rencana induk pembangunan taman teknologi …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-rencana induk...

45
1 RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI PERTANIAN KOTA JANTHO KABUPATEN ACEH BESAR OLEH: TIM TAMAN TEKNOLOGI PERTANIAN KOTA JANTHO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI BESAR SUMBERDAYA GENETIK PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH 2016

Upload: phamduong

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

1

RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI PERTANIAN

KOTA JANTHO KABUPATEN ACEH BESAR

OLEH:

TIM TAMAN TEKNOLOGI PERTANIAN KOTA JANTHO

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI BESAR SUMBERDAYA GENETIK PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH

2016

Page 2: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

2

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dua dari sembilan agenda prioritas pembangunan di Indonesia atau dikenal

sebagai “Nawa Cita” pemerintahan Joko Widodo dan Yusuf Kalla tahun 2014-2019

adalah akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional

(butir keenam) dan akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan

sektor-sektor strategis ekonomi domestik (butir ketujuh). Pada tahun 2015

Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(Balitbangtan) menindaklanjuti agenda tersebut dalam program membangun 5 unit

Taman Sain Pertanian (TSP) dan 16 unit Taman Teknologi Pertanian (TTP). Salah satu

diantaranya adalah TTP Kota Jantho di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Berikut

diuraikan hal-hal yang terkait pada TTP, khususnya TTP Kota Jantho.

Secara teknis pembangunan TTP diarahkan sebagai pusat penerapan teknologi

di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan hasil (pasca panen)

yang telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggi untuk diterapkan

dalam skala ekonomi, selain itu dari sisi penyebarluasan inovasi teknologi pertanian

TTP diarahkan sebagai pusat disseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis bagi

masyarakat luas. Dalam hal ini terdapat beberapa kata kunci yang dapat

diterjemahkan bahwa pembangunan TTP suatu wilayah berbasis kawasan yang di

dalamnya terdapat kajian-kajian penerapan teknologi yang telah diteliti oleh pelaku

penghasil teknologi seperti Balitbangtan dan perguruan tinggi dalam skala industri

(rumah tangga, kecil dan menengah).

Dari sisi internal Balitbangtan, dalam hal ini BPTP Aceh walaupun alokasi

anggaran untuk pembangunan TTP Kota Jantho hanya tiga tahun (2015-2017) akan

tetapi secara teknis Balitbangtan tetap melakukan kegiatan di kawasan TTP Kota

Jantho, yaitu dalam bentuk kegiatan pendampingan. Secara mendalam hal ini dapat

diartikan bahwa para peneliti, penyuluh dan teknisi akan selalu melakukan aktivitas

pengkajian, penyuluhan dan diseminasi di kawasan TTP tersebut.

Page 3: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

3

1.2 Tujuan

1. Meningkatkan penerapan dan alih teknologi hasil litbang Kementerian/LPNK Ristek,

swasta dan perguruan tinggi kepada masyarakat.

2. Membangun model percontohan pertanian terpadu yang mengintegrasikan:

pertanian, peternakan, dan perikanan dalam satu siklus hulu-hilir secara

berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal

3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang terampil dan mandiri di bidang

agroteknologi dan agribisnis.

1.3 Keluaran

1. Meningkatnya penerapan dan alih teknologi hasil litbang Kementerian/LPNK Ristek,

swasta dan perguruan tinggi kepada masyarakat.

2. Terbangunya model percontohan pertanian terpadu yang mengintegrasikan:

pertanian, peternakan, dan perikanan dalam satu siklus hulu-hilir secara

berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal

3. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia yang terampil dan mandiri di bidang

agroteknologi dan agribisnis.

Page 4: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

4

II. LANDASAN HUKUM, DASAR TEORI DAN PENENTUAN LOKASI

2.1 Landasan Hukum

Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

mengagendakan untuk membangun Taman Sains (TS) di 34 provinsi dan Taman

Teknologi (TT) di 100 kabupaten dalam waktu 5 tahun yang dituangkan dalam

sebagai program quick win. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2015, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Litbang

mendapat tugas untuk membangun 5 (lima) Taman Sains Pertanian (TSP) di area

Kebun Percobaan milik Badan Litbang dan 16 Taman Teknologi Pertanian (TTP) di

tingkat kabupaten/kota.

Wujud dari hal tersebut adalah Balitbangtan telah melakukan kerjasama (MOU)

dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar Nomor: 485/HK.220/I/05/2015 dan

Nomor: 7/NK/AB/2015 (Lampiran 1) tentang Pembangunan dan Pengembangan

Taman Teknologi Pertanian Kota Jantho, yang dilanjutkan dengan penerbitan Surat

keterangan penggunaan lahan untuk pembangunan pusat TTP Kota Jantho, Nomor:

032/2124/SK-T/2015 (Lampiran 2) dan Keputusan Penetapan Lokasi Pembangunan

TTP Kota Jantho di Desa Teureubeih, Nomor 272 Tahun 2015 (Lampiran 3). Dari sisi

internal Balitbangtan telah dibentuk tim pelaksana dengan penanggung jawab Kepala

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik

Pertanian melalui SK, Nomor: 943/KP.340/I.11/02/2015 (Lampiran 4).

2.2 Dasar Teori

2.2.1 Pengertian TTP

TTP adalah tempat untuk pengembangan dan penerapan inovasi yang

diarahkan berfungsi sebagai: (1) pengembangan inovasi bidang pertanian dan

peternakan yang telah dikaji, untuk diterapkan dalam skala ekonomi; (2) tempat

pelatihan, pemagangan, pusat diseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke

masyarakat luas.

Page 5: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

5

TTP merupakan suatu kawasan implementasi inovasi yang telah dikembangkan

pada TSP (Gambar 1), berskala pengembangan dan berwawasan agribisnis hulu-hilir

yang bersifat spesifik lokasi dengan kegiatannya meliputi: penerapan teknologi pra

produksi, produksi, panen, pasca panen, pengolahan hasil, dan pemasaran, serta

wahana untuk pelatihan dan pembelajaran bagi masyarakat serta pengembangan

kemitraan agribisnis dengan swasta.

Secara operasional pembangunan TTP berpegang (guidelines) yang digali dari

Sembilan aspek yaitu ; (1) sebagai wahana untuk peningkatan ekonomi daerah; (2)

sebagai wahana hilirisasi ilmu pengetahuan dan teknologi; (3) berbasis potensi

daerah; (4) kegiatan berbasis hulu-hilir, dengan pengertian kegiatan tidak hanya

menanam dan memetik, tetapi juga berbasis pengolahan dan pemasaran berbasis

profit; (5) menginkubasi industri skala kecil atau rumah tangga; (6) berkelanjutan; (7)

mandiri; (8) berawal dari perdesaan; (9) tersedia lahan milik pemda; (10) dan

terdapat perguruan tinggi afiliasi.

Gambar 1. Kerangka konseptual pembangunan TTP

2.2.2 Penentuan Lokasi

Salah satu indikator keberhasilan dalam pembangunan Teknologi Pertanian

adalah dukungan pemerintah daerah (kabupaten/kota) dalam penyediaan lokasi TTP

Page 6: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

6

dan dukungan lainnya seperti pendanaan dan penyediaan sumberdaya manusia. Pada

konteks ini, berdasarkan komoditas unggulan daerah yang sesuai dengan tujuh

komoditas utama Kementerian Pertanian dan dukungan pem.kab/kota dari 23

kab/kota di Provinsi Aceh, terpilih tiga Kabupaten yaitu Aceh Selatan, Bener Meriah

dan Aceh Besar. Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi adalah skoring dan

pembobotan. Skoring yang digunakan menggunakan skala ordinal (1-5) : 5: sangat

penting, 4: penting, 3: agak penting, 2: kurang penting dan 1: tidak penting. Pakar

(experts) yang terlibat dengan latar belakang sebagai peneliti, akademisi (perguruan

tinggi) dan praktisi. Kualifikasi untuk peneliti dan akademisi minimal bergelar Doktor

(S3) dan memiliki pengalaman dalam bidang perencanaan, sedangkan dari praktisi

minimal memiliki pengalaman 15 tahun dalam melaksanakan agribisnis berbasis

kawasan.

Berdasarkan hasil analisis skoring dan pembobotan (Tabel 1) untuk penentuan

lokasi (kabupaten) didapatkan bahwa kabupaten yang terpilih adalah Kabupaten Aceh

Besar dengan nilai 4.15. Fakta ini ditunjukan oleh adanya moment penting yang akan

dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar yaitu Pekan Pertanian

Nasional (Penas) yang akan dilaksanakan pada tahun 2017, sehingga lokasi TTP dapat

dijadikan salah satu site kunjungan peserta Penas yang berasal dari seluruh provinsi di

Indonesia.

Page 7: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

7

Tabel 1. Matrik keputusan penentuan lokasi (kabupaten) TTP Kota Jantho

No. Kriteria B Aceh

Selatan

BxS Bener

Meriah

BxS Aceh

Besar

BxS

1. Ketersediaan lokasi untuk TTP 0.15 4 0.6 4 0.6 4 0.6

2. Kesesuaian Komoditas unggulan dengan program

Kementerian Pertanian

0.15 3 0.45 4 0.6 4 0.6

3. Dukungan Pemda 0.20 3 0.6 4 0.8 4 0.8

4. Infrastruktur pendukung 0.15 3 0.45 3 0.45 4 0.6

5. Moment penting 0.15 3 0.45 3 0.45 5 0.75

6. Ketersediaan air 0.20 4 0.8 4 0.8 4 0.8

Total 1.00 3.35 3.7 4.15

Ranking 1 3 2

Ket: B=Bobot, S=Skor

Page 8: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

8

III. PROFIL TAMAN TEKNOLOGI PERTANIAN KOTA JANTHO

3.1 Lokasi

Secara adminsitratif TTP Kota Jantho berada di Desa Teureubeh Kecamatan

Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh. Kota Jantho sendiri adalah ibukota

dari Kabupaten Aceh Besar, jarak dari pusat ibukota provinsi yaitu Kota Banda Aceh 56

km dengan waktu tempuh kendaraan darat sekitar 1-1,5 jam (Gambar 2).

Gambar 2. Lokasi TTP Kota Jantho

Ket: Gerbang Kota Jantho (kiri), Kuning Kota Banda Aceh-Merah Lokasi TTP

Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar dipilih sebagai lokasi TTP pertama di

Provinsi Aceh berpedoman pada kriteria yang ditetapkan oleh Badan Perencanaan dan

Pembangunan Nasional (Bappenas). Kriteria lokasi TTP antara lain tersedianya lahan

milik pemerintah daerah untuk lokasi TTP dan terdapat perguruan tinggi afiliasi dalam

hal ini Universitas Syiahkuala (Gambar 2).

Gambar 3. Diskusi dengan Unsur Muspika Kabupaten Aceh Besar dalam rangka

penjaringan lokasi TTP di Provinsi Aceh, Samahani 21 Maret 2015

Page 9: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

9

TTP Kota Jantho terdiri dari dua komponen, yaitu unit TTP dan kawasan TTP.

Pada tahap awal akan dibangun beberapa bangunan fisik TTP yang berlokasi

bersebelahan dengan BPP Kecamatan Kota Jantho dengan luas 1,685 Ha (Gambar 4).

Beberapa bangunan fisik yang akan dibangun seperti: saung tani (lab. diseminasi),

screen house, kandang ternak dan tempat pembuatan pupuk organik (Gambar 5).

Selain itu juga terdapat tiga parsil lahan cadangan untuk pengembangan TTP,

sehingga secara keseluruhan luasnya mencapai 30 Ha. Kawasan TTP awalnya dimulai

dari Desa Teureubeh dengan luas 400 Ha (Gambar 6), namun dalam

pengembangannya memungkinkan untuk meluas lingkup kabupaten dan antar

kabupaten dalam Provinsi Aceh bahkan hingga ke luar provinsi.

Gambar 4. Denah inti TTP (center fo TTP) Kota Jantho

Page 10: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

10

Gambar 5. Visualisasi maket inti TTP Kota Jantho

Gambar 6. Kawasan pembangunan TTP Kota Jantho berbasis komoditas

Komoditas padi

sawah

Pemukiman

Ternak dan

Hortkultura

Ternak

Pemukiman

Page 11: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

11

3.1 Kondisi Biofisik

Iklim dan hidrologi

a. Curah hujan

Curah hujan tahunan di Kab. Aceh Besar (stasiun curah hujan Dinas Pertanian,

± 4-5 km dari lokasi TTP Kec. Kota Jantho), adalah sebesar 2.257 mm per tahun.

Pengembangan pertanian lahan kering di daerah ini sangat tergantung pada air hujan

hujan. Berdasarkan kondisi curah hujan, daerah ini tergolong dalam zone agroklimat

C1 (Oldeman et al., 1979; Puslitanak, 2000). Bulan basah 6 bulan sedangkan bulan

kering kurang dari 2 bulan (Gambar 7). Berdasarkan zone agroklimat tersebut, maka

optimasi lahan pertanian memerlukan pengelolaan air melalui irigasi terutama pada

bulan Juni sampai Agustus.

Gambar 7. Rata-rata curah hujan dan hari hujan 10 tahun (2002-2011) di Kab. Aceh Besar

(Stasiun curah hujan Dinas Pertanian)

b. Air permukaan

Panjang saluran induk dari intake sungai/krueng Neng sampai ke areal lahan

sawah di Dusun Gampong dan Dusun Blangdaro ± 5 km, pengamatan dimensi saluran

190.0

112.8

203.5176.4

211.6

133.1 122.6 122.1

230.0

197.6

298.4

258.9

14.2 8.0 14.2 14.2 12.8 10.0 9.5 11.7 13.3 14.4 15.9 14.6

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

CH (mm) HH (hari)

Page 12: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

12

dekat pintu intake berukuran: lebar 1,4 m; tinggi air pada bukaan pintu intake 20 cm

adalah 20,3 cm sedangkan pada saluran induk di bagian tengah berukuran: lebar 1 m;

tinggi 90 cm (Gambar 8).

Gambar 8. Potensi sumber daya air dari sungai/Krueng Neng dan kondisi saluran induk,

penyiapan lahan dan penyemaian benih padi

Berdasarkan hasil orientasi di lapangan dan wawancara dengan petani,

diketahui bahwa sungai/Krueng Neng mempunyai potensi sumber daya air yang dapat

dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian di lahan sawah dan lahan kering, baik

untuk tanaman pangan padi, jagung maupun tanaman hortikultura sayuran. Pada

Page 13: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

13

umumnya air selalu tersedia, tetapi saat terjadi anomali iklim, kawasan tangkapan air

pernah mengalami kekeringan sehingga pasokan air jauh berkurang. Kondisi ini juga

sebagai akibat dari bertambah gundul dan sempitnya areal hutan di daerah hulu. Oleh

sebab itu, upaya revegetasi daerah hulu dengan tanaman tahunan seperti: kemiri,

rambutan, pinang, dan lain-lain perlu dilakukan guna meningkatkan serapan air dalam

tanah, sebagai upaya mengurangi degradasi lahan sekaligus konservasi tanah dan air

maupun konservasi plasma nutfah.

Sumber daya air dari Sungai/krueng Neng cukup berpotensi disamping kondisi

curah hujan yang juga sangat mendukung. Pada musim hujan (MT 1) pemanfaatan air

dari sungai/krueng Neng justru sedikit dan pemanfaatan optimalnya adalah pada MT-

2. Air yang mengalir di musim penghujan terutama berasal dari aliran permukaan dari

daerah tangkapannya, sedangkan pada musim kemarau berasal dari mata air yang

bermunculan disepanjang sungai (lereng/tebing pegunungan), mengalir dan

terkumpul dalam dasar sungai disepanjang Sungai/Krueng Neng dari hulu ke hiliir.

Hasil pengamatan debit air di pintu masuk/intake sungai/Krueng Neng adalah: 3,39

m3/detik; hasil pengamatan pada titik setelah pintu intake adalah sebesar: 1,53

m3/detik; hasil pengamatan debit air pada saluran irigasi induk di sawah pertama

adalah: 1,32 m3/detik; dan 0,36 m3/detik pada saluran cacing; sedangkan hasil

pengfamatan pada saluran induk dekat perikanan adalah sebesar:0,82 m3/detik. Dari

hasil pengamatan debit air tersebut terlihat bahwa potensi sumber daya air dari

sungai/Krueng Neng mampu untuk mengirigasi lahan sawah seluas 179 ha di lokasi

TTP di Desa Teureubeh.

Kondisi saluran irigasi tampak tertutup rumput dan mengalami kebocoran

dibeberapa tempat sehingga memerlukan perbaikan. Informasi dari petani, dan hasil

orientasi lapangan menunjukan kerusakan saluran irigasi induk sepanjang 940 m dan

juga terdapat kerusakan saluran cacing/jitut sepanjang 2. 200 m yang meliputi dusun

Paya Sukun, dusun Blangdaro dan dusun Gampong (nampak dinding salurannya

runtuh) sehingga banyak air yang hilang melalui saluran tersebut. Kerusakan atau

Page 14: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

14

kebocoran terjadi di beberapa saluran induk dimana air hanya mengalir ke lahan

kering disekitarnya (Gambar 9 dan 10).

Gambar 9. Saluran irigasi tertutup rumput dan bocor (perlu perbaikan dan pemeliharaan

secara rutin)

Gambar 10. Kondisi dinding saluran yang sudah runtuh dan bocor di bagian atas

menyebabkan semakin kecil volume air yang sampai ke lahan sawah

bagian bawah (di dusun Blangdaro dan dusun Gampong)

Page 15: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

15

3.3.3 Tanah dan lingkungan

Kondisi kawasan TTP di desa Teureubeh sebagian besar termasuk dalam

landform dataran koluvial dan dataran alluvial. Bentuk wilayah bervariasi dari datar,

landai, berombak sampai berbukit. Visualisasi umum keadaan kawasan TTP disajikan

dalam bentuk transek (Gambar 11). Secara umum Bentuk wilayah paling luas adalah

datar diikuti landai/berombak sedangkan wilayah berbukit hanya menempati bagian

kecil. Bahan induk tanah merupakan campuran bahan koluvium-aluvium terdiri dari

endapan liat, pasir dan kerikil.

Gambar 11. Transek kawasan TTP di Desa Teureubeh, kecamatan Kota Jantho

ket: RSB: rumput dan semak belukar; Kr:Krueng = sungai

Pengamatan dan pengambilan contoh tanah dilakukan dengan membuat lubang

profil tanah sampai kedalaman 120 cm dan sampel untuk analisa diambil dari tiap

horizon dalam profil. Tiga lubang profil dibuat masing-masing mewakili unit BPP

Jantho, lahan sawah dan lahan kering (Gambar 12 a,b dan c). Contoh tanah untuk

analisa kesuburan diambil secara komposit pada lapisan 0-20 cm. Hasil analisa contoh

tanah akan digunakan untuk menentukan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi.

Profil tanah di unit BPP Jantho ditunjukkan pada Gambar 12b, sedangkan uraian

uraian sifat morfologi tanah disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan pengamatan

76

96

116

136

156

176

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5

Jarak (km)

Ele

va

si (m

)

BPP Jantho.Utara

Perbukitan.Selatan

Sawah irigasiTegalan

RSB

Perbukitan

Kr.D

ala

Kr.T

he

un

eu

ng

Desa Teureubeh

Page 16: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

16

morfologi tanah terlihat bahwa tanah disekitar BPP Jantho mempunyai kedalaman

efektif perakaran bervariasi antara 40-54 cm sedangkan lapisan dibawahnya terdiri

dari kerikil dan bongkahan batuan. Oleh karena itu dalam pembukaan lahan perlu

diusahakan agar lapisan atas tidak tergusur saat dibuldoser.Jika lapisan atas tergusur

maka produktivitas lahan akan turun secara drastic karena lapisan bawahnya hanya

berupa kerikil dan bongkahan batuan (Gambar 12 dan 13).

Gambar 12. Profil tanah di BPP unit Jantho memperlihatkan: (A) lubang profil, (B) penampang sisi lubang profil (meteran dalam skala cm) dan (C) bongkahan batu dan kerikil pada kedalaman 54 cm ke bawah.

Page 17: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

17

Tabel 2. Uraian sifat morfologi profil tanah lahang kering di unit BPP Jantho

Pada profil lahan sawah di Dusun Blangdaro memperlihatkan kedalaman efektif

perakaran sekitar 50 cm permukaan, sedangkan di bawah lapisan tersebut terdapat

lapisan kerikil dan pasir tersementasi (Gambar 13). Secara lengkap uraian morfologi

tanah disajikan pada Tabel 3. Lapisan tersementasi dan mengeras hanya dapat digali

menggunakan linggis saat pembuatan profil. Pada lahan sawah lain disekitar dusun

Paya Sukun, Gampong dan Iyom lapisan tanah untuk perakaran effektif sangat

Klasifikasi Tanah

Soil Taxonomy (SSS, 2014) : Fluvaquentic Dystrudepts Klasifikasi Nasional (BBSDLP,2014) : Kambisol Gleik Landform : Jalur Aliran Bahan induk : Bahan Aluvium Klas Lereng (% Lereng) : Datar (0-2 %) Posisi : Belakang BPP Jantho Elevasi (RBI/GPS), m dpl : 79 Drainase tanah : Baik Permeabilitas tanah : Sedang Kedalaman efektif (cm) : 54 Kedalaman muka air tanah (cm) : Ada rembesan air pada kedalaman 120 cm Penggunaan lahan / vegetasi : Rumput belukar

Lokasi Administrasi : BPP Jantho, desa Teureubeuh, Kecamatan Kota Jantho,

kabupaten Aceh Besar – Provinsi Aceh Koordinat Geografi

5

0 18' 0.5" LU dan 95

0 35' 4.6" BT

Koordinat UTM : Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TTP8a/ profil / 28– 5 – 2015

Uraian sifat morfologi tanah

Horison Kedalaman

(cm) Uraian

Ap 0 – 14 Coklat kelabu gelap (10YR4/2); tekstur liat; struktur lemah halus; kosistensi

lekat dan plastis (lembab); pori makro, meso dan mikro banyak; jumlah

perakaran halus sedang sedang akar kasar sedikit; reaksi tanah masam (pH

5,0); jelas rata beralih ke

Bw1 14 – 27 Coklat kuat (7.5YR5/6); tekstur liat; struktur lemah, ukuran sedang;

kosistensi lekat dan plastis (lembab); pori makro dan meso sedikit sedang

mikro banyak; jumlah perakaran halus sedikit, sedang akar kasar sangat

sedikit; reaksi tanah masam (pH 5,0); nyata rata beralih ke

Bw2 27 – 54 Campuran warna kelabu (7.5YR6/1) dan coklat kuat (7.5YR5/6); tekstur

liat; struktur lemah, ukuran sedang; kosistensi lekat dan plastis (lembab);

pori makro dan meso sedikit sedang mikro banyak; jumlah perakaran sedang

sangat sedikit; reaksi tanah agak masam (pH 6,0); nyata rata beralih ke C/B 54– 120 Kelabu terang (10YR7/1) kerikil bertanah dan bongkahan batuan dengan

diameter 5-25 cm;

Page 18: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

18

dangkal bervariasi antara 15-25 cm (umumnya 20 cm). Kondisi ini memjadi factor

pembatas utama yang sulit diperbaiki. Oleh karena itu para petani perlu diberikan

penyuluhan agar tanah lapisan atas tidak hilang baik waktu pengolahan lahan dengan

mesin traktor perlu dihindari penggusuran lapisan atas. Sekali lapisan atas hilang

maka lahan menjadi tidak produktif karena lapisan bawahnya hanya terdiri dari lapisan

pasir dan kerikil yang tersementasi.

Gambar 13. Profil tanah pada lahan sawah di Dusun Blangdaro memperlihatkan: (A) lubang profil, (B) penampang sisi lubang profil (meteran dalam skala cm) dan (C) Hamparan sawah sudah diolah untuk ditanami.

Page 19: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

19

Tabel 3. Uraian sifat morfologi profil tanah lahan sawah di Dusun Blangdaro

Profil pewakil untuk lahan kering yang ditumbuhi padang rumput dan semak

belukar ditunjukkan pada Gambar 14, sedangkan urain morfologi diberikan pada Tabel

4. Sifat utama tanah mempunyai tekstur lempung berdebu sampai lempung berkerikil

pada kedalaman 0-50 cm. Pada lapisan dibawah 50 cm hanya terdiri dari lapisan pasir.

Penggunaan lahan untuk tanaman pangan perlu tindakan koservasi agar tanah tidak

mengalami erosi. Applikasi pemupukan perlu mempertimbangkan pemberian pupuk

Klasifikasi Tanah

Soil Taxonomy (SSS, 2014) : Fluvaquentic Epiaquept Klasifikasi Nasional (BBSDLP,2014) : Gleisol Fluvik Landform : Dataran aluvial Bahan induk : Bahan Aluvial Klas Lereng (% Lereng) : Datar (0-3 %) Posisi : Sebelah utara jalan aspal besar bagian barat BPP Jantho Elevasi (RBI/GPS), m dpl : 97 Drainase tanah : Terhambat Permeabilitas tanah : Sedang Kedalaman efektif (cm) : 50 Kedalaman muka air tanah (cm) : Ada rembesan air pada kedalaman 50 cm Penggunaan lahan / vegetasi : Sawah dua kali setahun

Lokasi Administrasi : Blangdaro, desa Teureubeuh, Kecamatan Kota Jantho,

kabupaten Aceh Besar – Provinsi Aceh Koordinat Geografi

5

0 18' 21" LU dan 95

0 34' 24.9" BT

Koordinat UTM : Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TTP10/ profil / 28– 5 – 2015

Uraian sifat morfologi tanah

Horison Kedalaman

(cm) Uraian

Ap 0 – 20 Warna matrik kelabu (2.5Y6/1); karatan berwarna coklat kemerahan

(2.5YR4/4, 30%); tekstur lempung berliat; struktur masif; kosistensi agak

lekat dan agak plastis (lembab); jumlah perakaran halus sedang sedangkan

akar halus banyak; reaksi tanah masam (pH 5,0); jelas rata beralih ke

Bg1 20 – 50/56 Warna matrik kelabu (2.5Y6/1); karatan berwarna coklat kuat (7.5YR5/6,

15%); tekstur liat berpasir; struktur masif; kosistensi lekat dan plastis

(lembab); jumlah perakaran halus sedikit, reaksi tanah masam (pH 5,0);

jelas/berombak beralih ke

R/Cg2 50/56 – 82 Campuran warna kekelabu (10YR7/1) dan karatan coklat kuat (7.5YR5/6);

tekstur kerikil padat tidak tembus akar; terdapat bahan lapukan berwarna

kuning coklat (7.5YR6/8), jelas/berombak beralih ke 2Bg3 82– 120 Warna matrik kelabu (10YR7/1); karatan berwarna kuning kemerahan

(7.5YR6/6, 10%), liat berkerikil, kosistensi lekat dan plastis (lembab);;

reaksi tanah masam (pH 5,0);

Page 20: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

20

secara bertahap agartidak hilang tercuci karena tektur tanah agak kasar pada lapisan

atas.

Gambar 14. Profil tanah pada lahan kering di Dusun IOM memperlihatkan: (A) penampang sisi lubang profil) dan (B) dan (C) Hamparan lahan kering padang rumput dan semak belukar sekitar profil.

Bentuk tanah di daerah kawasan TTP diklasifikasikan menjadi Kambisol Gleik

(BBSDLP, 2014) atau Fluvaquentic Dystrudept (Soil Taxonomy, 2014) untuk lokasi BPP

Jantho; Gleisol Fluvik atau Fluvaquentic Epiaquept untuk lahan sawah di Dusun

Blangdaro; Kambisol Distrik atau Fluventic Dystrudept untuk lahan padang rumput di

Dusun IOM. Karena pH tanah umumnya sangant masam (pH 5) maka status

kesuburan tanah rendah. Oleh karena itu takaran pupuk, cara pemberian dan waktu

pemberian perlu disesuaikan dengan masing-masing komoditas agar tidak terjadi

pemborosan pemupukan. Hasil analisa tanah sangat diperlukan untuk membuat

rekomendasi pemupukan spesifik lokasi di TTP Jantho.

Page 21: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

21

Tabel 4. Uraian sifat morfologi profil tanah lahan kering di Dusun IOM

Dari 1.000 Ha lahan di Desa Teureubeh, 179 Ha merupakan sawah irigasi

setengah teknis, 150 Ha areal perkebunan, 150 Ha areal tegalan dan padang gembala,

dan 300 Ha areal pemukiman termasuk lahan pekarangan. Komoditas utama yang

diusahakan adalah padi sawah, ternak sapi, kerbau, kakao, sayuran (gambas,

mentimun dan terung), rambutan, pisang, kelapa dan pinang (Gambar 15). Pola

tanam dominan pada lahan sawah adalah padi-padi-bera. Lahan tegalan masih belum

Klasifikasi Tanah

Soil Taxonomy (SSS, 2014) : Fluventic Dystrudepts Klasifikasi Nasional (BBSDLP,2014) : Kambisol Distrik Landform : Koluvial Bahan induk : Bahan koluvium Klas Lereng (% Lereng) : Berombak (3-8 %)

Posisi : Arah utara-selatan

Elevasi (RBI/GPS), m dpl : 132 Drainase tanah : Baik Permeabilitas tanah : Cepat Kedalaman efektif (cm) : 50 Kedalaman muka air tanah (cm) : Tidak ada informasi Penggunaan lahan / vegetasi : Rumput dan semak belukar

Lokasi Administrasi : Dusun Iyom, desa Teureubeuh, Kecamatan Kota Jantho,

kabupaten Aceh Besar – Provinsi Aceh Koordinat Geografi

5

0 16' 45.1" LU dan 95

0 34' 25.2" BT

Koordinat UTM : Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TTP2/ profil / 14– 4 – 2015

Uraian sifat morfologi tanah

Horison

Kedalaman

(cm) Uraian

A 0 – 20 Coklat kelabu gelap (10YR6/6); tekstur lempung berpasir; struktur gumpal

bersudut, lemah halus; kosistensi tidak lekat dan tidak plastis (lembab); pori

makro, meso dan mikro banyak; jumlah perakaran halus sedang, sedangkan

akar kasar sedikit; reaksi tanah masam (pH 5,0); berangsur rata beralih ke

Bw1 20 –50 Coklat kekuningan (10YR5/4); tekstur lempung berdebu berkerikil; struktur

gumpal bersudut, lemah, ukuran sedang; konsistensi tidak lekat dan tidak

plastis (lembab); pori makro dan meso banyak, sedangkan mikro sedikit;

jumlah perakaran halus sedikit; reaksi tanah masam (pH 5,0); nyata rata

beralih ke

C 50 – 120 Campuran warna kuning kecoklatan (10YR6/6) dan kelabu terang

(10YR7/1); tekstur pasir; struktur lepas; kosistensi tidak lekat dan tidak

plastis (lembab); pori makro dan meso banyak; jumlah perakaran tidak ada;

reaksi tanah masam (pH 5,0);

Page 22: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

22

banyak dimanfaatkan, kecuali hanya untuk lahan penggembalaan yang luasnya dari

waktu kewaktu semakin menyempit.

Gambar 15. Beberapa budidaya tanaman pangan, sayuran dan pisang di kawasan TTP Kota Jantho

3.3.4 Kondisi Sosial Ekonomi

Desa Terurebeh terdiri dari lima dusun yaitu Dusun Gampong, Blang Daroh,

Paya Sukun, IOM dan Care dengan jumlah KK masing-masing 26, 27, 32, 150, dan

120. Mata pencaharian utama penduduk adalah berusahatani padi, diikuti dengan

buruh tani, perdagangan, buruh non-tani, dan lainnya. Pada umumnya petani yang

memiliki lahan sawah adalah penduduk yang bermukim di tiga desa pertama,

sedangkan dua desa lainnya tidak. Kalaupun mereka memiliki lahan hanya berupa

lahan pekarangan dan perkebunan di pinggiran hutan. Oleh karena itu, penduduk

yang bermukim di Desa Iom dan Care mengusahakan sawah dengan sistem bagi hasil.

Pemilik lahan sawah garapan berasal dari dalam dan luar desa.

Page 23: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

23

Kegiatan usahatani padi tidak hanya menggunakan tenaga kerja dalam

keluarga, tetapi juga luar keluarga khususnya pada kegiatan menanam, menyiang,

panen dan pasca panen. Khusus kegiatan tanam, panen dan pasaca panen yang

cenderung dilakukan serentak harus mendatangkan tenaga kerja dari luar desa.

Keterlibatan tenaga kerja wanita pada usahatani padi mencapai 50 persen, sedangkan

pada kegiatan jasa, perdagangan dan buruh non-tani masing-masing 33 persen, 25

persen dan nol persen.

Keterbatasan tenaga kerja, kelangkaan pupuk saat dibutuhkan, ketidaktepatan

penyediaan benih dan banyaknya saluran irigasi yang bocor menyebabkan jadwal

musim tanam rendeng menjadi lebih lama, yaitu dari bulan Oktober-Maret. Kondisi ini

menyebabkan waktu bera saat musim tanam ketiga hanya tersisa dua bulan. Pada

saat itu sawah digunakan untuk menggembala sapi dan kerbau yang dikenal dengan

istilah lokal sebagai saat “luah blang”. Pada kondisi ini, jika ada penduduk yang

bercocok tanam di lahan sawah, harus melakukan pemagaran.

Di Desa Teurebeh tidak tersedia kelembagaan pasar input. Untuk memperoleh

input usaha pertanian, masyarakat membeli di Ibukota Kabupaten yang berjarak 2- 4

Km dan di Kecamatan Seulimum yang berjarak sekitar 14 Km. Produk pertanian padi

umumnya dijual dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP). Penjualan dilakukan di luar

kecamatan (Seulimum) karena ada keterikatan hutang saat pengadaan sarana dan

biaya produksi usahatani padi. Umumnya sumber modal usahatani padi petani berasal

dari pedagang input-output yang ada di luar kecamatan dengan sistem pembayaran

saat panen (yarnen).

3.3.5 Organisasi TTP

Strategi yang digunakan dalam pengembangan program TTP adalah

pengembangan komunitas secara terintegrasi (integrated community development)

dengan mensinergikan antara alam, masyarakat, dan inovasi, serta

mengimplementasikan sistem peranian terpadu (integrated farming system). Dalam

percepatan proses penerapan, adopsi, dan masalisasi serta peningkatan nilai tambah

Page 24: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

24

inovasi, melibatkan empat komponen pelaku pembangunan pertanian yaitu kelompok

akademisi (Academician), swasta (Bussiness), pemerintah (Government), dan

komunitas (Community).

Untuk TTP Kota Jantho Aceh Besar, penaggung jawab pembangunan adalah

Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB-

Biogen) dan Pelaksana di lapangan dilakukan oleh Kepala Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian (BPTP) Aceh serta dibantu oleh peneliti dari pusat dan balai penelitian lain

seperti: (1) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor, Pusat Penelitian

Perkebunan Bogor, BB Pasca Panen Bogor, BB Padi Sukamandi, Balai Penelitian Buah

Solok, Balai Penelitian Tanaman Sayuran Berastagi, Balai Penelitian Peternakan Sub

Balitnak Sei Putih Deli Serdang, Balai Penelitian Tanaman Hias Cianjur, BB-

Sumberdaya lahan dan Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Bogor. Kegiata ini

didukung oleh Pemerintah daerah Kabupaten Aceh Besar, Universitas Syiahkuala dan

unsur pemerintahan lain baik pusat maupun provinsi.

Pihak swasta diharapkan terlibat untuk dapat melakukan kerjasama kemitraan

usaha dengan masyarakat di TTP dengan asas saling menguntungkan dan target

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Unsur swasta tidak harus dari luar

desa, tetapi bisa juga menciptakan dari SDM lokal yang dilatih dan didampingi agar

jiwa kewirausahawannya menjadi meningkat. Perlu diketahui bahwa, secara sosiologis

umumnya masyarakat Aceh memiliki jiwa wirausaha yang tinggi.

Setelah berjalan tiga tahun, pembangunan TTP yang inisiasi Balitbangtan

dengan pola pendanaan yang akan semakin menurun, selanjutnya kegiatan

pengembangan TTP menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah, dalam kasus ini

Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Namun demikian kegiatan pendampingan tetap

dilakukan oleh Badan Litbang Kementerian Pertanian melalui BPTP Aceh, bahkan

karena tupoksi dari BPTP adalah melakukan pengkajian dan diseminasi spesifik lokasi,

maka dapat dikatakan bahwa kawasan TTP Kota Jantho, nantinya menjadi wahana

bagi peneliti, penyuluh dan teknisi yang ada di BPTP untuk terus menerus melakukan

kegiatan pengkajian dan diseminasi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Page 25: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

25

3.3.6 Penentuan Komoditas Utama

Secara teknis, keberhasilan pembangunan TTP Kota Jantho sangat tergantung

kepada aspek perencanaan yang baik, fokus dan sesuai dengan indikator capaian

kinerja (kuantitatif). Karena ruang lingkup kegiatan yang cukup luas, yaitu melibatkan

lintas komoditas, aktor dan teknologi, maka pendekatan yang digunakan dalam

Pembangunan Taman Teknologi Pertanian adalah pendekatan sistem (Eriyatno, 1998;

Jackson, 2003; Marimin 2004; Marimin 2009; Parnell et al. 2011). Untuk lebih

memfokuskan kegiatan yang akan dilaksanakan, dalam hal ini basis komoditas yang

akan dikembangkan sangat dibutuhkan penentuan komoditas tersebut (Gambar 16).

Secara umum di kawasan TTP Kota Jantho sangat beragam komoditas yang memiliki

potensi untuk dikembangkan, fakta ini digali berdasarkan hasil PRA dan Baseline

survey yang telah dilakukan tim lintas bidang keilmuan dan sektoral.

Berdasarkan hasil survey pra kondisi, PRA dan Baseline survey, komoditas yang

memiliki prospek untuk dikembangkan di kawasan TTP Kota Jantho mencakup

kelompok tanaman pangan (padi dan jagung), peternakan (sapi, ayam kampung dan

itik), perkebunan (kopi dan kakao), hortikultura (sayuran dan rambutan) dan

perikanan. Kriteria yang menjadi acuan penentuan komoditas utama mencakup pasar,

SDM, teknologi dan infrastuktur pendukung. Skala yang digunakan ordinal (1-5),

dengan pengertian: 5: sangat penting, 4: penting, 3: agak penting, 2: kurang penting

dan 1: tidak penting (Marimin 2004). Bobot yang digunakan dalam kajian ini

ditentukan oleh beberapa pakar yang terlibat. Pakar (experts) yang terlibat dengan

latar belakang sebagai peneliti, akademisi (perguruan tinggi) dan praktisi. Kualifikasi

untuk peneliti dan akademisi minimal bergelar Doktor (S3) dan memiliki pengalaman

dalam bidang perencanaan, sedangkan dari praktisi minimal memiliki pengalaman 15

tahun dalam melaksanakan agribisnis berbasis kawasan.

Page 26: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

26

Gambar 16. Diagram alir penentuan komoditas utama

Berdasarkan hasil analisis skoring dan pembobotan (Tabel5) untuk penentuan

komoditas unggulan didapatkan bahwa komoditas utama yang terpilih adalah padi

untuk tanaman pangan, sayuran untuk hortikultura, sapi untuk peternakan. Fakta ini

menunjukkan bahwa pembangunan Taman Teknologi Pertanian Kota Jantho akan

berbasis kepada komoditas tersebut. Hal ini sesuai dengan survey pra kondisi yang

telah dilakukan, dimana ketiga komoditas ini yang paling mungkin dikembangkan di

kawasan TTP Kota Jantho yang secara teknis tidak dibatasi (borderless) oleh wilayah

administrasi, misalnya desa dan kecamatan.

Mulai

Database dan

pendapat pakar

Penentuan komoditas utama

yang dikembangkan

Sesuai

Komoditas unggulan

terpilih

Selesai

Skoring dan

pembobotan

Page 27: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

27

Tabel 5. Matrik keputusan penentuan komoditas unggulan TTP Kota Jantho

No. Kriteria B Padi

(S)

BxS Sayuran

(S)

BxS Ternak

(S)

BxS Ayam

Kampung (S)

BxS kakao BxS

1. Permintaan Pasar

0.35 5 1.75 4 1.4 4 1.4 3 1.05 2 0.7

2. Sumberdaya Manusia

0.25 4 1 3 0.75 4 1 3 0.75 4 1

3. Teknologi 0.20 4 0.8 3 0.6 3 0.6 3 0.6 3 0.6

4. Infrastruktur

pendukung 0.20 4 0.8 3 0.6 3 0.6 3 0.4 3 0.6

Total 1.00 4.35 3.35 3.6 2.8 2.9

Ranking 1 3 2 5 4

Ket: B=Bobot, S=Skor

Page 28: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

28

IV. INTERVENSI TEKNOLOGI DI TTP KOTA JANTHO

Untuk menjawab tantangan tersebut, dilakukan kajian dasar berbasis

Participatory Rural Appraisal (PRA) yang secara akademik telah teruji untuk

menentukan komponen-komponen teknologi pertanian yang akan diintroduksi, dalam

hal ini berbasis komoditas, seperti tanaman pangan, peternakan, hortikultura,

perkebunan, perikanan, sedangkan kapasitas aktor utama dibangun melalui aspek

kelembagaan dengan wujud pelatihan-pelatihan teknis. Kegiatan PRA dilaksanakan

pada tanggal 12-14 April 2015. Kawasan pertanian mencakup 400 ha yang terdiri dari

5 dusun yaitu Dusun Gampong, Blang Daroh, Paya Sukun, IOM dan Care.

Hasil penting dari PRA antara lain: pada komoditas tanaman pangan, potensi

ada pada padi sawah dan jagung, peternakan berupa sapi dan kerbau, hortikultura

mencakup mentimun dan gambas, perkebunan pada kakao dan kemiri, sedangkan

komoditas perikanan pada pengembangan sistem mina-padi. Beberapa

kecenderungan yang ada di kawasan antara lain: Luas padang penggembalaan

menyempit, air selalu tersedia, tetapi saat terjadi anomali iklim ekstrem kawasan

penangkapan air pernah mengalami kekeringan dan pasokan air terhenti, proses

inovasi diawali dengan penolakan, setelah merasakan manfaat menjadi diadopsi,

produktivitas gabah naik dengan rataan 6-7 ton/ha GKP.

Elaborasi hasil PRA selanjutnya dijadikan bahan dalam kegiatan Fokus Grup

Diskusi (FGD) yang dilaksanakan pada tanggal 15 April 2015, di Aula Utama Kantor

Bupati Kabupaten Aceh Besar. Kegiatan dipimpin langsung oleh Bupati Kabupaten

Aceh Besar, Muchlis Basyah, S.Sos dan dihadiri oleh tim dari Balitbangtan dan seluruh

dinas teknis, Bappeda, Dinas Penggelola Kekayaan Daerah, Badan Pelaksana

Penyuluhan dan Ketahan Pangan serta sekretaris daerah Kabupaten Aceh Besar.

Beberapa hasil penting dari FGD adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh

mendukung penuh pembangunan TTP Kota Jantho di Desa Teureubeh, wujud dari

dukungan tersebut adalah alokasi anggaran TA.2015 melalui dinas teknis dan

penyerahan surat hak guna pakai untuk pembangunan TTP Kota Jantho.

Page 29: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

29

Secara teknis inti dari pembangunan TTP Kota Jantho oleh Balitbangtan,

Pemerintah daerah Kabupaten Aceh Besar dan Perguruan Tinggi Afiliasi, dalam hal ini

Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala adalah intervensi teknologi (Tabel 6, 7, 8, 9

dan 10) apa yang dilakukan di kawasan TTP serta apakah intervensi teknologi tersebut

memiliki potensi bisnis (Tabel 11) yang memiliki potensi bisnis (profitable indicated)

dan apakah aktor utama yang menerima intervensi tersebut memiliki kapasitas untuk

melaksanakan intervensi tersebut, serta bagaimana peran masing-masing institusi

dalam pencapaian tujuan dari TTP tersebut.

Untuk menjawab dan merumuskan beberapa pernyataan tersebut, dilakukan

fokus grup diskusi yang dilaksanakan di Aula BPTP Aceh, tanggal 21 Mei 2015.

Kegiatan ini hadiri oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Dr. Ir.

Agussabti, M.Si, Tim dari Balitbangtan yang dipimpin oleh Dr. Karden Mulya dan

Kepala Dinas Teknis Terkait, Direktur Pusat Layanan Unit Terpadu-Dinas Koperasi dan

UKM Provinsi Aceh, Balai Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi Aceh, Kelompok Tani

Nelayan Unggulan (KTNA) Provinsi Aceh. Hasil penting dari kegiatan FGD ini adalah

adanya sedikit perubahan pada intervensi teknologi, terutama pada komoditas

hortikultura berupa introduksi buah naga dan sirsak bukan pada rambutan yang

secara teknis sulit dilakukan.

Page 30: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

30

Tabel 6. Intervensi Teknologi Komoditas Tanaman Pangan

Tahun Kegiatan Keluaran

2015 • Uji performa VUB Padi 24 Ha

• Uji Rasa

• Penguatan Penangkar Pengusaha 3

Orang dan luas tanam 2 Ha

• Penguatan GAP-PTT Padi

• Teradopsinya VUB padi

pengganti ciherang 60% di

Kawasan TTP

• Peningkatan produktivitas padi

rata-rata dari 6 menjadi 6.5

ton/ha

• Tersedianya benih padi dan

kelembagaan produsen benih

untuk kawasan TTP

• Memperpendek masa tanam I

dan memanfaatkan MT III

• Penguatan budidaya jagung (feed dan

food).

• Penggunaan VUB jagung

komposit

• Perluasan areal tanam di lahan

tegalan dan MT III (sampI 15

Ha)

Tahun Kegiatan Keluaran

2016

2017

• Perluasan areal penangkaran

benih padi 5 ha

• Penguatan Penangkar Pengusaha

yang didukung gudang benih (L)

• Penguatan GAP-PTT Padi (L)

• Peningkatan areal

penangkaran untuk

penyediaan benih padi di

kawasan Kecamatan Kota

Jantho dan Seulimum

• Usaha penangkaran benih padi (6

Orang, 10 Ha)

• Penguatan GAP-PTT Padi (L)

• Penyediaan benih padi

untuk kawasan Kabupaten

Aceh Besar (1.000 ha)

Page 31: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

31

Tabel 7. Intervensi Teknologi Komoditas Hortikultura

Tahun Kegiatan Keluaran

2015 • Introduksi VUB cabai merah,

mentimun, gambas, kacang panjang

dan sayuran lain.

• Pelatihan budidaya sayuran sesuai

GAP

• Pembangunan jaringan pengairan di

petani kooperator

• Meningkatnya luas

tanam dan produksi di

tegalan dan MT III (2

ha menjadi 5 ha).

• Terlaksananya

pelatihan budidaya

sayuran sesuai GAP 1

Kali.

• Pembangunan jaringan

pengairan di petani

kooperator 1 paket

2016 • Produksi bibit cabai merah di TTP.

• Demplot buah naga di petani

kooperator

• Pelatihan budidaya, pasca panen.

• Introduksi jamur merang di TTP

• Pelatihan budidaya jamur merang

• Tersedianya benih/bibit

cabai merah 17.000

polyback.

• Terbangunnya demplot

buah naga 0.5 Ha.

• Terlaksananya

Pelatihan budidaya dan

pasca panen 5 kali.

2017 • Pembangunan kebun bibit desa

(KBD) (L)

• Tersedianya benih/bibit

sayuran di tiga dusun.

Page 32: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

32

Tabel 8. Intervensi Teknologi Komoditas Peternakan

Tahun Kegiatan Keluaran

2015 • Konsolidasi pembuatan

kandang komunal dan kebun

rumput (4 ha)

• Pendampingan teknologi

penggemukan sapi potong

dengan pakan, rumput dan

legume (2 ha)

• Tersedianya lahan dan

kemauan petani

• Teradopsinya usaha

penggemukan sapi potong

menggunakan bahan pakan

lokal di kawasan TTP (2 ha)

2016 • Penyediaan pejantan unggul di

kawasan TTP (pemda) 3 ekor

• Peningkatan mutu kebun

rumput melalui introduksi

rumput dan legume (5 ha)

• Pengadaan dan penjualan sapi

bakalan dan siap potong untuk

unit bisnis TTP 20-25 ekor

• Menurunnya derajat

inbreeding (10%),

meningkatkan angka

kelahiran pedet (70%).

• Tersedianya bibit dan rumput

melalui introduksi rumput dan

legume asal BPTU.

• Pendapatan unit bisnis TTP

15-20 juta

2017 • Peningkatan mutu dan

perluasan padang

penggembalaan melalui

introduksi rumput dan legume

asal BPTU (L) (10 ha)

• Pengadaan dan penjualan sapi

bakalan dan siap potong untuk

unit bisnis TTP (L)

• Menurunnya derajat

inbreeding (25%)

• Tersedianya penggembalaan

bermutu melalui introduksi

rumput dan legume asal BPTU

• Tersedianya sapi bakalan dan

siap potong untuk unit bisnis

TTP (L)

Page 33: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

33

Tabel 9. Intervensi Teknologi Komoditas Perkebunan

Tahun Kegiatan Keluaran

2016 • Penangkaran bibit unggul

kopi robusta dan kakao di

TTP 3.000 btg

• Tersedianya bibit unggul kopi

robusta dan kakao di TTP

sebanyak 3.000 batang yang

siap di jual

2017 • Penangkaran bibit unggul

kakao di TTP (L)

• Tersedianya penangkar bibit

unggul kakao di TTP

Tabel 10. Intervensi Teknologi Komoditas Perikanan

Tahun Kegiatan Keluaran

2016 • Introduksi teknologi

budidaya lele di TTP (1 Ha)

• Teradopsinya teknologi

budidaya lele

2017 • Introduksi teknologi

pembuatan bakso lele di

TTP

• Teradopsinya teknologi

pembuatan bakso lele di

kawasan TTP

Page 34: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

34

V. PERENCANAAN BISNIS TTP KOTA JANTHO

Salah satu indikator kinerja dari pembangunan Taman Teknologi Pertanian

(TTP) adalah tumbuhnya wirausaha yang berasal dari kawasan, dimana TTP tersebut

dibangun. Berdasarkan dengan hal tersebut dapat dikatakan bahwa dari kawasan TTP

Kota Jantho setidaknya harus tumbuh industri berbasis pertanian (agribisnis dan

agroindustri) yang dapat meningkatkan ekonomi wilayah (kawasan) TTP itu sendiri.

Secara teknis TTP dapat berperan sebagai inkubator yang artinya TTP sebagai

lembaga menjadi wahana pembentuk calon wirausahawan (tenan) yang berasal dari

kawasan, selain itu TTP juga dapat sebagai implementor yang bermakna TTP sebagai

lembaga melakukan bisnis berbasis pertanian, sehingga keberadaan TTP dapat

berkelanjutan.

Berdasarkan hasil PRA dan Baseline survey didapatkan bahwa potensi bisnis di

TTP Kota Jantho adalah penyediaan benih sumber padi, beras premium, sayuran

segar dan jasa alsintan. Fakta ini dapat jelaskan bahwa umumnya untuk Kabupaten

Aceh Besar pada umumnya petani sampai dengan saat ini kesulitas untuk memperoleh

benih padi bersertifikat. Demikian juga di kawasan TTP Kota Jantho, benih yang

digunakan adalah benih Ciherang turun-temurun (lebih dari lima musim tanam) yang

secara teknis telah hilang kemampuan hibridnya, sehingga potensi bisnis penyediaan

benih menjadi sangat penting.

Perancangan perencanaan bisnis bertujuan untuk mengetahui secara teknis

prospek bisnis yang akan dikembangkan, dalam hal ini mengacu kepada provitable

untuk kegiatan yang bersifat implementor dan bankable yang bersifat inkubator.

Dalam rancangan induk ini perencanaan bisnis masih dalam bentuk perencanaan

bisnis kanvas (business plan canvas) yang dapat dilihat pada Gambar 17, yang

bermakna masih pada dalam bentuk perencanaan secara umum yang mencakup

Sembilan item bisnis, seperti target pasar, pembiayaan, mitra strategis, program yang

dilakukan, nilai tambah yang ditawarkan dan sumber pendapatan. Sedangkan detail

dari perencanaan bisnis yang dilaksanakan di TTP Kota Jantho disajikan pada bagian

Page 35: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

35

perencanaan bisnis lengkap, dalam hal ini mencakup pengembangan produk, pasar

sampai pada perhitungan feasibility study. Selain itu juga disampaikan matrik SWOT

(Gambar 18) terhadap bisnis utama di TTP Kota Jantho, yaitu penyediaan benih

sumber untuk komoditas padi. Penyajian matrik SWOT bertujuan untuk mengetahui

fakta-fakta kekuatan dan kelemahan (internal faktor) yang dimiliki oleh TTP Kota

Jantho dalam melaksanakan bisnis, demikian juga dengan dinamika ancaman dan

peluang (eksternal faktor). Dengan mengetahui fakta-fakta tersebut, pelaku bisnis di

TTP Kota Jantho dapat memformulasikan strategi-strategi yang dapat

diimplementasikan di lapangan.

Gambar 17. Business plan canvas untuk penyediaan benih sumber padi

Page 36: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

36

Gambar 18. Matrik SWOT untuk penyediaan benih sumber padi

Strategi Pencapaian Indikator Kinerja Bisnis

Secara teknis kriteria kesuksesan suatu kegiatan dapat dilihat dari tercapainya

indikator kinerja yang telah ditentukan sebelumnya, dalam hal ini mengacu kepada

indikator kesuksesan dari pembangunan Taman Teknologi Pertanian yaitu peningkatan

pendapatan pelaku agribisnis dan tumbuhnya wirausaha di kawasan. Secara lengkap

visualisasi strategi pencapaian indikator kinerja pembangunan TTP Kota Jantho

disajikan pada Gambar 20.

Page 37: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

37

Gambar 19. Strategi Pencapaian Indikator Kinerja Bisnis TTP Kota Jantho

Hulu

• VUB

• Jajar legowo

• Mekanisasi

• Irigasi

• Pupuk

• Kandang komunal

Hilir

• Benih padi

• Beras premium

• Sayuran segar

• Sapi bakalan

• Jasa alsintan

Dampak

• Perbaikanekonomi wilayah

• Kesejahteraanpetani

stage 1 Show window

Demplot

Pameran dan expo

Sta

ge 2 Kemasan

Standarisasi produk

Promosi

Sta

ge 3 Pemasaran

Feed back Feedback

Page 38: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

38

VI. LAYOUT PUSAT DAN KAWASAN TTP KOTA JANTHO

Secara teknis pelaksaanaan pembangunan TTP Kota Jantho mengacu kepada

panduan umum pembangunan TTP yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian yang telah disempurnakan.

Berdasarkan tempat pelaksanaan, TTP Kota Jantho terdiri atas pusat dan kawasan

TTP Kota Janto. Pusat TTP Kota Jantho merupakan tapak (Gambar 21, 22, 23, 24 dan

25) dimana beberapa bangunan fisik dibuat pada lahan yang disediakan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar melalui mekanisme hibah (Nomor

032:2124/SK-T/2015). Luas lahan yang dihibahkan 1.85 Ha (Lampiran 1).

Bangunan yang telah tersedia antara lain: Laboratorim Diseminasi Inovasi

Teknologi Pertanian, Gudang pengolahan pakan dan pupuk organik, screen house,

laboratorium pasca panen dan mekanisasi serta kandang ternak sapi. Pembiayaan dari

beberapa bangunan tersebut berasal dari Daftar Isisan Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

BPTP Aceh TA. 2015. Pada tahun 2016, melalui DIPA BPTP Aceh akan dibangun pagar

disekeliling lokasi dan toko tani, untuk menjual hasil-hasil pertanian dikembangan di

TTP dan kawasan.

Gambar 20. Design gapura TTP Kota Jantho

Page 39: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

39

Gambar 21. Design pintu masuk TTP Kota Jantho

Gambar 22. Design pintu keluar TTP Kota Jantho

Page 40: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

40

Gambar 23. Design pintu keluar TTP Kota Jantho dari sisi luar

Gambar 24. Design keseluruhan TTP Kota Jantho dari sisi luar

Page 41: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

41

Gambar 25. Design pintu keluar TTP Kota Jantho dari sisi luar

6

Gambar 26. Design keseluruhan TTP Kota Jantho dari sisi luar

Page 42: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

42

VI. PENUTUP

Pembangunan Taman Teknologi Pertanian (TTP) Kota Jantho merupakan

wujud dari salah satu Nawacita Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019. Basis

pembangunan TTP bukan hanya pada peningkatan produksi dan produktivitas, tetapi

pada peningkatan pendapatan petani melalui hilirisasi produk melalui peningkatan nilai

tambah berbasis bisnis pertanian. Kegiatan TTP Kota Jantho dilaksanakan di Desa

Teureubeh, Kecamatan Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar berbasis pada intervensi

teknologi pada komoditas tanaman pangan, peternakan, hortikultura, perkebunan dan

perikanan dengan luas kawasan utama mencapai 400 ha. Untuk meningkatkan

kapasitas penerima intervensi teknologi (capacity-building) tersebut dilakukan melalui

pelatihan-pelatihan teknis.

Wujud dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar dalam

pembangunan TTP Kota Jantho adalah: pada tahun 2015 telah diserahkan lahan

seluas 1.865 Ha dengan opsi penambahan sampai 30 ha, selain itu juga telah

dianggarkan melalui APBD Kabupaten Aceh Besar untuk dana pendamping

pembangunan TTP berbasis komoditas yang dilaksanakan oleh dinas-dinas teknis.

Untuk mencapai indikator pembangunan TTP yaitu terciptanya dunia usaha

berbasis komoditas pertanian di kawasan TTP Kota Jantho, dilakukan melalui

penciptaan inkubator dan implementator bisnis. Inkubator mengacu kepada peran dari

TTP Kota Jantho sebagai lembaga dalam membina para wirausaha (tenan), sedangkan

implementator adalah TTP Kota Jantho sebagai lembaga yang melaksanakan aktivitas

bisnis berbasis pertanian, sehingga pembangunan TTP Kota Jantho dapat

berkesinambungan.

Page 43: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

43

DAFTAR PUSTAKA

Eriyatno. 1998. Ilmu Sistem: meningkatkan mutu dan efektifitas manajemen. Bogor:

UIPB-Press.

Jackson MC. 2003. Systems thinking: Creative holism for managers. JohnWiley &

Sons Ltd. England.

Lyneis JM. 1988. Corporate planning and policy design. A system dynamic approach.

Cambride, Massachusetts: Pugh-Roberts Assosiate, Inc.

Marimin, 2004. Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk: Teknik dan Aplikasi.

Jakarta: Penerbit Grasindo.

______, 2009. Sistem Pakar dalam teknologi manajerial: Teori dan aplikasi. Bogor:

IPB-Press.

Parnell GS, Driscoll PJ, Henderson DL. 2011. Decision Making in System Engineering

and Management. John Wiley and Son, Inc. New Jersey.

Pedoman Umum Pembanguan ATP Dan TTP. 2015. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Pustaka-Balitbangtan-Press.

Page 44: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

44

LAMPIRAN

Page 45: RENCANA INDUK PEMBANGUNAN TAMAN TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-Rencana Induk rev 1.pdf · Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

45

Lampiran 1. Surat Keterangan Hak Milik Lahan TTP Oleh Pem. Kab Aceh Besar

Lampiran 2. Surat Penunjukkan Lokasi TTP Kota jantho oleh Bupati Kab. Aceh Besar

dan MOU natara Balitbangtan dan pem.Kab. Aceh Besar