rencana kerja jangka menengah

Upload: evy

Post on 08-Mar-2016

32 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

renstra

TRANSCRIPT

BAB ILATAR BELAKANG Penyelenggaraan pendidikan nasional yang dilakukan secara birokratik-sentralistik, yang menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan yang sangat bergantung pada keputusan birokrasi, sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah. Dalam hal ini, sekolah akan kehilangan kemandirian, motivasi dan inisiatif, untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya, termasuk peningkatan mutu sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional.Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengisyaratkan mengenai kemungkinan-kemungkinan pengembangan suatu wilayah dalam suasana yang lebih kondusif dan dalam wawasan yang lebih demokratis. Termasuk pula di dalamnya, berbagai kemungkinan pengelolaan dan pengembangan bidang pendidikan. Pemberlakuan undang-undang tersebut menuntut adanya perubahan pengelolaan dari yang bersifat sentralistik kepada yang lebih bersifat desentralistik.Tilaar bahkan mempertegas bahwa desentralisasi pendidikan merupakan keharusan. Menurutnya, ada tiga hal yang berkaitan dengan urgensi desentralisasi pendidikan, yaitu (1) pembangunan masyarakat demokrasi, (2) pengembangan social capital, dan (3) peningkatan daya saing bangsa (Tilaar, 2002: 20). Ketiga hal tersut sudah lebih dari cukup untuk dijadikan alasan bahwa desentralisasi pendidikan harus dilakukan oleh bangsa Indonesia.Oleh karena itu, pemerintah melalui PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Lebih lanjut, PP tersebut juga menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan harus dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun.Berkait dengan itu, SMA Negeri 78 Jakarta dengan seluruh jajaranya bekerja sama dengan Komite SMA Negeri 78 Jakarta dengan seluruh jajarannya menyusun rencana jangka menengah (empat tahunan) periode 2005 s.d. 2009 dan rencana jangka panjang (delapan tahunan) periode 2005 s.d. 2013; Bahwa pada akhir tahun rencana strategis tersebut diharapkan semua warga sekolah mempunyai daya saing yang bertaraf internasional.BAB IIDASAR HUKUM1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan6. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk, Susunan, Organisasi, dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat DPRD Provinsi DKI Jakarta7. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2006 tentang Sistem Pendidikan8. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 21 Tahun 2002 tentang Tata Kerja Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta9. Keputusan Kadis Dikmenti Provinsi DKI Jakarta Nomor 460 Tahun 2006 tentang Penetapan SMA Plus Standar Nasional/Internasional, SMA Plus Standar Nasional, SMA Plus Standar Provinsi, SMA Plus Standar Kotamadya, SMA Plus Standar Pendamping Kotamadya di Provinsi DKI JakartaBAB IIIANALIS SITUASI/EVALUASI DIRIKEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG, TANTANGAN

Konsep pasar persaingan sempurna (the perfect market) merupakan satu kondisi yang memungkinkan seluruh pemain suatu pasar persaingan bebas dapat keluar dan masuk pasar sesuai dengan pertimbangan rasionalnya masing-masing. Pada pasar tersebut produk yang ditawarkan dapat berupa barang dan jasa. Dalam era pasar bebas tersebut ikatan teritorial kewilayahan sebuah negara menjadi demikian longgar, terutama negara-negara yang terikat dengan perjanjian-perjanjian multilateral dengan negara-negara lain. Konsep inilah yang kemudian sering kali dimaknai sebagai era globalisasi.Dalam bidang pendidikan, beberapa investor asing telah mencoba bergerak dengan mendirikan beberapa sekolah internasional. Sebagaimana dapat dimaklumi, ada sekolah internasional yang didirikan oleh Kedutaan Besar India dengan Gandhi Memorial School, Kedutaan Besar Amerika dengan Jakarta International School, Australia, Singapura, dan lain-lain. Beberapa investor tersebut juga ada yang melakukan kerja sama dengan investor dalam negeri mendirikan sekolah-sekolah sejenis, seperti Sekolah Pelita Harapan, Sekolah Yayasan Tunas Muda, dan sebagainya.Untuk itu, pokok-pokok kebijakan strategis, program, sasaran, yang dirancang dalam Renstra 2005 2009 disusun dengan mempertimbangkan keadaan dan tantangan dalam lingkungan strategis agar sasaran lima tahun ke depan lebih realistis dan konsisten dengan prinsip-prinsip pengelolaan pendidikan yang efisien, efektif, akuntabel, dan demokratis. Analisis lingkungan strategis yang dikaji dapat dilihat baik dari kekuatan, hambatan, peluang, dan tantangan internal maupun eksternal.1. Kekuatan: kuantitas dan kualitas inputSMA Negeri 78 Jakarta memiliki kuantitas dan kualitas input yang cukup baik. Hal ini terlihat dari input peserta didik yang memiliki NUN tinggi dan/atau animo pendaftar lebih tinggi dari yang diterima (1 : 4). Di samping itu, sarana dan prasarana yang lebih representatif dibandingkan dengan sarana dan prasarana sekolah-sekolah negeri sekitar. Hal ini ditunjang oleh komitmen komite sekolah yang dapat menjadi mitra bagi upaya percepatan peningkatan mutu pendidikan di sekolah.Kekuatan lain terlihat pada sekitar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki komitmen terhadap upaya inovasi bagi pengembangan mutu pendidikan di sekolah. SDM tersebut merupakan team-work yang cukup solid dalam membawa beberapa perubahan fundamental ke arah yang lebih baik dalam rangka memenangi persaingan global.2. Kelemahan: kultur kemapanan SMA Negeri 78 Jakarta dengan predikat yang cukup banyak menjadi hambatan tersendiri, terutama bagi pengembangan sumber daya. Suasana atau kultur kemapanan ini akan berdampak pada satu situasi yang anti-perubahan, sulit membuka diri, dan cenderung membatasi, sehingga cenderung lambat menangkap perkembangan atau kemajuan yang semakin pesat.Sebagai contoh, (1) keengganan meng-up grade diri dalam kompetensi bidang ICT, (2) penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris yang rendah, dan (3) senang pada posisi status quo, sebab perubahan dipandang sebagai suatu situasi yang mengurangi kenyamanan/kemapanan. Kecenderungan ini akan dapat menjadi hambatan.3. Peluang

: antara motivasi dan menangkap peluangKemampuan team-work yang sekitar 20% kiranya dapat membakar motivasi 80% SDM yang lain. Hal ini didasarkan pada komposisi tim tersebut merupakan kolaborasi antara senior dan yunior. Dalam hal ini, perencanaan yang dibuat secara matang dapat dilaksanakan secara operasional dengan baik.Bahwa peluang yang di depan mata harus dapat ditangkap; sebab jika tidak, peluang tersebut akan menjadi milik orang lain. Hal ini ditunjang oleh jaringan SMA Negeri 78 Jakarta yang mulai terbentuk, terutama dalam memenangi olimpiade sains internasional, terutama Fisika (IphO). Dengan ini, akses kepada peluang-peluang lain yang bersifat internasional akan lebih mudah diarahkan.4. Tantangan: mengantar kultur yang berdimensi internasionalTantangan SMA Negeri 78 Jakarta yang pertama adalah mengubah kultur lokal agar berdimensi internasional. Untuk itu, sekolah telah memulai untuk menjadi mandiri dengan memenuhi delapan standar nasional pendidikan. Salah satu programnya adalah (1) adanya rintisan kelas internasional dan (2) rintisan sistem SKS.Tantangan SMA Negeri 78 Jakarta yang kedua adalah mengantar warga sekolah agar berdaya saing global. Dalam hal ini, seluruh stakeholders pendidikan harus (1) menguasai bahasa asing, terutama bahasa Inggris, (2) menguasai kompetensi bidang ICT, dan (3) dapat memperoleh sertifikasi yang diakui di dunia internasional, seperti ISO, Cambridge University Examination, dll.BAB IVVISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH 1. VISI SEKOLAH

Visi Depdiknas yang tertuang dalam Renstra Depdiknas 2005 2009, yaitu Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah dan visi Kota Jakarta, yaitu agar setara dengan kota-kota besar di dunia, ditambah dengan analisis situasi dan peraturan perundang-undangan yang ada, menginspirasi sekolah untuk menyatakan dan hendak mewujudkan sebuah visi ke depan.Visi SMA Negeri 78 Jakarta adalah MEMBENTUK INSAN CENDEKIA YANG INOVATIF DAN KOMPETITIF DI TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL. Yang dimaksud dengan Insan Cendekia adalah manusia yang tajam pikiran, cerdas, cerdik-pandai, terpelajar, dan cepat mengerti situasi dan pandai mencari jalan keluar; Yang dimaksud Insan Inovatif adalah manusia yang senantiasa menemukan cara-cara baru yang lebih efektif dan efesien; Yang semua itu bermuara bahwa semua peserta didik SMA Negeri 78 Jakarta harus memiliki nilai tawar dalam persaingan di tingkat internasional.2. MISI SEKOLAHMisi SMA Negeri 78 Jakarta adalaha. Membentuk warga sekolah yang memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Indikator: Warga sekolah menjalankan ajaran agama dan kepercayaannya

b. Menumbuhkan warga sekolah yang memiliki sikap-sikap mulia dan mandiri dalam memutuskan pilihan yang bertanggung jawabIndikator: Warga sekolah memiliki budi pekerti yang baik dan mandiri

c. Membentuk warga sekolah yang inovatif (pembaru) dalam segala bidang baik akademis maupun nonakademis

Indikator: Prestasi warga sekolah menjadi acuan bagi sekolah di dalam/di luar negeri

d. Menumbuhkan warga sekolah yang memiliki kepedulian tinggi terhadap diri dan lingkungan

Indikator: Lingkungan sekolah kondusif untuk kegiatan pembelajaran

e. Mendorong warga sekolah untuk memiliki dan melaksanakan prinsip kesetaraan dalam kemajemukan di dunia global Indikator: Warga sekolah dapat berkomunikasi dengan masyarakat internasional3. TUJUAN SEKOLAHTujuan SMA Negeri 78 Jakarta adalaha. SMA Negeri 78 Jakarta memiliki kultur kehidupan beragama yang toleran, keimanan dan ketaqwaan yang tinggi, dan agama/kepercayaan menjadi sinar

b. SMA Negeri 78 Jakarta memiliki budi pekerti yang luhur, jiwa mandiri dan tanggung jawab, dan mengedepankan hati dan pikiran dalam mengambil keputusan

c. Daya saing SMA Negeri 78 Jakarta yang inovatif baik di bidang akademik maupun di bidang non-akademik sampai di tingkat nasional dan internasional

d. Lingkungan, sarana prasarana, dan/atau semua artefak di SMA Negeri 78 Jakarta mendukung terciptanya proses pembelajaran yang kondusife. Warga SMA Negeri 78 Jakarta memiliki akses dan berperan aktif dalam pergaulan di dunia global/internasionalBAB VRENCANA JANGKA PANJANG SEKOLAHRencana jangka panjang ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi penentuan, penekanan, pelaksanaan kebijakan pendidikan jangka menengah dalam memastikan tercapainya visi dan misi secara realistis, terintegrasi, dan berkesinambungan. Berikut ini adalah jabaran rencana jangka panjang yang telah ditetapkan untuk periode 2005 s.d. 2013.1. Periode 2005 2009: Menjadi SMA MandiriEmpat tahun pertama dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) difokuskan pada upaya pemenuhan 8 standar nasional pendidikan, yang meliputi: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan.

Program-program kunci yang digulirkan adalah (1) program kelas bertaraf internasional, (2) program kelas berbasis mata pelajaran (moving class), dan (3) program rintisan pelaksanaan sistem SKS, dari tahun pertama sampai dengan tahun kedua. 2. Periode 2009 2013: Berdaya Saing InternasionalSemakin mengglobalnya industri dan jasa, termasuk jasa pendidikan, maka sudah seharusnya sekolah dapat menyelenggarakan program pendidikan skala nasional dengan mutu internasional sehingga pendidikan nasional bangsa Indonesia minimal menjadi tuan rumah di negaranya sendiri. Aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik dapat terus terjaga keasriannya di negeri sendiri. GATS adalah contoh komitmen bangsa-bangsa di dunia dalam menyelenggarakan globalisasi perdagangan jasa dan industri, termasuk pula jasa pendidikan.

Dengan menuju terciptanya standar mutu pendidikan berkelas internasional, SMA Negeri 78 Jakarta harus mempunyai sistem layanan standar international, citra yang kuat dan mewakili visi pembangunan bangsa Indonesia, dan kerja sama yang erat dengan bangsa-bangsa lain terutama di bidang pendidikan. Sasaran-sasaran tersebut dan lainnya yang dijabarkan dari kebijakan strategis pada periode ini akan membawa kepada perwujudan visi pada tahun 2013.BAB VIRENCANA JANGKA MENENGAH SEKOLAHPada bagian ini diuraikan empat program jangka menengah yang dipilah-pilah ke dalam tiap tahun pelajaran, yaitu (1) program kelas bertaraf internasional pada tahun pelajaran 2005/2006, (2) program kelas berbasis mata pelajaran (moving class) pada tahun pelajaran 2006/2007, dan (3) program rintisan pelaksanaan sistem SKS tahun pertama pada tahun pelajaran 2007/2008, dan (4) program rintisan pelaksanaan sistem SKS tahun kedua pada tahun pelajaran 2008/2009.Perlu dibatasi bahwa program-program yang tertuang dalam dokumen RJM ini hanya difokuskan pada program-program yang inovatif dalam kerangka pencapaian visi dan misi sekolah. Meskipun program-program rutin tidak tertuang dalam dokumen RJM ini, bukan berarti bahwa hal tersebut dianggap tidak penting. Program-program rutin secara ini dapat diperhatikan pada rencana jangka pendek atau program tahunan. Untuk itu, berikut akan dipaparkan rencana strategis-inovatif periode 2005 2009.1. Program kelas internasional pada tahun pelajaran 2005/2006Program ini dimaksudkan untuk melayani peserta didik agar memiliki kualifikasi internasional. Untuk itu, sekolah bekerja sama dengan Cambridge University Examination, sehingga peserta didik dimungkinkan memperoleh dua jenis sertifikasi, yaitu nasional dan internasional.

Bahasa pengantar yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah bahasa Inggris, terutama untuk mata pelajaran-pelajaran sains, seperti Matematika, Fisika, Kimia, Biologi. Di samping itu, kurikulum mata pelajaran tersebut adalah kurikulum adopsi dari Cambridge University Examination, bahkan sampai dengan standar penilaiannya.

Peserta didik per kelas paling banyak 24 siswa, dan sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) menggunakan prosedur khusus, yaitu di samping persyaratan ijazah setingkat lebih rendah, juga harus lolos seleksi Tes Bahasa Inggris, Matematika, Kemampuan Sains, dan Psikotes.

Karena standar layanan berkualifikasi internasional, partisipasi (khususnya dana) dari orangtua cukup tinggi. Hal ini disebabkan, di samping untuk pengadaan buku-buku pelajaran berbahasa Inggris, juga untuk kepentingan ujian internasional ataupun sarana-sarana yang lain.2. Program kelas berbasis mata pelajaran (moving class) pada tahun pelajaran 2006/2007Pada tahun pelajaran 2006/2007 SMA Negeri 78 Jakarta merencanakan strategi pembelajaran baru, yaitu moving class dan team teaching. Strategi ini diharapkan di samping dapat menumbuhkan kegiatan belajar mengajar yang menantang, menyenangkan, dan mencerdaskan, juga dapat meningkatkan ketercapaian standar ketuntasan belajar yang tinggi.

Moving Class atau yang dikenal dengan subject-based classroom didefinisikan sebagai manajemen kelas berbasis mata pelajaran; atau dapat dikatakan, pembagian ruang kelas berdasarkan mata pelajaran, seperti Kelas Fisika, Kelas Kimia, Kelas Biologi, dan seterusnya. Sistem subject-based classroom disebut moving class karena peserta didik berpindah (moving) dari satu kelas ke kelas yang lain sesuai dengan mata pelajaran. Dengan moving class, peserta didik tidak merasa jenuh di kelas dan merasa segar kembali setiap pergantian jam mata pelajaran.

Team Teaching didefinisikan sebagai tim yang terdiri dari dua guru atau lebih yang bekerja bersama dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi aktivitas pembelajaran untuk sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama. Salah satu model yang dianggap ideal adalah collaborative-teaching, yaitu sebagai tim yang tidak hanya bekerja bersama dalam perencanaan dan pembagian peran di kelas, tetapi sampai dengan terjadinya pertukaran ide/teori antarguru (anggota tim tersebut) di depan para peserta didik.3. Program rintisan pelaksanaan sistem SKS tahun pertama pada tahun pelajaran 2007/2008a. Penyusunan Dokumen Kurikulum Menyusun KTSP G-78 dengan sistem paket dan rintisan sistem SKS Memetakan SKL, SK, KD menjadi paket-paket mata pelajaran

Merancang beban belajar sistem paket dan sistem SKS tahun pertama Membuat panduan-panduan akademik dan nonakademikb. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Pembelajaran Tahun Pertama Menyusun desain pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur, tugas mandiri tahun pertama Menyusun silabus mata pelajaran tahun pertama

Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tahun pertama

Menyusun bahan ajar yang bervariasi tahun pertama

Menyusun perangkat penilaian tahun pertama Melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian, pendampingan akademik dan nonakademik, pemanfaatan perpustakaan dan laboratorium, kegiatan pengayaan dan/atau remedial Melakukan pemantauan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian tiap bulan dua kalic. Peningkatan Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan 30% tenaga pendidik memperoleh sertifikasi profesi 30% tenaga pendidik ditingkatkan kemampuannya dalam pengembangan bahan ajar yang bervariasi (berbasis TIK)

30% tenaga kependidikan memperoleh keahlian sesuai dengan tupoksinya (seperti teknisi komputer, laboran, pustakawan, dan seterusnya)

30% tenaga pendidik dan tenaga kependidikan menguasai pelaksanaan rintisan sistem SKS

d. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Sarana Prasarana Pendidikan 30% ruang kelas tersedia perangkat TIK secara lengkap Membenahi dan meningkatkan bahan pustaka dan sarana perpustakaan Merancang laboratorium multimedia

Merehabilitasi gedung lama dan/atau merancang gedung/ruang gymnastice. Pembenahan Sistem Informasi Manajemen Berbasis TIK Mengembangkan SIM SMA Negeri 78 Jakarta, khususnya bidang akademik, pada tahun pertama Mengadakan pertemuan rutin dengan guru tiap bulan dua kali pada hari Sabtu, yaitu (1) Sabtu pertama, guru rintisan sistem SKS dan guru sistem paket dan (2) Sabtu ketiga, guru rintisan sistem SKS dan TU, kesiswaan, koordinator, BK, pembina ekstrakurikuler, dll. f. Penggalangan Peran Stakeholders yang lebih Luas

Mengoptimalkan donatur dan sponsor untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan sekolah secara mandiri Mengoptimalkan program kemitraan dan sister school, khususnya dengan sekolah di dalam negeri Mengotimalkan peran komite sekolah dalam rangka pengembangan mutu sekolah Menelusuri potensi alumni

4. Program rintisan pelaksanaan sistem SKS tahun kedua pada tahun pelajaran 2008/2009a. Penyusunan Dokumen Kurikulum

Menyempurnakan KTSP G-78 dengan sistem paket dan rintisan sistem SKS

Merancang beban belajar sistem paket dan sistem SKS tahun kedua Menyempurnakan panduan-panduan akademik dan nonakademikb. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Pembelajaran Tahun Kedua Menyusun desain pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur, tugas mandiri tahun kedua Menyusun silabus mata pelajaran tahun kedua Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tahun kedua Menyusun bahan ajar yang bervariasi tahun kedua Menyusun perangkat penilaian tahun kedua Melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian, pendampingan akademik dan nonakademik, pemanfaatan perpustakaan dan laboratorium, kegiatan pengayaan dan/atau remedial

Melakukan pemantauan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian tiap bulan dua kali

c. Peningkatan Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan

70% tenaga pendidik memperoleh sertifikasi profesi

70% tenaga pendidik ditingkatkan kemampuannya dalam pengembangan bahan ajar yang bervariasi (berbasis TIK)

70% tenaga kependidikan memperoleh keahlian sesuai dengan tupoksinya (seperti pegawai administrasi, petugas kebersihan, dan seterusnya)

70% tenaga pendidik dan tenaga kependidikan menguasai pelaksanaan rintisan sistem SKS

d. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Sarana Prasarana Pendidikan

70% ruang kelas tersedia perangkat TIK secara lengkap

Membenahi dan meningkatkan bahan pustaka dan sarana perpustakaan

Membuat laboratorium multimedia

Merehabilitasi gedung lama dan/atau merancang gedung/ruang gymnastice. Pembenahan Sistem Informasi Manajemen Berbasis TIK

Mengembangkan SIM SMA Negeri 78 Jakarta, bidang akademik dan bidang relevan yang lain pada tahun kedua Mengadakan pertemuan rutin dengan guru tiap bulan dua kali pada hari Sabtu, yaitu (1) Sabtu pertama, guru rintisan sistem SKS dan guru sistem paket dan (2) Sabtu ketiga, guru rintisan sistem SKS dan TU, kesiswaan, koordinator, BK, pembina ekstrakurikuler, dll.

f. Penggalangan Peran Stakeholders yang lebih Luas

Mengoptimalkan peran dunia usaha dan dunia industri untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan sekolah secara mandiri Mengoptimalkan program kemitraan, sister school, baik sekolah di dalam dan sekolah di luar negeri

Mengotimalkan peran komite sekolah dan dewan pendidikan dalam rangka pengembangan mutu sekolah

Menelusuri dan menjaring potensi alumniBAB VIIPENUTUPRencana jangka menengah dan rencana jangka panjang ini dimaksudkan, di samping untuk memberikan arah kebijakan strategis sekolah dalam kurun waktu tertentu, juga untuk menjaga kesinambungan program-program yang telah ditetapkan. Perlu digarisbawahi, bahwa sistem SKS belum ada yang melaksanakannya (baca: secara benar), baik pada tingkat pendidikan tinggi, apalagi pada tingkat SMA.

Oleh karena itu, rintisan sistem SKS tersebut perlu dikawal atau didampingi oleh kepala sekolah yang memunculkan dan/atau mendesain program. Hal ini dimaksudkan agar program yang telah dirintis dari tahun 2005 dapat berlanjut dengan baik. Bila tidak, dikhawatirkan program tidak dapat berjalan; dan implikasinya, masyarakat atau orangtua tidak akan mempercayai lagi program-program yang ditawarkan karena mereka menganggap bahwa putra-putrinya hanya akan dijadikan kelinci percobaan.

Untuk itu, Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta, Suku Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Jakarta Barat, Dewan Pendidikan Jakarta Barat, dan Komite SMA Negeri 78 Jakarta diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis dan bijaksana agar program berjalan berkesinambungan sehingga peningkatan mutu pendidikan dapat lebih dipercepat, khususnya di Jakarta Barat atau di DKI Jakarta.

17