relations between obesity and the occurrence of …

110
RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF BREAST TUMOR IN SYECH YUSUF GOWA REGIONAL HOSPITAL IN 2014 HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA TAHUN 2014 OLEH NAILUL HUMAM 10542040412 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF

BREAST TUMOR IN SYECH YUSUF GOWA REGIONAL HOSPITAL

IN 2014

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN TUMOR PAYUDARA

DI RUMAH SAKIT SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

TAHUN 2014

OLEH

NAILUL HUMAM

10542040412

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

Page 2: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF

BREAST TUMOR IN SYECH YUSUF GOWA REGIONAL HOSPITAL

IN 2014

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN TUMOR PAYUDARA

DI RUMAH SAKIT SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

TAHUN 2014

OLEH

NAILUL HUMAM

10542040412

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kedokteran

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

Page 3: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …
Page 4: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …
Page 5: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …
Page 6: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …
Page 7: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Nailul Humam

Ayah : DR. Samhi Muawan Djamal, M.Ag

Ibu : Dra. Izatul Mubarakah, M.pd.I

Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 10 September 1994

Agama : Islam

Alamat : Jl. Tala’ Salapang IN No.4 Perumdos. Unismuh

Makassar

Nomor Telepon/Hp : 082188885290

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

TK Uminda Makassar (1999)

SD Inpres BTN Ikip I Makassar (2000-2006)

SMP Unismuh Makassar (2006-2009)

SMA Negeri 3 Makassar (2009-2012)

Universitas Muhammadiyah Makassar (2012-2016)

Page 8: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

i

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Skripsi, April 2016

NAILUL HUMAM

A. SALSA ANGGERAINI

“HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN TUMOR PAYUDARA DI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

TAHUN 2014’’

(xiii + 64 halaman + 3 lampiran)

ABSTRAK

LATAR BELAKANG: Tumor payudara merupakan benjolan pada payudara

yang biasanya terdiri dari gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah

yang menyerupai kantong yang sifatnya jinak dan tidak menyebar ke bagian lain

pada tubuh. Tumor payudara terbagi atas dua, yaitu tumor payudara jinak dan

tumor payudara ganas. Berbagai studi kasus kelola menunjukkan diet tinggi lemak

dan kalori berkaitan langsung dengan timbulnya kanker payudara. Terdapat data

menunjukkan orang yang obesitas sesudah usia 50 tahun berpeluang lebih besar

terkena kanker payudara.

TUJUAN: Mengetahui hubungan obesitas terhadap kejadian tumor payudara di

Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa tahun 2014

METODE: Jenis penelitian ini adalah analitik deskriptif dengan rancangan cross-

sectional. Sampel adalah pasien di poli bedah RSUD Syekh Yusuf Kabupaten

Gowa dengan keluhan tumor payudara. Data diperoleh dari data sekunder yaitu

melalui rekam medis dalam menentukan apakah terdiagnosis tumor payudara dan

memiliki IMT obesitas, kemudian dianalisis menggunakan program SPSS

(Statistical Product and Service Solutions) for windows version 21 dengan uji

Pearson Chi Square.

HASIL: Jumlah sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah 76 responden.

Kebanyakan sampel adalah yang tergolong obesitas sebanyak 47 orang (61,8%),

tumor payudara jinak sebanyak 21 orang (27,6%), tumor payudara ganas

sebanyak 55 orang (72,4%), dan umur terbanyak adalah 36 – 45 tahun sebanyak

25 orang (32,9%).

KESIMPULAN: Prevalensi obesitas terhadap kejadian tumor payudara di RSUD

Syekh Yusuf Kabupaten Gowa cukup tinggi. Pada penelitian ini didapatkan hasil

uji statistik yang signifikan dengan p-value 0,00 dan memiliki nilai oods ratio

15,229 yang sangat berisiko.

Kata Kunci : Obesitas dan kanker payudara.

Page 9: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

ii

FACULTY OF MEDICINE

MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF MAKASSAR

Thesis, April 2016

NAILUL HUMAM

A. SALSA ANGGERAINI

“RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF

BREAST TUMOR IN SYECH YUSUF GOWA REGIONAL HOSPITAL IN

2014”

(xiii + 64 pages + 3 appendix)

ABSTRACT

BACKGROUND: Breast tumors are lumps found in the breast that usually of

clumps of fat that is encapsulated in a bag-like container. These lumps are benign

and do not spread to other parts of the body. Breast tumors are divided into two

types: benign breast tumor and malignant breast tumor. Various case studies

shows that a high diet in fat and calories is directly related to the incidence of

breast cancer. Another data shown that people in 50 years or older which also

have obesity is more prone to developing breast cancer.

OBJECTIVE: To determine the relations between obesity and the occurrence of

breast tumor in Syech Yusuf Gowa regional Hospital in 2014.

METHODS: This study is a descriptive analytic study with cross-sectional

approach. Samples used are surgical ward patients in Syech Yusuf Gowa regional

Hospital with a breast tumor. Data obtained are secondary data (medical records),

this data used to determine wheter the particular sample is diagnosed with breast

tumor and have a BMI value of the obese category. These findings then analyszed

with SPSS (Statistical Product and Service Solutions) for windows version 21

with a Pearson Chi Square test.

RESULTS: The number of samples involved in this study were 76 respondens.

Most of the samples were classified as obese, which is a many as 47 people

(61.8%), benign breast tumors as many as 21 people (27.6%), malignant breast

tumors as many as 55 people (72.4%), and the largest age group is 36-45 years

with as many as 25 people (32.9%).

CONCLUSION: The prevalence of obesity on the occurrence of breast tumors in

Syech Yusuf Gowa regional Hospital is notice

bly high. The statistic test result in this study found a significant p-value of 0,00,

and has a value of 15.229 odds ratio which is categorized as Very Risky.

Keywords: Obesity and breast tumor.

Page 10: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-

Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran di Program studi Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai

rintangan dan kesulitan. Namun, akhirnya semua itu dapat penulis atasi. Proses

penyusunan proposal penelitian ini pun banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak.

Untuk segala doa dan dukungan yang tak terhingga penulis ucapkan terima

kasih kepada orangtua penulis, Dr. Samhi Muawan Djamal, M.Ag dan Dra. Izatul

Mubarakah, M.Pd.I. Saudara-saudaraku, Imtihana Fitria, S.Si, M.Pd, Salwa

Rufaida, S.Pd, M.Pd, Zaki Fachrur Rozi, S.T, dan Arina Ulin Niama yang

senantiasa membantu, mendukung, mendoakan penulis sehingga skripsi ini bisa

selesai. Terima kasih banyak untuk semua kasih sayang yang diberikan.

Dan tak kalah pentingnya ucapan terima kasih kepada dr. A. Salsa

Anggeraini, M. Kes, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan banyak

waktunya dalam membimbing, memberikan pengarahan dan koreksi sampai

skripsi ini selesai. Dan kepada penguji drg. St. Maesarah Alwany, MARS yang

juga telah meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan pengarahan sampai

skripsi ini selesai.

Selanjutnya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Machmud Ghaznawie, Sp.PA (K), Ph.D, selaku Dekan Program Studi

Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Makassar

Page 11: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

iv

2. dr. A. Salsa Anggeraini, M.Kes selaku pembimbing dan penasehat

akademik yang selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam

penyelesaian skripsi ini.

3. drg. St. Maesarah, MARS selaku penguji yang selalu memberikan

masukan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Dosen dan staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar yang ikut memperlancar urusan skripsi ini

5. Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa atas

izinnya dalam melakukan penelitian.

6. Teman-teman FK Unismuh tanpa terkecuali

7. Saudara sejawat angkatan 2012 Trigeminus yang selalu mendukung dan

turut mendoakan penulis

8. Teman satu pembimbing : Kak Fatin, Kak Ira, Altaf, dan Ratu.

9. Sahabat – sahabat Trochanter dan teman seperjuangan lainnya.

10. Teman-teman penulis yang tidak sempat ditulis namanya yang sangat

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu dengan berbesar hati penulis dengan senang hati menerima kritik dan

saran demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Besar harapan penulis agar proposal penelitian ini dapat diterima dan

dilaksanakan sebagai bentuk kontribusi kami pada pengembangan ilmu

pengetahuan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca secara umum dan

penulis secara khususnya.

Makassar, April 2016

Penulis

Page 12: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

v

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR SIDANG UJIAN

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR SKRIPSI

RIWAYAT HIDUP PENULIS

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI .................. 7

A. Landasan Teori ............................................................................. 7

1. Payudara ................................................................................ 7

a. Anatomi Payudara .......................................................... 7

Page 13: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

vi

b. Fisiologi Payudara .......................................................... 8

c. Kelainan Payudara .......................................................... 9

d. Tumor Payudara Jinak .................................................. 10

e. Tumor Payudara Ganas (Kanker Payudara) ................. 11

2. Obesitas .............................................................................. 29

a. Definisi ......................................................................... 29

b. Epidemiologi ................................................................ 31

c. Etiologi Obesitas........................................................... 31

d. Patogenesis ................................................................... 32

e. Diagnosa ....................................................................... 32

f. Komplikasi.................................................................... 33

g. Penatalaksanaan ............................................................ 33

B. Kerangka Teori........................................................................... 35

BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ..... 36

A. Kerangka Konsep ....................................................................... 36

B. Definisi Operasional................................................................... 37

C. Hipotesis ..................................................................................... 38

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 39

A. Desain Penelitian ........................................................................ 39

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 39

C. Populasi dan Sampel .................................................................. 39

D. Teknik Sampling ........................................................................ 40

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 40

F. Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................... 41

G. Penyajian Data ........................................................................... 42

H. Alur Penelitian ........................................................................... 43

I. Etika Penelitian .......................................................................... 44

Page 14: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

vii

BAB 5. HASIL PENELITIAN .................................................................. 45

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………… ...45

B. Hasil Penelitian………………………………………………... 46

1. Analisis Univariat…………………………………………. 46

2. Analisis Bivariat……………………………………………49

BAB 6. PEMBAHASAN ............................................................................ 50

A. Analisis Univariat…………………………………………….. 50

B. Analisis Bivariat……………………………………………….53

C. Keterbatasan Penelitian………………………………………..55

BAB 7. TINJAUAN KEISLAMAN .......................................................... 57

A. Kanker dalam Pandangan Islam……………………………… 57

B. Obesitas dalam Pandangan Islam..…………………………….59

BAB 8. PENUTUP ...................................................................................... 63

A. Kesimpulan…………………………………………………….63

B. Saran…………………………………………………………...63

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..xi

LAMPIRAN

Page 15: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi berat badan yang diusulkan berdasarkan IMT (IOTF,

WHO 2000)........................................................................................ 32

Tabel 5.1 Distribusi pasien tumor payudara berdasarkan IMT di RSUD Syekh

Yusuf Kabupaten Gowa di Tahun 2014............................................. 45

Tabel 5.2 Distribusi pasien tumor payudara berdasarkan Diagnosa di RSUD

Syekh Yusuf Kabupaten Gowa di Tahun 2014.................................. 46

Tabel 5.3 Distribusi pasien tumor payudara berdasarkan Karakteristik Individu

(Jenis Kelamin dan Umur) di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa di

Tahun 2014......................................................................................... 46

Tabel 5.4 Hubungan obesitas dengan kejadian Tumor Payudara di RSUD Syekh

Yusuf Kabupaten Gowa di Tahun 2014……..................................... 48

Page 16: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori……......……………………………….…………..35

Gambar 3.1 Kerangka Konsep……….......……………………….………….....36

Page 17: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Responden

Lampiran 2. Analisis Data

Lampiran 3. Surat

Page 18: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF

BREAST TUMOR IN SYECH YUSUF GOWA REGIONAL HOSPITAL

IN 2014

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN TUMOR PAYUDARA

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF

KABUPATEN GOWA TAHUN 2014

Nailul Humam

Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Makassar

Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar - 90221

Telp: (0411) 866 972

Fax: (0411) 865 588

E-mail : [email protected]

ABSTRACT

BACKGROUND: Breast tumors are lumps found in the breast that usually of clumps of fat

that is encapsulated in a bag-like container. These lumps are benign and do not spread to

other parts of the body. Breast tumors are divided into two types: benign breast tumor and

malignant breast tumor. Various case studies shows that a high diet in fat and calories is

directly related to the incidence of breast cancer. Another data shown that people in 50 years

or older which also have obesity is more prone to developing breast cancer.

OBJECTIVE: To determine the relations between obesity and the occurrence of breast

tumor in Syech Yusuf Gowa regional Hospital in 2014.

METHODS: This study is a descriptive analytic study with cross-sectional approach.

Samples used are surgical ward patients in Syech Yusuf Gowa regional Hospital with a breast

tumor. Data obtained are secondary data (medical records), this data used to determine

wheter the particular sample is diagnosed with breast tumor and have a BMI value of the

obese category. These findings then analyszed with SPSS (Statistical Product and Service

Solutions) for windows version 21 with a Pearson Chi Square test.

RESULTS: The number of samples involved in this study were 76 respondens. Most of the

samples were classified as obese, which is a many as 47 people (61.8%), benign breast

tumors as many as 21 people (27.6%), malignant breast tumors as many as 55 people

(72.4%), and the largest age group is 36-45 years with as many as 25 people (32.9%).

CONCLUSION: The prevalence of obesity on the occurrence of breast tumors in Syech

Yusuf Gowa regional Hospital is notice

bly high. The statistic test result in this study found a significant p-value of 0,00 and has a

value of 15.229 odds ratio which is categorized as Very Risky.

Keywords: Obesity and breast tumor.

Page 19: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Neoplasma atau tumor adalah

pertumbuhan sel-sel baru yang tidak

terkontrol dan berlebihan akibat faktor

pengendali pertumbuhan sel normal yang

tidak responsif.1 Tumor dapat dibedakan

menjadi tumor jinak dan tumor ganas atau

kanker.

Pada penelitian di Yaman ditemukan

635 kasus tumor payudara, dimana

sebanyak 493 (77,6 %) merupakan tumor

jinak dan 142 (22,4 %) merupakan tumor

ganas/kanker.4

Kanker payudara merupakan kanker

yang paling banyak menyerang

perempuan. Diperkirakan jumlah kasus

baru tidak kurang dari 1.050.346 per

tahun. Dari jumlah itu, 580.000 kasus

terjadi di negara maju, sisanya di negara

berkembang. Berdasarkan estimasi

International Agency for Research on

Cancer, pada tahun 2020 akan ada 1,15

juta kasus baru dan 55% kematian

diprediksi terjadi di negara berkembang.5

Menurut data WHO (World Health

Organization) menunjukkan bahwa

548.000 mortalitas per tahun kanker

payudara terjadi pada wanita.

Di Indonesia, prevalensi penyakit

kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan

data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di

Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk,

atau sekitar 330.000 orang. Kanker

tertinggi di Indonesia pada perempuan

adalah kanker payudara dan kanker leher

rahim. Sedangkan pada laki-laki adalah

kanker paru dan kanker kolorektal.7

Berdasarkan estimasi Globocan,

International Agency for Research on

Cancer (IARC) tahun 2012, insidens

kanker payudara sebesar 40 per 100.000

perempuan, kanker leher rahim 17 per

100.000 perempuan, kanker paru 26 per

100.000 laki-laki, kanker kolorektal 16 per

100.000 laki-laki. Berdasarkan data Sistem

Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2010,

kasus rawat inap kanker payudara 12.014

kasus (28,7%), kanker leher rahim 5.349

kasus (12,8%).8

Berbagai studi kasus kelola

menunjukkan diet tinggi lemak dan kalori

berkaitan langsung dengan timbulnya

kanker payudara. Terdapat data

menunjukkan orang yang obesitas sesudah

usia 50 tahun berpeluang lebih besar

terkena kanker payudara.9 Obesitas adalah

keadaan di mana terdapat kelebihan lemak

dalam tubuh. Standar definisi dari obesitas

dilihat berdasarkan indeks massa tubuh

(IMT). Seseorang didiagnosa menderita

obesitas apabila indeks massa tubuh (IMT)

diantara (25-40 kg/m2).

10

Obesitas lebih sering dialami pada

golongan wanita, disebabkan oleh faktor

hormon estrogen. Sehubungan dengan itu

Page 20: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

juga, prevalensi individu yang menderita

obesitas adalah diantara 40-59 tahun.

Risiko relatif pasien obesitas yang

menderita kanker payudara adalah

sebanyak 1.1-2.5, dimana lebih tinggi

berbanding risiko relatif yang diakibatkan

mutasi dalam gen BRCA1. Namun ada

beberapa bukti yang menunjukkan bahwa,

pada wanita dengan riwayat keluarga

kanker payudara dengan obesitas, secara

signifikan dapat meningkatkan risiko

terkena kanker payudara dibandingkan

dengan wanita yang non-obesitas dengan

riwayat keluarga positif. Disamping itu,

pasien obesitas dengan kanker payudara

mempunyai resiko lebih tinggi untuk

menderita metastasis kelenjar getah

bening, tumor besar dan kematian bila

dibandingkan dengan pasien non-obesitas

kanker payudara.11

Terdapat beberapa hipotesa

berhubungan dengan obesitas dan kanker

payudara. Hipotesa yang pertama

menyatakan obesitas perlu dikategorikan

sebagai tumor endokrin. Sel adiposit

merupakan komposisi terbesar payudara

manusia, berfungsi mensekresi sitokin,

polipeptida dan hormon. Kanker payudara

yang invasif akan menyebabkan interaksi

parakrin dengan sel-sel adiposit di

payudara. Hipotesa yang seterusnya

menyatakan bahwa sintesis estrogen

adalah di payudara, abdomen, dan bokong,

dimana dalam biosintesis estrogen

membutuhkan enzim aromatase untuk

menukarkan androgen kepada estrogen.

Sementara estrogen berperan penting

untuk pengembangan susu normal dan

pertumbuhan duktal dan memainkan peran

sentral dalam perkembangan kanker

payudara manusia.11

Pada peningkatan BMI dan usia akan

menyebabkan peningkatan enzim

aromatase, maka penghasilan estrogen

akan tidak terkawal. Hipotesis yang

terakhir adalah bahwa obesitas, seperti

yang berkaitan dengan sindrom metabolik

menghasilkan peningkatan sirkulasi insulin

dan insulin-like growth factor (IGF),

dimana bertindak sebagai mitogen.11

Berdasarkan uraian diatas penulis

tertarik melakukan penelitian di Rumah

Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa mengenai Hubungan

Obesitas dengan Kejadian Tumor

Payudara.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian

analitik deskriptif dengan pendekatan studi

cross sectional yang dimana variabelnya

menghubungkan antara obesitas dengan

kejadian tumor payudara. Teknik sampling

yang digunakan adalah tehnik Total

Sampling dengan mengambil seluruh

sampel yang akan diteliti.

Page 21: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

Populasi pada penelitian adalah seluruh

pasien yang telah terdiagnosis tumor

payudara di Poli Bedah Rumah Sakit

Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten

Gowa selama bulan Januari 2014 –

Desember 2014. Populasi pada penelitian

ini 157 orang.

Data yang digunakan pada penelitian ini

adalah data sekunder berupa rekam medik

pasien berdasarkan kriteria inklusidan

eksklusi. Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 76 orang. Pengumpulan data

dilakukan setelah meminta perizinan dari

pihak pemerintah provinsi Sulawesi

Selatan dan Rumah Sakit Umum Daerah

Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Kemudian

nomor rekam medik pasien yang

terdiagnosis tumor payudara dalam periode

yang telah ditentukan dikumpulkan untuk

memperoleh rekam medik pasien.

Pengeditan data dilakukan dengan cara

mempertimbangkan untuk memilih atau

memasukkan data yang penting dan benar-

benar diperlukan. Uji statistik yang

digunakan adalah uji Chi-square dengan

nilai kemaknaan α = (0.05) serta tingkat

kepercayaan 95%.

HASIL

Tabel 1. Distribusi pasien tumor payudara

berdasarkan IMT

IMT Frekuensi Persentase

(%)

Tidak Obesitas

Obesitas

29

47

38,2

61,8

Total 76 100 %

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan tabel di atas, ditemukan

bahwa distribusi pasien yang mempunyai

Indeks Massa Tubuh yang tidak obesitas

(underweight, normal dan overweight)

sebanyak 29 orang (38,2 %) dan yang

obesitas sebanyak 47 orang (61,8 %).

Tabel 2. Distribusi pasien tumor payudara

berdasarkan diagnosa

Diagnosa Frekuensi Persentase

(%)

Tumor Payudara

Jinak

Tumor Payudara

Ganas

21

55

27,6

72,4

Total 76 100 %

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan tabel di atas ditemukan

bahwa distribusi pasien yang terdiagnosa

tumor payudara jinak sebanyak 21 orang

(27,6 %) dan sebagian besar terdiagnosa

tumor payudara ganas sebanyak 55 orang

(72,4 %).

Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan

kesehatan selama tumbuh kembang anak.

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

(%)

Perempuan

Laki - laki

76

N/A

100

N/A

Page 22: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

Umur Frekuensi Persentase

(%)

Remaja akhir

kebawah

(<25 tahun)

Dewasa awal

(26-35 tahun)

Dewasa akhir

(36-45 tahun)

Lansia awal

(46-55 tahun)

Lansia akhir

(56-65 tahun)

Manula (>65 tahun)

21

15

25

12

2

1

27,6

19,7

32,9

15,8

2,6

1,3

Total 76 100 %

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan tabel di atas ditemukan

bahwa perempuan mempunyai jumlah

keseluruhan yaitu sebanyak 21 orang (100

%) dan laki – laki tidak ada (N/A) dari

jumlah sampel. Dan berdasarkan distribusi

pasien menurut umur ditemukan bahwa

umur dewasa akhir (36-45 tahun) paling

banyak terdiagnosa tumor payudara

sebanyak 25 orang (32,9 %), remaja akhir

kebawah (< 25 tahun) sebanyak 21 orang

(27,6 %), dewasa awal (26-35 tahun)

sebanyak 15 orang (19,7 %), lansia awal

(46-55 tahun) sebanyak 12 orang (15,8 %),

lansia akhir (56-65) sebanyak 2 orang (2,6

%) dan manula (> 65 tahun) sebanyak 1

orang (1,3 %). Umur dikategorikan

berdasarkan klasifikasi Departemen

Kesehatan tahun 2009.

Tabel 4. Hubungan obesitas dengan kejadian tumor payudara

Indeks

Massa Tubuh

Tumor payudara Total

P Value

(α =

0.05)

Odd Ratio

95% CI Jinak Ganas

N % N % N %

Tidak Obesitas

Obesitas

17

4

58,6

19,0

12

23

41,4

78,2

29

27

100,0

100,0

0.00

15,229

(4,306-

53,864)

Total 21 12,5 55 87,5 100 100,0%

Sumber : Data primer 2016

Page 23: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

Berdasarkan tabel di atas, distribusi

pasien yang tumor payudara jinak dengan

Indeks Massa Tubuh yang tidak obesitas

sebanyak 17 orang (58,6 %) dan pasien

yang tumor payudara ganas dengan Indeks

Massa Tubuh yang tidak obesitas sebanyak

12 orang (41,4%). Sedangkan pasien yang

tumor payudara jinak dengan indeks massa

tubuh yang obesitas sebanyak 4 orang

(19,0 %) dan pasien yang tumor payudara

ganas dengan indeks massa tubuh yang

obesitas yaitu 23 orang (78,2 %).

Berdasarkan hasil analisis dengan

menggunakan Pearson Chi-Square

didapatkan p-value 0,00 kurang dari α

(0,05) maka Ha diterima, artinya ada

hubungan antara obesitas dengan kejadian

tumor payudara di RSUD Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa tahun 2014. Dengan

Odds Ratio 15,229 artinya obesitas

memiliki risiko 15,229 atau 15 kali

beresiko terhadap kejadian tumor

payudara.

PEMBAHASAN

Obesitas

Dari penelitian ini menunjukkan bahwa

pasien obesitas lebih banyak dibanding

yang tidak obesitas. Hal ini pun sama

dengan penelitian yang dilakukan Rayesh

Nanda yang meneliti tentang obesitas

dengan reseptor hormonal pada pasien

kanker payudara, dimana pasien obesitas

yang mengalami tumor payudara (55,3 %)

lebih besar daripada pasien tidak obesitas

yang mengalami tumor payudara (44,8 %).

Menurut Hidayati dkk (2010), asupan

energi yang berlebih dan tidak diimbangi

dengan pengeluaran energi yang seimbang

(dengan kurang melakukan aktivitas fisik)

akan menyebabkan terjadinya penambahan

berat badan. Perubahan gaya hidup

mengakibatkan terjadinya perubahan pola

makan masyarakat yang merujuk pada

pola makan tinggi kalori, lemak dan

kolesterol, dan tidak diimbangi dengan

aktivitas fisik dapat menimbulkan masalah

gizi lebih). Berbagai sarana dan fasilitas

memadai menyebabkan gerak dan aktivitas

menjadi semakin terbatas dan hidup

semakin santai karena segalanya sudah

tersedia.

Tumor Payudara

Dari hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa pasien tumor payudara ganas lebih

banyak dibanding pasien tumor payudara

jinak.

Hal ini sejalan dengan penelitian Celaya

et al (2010) menyebutkan tumor payudara

ganas merupakan tumor payudara ganas

lebih banyak dibanding tumor payudara

jinak. Namun berbeda dengan penelitian

yang dilakukan Helvia (2010) dimana

frekuensi pasien tumor payudara jinak jauh

(80 %) lebih besar dibanding tumor

payudara ganas (20 %) dan pada penelitian

Page 24: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

di Yaman ditemukan 635 kasus tumor

payudara, dimana sebanyak 493 (77,6 %)

merupakan tumor jinak dan 142 (22,4 %)

merupakan tumor ganas/kanker.4

Umur

Rata-rata umur perempuan yang

mengalami menopause di Indonesia adalah

sekitar awal 40 tahun sehingga akhir 60

tahun. Kelompok dewasa akhir (36-45

tahun) mencatat persentase paling tinggi

berdasarkan penelitian ini mungkin karena

kebanyakan perempuan di dalam

kelompok ini seharusnya mengalami fasa

pre atau pasca menopause.

Semasa fase menopause, produksi

estrogen yang sebelumnya dihasilkan di

ovarium akan diambil alih oleh jaringan

lemak. Kadar estrogen pada wanita

menopause adalah 50 sampai 100 % lebih

tinggi pada wanita yang mengalami

obesitas. Maka jaringan yang sensitif

terhadap stimulasi estrogen akan

mengalami pertumbuhan yang cepat dan

menyebabkan terjadinya kanker payudara.

Peningkatan usia juga dapat meningkatkan

penghasilan enzim aromatase yang turut

membantu dalam proses katalisis androgen

ke estrogen.

Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian (tabel 3) terdapat

perbedaan yang sungguh jelas diantara

jumlah pasien yang mengalami kanker

payudara berdasarkan jenis kelaminnya.

Secara fisiologis juga telah terbukti

bahwa saat mengalami pubertas (biasanya

sekitar 13 atau 14 tahun), anak laki-laki

dan perempuan memiliki sedikit jaringan

payudara yang terletak di kawasan areola.

Selepas pubertas, ovarium perempuan

menghasilkan hormon estrogen dan

menyebabkan pertumbuhan jaringan pada

payudara meningkat. Namun pada anak

laki-laki, hormon yang dihasilkan oleh

testis dapat menghambat pertumbuhan

jaringan pada payudara. Maka kanker

payudara kurang umum pada laki-laki

karena sel-sel duktus payudara mereka

kurang berkembang dibandingkan dengan

payudara perempuan.

Hubungan obesitas dengan kejadian

kanker payudara

Dari hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa pasien yang tumor payudara

ganas/kanker payudara dengan indeks

massa tubuh yang obesitas lebih banyak

dibanding pasien yang tumor payudara

jinak.

Menurut Robbins dan Rasjidi, obesitas

juga merupakan salah satu faktor yang

dapat menyebabkan seseorang menderita

kanker payudara. Sesuai dengan hasil

penelitian didapatkan hasil uji Chi-Square

P = 0,00 (P < 0,05) maka Ha diterima,

artinya ada hubungan antara obesitas

Page 25: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

dengan kejadian tumor payudara di RSUD

Syekh Yusuf Kabupaten Gowa tahun 2014

dengan Odds Ratio 15,229 artinya obesitas

memiliki risiko 15,229 atau 15 kali

beresiko terhadap kejadian tumor

payudara.

Dalam penelitian yang dilakukana

Eviana (2013), didapatkan nilai P value =

0,036 (P > 0,05) antara obesitas dan

kanker payudara yang berarti ada

hubungan antara obesitas dan kanker

payudara.

Kedua hasil penelitian tersebut sejalan

dengan teori Baradero (2006) yang

menyebutkan bahwa obesitas mempunyai

efek perangsang pada perkembangan

payudara. Estrogen disimpan dalam

jaringan adiposa (jaringan lemak).

Beberapa kanker payudara adalah reseptor

estrogen positif (ER+), artinya bahwa

estrogen menstimulasi pertumbuhan sel-sel

kanker payudara. Maka, makin banyak

jaringan adiposa, makin banyak estrogen

yang mengikat ER = sel-sel kanker.

Hasil penelitian ini juga selaras dengan

penelitian Enger (1989) dan Colidtz (1994)

bahwa ada peningkatan risiko terkena

tumor payudara ganas pada wanita dengan

Body Mass Index yang besar, namun tidak

sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Budiningsih (1995) bahwa obesitas tidak

berpengaruh terhadap kanker payudara.

Pada individu obese, ditemukan adanya

peningkatan sel adiposit berbanding

individu tidak obese. Maka sel adiposit

terutamanya di payudara akan mensekresi

sitokin seperti faktor tumor nekrosis (TNF-

alpha) dan interleukin-6 (IL-6) dimana

akan bertindak merangsang produski

aromatase. Peningkatan sel adiposit juga

akan menyebabkan peningkatan

konsentrasi insulin dan IGF-1 dimana akan

menyebabkan penurunan kadar SHBG

(sex-hormone binding globulin).

Penurunan SHBG dalam obesitas akan

meningkatkan bioavaibilitas estradiol yang

bersirkulasi. SHBG merupakan faktor

regulator kepada estradiol dalam sel

kanker payudara. SHBG bertindak sebagai

faktor anti-proliferasi, jadi wanita obese

mempunyai resiko relatif lebih tinggi

mengidap kanker payudara dibanding pria.

Leptin yang merupakan protein diproduksi

oleh jaringan adiposa juga merupakan

faktor pertumbuhan kanker karena leptin

merangsang proliferasi sel epitel payudara,

menghambat sel apoptosis dan

angiogenesis.

KESIMPULAN

1. Dari hasil penelitian didapatkan

prevalensi pasien dengan diagnosa

tumor payudara ganas lebih tinggi

daripada tumor payudara jinak di

Rumah Sakit Umum Daerah Syekh

Yusuf Kabupaten Gowa.

2. Dari hasil penelitian didapatkan

prevalensi pasien yang obesitas lebih

Page 26: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

tinggi daripada pasien yang tidak

obesitas di Rumah Sakit Umum

Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa

3. Dari hasil uji analisis didapatkan

bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara obesitas dengan

kejadian tumor payudara.dan

didapatkan bahwa pasien obesitas

15,229 atau 15 kali beresiko terhadap

kejadian tumor payudara di Rumah

Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih atas

dukungan dari RSUD Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa, khususnya bagian

poliklinik Bedah. Dan untuk pembimbing

skripsi yaitu dr. A. Salsa Anggeraini,

M.Kes terima kasih atas dukungan dari

beliau.

REFERENSI

1. 1 Kumar V, Abbas KA, Fausto N,

Aster JC. 2005. The female breast. In:

Schmitt W, editor. Robbin and cotran

pathologic basis of disease. 7th

ed.

Philadelphia: Saunders Elsevier.

2. Sjamsuhidahat, R. 2010. Buku Ajar

Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong.

EGC, Jakarta.

3. Reksoprodjo S. 2010. Kanker payudara

: Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bina

Rupa Aksara Publisher, Tangerang.

4. Bafakeer SS, Banafa NS, Aram FO.

2010. Breast disease in southern

Yemen. Saudi Med J.

5. Rasjidi, Imam. 2010. Epidemiologi

Kanker Pada Wanita. Jakarta

WHO.2012. Available from :

http://www.who.int/cancer/en/33444

6. BPPK Kementerian Kesehatan RI.

2013. Riset Kesehatan Dasar.

Available form:

http://www.depkes.go.id/resources/do

wnload/general/HasilRiskesdas2013.pd

f

7. GLOBOCAN 2012, IARC. 2012.

Available form :

http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheet

s_cancer.aspx

8. Desen, Wan. 2008. Buku Ajar

Onkologi Klinis Edisi 2 FKUI. Badan

Penerbit FKUI, Jakarta

9. World Health Organization (WHO).

Western Pacific Region (WPRO)

International Association for the Study

of Obesity (IASO). The Asia Pacific

Perspective: Refining Obesity and its

Treatment. Sydney: Health

Communications Australia Pty Ltd.

ISBN 0-9577082-1-1.

10. Loricnz A. M. and Sukumar S.,2006.

Molecular links between obesity and

cancer, 13(2):279. Available from:

http://erc.endocrinologyjournals.org/cg

i/content/full/13/2/279

11. Moore, Keith L., Dalley, Arthur F.

2013. Anatomi Berorientasi Klinis

Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga, Jakarta

12. Smeltzer, S., 2002. Buku Ajar

Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Page 27: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

13. Syaifudddin, 2002. Struktur dan

Komponen Tubuh Manusia. Widya

Medika. Jakarta

14. Sukarja, 2000. Onkologi Klinik.

Airlangga University Press. Surabaya.

15. Price, S., 2006. Patofisiologi Konsep

Klinis Proses-Proses Penyakit.

Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta.

16. Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini

Kanker dan Simplisia Antikanker.

Penebar Swadaya, Jakarta.

17. Muchlis, R., 2005. Deteksi Dini

Kanker. Balai Penerbit FK UI. Jakarta.

18. Syaifudddin, 2002. Struktur dan

Komponen Tubuh Manusia. Widya

Medika. Jakarta.

19. Sitorus, R., 2006. Tiga Jenis Penyakit

Pembunuh Utama Manusia. CV.

Yrama Widya, Bandung.

20. Ganong, WF, 2005. Buku Ajar

Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-22.

Jakarta: EGC.

21. Health Statistics NSW, 2011. Adult

Overweight and Obesity. NSW

Government

22. Elrington, J, 2003. Obesity and

Overweight. World Heart Organization

23. Racette SB, Deusinger SS, Deusinger

RH, 2003. Obesity: Overview of

Prevalence, Etiology, and Treatment.

Physical Therapy. 83:276-288

24. Kumar, V., Abbas, A. K., Fausto, N.,

dan Mitchell R. N., 2007.

Environmental and Nutritional

Diseases. In: Schmitt W., ed. Robbins

Basic Pathology.8th Edition.China:

Saunders and Elsevier Inc., 313-318

25. Guyton, A. C., Hall, J. E., 2006.

Dietary Balances; Regulation of

Feeding; Obesity and Starvation;

Vitamin and Minerals. In Belfus L., ed.

Medical Physiology. 11th

Edition.China:Saunders and Elsevier.,

872-874

26. Klikdokter, 2008. Indeks Penyakit,

Obesitas . Available from:

http://www.klikdokter.com/illness/deta

il/43

27. Flier JS, Maratos-Flier E, 2008.

Biology of Obesity. In:Kasper, DL.,

Braunwald, E., Fauci, AS., Hauser,

SL., Longo, DL., Jameson, JL., ed.

Harrison’s Principles of Internal

Medicines. Edisi 17.New York:

McGraw-Hill, 462-473

28. Bethesda,. 1998. Clinical Guidelines

on the Identification, Evaluation, and

Treatment of Overweight and Obesity

in Adults. National Heart, Lung, and

Blood Institute: NIH Publication No.

98–4083.

29. Hawari Dadang, Prof,Dr,dr. Kanker

Payudara dimensi psikoreligi. P:134-

139. Balai penerbit FK UI. Jakarta.

2009

Page 28: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Neoplasma atau tumor adalah pertumbuhan sel-sel baru yang tidak

terkontrol dan berlebihan akibat faktor pengendali pertumbuhan sel normal yang

tidak responsif.1 Tumor dapat dibedakan menjadi tumor jinak dan tumor ganas

atau kanker. Karakteristik dari tumor jinak pada gambaran makroskopik maupun

mikroskopik yaitu, berdiferensiasi baik, laju pertumbuhan progresif dan lambat,

massa berbatas tegas, tidak menginfiltrasi jaringan normal di sekitarnya, dan tidak

bermatastasis ke organ lain. Sedangkan karakteristik dati tumor ganas/kanker

adalah anaplastik, pertumbuhannya progresif dan cepat serta dapat menginfiltrasi

ke jaringan sekitar.1,2

Sel-sel kanker juga dapat bermetastasis ke bagian lain dari

tubuh secara hematogen maupun limfogen.3

Pada penelitian di Yaman ditemukan 635 kasus tumor payudara, dimana

sebanyak 493 (77,6 %) merupakan tumor jinak dan 142 (22,4 %) merupakan

tumor ganas/kanker.4

Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak menyerang

perempuan. Diperkirakan jumlah kasus baru tidak kurang dari 1.050.346 per

tahun. Dari jumlah itu, 580.000 kasus terjadi di negara maju, sisanya di negara

berkembang. Berdasarkan estimasi International Agency for Research on Cancer,

pada tahun 2020 akan ada 1,15 juta kasus baru dan 55% kematian diprediksi

terjadi di negara berkembang.5

Page 29: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

2

Menurut data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa

548.000 mortalitas per tahun kanker payudara terjadi pada wanita. Menurut

International Union Againts Cancer (UIAC), sebuah lembaga non pemerintah

internasional yang bergerak di bidang pencegahan kanker, kanker telah

membunuh orang lebih banyak daripada total kematian yang diakibatkan AIDS,

tuberkulosis, dan malaria. Jumlah kematian akan meningkat secara dramatis

dalam dekade mendatang jika kita tidak melakukan upaya nyata. Pada tahun 2030

diperkirakan lebih dari 12 juta orang akan mati akibat kanker per tahun.5,6

Saat ini kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di negara maju dan

nomor tiga di negara berkembang. Di negara maju, meski angka kejadian kanker

meningkat, angka kesitasan (survival rate) juga meningkat karena kanker

terdeteksi lebih dini dan diobati secara baik. Sementara itu, angka kejadian dan

kematian terus meningkat di negara berkembang karena fasiltas deteksi dini dan

pengobatan belum memadai.5

Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan

data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di

Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker

tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher

rahim. Sedangkan pada laki-laki adalah kanker paru dan kanker kolorektal.7

Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer

(IARC) tahun 2012, insidens kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan,

kanker leher rahim 17 per 100.000 perempuan, kanker paru 26 per 100.000 laki-

laki, kanker kolorektal 16 per 100.000 laki-laki. Berdasarkan data Sistem

Page 30: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

3

Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2010, kasus rawat inap kanker payudara 12.014

kasus (28,7%), kanker leher rahim 5.349 kasus (12,8%).8

Berbagai studi kasus kelola menunjukkan diet tinggi lemak dan kalori

berkaitan langsung dengan timbulnya kanker payudara. Terdapat data

menunjukkan orang yang obesitas sesudah usia 50 tahun berpeluang lebih besar

terkena kanker payudara.9 Obesitas adalah keadaan di mana terdapat kelebihan

lemak dalam tubuh. Standar definisi dari obesitas dilihat berdasarkan indeks

massa tubuh (IMT). Seseorang didiagnosa menderita obesitas apabila indeks

massa tubuh (IMT) diantara (25-40 kg/m2).

10

Obesitas lebih sering dialami pada golongan wanita, disebabkan oleh

faktor hormon estrogen. Sehubungan dengan itu juga, prevalensi individu yang

menderita obesitas adalah diantara 40-59 tahun. Risiko relatif pasien obesitas

yang menderita kanker payudara adalah sebanyak 1.1-2.5, dimana lebih tinggi

berbanding risiko relatif yang diakibatkan mutasi dalam gen BRCA1. Namun ada

beberapa bukti yang menunjukkan bahwa, pada wanita dengan riwayat keluarga

kanker payudara dengan obesitas, secara signifikan dapat meningkatkan risiko

terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang non-obesitas dengan

riwayat keluarga positif. Disamping itu, pasien obesitas dengan kanker payudara

mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita metastasis kelenjar getah bening,

tumor besar dan kematian bila dibandingkan dengan pasien non-obesitas kanker

payudara.11

Terdapat beberapa hipotesa berhubungan dengan obesitas dan kanker

payudara. Hipotesa yang pertama menyatakan obesitas perlu dikategorikan

Page 31: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

4

sebagai tumor endokrin. Sel adiposit merupakan komposisi terbesar payudara

manusia, berfungsi mensekresi sitokin, polipeptida dan hormon. Kanker payudara

yang invasif akan menyebabkan interaksi parakrin dengan sel-sel adiposit di

payudara. Hipotesa yang seterusnya menyatakan bahwa sintesis estrogen adalah di

payudara, abdomen, dan bokong, dimana dalam biosintesis estrogen

membutuhkan enzim aromatase untuk menukarkan androgen kepada estrogen.

Sementara estrogen berperan penting untuk pengembangan susu normal dan

pertumbuhan duktal dan memainkan peran sentral dalam perkembangan kanker

payudara manusia.11

Pada peningkatan BMI dan usia akan menyebabkan peningkatan enzim

aromatase, maka penghasilan estrogen akan tidak terkawal. Hipotesis yang

terakhir adalah bahwa obesitas, seperti yang berkaitan dengan sindrom metabolik

menghasilkan peningkatan sirkulasi insulin dan insulin-like growth factor (IGF),

dimana bertindak sebagai mitogen.11

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian di Rumah

Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa mengenai ”Hubungan

Obesitas dengan Kejadian Tumor Payudara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peniliti ingin melihat, apakah terdapat

hubungan obesitas terhadap kejadian tumor payudara di Rumah Sakit Umum

Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa tahun 2014 ?

Page 32: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan obesitas terhadap kejadian tumor payudara di Rumah

Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui angka kejadian tumor payudara jinak maupun ganas di Rumah

Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa tahun 2014.

b. Mengetahui Indeks Masssa Tubuh pada pasien tumor payudara di Rumah

Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa tahun 2014.

c. Mengetahui seberapa besar faktor resiko obesitas terhadap kejadian tumor

payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa

tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Untuk meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai obesitas dan tumor

payudara, terutama kanker payudara.

b. Untuk meningkatkan pengalaman dan keterampilan peneliti dalam

membuat sebuah penelitian.

c. Untuk dijadikan dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian

selanjutnya.

Page 33: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

6

2. Bagi Pengembangan Penelitian

a. Sebagai bahan referensi atau bahan pertimbangan untuk melakukan

penelitian yang berkaitan dengan penelitian mengenai obesitas dan tumor

payudara

b. Sebagai landasan untuk melakukan penelitian-penelitian mengenai

obesitas dan tumor payudara

3. Bagi Rumah Sakit dan Masyarakat

a. Sebagai dasar penyuluhan dan konseling kepada pasien agar

mempertahankan berat badan yang ideal untuk mengurangi risiko terkena

tumor payudara payudara serta sadar akan efek obesitas terhadap

prognosis tumor payudara jinak maupun ganas.

Page 34: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Payudara

a. Anatomi Payudara

Payudara adalah struktur superficial yang paling menonjol pada

dinding toraks anterior, terutama pada perempuan. Glandula mammaria

berada pada jaringan subkutan yang menutupi musculus pectoralis major dan

minor. Jumlah lemak yang mengelilingi jaringan glandular menentukan

ukuran payudara non-laktasi. Puncak tonjolan payudara adalah puting (papilla

mammae), dikelilingi oleh area berpigmen sirkular pada kulit disebut aerola.12

Badan yang secara kasar sirkular pada payudara perempuan terletak di

atas bantalan yang memanjang melintang dari batas lateral sternum ke linea

midaxillaris dan secara vertical dari costa II sampai VI. Dua pertiga batalan

payudara terbentuk oleh fascia pectoralis yang menutupi musculus pectoralis

major; sepertiga lain, oleh fascia yang menutupi musculus serratus anterior.

Di antara payudara dan fascia pectoralis terdapat bidang jaringan ikat longgar

atau ruangan potensial-spatium retromammari. Bagian kecil glandula

mammaria dapat memanjang di sepanjang tepi inferolateral musculus

pectoralis major ke arah fossa axillaris dan membentuk processus axillaris

atau processus lateralis (Spence). Glandula mammaria sangat kuat menempel

Page 35: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

8

pada dermis kulit di atasnya, terutama oleh ligamentum kulit substansial,

ligamentum suspensorium (Cooper).12

Pasokan darah kelenjar mammae terutama berasal dari cabang arteri

axillaris, ramus perforate interkostalis 1 – 4 dari arteri mammaria interna dan

ramus perforate arteri interkostalis 3 - 7. Cabang arteri axillaris dari medial ke

lateral adalah arteri torakalis superior, arteri torakali sakromial, arteri

torakalis lateralis. Agak ke lateral dari arteri torakalis lateralis terdapat arteri

subskapularis. Vena dapat dibagi menjadi 2 kelompok, superfisial dan

profunda. Vena superfisial terletak di subkutis, mudah tampak, bermuara ke

vena mammaria interna atau vena superfisial leher. Vena dalam berjalan

seiring dengan arteri yang senama tersebut di atas, secara terpisah bermuara

ke vena aksilaris, vena mammaria interna dan vena azigos atau vena

hemiazigos.9

Kelenjar mammae dipersarafi oleh nervi intercostal ke 2 – 6 dan 3 – 4

rami dari pleksus servikalis. Adapun saraf yang berkaitan erat dengan terapi

bedah adalah; nervus torakalis lateralis, nervus torakalis medialis, nervus

torakalis longus, dan nervus torakalis dorsalis.9

b. Fisiologi Payudara

Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi

hormon. Perubahan pertama dimulai dari masa hidup anak melalui masa

pubertas, lalu masa fertilitas, sampai klimakterium, hingga menopause. Sejak

pubertas, pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan

Page 36: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

9

juga hormon hipofisis menyebabkan berkembangnya duktus dan timbulnya

asinus.13

Perubahan selanjutnya terjadi sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke-

8 haid, payudara membesar, dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya

terjadi pembesaran maksimal. Kadang, timbul benjolan yang nyeri dan tidak

rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menegang dan nyeri

sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, sulit dilakukan. Pada waktu itu,

mammografi menjadi rancu karena kontras kelejar terlalu besar. Begitu haid

mulai, semua hal di atas berkurang.13

Perubahan terakhir terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada

kehamilan, payudara membesar karena epitel duktus lobul dan duktus

alveolus berploriferasi, dan tumbuh duktus baru.13

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air

susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan

melalui ductus ke puting susu yang dipicu oleh oksitosin.13

c. Kelainan Payudara

Ada beberapa kelainan yang dapat terjadi pada payudara, antara lain :

kelainan pertumbuhan dan perkembangan (ginekomastia, anomali), infeksi

(mastitis puerperalis akut, mastitis tuberkulosa, fistel paraareola), tumor jinak

(kista, fibroadenoma, perubahan fibrokistik, tumor filoides, galaktokel,

papilloma intraduktus, duktus ectasia, adenosis sclerosis, nekrosis lemak) dan

tumor ganas (karsinoma mammae).13

Page 37: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

10

d. Tumor Payudara Jinak

Tumor adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel yang

terjadi secara terus menerus.1 Tumor payudara merupakan benjolan pada

payudara yang biasanya terdiri dari gumpalan lemak yang terbungkus dalam

suatu wadah yang menyerupai kantong yang sifatnya jinak dan tidak

menyebar ke bagian lain pada tubuh.2

Tumor jinak payudara terdiri dari fibroadenoma, tumor filoides,

papilloma intraduktus, adenosis sclerosis, lipoma, dan nekrosis lemak.

Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terbentuk baik dalam

jaringan payudara glandular maupun dalam jaringan stromal. Fibroadenoma

biasa terjadi pada usia 20 hingga 30-an tahun. 2

Tumor filoides merupakan neoplasma jinak yang bersifat menyusup

secara lokal dan mungkin ganas, pertumbuhannya lebih cepat. Papiloma

intraduktus adalah lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus di bawah

areola, gejalanya berupa pengeluaran cairan yang berdarah dari puting susu.

Adenosis sklerosis adalah kelainan fibrokistik, tampak poliferasi jinak

ditandai dengan gejala lobulus payudara membesar, terdistorsi oleh jaringan

berserat. 2

Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada di bawah

kulit yang terdiri dari lemak. Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-

60 tahun), namun juga dapat dijumpai pada anak-anak. Lipoma bersifat lunak

pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri, pertumbuhannya sangat

lambat dan jarang sekali menjadi ganas. Lipoma kebanyakan berukuran kecil,

Page 38: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

11

namun dapat tumbuh hingga mencapai lebih dari diameter 6 cm. Nekrosis

lemak, terjadi ketika area pada jaringan lemak payudara mengalami

kerusakan, akibat adanya luka pada payudara. Biasanya dapat terjadi setelah

menjalani radiasi atau pembedahan.2

e. Tumor Payudara Ganas (Kanker Payudara)

(1) Definisi

Kanker atau neoplasma merupakan suatu penyakit akibat adanya

pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel jaringan tubuh yang dapat

mengakibatkan invasi ke jaringan-jaringan normal. Definisi yang paling

sederhana yang dapat diberikan adalah pertumbuhan sel-sel yang kehilangan

pengendaliannya. Kanker dapat menyebar pada bagian tubuh tertentu seperti

payudara.14

Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu

penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker

payudara oleh WHO dimasukkan ke dalam International Classification of

Diseases (ICD) dengan kode nomor 174 untuk wanita dan 175 untuk pria.15

Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal

terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak

beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan-

perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya.15

Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati,

dan otak melalui pembuluh darah. Kelenjar getah bening aksila ataupun

Page 39: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

12

supraklavikula membesar akibat dari penyebaran kanker payudara melalui

pembuluh getah bening dan tumbuh di kelenjar getah bening.16

(2) Faktor Risiko

Terdapat berbagai faktor yang diperkirakan meningkatkan risiko

kanker payudara, antara lain faktor usia, genetik dan familial, hormonal, gaya

hidup, lingkungan, dan adanya riwayat tumor jinak.

Faktor usia paling berperan dalam menimbulkan kanker payudara.

Dengan semakin bertambahnya usia seseorang, insidens kanker payudara

akan meningkat. Satu dari delapan keganasan payudara invasif ditemukan

pada wanita berusia di bawah 45 tahun. Dua dari tiga keganasan payudara

invasif ditemukan pada wanita berusia 55 tahun.13

Seseorang dicurigai mempunyai faktor predisposisi genetik herediter

sebagai penyebab kanker payudara yang diderita jika (1) menderita kanker

payudara sewaktu berusia kurang dari 40 tahun, dengan atau tanpa riwayat

keluarga; (2) menderita kanker payudara sebelum 50 tahun, dan satu atau

lebih kerabat tingkat pertamanya menderita kanker payudara atau kanker

ovarium; (3) kanker payudara bilateral; (4) menderita kanker payudara pada

usia berapapun, dan dua atau lebih kerabat tingkat pertamanya menderita

kanker payudara; serta (5) laki-laki yang menderita kanker payudara. Risiko

seseorang yang satu anggota keluarga tingkat pertamanya (ibu, anak, kakak,

atau adik kandung, dan anak) menderita kanker payudara, meningkat dua kali

lipat, dan meningkat lima kali lipat bila ada dua anggota keluarga tingkat

pertama yang menderita kanker payudara.

Page 40: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

13

Walaupun faktor familial merupakan faktor risiko kanker payudara

yang signifikan, 70 – 80 % kanker payudara timbul secara sporadis.

Berdasarkan hasil pemetaan gen yang dilakukan baru-baru ini, mutasi

germline pada gen BRCA1 dan BRCA2 pada kromosom 17 dan 13

ditetapkan sebagai gen predisposisi kanker payudara dan kanker ovarium

herediter. Gen BRCA1 terutama menimbulkan kanker payduara ER(-).

BRCA2 juga banyak ditemukan pada penderita kanker payudara laki-laki.13

Usia menarche yang lebih dini, yakni di bawah 12 tahun,

meningkatkan risiko kanker payudara sebanyak 3 kali, sedangkan usia

menopause yang lebih lambat, yakni di atas 55 tahun, meningkatkan risiko

kanker payudara sebanyak 2 kali. Perempuan yang melahirkan bayi aterm

lahir hidup pertama kalinya pada usia di atas 35 tahun mempunyai risiko

mengidap terkena kanker payudara. Selain itu, penggunaan kontrasepsi

hormonal eksogen juga turut meningkatkan risiko kanker payudaranya;

penggunaan kontrasepsi oral meningkatkan risiko sebesar 1,24 kali;

penggunaan terapi sulih-hormon pascamenopause meningkatkan risiko

sebesar 1,35 kali bila digunakan lebih dari 10 tahun; dan penggunaan

estrogen penguat kandungan selama kehamilan meningkatkan risiko sebesar

dua kali lipat.13

Obesitas pada masa pascamenopause meningkatkan risiko kanker

payudara; sebaliknya, obesitas pramenopause justru menurunkan risikonya.

Hal ini disebabkan oleh efek tiap obesitas yang berbeda terhadap kadar

hormone endogen. Walaupun menurunkan kadar hormon seks terkait-

Page 41: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

14

globulin dan menurunkan pajanan terhadap estrogen, obesitas pramenopause

meningkatkan kejadian anovulasi sehigga menurunkan pajanan payudara

terhadap progesterone. Pada masa pascamenopause, penurunan risiko kanker

payudara yang disebabkan oleh obesitas pramenopause secara bertahap

menghilang, dan peningkatan bioavailabilitas estrogen yang terjadi pada masa

ini akan meningkatkan risiko kanker payudara.13

Olahraga selama 4 jam setiap minggu menurunkan risiko sebesar 30-

40 %. Untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara, American Cancer

Society merekomendasikan olahraga selama 45-60 menit setiap harinya.13

Merokok terbukti meningkatkan risiko kanker payudara. Alkoholpun

demikian, lebih dari 50 penelitian membuktikan bahwa konsumsi alkohol

secara berlebihan meningkatkan risiko kanker payudara. Alkohol

meningkatkan kadar estrogen endogen sehingga mempengaruhi responsivitas

tumor terhadap hormon. Kumpulan analisis terakhir membuktikan bahwa

risiko relatif kanker payudara meningkat 7 % kini menjadi 10 % untuk setiap

drink (1,25 ons liquor atau 40 ons anggur 12 % atau 12 ons bir 4%) tambahan

per harinya, dan keduaya berbanding lurus. Walaupun tidak semua data

konsisten, konsumsi alkohol lebih berkolerasi kuat dengan kanker payudara

ER (estrogen receptor) dan PR (progesterone receptor) positif sesuai dengan

perkiraan.13

Wanita yang semasa kecil atau dewasa mudanya pernah menjalani

terapi penyinaran pada daerah dada, biasanya keganasan limfoma Hodgkin

maupun non Hodgkin, mereka berisiko menderita keganasan payudara

Page 42: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

15

terutama meningkat jika terapi penyinaran dilakukan pada usia dewasa muda

saat payudara berkembang. Pajanan eksogen dari lingkungan hidup dan

tempat kerja juga berisiko menginduksi timbulnya kanker payudara. Salah

satu zat kimia tersebut yaitu pestisida atau DDT yang seringkali mencemari

bahan makanan sehari-hari. Jenis pekerjaan lain yang berisiko mendapat

pajanan karsinogenik terhadap timbulnya kanker payudara antara lain, penata

kecantikan kuku yang tiap harinya menghirup uap pewarna kuku, penata

radiologi, dan tukang cat yang sering menghirup cadmium dari larutan

catnya.13

(3) Klasifikasi stadium

Dewasa ini memakai cara penggolongan TNM menurut Perhimpunan

Anti Kanker Internasional (edisi tahun 2000). Klasifikasi cTNM klinis

sebagai berikut :9

T : kanker primer.

TX : tumor primer tak dapat dinilai (misal telah direseksi).

T0 : tak ada bukti lesi primer

Tis : karsinoma in situ. Mencakup karsinoma in situ duktal atau karsinoma

in situ lobular, penyaki Paget papilla mammae tanpa nodul (penyakit

Paget dengan nodul diklasifikan menurut ukuran nodul).

T1 : diameter tumor terbesar <= 2 cm.

Tmic : infiltrasi mikro <= 0,1 cm.

T1a : diameter terbesar > 0,1 cm, tapi <= 0,5 cm.

Page 43: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

16

T1b : diameter terbesar > 0,5 cm, tapi <= 1cm

T1c : diameter terbesar > 1 cm, tapi <= 2cm.

T2 : diameter tumor terbesar > 2 cm, tapi <= 5 cm.

T3 : diameter tumor terbesar >5 cm.

T4 : berapapun ukuran tumor, menyebar langsung ke dinding toraks atau

kulit (dinding toraks termasuk tulang iga, m. interkostalis dan m.

serratus anterior, tak termasuk m. pektoralis).

T4a : menyebar ke dinding toraks.

T4b : udem kulit mammae (termasuk peau d‟orange) atau ulserasi, atau

nodul satelit di mammae ipsilateral.

T4c : terdapat 4a dan 4b sekaligus

T4d : karsinoma mammae inflamatorik

Catatan :

(1) Lesi mikroinvasif multiple, diklasifikasi berdasarkan massa terbesar, tidak

atas dasar total massa lesi multiple tersebut.

(2) Terhadap karsinoma mammae inflamatorik (T4d), jika biopsi kulit negatif

dan tak ada tumor primer yang dapat diukur, klasifikasi patologik adalah

pTx.

N : kelenjar limfe regional

NX : kelenjar limfe regional tak dapat dinilai (misal sudah diangkat

sebelumnya)

N0 : tak ada metastasis kelenjar limfe regional.

N1 : di fossa aksilar ipsilateral terdapat metastasis kelenjar limfe mobil.

Page 44: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

17

N2 : kelenjar limfe metastatik fossa aksilar ipsilateral saling konfluen dan

terfiksasi dengan jaringan lain; atau bukti klinis menunjukkan

terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria interna namun tanpa

metastasis kelenjar limfe aksilar.

N2a : kelenjar limfe aksilar ipsilateral saling konfluen dan terfiksasi

dengan jaringan lain.

N2b : bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe

mammaria interna namun tanpa metastasis kelenjar limfe aksilar.

N3 : metastasis kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis

menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria interna

dan metastasis kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe

supraklavikular ipsilateral.

N3a : metastasis kelenjar limfe infraklavikular.

N3b : bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mamaria

interna dan metastasis kelenjar limfe aksilar.

N3c : metastasis kelenjar limfe supraklavikular

Catatan :

1. Kelenjar limfe regional adalah kelenjar limfe aksilar dan kelenjar limfe

mamaria interna. Kelenjar limfe mamaria interna secara klinis dibagi

menjadi kelompok infra-aksilar atau level II dan kelompok supra-aksilar

atau level III. Kelompok infra-aksilar adalah kelenjar limfe dari margo

lateral otot pektoralis minor, kelompok intra-aksilar adalah kelenjar limfe

di antara margo medial dan lateral otot pektoralis minor (termasuk kelenjar

Page 45: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

18

limfe di antara otot pektoralis mayor dan minor), kelompok supra-aksilar

adalah kelenjar limfe di medial dari margo medial otot pektoralis minor.

2. Bukti klinis : menunjukkan bukti yang ditemukan dari pemeriksaan klinis,

pemeriksaan pencitraan (tak termasuk pencitraan sintigrafi kelenjar limfe),

atau bukti dari pemeriksaan makroskopik patologik.

M : metastasis jauh.

MX : metastasis jauh tak dapat dinilai.

M0 : tak ada metastasis jauh.

M1 : ada metastasis jauh.

Klasifikasi stadium klinis :

Stadium 0 : TisN0M0

Stadium I : T1N0M0

Stadium IIA : T0N1M0

T1N1M0

T2N0M0

Stadium IIB : T2N1M0

T3N0M0

Stadium IIIA : T0N2M0

T1N2M0

T2N2M0

T3N1-2M0

Stadium IIIB : T4, N apapun, M0

Stadium IIIC : T apapun, N3M0

Page 46: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

19

Stadium IV : T apapun, M apapun, M1

(4) Patogenesis

Tumorigenensis kanker payudara merupakan proses multitahap, tiap

tahapnya berkaitan dengan satu mutasi tertentu atau lebih di gen regulator

minor atau mayor. Terdapat dua jenis sel utama pada payudara orang dewasa;

sel mioepitel dan sel sekretorik lumen.13

Secara klinis dan histopatologis, terjadi beragam tahap morfologis

alam perjalanan menuju keganasan. Hiperplasi duktal, ditandai oleh

proliferasi sel-sel epitel pliklonal yang tersebar tidak rata yang pola kromatin

dan bentuk inti-intinya saling bertumpang tindih dan lumen duktus yang tidak

teratur, sering menjadi tanda awal kecenderungan keganasan. Sel-sel di atas

relatif memiliki sedikit sitoplasma dan batas selnya tidak jelas dan secara

sitologis jinak. Perubahan dari hiperplasia ke hiperplasia atipik (klonal), yang

sitoplasma selnya lebih jelas, intinya lebih jelas dan tidak tumpang tindih, dan

lumen duktus yang teratur, secara klinis meningkatkan risiko kanker

payudara.13

Setelah hiperplasia atipik, tahap berikutnya adalah timbulnya

karsinoma in situ, terjadi proliferasi sel yang memiliki gambaran sitologis

sesuai dengan keganasan, tetapi proliferasi sel tersebut belum menginvasi

stroma dan menembus membran basal. Karsinoma in situ lobular biasanya

menyebar ke seluruh jaringan payudara (bahkan bilateral) dan biasanya tidak

teraba dan tidak terlihat pada pencitraan. Sebaliknya, karsinoma in situ duktal

Page 47: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

20

merupakan lesi duktus segmental yang dapat mengalami kalsifikasi sehingga

memberikan penampilan yang beragam.13

Setelah sel-sel tumor menembus membrane basal dan menginvasi

stroma, tumor menjadi invasif, dapat menyebar secara hematogen dan

limfogen sehingga menimbulkan metastasis.13

(5) Manifestasi Klinis

Gejala kanker payudara sangat dipengaruhi oleh lokasi tumor dan ciri

pertumbuhannya. Berbagai gejala yang biasanya mendorong pasien untuk

datang ke dokter antara lain adanya benjolan di payudara unilateral maupun

bilateral; nyeri lokal di salah satu payudara; retraksi kulit atau puting;

keluarnya cairan dari puting; eksim, radang atau ulserasi puting susu;

benjolan ketiak serta edema lengan.13

Sebagian terbesar bermanifestasi sebagai massa mamma yang tidak

nyeri, sering kali ditemukan secara tidak sengaja. Lokasi massa kebanyakan

di kuadran lateral atas, umumnya lesi soliter, konsistensi agak keras, batas

tidak tegas, permukaan tidak licin, mobilitas kurang (pada stadium lanjut

dapat terfiksasi ke dinding toraks). Massa cenderung membesar bertahap,

dalam beberapa bulan bertambah besar secara jelas.9

Perubahan kulit juga sangat jelas pada penderita kanker payudara.

Biasanya nampak tanda lesung, ini terjadi ketika tumor mengenai ligamen

glandula mammae , ligamen itu memendek hingga kulit setempat menjadi

cekung. Perubahan kulit jeruk (peau d’orange) juga sering terjadi ketika vasa

Page 48: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

21

limfatik subkutis tersumbat sel kanker, hambatan drainase limfe

menyebabkan udem kulit, dan folikel rambut tenggelam ke bawah. Selain itu,

nodul satelit dan ulserasi pada kulit payudara juga menjadi gejala klinis

kanker payudara.9

Perubahan papilla mammae pada kanker payudara berupa retraksi

papilla, sekret papilar dan perubahan eksematoid. Perubahan eksematoid

merupakan manifestasi spesifik kanker eksematoid (Penyakit Paget). Klinis

tampak aerola, papilla mamme tererosi, berkrusta, sekret, deskuamasi, sangat

mirip eksim.9

Pembesaran kelenjar limfe aksilar ipsilateral dapat soliter atau

multiple, pada awalnya mobile, kemudian dapat saling berkoalesensi atau

adhesi dengan jaringan sekitarnya. Dengan perkembangan penyakit, kelenjar

limfe supraklavikular juga dapat menyusul membesar. Yang perlu

diperhatikan adalah sebagian sangat kecil pasien kanker payudara hanya

tampil dengan limfodenopati aksilar tapi tidak teraba massa mamma, kami

menyebutnya sebagai karsinoma mammae tipe tersembunyi.9

(6) Diagnosis

Anamnesis harus mencakup status haid, perkawinan, partus, laktasi,

dan riwayat kelainan mammae sebelumnya, riwayat keluarga kanker, fungsi

kelenjar tiroid, dan penyakit ginekologik. Dalam riwayat penyakit sekarang

terutama harus perhatikan waktu timbulnya massa, dan kecepatan

pertumbuhan, dan hubungan dengan haid.9

Page 49: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

22

Pemeriksaan fisis harus menyeluruh (sesuai pemeriksaan rutin) dan

pemeriksaan kelenjar mammae. Pada inspeksi, amati ukuran, simetri kedua

mammae, perhatikan apakah ada benjolan tumor atau perubahan patologik

kulit (misal cekungan, kemerahan, udem, erosi, nodul satelit). Perhatikan

kedua papilla mammae apakah simetris, ada retraksi, distorsi, erosi dan

kelainan lain. Pada palpasi, sebaiknya dilakukan dalam posisi baring, juga

dapat kombinasi duduk dan baring. Waktu periksa rapatkan ke empat jari,

gunakan ujung dan perut jari berlawanan arah jarum jam atau searah jarum

jam palpasi lembut, dilarang meremas payudara. Kemudian dengan lebut pijat

aerola mamme, papilla mammae, lihat apakah keluar sekret. Jika terdapat

tumor, harus secara rinci periksa dan cata lokasi, ukuran, konsistensi, kondisi

batas, permukaan, mobilitas, dan nyeri tekan dari massa itu.9

Ketika memeriksa apakah tumor melekat ke dasarnya, harus meminta

lengan pasien sisi lesi bertolak pinggang, agar musculus pektoralis mayor

berkerut. Jika tumor dan kulit atau dasar melekat, mobilitas terkekang,

kemungkinan kanker sangat besar. Jika terdapat sekret papilla mammae,

harus buat sediaan apus untuk pemeriksaan sitologi. Pemeriksaan kelenjar

limfe regional paling baik posisi duduk. Ketika memeriksa aksilla kanan,

dengan tangan kiri topang siku kanan pasien, dengan ujung jari kiri palpasi

seluruh fossa aksilla secara berurutan. Waktu memeriksa fossa aksilla kiri

sebaliknya. Akhirnya periksa kelenjar supraklavikular.9

Untuk mendukung pemeriksaan klinis, mamografi, ultrasonografi dan

biopsi (FNAB, core biopsy dan open biopsy) dapat membantu deteksi kanker

Page 50: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

23

payudara. Pemeriksaan radiodiagnostik untuk staging yaitu dengan Rontgen

toraks, USG abdomen (hepar), dan bone scanning. Sedangkan pemeriksaan

radiodagnostik yang bersifat opsional (atas indikasi) yaitu magnetic

resonance imaging (MRI), CT scan, PET scan, dan bone survey.13

Mamografi merupakan metode pilihan deteksi kanker payudara

pada kasus kecurigaan keganasan maupun kasus kanker payudara kecil yang

tidak terpalpasi (lesi samar). Indikasi mamografi antara lain kecurigaan klinis

adanya kanker payudara, sebagai tindak lanjut pascamastektomi (deteksi

tumor primer kedua dan rekurensi di payudara kontralateral), dan pasca-

breast conversing therapy (BCT) untuk mendeteksi kambuhnya tumor primer

kedua (walaupun lebih sering dengan MRI), adanya adenokarsinoma

metastatik dari tumor primer yang tidak diketahui asalnya, dan sebagai

program skrining. Temuan mammograf yang menunjukkan kelainan yang

mengarah ke keganasan antara lain tumor berbentuk spikula, distorsi atau

uregularitas, mikrokalsifikasi (karsinoma intraduktal), kadang disertai

pembesaran kelenjar limfe.13

Hasil mamografi dikonfirmasi lebih lanjut dengan FNAB, core

biopsy, atau biopsy bedah. FNAB (fine needle aspiration biopsy) dilakukan

dengan jarum halus sejumlah kecil jaringan tumor diaspirasi keluar lalu

diperiksa di bawah mikroskop. Jika lokasi tumor terpalpasi dengan mudah,

FNAB dapat dilakukan sambil mempalpasi tumor. Namun, jika benjolan

tidak terpalpasi dengan jelas, ultrasonografi dapat digunakan untuk memandu

arah jarum.13

Page 51: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

24

(7) Penatalaksanaan

Tatalaksana kanker payudara meliputi tindakan pembedahan,

kemoterapi, radioterapi, terapi hormon, targeting therapy, terapi rehabilitasi

medik, serta terapi paliatif.

Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh

payudara yang terserang kanker payudara. Pembedahan paling utama

dilakukan pada kanker payudara stadium I dan II. Pembedahan dapat bersifat

kuratif (menyembuhkan) maupun paliatif (menghilangkan gejala-gejala

penyakit). 17

Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat dilakukan

dengan 3 cara yaitu: 18

- Mastektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian

dari payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.

Biasanya lumpektomi direkomendasikan pada penderita yang besar

tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

- Mastektomi total (mastektomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh

payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.

- Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh

payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang

iga, serta benjolan di sekitar ketiak.18

Radioterapi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker

dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh

sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini

Page 52: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

25

mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan

berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan

leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini

biasanya diberikan bersamaan dengan lumpektomi atau masektomi.19

Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker

dalam bentuk pil, cair, atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan

membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada

pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh

lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah

serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat

kemoterapi.17, 20

Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormon

estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormon dapat

menghambat laju perkembangan sel kanker. Terapi hormonal disebut juga

dengan therapy anti-estrogen karena sistem kerjanya menghambat atau

menghentikan kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus

perkembangan kanker pada payudara.17

(8) Prognosis

Seperti keganasan pada umunya, prognosis kanker payudara

ditunjukkan oleh angka harapan hidup atau interval bebas penyakit. Prognosis

penderita keganasan payudara diperkirakan buruk jika usianya muda,

menderita kanker payudara bilateral, mengalami mutasi genetik, dan adanya

Page 53: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

26

triple negative yaitu grade tumor tinggi dan seragam, reseptor ER dan PR

negatif, dan reseptor permukaan sel HER-2 juga negatif.13

(9) Pencegahan

Pencegahan merupakan suatu usaha mencegah timbulnya kanker

payudara atau mencegah kerusakan lebih lanjut yang diakibatkan kanker

payudara. Usaha pencegahan dengan menghilangkan dan melindungi tubuh

dari karsinogen dan mengelola kanker dengan baik. Usaha pencegahan

kanker payudara dapat berupa pencegahan primordial, pencegahan primer,

pencegahan sekunder, dan pencegahan tertier.15

Pencegahan sangat dini atau sangat dasar ini ditujukan kepada orang

sehat yang belum memiliki faktor risiko dengan memberikan kondisi pada

masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak berkembang yaitu dengan

membiasakan pola hidup sehat sejak dini dan menjauhi faktor risiko

changeable (dapat diubah) kejadian kanker payudara. Pencegahan primordial

yang dapat dilakukan antara lain:

- Penggunaan Obat-obatan Hormonal

o Penggunaan obat-obatan hormonal harus sesuai dengan saran dokter.

o Wanita yang mempunyai riwayat keluarga menderita kanker payudara

atau yang berhubungan, sebaiknya tidak menggunakan alat kontrasepsi

yang mengandung hormon seperti pil, suntikan, dan susuk KB.

Page 54: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

27

- Pemberian ASI

Memberikan ASI pada anak setelah melahirkan selama mungkin

dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara. Hal ini di sebabkan

selama proses menyusui, tubuh akan memproduksi hormon oksitosin yang

dapat mengurangi produksi hormon estrogen. Hormon estrogen memegang

peranan penting dalam perkembangan sel kanker payudara.

- Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)10,15

Semua wanita di atas umur 20 tahun sebaiknya melakukan SADARI

setiap bulan untuk menemukan ada tidaknya benjolan pada payudara.

Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu 5-7 hari setelah menstruasi

terakhir ketika payudara sudah tidak membengkak dan sudah menjadi

lembut.

- Pemeriksaan Mammografi.17,19

Pemeriksaan melalui mammografi memiliki akurasi tinggi yaitu

sekitar 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan

terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah

satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena hal tersebut, menurut

American Cancer Society mammografi dilaksanakan dengan beberapa

pertimbangan antara lain:

o Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali

mammografi.

o Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi dilakukan

1-2 tahun sekali.

Page 55: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

28

o Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi

dilakukan setiap tahun dan pemeriksaan rutin.

Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan diagnosis dini

terhadap penderita kanker payudara dan biasanya diarahkan pada individu

yang telah positif menderita kanker payudara agar dapat dilakukan

pengobatan dan penanganan yang tepat.15

Penanganan yang tepat pada

penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi

kecatatan, mencegah komplikasi penyakit, dan memperpanjang harapan

hidup penderita. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan beberapa cara

yaitu:

- Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan klinis dimulai dengan mewawancarai penderita kanker

payudara, pemeriksaan klinis payudara, untuk mencari benjolan atau

kelainan lainnya, inspeksi payudara, palpasi, dan pemeriksaan kelenjar

getah bening regional atau aksila. Dilanjutkan dengan pemeriksaan

penunjang dilakukan dengan menggunakan alat-alat tertentu antara lain

dengan termografi, ultrasonografi, scintimammografi, lalu dilanjutkan

dengan pemeriksaan histopatologis untuk mendiagnosis secara pasti

penderita kanker payudara.17

- Penatalaksanaan Medis yang Tepat

Semakin dini kanker payudara ditemukan maka penyembuhan akan

semakin mudah. Penatalaksanaan medis tergantung dari stadium kanker

Page 56: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

29

didiagnosis yaitu dapat berupa operasi/pembedahan, radioterapi,

kemoterapi, dan terapi homonal.19

Pencegahan tertier dapat dilakukan dengan perawatan paliatif dengan

tujuan mempertahankan kualitas hidup penderita dan memperlambat

progresifitas penyakit dan mengurangi rasa nyeri dan keluhan lain serta

perbaikan di bidang psikologis, sosial, dan spritual.28

Untuk mengurangi ketidakmampuan dapat dikakukan rehabilitasi

supaya penderita dapat melakukan aktivitasnya kembali. Upaya rehabilitasi

dilakukan baik secara fisik, mental, maupun sosial, seperti menghilangkan

rasa nyeri, harus mendapatkan asupan gizi yang baik, dukungan moral dari

orang-orang terdekat terhadap penderita pasca operasi.26

2. Obesitas

a. Definisi

Kelebihan berat badan (obesitas) adalah suatu kondisi dimana

perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan.

Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh

atau terlokalisasi pada bagian-bagian tertentu. Obesitas merupakan

peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan kelebihan berat badan

>20% pada pria dan >25% pada wanita karena lemak.22

Obesitas adalah suatu keadaan kelebihan massa jaringan lemak dan

keadaan ini menyebabkan berbagai penyakit kronis dan morbiditas serta

mortalitas yang tinggi. Penyebab utama dari obesitas adalah perbedaan pada

Page 57: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

30

keseimbangan energi dalam jangka waktu lama. Ketidakseimbangan itu

diakibatkan konsumsi lemak yang cukup tinggi, makanan padat energi dan

minuman manis, kurangnya aktivitas fisik, dan mengikuti sedentary lifestyle

yaitu gaya hidup yang jarang berpindah-pindah atau jarang bergerak.23

Standar definisi dari obesitas dilihat berdasarkan indeks massa tubuh

(IMT). IMT diukur dengan satuan berat badan dan tinggi badan ((berat

badan/tinggi badan (kg/m2)). Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index

(BMI) adalah suatu alat bantu untuk mengetahui status gizi seseorang. Indeks

Massa Tubuh tersedia dalam kriteria Asia Pasifik dan WHO. Terdapat perbedaan

kategori dalam kriteria Asia Pasifik dan WHO. Kriteria Asia Pasifik

diperuntukkan untuk orang-orang yang berdomisili di daerah Asia, karena Indeks

Massa Tubuhnya lebih kecil sekitar 2-3 kg/m2 dibanding orang Afrika, orang

Eropa, orang Amerika, ataupun orang Australia.27

Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan yang Diusulkan berdasarkan IMT (IOTF,

WHO 2000)

IMT Kelas

< 18,5 kg/m2 Kurang Berat Badan

18,5 – 22,9 kg/m2 Batas Normal

23,0 – 24,9 kg/m2 Lebih Berat Badan

25 – 29,9 kg/m2 Obese Kelas I

≥ 30 kg/m2 Obese Kelas II

Page 58: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

31

b. Epidemiologi

Obesitas sudah menjadi masalah yang global yang mengenai kira-

kira 300.000.000 orang di seluruh dunia. Prevalensi ini meningkat baik di

negara maju ataupun negara berkembang. Obesitas dapat mengenai semua

orang pada semua umur dan semua tingkat sosioekonomi. 24

Di Indonesia, menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi

penduduk laki-laki dewasa (>18 tahun) obesitas pada tahun 2013 sebanyak

19,7%, lebih tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Pada

tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan dewasa (>18 tahun) 32,9%, naik

18,1% dari tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (15,5%).

c. Etiologi Obesitas

(1) Faktor Genetik

Maes et all. meneliti bahwa variabilitas untuk peran faktor genetik

terhadap obesitas adalah 50%-90%. Tetapi, negara industri seperti Amerika

Serikat menyatakan bahwa faktor genetik adalah faktor utama dari penyebab

kasus epidemik obesitas.25

(2) Faktor Lingkungan dan Kebiasaan

Sekarang gaya hidup manusia menjadi gaya hidup yang tidak

memerlukan aktivitas fisik yang banyak, sehingga pengeluaran energi

menjadi sedikit. Ditambah lagi, kebiasaan sekarang yang gemar

mengonsumsi makanan dan minuman dengan jumlah kalori yang cukup

Page 59: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

32

tinggi. Kedua hal itu membuat ketidakseimbangan antara energi yang masuk

dan yang keluar. Kelebihan energi itu akan disimpan dalam bentuk

triasilgliserol atau asam lemak yang akan disimpan pada jaringan lemak.25

d. Patogenesis

Dalam keadaan normal, ada mekanisme fisiologis di jaringan lemak

yang mempengaruhi penyimpanan lemak dan reseptor (adipostat) di

hipotalamus. Ketika penyimpanan lemak berkurang, maka sinyal adipostat

menjadi berkurang, lalu hipotalamus meresponnya dengan rasa lapar. Begitu

juga sebaliknya. Salah satu yang merangsang sinyal tersebut adalah hormon

leptin yang dihasilkan pada jaringan lemak. Pada obesitas, terjadi

peningkatan leptin, tetapi mengalami resistensi dari leptin. Mekanisme

resistensi leptin belum diketahui. Beberapa data mengatakan leptin tidak

dapat melewati sawar darah otak jika jumlahnya berlebihan. Pada penelitian

yang dilakukan pada hewan menunjukkan adanya leptin signalling inhibitor,

seperti SOCS3 dan PTP1b, berperan dalam resistensi leptin.29

e. Diagnosa

Obesitas dapat ditegakkan dengan menggunakan Body Mass Index

(BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT), yang didefinisikan sebagai berat

badan dalam kilogram dibagi kuadrat dari tinggi badan dalam meter

(kg/m2).24

Page 60: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

33

Selain IMT, cara untuk menentukan obesitas adalah dengan

mengukur lingkar pinggang untuk menilai resiko penyakit yang berhubungan

dengan berat badan. Lingkar pinggang berkaitan erat dengan IMT,

pengukuran dengan menggunakan pengukur pita, dan dapat mengestimasi

lemak pada abdomen. Lemak pada abdomen berkaitan erat dengan risiko

penyakit daripada lemak pada organ lain dalam tubuh.25

f. Komplikasi

Obesitas, terutamanya obesitas sentral, meningkatkan risiko diabetes,

hipertensi, hipertrigliseridemia dan kanker. Peningkatan berat badan juga

akan menyebabkan peningkatan resistensi terhadap insulin

(hiperinsulinemia).26

g. Penatalaksanaan

Strategi menurunkan berat badan harus melakukan modifikasi diet,

aktivitas fisik, kebiasaan dan hindari stress. Diet yang dianjurkan adalah

makan yang secukupnya, kurangi konsumsi makan-makanan yang

mengandung karbohidrat dan lemak. Kira-kira karbohidrat yang dikonsumsi

55-65% dari total energi. Buah-buahan, gandum dan sayuran diperbanyak,

dan kurangi konsumsi alkohol. Salah satu faktor yang tidak kalah penting

untuk program penurunan berat badan adalah meningkatkan aktivitas fisik

sehari-hari. Aktivitas fisik yang dianjurkan untuk obesitas adalah aktivitas

yang tidak terlalu berat seperti jalan kaki dan turun-naik tangga. Aktivitas

Page 61: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

34

yang intensitas rendah sampai sedang sangat dianjurkan. Apabila sudah

melaksanakan perubahan gaya hidup di atas, namun masih belum berhasil,

dapat konsultasikan ke dokter anda untuk penatalaksanaan dengan obat-

obatan maupun tindakan lainnya (operasi).

Ada dua obat resep yang sudah diizinkan oleh Food and Drug

Administration (FDA) untuk pengobatan jangka panjang obesitas, yaitu;

sibutramine. Obat ini merubah persarafan di otak menyebabkan lebih cepat

merasa kenyang. Obat yang lain adalah orlistat (xenical), cara kerja obat ini

adalah mencegah penyerapan lemak dalam usus. Lemak yang tidak terserap

akan dibuang bersama tinja. Efek samping yang timbul adalah peningkatan

gerakan usus. Karena obat ini juga akan menyerap nutrisi selain lemak, maka

konsumsi multivitamin disarankan. Obat seperti amphetamines dapat

mengurangkan derajat rasa lapar dengan menginhibisi pusat rangsangan lapar

di otak.27

Operasi bypass lambung, yang akan merubah anatomi dari saluran

pencernaan untuk mengontrol masuknya makanan yang anda makan. Dokter

bedah akan membuat kantung di bagian atas lambung yang akan disambung

dengan usus halus. Maka makanan yang masuk, langsung menuju kantung

dan langsung ke usus halus. Lambung akan tetap mengeluarkan cairannya

untuk membantu menghancurkan makanan. Tindakan ini dapat menimbulkan

efek samping seperti pneumonia, pembekuan darah dan infeksi bisa terjadi.28

Page 62: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

35

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Hubungan Obesitas dengan Kejadian Kanker

Payudara

TUMOR PAYUDARA

Faktor Risiko:

- Usia - Aktifitas Fisik

- Genetik - Merokok dan Alkohol

- Hormonal - Lingkungan

- Berat Badan

HORMO

N

TUMOR GANAS /KANKER PAYUDARA

TUMOR PAYUDARA JINAK

Penatalaksanaan :

- Pembedahan

- Radioterapi

- Kemoterapi

- Terapi Hormonal

Benjolan Nyeri Retraksi

Papilla

Peau

d’orange

Ulserasi Putting

discharge

e

Page 63: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

36

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian yang berjudul hubungan

dengan kejadian tumor payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa tahun 2014 dijelaskan dalam bagan berikut ini:

Catatan :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Obesitas dengan Kejadian

Kanker Payudara

B. Definisi Operasional

OBESITAS

TUMOR

PAYUDARA

= Variabel Independen

= Variabel Dependen

Page 64: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

37

1. Penderita tumor payudara adalah pasien yang telah terdiagnosa menderita

tumor payudara jinak maupun ganas oleh dokter di Rumah Sakit Umum

Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa tahun 2014 berdasarkan rekam

medis.

a. Alat ukur : Rekam medis

b. Cara ukur : Membaca rekam medis

c. Skala ukur : Kategorik

d. Hasil ukur : 1. Tumor Payudara Jinak

2. Tumor Payudara Ganas

2. Obesitas adalah peningkatan lemak tubuh yang ditentukan dengan cara

mencari Indeks Massa Tubuh yag melebihi berdasarkan

berat badan dan tinggi badan yang tertera di rekam medis penderita.

a. Alat ukur : Rekam medis

b. Cara ukur : Indeks Massa Tubuh (IMT)

c. Skala ukur : Kategorik

d. Hasil ukur : 1. Tidak Obesitas : < 25 kg/m2

2. Obesitas : ≥ 25 kg/m2

C. Hipotesis

Page 65: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

38

1. Hipotesis Null (H0) : Tidak ada hubungan antara Obesitas dengan

kejadian Tumor Payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa tahun 2014.

2. Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada hubungan antara Obesitas dengan

kejadian Tumor Payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa tahun 2014.

Page 66: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

39

BAB 4

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan

studi cross sectional yang dimana variabelnya menghubungkan antara obesitas

dengan kejadian tumor payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa tahun 2014.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Poli Bedah Rumah Sakit Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 – Januari 2016

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang telah terdiagnosis

tumor payudara di Poli Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa selama bulan Januari 2014 – Desember 2014.

2. Sampel

Page 67: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

40

Sampel dalam penelitian ini adalah penderita kanker payudara yang

memenuhi kiteria inklusi untuk penelitian ini.

Kriteria inklusi untuk penelitian ini adalah :

a. Terdaftar sebagai pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa dengan diagnosis tumor payudara pada tahun 2014

b. Memiliki rekam medis lengkap dengan data berat badan dan tinggi badan

Kriteria eksklusi untuk penelitian ini adalah

a. Pasien yang post-menopause (50 tahun keatas) yang mengambil hormone

replacement therapy (HRT) yang ditentukan berdasarkan rekam medis.

D. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode total sampling, yaitu dari 157 populasi di Poli Bedah

Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa akan didapatkan

sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa

rekam medik pasien. Pengumpulan data dilakukan setelah meminta perizinan

dari pihak pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dan Rumah Sakit Umum

Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Kemudian nomor rekam medik pasien

yang terdiagnosis tumor payudara dalam periode yang telah ditentukan

dikumpulkan untuk memperoleh rekam medik pasien tersebut di bagian rekam

Page 68: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

41

medik Poli Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten

Gowa.

F. Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan dilakukan setelah pencatatan data rekam medik yang

dibutuhkan, ke dalam daftar tilik dengan menggunakan program komputer

Microsoft Excel dan SPSS 21.0 untuk memperoleh hasil analitik deskriptif

yang diharapkan.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer.

Adapun analisis yang akan dilakukan meliputi:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik dari

variabel penelitian. Hasil analisis dari variabel kemudian dimasukan ke

tabel distribusi frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan di antara dua

variabel. Dalam penelitian ini akan dibandingkan distribusi silang antara

kedua variabel yang berhungan. Kemudian akan dilakukan uji statistik

untuk menyimpulkan hubungan antara kedua variabel tersebut bermakna

atau tidak. Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji

chisquare (x2). Syarat untuk uji chisquare adalah sel yang mempunyai

nilai expected kurang 5 maksimal 20 % dari jumlah seluruhnya. Jika syarat

uji Chi square tidak terpenuhi maka uji alternatifnya adalah uji fisher.

Page 69: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

42

Untuk melihat kejelasan tentang dinamika hubungan antara faktor risiko

dan faktor efek dilihat melalui nilai Odds Ratio (OR). Untuk interpretasi

hasil menggunakan derajat kemaknaan α (P alpha) sebesar 5% dengan

catatan jika p <0,05 (p value ≤ p alpha) maka H0 ditolak ada hubungan

antara variabel bebas dengan terikat) sedangkan bila p > 0,05 maka H0

diterima (tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan terikat)

sedangkan untuk mengetahui besarnya faktor risiko maka digunakan OR.

G. Penyajian data

Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi

untuk menggambarkan hasil dari penelitian.

H. Alur Penelitian

PENENTUAN POPULASI

KRITERIA INKLUSI

- Terdaftar sebagai pasien dengan

diagnosis kanker payudara

- Memiliki rekam medis

KRITERIA EKSKLUSI

- Pasien yang post menopause

(50 tahun keatas) yang

mengambil hormone

replacement therapy (HRT)

yang ditentukan berdasarkan

rekam medis.

Page 70: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

43

I. Etika Penelitian

1. Menyertakan surat permohonan izin penelitian yang ditujukan kepada

pihak Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa dan

pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai permohonan izin untuk

melakukan penelitian.

SAMPEL

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan Total Sampling

STUDI CROSS SECTIONAL

DESKRIPTIF ANALITIK

Pengumpulan data dengan

menggunakan data sekunder berupa

rekam medik

ANALISIS STATISTIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 71: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

44

2. Menjaga kerahasiaan identitas yang terdapat dalam rekam medik, sehingga

diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau penelitian yang

dilakukan.

3. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak

yang terkait sesuai dengan manfaat penelitian yang telah disebutkan

sebelumnya.

Page 72: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

45

BAB 5

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Bedah Rumah Sakit Umum

Daerah Syech Yusuf Kabupaten Gowa. Poliklinik Bedah merupakan

poliklinik yang berada di dalam Rumah Sakit Klasifikasi B yang terletak di

Ibukota Kabupaten Gowa ± 500 m2

ke timur dari jalan raya yang

menghubungkan kota-kota yang berada di Sulawesi Selatan, ± 10 km dari arah

timur kota Makassar yang luasnya 4,62 Ha dengan batas-batasnya adalah:

a. Sebelah timur, berbatasan dengan Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo

Sungguminasa.

b. Sebelah barat, berbatasan dengan Jl. Dahlia Sungguminasa.

c. Sebelah utara, berbatasan dengan Jl. Perintis AMD Sungguminasa.

d. Sebelah selatan, berbatasan dengan Jl. Kamboja Sungguminasa.

RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa terletak di jalan Dr. Wahidin

Sudirohusodo no. 48 Sungguminasa pada wilayah Kelurahan Batangkaluku,

Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa dengan Kode pos 92111, Telepon

04110866536, dan Fax. 0411-840892.

Wilayah cakupan RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa meliputi

seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Gowa. Jumlah pasien sebagian

besar berasal dari kecamatan yang terdekat dari 18 kecamatan dengan radius

Page 73: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

46

10 km dari pusat kota dan terdapat pula pasien yang berasal dari pinggiran

wilayah kota Makassar.

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil

penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1 Distribusi Pasien Tumor Payudara berdasarkan IMT di

RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa di Tahun 2014

Variabel N %

IMT

- Tidak Obesitas

- Obesitas

29

47

38,2

61,8

Total 76 100

Sumber: Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel di atas, ditemukan bahwa distribusi pasien yang

mempunyai Indeks Massa Tubuh yang tidak obesitas (underweight, normal

dan overweight) sebanyak 29 orang (38,2 %) dan yang obesitas sebanyak 47

orang (61,8 %).

Page 74: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

47

Tabel 5.2 Distribusi Pasien Tumor Payudara berdasarkan

Diagnosa di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa di

Tahun 2014

Variabel N %

Diagnosa Tumor Payudara

- Tumor Payudara Jinak

- Tumor Payudara Ganas

21

55

27,6

72,4

Total 76 100

Sumber: Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel di atas ditemukan bahwa distribusi pasien yang

terdiagnosa tumor payudara jinak sebanyak 21 orang (27,6 %) dan sebagian

besar terdiagnosa tumor payudara ganas sebanyak 55 orang (72,4 %).

Adapun beberapa karakteristik individu dari kejadian tumor payudara

yang tercantum di rekam medis pasien tumor payudara di RSUD Syekh Yusuf

tahun 2014 antara lain :

Tabel 5.3 Distribusi Pasien Tumor Payudara berdasarkan

Karakteristik Individu (Jenis Kelamin dan Umur) di

RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa di Tahun 2014

Variabel N %

Jenis Kelamin

- Perempuan

- Laki – laki

76

N/A

100

N/A

Page 75: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

48

Variabel N %

- Remaja Akhir kebawah (< 25 tahun)

- Dewasa Awal (26-35 tahun)

- Dewasa Akhir (36-45 tahun)

- Lansia Awal (46-55 tahun)

- Lansia Akhir (56-65 tahun)

- Manula (> 65 tahun)

21

15

25

12

2

1

27,6

19,7

32,9

15,8

2,6

1,3

Total 76 100

Sumber: Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel di atas ditemukan bahwa perempuan mempunyai

jumlah keseluruhan yaitu sebanyak 21 orang (100 %) dan laki – laki tidak ada

(N/A) dari jumlah sampel. Dan berdasarkan distribusi pasien menurut umur

ditemukan bahwa umur dewasa akhir (36-45 tahun) paling banyak terdiagnosa

tumor payudara sebanyak 25 orang (32,9 %), remaja akhir kebawah (< 25

tahun) sebanyak 21 orang (27,6 %), dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 15

orang (19,7 %), lansia awal (46-55 tahun) sebanyak 12 orang (15,8 %), lansia

akhir (56-65) sebanyak 2 orang (2,6 %) dan manula (> 65 tahun) sebanyak 1

orang (1,3 %). Umur dikategorikan berdasarkan klasifikasi Departemen

Kesehatan tahun 2009.

Page 76: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

49

2. Analisis Bivariat

Tabel 5.4 Hubungan Obesitas dengan kejadian Tumor Payudara di

RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa di Tahun 2014.

Indeks Massa

Tubuh

Tumor Payudara

Total P Value

Odd Ratio

(Baik/Kurang)

CI

Jinak Ganas

N % N % N %

Tidak Obesitas 17 58,6 12 41,4 29 100,0

0,00

15,229

(4,306-53,864) Obesitas 4 19,0 23 78,2 47 100,0

Total 21 12,5 55 87,5 76 100,0

Berdasarkan tabel di atas, distribusi pasien yang tumor payudara jinak

dengan Indeks Massa Tubuh yang tidak obesitas sebanyak 17 orang (58,6 %)

dan pasien yang tumor payudara ganas dengan Indeks Massa Tubuh yang

tidak obesitas sebanyak 12 orang (41,4%). Sedangkan pasien yang tumor

payudara jinak dengan indeks massa tubuh yang obesitas sebanyak 4 orang

(19,0 %) dan pasien yang tumor payudara ganas dengan indeks massa tubuh

yang obesitas yaitu 23 orang (78,2 %).

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Pearson Chi-Square

didapatkan p-value 0,00 kurang dari α (0,05) maka Ha diterima, artinya ada

hubungan antara obesitas dengan kejadian tumor payudara di RSUD Syekh

Yusuf Kabupaten Gowa tahun 2014. Dengan Odds Ratio 15,229 artinya

obesitas memiliki risiko 15,229 atau 15 kali beresiko terhadap kejadian tumor

payudara.

Page 77: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

50

BAB 6

PEMBAHASAN

A. Analisis Univariat

1. Obesitas

Dari hasil penelitian (tabel 5.1) menunjukkan bahwa distribusi pasien yang

mempunyai Indeks Massa Tubuh yang tidak obesitas (underweight, normal dan

overweight) sebanyak 29 orang (38,2 %) dan yang obesitas sebanyak 47 orang

(61,8 %). Dari penelitian ini menunjukkan bahwa pasien obesitas lebih banyak

dibanding yang tidak obesitas. Hal ini pun sama dengan penelitian yang dilakukan

Rayesh Nanda yang meneliti tentang obesitas dengan reseptor hormonal pada

pasien kanker payudara, dimana pasien obesitas yang mengalami tumor payudara

(55,3 %) lebih besar daripada pasien tidak obesitas yang mengalami tumor

payudara (44,8 %).

Menurut Hidayati dkk (2010), asupan energi yang berlebih dan tidak

diimbangi dengan pengeluaran energi yang seimbang (dengan kurang melakukan

aktivitas fisik) akan menyebabkan terjadinya penambahan berat badan. Perubahan

gaya hidup mengakibatkan terjadinya perubahan pola makan masyarakat yang

merujuk pada pola makan tinggi kalori, lemak dan kolesterol, dan tidak diimbangi

dengan aktivitas fisik dapat menimbulkan masalah gizi lebih). Berbagai sarana

dan fasilitas memadai menyebabkan gerak dan aktivitas menjadi semakin terbatas

dan hidup semakin santai karena segalanya sudah tersedia.

Page 78: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

51

2. Tumor Payudara

Dari hasil penelitian (tabel 5.2) menunjukkan bahwa distribusi pasien yang

terdiagnosa tumor payudara jinak sebanyak 21 orang (27,6 %) dan sebagian besar

terdiagnosa tumor payudara ganas sebanyak 55 orang (72,4 %). Dari hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pasien tumor payudara ganas lebih banyak

dibanding pasien tumor payudara jinak.

Hal ini sejalan dengan penelitian Celaya et al (2010) menyebutkan tumor

payudara ganas merupakan tumor payudara ganas lebih banyak dibanding tumor

payudara jinak. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan Helvia (2010)

dimana frekuensi pasien tumor payudara jinak jauh (80 %) lebih besar dibanding

tumor payudara ganas (20 %) dan pada penelitian di Yaman ditemukan 635 kasus

tumor payudara, dimana sebanyak 493 (77,6 %) merupakan tumor jinak dan 142

(22,4 %) merupakan tumor ganas/kanker.4

3. Umur

Dari hasil penelitian (tabel 5.3) menunjukkan bahwa distribusi pasien

menurut umur ditemukan bahwa umur dewasa akhir (36-45 tahun) paling banyak

terdiagnosa tumor payudara sebanyak 25 orang (32,9 %), remaja akhir kebawah

(< 25 tahun) sebanyak 21 orang (27,6 %), dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 15

orang (19,7 %), lansia awal (46-55 tahun) sebanyak 12 orang (15,8 %), lansia

akhir (56-65) sebanyak 2 orang (2,6 %) dan manula (> 65 tahun) sebanyak 1

orang (1,3 %). Umur dikategorikan berdasarkan klasifikasi Departemen

Kesehatan tahun 2009.

Page 79: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

52

Rata-rata umur perempuan yang mengalami menopause di Indonesia

adalah sekitar awal 40 tahun sehingga akhir 60 tahun. Kelompok dewasa akhir

(36-45 tahun) mencatat persentase paling tinggi berdasarkan penelitian ini

mungkin karena kebanyakan perempuan di dalam kelompok ini seharusnya

mengalami fasa pre atau pasca menopause.

Semasa fase menopause, produksi estrogen yang sebelumnya dihasilkan di

ovarium akan diambil alih oleh jaringan lemak. Kadar estrogen pada wanita

menopause adalah 50 sampai 100 % lebih tinggi pada wanita yang mengalami

obesitas. Maka jaringan yang sensitif terhadap stimulasi estrogen akan mengalami

pertumbuhan yang cepat dan menyebabkan terjadinya kanker payudara.

Peningkatan usia juga dapat meningkatkan penghasilan enzim aromatase yang

turut membantu dalam proses katalisis androgen ke estrogen.

4. Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian (tabel 5.3) ditemukan bahwa perempuan mempunyai

jumlah keseluruhan yaitu sebanyak 76 orang (100 %) dan laki-laki tidak ada

(N/A) dari jumlah sampel. Disini terdapat perbedaan yang sungguh jelas diantara

jumlah pasien yang mengalami kanker payudara berdasarkan jenis kelaminnya.

Berdasarkan teori dan dari hasil penelitian sebelumnya menyatakan kanker

payudara adalah sekitar 100 kali lebih sering terjadi pada wanita berbanding laki-

laki. Sehubungan dengan hal tersebut maka kurang dari 1% dari seluruh kasus

kanker payudara terjadi pada laki-laki.

Page 80: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

53

Secara fisiologis juga telah terbukti bahwa saat mengalami pubertas

(biasanya sekitar 13 atau 14 tahun), anak laki-laki dan perempuan memiliki

sedikit jaringan payudara yang terletak di kawasan areola. Selepas pubertas,

ovarium perempuan menghasilkan hormon estrogen dan menyebabkan

pertumbuhan jaringan pada payudara meningkat. Namun pada anak laki-laki,

hormon yang dihasilkan oleh testis dapat menghambat pertumbuhan jaringan pada

payudara. Maka kanker payudara kurang umum pada laki-laki karena sel-sel

duktus payudara mereka kurang berkembang dibandingkan dengan payudara

perempuan.

B. Analisis Bivariat

1. Hubungan obesitas dengan kejadian kanker payudara

Berdasarkan hasil penelitian (tabel 5.4), menunjukkan distribusi pasien

yang tumor payudara jinak dengan Indeks Massa Tubuh yang tidak obesitas

sebanyak 17 orang (58,6 %) dan pasien yang tumor payudara ganas dengan

Indeks Massa Tubuh yang tidak obesitas sebanyak 12 orang (41,4%). Sedangkan

pasien yang tumor payudara jinak dengan indeks massa tubuh yang obesitas

sebanyak 4 orang (19,0 %) dan pasien yang tumor payudara ganas dengan indeks

massa tubuh yang obesitas yaitu 23 orang (78,2 %). Dari hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pasien yang tumor payudara ganas/kanker payudara dengan

indeks massa tubuh yang obesitas lebih banyak dibanding pasien yang tumor

payudara jinak.

Page 81: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

54

Menurut Robbins dan Rasjidi, obesitas juga merupakan salah satu faktor

yang dapat menyebabkan seseorang menderita kanker payudara. Sesuai dengan

hasil penelitian didapatkan hasil uji Chi-Square P = 0,00 (P < 0,05) maka Ha

diterima, artinya ada hubungan antara obesitas dengan kejadian tumor payudara di

RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa tahun 2014 dengan Odds Ratio 15,229

artinya obesitas memiliki risiko 15,229 atau 15 kali beresiko terhadap kejadian

tumor payudara.

Dalam penelitian yang dilakukana Eviana (2013), didapatkan nilai P value

= 0,036 (P > 0,05) antara obesitas dan kanker payudara yang berarti ada

hubungan antara obesitas dan kanker payudara.

Kedua hasil penelitian tersebut sejalan dengan teori Baradero (2006) yang

menyebutkan bahwa obesitas mempunyai efek perangsang pada perkembangan

payudara. Estrogen disimpan dalam jaringan adiposa (jaringan lemak). Beberapa

kanker payudara adalah reseptor estrogen positif (ER+), artinya bahwa estrogen

menstimulasi pertumbuhan sel-sel kanker payudara. Maka, makin banyak jaringan

adiposa, makin banyak estrogen yang mengikat ER = sel-sel kanker.

Hasil penelitian ini juga selaras dengan penelitian Enger (1989) dan

Colidtz (1994) bahwa ada peningkatan risiko terkena tumor payudara ganas pada

wanita dengan Body Mass Index yang besar, namun tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Budiningsih (1995) bahwa obesitas tidak berpengaruh

terhadap kanker payudara.

Seperti mana yang kita ketahui mutasi gen, gaya hidup yang tidak sehat,

infeksi virus dan radiasi juga merupakan faktor resiko lain yang dapat

Page 82: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

55

menyebabkan terjadinya kanker payudara. Peningkatan Indeks Massa Tubuh

(IMT) akan mengakibatkan peningkatan enzim aromatase yang mengkatalisis

produksi estrogen.

Pada individu obese, ditemukan adanya peningkatan sel adiposit

berbanding individu tidak obese. Maka sel adiposit terutamanya di payudara akan

mensekresi sitokin seperti faktor tumor nekrosis (TNF-alpha) dan interleukin-6

(IL-6) dimana akan bertindak merangsang produski aromatase. Peningkatan sel

adiposit juga akan menyebabkan peningkatan konsentrasi insulin dan IGF-1

dimana akan menyebabkan penurunan kadar SHBG (sex-hormone binding

globulin). Penurunan SHBG dalam obesitas akan meningkatkan bioavaibilitas

estradiol yang bersirkulasi. SHBG merupakan faktor regulator kepada estradiol

dalam sel kanker payudara. SHBG bertindak sebagai faktor anti-proliferasi, jadi

wanita obese mempunyai resiko relatif lebih tinggi mengidap kanker payudara

dibanding pria. Leptin yang merupakan protein diproduksi oleh jaringan adiposa

juga merupakan faktor pertumbuhan kanker karena leptin merangsang proliferasi

sel epitel payudara, menghambat sel apoptosis dan angiogenesis.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian hubungan obesitas dengan kejadian tumor payudara di

Rumah Sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa terdapat keterbatasan yang bisa

mempengaruhi hasil penelitian. Proses pengambilan data dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara melihat rekam medik pasien dimana data status gizi kurang

Page 83: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

56

lengkap dan beberapa tulisan sulit dibaca dan dimengerti sehingga banyak sampel

yang tidak dapat diteliti.

Page 84: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

57

BAB 7

TINJAUAN KEISLAMAN

D. Kanker dalam Pandangan Islam

Robert, et. al (1997) melakukan survey terhadap 108 pasien wanita yang

sedang menjalani kanker kandungan. Dilaporkan bahwa 93 % dari pasien

menyatakan bahwa komitmen agama telah menolong mereka dalam bertahan

dengan harapan. Selanjutnya 76 % pasien menyatakan bahwa agama menempati

secara bermakna dalam kehidupannya, dan 41 % pasien menyatakan bahwa

kehidupan beragama telah memberi arti kehidupan bagi dirinya. Hampir 50 % dari

mereka menjadi merasa religius sejak diketahui mereka menderita kanker.29

Dalam kaitannya dengan komitmen agama terhadap penderita kanker,

ternyata ibadah puasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga

menghambat serta mematikan pertumbuhan sel-sel kanker. Sehubungan dengan

peningkatan daya tahan tubuh dengan berpuasa, Nabi Muhammad SAW bersabda

yang artinya :

“Berpuasalah kamu, nanti engkau akan sehat; sesungguhnya puasa itu

merupakan perisai” (HR. Ibnu Suni dan Abu Nuaim; H.R Bukhari Muslim)

Ahmad Syarifuddin (2003) dalam bukunya yang berjudul puasa menuju

sehat fisik dan psikis, menyatakan bahwa bentuk perisai yang tumbuh dari

aktivitas puasa menurut para pakar kesehatan adalah bertambahnya sel darah putih

dan diblokirnya suplai makanan untuk bakteri, virus dan sel kanker yang

bersarang pada tubuh yang meningkat. Karena itu, mereka kelihatan lebih sehat

Page 85: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

58

dan tidak mudah terserang penyakit seiring dengan ibadah puasa yang dijalaninya

dengan baik. 29

Selanjutnya beliau mengutip hasil penelitian dari pakar kedokteran di

Amerika, Jepang dan Taiwan sebagai berikut.

Eksperimen para ahli di Amerika terhadap tikus-tikus putih yang tubuhnya

disuntikkan sel-sel kanker membuktikan bahwa kelompok tikus yang diberi terapi

puasa tidak menderita kanker. Sebaliknya, kelompok tikus yang tidak diberi terapi

puasa ternyata menderita kanker. 29

Menurut hasil penelitian di Universitas Osaka Jepang (1930), setelah

memasuki hari ke-7 berpuasa, jumlah sel darah putih dalam darah orang-orang

yang berpuasa meningkat. Pada minggu pertama yaitu hari ke-1 hingga hari ke-6

berpuasa, tidak ditemukan pertumbuhan sel darah putih, namun pada hari ke-7

sampai hari ke-10 penambahan sel darah putihnya sangat pesat. Penambahan sel

darah putih ini secara otomatis meningkatkan kekebalan tubuh, sel-sel darah putih

ini berfungsi melawan peradangan yang ada dalam tubuh sehingga banyak

penyakit infeksi yang dapat disembuhkan dengan berpuasa.29

Hasil penelitian para pakar kedokteran di Taiwan membuktikan bahwa

tubuh manusia normal setiap hari diproduksi sel-sel kanker. Akan tetapi, ternyata

jumlah orang yang tidak terkena kanker jauh lebih banyak. Ini biasa terjadi karena

tubuh memiliki zat yang berfungsi menetralisir racun (sel kanker). Sel getah

bening yang berada dalam darah putih memiliki keampuhan menghancurkan sel-

sel kanker yang disebut vaksinasi sel. 29

Page 86: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

59

Dengan demikian pengaruh puasa terhadap kesehatan fisik selain aspek

pengobatan yang sangat signifikan ialah aspek pencegahan dan aspek

perlindungan. Sahabat Ali bin Abi Thalib menceritakan sabda Nabi Muhammad

SAW yang menjamin kesehatan fisik orang-orang yang berpuasa, yang artinya :

“Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada Nabi, Bani Israil (dengan

firmannya) : “Umumkanlah kepada kaummu bahwa seorang hamba tidak

berpuasa sehari demi mendapatkan keridhoan-Ku semata kecuali Aku akan

memberikan kesehatan fisik dan memberinya pahala yang amat dasar.” (H.R.

Baihaki).

E. Obesitas dalam Pandangan Islam

Berdasarkan yang terkait dengan judul di atas, pandangan islam tentang

sesuatu yang berlebihan adalah dalam QS. Al-A‟raf: 31.

Terjemahan :

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)

masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah

tidak menyukai orang-orang yang berlebihan-lebihan.”30

Dalam ayat ini selain dikatakan mengenai memilih pakaian yang menutup

aurat, dalam ayat ini juga Allah SWT mengatur pula perkara makan dan minum

manusia agar tidak berlebih-lebihan hingga pada sampai yang haram makanan dan

Page 87: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

60

minuman manusia itu harus disempurnakan dan diatur untuk dapat memelihara

kesehatannya. Dengan makan dan minum yang dapat memelihara kesehatan maka

manusia lebih kuat melakukan ibadah.

Dalam sahih Bukhari dan Muslim (216H), dari „Imran bin Hushain ra;

Rasulullah sallallahu ‘ alaihi wasallam bersabda:

خيزكم قزوي، ثم الذيه يلىوهم، ثم الذيه يلىوهم ، إن بعدكم قىما يخىوىن ول »

«يؤتمىىن، ويشهدون ول يستشهدون، ويىذرون ول يفىن، ويظهز فيهم السمه

Terjemahan :

“Yang paling baik dari kalian adalah orang yang hidup di masaku,

kemudian masa setelahnya, kemudian setelahnya. Sesungguhnya pada masa yang

akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bias dipercaya, mereka

bersaksi sebelum diminta kesaksiannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan

nampak pada mereka kegemukan”.

Maka jika seorang mukmin meniru mereka dan menikmati kenikmatan

dunia setiap saat, lantas dimana hakikat keimanan dan pelaksanaan Islam pada

dirinya? Barangsiapa yang banyak makan dan minum, maka ia akan semakin

rakus dan tamak, bertambah malas dan banyak tidur di malam hari. Siang harinya

dipakai untuk makan dan minum, sedangkan malamnya hanya untuk tidur. (Jami‟

li Ahkam Al-Qur‟an 13/394)

Hadist riwayat Imran bin Hushain ra. : Bahwa Rasulullah saw, bersabda :

Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kamu ialah hidup pada zaman

kurunku (sahabat), kemudian orang-orang yang hidup sesudah kurunku (tabiin),

Page 88: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

61

kemudian orang-orang yang hidup sesudah mereka (tabiit tabiin), kemudian

orang-orang yang hidup sesudah mereka. Imran berkata : Aku tidak tahu apakah

Rasulullah saw. mengatakan setelah kurun beliau dua kali atau tiga kali.

Kemudian setelah mereka datang suatu kaum yang memberikan kesaksian

sedangkan mereka tidak dimintai kesaksian, dan mereka berkhianat sehingga tidak

dapat dipercaya, mereka selalu bernazar namun tidak pernah memenuhinya dan

akan tampak pada mereka kegemukan.34

Nabi Muhammad saw bersabda: “Kunyahlah setiap suap makanan 30-50

kali sehingga menjadi lunak & melalui kerongkongan tanpa kesulitan. Kalau

makanan itu keras, kunyahlah sampai 70-75 kali” (Imam Ghazali dalam Kitabnya

Ihya Ulumuddin)

Dalam hadist di atas, kita diperintahkan mengunyah 30-5- kali setiap

suapan makanan. Mengunyah 30-50 kali setara 30-80 detik, bermanfaat bagi

kesehatan. Hal ini biasa dibuktikan secara ilmiah oleh ilmu pengetahuan

berdasarkan penelitian ilmiah. Sebagaimana dipublikasikan ’Daily Mail’, koran

harian Inggris, melalui 4 artikelnya di bawah ini. Mengunyah makanan 30-50 kali

(lebih lama) akan memberikan waktu untuk lambung mengirimkan sinyal ke otak.

Sinyal bahwa lambung sudah kenyang. Dengan feedback dari otak ke tubuh

bahwa tubuh tidak memerlukan makanan lagi dan untuk berhenti makan.

Mengunyah lebih lama akan mengurangi ghrelin atau hormon lapar dan

mengurangi kalori makanan yang masuk dalam tubuh. Mengunyah lebih lama

berakibat psikologis, kita akan bosan sehingga mengurangi kuantitas makanan

yang masuk ke dalam tubuh. Mengunyah lebih lama akan mengurangi kebiasaan

Page 89: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

62

kita ngemil setelah makan. Dengan mengunyah lebih lama akan menghindarkan

kita dari obesitas.

Ingat, di dalam agama Islam, baik perintah/ larangan dari Allah SWT di

dalam al-Qur‟an dan Nabi Muhammad SAW di dalam sunnahnya pasti ada

makna, manfaat dan hikmah yang tersurat dan tersirat di dalam yang dapat

dibuktikan oleh ilmu pengetahuan. Di dalam sunnah Nabi Muhammad SAW,

segala sesuatu dilarang/ diperintahkan karena pasti ada manfaat bagi manusia,

sehingga benar yang tertera dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya:

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…“

Page 90: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

63

BAB 8

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian didapatkan prevalensi pasien dengan diagnosa tumor

payudara ganas lebih tinggi daripada tumor payudara jinak di Rumah Sakit

Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.

2. Dari hasil penelitian didapatkan prevalensi pasien yang obesitas lebih

tinggi daripada pasien yang tidak obesitas di Rumah Sakit Umum Daerah

Syekh Yusuf Kabupaten Gowa

3. Dari hasil uji analisis didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara obesitas dengan kejadian tumor payudara.dan didapatkan bahwa

pasien obesitas 15,229 atau 15 kali beresiko terhadap kejadian tumor

payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.

4. Dengan berpuasa akan meningkatkan imunitas sehingga bakteri, virus, dan

sel kanker tidak mudah masuk ke tubuh. Berpuasa juga menjaga berat

badan agar terhindar dari obesitas. Dan Allah tidak menyukai orang yang

berlebih-lebihan termasuk dalam makan dan minum.

B. Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan mengadakan penelitian menggunakan metode lain

dengan jumlah responden yang lebih banyak dan mengendalikan variable-

Page 91: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

64

varibel pengganggu lainnya untuk mendukung hasil penelitian yang sudah

ada serta untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih valid.

2. Bagi Instansi Kesehatan

Bidan dan petugas kesehatan lainnya perlu melakukan upaya

preventif bagi masyarakat dengan obesitas khususnya untuk mencegah

kejadian tumor payudara dengan memberikan pendidikan kesehatan,

(SADARI). Diharapkan pula bagi petugas kesehatan untuk melengkapi

data-data pasien di rekam medis.

3. Bagi Masyarakat

Masyarakat perlu melakukan deteksi dini tumor payudara secara

berkala terutama bagi masyarakat yang mempunya fakto risiko seperti

obesitas. Masyarakat juga perlu menjaga berat badan yang ideal untuk

mengurangi risiko terjadinya tumor payudara.

Page 92: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

65

DAFTAR PUSTAKA

1. Kumar V, Abbas KA, Fausto N, Aster JC. 2005. The female breast. In:

Schmitt W, editor. Robbin and cotran pathologic basis of disease. 7th

ed.

Philadelphia: Saunders Elsevier.

2. Sjamsuhidahat, R. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. EGC,

Jakarta.

3. Reksoprodjo S. 2010. Kanker payudara : Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bina

Rupa Aksara Publisher, Tangerang.

4. Bafakeer SS, Banafa NS, Aram FO. 2010. Breast disease in southern Yemen.

Saudi Med J.

5. Rasjidi, Imam. 2010. Epidemiologi Kanker Pada Wanita. Jakarta WHO.2012.

Available from : http://www.who.int/cancer/en/33444

6. BPPK Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Available

form:

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/HasilRiskesdas2013.pdf

7. GLOBOCAN 2012, IARC. 2012. Available form :

http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx

8. Desen, Wan. 2008. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2 FKUI. Badan Penerbit

FKUI, Jakarta

9. World Health Organization (WHO). Western Pacific Region (WPRO)

International Association for the Study of Obesity (IASO). The Asia Pacific

Perspective: Refining Obesity and its Treatment. Sydney: Health

Communications Australia Pty Ltd. ISBN 0-9577082-1-1.

10. Loricnz A. M. and Sukumar S.,2006. Molecular links between obesity and

cancer, 13(2):279. Available from:

http://erc.endocrinologyjournals.org/cgi/content/full/13/2/279

11. Moore, Keith L., Dalley, Arthur F. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis Edisi

Kelima Jilid 1. Erlangga, Jakarta

12. Smeltzer, S., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

13. Syaifudddin, 2002. Struktur dan Komponen Tubuh Manusia. Widya Medika.

Jakarta

Page 93: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

66

14. Sukarja, 2000. Onkologi Klinik. Airlangga University Press. Surabaya.

15. Price, S., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

16. Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker. Penebar

Swadaya, Jakarta.

17. Muchlis, R., 2005. Deteksi Dini Kanker. Balai Penerbit FK UI. Jakarta.

18. Syaifudddin, 2002. Struktur dan Komponen Tubuh Manusia. Widya Medika.

Jakarta.

19. Sitorus, R., 2006. Tiga Jenis Penyakit Pembunuh Utama Manusia. CV. Yrama

Widya, Bandung.

20. Ganong, WF, 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta:

EGC.

21. Health Statistics NSW, 2011. Adult Overweight and Obesity. NSW

Government

22. Elrington, J, 2003. Obesity and Overweight. World Heart Organization

23. Racette SB, Deusinger SS, Deusinger RH, 2003. Obesity: Overview of

Prevalence, Etiology, and Treatment. Physical Therapy. 83:276-288

24. Kumar, V., Abbas, A. K., Fausto, N., dan Mitchell R. N., 2007. Environmental

and Nutritional Diseases. In: Schmitt W., ed. Robbins Basic Pathology.8th

Edition.China: Saunders and Elsevier Inc., 313-318

25. Guyton, A. C., Hall, J. E., 2006. Dietary Balances; Regulation of Feeding;

Obesity and Starvation; Vitamin and Minerals. In Belfus L., ed. Medical

Physiology. 11th Edition.China:Saunders and Elsevier., 872-874

26. Klikdokter, 2008. Indeks Penyakit, Obesitas . Available from:

http://www.klikdokter.com/illness/detail/43

27. Flier JS, Maratos-Flier E, 2008. Biology of Obesity. In:Kasper, DL.,

Braunwald, E., Fauci, AS., Hauser, SL., Longo, DL., Jameson, JL., ed.

Harrison’s Principles of Internal Medicines. Edisi 17.New York: McGraw-

Hill, 462-473

28. Bethesda,. 1998. Clinical Guidelines on the Identification, Evaluation, and

Treatment of Overweight and Obesity in Adults. National Heart, Lung, and

Blood Institute: NIH Publication No. 98–4083.

Page 94: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

67

29. Hawari Dadang, Prof,Dr,dr. Kanker Payudara dimensi psikoreligi. P:134-139.

Balai penerbit FK UI. Jakarta. 2009

30. Al-Quran surah Al A‟raf : 31

31. Ahmad Syauqi Al-Fanjari, Nilai Kesehatan dalam Syari’at Islam. P:20-21

Bumi Aksara. Jakarta. 1996.

Page 95: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

No No Rekam Medik Umur Jenis Kelamin BB TB IMT

1 260301 64 Perempuan 66 148 30,13

2 293776 42 Perempuan 66 150 29,33

3 323836 45 Perempuan 78 152 33,76

4 329761 46 Perempuan 58 158 23,23

5 336137 33 Perempuan 41 150 18,22

6 336138 33 Perempuan 45 150 20

7 336259 39 Perempuan 50 152 21,64

8 339371 45 Perempuan 79 150 35,11

9 341101 59 Perempuan 68 150 30,22

10 348231 51 Perempuan 70 148 31,95

11 349370 53 Perempuan 55 155 22,89

12 352510 40 Perempuan 74 154 31,20

13 353335 60 Perempuan 64 149 28,82

14 354957 30 Perempuan 51 142 25,29

15 355259 45 Perempuan 55 155 22,89

16 356662 35 Perempuan 59 148 26,93

17 357304 66 Perempuan 60 144 28,93

18 360526 45 Perempuan 60 146 28,14

19 360538 50 Perempuan 68 144 32,79

20 361474 38 Perempuan 60 146 28,14

21 361529 42 Perempuan 70 151 30,70

22 366402 49 Perempuan 51 160 19,92

23 366419 37 Perempuan 61 168 21,61

24 368796 32 Perempuan 50 150 22,22

25 370893 35 Perempuan 45 150 20

26 370983 35 Perempuan 75 150 33,33

27 371193 51 Perempuan 55 160 21,48

28 373246 33 Perempuan 75 150 33,33

29 375602 39 Perempuan 70 148 31,95

30 376134 37 Perempuan 65 147 30,08

31 376699 44 Perempuan 75 150 33,33

32 380836 47 Perempuan 50 154 21,08

33 380926 37 Perempuan 75 150 33,33

34 381312 36 Perempuan 65 151 28,50

35 382407 51 Perempuan 75 150 33,33

No No Rekam Medik Umur Jenis Kelamin BB TB IMT

1 14485 41 Perempuan 48 154 20,23

2 21869 47 Perempuan 58 160 22,65

3 227602 30 Perempuan 60 154 25,29

7 285612 29 Perempuan 58 151 25,43

8 303579 20 Perempuan 50 155 20,81

9 311873 23 Perempuan 60 168 21,25

10 318865 31 Perempuan 45 154 18,97

11 344654 19 Perempuan 56 155 23,30

12 346381 19 Perempuan 60 168 21,25

Page 96: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

13 348735 16 Perempuan 55 145 26,15

14 351427 22 Perempuan 50 161 19,28

15 351449 19 Perempuan 69 148 31,50

16 352397 23 Perempuan 55 148 25,10

17 352523 22 Perempuan 53 144 25,55

18 352983 40 Perempuan 60 148 27,39

19 353125 35 Perempuan 76 150 33,77

20 353278 28 Perempuan 50 142 24,79

21 353384 18 Perempuan 65 155 27,05

22 353970 24 Perempuan 61 140 31,12

23 354170 46 Perempuan 68 152 29,43

24 354421 40 Perempuan 80 150 35,55

25 355296 17 Perempuan 41 150 18,22

26 356109 35 Perempuan 68 155 28,30

27 356584 21 Perempuan 58 160 22,65

28 358266 40 Perempuan 70 150 31,11

29 360989 23 Perempuan 65 155 27,05

30 361608 21 Perempuan 75 169 26,25

31 363174 55 Perempuan 72 150 32

32 364872 30 Perempuan 86 165 31,58

33 365123 17 Perempuan 60 160 23,43

34 365974 36 Perempuan 75 155 31,21

35 367442 23 Perempuan 53 142 26,28

36 367987 30 Perempuan 60 154 25,29

37 368699 19 Perempuan 50 144 22,82

38 368921 28 Perempuan 50 157 20,28

39 372001 20 Perempuan 42 152 18,17

40 380167 43 Perempuan 80 156 32,87

42 380573 35 Perempuan 49 151 21,49

43 382270 22 Perempuan 60 131 34,96

44 382404 53 Perempuan 49 150 21,77

45 382603 21 Perempuan 65 157 26,37

Page 97: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

Diagnosa Umur JK IMT Diagnosa

Tumor Payudara Ganas 2 5 2 1

Tumor Payudara Ganas 2 4 2 2

Tumor Payudara Ganas 2 5 2 3

Tumor Payudara Ganas 2 3 2 4

Tumor Payudara Ganas 2 2 2 5

Tumor Payudara Ganas 2 2 2

Tumor Payudara Ganas 2 2 2

Tumor Payudara Ganas 2 5 2 1

Tumor Payudara Ganas 2 5 2 2

Tumor Payudara Ganas 2 5 2 3

Tumor Payudara Ganas 2 2 2 4

Tumor Payudara Ganas 2 5 2 5

Tumor Payudara Ganas 2 4 2 6

Tumor Payudara Ganas 2 4 2

Tumor Payudara Ganas 2 2 2

Tumor Payudara Ganas 2 4 2 1

Tumor Payudara Ganas 2 4 2 2

Tumor Payudara Ganas 2 4 2

Tumor Payudara Ganas 2 5 2

Tumor Payudara Ganas 2 4 2 1

Tumor Payudara Ganas 2 5 2 2

Tumor Payudara Ganas 2 2 2

Tumor Payudara Ganas 2 2 2

Tumor Payudara Ganas 2 2 2

Tumor Payudara Ganas 2 2 2

Tumor Payudara Ganas 2 5 2

Tumor Payudara Ganas 2 2 2

Tumor Payudara Ganas 2 5 2

Tumor Payudara Ganas 2 5 2

Tumor Payudara Ganas 2 5 2

Tumor Payudara Ganas 2 5 2

Tumor Payudara Ganas 2 2 2

Tumor Payudara Ganas 2 5 2

Tumor Payudara Ganas 2 4 2

Tumor Payudara Ganas 2 5 2

Diagnosa Umur JK IMT Diagnosa

Tumor Payudara Jinak 2 2 1

Tumor Payudara Jinak 2 2 1

Tumor Payudara Jinak 2 4 1

Tumor Payudara Jinak 2 4 1

Tumor Payudara Jinak 2 2 1

Tumor Payudara Jinak 2 2 1

Tumor Payudara Jinak 2 2 1

Tumor Payudara Jinak 2 3 1

Tumor Payudara Jinak 2 2 1

Page 98: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

Tumor Payudara Jinak 2 4 1

Tumor Payudara Jinak 2 2 1

Tumor Payudara Jinak 2 5 1

Tumor Payudara Jinak 2 4 1

Tumor Payudara Jinak 2 4 1

Tumor Payudara Jinak 2 4 1

Tumor Payudara Jinak 2 5 1

Tumor Payudara Jinak 2 3 1

Tumor Payudara Jinak 2 4 1

Tumor Payudara Jinak 2 5 1

Tumor Payudara Jinak 2 4 1

Tumor Payudara Jinak 2 5 1

Tumor Payudara Jinak 2 1 1

Tumor Payudara Jinak 2 4 1

Tumor Payudara Jinak 2 2 1

Tumor Payudara Jinak 2 5 1

Tumor Payudara Jinak 2 4 1

Tumor Payudara Jinak 2 4 1

Tumor Payudara Jinak 2 5 1

Tumor Payudara Jinak 2 5 1

Tumor Payudara Jinak 2 3 1

Tumor Payudara Jinak 2 5 1

Tumor Payudara Jinak 2 4 1

Tumor Payudara Jinak 2 4 1

Tumor Payudara Jinak 2 2 1

Tumor Payudara Jinak 2 2 1

Tumor Payudara Jinak 2 1 1

Tumor Payudara Jinak 2 5 1

Tumor Payudara Jinak 2 2 1

Tumor Payudara Jinak 2 5 1

Tumor Payudara Jinak 2 2 1

Tumor Payudara Jinak 2 4 1

Page 99: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

IMT Class Diagnosa Total Pasien

< 18,5 kg/m2 Underweight Jinak 150

18,5 - 22,9 kg/m2 Normal Ganas 45

23 - 24,9 kg/m2 Overweight

25 - 29,9 kg/m2 Obesitas I

> 30 kg/m2 Obesitas II

Umur

Remaja Akhir (17-25)

Dewasa Awal (26-35)

Dewasa Akhir (36-45)

Lansia Awal (46-55)

Lansia Akhir (56-65)

Manula (>65)

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Diagnosa

Jinak

Ganas

Page 100: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …
Page 101: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

Total Sampel Memenuhi Kriteria

45

35

Page 102: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

LAMPIRAN

1. Data Pasien

No Nomor

Rekam Medik Umur

Jenis Kelamin

BB TB IMT Diagnosa

1 260301 64 Perempuan 66 148 30,13 Tumor Payudara Ganas

2 293776 42 Perempuan 66 150 29,33 Tumor Payudara Ganas

3 323836 45 Perempuan 78 152 33,76 Tumor Payudara Ganas

4 329761 46 Perempuan 58 158 23,23 Tumor Payudara Ganas

5 336137 33 Perempuan 41 150 18,22 Tumor Payudara Ganas

6 336138 33 Perempuan 45 150 20 Tumor Payudara Ganas

7 336259 39 Perempuan 50 152 21,64 Tumor Payudara Ganas

8 339371 45 Perempuan 79 150 35,11 Tumor Payudara Ganas

9 341101 59 Perempuan 68 150 30,22 Tumor Payudara Ganas

10 348231 51 Perempuan 70 148 31,95 Tumor Payudara Ganas

11 349370 53 Perempuan 55 155 22,89 Tumor Payudara Ganas

12 352510 40 Perempuan 74 154 31,20 Tumor Payudara Ganas

13 353335 60 Perempuan 64 149 28,82 Tumor Payudara Ganas

14 354957 30 Perempuan 51 142 25,29 Tumor Payudara Ganas

15 355259 45 Perempuan 55 155 22,89 Tumor Payudara Ganas

16 356662 35 Perempuan 59 148 26,93 Tumor Payudara Ganas

17 357304 66 Perempuan 60 144 28,93 Tumor Payudara Ganas

18 360526 45 Perempuan 60 146 28,14 Tumor Payudara Ganas

19 360538 50 Perempuan 68 144 32,79 Tumor Payudara Ganas

20 361474 38 Perempuan 60 146 28,14 Tumor Payudara Ganas

21 361529 42 Perempuan 70 151 30,70 Tumor Payudara Ganas

22 366402 49 Perempuan 51 160 19,92 Tumor Payudara Ganas

23 366419 37 Perempuan 61 168 21,61 Tumor Payudara Ganas

24 368796 32 Perempuan 50 150 22,22 Tumor Payudara Ganas

25 370893 35 Perempuan 45 150 20 Tumor Payudara Ganas

26 370983 35 Perempuan 75 150 33,33 Tumor Payudara Ganas

27 371193 51 Perempuan 55 160 21,48 Tumor Payudara Ganas

28 373246 33 Perempuan 75 150 33,33 Tumor Payudara Ganas

29 375602 39 Perempuan 70 148 31,95 Tumor Payudara Ganas

30 376134 37 Perempuan 65 147 30,08 Tumor Payudara Ganas

31 376699 44 Perempuan 75 150 33,33 Tumor Payudara Ganas

32 380836 47 Perempuan 50 154 21,08 Tumor Payudara Ganas

33 380926 37 Perempuan 75 150 33,33 Tumor Payudara Ganas

34 381312 36 Perempuan 65 151 28,50 Tumor Payudara Ganas

35 382407 51 Perempuan 75 150 33,33 Tumor Payudara Ganas

Page 103: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

No No Rekam

Medik Umur

Jenis Kelamin

BB TB IMT Diagnosa

1 14485 41 Perempuan 48 154 20,23 Tumor Payudara Jinak

2 21869 47 Perempuan 58 160 22,65 Tumor Payudara Jinak

3 227602 30 Perempuan 60 154 25,29 Tumor Payudara Jinak

7 285612 29 Perempuan 58 151 25,43 Tumor Payudara Jinak

8 303579 20 Perempuan 50 155 20,81 Tumor Payudara Jinak

9 311873 23 Perempuan 60 168 21,25 Tumor Payudara Jinak

10 318865 31 Perempuan 45 154 18,97 Tumor Payudara Jinak

11 344654 19 Perempuan 56 155 23,30 Tumor Payudara Jinak

12 346381 19 Perempuan 60 168 21,25 Tumor Payudara Jinak

13 348735 16 Perempuan 55 145 26,15 Tumor Payudara Jinak

14 351427 22 Perempuan 50 161 19,28 Tumor Payudara Jinak

15 351449 19 Perempuan 69 148 31,50 Tumor Payudara Jinak

16 352397 23 Perempuan 55 148 25,10 Tumor Payudara Jinak

17 352523 22 Perempuan 53 144 25,55 Tumor Payudara Jinak

18 352983 40 Perempuan 60 148 27,39 Tumor Payudara Jinak

19 353125 35 Perempuan 76 150 33,77 Tumor Payudara Jinak

20 353278 28 Perempuan 50 142 24,79 Tumor Payudara Jinak

21 353384 18 Perempuan 65 155 27,05 Tumor Payudara Jinak

22 353970 24 Perempuan 61 140 31,12 Tumor Payudara Jinak

23 354170 46 Perempuan 68 152 29,43 Tumor Payudara Jinak

24 354421 40 Perempuan 80 150 35,55 Tumor Payudara Jinak

25 355296 17 Perempuan 41 150 18,22 Tumor Payudara Jinak

26 356109 35 Perempuan 68 155 28,30 Tumor Payudara Jinak

27 356584 21 Perempuan 58 160 22,65 Tumor Payudara Jinak

28 358266 40 Perempuan 70 150 31,11 Tumor Payudara Jinak

29 360989 23 Perempuan 65 155 27,05 Tumor Payudara Jinak

30 361608 21 Perempuan 75 169 26,25 Tumor Payudara Jinak

31 363174 55 Perempuan 72 150 32 Tumor Payudara Jinak

32 364872 30 Perempuan 86 165 31,58 Tumor Payudara Jinak

33 365123 17 Perempuan 60 160 23,43 Tumor Payudara Jinak

34 365974 36 Perempuan 75 155 31,21 Tumor Payudara Jinak

35 367442 23 Perempuan 53 142 26,28 Tumor Payudara Jinak

36 367987 30 Perempuan 60 154 25,29 Tumor Payudara Jinak

37 368699 19 Perempuan 50 144 22,82 Tumor Payudara Jinak

38 368921 28 Perempuan 50 157 20,28 Tumor Payudara Jinak

39 372001 20 Perempuan 42 152 18,17 Tumor Payudara Jinak

40 380167 43 Perempuan 80 156 32,87 Tumor Payudara Jinak

42 380573 35 Perempuan 49 151 21,49 Tumor Payudara Jinak

43 382270 22 Perempuan 60 131 34,96 Tumor Payudara Jinak

Page 104: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

44 382404 53 Perempuan 49 150 21,77 Tumor Payudara Jinak

45 382603 21 Perempuan 65 157 26,37 Tumor Payudara Jinak

Page 105: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

2. Analisis Data SPSS

Frequencies

Statistics

OBESITAS TUMOR UMUR JENISKELAMIN

N Valid 76 76 76 76

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

OBESITAS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

.0 29 38.2 38.2 38.2

1.0 47 61.8 61.8 100.0

Total 76 100.0 100.0

TUMOR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.0 21 27.6 27.6 27.6

2.0 55 72.4 72.4 100.0

Total 76 100.0 100.0

UMUR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.0 21 27.6 27.6 27.6

2.0 15 19.7 19.7 47.4

3.0 25 32.9 32.9 80.3

4.0 12 15.8 15.8 96.1

5.0 2 2.6 2.6 98.7

6.0 1 1.3 1.3 100.0

Total 76 100.0 100.0

Page 106: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

JENISKELAMIN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.0 76 100.0 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

OBESITAS * TUMOR 76 100.0% 0 0.0% 76 100.0%

OBESITAS * TUMOR Crosstabulation

TUMOR Total

1.0 2.0

OBESITAS

.0

Count 17 12 29

Expected Count 8.0 21.0 29.0

% within OBESITAS 58.6% 41.4% 100.0%

% within TUMOR 81.0% 21.8% 38.2%

% of Total 22.4% 15.8% 38.2%

1.0

Count 4 43 47

Expected Count 13.0 34.0 47.0

% within OBESITAS 8.5% 91.5% 100.0%

% within TUMOR 19.0% 78.2% 61.8%

% of Total 5.3% 56.6% 61.8%

Total

Count 21 55 76

Expected Count 21.0 55.0 76.0

% within OBESITAS 27.6% 72.4% 100.0%

% within TUMOR 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 27.6% 72.4% 100.0%

Page 107: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 22.520a 1 .000

Continuity Correctionb 20.084 1 .000

Likelihood Ratio 22.898 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 22.224 1 .000

N of Valid Cases 76

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.01.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 108: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …
Page 109: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …
Page 110: RELATIONS BETWEEN OBESITY AND THE OCCURRENCE OF …