011-2016 dalam upaya pencapaian Visi dan Misi
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal, yaitu:
a. Mewujudkan Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan yang handal dalam rangka mendukung peningkatan daya saing dan nilai tambah agribisnis.
b. Mewujudkan Aparatur dan Pelaku Agribisnis yang mandiri dan berdaya saing.
c. Mewujudkan Tenaga Fungsional yang profesional, tenaga teknis agribisnis yang kompeten, dan wirausahawan muda yang mandiri.
d. Mewujudkan Kemandirian Petani dan Kelembagaan Petani serta usahatani berbasis agribisnis.
e. Meningkatkan ketersediaan, konsumsi dan Keamanan Pangan.
f. Mewujudkan Usaha Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan yang terintegrasi secara Vertikal dan Horizontal guna menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan lapangan pekerjaan di pedesaan.
g. Menciptakan Pemerintahan yang Bersih dan Tata Kelola Pemerintahan yang baik (good governances).
3.2.2. Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan dicapai dalam jangka waktu
tertentu. Fokus utama sasaran adalah tindakan alokasi, distibusi dan pemanfaatan sumber daya yang
mengarah pada hasil nyata. Berdasarkan pengertian tersebut, maka Badan Pelaksana Penyuluhan
dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal menetapkan sasaran Tahun Anggaran 2014
sebagai berikut :
1. Terselesaikannya Peraturan Daerah tentang Kelembagaan Penyuluhan Kabupaten yang sesuai dengan UU Nomor 16 Tahun 2006,dan terbentuknya Komisi Penyuluhan Kabupaten;
2. Terfasilitasinya pembentukan Kelembagaan Penyuluhan Kecamatan dan Desa;
3. Terfasilitasinya Penumbuhan Kelembagaan Petani dan Usahatani ;
4. Terselenggaranya Sistem Perencanaan Penyuluhan Partisipatif;
5. Terselenggaranya Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
6. Terpenuhinya satu penyuluh satu desa;
7. Tercapainya Peningkatan Kompetensi Penyuluh;
8. Tercapainya Peningkatan Kompetensi Pelaku Agribisnis;
9. Terlaksananya Sistem Informasi Penyuluhan Berbasis Media On-line;
10. Tersampaikannya Informasi Penyuluhan sampai ke tingkat petani dan pelaku agribisnis lainnya;
11. Terlaksananya Pelatihan Tenaga Fungsional ;
12. Terwujudnya Wirausahawan Muda;
13. Terfasilitasinya Pendampingan Penyaluran Bantuan kepada Kelembagaan Petani dan Usahatani;
50
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 14. Terlaksananya Pengembangan Kemitraan usaha antara Kelembagaan Petani dan Usahatani
dengan Industri Pertanian;
15. Terlaksananya Pengembangan Kelembagaan Petani menjadi Lembaga Ekonomi Pedesaan Agribisnis (Simpan Pinjam/LKMA);
16. Terlaksananya Peningkatan produksi pangan segar dan olahan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) untuk dikonsumsi;
17. Terlaksananya Peningkatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal;
18. Terlaksananya Pengembangan diversifikasi pangan untuk menjamin keamanan pangan;
19. Terlaksananya Pengawasan bahan pangan hasil produksi untuk menjamin keamanan pangan;
20. Terlaksananya Peningkatan koordinasi, integrasi dan sinergitas kelembagaan dengan Dinas lintas sektoral,stakeholders, dan pelaku Agribisnis;
21. Terciptanya efektifitas koordinasi dengan Dinas lintas sektoral;
22. Terlaksananya Pemantapan Swasembada Pangan yang Berkelanjutan dan Tertanganinya Daerah Rawan Pangan;
23. Terlaksananya Penumbuhan usaha dan Kelembagaan di bidang ketersediaan pangan;
24. Terlaksananya Penumbuhan usaha dan Kelembagaan di bidang distribusi pangan;
25. Terselenggaranya Validitas Data Aset BP2KP dan BP3K;
26. Terselenggaranya Sistem Pengendalian Internal di BP2KP dan UPT. BP3K;
27. Terselenggaranya Sistem Perencanaan yang Baik;
28. Tersusunnya Laporan Keuangan, SAI, dan Aset yang akuntabel dan berstatus wajar tanpa pengecualian;
29. Terlaksananya Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran;
30. Terlaksananya Peningkatan Pelayanan Koordinatif.
Berdasarkan Tujuan dan Sasaran di atas, maka ditentukan Arah dan Kebijakan Umum Pembangunan
Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal Tahun Anggaran 2014
yang memuat komponen-komponen pelayanan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik di Bidang Penyuluhan dan Ketahanan pangan.
Secara ringkas Arah Kebijakan Umum Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan:
1. Pemantapan Sistem Penyuluhan;
2. Pemantapan Pelatihan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;
3. Revitalisasi Sistem Pendidikan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan;
4. Pengembangan Sistem Informasi Penyuluhan;
5. Pemantapan Kemandirian Pangan;
6. Pengembangan diversifikasi konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal;
7. Penataan Penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan;
8. Penataan kelembagaan ketahanan pangan untuk menjamin ketersediaan pangan serta mengatasi
daerah rawan pangan. 9. Pemantapan dan pengembangan tata kelola administrasi dan manajemen;
51
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 10. Pemantapan tata kelola administrasi dan manajemen Sarana dan Prasarana.
3.3. Program dan Kegiatan
Program dan Kegiatan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing
Natal Tahun 2014 adalah :
1. Program Pemberdayaan Kelembagaan Penyuluhan;
2. Program pemberdayaan SDM Penyuluhan;
3. Program Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;
4. Program Peningkatan Ketahanan Pangan;
5. Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan Tani;
6. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani;
7. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat (APBN);
8. Program Manajemen Pelayanan Administrasi dan Pelaporan;
9. Program Manajemen Sarana dan Prasarana Penyuluhan.
10. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
11. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; dan
12. Program Peningkatan Disiplin Aparatur;
3.3.1. Program Pemberdayaan Kelembagaan Penyuluhan
3.3.1.1. Pemantapan Sistem Penyuluhan.
Kegiatan-kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan meliputi:
1. Penataan Kelembagaan Penyuluh:
a. Penyelesaian Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal tentang Kelembagaan
Penyuluhan yang sesuai dengan UU Nomor 16 Tahun 2006;
b. Pemberdayaan Komisi Penyuluhan Kabupaten;
c. Fasilitasi pembentukan UPT. BP3K (1 unit per Kecamatan), satu Posluhtan satu desa;
d. Pembangunan Pos Penyuluhan Pertanian (Posluhtan) desa (BDB/APBD Prov.);
e. Dana Pendamping Pembangunan Pos Penyuluhan Pertanian (Posluhtan) desa;
f. Pengelolaan Dana DAK Bidang Pertanian untuk Penyuluhan dan Ketahanan Pangan;
g. Dana Pendamping Pengelolaan Dana DAK Bidang Pertanian untuk Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan;
h. Penyediaan Sarana Prasarana Penyuluhan di BP3K (APBD/APBD Prov.);
i. Dana Pendamping Kegiatan Penyediaan Sarana Prasarana Penyuluhan di BP3K;
j. Penyediaan Mobiler BP3K (APBD/APBD Provinsi);
k. Dana Pendamping Penyediaan Mobiler BP3K;
l. Pembangunan sarana pendukung BP3K, RMU dan Lumbung Pangan (APBN);
m. Dana Pendamping Pembangunan sarana pendukung BP3K, RMU dan Lumbung Pangan;
n. Pengadaan Mobil Operasional Penyuluhan (APBN);
o. Pengembangan Pos Penyuluhan Pertanian (Posluhtan) desa;
52
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 2. Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani.
a. Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S);
b. Fasilitasi Penumbuhan Gapoktan Penerima Dana BLM;
c. Fasilitasi Pembinaan kepada Gapoktan penerima Dana BLM;
d. Fasilitasi Pembentukan satu Gapoktan satu Desa;
e. Pengembangan Kemitraan usaha antara Gapoktan dengan Industri Pertanian;
f. Pengembangan Gapoktan menjadi Lembaga Ekonomi Pedesaan Agribisnis (Simpan
Pinjam/LKMA);
g. Pemutakhiran Data Kelompok Tani dan Gapoktan (APBD/APBD Prov.);
h. Klassifikasi Kelompok Tani dan Gapoktan;
i. Penumbuhan dan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani (APBD/APBD Prov.);
j. Pembinaan Kemitraan Gapoktan dan Pengusaha Agribisnis;
k. Keikutsertaan dalam PENAS XIV;
l. Pemberdayaan KTNA dan HKTI;
m. Penumbuhan Saung Tani (APBD/APBD Prov.);
n. Sosialisasi Kelompok Tani dan Gapoktan.
3.3.2. Program Pemberdayaan SDM Penyuluhan 3.3.2. 1.Pemantapan Pelatihan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.
Kegiatan-kegiatan Pemantapan Pelatihan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan meliputi:
1. Penataan serta peningkatan jumlah penyuluh.
a. Pemenuhan satu penyuluh satu desa melalui pengangkatan Penyuluh PNS dan Penyuluh
Swadaya (APBD/APBD Provinsi);
b. Fasilitasi penetapan Spesialisasi Penyuluh;
c. Penilaian Penyuluh Lapangan terbaik Tingkat Kabupaten;
2. Peningkatan Kompetensi Penyuluh.
a. Diklat Teknis Agribisnis bagi Penyuluh;
b. Diklat Manajemen bagi Penyuluh (APBD/APBD Provinsi);;
c. Diklat Manajemen bagi Penyuluh (APBD Provinsi);
d. Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan di lokalita
Agromarinepolitan (APBD Provinsi).
3. Peningkatan Kompetensi Pelaku Agribisnis.
a. Diklat Teknis Agribisnis bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis;
b. Diklat Teknis Agribisnis bagi Peternak;
c. Diklat Kewirausahaan bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis;
d. Diklat Kepemimpinan dan Kelembagaan bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis;
e. Diklat Kewirausahaan bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis (APBD Provinsi);
53
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 f. Sosialisasi Budi Daya Sayuran dan Hortikultura;
g. Sosialisasi Budi Daya Ternak dan Unggas;
h. Pelatihan Budi Daya Ikan Air Tawar;
i. Pelatihan Budi Daya Tanaman Perkebunan;
j. Studi Pengolahan Tanah yang Baik dan Sempurna;
k. Sosialisasi Penggunaan Benih Unggul dan Berlabel;
l. Pelatihan Budi Daya Tanaman Kakao.
3.3.2.2. Revitalisasi Sistem Pendidikan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kegiatan-kegitan Revitalisasi Sistem Pendidikan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mencakup:
1. Pelatihan Tenaga Fungsional melalui Diklat dasar dan dan Diklat Lanjutan
a. Diklat Dasar Penyuluh THL-TB (APBD/APBD Provinsi);;
b. Diklat Lanjutan Penyuluh PNS.
2. Penumbuhan Wirausahawan Usaha
a. Sosialisasi Agribisnis Komoditi Spesifik Lokasi bagi Pemuda/Taruna Tani.
3.3.2.3. Pengembangan sistem informasi penyuluhan Kegiatan-kegiatan Pengembangan sistem informasi penyuluhan mencakup:
1. Penataan Sistem Informasi Penyuluhan berbasis Media On Line
a. Pemutakhiran Data Penyuluh PNS dan THL-TB berbasis SIMLUH;
b. Penelusuran Data dan Informasi melalui Pengelolaan Cyber Extention;
c. Fasilitasi Pembentukan Gerbang Media dan Pengembangan Jejaring Sosial Penyuluhan
(APBD/APBD Provinsi).
2. Penyampaian Informasi Penyuluhan sampai ke tingkat petani/pelaku utama agribisnis
a. Penyebaran Informasi Penyuluhan melalui Penggandaan, Pembuatan Brosur, Leaflead,
dan VCD Penyuluhan berdasarkan Potensi Lokal;
b. Pengadaan Buku-buku dan Majalah Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;
c. Percontohan BP2KP;
d. Percontohan BP3K (APBD/APBD Provinsi);
e. Percontohan Penyuluh Lapangan (APBD/APBD Provinsi);
f. Percontohan Budi Daya Padi Sawah;
g. Demonstrasi Farming (Denfarm) (APBD Provinsi).
3.3.3. Program Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan 3.3.3.1. Pemantapan Sistem Penyuluhan.
Kegiatan-kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan mencakup:
1. Penataan sistem perencanaan penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan melalui metode perencanaan partisipatif.
a. Penyusunan Metode Penyuluhan Kabupaten berbasis Potensi Lokal;
54
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 b. Penyusunan Rencana Kerja BP2KP, Rencana Kerja BP3K dan Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh (RKTP);
c. Penyusunan Programa BP2KP,Programa BP3K, dan Programa Desa (APBD/APBD Provinsi);
d. PRA di Wilayah Kerja Penyuluh (APBD/APBD Provinsi).
2. Penataan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
a. Supervisi, Monitoring dan Evaluasi Penyuluh Lapangan;
b. Pertemuan BP3K;
c. Forum Petani/Pelaku Agribisnis;
d. Temu Tani pada Posluhtan;
e. Forum Penyuluh;
f. Studi Banding Pengembangan Agribisnis Petani;
g. Replikasi BP3K Model;
h. Fasilitasi Mengikuti Jambore Penyuluh Nasional dan Provinsi;
i. Pembinaan Masyarakat yang Berusaha Tani di Sekitar Kawasan Hutan(APBD/APBD
Provinsi);
j. Pembinaan Nelayan Tradisional (APBD/APBD Provinsi);
k. Operasional Penyuluh Lapangan (APBD/APBD Provinsi);
l. Pembinaan Gapoktan Penerima PUAP (APBD/APBD Provinsi);
m. Penilaian Kelas Kelompok Tani;
n. Penyelenggaran Supervisi, Monitoring dan Evaluasi Penyuluh Lapangan;
o. Pembinaan Pemuda Tani dan Usahawan Muda Pertanian (APBD/APBD Provinsi);
p. Penyelenggaraan Penyuluhan Kecil Menanam Besar Memanen (APBD Provinsi);
q. Sosialisasi Penyuluhan Bidang Pertanian dan Perkebunan;
r. Sosialisasi Penerapan P2T3;
s. Pendampingan P2BN (Program Peningkatan Beras Nasional) (APBD Provinsi).
3.3.4. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
3.3.4.1. Pemantapan Kemandirian Pangan
Kegiatan-kegiatan Pemantapan Kemandirian Pangan mencakup:
1. Penataan kelembagaan ketahanan pangan untuk menjamin ketersediaan pangan serta mengatasi daerah rawan pangan.
a. Pemberdayaan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal; b. Gerakan Aksi Masyarakat Mandiri Pangan melalui Pengembangan Cadangan Pangan
(APBD Provinsi); c. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Pekarangan dan Pangan Lokal dalam Mendukung
Gerakan Masyarakat (APBD Provinsi); d. Sosialisasi Petugas Pendamping Gerakan Masyarakat Mandiri Pangan (APBD Provinsi); e. Pemberdayaan Masyarakat Daerah Rawan Pangan (APBD Provinsi); f. Pengembangan Kemitraan Agro Industri di kawasan Sentra Produksi Padi Berbasis
Komunitas Petani/Kelompok Tani dan Swasta (APBD Provinsi);
55
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 g. Pengembangan Desa Mandiri Pangan (APBD Provinsi); h. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan di Lokasi Gema Pangan (APBD Provinsi); i. Pemberdayaan Usaha Distribusi Pangan (APBD Provinsi); j. Pengembangan Cadangan Pangan Daerah (APBD Provinsi); k. Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di Lokasi Gema
Pangan (APBD Provinsi); l. Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) Kabupaten Mandailing Natal; m. Pemberdayaan Kelompok Melalui Pengembangan Cadangan Pangan
Masyarakat(APBD/APBD Provinsi); n. Pembinaan Kelompok pada Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan; o. Pembinaan Kelompok/Gapoktan Lumbung Pangan; p. Pemberdayaan dan Pengembangan Kelompok Lumbung Pangan di Provinsi Sumatera
Utara (APBD/APBD Provinsi); q. Pemberdayaan Masyarakat Daerah Rawan Pangan (APBD/APBD Provinsi); r. Replika Pengembangan Desa Mandiri Pangan; s. Dana Pendamping P2KP; t. Pembinaan dan Monitoring Desa Mandiri Pangan; u. Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Pengurus Klompok Wanita Tani, PKK, dan
Dharma Wanita tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan menuju Rumah Pangan Lestari (RPL) (APBD/APBD Provinsi);
v. Pelatihan Peningkatan Mutu Pangan; w. Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan bagi Aparat dan Lembaga Tani; x. Gerakan Aksi Masyarakat Mandiri dan Swasembada Pangan (APBD Provinsi); y. Dana Pendamping Gerakan Aksi Masyarakat Mandiri dan Swasembada Pangan.
2. Penataan kelembagaan ketahanan pangan untuk menjamin distribusi,akses pangan dan keamanan pangan
a. P-LDPM (Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat) (Bansos-APBN);
b. Pembinaan Gapoktan Penerima P-LDPM;
c. Pemantauan Harga Bahan Pangan Strategis;
d. Pemberdayaan Usaha Distribusi Pangan.
3.3.4.2. Pengembangan diversifikasi konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal.
Kegiatan-kegiatan Pengembangan diversifikasi konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal
mencakup:
1. Peningkatan diversifikasi konsumsi pangan.
a. Diversifikasi Pangan Berbasis Pangan Lokal;
b. Pemberdayaan Industri Rumah Tangga Makanan Olahan Skala Kecil;
c. Pembinaan Warung Sehat Anak sekolah ( 3B; Beragam, Bergizi, dan Berimbang)
(APBD/APBD Provinsi);
2. Peningkatan diversifikasi untuk menjamin keamanan pangan.
a. Pembinaan Pengolahan Makanan Pokok Non Beras;
56
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 b. Monitoring Produk Makanan Segar;
3. Peningkatan penanganan kerawanan pangan.
a. Penanganan Daerah Rawan Pangan;
b. Pembinaan Daerah rawan Pangan Transien dan Kronis (APBD/APBD Provinsi);
c. Pemberdayaan Daerah Rentan Pangan berdasarkan hasil FSVA (APBD/APBD Provinsi).
3.3.5. Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan Petani
3.3.5.1. Penataan Penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
Kegiatan Penataan Penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
mencakup:
1. Pembinaan Penyelenggaraan Penyuluhan (Dekonsentrasi-APBN).
a. Pembinaan Poktan dan Gapoktan
b. Pemberdayaan Petani melalui Metode Denfarm
c. Supervisi, Monitoring Kegiatan Dekonsentrasi
d. Ketenagaan Penyuluh (Honor THL TB PP, BOP THL TB PP, BOP PPL PNS)
e. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan
f. Administrasi Kegiatan
3.3.6. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
a) Sosialisasi Akses Pangan Kabupaten/Kota (APBD-Provinsi)
3.3.7. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat (APBN)
3.3.7.1.Penataan kelembagaan ketahanan pangan untuk menjamin ketersediaan pangan serta mengatasi daerah rawan pangan.
Kegiatan Penataan kelembagaan ketahanan pangan untuk menjamin ketersediaan pangan serta mengatasi daerah rawan pangan mencakup:
1. Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Daerah Rawan Pangan;
2. Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan
Segar;
3. Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya.
3.3.8. Program Manajemen Pelayanan Administrasi dan Pelaporan 3.3.8.1.Pemantapan dan pengembangan tata kelola administrasi dan manajemen.
Kegiatan Pemantapan dan pengembangan tata kelola administrasi dan manajemen mencakup:
a. Sistem Pengendalian Intern (SPI);
b. Penyusunan LAKIP, Laporan SAI, LKPJ, LPPD dan Laporan Keuangan yang akuntabel dan
berstatus wajar tanpa pengecualian;
c. Penyusunan Renstra 5 Tahunan, dan Renja, RKA, DPA/DPPA setiap tahun dengan baik;
57
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 d. Membuat Indeks Kepuasan Pelayanan SKPD.
3.3.9. Program Manajemen Sarana dan Prasarana Penyuluhan
3.3.9.1.Pemantapan tata kelola administrasi dan manajemen Sarana dan Prasarana.
Kegiatan Pemantapan tata kelola administrasi dan manajemen Sarana dan Prasarana mencakup:
a. Penataan Administrasi Asset Badan;
b. Pembuatan Laporan Tahunan keadaan Barang;
c. Pembuatan usulan pengadaan dan penghapusan barang.
3.3.10. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3.3.11. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a. Pemeliharaan Rutin Berkala Gedung Kantor;
b. Pembangunan Gedung Kantor.
3.3.12. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Ketiga program terakhir merupakan program-program dari semua kegiatan rutin pada sekretariat
BP2KP sehingga hanya sebagian kecil yang ditampilkan berkaitan dengan belanja modal yakni kegiatan
Pemeliharaan Rutin Berkala Gedung Kantor dan kegiatan Pembangunan Gedung Kantor . Secara rinci,
rencana program dan kegiatan TA. 2014 dan prakiraan maju rencana tahun berikutnya yakni pada TA.
2015 dapat dilihat pada Tabel.3.3.1. berikut ini.
58
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 BAB IV
PENUTUP
Demikian Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) Badan Pelaksana Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal Tahun Anggaran 2014 kami susun sebagai bahan untuk
penetapan KUA-PPAS dan selanjutnya menjadi acuan dalam penetapan program dan kegiatan yang akan
disusun dalam RKA-SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan TA. 2014. Dalam Renja ini,
beberapa masukan dari hasil Musrembang Kecamatan, Musrembang Kabupaten, Musrembang Provinsi,
dan Rekapitulasi usulan kegiatan-kegiatan prioritas dari Rencana Kerja Penyuluh, Programa Desa dan
Programa BP3K/Kecamatan yang relevan. Masih banyak diharapkan masukan data pendukung sehingga
penyajian Renja ini akan semakin baik. Kiranya dapat diberi masukan positif untuk penyempurnaan
penyusunan Rencana Kerja Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing
Natal Tahun Anggaran 2014.
Panyabungan, Juli 2013
KEPALA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL
Ir. BAKHREIN LUBIS PEMBINA UTAMA MUDA NIP.19620911 199103 1 003
59
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
Tabel 2.2.1. Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara/Kabupaten Mandailing Natal
No. Indikator
SPM/Standar/ Nasional IKK
Target Capaian Setiap Tahun
Realisasi Capaian
Proyeksi Catatan Analisis
Tahun n-2 (2012) Tahun n-1 (2013) Tahun n (2014) Tahun n+1 (2015) Tahun n-2 (2012) Tahun n-1 (2013) Tahun n (2014) Tahun n+1 (2015)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1
Terbentuknya SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan dan SKPD Badan Ketahanan Pangan
1. Badan Pelaksana Penyuluhan (kelembagaan penyuluhan Kabupaten/ kota)
2. Badan/Kantor Ketahanan Pangan (kelembagaan Ketahanan Pangan Kabupaten/ kota)
UU No. 16 Tahun 2006 Renstra Kementan
2010-2014: 1. Program
Peningkatan Kesejahteraan Petani (1 program)
2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat (2 program)
-
Penyusunan Draft, Konsultasi
Terbentuknya Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan dan Badan Ketahanan Pangan
Kedua SKPD telah menjalankan Tupoksi masing-masing
Penyusunan Draft, Konsultasi Belum dilaksanakan
Penyusunan Draft, Konsultasi Belum dilaksanakan, rencana di P-APBD
Terbentuk: 1. SKPD Badan
Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan
2. SKPD Badan Ketahanan Pangan
Kedua SKPD telah menjalankan Tupoksi masing-masing sebagai fungsi Koordinasi Penyuluhan pada SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan dan Fungsi Koordinasi Ketahanan Pangan pada SKPD Badan Ketahanan Pangan
Pembentukan SKPD berkaitan dengan sinkronisasi penjabaran UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang SP3K, PP No.41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah melalui pemisahan antara Lembaga Teknis Daerah (Badan/kantor Ketahanan Pangan) dan Lembaga Lainnya (Badan Pelaksana Penyuluhan)
2
Terbentuknya Komisi Penyuluhan Kabupaten
1. Sumber bahan penyusunan kebijakan/strategi penyuluhan
UU No. 16 Tahun 2006 -
Terbentuk Komisi Penyuluhan Kabupaten
Kegiatan Komisi terlaksana
Kegiatan Komisi terlaksana
Belum terbentuk Belum terbentuk sesuai DPA, rencana pada P-APBD
Telah terbentuk dan terlaksana Kegiatannya
Telah terbentuk dan terlaksana Kegiatannya
3 Terbentuknya 23 UPT. BP3K, 401 Posluhtan, dan Sarana Pensdukung BP3K
1. 1 unit BP3K (BPP) per Kecamatan dan 1 unit Posluhtan per Desa
2. Biaya Pengadaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana (Pembangunan kantor Penyuluhan, pembelian peralatan kantor dan alat bantu penyuluhan, kenderaan dinas operasional penyuluh)
3. Pedoman Standar Minimal dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Penyuluhan
UU No. 16 Tahun 2006, PP 43 Tahun 2009 dan Permentan No. 51/ Permentan/ OT.140/ 12/2009
Terbangun 4 Posluhtan, 2 Lumbung , 2 RMU, Sarana Pendukung (17 BP3K,8 RMU, 16 Lumbung Pangan) dan terbentuk 45 posluhtan
Terbangun 2 UPT. BP3K, 5 Posluhtan, 4 rumah jaga, 2 Lumbung, 2 RMU, Sarana Pendukung (17 BP3K,2 RMU, 2 Lumbung Pangan), Rehab 1 rumah jaga dan terbentuk 55 posluhtan, Tersedianya 15 Unit Laptop dan Modem di UPT. BP3K, 1 unit mobil operasional penyuluhan, 23 set alat Pendukung Penyuluhan di Posluhtan
Terbangun 4 UPT. BP3K, 5 Posluhtan, 4 rumah jaga, 2 Lumbung, 2 RMU, Sarana Pendukung (2 BP3K,2 RMU, 2 Lumbung Pangan) , Rehab 1 rumah jaga dan terbentuk 65 posluhtan Tersedianya 8 Unit Laptop dan modem, 23 Unit Kamera Digital, 23 set alat Pendukung Penyuluhan di Posluhtan
Terbangun 5 unit Posluhtan, 4 rumah jaga, 2 Lumbung, 2 RMU, Sarana Pendukung (2 BP3K,2 RMU, 2 Lumbung Pangan) , Rehab 1 rumah jaga dan terbentuk 65 posluhtan
Pembangunan sarana Pendukung (jalan menuju 7 UPT.BP3K, Pengadaan/pemasangan instalasi listrik 12 UPT.BP3K, Pagar 13 dan jerjak 12 UPT.BP3K, Kamar Mandi/WC 4 UPT BP3K), Mesin Babat rumput 18 Unit, Almari 17 set, mobileur meja 68 dan kursi 340 bh.
dibangun 2UPT. BP3K, 1 rumah dinas/jaga, 3 MCK, 8 Pagar, 1 saung tani, 1 Ruang Pertemuan BP2KP, 4 Rehab BP3K, 1 Rehab Dek, 1 dek dan jalan, 1 Jerjak besi, 1 paket: buku perpustakaan, buku kerja, bibit hortikultura, alat ubin dan bor, alat Pertanian, sepatu bot PPL, jas hujan PPL, , Laptop, printer, GPS untuk BP3K, PUP dan PUTR, refill PUTK dan PUTS, Printer 2 buah dan Handycam 1 buah
Terbangun 4 UPT. BP3K (total 23), 9 Posluhtan, 4 rumah jaga, 4 Lumbung, 4 RMU, Sarana Pendukung (19 BP3K,2 RMU, 2 Lumbung Pangan), Rehab 1 rumah jaga dan terbentuk 55 posluhtan, Tersedianya 8 Unit Laptop dan modem, 23 Unit Kamera Digital, 23 set alat Pendukung Penyuluhan di Posluhtan
Terbangun 5 Posluhtan, 4 rumah jaga, 2 Lumbung, 2 RMU, Sarana Pendukung (23 BP3K,2 RMU, 2 Lumbung Pangan) , Rehab 1 rumah jaga dan terbentuk 65 posluhtan Tersedianya 23 Unit Laptop dan modem, 23 Unit Kamera Digital, 23 set alat Pendukung Penyuluhan di Posluhtan
41
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 4 Terbentuknya 3 unit P4S
dan 401 Gapoktan 1 P4S per Kabupaten
Pedoman Penumbuhan P4S, Pusluhtan, BPPSDMP Kementan
Pengembangan 1 unit P4S, 260 Gapoktan
Terbentuk 1 P4S dan terbangun fasilitas 2 P4S
Terbentuk 1 P4S , terbangun fasilitas 3 P4S , terbentuknya 50 Gapoktan
terbangun fasilitas 3 P4S, terbentuknya 50 Gapoktan
Pengembangan belum terlaksana
Pengembangan belum terlaksana dan belum terbentuk 1 P4S baru serta belum terbangun fasilitas 2 P4S
Terbentuk 2 P4S baru, terbangun fasilitas 3 P4S , terbentuknya 50 Gapoktan baru
terbangun fasilitas 3 P4S, terbentuknya 50 Gapoktan
5
Terbinanya Kemandirian kelembagaan petani
Pembinaan Kelompok Tani dan Gapoktan
Permentan Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 Lampiran 1
Terbinanya 310 Gapoktan, 2 unit P4S, 3.800 poktan, 25 Gapoktan siap menerima Dana BLM, 80 Gapoktan telah menerima Dana BLM
Terbinanya360 Gapoktan, 3 unit P4S, 4.000 poktan, 50 Gapoktan siap menerima Dana BLM , 80 Gapoktan telah menerima Dana BLM
Terbinanya 401 Gapoktan, 3 unit P4S, 4.000 poktan, 75 Gapoktan siap menerima Dana BLM , 105 Gapoktan telah menerima Dana BLM
Terbinanya 401 Gapoktan, 3 unit P4S, 4.500 poktan, 100 Gapoktan siap menerima Dana BLM ,130 Gapoktan telah menerima Dana BLM
Terbinanya 80 Gapoktan, 3.413 poktan
Terbinanya 260 Gapoktan, 1 unit P4S, 3.413 poktan
Terbinanya 310 Gapoktan, 1 unit P4S, 3.800 poktan, 25 Gapoktan siap menerima Dana BLM, 80 Gapoktan telah menerima Dana BLM
Terbinanya 360 Gapoktan, 3 unit P4S, 4.000 poktan, 50 Gapoktan siap menerima Dana BLM , 105 Gapoktan telah menerima Dana BLM
6
Terlaksananya Pembinaan Gapoktan Penerima BLM, Bansos, LM3
Pembinaan Kelompok Tani dan Gapoktan
Permentan Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 Lampiran 1
75 Gapoktan PUAP, 5 Gapoktan P-LDPM dan 4 Ponpes LM3 (Lama), Tersedianya 1 set data Kelompok dan Gapoktan yang mutakhir dan valid
Lama (jumlah Tahun sebelumnya) dan 20 unit kelembagaan baru (15 PUAP, 2 P-LDPM, 3 LM3), Tersedianya 1 set data Kelompok dan Gapoktan yang mutakhir dan valid
Lama dan 30 unit kelembagaan baru (25 PUAP, 2 P-LDPM, 3 LM3), Tersedianya 1 set data Kelompok dan Gapoktan yang mutakhir dan valid, intensitas kinerja KTNA/HKTI, 25 Unit Saung Tani ,
Lama dan 30 unit kelembagaan baru (25 PUAP, 2 P-LDPM, 3 LM3), 1 set data Kelompok dan Gapoktan yang mutakhir dan valid, kemitraan usaha 75 Unit Gapoktan PUAP dan yang menerima PUAP , setelahnya ,intensitas kinerja KTNA/HKTI, 25 Unit Saung Tani
Terbinanya 80 Gapoktan PUAP, 5 Gapoktan P-LDPM, 4 LM3
80 Gapoktan PUAP, 6 Gapoktan P-LDPM, 4 LM3 dan 20 unit kelembagaan baru (15 PUAP, 2 P-LDPM, 3 LM3), Tersedianya 1 set data Kelompok dan Gapoktan yang mutakhir dan valid
95 Gapoktan PUAP, 8 Gapoktan P-LDPM, 7 LM3 dan 30 unit kelembagaan baru (25 PUAP, 2 P-LDPM, 3 LM3) Tersedianya 1 set data Kelompok dan Gapoktan yang mutakhir dan valid, intensitas kinerja KTNA/ HKTI, 25 Unit Saung Tani
120 Gapoktan PUAP, 10 Gapoktan P-LDPM, 10 LM3 dan 30 unit kelembagaan baru (25 PUAP, 2 P-LDPM, 3 LM3) Tersedianya 1 set data Kelompok dan Gapoktan yang mutakhir dan valid, kemitraan usaha 75 Unit Gapoktan PUAP dan yang menerima PUAP , setelahnya ,intensitas kinerja KTNA/HKTI, 25 Unit Saung Tani
7
Tersedianya 401 orang Penyuluh PNS/Honorer/THL-TB PP/Penyuluh Swadaya
1 PPL per 1 Desa
PP Nomor 43 Tahun 2009
39 Penyuluh PNS/2 Honorer/94 THL-TB PP/ 1 Outsorcing
39 Penyuluh PNS/2 Honorer/94 THL-TB PP/ 4 Outsorcing
75 orang Penyuluh PNS/ 94THL-TB PP/Penyuluh Swadaya / 4 Outsorcing
75 orang Penyuluh PNS/98 THL-TB PP/Penyuluh Swadaya/ 4 Outsorcing, Fasilitasi penetapan Spesialisasi Penyuluh, Penilaian Penyuluh Terbaik
38 orang Penyuluh PNS/ 2 honorer/ 94 THL-TB PP/ 4 Outsorcing
38 orang Penyuluh PNS/ 2 honorer/ 94THL-TB PP/ 4 Outsourching
75 orang Penyuluh PNS/2 honorer/ 94 THL-TB PP /4 Outsorcing /Penyuluh Swadaya
75 orang Penyuluh PNS/2 honorer/ 94THL-TB PP /4 Outsorcing /Penyuluh Swadaya
8
Terlatihnya 401 orang Penyuluh
Pembinaan dan Pengawasan (ketenagaan)
PP Nomor 43 Tahun 2009
Terlatih 39 Penyuluh
Terlatih 135 Penyuluh
Terlatih 210 Penyuluh melalui Diklat Teknis Agribisnis
Terlatih 285 Penyuluh melalui Diklat Manajemen dan Diklat Teknis Agribisnis
Terlatih 135 Penyuluh
Sesuai DPA, Terlatih 136 Penyuluh
Terlatih 210 Penyuluh
Terlatih 285 Penyuluh
9
Terlatihnya 1203 orang Pengurus Gapoktan
20-25 orang Pelaku Agribisnis 1 Kelompoktani
Permentan Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 Lampiran 1
780 orang Pengurus Gapoktan
240 orang telah terlatih
600 orang telah terlatih
720 orang telah terlatih
pelatihan 282 pengurus Gapoktan
Sesuai DPA pelatihan 111 org
600 orang telah terlatih
720 orang telah terlatih
10
Terlaksanakannya Diklat Dasar dan Diklat Lanjutan bagi PPL
Pembinaan dan Pengawasan (ketenagaan)
PP Nomor 43 Tahun 2009
39 Penyuluh PNS/2 Honorer/ 94 THL-TB PP dan 5 KJF
Terlatih 135 Penyuluh
Terlatih 210 Penyuluh Terlatih 285 Penyuluh Tidak terlatihnya 39 Penyuluh
Sesuai DPA, Tidak terlatih 135 penyuluh
Terlatih 135 Penyuluh
Terlatih 210 Penyuluh
42
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
11
Terlaksananya Pembinaan bagi Pemuda/Taruna Tani
Pembinaan Kelompok Tani dan Gapoktan
Permentan Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 Lampiran 1
Terbinanya 12 Kelompok Taruna Tani dan 1 alumni Magang Jepang
Terbinanya 12 Kelompok dan 1 alumni magang Jepang
Terbinanya 12 Kelompok dan 1 alumni magang Jepang
Terbinanya 24 Kelompok dan 3 alumni magang Jepang
Tidak tercapai
Tidak tercapai
Terbinanya 12 Kelompok dan 2 alumni magang Jepang
Terbinanya 24 Kelompok dan 3 alumni magang Jepang
12
Tersedianya Gerbang Penyuluhan Madina, Teraksesnya Simluh dan Cyber Extention
Biaya Pengadaan dan Pemeliharaan sarana prasarana (alat Bantu Penyuluhan)
PP 43 Tahun 2009 Simluh dan Cyber Extention beroperasi di BP2KP
Pembukaan Gerbang Penyuluhan , Simluh dan Cyber Extention, 28 % penyuluh mengakses
Beroperasinya Gerbang Penyuluhan , Simluh dan Cyber Extention, 55 % penyuluh mengakses
Beroperasinya Gerbang Penyuluhan , Simluh dan Cyber Extention, 75 % penyuluh mengakses
Simluh dan Cyber Extention beroperasi di BP2KP, Gerbang Media telah dibuka BPPSDMP
Simluh dan Cyber Extention beroperasi di BP2KP
Beroperasinya Gerbang Penyuluhan , Simluh dan Cyber Extention, 55 % penyuluh mengakses
Beroperasinya Gerbang Penyuluhan , Simluh dan Cyber Extention, 75 % penyuluh mengakses
13
Tersedianya Buku-buku, Leaflead, Brosur, Spanduk, VCD dan Media Penyuluhan lainnya
Biaya Pengadaan dan Pemeliharaan sarana prasarana (alat Bantu Penyuluhan, pengadaan unit percontohan dan perlengkapan penunjang)
PP 43 Tahun 2009
-
Tersebarkannya 23 set Penggandaan, Pembuatan Brosur, Leaflead, dan VCD Penyuluhan ,23 set Buku-buku dan Majalah Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, serta Percontohan BP2KP
Tersebarkannya 23 set Penggandaan, Pembuatan Brosur, Leaflead, dan VCD Penyuluhan ,23 set Buku-buku dan Majalah Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, serta Percontohan BP2KP, BP3Kdan PPL
Tersebarkannya 23 set Penggandaan, Pembuatan Brosur, Leaflead, dan VCD Penyuluhan ,23 set Buku-buku dan Majalah Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, serta Percontohan BP2KP, BP3Kdan PPL
Percontohan BP2KP,
Tersebarkannya 23 set Penggandaan, Pembuatan Brosur, Leaflead, dan VCD Penyuluhan ,23 set Buku-buku dan Majalah Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, serta Percontohan BP2KP, BP3K
Tersebarkannya 23 set Penggandaan, Pembuatan Brosur, Leaflead, dan VCD Penyuluhan ,23 set Buku-buku dan Majalah Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, serta Percontohan BP2KP
Tersebarkannya 23 set Penggandaan, Pembuatan Brosur, Leaflead, dan VCD Penyuluhan ,23 set Buku-buku dan Majalah Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, serta Percontohan BP2KP, BP3Kdan PPL
14
401 hasil PRA Desa, dan 401 Programa Desa/Rencana Kerja Penyuluh, 23 Programa Kec., 1 Programa Kab. per tahun
Biaya Operasional pada Badan Pelaksana Penyuluhan, Balai Penyuluhan, dan Pos Penyuluhan
PP 43 Tahun 2009 Permentan Nomor 25/Permentan/OT.140/5/2009 tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian
Tersedianya 180 RKP, 17 Programa Kecamatan, 1 Programa Kabupaten
Tersedianya 180 RKP, 17 Programa Kecamatan, 1 Programa Kabupaten
Tersedianya 250 RKP, 19 Programa Kecamatan, 1 Programa Kabupaten
Tersedianya 280 RKP, 19 Programa Kecamatan, 1 Programa Kabupaten
Tersedianya 140 RKP, 17 Programa Kecamatan, 1 Programa Kabupaten
Tersedianya 140 RKP, 140 Programa Desa, 17 Programa Kecamatan, 1 Programa Kabupaten
Tersedianya 250 RKP/Programa Desa, 19 Programa Kecamatan, 1 Programa Kabupaten
Tersedianya 280 RKP/Programa Desa, 23 Programa Kecamatan, 1 Programa Kabupaten
15
Terlaksananya pembinaan Penyuluh dan Pelaku Utama/ Pelaku Usaha di lapangan
Sistem Kerja Latihan dan Kunjungan Metode Penyuluhan Biaya Operasional dan Tambahan Biaya Operasional Penyuluh PNS dan Pembinaan Penyuluh Swasta/Swadaya Biaya Operasional Penyuluhan
Permentan Nomor 273/Kpts/OT.160/4/ 2007 Lampiran 3 Permentan Nomor 52/Permentan/OT.140/12/2009 tentang Metode Penyuluhan Pertanian PP 43 Tahun 2009 Juklak Penggunaan Dana Dekonsentrasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Tahun 2011 oleh Pusluhtan, BPPSDMP 2010
Terlaksananya Pertemuan BP3K 2x 1 bulan, Simonev 2x1 bulan, Forum Petani 1x1 tahun, Temu Tani 1x1 bulan, Forum Penyuluh x1 tahun, , Replikasi BP3K Model 14 unit, Jambore Penyuluh per tahun, Pembinaan Pemuda Tani dan Usahawan Muda/ Masyarakat di sekitar kawasan hutan/ nelayan tradisionil, dan Operasional Penyuluh serta pembinaan SDM dan kelembagaan penyuluh yang meliputi17 UPT. BP3K, 135 Penyuluh, 260 Gapoktan, 146 Posluhtan, 1 unit P4S, 3.413 poktan
Terlaksananya Pertemuan BP3K 2x 1 bulan, Simonev 2x1 bulan, Forum Petani 1x1 tahun, Temu Tani 1x1 bulan, Forum Penyuluh x1 tahun, Replikasi BP3K Model 14 unit, Jambore Penyuluh per tahun, Pembinaan Pemuda Tani dan Usahawan Muda/ Masyarakat di sekitar kawasan hutan/ nelayan tradisionil, dan Operasional Penyuluh serta pembinaan SDM dan kelembagaan penyuluh yang meliputi19 UPT. BP3K, 210 Penyuluh 310 Gapoktan, 200 Posluhtan, 2 unit P4S, 3.800 poktan
Terlaksananya Pertemuan BP3K 2x 1 bulan, Simonev 2x1 bulan, Forum Petani 1x1 tahun, Temu Tani 1x1 bulan, Forum Penyuluh x1 tahun, Studi Banding 1x2 tahun, Replikasi BP3K Model 14 unit, Jambore Penyuluh per tahun, Pembinaan Pemuda Tani dan Usahawan Muda/ Masyarakat di sekitar kawasan hutan/ nelayan tradisionil, dan Operasional Penyuluh serta pembinaan SDM dan kelembagaan penyuluh yang meliputi19 UPT. BP3K, 285 Penyuluh, 360 Gapoktan, 250 Posluhtan, 2 unit P4S, 4.000 poktan
Terlaksananya Pertemuan BP3K 2x 1 bulan, Simonev 2x1 bulan, Forum Petani 1x1 tahun, Temu Tani 1x1 bulan, Forum Penyuluh x1 tahun, Studi Banding 1x2 tahun, Replikasi BP3K Model 14 unit, Jambore Penyuluh per tahun, Pembinaan Pemuda Tani dan Usahawan Muda/ Masyarakat di sekitar kawasan hutan/ nelayan tradisionil, dan Operasional Penyuluh serta pembinaan SDM dan kelembagaan penyuluh yang meliputi19 UPT. BP3K, 285 Penyuluh, 360 Gapoktan, 250 Posluhtan, 2 unit P4S, 4.000 poktan
Terlaksananya Pertemuan BP3K 1x1 bulan, Simonev 1x1 bulan, Operasional Penyuluh serta pembinaan SDM dan kelembagaan penyuluh yang meliputi 17 UPT. BP3K, 135 Penyuluh, 260 Gapoktan, 146 Posluhtan, 1 unit P4S, 3.413 poktan
Terlaksananya Pertemuan BP3K 2x1 bulan, Simonev 2x1 bulan, Forum Penyuluh 1x1 tahun, dan Operasional Penyuluh serta pembinaan SDM dan kelembagaan penyuluh yang meliputi17 UPT. BP3K, 136 Penyuluh, 260 Gapoktan, 146 Posluhtan, 1 unit P4S,
Terlaksananya Pertemuan BP3K 2x 1 bulan, Simonev 2x1 bulan, Forum Petani 1x1 tahun, Temu Tani 1x1 bulan, Forum Penyuluh 1x1 tahun, Studi Banding 1x2 tahun, Replikasi BP3K Model 14 unit, Jambore Penyuluh per tahun, Pembinaan Pemuda Tani dan Usahawan Muda/ Masyarakat di sekitar kawasan hutan/ nelayan tradisionil, dan Operasional Penyuluh serta pembinaan SDM dan kelembagaan penyuluh yang meliputi19 UPT. BP3K, 210 Penyuluh 310 Gapoktan, 200 Posluhtan, 2 unit P4S, 3.800 poktan
Terlaksananya Pertemuan BP3K 2x 1 bulan, Simonev 2x1 bulan, Forum Petani 1x1 tahun, Temu Tani 1x1 bulan, Forum Penyuluh 1x1 tahun, Replikasi BP3K Model 14 unit, Jambore Penyuluh per tahun, Pembinaan Pemuda Tani dan Usahawan Muda/ Masyarakat di sekitar kawasan hutan/ nelayan tradisionil, dan Operasional Penyuluh serta pembinaan SDM dan kelembagaan penyuluh yang meliputi19 UPT. BP3K, 285 Penyuluh, 360 Gapoktan, 250 Posluhtan, 2 unit P4S, 4.000 poktan
43
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16
Terlaksananya swasembada pangan masyarakat
Terbentuknya 5 Desa Mandiri Pangan (Demapan) dan 3 Replika Demapan
5 Demapan dan 5 Replika
5 Demapan dan 20 Replika
5 Demapan dan 50 Replika
5 Demapan dan 3 Replika
5 Demapan dan 3 Replika
5 Demapan dan 5 Replika
5 Demapan dan 20 Replika
17
Terlaksananya peningkatan cadangan pangan
14 Lumbung Pangan dengan 4% Pertumbuhan Usaha
16 Lumbung Pangan dengan 4% Pertumbuhan Usaha
18 Lumbung Pangan dengan 5% Pertumbuhan Usaha
20 Lumbung Pangan dengan 6% Pertumbuhan Usaha
19 Lumbung Pangan dengan 4% Pertumbuhan
19 Lumbung Pangan dengan 4% Pertumbuhan
25 Lumbung Pangan dengan 5% Pertumbuhan
32 Lumbung Pangan dengan 6% Pertumbuhan
18
Terlaksananya Ketahanan Pangan masyarakat
Ketahanan Pangan Dewan Ketahanan Pangan
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2006
Penguatan modal 3 Replika Demapan, 20 Kelompok P2KP, Monitoring Demapan, Penyusunan Peta Ketahanan dan kerentanan Pangan
Penguatan Modal 5 replika Demapan, 20 Kelompok P2KP, Pendampingan P2KP dan Monitoring Demapan
Penguatan Modal 15 replika Demapan, 20 Kelompok P2KP, Pendampingan P2KP dan Monitoring Demapan
Penguatan Modal 45 replika Demapan, 20 Kelompok P2KP, Pendampingan P2KP dan Monitoring Demapan
Penguatan modal 3 Replika Demapan, 20 Kelompok P2KP Penyusunan Peta Ketahanan dan kerentanan Pangan
Penguatan modal 3 Replika Demapan, 40 Kelompok P2KP,
Penguatan Modal 5 replika Demapan, 60 Kelompok P2KP, PendampinganP2KP dan Monitoring Demapan
Penguatan Modal 15 replika Demapan, 80 Kelompok P2KP, Pendampingan P2KP dan Monitoring Demapan
19
Terlaksananya stabilitas harga Bahan Pangan Strategis
Terselenggaranya 1 kali Pelatihan Peningkatan Mutu Pangan
-
Terselenggaranya 1 kali Pelatihan Peningkatan Mutu Pangan
Tidak terselenggara 1 kali Pelatihan Peningkatan Mutu Pangan -
Tidak terselenggara 1 kali Pelatihan Peningkatan Mutu Pangan -
Rencana 1 kali Pelatihan Peningkatan Mutu Pangan
Rencana 1 kali Pelatihan Peningkatan Mutu Pangan
20
Tercapainya peningkatan Motivasi stakeholders, dan pelaku Agribisnis terhadap Peningkatan Ketahanan pangan
Evaluasi dan Pelaporan PLDPM oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
Peraturan Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementan Nomor 13/Kpts/OT. 140/K/03/2010
Gema pangan Provinsi, Demapan Provinsi, dan Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan Provinsi, P-LDPM dan dana Pendamping,
1x Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan, Gema pangan Provinsi, Demapan Provinsi, dan Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan Provinsi, P-LDPM dan dana Pendamping,, pemantauan harga pangan strstegis
Gema pangan Provinsi, Demapan Provinsi, dan Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan Provinsi, P-LDPM dan dana Pendamping,, pemantauan harga pangan strstegis
Gema pangan Provinsi, Demapan Provinsi, dan Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan Provinsi, P-LDPM dan dana Pendamping,, pemantauan harga pangan strstegis
P-LDPM dan dana Pendamping,
Gema pangan Provinsi, P-LDPM dan dana Pendamping,
1x Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan, Gema pangan Provinsi, dan Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan Provinsi, P-LDPM dan dana Pendamping,, pemantauan harga pangan strstegis
Gema pangan Provinsi dan Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan Provinsi, P-LDPM dan dana Pendamping,, pemantauan harga pangan strstegis
21
Terlaksananya peningkatan SDM Pelaku agribisnis, pengolahan pangan lokal, dan penyebaran Informasi Diversifikasi Pangan
Dilaksanakan sosialisasi 1 kali dan diikutinya 2 kali pameran Pangan lokal per tahun
Ikutserta dalam pameran Pembangunan dan Hari Pangan Sedunia
Ikutserta dalam pameran Pembangunan dan HariPangan Sedunia
Ikutserta dalam pameran Pembangunan dan HariPangan Sedunia
Ikutserta dalam pameran Pembangunan dan HariPangan Sedunia
Ikutserta dalam pameran Pembangunan dan HariPangan Sedunia
Ikutserta dalam pameran Pembangunan dan HariPangan Sedunia
Ikutserta dalam pameran Pembangunan dan HariPangan Sedunia
44
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
22
Terselenggaranya Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi dan Berimbang, serta aman
-
Terbinanya 10 industri dan 12 warung industri rumah tangga makanan olahan dan warung penyedia konsumsi pangan yang 3B dan aman untuk anak sekolah
Terbinanya 13 industri dan 13 warung industri rumah tangga makanan olahan dan warung penyedia konsumsi pangan yang 3B dan aman untuk anak sekolah
Terbinanya 13 industri dan 13 warung industri rumah tangga makanan olahan dan warung penyedia konsumsi pangan yang 3B dan aman untuk anak sekolah
-
- Terbinanya 10 industri rumah tangga makanan olahan dan 12 warung penyedia konsumsi pangan yang 3B dan aman untuk anak sekolah
Terbinanya 13 industri rumah tangga makanan olahan dan 13 warung penyedia konsumsi pangan yang 3B dan aman untuk anak sekolah
23
Terlaksananya peningkatan ketersediaan pangan
-
1x Sosialisasi Pembinaan Pengolahan Makanan Pokok Non Beras dan 2 x per bulan Monitoring Produk Makanan Segar dan 3 paket bantuan Penanganan Daerah Rawan Pangan
1x Sosialisasi Pembinaan Pengolahan Makanan Pokok Non Beras dan 4 x per bulan Monitoring Produk Makanan Segar dan 4 paket bantuan Penanganan Daerah Rawan Pangan
1x Sosialisasi Pembinaan Pengolahan Makanan Pokok Non Beras dan 4 x per bulan Monitoring Produk Makanan Segar dan 4 paket bantuan Penanganan Daerah Rawan Pangan
Tidak terlaksana Pembinaan Pengolahan Makanan Pokok Non Beras dan Monitoring Produk Makanan Segar dan Penanganan Daerah Rawan Pangan
1x Sosialisasi Pembinaan Pengolahan
Makanan Pokok Non Beras dan 4 x
per bulan Monitoring Produk Makanan Segar
dan 17 paket bantuan
Penanganan Daerah Rawan
Pangan
1x Sosialisasi Pembinaan Pengolahan Makanan Pokok Non Beras dan 4 x per bulan Monitoring Produk Makanan Segar dan 4 paket bantuan Penanganan Daerah Rawan Pangan
1x Sosialisasi Pembinaan Pengolahan Makanan Pokok Non Beras dan 4 x per bulan Monitoring Produk Makanan Segar dan 4 paket bantuan Penanganan Daerah Rawan Pangan
24
Tersedianya pelayanan administrasi
Tersedianya 1 data Sistem Pengendalian Intern per tahun
Tersedianya 1 data Sistem Pengendalian Intern per tahun
Tersedianya 1 data Sistem Pengendalian Intern per tahun
Belum tersedianya 1 data Sistem Pengendalian Intern per tahun
Belum tersedianya 1 data Sistem Pengendalian Intern per tahun
Tersedianya 1 data Sistem Pengendalian Intern per tahun
Tersedianya 1 data Sistem Pengendalian Intern per tahun
25
Tersedianya Metode pelaporan
Tersusunnya LAKIP, Laporan SAI, dan Laporan Keuangan yang akuntabel
Tersusunnya LAKIP, Laporan SAI, dan Laporan Keuangan yang akuntabel
Tersusunnya LAKIP, Laporan SAI, dan Laporan Keuangan yang akuntabel
Belum akuntabel penyusunan LAKIP, Laporan SAI, dan Laporan Keuangan
Akuntabelnya penyusunan LAKIP, Laporan SAI, dan Laporan Keuangan
Tersusunnya LAKIP, Laporan SAI, dan Laporan Keuangan yang akuntabel
Tersusunnya LAKIP, Laporan SAI, dan Laporan Keuangan yang akuntabel
26
Tersedianya perencanaan pembangunan yang kredibel dan berkelanjutan
1. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
2. Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
Tersusunnya Renstra 5 Tahunan, dan Renja, RKA, DPA/DPPA setiap tahun dengan baik dan Terbuatnya data Indeks Kepuasan Pelayanan SKPD
Tersusunnya Renja, RKA, DPA/DPPA , Terbuatnya data Indeks Kepuasan Pelayanan SKPD
Tersusunnya Renja, RKA, DPA/DPPA , Terbuatnya data Indeks Kepuasan Pelayanan SKPD
Belum baiknya l penyusunan Renstra 5 Tahunan, dan Renja, RKA, DPA/DPPA setiap tahun dan belum terbuatnya data Indeks Kepuasan Pelayanan SKPD
Semakin baiknya penyusunan
Renstra/ Renja, RKA, DPA/DPPA
dan belum terbuatnya data
Indeks Kepuasan Pelayanan SKPD
Tersusunnya Renja, RKA, DPA/DPPA , Terbuatnya data Indeks Kepuasan Pelayanan SKPD
Tersusunnya Renja, RKA, DPA/DPPA , Terbuatnya data Indeks Kepuasan Pelayanan SKPD
45
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
27
Tersedianya Data asset yang lengkap
Tertata administrasi asset, Tersedia Laporan Tahunan keadaan Barang, usul pengadaan/ penghapusan barang
Tersedianya 1 set Laporan Tahunan keadaan Barang, Tersedianya usul pengadaan/ peng-hapusan barang
Tersedianya 1 set Laporan Tahunan keadaan Barang, Tersedianya usul pengadaan/ peng-hapusan barang
Belum tertata baik administrasi aset, Laporan Tahunan keadaan Barang, usul pengadaan/ penghapusan barang
Mulai tertata baik administrasi aset, Laporan Tahunan keadaan Barang, usul pengadaan/
penghapusan barang
Tersedianya 1 set Laporan Tahunan keadaan Barang, usul pengadaan/ penghapusan barang
Tersedianya 1 set Laporan Tahunan keadaan Barang, dan usul pengadaan/ penghapusan barang
28
Tersedianya pelayanan administrasi
Terlaksananya pelayanan administrasi Perkantoran
Terlaksananya pelayanan administrasi Perkantoran
Terlaksananya pelayanan administrasi Perkantoran
Masihkurangnya pelaksanaan pelayanan administrasi Perkantoran
Masihkurangnya pelaksanaan pelayanan administrasi Perkantoran
Terlaksananya pelayanan administrasi Perkantoran
Terlaksananya pelayanan administrasi Perkantoran
29
Tersedianya pelayanan koordinatif
Terlaksananya pelayanan koordinatif
Terlaksananya pelayanan koordinatif
Terlaksananya pelayanan koordinatif
Masihkurangnya pelaksanaan pelayanan koordinatif
Masihkurangnya pelaksanaan pelayanan koordinatif
Terlaksananya pelayanan koordinatif
Terlaksananya pelayanan koordinatif
46
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 TABEL 2.1.2. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD sampai dengan Tahun Berjalan Kabupaten Mandailing Natal SKPD: BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KODE URUSAN/BIDANG
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOMES) / KEGIATAN (OUTPUT)
TARGET CAPAIAN KINERJA RENSTRA SKPD TAHUN 2016 (AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD) (%)
REALISASI TARGET KINERJA HASIL PROGRAM DAN KELUARAN KEGIATAN S/D TAHUN 2011 (n-3)
TARGET DAN REALISASI KINERJA PROGRAM DAN KELUARAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2012 (TAHUN LALU / n-2)
TARGET PROGRAM/ KEGIATAN RENJA SKPD TAHUN BERJALAN (n-1) TAHUN 2013
PERKIRAAN REALISASI CAPAIAN TARGET PROGRAM DAN KEGIATAN RENSTRA SKPD S/D TAHUN 2016
CATATAN
TARGET REALISASI TINGKAT REALISASI (%)
REALISASI CAPAIAN
TINGKAT CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10= (5+7+9) 11=(10/4) 12 1 WAJIB 1 21 KETAHANAN PANGAN 1 21 01.15 PROGRAM PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN PETANI 100 % 0% 26.66% 0 % 0 % 26,66 % 26,66 % 26,66 %
1 21 01.15 06 Sosialisasi Akses Pangan Kabupaten/Kota
Meningkatnya Pemahaman aparat dalam memahami akses pangan masyarakat
100,00 0 0 0 0 % 0 0 0
1 21 01.32 PROGRAM PENINGKATAN SDM DAN KELEMBAGAAN PETANI
100,00 % 12,88 % 12,00 % 14,77 % 123,08 % 14,77 % 42,42 % 42,42 %
1 21 01.32 01 Pembinaan Penyelenggaraan Penyuluhan (Dekonsentrasi-APBN): a. Pembinaan Poktan dan
Gapoktan b. Pemberdayaan Petani melalui
Metode Denfarm dengan Pola SL-Agribisnis Padi
c. BOP Penyuluh PNS d. Honorarium dan BOP THL TB
PP e. Penggandaan Materi
Penyuluhan Kabupaten/Kota f. Langganan Tabloid Pertanian g. Administrasi Kegiatan
Kabupaten h. Monev Penyelenggaraan
Penyuluhan Pertanian
Terpenuhinya Pembinaan Poktan dan Gapoktan , Pemberdayaan Petani melalui Metode Denfarm dengan Pola SL-Agribisnis Padi, BOP Penyuluh PNS dan THL TB, onorarium THL TB PP, Penggandaan Materi Penyuluhan, Langganan Tabloid Pertanian, Administrasi Kegiatan Kabupaten, dan Monev Penyelenggaraan Penyuluhan Pertania (195)
500 64,41 60,00 73,84 123,08 % 73,84 212,09 42,42 %
1 21 01.16 PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN
Penataan kelembagaan ketahanan pangan untuk menjamin ketersediaan pangan serta mengatasi daerah rawan pangan
100 % 3,25 % 12,88 % 10,43 % 0,52 % 26,59 % 28,71 % 29,73 %
1 21 01.16 33 Pemberdayaan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal
Terfasilitasinya 24 kali Posko Dewan KP Kecamatan dan 12 kali Posko Kabupaten, serta diikutinya 12 kali Posko Provinsi, 1 kali Posko Regional/Nasional per Tahun (2.885 Kali)
2.885 859 577
69 11,96 % 577 1.505 52,17 %
1 21 01.16 44
Gerakan Aksi Masyarakat Mandiri melalui Pengembangan cadangan Pangan (APBD Provinsi)
Tersedianya penguatan modal kelompok Gemapangan
20 4 4 0 0 % 4 8 40,00 %
17
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10= (5+7+9) 11=(10/4) 12
1 21 01.16 53 Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Pekarangan dan Pangan Lokal dalam mendukung Gerakan Masyarakat Mandiri Pangan (APBD Prov)
Meningkatnya mutu produk olahan pangan local dan gizi masyarakat
100,00 20 20 0 (0 %) 20 40 40,00 %
1 21 01.16 54 Pemberdayaan Masyarakat Daerah Rawan Pangan (APBD Provinsi)
Tersedianya penguatan modal kelompok dan penanganan kerawanan pangan
100,00 0 20 0 (0 %) 20 20 20 ,00%
1 21 01.16 48 Pengembangan Kemitraan Agro Industri di kawasan Sentra Produksi Padi Berbasis Komunitas Petani/Kelompok Tani dan Swasta
Berkembangnya kemitraan Agro-Industri
100,00 0 20 0 (0 %) 20 20 20 ,00%
1 21 01.16 49 Pengembangan Desa Mandiri Pangan (APBD Provinsi)
Tersedianya penguatan modal kelompokDemapan dan penanganan kerawanan pangan
100,00 0 20 0 (0 %) 20 20 20,00 %
1 21 01.16 50 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan di Lokasi Gema Pangan
Terbentuknya Koordinasi Kegiatan
100,00 0 20 0 (0 %) 20 20 20,00 %
1 21 01.16 51 Peningkatan Kpasitas Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di lokasi Gema Pangan (APBD Provinsi)
Menigkatnya kinerja penyuluh di lokalita sebesar 50 %
100,00 0 20 0 (0 %) 20 20 20,00 %
1 21 01.16 55 Pemberdayaan Usaha Distribusi Pangan (APBD Provinsi)
Tersedianya Bantuan Modal Usaha Distribusi Pangan untuk 8 Lumbung
100,00 0 20 0 (0 %) 20 20 20,00 %
1 21 01.16 21 Pengembangan Cadangan Pangan Daerah (APBD Provinsi)
Menyediakan Cadangan Pangan di tingkat desa/Kel. Untuk dapat dimanfaatkan sewaktu-waktu oleh kelompok lumbung pangan
100,00 0 20 0 (0 %) 20 20 20,00 %
1 21 01.16 53 Pembinaan Warung Sehat Anak sekolah (3B; Beragam, Bergizi, dan Berimbang); (APBD Provinsi)
Terbinanya 60 warung penyedia konsumsi pangan yang 3B dan aman untuk anak sekolah
100,00 0 20 0 (0 %) 20 20 20,00 %
1 21 01.16 31 Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) Kabupaten Mandailing Natal
Tersusunnya NBM Kabupaten Mandailing Natal
100,00 0 0 0 (0 %) 25 25 25,00 %
1 21 01.16 32 Pembinaan Kelompok pada Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan
Tercapainya peningkatan SDM Pengurus 5 Kelompok Demapan
100,00 0 0 0 (0 %) 50 50 50 ,00 %
1 21 01.16 33 Pembinaan Kelompok/Gapoktan Lumbung Pangan
Tercapainya peningkatan SDM Pengurus Kelompok Lumbung dan Gapoktan
100,00 0 27,6 0 (0 %) 18,10 18,10 18,10 %
1 21 01.16 34 Pemberdayaan Masyarakat Daerah Rawan Pangan
Terwujudnya 4 lumbung pangan masyarakat di DRP
100,00 0 25,00 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
1 21 01.16 35 Replika Pengembangan Desa Mandiri Pangan
Tersedianya penguatan modal 5 kelompok Replika Pengembangan Desa Mandiri Pangan dan penanganan kerawanan pangan
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
1 21 01.16 36 Dana Pendamping P2KP Terdampinginya penguatan modal 80 kel. untuk percepatan kemandirian pangan
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
1 21 01.16 37 Pembinaan dan Monitoring Desa Mandiri Pangan
Terdampinginya 5 kegiatan Demapan mandiri
100,00 0 23,60 0 (0 %) 23,6% 23,6% 23,6%
18
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10= (5+7+9) 11=(10/4) 12
1 21 01.16 38 Pelatihan Peningkatan Mutu Pangan
Terselenggaranya 1 kali Pelatihan Peningk Mutu Pangan
100,00 0 0 0 (0 %) 50,00 50,00 50,00 %
1 21 01.16 39 Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan bagi Aparat dan Lembaga Tani
Termotivasinya aparat dan lembaga tani dalam peningkatan Ketahanan Pangan
100,00 0 0 0 (0 %) 50,00 50,00 50,00 %
1 21 01.16 19 Gerakan Aksi Masyarakat Mandiri dan Swasembada Pangan (APBDProv)
Tersedianya penguatan modal kelompok Gemapangan dalam mewujudkan Rakyat Tidak Lapar
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
1 21 01.16 21 Pemberdayaan Masyarakat Daerah Rawan Pangan (APBD Provinsi)
Terwujudnya 4 lumbung pangan masyarakat di daerah rawan pangan
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
Pengembangan Desa Mandiri Pangan (APBD Provinsi)
Terlaksananya Kemandirian pangan masyarakat
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
1 21 01.16 20 Dana Pendamping Gerakan Aksi Masyarakat Mandiri dan Swasembada Pangan
Terdampinginya pelaksanaan Gema pangan
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
01.16 Penataan kelembagaan ketahanan pangan untuk menjamin distribusi, akses pangan dan keamanan pangan
100 % 7,44 % 11,13 % 4,56 % 21,12 % 29,88 % 41,88 % 41,88 %
1 21 01.16 17 P-LDPM (Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat) (Bansos-APBN)
Terwujudnya Modal Usaha 17 pembentukan dan 22 pengembangan Gapoktan PLDPM
100,00 20,65 24,53 7,55 30,78 % 24,53 52,73 52,73 %
1 21 01.16 18 Pembinaan Gapoktan Penerima P-LDPM
Tercapainya peningkatan SDM Pengurus 22 Kelompok Lumbung dan Gapoktan
100,00 9,09 20,00 10,70 53,50 % 20,00 39,79 39,79%
1 21 01.16 25 Pemantauan Harga Bahan Pangan Strategis
Teraksesnya petani dan konsumen dalam penentuan harga
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
1 21 01.16 52 Pemberdayaan Usaha Distribusi Pangan
Tersedianya Bantuan Modal Usaha Distribusi Pangan untuk 8 Lumbung
100,00 0 0 0 (0 %) 50,00 50,00 50,00 %
01.16 Peningkatan diversifikasi konsumsi pangan
100 % 0 % 3,43 % 4,64 % 45,09 % 18,50 % 23,14 % 23,14 %
1 21 01.16 22 Diversifikasi Pangan Berbasis Pangan Lokal
Tersosialisasinya Diversifikasi pangan berbasis Pangan lokal
100,00 0 10,30 13,93 135,26 % 19,20 33,13 33,13 % 1 21 01.16 23 Pemberdayaan Industri Rumah
Tangga Makanan Olahan Skala Kecil
Terbinanya 53 unit Industri Rumah Tangga Makanan Olahan
100,00 0 0 0 (0 %) 11,30 11,30 11,30 %
1 21 01.16 24 Pembinaan Warung Sehat Anak sekolah (3B; Beragam, Bergizi, dan Berimbang);
Terbinanya 60 warung penyedia konsumsi pangan yang 3B dan aman untuk anak sekolah
100,00 0 0 0 0% 25,00 25,00 25,00 %
01.16 Peningkatan diversifikasi untuk menjamin keamanan pangan
100 % 0% 0% 0% 0% 24,70 % 24,70 % 24,70 %
1 21 01.16 54 Pembinaan Pengolahan Makanan Pokok Non Beras
Tersosialisasikannya produk pangan yang 3B dan aman 4 kali
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
1 21 01.16 26 Monitoring Produk Makanan Segar Terpantaunya produk pangan yang 3B dan aman di pasar
100,00 0 0 0 (0 %) 24,40 24,40 24,40%
19
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10= (5+7+9) 11=(10/4) 12
01.16 Peningkatan penanganan kerawanan pangan
100,00 0 50 % 29,23 % 29,23 % 8,8 % 38,02 % 38,02 % 1 21 01.16 28 Penanganan Daerah Rawan
Pangan
Tersedianya 17 paket bantuan Pangan untuk Penanganan Daerah Rawan Pangan
100,00 0 0 0 (0 %) 17,60 17,60 17,60 %
1 21 01.16 27 Penyusunan Peta Ketahanan dan kerentanan Pangan (FSVA) Kabupaten Mandailing Natal
Tersusunnya 1 set Peta Ketahanan Pangan dan 1 set Peta Kerentanan Pangan
100,00 0 100 58,45 58,45 % 0 58,45 58,45 %
1 21 01.28 PROGRAM PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN
Penataan Kelembagaan Penyuluh
100,00 % 18,12 % 21,26 % 4,95 % 23,28 % 18,16 % 41,23 % 41,23 %
1 21 01.28 06 Penyelesaian Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal tentang Kelembagaan Penyuluhan yang sesuai dengan UU No. 16 Tahun 2006
Terbentuknya SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dan SKPD Badan Ketahanan Pangan
100,00 0 0 0 0 % 38,00 38,00 38,00 %
1 21 01.28 07 Pemberdayaan Komisi Penyuluhan Kabupaten
Terbentuknya dan berdayanya Komisi Penyuluhan Kabupaten
100,00 0 14 0 0 % 21,5 21,5 21,5 %
1 21 01.28 12 Fasilitasi pembentukan UPT. BP3K (1 unit per Kecamatan), satu Posluhtan satu desa
Terbangunnya 6 unit BP3K (total 23 Unit)
23 17 2 2 100% 2 21 91,30 %
1 21 01.28 09 Pembangunan Pos Penyuluhan Pertanian (Posluhtan) desa (BDB Provinsi)
Terbentuk 401 dan Terbangunnya 23 Unit Posluhtan
424 146 49 0 0 % 62 208 49,06 %
1 21 01.28 10 Dana Pendamping Pembangunan Pos Penyuluhan Pertanian (Posluhtan)
Tersedianya perencanaan Konsultan dan pengawasan pembangungan Posluhtan
60 0 17,4 0 0,00 % 21,7 21,7 21,70%
1 21 01.28 17 Pengelolaan Dana DAK Bidang Pertanian untuk Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (DAK-APBN)
Terbangunnya 6 Unit BP3K (total 23), 10 Unit Lumbung Pangan (total 24), 18 unit Rumah Jaga BP3K dan beberapa Sarana Pendukung
65 34 3 3 100 %
6 43 66,15
1 21 01.28 20 Dana Pendamping Pengelolaan Dana DAK Bidang Pertanian untuk Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Tersedianya perencanaan Konsultan dan pengawasan Pengelolaan Dana DAK Bidang Pertanian untuk Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
60 20 10 10 100 % 10 40 66,66 %
1 21 01.28 30 Penyediaan Sarana Prasarana Penyuluhan di BP3K (BDB Provinsi)
Tersedianya 23 Unit Laptop, 23 Unit Kamera Digital, 23 Unit Infocus, 23 Unit Wireless, Screen Infocus, serta Modem dan Sarana Prasarana lainnya di UPT. BP3K
100,00 0 18,5 5,58 (0 %) 18,50 24,08 24,08 %
1 21 01.28 31 Dana Pendamping kegiatan Penyediaan Sarana Prasarana Penyuluhan di BP3K
Tersedianya perencanaan Konsultan dan pengawasan penyediaan Sarana Prasarana Penyuluhan di BP3K
100,00 0 18,5 0 (0 %) 18,5 18,5 18,50 %
20
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10= (5+7+9) 11=(10/4) 12
1 21 01.28 15 Pembangunan Sarana Pendukung BP3K, RMU dan Lumbung Pangan (APBN)
Direhab-nya 5 bangunan UPT. BP3K, direhab-nya 4 Rumah Jaga BP3K, Dibangunnya 18 rumah jaga BP3K, dibangunnya 10 Unit RBU/ Pengadaan RMU/ Lantai Jemur, Serta 10 Unit Lumbung Pangan dan Jalan menuju BP3K, RMU dan Lumbung Pangan (23+16+24=53)
265 22 53 32 60,37 % 53 107 40,37 %
1 21 01.28 16 Dana Pendamping Pembangunan Sarana Pendukung BP3K, RMU dan Lumbung Pangan (APBN)
Tersedianya perencanaan Konsultan dan pengawasan Pembangunan Sarana Pendukung BP3K , RMU dan Lumbung Pangan
6 2 1 1 100 % 1 4 66,67 %
1 21 01.28 32 Pengadaan Mobil Operasional Penyuluhan (APBN)
Diadakannya 1 Unit Mobil Operasional Penyuluhan dan fasilitas pendukungnya
1 0 1 0 0 % 0 0 0,00 %
1 21 01.28 29 Pengembangan Pos Penyuluhan Pertanian (Posluhtan) desa
Diadakannya 23 set alat Pendukung Penyuluhan di Posluhtan
100,00 0 17,6 0 (0 %) 17,6 17,6 17,6 %
01.28 Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani
100,00 % 26,87 % 18,29 % 2,33 % 24,66 % 25,99 % 55,19 % 55,19 %
1 21 01.28 11 Fasilitasi pengembangan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S)
Terbangunnya fasilitas 3 Unit P4S
60 10 26,2 0 0 % 24,6 41,27 41,27 %
1 21 01.28 18 Fasilitasi Penumbuhan Gapoktan Penerima Dana BLM
Terbinanya 100 Unit Gapoktan untuk siap menerima Dana BLM
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
1 21 01.28 19 Fasilitasi Pembinaan kepada Gapoktan Penerima Dana BLM
Terdampingi dan terbinanya 80 Unit Gapoktan yang telah menerima Dana BLM
290 94 20 11,13 70 % 25,00 68,54 68,54 %
1 21 01.28 14 Fasilitasi pembentukan satu Gapoktan satu desa
Terbentuknya 141 Gapoktan baru (lama 260, total 401)
401 260 0 0 0 % 47 307 76,56 %
1 21 01.28 24 Pengembangan Kemitraan usaha antara Gapoktan dengan Industri Pertanian
Terjalinnya kemitraan usaha antara 75 Unit Gapoktan Penerima PUAP dan yang menerima PUAP setelahnya
75 16 0 0 0,00 % 33,3 54,63 54,63 %
1 21 01.28 22 Pengembangan Gapoktan menjadi Lembaga Ekonomi Pedesaan Agribisnis (Simpan Pinjam/LKMA)
Terkembangkannya 75 Gapoktan PUAP, 5 Gapoktan P-LDPM dan 5 Demapan menjadi LKM-A
85 66 21 0 0 % 21 87 102,35 %
1 21 01.28 13 Pemutakhiran Data Kelompok Tani dan Gapoktan
Tersedianya 1 set data Kelompok dan Gapoktan yang mutakhir dan valid (Target 6.000 Kel.Tani dan 401 Gapoktan)
6.401 3.673
735
255 34,69 % 735 4.663
72,85 %
1 21 01.28 23 Klassifikasi Kelompok Tani dan Gapoktan
Tersedianya 1 set data kelas Kelompok Tani dan Gapoktan
3.673 0 0 0 0 % 1.224 1.224 33,33 %
1 21 01.28 21 Penumbuhan dan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani
Terkembangkannya 401 unit Gapoktan
401 260 129 61 47,29 % 47 368 91,77 %
21
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10= (5+7+9) 11=(10/4) 12
1 21 01.28 25 Pembinaan Kemitraan Gapoktan dan Pengusaha Agribisnis (APBD Prov.)
Terjalinnya kemitraan usaha antara 75 Unit Gapoktan Penerima PUAP dan yang menerima PUAP setelahnya dengan Pengusaha Agribisnis
200 80 25 0 44 % 67 147 73,5 %
1 21 01.28 27 Pemberdayaan KTNA dan HKTI Meningkatnya intensitas kinerja dan kegiatan KTNA dan HKTI
100,00 25,00 0 0 (0 %) 25,00 50.00 50,00 %
1 21 01.28 28 Penumbuhan Saung Tani Terbangunnya 200 Unit Saung Tani
100,00 0 0 2,00 100,00 % 25,00 27,00 27,00 %
1 21 01.20 PROGRAM PEMBERDAYAAN SDM PENYULUHAN
Penataan serta peningkatan jumlah penyuluh
83,16 % 16,96 0,50 0,37 74,00 % 12,50 29,83 35,87 %
1 21 01.20 09 Pemenuhan satu penyuluh satu desa melalui pengangkatan Penyuluh PNS dan Penyuluh Swadaya (APBD Prov.)
Terangkatnya 266 Penyuluh PNS atau Penyuluh Swadaya baru
401 136
4 3 75,00 % 0 139
34,66 %
1 21 01.20 24 Pemenuhan satu penyuluh satu desa melalui pengangkatan Penyuluh PNS dan Penyuluh Swadaya
Terangkatnya 266 Penyuluh PNS atau Penyuluh Swadaya baru
401 136
4 3 75,00 % 0 139
34,66 %
1 21 01.20 10 Fasilitasi penetapan Spesialisasi Penyuluh
Meningkatnya Kapasitas 39 orang Penyuluh PNS
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
1 21 01.20 11 Penilaian Penyuluh Lapangan Terbaik Tingkat Kabupaten
Meningkatnya motivasi 401 orang Penyuluh
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
01.20 Peningkatan Kompetensi Penyuluh.
75,00 % 11,22 % 38,87 % 9,39 % 24,16 % 44,33 % 64,94 % 86,59 %
1 21 01.20 05 Diklat Teknis Agribisnis bagi Penyuluh
Meningkatnya SDM 401 orang Penyuluh
401 33,66 50,00 28,18 56,36 % 0 61,85 61,85 %
1 21 01.20 12 Diklat Manajemen bagi Penyuluh
Meningkatnya SDM 401 orang Penyuluh
401 0 0 0 0 % 50,00 50,00 50,00%
1 21 01.20 25 Diklat Manajemen bagi Penyuluh (APBD Prov)
Meningkatnya SDM 401 orang Penyuluh
401 0 135 0 0 % 50,00 50,00 50,00%
01.20 Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di Lokalita Agromarinepolitan
Meningkatnya Kinerja Penyuluhan di Lokalita sebesar 50%
100,00 0 33,00 0 (0 %) 33,00 33,00 33,00 %
01.20 Peningkatan Kompetensi Pelaku Agribisnis
64,84 % 12,55 % 13,96 % 5,40 % 38,68 % 20,47 % 38,42 % 59,25 %
1 21 01.20 13 Diklat Teknis Agribisnis bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis
Meningkatnya SDM Petani/Pelaku Utama Agribisnis
100,00 (0 %) 18,20 16,12 88,67 % 18,2 34,32 34,32 %
1 21 01.20 14 Diklat Kewirausahaan bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis
Meningkatnya SDM 1203 orang Pengurus Gapoktan
1.203 240 240 0 0 % 25,00 44,95 44,95 %
1 21 01.20 15 Diklat Kepemimpinan dan Kelembagaan bagi Petani/Pelaku Utama Agribisnis
Meningkatnya SDM 401 orang Pengurus Gapoktan
401 71 15 0 73,33% 18,20 159 39,65 %
01.20 Pelatihan Tenaga Fungsional melalui Diklat dasar dan Diklat Lanjutan
100,00% 31,15 % 50,00 % 0 % 0% 29,82 % 60,97 60,97 %
22
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10= (5+7+9) 11=(10/4) 12
1 21 01.20 16 Diklat Dasar Penyuluh THL-TB
Tercapainya Peningkatan SDM 94 orang Penyuluh THL-TB PP
94 21 50,00 0 0 % 21 44,68
44,68 %
1 21 01.20 17 Diklat Lanjutan Penyuluh PNS
Tercapainya Peningkatan SDM 39 orang Penyuluh PNS dan 5 orang KJF
41 20 50,00 0 0 21 41 100 %
1 21 01.20 26 Diklat Dasar Penyuluh THL-TB (APBD Prov.)
Tercapainya Peningkatan SDM 94 orang Penyuluh THL-TB PP
94 21 50,00 0 0 % 21 44,68
44,68 %
01.20 Penumbuhan Wirausahawan Muda
100,00 % 0,00 % 0,00 % 0,00 % 0,00 % 50,00 % 50,00 % 50,00 %
1 21 01.20 18 Sosialisasi Agribisnis Komoditi Spesifik Lokasi bagi Pemuda/Taruna Tani
Tercapainya Peningkatan SDM Pemuda Tani
100,00 0 0 0 0 % 50,00 50,00 50,00 %
01.20 Penataan Sistem Informasi Penyuluhan berbasis Media On Line
100,00 % 0 % 2,43 % 36,56 % 25,00 % 28,26 % 100 % 100,00 % 1 21 01.20 19 Pemutakhiran Data Penyuluh
PNS dan THL-TB berbasis SIMLUH
Termutakhirkannya data 401 Penyuluh melalui aplikasi Simluh
401 0 39 39 100% 39 200,00 200,00 %
1 21 01.20 20 Penelusuran Data dan Informasi melalui Pengelolaan Cyber Extention
Terakses dan terhimpunnya data dan Informasi penyuluhan melalui Pengelolaan Cyber Extention
100,00 0 0 0 0 % 18,70 18,70 18,70 %
1 21 01.20 21 Fasilitasi Pembentukan Gerbang Media dan Pengembangan Jejaring Sosial Penyuluhan
Tersedianya data dan Informasi penyuluhan Kab. Mandailing Natal di Internet
100,00 0 0 50,00 0 % 42,30 92,30 92,30 %
1 21 01.20 27 Fasilitasi Pembentukan Gerbang Media dan Pengembangan Jejaring Sosial Penyuluhan (APBD Prov.)
Tersedianya data dan Informasi penyuluhan Kab. Mandailing Natal di Internet
100,00 0 0 50,00 0 % 42,30 92,30 92,30 %
01.20 Penyampaian Informasi Penyuluhan sampai ke tingkat petani/ pelaku utama agribisnis
71,43 % 7,45 8,85 1,24 % 14,01 % 23,94 % 32,63 % 45,68 %
1 21 01.20 22 Penyebaran Informasi Penyuluhan melalui Penggandaan, Pembuatan Brosur, Leaflead, dan VCD Penyuluhan berdasarkan Potensi Lokal
Tersebarkannya 23 set informasi penyuluhan melalui Penggandaan, Pembuatan Brosur, Leaflead, dan VCD Penyuluhan per Tahun
100,00 0 0 0 0 % 31,00 31,00 31,00 %
1 21 01.20 23 Pengadaan Buku-buku dan Majalah Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
Tersedianya 23 set Buku-buku dan Majalah Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Per Tahun
100,00 0 0 0 0 % 31,00 31,00 31,00 %
1 21 01.20 06 Percontohan BP2KP Terlaksananya 15 Paket kegiatan percontohan sebagai acuan untuk percontohan Penyuluh dan budi daya komoditas di lapangan
15 0 9,80 8,66 88,37 % 19,30 27,96 27,96 %
1 21 01.20 07 Percontohan BP3K Terlaksananya 23 Paket kegiatan percontohan sebagai acuan untuk percontohan Penyuluh di lapangan per Tahun
23 6 6 0 0 21,57 6 47,66 %
1 21 01.20 08 Percontohan Penyuluh Lapangan
Terlaksananya kegiatan 401 paket percontohan Penyuluh
100,00 0 0 0 0 % 21,57 21,57 21,57 %
23
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10= (5+7+9) 11=(10/4) 12
1 21 01.20 28 Percontohan BP3K (APBD Prov.)
Terlaksananya 23 Paket keg. percontohan sbg acuan untuk percontohan Penyuluh di lapangan per Tahun
23 6 6 0 0 % 21,57 6 47,66 %
1 21 01.20 29 Percontohan Penyuluh Lapangan (APBD Prov.)
Terlaksananya kegiatan 401 paket percontohan Penyuluh
100,00 0 0 0 (0 %) 21,57 21,57 21,57 %
1 21 01.27 PROGRAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (PPK)
Penataan sistem perencanaan penyelenggaraan penyuluhan PPK melalui metode perencanaan partisipatif
80,00 % 4,10 % 19,24 % 18,62 % 96,78 % 35,08 % 57,80 % 72,25 %
1 21 01.27 07 PRA di Wilyah Kerja Penyuluh Tersedianya Laporan Pelaksanaan PRA di 401 Desa/Kelurahan
100,00 0,72 34,30 33,19 96,75 % 65,70 140 99,61 %
1 21 01.27 15 Penyusunan Metode Penyuluhan Kabupaten berbasis Potensi Lokal
Tersusunnya Metode Penyuluhan Kabupaten berbasis Potensi Lokal setiap tahun
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
1 21 01.27 16 Penyusunan Rencana Kerja BP2KP, Rencana Kerja BP3K dan Rencana Kerja Penyuluh Lapangan
Tersusunnya 1 Rencana Kerja Kabupaten, 23 BP3K, dan 401 Penyuluh Lapangan
2.125 288 160 154 96,25 % 192 634 29,84 %
1 21 01.27 14 Penyusunan Programa BP2KP,Programa BP3K, dan Programa Desa
Tersusunnya 1 Programa Kabupaten, 23 BP3K, dan 401 Desa (Total 5 +115 + 2005 buah)
2.125 30
18
18 100 % 212 211 12,24 %
1 21 01.27 09 PRA di Wilyah Kerja Penyuluh (APBD Prov.)
Tersedianya Laporan Pelaksanaan PRA di 401 Desa/Kelurahan
100,00 0,72 34,30 33,19 96,75 % 65,70 140 99,61 %
01.27 Penataan Penyelenggaraan penyuluhan pertanian,perikanan, dan Kehutanan
85 % 11,19 % 6,49 % 3,61 % 55,62 % 22,81 % 37,61 % 44,25 %
1 21 01.27 02 Supervisi, Monitoring dan Evaluasi Penyuluh Lapangan
Tersupervisi, termonitoring dan terevaluasinya 401 orang Penyuluh Lapangan, 23 Kepala/Kasubbag. TU BP3K (1391 target ke Penyuluh dan 99 target ke BP3K )
1.490 560 156 156 100 % 262 978 65,64 %
1 21 01.27 08 Pertemuan dan Pelatihan BP3K Terfasilitasinya transfer teknologi dan informasi bagi penyuluh di BP3K 24 kali per tahun (101x24=2.424)
2.424 664 408 187 45,83 % 408 1.259 51, 93 %
1 21 01.27 01 Forum Petani/Pelaku Agribisnis Terlaksananya 1 kali Forum Petani per tahun (23 BP3K) (17+17+17+19+21+23=114)
114 15 17 0 0 % 19 34 29,82 %
01.27 Temu Tani pada Posluhtan Terfasilitasi pertemuan petani di 401 Posluhtan
100 0 0 0 0% 25,00 25,00 25,00 % 1 21 01.27 03 Forum Penyuluh Terlaksananya 1 kali Forum
Penyuluh 114 15 17 17 100,00 % 19 51 44,73 %
1 21 01.27 06 Studi banding Pengembangan Agribisnis Petani
Terjadinya tukar menukar Informasi dan teknologi dengan daerah yang lebih maju dalam Pengembangan Kelembagaan Agribisnis Petani
3 1 0 0 0 % 1 2 66,67 %
24
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10= (5+7+9) 11=(10/4)
1 21 01.27 17 Replikasi BP3K Model Terfasilitasinya Pembinaan 14 non BP3K Model
100,00 0 0 0 0 % 25,00 25,00 25,00 % 1 21 01.27 18 Fasilitasi Mengikuti Jambore
Penyuluh Nasional dan Provinsi Ikut sertanya Penyuluh Madina dalam Jambore Penyuluh Tingkat Provinsi dan Nasional
100,00 0 37,50 0 0 % 12,50 12,50 12,50 %
1 21 01.27 19 Pembinaan Pemuda Tani dan Usahawan Muda Pertanian
Terbinanya Pemuda Tani dan Usahawan Muda Pertanian
100,00 0 0 0 (0 %) 0 0 (0 %)
1 21 01.27 20 Pembinaan Masyarakat yang Berusaha Tani di Sekitar Kawasan Hutan
Terbinanya Kelompoktani yang Berusaha Tani di Sekitar Kawasan Hutan
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
1 21 01.27 21 Pembinaan Nelayan Tradisional Terbinanya Kelompok Nelayan Tradisional
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
1 21 01.27 04 Operasional Penyuluh Lapangan Tersalurkannya dana dan sarana pembantu kepada Penyuluh Lapangan (1391 OK)
1.391 225 139 138 99,29 % 139 502 36,09 %
1 21 01.27 05 Pembinaan Gapoktan Penerima PUAP
Tercapainya peningkatan SDM Pengurus 75 Gapoktan dan Petani pengguna Dana PUAP(Tambahan 25 unit pertahun=200 Gapoktan
200 86 25 80 44,00 % 25 111 55,5 %
1 21 01.27 22 Penilaian Kelas Kelompok Tani Ter motivasinya Petani dan Pengurus Kel.Tani
100,00 0 0 0 (0 %) 50,00 50,00 50,00 % 1 21 01.27 23 Supervisi, Monitoring dan
Evaluasi Penyuluh Lapangan (APBD Pov.)
Tersupervisi, termonitoring dan terevaluasinya 401 orang Penyuluh Lapangan, 23 Kepala/Kasubbag. TU BP3K (1391 target ke Penyuluh dan 99 target ke BP3K )
1.490 413,48 146,75 0 (0 %) 144,53 144,53 9,70 %
1 21 01.27 24 Penyusunan Programa BP2KP,Programa BP3K, dan Programa Desa (APBD Pov.)
Tersusunnya 1 Programa Kabupaten, 23 BP3K, dan 401 Desa (Total 5 +115 + 2005 buah)
2.125 12
4
0 (0 %) 195 195 9,18 %
1 21 01.27 25 Replikasi BP3K Model (APBD Pov.)
Terfasilitasinya Pembinaan 14 non BP3K Model
100,00 0 0 0 (0 %) 20,00 20,00 20,00 % 1 21 01.27 26 Pembinaan Pemuda Tani dan
Usahawan Muda Pertanian (APBD Pov.)
Terbinanya Pemuda Tani dan Usahawan Muda Pertanian
100,00 0 0 0 (0 %) 20,00 20,00 20,00 %
1 21 01.27 27 Pembinaan Masyarakat yang Berusaha Tani di Sekitar Kawasan Hutan (APBD Pov.)
Terbinanya Kelompoktani yang Berusaha Tani di Sekitar Kawasan Hutan
100,00 0 0 0 (0 %) 20,00 20,00 20,00 %
1 21 01.27 28 Pembinaan Nelayan Tradisional (APBD Pov.)
Terbinanya Kelompok Nelayan Tradisional
100,00 0 0 0 (0 %) 20,00 20,00 20,00 % 1 21 01.27 29 Pembinaan Gapoktan Penerima
PUAP (APBD Pov.) Tercapainya peningkatan SDM Pengurus 75 Gapoktan dan Petani pengguna Dana PUAP(Tambahan 25 unit pertahun=200 Gapoktan
200,00 75 25 0 (0 %) 25 25 12,50 %
1 21 01.27 30 Operasional Penyuluh Lapangan (APBD Pov.)
Tersalurkannya dana dan sarana pembantu kepada Penyuluh Lapangan (1391 OK)
1.391 107 135 0 (0 %) 135 135 9,70 %
25
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN ANGGARAN 2014 1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10= (5+7+9) 11=(10/4)
1 21 01.27 31 Penyelenggaraan Penyuluhan Kecil Menanam Besar Memanen (APBD Pov.)
Terselenggaranya Penyuluhan KMBM
100,00 0 % 0 % 0 % 0 % 20,00 20,00 20,00 %
1 21 01.29 PROGRAM PENINGKATAN DIVERSIFIKASI DAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT (APBN)
Penataan Kelembagaan Ketahanan Pangan untuk Menjamin Ketersediaan Pangan serta Mengatasi Kerawanan Pangan
100,00 % 20,00 % 20,00 % 20,00 % 100,00 % 20,00 % 60,00 % 60,00 %
1 21 01.29 01 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
Tesedianya penguatan modal untuk percepatan kemandirian pangan 20 Kelompok per Tahun (100 kelompok)
100 20 20 20 100,00 % 20 60 60,00 %
1 21 01.29 02 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
Tesedianya penguatan modal untuk percepatan kemandirian pangan 20 Kelompok per Tahun (100 kelompok)
100 20 20 20 100,00 % 20 60 60,00 %
1 21 01.29 03 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya
Tesedianya Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Badan Ketahanan Pangan
100 20 20 20 100,00 % 20 60 60,00 %
1 21 01.30 PROGRAM MANAJEMEN PELAYANAN ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
Pemantapan dan pengembangan tata kelola administrasi dan manajemen
100,00 % 0 % 0 % 0 % 0 % 25,00 % 25,00 % 25,00 %
1 21 01.30 01 Sistem Pengendalian Intern (SPI) Tersedianya 1 data Sistem Pengendalian Intern per tahun
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 % 1 21 01.30 02 Penyusunan LAKIP, Laporan SAI,
, LKPJ, LPPD dan Laporan Keuangan yang akuntabel dan berstatus wajar tanpa pengecualian
Tersusunnya LAKIP, Laporan SAI, LKPJ, LPPD dan Laporan Keuangan yang akuntabel
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
1 21 01.30 03 Penyusunan Renstra 5 Tahunan, dan Renja, RKA, DPA/DPPA setiap tahun dengan baik
Tersusunnya Renstra 5 Tahunan, dan Renja, RKA, DPA/DPPA setiap tahun dengan baik
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
1 21 01.30 04 Membuat Indeks Kepuasan Pelayanan SKPD
Terbuatnya data Indeks Kepuasan Pelayanan SKPD
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
1 21 01.31 PROGRAM MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENYULUHAN
Pemantapan tata kelola administrasi dan manajemen Sarana dan Prasarana
100,00 % 0 % 0 % 0 % 0 % 25,00 % 25,00 % 25,00 %
1 21 01.31 01 Penataan Administrasi Asset Badan
Tertatanya administrasi asset 100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 % 1 21 01.31 02 Pembuatan Laporan Tahunan
keadaan Barang Tersedianya Laporan Tahunan keadaan Barang
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 % 1 21 01.31 03 Pembuatan usulan pengadaan
dan penghapusan barang Tersedianya usul pengadaan/ penghapusan barang
100,00 0 0 0 (0 %) 25,00 25,00 25,00 %
26
85
Lokasi
Target Capaian
Kerja
Kebutuhan Dana/Pagu
Indikatif Sumber Dana
Target Capaian Kinerja
1' 2' 3' 4' 5' 6' 7' 8' 9'1 Urusan Wajib
1.21 Ketahanan Pangan1.21.01 Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan
Pangan1.21.01.15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 120,000,000
1.21.01.15.06 Sosialisasi Akses Pangan Kabupaten/Kota Meningkatnya pemahaman aparat dalam memahami aksespangan masyarakat
Panyabungan 100.00% 120,000,000 APBD-PROV. BKP 100.00%
1.21.01.32 Program Peningkatan SDM dan KelembagaanPetani
1,500,000,000
1.21.01.32.01 Pembinaan Penyelenggaraan Penyuluhan (Dekonsentrasi-APBN)
Terpenuhinya BOP penyuluh, Honorarium THL TB PP, Percontohan di BPP Model, pengawalan THL-TB PP, dan Penyebaran Informasi, dll
Kab., BP3K Model
18,75% 1,500,000,000 APBN-Dekonsentrasi
BPPSDM, Kementan
21,25%
1.21.01.16 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Penataan kelembagaan ketahanan pangan untuk menjamin ketersediaan pangan serta mengatasi daerah rawan pangan
5,814,000,000
1.21.01.16.33 Pemberdayaan Dewan Ketahanan Pangan KabupatenMandailing Natal
Terfasilitasinya 24 kali Posko Dewan KP Kecamatan dan 12 kaliPosko Kabupaten, serta diikutinya 12 kali Posko Provinsi, 1 kaliPosko Regional/Nasional per Tahun
Kab.Madina 20% 175,000,000 APBD Kab. 20%
1.21.01.16.44 Gerakan Aksi Masyarakat Mandiri Pangan melaluiPengembangan Cadangan Pangan (APBDProv)
Tersedianya penguatan modal kelompok Gemapangan dalammewujudkan Rakyat Tidak Lapar
Kab. 25.00% 150,000,000 APBD-PROV BKP 25.00%
1.21.01.16.53 Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Pekarangan danPangan Lokal dalam Mendukung Gerakan MasyarakatMandiri Pangan
Meningkatnya Mutu Produk olahan pangan lokal dan gizimasyarakat
Kab. 25.00% 90,000,000 APBD-PROV BKP 25.00%
1.21.01.16.30 Sosialisasi Petugas Pendamping Gerakan MasyarakatMandiri Pangan
Tersosialisasinya Program Aksi Gema Pangan dan penyatuanpersepsi pelaksanaannya
Kab. 25.00% 20,000,000 APBD-PROV BKP 25.00%
1.21.01.16.54 Pemberdayaan Masyarakat Daerah Rawan Pangan(APBD Provinsi)
Tersedianya penguatan modal kelompok dan penanganankerawanan pangan
3 Kec.. 25.00% 50,000,000 APBD-PROV BKP 25.00%
Tabel 3.3.1. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju Tahun 2015 Kabupaten Mandailing Natal
SKPD: BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
KodeUrusan/Bidang Urusan Pemerintah Daerah dan
Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Program/Kegiatan
Rencana Tahun 2014
Catatan Penting
Prakiraan Maju
85
1' 2' 3' 4' 5' 6' 7' 8' 9'1.21.01.16.48 Pengembangan Kemitraan Agro Industri di kawasan
Sentra Produksi Padi Berbasis KomunitasPetani/Kelompok Tani dan Swasta
Berkembangnya kemitraan Agro-Industri 7 Kec. 25.00% 180,000,000 APBD-PROV BKP 25.00%
1.21.01.16.49 Pengembangan Desa Mandiri Pangan (APBD Provinsi) Tersedianya penguatan modal kel.Demapan dan penanganankerawanan pangan
2 Desa 25.00% 350,000,000 APBD-PROV BKP 25.00%
1.21.01.16.50 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan di Lokasi GemaPangan
Terbentuknya Koordinasi Kegiatan 10 Desa 50.00% 25,000,000 APBD-PROV Bakoorluh 50.00%
1.21.01.16.55 Pemberdayaan Usaha Distribusi Pangan (APBDProvinsi)
Tersedianya Bantuan Modal Usaha Distribusi Pangan untuk 8Lumbung
8 Desa 50.00% 300,000,000 APBD-PROV BKP 0.00%
1.21.01.16.21 Pengembangan Cadangan Pangan Daerah (APBDProvinsi)
Menyediakan Cadangan Pangan di tingkat desa/Kel. Untukdapat dimanfaatkan kel. lumbung pangan
Kab. 50.00% 300,000,000 APBD-PROV BKP 50.00%
1.21.16.51 Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian, Perikanan,dan Kehutanan di Lokasi Gema Pangan
Meningkatnya Kinerja Penyuluhan di Lokalita sebesar 50% 3 Kec. 50.00% 120,000,000 APBD-PROV Bakoorluh 50.00%
1.21.01.16.44 Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) KabupatenMandailing Natal
Tersusunnya NBM Kabupaten Mandailing Natal Kab.Madina 25.00% 50,000,000 APBD Kab. 25%
1.21.01.16.56 Pemberdayaan Kelompok Melalui PengembanganCadangan Pangan Masyarakat
Terlaksananya Pemberdayaan Kelompok-kelompok CadanganPangan
Kab.Madina 50.00% 250,000,000 APBD-PROV BKP 50.00%
1.21.01.16.32 Pembinaan Kelompok pada Kegiatan PengembanganDesa Mandiri Pangan
Tercapainya peningkatan SDM Pengurus 5 Kelompok Demapan Kab.Madina 50.00% 75,000,000 APBD Kab. 0%
1.21.01.16.46 Pembinaan Kelompok/Gapoktan Lumbung Pangan Tercapainya peningkatan SDM Pengurus Kelompok Lumbungdan Gapoktan
Kab.Madina 18.10% 50,000,000 APBD Kab. 18.10%
1.21.01.16.57 Pemberdayaan dan Pengembangan KelompokLumbung Pangan di Provinsi Sumatera Utara
Terlaksananya Pemberdayaan dan Pengembangan Kelompok-kelompok Lumbung Pangan
Kab.Madina 50.00% 500,000,000 APBD-PROV BKP 50.00%
1.21.01.16.34 Pemberdayaan Masyarakat Daerah Rawan Pangan Terwujudnya 4 lumbung pangan masyarakat di daerah rawanpangan
Kab.Madina 25.00% 110,000,000 APBD Kab. 25%
1.21.01.16.35 Replika Pengembangan Desa Mandiri Pangan Tersedianya penguatan modal 5 kelompok ReplikaPengembangan Desa Mandiri Pangan dan penanganankerawanan pangan
Kab.Madina 25.00% 189,000,000 APBD Kab. 25%
1.21.01.16.36 Dana Pendamping P2KP Terdampinginya penguatan modal 80 kelompok untukpercepatan kemandirian pangan
Kab.Madina 25.00% 95,000,000 APBD Kab. 25%
65,000,000
1.21.01.16.58 Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya PengurusKlompok Wanita Tani, PKK, dan Dharma Wanitatentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan menujuRumah Pangan Lestari (RPL)
Terlaksananya Pelatihan SD Pengurus KWT, PKK dan DharmaWanita sehingga terwujudnya RPL
Kab.Madina 50.00% 200,000,000 APBD-PROV BKP 50.00%
01.21.01.16.40 Pelatihan Peningkatan Mutu Pangan Terselenggaranya 1 kali Pelatihan Peningkatan Mutu Pangan Kab.Madina 50%0.00% APBD Kab.
Terdampinginya 5 kegiatan Demapan mandiri Kab.Madina 14.60%23.60% APBD Kab.1.21.01.16.37 Pembinaan dan Monitoring Desa Mandiri Pangan
85
1' 2' 3' 4' 5' 6' 7' 8' 9'0
1.21.01.16.31 Gerakan Aksi Masyarakat Mandiri dan SwasembadaPangan (APBDProv)
Tersedianya penguatan modal kelompok Gemapangan dalammewujudkan Rakyat Tidak Lapar
Kab. 25.00% 150,000,000 APBD-PROV BKP 25.00%
1.21.01.16.20 Dana Pendamping Gerakan Aksi Masyarakat Mandiridan Swasembada Pangan (APBD)
Terdampinginya pelaksanaan Gema pangan Kab.Madina 25.00% 30,000,000 APBD Kab. 25%
Penataan kelembagaan ketahanan pangan untuk menjamindistribusi, akses pangan dan keamanan pangan
1.21.01.16.17 P-LDPM (Penguatan Lembaga Distribusi PanganMasyarakat) (Bansos-APBN)
Terwujudnya Modal Usaha 17 pembentukan dan 22pengembangan Gapoktan PLDPM
Kab. 24.50% 975,000,000 APBN-BLM/Bansos
17.00%
1.21.01.16.18 Pembinaan Gapoktan Penerima P-LDPM Tercapainya peningkatan SDM Pengurus 22 KelompokLumbung dan Gapoktan
Kab.Madina 20.00% 50,000,000 APBD Kab. 20%
1.21.01.16.27 Pemantauan Harga Bahan Pangan Strategis Teraksesnya petani dan konsumen dalam penentuan harga Kab.Madina 25.80% 60,000,000 APBD Kab. 25%
1.21.01.16.52 Pemberdayaan Usaha Distribusi Pangan Tersedianya Bantuan Modal Usaha Distribusi Pangan untuk 8Lumbung
8 Desa 0.00% 0 APBD-Kab 50.00%
Peningkatan diversifikasi konsumsi pangan75,000,000
1.21.01.16.23 Pemberdayaan Industri Rumah Tangga MakananOlahan Skala Kecil
Terbinanya 53 unit Industri Rumah Tangga Makanan Olahan Kab.Madina 22.70% 240,000,000 APBD Kab. 28.30%
1.21.01.16.24 Pembinaan Warung Sehat Anak sekolah (3B; Beragam,Bergizi, dan Berimbang);
Terbinanya 60 warung penyedia konsumsi pangan yang 3B danaman untuk anak sekolah
Kab.Madina 25% 150,000,000 APBD Kab. 25%
Peningkatan diversifikasi untuk menjamin keamananpangan
1.21.01.16.45 Pembinaan Pengolahan Makanan Pokok Non Beras Tersosialisasikannya produk pangan yang 3B dan aman 4 kali Kab.Madina 25% 145,000,000 APBD Kab. 25%
1.21.01.16.26 Monitoring Produk Makanan Segar Terpantaunya produk pangan yang 3B dan aman di pasar Kab.Madina 24.35% 95,000,000 APBD Kab. 25.60%
Peningkatan penanganan kerawanan pangan1.21.01.16.47 100,000,000
1.21.01.16.60 Pembinaan Daerah rawan Pangan Transien dan Kronis Terlaksananya Pembinaan Daerah Rawan Pangan Kab.Madina 50.00% 200,000,000 APBD-PROV BKP 50.00%1.21.01.16.61 Pemberdayaan Daerah Rentan Pangan berdasarkan
hasil FSVATerlaksananya Pemberdayaan Daerah Rentan Panganberdssarkan FSVA
Kab.Madina 50.00% 200,000,000 APBD-PROV BKP 50.00%
1.21.01.28 Program Pemberdayaan Kelembagaan Penyuluhan Penataan Kelembagaan Penyuluh 10,861,000,000
23.50%Penanganan Daerah Rawan Pangan Tersedianya 17 paket bantuan Pangan untuk PenangananDaerah Rawan Pangan
Kab.Madina 23.50% APBD Kab.
1.21.01.16.22 Diversifikasi Pangan Berbasis Pangan Lokal Tersosialisasinya Diversifikasi pangan berbasis Pangan lokal Kab.Madina 25.60%19.20% APBD Kab.
1.21.01.16.39 Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan bagiAparat dan Lembaga Tani
Termotivasinya aparat dan lembaga tani dalam peningkatanKetahanan Pangan
Kab.Madina 50%0.00% APBD Kab.
85
1' 2' 3' 4' 5' 6' 7' 8' 9'50,000,000
1.21.01.28.07 Pemberdayaan Komisi Penyuluhan Kabupaten Terbentuknya dan berdayanya Komisi Penyuluhan Kabupaten Kab.Madina 21.50% 100,000,000 APBD Kab. 21.50%
1.21.01.28.08 Fasilitasi pembentukan UPT. BP3K (1 unit perKecamatan), satu Posluhtan satu desa
Terbangunnya 6 unit BP3K 6 Kec. 33.30% 500,000,000 APBD Kab. 33.30%
1.21.01.28.09 Pembangunan Pos Penyuluhan Pertanian (Posluhtan)desa (BDB Provinsi)
Terbangunnya 23 Unit Posluhtan 1 desa per Kec.
65.18% 750,000,000 BDB Prov. 21.70%
1.21.01.28.10 Dana Pendamping Pembangunan Pos PenyuluhanPertanian (Posluhtan)
Tersedianya perencanaan Konsultan dan pengawasan pemb.Posluhtan
Kab.Madina 21.70% 50,000,000 APBD Kab. 21.70%
1.21.01.28.04 Pengelolaan Dana DAK Bidang Pertanian untukPenyuluhan dan Ketahanan Pangan
Terbangunnya 6 Unit BP3K, 10 Unit Lumbung Pangan, 18 unitRumah Jaga BP3K dan beberapa Sarana Pendukung
Kab. 21.00% 2,500,000,000 DAK-APBN 18.50%
1.21.01.28.05 Dana Pendamping Pengelolaan Dana DAK BidangPertanian untuk Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Tersedianya perencanaan Konsultan dan pengawasanPengelolaan Dana DAK Bidang Pertanian untuk Penyuluhandan Ketahanan Pangan
Kab.Madina 21.00% 250,000,000 APBD Kab. 18.50%
1.21.01.28.30 Penyediaan Sarana Prasarana Penyuluh Tersedianya Sarana Prasarana Penyuluh di UPT. BP3K danBP2KP
23 BP3K 33.33% 500,000,000 APBD Prov. Bakoorluh 33.33%
1.21.01.28.31 Dana Pendamping kegiatan Penyediaan SaranaPrasarana Penyuluh
Tersedianya perencanaan Konsultan dan pengawasanpenyediaan Sarana Prasarana Penyuluh
Kab.Madina 33.33% 50,000,000 APBD Kab. 33.33%
1.21.01.28.39 Penyediaan Mobiler BP3K Tersedianya mobiler di UPT. BP3K 23 BP3K 33.33% 460,000,000 APBD Prov. Bakoorluh 33.33%
1.21.01.28.40 Dana Pendamping kegiatan Penyediaan Mobiler BP3K Tersedianya perencanaan Konsultan dan pengawasanpenyediaan Mobiler BP3K
Kab.Madina 33.33% 46,000,000 APBD Kab. 33.33%
1.21.01.28.15 Pembangunan Sarana Pendukung BP3K, RMU danLumbung Pangan (APBN)
Direhab-nya 5 bangunan UPT. BP3K, direhab-nya 4 RumahJaga BP3K, Dibangunnya 18 rumah jaga BP3K, dibangunnya10 Unit RBU/ Pengadaan RMU/ Lantai Jemur, Serta 10 UnitLumbung Pangan dan Jalan menuju BP3K, RMU dan LumbungPangan
Kab. 33.30% 2,200,000,000 APBN-(DPDF dan PPD/ APBN
lainnya)
Kementan 0.00%
1.21.01.28.17 Dana Pendamping Pembangunan Sarana PendukungBP3K, RMU dan Lumbung Pangan (APBN)
Tersedianya perencanaan Konsultan dan pengawasanPembangunan Sarana Pendukung BP3K , RMU dan LumbungPangan
Kab. 33.30% 220,000,000 APBD Kab. 0.00%
1.21.01.28.32 Pengadaan Mobil Operasional Penyuluhan (APBN) Diadakannya 1 Unit Mobil Operasional Penyuluhan dan fasilitaspendukungnya
Panyabungan 100% 550,000,000 APBN-(DPDF dan PPD/APBN
lainnya)
Kementan 0.00%
1.21.01.28.26 Pengembangan Pos Penyuluhan Pertanian (Posluhtan)desa
Diadakannya 23 set alat Pendukung Penyuluhan di Posluhtan 23 desa 17.60% 150,000,000 APBD Kab. 23.60%
Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani
0%APBD Kab.62%1.21.01.28.06 Penyelesaian Peraturan Daerah Kabupaten MandailingNatal tentang Kelembagaan Penyuluhan yang sesuaidengan UU No. 16 Tahun 2006
Terbentuknya SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan dan SKPD Badan KetahananPangan
Kab.Madina
85
1' 2' 3' 4' 5' 6' 7' 8' 9'1.21.01.28.11 Fasilitasi pengembangan Pusat Pelatihan Pertanian dan
Perdesaan Swadaya (P4S)Terbangunnya fasilitas 3 Unit P4S 2 lokasi
+Bange 24.60% 150,000,000 APBD Kab. 16.40%
1.21.01.28.18 Fasilitasi Penumbuhan Gapoktan Penerima Dana BLM Terbinanya 100 Unit Gapoktan untuk siap menerima Dana BLM 100 desa 25% 50,000,000 APBD Kab. 25%
1.21.01.28.19 Fasilitasi Pembinaan kepada Gapoktan Penerima DanaBLM
Terdampingi dan terbinanya 80 Unit Gapoktan yang telahmenerima Dana BLM
80 desa 25% 50,000,000 APBD Kab. 25%
1.21.01.28.14 Fasilitasi pembentukan satu Gapoktan satu desa Terbentuknya 141 Gapoktan baru 141 desa 33.30% 200,000,000 APBD Kab. 33.30%
130,000,000
80,000,000
500,000,000
1.21.01.28.23 Klassifikasi Kelompok Tani dan Gapoktan Tersedianya 1 set data kelas Kelompok Tani dan Gapoktan Kab.Madina 33.30% 50,000,000 APBD Kab. 0%
1.21.01.28.21 Penumbuhan dan Pengembangan Gabungan KelompokTani
Terkembangkannya 401 unit Gapoktan 401 desa 20% 260,000,000 APBD Kab. 20%
1.21.01.28.25 Pembinaan Kemitraan Gapoktan dan PengusahaAgribisnis
Terjalinnya kemitraan usaha antara 75 Unit Gapoktan PenerimaPUAP dan yang menerima PUAP setelahnya denganPengusaha Agribisnis
75 desa dan
tambahan
25% 65,000,000 APBD Kab. 25%
1.21.01.28.12 Keikutsertaan dalam PENAS XIV Ikut sertanya 30 orang petani dan pendamping dalam PENASXiV
Kab. Madina 100% 300,000,000 APBD Kab. 0%
1.21.01.28.27 Pemberdayaan KTNA dan HKTI Meningkatnya intensitas kinerja dan kegiatan KTNA dan HKTI Kab.Madina 25% 100,000,000 APBD Kab. 25%
1.21.01.28.28 Penumbuhan Saung Tani Terbangunnya 100 Unit Saung Tani 100 desa 25% 500,000,000 APBD Kab./
APBD PROV
25%
1.21.01.28.41 Sosialisasi Kelompok Tani/Gapoktan Terlaksananya sosialisasi Kel.Tani/Gapoktan Pasar Maga 20.00% 50,000,000 APBD Kab. 20.00%
1.21.01.20 Program Pemberdayaan SDM Penyuluhan Penataan serta peningkatan jumlah penyuluh 3,853,000,000
1.21.01.20.03 220,000,000
45,000,000Fasilitasi penetapan Spesialisasi Penyuluh Meningkatnya Kapasitas 39 orang Penyuluh PNS Kab.Madina 25.00% APBD Kab.1.21.01.20.14
APBD Kab./
APBD PROV
25%Pemenuhan satu penyuluh satu desa melaluipengangkatan Penyuluh PNS dan Penyuluh Swadaya
Terangkatnya 266 Penyuluh PNS atau Penyuluh Swadaya baru Kab.Madina 25%
25.00%
1.21.01.28.13 Pemutakhiran Data Kelompok Tani dan Gapoktan Tersedianya 1 set data Kelompok dan Gapoktan yang mutakhirdan valid
Kab.Madina 20%20% APBD Kab./ APBD PROV
33.30%
1.21.01.28.22 Pengembangan Gapoktan menjadi Lembaga EkonomiPedesaan Agribisnis (Simpan Pinjam/LKMA)
Terkembangkannya 75 Gapoktan PUAP, 5 Gapoktan P-LDPMdan 5 Demapan menjadi LKM-A
85 desa 25%25% APBD Kab.
1.21.01.28.24 Pengembangan Kemitraan usaha antara Gapoktandengan Industri Pertanian
Terjalinnya kemitraan usaha antara 75 Unit Gapoktan PenerimaPUAP dan yang menerima PUAP setelahnya
75 desa 33.30% APBD Kab.
85
1' 2' 3' 4' 5' 6' 7' 8' 9'1.21.01.20.11 Penilaian Penyuluh Lapangan Terbaik Tingkat
KabupatenMeningkatnya motivasi 401 orang Penyuluh Kab.Madina 25.00% 55,000,000 APBD Kab. 25.00%
Peningkatan Kompetensi Penyuluh.1.21.01.20.05 Diklat Teknis Agribisnis bagi Penyuluh Meningkatnya SDM 401 orang Penyuluh Kab.Madina 25% 95,000,000 APBD Kab. 0%
1.21.01.20.04 Diklat Manajemen bagi Penyuluh Meningkatnya SDM 401 orang Penyuluh Kab.Madina 0% 0 APBD Kab./ APBD PROV
50,00 %
1.21.01.20.12 Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian, Perikanan,dan Kehutanan di Lokalita Agromarinepolitan
Meningkatnya Kinerja Penyuluhan di Lokalita sebesar 50% Panyabungan 50.00% 150,000,000 APBD-PROV Bakoorluh 50.00%
Peningkatan Kompetensi Pelaku Agribisnis1.21.01.20.13 Diklat Teknis Agribisnis bagi Petani/Pelaku Utama
AgribisnisMeningkatnya SDM Petani/Pelaku Utama Agribisnis Kab.Madina 21,20% 70,000,000 APBD Kab. 21.20%
1.21.01.20.14 Diklat Teknis Agribisnis bagi Peternak Meningkatnya SDM Petani/Pelaku Utama Agribisnis Kab.Madina 50% 350,000,000 APBD Kab. 50%
1.21.01.20.15 Diklat Kepemimpinan dan Kelembagaan bagiPetani/Pelaku Utama Agribisnis
Meningkatnya SDM 401 orang Pengurus Gapoktan Kab.Madina 21.20% 70,000,000 APBD Kab. 21.20%
1.21.20.09 Diklat Kewirausahaan bagi Petani/Pelaku UtamaAgribisnis
Meningkatnya SDM 1203 orang Pengurus Gapoktan Kab.Madina 25.00% 240,000,000 APBD-PROV Bakoorluh 25.00%
1.21.20.34 Sosialisasi Budi Daya Sayuran dan Hortikultura Meningkatnya SDM Pelaku Utama Kab.Madina 25.00% 150,000,000 APBD Kab. Bakoorluh 25.00%
1.21.20.35 Sosialisasi Budi Daya Ternak dan Unggas Meningkatnya SDM Pelaku Utama Kab.Madina 25.00% 150,000,000 APBD Kab. Bakoorluh 25.00%
Pelatihan Budi Daya Ikan Air Tawar Meningkatnya SDM Pelaku Utama Desa 50.00% 120,000,000 APBD Kab. BP2KP 50.00%
Pelatihan Budi Daya Tanaman Perkebunan Meningkatnya SDM Pelaku Utama Desa Barbaran 50.00% 120,000,000 APBD Kab. BP2KP 50.00%
Studi Pengolahan Tanah yang Baik dan Sempurna Meningkatnya SDM Pelaku Utama 12 BP3K 50.00% 120,000,000 APBD Kab. BP2KP 50.00%
Sosialisasi Penggunaan Benih Unggul Berlabel Meningkatnya SDM Pelaku Utama 13 BP3K 50.00% 52,000,000 APBD Kab. BP2KP 50.00%
Pelatihan Budi Daya Tanaman Kakao Meningkatnya SDM Pelaku Utama 6 BP3K 50.00% 120,000,000 APBD Kab. BP2KP 50.00%
85
1' 2' 3' 4' 5' 6' 7' 8' 9'Pelatihan Tenaga Fungsional melalui Diklat dasar dan danDiklat Lanjutan
60,000,000
140,000,000
1.21.01.20.18 Sosialisasi Agribisnis Komoditi Spesifik Lokasi bagiPemuda/Taruna Tani
Tercapainya Peningkatan SDM Pemuda Tani Kab.Madina 50% 0 APBD Kab. 50%
Penataan Sistem Informasi Penyuluhan berbasis Media OnLine
1.21.01.20.19 Pemutakhiran Data Penyuluh PNS dan THL-TB berbasisSIMLUH
Termutakhirkannya data 401 Penyuluh melalui aplikasi Simluh Kab.Madina 25% 30,000,000 APBD Kab. 25%
1.21.01.20.20 Penelusuran Data dan Informasi melalui PengelolaanCyber Extention
Terakses dan terhimpunnya data dan Informasi penyuluhanmelalui Pengelolaan Cyber Extention
Kab.Madina 18.70% 45,000,000 APBD Kab. 31.30%
1.21.01.20.21 Fasilitasi Pembentukan Gerbang Media danPengembangan Jejaring Sosial Penyuluhan
Tersedianya data dan Informasi penyuluhan Kab. MandailingNatal di Internet
Panyabu-ngan 42.30% 55,000,000 APBD Kab/ APBD-PROV
Bakoorluh 19.20%
Penyampaian Informasi Penyuluhan sampai ke tingkatpetani/ pelaku utama agribisnis
45,000,000
1.21.01.20.23 Pengadaan Buku-buku dan Majalah Pertanian,Perikanan, dan Kehutanan
Tersedianya 23 set Buku-buku dan Majalah Pertanian,Perikanan, dan Kehutanan Per Tahun
BP2KP, BP3K,Posluhtan
25.00% 45,000,000 APBD Kab. 25.00%
150,000,000
23 BP3K, 520,000,000
Terlaksananya kegiatan 401 paket percontohan Penyuluh 396,000,000
1.21.01.20.28 Percontohan Budi Daya Padi Sawah Terlaksananya percontohan budi Daya Padi Sawah Desa 50.00% 40,000,000 APBD Kab. BP2KP 50.00%
1.21.01.20.33 Demonstrasi Farming (Denfarm) Terlaksananya Denfarm Kab. Madina 33.33% 200,000,000 APBD-PROV Bakoorluh 33.33%
1.21.01.20.08 Percontohan Penyuluh Lapangan WKP 23.80%
1.21.01.20.07 Percontohan BP3K Terlaksananya 23 Paket kegiatan percontohan sebagai acuanuntuk percontohan Penyuluh di lapangan per Tahun
25.49%
1.21.01.20.06 Percontohan BP2KP Terlaksananya 15 Paket kegiatan percontohan sebagai acuanuntuk percontohan Penyuluh dan budi daya komoditas dilapangan
BP2KP, lapangan
26.20%
25.49%
APBD Kab.
APBD Kab.
20.70%
19.30% APBD Kab.
31%
25.80%
APBD Kab.
0.00%
50.00%
1.21.01.20.22 Penyebaran Informasi Penyuluhan melaluiPenggandaan, Pembuatan Brosur, Leaflead, dan VCDPenyuluhan berdasarkan Potensi Lokal
Tersebarkannya 23 set informasi penyuluhan melaluiPenggandaan, Pembuatan Brosur, Leaflead, dan VCDPenyuluhan per Tahun
BP2KP,
BP3K,Posluhta
n
Penumbuhan Wirausahawan Muda
Bakoorluh
1.21.01.20.17 Diklat Lanjutan Penyuluh PNS Tercapainya Peningkatan SDM 39 orang Penyuluh PNS dan 5orang KJF
Kab.Madina APBD Kab.50%
1.21.01.20.16 Diklat Dasar Penyuluh THL-TB 50.00%PanyabunganTercapainya Peningkatan SDM 94 orang Penyuluh THL-TB PP APBD Kab/ APBD-PROV
85
1' 2' 3' 4' 5' 6' 7' 8' 9'1.21.01.27 Program Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan (PPK)Penataan sistem perencanaan penyelenggaraanpenyuluhan PPK melalui metode perencanaan partisipatif
3,250,000,000
75,000,000
80,000,000
1.21.01.27.15 Penyusunan Programa BP2KP,Programa BP3K, danPrograma Desa
Tersusunnya 1 Programa Kabupaten, 23 BP3K, dan 401 Desa Kab.Madina 21.60% 250,000,000 APBD Kab./
APBD PROV
21.60%
230,000,000
Penataan Penyelenggaraan penyuluhanpertanian,perikanan, dan Kehutanan
1.21.01.27.02 Supervisi, Monitoring dan Evaluasi Penyuluh Lapangan Tersupervisi, termonitoring dan terevaluasinya 401 orangPenyuluh Lapangan, 23 Kepala/Kasubbag. TU BP3K
Kab.Madina 20% 120,000,000 APBD Kab. 20%
1.21.01.27.01 Pertemuan BP3K Terfasilitasinya transfer teknologi dan informasi bagi penyuluhdi BP3K 24 kali per tahun
23 BP3K 20.70% 230,000,000 APBD Kab. 20.70%
1.21.01.27.03 Forum Petani/Pelaku Agribisnis Terlaksananya 1 kali Forum Petani per tahun Kab.Madina 20% 95,000,000 APBD Kab. 20%
1.21.01.27.08 Temu Tani pada Posluhtan Terfasilitasi pertemuan petani di 401 Posluhtan 401 desa 25% 150,000,000 APBD Kab. 25%
1.21.01.27.11 Forum Penyuluh Terlaksananya 1 kali Forum Penyuluh Kab.Madina 20% 60,000,000 APBD Kab. 20%
1.21.01.27.06 Studi banding Pengembangan Agribisnis Petani Terjadinya tukar menukar Informasi dan teknologi dengandaerah yang lebih maju dalam Pengembangan KelembagaanAgribisnis Petani
Jawa Barat 0% 0 APBD Kab. 50%
1.21.01.27.16 Replikasi BP3K Model Terfasilitasinya Pembinaan 14 non BP3K Model Kab.Madina 25% 250,000,000 APBD Kab. 25%
1.21.01.27.18 Fasilitasi Mengikuti Jambore Penyuluh Nasional danProvinsi
Ikut sertanya Penyuluh Madina dalam Jambore PenyuluhTingkat Provinsi dan Nasional
Luar Kab. 12.50% 50,000,000 APBD Kab. 25.00%
1.21.01.27.20 Pembinaan Masyarakat yang Berusaha Tani di SekitarKawasan Hutan
Terbinanya Kelompoktani yang Berusaha Tani di SekitarKawasanHutan
Kab.Madina 25% 240,000,000 APBD Kab./ APBD PROV
25%
1.21.01.27.21 Pembinaan Nelayan Tradisional Terbinanya Kelompok Nelayan Tradisional Kab.Madina 25% 300,000,000 APBD Kab./ APBD PROV
25%
450,000,00020% APBD Kab./
APBD PROV
20%
Bakoorluh 0.00%65.70% APBD Kab/ APBD-PROV
1.21.01.27.04 Operasional Penyuluh Lapangan Tersalurkannya dana dan sarana pembantu kepada PenyuluhLapangan
Kab.Madina
22.85% APBD Kab.
1.21.01.27.07 PRA di Wilyah Kerja Penyuluh Tersedianya Laporan Pelaksanaan PRA di 401 Desa/Kelurahan 232 Desa
1.21.01.27.16 Penyusunan Rencana Kerja BP2KP, Rencana KerjaBP3K dan Rencana Kerja Penyuluh Lapangan
Tersusunnya 1 Rencana Kerja Kabupaten, 23 BP3K, dan 401Penyuluh Lapangan
Kab.Madina
25%25% APBD Kab.
22.85%
1.21.01.27.14 Penyusunan Metode Penyuluhan Kabupaten berbasisPotensi Lokal
Tersusunnya Metode Penyuluhan Kabupaten berbasis PotensiLokal setiap tahun
Kab.Madina
85
1' 2' 3' 4' 5' 6' 7' 8' 9'150,000,000
1.21.01.27.22 Penilaian Kelas Kelompok Tani Ter motivasinya Petani dan Pengurus Kel.Tani Kab.Madina 0% 0 APBD Kab. 0%
1.21.01.27.23 Penyelenggaraan Supervisi, Monitoring dan EvaluasiPenyuluh Lapangan
Tersupervisi, termonitoring dan terevaluasinya 401 orangPenyuluh Lapangan, 23 Kepala/Kasubbag. TU BP3K
135 Penyuluh, 23 Ka.UPT/Kasubbag TU
20.00% 120,000,000 APBD-PROV Bakoorluh 20.00%
85,000,000
1.21.01.27.31 Penyelenggaraan Penyuluhan Kecil Menanam BesarMemanen
Terselenggaranya Penyuluhan KMBM Kab. 50.00% 100,000,000 APBD-PROV. Bakoorluh 50.00%
Sosialisasi Penyuluhan Bidang Pertanian danPerkebunan
Meningkatnya SDM Pelaku Utama Kel. Kotanopan 50.00% 25,000,000 APBD Kab. BP2KP 50.00%
Sosialisasi Penerapan P2T3 Meningkatnya Kesadaran Petani untuk Tanam Serempak 8 BP3K 100.00% 40,000,000 APBD Kab. BP2KP 0.00%
Pendampingan P2BN (Program Peningfkatan BerasNasional)
Terlaksananya Pendampingan dan Pengawalan P2BN olehlembaga penyuluhan
Kab. Madina 33.33% 150,000,000 APBD-PROV Bakoorluh 33.33%
04.03.14.18 Program Peningkatan Diversifikasi dan KetahananPangan Masyarakat (APBN)
Penataan kelembagaan ketahanan pangan untuk menjaminketersediaan pangan serta mengatasi daerah rawan pangan
925,000,000
04.03.14.18.15
Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan RawanPangan
Tesedianya penguatan modal untuk percepatan kemandirianpangan 20 Kelompok per Tahun (100 kelompok)
20 desa 20.00% 365,000,000 APBN-TP BP2KP 20.00%
04.03.14.18.16
Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangandan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
Tesedianya penguatan modal untuk percepatan kemandirianpangan 20 Kelompok per Tahun (100 kelompok)
20 desa 20.00% 500,000,000 APBN-TP BP2KP 20.00%
01. 90.14.18.17
Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Tesedianya Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya padaBadan Ketahanan Pangan
Kab. 20.00% 60,000,000 APBN-TP BP2KP 20.00%
1.21.01.30 Program Manajemen Pelayanan Administrasi danPelaporan
Pemantapan dan pengembangan tata kelola administrasidan manajemen
120,000,000
1.21.01.30.03 Sistem Pengendalian Intern (SPI) Tersedianya 1 data Sistem Pengendalian Intern per tahun BP2KP, BP3K 25% 25,000,000 APBD Kab. BP2KP 25%
42.80% APBD Kab./
APBD PROV
1.21.01.27.19 Pembinaan Pemuda Tani dan Usahawan MudaPertanian
Terbinanya Pemuda Tani dan Usahawan Muda Pertanian Panyabu-ngan Bakoorluh 57.20%
20%20% APBD Kab./
APBD PROV
1.21.01.27.05 Pembinaan Gapoktan Penerima PUAP Tercapainya peningkatan SDM Pengurus 75 Gapoktan danPetani pengguna Dana PUAP
75 desa
85
1' 2' 3' 4' 5' 6' 7' 8' 9'1.21.01.30.01 Penyusunan LAKIP, Laporan SAI, LKPJ, LPPD dan
Laporan Keuangan yang akuntabel dan berstatus wajartanpa pengecualian
Tersusunnya LAKIP, Laporan SAI, LKPJ, LPPD dan LaporanKeuangan yang akuntabel
BP2KP 25% 35,000,000 APBD Kab. BP2KP 25%
1.21.01.30.02 Penyusunan Renstra 5 Tahunan, dan Renja, RKA,DPA/DPPA setiap tahun dengan baik
Tersusunnya Renstra 5 Tahunan, dan Renja, RKA, DPA/DPPAsetiap tahun dengan baik
BP2KP 25% 45,000,000 APBD Kab. BP2KP 25%
1.21.01.30.04 Membuat Indeks Kepuasan Pelayanan SKPD Terbuatnya data Indeks Kepuasan Pelayanan SKPD BP2KP, BP3K 25% 15,000,000 APBD Kab. BP2KP 25%
1.21.01.31. Program Manajemen Sarana dan PrasaranaPenyuluhan
Pemantapan tata kelola administrasi dan manajemenSarana dan Prasarana
40,000,000
1.21.01.31.01 Penataan Administrasi Asset Badan Tertatanya administrasi asset BP2KP, BP3K 25% 15,000,000 APBD Kab. BP2KP 25%
1.21.01.31.02 Pembuatan Laporan Tahunan keadaan Barang Tersedianya Laporan Tahunan keadaan Barang BP2KP, BP3K 25% 20,000,000 APBD Kab. BP2KP 25%
1.21.01.31.03 Pembuatan usulan pengadaan dan penghapusanbarang
Tersedianya usul pengadaan/ penghapusan barang BP2KP, BP3K 25% 5,000,000 APBD Kab. BP2KP 25%
Program Peningkatan Sarana dan PrasaranaAparatur
Peningkatan Pelayanan Administrasi 320,000,000
Pemeliharaan Rutin Berkala Gedung Kantor Terlaksananya pemeliharaan gedung kantor BP2KP 20% 120,000,000 APBD Kab. BP2KP 20%
Pembangunan Gedung Kantor Terlaksananya Peningkatan Gedung Kantor BP2KP 50% 200,000,000 APBD Kab. BP2KP 50%
Total 26,803,000,000
Panyabungan, Juli 2013
KEPALA BADAN PELAKSANA PENY DAN KETAHANAN PANGANKABUPATEN MANDAILING NATAL
85
1' 2' 3' 4' 5' 6' 7' 8' 9'
Ir. BAKHREIN LUBISPEMBINA UTAMA MUDANIP.19620911 199103 1 003
85
RENJA 2014BP2KP
Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif
SKPD Penanggung Jawab
10' 11'
120,000,000120,000,000 BP2KP, BKP Prov.
1,700,000,000
1,700,000,000 Badan Koordinasi
Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan
Kehutanan (Bakoorluh)
Provinsi Sumatera Utara
dan BP2KP5,679,000,000
175,000,000 BP2KP
150,000,000 BKP Prov.
90,000,000 BKP Prov.
20,000,000 BKP Prov.
50,000,000 BKP Prov.
Rencana Tahun 2015
85
10' 11'180,000,000 BKP Prov.
350,000,000 BKP Prov.
25,000,000 Bakoorluh
0 BKP Prov.
300,000,000 BKP Prov.
120,000,000 Bakoorluh
50,000,000 BP2KP
250,000,000 BKP, BP2KP
0 BP2KP
50,000,000 BP2KP
500,000,000 BKP, BP2KP
110,000,000 BP2KP, BKP
189,000,000 BP2KP
95,000,000 BP2KP
40,000,000 BP2KP
200,000,000 BKP, BP2KP
125,000,000 BP2KP
85
10' 11'50,000,000 BP2KP
150,000,000 BKP Prov.
30,000,000 BP2KP
675,000,000 BKP Prov.
50,000,000 BP2KP
60,000,000 BP2KP
300,000,000 BP2KP
100,000,000 BP2KP
300,000,000 BP2KP
150,000,000 BP2KP
145,000,000 BP2KP
100,000,000 BP2KP
100,000,000 BP2KP
200,000,000 BKP, BP2KP200,000,000 BKP, BP2KP
7,146,000,000
85
10' 11'0 BP2KP
100,000,000 BP2KP
500,000,000 BP2KP
900,000,000 BP2KP, BKP
50,000,000 BP2KP
2,000,000,000
200,000,000 BP2KP
550,000,000 BP2KP/Bakoorluh
55,000,000 BP2KP
460,000,000 BP2KP/Bakoorluh
46,000,000 BP2KP
0 BP2KP
0 BP2KP
0 BP2KP
200,000,000 BP2KP
85
10' 11'100,000,000 BP2KP
50,000,000 BP2KP
50,000,000 BP2KP
200,000,000 BP2KP
130,000,000 BP2KP
80,000,000 BP2KP
500,000,000 BP2KP, Bakoorluh
0 BP2KP
260,000,000 BP2KP, Bakoorluh
65,000,000 BP2KP
0 BP2KP
100,000,000 BP2KP
500,000,000 BP2KP, Bakoorluh
50,000,000 BP2KP
3,997,000,000
220,000,000 BP2KP, Bakoorluh
45,000,000 BP2KP
85
10' 11'55,000,000 BP2KP
0 BP2KP
200,000,000 BP2KP, Bakoorluh
150,000,000 Bakoorluh
70,000,000 BP2KP
350,000,000 BP2KP
70,000,000 BP2KP
240,000,000 Bakoorluh
150,000,000 BP2KP
150,000,000 BP2KP
120,000,000 BP2KP
120,000,000 BP2KP
120,000,000 BP2KP
52,000,000 BP2KP
120,000,000 BP2KP
85
10' 11'
0 BP2KP
140,000,000 BP2KP, Bakoorluh
50,000,000 BP2KP
30,000,000 BP2KP
75,000,000 BP2KP
25,000,000 BP2KP, Bakoorluh
30,000,000 BP2KP
45,000,000 BP2KP
200,000,000 BP2KP
520,000,000 BP2KP, Bakoorluh
410,000,000 BP2KP, Bakoorluh
40,000,000 BP2KP
200,000,000 Bakoorluh
85
10' 11'3,415,000,000
75,000,000 BP2KP
80,000,000 BP2KP
250,000,000 BP2KP, Bakoorluh
0 BP2KP, Bakoorluh
120,000,000 BP2KP
230,000,000 BP2KP
95,000,000 BP2KP
150,000,000 BP2KP
60,000,000 BP2KP
300,000,000 BP2KP
250,000,000 BP2KP
100,000,000 BP2KP
240,000,000 BP2KP, Bakoorluh
300,000,000 BP2KP, Bakoorluh
450,000,000 BP2KP, Bakoorluh
85
10' 11'150,000,000 BP2KP, Bakoorluh
50,000,000 BP2KP
120,000,000 Bakoorluh
120,000,000 BP2KP, Bakoorluh
100,000,000 Bakoorluh
25,000,000 BP2KP
0 BP2KP
150,000,000 Bakoorluh
925,000,000
365,000,000 BP2KP
500,000,000 BP2KP
60,000,000 BP2KP
120,000,000
25,000,000 BP2KP
85
10' 11'35,000,000 BP2KP
45,000,000 BP2KP
15,000,000 BP2KP
40,000,000
15,000,000 BP2KP
20,000,000 BP2KP
5,000,000 BP2KP
320,000,000
120,000,000 BP2KP
200,000,000 BP2KP
23,462,000,000
YULUHAN
85
10' 11'