rencana kerja (renja) · peraturan daerah provinsi sulawesi selatan nomor 2 tahun 2010 tentang...

62
RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERTANIAN KAB. SOPPENG TAHUN 2017

Upload: others

Post on 16-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

RENCANA KERJA (RENJA)

DINAS PERTANIAN KAB. SOPPENG

TAHUN 2017

Page 2: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

RENCANA KERJA (RENJA)

DINAS PERTANIAN KAB. SOPPENG

TAHUN 2017

Page 3: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya

disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) adalah Dokumen

Perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk Periode 1 (satu) tahun, sebagaimana

tertuang dalam Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN). Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, pada pasal 260 menyatakan bahwa Daerah sesuai dengan

kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan

dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peratuan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Dalam Pasal 2

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 terdiri dari Rencana Kerja SKPD

dan Pasal 11 Rencana Kerja SKPD disusun berdasarkan a) Pendekatan kinerja, kerangka

pengeluaran jangka menengah serta perencanaan dan penganggaran terpadu, b) kerangka

pendanaan dan pagu indikatif, dan c) urusan wajib yang mengacu pada SPM sesuai

dengan kondisi nyata daerah dan kebutuhan masyarakat atau urusan pilihan yang menjadi

tanggungjawab SKPD.

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban

menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem

perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dokumen perencana

daerah untuk 1 (satu) tahun yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan

dalam anggaran yang menjadi dasar dalam penetapan RAPBD dan APBD. Dokumen

RKPD sekurang–kurangnya memuat rancangan kerangka daerah, program prioritas

pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta prakiraan maju dengan

mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, yang bersumber dari APBD

maupun sumber-sumber lain yang di tempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Page 4: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

Terkait dengan amanat tersebut, Penyusunan Rencana Kerja SKPD Tahun 2017

masih disesuaikan dengan arahan RPJPD Kabupaten Soppeng Tahun 2005–2025 dan

RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 dan inventarisasi kebutuhan pembangunan

melalui Musrenbang; memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan

daerah, rencana kerja dan pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh

pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat; substansi

RKPD merupakan acuan bagi SKPD dalam menyusun Rancangan Renja SKPD disamping

Rencana Strategis (Renstra) SKPD. Selanjutnya RKPD merupakan acuan dalam rangka

penyusunan kesepakatan antara Pemerintah Daerah dan DPRD mengenai Kebijakan

Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ( PPAS ) serta APBD.

Rencana Kerja (Renja) SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2017 pada

dasarnya merupakan penjabaran tahun kedua periode perencanaan pembangunan Tahun

2016-2021 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Soppeng Tahun 2016 – 2021. Fenomena yang ada, isu strategis yang akan dihadapi pada

tahun pelaksanaan RKPD, mempertimbangkan sinergitas antar sektor dan antar wilayah

serta penjaringan aspirasi secara bertahap melalui forum Musrenbang yang secara

partisipatif dilakukan mulai dari Tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten/Kota

yang selanjutnya diformulasikan melalui forum Musrenbang RKPD Provinsi. Penyusunan

dokumen RKPD juga diintegrasikan dengan prioritas pembangunan Pemerintah Provinsi

maupun Pemerintah pusat.

Perencanaan dilakukan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah,

yang merupakan suatu proses pemikiran strategis. Pendekatan ini tercermin dari : a)

Evaluasi menyeluruh tentang kinerja pembangunan tahun lalu ; b) Rumusan status,

kedudukan kinerja penyelenggaraan urusan wajib / pilihan pemerintahan daerah masa kini;

c) Rumusan peluang dan tantangan ke depan yang mempengaruhi penyusunan RKPD ; d)

Rumusan tujuan, stategi,dan kebijakan pembangunan; e) Pertimbangan atas kendala

ketersediaan sumber daya dan dana ( kendala fiskal daerah ) ; f) Rumusan dan prioritas

program dan kegiatan SKPD berbasis kinerja; g) Tolok ukur dan target kinerja capaian

program dan kegiatan; h) Prakiraan maju pendanaan program dan kegiatan untuk satu

tahun berikutnya; i) Kejelasan siapa bertanggungjawab untuk mencapai tujuan, sasaran dan

hasil, serta waktu penyelesaian, termasuk review kemajuan pencapaian sasaran.

Melalui pendekatan ini rencana yang disusun mencerminkan adanya kerangka pikir

komprehensif dan terpadu, serta dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

Page 5: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

Pendekatan Demokratis dan Partisipatif; Peran serta berbagai pihak yang berkepentingan

terhadap pembangunan dimaksudkan agar diperoleh gambaran aspirasinya serta dapat

menciptakan rasa memiliki. Pendekatan demokratis dan partisipatif diwujudkan dalam

RKPD berupa: a) Identifikasi pemangku kepentingan yang relevan untuk dilibatkan dalam

proses pengembilan keputusan di setiap tahapan penyusun RKPD; b) Kesetaraan antara

para pemangku kepentingan dari unsur pemerintahan dan non pemerintahan dalam

pengambilan keputusan; c) Transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan; d)

Keterwakilan yang memadai dari seluruh segmen masyarakat, terutama kaum perempuan

dan kelompok marjinal; e) Rasa memiliki masyarakat terhadap RKPD; f) Pelibatan media;

g) Pelaksanaan Musrenbang RKPD yang berkualitas dari segi penerapan perencanaan

partisipatif; h) Konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting pengambilan

keputusan, seperti: perumusan prioritas isu dan permasalahan, perumusan tujuan, strategi,

dan kebijakan serta prioritas program.

Penyusunan RKPD dilandasi 4 prinsip dasar perencanaan pembangunan yaitu: 1)

pembangunan berkelanjutan; 2) partisipasi masyarakat; 3) pengarusutamaan gender; 4)

good governance. Dokumen RKPD ini merupakasn dokumen publik, sehingga pelibatan

semua stakeholders menjadi pengarusutamaan (mainstreaming) dalam proses

penyusunan. Dengan prinsip tersebut, diharapkan dokumen RKPD ini harus dapat di akses

oleh semua stakeholders baik dalam tahap pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan

evaluasi.

Berdasarkan hal tersebut dan sebagai upaya untuk membantu Pemerintah Daerah

dalam memenuhi kewajibannya sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-

undangan, khususnya dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan dan

penganggaran tahunan daerah Kabupaten Soppeng, maka Satuan Kerja Perangkat

Daearah (SKPD) Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng merupakan salah satu Satuan Kerja

Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Kabupaten Soppeng yang terbentuk berdasarkan

Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Soppeng Nomor 5 Tahun 2016, tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng, wajib

menyusun Rencana Kerja sebagaimana tersebut diatas.

Sebagai tindak lanjut dari penyusunan Rencana Kerja SKPD Dinas Pertanian,

disusunlah Kebijakan Umum Anggaran Penggunaan Plafon Anggaran Sementara (KUA

PPAS) berupa rumusan program dan kegiatan yang disertai dengan sasaran dan target

serta pendanaan sebagaimana Rencana Kerja (Renja) yang disusun. Yang pada tahapan

Page 6: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

selanjutnya dituangkan dalam RKA SKPD untuk selanjutnya diproses sampai tersusun

RAPBD untuk kemudian dibahas dan disahkan menjadi APBD untuk dilaksanakan dalam

mencapai sasaran Program dan Kegiatan yang disusun.

Page 7: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

1.2. Landasan Hukum

Peraturan Perundang-Undangan yang menjadi dasar dalam penyusunan Rencana

Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2017 adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

6. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang–Undang

Nomor 9 Tahun 2015;

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana

Kerja Pemerintah;

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah ;

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Keuangan Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat ;

Page 8: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

21. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Daerah;

22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng;

23. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Soppeng Tahun 2005-2025;

25. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 1 Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021;

26. Peraturan Bupati Soppeng Nomor 53 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng;

27. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016 – 2021.

Page 9: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Rancangan Rencana Kerja Dinas Pertanian Kabupaten

Soppeng tahun 2017 adalah :

1. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan dan pengawasan di Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng pada setiap

tahun anggaran;

2. Menjamin terciptanya integrasi, siskronisasi dan sinergi antar dokumen perencanaan;

3. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efektif, efesien, dan

berkelanjutan;

4. Memberikan indikator untuk melakukan evaluasi kinerja pembangunan daerah;

5. Mendeskripsikan tentang program-program prioritas yang akan dilaksanakan langsung

oleh Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng tahun 2017.

Sedangkan Tujuan Rancangan Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian Kabupaten

Soppeng tahun 2017 yaitu :

1. Sebagai media informasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dalam memberikan arah

kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahun 2017;

2. Untuk menentukan Program dan Kegiatan yang akan dicapai pada tahun 2017;

3. Agar tersedianya dokumen Perencanaan jangka menengah yang merupakan

penjabaran visi–misi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng;

4. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsi.

1.4. Sistematika Penulisan

Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2017

disusun menurut sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan rancangan

Renja SKPD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik. 1.1. Latar Belakang

Mengemukakan pengertian ringkas tentang Renja SKPD, proses penyusunan Renja SKPD, keterkaitan antara Renja SKPD dengan dokumen RKPD, Renstra SKPD, dengan Renja K/L dan Renja provinsi/Kabupaten/kota, serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD.

1.2. Landasan Hukum Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang

Page 10: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

SOTK, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD.

1.3. Maksud dan Tujuan Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renja SKPD

1.4. Sistematika Penulisan Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2016 2.1. Evaluasi pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2016 dan Capaian Renstra

SKPD Memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja Dinas

yang tergabung dalam Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra Dinas Pertanian Soppeng Tahun 2016-2021 berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja tahun-tahun sebelumnya.

2.2. Analisis kinerja pelayanan SKPD Berisikan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan Dinas Pertanian

Kabupaten Soppeng berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 dan Nomor 38 Tahun 2007.

2.3. Isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD Berisikan uraian mengenai isu-isu penting dalam penyelenggaraan tugas

pokok dan fungsi yang ditindaklanjuti dalam perumusan program dan kegiatan prioritas Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2017.

2.4. Review terhadap RKPD Tahun 2017 Berisikan perbandingan antara rumusan hasil identifikasi kebutuhan

program dan kegiatan berdasarkan analisis kebutuhan yang telah mempertimbangkan kinerja pencapaian target renstra SKPD dan tingkat kinerja yang dicapai oleh SKPD.

2.5. Penelahan Usulan program dan kegiatan masyarakat Berisikan kajian terhadap program kegiatan diusulkan para pemangku

kepentingan baik dari kelompok masyarakat terkait langsung dengan pelayanan SKPD.

BAB III TUJUAN DAN SASARAN RENJA SKPD 3.1. Telaah terhadap kebijakan Nasional dan Propinsi

Berisikan telaahan terhadap kebijakan nasional dan propinsi yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dan propinsi yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.

3.2. Tujuan dan Sasaran Renja Dinas Pertanian Berisikan perumusan tujuan dan sasaran didasarkan atas rumusan isu-isu penting penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2017 yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja Renstra.

Page 11: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

3.3. Program dan Kegiatan, Berisikan penjelasan mengenai : faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan, rekapitulasi program dan kegiatan serta penjelasan jika rumusan program dan kegiatan tidak sesuai dengan rancangan awal RKPD, baik jenis program/kegiatan, pagu indikatif, maupun kombinasi keduanya.

BAB IV PENUTUP Berisikan uraian mengenai catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik

dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan, kaidah pelaksanaannya serta rencana tindak lanjut.

Page 12: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2016

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2016 dan Capaian Renstra SKPD

Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng merupakan SKPD yang baru resmi efektif tahun

2017 merupakan gabungan dari beberapa Sub Sektor yang tersebar di beberapa SKPD

pada tahun 2016, yaitu Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura dari Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikultura, Sub Sektor Perkebunan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan,

Sub Sektor Peternakan dari Dinas Peternakan dan Perikanan serta Penyuluhan Pertanian

dari BP3KP. Maka dari itu untuk evaluasi pelaksanaan Renja SKPD masih merupakan

capaian dari SKPD lama, khusus untuk program dan kegiatan yang dilanjutkan pada Dinas

Pertanian.

Keberhasilan yang telah dicapai dalam pelaksanaan kegiatan urusan Pertanian pada

Dinas sebelumnya pada Tahun 2016 ditentukan dari hasil pelaksanaan program dan

kegiatan yang disesuaikan dengan Renja tahun bersangkutan dari APBD Kabupaten

Soppeng. Adapun program dan kegiatan pada tahun 2016 masih menggunakan nama

Program dan Kegiatan dari RPJMD sebelumnya sehingga dibutuhkan ketelitian

penyesuaian dengan nama Program dan Kegiatan sesuai RPJMD 2016-2021, program dan

kegiatan yang telah dilaksanakan atau direalisasikan sesuai dengan pagu anggaran yang

ditetapkan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :

A. Belanja Langsung

a) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Produksi

Tanaman Pangan

- Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian dengan jumlah anggaran

sebesar Rp. 125.000.000,- tidak terealisasi atau 0,00%. Hal tersebut

disebabkan karena dalam kegiatan tersebut berupa belanja subsidi transportasi

untuk pupuk bersubsidi ke daerah terpencil dengan tujuan menghindari

kenaikan harga pupuk sampai ke petani akibat biaya transportasi, tidak

digunakan karena penyaluran pupuk bersubsidi berjalan dengan normal melalui

penegakan aturan pendistribusian pupuk bersubsidi.

- Kegiatan Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian dengan jumlah anggaran sebesar

Rp. 89.100.000,- dapat direalisasikan sebesar Rp. 75.030.00 atau 84,21%.

Adapun output kegiatan luas areal penangkaran benih unggul tanaman pangan

Page 13: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

25 Hektar tercapai 100%. Hal tersebut didukung oleh kesediaan Kelompok Tani

sebagai mitra untuk melakukan penangkaran benih di wilayahnya.

- Kegiatan Penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan (RDKK) Pupuk Bersubsidi

dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 55.660.000,- dapat direalisasikan sebesar

Rp. 55.510.000,- atau 99,73%. Adapun output kegiatan jumlah RDKK pupuk

bersubsidi yang tersusun tepat waktu 1 dokumen atau tercapai 100%. RDKK

Pupuk bersubsidi merupakan dokumen yang wajib untuk dibuat sebagai

persyaratan mendapatkan kuota pupuk bersubsidi.

- Kegiatan Pembinaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi dengan jumlah anggaran

sebesar Rp. 190.050.000,- dapat direalisasikan sebesar Rp. 146.625.000,- atau

77,15%. Adapun output kegiatan jumlah pengecer dan distributor pupuk

bersubsidi 47 orang dari target 52 orang yang tertuang dalam Renstra SKPD

atau 90,39%. Hal tersebut disebabkan karena adanya beberapa Pengecer

Pupuk Bersubsidi yang mengundurkan diri, sehingga jumlah pengecer

berkurang yang berdampak pada target kegiatan pembinaan;

- Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Serealia

merupakan nama kegiatan baru, melihat indikator kinerja kegiatan tersebut

sama dengan kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk

Pertanian, telah dilaksanakan dengan jumlah anggaran sebesar

Rp. 432.655.000,- dapat dan direalisasikan sebesar Rp. 385.574.500,- atau

89,12%. Adapun output kegiatan luas arel pengembangan tanaman serealia

melalui peningkatan produktivitas 125 Hektar atau 100% dari target Renstra

SKPD. Kegiatan tersebut merupakan upaya peningkatan produksi dengan

pendekatan penerapan teknologi spesifik lokasi pada wilayah kelompok tani

untuk memberikan pembelajaran atau bahan perbandingan para petani.

Tercapainya target tersebut didukung oleh kerjasama yang baik dengan para

kelompok tani yang lokasinya dijadikan tempat penerapan pelaksanaan

kegiatan;

- Kegiatan Perlindungan Tanaman untuk Peningkatan Pengamanan Produksi

Tanaman Pangan dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 95.290.000,- dapat

direalisasikan sebesar Rp. 94.039.500,- atau 98,69. Adapun output kegiatan

jumlah obat-obatan yang diadakan 3 paket atau 100% dari target. Pengadaan

Obat-obatan untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit;

Page 14: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

- Kegiatan Penyusunan Data Base Potensi Produk Pangan dengan jumlah

anggaran sebesar Rp. 126.059.000,- dapat direalisasikan sebesar Rp.

125.194.000,- atau 99,32%. Adapun output kegiatan jumlah datan potensi

tanaman pangan dan hortikultura yang tersusun 2 dokumen atau 100%.

Kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin dalam penyediaan data dan

informasi mengenai produksi dan produktivitas tanaman pangan dan

hortikultura;

b). Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Hortikultura

- Kegiatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah merupakan

nama kegiatan baru, melihat indikator kinerja dan capaian kegiatan tersebut

sama dengan kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/Perkebunan,

yang telah dilaksanakan dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 386.785.000,-

dapat direalisasikan sebesar Rp. 383.219.000,- atau 99,08%. Adapun output

kegiatan jumlah pohon tanaman buah unggulan dan tanaman buah lainnya

yang dikembangkan 8802 pohon dengan rincian 322 pohon durian, 6000 buah

naga, 2400 pisang dan 80 pohon buah lainnya (mangga, rambutan, lengkeng,

nangka, sawo, jambu dan jeruk), sementara berdasarkan Renstra SKPD untuk

tahun 2016 target kegiatan tersebut hanya 800 pohon (300 pohon durian, 500

pohon buah lainnya), jadi realisasi dibandingkan target Renstra SKPD

mencapai 1.100,25%, hal tersebut disebabkan adanya kebijakan untuk

mengembangkan tanaman hortikultura di daerah-daerah perbatasan sebagai

penanda/penyambut memasuki wilayah Kab. Soppeng, sehingga dialokasikan

penambahan jumlah anggaran pada perubahan APBD 2016;

- Kegiatan Pengembangan Diversifikasi Tanaman dengan jumlah anggaran

sebesar Rp. 615.442.500,- dapat direalisasikan sebesar Rp. 613.319.000,- atau

99,66%. Adapun output kegiatan jumlah komoditi hortikultura yang diusahakan

5 komoditi atau 100% dari target Renstra SKPD. Adapun kelima jenis komoditi

yang dikembangkan tersebut yaitu Strawberry, Buah Naga, Sayuran, Cabe dan

Biofarmaka;

c). Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian / Perkebunan

- Kegiatan Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian merupakan nama kegiatan

baru, melihat indikator kinerja dan capaian kegiatan tersebut sama dengan

kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian yang telah

Page 15: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

dilaksanakan dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 4.595.000.000,- dapat

direalisasikan sebesar Rp. 3.501.348.500,- atau 76,20%. Adapun output

kegiatan panjang jaringan irigasi yang terbangun / terehabilitasi (JITUT/JIDES)

8775,70 meter dari target kinerja Renstra SKPD 9.173 meter atau 95,67%. Tidak

tercapainya target kinerja renstra disebabkan adanya peningkatan biaya dari

hasil penyusunan RAB pada lokasi-lokasi kegiatan dibandingkan perhitungan

target Renstra. Selain kenaikan harga bahan baku, lokasi-lokasi kegiatan yang

berada pada wilayah persawahan membutuhkan biaya mobilisasi bahan dalam

perencanaannya;

- Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Lahan merupakan nama kegiatan baru,

melihat indikator kinerja dan capaian kegiatan tersebut berupa Jalan Usaha

Tani, pada Tahun 2016 terdapat 2 (dua) kegiatan yang didalamnya ada

Pembangunan Jalan Usaha Tani, yaitu Kegiatan Koordinasi Perumusan

Kebijakan Pertanahan dan Infrastruktur Pertanian dan Pedesaan serta Kegiatan

Pengembangan Pertanian Pada Lahan Kering. Dari 2 (dua) kegiatan tersebut

khusus untuk item pembangunan Jalan Usaha Tani terealisasi anggaran

sebesar Rp. 3.732.514.350,- dari pagu dana Rp. 5.194.466.000,- atau 71,85%

yang menghasilkan output berupa Jalan Usaha Tani sepanjang 29,18 km dari

target Renstra 20 km atau 145,9%. Rendahnya realisasi anggaran disebabkan

adanya keterlambatan pengajuan pencairan dana sehingga mengalami

penundaan sampai tahun 2017, sedangkan untuk kinerja yang melampaui target

Renstra didukung oleh ketersediaan dana untuk pembangunan jalan usaha tani,

termasuk tambahan alokasi dari dana PIK untuk pembuatan Jalan Usaha Tani.

Begitu juga dengan usulan masyarakat baik melalui musrenbang

Desa/Kelurahan maupun usulan melalui proposal cukup banyak.

- Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian Tepat Guna

dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 742.382.945,- dapat direalisasikan

sebesar Rp. 310.740.000,- atau 41,86% Adapun output kegiatan jumlah alat dan

mesin pertanian yang tersedia 29 unit dari target 22 unit atau 131,82%.

Rendahnya realisasi anggaran disebabkan adanya pengadaan alat yang

mengalami keterlambatan pengajuan pencairan dana sehingga tertunda sampai

tahun 2017, sementara tingginya realisasi kinerja disebabkan adanya tambahan

anggaran untuk pada perubahan APBD untuk percepatan penyediaan alat dan

Page 16: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

mesin pertanian, termasuk tambahan dari Dana PIK. Realisasi kinerja bisa lebih

tinggi lagi seandainya semua jenis alat dan mesin terealisasi, hanya saja karena

faktor keterlambatan proses pengadaan kultivator sebanyak 5 unit melalui

e-katalog, sehingga supplier tidak bisa lagi melakukan proses pengadaan

menjelang akhir tahun anggaran;

- Kegiatan Pengelolaan Sumber-Sumber Air untuk Pertanian merupakan nama

kegiatan baru, melihat indikator kinerja dan capaian kegiatan tersebut berupa

Sumber-Sumber Air Alternatif seperti Embung, Sumur Air Tanah Dangkal

maupun Dam Parit, pada Tahun 2016 terdapat 2 (dua) kegiatan yang

didalamnya ada item-item tersebut, yaitu Kegiatan Koordinasi Perumusan

Kebijakan Pertanahan dan Infrastruktur Pertanian dan Pedesaan serta Kegiatan

Pengembangan Pertanian Pada Lahan Kering. Dari 2 (dua) kegiatan tersebut

khusus untuk Pengembangan Sumber Air tersebut terealisasi anggaran sebesar

Rp. 949.792.200,- dari pagu Rp. 1.559.926.855,- atau 60,88% yang

menghasilkan output berupa 19 Unit sumber air alternative dari 15 unit target

renstra atau 126,66%. Rendahnya realisasi anggaran disebabkan karena

adanya beberapa paket pekerjaan yang mengalami keterlambatan administrasi

pengajuan pencairan dana sampai tahun anggaran 2016 berakhir, termasuk

juga disebabkan oleh keterlambatan transferan dana pusat DAK yang

merupakan sumber pendanaan dari kegiatan tersebut. Sementara realisasi

kinerja yang melampaui target terkait dengan ketersediaan dana untuk

pengembangan sumber air, serta banyaknya usulan masyarakat untuk kegiatan

tersebut;

- Kegiatan water Resource and Irrigatian Sector Management (WISMP) dengan

jumlah anggaran Rp. 145.921.550,- dapat direalisasikan sebesar Rp.

135.371.198,- atau 92,77% Adapun output kegiatan jumlah kelompok P3A dan

GP3A yang terfasilitasi pembentukan dan pengembangan kelembagaannya 14

kelompok atau 100% dari target renstra SKPD. Focus kegiatan WISMP untuk

tahun 2016 yaitu pengembangan kelembagaan dengan melakukan study

banding GP3A sebanyak 14 GP3A baru ke Kab. Semarang Jawa Tengah, selain

itu juga berupa kegiatan sosialisasi regulasi terkait pengelolaan air irigasi pada 8

(delapan) kecamatan Se Kabupaten Soppeng;

Page 17: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

d). Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Perkebunan

- Kegiatan Pengembangan Bibit Unggul Pertanian/Perkebunan dengan jumlah

anggaran Rp. 501.500.000,- dapat direalisasikan sebesar Rp. 455.775.000,-

atau 90,89% Adapun output kegiatan jumlah bibit sambung pucuk kakao

59.000 pohon atau 100% dari target kegiatan. Kegiatan ini berupa penyediaan

saprodi bibit unggul kakao untuk para petani melalui wadah kelompok tani,

khususnya pada daerah dengan potensi lahan perkebunan kakao. Tercapainya

target kegiatan ini tidak terlepas dari cukup banyaknya tersedia bibit sambung

pucuk kakao yang dikembangkan penangkar bibit lokal, sehingga proses

pengadaan bisa berjalan dengan baik;

- Kegiatan Pengembangan Tanaman Alternatif Perkebunan dengan jumlah

anggaran Rp. 501.175.000,- dapat direalisasikan sebesar Rp. 476.060.500,-

atau 94,99% Adapun output kegiatannya jumlah bibit pala dan lada 9.300

pohon atau 100% dari target kegiatan. Pencapaian kinerja yang mencapai

target ini didukung oleh ketersediaan dana untuk pengadaan bibit pala dan

lada, selain itu tingginya minat petani untuk membudidayakan komoditi baru ini

cukup tinggi sehingga mendukung tercapainya pelaksanaan kegiatan;

- Kegiatan Peningkatan Produksi dan Kualitas Tembakau dengan jumlah

anggaran Rp. 500.000.000,- dapat direalisasikan sebesar Rp. 423.801.103,-

atau 84,76% Adapun output kegiatannya tersedianya sarana dan prasarana

pada kelompok tani pembudidaya tanaman tembakau 7 kelompok atau 100%

dari target renstra SKPD. Kegiatan yang dibiayai dari dana bagi hasil cukai

tembakau ini digunakan untuk memberdayakan kelompok-kelompok

pembudidaya tembakau di Kab. Soppeng. Tercapainya kinerja pelaksanaan

kegiatan tidak terlepas dari terpeliharanya kebiasaan membudidayakan

tembakau di wilayah-wilayah tertentu di Kab. Soppeng. Sementara untuk

realisasi keuangan tidak mencapai 100% karena adanya sisa dana dari

pengadaan sarana prasarana mendukung tanaman tembakau tersebut;

- Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Perkebunan

Berkelanjutan dengan jumlah anggaran Rp. 71.000.000,- dapat direalisasikan

sebesar Rp. 70.996.000,- atau 99,99% Adapun output kegiatan tersedianya

CP/CL kegiatan APBN 30 kelompok atau 100% dari target Renstra SKPD.

Kegiatan ini merupakan pendukung/persiapan kegiatan yang dibiayai dari

Page 18: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

APBN berupa pengembangan komoditi kakao. Keberhasilan pencapaian kinerja

berupa CP/CL 30 kelompok didukung oleh banyaknya kelompok yang

mengajukan permohonan pengembangan komoditi kakao diwilayahnya, baik

berupa rehabilitasi maupun peremajaan tanaman kakao;

e). Program Pengembangan Sutera Alam

- Kegiatan Pelatihan Petani Sutera Alam dengan jumlah anggaran Rp.

73.500.000,- dapat direalisasikan sebesar Rp. 73.489.000,- atau 99,99%

Adapun output kegiatan jumlah kelompok tani yang diberikan pelatihan

pengembangan sutera alam 2 kelompok;

e). Program Peningkatan Hasil Produksi Peternakan

- Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak dengan jumlah anggaran Rp.

1.673.578.000,- dapat direalisasikan sebesar Rp. 1.418.344.700,- atau 84,75%

Adapun output kegiatan jumlah sarana dan prasarana IB dan jumlah bibit

ternak yang diadakan bibit kambing 37 ekor, bibit sapi 150 ekor dan bibit

unggas 1.180 ekor;

- Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Dana Bergulir dengan jumlah

anggaran Rp. 39.525.000,- dapat direalisasikan Rp. 30.945.000,- atau 78,30%

Adapun output kegiatan jumlah laporan yang disusun 1 laporan;

f). Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

- Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Peternakan Tepat Guna dengan

jumlah anggaran Rp. 51.600.000,- dapat direalisasikan Rp. 51.600.000,- atau

100% Adapun output kegiatan jumlah sarana dan prasarana peternakan yang

diadakan 3 unit;

- Kegiatan Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Peternakan Tepat

Guna dengan jumlah anggaran Rp. 62.760.000,- dapat direalisasikan Rp.

59.610.000,- atau 94,98% Adapun output kegiatan pembuatan pakan 8 kali dan

sosialisasi IB 8 kali;

g). Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

- Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak

dengan jumlah anggaran Rp. 230.950.000,- dapat direalisasikan Rp.

230.179.575,- atau 99,67% Adapun output kegiatan jumlah vaksin dan

pengobatan ternak 8.000 dosis;

Page 19: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

- Kegiatan Pembinaan Kesmavet pada Usaha Peternakan dengan jumlah

anggaran Rp. 28.650.000,- dapat direalisasikan Rp. 27.400.000,- atau 95,64%

Adapun output kegiatan jumlah pemeriksaan sampel daging dan uji sampel

produk peternakan 30 sampel;

h). Program Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Penyuluh

- Kegiatan Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian dengan jumlah

anggaran Rp. 98.025.000,- dapat direalisasikan Rp. 97.908.450,- atau 99,89%

Adapun output kegiatan jumlah penyuluh yang mengikuti pelatihan

peningkatan kapasitas 150 orang;

- Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Penyuluh Pertanian dengan

jumlah anggaran Rp. 53.465.000,- dapat direalisasikan Rp. 53.465.000,- atau

100% Adapun output kegiatan jumlah penyuluh yang meningkat

kesejahteraannya 150 orang;

- Kegiatan Penyuluhan dan Pendampingan bagi Pertanian/Perkebunan dengan

jumlah anggaran Rp. 184.069.500,- dapat direalisasikan Rp. 184.006.275,-

atau 99,97% Adapun output kegiatan penyusunan program penyuluhan dan

rencana kerja 149 dokumen;

- Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Penyuluhan dengan jumlah

anggaran Rp. 829.110.000,- dapat direalisasikan Rp. 649.659.150,- atau

78,36% Adapun output kegiatan jumlah sarana dan prasarana penyuluhan

yang diadakan 11 jenis;

- Kegiatan Penyuluhan Desiminasi Teknologi Pertanian/Perkebunan Spesifikasi

Lokasi dengan jumlah anggaran Rp. 29.497.500,- dapat direalisasikan Rp.

29.497.500,- atau 100% Adapun output kegiatan frekuensi penyuluhan

informasi teknologi spesifikasi lokasi yang telah direkomendasikan 8 kali ;

- Kegiatan Penyuluhan dan Pendampingan Penerapan Teknologi Peternakan

Tepat Guna dengan anggaran Rp. 46.110.000,- dapat direalisasikan Rp.

46.109.950,- atau 99,99% Adapun output kegiatan frekuensi penyuluhan

teknologi peternakan yang dilaksanakan 24 kali;

- Kegiatan Replika Pemberdayaan Balai Penyuluhan Kecamatan dengan jumlah

anggaran Rp. 33.875.000,- dapat direalisasikan Rp. 33.875.000,- atau 100%

Adapun output kegiatan jumlah model percontohan/demplot integrasi terpadu 2

unit;

Page 20: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

i). Program Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama

- Kegiatan Pedidikan Petani dan Pelaku Agribisnis dengan jumlah anggaran Rp.

149.042.500,- dapat direalisasikan Rp. 149.042.375,- atau 99,99% Adapun

output kegiatan jumlah petani yang mengikuti pendidikan dan pelatihan 280

orang;

- Kegiatan Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani dan KTNA dengan jumlah

anggaran Rp. 45.781.450,- dapat direalisasikan Rp. 45.781.350 atau 99,99%

Adapun output kegiatan jumlah kelembagaan pelaku utama yang dibina 763

poktan;

j). Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu dan Pemasaran Hasil

Pertanian

- Kegiatan Penanganan Pengolahan Hasil Pertanian dengan jumlah anggaran

Rp. 154.948.000,- dapat direalisasikan Rp. 141.533.000,- atau 91,35% Adapun

output kegiatan jumlah jenis usaha pengolahan hasil pertanian 4 jenis;

- Kegiatan Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian Unggulan Daerah dengan

jumlah anggaran Rp. 111.945.000,- dapat direalisasikan Rp. 58.485.000 atau

52,25% Adapun output kegiatan jumlah keikutsertaan dalam pelaksanaan

pameran promosi tingkat kabupaten, provinsi dan nasional 3 kali;

- Kegiatan Penyuluhan dan Bimbingan Pengelolaan Sumber Daya Petani Melalui

Bantuan Pemerintah dengan jumlah anggaran Rp. 142.352.000,- dapat

direalisasikan Rp. 51.720.000,- atau 36,34% Adapun output kegiatan jumlah

peserta penyuluhan dan bimbingan pengelolaan sumber daya petani melalui

bantuan pemerintah 80 orang;

- Kegiatan Pelatihan dan Bimbingan Kewirausahaan bagi Kelompok Tani dengan

jumlah anggaran Rp. 42.352.000,- dapat direalisasikan Rp. 35.058.500,- atau

82,78% Adapun output kegiatan jumlah peserta yang mengikuti pelatihan

kewirausahaan 120 orang;

Page 21: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian

2.2.1. Tingkat Produktivitas Padi dan Palawija

Pembangunan sektor Pertanian tetap menjadi program prioritas dalam

menunjang peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani di Kabupaten

Soppeng. Upaya mempertahankan ketersediaan pangan melalui peningkatan

produksi, produktivitas dan mutu produksi Pertanian menjadi skala prioritas guna

mewujudkan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Komoditi padi dan

palawija yang merupakan bahan pangan utama tetap menjadi skala prioritas karena

komoditi tersebut cukup strategis. Dinas Pertanian sebagai SKPD yang memiliki

tanggung jawab dalam melaksanakan urusan pertanian, menjadikan tingkat

produktivitas padi dan palawija sebagai salah satu indikator kinerja pelayanan.

Adapun capaian indikator tersebut pada tahun 2016 sebagai tahun pertama periode

Renstra 2016-2021 yaitu untuk Padi mencapai 5,527 Ton/Ha dari target 5,894

Ton/Ha atau mencapai 93,77%, Jagung mencapai 4,866 Ton/Ha dari target 4,916

Ton/Ha atau mencapai 98,98%, Kedelai mencapai 1,663 Ton/Ha dari target 2,102

Ton/Ha atau mencapai 79,12%, Kacang Tanah mencapai 1,663 Ton/Ha dari target

1,857 Ton/Ha atau mencapai 89,55%, Kacang Hijau mencapai 0,936 Ton/Ha dari

target 1,417 Ton/Ha atau mencapai 66,06%, Ubi Kayu mencapai 22,114 Ton/Ha

dari target 11,987 Ton/Ha atau mencapai 184,48%, sedangkan Ubi Jalar mencapai

18,329 Ton/Ha dari target 14,107 Ton/Ha atau 129,93%.

Dari hasil capaian tersebut diatas, hanya ubi kayu dan ubi jalar yang

mencapai bahkan melampaui target, sedangkan komoditi lainnya belum mencapai

target. Khusus untuk komoditas yang belum mencapai target yaitu Padi, Jagung,

Kedelai, Kacang Hijau dan Kacang Tanah, ada beberapa faktor yang menjadi

penyebab diantaranya : 1. Pengaruh anomali iklim yang menyebabkan terjadinya

kekeringan yang cukup panjang pada pertengahan tahun 2016 (Juli-Agustus)

berdampak terhadap pertanaman terutama Kedelai, kemudian Banjir awal tahun

(Januari) pada areal persawahan sekitar aliran sungai dan danau menyebabkan

puso pertanaman Padi, khususnya wilayah Kecamatan Ganra, Donri-Donri dan

Marioriawa; 2. Serangan Hama Wereng, Tikus, Penggerek Batang serta Penyakit

Blast dan Kresek pada tanaman padi, penggerek polong pada tanaman kedelai; 3.

Penerapan Teknologi sesuai rekomendasi spesifik seperti dosis pemupukan,

Page 22: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

penggunaan benih unggul dan cara perawatan/pemeliharaan sesuai teknik

budidaya yang baik belum berjalan optimal.

Sedangkan untuk Ubi Kayu dan Ubi Jalar, meskipun belum dibudidayakan

secara meluas seperti komoditas pangan lainnya, tingkat produktivitas yang dicapai

jauh melampaui target yang ditentukan. Hal tersebut disebabkan karena komoditas

tersebut termasuk komoditas yang tidak rentan akan serangan hama dan penyakit,

teknologi budidaya tidak terlalu rumit dan luas pertanaman yang tidak terlalu besar

sehingga pemeliharaan bisa berjalan secara intensif oleh para petani pembudidaya

ubi kayu dan ubi jalar.

2.2.2. Tingkat Produktivitas Komoditi Hortikultura Unggulan

Selain Komoditi padi dan palawija yang merupakan bahan pangan utama,

komoditi hortikultura juga tetap menjadi skala prioritas karena komoditi tersebut

cukup strategis, dimana komoditi hortikultura meliputi tanaman buah-buahan,

sayuran, tanaman obat dan tanaman hias. Dinas Pertanian sebagai SKPD yang

memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan urusan pertanian, juga menjadikan

tingkat tanaman hortikultura unggulan sebagai salah satu indikator kinerja

pelayanan. Adapun capaian indikator tersebut pada tahun 2016 sebagai tahun

pertama periode Renstra 2016-2021 yaitu untuk Bawang Merah mencapai 7,593

Ton/Ha dari target 5,0 Ton/Ha atau mencapai 151,86%, Cabai Besar mencapai

2,116 Ton/Ha dari target 4,0 Ton/Ha atau mencapai 52,90%, Cabai Rawit

mencapai 1,886 Ton/Ha dari target 5,0 Ton/Ha atau mencapai 37,72%, Pisang

mencapai 0,50 Kw/Rumpun dari target 0,35 Kw/Rumpun atau mencapai 142,86%,

Durian mencapai 1,49 Kw/Pohon dari target 1,92 Kw/Pohon atau mencapai

77,60%, Mangga mencapai 0,46 Kw/Pohon dari target 0,60 Kw/Pohon atau

mencapai 76,67%, sedangkan Jahe mencapai 3,18 Kg/m2 dari target 3,94 Kg/m2

atau 80,71% dan kencur tidak ada panen untuk tahun 2016 sehingga capaian

produktivitas 0,00%.

Untuk Cabe Merah dan Cabe Rawit, komoditas tersebut belum terlalu meluas

wilayah pembudidayaannya, masih pada titik-titik tertentu termasuk pada

pekarangan rumah penduduk, masih jarang dilakukan dalam suatu hamparan luas

seperti komoditas lain pada umumnya. Rendahnya produktivitas yang dicapai

terutama disebabkan oleh penerapan teknologi budidaya yang belum optimal

khususnya dalam hal pemeliharaan/perawatan tanaman, karena Cabe Merah dan

Page 23: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

Cabe Rawit ini termasuk Komoditas yang sangat membutuhkan perawatan intensif,

selain itu komoditas ini juga sangat rentan dengan serangan berbagai jenis

hama/organisme pengganggu tanaman (OPT).

Khusus untuk komoditas bawang merah dengan tingkat capaian yang

melampaui target yaitu 151,86% dari target, hal utama yang menjadi pemicu yaitu

meningkatnya minat masyarakat dalam hal budidaya bawang merah terlihat dari

bertambahnya lokasi-lokasi pembudidaya bawang merah yang awalnya hanya di

wilayah Kecamatan Lilirilau berkembang ke wilayah Kecamatan Marioriwawo dan

Marioriawa, sehingga teknologi budidaya dari sumber-sumber ilmu budidaya secara

aktif dilakukan petani pembudidaya kemudian diaplikasikan secara optimal. Selain

itu budidaya bawang merah juga didukung dengan program Pengembangan

Kawasan Bawang Merah Kementerian Pertanian melalui bantuan dana APBN-P

tahun 2015 seluas 30 Hektar berupa sarana produksi dan

pendampingan/penyuluhan budidaya secara intensif yang hasil produksinya

dipanen pada tahun 2016 ini.

Durian merupakan komoditas tanaman hortikultura yang masih dalam tahap

pengembangan, dimana lokasi produktif saat ini baru pada wilayah Kecamatan

Lalabata dan Marioriwawo (daerah pegunungan). Rendahnya produktivitas yang

dicapai tidak terlepas dari berbagai faktor, salah satu faktor utama yaitu cuaca/iklim

yang menyebabkan terjadinya kekeringan pada saat proses pembungaan tanaman

durian sebelum memasuki masa pembuahan, proses menuju pembuahan yang

membutuhkan air tidak berjalan optimal karena kekeringan, bahkan menyebabkan

bunga calon buah berguguran. Selain itu faktor perawatan/pemeliharaan tanaman

yang belum optimal sehingga produktivitas yang dicapai masih rendah.

Khusus komoditas mangga dalam pembudidayaannya cenderung tidak

dilakukan pemeliharaan seperti tanaman hortikultura lainnya, terutama yang hanya

dijadikan tanaman sela pada lahan petani. Hal tersebut menjadi penyebab utama

rendahnya produktivitas yang dicapai. Sangat jarang petani pembudidaya mangga

yang melakukan pemupukan ataupun penyemprotan hama. Berbeda halnya

dengan komoditas Pisang, pada lokasi sentra produksi seperti Kecamatan Lilirilau

dan Marioriwawo, dilakukan perawatan-perawatan pada rumpun tanaman pisang

meskipun hanya sebagai tanaman sela di lahan para petani, termasuk pemberian

pupuk.

Page 24: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

Jahe dan Kencur, kedua komoditas ini belum intensif dibudidayakan, masih

dalam tahap pengembangan khususnya jahe jenis unggul yang permintaan

pasarnya cukup tinggi seperti Jahe Gajah dan Jahe Merah. Khusus untuk

komoditas kencur yang realisasi produktivitasnya 0,00% dari target disebabkan

pertanaman kencur para petani dibiarkan saja tidak dilakukan pemanenan karena

harga pasar yang sangat rendah dibandingkan modal usaha budidaya komoditas

tersebut. Petani baru akan melakukan pemanenan pada saat harga

menguntungkan. Salah satu kelebihan dari tanaman kencur ini, bisa tersimpan

dalam tanah bertahun-tahun tidak dipanen. Hanya saja tentunya tetap mengalami

penurunan kualitas apabila sudah terlalu lama tidak dipanen.

2.2.3. Tingkat Produktivitas Komoditi Perkebunan Unggulan

Selain komoditi tanaman pangan dan hortikultura, komoditi perkebunan juga

menjadi penopang utama perekonomian di Kabupaten Soppeng terutama untuk

jenis kakao, serta tembakau yang menjadi andalan di Kabupaten Soppeng. Adapun

tingkat produktivitas komoditi hasil perkebunan unggulan menjadi indicator kinerja

pelayanan pada Dinas Pertanian, khusus untuk 2 (dua) jenis komoditi yaitu kakao

dan tembakau. Adapun capaian dari indicator tersebut untuk Kakao yaitu mencapai

899,07 Kg/Ha dari target 895,81 Kg/Ha atau 100,36%, sedangkan tembakau

mencapai 550 Kg/Ha dari target 342,55 Kg/Ha atau 160,56%. Intensifnya kegiatan

pengembangan komoditi kakao baik dari dana APBD Kabupaten, APBD Provinsi

dan APBN beberapa tahun terakhir sangat mendukung tingkat capaian

produktivitas komoditi kakao, selain itu kesadaran petani untuk melakukan

pemeliharaan pertanaman kakao juga menjadi salah satu kunci peningkatan

produktivitas. Sedangkan untuk komoditi tembakau, tingginya realisasi yang dicapai

dari target untuk tahun 2016 ini karena kondisi pertanaman yang baik akibat cuaca

yang mendukung. Petani tepat dalam memilih waktu pembudidayaan tembakau,

selain itu para petani juga cukup intensif melakukan pemeliharaan tanaman

tembakau karena nilainya cukup ekonomis atau menguntungkan.

2.2.4. Tingkat Produksi Benang Sutera

Benang Sutera yang pernah mencapai puncak kejayaan sebagai salah satu

sumber penghasilan petani di Kab. Soppeng terus mengalami penurunan beberapa

tahun terakhir. Berbagai kendala yang dihadapi oleh petani sutera menyebabkan

jumlah petani komoditi tersebut semakin berkurang. Melalui era Pemerintahan saat

Page 25: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

ini, Kabupaten Soppeng mencanangkan untuk mengembalikan kejayaan komoditi

sutera untuk menjadi sumber pendapatan dalam peningkatan kesejahteraan petani.

Dinas Pertanian diharapkan sebagai SKPD terkait untuk berperan aktif dalam

menjalankan program dan kegiatan terkait pengembangan komoditi sutera. Oleh

karena itu tingkat produksi benang sutera menjadi salah satu indicator pelayanan.

Adapun capaian pada tahun 2016 yaitu 828,06 Kg dari target 487,93 Kg atau

169,70%.

2.2.5. Tingkat Produksi Hasil Peternakan

Sub sektor peternakan merupakan salah satu sub sektor penyedia pangan

utama, khususnya pangan hewani sebagai sumber protein utama. Potensi

peternakan di Kabupaten Soppeng cukup besar dengan ketersediaan limbah

pertanian tanaman pangan maupun perkebunan sebagai sumber pakan.

Pengembangan peternakan bisa menjadi salah satu sumber pendapatan alternative

petani di Kabupaten Soppeng. Adapun komoditi unggulan ternak yang

dikembangkan di Kabupaten Soppeng diantaranya Ternak Sapi Potong dan Ayam

Petelur, selain itu juga ada Ternak Kambing, Ayam Pedaging, Burung Puyuh dan

lain-lainnya.

Dalam menjalankan tugas fungsi terkait sub sector peternakan, salah satu

indicator pelayanan yang dijadikan tolak ukur yaitu tingkat produksi hasil

peternakan, khususnya Daging (kg) dan Telur (kg). adapun capaian tingkat

produksi Daging pada tahun 2016 yaitu 1.141.733,25 Kg dari target 900.000 Kg

atau mencapai 126,86%. Sedangkan untuk produksi Telur yaitu 5.348.043,50 Kg

dari target 5.100.000 Kg atau mencapai 104,86%. Tingginya capaian kinerja untuk

produksi daging maupun telur seiring dengan peningkatan jumlah populasi hewan

ternak, hal tersebut menunjukkan semakin tingginya minat masyarakat dalam

usaha ternak. Hal tersebut harus terus didukung dengan menciptakan situasi dan

kondisi yang kondusif bagi usaha ternak masyarakat.

2.2.6. Persentase Peningkatan Luas Areal/Lahan Pertanian dan Usaha Pengembangan Pertanian Organik

Dalam Upaya peningkatan produksi hasil pertanian, selain intensifikasi pada

proses budidaya, ekstensifikasi dengan peningkatan luas areal/lahan pertanian juga

sangat mendukung dalam hal tersebut. Oleh karena itu program/kegiatan dalam

Dinas Pertanian diantaranya mengarah pada peningkatan luas areal/lahan

Page 26: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

pertanian. Sehingga salah satu indikator yang dijadikan tolak ukur dalam pelayanan

Dinas Pertanian yaitu persentase peningkatan luas areal/lahan pertanian dan usaha

pengembangan pertanian organik. Adapun untuk tahun 2016 belum ada target yang

ditetapkan atau 0,00%, akan tetapi pencapaian peningkatan yaitu 1,42%.

Peningkatan ini disebabkan oleh adanya program nasional perluasan sawah yang

dibiayai dari APBN sebesar 300 Ha, selain itu banyak titik-titik secara swadaya

melakukan perluasan sawah. Sesuai data Statistik Pertanian Tahun 2015 luas areal

persawahan yaitu 28.341,00 Ha menjadi 28.743,80 Ha atau meningkat 402,80 Ha

atau 1,42%.

2.2.7. Jumlah Unit Usaha Pengolahan Hasil Pertanian

Pengolahan hasil pertanian merupakan upaya peningkatan nilai tambah hasil

produksi pertanian menjadi produk-produk olahan. Peningkatan nilai tambah hasil

pertanian ini diharapkan bisa dinikmati oleh masyarakat khususnya petani itu

sendiri, sehingga konsep petik, olah, jual bisa menjadi pengungkit dalam

meningkatkan pendapatan masyarakat. Salah satu indicator bahwa proses

pengolahan hasil pertanian berjalan di tingkat masyarakat yaitu jumlah unit usaha

yang melakukan kegiatan pengolahan hasil pertanian. Untuk tahun 2016 jumlah unit

usaha pengolahan hasil pertanian yang terdata yaitu 95 unit dari target 96 unit atau

98,96%. Untuk tingkat Kabupaten atau targetan RPJMD yaitu 108 Unit termasuk

dari kelompok usaha pengolahan hasil perikanan.

2.2.8. Persentase Peningkatan Ketersediaan Sarana Prasarana Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian

Semakin meningkatnya jumlah sarana dan prasarana teknologi pengolahan

hasil pertanian menunjukkan bahwa kegiatan pengolahan hasil pertanian terdukung

dengan baik yang diharapkan bisa terus mengalami perkembangan. Ketersediaan

sarana dan prasarana pengolahan hasil pertanian saat ini masih terbatas

pada beberapa komoditi utama saja seperti Penggilingan Padi dan prasarana

pendukungnya, alat-alat panen dan pasca panen untuk Padi, Jagung dan Kedelai.

Berdasarkan data ketersediaan sarana dan prasarana pengolahan hasil

pertanian, termasuk alat panen dan pasca panen sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari usaha pengolahan hasil pertanian, jumlah yang tersedia yaitu

1.048 Unit dari berbagai jenis sarana dan prasarana teknologi Pengolahan Hasil

Page 27: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

Pertanian pada Tahun 2015, dan mengalami peningkatan pada Tahun 2016

menjadi 1.329 Unit. Ada peningkatan 281 Unit atau 26,81% dibanding tahun 2015.

2.2.9. Persentase Jumlah Komoditi yang Dipasarkan

Berdasarkan data dari Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian,

untuk tahun 2015 ada 3 (tiga) komoditi yang dikembangkan olahan dan

pemasarannya yaitu Padi, Jagung dan Kedelai. Sementara untuk tahun 2016 ada

penambahan jumlah komoditi menjadi 4 (empat) yaitu Padi, Jagung, Kedelai dan

Buah Naga. Artinya ada peningkatan sebesar 33,33% dibanding tahun 2015.

2.2.10. Jumlah Petani dan Pelaku Agribisnis yang Mengikuti Pelatihan, Bimtek dan Sosialisasi

Indikator kinerja sasaran strategis ini menunjukkan banyaknya petani dan

pelaku agribisnis lainnya yang mengikuti kegiatan terkait peningkatan kualitas SDM

berupa pelatihan, bimtek ataupun sosialisasi. Semakin banyak jumlah petani dan

pelaku agribisnis yang mengikuti kegiatan tersebut, tentu akan semakin baik dan

diharapkan bisa memberikan manfaat dan dampak yang baik bagi kelangsungan

usaha agribisnis yang dilakukan para petani dan pelaku usaha lainnya.

Berdasarkan data dari Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, untuk

tahun 2016 ada 2 (dua) jenis kegiatan utama yang terkait dengan indicator kinerja

ini yaitu 1.) Sosialisasi Sistem Kredit/Pembiayaan Usaha Tani Bagi Kelompok Tani;

2.) Pelatihan dan Bimbingan Kewirausahaan Bagi Kelompok Usaha Tani. Jumlah

peserta untuk 2 (dua) kegiatan tersebut masing-masing 65 orang dan 120 orang,

sehingga berjumlah 185 orang.

2.2.11. Persentase Kasus Penyakit Hewan dan Zoonosis yang tertangani

Persentase kasus penyakit hewan dan zoonosis yang tertangani, pada tahun

2016 target 35 % realisasi 36 % sehingga capaiannya 102.86 %. Hal ini dapat

dicapai karena didukung beberapa faktor antara lain (1) Koordinasi yang baik,

terjalinnya koordinasi yang baik antara masyarakat peternak dengan Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Soppeng yang memberikan informasi

memudahkan petugas dalam menangani kasus penyakit di lapangan.

(2) Tersedianya sarana dan prasarana, sarana dan prasarana seperti alat

transportasi mobil puskeswan, motor petugas dan alat-alat serta obat-obatan

hewan melancarkan tugas operasional dalam penanganan kasus di lapangan.

Pelayanan kesehatan hewan meningkat dengan adanya 4 unit Puskeswan yang

Page 28: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

ada di Kecamatan Donri-Donri dan Liliriaja, dan pada tahun 2012 ada tambahan 2

unit di Kecamatan Lalabata dan Marioriwawo, hal ini didukung oleh kegiatan

pemberdayaan puskeswan dimana fasilitas sarana dan prasarana sudah

mendukung kegiatan pelayanan Pos Kesehatan Hewan dan petugas tekhnis yang

siap melayani masyarakat peternak walaupun jumlah petugas tekhnis masih

terbatas. Begitu juga adanya dukungan kegiatan Pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit menular ternak berupa vaksinasi SE dan Anthrax untuk

ternak besar dan vaksinasi unggas di setiap kecamatan. Adapun kendala yang

dihadapi di lapangan adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam

melaporkan kasus-kasus penyakit atau kematian ternak yang ada di lingkungannya

ke Dinas Peternakan dan Perikanan. (3) Kesiapan petugas, kemampuan/keahlian

petugas untuk setiap saat turun ke lapangan apabila ada kasus penyakit hewan

yang segera memerlukan penanganan.

2.2.12. Persentase Kelembagaan Penyuluhan yang Diberdayakan dan Dikembangkan

Persentase Kelembagaan Penyuluhan yang diberdayakan dan

dikembangkan dimana persentase capaian indikator kinerja sebesar 93,75 % pada

Tahun 2016, dimana target sebesar 80% dengan realisasi 75%. Pencapaian

indikator kinerja tersebut meliputi jumlah Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan di 8 (delapan) kecamatan yaitu BP3K Kec. Marioriwawo, BP3K Kec.

Liliriaja, BP3K Kec. Lilirilau, BP3K Kec. Lalabata, BP3K Kec. Donri-Donri, BP3K

Kec. Marioriawa, BP3K Kec. Ganra dan BP3K Kec. Citta dan jumlah BP3K yang

diberdayakan yaitu terdapat pada 6 (enam) BP3K yaitu BP3K Kec. Marioriwawo,

BP3K Kec. Liliriaja, BP3K Kec. Lilirilau, BP3K Kec. Lalabata, BP3K Kec. Donri-

Donri, BP3K Kec. Marioriawa sehingga BP3K yang belum terealisasi

pemberdayaan dan pendampingan yaitu BP3K Kec. Ganra dan BP3K Kec. Citta .

Adapun yang menyebabkan sehingga pencapaian kinerja tidak tercapai disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu oleh adanya potensi kedua kecamatan tersebut (Ganra

dan Citta) yang belum mencapai 1000 Ha untuk pertanaman padi dan palawija

yang merupakan persyaratan pemberdayaan dan pendampingan. Kegiatan

pemberdayaan ini berupa demplot/percontohan kajian teknologi yang

direkomendasikan berdasarkan spesifik lokasi bagi pelaku utama dalam hal ini

petani di lokasi BP3K seperti teknologi sistem tanam jajar legowo (2:1, 3:1, 4:1),

Page 29: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

teknologi pengendalian OPT, kursus tani, rembug tani dan berbagai penyuluhan

penerapan teknologi spesifik lokasi.

2.2.13. Persentase Pencapaian Kinerja Mandiri Penyuluh

Persentase Pencapaian Kinerja Mandiri Penyuluh pada Tahun 2016 tingkat

persentase capaian 125% dimana target 80% dengan realisasi sebesar 100%.

Pencapaian kinerja mandiri penyuluh tersebut berupa jumlah penyuluh pertanian

yang berkinerja baik yaitu sebanyak 110 orang dibagi jumlah penyuluh pertanian

yang melakukan evaluasi kinerja mandiri sebanyak 110 orang yang terdiri dari

penyuluh pertanian PNS sebanyak 70 orang dan Tenaga Harian Lepas Tenaga

Bantu Penyuluh Pertanian sebanyak 40 orang sehingga didapatkan realisasi 100%.

Pencapaian indikator tersebut dapat berjalan secara maksimal disebabkan adanya

jalur koordinasi antara penyuluh di tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan

kabupaten yang berjalan dengan baik dalam memenuhi kriteria 16 (enam belas

indikator) pada formulir indikator kinerja mandiri tersebut seperti penyusunan

programa, penyusunan rencana kerja, latihan dan kunjungan serta supervisi.

2.2.14. Persentase Peningkatan Kelas Kelompok Tani yang Mandiri

Adapun realisasi peningkatan kelas kelompok yang mandiri di Kabupaten

Soppeng Tahun 2016 terdiri dari kelompok tani madya (40 kelompok) dan

kelompok tani utama (9 kelompok) pada tahun 2016 sebanyak 49 kelompok atau

25,39%. Pencapaian realisasi tersebut melampaui target Renstra yaitu 5%

peningkatan sehingga terdapat tingkat capaian sebesar 505.8%. Pencapaian

tersebut disebabkan oleh adanya kesadaran bagi kelompok untuk meningkatkan

kapasitas kelompoknya serta peran dan sumbangsih tenaga dan pikiran para

penyuluh sangat mendukung di lapangan dalam membina kelompok tani di

Kabupaten Soppeng.

2.2.15. Cakupan Kelompok Tani yang Dibina

Cakupan Kelompok Tani yang di bina di Kabupaten Soppeng pada Tahun

2016 yaitu terdapat jumlah kelembagaan petani yang dibina oleh penyuluh melalui

kegiatan latihan kunjungan (Laku), supervise dan monitoring yang teregistrasi di

Balai Penyuluhan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebanyak 1.472 kelompok

yang terdiri dari yang terdiri dari kelompok tani tanaman pangan sebanyak 550

buah, kelompok tani perkebunan sebanyak 394 buah, kelompok tani peternakan

sebanyak 273 buah, kelompok tani perikanan sebanyak 116 buah, kelompok tani

Page 30: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

hutan sebanyak 139 buah. Sedangkan jumlah kelompok tani yang terdaftar dan

terigistrasi berdasarkan Surat Keputusan Bupati Soppeng Nomor 740/XII/2016

sebanyak 1,488 kelompok sehingga ada beberapa kelompok yang dikunjungi

sebanyak 16 kelompok. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa terdapat

tingkat realisasi cakupan kelompok tani yang dibina sebesar 98,92% dengan target

89,85% atau terdapat capaian sebesar 110%. Hal tersebut menunjukkan bahwa

kinerja penyuluh baik di tingkat desa/kelurahan, tingkat kecamatan dan kabupaten

sudah maksimal melakukan pembinaan secara berjenjang sesuai dengan indikator

keberhasilan penyuluhan.

2.2.16. Persentase SDM Pelaku Utama yang Meningkat Melalui Pendidikan dan Pelatihan

Tingkat capaian Persentase SDM Pelaku Utama yang meningkat melalui

Diklat sebesar 125 %, dimana terdapat realisasi sebesar 100% dengan target 80%.

Pencapaian realisasi tersebut berdasarkan jumlah petani yang mengikuti pelatihan

dan diklat sejumlah 280 orang dan jumlah petani yang meningkat SDM melalui

pelatihan sebanyak 280 orang. Pencapain tersebut disebabkan adanya animo dan

antusias serta tingkat kesadaran petani untuk meningkatkan kompetensi dan

keterampilan sehingga petani dapat meningkatkan pendapatannya.

Untuk lebih jelasnya analisis capaian kinerja pelayanan SKPD Dinas Pertanian

Kabupaten Soppeng tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :

Page 31: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

TABEL 1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian

Kabupaten Soppeng

No.

Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi (Sesuai Permendagri 54

Tahun 2010)

Target SPM

Target IKK

Target Lainnya

Target Renstra SKPD Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian

2016 Catatan Analisis

2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Tingkat produktivitas padi dan palawija

a. Padi (Kw/Ha GKG) - 60,67 - 58,94 59,28 59,63 59,97 60,32 60,67 55,27 - - - - - 93,77%

b. Jagung (Kw/Ha pipilan kering) - 52,99 - 49,16 49,90 50,66 51,42 52,20 52,99 48,66 - - - - - 98,98%

c. Kedelai (Kw/Ha biji kering) - 22,70 - 21,02 21,35 21,68 22,01 22,35 22,70 16,63 - - - - - 79,12%

d. Kacang Tanah (Kw/ha biji kering) - 20,01 - 18,57 18,85 19,13 19,42 19,71 20,01 16,63 - - - - - 89,55%

e. Kacang Hijau (Kw/Ha biji kering) - 15,98 - 14,17 14,53 14,89 15,26 15,62 15,98 9,36 - - - - - 66,06%

f. Ubi Kayu (Kw/Ha umbi basah) - 187,97 - 119,87 133,49 147,11 160,73 174,35 187,97 221,14 - - - - - 184,48%

g. Ubi Jalar (Kw/Ha umbi basah) - 186,07 - 141,07 150,07 159,07 168,07 177,07 186,07 183,29 - - - - - 129,93%

2. Tingkat produktivitas komoditi hortikultura unggulan

a. Bawang Merah (Kw/Ha) - 75,00 - 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 75,93 - - - - - 151,86%

b. Cabai Merah (Kw/Ha) - 65,00 - 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 65,00 21,16 - - - - - 52,90%

c. Cabai Rawit (Kw/Ha) - 75,00 - 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 18,86 - - - - - 37,72%

d Durian (Kw/Pohon) - 3,30 - 1,92 2,19 2,47 2,75 3,02 3,30 1,49 - - - - - 77,60%

e. Pisang (Kw/Rumpun) - 0,48 - 0,35 0,37 0,40 0,42 0,45 0,48 0,50 - - - - - 142,86%

f. Mangga (Kw/Pohon) - 0,72 - 0,60 0,63 0,65 0,67 0,70 0,72 0,46 - - - - - 76,67%

g. Jahe (Kg/m2) - 6,43 - 3,94 4,44 4,94 5,43 5,93 6,43 3,18 - - - - - 80,71%

h. Kencur (Kg/m2) - 5,81 - 3,08 3,62 4,17 4,71 5,26 5,81 0,00 - - - - - 0,00%

3. Tingkat produktivitas komoditi Perkebunan unggulan

a. Kakao (Kg/Ha) - 1.288,00 - 895,81 1.120,00 1.156,00 1.200,00 1.244,00 1.288,00 899,07 - - - - - 100,36%

b. Tembakau (Kg/Ha) - 475,00 - 342,55 375,00 400,00 425,00 450,00 475,00 550,00 - - - - - 160,56%

4. Tingkat Produksi Benang Sutera

a. Benang Sutera (Kg) - 2.416,50 - 487,93 916,50 1.366,50 1.816,50 2.116,50 2.416,50 828,06 - - - - - 169,70%

5. Tingkat Produksi Hasil Peternakan a. Daging (Kg) - 1.450.000 - 900.000 950.000 1.000.000 1.175.000 1.300.000 1.450.000 1.141.733,25 - - - - - 126,86%

b. Telur (Kg) - 5.250.000 - 5.100.000 5.115.000 5.130.000 5.150.000 5.200.000 5.250.000 5.348.043,50 - - - - - 104,86%

6. Persentase peningkatan luas areal / lahan pertanian dan usaha pengembangan pertanian organik

- 0,88% - 0% 0.18% 0,35% 0,53% 0,71% 0,88% 1,42% - - - - - 100%

7. Jumlah unit usaha pengolahan hasil pertanian

- 123 Unit - 96 Unit 104 Unit 110 Unit 118 Unit 123 Unit 123 Unit 95 Unit - - - - - 98,96%

8. Persentase peningkatan ketersediaan sarana prasarana teknologi pengolahan hasil pertanian

- 41,67% - 0% 8,33% 16,67% 25,00% 33,33% 41,67% 26,81% - - - - - 100%

9. Persentase peningkatan jumlah komoditi yang dipasarkan

- 78,33% - 33,33% 33,33% 58,33% 58,33% 78,33% 78,33% 33,33% - - - - - 100%

10. Jumlah petani & pelaku agribisnis yang mengikuti pelatihan, bimtek, sosialisasi

- 710 org - 115 org 240 org 365 org 490 org 600 org 710 org 185 org - - - - - 160,87%

Page 32: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

11. Persentase Kasus Penyakit Hewan dan Zoonosis yang tertangani

- 60% - 35% 40% 45% 50% 55% 60% 36% - - - - - 102,86%

12. Persentase kelembagaan Penyuluhan yang Diberdayakan dan

Dikembangkan

- 100% - 80% 82% 85% 90% 95% 100% 75% - - - - - 93,75%

13. Persentase Pencapaian Kinerja Mandiri Penyuluh

- 100% - 80% 82% 85% 90% 95% 100% 100% - - - - - 125%

14. Persentase Peningkatan Kelas Kelompok Tani yang Mandiri

- 50% - 25% 30% 35% 40% 45% 50% 25,39% - - - - - 505,80%

15. Cakupan Kelompok Tani yang Dibina

- 90,25% - 89,85% 89,93% 90,01% 90,09% 90,17% 90,25% 98,92% - - - - - 110%

16. Persentase SDM Pelaku Utama yang Meningkat Melalui Pendidikan dan Pelatihan

- 90% - 80% 82% 83% 85% 87% 90% 100% - - - - - 125%

Page 33: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten

Soppeng yaitu melaksanakan sebagian kewenangan atau urusan pemerintahan daerah

berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Pertanian yang menjadi

tanggung jawab dan kewenangannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, telah dihadapkan pada berbagai tantangan, hambatan, maupun isu-isu strategis

yang tentunya perlu dihadapi dan disikapi secara bijaksana, bahkan dapat menjadi motivasi

demi kelancaran penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten

Soppeng.

Penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng tidak

terlepas dengan kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi perkembangan

organisasi. Kondisi tersebut berupa potensi, peluang dan tantangan terhadap eksistensi

Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sebagai salah satu satuan kerja perangkat daerah.

Dari sisi eksternal sejauh mana kemampuan organisasi memanfaatkan peluang serta

menghindari ancaman yang mungkin timbul di masa yang akan datang, sedangkan dari sisi

internal dapat diketahui situasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dalam memanfaatkan

kekuatan dan mengatasi kelemahan. Adapun kondisi internal yang berpengaruh terhadap

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yaitu

sebagai berikut :

a. Administrasi kepegawaian yang belum tertata dengan baik

Administrasi kepegawaian terkait dengan SDM aparatur yang di dalamnya mencakup

kompetensi, profesionalisme, etika dan budaya kerja. Penataan administrasi

kepegawaian juga sangat terkait dengan tata kelola pemerintahan sehingga untuk

menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik diperlukan pengadministrasian

kepegawaian yang tertata dengan baik agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

dapat dilaksanakan dengan baik. Kondisi ini tercermin pada pengelolaan administrasi

kepegawaian Dinas Pertanian yang pada dasarnya belum sepenuhnya tertata dengan

baik, hal ini dapat dilihat dari struktur organisasi yang didalamnya terdapat UPTD dan

Pejabat Fungsional dimana sampai sekarang personilnya belum terisi sehingga apa

yang menjadi tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian belum dapat berjalan optimal.

b. Keterbatasan jumlah dan kualifikasi sumberdaya aparat yang dimiliki dibandingkan dengan volume kerja

Birokrasi pemerintah sangat bergantung pada SDM aparatur didalamnya sebagai

aparatur penyelenggara pemerintah. Aparatur merupakan salah satu pilar dalam

Page 34: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

mewujudkan Good Governance dan merupakan penyelenggara pemerintahan

bertanggungjawab untuk merumuskan sekaligus melaksanakan langkah strategis dan

upaya kreatif guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara adil, demokratis

dan bermartabat. Untuk mencapai itu semua dibutuhkan sosok SDM aparatur yang

profesional, yang mempunyai sikap dan perilaku yang penuh kesetiaan, ketaatan,

disiplin, bermoral, bermental baik, akuntabel dan memiliki kesadaran yang tinggi

terhadap tanggung jawab sebagai pelayan publik yang baik. Namun hal ini belum

dilaksanakan secara optimal karena distribusi pegawai belum sepenuhnya

mempertimbangkan beban kerja atau volume kerja pada setiap bidang/bagian dan

rekruitmen belum didasarkan atas kualifikasi pendidikan aparatur, sehingga

pelayanan kepada masyarakat terkesan belum optimal sehingga komposisi pegawai

yang ada belum mampu mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi

khususnya dalam melakukan pelayanan.

c. Menurunnya motivasi kerja aparat

Motivasi merupakan serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu

untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Meskipun suasana

lingkungan kerja sudah sangat baik, dukungan pimpinan sudah optimal, namun

motivasi kerja aparat masih menjadi hambatan dalam melakukan pelayanan.

Penurunan motivasi kerja aparat lebih banyak disebabkan karena masih kurangnya

perhatian aparat terhadap pekerjaan yang menjadi tugas pokoknya sehingga hal ini

mempengaruhi kinerjanya dan kinerja organisasi.

d. Kualitas sumber daya manusia (SDM) masih terbatas

Kondisi SDM aparatur pada umumnya belum memiliki kemauan yang besar untuk

terus belajar. Akibatnya kapital intelektual yang dimiliki mereka tidak berkembang,

sehingga mereka hanya menggunakan paradigma lama di dalam bekerja. Paradigma

lama ini sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini dan masa depan. Hal ini

disebabkan kecilnya proporsi SDM aparatur yang mengikuti pendidikan formal

maupun informal melalui kursus-kursus singkat, pelatihan teknis setiap tahunnya..

Keadaan ini tentunya tidak diinginkan selamanya terjadi mengingat peran SDM

sangat strategis dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian

Kabupaten Soppeng. Olehnya itu perlu adanya pemberdayaan SDM melalui

pendidikan, pendampingan, bimbingan teknis dan pelatihan dalam berbagai tingkatan

guna meningkatkan kualitas SDM pada Dinas Pertanian.

Page 35: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

e. Dukungan pembiayaan / dana yang relatif terbatas

Kompleksnya permasalahan di bidang pertanian memerlukan penanganan yang lebih

serius dan dilaksanakan dengan perencanaan yang matang, terukur dan terarah

sehingga dampaknya dapat dirasakan penerima manfaat. Untuk kelancaran

pelaksanaanya diperlukan implementasi pelaksanaan program / kegiatan yang sinergi

dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng. Program /

kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik apabila didukung pembiayaan yang

memadai. Terbatasnya pembiayaan selama ini menghambat pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi Dinas Pertanian dalam mengimplementasikan program / kegiatan

yang telah disusun.

g. Masih rendahnya koordinasi internal antara bidang/seksi/bagian

Koordinasi memiliki peran yang vital dalam memadukan seluruh sumber daya

organisasi untuk pencapaian tujuan. Koordinasi pelaksanaan program/kegiatan

lingkup Dinas Pertanian mulai dari tataran perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan

evaluasi serta pelaporan masih belum berjalan dengan baik. Pada tataran

pelaksanaan kegiatan masing-masing bidang/seksi/bagian melaksanakan

kegiatannya sendiri-sendiri tanpa berkoordinasi, padahal dalam kegiatan itu mungkin

perlu keterlibatan dari bidang/seksi/bagian lain. Begitupula pada tataran monitoring,

evaluasi dan pelaporan belum dilaksanakan secara tim dan pelaporannya tidak

sesuai jadwal sehingga mempengaruhi kinerja bidang/seksi/bagian lain. Hal ini

menggambarkan bahwa sistem koordinasi dalam pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi Dinas Pertanian masih perlu ditingkatkan.

Disamping kondisi internal yang berpengaruh terdapat pula kondisi eksternal yang

mempengaruhi penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten

Soppeng yaitu sebagai berikut :

a. Potensi Sumber Daya Alam yang mengalami perubahan akibat alih fungsi

lahan.

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan kebutuhan perumahan

dan perkembangan struktur perekonomian, kebutuhan lahan untuk kegiatan non

pertanian cenderung terus meningkat. Kecenderungan tersebut menyebabkan alih

fungsi lahan pertanian sulit dihindari. Hampir semua wilayah di Kabupaten Soppeng

mengalami perubahan alih fungsi lahan dari lahan pertanian (sawah beririgasi) ke non

pertanian utamanya menjadi lahan perumahan. Hal ini diakibatkan belum

Page 36: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

diterapkannya Undang-Undang 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) dan belum diterapkannya Perda RTRW

dan Rencana Detailnya dengan baik.

b. Masih lemahnya payung hukum bagi kelompok tani dalam mengakses permodalan dari perbankan maupun lembaga ekonomi lainnya.

Dalam upaya meningkatkan pembangunan pertanian, peranan kelembagaan

kelompok tani di pedesaan sangat besar dalam mendukung dan melaksanakan

berbagai program. Pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem

agribisnis,. Selain itu pembinaan kelompok tani diharapkan dapat membantu

menggali potensi, memecahkan masalah usahatani anggotanya secara lebih efektif

dan memudahkan dalam mengakses informasi, pasar, teknologi, permodalan dan

sumber daya lainnya. Namun keadaan kelembagaan kelompok tani di Kabupaten

Soppeng yang belum berbadan hukum menjadi kendala terhadap peningkatan

kemampuan mengakses permodalan dari perbankan maupun lembaga ekonomi

lainya karena tidak mempunyai akte notaris sehingga tidak ada agunan yang yang

dapat menjadi jaminan ke perbankan atau lembaga ekonomi lainnya.

c. Masih kurangnya pengusaha yang berminat memanamkan modalnya di sektor

pertanian.

Besarnya potensi Sumberdaya alam dan sumberdaya manusia tidak dapat

mendukung pengembangan usaha pertanian diakibatkan karena masih kurangnya

pengusaha baik dari dalam maupun dari luar Kabupaten Soppeng yang berminat

menanmkan modalnya di sektor pertanian. Hal ini menghambat pengembangan

pertanian yang selama ini digeluti oleh masyarakat yang sebagian besar

menggantungkan hidupnya bekerja sebagai petani di Kabupaten Soppeng.

d. Masih rendahnya penanganan panen dan pasca panen hasil produksi pertanian.

Panen dan Pasca panen merupakan salah satu kegiatan penting dalam menunjang

keberhasilan agribisnis. Meskipun hasil panennya melimpah dan baik, tanpa

penanganan pasca panen yang benar maka resiko kerusakan dan menurunnya mutu

produk akan sangat besar. Sebagaiman barang pertanian bersifat mudah rusak,

mudah busuk, tidak dan tahan lama sehingga pemasarannya sangat terbatas dalam

waktu maupun jangkauan pasarnya, sehingga butuh penanganan pasca panen yang

baik dan benar. Terbatasnya sarana prasarana panen dan pasca panen menjadi

penyebab utama sehingga masih kurangnya apresiasi masyarakat terhadap produk

pertanian. Mutu produk yang rendah akan berimbas pada citra produk yang pada

Page 37: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

akhirnya akan mempengaruhi harga. Rendahnya kualitas produk yang dihasilkan

dipengaruhi beberapa faktor, dan salah satu diantaranya adalah kurang baiknya

penanganan pasca panen.

e. Masih terbatasnya sarana dan prasarana teknologi pertanian tepat guna.

Pada dasarnya Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang memberikan tingkat

pelayanan yang paling dapat diterima secara teknis, sosial dan lingkungan dengan

tingkat biaya yang paling murah. Pembangunan sektor pertanian melalui program

peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian serta berbagai

program lainnya tidak dapat dicapai apabila sarana dan prasaran teknologi pertanian

masih terbatas. Olehnya itu diperlukan dukungan sarana dan prasaran teknologi yang

mudah diapilkasikan dan spesifik lokasi sesuai dengan kondisi setempat.

f. Perubahan iklim yang cukup ekstrim

Pemanasan global berimbas pada semakin ekstrimnya perubahan cuaca dan iklim

bumi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan

banjir dan kekeringan. Panasnya suhu bumi, susahnya diprediksi kedatangan musim

hujan ataupun kemarau yang mengakibatkan kerugian bagi petani karena musim

tanam yang seharusnya dilakukan pada musim kemarau ternyata malah hujan. Hal ini

menjadi kendala dalam peningkatan pelayanan di sektor pertanian karena akan

berdampak terhadap komoditi pertanian yang diusahakan oleh petani. Dampak yang

ditimbulkan akibat perubahan iklim yang ekstrim yaitu gagal panen akibat puso banjir

dan kekeringan.

g. Keterbukaan atau adanya transparansi kebijakan

Transparansi dapat juga diwujudkan dalam bentuk keterbukaan pemerintah dalam

menyusun kebijakan yang dapat diakses oleh masyarakat, sehingga terwujud

pemerintah yang bersih, transparan, akuntabel, efektif, efisien dan responsive,

terhadap perkembangan aspirasi masyarakat dan kepentingan masyarakat. Semua

urusan pemerintahan berupa kebijakan-kebijakan publik baik yang berkenaan dengan

pelayanan publik maupun pembangunan di daerah harus diketahui publik.

Masyarakat hendaknya mempunyai kemudahan untuk mengetahui serta memperoleh

data dan informasi tentang kebijakan, program dan kegiatan pemerintah daerah.

Demikian pula informasi tentang kegiatan pelaksanaan kebijakan tersebut dan hasil-

hasilnya, harus terbuka dan dapat diakses publik. Kondisi ini belum terbangun

dengan baik karena informasi terkait dengan pembangunan pertanian baru diperoleh

Page 38: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

masyarakat apabila datang ke kantor dan bukan diakses melalui media informasi, hal

ini disebabkan karena belum terkoneksi web site pemerintah Kabupaten Soppeng

dengan Dinas Pertanian dalam penyediaan informasi secara terbuka melalui media

cetak maupun media lainnya dari prinsip keterbukaan dan transparansi.

h. Masih rendahnya koordinasi antar instansi terkait dan stakeholder lainnya.

Untuk menjamin terlaksananya tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian keterlibatan

instansi dan stakeholder lainnya mutlak diperlukan. Mengingat permasalahan disektor

pertanian bersifat multi efek sehingga apabila tidak dikoordinasikan akan berdampak

terhadap sektor lainnya. Dinas Pertanian dalam melaksanakan program / kegiatan

masih memerlukan dukungan dan keterlibatan intansi terkait maupun stakeholder

lainnya. Olehnya itu koordinasi harus lebih ditingkatkan agar sinergitas program/

kegiatan yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik dan dampak negatif

yang mungkin timbul dapat diminimalisir.

Dalam rangka peningkatan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian

tidak terlepas dari isu-isu yang perlu disikapi dan memerlukan perhatian serta langkah-

langkah kongkit. Adapun isu-isi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Prasarana Jaringan Irigasi masih terbatas

Sarana Prasarana Irigasi terutama jaringan irigasi tingkat usaha tani (saluran tersier)

dan jaringan irigasi desa, konstruksinya belum permanen sehingga tingkat pelayanan

irigasi tidak optimal yang menyebabkan ketersediaan air irigasi dalam jumlah, mutu,

tempat dan waktu tidak tepat, sehingga pemenuhan kebutuhan air tanaman tidak

tepat pula.

Pada beberapa daerah irigasi pedesaan, bahkan bangunan penahan dan

pengambilan airnyapun masih banyak yang terbuat dari tumpukan batu, tanah atau

kayu sehingga air yang masuk kesaluran pembawa sangat kurang ditambah dengan

saluran tersier yang hanya terbuat dari tanah, maka air yang sampai pada tingkat

usaha tanipun sangat kurang.

Pada daerah irigasi teknis, saluran tersier yang pemanfaatan pembuatannya menjadi

tanggung jawab petani juga telah mengalami kerusakan baik karena umur bangunan

yang telah lama, kurang pemeliharaan atau karena bencana.

Peran masyarakat selama ini untuk melakukan pemeliharaan masih sangat terbatas

bahkan cenderung tidak ada; Petani baru bisa berperan dalam hal pembersihan

saluran dan kotoran-kotoran itupun dengan frekuensi yang sangat rendah.

Page 39: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

b. Terjadinya Alih Fungsi Lahan Pertanian Produktif manjadi Lahan Non Pertanian

Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, kebutuhan air juga semakin

meningkat. Akibatnya terjadi persaingan antar sektor dalam hal penggunaan air.

Banyak sumber air baik air permukaan maupun air tanah yang selama ini menjadi

sumber air untuk sektor pertanian beralih fungsi menjadi air minum masyarakat,

kebutuhan industri dan lain-lain.

Selain itu akibat kerusakan lahan terutama dibagian hulu Daerah Aliran Sungai

menyebabkan peresapan air kedalam tanah semakin berkurang dan air hujan beralih

menjadi aliran permukaan. Akibatnya pada saat terjadi hujan air yang jatuh ketanah

akan mengikis permukaan tanah (erosi) dan terbawa kesungai yang menyebabkan

pendangkalan (sedimentasi) dan banjir. Kantong-kantong air yang selama ini mampu

menahan dan meresapkan air juga semakin berkurang.

c. Dukungan sarana berupa benih, pupuk, pestisida sering terlambat pada saat dibutuhkan oleh petani

Sarana produksi pertanian berupa benih, pupuk dan pestisida terkadang tidak

tersedia pada saat dibutuhkan. Ketidak tepatan dapat terjadi pada enam aspek yaitu

aspek jumlah, jenis, mutu, harga, waktu dan tempat. Ketersediaan benih terutama

benih bermutu dan berlabel sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan

kesiapan petani. Dalam banyak kasus petani kadang terhambat menyusun RDKK

sehingga jumlah dan jenis kebutuhannya tidak dapat diantisipasi, disisi lain kebijakan

pemerintah dalam mendukung ketersediaan benih ditingkat kabupaten masih sangat

lemah. Benih yang digunakan oleh para petani sebagian besar berasal dari daerah

lain sehingga butuh waktu untuk sampai ditingkat petani. Begitu juga dalam hal jenis

(Varietas), petani sangat tergantung terhadap benih yang ada atau ketersediaan pada

saat itu. Belum ada upaya untuk membangun penangkaran benih ditingkat petani

yang dapat memenuhi kebutuhan petani sesuai keinginannya.

Dalam hal ketersediaan pupuk, peran distributor dan pengecer dan kelompok tani

yang belum optimal mengakibatkan seringnya terjadi kelangkaan pupuk ditingkat

petani. Masih sangat dibutuhkan koordinasi yang intensif agar pemenuhan kebutuhan

pupuk petani dapat terlayani dengan baik.

d. Bencana Alam (Banjir dan Kemarau)

Anomali iklim yang terjadi pada saat ini menyebabkan prakiraan terhadap datangnya

musin hujan dan kemarau susah diprediksi. Petani tidak dapat lagi melakukan

Page 40: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

antisipasi dini terhadap dampak dari perubahan cuaca yang terjadi. Akibatnya luas

lahan yang mengalami kerusakan akibat banjir dan kemarau semakin bertambah.

Kondisi ini juga semakin diperparah banyaknya sungai yang mengalami sedimentasi

dibagian hilir. Bahkan sudah ada sungai tidak punya / tidak jelas lagi jalurnya,

sehingga dengan hujan sedikitpun akan meluap ke pertanaman.

e. Serangan Hama Penyakit

Salah satu kendala yang dihadapi petani saat dalam mengelolah usaha tani saat ini

adalah hama penyakit. Hama utama yang sering menyerang dipertanaman yaitu

Tikus, Penggerek Batang sedangkan untuk penyakit yaitu Hawar Daun dan Tungro.

Diantara hama penyakit tersebut diatas, yang paling banyak merugikan petani adalah

hama tikus. Perkembangan dan frekuensi serangan hama tersebut semakin

meningkat setiap tahun. Hal ini terjadi karena beberapa faktor antara lain :

1. Pola Tanaman dan Waktu Tanam tidak teratur.

2. Pengendalian secara serempak jarang dilaksanakan.

3. Lingkungan tempat berhubungan semakin banyak akibat cara pengolahan usaha

tani yang tidak lagi memenuhi / memperhitungkan waktu, tempat dan kondisi

iklim.

4. Kesadaran petani untuk melakukan pengamatan dini sangat rendah.

5. Munculnya migrasi tikus dari daerah pesisir danau atau dari kebun – kebun.

f. Masih rendahnya produksi, tingkat produktivitas, dan kualitas produk Pertanian

Tingkat Produktivitas Usaha Tani beberapa komoditi unggulan yang dikembangkan di

Kabupaten Soppeng selama ini masih belum mampu mencapai potensi produk yang

dapat dicapai. Masalah ini muncul karena masih banyaknya faktor pembatas yang

belum dapat diatasi.

Dengan varietas yang digunakan sebagai pembanding adalah varietas yang paling

dominan dikembangkan petani yaitu Padi Varietas Cigulis, Jagung Varietas Bisi 2,

Kedele Varietas Mahameru dan Kacang Tanah Varietas Gajah.

g. Masih Rendahnya Penerapan Teknologi Pertanian ditingkat kelompok tani

Seiring dengan berkembangnya berbagai penerapan teknologi dalam upaya

peningkatan mutu intensifikasi khususnya dengan penggunaan benih bermutu, maka

penggunaan pupuk menjadi kebutuhan prioritas petani dalam kegiatan usaha taninya.

Hal ini terlihat dari dosis pemupukan cenderung meningkat bahkan melebihi dosis

yang direkomendasikan, sebagai gambaran penggunaan pupuk (Urea, SP36, ZA,

Page 41: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

KCL) pada padi sawah dapat mencapai 500-800 Kg/Ha dengan penggunaan pupuk

urea 400-600 Kg/Ha. Dengan demikian intensifnya pertanaman mengakibatkan

menipisnya kadar bahan organik tanah sehingga tanah menjadi keras dan padat.

Kondisi tersebut mengakibatkan pemupukan yang dilakukan petani semakin tidak

efektif dan tidak efisien.

Peluang adalah situasi dan faktor – faktor eksternal yang membantu organisasi

mencapai atau bahkan bisa melampaui pencapaian sasaran. Peluang yang dimiliki Dinas

Pertanian Kabupaten Soppeng, yaitu sebagai berikut :

a. Adanya Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

b. Adanya Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Pusat dan Daerah;

c. Adanya Kewenangan yang diserahkan Pemerintah Pusat ke Daerah;

d. Adanya kesempatan pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis

maupun non teknis;

e. Partisipasi masyarakat terhadap Program Pembangunan Pertanian.

f. Luas lahan yang dapat dijadikan lahan pertanian

g. Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan.

Sedangkan permasalahan dan tantangan di sektor pertanian semakin kompleks hal

ini ditandai oleh :

1. Masih rendahnya produksi, tingkat produktivitas, dan kualitas produk produk

pertanian

2. Belum berkembangnya sistem pertanian yang berbasis agribisnis dan agroindustri

3. Rendahnya peningkatan nilai tambah (added value) di sektor pertanian.

4. Masih terbatasnya penerapan teknologi pertanian spesifik lokasi

5. Masih lemahnya kelembagaan petani

6. Masih terbatasnya akses petani terhadap sumber permodalan

7. Belum optimalnya penanganan panen dan pasca panen serta pengolahan hasil

pertanian

8. Masih terbatasnya usaha dan produksi pertanian organik yang dikembangkan secara

terintegrasi

Seluruh masalah tersebut perlu ditangani secara serius, mengingat sektor pertanian

merupakan penghasil terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Soppeng, sumber

Page 42: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

mata pencaharian utama masyarakat lokal, dan merupakan sektor dengan tingkat

penyerapan tenaga kerja tertinggi.

2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD

Rencana Kerja Pemerintah Daerah tahun 2017 merupakan kelanjutan dari beberapa

program kegiatan yang berkesinambungan dari kegiatan-kegiatan tahun sebelumnya yang

bersifat skala prioritas. Hal ini terlihat dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada

priode Renstra sebelumnya, sebagian masih dilaksanakan pada Tahun 2017, meskipun ada

beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan lagi pada tahun 2017. Pada prinsipnya program

dan kegiatan tersebut merupakan bagian program dan kegiatan yang telah dirumuskan

dalam Draft Renstra Dinas Pertanian Tahun 2016 – 2021. Berdasarkan analisis kebutuhan

apabila dibandingkan dengan rancangan awal RKPD tidak terdapat perbedaan, dimana

program dan kegiatan yang telah dirumuskan pada Renstra Dinas Pertanian Tahun

2016–2021 merupakan program dan kegiatan telah disusun berdasarkan skala prioritas

kecuali target capaian dan volume pagu indikatif yang telah ditetapkan sebelumnya.

Page 43: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

Page 44: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Dalam rangka penyusunan Rancangan Rencana Kerja (Renja) tahun 2017 yang

didasarkan pada Program dan Kegiatan prioritas yang telah disusun dengan mengacu pada

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Tahun 2016 - 2021 dan Hasil Musyawarah

Perencanaan Tingkat Desa/Kelurahan dan tingkat kecamatan.

Program dan kegiatan yang terdapat dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas

Pertanian Kabupaten Soppeng tahun 2016–2021 dan Hasil Musyawarah Perencanaan

Tingkat Desa/Kelurahan dan Tingkat Kecamatan telah dilakukan sinkronisasi utamanya

lokasi penerima manfaat.

Page 45: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

BAB. III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Propinsi

Kebijakan merupakan suatu keputusan yang diambil untuk menggambarkan prioritas

pelaksanaan tugas dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki serta kendala-

kendala yang ada dalam kurun waktu tertentu agar pencapaian tujuan dapat sesuai dengan

rencana secara efisien dan efektif yang sesuai dengan misi yang diemban oleh organisasi

dalam rangka mewujudkan visi yang telah dirumuskan dan dapat memenuhi standard

penyelenggaraan good governance dan akuntabilitas public.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dilaksanakan

secara bertahap dalam 4 (empat) RPJMN, yaitu: RPJMN pertama tahun 2004-2009,

RPJMN kedua tahun 2010-2014, RPJMN ketiga tahun 2015-2019, dan RPJMN keempat

tahun 2020-2024. RKP 2017 adalah tahun ketiga pelaksanaan RPJMN ketiga, dalam RKP

2017 tersebut ditekankan 10 (sepuluh) prioritas nasional, yang salah satunya terkait dengan

sektor pertanian yaitu “Ketahanan Pangan”, yang direncanakan untuk direalisasikan melalui

Program Prioritas yaitu “Peningkatan Produksi Pangan” dan “Pembangunan Sarana dan

Prasarana Pertanian (termasuk irigasi)” .

Untuk RKPD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017, sektor pertanian tetap sebagai

sektor unggulan di Sulawesi Selatan tentunya bisa menjadi sektor yang bisa meningkatkan

daya saing provinsi Sulawesi Selatan. Terutama dalam mempertahankan predikat Sulawesi

Selatan sebagai Lumbung Pangan Nasional.

Berdasarkan dengan tema pembangunan nasional dan tema pembangunan provinsi

maka Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng akan melaksanakan program dan kegiatan

untuk menunjang keberhasilan pembangunan di Indonesia, di Propinsi Sulawesi Selatan

dan di Kabupaten Soppeng secara khusus melalui program-program yang dituangkan

dalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2017. Program

kegiatan tersebut bertujuan untuk melaksanakan sebagian kewenangan atau urusan

pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang

Pertanian yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan pembangunan Soppeng

sebagaimana tertuang dalam visi-misi Kepala Daerah.

Page 46: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

3.2. Tujuan dan Sasaran Renja Dinas Pertanian

Berdasarkan Rancangan Rencana Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng tahun

2017, maka tujuan yang ingin dicapai pada tahun 2017 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta

produksi hasil ternak secara berkelanjutan

2. Meningkatkan daya saing, nilai tambah dan pemasaran hasil produk pertanian

3. Meningkatkan keamanan produsen dan konsumen dari ancaman penyakit hewan dan

zoonosis

4. Mewujudkan Kelembagaan Penyuluh dan Penyelenggaraan Penyuluhan yang Efektif

5. Meningkatkan Kemampuan Kelembagaan dan SDM Pelaku Utama

6. Meningkatkan Kinerja Aparatur

Dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditetapkan maka diperlukan sasaran yang

harus dicapai Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng tahun 2017. Adapun sasaran yang ingin

dicapai adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya produktivitas komoditi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

serta produksi hasil ternak unggulan

2. Meningkatnya ketersediaan dan pengelolaan lahan pertanian untuk pengembangan

komoditas pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan yang

ramah lingkungan secara berkelanjutan

3. Meningkatnya pengolahan dan pemasaran hasil produksi pertanian serta meningkatnya

kapasitas petani dan pelaku agibisnis lainnya

4. Terkendalinya penyakit hewan dan zoonosis

5. Meningkatnya kapasitas kelembagaan penyuluh dan efektifitas penyelenggaraan

penyuluhan pertanian

6. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan SDM pelaku utama

7. Meningkatnya Efektifitas dan efesiensi pengelolaan administrasi umum dan keuangan

8. Meningkatnya Ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana kantor

3.3. Program dan Kegiatan

Mengacu pada tujuan dan sasaran pembangunan Pertanian tersebut diatas, maka

guna melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian diperlukan berbagai tindakan

untuk mencapai sasaran tersebut berupa program dan kegiatan. Adapun program dan

kegiatan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2017 disusun sebagai berikut :

Page 47: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

1. Non Urusan :

a. Program Pelayanan Administrasi Pekantoran

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

c. Program Peningkatan Profesionalisme Aparatur

d. Program Peningkatan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

2. Urusan Pilihan :

a. Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan

b. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

c. Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana

Pertanian/Perkebunan

d. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu dan Pemasaran Hasil

Pertanian

e. Program Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama

f. Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Hasil Perkebunan

g. Program Peningkatan Pasca Panen, Pemasaran dan Promosi Hasil Perkebunan

h. Program Pengembangan Sutera Alam

i. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

j. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

k. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

l. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perlindungan Lahan Pertanian

m. Program Peningkatan Produksi dan Produktifitas dan Mutu Hasil Hortikultura

n. Program Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Penyuluh

Adapun kegiatan dari masing-masing program tersebut di atas, yaitu sebagai

berikut :

1. Program Pelayanan Administrasi Pekantoran

a. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air dan Listrik

b. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dari Perizinan Kendaraan Dinas / Operasianal

c. Penyediaan Layanan Kebersihan Kantor

d. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor

e. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

f. Penyediaan Bahan Bacaan & Peraturan Perundang - Undangan

g. Penyediaan Bahan Logistik Kantor

h. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam dan Luar Daerah

Page 48: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

i. Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran

j. Penyediaan Biaya Umum dan Administrasi Pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

a. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional

b. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

c. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor

d. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

e. Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas / Operasional

f. Pemeliharaan Rutin / Berkala Peralatan Gedung Kantor

g. Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor

h. Pemeliharaan Rutin/Berkala Aplikasi

3. Program Peningkatan Profesionalisme Aparatur

a. Pengadaan Pakaian Dinas Berserta Perlengkapannya

b. Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang – Undangan

c. Pengadaan Pakaian Khusus Hari – Hari Tertentu

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

a. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

b. Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun

5. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman

Pangan

a. Penyediaan Sarana Produksi Pertanian

b. Pengadaan Benih Padi dan Palawija

c. Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian

d. Penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Pupuk Bersubsidi

e. Pembinaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi

f. Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Serealia

g. Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

h. Pengembangan Pertanian Pada Lahan Kering

i. Penanganan Pasca Panen

j. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI

k. Perlindungan Tanaman Untuk Peningkatkan Pengamanan Produksi Tanaman

Pangan

Page 49: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

l. Penyusunan Data Base Potensi Produk Pangan

m. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Budidaya

6. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

a. Pembibitan dan Perawatan Ternak

b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Peternakan

c. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Dana Bergulir

7. Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana dan Prasaranan Pertanian / Perkebunan

a. Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian

b. Peningkatan Pengelolaan Lahan

c. Pengembangan Jalan Produksi

d. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian Tetap Guna

e. Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian / Perkebunan

Tepat Guna

f. Pengelolaan Sumber-Sumber Air Untuk Pertanian

g. Water Resouce dan Irigation Sector Management (WISMP)

h. Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan P3A / GP3A

i. Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim

j. Koordinasi Perumusan Kebijakan Pertanahan dan Infrastruktur Pertanian dan

Pedesaan

8. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu dan Pemasaran Hasil Pertanian

a. Penanganan Pengolahan Hasil Pertanian

b. Pengembangan Teknologi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian

c. Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian Unggulan Daerah

d. Fasilitasi Kerjasama Regional / Nasional Penyediaan Hasil Produksi Pertanian

e. Pengadaan Pondok Agribisnis

f. Pengembangan Sistem Informasi Pasar

g. Sosialisasi Sistem Kredit / Pembiayaan Usaha Tani Terhadap Kelompok Tani

h. Penyuluhan dan Bimbingan Pengelolaan Sumber Daya Petani Melalui Bantuan

Pemerintah

i. Pelatihan dan Bimbingan Kewirausahaan Bagi Kelompok Tani

9. Program Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama

a. Pendidikan Petani dan Pelaku Agribisnis

Page 50: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

b. Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis

c. Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani dan KTNA

d. Pekan Nasional Kelompok Tani Andalan

e. Fasilitasi Model Kelembagaan Pelaku Utama

10. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Perkebunan

a. Pengembangan Bibit Unggul Pertanian / Perkebunan

b. Pengembangan Tanaman Alternatif Perkebunan

c. Peningkatan Produksi dan Kualitas Tembakau

d. Pengadaan Sarana Produksi

e. Pelatihan Petani SL-PHT

f. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Perkebunan

Berkelanjutan

11. Program Peningkatan Pasca Panen, Pemasaran dan Promosi Hasil

Perkebunan

a. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian / Perkebunan Tepat

Guna

b. Pelatihan Pengolahan Pasca Panen

c. Penyediaan Sarana dan Prasarana Perkebunan

12. Program Pengembangan Sutra Alam

a. Pengembangan Sutera Alam

b. Pelatihan Petani Sutera Alam

13. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

a. Pendataan Masalah Peternakan

b. Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak

c. Pemberdayaan Puskeswan

d. Pembangunan Rumah Potong Hewan Ruminansia

e. Pembinaaan Kesmavet pada Usaha Peternakan

14. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

a. Promosi Atas Hasil Produksi Peternakan Unggulan Daerah

15. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

a. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Peternakan Tepat Guna

b. Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Peternakan Tepat Guna

16. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perlindungan Lahan Pertanian

Page 51: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

Rencana Kerja

Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Tahun 2017

RENJA 2017

a. Pengembangan Pertanian Organik

b. Apresiasi Pengembangan Pupuk Organik

c. Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian

d. Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (LP)

e. Pengendalian Lahan Berkelanjutan

17. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Hortikultura

a. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran

b. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah

c. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Biofarmaka

d. Pengembangan Komoditi Hortikultura Tanaman Hias

e. Pengembangan Bibit Unggul Pertanian

f. Pengembangan Diversifikasi Tanaman

g. Pemanfaatan Pekarangan Untuk Pengembangan Pangan

h. Penyediaan Sarana dan Prasarana Tanaman Hortikultura

i. Pengembangan dan Pengendalian OPT Hortikultura

18. Program Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Penyuluh

a. Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian

b. Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Penyuluh Pertanian

c. Penyuluhan dan Pendampingan bagi Pertanian Perkebunan

d. Peningkatan Sarana dan Prasarana Tenaga Penyuluh

e. Penyuluhan Diseminasi Teknologi Pertanian/Perkebunan Spesifik Lokasi

f. Pengkajian Teknologi Pertanian/Perkebunan Spesifik Lokasi yang

Direkomendasikan

g. Penyuluhan dan Pendampingan Penyusunan RDK/RDKK

h. Penyuluhan dan Pendampingan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna

i. Replikasi Pemberdayaan Balai Penyuluh Kecamatan

j. Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan sebagai Posko Pelaksana

Pembangunan Pertanian

Adapun rumusan rencana program dan kegiatan Dinas Pertanian Kabupaten

Soppeng Tahun 2017 dan Perkiraan Maju Tahun 2018 Kabupaten Soppeng dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut :

Page 52: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KAB. SOPPENG 2017

2 3 4 5 6 7 80 00 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Persentase Penyelesaian Kegiatan Tepat Waktu 100% 1,682,207,150 100% 2,104,000,000

0 00 01 01 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber daya Air dan Listrik Jumlah pembayaran jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

Kel. Lalabata Rilau 12 Kali 183,000,000 12 Kali 200,000,000

0 00 01 02 Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

Jumlah STNK Kendaraan Dinas/Operasional Kel. Lalabata Rilau 160 unit 26,920,000 160 Unit 30,000,000

0 00 01 05 Penyediaan Layanan Kebersihan Kantor Jumlah petugas kebersihan dan jumlah jenis peralatan kebersihan

Kel. Lalabata Rilau 2 org / 2 jenis 17,000,000 2 org / 2 jenis 36,000,000

0 00 01 06 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

Jumlah Alat-alat listrik/penerangan bangunan Kel. Lalabata Rilau 46 Buah 2,800,000 46 Unit 3,000,000

0 00 01 07 Penyediaan peralatan rumah tangga Jumlah peralatan rumah tangga Kel. Lalabata Rilau - - 5 buah/unit 5,000,000 0 00 01 08 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-

undanganJumlah terbitan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

Kel. Lalabata Rilau 25 Terbitan 20,000,000 24 terbitan 25,000,000

0 00 01 09 Penyediaan Bahan Logistik Jumlah pengisian gas Kel. Lalabata Rilau 30 Kali 4,950,000 36 Kali 5,000,000 0 00 01 10 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam dan luar

daerah Jumlah rapat koordinasi dan konsultasi Kab. Soppeng dan

Luar Kab. Soppeng360 Kali 701,230,000 370 Kali 850,000,000

0 00 01 11 Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran Jumlah Paket Pelayanan Administrasi Perkantoran Kel. Lalabata Rilau 5 Paket 604,245,000 5 Paket 800,000,000

0 00 01 16 Penyediaan Biaya Umum dan Administrasi Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

Jumlah kegiatan yang dilayani melalui proses pengadaan barang/jasa

Kel. Lalabata Rilau 6 Kegiatan 122,062,150 6 Kegiatan 150,000,000

0 00 02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Persentase Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Perkantoran

100% 247,696,000 100% 680,000,000.00

0 00 02 05 Pengadaan kendaraan dinas/operasional Jumlah kendaraan dinas roda 2 Kel. Lalabata Rilau - - 2 unit 50,000,000

0 00 02 07 Pengadaan perlengkapan gedung kantor Jumlah perlengkapan gedung kantor Kel. Lalabata Rilau - - 10 unit 45,000,000

0 00 02 09 Pengadaan peralatan gedung kantor Jumlah peralatan gedung kantor yang diadakan Kel. Lalabata Rilau 2 Unit 20,000,000 10 buah/unit 100,000,000

0 00 02 13 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Jumlah gedung kantor Kel. Lalabata Rilau 770 m2 8,516,000 1 buah/unit 50,000,000

0 00 02 15 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional Jumlah kendaraan dinas/ operasional yang dipelihara Kel. Lalabata Rilau 160 Unit 215,180,000 160 Unit 400,000,000

0 00 02 19 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor Jumlah peralatan gedung kantor yang dipelihara Kel. Lalabata Rilau 3 Jenis 4,000,000 5 Jenis 25,000,000

Tabel Rencana Program/Kegiatan Tahun 2017 dan Perkiraan Maju Rencana Tahun 2018

KodeUrusan/Bidang urusan pemerintahan daerah dan

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program/Kegiatan

Rencana Tahun 2017 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2018

LokasiTarget

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

DINAS PERTANIAN KABUPATEN SOPPENG

1

Target Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

DINAS PERTANIAN V - 1

Page 53: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KAB. SOPPENG 2017

KodeUrusan/Bidang urusan pemerintahan daerah dan

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program/Kegiatan

Rencana Tahun 2017 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2018

LokasiTarget

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Target Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

0 00 02 25 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor Jumlah Gedung Kantor yang Direhabilitasi Kel. Lalabata Rilau - - - -

0 00 02 29 Pemeliharaan rutin/berkala Aplikasi Aplikasi keuangan SKPD yang terpelihara Kel. Lalabata Rilau - - 1 paket 10,000,000

0 00 03 Program Peningkatan Profesionalisme Aparatur Persentase ASN Berkinerja Baik 100% 30,000,000.00 100% 211,694,000.00

0 00 03 01 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya Jumlah pakaian dinas yang diadakan Kel. Lalabata Rilau - - - -

0 00 03 09 Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan

Jumlah aparat yang mengikuti Bimbingan teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan

Kab. Soppeng dan Luar Kab. Soppeng

5 Orang 30,000,000.00 15 Orang 133,694,000.00

0 00 03 04 Pengadaan Pakaian khusus hari-hari tertentu Jumlah Pakaian Khusus yang Diadakan Kel. Lalabata Rilau - - 52 Set 78,000,000

0 00 04 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Persentase penyusunan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan tepat waktu

100% 9,750,000 100% 70,000,000.00

0 00 04 01 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

Jumlah laporan capaian kinerja SKPD Kel. Lalabata Rilau 6 dok 4,750,000 6 dok 45,000,000

0 00 04 04 Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun Jumlah Laporan Keuangan akhir tahun yang tepat waktu

Kel. Lalabata Rilau 4 dok 5,000,000 4 dok 25,000,000

3 03 01 Program Peningkatan Produksi, produktifitas dan mutu hasil tanaman pangan

Persentase Peningkatan produksi tanaman pangan

26.87% 925,130,000 30.22% 6,576,930,000

3 03 01 01 Penyediaan sarana produksi pertanian Jumlah pupuk yang tersedia setiap tahun Daerah yg terpencil 8.209 Ton 492,540,000 24,662 Ton 1,554,720,000

3 03 01 02 Pengadaan benih padi dan palawija Jumlah Benih yang tersedia setiap tahun Se Kab. Soppeng - - 199 Ton 3,302,210,000

3 03 01 03 Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian Jumlah ketersediaan benih unggul tanaman pangan yang telah disertifikasi

Se Kab. Soppeng 20 Ha 99,530,000 25 Ha 545,000,000

3 03 01 04 Penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan (RDKK) Pupuk Bersubsidi

Jumlah RDKK pupuk bersubsidi yang tersusun tepat waktu

Se Kab. Soppeng 1 Dok 33,285,000 1 Dok 75,000,000

3 03 01 08 Pembinaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Jumlah Pengecer dan distributor pupuk bersubsidi yang terbina

Se Kab. Soppeng 50 Org 16,050,000 50 Org 25,000,000

3 03 01 09 Peningkatan produksi dan produktivitas Tanaman Serealia Luas Areal Pengembangan Tanaman Serealia Se Kab. Soppeng Padi 40 Ha, Jagung 30 Ha

137,275,000 320,000,000

1. Produktivitas :

a. Padi (GKG) 5,928 Ton/Ha 5,963 Ton/Ha

b. Jagung (P. Kering) 4,99 Ton/Ha 5,066 Ton/Ha

2. Produksi :

a. Padi (GKG) 295.392 Ton 305.125 Ton

b. Jagung (P. Kering) 43.722 Ton 44.875 Ton

DINAS PERTANIAN V - 2

Page 54: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KAB. SOPPENG 2017

KodeUrusan/Bidang urusan pemerintahan daerah dan

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program/Kegiatan

Rencana Tahun 2017 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2018

LokasiTarget

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Target Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

3 03 01 10 Peningkatan produksi dan produktivitas Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Luas Areal Pengembangan Tanaman Kacang dan Umbi

Se Kab. Soppeng Kedelei 25 Ha, K.Tanah 4 Ha,

K.Hijau 2 Ha, Ubi Kayu 2 Ha dan Ubi

Jalar 2 Ha

55,450,000 280,000,000

1. Produktivitas :

a. Kedelei (Biji Kering) 2,135 Ton/Ha 2,168 Ton/Ha

b. Kacang Tanah (BK) 1,885 Ton/Ha 1,913 Ton/Ha

c. Kacang Hjau (BK) 1,453 Ton/Ha 1,489 Ton/Ha

d. Ubi Kayu (U. Basah) 13,349 Ton/Ha 14,711 Ton/Ha

e. Ubi Jalar (U. Basah) 15,007 Ton/Ha 15,907 Ton/Ha

2. Produksi :

a. Kedelei (Biji Kering) 6.690 Ton 6.984 Ton

b. Kacang Tanah (BK) 624 Ton 725 Ton

c. Kacang Hjau (BK) 1.014 Ton 1.087 Ton

d. Ubi Kayu (U. Basah) 667 Ton 927 Ton

e. Ubi Jalar (U. Basah) 240 Ton 286 Ton

3 03 01 11 Pengembangan pertanian pada lahan kering Luas areal pengembangan padi ladang Kec. Lilirilau & Kec. Lalabata

20 ha 40,000,000 20 ha 150,000,000

3 03 01 12 Penanganan Pasca Panen Jumlah Peserta Bimtek Susut Hasil Produksi Pertanian dan Survey Susut Hasil Produksi Pertanian

Se Kab. Soppeng 50 Org dan 2 Kali

17,400,000 50 Org dan 2 Kali

50,000,000

3 03 01 13 Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari gangguan OPT dan DPI

Peta daerah rawan banjir dan kekeringan Se Kab. Soppeng - - - 50,000,000

Gerakan pengendalian OPT - 1 Kali

3 03 01 14 Perlindungan tanaman untuk peningkatan pengamanan produksi tanaman pangan

Jumlah obat-obatan yang diadakan Se Kab. Soppeng 1 Paket 26,000,000 3 125,000,000

3 03 01 15 Penyusunan data base potensi produk pangan Jumlah data potensi tanaman pangan dan hortikultura yang tersusun

Kel. Lalabata Rilau 2 Dok 7,600,000 2 Dok 50,000,000

3 03 01 16 Penelitian dan pengembangan teknologi budidaya Hasil kajian pengembangan teknologi budidaya tanaman pangan & hortikultura

Se Kab. Soppeng - - 1 Dok 50,000,000

3 03 02 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Peningkatan jumlah populasi ternak 49.000 ekor sapi, 27.000

ekor kambing, 1.942.500 ekor

unggas

2,463,250,000 52.000 ekor sapi, 30.000

ekor kambing, 2.040.000 ekor

unggas

2,588,847,000.00

DINAS PERTANIAN V - 3

Page 55: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KAB. SOPPENG 2017

KodeUrusan/Bidang urusan pemerintahan daerah dan

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program/Kegiatan

Rencana Tahun 2017 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2018

LokasiTarget

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Target Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

3 03 02 01 Pembibitan dan perawatan ternak Jumlah Bibit Ternak Se Kab. Soppeng IB Sapi 750 dosis

216,150,000 1.200 dosis, 130 ekor

kambing dan 25 ekor sapi

1,118,000,000

3 03 02 02 Pengadaan sarana dan prasarana peternakan Jumlah sarana dan prasarana peternakan yang diadakan

Kec. Marioriwawo, Liliriaja, Lalabata, Donri-Donri,

Marioriawa, Ganra

16 paket 2,244,300,000 1 paket 1,447,612,000

3 03 02 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan dana bergulir Jumlah Laporan yang Disusun Se Kab. Soppeng 1 Laporan 2,800,000 1 Laporan 23,235,000.00

3 03 03 Program penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana pertanian/ perkebunan

- Persentase peningkatan luas areal tanam komoditi tanaman pangan

43.45% 14,922,039,514 45.94% 14,455,000,000.00

- Panjang Jalan Usahatani (Km) 123 Km 143 Km

- Panjang Jalan Produksi (Km) 113,044 Km 132,044 Km

- Ketersediaan Alsintan 5671 Unit 5741 Unit

3 03 03 01 Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian Panjang Jaringan Irigasi yang terbangun/ terehabilitasi Kab. Soppeng 150 Meter 207,000,000 5400 Meter 2,780,000,000

* JITUT / JIDES

3 03 03 02 Peningkatan Pengelolaan Lahan Panjang jalan usahatani yang dikembangkan/ direhabilitasi

Kec. Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa,

Citta

12 Km 1,669,031,368 20 Km 2,550,000,000

3 03 03 10 Pengembangan Jalan Produksi Tersedianya Prasarana Pertanian berupa Jalan Produksi

Kab. Soppeng - - 19 Km 2,385,000,000

3 03 03 03 Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian tepat guna

Jumlah Alat dan mesin pertanian yang tersedia Kab. Soppeng 20,000,000 2,060,000,000

a. Hand Traktor - 20 unitb. Traktor - 5 unit

c. Cultivator - 5 unitd. Power Tresher - 9 unite. Mesin Pompa Air - 5 unit

f. Transplanter - 3 unit

g. Combine Harvester - 2 unit

h. Pemipil Jagung 1 unit 6 unit

i. Mesin Pemotong Rumput - 5 unit

j. Alsintan lainnya - 10 unit

DINAS PERTANIAN V - 4

Page 56: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KAB. SOPPENG 2017

KodeUrusan/Bidang urusan pemerintahan daerah dan

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program/Kegiatan

Rencana Tahun 2017 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2018

LokasiTarget

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Target Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

3 03 03 05 Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

Jumlah Peserta Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna

Kel. Lalabata Rilau - - 50 Org 30,000,000

3 03 03 06 Pengelolaan sumber-sumber air untuk pertanian Jumlah sumber-sumber air untuk irigasi yang dibangun/direhabilitasi

Kec. Marioriwawo, Liliriaja, Lilirilau Lalabata, Donri-Donri,

Marioriawa, Ganra

8,218,377,850 2,930,000,000

* Embung 9 unit 5

* Cekdam 14 unit 4

* Sumur Tanah Dangkal 31 unit 14

* Sumur Tanah Dalam 3 unit 1

* Irigasi Air Permukaan - 5

* Prasarana lainnya (Long Storage) 7 unit 23 03 03 08 Water Resource and Irrigation Sector Management

(WISMP)Jumlah kelompok P3A & GP3A yang terfasilitasi pembentukan dan pengembangan kelembagaannya

Daerah Irigasi Kesepakatan WISMP-2

14 klp 405,630,296 14 Klp 120,000,000

3 03 03 09 Pembinaan dan pengembangan Kelembagaan P3A/GP3A Jumlah kelembagaan P3A dan GP3A yang dibina Kab. Soppeng (Daerah Irigasi)

10 klp 15,000,000 25 50,000,000

3 03 03 11 Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim Tersedianya Bangunan Konservasi Air Berupa Embung, Rorak dan Sumur Bor

Kec. Donri-Donri, Marioriwawo, Lilirilau, Citta,

Marioriawa, Liliriaja

4,387,000,000 1,500,000,000

* Embung 12 unit 5

* Sumur Tanah Dangkal 16 unit 10

* Sumur Tanah Dalam 5 unit 23 03 03 07 Koordinasi perumusan kebijakan pertanahan dan

infrastruktur pertanian dan perdesaanData base jaringan irigasi berbasis IT Kab. Soppeng - - 1 Dok 50,000,000

3 03 04 Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu dan Pemasaran Hasil Pertanian

Jumlah komoditi yang diolah dan dipasarkan 4 komoditi 168,150,000 665,700,000

3 03 04 01 Penanganan Pengolahan Hasil Pertanian Jumlah Peserta Pelatihan Usaha Pengolahan Hasil Pertanian dan Jenis Usaha Pengolahan Hasil Pertanian

Kel. Lalabata Rilau 100 Org dan 3 Jenis

32,000,000 5 Jenis 195,000,000

3 03 04 02 Pengembangan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pertanian

Jumlah alat mesin pengolahan hasil pertanian yang dikembangkan/ diadakan

Kel. Lalabata Rilau 7 unit 44,000,000 3 Unit 125,000,000

3 03 04 03 Promosi atas hasil produksi pertanian unggulan daerah Jumlah Keikutsertaan dalam pelaksanaan pameran promosi tingkat kab, prop. dan nasional

Kab. Soppeng dan Luar Kab. Soppeng

6 kali 52,950,000 12 kali 130,700,000

DINAS PERTANIAN V - 5

Page 57: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KAB. SOPPENG 2017

KodeUrusan/Bidang urusan pemerintahan daerah dan

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program/Kegiatan

Rencana Tahun 2017 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2018

LokasiTarget

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Target Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

3 03 04 04 Fasilitasi kerjasama regional / nasional penyediaan hasil produksi pertanian

Jumlah fasilitasi pemasaran yang dilaksanakan melalui pola kerjasama

Kel. Lalabata Rilau - - 1 Kali 50,000,000

3 03 04 05 Pengadaan Pondok Agribisnis Jumlah pondok agribisnis yang dibangun Desa Gattareng & Gattareng Toa

- - 2 Unit 50,000,000

3 03 04 07 Pengembangan sistem informasi pasar Data harga pasar komoditi tanaman pangan & hortikultura yang tersusun

Kel. Lalabata Rilau - - 1 Buku 35,000,000

3 03 04 10 Sosialisasi sistem kredit/pembiayaan usahatani terhadap kelompok tani

Jumlah petani & pelaku usaha agribiisnis yang mengikuti sosialisasi sistem kredit/pembiayaan usahatani

Kel. Lalabata Rilau - - 25 orang 25,000,000

3 03 04 11 Penyuluhan dan bimbingan pengelolaan sumberdaya petani melalui bantuan pemerintah

Jumlah peserta penyuluhan dan bimbingan pengelolaan sumberdaya petani melalui bantuan pemerintah

Kel. Lalabata Rilau 50 Org 11,915,000 25 orang 25,000,000

3 03 04 12 Pelatihan dan Bimbingan Kewirausahaan bagi Kelompok tani

Jumlah petani yang mengikuti pelatihan kewirausahaan

Kel. Lalabata Rilau 90 orang 27,285,000 20 orang 30,000,000

3 03 05 Program Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama Lembaga Petani yang Mandiri (%) 30% 70,035,000 35% 515,000,000

3 03 05 01 Pendidikan Petani dan Pelaku Agribisnis Jumlah Petani yang Mengikuti Pelatihan dan Bimtek serta Sosialisasi Peraturan Kelembagaan Petani

Kel. Lalabata Rilau 220 Org 30,900,000 380 orang 185,000,000

3 03 05 02 Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis

Pendampingan Kemitraan Usaha Gapoktan dalam Beragribisnis

Kel. Lalabata Rilau - - 70 Gapoktan 90,000,000

3 03 05 03 Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani dan KTNA Jumlah Petani yang Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kelembagaan

Kec. Marioriwawo, Liliriaja, Lilirilau, Lalabata, Donri-Donri,

Marioriawa, Citta, Ganra

70 Org 25,635,000 785 poktan 165,000,000

3 03 05 04 Pekan Nasional Kelompok Tani Andalan Jumlah Petani yang Mengikuti PENAS Prov. NAD 20 Org 13,500,000 - - 3 03 05 05 Fasilitasi Model Kelembagaan Pelaku Utama Pendampingan Penyusunan Kebijakan Kelembagaan

Pelaku Utama 8 BP3KP - - 2 kegiatan 75,000,000

3 03 06 Program Peningkatan Produksi, produktifitas dan mutu Hasil Perkebunan

- Produksi Kakao - Produksi Tembakau - Produksi Tanaman Perkebunan Lainnya

- 13.345 ton - 73,47 ton

- 10.000 ton

3,638,650,000 - 13.845 ton - 86,35 ton

- 10.500 ton

2,533,750,000

3 03 06 02 Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan Jumlah Bibit Sambung Pucuk Kakao Se Kab. Soppeng 250.000 Pohon 3,000,000,000 70.000 phn 665,000,000

3 03 06 03 Pengembangan Tanaman Alternatif Perkebunan Jumlah Bibit Pala yang Diadakan Desa Tetewatu 1.000 phn 15,000,000 13000 phn 160,000,000

DINAS PERTANIAN V - 6

Page 58: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KAB. SOPPENG 2017

KodeUrusan/Bidang urusan pemerintahan daerah dan

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program/Kegiatan

Rencana Tahun 2017 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2018

LokasiTarget

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Target Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

3 03 06 04 Peningkatan Produksi dan Kualitas Tembakau Jumlah Sarana dan Prasarana Produksi Tembakau Desa Tinco, Abbanuange, Masing, Tetewatu, Palangiseng, Ujung

20 Unit dan 1 Paket

500,000,000 8 klp 500,000,000

3 03 06 06 Pengadaan Sarana Produksi Jumlah Pupuk yang Diadakan Kel. Cabbenge dan Desa Palangiseng

5.000 Kg 50,000,000 150 Ha 684,750,000

3 03 06 07 Pelatihan petani SL-PHT Jumlah Kelompok Tani yang Dilatih Kec. Lalabata 2 klp 25,000,000 4 klp 224,000,000

3 03 06 09 Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Produk Perkebunan Berkelanjutan

Jumlah Dokumen CP/CL Kegiatan APBN Kec. Lalabata 1 Dokumen 48,650,000 30 klp 300,000,000

3 03 07 Program Peningkatan Pasca Panen, Pemasaran dan promosi Hasil Perkebunan

Tersedianya Alat Pasca Panen 243 Unit 39,300,000 278 Unit 225,000,000

3 03 07 03 Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

Jumlah alat pengolahan Perkebunan Kab. Soppeng - - 30 unit 150,000,000

3 03 07 04 Pelatihan Pengolahan Pasca Panen Jumlah Peserta Pelatihan Kel. Lalabata Rilau 55 Org 14,300,000 100 75,000,000

3 03 07 05 Penyediaan sarana dan prasarana perkebunan Unit Pengolahan dan Alat Transportasi Kel. Ujung 1 unit 25,000,000 5 unit 2,160,000,000

3 03 08 Program Pengembangan Sutra Alam Produksi Kokon (Kg) 6.721 Kg 50,235,000 10.021 Kg 1,000,000,000

3 03 08 01 Pengembangan Sutera Alam Jumlah Sarana dan Prasarana Pengembangan Ulat Sutera

Desa Sering 1 Paket 40,000,000 20 Ha 800,000,000

3 03 08 02 Pelatihan Petani Sutera Alam Jumlah Peserta Pelatihan Pengembangan Sutera Alam

Kec. Lalabata 50 Org 10,235,000 4 Klp 200,000,000

3 03 09 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

Persentase jenis kasus penyakit ternak 40% 124,900,000.00 30% 443,380,000.00

3 03 09 01 Pendataan masalah peternakan Jumlah Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Darah Sapi dan Jumlah Populasi Ternak

Se Kab. Soppeng - - 400 sampel 79,880,000.00

3 03 09 02 Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak

Jumlah Ternak yang Divaksin dan Dosis Pengobatan Ternak

Se Kab. Soppeng 500 ekor dan 7.000 dosis

91,400,000.00 8.000 dosis 181,450,000.00

3 03 09 03 Pemberdayaan Puskeswan Jumlah Puskeswan yang Diberdayakan Kec. Liliriaja, Marioriwawo, Lalabata

dan Donri-Donri

- - 4 puskeswan 82,050,000

3 03 09 04 Pembangunan Rumah Potong Hewan Ruminansia Pembangunan Sarana Penunjang Rumah Potong Hewan (RPH)

Kab. Soppeng - - - -

3 03 09 05 Pembinaan Kesmavet pada Usaha Peternakan Jumlah Sampel-Sampel Produk Peternakan yang diuji Se Kab. Soppeng 60 sampel 33,500,000.00 75 sampel 100,000,000

DINAS PERTANIAN V - 7

Page 59: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KAB. SOPPENG 2017

KodeUrusan/Bidang urusan pemerintahan daerah dan

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program/Kegiatan

Rencana Tahun 2017 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2018

LokasiTarget

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Target Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

3 03 10 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

Peningkatan penyebarluasan informasi tentang produk dan inovasi hasil peternakan

3 kali - 3 kali 13,650,000.00

3 03 10 02 Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah. Kepesertaan pelaksanaan pameran dan promosi produk peternakan

Kab. Soppeng dan Luar Kab. Soppeng

- - 3 event 13,650,000.00

3 03 11 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Peningkatan jumlah kelompok yang menerapkan teknologi tepat guna

3 kelompok 34,725,000.00 3 kelompok 448,900,000.00

3 03 11 01 Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna

Jumlah sarana dan prasarana peternakan yang diadakan

Kab. Soppeng 2 unit 20,000,000.00 7 unit 366,850,000

3 03 11 02 Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi peternakan tepat guna

Jumlah Peserta Pelatihan Pembuatan Pakan dan Sosialisasi IB

Kec. Lalabata 80 Org 14,725,000.00 100 82,050,000

3 03 12 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perlindungan Lahan Pertanian

% Peningkatan luas areal pertanian 2.30% 59,975,000.00 2.30% 1,510,000,000.00

3 03 12 01 Pengembangan pertanian organik Luas areal pengembangan usahatani organik Kab. Soppeng 15 Ha 34,975,000.00 25 100,000,000

3 03 12 02 Apresiasi pengembangan pupuk organik Jumlah produksi pupuk organik yang dihasilkan pabrik pupuk organik

Pabrik Pupuk Organik Desa Lalabata Riaja

- - 50 Ton 100,000,000

3 03 12 03 Penelitian dan pengembangan sumberdaya pertanian Hasil kajian sumberdaya lahan pertanian / peta lahan pertanian

Kab. Soppeng - - 1 Dok 50,000,000

3 03 12 04 Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian (TP) Jumlah Dokumen SID Perluasan Sawah yang Dihasilkan

Kab. Soppeng 1 Dokumen 25,000,000.00 200 1,060,000,000

* Cetak sawah baru 50

* Optimasi lahan 50

* Pengembangan sistim pengelolaan lahan (SRI, dll) - 100

3 03 12 05 Pengendalian Lahan Berkelanjutan Penyusunan PERDA Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Kel. Lalabata Rilau - - 1 Dokumen 200,000,000

3 03 13 Program Peningkatan Produksi dan Produktifitas dan Mutu Hasil Hortikultura

% Peningkatan produksi tanaman hortikultura 44.50% 606,000,000.00 62.50% 1,635,000,000.00

3 03 13 01 Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman sayuran

Luas Areal Pengembangan Tanaman Sayuran Unggulan dan Sayuran Lainnya

Kec. Marioriwawo dan Lilirilau

10 Ha 15,000,000.00 175,000,000

1. Produksi :

a. Bawang Merah 180 Ton 200 Ton

DINAS PERTANIAN V - 8

Page 60: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KAB. SOPPENG 2017

KodeUrusan/Bidang urusan pemerintahan daerah dan

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program/Kegiatan

Rencana Tahun 2017 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2018

LokasiTarget

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Target Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

b. Cabai Merah 120 Ton 150 Ton

c. Cabe Rawit 120 Ton 150 Ton

d. Sayuran Lainnya 10 Ton 15 Ton

2. Produktivitas :

a. Bawang Merah 5,5 Ton 6 Ton

b. Cabai Merah 4,5 Ton 5 Ton

c. Cabe Rawit 5,5 Ton 6 Ton3 03 13 02 Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk

tanaman buahJumlah pohon Tanaman Buah dan Tanaman Buah Lainnya yang dikembangkan

Kec. Marioriwawo 400 Pohon 20,000,000.00 220,000,000

1. Produksi :

a. Durian 400 Ton 430 Ton

b. Pisang 1450 Ton 1500 Ton

c. Mangga 4250 Ton 4500 Ton

d. Buah Lainnya 100 Ton 150 Ton

2. Produktivitas :

a. Durian (ton/pohon) 2.19 Ton 2.47 Ton

b. Pisang (ton/pohon) 0.37 Ton 0.4 Ton

c. Mangga (ton/pohon) 0.63 Ton 0.65 Ton3 03 13 03 Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk

tanaman biofarmakaLuas Areal Pengembangan Tanaman Biofarmaka Kec. Marioriwawo

dan Lilirilau500 m2 10,000,000 150,000,000

1. Produksi :

a. Jahe 22 Ton 25 Ton

b. Kencur 25 Ton 25 Ton

c. Biofarmaka Lainnya 10 Ton 12 Ton

2. Produktivitas :

a. Jahe (ton/M2) 0,0044 Ton 0.0049 Ton

b. Kencur (ton/M2) 0.0036 Ton 0.0042 Ton3 03 13 04 Pengembangan komoditi hortikultura tanaman hias Jumlah tanaman hias yang dikembangkan Kab. Soppeng - - 1 Komoditi 50,000,000

3 03 13 05 Pengembangan bibit unggul pertanian Jumlah bibit unggul hortikultura yang dikembangkan Kab. Soppeng - - 250 Pohon dan 2500 Kg

140,000,000

3 03 13 06 Pengembangan diversifikasi tanaman Jumlah komoditi hortikultura yang diusahakan Kab. Soppeng 5 komoditi 19,700,000 3 150,000,000 3 03 13 07 Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan Bibit Sayuran Kab. Soppeng 5 komoditi 11,300,000 5 komoditi 75,000,000

DINAS PERTANIAN V - 9

Page 61: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KAB. SOPPENG 2017

KodeUrusan/Bidang urusan pemerintahan daerah dan

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program/Kegiatan

Rencana Tahun 2017 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2018

LokasiTarget

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Target Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

3 03 13 08 Penyediaan Sarana dan Prasarana Tanaman Hortikultura Jumlah Sarana dan Prasarana Tanaman Hortikultura yang Diadakan

Kab. Soppeng 5 Paket 510,000,000 8 Paket 650,000,000

3 03 13 09 Pengembangan dan Pengendalian OPT Hortikultura Jumlah Peserta Pelatihan Pengendalian OPT Hortikultura dan Bahan Pengendalian OPT Hortikultura yang Diadakan

Kel. Lalabata Rilau 25 Org dan 1 Paket

20,000,000 25 Org dan 1 Paket

25,000,000

3 03 14 Program Peningkatan Kapasitas SDM DAN Kelembagaan Penyuluh

% Efektifitas Penyelenggaraan Penyuluhan 92% 1,407,999,000.00 93% 2,060,000,000.00

3 03 14 01 Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian Jumlah Penyuluh yang mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas

Se Kab. Soppeng 120 org 92,700,000 120 org 80,000,000

3 03 14 02 Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Penyuluh PertanianJumlah Penyuluh yang meningkat Kesejahteraannya

Kel. Lalabata Rilau 40 org 120,000,000 40 org 120,000,000

3 03 14 03 Penyuluhan dan Pendampingan bagi pertanian perkebunan Penyusunan Programa Penyuluhan dan Rencana Kerja Tk. Kecamatan dan Tk. Kabupaten yang difasilitasi

Se Kab. Soppeng 9 dok 27,100,000 79 dok 90,000,000

3 03 14 04 Peningkatan Sarana dan Prasarana Tenaga Penyuluhan Jumlah Jenis Sarana dan Prasarana Penyuluhan yang di adakan

8 BP3K Kecamatan 10 jenis 1,000,000,000 12 jenis 950,000,000

3 03 14 05 Penyuluhan Diseminasi Teknologi Pertanian/Perkebunan Spesifik Lokasi

Jumlah Penyuluh yang Mengikuti Temu Informasi 8 BP3K Kecamatan 240 Org 122,789,000 120 kali 400,000,000

3 03 14 06 Pengkajian Teknologi Pertanian/Perkebunan Spesifik Lokasi yang Direkomendasikan

Paket Teknologi Spesifik Lokasi Rekomendasi yang memerlukan Pengkajian

70 Desa/Kel. 2 Paket - 2 Paket 80,000,000

3 03 14 07 Penyuluhan dan Pendampingan Penyusunan RDK/RDKK Frekuensi Pendampingan dan Pengawalan Peningkatan Produksi

70 Desa/Kel 149 Kali - 149 Kali 90,000,000

3 03 14 09 Penyuluhan dan Pendampingan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna

Jumlah Peserta yang mengikuti Penyuluhan Penerapan Teknologi Peternakan

8 BP3K Kecamatan 400 Org 30,700,000 400 Org 60,000,000

3 03 14 13 Replikasi Pemberdayaan Balai Penyuluh Kecamatan Jumlah Model Percontohan/Demplot Integrasi Terpadu BP3K Kec. Lalabata, BP3K Kec. Liliriaja

2 unit 14,710,000 2 unit 130,000,000

3 03 14 15 Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan sebagai Posko Pelaksana Pembangunan Pertanian

Jumlah BP3K Kecamatan yang dikembangkan sebagai Posko Pembangunan Pertanian

8 BP3K/8 Kecamatan & BP3KP Kab.

Soppeng

8 unit - 8 unit 60,000,000

26,480,041,664.00 37,736,851,000.00

DINAS PERTANIAN V - 10

Page 62: RENCANA KERJA (RENJA) · Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

BAB, V

PENUTUP

Dengan Rencana Ke巾a ini diharapkan dapat memberikan gambaran te[tang a「ah

kebijakan pembangunan Kabupaten Soppeng Tahun 2017 dan seka=gus menjadikamya sebagai

acuan perencanaan kegiatan tahun 2018. Renja Tahun 2017 perlu d時ba「kan lebih rinci tentang

Program, SaSaran Prog「am te「maSuk輔kator capaian, ke看uaran dan has冊egiatan serta 10kasi

kegiatan, selain itu pe「lu segera menyusun kerangka regulasi yang dipe「Iukan dan rencana

anggaran untuk me[dukung pencapian prog「am dimaksud. Regulasi dapat be「be血k Pearatu「an

Dae「ah, Pe「at躍m Bupati, Keputusan Bupati dan/atau Keputusan KepaIa SKPD ya[g disusun

SeSuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang be「laku.

Rencana Ke喧ini juga me[jadi pedoman da!am penyus肌an Keb時kan Jmum Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (KJA) dan P「ioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

Tahun Angga「an 2017 dalam bentuk Nota Kesepakatan Bupati Soppeng dengan DPRD

Kabupaten Soppeng.

Rencana Ke巾a juga memberikan umpan balik yang sangat diperiukan dalam pengambilan

keputusan dan penyusunan renca[a di masa mendatang oIeh pa「a pimpinan dan se!u「uh staf

demi mencapai tugas pokok dan h川gSi Dinas Pertanian Kabupaten Sbppeng Tahun 2017.