relasi kuasa media dalam siaran langsung sidang kasus

169
RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS PEMBUNUHAN MIRNA DI tvOne SKRIPSI KHAIRULLAH 130904165 JURNALISTIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG

KASUS PEMBUNUHAN MIRNA DI tvOne

SKRIPSI

KHAIRULLAH

130904165

JURNALISTIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG

SIDANG KASUS PEMBUNUHAN MIRNA DI tvOne

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Program Strata (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

KHAIRULLAH

130904165

JURNALISTIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 3: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun

dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari

saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai

dengan hukum yang berlaku

Nama: Khairullah

NIM: 130904165

Tanda Tangan:

Tanggal:

Universitas Sumatera Utara

Page 4: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

i

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Khairullah

NIM : 130904165

Departemen : Ilmu Komunikasi (Jurnalistik)

Judul : Relasi Kuasa Media Dalam Siaran Langsung Sidang

Kasus Pembunuhan Mirna di tvOne.

Medan, 19 Januari 2017

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Syafruddin Pohan, M.Si., Ph.D. Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A.

NIP. 195812051989031002 NIP. 196208281987012001

Dekan FISIP USU

Dr. Muryanto Amin, M.Si

NIP. 197409302005011002

Universitas Sumatera Utara

Page 5: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

ii

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Khairullah

NIM : 130904165

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Relasi Kuasa Media Dalam Siaran Langsung

Sidang Kasus Pembunuhan Mirna Di tvOne

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji : ( )

Penguji : ( )

Penguji Utama : ( )

Ditetapkan di :

Tanggal :

Universitas Sumatera Utara

Page 6: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

iii

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi Allah Jalla Wa „Azza

atas segala berkah dan rahmat-Nya, saya dapat merampungkan tugas akhir ini.

Penulisan skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menggapai

gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Universitas Sumatera Utara (USU). Saya menyadari sebagai „one body‟s no

perfect‟ bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak semenjak masa

perkuliahan sampai dengan penyusunan skripsi ini, tentu sangatlah sulit bagi saya

untuk merampungkannya. Oleh karena itu, saya meng-haturnuwun-kan ribuan

rasa terima kasih terutama kepada Bapak „Mustafa Usman‟ yang telah

membanting tulang, memeras keringat demi pendidikan tinggi yang dapat

ditempuh anaknya. Mamak „Zainabon‟ yang senantiasa mendoakan saya dan

menguatkan hati saya bahwa saya mampu menjadi sarjana pertama di keluarga

besar kita. Adik-adik saya; Yuliza Zahara, Muhammad Dhavid dan Nanda

Musriana yang telah membesarkan hati abangmu ini untuk tetap bersemangat

dalam mengerjakan skripsinya. Tak luput, juga jutaan rasa terimakasih saya

kepada:

(1) Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si., selaku Dekan FISIP USU

yang baru, namun telah berkiprah dengan sangat baik dalam

membangun FISIP lebih tertib kedepannya, baik dari segi kualitas

maupun fasilitas. Salut, Pak! Semoga kinerja Bapak berpengaruh

terhadap efektifitas belajar kami di kampus tercinta kedepannya.

(2) Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A. selaku Ketua Departemen Ilmu

Komunikasi FISIP USU, yang telah mengayomi kami mahasiswa/i

dengan penuh rasa keibuan.

(3) Bapak Drs. Syafruddin Pohan, M.Si, Ph.D selaku dosen pembimbing

yang telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya. Tak luput

tenaga serta sumbangsih pemikiran beliau yang amat sangat berarti

Universitas Sumatera Utara

Page 7: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

iv

Universitas Sumatera Utara

guna mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini. Saya juga

teringat dengan pesan Bapak, seperti: “Membuat skripsi itu ibarat

pemulung yang mengutip sana-sini, namun pemulung yang fair dan

beretika”. Terimakasih banyak, Pak. Sebagaimana dulu yang saya

pelajari di pesantren “Al-„ilmu bi la „amalin kasy syajari bila

tsamarin” (Ilmu yang diamalkan itu ibarat pohon yang berbuah).

(4) Kak Emilia Ramadhani, S.Sos, S.Psi, M.A. selaku dosen pengasuh

saya, yang telah menuntun saya untuk lebih baik dalam setiap semester

perkuliahan yang saya lalui.

(5) Sahabat saya di Wadimor Kembang: Reza Andika Putra „Teddy Bear‟,

Danang Bimantara „The Smiling Photographer‟, Hendro Joko Priyono

„Timnas Garuda Jaya‟ dan Willy Tan „Koko‟ serta Muhammad

Kurniawan „The Leader‟ juga Muhammad Aji Nasution „Pak Ustadz‟

dan Ariga Noorhadi „Komandan‟ yang selalu ada dalam setiap tapak

tilas kehidupan „kampus‟ saya. Dan membuktikan bahwa hidup saya di

dunia ini tidaklah sendiri ibarat yang dialami Naruto ataupun Gaara.

Terimakasih, thankyou, syukran, xie-xie sahabatku atas segala

dorongan semangatnya. Best friends never say goodbye, but see you

soon :‟)

Teman-temanku Dedi Syahputra „Langkat‟, Arpendi „Padang-Jambi-

Kerinci‟, Ade „Gemblong‟, Arief Hariyono „Kuantan Singingi, Riau‟,

Rizki Mitra Hamdani „KIMIT PRODUCTION‟, Alfi Rahmat Faisal

„Saingan Berat‟, Riska Lie Fany „Pernah suka‟, Nadira Lorencia Utami

„Pernah suka juga, hehe‟, dan teman-teman di Komunikasi USU 2013,

yang juga ikut mendukung pengerjaan skripsi ini secara moril.

Terimakasih, teman-teman!

(6) Buat Bapak kost, Pak Min dan Ibu Kost yang cantik, Ibu Ida yang

selalu setia menanyakan saya, “Rul, uda siap skripsinya???”. Hehehe.

Juga kepada seluruh tetangga kost saya yang sudah seperti keluarga

sendiri. Hihi.

(7) Buat kamu Ira el Humaira, perempuan yang selalu membuat saya

cemburu karena at the last kamu memilih yang lain. Tapi tidak apa-

Universitas Sumatera Utara

Page 8: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

v

Universitas Sumatera Utara

apa. Sebab itu mengajarkan saya, bahwa cinta seharusnya tidak seperti

channel tv. Tidak suka acaranya, ambil remote ganti saluran. Beres!

Akan tetapi cinta itu semestinya ibarat Film Bollywood; dramatis,

puitis, sesuatu yang sakral, indah, suci, penuh kesedihan, ratapan,

kehancuran, kebahagiaan, kecemburuan dan harapan!

(8) Dan terakhir, kepada Mbak Jessica Kumala Wongso, yang walau

bagaimanapun telah menjadi bagian tak terpisahkan dari penelitian

skripsi saya. Semoga kedepannya kita bertemu Mbak untuk saya

haturkan terimakasih....

Akhirul kalam, saya berharap Allah Subhanallahu Wa Ta‟ala berkenan

membalas segala kebaikan semua pihak yang telah berjasa membantu saya.

Semoga kiranya skripsi ini dapat membawa manfaat bagi pengembangan ilmu

komunikasi, khususnya di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Amin....

Jamah aku Benua Eropa. Biarkan aku selami mata gadis-gadismu yang biru.

Bermain dingin di atas putihnya salju. Merasakan bagaimana musim gugur itu.

dengan diselimuti daun-daun yang rontok dari pohonnya. Mendengar cara orang

Eropa berbicara: Sengau dan elegan!

Tapi, hidup di sana tidaklah mudah. Sebab kita pergi untuk mengejar mimpi,

meraih asa dan cita. Bukan cinta. Musabab tak elok bercinta, di kala negeri kita

kalut dilanda miskin, lapar, pengangguran dan korupsi menjalar bak penyakit

kronis. Dan seperti kata Arai dalam Edensor: “Gantunglah cita-citamu setinggi

bintang di langit, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu. Tanpa cita-cita itu

sebuah tragedi buat manusia”. Maka, biar limbung, biar hanyut, biar tergerus, biar

mati aku. Bercita-citalah!

Wahe aneuek bek taduek le/ Beudoh sare tabila bansa// Bek tatakot keu darah

ile/ Adak pih mate poma ka rela// (Bangunlah anakku, janganlah duduk kembali/

Berdiri bersama pertahankan bangsa// Jangan pernah takut walaupun darah harus

mengalir/ Sekiranya engkau mati, ibu telah rela//.... Allah hai Po ilahon hak/

Gampong jarak han troh lon woe// Adak na bulee ulon teureubang/ Mangat rijang

trok u nanggroe// (Allah Sang Pencipta yang punya kehendak/ Jauhnya

kampungku tak sampai untuk ku kembali// Seandainya ku punya sayap untuk

terbang/ Supaya lekas sampai kembali, Aceh....//) –Lirik syair Aceh „Dodaidi‟

Universitas Sumatera Utara

Page 9: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

vi

Universitas Sumatera Utara

Medan,

Peneliti

Universitas Sumatera Utara

Page 10: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

vii

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang

bertandatangan di bawah ini:

Nama : Khairullah

NIM : 130904165

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Universitas : Universitas Sumatera Utara (USU)

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan

kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-ekslusif

Royalty – Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG

KASUS PEMBUNUHAN MIRNA DI tvOne

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Nonekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/

format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan

mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak

Cipta.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

viii

Universitas Sumatera Utara

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal :

Yang Menyatakan,

( )

Universitas Sumatera Utara

Page 12: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

ix

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Relasi Kuasa Media Dalam Siaran Langsung Sidang

Kasus Pembunuhan Mirna Di tvOne”. Penelitian ini memfokuskan pada

analisis wacana kritis yang kualitatif. Penelitian ini memakai paradigma

kritis sebagai pendekatan. Sedangkan pisau analisis atau instrumen analisa

data, peneliti menggunakan teknik analisis wacana kritis yang dibuat oleh

Norman Fairclough dan teori komodifikasi milik Ekonomi Politik Media

Vincent Mosco, serta Post Structural Pierre Bourdieu. Dalam penelitian

ini, peneliti berusaha meneliti bagaimana praktik wacana dibalik produksi

acara pada siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne, dan

mengetahui relasi kuasa media dilihat dari komodifikasi pada siaran

langsung tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti subjek yang

diambil dari tvOne, yang merupakan salah satu televisi swasta yang paling

gencar memberitakan sidang tersebut secara live sampai berjam-jam

lamanya, dimana dikhususkan memilih subjek penelitian yang

berhubungan dengan pemberitaan mengenai sidang kasus kematian Mirna.

Adapun tvOne, yang akan diteliti ialah siaran langsung sidang kasus

pembunuhan Mirna dari tanggal 15 Juni 2016 (sidang ke-1) sampai dengan

27 Oktober 2016 (sidang ke-31). Sesuai dengan fokus masalah yang akan

diteliti yaitu “Bagaimana relasi kuasa media dalam siaran langsung sidang

kasus pembunuhan Mirna di tvOne?”, dimana dalam penelitian ini peneliti

mendapatkan hasil tentang adanya praktik wacana dibalik acara tersebut

guna mendapatkan keuntungan oleh para relasi kuasa medianya.

Kata kunci:

Sidang Pembunuhan Mirna, Relasi Kuasa Media, Analisis Wacana Kritis

Norman Fairclough.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

x

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

This study contains research on media power relations in a live broadcast

Mirna murder trials in tvOne. This study focuses on the qualitative critical

discourse analysis. The study used the critical paradigm as an approach.

While the analysis knife or instrument data analysis, researchers used a

technique of critical discourse analysis made by Norman Faiclough and

commodification theory belong to the political economy of media Vincent

Mosco, also Post Structural Pierre Bourdieu. In this study, researchers

sought to examine how the practice of discourse behind production of the

show on the live broadcast Mirna murder trials in tvOne, and knowing the

power relations of the commodification of media seen of the live

broadcast. In this study, researchers examined the subject taken from

tvOne, which is one of the most intense private television proclaiming the

trial live up to many hours, which is devoted select research subjects

related to the news about the death of Mirna hearing the case. As for

tvOne, which will be examined is the live broadcast Mirna murder trials of

the date of June 15, 2016 (session 1st) until October 27, 2016 (session

31st). In accordance with the focus issues to be studied are “How media

power relations in a live broadcast Mirna murder trials in tvOne?”, which

in this study the researchers get the results of their discourse practices

behind the event in order to gain an advantage by his media power

relations.

Keywords:

Murder Trial Mirna, Relation Powerfull Media, Critical Discourse

Analysis Norman Fairclough.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

xi

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iii

KATA PENGANTAR....................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...................... viii

ABSTRAK............................................................................................................ x

DAFTAR ISI....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Konteks Masalah.......................................................................................... 1

1.2. Fokus Masalah.............................................................................................. 5

1.3. Tujuan Penelitian........................................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian........................................................................................ 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Paradigma Kajian........................................................................................... 7

2.1.1. Paradigma Kritis...................................................................................... 8

2.1.2. Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough........................................... 10

2.2. Kajian Pustaka............................................................................................... 13

2.2.1. Kerangka Teori........................................................................................ 15

2.2.2. Komunikasi Massa................................................................................... 15

2.2.3. Televisi.................................................................................................... 16

2.2.3.1. Program Siaran Televisi.................................................................... 18

Universitas Sumatera Utara

Page 15: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

xii

Universitas Sumatera Utara

2.2.3.2. Sejarah Singkat tvOne...................................................................... 20

2.2.3.3. Visi, Misi, Kebijakan Mutu serta Filosofi Logo tvOne.................... 23

2.2.3.4. Program-Program tvOne................................................................... 25

2.2.4. Berita dan Informasi............................................................................... 26

2.2.5. Teori Ekologi Media............................................................................. 27

2.2.6. Pendekatan Ekonomi Politik Media....................................................... 28

2.2.7. Agenda Setting Media........................................................................... 35

2.2.8. Filsafat Post Structuralis Pierre Bourdieu............................................ 39

2.2.9. Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough......................................... 45

2.3. Model Teoritis.............................................................................................. 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian.......................................................................................... 49

3.2. Objek Penelitian............................................................................................ 49

3.3. Subjek Penelitian............................................................................................ 49

3.4. Unit Analisis.................................................................................................. 50

3.5. Metode Analisis Data..................................................................................... 50

3.6. Kerangka Analisis......................................................................................... 50

3.7. Teknik Pengumpulan Data............................................................................ 50

3.8. Keabsahan Data............................................................................................ 51

3.9. Teknik Analisis Data..................................................................................... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian........................................................................................... 53

4.2. Pembahasan.................................................................................................. 68

4.2.1. Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough......................................... 68

4.2.1.1. Analisis Level Sociocultural Practise.............................................. 68

4.2.2. Analisis Relasi Kuasa Media................................................................. 80

4.2.2.1. Komodifikasi................................................................................... 80

4.2.3. Analisis Pemikiran Pierre Bourdieu...................................................... 100

Universitas Sumatera Utara

Page 16: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

xiii

Universitas Sumatera Utara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan...................................................................................................... 107

5.2. Saran............................................................................................................. 109

Universitas Sumatera Utara

Page 17: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

xiv

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1 Jumlah Sidang Kasus Pembunuhan Mirna di tvOne 55

4.2 Dua model berlawanan dari kekuatan media 97

Universitas Sumatera Utara

Page 18: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

xv

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Relasi Kuasa tvOne 21

2.2 Logo tvOne 24

2.3 Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough 46

2.4 Model Teoritis 48

4.1 Model Hierarki faktor-faktor yang mempengaruhi isi media 75

4.2 Struktur perusahaan tvOne 78

4.3 Jumlah pendapatan media yang menyiarkan secara langsung 86

sidang kasus pembunuhan Mirna

4.4 Media sebagai titik pusat dari tiga macam pengaruh 95

yang saling tumpang tindih

Universitas Sumatera Utara

Page 19: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

xvi

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Biodata Peneliti

2. Daftar Absensi Seminar Proposal

3. Lembar Nilai Seminar Proposal

4. Daftar Bimbingan Skripsi

5. Sekilas Tentang Kasus Pembunuhan Mirna

6. Screenshoot siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne

7. Screenshoot tampilan media daring tirto.id

8. Opini Todung Mulya Lubis di Kompas, edisi 14 Oktober 2016

Universitas Sumatera Utara

Page 20: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Konteks Masalah

Di era persaingan industri pertelevisian di Indonesia, para pengelola

stasiun tv berlomba-lomba untuk menyiarkan suatu tayangan yang akan menyedot

perhatian publik. Hal tersebut dapat menghasilkan rating dan share yang tinggi,

dan tentunya berimbas pula kepada banyaknya pemasukan iklan (baca: ekonomi

media). Sayang, semangat mencari untung kerap tidak diimbangi dengan

penayangan informasi yang bermutu serta bermanfaat bagi khalayak pemirsanya.

Itulah kenapa tv sekelas tvOne, KOMPAS TV dan iNewsTV begitu

masifnya dalam menayangkan siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna.

Ibarat serial sinetron yang tiada habisnya. Nonstop! Tentunya, relasi kuasa di

dalam sebuah institusi media jelas mengambil peranan penting dalam hal ini.

Sehingga siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna tetap berani

ditayangkan, walau memakan waktu sampai berjam-jam lamanya dan ber-episode

setiap pekannya.

Padahal, Koordiantor Bidang Isi Siaran KPI (Komisi Penyiaran

Indonesia), Hardly Stefano telah mengkritisi lamanya durasi waktu penayangan

sidang tersebut, “Dengan durasi tayang sepanjang berlangsungnya sidang, apa

substansi yang hendak disampaikan?” ujarnya dalam diskusi bertajuk

“Persidangan Kopi Bersianida, Jurnalisme TV dan Frekuensi Publik”, yang

diselenggarakan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) di Dewan Pers, Jakarta

Rabu (31/8/2016) (http://harian.analisadaily.com).

Namun, ketiga televisi di atas malah semakin gencar menayangkan sidang

kasus pembunuhan Mirna. Tak terkecuali tvOne yang memang kerap

menyiarkannya secara live. TV yang sahamnya dimiliki Grup Bakrie pada tahun

2006 ini telah menayangkan sidang sebanyak 31 kali (sesuai dengan jumlah

sidang terakhir Jessica).

Namun tak banyak yang melihat, bahwa faktor pemilik modal menjadi salah

satu ancaman yang potensial untuk terjadinya pelanggaran atas hak menyiarkan

informasi, dan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang

sesungguhnya.... (AJI dalam Hamid dan Budianto, 2011: 42).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Page 21: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

2

Universitas Sumatera Utara

Selain durasi tayangan sidang yang berlebihan, sebagian masyarakat juga

mulai bosan dengan permasalahan yang diperdebatkan di dalam sidang seperti:

masalah flashdisk, video rekaman, CCTV, posisi duduk, meja 54, ekspresi Jessica

hingga tanaman hias antara kubu JPU (Jaksa Penuntut Umum) versus kubu

Jessica yang seakan tidak ada ujungnya.

Terbukti, tertanggal 12 Oktober 2016 sebagaimana dikutip dari Tempo.co,

KPI telah melayangkan surat peringatan kepada 3 stasiun tv di atas. KPI

memberikan peringatan itu karena ketiga tv tersebut tidak berupaya memperbaiki

pemberitaan kasus sesuai surat imbauan KPI NO 636/ K/ KPI/ 08/ 16 tertanggal

12 Agustus 2016 silam. Setidaknya, KPI Pusat telah menerima 114 pengaduan,

diantaranya: 30 melalui email, 75 melalui twitter, 6 SMS, dan 3 lewat Facebook

KPI. Pengaduan diantaranya menyangkut durasi penayangan yang terlalu lama,

sehingga mengurangi kesempatan pemirsa untuk memperoleh ragam informasi

lain, muatan ungkapan kata-kata kasar/tidak sopan, judul berita yang tendensius,

penggambaran detail sianida yang dapat ditafsirkan menjadi tutorial pembunuhan,

mempertanyakan manfaat berita itu bagi pemirsa, dan dampak berita bagi

perkembangan jiwa anak dan remaja.

Hal senada terdapat dalam opini yang dituliskan Todung Mulya Lubis,

Advokat Senior yang juga ikut menyuarakan kegelisahannya.

Dalam konteks peradilan Jessica Kumala Wongso yang disiarkan beberapa

stasiun televisi. Saya berpendapat, liputan langsung semua acara persidangan oleh

televisi berpotensi menggerogoti nilai-nilai keadilan yang hendak dicapai

pengadilan. Hal ini disebabkan persidangan pengadilan telah berubah jadi “teater

terbuka” yang bisa ditonton semua orang, termasuk saksi fakta dan ahli yang

kemudian akan bersaksi. Hakim, jaksa, advokat, saksi ahli, dan terdakwa tiba-tiba

menjelma menjadi aktor dan aktris yang harus memerankan peran mereka di

panggung teater, menjaga penampilan, dan mendengar suara-suara penonton.

Bukan mustahil dalam situasi seperti ini obyektivitas dinegasikan karena

kepedulian akan “citra” dan suara yang berkembang di masyarakat. Hal ini sangat

mungkin terjadi apalagi pemberitaan media bisa juga bias dan bisa juga disetir

pihak tertentu yang ingin membentuk opini publik. Alhasil, tak ada yang steril

dari pengaruh dan terutama hakim. Situasi seperti ini berbahaya karena akan

mengganggu independensi dan obyektivitasnya (KOMPAS, edisi 14 Oktober

2016).

Dalam perspektif Ekonomi Politik Media Vincent Mosco, media memang

kerap melanggar guna mendapatkan untung. Sebab, media mampu menghasilkan

pendapatan dalam perekonomian. Tidak hanya itu, media massa juga bisa

Universitas Sumatera Utara

Page 22: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

3

Universitas Sumatera Utara

menyebarkan dan memperkuat struktur ekonomi dan politik tertentu. Serta yang

terpenting, media tidak hanya sekedar mempunyai fungsi kontrol sosial

“Watchdog” semata, melainkan juga mampu menjalankan fungsinya di sektor

ideologis.

Istilah “Ekonomi Politik Media” diperkenalkan oleh Vincent Mosco.

Secara sederhana, teori ini menyatakan media sebagai institusi politik dan

ekonomi yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi khalayaknya. Terlebih

dalam sistem industri kapitalis media saat ini, dimana penguasaan televisi oleh

kapitalis tidak hanya disebabkan oleh televisi sendiri memang hidup dari kekuatan

modal raksasa. Namun, membangun televisi membutuhkan investasi dalam

jumlah yang besar, mengingat teknologi media adalah teknologi yang amat mahal

dengan jumlah produksi yang eksklusif. Sehingga, televisi kemudian menangkap

ini sebagai yang bukan untuk mencari muka, namun sebuah komoditas siaran

yang amat dinanti-nantikan pemirsa (Bungin, 2008: 52).

Oleh karena itu, stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis

program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada

dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama

program itu menarik dan disukai audiens. Dan, dalam hal ini audiens dipahami

dengan menggunakan pendekatan ilmu pemasaran karena audiens adalah

konsumen yang memiliki kebutuhan terhadap program (produk) (Morrisan, 2008:

171). Isi media massa, khususnya media penyiaran juga sangat dipengaruhi oleh

berbagai tekanan internal dan eksternal yang dialami media penyiaran

bersangkutan sebagai organisasi (Morissan, 2008: 241).

Adapun, Cohen (dalam Hamid dan Budianto, 2011: 56) menyatakan:

That is a new era of television. In television, journalism is no longer a

calling. It‟s a big deal job with a fat pay-check. Objective have changed. We are

audience driven now. We‟re not (anymore) mission driven: propolled by our

responsibility to inform. We‟re just here to entertain, to soothe. We‟re here to sell

our wares. (Di era baru televisi kini. Di televisi, jurnalis bukan lagi sebuah

panggilan. Melainkan sebuah kesepakatan kerja dengan gaji besar. Tujuan telah

berubah. Kita sekarang didorong oleh penonton. Kita tidak lagi didorong oleh

misi dan tanggung jawab untuk menginformasikan. Kita disini hanya untuk

menghibur, untuk menenangkan. Kita disini untuk menjual barang-barang kita).

Media massa harus diberi perhatian lebih pada level kepemilikan

medianya, praktik-praktik pemberitaan, periklanan, serta dinamika industri

Universitas Sumatera Utara

Page 23: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

4

Universitas Sumatera Utara

televisi di dalamnya. Musabab, semuanya mempunyai keterikatan antara satu

dengan yang lain. Menurut Altschull (dalam Morrisan, 2008: 258): The content of

the news media always reflects the interest of those who finance the press (Isi

berita di media selalu mencerminkan kepentingan mereka yang membiayai media

tersebut).

Lazim diketahui publik bahwa tujuan dari kebanyakan program siaran

televisi adalah untuk mendapatkan sebanyak-banyak mungkin audiens. Sebab

seperti dikatakan Morrisan (2008: 291), bahwa pemasang iklan mengeluarkan

banyak dana untuk memasarkan dan mempromosikan produk mereka kepada

audiens. Semakin besar audiens yang dapat dijaring, maka semakin mahal tarif

iklan yang harus dibayarkan. Potensi pendapatan perusahaan juga akan meningkat

dan keuntungan juga semakin besar. Sebaliknya, jika tidak ada atau hanya tersedia

sedikit audiens, maka tidak akan ada pemasang iklan yang datang; tidak ada

keuntungan alias tidak akan ada televisi.

Setidaknya ada tiga konsep awal dalam pendekatan Ekonomi Politik

Media Vincent Mosco, yaitu: 1. Commodification (komodifikasi): Segala sesuatu

dikomoditaskan atau dianggap sebagai barang dagangan, sekaligus sebagai alat

guna mendapatkan keuntungan. Tiga hal yang saling terkait dengan hal ini ialah

media, jumlah audience dan iklan. 2. Spatialization (spasialisasi): Proses

mengatasi hambatan berupa jarak dalam kehidupan sosial untuk kemudian

dikomoditaskan. Serta, 3. Structuration (strukturasi): Penyeragaman ideologi

secara tersruktur. Jadi, pemimpin redaksi koran ataupun tv daerah adalah

“kiriman” pusat. Hal ini menimbulkan penyeragaman isi berita, sekaligus ideologi

yang memang sukar untuk dihindari.

Apalagi, Herbert Altschull (dalam Severin dan Tankard, 2008: 384)

menyimpulkan beberapa hal, seperti: 1) Dalam semua sistem pers, media berita

mewakili pihak yang menjalankan kekuasaan politik dan ekonomi. Surat kabar,

majalah, dan penyiaran bukanlah aktor independen, meski mereka mempunyai

potensi untuk menjalankan kekuasaan independen. 2) Isi berita selalu

menunjukkan kepentingan dari orang-orang yang membiayai pers.

Altschull dalam edisi pertamanya, “Agent of Power” juga pernah

menuliskan:

Universitas Sumatera Utara

Page 24: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

5

Universitas Sumatera Utara

Sejarah pers menunjukkan bahwa surat kabar dan variasi model cenderung

mementingkan kepentingan pemilik, sedangkan pada saat yang sama

melanggengkan kesan bahwa pers adalah untuk melayani kepentingan pengguna

berita. Terlalu berangan-angan bila berharap bahwa media berita akan berbelok

180 derajat dan mencemoohkan keinginan pemilik.

Dengan demikian, kepemilikan media (media ownership) mempunyai arti

penting untuk melihat peran, ideologi, konten media dan efek yang ditimbulkan

media kepada masyarakat. Sebab, dalam pandangan Mosco, bila seseorang atau

sekelompok orang dapat mengontrol masyarakat berarti dia telah berkuasa secara

de facto, walaupun tidak secara de jure (memiliki tampuk kekuasaan di eksekutif,

legislatif ataupun yudikatif).

Dari perspektif ini, maka relasi kekuasaan pemilik media berimplikasi

terhadap muatan pemberitaan yang kerap mengkalkulasikan segi ekonomi

terlebih-lebih politik. Berdasarkan konteks masalah yang telah dipaparkan di atas,

maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang relasi kuasa media dalam siaran

langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne.

1.2. Fokus Masalah

Dari paparan yang telah diuraikan di atas, maka fokus masalah penelitian

ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana Relasi Kuasa Media dalam Siaran

Langsung Sidang Kasus Pembunuhan Mirna Di tvOne?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui praktik wacana dibalik

produksi acara pada siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna

Di tvOne.

2. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui relasi kuasa media dilihat

dari komodifikasi pada siaran langsung sidang kasus pembunuhan

Mirna Di tvOne.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

6

Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi dalam menambah dan

memperluas khazanah penelitian komunikasi dan menjadi referensi

tambahan bagi mahasiswanya, khususnya mahasiswa Ilmu

Komunikasi FISIP USU.

2. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, bagi ilmu pengetahuan penelitian ini diharapkan

mampu memberikan kontribusi dan memperluas wawasan yang

berkaitan dengan relasi kuasa media terhadap sejumlah penayangan

produk atau content di suatu media.

3. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

menjadi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan

terkait tentang relasi kuasa media dalam siaran langsung sidang kasus

pembunuhan Mirna di tvOne.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Paradigma Kajian

Istilah paradigma diperkenalkan oleh Thomas S. Kuhn dalam bukunya

“The Structure of Scientific Revolutions”. Makna dari kata itu adalah pola, berasal

dari paradeigma (bahasa latin). Mengenai istilah paradigma ini Lili Rasjidi (2003:

103) menulis sebagai berikut:

Oleh Kuhn istilah ini dipergunakan untuk menunjuk dua pengertian utama.

Pertama, sebagai totalitas konstelasi pemikiran, keyakinan, nilai, persepsi dan

tekhnik yang dianut oleh akademisi maupun praktisi disiplin ilmu tertentu yang

memengaruhi cara pandang realitas mereka. Kedua, sebagai upaya manusia untuk

memecahkan rahasia ilmu pengetahuan yang mampu menjungkirbalikkan semua

asumsi ataupun aturan yang ada.

Adapun peneliti lebih condong mengartikan paradigma sebagai suatu

kepercayaan atau prinsip dasar yang ada dalam diri seseorang tentang bagaimana

memandang dunia (worldview) atau menggunakan sudut pandang tertentu dalam

menyikapi dunia. Sedangkan, penelitian sejatinya merupakan suatu upaya untuk

menemukan suatu kebenaran atau untuk lebih membenarkan suatu hal yang telah

benar.

Sedangkan, paradigma komunikasi adalah sudut pandang dalam melihat

objek yang diamati. Thomas S. Kuhn menyatakan, paradigma adalah kerangka

yang menjadi dasar kebijakan akan kebenaran. Paradigma juga merupakan

kelanjutan cara berpikir perspektif (sudut pandang atau cara pandang terhadap

fakta realitas). Dalam filsafat komunikasi ada sejumlah paradigma:

1. Paradigma Klasik/Positivistik, yang menempatkan ilmu sosial sebagai

gejala alam atau fisik. Paradigma ini bertujuan untuk mencari

kausalitas guna memprediksi gejala-gejala umum dari bentukan negara

sosial.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Page 27: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

8

Universitas Sumatera Utara

2. Paradigma Konstruktivisme, yang memandang ilmu komunikasi

sebagai analisis sistematis terhadap tindakan yang penuh

kebermaknaan.

3. Paradigma Kritis, yang mendefinisikan ilmu sebagai suatu proses yang

secara kritis berusaha mengungkapkan fenomena nyata, dibalik sebuah

ilusi ataupun kesadaran palsu yang mencuat di permukaan. Tujuannya

ialah untuk membentuk kesadaran sosial agar di kemudian hari dapat

diperbaiki.

Maka, sejumlah hal mendasar yang membedakan ketiga paradigma di atas

antara lain: Konsepsi tentang ilmu sosial, asumsi tentang masyarakat, manusia,

realitas sosial, keberpihakan moral, dan juga komitmen terhadap hal-hal tertentu.

2.1.1. Paradigma Kritis

Paradigma kritis bersumber dari pemikiran Frankfurt School (Sekolah

Frankfurt) kala Jerman tengah mengalami proses propaganda besar-besaran ala

Hitler. Media dipenuhi prasangka, retorika dan propaganda. Media dijadikan oleh

pemerintah untuk mengontrol publik, menjadi sarana pemerintah untuk

mengobarkan semangat perang.

Berangkat dari rentetan sejarah itu, maka media dipandang bukanlah

sebagai entitas yang netral, tetapi bisa dikuasai oleh kelompok yang dominan.

Dari pemikiran Frankfurt School ini lah lahir pemikiran paradigma kritis.

Pernyataan utama dari paradigma ini ialah adanya kekuatan-kekuatan yang

berbeda dalam masyarakat yang mengontrol proses komunikasi.

Dalam penelitian ini paradigma yang digunakan adalah paradigma kritis.

Dalam tulisan Eriyanto (2001: 22-23) disebutkan bahwa paradigma kritis

dipengaruhi oleh ide dan gagasan Marxis yang melihat masyarakat sebagai suatu

sistem kelas. Masyarakat dilihat sebagai suatu sistem dominasi, dan media adalah

salah satu bagian dari sistem dominasi tersebut. Dimana menggambarkan

wartawan yang bekerja dalam suatu sistem produksi berita bukanlah otonom,

bukan pula bagian dari suatu sistem yang stabil, tetapi merupakan praktik

ketidakseimbangan dan dominasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

9

Universitas Sumatera Utara

Paradigma ini juga sebanding dengan post-positivisme yang menilai objek

atau realitas secara kritis (critical realism). Paradigma kritis juga mempunyai

pandangan tertentu bagaimana media, dan pada akhirnya berita harus dipahami

dalam keseluruhan proses produksi dan struktur sosial.

Jadi, paradigma kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan

konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi makna. Paradigma

kritis lebih menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses

produksi makna. Berarti bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagai

representasi yang berperan dalam membentuk subjek, tema dan strategi-strategi

tertentu di dalamnya. Musabab itu, paradigma kritis digunakan untuk

membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses komunikasi.

Namun, pengertian kritis disini bukan untuk diartikan secara negatif

sebagai penentang untuk memperlihatkan keburukan-keburukan dari subjek yang

diperiksa semata. Melainkan kata kritis mengandung makna refleksi diri melalui

proses, dan membuat struktur relasi kekuasaan serta ideologi yang semula tampak

kabur menjadi terang.

Secara metodologis paham ini mengajukan metode untuk menemukan

kebenaran realitas yang hakiki. Hubungan antara pengamat dengan realitas yang

menjadi objek merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan. Karena itu, aliran

ini lebih menekankan pada konsep subjektivitas dalam menemukan suatu ilmu

pengetahuan, karena nilai-nilai yang dianut oleh pengamat ikut campur dalam

menentukan kebenaran tentang suatu hal.

Dan, pertanyaan utama dari paradigma kritis adalah adanya kekuatan-

kekuatan yang berbeda dalam masyarakat yang mengontrol proses komunikasi.

Oleh karena itu, pertanyaan utama dari paradigma ini adalah siapa yang

mengontrol media? Kenapa ia mengontrol? Keuntungan apa yang bisa diambil

dengan kontrol tersebut? (Eriyanto, 2001: 24).

Eriyanto juga menambahkan, paradigma kritis sebagai aliran Frankfurt

School ini banyak memperhatikan aspek ekonomi politik dalam proses

penyebaran pesan. Seperti ditulis Sindhunata, teori kritis lahir karena ada

keprihatinan akumulasi dan kapitalisme lewat modal yang besar, yang mulai

menentukan dan mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

10

Universitas Sumatera Utara

Paradigma kritis menurut Eriyanto (2001: 31-33) mempunyai pandangan

tersendiri terhadap berita, yang bersumber pada bagaimana kedudukan wartawan

dan media bersangkutan dalam keseluruhan proses produksi berita, berikut:

Fakta merupakan hasil dari proses pertarungan antara kekuatan

ekonomi, politik, dan sosial yang ada dalam masyarakat.

Berita tidak mungkin merupakan cermin dan refleksi dari realitas,

karena berita yang terbentuk hanya cerminan dari kepentingan

kekuatan dominan.

Media hanya dimanfaatkan dan menjadi alat kelompok dominan.

Hasil liputan mencerminkan ideologi wartawan dan kepentingan

sosial, ekonomi, atau politik tertentu.

Tidak objektif, karena wartawan adalah bagian dari kelompok/struktur

sosial tertentu yang lebih besar.

2.1.2. Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough

Analisis wacana termasuk ilmu yang baru muncul beberapa puluh tahun

belakangan, dimana kebanyakan aliran linguistik membatasi analisanya hanya

pada soal kalimat saja. Menurut Eriyanto (2001: 3) analisis wacana terbagi dalam

beberapa disiplin ilmu, diantaranya dalam studi linguistik ini merupakan reaksi

dari bentuk linguistik formal yang lebih memperhatikan pada unit kata, frase, atau

kalimat semata tanpa melihat keterkaitan diantara unsur tersebut. Analisis wacana

dalam lapangan psikologi sosial diartikan sebagai pembicaraan. Sementara dalam

lapangan politik, analisis wacana adalah praktik pemakaian bahasa, terutama

politik bahasa.

Adapun, model Analisis Wacana Kritis memang telah banyak

dikemukakan oleh para ahli, seperti: Michel Foucault, Antonio Gramsci,

Frankfurt School, Louis Althusser, Teun A. Van Dijk dan Norman Fairclough.

Salah satunya, Norman Fairclough yang menyebutkan bahwa Analisis Wacana

Kritis adalah bagaimana bahasa menyebabkan kelompok sosial yang ada

bertarung dan mengajukan ideologinya masing-masing. Analisis Wacana Kritis

melihat pemakaian bahasa tutur dan tulisan sebagai sebuah praktik sosial.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

11

Universitas Sumatera Utara

Hal di atas menunjukkan terdapat kesamaan antara Analisis Wacana Kritis

Norman Fairclough dengan milik Teun A. Van Dijk, yaitu penelitian atas wacana

tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya

hasil dari suatu produksi yang juga harus diamati. Hanya saja, terdapat tiga

perbedaan dalam dimensinya, yakni: Teun A. Van Dijk lebih menekankan tiga

dimensi analisisnya kepada teks, kognisi sosial dan analisis sosial. Adapun

Norman Fairclough lebih menekankan dimensi analisisnya kepada teks, praktik

wacana, dan praktik sosial budaya. Analisis Van Dijk pun lebih didominasi

kepada pemberitaan yang berifat rasial atau adanya diskriminasi

seseorang/kelompok, sedangkan Fairclough lebih beroientasi kepada pemberitaan

yang bersifat mencari keuntungan.

Fairclough juga menambahkan, karakteristik Analisis Wacana Kritis

adalah melihat bahasa sebagai faktor penting, yakni bagaimana bahasa digunakan

untuk melihat relasi kekuasaan dalam masyarakat terjadi. Mengutip Fairclough

dan Wodak (dalam Badara, 2012: 29), Analisis Wacana Kritis menyelidiki

bagaimana penggunaan bahasa kelompok sosial yang ada saling bertarung dan

mengajukan versinya masing-masing.

Norman Fairclough (dalam Badara, 2012: 26) lebih lanjut membagi

Analisis Wacana Kritis ke dalam tiga dimensi; yang dimaksudkan untuk

mengungkapkan kegiatan, pandangan, dan identitas berdasarkan bahasa yang

digunakan dalam wacana. Yaitu: Text (Microstructual): Dianalisis secara

linguistik, dengan melihat kosakata, semantik dan tata kalimat; Discourse

Practise (Mesostructural): Dimensi yang berhubungan dengan produksi dan

konsumsi teks; dan Sociocultural Practise (Macrostructural): Dimensi ini

berhubungan dengan konteks yang berada di luar teks seperti konteks situasional,

institusional dan sosial. Analisis ini berdasarkan pada asumsi bahwa konteks

sosial yang berada di luar media dapat memengaruhi wacana yang muncul di

dalam media. Maka, ruang redaksi atau wartawan tak dilihat sebagai sesuatu yang

steril, bebas norma, ideologi, dan sebagainya. Namun, sangat ditentukan oleh

faktor yang berada di luarnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

12

Universitas Sumatera Utara

Jika text berhubungan erat dengan linguistik, dan Discourse Practise

merupakan dimensi yang berhubungan dengan proses produksi. Maka,

Sociocultural Practise lebih menyoroti kepada konteks di luar teks misalnya

politik media, ekonomi media atau budaya media tertentu yang berpengaruh

terhadap berita yang dihasilkannya (Eriyanto, 2001: 288).

Ada tiga level analisis Sociocultural Practise, diantaranya:

1. Situasional (Konteks Situasi)

Setiap teks yang lahir pada umumnya lahir pada sebuah kondisi yang

lebih mengacu kepada waktu, atau suasana khas dan unik. Dengan kata

lain, aspek situasional lebih melihat konteks peristiwa yang terjadi

pada saat berita disiarkan.

2. Institusional (Konteks Praktik Institusi)

Level ini melihat bagaimana persisnya sebuah pengaruh dari institusi

organisasi pada praktik ketika sebuah wacana diproduksi. Institusi ini

bisa berasal dari kekuatan dalam maupun luar, yang sama-sama

dijadikan sebagai salah satu hal yang memengaruhi isi sebuah teks.

Maka, produk media tidak pernah bisa dilepaskan dari proses

produksinya. Proses produksi dan produk media (teks media) selalu

berada pada satu garis lurus, dimana kepentingan-kepentingan dalam

institusi media bertarung dan beradu di dalamnya. Tentunya,

kepentingan-kepentingan yang berada dalam suatu institusi media

tersebut akan sangat memengaruhi pada setiap tahap pembuatan

sebuah teks media.

3. Sosial

Level sosial lebih melihat kepada aspek mikro seperti sistem ekonomi,

politik, atau budaya masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian,

teks bisa dibedah sampai hal-hal yang mendalam. Dimana teks pun

mengandung sebuah ideologi tertentu yang disisipkan penulisnya, agar

masyarakat dapat mengikuti alur keinginan si penulis teks tersebut.

Dengan adanya paradigma kritis dan Analisis Wacana Kritis Norman

Fairclough dalam penelitian ini diharapkan teori dan praktik komunikasi dapat

berkembang terus sesuai dengan kreativitas peneliti yang bertujuan melakukan

Universitas Sumatera Utara

Page 32: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

13

Universitas Sumatera Utara

kritik, dan transformasi terhadap suatu fenomena yang diteliti agar dipahami lebih

baik.

Berdasarkan paradigma kritis dan Analisis Wacana Kritis Norman

Fairclough yang telah diuraikan diatas, maka dapat disesuaikan dengan fokus

permasalahan yang akan diteliti ini adalah “Bagaimana Relasi Kuasa Media dalam

Siaran Langsung Sidang Kasus Pembunuhan Mirna Di tvOne?”.

2.2. Kajian Pustaka

Penelitian yang seirama dengan Relasi Kuasa Media sudah pernah

dilakukan oleh penelit-peneliti sebelumnya, namun penelitian dengan fokus relasi

kuasa media dalam siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne

masih belum dilakukan oleh peneliti lain. Adapun beberapa literatur yang bisa

dijadikan sebagai acuan antara lain:

1. “RELASI BAHASA, KUASA, DAN IDEOLOGI TOKOH DI MEDIA

(Analisis Wacana Kritis Isu Korupsi dalam Pemberitaan Dahlan Iskan

Melawan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Koran Tempo)”, milik

Jaffry Prabu Prakoso; Mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik, Jurusan

Komunikasi Dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.

Skripsi ini mempertanyakan tentang bagaimana relasi bahasa, kuasa dan

ideologi tokoh yang digunakan Koran Tempo, sekaligus ingin melihat bagaimana

praktik wacana yang berlangsung di dalamnya. Mulai dari teks, produksi teks, dan

praktik sosial budaya terhadap pemberitaan Dahlan Iskan melawan anggota DPR.

Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dan Analisis Wacana Kritis Norman

Fairclough. Serta, teori Ekonomi Politik Media Vincent Mosco dengan konsep

komodifikasi, spasialisasi dan strukturasi.

Jadi, terdapat banyak kesamaan dengan penelitian yang akan diteliti

peneliti. Namun, terdapat beberapa perbedaan, seperti: Penelitian ini hanya

berfokus pada tujuan untuk mengetahui bagaimana praktik wacana dan relasi

kuasa media dalam siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne.

Praktik wacananya pun hanya dibatasi kepada praktik sosial budaya saja. Dan,

Universitas Sumatera Utara

Page 33: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

14

Universitas Sumatera Utara

teori Ekonomi Politik Media Vincent Mosco hanya pada tataran konsep

komodifikasi semata untuk melihat relasi kuasa media yang berlangsung.

2. “KONGLOMERASI INDUSTRI MEDIA PENYIARAN DI

INDONESIA, ANALISIS EKONOMI POLITIK PADA GROUP MEDIA

NUSANTARA CITRA”, milik Sagita Ning Tyas; Mahasiswi Konsentrasi

Jurnalistik, Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu

Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.

Skripsi ini berfokus pada konsentrasi kepemilikan media yang mengacu

pada pandangan bahwa mayoritas media besar memiliki sejumlah kecil pemilik

(owner) perusahaan secara proporsional melalui sistem konglomerasi dalam

korporasi. Penelitian ini juga mempertanyakan bagaimana regulasi media

penyiaran tentang implementasi kepemilikan di Media Nusantara Citra, dan

dampak konglomerasi tersebut terhadap proses komodifikasi, spasialisasi, dan

strukturasi. Metode pada penelitian ini adalah kualitatif, dan paradigma yang

digunakan adalah paradigma kritis. Adapun teori yang digunakan ialah Ekonomi

Politik Media Vincent Mosco.

Maka, terdapat kesamaan dalam hal penggunaan teori Ekonomi Politik

Media Vincent Mosco, yang dapat digunakan sebagai pegangan, terkhusus pada

konsep komodifikasinya.

3. “PRODUKSI TEKS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI POLITIK

MEDIA”, milik Agus Triyono; Jurusan Ilmu Komunikasi dan Informatika

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Jurnal ini banyak memberikan gambaran akan teori ekonomi politik

media, yang menggunakan pendekatan kritis dimana fokus utamanya terletak pada

hubungan antara struktur ekonomi, dinamika industri media dan ideologi isi

media. Fokus kajian yang demikian berimplikasi pada perhatian kajian yang

diarahkan pada struktur kepemilikan dan kontrol dari media, serta bagaimana

kekuatan pasar media berlangsung. Oleh karena itu, jurnal ini berkesesuaian

dengan apa yang hendak diteliti peneliti. Yaitu dimana struktur ekonomi (baca:

relasi kuasa media) berimplikasi terhadap dinamika industri media, termasuk di

dalamnya konten media. Hanya saja, jurnal ini lebih menekankan kepada teori

Ekonomi Politik Golding dan Murdock.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

15

Universitas Sumatera Utara

2.2.1. Kerangka Teori

Menurut Nawawi (2007: 39), setiap penelitian memerlukan kejelasan titik

tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan masalah. Untuk itu perlu disusun

kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan sudut

mana masalah penelitian akan disorot. Maka teori yang relevan untuk penelitian

ini adalah:

2.2.2. Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang

menggunakan media massa, baik cetak (suratkabar, majalah) atau elektronik

(radio, televisi). Sedangkan, komunikasi massa menurut Joseph A. Devito (dalam

McQuail, 1996: 7), menyatakan:

First, mass communication is communication addressed to the masses, to an

extremiley large audience. This does not mean that audience includes all people

or that is large and generally rather poorly defined. (Pertama, komunikasi massa

adalah komunikasi yang ditujukan pada massa, kepada khalayak yang luar biasa

banyaknya. Ini tidak berarti khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua

orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini

berarti khalayak itu besar pada umumnya sulit didefinisikan).

Second, mass communication is perhaps most easily and most logically

defined by it form: Television, radio, newspaper, magazine, film, books and tapes.

(Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-

pemancar audio dan visual komunikasi. Barangkali akan lebih mudah dan lebih

logis bila didefinisikan menurut bentuknya: Televisi, radio, majalah, film dan

buku). Selain itu, komunikasi massa merupakan salah satu proses komunikasi

yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas yang identifikasinya ditentukan

oleh ciri khas institusionalnya.

Adapun karakteristik komunikasi massa ialah: 1) Komunikasi

terlembagakan, 2) Pesan bersifat umum, 3) Komunikannya anonim dan heterogen,

4) Media massa menimbulkan keserempakan, 5) Komunikasi mengutamakan isi

ketimbang hubungan, 6) Komunikasi massa bersifat satu arah, 7) Stimulasi alat

indra terbatas, dan 8) Umpan balik tertunda.

Sedangkan, ciri-ciri teoretis utama lembaga media massa menurut

McQuail (2011: 65) sebagai berikut:

1. Aktivitas intinya adalah produksi dan distribusi informasi dan budaya.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

16

Universitas Sumatera Utara

2. Media mendapatkan fungsi dan tanggung jawab dalam „ranah publik‟

yang diawasi oleh lembaga.

3. Kontrol pada umumnya bersifat regulasi sendiri dengan batasan yang

ditentukan masyarakat.

4. Batasan keanggotaan tidak jelas.

5. Media pada prinsipnya bebas dan bersih dari kekuatan politik dan

ekonomi.

2.2.3. Televisi

Televisi sebagai media massa, sangat membantu dalam hubungan

masyarakat. Dengan menggunakan media televisi, penyebarluasan informasi

bukan saja sangat luas, melainkan juga cepat dan serentak. Televisi mempunyai

sebuah karakteristik yang istimewa, televisi merupakan gabungan dari suara dan

gambar atau yang lebih dikenal dengan audiovisual. Sebagai media massa, televisi

memiliki ciri-ciri seperti berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga,

pesannya bersifat umum dan menimbulkan keserempakan.

Dengan kekuatannya yang audiovisual, televisi mampu mempengaruhi

kehidupan manusia, baik dari segi politik, sosial dan budaya. Dan, salah satu

fungsi televisi yaitu penerangan atau informasi, sebagai sarana yang sangat efektif

dalam menginformasikan segala berita kepada khalayak.

Siaran dalam televisi sendiri seakan-akan memindahkan realitas ke

hadapan penonton, dan karena itu penonton seakan terlibat secara langsung atau

“hadir sendiri” pada peristiwa tersebut, meskipun kejadian dan tempat itu

mungkin sangat jauh dari penonton. Seringkali peristiwa yang diliput oleh televisi

tiba pada khalayak saat peristiwa itu sedang terjadi, sehingga derajat keterlibatan

penonton dalam kejadian-kejadian yang bersangkutan sangatlah besar.

Televisi berlangsung terus-menerus, apakah itu dalam konteks program

satu hari, atau menyangkut liputan yang bersifat serial. Televisi terjadi di dalam

ruang kita, di dalam waktu kita. Akibatnya, ia tidak hanya menghubungkan antara

penonton dan kenyataan, tetapi juga kenyataan dan fiksi, karena televisi

merupakan medium hiburan dan sekaligus medium informasi yang „lihat-dengar‟.

Kadang-kadang sulit untuk membedakan mana fiksionalnya dan mana fungsi non-

fiksionalnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

17

Universitas Sumatera Utara

Menurut Usman Ks (2009: 83-84), televisi siaran adalah televisi free to air

atau televisi yang bisa dinikmati siarannya secara gratis. Televisi siaran

menggunakan teknologi antena terestrial pada televisi analog atau kanal pada

televisi digital. Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884 meletakkan dasar-dasar

teknologi pertelevisian. Ia menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai

Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe. Penemuan ini menghasilkan televisi elektris.

Charles Jenkins (AS) dan John Logic Bairds (Inggris) melakukan eksperimen

transmisi tv pertama kali pada tahun 1925. BBC merupakan televisi siaran

pertama yang mengudara pada tahun 1936. Penyiaran regular untuk tv elektronik

pertama AS dimulai pada tahun 1939.

Pada Periode tahun 1948-1952, tv tumbuh dengan cepat. Tahun 1940-an

disebut “golden age” bagi televisi di AS. Pada tahun 1950-an, tv menjadi sumber

utama hiburan dan informasi bagi kebanyakan rumah tangga di AS, tv begitu

mempengaruhi budaya AS. Pada tahun 1950-an, televisi kabel mulai

diperkenalkan, tv kabel memiliki stasiun kecil di Oregon dan Pennsylvania. Di

abad informasi ini mulai terbit regulasi untuk tv (Telecommunication Act 1999) di

AS.

Regulasi menandai mulai masuknya televisi ke era industri. Perusahaan

penyiaran televisi kini menjadi suatu industri yang berupaya mencari keuntungan.

Banyak konglomerat, seperti Rupert Murdock terjun ke industri televisi.

Sehingga, ciri utama dari televisi kini ialah besarnya kontrol yang dilakukan oleh

pemilik, pemerintah atau lisensi yang dimiliki perusahaan (McQuail, 2001: 38).

Usman Ks menambahkan, di Indonesia, televisi siaran tentu berawal dari

Televisi Republik Indonesia (TVRI). TVRI memulai siaran percobaan dengan

acara Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI Ke-XVIII pada 17 Agustus

1962, dengan bantuan ahli dari Jepang dan pelatihan dari Inggris. Pada Agustus

1962, TVRI menyiarkan langsung pembukaan Asean Games. Pada tahun 1988,

stasiun televisi swasta pertama, RCTI, lahir. RCTI awalnya adalah stasiun televisi

berbayar (pay television). Pada Agustus 1990, RCTI mendapatkan izin menjadi

televisi siaran (free to air televison). Pada tahun-tahun berikutnya menyusul lahir

sejumlah stasiun televisi swasta, seperti SCTV (1989), TPI (1990), antv (1993),

Indosiar (1995). Pasca Orde Baru, televisi swasta MetroTV, TransTV, TV7 yang

kemudian menjadi Trans7, Lativi yang kemudian menjadi tvOne, dan Global TV

Universitas Sumatera Utara

Page 37: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

18

Universitas Sumatera Utara

muncul. Televisi lokal juga bermunculan. Kehadiran televisi swasta tersebut

menandai masuknya televisi siaran ke era industri. Bahwa televisi siaran telah

memasuki era industri makin nyata dengan terbitnya undang-undang penyiaran

yang mengatur kepemilikan, modal, jaringan, perizinan, serta isi siaran.

Televisi kini telah berada di garis depan, dan medium massa yang paling

dominan dalam penyampaian berita dan hiburan (Vivian, 2008: 222-224). Namun

di masa depan, televisi sebagai media paling populer bagi khalayak saat ini,

diharapkan mampu memperbaiki kualitas programnya untuk bersaing secara

fairplay dengan televisi yang lain.

Adapun tvOne sendiri merupakan tv swasta yang menjadi saluran berita

nomor satu di Indonesia menurut pangsa pemirsa. Awalnya bernama Lativi yang

mulai diluncurkan sejak tanggal 30 Juli 2002 oleh pengusaha Abdul Latief

(seorang pengusaha asal Banda Aceh). Sebelum saham perusahaan dimiliki,

konsep penyusunan acara saluran ini berbau klenik, erotisme, berita kriminalitas,

hiburan anak, dan beberapa hiburan lainnya. PT. Lativi Media Karya resmi

menjadi tvOne pada tanggal 14 Februari 2008 dengan komposisi 70 persen berita,

sedangkan sisanya gabungan program olahraga dan hiburan. Direktur utama

perusahaan saat ini adalah Anindra Ardiansyah Bakrie, anak bungsu Aburizal

Bakrie. Pada tahun 2007, tvOne diakuisisi PT Visi Media Asia Tbk yang juga

mengelola bisnis penyiaran antv dan Sport One. Kini, tvOne memiliki tagline

“Memang Beda”. Di Indonesia, StarTV (baca: investasi asing) lah yang pernah

memiliki saham di antv dan tvOne. Komposisi kepemilikan saham tvOne terdiri

dari PT. Visi Media Asia Tbk sebesar 49%, PT. Redal Semesta 31%, Good

Response Ltd 10%, dan Promise Result Ltd 10% (http://m.merdeka.com).

2.2.3.1. Program Siaran Televisi

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang

jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja

bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik

dan disukai audiens, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum,

dan peraturan yang berlaku.

Menurut Morissan, berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan

menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu: 1. Program informasi

(berita); kemudian 2. Program hiburan (entertainment). Program informasi

kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hardnews) yang

merupakan laporan berita terkini yang disiarkan dan berita lunak (softnews) yang

merupakan kombinasi dari fakta, gosip, dan opini. Sementara program hiburan

Universitas Sumatera Utara

Page 38: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

19

Universitas Sumatera Utara

terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, drama permainan (game show) dan

pertunjukan.

Program Informasi

Program informasi (berita) adalah program yang memberikan banyak

informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap suatu hal. Daya

tarik program ini adalah informasi dan informasi itulah yang dijual kepada

audiens. Dengan demikian, program informasi tidak hanya sebuah program berita

dimana presenter atau penyiar membacakan berita, tetapi segala bentuk penyajian

informasi termasuk juga talkshow (perbincangan). Menurut Morissan (2004: 208),

program informasi/berita dapat dibagi menjadi dua besar, yaitu berita keras

(hardnews) dan berita lunak (soft news).

a. Berita Keras (Hard News)

Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan menarik

yang harus disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera

ditayangkan agar diketahui oleh khalayak audiens secepatnya. Dalam berita keras

dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu: Straight news, features dan

infotainment. Straight news berarti berita langsung yaitu suatu berita yang singkat

(tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup

5W+1H terhadap suatu berita yang diberitakan. Feature adalah berita ringan

namun menarik. Pengertian menarik disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh,

menimbulkan kekaguman dan sebagainya. Sedangkan infotainment berasal dari

dua kata, yaitu information yang berarti informasi dan entertainment yang berarti

hiburan. Maka, infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai

kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat luas (celebrity atau public

figure).

b. Berita Lunak (Soft News)

Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan

menarik yang disampaikan secara mendalam, namun tidak bersifat harus segera

ditayangkan. Program yang termasuk dalam kategori berita lunak ini adalah

Universitas Sumatera Utara

Page 39: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

20

Universitas Sumatera Utara

current affair, magazine, dokumenter dan talkshow. Current affair adalah

program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita yang

penting, dan muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap serta mendalam.

Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam

atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang.

Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan

pendidikan namun disajikan dengan menarik. Talkshow adalah program yang

menampilkan satu atau beberapa narasumber untuk membahas suatu topik tertentu

yang dipandu oleh pembawa acara atau host.

2.2.3.2. Sejarah Singkat tvOne

tvOne (sebelumnya bernama Lativi) adalah sebuah stasiun televisi swasta

Indonesia. Stasiun televisi ini didirikan pada tanggal 9 Agustus 2002 oleh

pengusaha Abdul Latief (seorang pengusaha asal Banda Aceh). Pada saat itu,

konsep penyusunan acaranya adalah banyak menonjolkan masalah yang berbau

klenik, erotisme, berita kriminalitas dan beberapa hiburan ringan lainnya. Sejak

tahun 2006, sebagian sahamnya juga dimiliki oleh Grup Bakrie yang juga

memiliki antv. Pada 14 Februari 2008, Lativi secara resmi berganti nama menjadi

tvOne, dengan komposisi 70 persen berita, sisanya gabungan program olahraga

dan hiburan. Abdul Latief tidak lagi berada dalam kepemilikan saham tvOne.

Komposisi kepemilikan saham tvOne terdiri dari PT Visi Media Asia sebesar 49%,

PT Redal Semesta 31%, Good Response Ltd 10%, dan Promise Result Ltd 10%.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

21

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1 Relasi Kuasa tvOne (Buku tvOne academy, 2013).

Seperti dikutip dari Buku tvOne academy (2013), Direktur Utama tvOne

saat ini adalah Anindra Ardiansyah Bakrie. Pada Kamis 14 Februari 2008, pukul

19.00 wib merupakan pertama kalinya tvOne mengudara. Peresmian dilakukan

oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono. tvOne

menjadi stasiun tv pertama di Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk

diresmikan dari Istana Presiden Republik Indonesia. tvOne secara progresif

berusaha menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar

berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri, serta masyarakat

sekitar melalui program News and Sports yang dimilikinya. Mengklasifikasikan

program-programnya dalam kategori NewsOne, SportOne, InfoOne, dan

RealityOne. tvOne mencoba membuktikan keseriusannya dalam menerapkan

strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam hal

pemberitaan dan penyajian program.

Sebagai pendatang baru dalam dunia news, tvOne telah mempersiapkan

bentuk berita baru. Seperti Apa Kabar Indonesia, yang merupakan program

informasi dalam bentuk diskusi ringan dengan topik-topik terhangat bersama para

narasumber dan masyarakat. Disiarkan secara langsung pada pagi hari dari studio

luar tvOne. Program berita hardnews tvOne dikemas dengan judul: Kabar Terkini,

Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam, serta

Kabar Khusus. Kemasan yang berbeda disuguhkan oleh Kabar Petang, karena

menampilkan bentuk pemberitaan yang menghadirkan secara langsung berita-

Universitas Sumatera Utara

Page 41: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

22

Universitas Sumatera Utara

berita dari Biro Pusat Jakarta dan beberapa Biro Daerah (Medan, Surabaya, dan

Makassar). Program ini meraih penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia)

sebagai “Tayangan Berita yang Dibacakan Langsung Oleh 5 Presenter dari 4 Kota

Yang Berbeda Dalam Satu Layar”.

Sedangkan, Kabar Malam bekerjasama dengan seluruh media nusantara.

Tayangan Sport tvOne meliputi pertandingan-pertandingan unggulan yang

disiarkan langsung, mulai dari Kompetisi Sepakbola Nasional (Copa Indonesia),

Sepak Bola Eropa (Liga Inggris dan Liga Belanda), Kompetisi Bola Basket

Nasional (IBL), dan Bola Voli Nasional (Pro Liga). tvOne juga menayangkan

program-program selected entertainment yang berusaha memberikan inspirasi

bagi para pemirsa untuk maju dan selalu berpikiran positif, tanpa unsur

membodohi. Pada awal tahun, tvOne telah memiliki 26 stasiun pemancar.

Diawal tahun berdirinya tvOne mempunyai tagline “MEMANG BEDA”,

karena menyajikan informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan penyajian yang

berbeda. Seperti Apa Kabar Indonesia, yang merupakan program informasi dalam

bentuk diskusi ringan dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber dan

masyarakat, disiarkan secara langsung pada pagi hari dari studio luar tvOne.

Program berita hardnews tvOne dikemas dengan judul: Kabar Terkini, Kabar

Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam, serta Kabar

Khusus.

Di ulang tahun ke-2, tagline tvOne menjadi “TERDEPAN

MENGABARKAN”, sebagai pembuktian dari share dan rating kepermisaan.

Dalam kurun waktu 2 tahun berjalan, tvOne selalu menjadi yang terdepan dalam

menayangkan program-program berita seperti BREAKING NEWS yang setiap saat

secara langsung dapat tayang. Beberapa program unggulan current affairs:

Indonesia Lawyers Club, Suara Keadilan, Tokoh, Debat, Atas Nama Rakyat, Janji

Wakil Rakyat, dan lain-lain mencoba mengupas dan membedah berbagai issue,

fakta dan data dengan berbagai kemasan penyajian yang menarik.

Program unggulan lain seperti: Satu Jam Lebih Dekat, Ketemu Pepeng,

Damai Indonesiaku, Bangkit Indonesiaku, dan lain-lain ditayangkan untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 42: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

23

Universitas Sumatera Utara

memberikan inspirasi kepada pemirsa untuk terus maju, selalu berpikiran positif

dan tanpa unsur membodohi. Tidak kalah penting adalah program-program sports

pilihan: LIGA SPANYOL, WORLD BOXING serta program khusus lainnya

berkaitan dengan hari besar nasional, agenda besar negara dan lembaga negara

serta hari raya keagamaan yang senantiasa ditunggu oleh pemirsa.

Diusia yang ke-3, tvOne “GO INTERNATIONAL” dengan membuat

terobosan baru sebagai langkah inovatif untuk terus berkembang dan

mengepakkan sayap di kancah jaringan informasi internasional dengan membuka

kantor biro di beberapa negara antara lain: Amerika Serikat, Australia, Rusia,

Jerman, Timur Tengah, dan Malaysia sekaligus menjalin kerjasama dengan

televisi berita internasional CNN dan Al Jazeera.

2.2.3.3. Visi, Misi, Kebijakan Mutu serta Filosofi Logo tvOne

Sebagai salah satu wujud komitmen PT. Lativi Mediakarya dalam upaya

memuaskan pelanggan dan melakukan perbaikan berkelanjutan, maka manajemen

PT. Lativi Mediakarya mempunyai:

Visi tvOne: Untuk mencerdaskan semua lapisan masyarakat pada

akhirnya memajukan bangsa.

Untuk mencapai visi di atas berikut dijabarkan misi tvOne:

1. Menjadi stasiun TV Berita & Olahraga nomor satu.

2. Menayangkan Program News & Sport yang secara progresif

mendidik pemirsa untuk berpikiran maju, positif, dan cerdas.

3. Memilih program News & Sport yang informatif dan inovatif dalam

penyajian dan kemasan.

Dari rumusan misi diatas, dapatlah disimpulkan bahwa tvOne berupaya

memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan nasional melalui perumusan

kebijakan nasional, pengkoordinasian perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

kebijakan pemberdayaan di bidang koperasi dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah), serta peningkatan sinergi dan peran aktif masyarakat dan dunia usaha

dalam rangka meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kemandirian koperasi

dan UMKM secara sistematis, berkelanjutan dan terintegrasi secara nasional.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

24

Universitas Sumatera Utara

Komitmen PT Lativi Mediakarya terhadap kebijakan mutu tvOne adalah

melakukan peningkatan yang berkelanjutan dalam:

1. Mengupayakan yang terbaik untuk memuaskan pelanggan.

2. Memberdayakan kemampuan karyawan ke arah profesionalisme.

3. Menerapkan ISO 9001; 2008.

4. Mengintegrasikan semua proses dalam unit agar tercapai efisiensi dan

efektifitas yang optimal.

Gambar 2.2 Logo tvOne (id.wikipedia.org).

Filosofi Logo tvOne

1. Warna merah dan putih melambangkan kebanggaan kami sebagai

bangsa Indonesia.

2. Warna putih pada tvOne melambangkan kejujuran kami dalam

menyampaikan berita dan warna merah sebagai latar belakang

melambangkan keberanian, membuat tvOne menjadi terpercaya

dan terdepan.

3. Angka satu dalam bola dunia melambangkan simbol persatuan

untuk berkembang bersama menjadi nomor 1 dengan semangat

profesional yang tinggi.

4. Kalimat berbahasa Inggris “One” dan peta dunia menunjukkan

kesiapan tvOne dalam kancah pertelevisian global dan merupakan

simbol berkembangnya tvOne dalam jaringan informasi

internasional yang dapat menjadi kebanggaan bangsa Indonesia

yang ingin selalu maju (Buku tvOne academy, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 44: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

25

Universitas Sumatera Utara

2.2.3.4. Program-Program tvOne

NewsOne

1. Kabar Pagi : setiap hari 04.30 – 06.30 wib

2. Kabar Siang : setiap hari 12.00 – 13.30 wib,

akhir pekan 12.00 – 13.00 wib

3. Kabar Petang : setiap hari 16.00 – 19.30 wib,

akhir pekan 16.30 – 19.00 wib

4. Kabar Malam : -

5. Kabar Utama : senin – jum‟at 19.00 – 20.00 wib

6. Kabar Terkini : hampir setiap hari

7. Kabar Pasar Pagi : senin – jum‟at 09.30 – 10.00 wib

8. Kabar Pasar Sore : senin – jum‟at 15.00 – 15.30 wib

9. Breaking News : bersifat segera

Talkshow One

1. Apa Kabar Indonesia : senin – jum‟at 07.00 – 09.00 wib

akhir pekan 06.30 – 08.55 wib

2. Apa Kabar Indonesia Siang : senin – jum‟at 13.30 – 15.30 wib

3. Apa Kabar Indonesia Malam : senin – jum‟at 20.00 – 21.00 wib

akhir pekan 21.00 – 22.00 wib

4. Coffee Break : senin – jum‟at 10.00 – 11.30 wib

5. Indonesia Lawyers Club : selasa 19.30 wib

6. Satu Jam Lebih Dekat : -

7. Radio Show : senin – jum‟at 22.30 wib

8. Debat : -

9. Ruang kita : -

InfoOne

1. Telusur : -

2. Bang One Show : -

3. Fakta dan Data : -

4. Jendela Usaha : -

Universitas Sumatera Utara

Page 45: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

26

Universitas Sumatera Utara

RealityOne

1. Menyingkap Tabir : -

2. Zona Merah : -

3. Tokoh : -

BangOne

1. Kabar Bang One : -

SportOne

1. Kabar Arena : -

2. PrideOne : -

2.2.4. Berita dan Informasi

Salah satu kategorisasi isi media televisi ialah berita dan informasi (news

reporting). Berita dan informasi adalah hal pokok yang harus dipunyai oleh media

massa. Atau menurut Charnley dan James M. Neal, berita adalah laporan tentang

suatu peristiwa, opini, kecenderungan situasi, kondisi interpretasi yang penting,

menarik, masih baru dan harus disampaikan secepatnya kepada khalayak. Karena

berita (news) sendiri berasal dari kata bahasa latin, yaitu Novus (Nova) yang

berarti “Baru” (New). Dari pengetian ini jelaslah bahwa berita selalu merupakan

kejadian yang memiliki sifat baru.

Setiap hari televisi memberikan informasi dan berbagai kejadian di seluruh

dunia kepada para khalayaknya. Jenis-jenis berita diantaranya: 1) Berita langsung,

2) Berita opini, 3) Berita Interpretatif, 4) Berita mendalam, dan 5) Berita

Penjelasan. Dalam produksi informasi tersebut dibagi dalam dua kategori besar,

yaitu: Live Event (Siaran langsung), dan Recorder Event (Siaran tunda). Namun,

produksi berita merupakan proses yang kompleks, karena ia menyertakan dan

berhubungan dengan banyak kekuatan dan faktor yang ada dalam masyarakat, dan

hasil akhir dari seluruh proses negosiasi semacam itu adalah berita.

Menurut Assegaff (dalam Amrin, 2001), berita adalah laporan tentang

fakta atau ide yang dipilih oleh staf redaksi untuk disiarkan karena menarik

perhatian pembaca, luar biasa, penting, berakibat, dan mencakup segi-segi human

Universitas Sumatera Utara

Page 46: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

27

Universitas Sumatera Utara

interest seperti humor, emosi dan ketegangan. Adapun unsur-unsur berita itu

mencakup hal-hal berikut:

Berita itu harus terkini (baru)

Jarak (dekat jauhnya) lingkungan yang terkena oleh berita

Penting atau ternamanya orang yang diberitakan

Keluarbiasaan dari berita

Akibat yang ditimbulkan oleh berita

Ketegangan yang ditimbulkan oleh berita

Pertentangan (konflik) yang terlihat dalam berita

Teks yang ada dalam berita

Kemajuan-kemajuan yang diberitakan

Humor-humor yang ada dalam berita

Emosi yang ada dalam berita

2.2.5. Teori Ekologi Media

Dalam ilmu komunikasi terdapat teori ekologi media. Ekologi media

memandang media sebagai makhluk hidup yang berupaya mempertahankan

kehidupan. Untuk mempertahankan kehidupan, media membutuhkan sumber-

sumber kehidupan. Dalam perspektif ekologi media, sumber-sumber penunjang

kehidupan media adalah sebagai berikut:

1. Modal (Capital): Misalnya pemasukkan iklan atau iuran berlangganan.

2. Jenis isi media (Type of Content): Misalnya Quiz, Sinetron atau

Informasi.

3. Jenis khalayak sasaran (Type of Audiences): Misalnya usia,

berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan

lain sebagainya.

Media saling berkompetisi dalam memperebutkan sumber-sumber kehidupan

tersebut. Sebab secara teoritis, terdapat hubungan antara isi, khalayak dan iklan.

Jika isi suatu media baik secara kualitatif, banyak penonton yang akan

mengonsumsi media tersebut sehingga banyak pemasang iklan menempatkan

iklannya pada media itu (Usman Ks, 2009: 18-19).

Universitas Sumatera Utara

Page 47: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

28

Universitas Sumatera Utara

2.2.6. Pendekatan Ekonomi Politik Media Vincent Mosco

In the narrow sense, „political economy is the study of the social relations,

particularly the power relations, that mutually constitute the production,

distribution, and consumption of resources, including communication resources‟.

This formulation has a certain practical value because it calls attention to how

the communication bussiness operates.... Furthermore, it asks us to focus on how

information about these choices and even our attention to media become products

for sale in the marketplace. Political economy has always believed that there is a

big picture of society and that we should try to understand it (Dalam arti sempit,

„ekonomi politik adalah studi tentang hubungan sosial. Khususnya hubungan

kekuasaan, yang saling tumpang tindih antara proses produksi, distribusi, dan

konsumsi sumber daya. Termasuk sumber daya komunikasi'. Formulasi ini

memiliki nilai praktis tertentu karena memperhatikan bagaimana bisnis

komunikasi beroperasi..... Selain itu, meminta kita untuk fokus pada bagaimana

informasi menjadi produk yang dijual di pasar. Ekonomi politik selalu percaya

bahwa kita harus mencoba untuk memahaminya (Mosco, 2009: 2-4).

Pendekatan ini berpendapat bahwa isi media lebih ditentukan oleh

kekuatan-kekuatan ekonomi dan politik di luar pengelolaan media. Faktor seperti

pemilik media, modal dan pendapatan media dianggap lebih menentukan

bagaimana wujud isi media. Faktor-faktor inilah yang menentukan peristiwa apa

saja yang bisa atau tidak bisa ditampilkan dalam pemberitaan, serta ke arah mana

kecenderungan pemberitaan sebuah media hendak diarahkan.

Dalam studi media massa, penerapan pendekatan Ekonomi Politik Media

Vincent Mosco memiliki tiga konsep awal, yaitu: Komodifikasi, spasialisasi dan

strukturasi. Komodifikasi dan spasialisasi serta strukturasi tesebut saling berkaitan

satu sama lain. Yaitu berita atau isi media adalah komoditas yang dibatasi ruang

dan waktu bisa tetap dihadirkan dengan semakin berkembang pesatnya teknologi,

guna menaikkan jumlah audiens atau oplah. Jumlah audiens atau oplah juga

merupakan komoditas yang dapat dijual kepada pengiklan. Uang yang masuk

merupakan profit dan dapat digunakan untuk ekspansi media berikutnya. Pun,

strukturasi menyebabkan penyeragaman isi berita dimana ideologi pemiliknya tak

akan bisa dihindari.

Berikut rincian dari ke-tiga entry konsep dalam penerapan Ekonomi

Politik Media Vincent Mosco (1998: 76) dalam bukunya The Political Economy

of Communication, antara lain:

Universitas Sumatera Utara

Page 48: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

29

Universitas Sumatera Utara

1. Commodification (Komodifikasi)

Yakni mengubah makna dari sistem fakta atau data yang merupakan

pemanfaatan isi media dilihat dari kegunaannya sebagai komoditi yang

dapat dipasarkan. Bentuk komodifikasi dalam komunikasi ada empat

macam, yaitu:

a. Intrinsic Commodification (Komodifikasi Intrinsik atau

Komodifikasi Isi)

Kecenderungan komodifikasi ini ialah melihat konten sebagai

komoditas dan makna. Konsekuensinya, komunikasi tampak

sebagai komoditas yang kuat karena dapat mendatangkan

keuntungan. Pada media televisi sendiri ditandai dengan diubahnya

konten/isi media menjadi komoditas untuk mendapatkan profit.

Salah satu strategi dalam pencapaian tersebut ialah memproduksi

program-program televisi yang sesuai dengan selera pasar,

sehingga dapat menaikkan rating dan share.

b. Extrinsic Commodificaton (Komodifikasi Ekstrinsik atau

Komodifikasi Khalayak)

Yakni proses komodifikasi peran media massa oleh perusahaan

media dan pengiklan dari fungsi awal sebagai konsumen media

kepada konsumen produk yang bukan media, dimana perusahaan

media memproduksi khalayak dan kemudian menyerahkannya

pada pengiklan. Singkatnya, yang terjadi adalah kerja sama yang

saling menguntungkan antara perusahaan media dan pengiklan.

Maka, media membuat program untuk menarik khalayak, dan

perusahaan yang ingin mengakses khalayak tersebut harus

memberikan kompensasi tertentu kepada media. Sebab menurut

Smythe, media massa terbentuk dari proses „penyerahan‟ khalayak

kepada pengiklan (Mosco, 1996: 148). Proses tersebut

Universitas Sumatera Utara

Page 49: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

30

Universitas Sumatera Utara

menciptakan hubungan resiprokal yang mengikat antara media,

khalayak, dan pengiklan.

c. Cybernetic Commodification (Komodifikasi Sibernetik)

Yakni proses mengatasi kendali dan ruang. Dalam praktiknya

dapat dibagi dua, yaitu: Pertama, komodifikasi intrinsik adalah

khalayak sebagai media yang berpusat pada pelayanan jasa rating

khalayak. Rating adalah jumlah penonton atau pesawat televisi

yang memilih channel tersebut per-seribu orang. Rating sendiri

digunakan sebagai tolok ukur dalam melihat keberhasilan sebuah

program, dan menjadi hal yang sangat penting bagi pengelola

stasiun televisi penyiaran komersial.

Rating menjadi alat untuk menilai content (teks/produk media),

yang dilaporkan secara rutin oleh lembaga riset pemirsa, seperti

Nielsen Media Research (AGB), untuk mengetahui apakah suatu

konten layak dijual ditandai dengan seberapa banyak pemasang

iklan yang mampu ditarik dalam setiap penayangan program

tertentu.

Selain itu, rating juga menjadi data dalam mengakomodifikasikan

audience. Data audience yang terangkum dalam rating menjadi

pijakan bagi para pemasang iklan untuk memasarkan produknya di

program tayangan tertentu atau tidak. Jadi, yang dipertukarkan

bukan pesan atau khalayak melainkan rating. Sedangkan,

perbedaan dengan share ialah persentase orang atau pesawat

televisi yang memilih untuk menonton suatu program pada jam

atau waktu tertentu. Kedua, komodifikasi ekstensif adalah proses

komodifikasi yang menjangkau seluruh kelembagaan pendidikan

informasi pemerintah, media, dan budaya yang menjadi motif atau

pendorong sehingga tidak semua orang dapat mengakses.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

31

Universitas Sumatera Utara

d. Komodifikasi Tenaga Kerja

Dimana industri media menuntut tingkat pemikiran konseptual

yang relatif tinggi. Hal ini menyebabkan karakteristik pekerjanya

berbeda dengan industri lain, yang pekerjanya dapat

diklasifikasikan menjadi buruh tenaga kasar dan staf ahli.

Komodifikasi pada industri komunikasi dibutuhkan untuk

membentuk klasifikasi tersebut. Dimana kelas managerial “yang

juga merupakan bagian dari pemilik modal” dapat mewakili

kepentingannya.

Maka, dalam Ekonomi Politik Media Vincent Mosco, komodifikasi

ini erat kaitannya dengan fungsi atau guna pekerjanya dalam

mendapatkan berita. Untuk itu, pekerja media juga ikut

dikomoditaskan oleh pemilik modal, yaitu dengan

mengeksploitasinya dalam melakukan pekerjaan kewartawanan.

2. Spatialization (Spasialisasi)

Spatialization is the process of overcoming the constrains of geographical

space with, among other things, mass media and communication technologies for

example, television overcomes distance by bringing images of world events to

every part of the globe and companies increasingly use compute communication

to organize business on a worldwide basis, thereby allowing them greater accsess

to markets and the flexibility to move rapidly when conditions make it less

favorable for them to stay in one place (Spasialisasi adalah proses mengatasi

kendala ruang geografis dengan antara lain media massa dan teknologi

komunikasi misalnya. Televisi mengatasi jarak dengan membawa gambar dari

peristiwa dunia untuk setiap bagian dari dunia, dan perusahaan semakin

menggunakan komunikasi untuk mengatur bisnis di seluruh dunia. Sehingga,

memungkinkan mereka untuk mengakses pasar yang lebih besar dan fleksibilitas

untuk bergerak cepat ketika kondisi membuatnya kurang menguntungkan bagi

mereka untuk tinggal di satu tempat) (Mosco, 2009: 1-2).

Maka, spasialisasi adalah proses untuk mengatasi hambatan-hambatan

seperti ruang dan waktu dalam kehidupan sosial oleh industri media. Baik dalam

bentuk perluasan usaha seperti proses integrasi: Integrasi horizontal, integrasi

vertikal, dan integrasi internasionalisasi. Integrasi horizontal adalah: “When a firm

Universitas Sumatera Utara

Page 51: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

32

Universitas Sumatera Utara

in one line of media buy a major interest in another media operation, not directly

related to the original business, or when it takes a major stake in a company

entirely outside of the media” (Ketika suatu perusahaan dibawah naungan sebuah

media yang mengambil keuntungan terbesar di perusahaan yang lain. Maka, tidak

langsung dihubungkan dari bisnis aslinya, atau ketika perusahaan yang sama

sekali tidak bergerak dalam media).

Pada praktiknya, integrasi horizontal adalah cross-ownership

(kepemilikan silang) beberapa jenis media massa (televisi, suratkabar, stasiun

radio, majalah dan tabloid) oleh suatu grup perusahaan media massa. Seperti yang

dilakukan KKG (Kelompok Kompas-Gramedia Group), MNC (Media Nusantara

Citra) Group, dan Trans Corp. Salah satunya KKG:

“Today KOMPAS still survive being the largest read by decision makers

and considered the also most respected newspaper in Indonesia. Their media

bussiness is become a big business with many of their companies are not directly

related to media, such as a hotel chain and toll road” (Hari ini KOMPAS masih

bertahan menjadi suratkabar terbesar yang paling banyak dibaca orang, termasuk

oleh para pengambil keputusan. Serta, dianggap sebagai suratkabar yang paling

dihormati. Bisnis mereka pun tersebar luas, dan tidak langsung bersentuhan

dengan media. Seperti jaringan hotel (Santika) sampai proyek jalan tol) (Hamid

dan Budianto, 2011: 53).

Integrasi vertikal adalah “The concentration of firms within a line of

business that extends a company‟s control over the process of production”. Yaitu

konsentrasi perusahaan dalam suatu jalur usaha atau garis bisnis yang memperluas

kendali sebuah perusahaan atas produksi. Di Indonesia, praktik integrasi vertikal

dilakukan oleh MNC Group milik pengusaha sekaligus Ketua Umum Partai

Perindo (Persatuan Indonesia) Hary Tanoesoedibjo. Adapun unit usaha dibawah

payung MNC Group antara lain: Media Penyiaran; RCTI, MNC TV, Global TV,

iNewsTV, Global Radio, V Radio, RDI, Sindo Trijaya FM. Media Cetak; Koran

Sindo, Genie (100% kepemilikan MNC), Mom & Kiddie (100% kepemilikan

MNC), Realita (100% kepemilikan MNC), HighEnd (80% kepemilikan MNC),

HighEnd Teen (80% kepemilikan MNC), Just for Kids Magazine. Media Online;

SINDOnews.com, Okezone.com (id.wikipedia.org).

Universitas Sumatera Utara

Page 52: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

33

Universitas Sumatera Utara

Internasionalisasi atau globalisasi dipandang dari perspektif ekonomi

adalah konglomerasi ruang bagi global, yang dilakukan oleh perusahaan

transnasional dan negara, yang mengubah ruang melalui arus sumberdaya dan

komoditas, termasuk komunikasi dan informasi. Contoh untuk ini ialah Rupert

Murdoch: “The best example of a successful media conglomerate is News Corp.

The Company was created in 1980 by Rupert Murdoch in Australia” (Sampel

terbaik untuk konglomerasi media tersukses adalah News Corp. Perusahaan

tersebut didirikan oleh Rupert Murdoch di Australia) (Hamid dan Budianto, 2011:

53). News Corp menaungi media-media sebagai berikut: BskyB, Sky News, STAR

TV, Fox News Channel, Fox Crime, New York Post, National Geographic

Channel, The Weekly Standard, Baby TV, Fox Sport, 20th Century Fox dan Blue

Sky Studios (id.wikipedia.org).

3. Structuration (Strukturasi)

Strukturasi adalah kelanjutan bentuk vertical integration pada

spasialisasi, tetapi lebih kepada agen yang saling mempengaruhi dalam

kegiatan produksi di media massa akibat perbedaan akses antara

pekerja dan pemilik modal, sehingga menentukan kuasa siapa yang

berpengaruh pada saat bekerja. Atau Structuration is the process of

creating social relations, manily those organized around social class,

gender, and race (Strukturasi adalah proses menciptakan hubungan

sosial, terutama yang diselenggarakan di sekitar kelas sosial, jenis

kelamin, dan ras) (Mosco, 2009: 2).

Dari pemaparan di atas, jelas sekali bahwa teori Ekonomi Politik Media

Vincent Mosco memandang media sebagai institusi ekonomi. Sebab, seperti yang

dituliskan Usman Ks (2009: 5-8), bahwa untuk menghasilkan keuntungan,

perusahaan media tentu saling berkompetisi. Kompetisi antar industri media

adalah kompetisi memperebutkan khalayak dan pengiklan. Khalayak dan

pengiklan dalam ekonomi media disebut pasar. Dalam dunia media, tingkat, besar

atau jumlah khalayak suatu media bisa dilihat dari jumlah orang yang

mengonsumsi media tersebut. Tingkat atau besar khalayak bisa dilihat dari rating

Universitas Sumatera Utara

Page 53: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

34

Universitas Sumatera Utara

atau share untuk televisi atau sirkulasi atau oplah untuk media cetak. Pengiklan

atau lembaga atau perorangan yang menggunakan media untuk menginformasikan

atau memasarkan produk mereka. Output dari pengiklan sebagai pasar adalah

reveneu atau penghasilan dari iklan suatu media.

Secara teoritis-kuantitatif, khalayak dan pengiklan sebagai pasar

mempunyai hubungan yang erat. Jika suatu produk media dikonsumsi oleh

banyak khalayak, pengiklan pun akan banyak, sehingga media tersebut

memperoleh keuntungan. Artinya secara teoritis-kuantitatif, semakin besar

khalayak maka akan semakin besar pendapatan dari pengiklan dan makin besar

pula keuntungan perusahaan media. Oleh karena itu, dalam upaya memenangkan

persaingan memperebutkan pasar tersebut, media sering kali mengabaikan

kepentingan publik. Media sering kali mengabaikan kualitas produk yang mereka

hasilkan demi mengejar keuntungan. Untuk itu, media dalam perspektif ekonomi

membutuhkan regulasi.

The political economist asks: How are power and wealth related and how are

these in turn connected to cultural and social life? The political economist of

communication wants to know how all of these influence and are influenced by

our systems of mass media, information, and entertainment. Political economy is

also note for its commitment to moral philosophy, which means that it cares about

the values that help to create social behaviour and about those moral principles

that ought to guide efforts to change it (Ekonom politik bertanya: Bagaimana

kekuasaan dan kekayaan terkait dan bagaimana pada gilirannya terhubung ke

kehidupan sosial dan budaya? Ekonom politik komunikasi ingin tahu bagaimana

semua pengaruh tersebut dan dipengaruhi oleh sistem kami media massa,

informasi, dan hiburan. Ekonomi politik juga dicatat untuk komitmennya untuk

filsafat moral, yang berarti peduli tentang nilai-nilai yang membantu untuk

menciptakan perilaku sosial dan tentang prinsip-prinsip moral yang harus

memandu upaya untuk mengubahnya (Mosco, 2009: 4).

Maka, teori ekonomi-politik media menjadi landasan teoritis dalam

memandang media sebagai institusi ekonomi. Dengan begitu, memandang media

sebagai institusi ekonomi mempunyai landasan teori yang kuat dalam dunia ilmu

komunikasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

35

Universitas Sumatera Utara

2.2.7. Agenda Setting Media

“The press may not be successfully muck of the time in telling people what to

think, but it is stunningly successfull in telling its readers what to think about”

(Pers mungkin tidak sering berhasil memberi tahu orang apa yang harus

dipikirkan, tetapi Pers luar biasa berhasil dalam memberi tahu pembacanya apa

yang harus dipertimbangkan) (Cohen dalam Severin dan Tankard, 2008: 264-

265).

Denis McQuail mengatakan bahwa istilah „agenda setting‟ diciptakan oleh

Maxwell McCombs dan Donald Shaw dalam Public Opinion Quarteley tahun

1972, berjudul The Agenda Setting Function of Mass Media. Dua peneliti dari

Universitas North Carolina untuk menjelaskan fenomena kegiatan kampanye

pemilihan umum (pemilu), yang telah lama diamati dan diteliti oleh kedua sarjana

tersebut.

Sejatinya, studi tentang efek media dengan pendekatan agenda setting

sudah dimulai pada tahun 1960-an. Dimana para peneliti yang lain juga telah

memiliki beberapa gagasan yang sangat mirip dengan hipotesis penentuan agenda.

Pernyataan yang lebih langsung tentang gagasan penentuan agenda terbit pada

artikel tahun 1958. Yang menyatakan bahwa dalam beberapa hal, surat kabar

(baca: Pers) adalah penggerak utama dalam menentukan agenda daerah. Surat

kabar memiliki andil besar dalam menentukan apa yang akan dibahas oleh

sebagian besar orang, apa pendapat sebagian besar orang tentang fakta yang ada,

dan apa yang dianggap sebagian besar orang sebagai cara untuk menangani

masalah.

Namun, popularitas teori agenda setting baru muncul pada hasil penelitian

karya McCombs dan Shaw mengenai fungsi khusus media. Sehingga, penelitian

oleh McCombs dan Shaw tersebut dianggap sebagai tonggak awal dari

perkembangan teori ini. McCombs dan Shaw menyatakan agenda setting adalah

proses dimana media memimpin masyarakat dalam menetapkan kepentingan

relatif untuk berbagi isu publik. Agenda setting mempengaruhi agenda publik

tidak dengan mengatakan “masalah ini penting” secara terang-terangan, tetapi

cukup dengan memberikan lebih banyak ruang dan waktu untuk masalah itu dan

dengan memberikan penonjolan lebih.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

36

Universitas Sumatera Utara

Kurt Lang dan Gladys Engel juga menghasilkan pernyataan awal tentang

gagasan penentuan media, dimana menurut mereka media massa memaksakan

perhatian pada isu-isu tertentu. Media massa membangun citra publik tentang

figur-figur politik. Media massa sangat konstan menghadirkan objek-objek yang

menunjukkan apa yang hendaknya dipertimbangkan, diketahui, dan dirasakan

individu-individu dalam masyarakat.

Pernyataan lain tentang gagasan penentuan agenda setting yang diulangi

hampir dalam setiap buku atau artikel mengenai topik tersebut adalah pernyataan

Bernard Cohen (dalam Severin dan Tankard, 2008: 264-265) tentang kekuatan

Pers, yakni suratkabar (baca: Pers) mungkin tidak sering berhasil memberi tahu

orang apa yang harus dipikirkan, tetapi suratkabar luar biasa berhasil dalam

memberi tahu pembacanya apa yang harus dipertimbangkan.

Agenda setting menjelaskan begitu besarnya pengaruh media dalam

menyoroti beberapa kejadian atau aktivitas dan menjadikan isu tersebut tampak

lebih penting (isu yang menonjol/obstructive issues), dan isu-isu yang lain

dikurangi nilai pentingnya (isu yang tidak menonjol/unobstructive issues).

Kolumnis juga wartawan politik asal Amerika, Walter Lippman juga mengatakan

bahwa media memiliki kemampuan untuk menciptakan pencitraan-pencitraan ke

hadapan publik. Agenda setting merupakan penciptaan kesadaran publik dan

pemilihan isu-isu; mana yang dianggap penting melalui penonjolan suatu

tayangan berita, dan sebaliknya. Sebab, fungsi penentuan agenda (agenda setting

function) mengacu pada kemampuan media dengan liputan berita yang diulang-

ulang untuk mengangkat pentingnya sebuah isu dalam benak publik (Severin dan

Tankard, 2008: 261).

Maka, ada beberapa catatan yang perlu dikemukakan untuk memperjelas

teori ini:

1. Teori ini mempunyai kekuasaan penjelas untuk menerangkan mengapa

orang sama-sama menganggap penting suatu isu.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

37

Universitas Sumatera Utara

2. Teori ini mempunyai kekuatan untuk memprediksi sebab bahwa jika

orang-orang mengekspos pada suatu media yang sama, mereka akan

merasa isu yang sama tersebut penting.

3. Teori ini dapat dibuktikan salah jika orang-orang tidak mengekspos

media yang sama, mereka tidak akan mempunyai kesamaan bahwa isu

media itu penting.

Menurut Pamela J. Shoemaker dan Stephe D. Reese (1996: 184) dalam

buku Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content,

dengan memanfaatkan karya Herbert Gans dan Todd Gitlin mengusulkan lima

kategori utama pengaruh isi media:

1. Pengaruh dari pekerja media secara individu: Dimana aspek personal

seperti jenis kelamin, umur, agama, profesionalisme, serta orientasi

politik dari pengelolaan media mempengaruhi isi pemberitaan yang

akan ditampilkan kepada khalayak.

2. Pengaruh-pengaruh rutinitas media: Apa yang diterima media massa

dipengaruhi oleh praktik-praktik komunikasi sehari-hari

communicator/orang penghubung, termasuk deadline/batas waktu dan

kendala waktu lainnya, kebutuhan ruang dalam penerbitan, struktur

piramida terbalik untuk menulis berita, nilai berita, standar

objektivitas, dan kepercayaan reporter pada sumber-sumber berita.

Semua mekanisme dan proses tersebut ikut menentukan isi berita.

3. Pengaruh organisasi terhadap isi: Organisasi media memiliki beberapa

tujuan, dan menghasilkan uang sebagai salah satu yang paling umum

digunakan. Tujuan-tujuan organisasi media ini bisa berdampak pada isi

melalui berbagai cara. Jadi, bagian redaksi, pemasaran, iklan, sirkulasi,

dan juga umum tidak selamanya sejalan dalam menayangkan

pemberitaan. Contoh: Bagian redaksi ingin idealis dalam

memberitakan, tapi di sisi lain sirkulasi ingin suatu berita lebih

ditonjolkan karena ampuh menaikkan oplah penjualan.

4. Pengaruh terhadap isi dari luar organisasi media: Pengaruh-pengaruh

ini meliputi kelompok-kelompok kepentingan (Pemerintah, investor,

Universitas Sumatera Utara

Page 57: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

38

Universitas Sumatera Utara

pengiklan dan masyarakat, serta lingkungan bisinis) yang melobi untuk

mendapatkan persetujuan (atau menentang) jenis-jenis isi tertentu,

orang-orang yang menciptakan pseudoevent untuk mendapatkan

liputan media, dan pemerintah yang mengatur isi secara langsung

dengan undang-undang pencemaran nama baik dan ketidaksopanan,

juga seperti ikut mempertimbangkan citra sumber berita, sumber

penghasilan (iklan), serta pelanggan ataupun konsumen media.

5. Pengaruh ideologi (worldview atau sudut/cara pandang): Walaupun

ideologi itu abstrak (tidak terlihat), namun ia menjadi pedoman

ataupun konsepsi posisi seseorang dalam menafsirkan suatu realitas.

Ideologi juga menggambarkan fenomena tingkat masyarakat. Ideologi

yang menyeluruh ini mungkin memengaruhi isi media massa dengan

banyak cara.

Lima kategori ini bervariasi mulai dari pengaruh pekerja media secara

individu (mikro) sampai pengaruh ideologi (makro) yang menggambarkan tingkat

yang paling “makro”. Kategori-kategori tersebut membentuk apa yang disebut

Shoemaker dan Reese sebagai “hierarki pengaruh”, dengan ideologi menempati

puncak hierarki dan perlahan-lahan turun ke bawah ke semua tingkatan yang

lainnya.

Selain itu, berikut beberapa dimensi yang berkaitan dengan agenda setting

seperti yang dikemukakan oleh Mainhem (dalam Severin dan Tankard) sebagai

berikut:

1) Agenda media

a. Visibility (visibilitas), yakni jumlah dan tingkat menonjolnya

berita.

b. Audience salience (tingkat menonjol bagi khalayak), yakni

relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak.

c. Valence (valensi), yakni menyenangkan atau tidak

menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

Universitas Sumatera Utara

Page 58: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

39

Universitas Sumatera Utara

2) Agenda khalayak

a. Familiarity (keakraban), yakni derajat kesadaran khalayak akan

topik tertentu.

b. Personal salience (penonjolan pribadi), yakni relevansi

kepentingan individu secara pribadi.

c. Favorability (kesenangan), yakni pertimbangan antara senang

dengan tidak senang akan topik berita.

Sedangkan, agenda kebijakan tidak dimasukkan, karena tidak berkaitan

dengan produksi acara pada siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna.

Sebab, kasus tersebut tidak bersentuhan dengan politik ataupun kebijakan

pemerintahan.

2.2.8. Filsafat Post Structuralis Pierre Bourdieu

Sebagaimana dikutip dari rumahfilsafat.com, Pierre Bourdieu adalah

seorang pemikir Prancis yang hendak memahami struktur sosial masyarakat,

sekaligus perubahan dan perkembangan yang terjadi di dalamnya. Baginya,

analisis sosial selalu bertujuan untuk membongkar struktur-struktur dominasi

ekonomi maupun dominasi simbolik dari masyarakat, yang selalu menutupi

ketidakadilan di dalamnya. Untuk itu, ia mengembangkan beberapa konsep yang

diperolehnya dari analisis data sosiologis, sekaligus pemikiran-pemikiran filsafat

yang ia pelajari.

Pierre Bourdieu lahir pada 1 Agustus 1930 di Denguin, Prancis. Ia

meninggal pada 23 Januari 2002 di Paris, Prancis. Ia dikenal sebagai intelektual

publik yang lahir dari pengaruh pemikiran Emile Zola dan Jean-Paul Sartre.

Konsep-konsep yang ia kembangkan amat berpengaruh di dalam analisis-analisis

sosial maupun filsafat di abad 21. Sebelum meninggal, ia mengajar di Lycee di

Moulins (1955-1958), University of Algeirs (1958-1960), University of Paris

(1960-1964), Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales (dari 1964), dan

College de France (1982).

Universitas Sumatera Utara

Page 59: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

40

Universitas Sumatera Utara

Di Perancis, ia mendirikan Centre for the Sociology of Education and

Culture. Dia sudah menulis beberapa buku, antara lain Sociologie de l‟Algerie

(1958; The Algerians, 1962), La Distinction (1979; Distinction, 1984), Le Sens

pratique (1980; The Logic of Practise, 1990), La Noblesse d‟etat (1989; The State

Nobility, 1996), dan Sur la television (1996; On Television, 1998). Tema-tema

bukunya berkisar kritik terhadap konsep sekaligus praktik ekonomi neoliberal,

globalisasi, elitisme intelektual, dan televisi.

Bourdieu juga menjadi editor untuk jurnal Actes de la recherche en

sciences sociales. Pada 1989, ia mendirikan Liber, sebuah review atas karya-

karyanya, dipublikasikan sebuah film dokumenter tentangnya. Judul film itu

adalah Sociology is a Combat Sport. Film tersebut disambut dengan baik di

Prancis.

Habitus

Bourdieu merumuskan konsep habitus sebagai analisis sosiologis dan

filsafati atas perilaku manusia. Dalam arti ini, habitus adalah nilai-nilai sosial

yang dihayati oleh manusia, dan tercipta melalui proses sosialisasi nilai-nilai yang

berlangsung lama, sehingga mengendap mencari cara berpikir dan pola perilaku

yang menetap di dalam diri manusia tersebut. Habitus seseorang begitu kuat,

sampai memengaruhi tubuh fisiknya. Habitus yang sudah begitu kuat tertanam

serta mengendap menjadi perilaku fisik disebutnya sebagai Hexis.

Contoh: Saya adalah seorang dosen filsafat politik dan filsafat sains. Sejak

kecil, saya terbiasa membaca buku. Ayah saya bekerja di toko buku, dan sering

membawakan buku komik, novel, koran, serta majalah terbaru untuk saya. Dunia

bacaan adalah dunia yang telah akrab di mata saya, sejak saya kecil.

Sewaktu SMU, saya tinggal di asrama. Di waktu-waktu kosong, karena

tidak banyak hiburan, saya mulai membaca buku yang tebal-tebal. Akhirnya,

kegiatan membaca pun menjadi suatu kebutuhan yang amat penting untuk saya.

Saya seolah tidak bisa hidup, tanpa membaca.

Universitas Sumatera Utara

Page 60: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

41

Universitas Sumatera Utara

Sewaktu kuliah, saya diminta banyak menulis paper ilmiah. Saya pun

mulai belajar menulis, dan menyukai kegiatan itu. Di sisi lain, saya juga banyak

ikut kelompok diskusi di kampus. Kegiatan itu merangsang saya untuk berani

berpendapat, berargumen, dan mendengarkan pemikiran orang lain.

Dari sudut pandang teori Boudieu tentang habitus, saya sudah memiliki

habitus yang tepat untuk menjadi seorang pendidik, yakni habitus membaca,

menulis, dan berdiskusi. Habitus yang sama memungkinkan saya untuk lulus

kuliah dengan nilai yang lumayan baik, sehingga saya juga bisa menjadi pendidik

nantinya. Habitus tersebut saya peroleh dari penghayatan nilai-nilai yang ada di

lingkungan saya, yang kemudian mengendap menjadi cara berpikir dan pola

perilaku yang saya hayati sebagai manusia.

Kapital

Kapital adalah modal yang memungkinkan kita untuk mendapatkan

kesempatan-kesempatan di dalam hidup. Ada banyak jenis kapital, seperti kapital

intelektual (pendidikan), kapital ekonomi (uang), dan kapital budaya (latar

belakang dan jaringan). Kapital bisa diperoleh, jika orang memiliki habitus yang

tepat dalam hidupnya.

Habitus membaca, menulis, dan berdiskusi akan menghasilkan kapital

intelektual dan kapital budaya. Sementara, sikap rajin bekerja dan banyak jaringan

bisnis akan menghasilkan kapital ekonomi. Kapital bukanlah sesuatu yang mati,

melainkan hidup dan bisa diubah.

Karena kepemilikan kapital intelektual (pendidikan), orang bisa bekerja

sebagai pendidik, dan memiliki uang (kapital ekonomi) untuk hidup. Kapital

intelektual juga bisa diubah menjadi kapital budaya (jaringan yang banyak),

sehingga bisa memperkaya kapital intelektual itu sendiri. Kapital ekonomi juga

bisa diubah, misalnya dengan investasi, sehingga menghasilkan kapital ekonomi

dan kapital budaya yang lebih besar.

Universitas Sumatera Utara

Page 61: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

42

Universitas Sumatera Utara

Arena

Arena adalah ruang khusus yang ada di dalam masyarakat. Ada beragam

arena, seperti arena pendidikan, arena bisnis, arena seniman, dan arena politik.

Jika orang ingin berhasil di suatu arena, maka ia perlu untuk mempunyai habitus

dan kapital yang tepat.

Misalnya di dalam arena pendidikan, jika ingin berhasil, orang perlu

memiliki habitus pendidikan (belajar, menulis, berdiskusi, membaca) dan kapital

intelektual (pendidikan dan penelitian) yang tepat. Jika ia tidak memiliki habitus

dan kapital yang tepat untuk dunia pendidikan, maka ia tidak akan berhasil di

dalam arena pendidikan.

Hal yang sama berlaku di dalam arena bisnis. Jika orang ingin berhasil

dalam bisnis, maka ia harus memiliki habitus yang tepat (ulet bekerja dan hemat)

serta kapital bisnis (uang sebagai modal usaha) maupun kapital budaya (jaringan

kenalan yang luas) yang tepat. Jika orang memiliki habitus dan kapital seorang

pendidik, dan ia terjun ke dalam dunia bisnis, maka kemungkinan besar, ia tak

akan berhasil.

Dengan demikian, konsep habitus, kapital dan arena terkait amat erat.

Untuk bisa berhasil dalam salah satu arena dalam hidup, orang perlu mempunyai

habitus dan kapital yang tepat untuk arena itu. Jika ia tidak memiliki habitus dan

kapital yang tepat untuk satu arena, maka ia, kemungkinan besar, akan gagal

dalam arena yang telah ia pilih tersebut.

Pendidikan

Bourdieu juga banyak berbicara tentang pendidikan. Baginya, pendidikan

adalah suatu proses penciptaan ulang dominasi sosial yang telah ada sebelumnya.

Pendidikan menutup pintu bagi orang-orang yang tidak memiliki habitus maupun

kapital sebagai seorang pembelajar. Dan orang-orang yang ditolak ini adalah

umumnya kelas ekonomi bawah yang memang tidak memiliki habitus maupun

kapital untuk belajar secara akademik.

Universitas Sumatera Utara

Page 62: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

43

Universitas Sumatera Utara

Dengan demikian, pendidikan, pada hakekatnya, bersifat diskriminatif.

Secara tidak langsung, pendidikan menindas orang orang-orang yang memang

sejak awal sudah “kalah”, baik secara ekonomi, maupun secara habitus belajar.

Secara mekanis, nyaris otomatis, pendidikan melestarikan kesenjangan sosial

antara si kaya dan si miskin, antara si “pintar” (memiliki habitus dan kapital

intelektual), dan si “bodoh” (tidak memiliki habitus maupun kapital intelektual).

Pendidikan, dengan demikian, menutupi sekaligus melestarikan

ketidakadilan serta kesenjangan sosial yang telah berlangsung lama di masyarakat.

Argumen ini diperoleh Bourdieu dari analisis terhadap data-data mahasiswa yang

memasuki fakultas-fakultas tenar di Prancis. Jika anda berasal dari keluarga yang

cukup kaya, dan memiliki habitus membaca, menulis, dan berdiskusi sejak kecil,

maka kemungkinan besar (tidak mutlak), anda akan belajar di fakultas-fakultas

tenar di perguruan tinggi-perguruan tinggi ternama di negara anda.

Status Bahasa

Bourdieu juga banyak menulis soal bahasa. Baginya, bahasa bukanlah alat

komunikasi yang bersifat netral, tanpa kepentingan. Pandangan semacam itu amat

naif, jika tidak mau dikatakan sebagai picik.

Sebaiknya, bagi Bourdieu, bahasa adalah simbol kekuasaan. Di dalam

bahasa tersembunyi dominasi simbolik serta struktur kekuasaan yang ada di dalam

masyarakat. Tata bahasa yang digunakan oleh seseorang mencerminkan kelas

sosial ekonominya di masyarakat. Dalam arti ini, sebagai sebuah simbol, bahasa

adalah suatu “teks” yang perlu untuk terus dipahami secara kritis.

Ilmu pengetahuan modern memiliki cita-cita untuk menjadi jalan utama

manusia sampai pada kebenaran. Para ilmuwan modern yakin, bahwa bahasa ilmu

pengetahuan adalah bahasa obyektif yang terbebaskan dari prasangka maupun

kekuasaan itu sendiri. Ilmu pengetahuan adalah jalan netral dan bebas hambatan

untuk sampai pada kebenaran.

Universitas Sumatera Utara

Page 63: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

44

Universitas Sumatera Utara

Bagi Bourdieu, pandangan semacam ini amatlah picik. Dengan mengira

bahwa bahasa yang ia gunakan adalah netral, maka para ilmuwan secara sadar

menyembunyikan kepentingan-kepentingan dan pengaruh kekuasaan yang

terkandung dalam bahasa itu. Ini berarti mereka melakukan penipuan pada

masyarakat. Jika tidak sadar akan hal ini, maka mereka menjadi boneka dari

“kekuasaan simbolik” yang tengah berlangsung di masyarakat.

Dominasi Simbolik

Dominasi simbolik adalah penindasan dengan menggunakan simbol-

simbol. Penindasan ini tidak dirasakan sebagai penindasan, tetapi sebagai sesuatu

yang secara normal perlu dilakukan. Artinya, penindasan tersebut telah

mendapatkan persetujuan dari pihak yang ditindas itu sendiri.

Misalnya, guru yang otoriter di kelas, namun tidak mendapatkan

perlawanan apaun dari muridnya, karena muridnya telah menyetujui “penindasan”

yang dilakukan oleh gurunya. Atau seorang istri yang tidak dapat membela diri,

walaupun telah dirugikan oleh suaminya, karena ia, secara tidak sadar, telah

menerima statusnya sebagai yang tertindas oleh suaminya.

Mekanisme dominasi simbolik nantinya memuncak pada pemikiran

Bourdieu tentang doxa. Secara singkat, doxa adalah pandangan penguasa yang

dianggap sebagai pandangan seluruh masyarakat. Masyarakat tidak lagi memiliki

sikap kritis pada pandangan penguasa.

Doxa menunjukkan, bagaimana penguasa bisa meraih, mempertahankan,

dan mengembangkan kekuasaannya dengan mempermainkan simbol yang

berhasil memasuki pikiran yang dikuasai, sehingga mereka kehilangan sikap

kritisnya pada penguasa. Pihak yang dikuasai melihat dirinya sama dengan

penguasa. Mereka ditindas, tetapi tidak pernah merasa sungguh ditindas, karena

mereka hidup dalam doxa.

Universitas Sumatera Utara

Page 64: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

45

Universitas Sumatera Utara

2.2.9. Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis) Norman

Faiclough

Model Analisis Wacana Kritis berpandangan bahwa wacana dapat

dimanipulasi oleh kelompok dominan atau kelas yang berkuasa dalam masyarakat

untuk memperbesar kekuasaannya (Eriyanto, 2001: 342). Dan, telah banyak pakar

komunikasi yang mengembangkan Analisis Wacana Kritis tersebut. Berikut ini

karakteristik penting dari analisis wacana kritis dari tulisan Teun A. Van Dijk,

Norman Fairclough dan Wodak:

1. Tindakan, wacana dipahami sebagai sebuah tindakan (action).

2. Konteks, analisis wacana kritis mempertimbangkan aspek konteks dari

wacana seperti latar, situasi, peristiwa dan kondisi.

3. Historis, wacana diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat

dimengerti tanpa menyertakan konteks yang menyertainya.

4. Kekuasaan, analisis wacana kritis juga mempertimbangkan elemen

dalam analisisnya.

5. Ideologi, ideologi juga konsep yang sentral dalam analisis wacana

yang bersifat kritis.

Salah satunya adalah Norman Fairclough. Seperti juga Teun A. Van Dijk,

analisis Norman Fairclough didasarkan pada pertanyaan besar: “Bagaimana

menghubungkan teks yang mikro dengan konteks masyarakat yang makro?”. Oleh

karena itu, Fairclough berusaha membangun suatu model analisis wacana yang

mempunyai kontribusi dalam analisis sosial dan budaya. Sehingga ia

mengkombinasikan tradisi analisis tekstual yang selalu melihat bahasa dalam

ruang tertutup dengan konteks masyarakat yang lebih luas. Titik perhatian besar

dari Fairclough adalah melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan. Fairclough

memiliki ciri khasnya tersendiri dalam menganalisis sebuah pemberitaan di media

massa. Ia menganalisis sebuah pemberitaan menjadi tiga dimensi, yaitu: teks

(text), praktik wacana (discourse practise), dan praktik sosial budaya

(sociocultural practise).

Universitas Sumatera Utara

Page 65: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

46

Universitas Sumatera Utara

Description (text analysis)

Interpretation (processing analysis)

Explanation (social analysis)

Dimensions of discourse Dimensions of discourse analysis

Gambar 2.3 Analisis Wacana Kritis metode Norman Fairclough.

Penghubung antara analisis teks dengan praktik sosial budaya adalah

praktik wacana. Sebuah teks diproduksi atau diinterpretasi dalam wacana

tergantung dari praktik wacana dan diskusi bersama saat di ruang redaksi. Sifat

dari praktik wacana adalah membentuk produksi teks dan meninggalkan hakikat

dasar dari kenyataan yang sebenarnya. Sifat dari produksi wacana juga tergantung

pemahaman yang ditentukan dari ruang redaksi.

Norman Fairclough (1995: 37-38) mengibaratkan praktik wacana seperti

apa yang terjadi dalam institusi sekolah yang menghubungkan antara seorang guru

dan murid-muridnya. Hubungan ini akhirnya ditentukan pada level bentuk sosial

antara sekolah dan sistem ekonomi, sehingga semua tindakan yang ada di sekolah

dipengaruhi oleh faktor institusi.

Peraturan institusi yang dianalogikan Norman Fairclough ini seperti

kinerja pada sebuah media massa. Hubungan antara wartawan dan pemimpin

redaksi saat menentukan tema sebuah pemberitaan ditentukan oleh institusi media,

yang tentunya amat memperhatikan aspek situasional. Misal: Konteks situasi atau

konteks dari media terkini, yang bersinggungan langsung dengan masyarakat

ataupun budaya politik tertentu. Lagipula, kebijakan redaksi tidak mungkin lepas

Sociocultural Practise

(Situational, Institutional, Societal)

Process of production

Process of interpretation

Discourse Practise

Text

Universitas Sumatera Utara

Page 66: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

47

Universitas Sumatera Utara

dari ideologi dan relasi kuasa media massa tersebut. Oleh karena itu, suatu teks

berita adalah hasil praktik wacana, yang muncul dari kebijakan redaksi media

yang telah diatur sebelumnya.

Sedangkan, level sosial dapat dilihat dari teks yang muncul dalam

pemberitaan. Teks tak hanya menggambarkan peristiwa yang ada, tetapi di

dalamnya tersembunyi maksud tertentu. Peristiwa ini terlukiskan melalui

koherensi (keterpaduan) pada sebuah berita yang kemudian menjadi sebuah

paragraf. Paragraf kemudian saling terhubung dengan paragraf lain, sehingga

menjadi sebuah wacana dalam sebuah pemberitaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

48

Universitas Sumatera Utara

2.3. Model Teoritis

Model Teoritis merupakan acuan konseptual yang didasari pada prediksi

data yang diamati melalui fluktuasi fenomena secara garis besar. Dengan adanya

model teoritis diharapkan agar peneliti dapat menjalankan penelitian kualitatif

secara terstruktur dan efektif.

Gambar 2.4 Model Teoritis.

RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG

SIDANG KASUS PEMBUNUHAN MIRNA Di tvOne

Analisis Wacana Kritis

Norman Fairclough

1. Mengetahui praktik wacana dibalik produksi

acara pada siaran langsung sidang kasus

pembunuhan Mirna di tvOne.

2. Mengetahui relasi kuasa media dilihat dari

komodifikasi pada siaran langsung sidang kasus

pembunuhan Mirna di tvOne.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Menurut Pujileksono (2015: 4), metode penelitian adalah analisis teori

atau ilmu yang membahas tentang metode dalam melakukan penelitian. Metode

penelitian komunikasi adalah prosedur atau cara ilmiah dalam melakukan

penelitian bidang komunikasi untuk menemukan hal-hal baru,

membuktikan/menguji temuan penelitian sebelumnya atau untuk pengembangan

ilmu komunikasi.

Metode penelitian umumnya dibagi kedalam dua bagian, yaitu metode

penalaran deduktif dan metode penalaran induktif. Metode penalaran deduktif

melahirkan metode analisis kuantitatif dan digunakan untuk melayani tujuan

verifikasi teori atau hipotesis. Sedangkan, metode penalaran induktif melahirkan

metode analisis kualitatif, dan digunakan untuk memenuhi tujuan heuristik

(Arifin, 2013: 35).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi

secara mendalam. Seperti yang dikatakan Kriyantono (2008: 35), metode

kualitatif tidak mengutamakan populasi dan sampling, sehingga penelitian

tersebut bersifat subjektif yang hasilnya bukan untuk digeneralisasikan.

3.2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah siaran

langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne dari tanggal 15 Juni 2016

(sidang perdana) sampai dengan 27 Oktober 2016 (sidang ke-31).

3.3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah tvOne. Yang

merupakan salah satu televisi swasta yang paling gencar memberitakan siaran

langsung sidang kasus pembunuhan Mirna sampai berjam-jam lamanya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Page 69: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

50

Universitas Sumatera Utara

3.4. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh rangkaian berita terkait

siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne. Unit tersebut akan

dianalisis pada dimensi sosiocultural practise (praktik sosial budaya) dalam

Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough, dan konsep komodifikasi pada

Ekonomi Politik Media Vincent Mosco. Dengan tiga level analisis sociocultural

practise seperti situasional, institusional, dan sosial akan melihat bagaimana

praktik wacana dibalik produksi acara tersebut. Sedangkan, pada konsep

komodifikasi akan melihat bagaimana relasi kuasa media pada siaran

langsungnya.

3.5. Metode Analisis Data

Menurut Fairclough (dalam Eriyanto, 2001: 327) ada tiga tahap analisis

wacana kritis yang digunakannya, yaitu deskripsi, interpretasi, dan eksplanasi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tahap eksplanasi yang bertujuan

untuk mencari penjelasan, dan mencoba menghubungkan produksi teks tersebut

dengan praktik sociocultural di tempat media itu (baca: tvOne) berada.

3.6. Kerangka Analisis

Analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah fakta dan bukan

untuk menjelaskan fakta tersebut. Analisis kualitatif umumnya tidak digunakan

untuk mencari data dalam frekuensi, tetapi digunakan untuk menganalisis makna

dari data yang tampak di permukaan (Bungin, 2008: 39).

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah:

1. Studi Kepustakaan

Universitas Sumatera Utara

Page 70: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

51

Universitas Sumatera Utara

Studi Kepustakaan merupakan bentuk teknik pengumpulan data yang

berasal dari berbagai sumber literatur yang diperoleh dari buku, internet,

koran dan lain-lain yang menjadi media referensi atas kepentingan

keragaman informasi penelitian.

2. Studi Dokumen

Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang dianalisis dari

penelusuran penayangan pemberitaan sidang kasus pembunuhan Mirna

yang dapat diakses dan diunduh kembali melalui Youtube.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini peneliti lakukan sejak bulan Oktober atau sejak disetujuinya

proposal penelitian, dan akan dilakukan hingga Desember (3 Bulan) sesuai

dengan tenggang waktu yang diberikan Departemen Ilmu Komunikasi

dalam pengerjaan skripsi.

3.8. Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan mengajukan empat

kriteria keabsahan data yang diperlukan dalam suatu penelitian kualitatif. Empat

hal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Triangulasi Data: Menggunakan berbagai sumber data seperti

dokumen, arsip, kepustakaan, dan hasil observasi.

2. Triangulasi Pengamat: Adanya pengamat di luar peneliti yang turut

memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen

pembimbing skipsi bertindak sebagai pengamat (expert judgement)

yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.

3. Triangulasi Teori: Penggunaan berbagai teori yang berkesesuaian

dengan tujuan yang hendak dicapai, untuk memastikan bahwa data

yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini,

berbagai teori telah dipaparkan pada Bab II Kajian Pustaka untuk

dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 71: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

52

Universitas Sumatera Utara

4. Triangulasi Metode: Penggunaan metode untuk meneliti suatu hal.

Dalam penelitin ini, peneliti melakukan metode observasi lewat siaran

langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne yang dapat

diunduh kembali lewat Youtube.

3.9. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data dari Analisis

Wacana Kritis Norman Fairclough, terutama pada dimensi sociocultural practise

(praktik sosial budaya) yang terdiri dari tiga level analisis, yaitu: Situasional,

institusional, dan sosial. Peneliti melakukan analisis praktik wacana sosial budaya

dengan konteks relasi kuasa media dilihat dari komodifikasi pada siaran langsung

sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne.

Universitas Sumatera Utara

Page 72: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Sidang kasus pembunuhan Mirna, barangkali merupakan salah satu sidang

yang paling menyedot perhatian publik di era kebebasan Pers kini. Setidaknya,

dibutuhkan 31 kali persidangan sebelum tiba saatnya vonis. Persidangan bukan

hanya menyajikan adu fakta dan bukti, melainkan juga adu argumentasi serta

keilmuan para ahli yang khas dan mulai menjurus ke dramaturgi, semakin

menambah efek dramatisasi pemberitaan tiap-tiap media yang meliputnya. Dan,

tvOne merupakan salah satu televisi swasta me-nasional yang ikut dengan

intensnya dalam memberitakan masalah ini. Sekaligus menjadikan kasus ini

sebagai komoditi media paling laku di pasaran.

Seperti dikutip dari mediaindonesia.com (27 Oktober 2016), sepanjang

sidang kasus kematian Mirna yang bergulir sejak 15 Juni 2016, total ada 46 saksi

yang memberikan keterangan. Dari 46 saksi itu, 30 saksi dihadirkan Jaksa

Penuntut Umum (JPU). Sebanyak 17 diantaranya merupakan saksi fakta. Mulai

dari keluarga Mirna hingga para pegawai Kafe Olivier.

Sementara itu, 13 diantara mereka merupakan saksi ahli, yang terdiri dari

dua ahli forensik, dua ahli toksikologi, dua ahli psikologi, dan satu ahli psikiatri.

Jaksa juga menghadirkan dua ahli digital forensik, satu ahli hukum pidana, dan

satu ahli kriminologi. Selain itu, Jaksa turut pula menghadirkan seorang polisi dari

Australia untuk menjadi saksi pada kesempatan pamungkas. Disamping itu, bos

Jessica di Australia, Kristie Louis Charter juga ikut tercantum dalam Berita Acara

Pemeriksaan (BAP).

Sedangkan, tim Kuasa Hukum Jessica Kumala Wongso menghadirkan 16

saksi. Sebanyak tiga diantaranya merupakan tamu terdekat dari meja nomor 54,

tempat Jessica, Mirna, dan Hani Juwita Bwon ngopi bareng di Kafe Olivier. Tim

Kuasa Hukum Jessica yang dimotori oleh Otto Hasibuan, menghadirkan 13 saksi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Page 73: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

54

Universitas Sumatera Utara

ahli; tiga ahli patologi forensik dari Australia, satu ahli patologi anatomi, dua ahli

toksikologi, dua ahli psikologi, dan satu ahli psikologi klinis. Kubu Jessica juga

menghadirkan satu ahli digital forensik, satu ahli kriminologi, dan dua ahli hukum

pidana.

Seluruh saksi dinyatakan rampung diperiksa pada sidang ke-25 (26/9).

Jessica bersaksi pada sidang ke-26 (28/9). Jaksa lalu membacakan tuntutan pada

sidang ke-27 (5/10). Kala itu, Jaksa mantap menuntut hukuman 20 tahun penjara

terhadap Jessica.

Kubu Jessica membacakan nota pembelaan (pledoi) pada sidang ke-28

(12/10). Jessica menangis sepanjang membacakan pledoinya. Begitupula Tim

Kuasa Hukum Jessica. Sebanyak lebih dari 3.000 halaman nota pembelaan

disusun oleh Tim Kuasa Hukum Jessica. Dari jumlah itu, terangkum dalam 245

halaman pledoi yang dibacakan. Butuh dua hari buat merampungkan pembacaan

pledoi kubu Jessica. Jaksa menjawab semua pledoi Jessica pada replik yang

dibacakan pada sidang ke-29 (17/10). Kubu Jessica menanggapi replik Jaksa

lewat dupliknya yang dibacakan pada sidang ke-30 (20/10).

Hari Kamis, 27 Oktober 2016 (sidang ke-31) tiba waktunya bagi majelis

hakim menjatuhkan vonis 20 tahun penjara. Nasib Jessica tersebut diketuk palu

oleh hakim yang dipimpin Kisworo Handoyo dengan Hakim Anggota, Partahi

Hutapea dan Binsar Gultom. “Menyatakan terdakwa telah terbukti secara sah dan

meyakinkan melakukan tindak pidana pembunuhan berencana dan karena itu

menjatuhkan hukuman selama 20 tahun penjara,” sebut Hakim Ketua Kisworo

Handoyo dalam amar putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus).

Belakangan, Kuasa Hukum Jessica, Otto Hasibuan mengungkapkan

kekecewaannya terhadap majelis hakim, yang dinilai tidak adil dalam

memberikan vonis. Kuasa Hukum Jessica mengajukan banding. Adapun poin

banding yang pertama yaitu tidak adanya bukti atau saksi yang melihat Jessica

menaruh sianida. Kedua, terkait BB IV (Barang bukti nomor empat), yang

merupakan sampel cairan lambung yang diambil 70 menit pasca kematian Mirna

di RS Abdi Waluyo, Jakarta Pusat. Sampel cairan itu dinyatakan negatif zat

Universitas Sumatera Utara

Page 74: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

55

Universitas Sumatera Utara

sianida. Namun, majelis hakim dianggap tidak memasukkan BB IV ke dalam

pertimbangannya. Ketiga, mempermasalahkan pernyataan hakim terkait Jessica

yang paling lama menguasai kopi Mirna, sehingga dianggap paling

memungkinkan memasukkan sianida saat itu. Keempat, keabsahan CCTV;

pemindahan file rekaman tidak dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Terlebih, rekaman CCTV yang asli dari Kafe Olivier sudah dihapus. Kelima,

tentang tangisan Jessica yang dianggap sandiwara saat pledoi dianggap tidak

layak dijadikan pertimbangan vonis.

“Masa orang dihukum karena tangisan, orang dihukum karena tidak ada

ingus. Jadi seakan-akan kalau orang nangis harus sampai keluar ingus dan air

mata sampai ke bibir. Kalau nggak bisa dipidana. Jadi pertimbangan seperti ini

kan menurut saya kurang etis,” Otto Hasibuan memungkasi (liputan6.com, 31

Oktober 2016).

Frekuensi sidang kasus pembunuhan Mirna yang telah disiarkan secara

langsung oleh tvOne adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jumlah Sidang Kasus Pembunuhan Mirna yang disiarkan tvOne secara live.

Frekuensi Sidang Tanggal Pelaksanaan

Sidang

Agenda Sidang

Sidang ke-1

32:47

Breaking News

Live

Youtube

15 Juni 2016 Kuasa Hukum Jessica

menyampaikan keberatan

dakwaan dari pihak JPU,

yang mendakwa Jessica

melakukan tindak

pembunuhan berencana.

Kuasa Hukum Jessica

juga menjelaskan

beberapa kejanggalan atas

dakwaan Jaksa, seperti:

Asal sianida yang tidak

bisa dibuktikan dan tak

ada saksi yang melihat

Mirna diracun. Sehingga,

Kuasa Hukum Jessica

menilai dakwaan Jaksa

tak masuk akal dan sumir

(terlalu terburu-buru

dalam mengambil suatu

Universitas Sumatera Utara

Page 75: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

56

Universitas Sumatera Utara

kesimpulan).

Sidang ke-2

03:09

Kabar Petang

Recorder Event

Youtube

21 Juni 2016 Pemberitaan tvOne terkait

eksepsi Jessica yang

ditolak. Selain itu, JPU

juga menegaskan bahwa

Jessica terlibat

pembunuhan berencana,

sekaligus membantah

dakwaan mereka tidak

jelas.

Sidang ke-3

06:04

Kabar Siang

Recorder Event

Youtube

28 Juni 2016 Majelis Hakin menolak

seluruh eksepsi yang

diajukan Kuasa Hukum

Jessica Kumala Wongso.

Pada persidangan dengan

agenda pembacaan

putusan sela ini, keluarga

almh. Mirna turut hadir,

seperti: Ayah Mirna

(Darmawan Shalihin),

saudari kembar Mirna

(Sandy Shalihin) dan juga

suami Mirna (Arief

Soemarko).

Sidang ke-4

04:26

Kabar Siang

Live

Youtube

12 Juli 2016 Dengan agenda

menghadirkan saksi dari

keluarga almh. Mirna,

jaksa menghadirkan tiga

saksi, yaitu: Ayah, saudari

kembar, dan suami Mirna.

Sidang ke-5

25:23

Kabar Siang

Live

Youtube

13 Juli 2016 Hakim memutar rekaman

CCTV sebagai barang

bukti kunci, selain

daripada kesaksian Hani

Juwita Bwon. Mirna

sendiri meninggal pada 6

Januari 2016 pasca

menyeruput es kopi

Vietnam pesanan Jessica,

yang membuatnya

mengalami kejang dan

susah bernafas. Dalam

persidangan itu, juga turut

ditunjukkan barang bukti

berupa gelas dan sisa es

kopi Vietnam yang

diminum korban.

Sidang ke-6 21 Juli 2016 Dengan agenda

Universitas Sumatera Utara

Page 76: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

57

Universitas Sumatera Utara

1:36:17

Kabar Siang

Live

Youtube

mendengarkan keterangan

dari tiga pegawai Kafe

Olivier yang dihadirkan

pihak JPU. Salah satunya

ialah peracik kopi

Vietnam korban, Rangga.

Selain itu, Jaksa juga

menunjukkan beberapa

alat bukti. Namun, banyak

tayangan-tayangan yang

tidak perlu, seperti: Jaksa

yang menanyakan proses

pembuatan kopi, dan

perdebatan seputar “Es

batu dulu atau susu dulu

yang dimasukkan?” antara

pengacara Otto Hasibuan

dan Hakim kepada saksi

Rangga. Serta perdebatan

terkait perbedaan rentang

waktu kedatangan Jessica

ke Kafe Olivier (pukul

18:14) dengan pukul

dimana kopi dipesan

(18:08). Sehingga,

tayangan semacam ini

benar-benar dapat

mengurangi kesempatan

pemirsa guna memperoleh

ragam informasi lain

sebagaimana teguran KPI.

Namun, konten siaran

yang penuh perdebatan

(baca: menarik) mampu

menjadikan siaran

langsung ini sayang untuk

dilewatkan.

Sidang ke-7

25:26

Kabar Siang

Live

Youtube

23 Juli 2016 Dengan agenda

mendengarkan saksi fakta

dari pihak JPU, yaitu

Barista Kafe Olivier,

Rangga. Disini Rangga

menjelaskan keseluruhan

proses pembuatan kopi,

dan mengakui aroma kopi

Vietnam yang diseruput

Mirna berbau menyengat.

Selain itu, Jaksa juga

Universitas Sumatera Utara

Page 77: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

58

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan struk

pembayaran, sebagai

bukti pesanan kopi

Vietnam yang dipesan

Jessica pada pukul 16.09

wib. Dimana pesanan

kopi untuk meja nomor 54

itu langsung dibayarkan

Jessica (bill out).

Sidang ke-8

01:44:08

Kabar Khusus Live

Youtube

27 Juli 2016 Kesaksian pegawai dan

manajer Kafe Olivier,

Devi, serta Hani Juwita

Bwon. Dalam persidangan

itu, Devi menjelaskan

teknis penyajian kopi.

Namun Hakim sempat

mengkonfrontir

keterangannya yang

melebar dan berbelit-belit.

Sidang ke-9

02:27:49

Kabar Khusus Live

Youtube

28 Juli 2016 Dengan agenda

mendengarkan keterangan

saksi fakta, yakni

resepsionis Kafe Olivier,

Resmiati. Selain itu,

Hakim juga

mengkonfrontir kembali

sejumlah saksi yang telah

dihadirkan pada

persidangan sebelumnya.

Seperti Manager, Devi

dan pegawai, Sari.

Rekaman CCTV juga

kembali diperlihatkan

beserta barang bukti lain,

seperti gelas dan sisa ice

coffee Vietnam milik

korban. Namun sempat

diwarnai perdebatan soal

keabsahan barang bukti

antara Jaksa dan

Pengacara.

Sidang ke-10

02:37:27

Kabar Khusus

Live

Youtube

3 Agustus 2016 Sejatinya menghadirkan

saksi fakta dari polisi

yang mengamankan

barang bukti. Namun,

belakangan polisi tersebut

tak dapat dihadirkan

lantaran sakit. Oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 78: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

59

Universitas Sumatera Utara

karena itu, sempat terjadi

perdebatan antara

Penasehat Hukum dengan

JPU atas kehadiran saksi

ahli yang tidak sesuai

dengan rundown agenda

persidangan. Namun pada

akhirnya, Majelis Hakim

setuju saksi ahli untuk

dihadirkan. Sehingga,

agenda persidangan

berubah menjadi

mendengarkan saksi ahli

forensik, dr Slamet

Purnomo. Dokter

Spesialis Forensik ini juga

sempat memeriksa

jenazah Mirna yang sudah

diawetkan. Ia menyatakan

menemukan bercak-

bercak hitam dan rusak

baik pada sampel

lambung maupun bibir

dalam tubuh jenazah

Mirna. dr Slamet

meyakini adanya zat

korosif (baca: racun

sianida) yang merusak

kedua organ tersebut

hingga korban meninggal

dunia.

Sidang ke-11

Terbagi ke dalam 3

video berdurasi selama

03:46, 16:29 dan 16:01

Kabar Khusus dan

Kabar Siang

Youtube Langganan

tvOne

10 Agustus 2016 Dengan agenda

mendengarkan keterangan

saksi ahli digital forensik

Bareskrim Polri, Ajun

Komisaris Besar M. Nuh

Al-Azhar dari pihak JPU.

Pada persidangan yang

berlangsung di PN Jakpus

itu, Nuh mengungkapkan

beberapa kejanggalan dari

tingkah laku Jessica,

seperti sering menoleh ke

belakang, terlihat

membuka tas,

memindahkan gelas kopi

ke ujung meja,

memindahkan paper bag,

Universitas Sumatera Utara

Page 79: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

60

Universitas Sumatera Utara

dan beberapa kali

menggeser posisi duduk.

Sidang ke-12

Siaran Langsung

persidangan ini

berdurasi selama 6:36

Kabar Khusus

Youtube Langganan

tvOne

15 Agustus 2016 Mendengarkan keterangan

saksi ahli psikologi,

Antonia Ratih Andjayani

dari pihak JPU. Pada

persidangan di PN Jakpus

itu, Ratih mengungkapkan

perilaku Jessica tidak

wajar saat melihat Mirna

dalam kondisi sekarat.

Dan sempat terjadi

perdebatan di ruang

sidang antara saksi ahli

psikologi, Antonia Ratih

Andjayani dan tim kuasa

hukum Jessica, Otto

Hasibuan. Pada

persidangan di PN Jakpus

itu, Otto tidak terima

kliennya dikatakan

menunjukkan perilaku

yang tidak wajar saat

melihat Mirna dalam

kondisi sekarat.

Sidang ke-13

Siaran langsung

persidangan ini

berdurasi selama 2:56

Kabar Siang

Youtube Langganan

tvOne

18 Agustus 2016 Natalia Widiasih

Rahardjanti, saksi ahli

psikiatri forensik/ahli

kejiwaan RSCM kubu

JPU mengatakan Jessica

tidak mengalami

gangguan jiwa.

Sidang ke-14

05:47:01

Kabar Khusus

Live

Youtube

25 Agustus 2016 I Made Gelgel, saksi ahli

toksikologi forensik dan

ahli hukum pidana, Prof.

Dr. Edward Omar Sharif

Hiariej dari pihak JPU

memberikan

keterangannya. Made

mengungkapkan

kegunaan obat yang

ditemukan dalam tas

Jessica adalah untuk

pengobatan depresi.

Adapun Pengacara

Jessica, Otto Hasibuan

keberatan dengan

keterangan yang diajukan

Universitas Sumatera Utara

Page 80: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

61

Universitas Sumatera Utara

saksi ahli hukum pidana,

Prof. Dr. Edward Omar

Sharif Hiariej.

Menurutnya saksi ahli

yang dihadirkan tersebut

tidak lagi independen

(netral) dalam

kesaksiannya. Sebab telah

berkeyakinan bawa

Jessica Kumala Wongso

lah sebagai pembunuh

Wayan Mirna Shalihin.

Perdebatan pun sempat

terjadi antara Otto dan

Shandy Handika (pihak

JPU).

Sidang ke-15

1:31:02

Kabar Khusus

Live

Youtube

29 Agustus 2016 Mendengarkan keterangan

saksi fakta, yakni dokter

dari Rumah Sakit Umum

Abdi Waluyo yang

menangani Mirna.

Keduanya yakni dokter

Prima Yudho dan dokter

Ardianto yang dihadirkan

dari pihak JPU. Keduanya

menyatakan kronologis

kejadian kematian Mirna

dan kondisi tubuh korban

pada saat itu. Sempat

terjadi perdebatan antara

JPU dan Penasehat

Hukum terkait kematian

Mirna pra atau pasca

berada di RS tersebut.

Sidang ke-16

2:48:26

Kabar Khusus

Live

Youtube

31 Agustus 2016 Mendengarkan keterangan

dari saksi ahli Dokter

Forensik, dr. Budi

Sampurna, yang telah

banyak menangani kasus

kematian akibat racun.

Salah satu yang

ditanganinya ialah kasus

Munir dengan racun

arsenik. Ada banyak hal

yang dijelaskan oleh dr.

Budi seperti bagaimana

prosedur visum jenazah,

autopsi (pemeriksaan luar

Universitas Sumatera Utara

Page 81: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

62

Universitas Sumatera Utara

dalam jenazah) yang tak

harus memerlukan izin

keluarga, guna

mengetahui penyebab

kematian. Meski demikian

dr. Budi menambahkan

merupakan suatu hal yang

lazim, jika pihak keluarga

menolak untuk

dilakukannya autopsi.

Selain itu, saksi juga

menjelaskan tanda dan

efek dari kematian akibat

sianida, seperti: Sianida

yang bereaksi cepat di

lambung, tubuh kejang-

kejang, serta menyerang

otak dan jantung juga

organ-organ yang

membutuhkan oksigen.

Dan sempat terjadi

perdebatan antara pihak

JPU dan Penasehat Umum

terkait gejala kematian

Mirna sesuai dengan

akibat sianida atau mati

akibat sianida.

Sidang ke-17

5:29:46

Kabar Pagi

Live

Youtube

1 September 2016 Jessica dinilai

mengintervensi kopi

Mirna dan berperilaku tak

lazim saat Mirna sekarat.

Hal itu diungkapkan oleh

Sarlito Wirawan, saksi

ahli psikolog UI yang

dihadirkan kubu JPU.

Persidangan itu juga turut

menghadirkan saksi ahli

kriminolog UI, Ronny

Nitibaskara yang

menganalisis pribadi dan

gerak-gerik Jessica di

Kafe Olivier.

Menurutnya, Jessica

memiliki kepribadian

narsistik, emosional dan

sensitif serta cemas.

Sehingga kepribadian

tersebut menjadikan

Universitas Sumatera Utara

Page 82: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

63

Universitas Sumatera Utara

Jessica berpotensi untuk

melakukan kekerasan.

Keterangannya tersebut

sontak membuat Jessica

angkat bicara,

sebagaimana sebelumnya

pengacara Otto Hasibuan

juga mempertanyakan

kesimpulan ahli tersebut.

Sidang ke-18

5:11:49

Kabar Khusus

Live

Youtube

5 September 2016 Merupakan persidangan

yang baru dinyatakan

rampung pada pukul

23:25 wib. Persidangan

tersebut menghadirkan

saksi ahli untuk

meringankan terdakwa

Jessica. Yaitu ahli

patologi senior dari

Queensland University,

Australia, Prof. Beng-

Beng Ong yang

didampingi oleh

penerjemah tersumpah,

Arief. Dalam persidangan

tersebut sempat diwarnai

suasana cekcok, karena

JPU keberatan dengan

visa kunjungan yang

digunakan oleh saksi ahli.

Secara keseluruhan,

keterangan Prof. Beng-

Beng Ong bertolak

belakang dengan

keterangan dari saksi-

saksi ahli sebelumnya

yang dihadirkan pihak

JPU. Salah satu

kesimpulannya ialah

bahwa penyebab kematian

Mirna tidak dapat

dipastikan alias besar

kemungkinan kematian

Mirna bukan karena

sianida.

Sidang ke-19

1:51:31

Kabar Khusus

Live

7 September 2016 Menghadirkan saksi fakta

yang berada di TKP untuk

meringankan terdakwa

Jessica. Yakni Hartanto

Universitas Sumatera Utara

Page 83: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

64

Universitas Sumatera Utara

Youtube Sukmono dan Saiful

Hidayat yang datang

pukul 16.00 wib ketika itu

untuk suatu urusan bisnis.

Sebelumnya kedua saksi

tersebut juga telah

diperiksa oleh penyidik.

Sidang ke-20

8:35:15

Kabar Khusus

Live

Youtube

14 September 2016 Menghadirkan saksi ahli

toksikologi kimia dari

pihak Jessica, Dr. rer. nat

(doktor ilmu sains)

Budiawan dan ahli

patologi forensik, dr.

Gatot Susilo Lawrence.

Keduanya menyimpulkan

bahwa penyebab kematian

Mirna tidak dapat

dipastikan, dan

menekankan pentingnya

melakukan autopsi

terhadap jenazah Mirna.

Sidang ke-21

06:16, 12:01, 09:11,

02:24 (versi Youtube

langganan tvOne)

2:29:14 (versi Youtube)

Kabar Khusus

Live

15 September 2016 Menghadirkan saksi ahli

digital forensik, Rismon

Hasiholan Sianipar dari

pihak Jessica, dan

dilanjutkan dengan saksi

ahli psikiater, dr.

Irwansyah. Rismon

menyatakan video CCTV

kematian Mirna diduga

hasil modifikasi ilegal

(tampering), yang terbagi

ke dalam tiga video, yaitu:

06:16, 12:01, dan 9:11.

Sedangkan video

berdurasi 02:24

merupakan detik-detik

Roy Suryo diusir dari

ruang persidangan Jessica.

Kesemua video di atas

tanpa jeda iklan (versi

Youtube langganan

tvOne). Adapun, dr.

Irwansyah mengatakan

kemampuan mengontrol

emosi Jessica merupakan

suatu hal yang wajar.

Video tersebut berdurasi

Universitas Sumatera Utara

Page 84: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

65

Universitas Sumatera Utara

selama 2:29:14 tanpa jeda

iklan (versi Youtube).

Sidang ke-22

Keterangan Ahli

Kriminologi (3:19),

Dewi Haroen kritisi

saksi ahli sebelumnya

(3:56), dan Jaksa

pertanyakan metode

pemeriksaan ahli (4:12)

tanpa jeda iklan (versi

Youtube langganan

tvOne)

Keterangan Ahli

Psikolog Klinis

(2:18:53) tanpa jeda

iklan (versi Youtube).

Kabar Pagi dan Kabar

Khusus

Live

19 September 2016 Kubu Jessica

menghadirkan tiga saksi

ahli dari Universitas

Indonesia (UI), yakni

psikolog Dewi Taviana

Walida Haroen,

Kriminolog Eva Achjani

Zulfa, dan psikolog klinis

Agus Mauludi. Dalam

kesaksiannya, ketiga

pakar itu membantah

keterangan-keterangan

yang diuraikan sejumlah

ahli dari pihak JPU.

Mereka menyatakan

bahwa keterangan yang

disampaikan ahli dari JPU

salah. Bahkan, hasil

pemeriksaan beberapa

ahli terhadap Jessica

dianggap tidak sah secara

metode keilmuan.

Sidang ke-23

04:33:19

Kabar Khusus

Live

Youtube

21 September 2016 Mendengarkan keterangan

saksi ahli toksikologi,

Michael Robertson dari

Monash University,

Australia. Ahli tersebut

menyatakan sianida di

lambung sebesar 0,2 mg

(miligram) tak buktikan

Mirna diracun. Sebab bisa

saja terbentuk pasca

kematian atau karena zat-

zat lain seperti makanan,

rokok ataupun terpapar

berbagai lingkungan.

Sehingga, pendapat ahli

sebelumnya dianggap

spekulatif dan tidak bisa

dipercaya. Selain itu, ia

juga menyayangkan tidak

dilakukannya postmortem

(autopsi). Namun, sebagai

pakar toksikologi yang

muncul dalam sidang

Jessica, nama Michael

Universitas Sumatera Utara

Page 85: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

66

Universitas Sumatera Utara

Robertson tercemar

karena terseret kasus

pembunuhan Greg de

Villers oleh istrinya

sendiri, tahun 2000.

Robertson disebut

memiliki hubungan

asmara dengan istri de

Villers dan terlibat

pembunuhan itu.

Sidang ke-24

04:20:04

Kabar Khusus

Live

Youtube

22 September 2016 Menghadirkan saksi ahli

patologi forensik dari

pihak Jessica, Richard B.

Collins. Ahli tersebut

menyatakan tidak

ditemukan tanda

kekerasan dalam tubuh

Mirna, saluran pernapasan

Mirna tak diperiksa secara

maksimal, dan

menyayangkan tidak

dilakukannya autopsi –

yang dapat menentukan

penyebab suatu kematian.

Sidang ke-25

04:36:24

Kabar Khusus

Live

Youtube

26 September 2016 Memasuki babak akhir

dengan mendengarkan

saksi ahli hukum pidana

Universitas Islam

Indonesia (UII), Mudzakir

dari kubu Jessica.

Mudzakir menjelaskan

pentingnya motif dalam

melakukan suatu tindak

kejahatan, dan proses

penyidikan yang harus

sesuai dengan standar

dengan dilengkapi BAP.

Ia juga menekankan

pentingnya data/bukti asli

untuk dihadirkan dalam

persidangan.

Sidang ke-26

Jessica ke Olivier

diantar Ayah pakai

mobil pribadi (01:22),

Jessica Wongso tak

pernah naik angkutan

umum (01:47),

28 September 2016 Mendengarkan keterangan

Jessica sebagai terdakwa.

Universitas Sumatera Utara

Page 86: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

67

Universitas Sumatera Utara

Jessica ungkap alasan

foto di Olivier dan

letakkan paper bag di

atas meja (03:19),

Jessica sebut terbiasa

langsung bayar saat

memesan minuman di

bar (01:58)

Kabar Khusus

Youtube Langganan

tvOne

Sidang ke-27

03:31

Kabar Khusus

Youtube Langganan

tvOne

5 Oktober 2016 Jaksa Penuntut Umum

(JPU) membacakan

tuntutannya. Jaksa kala itu

mantap menuntut Jessica

selama 20 tahun penjara

atas kasus pembunuhan

berencana.

Sidang ke-28

Jessica bersumpah

tidak membunuh

Mirna (04:34)

Baca Pembelaan,

Jessica terus menangis

(13:22)

Kabar Pagi dan Kabar

Khusus

Youtube Langganan

tvOne

12 Oktober 2016 Pledoi/Pembacaan nota

pembelaan terdakwa.

Sidang ke-29

(Video tidak

ditemukan)

17 Oktober 2016 Pembacaan

Replik/Mendengarkan

jawaban Jaksa untuk

meneguhkan dakwaannya.

Sidang ke-30

(Video tidak

ditemukan)

20 Oktober 2016 Pembacaan

Duplik/Mendengarkan

jawaban dari kubu Jessica

atas replik Jaksa. Dalam

duplik tersebut, Arief

Soemarko, suami

mendiang Mirna dan

Barista Kafe Olivier,

Rangga Dwi Saputra

dituding berkomplot

meracun Mirna.

Sidang ke-31

Youtube Langganan

tvOne

27 Oktober 2016 Pembacaan putusan

hakim kepada terdakwa

(03:39),

Kuasa Hukum Jessica

Universitas Sumatera Utara

Page 87: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

68

Universitas Sumatera Utara

ajukan banding (01:28),

Reaksi suami Mirna pasca

vonis hakim (07:48),

Otto Hasibuan beberkan

kejanggalan pertimbangan

hakim (32:32).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Analisis Wacana Kritis atau

Critical Discourse Analysis Norman Fairclough dengan dimensi sosiocultural

practise (praktik sosial budaya) dalam siaran langsung sidang kasus pembunuhan

Mirna di tvOne. Pada Dimensi sosial budaya tersebut, peneliti berfokus kepada

tiga level analisisnya, yaitu: Situasional, Institusional, dan Sosial. Serta

menggunakan Ekonomi Politik Media Vincent Mosco, terkhusus pada pendekatan

commodification (komodifikasi).

4.2. Pembahasan

4.2.1. Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough Dalam Siaran

Langsung Sidang Kasus Pembunuhan Mirna di tvOne

4.2.1.1. Analisis Level Sociocultural Practise (Praktik Sosial

Budaya)

Eriyanto (2001: ii) menyatakan analisis wacana adalah alternatif terhadap

kebuntuan-kebuntuan dalam analisis media yang selama ini lebih didominasi oleh

analisis isi konvensional dengan paradigma positivis atau konstruktivisnya. Basis

sistem produksi yang melahirkan teks-teks isi media kita tetap yang dulu juga,

yakni yang digerakkan oleh dinamika never ending circuit of capital

accumulation (atau sirkuit money-commodity-more money) (Eriyanto, 2001: viii).

Namun yang penting untuk dimengerti dalam soal itu adalah perbedaan antara

kuasa atas teks dengan kuasa atas struktur didalam mana teks dikonstruksi,

dipresentasi, dan dimaknai. Artinya, konsumen dan pekerja industri pers memang

mempunyai pilihan bagaimana membuat dan memaknai teks; namun toh itu

semua tidak dilakukan dalam bingkai struktur pilihan-pilihan yang mereka susun

sendiri, melainkan yang terbentuk di luar jangkauan intervensi mereka (Hidayat

dalam Eriyanto, 2001: ix).

Universitas Sumatera Utara

Page 88: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

69

Universitas Sumatera Utara

Analisis sosiocultural practise didasarkan pada asumsi bahwa konteks

sosial yang ada di luar media mempengaruhi bagaimana wacana yang muncul

dalam media. Ruang redaksi atau wartawan bukanlah bidang atau kotak kosong

yang steril, tetapi sangat ditentukan oleh faktor di luar dirinya. Sociocultural

practise ini memang tidak berhubungan langsung dengan produksi teks, tetapi ia

menentukan bagaimana teks diproduksi dan dipahami.

Maka, bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan dari aspek

kebahasaan semata, tetapi juga menghubungkannya dengan konteks. Adapun

konteks disini berarti bahasa itu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu,

termasuk didalamnya praktik kekuasaan. Dan kuasa disini juga merupakan aspek

yang inheren (berhubungan erat) dalam suatu berita yang disiarkan.

Norman Fairclough lebih tertarik dengan faktor struktur dan praktik kerja

dari media, yang didalamnya menyertakan kepentingan ekonomi dan politik

pengelolanya. Dimana pada Fairclough (dalam Eriyanto, 2001: 346-349)

disebutkan bahwa kekuasaan kelompok dominan itu sebagai kebenaran. Secara

tidak sadar wartawan memproduksi dan mereproduksi praktik permaknaan yang

dihasilkan oleh kelompok dominan. Fairclough (dalam Eriyanto, 2001: 322-326)

juga membuat tiga level analisis pada sociocultural practise, yaitu: Level

situasional, institusional dan sosial.

1. Situasional

Dalam konteks siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne,

tampak jelas bagaimana siaran tersebut diproduksi diantaranya karena

memperhatikan aspek situasional. Persidangan kasus tewasnya Wayan Mirna

Shalihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso yang kala itu masih terus

berjalan, sejumlah saksi fakta dan ahli yang terus dihadirkan dari dua kubu guna

dimintai keterangan, serta bukti rekaman CCTV yang memperlihatkan aktivitas

Jessica saat berada di lokasi kejadian, yang pada saat itu masih menimbulkan

perdebatan merupakan suatu kondisi atau suasana yang khas dan unik. Sehingga,

persidangan ini bisa jadi berbeda dengan persidangan-persidangan kebanyakan.

Universitas Sumatera Utara

Page 89: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

70

Universitas Sumatera Utara

Persidangan kasus tewasnya Wayan Mirna Shalihin yang digelar di PN

Jakpus itu dibalut dengan konteks situasional yang khas, yang melibatkan emosi

dan nuansa tertentu. Dimana Jessica Kumala Wongso yang duduk di bangku

pesakitan dengan status terdakwa menolak dituding telah melakukan pembunuhan

berencana terhadap kawannya sendiri, Wayan Mirna Shalihin dengan

membubuhkan racun sianida ke dalam Kopi Vietnam yang diminum korban.

“Dalam rentang waktu pukul 16.30 wib sampai dengan pukul 16.45 wib,

terdakwa langsung memasukkan racun natrium sianida atau NaCN kepada gelas

berisi minuman yang tidak disaksikan untuk korban Mirna. Dan korban Mirna

dinyatakan meninggal pada pukul 18.30 wib sebagaimana surat Rumah Sakit

Abdi Waluyo,” dakwa salah seorang anggota JPU, Ardito Muwardi membacakan

surat dakwaannya pada siang perdana (tvOne, 15/6).

Tentu, isi siaran semacam ini sebagai bagian dari komodifikasi

memberikan sumbangan terhadap wacana media.

Tema tertentu yang menarik seperti motif Jessica menghabisi nyawa

Mirna lantaran tersinggung dan sakit hati dengan kata-kata korban, masalah

asmara, perencanaan pembunuhan yang terbukti mendongkrak penjualan akan

terus-menerus diliput dan disiarkan secara langsung oleh tvOne.

“Korban Mirna mengetahui permasalahan dalam hubungan antara Jessica dan

pacarnya. Sehingga korban Mirna menasehati terdakwa agar putus saja dengan

pacar yang suka kasar dan pemakai narkoba. Dengan mengatakan, „Buat apa

berpacaran dengan orang yang tidak baik dan tidak modal‟. Ucapan Mirna

tersebut ternyata membuat terdakwa marah serta sakit hati, sehingga terdakwa

memutuskan untuk menghentikan komunikasi dengan korban Mirna. Bahwa

setelah kemarahan terdakwa kepada korban Mirna tersebut, terdakwa pada

akhirnya putus dengan pacarnya dan mengalami beberapa peristiwa hukum dan

melibatkan pihak kepolisian Australia. Sehingga membuat terdakwa semakin

tersinggung dan sakit hati kepada korban Mirna. Sehingga untuk membalas sakit

hatinya tersebut, terdakwa merencanakan untuk menghilangkan nyawa korban

Mirna,” lanjut JPU pada siang perdana (tvOne, 15/6).

Oleh karena itu, tvOne tidak bodoh untuk menyia-nyiakan momentum

persidangan yang penuh emosi dan konflik serta masih digandrungi khalayak

ramai. Karena seperti yang dinyatakan Vivian (2008: 495), media tidak

menentukan agenda secara sepihak, tetapi mempertimbangkan audiens dalam

menentukan prioritas liputannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 90: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

71

Universitas Sumatera Utara

Jika disimak, jumlah pemberitaan siaran langsung sidang kasus

pembunuhan Mirna di tvOne relatif amat tinggi. Terlihat pada sidang ke-20

(08:35:15) yang disiarkan secara langsung sampai dengan delapan jam lebih;

sidang ke-14 (05:47:01), ke-17 (05:29:46), dan ke-18 (05:11:49) yang disiarkan

secara langsung sampai dengan lima jam lebih; sidang ke-23 (04:33:19), ke-24

(04:20:04), dan ke-25 (04:36:24) empat jam lebih; sidang ke-9 (02:27:49), ke-10

(02:37:27), dan ke-16 (02:48:26) dua jam lebih; sidang ke-6 (01:36:17), ke-8

(01:44:08), ke-15 (01:31:01), ke-19 (01:51:31) satu jam lebih. Hal itu

menunjukkan berita „buruk‟ berbau sensasional, kriminalitas, penuh drama dan

ibarat sinetron memang relatif masih disukai oleh pemirsa televisi. Sehingga,

tvOne pun mengupas dengan selugas-lugasnya dan setransparan mungkin dengan

durasi tayang yang berjam-jam lamanya.

Padahal, tingginya jumlah akses informasi tentang kasus Jessica yang

ditayangkan tvOne secara live, sedikit banyak akan memengaruhi opini

masyarakat. Terutama kepada dampak berita bagi perkembangan jiwa anak dan

remaja. Terbukti dari 114 pengaduan masyarakat yang dilayangkan ke KPI Pusat

terkait sidang Jessica, salah satunya menyangkut kepada dampak berita tersebut

bagi perkembangan jiwa anak dan remaja.

Apalagi, media massa (baca: tvOne) merupakan agen sosialisasi sekunder

yang dampak penyebarannya paling luas dibanding agen sosialisasi lain. Cukup

signifikan dalam memengaruhi remaja, baik dari segi kognisi (pemikiran), afeksi

(perasaan) maupun konatif (tindakan)-nya. Sehingga, pemberitaan siaran langsung

sidang kasus pembunuhan Mirna yang disajikan tvOne saat itu telah berubah

menjadi komoditi dan mimetisme (gairah yang melanda media untuk meliput

berita-berita yang dianggap penting).

Maka, meski teori keperkasaan media massa pernah tergusur oleh

pendekatan uses and gratifications, yang menyatakan bahwa individu memiliki

kemampuan menyeleksi setiap informasi yang ditangkapnya. Agaknya, siaran

langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne sekarang dapat membalikkan

kembali pemikiran tentang kekuatan media.

Universitas Sumatera Utara

Page 91: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

72

Universitas Sumatera Utara

Sementara dalam kacamata bisnis media, kecanduan masyarakat terhadap

beberapa jenis pemberitaan terkait Jessica merupakan peluang yang tidak

mungkin disia-siakan. Karena yang demikian tersebut sangat menguntungkan

tvOne dalam pemasukan iklan. Apalagi ditunjang dengan tingginya tingkat

kompetisi di bidang media massa, maka tvOne akan berlomba-lomba

meningkatkan layanan yang memikat pemirsanya.

Dalam upaya memikat pemirsanya tersebut, tvOne pun mengabaikan

prinsip-prinsip idealnya. Sehingga, durasi tayang yang panjang pun tidak menjadi

soal, asalkan unsur-unsur dramatik muncul tak terduga pada setiap babaknya.

Karena merasa pemirsanya “membutuhkan” sajian media tersebut, dan tanpa

terlampau peduli dengan akibat-akibat yang ditimbulkannya.

2. Institusional

Dalam masyarakat modern, pada dasarnya Pers merupakan institusi yang

mempunyai tiga wajah sekaligus. Ia merupakan institusi politik, institusi sosial

dan institusi bisnis. Seperti yang dikutip dari Severin dan Tankard (2008: 373)

yakni kekuatan politik, sosial, dan ekonomi tersebut berpengaruh langsung

terhadap isi media. Kepemilikan dan pengendalian media memengaruhi isi media,

dan isi media menentukan pengaruh media.

Maka, level institusional melihat bagaimana pengaruh institusi organisasi

dalam praktik produksi wacana. Institusi ini bisa berasal dari dalam diri media

sendiri, bisa juga kekuatan-kekuatan eksternal di luar media yang menentukan

proses produksi berita. Faktor institusi yang penting adalah institusi yang

berhubungan dengan ekonomi media. Oleh karena itu, Produksi acara pada siaran

langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne, menunjukkan tvOne tidak

mungkin bisa dilepaskan dari pengaruh ekonomi media yang sedikit banyak bisa

berpengaruh terhadap wacana yang muncul dalam pemberitaannya.

Misalnya: Dalam agenda sidang ke-4 (12/7) yang kembali digelar.

Darmawan Shalihin, Ayah Mirna; Sandy Shalihin, saudari kembar Mirna; dan

Arief Sumarko, selaku suami Mirna ikut dihadirkan guna memberikan keterangan

Universitas Sumatera Utara

Page 92: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

73

Universitas Sumatera Utara

sebagai saksi. Dimana Darmawan Shalihin sendiri, sejak mengetahui anaknya

tewas mengaku telah menaruh curiga bahwa Jessica lah pembunuhnya. Tentu

mempunyai nilai ekonomi media bagi tvOne.

Ataupun saat Hani Juwita Bwon, orang yang berada bersama Mirna dan

juga Jessica di TKP (Tempat Kejadian Perkara) ikut dihadirkan sebagai saksi.

Semakin menunjukkan bahwa posisi wartawan tampak tidak berdaya di tengah

praktik pemilik institusi media. Wartawan tersebut diharuskan juga meliput setiap

keterangan Hani secara utuh yang tentunya memiliki nilai ekonomi media.

“Ini ga enak banget, this is so awfull. Oh My God, ini apaan ya? This is so

bad! Dia (Mirna) mukanya langsung kelihatan marah, lalu ditanya minta air putih

dong. Dia mengibas terus, dia bilang ini parah banget, ini apaan, gitu. Ga lama

saya liat Mirna sudah saya pikir dia pusing atau apa. Pas saya liat dia udah begini,

uda besandar, matanya kosong. Terus dia kesusahan nafas, pelan-pelan tangannya

kejang, kakinya semua masuk ke dalam gini, tatapan matanya ke atas kosong;

pertama mengeluarkan buih, bubble gitu bola-bola kecil, buih-buih dari mulut, ya

busa. Dia berusaha bernafas, tetapi kesusahan. Tidak sampai semenit, dua menit

dokter keluar mengabarkan sudah tidak ada,” terang Hani memberikan keterangan

pada sidang ke-5 (tvOne, 13/7).

Eriyanto (2001: 41-42) merinci kelemahan wartawan tersebut sebagai

kelas tersendiri dan hubungannya dengan redaktur, pemilik modal, dan pemasaran

adalah relasi kelas yang berbeda, bukan hubungan profesional. Oleh karena itu,

kerja wartawan tvOne bukanlah diatur dalam proses dan pembagian kerja, tetapi

dari kontrol kesadaran kelas mereka dengan kelompok elit, terhadap pentingnya

kesaksian Hani yang melihat bahwa Jessica telah memesan minuman untuk Mirna

setiba mereka di Kafe Olivier, dan menjadi orang yang menyaksikan detik-detik

Mirna menghembuskan nafas terakhirnya.

Jadi, pengaruh modal, institusi dan kepemilikan serta politik kelas sangat

mempengaruhi fakta apa yang harus diambil dan bagaimana berita itu

dibahasakan. Apalagi wartawan sebagai bagian terkecil dari struktur sosial,

ekonomi dan politik yang lebih besar. Jadi, persoalannya bukan wartawan tvOne

yang tidak objektif, melainkan struktur di luar diri wartawan tersebut yang

mempropagandakan nilai-nilai tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Page 93: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

74

Universitas Sumatera Utara

Ataupun saat wartawan tvOne mengabarkan bahwa dalam sidang ke-11

(10/8), pihak JPU menghadirkan tiga saksi ahli, diantaranya: Dokter ahli forensik

dari Rumah Sakit Bhayangkara Polri, dr. Slamet Purnomo; saksi ahli toksikologi

forensik, Nursamad Subandi; serta saksi ahli digital forensik, AKBP Muhammad

Nuh Al-Azhar maka hal itu adalah objektif. Namun ketika pendapat saksi ahli dr.

Slamet Purnomo, yang mengatakan, “Dari gejala dari CCTV ini, ini jelas sekali

adalah gejala dari keracunan sianida” diberikan ruang yang besar, atau ketika

AKBP Muhammad Nuh memberikan analisanya yang disambut riuh tepuk tangan

pengunjung persidangan, maka ada nilai-nilai tertentu yang ingin

dipropagandakan di luar struktur diri wartawan tersebut.

Maka, pengelola berita di stasiun televisi tvOne adalah tetap manusia

bebas yang tentu mempertimbangkan etika jurnalistik ketika mengolah dan

menyiarkan berita atau informasi. Tetapi, kelemahan insan jurnalistik elektronika

itu menurut Hamid dan Budianto (2011: 58) adalah mereka dalam struktur

keperusahaan hanya seorang pegawai biasa. Wartawan adalah “orang gajian”

yang secara psikologis tidak akan menang berdebat dengan orang yang

menggajinya. Take it or leave it!

McQuail (2011: 244) menambahkan bahwa kunci bagi karakter institusi

media yang tidak biasa adalah bahwa aktivitasnya tidak terpisahkan secara

ekonomi maupun politik, sekaligus sangat tergantung dari teknologi yang terus-

menerus berubah. Hal itu terlihat dari banyaknya sorotan kamera tvOne yang

mengambil gesture/air muka atau gerak-gerik Jessica, Otto Hasibuan, Ardito

Muwardi (pihak JPU), dan Kisworo Handoyo (Ketua Hakim) pada sidang ke-26

(28/9) menunjukkan persidangan yang disiarkan secara langsung oleh tvOne telah

berubah menjadi “teater terbuka” yang bisa ditonton semua orang. Bahkan,

Todung Mulya Lubis, Advokat Senior menyuarakan kegelisahannya.

“...Hakim, jaksa, advokat, saksi ahli, dan terdakwa tiba-tiba menjelma

menjadi aktor dan aktris yang harus memerankan peran mereka di panggung

teater, menjaga penampilan, dan mendengar suara-suara penonton. Bukan

mustahil dalam situasi seperti ini obyektivitas dinegasikan karena kepedulian akan

“citra” dan suara yang berkembang di masyarakat. Hal ini sangat mungkin terjadi

apalagi pemberitaan media bisa juga bias dan bisa juga disetir pihak tertentu yang

Universitas Sumatera Utara

Page 94: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

75

Universitas Sumatera Utara

ingin membentuk opini publik. Alhasil, tak ada yang steril dari pengaruh dan

terutama hakim. Situasi seperti ini berbahaya karena akan mengganggu

independensi dan obyektivitasnya,” tulisnya. (Opini KOMPAS, edisi 14 Oktober

2016).

Selain itu, Shoemaker dan Reese (1996), menyatakan bahwa dalam

produksi berita setidaknya dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Secara garis besar,

faktor-faktor tersebut antara lain (1) ideologi, (2) ekstra media, (3) organisasional,

(4) rutinitas media, dan (5) faktor individual yaitu pekerja media. Masing-masing

faktor ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.

Individual level

Media routines

Organizations

Extramedia

Ideological

Gambar 4.1 Model Hierarki faktor-faktor yang mempengaruhi isi media

(Shoemaker & Reese, 1996).

Pertama, faktor individual (individual level). Dalam melakukan konstruksi

realitas, faktor individual wartawan tvOne sangat berpengaruh sebagaimana dia

akan mengkonstruksi sebuah realitas yang dilihatnya di PN Jakpus. Jadi, peliputan

hal-hal yang tidak perlu dalam persidangan ke- 26 (28/9) seperti Jessica ke Olivier

diantar Ayah pakai mobil pribadi, Jessica tak pernah naik angkutan umum, Jessica

ungkap alasan foto di Olivier dan letakkan paper bag di atas meja 54, atau Jessica

sebut terbiasa langsung bayar (bill out) saat memesan minuman di bar merupakan

nilai-nilai yang diyakini wartawan yang bertugas tersebut sebagai suatu hal yang

penting untuk diberitakan kepada khalayak pemirsa.

Kedua, adalah faktor rutinitas media (media routines). Faktor ini berkaitan

dengan keseharian dari mekanisme pembentukan berita. Pada setiap media massa

Universitas Sumatera Utara

Page 95: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

76

Universitas Sumatera Utara

memiliki kebijakan pemberitaan dan pengolahan berita tersendiri yang sudah

menjadi ciri khas media tersebut. Kebijakan redaksional tersebut dioperasionalkan

dalam mekanisme kerja redaksi yang dimulai dari proses perencanaan berita.

Mekanisme kerja redaksional tersebut dipengaruhi dengan alur produksi berita,

dimana sebuah berita yang terbentuk harus melalui suatu proses gate keeping,

yaitu rangkaian penjaga gerbang yang muncul mulai dari jajaran reporter, redaktur

hingga pemimpin redaksi.

Namun, Ben Bagdikian (dalam Vivian, 2008: 30) yang dikenal sebagai

salah satu suara paling disegani dalam jurnalisme dewasa ini mengatakan, bahwa

perusahaan raksasa sekarang sangat terobsesi pada profit. Dia mengatakan strategi

perusahaan mereka sering kali mengorbankan mutu siaran dan mutu pelayanan

untuk menaikkan profit. Bagdikian memberi data yang menyedihkan tentang

konglomerasi dalam bukunya yang berjudul “The New Media Monopoly”.

Karena itu, jiwa “kepentingan umum” pada tvOne bisa terkontaminasi oleh

kepentingan privat perusahaannya untuk mencari laba dalam sistem ekonomi

kapitalis. Maka, jika bobot komersial dari pemberitaan sidang kasus pembunuhan

Mirna lebih tinggi dari bobot manfaatnya, maka proporsi sensasional dalam berita

tersebut jelas akan mendominasi. Dan, berita yang mengutamakan sensasi serta

daya jual (komoditi), biasanya rawan pelanggaran hukum.

Seperti halnya pengakuan Jessica yang dirangkum kembali di luar

persidangan. Dalam program berita Apa kabar Indonesia Pagi (29/9) berjudul

“Membaca Kejujuran Jessica”, membuktikan tvOne memiliki rutinitas media yang

sangat terobsesi pada profit, dengan mengulang-ulang kembali pengakuan Jessica

sebagai suatu hal yang lumrah. Tanpa menyadari telah mengurangi kesempatan

pemirsa untuk memperoleh ragam informasi lain, sekaligus mempertanyakan

manfaat berita itu bagi pemirsa. Diantaranya:

Pra-kejadian

Jessica membenarkan sosok di CCTV adalah dirinya.

Mengajak bertemu Mirna sebagai balas budi karena pernah ditraktir

dua kali.

Memilih Kafe Olivier tanpa alasan tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Page 96: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

77

Universitas Sumatera Utara

Paper Bag

Jessica membeli bingkisan sebagai pengganti oleh-oleh.

Mengaku tak ingat posisi paper bag diletakkan.

Pemesanan Minuman

Memesan minum di bar, karena isi menu berbeda dengan tampilan di

website.

Ber-foto karena baru pertama kali ke bar di Indonesia.

Membayar pesanan lebih dulu karena tradisi di Australia.

Mengaku tak ingat detail bentuk dan kedatangan pesanan.

Pertemuan dengan Mirna dan Hani

Mengklaim Mirna tak menunjukkan kekecewaan karena dipesankan

minuman.

Tak memindahkan sedotan di minuman milik Mirna.

Mengaku stress dan sesak nafas saat tahu Mirna tak sadarkan diri.

Celana Sobek

Menjelaskan celana sobek saat naik ke mobil Arief.

Baru sadar celana sobek saat diberitahu pembantu.

Pembantu diminta membuang celana karena masih ada celana lain.

Tak Melayat

Mengaku tak nyaman dengan tudingan keluarga Mirna.

Hubungan Dengan Mirna

Sebatas teman kuliah bukan sahabat.

Mengaku tak pernah minta nasihat ke Mirna soal hubungannya

dengan Patrick.

Mempertanyakan kesaksian Arief, suami Mirna soal Patrick.

Pekerjaan Jessica di Australia

Mengaku bekerja sebagai desainer grafis di NSW (New South Wales)

Ambulance.

Ketiga, faktor organisasi media. Karakter organisasi terdiri dari komponen

kelembagaan organisasi itu sendiri, struktur organisasi hingga sistem

keorganisasian yang diterapkan. Berikut struktur perusahaan tvOne:

Universitas Sumatera Utara

Page 97: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

78

Universitas Sumatera Utara

Direktur Utama : Anindra Ardiansyah Bakrie

Direktur Pemberitaan, Produksi

dan Olahraga : Karni Ilyas

Direktur Keuangan : Tolop Samosir

Direktur Program dan Pemasaran : Gunawan Wibisono

Gambar 4.2 Menunjukkan struktur perusahaan tvOne (www.tvOne.co.id) “telah

diolah kembali”.

Dari kelembagaan organisasi tvOne diatas, tampak aspek redaksional

pemberitaan bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi proses produksi

berita. Unit-unit lainnya seperti iklan atau promosi dari Direktur Program dan

Pemasaran merupakan aspek lain yang turut berperan dalam proses pengambilan

keputusan redaksional.

Direktur Utama

Direktur Teknik

Staff Teknik

Direktur Program dan Pemasaran

Programmer

Promosi/ Iklan

Direktur Keuangan

Divisi Keuangan

Direktur Pemberitaan, Produksi dan Olahraga

Produser Staff Produksi Redaktur Pelaksana

Reporter

Writer

Wakil Direktur

Universitas Sumatera Utara

Page 98: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

79

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan faktor keempat ekstra media, yaitu faktor yang berasal dari luar

lingkungan media seperti pemerintah maupun kalangan bisnis tidak ikut

mempengaruhi proses produksi acara pada siaran langsung sidang kasus

pembunuhan Mirna. Karena sidang Jessica tidak bersentuhan dengan politik,

pemerintah maupun kalangan bisnis.

Kelima, faktor ideologi, yang seringkali diartikan dengan kerangka

referensi yang ada di dalam masing-masing individu wartawan tvOne. Dalam

melihat realitas sidang Jessica dan bagaimana individu-individu tersebut

menyikapinya. Melalui faktor ini, dapat dilihat kekuatan yang dominan di

masyarakat dan sekaligus di media tempat mereka bekerja, sehingga kekuatan

tersebut mampu berperan dalam penentuan agenda media terhadap kasus sidang

Jessica. Tak ayal, kebebasan wartawan tvOne telah dinegasikan saat intervensi

pemilik media masuk ke dalam ruang redaksi.

3. Sosial

Faktor sosial sangat berpengaruh terhadap wacana yang muncul dalam

pemberitaan. Bahkan, Fairclough menegaskan bahwa wacana yang muncul dalam

media ditentukan oleh perubahan masyarakat. Dalam level sosial, budaya

masyarakat misalnya, turut menentukan perkembangan dari wacana media.

Seperti dikutip dari data Adstensity –Lembaga riset yang memantau iklan tv

komersial (TVC) pada laman berita tirto.id; Pada sidang ke-11 yang dilakukan 10

Agustus lalu, share tvOne melejit hingga 5,68 persen. Hal ini menunjukkan bahwa

budaya masyarakat Indonesia masih menyenangi berita berbau drama dan konflik.

Salah satu gambaran berita berbau drama dan konflik ini pernah dideskripsikan

dengan baik oleh media daring Tirto.id (6 September 2016) sebagai berikut:

“Jessica Kumala Wongso yang melankolis hanya duduk terpojok di ruang

sidang. Dia hanya terdiam melihat pengacaranya, Otto Hasibuan, berkonflik

dengan jaksa ganteng bernama Shandy Handika. Di tengah laga kedua pihak itu,

ketua majelis hakim Kisworo sebagai tritagonis mengernyitkan dahi dari kursinya.

Sesekali, dia terlihat menyandarkan punggung dan kepalanya menempel kursi. Di

bangku penonton, Ayah Mirna, Darmawan Shalihin, duduk mengawasi. Tatapan

matanya tajam”.

Universitas Sumatera Utara

Page 99: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

80

Universitas Sumatera Utara

Program drama biasanya menyajikan cerita mengenai kehidupan atau

karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh). Dalam persidangan ke-11 (10/8)

yang menghadirkan saksi ahli digital forensik Bareskrim Polri, Ajun Komisaris

Besar M. Nuh Al-Azhar dari pihak JPU. M. Nuh seolah menjadi tokoh protagonis,

karena banyak mengungkap beberapa kejanggalan dari tingkah laku Jessica yang

disambut riuh tepuk tangan pengunjung sidang. Sedangkan Jessica sebaliknya, ia

seakan berperan sebagai antagonis „yang tak punya rasa iba‟ dan posisinya kian

terpojokkan. Kesaksian yang disiarkan secara live oleh tvOne tersebut tentu

banyak menyita ruang dan perhatian publik. Apalagi sifat dari siaran televisi

sendiri yang seakan-akan memindahkan realitas ke hadapan penonton, dan karena

itu penonton seakan terlibat secara langsung atau “hadir sendiri” pada sidang

Jessica.

Program berita yang telah mirip-mirip sinetron itu juga turut dikritik oleh

Todung Mulya Lubis sebagai berikut, “Hakim, jaksa, advokat, saksi ahli, dan

terdakwa tiba-tiba menjelma menjadi aktor dan aktris yang harus memerankan

peran mereka di panggung teater, menjaga penampilan, dan mendengar suara-

suara penonton” (Opini KOMPAS, edisi 14 Oktober 2016). Walhasil, siaran

langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne seolah telah menjadi

semacam pertunjukkan; dimana programnya menampilkan kemampuan hakim,

jaksa, advokat, saksi ahli, dan terdakwa dalam beradu akting dengan PN Jakpus

sebagai latar tempatnya.

4.2.2. Analisis Relasi Kuasa Media Dilihat Dari Komodifikasi

Dalam Siaran Langsung Sidang Kasus Pembunuhan Mirna

di tvOne

4.2.2.1. Commodification (Komodifikasi)

Kasus kematian Wayan Mirna Shalihin pasca menyeruput es kopi Vietnam

pesanan Jessica Kumala Wongso, sempat menjadi pembicaraan hangat di

masyarakat. Kasus tersebut mencuat ke permukaan, karena sidangnya yang tak

kunjung usai. Di satu sisi, Jessica sebagai terdakwa mengaku „keukeuh‟ bahwa

dirinya tidak bersalah. “Bagaimanapun juga saya tidak membunuh Mirna. Jadi,

Universitas Sumatera Utara

Page 100: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

81

Universitas Sumatera Utara

tidak ada alasan untuk memperlakukan saya seperti sampah!” isak Jessica pada

saat pembacaan pledoi atau nota pembelaan (5/10). Tangis dan air mata Jessica

tatkala pembacaan pledoi itu pecah, sama seperti sidang-sidang sebelumnya kerap

berhasil mencuri perhatian pemirsa. Disisi lain pihak JPU terus menuntut keadilan

atas kematian Wayan Mirna.

Komodifikasi menurut Vincent Mosco (1996: 140-141) adalah perubahan

bentuk nilai guna menjadi nilai tukar atau bentuk dari produk saat produksinya

diatur melalui proses pertukaran tersebut. Untuk dapat memahami konsep

komodifikasi, kita harus memahami apa yang dimaksud dengan nilai guna dan

nilai tukar terlebih dahulu. Menurut Adam Smith, nilai guna dan nilai tukar

merupakan dua nilai yang dapat membedakan suatu produk. Nilai guna berasal

dari kepuasan manusia atas keinginan atau kebutuhan tertentu, sedangkan nilai

tukar didasarkan pada apa yang dapat dihasilkan produk dalam pertukaran.

Maka, pada konteks ini tvOne menjadikan siaran langsung sidang kasus

pembunuhan Mirna sebagai berita „seksi‟ yang diberitakan kepada masyarakat

guna menjadi nilai tukar. Masyarakat merupakan objek pasar utama tvOne untuk

komodifikasi ini. Sebab, komodifikasi merujuk kepada konten siaran sebagai

produk yang nilainya ditentukan oleh kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan

relasi kuasa medianya, dan diubah menjadi produk yang nilainya juga ditentukan

oleh pasar. Komodifikasi ini disebut juga dengan komodifikasi isi (intrinsic

commodification).

Commodification applies to audience as well as to content. Political economy

has paid some attention to audience, particularly in the effort to understand the

common practise whereby advertisers pay for the size and quality (propensity to

consume) of an audience that a newspaper, magazine, website, radio, or

television program can deliver (Komodifikasi berlaku untuk penonton serta

konten. Ekonomi politik media telah membayar perhatian kepada penonton,

terutama dalam upaya untuk memahami praktek umum dimana pengiklan

membayar untuk ukuran dan kualitas (kecenderungan untuk mengkonsumsi) dari

pembaca surat kabar, majalah, website, pendengar radio, atau penonton suatu

program televisi (Mosco, 2009: 12).

Oleh karena itu, publik yang menjadi acuan utama disajikan konten yang

menarik. Penuh dengan konflik dan perdebatan panjang antara kubu JPU dan

Universitas Sumatera Utara

Page 101: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

82

Universitas Sumatera Utara

kubu Jessica. “Apakah mereka menjadi jahat (Keluarga Mirna) karena kehilangan

Mirna, atau apakah mereka kehilangan Mirna karena mereka jahat!” lanjut Jessica

pada pledoinya (5/10). Konten tersebut tentu menjadi “bumbu-bumbu penyedap”

yang dapat dinikmati pemirsa. Pemberitaan semacam ini sudah lumrah menjadi

produk utama media massa.

Padahal, selama berlangsungnya sidang yang ditayangkan adalah

perdebatan-perdebatan yang terus berlarut-larut, seperti pada sidang ke-11 (10/8),

dimana Kuasa Hukum Jessica, Otto Hasibuan mempermasalahkan barang bukti

yang tidak asli (CCTV kopian) yang tidak terdapat dalam BAP, CCTV yang sudah

diedit, adanya bagian yang hilang atau dipotong-potong dari CCTV, sedotan,

hingga flashdisk.

Dari segi pemberitan, kasus ini menjadi sumber utama tvOne dalam

mengubah peristiwa menjadi penghasilannya. Kerja utama sebuah media adalah

mencari berita. Jika berita itu menarik dan unik serta penuh drama, banyak

masyarakat yang akan tertarik mengikutinya. Semakin banyak pemirsa yang

menikmati, semakin besar pula keuntungan yang dimiliki tvOne.

Menurut Komentator TV Jeff Greenfield (dalam Biagi, 2010: 220), stasiun

televisi dan penyiar tidak menghasilkan uang dengan menayangkan siaran yang

diputar. Hasil uang tersebut berasal dari penjualan iklan pada saat siaran. Inti

siaran tersebut adalah untuk meraup penonton terbanyak.

Penting untuk mengingat bahwa televisi komersial terutama ada sebagai

media iklan. Acara televisi dipenuhi oleh iklan, tetapi iklan itulah yang

disampaikan kepada penonton. Komersial diciptakan hanya untuk memberikan

penonton kepada pemasang iklan. Karena televisi mampu mengantar suatu pesan

lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan melalui media lainnya, maka stasiun

TV merupakan sarana media yang paling mahal untuk menayangkan iklan (Biagi,

2010: 202).

Maka, berita persidangan Jessica harus dibuat sedemikian rupa, guna

menjadi tontonan yang menarik minat banyak orang. Dan karena berpretensi

untuk menarik khalayak sebanyak-banyaknya (jenis komodifikasi khalayak),

maka wartawan yang memproduksi berita harus menciptakan „berita yang

Universitas Sumatera Utara

Page 102: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

83

Universitas Sumatera Utara

melibatkan emosi‟. Tema yang diangkat seperti; “Kematian Mirna Shalihin”,

“Jessica Meracun Mirna?” atau “Siapa Meracun Mirna?”, “Polemik Tuntutan

Jessica”, “Jelang Vonis Jessica” serta “Sidang Putusan Jessica” dipilih,

disesuaikan dengan menyoroti gesture/air muka Jessica sesuai kebutuhan dan

keinginan khalayak. Pada akhirnya, pemberitaan juga melakukan dramatisasi isu

seperti isak tangis dan rasa tertekan Jessica dari keluarga Mirna.

Jadi, suatu peristiwa tidak hanya cukup diberitakan dari apa yang terjadi

atau apa adanya. Kalau bisa dieksploitasi, maka akan dieksploitasi. Sehingga bisa

dijual dan menarik banyak khalayak pemirsa. Misal, Kuasa Hukum Jessica, Otto

Hasibuan dalam persidangan ke-11 (10/8) yang mempertanyakan keabsahan video

CCTV sebagai barang bukti. Tentu hal-hal seperti ini benar-benar menarik minat

orang untuk mengikuti berita tersebut. Walaupun tidak sedikit juga yang

„ngedumel‟, terbukti dari 114 pengaduan masyarakat kepada KPI Pusat terkait isi

siaran yang terlalu lama, sehingga mengurangi kesempatan pemirsa untuk

memperoleh ragam informasi lain, mempertanyakan manfaat berita itu bagi

pemirsa, judul berita yang tendensius, dan dampak berita bagi perkembangan jiwa

anak dan remaja.

Daily or weekly report on rating and share is the main consideration when

the management decided which programme can survive for another night or

dropped from the audience screen (Bertahannya laporan harian ataupun mingguan

seorang reporter juga suatu program, sangat bergantung kepada pertimbangan

rating ataupun share, atau mesti hengkang dari layar penonton) (Hamid dan

Budianto, 2011: 60).

Jadi, setelah melewati perundingan yang alot dan panjang, akhirnya tvOne

memutuskan untuk memberitakan sidang kasus pembunuhan Mirna secara live.

Musabab kasus ini menarik, pemirsa ingin tahu bagaimana kelanjutan atau

„what‟s new?‟ dari persidangan Jessica di PN Jakpus itu, serta rating dan share-

nya yang juga tinggi (komodifikasi sibernetik).

Seperti dikutip dari data Adstensity –Lembaga riset yang memantau iklan

tv komersial (TVC) pada laman berita tirto.id: Pada sidang ke-11 yang dilakukan

10 Agustus lalu, share tvOne melejit hingga 5,68 persen. Begitupun juga dengan

KOMPAS TV 5,64 persen dan iNewsTV 3,65 persen. Sedangkan Metro TV yang

Universitas Sumatera Utara

Page 103: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

84

Universitas Sumatera Utara

tidak menayangkan siaran secara live hanya kebagian 1,62 persen. Padahal, jika

merujuk rerata share harian pada pekan itu, tanpa melibatkan hari dimana sidang

digelar, tvOne hanya mendapatkan 3,43 persen, KOMPAS TV 2,06 persen dan

iNewsTV 1,72 persen.

Sedangkan, untuk pendapatan tvOne pasca menyiarkan sidang Jessica

secara langsung adalah sebagai berikut:

1. Persidangan 3 Agustus 2016: tvOne 9,9 miliar dan KOMPAS TV 1,5

miliar.

Pada sidang tertanggal 3 Agustus 2016 (sidang ke-10), judul besar yang

diangkat tvOne yaitu “Jessica Meracun Mirna?”. Adapun pembahasan yang

disorot oleh tvOne didalamnya ialah kesaksian dokter forensik terkait jenazah

Mirna. Didalam kesaksian ahli kubu JPU tersebut, dr. Slamet Purnomo

mengatakan bahwa lambung Mirna rusak akibat zat korosif, yang disebabkan oleh

racun sianida. Dalam pemberitaan yang disiarkan secara langsung di Kabar

Khusus itu, posisi terdakwa Jessica terpojokkan.

2. Persidangan 10 Agustus 2016: tvOne 6,4 miliar dan KOMPAS TV 1,8

miliar.

Pada sidang tertanggal 10 Agustus 2016 (sidang ke-11), judul besar yang

diangkat tvOne yaitu masih “Jessica Meracun Mirna?”. Adapun pembahasan yang

disorot oleh tvOne didalamnya ialah mendengarkan keterangan saksi ahli digital

forensik Bareskrim Polri, Ajun Komisaris Besar M. Nuh Al-Azhar dari pihak

JPU. Kesaksian tersebut banyak menyita ruang dan perhatian publik. Pasalnya,

saksi ahli ini banyak mengungkap beberapa kejanggalan dari tingkah laku Jessica,

yang disambut riuh tepuk tangan pengunjung sidang yang dilaksanakan di PN

Jakpus tersebut. Dalam pemberitaan yang disiarkan tvOne, posisi terdakwa Jessica

terpojokkan. Pemberitaan secara langsung tersebut terdapat pada Kabar Khusus

dan Kabar Siang.

3. Persidangan 25 Agustus 2016: tvOne 7,7 miliar dan KOMPAS TV 1,7

miliar.

Universitas Sumatera Utara

Page 104: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

85

Universitas Sumatera Utara

Pada sidang tertanggal 25 Agustus 2016 (sidang ke-14), judul besar yang

diangkat tvOne yaitu masih tetap “Jessica Meracun Mirna?”. Adapun pembahasan

yang disorot oleh tvOne didalamnya ialah mendengarkan keterangan saksi ahli

toksikologi forensik dari kubu JPU, I Made Gelgel. Saksi ahli tersebut

mengungkapkan kegunaan obat yang ditemukan dalam tas Jessica adalah untuk

pengobatan depresi. Selain itu Pengacara Jessica, Otto Hasibuan sempat

menyatakan keberatan dengan keterangan yang diajukan saksi ahli hukum pidana

dari kubu JPU, Prof. Dr. Edward Omar Sharif Hiariej. Menurutnya, saksi ahli

yang dihadirkan tersebut tidak lagi independen (netral) dalam kesaksiannya.

Sebab telah berkeyakinan bawa Jessica Kumala lah sebagai pembunuh Wayan

Mirna. Perdebatan pun sempat terjadi antara Penasehat Hukum, Otto Hasibuan

dan Shandy Handika dari pihak JPU. Pemberitaan secara langsung tersebut

terdapat pada Kabar Khusus.

4. Persidangan 1 September 2016: tvOne 3,7 miliar dan KOMPAS TV 1,8

miliar.

Pada sidang tertanggal 1 September 2016 (sidang ke-17), judul besar yang

diangkat tvOne yaitu masih tetap “Jessica Meracun Mirna?”. Adapun pembahasan

yang disorot oleh tvOne didalamnya ialah mendengarkan keterangan (alm) Sarlito

Wirawan, saksi ahli psikolog klinis UI dari kubu JPU. Sarlito menilai Jessica telah

mengintervensi kopi milik Mirna dan berperilaku tak lazim saat Mirna sekarat.

Pada persidangan ini juga Jessica Kumala Wongso angkat bicara, setelah sekian

lama cenderung bungkam. Jessica membantah apa yang menjadi pendapat ahli

dari pihak JPU, Ronny Nitibaskara (Kriminolog UI) tidak benar dan merupakan

fitnah. Jessica mengaku sangat tertekan saat melakukan rekonstruksi kejadian

yang tidak sesuai dengan keinginannya. Belakangan Ronny menyatakan Jessica

memiliki kepribadian narsistik, emosional dan sensitif serta cemas. Sehingga

kepribadian tersebut menjadikan Jessica berpotensi untuk melakukan kekerasan.

Berita ini disiarkan secara langsung pada program acara Kabar Pagi.

Universitas Sumatera Utara

Page 105: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

86

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.3 Infografik jumlah pendapatan media yang menyiarkan secara

langsung sidang kasus pembunuhan Mirna (https://tirto.id).

Dari pemaparan di atas tampak jelas bahwa telah terjadi praktik wacana

berupa komodifikasi khalayak (extrinsic commodification), dimana khalayak

tvOne dijual kepada pengiklan untuk mendapatkan keuntungan sampai bermiliar-

miliar. Namun, tvOne yang terlalu mengacu kepada orientasi „mencari untung‟

tersebut malah terdorong untuk melupakan, mengesampingkan, bahkan cenderung

meremehkan idealisme dalam arti tidak mempertimbangkan pengaruh jelek dari

siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna yang ditayangkannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 106: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

87

Universitas Sumatera Utara

Komitmen untuk bertanggungjawab secara sosial pun seolah sekedar retorika

belaka.

Berikut beberapa pemberitaan terkait sidang kasus pembunuhan Mirna

baik secara live maupun dalam program berita lainnya di tvOne:

1. Tanggal : 3 Agustus 2016

Judul : Jessica Meracun Mirna?

Konten :

Kesaksian Dokter Forensik, dr Slamet Purnomo terkait Jenazah

Mirna

Lambung Mirna rusak akibat zat korosif, yang diakibatkan racun

sianida

Keterangan program acara: Kabar Pagi (live) sidang ke-10

2. Tanggal : 10 Agustus 2016

Judul : Jessica Meracun Mirna?

Konten :

Sidang mendengarkan keterangan saksi ahli digital forensik

Bareskrim Polri, Ajun Komisaris Besar M. Nuh Al-Azhar dari pihak

JPU.

Saksi ahli ungkap beberapa kejanggalan tingkah laku Jessica

Kuasa Hukum Jessica, Otto Hasibuan mempertanyakan keaslian file

rekaman CCTV yang dianalisa Nuh

Keterangan program acara: Kabar Khusus dan Kabar Siang (live) sidang

ke-11

3. Tanggal : 15 Agustus 2016

Judul : Jessica Meracun Mirna?

Konten :

Saksi ahli psikologi, Antonia Ratih Andjayani analisis gerak-gerik

Jessica

Jessica berperilaku tidak wajar saat Mirna sekarat

Kuasa Hukum Jessica, Otto Hasibuan tak terima kliennya dikatakan

berperilaku tidak wajar

Keterangan program acara: Kabar Khusus (live) sidang ke-12

Universitas Sumatera Utara

Page 107: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

88

Universitas Sumatera Utara

4. Tanggal : 18 Agustus 2016

Judul : Jessica Meracun Mirna?

Konten : Jessica tidak mengalami gangguan jiwa (penjelasan saksi

ahli psikiatri forensik, Natalia Widiasih)

Keterangan program acara: Kabar Siang (live) sidang ke-13

5. Tanggal : 22 Agustus 2016

Judul : Jalan Panjang Kasus Jessica

Konten : Rangkuman perjalanan kasus Jessica

Keterangan program acara: Menyingkap Tabir

6. Tanggal : 25 Agustus 2016

Judul : Jessica Meracun Mirna?

Konten :

Ahli Toksikologi Forensik, I Made Gelgel ungkap kegunaan obat

yang ditemukan di tas Jessica untuk pengobatan depresi

Saksi ahli hukum pidana kubu JPU, Prof. Dr. Edward Omar Sharif

Hiariej menyimpulkan kematian korban Mirna akibat

sianida/pembunuhan berencana yang dilakoni Jessica

Kesaksian tersebut sempat menuai protes dari kuasa hukum Jessica,

Otto Hasibuan yang mempertanyakan independensinya sebagai

seorang ahli

Keterangan program acara: Kabar Khusus (live) sidang ke-14

7. Tanggal : 1 September 2016

Judul : Jessica Meracun Mirna?

Konten :

Pihak JPU menghadirkan (alm) Sarlito Wirawan sebagai ahli

psikolog klinis UI

Sarlito menilai Jessica berperilaku tak lazim saat Mirna sekarat

Kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan kembali protes saksi ahli

kriminolog UI kubu JPU, Ronny Nitibaskara, yang mengatakan

Jessica memiliki kepribadian narsistik, emosional dan sensitif serta

cemas. Sehingga kepribadian tersebut menjadikan Jessica berpotensi

untuk melakukan kekerasan.

Universitas Sumatera Utara

Page 108: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

89

Universitas Sumatera Utara

Jessica Kumala Wongso angkat bicara, mengatakan itu tidak benar

dan merupakan fitnah

Keterangan program acara: Kabar Pagi (live) sidang ke-17

8. Tanggal : 5 September 2016

Judul : Jessica Meracun Mirna?

Konten : Heboh rekaman pembicaraan Jessica-Sandy

Keterangan program acara: Kabar Khusus (live)

9. Tanggal : 15 September 2016

Judul : Jessica Meracun Mirna?

Konten:

Menghadirkan saksi ahli digital forensik, Rismon Hasiholan Sianipar

dari pihak Jessica

Rismon mengatakan video CCTV kematian Mirna diduga hasil

modifikasi ilegal

Mantan Menpora, Roy Suryo diusir dari ruang persidangan karena

menunjuk-nunjuk hakim

Keterangan program acara: Kabar Khusus (live) sidang ke-21

10. Tanggal : 19 September 2016

Judul : Jessica Meracun Mirna?

Konten :

JPU pertanyakan metode pemeriksaan ahli psikolog kubu Jessica,

Dewi Haroen

Dewi Haroen kritisi saksi ahli psikolog sebelumnya dari kubu JPU

Hakim Anggota, Binsar Gultom banyak bertanya kepada ahli

kriminologi kubu Jessica, Eva Achjani Zulfa

Keterangan program acara: Kabar Pagi (live) sidang ke-22

11. Tanggal : 28 September 2016

Judul : Siapa Meracun Mirna?

Konten :

Mendengarkan keterangan Jessica sebagai terdakwa

Jessica ke Olivier diantar Ayah pakai mobil pribadi

Jessica tak pernah naik angkutan umum

Universitas Sumatera Utara

Page 109: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

90

Universitas Sumatera Utara

Jessica ungkap alasan foto di Olivier dan meletakkan paper bag di

atas meja 54

Jessica sebut terbiasa langsung bayar saat memesan minuman di bar

Alasan Jessica datang lebih awal ke Grand Indonesia

Cerita Jessica awal mula memesan Kopi Vietnam di Kafe Olivier

Keterangan program acara: Kabar khusus (live) sidang ke-26

12. Tanggal : 29 September 2016

Judul : Membaca Kejujuran Jessica

Konten :

Rangkuman persidangan Jessica

Jessica membantah semua tuduhan jaksa

Jessica sering ucapkan lupa dan tidak tahu

Jessica menangis saat persidangan, karena kondisi sel tahanannya

yang mengenaskan

Celana Jessica sobek saat naik mobil

Kesimpulan talkshow ini ialah sidang Jessica bagaikan sinetron

Keterangan program acara: Apa kabar Indonesia Pagi

13. Tanggal : 5 Oktober 2016

Judul : Siapa Meracun Mirna?

Konten : Jaksa tuntut 20 tahun penjara kepada terdakwa

pembunuhan berencana, Jessica Kumala Wongso

Keterangan program acara: Kabar Khusus (live) sidang ke-27

14. Tanggal : 12 Oktober 2016

Judul : Siapa Meracun Mirna?

Konten :

Jessica sampaikan nota pembelaan (pleidoi)

Jessica bersumpah tidak membunuh Mirna

Curahan hati Jessica di nota pembelaan

Baca pembelaan, Jessica terus menangis

Keterangan program acara: Kabar Pagi dan Kabar Khusus (live) sidang

ke-28

Universitas Sumatera Utara

Page 110: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

91

Universitas Sumatera Utara

15. Tanggal : 13 Oktober 2016

Judul : Di Balik Tangisan dan Pembelaan Jessica

Konten :

Membahas isi nota pembelaan yang dibacakan terdakwa Jessica pada

pleidoinya

Praktisi Hukum, Hotman Paris Hutapea mempermasalahkan barang

bukti CCTV, sedotan dan flashdisk hingga keterangan saksi ahli kubu

JPU yang mulai menjurus kepada opini

Keterangan program acara: Apa Kabar Indonesia Malam

Maka, dari pemaparan di atas tampak berkesesuaian dengan pernyataan

McCombs dan Shaw, bahwa agenda setting adalah proses dimana media

memimpin masyarakat dalam menetapkan kepentingan relatif untuk berbagi isu

publik. Agenda setting mempengaruhi agenda publik tidak dengan mengatakan

kasus Jessica ini penting secara terang-terangan, tetapi cukup dengan memberikan

lebih banyak ruang dan waktu untuk masalah ini serta dengan memberikan

penonjolan-penonjolan lebih.

Oleh karena itu, tvOne amat sangat memperhatikan agenda medianya,

seperti: Jumlah dan tingkat menonjolnya siaran langsung sidang kasus

pembunuhan Mirna (visibility), menyesuaikan relevansi isi berita yang sarat

konflik dan berbau drama dengan kebutuhan pemirsa (audience salience), dan

dengan cara pemberitaan yang menyenangkan bagi pemirsanya (valence).

Sehingga, menghasilkan tingkat rasa penasaran pemirsa tvOne yang tinggi atas

setiap babak jalannya sidang kasus pembunuhan Mirna.

Nuri, seorang ibu muda dari Bandung misalnya, mengaku tidak pernah absen

mengikuti kasus Jessica. Sejak bulan Juli lalu, rutin tiap hari Rabu atau Kamis dia

akan menyalakan TV sepanjang hari. Ini jadi sesuatu hal yang jarang dia lakukan

mengingat aktivitasnya yang padat sebagai peneliti bidang bioteknologi.

Dia tidak risih saat kegiatannya mengetik paper ditemani oleh ocehan-ocehan

Otto Hasibuan, “Kasus ini seru. Aku suka dengan teka-tekinya yang sampai

sekarang belum terungkap. Jadi penasaran aja ingin tahu siapa pembunuhnya,”

katanya dengan bangga.

Apa yang dilakukan Nuri tidaklah segila Yeni. Nenek berumur 60 tahun ini

selalu menyempatkan diri datang secara langsung ke Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat. Padahal rumahnya jauh di Citayam, Depok. Dari Citayam dia biasa

Universitas Sumatera Utara

Page 111: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

92

Universitas Sumatera Utara

menumpang Commuter Line sampai Manggarai, lalu pindah kereta melanjutkan

perjalanan ke Kemayoran. Dengan penuh semangat dia bercerita:

“Biasanya nonton dulu di rumah sampai jam 12. Setelah masak baru

berangkat ke sini. Aku ikuti persidangan ini dari sidang ke-6. Diam di sini pun

dari pagi sampai malam.”

Loyalitasnya pada persidangan ini hampir tak masuk akal. Pernah suatu

ketika sidang berakhir jam 10 malam, dan dia tetap setia menyimak di pengadilan.

“Sampai rumah jam sekitar pukul 2, gila ya aku. Haha.”

Di pengadilan itu, ada Yeni-Yeni lain yang jumlahnya bisa mencapai

puluhan. Sorak sorai berisik penonton yang sering terdengar di televisi keluar dari

mulut-mulut mereka.

Ketertarikan Nuri, Yeni dan jutaan pemirsa lain inilah yang membuat

Kompas TV, TvOne, dan InewsTV muncul bak pahlawan memberikan kesegaran

lewat tayangan panjang di persidangan (Tirto.id, 6 Desember 2016).

Sehingga, hal di atas menjelaskan betapa besarnya pengaruh media tvOne

dalam menyoroti beberapa kejadian terkait Jessica, seperti berulang-ulang

mempertanyakan kebenaran akan keterlibatan Jessica dalam pembunuhan Mirna

lewat tema “Jessica Meracun Mirna?”. Atau pengakuan-pengakuan Jessica pada

sidang ke-26 (28/9), seperti: Jessica ke Olivier diantar Ayah pakai mobil pribadi,

Jessica tak pernah naik angkutan umum, Jessica terbiasa langsung bayar (bill out)

saat memesan minuman di bar sesuai kebudayaan di Australia. Semua hal tersebut

merupakan aktivitas-aktivitas Jessica yang dibeberkan di persidangan dan ikut

menjadi objek peliputan tvOne. Sehingga, isu-isu tersebut tampak lebih penting

(isu yang menonjol/obstructive issues). Sebab, seperti yang dinyatakan Severin

dan Tankard (2008: 261) yaitu komodifikasi amat-sangat mengacu kepada fungsi

penentuan agenda (agenda setting function), dimana kekuatan media ditunjukkan

dengan peliputan berita yang diulang-ulang untuk mengangkat pentingnya sebuah

isu dalam benak publik.

Hanya saja, dalam upaya-upaya tersebut tvOne mengabaikan kepentingan

publik untuk mendapatkan kualitas produk berita yang baik. Contoh:

Permasalahan celana Jessica yang sobek saat naik mobil suami Mirna pada sidang

ke-26 (28/9), yang juga ikut diberitakan serta disiarkan secara live oleh tvOne.

Bahkan, membahasnya kembali pada program berita Apa Kabar Indonesia Pagi

Universitas Sumatera Utara

Page 112: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

93

Universitas Sumatera Utara

(29/9) berjudul “Membaca Kejujuran Mirna” yang dalam dokumentasinya juga

menghadirkan terdakwa Jessica.

Pembawa acara (wanita) : Robeknya di bagian apa?

Jessica : Di bagian selangkangan..

Pembawa acara (laki-laki) : O, gede dong!

Selain itu, detik-detik Roy Suryo diusir dari persidangan Jessica ke-21

(15/9) juga ikut diberitakan dan disiarkan secara berlebihan oleh tvOne. Terlihat

dari dibahasnya kembali dalam program acara lain, seperti Kabar Khusus dengan

menghadirkan Roy Suryo. Pada acara itu dijelaskan alasan Roy Suryo

memberikan jempolnya kepada hakim dan saksi ahli M. Nuh sebagai tanda

apresiasinya. Sedangkan, saksi ahli digital forensik dari kubu Jessica, Rismon

Sianipar disebutnya sebagai pemilik barang bukti „cicit‟, artinya barang bukti

kesekian ketimbang yang dimiliki M. Nuh. Ataupun saat keluarga Mirna, Arief

Soemarko dan Sandy Shalihin mengungkapkan kekecewaannya terhadap tuntutan

Jaksa yang hanya 20 tahun juga ikut disorot oleh tvOne. Polemik tuntutan Jessica

pada Kabar Siang itu memberitakan bahwa keluarga Mirna ingin Jessica dihukum

mati.

Jelas, upaya tvOne di atas yang membuat „ramai‟ kasus ini telah

mengabaikan kepentingan publik untuk mendapatkan informasi yang bermutu.

Dan adanya penggiringan opini dengan menggunakan pemberitaan Jessica dari

segala sisinya, untuk kemudian dijadikan sebagai alat guna mendapatkan

keuntungan (komodifikasi). Imbasnya, selain tidak menghargai proses hukum di

persidangan yang kala itu masih berjalan, tvOne masih belum memperbaiki dan

membatasi porsi pemberitaan kasus tersebut sebagaimana imbauan KPI Pusat

tertanggal 12 Agustus 2016.

Pemberitaan kasus kematian Mirna sendiri mulai merebak sejak 6 Januari

2016 silam. Pasca diduga meregang nyawa seusai menyeruput es kopi Vietnam

yang dipesan oleh Jessica di Kafe Olivier, Grand Indonesia. Kopi tersebut

dipesankan oleh Jessica sebagai terdakwa tunggal kasus tersebut. JPU mendakwa

sahabat Mirna di Billyblue College Australia itu diyakini sebagai penaruh sianida

ke dalam kopi korban. Kemudian JPU menuntut Jessica 20 tahun atas Pasal 340

Universitas Sumatera Utara

Page 113: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

94

Universitas Sumatera Utara

KUHP tentang pembunuhan berencana. Sidang perdana pun dimulai dari 15 Juni

2016 dan terus berlanjut pada bulan-bulan berikutnya. Serta berakhir dengan amar

putusan hakim pada Kamis, 27 Oktober 2016.

Dengan demikian, siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna yang

memiliki nilai guna pun dimanfaatkan oleh tvOne menjadi nilai tukar. Publik kala

itu dibuat penasaran siapa sebenarnya pembunuh Mirna? Dan putusan apa yang

akan diketok hakim? Apakah Jessica bebas karena sampai dengan saat itu tidak

terbukti secara fisik sebagai penaruh sianida ke kopi Mirna, atau mengacu kepada

JPU yang menuntutnya dibui selama 20 tahun?

Adapun pertanyaan akan relasi kuasa media adalah inti dari penafsiran

Marx mengenai media massa. Meskipun beragam, pertanyaan ini selalu

menekankan fakta bahwa pada akhirnya media merupakan instrumen bagi kelas

penguasa untuk mengontrol. Mereka menekankan pada ideologi efek media

(media effect) terhadap kepentingan kelas penguasa dalam „mereproduksi‟

hubungan yang intinya adalah eksploitatif dan manipulatif, mengesahkan dominan

kapitalisme serta mengesampingkan kelas pekerja. Teks berikut diambil dari

German Ideology milik Marx yang berbunyi: “Lapisan yang memiliki alat dan

bahan produksi pada saat yang sama memiliki kontrol terhadap alat produksi

mental, sehingga secara umum mereka yang tidak memiliki alat produksi akan

tunduk kepadanya”.

Hal tersebut bukanlah tanpa alasan, karena mendirikan dan mengoperasikan

media massa butuh biaya mahal. Peralatan dan fasilitas membutuhkan investasi

besar. Harus ada dana untuk gaji. Stasiun televisi harus membayar rekening listrik

yang selangit. Singkatnya, media massa beroperasi dalam lingkungan kapitalistis.

Dengan sedikit pengecualian, mereka berusaha mendapatkan banyak uang.

Pengiklan membeli waktu di media siaran” (Vivian, 2008: 20).

Universitas Sumatera Utara

Page 114: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

95

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.4 Menunjukkan media merupakan titik pusat dari tiga macam

pengaruh yang saling tumpang tindih (McQuail, 2011: 245).

Hal fundamental bagi pemahaman relasi kuasa media adalah persoalan

kepemilikan dan bagaimana kekuasaan atas kepemilikan tersebut dijalankan.

Kepercayaan bahwa kepemilikan sangat menentukan sifat media tidak sekedar

teori Marxist (Marxist Theory), tetapi merupakan aksioma logis yang dirangkum

ke dalam „hukum kedua jurnalisme‟ milik Altschull, dimana konten media selalu

mencerminkan kepentingan mereka yang membiayainya. Maka, konten siaran

langsung sidang kasus pembunuhan Mirna mencerminkan kepentingan relasi

kuasa tvOne. Dengan menjadikan siaran langsung sidang kasus tersebut sebagai

salah satu objek pemilik tvOne guna menghasilkan keuntungan.

Kekuatan kepemilikan tersebut dapat dijalankan dengan cara mengontrol

wartawan tvOne mendukung pemilik dalam memutuskan berbagai konten terkait

sidang Jessica di PN Jakpus. Apalagi, stasiun televisi siaran tvOne berkompetisi

dengan sesama stasiun televisi lain yang juga ikut menyiarkan persidangan yang

sama, seperti KOMPAS TV dan iNewsTV. Jelas, kompetisi antarstasiun ini adalah

kompetisi memperebutkan audience dan iklan. Secara teoritis, makin besar

audience, maka makin banyak pengiklan (Usman Ks, 2009: 91). Atau

sebagaimana yang dikatakan Subiakto (dalam Cahyana dan Suyanto, 1996: 63)

bahwa perkembangan keadaan lebih lanjut menunjukkan pertumbuhan industri

pers diwarnai dengan situasi kompetisi yang semakin ketat.

Ekonomi Politik Institusi

Media

Teknologi

Universitas Sumatera Utara

Page 115: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

96

Universitas Sumatera Utara

tvOne sebagai institusi ekonomi memafhumi, bahwa masyarakat

memerlukan informasi dan kebutuhan akan perkembangan lebih lanjut dari

persidangan Jessica (People rights to know). Dan hal itu hanya dapat difasilitasi

oleh mereka, yang sekaligus juga ingin menguatkan kedudukan ekonominya.

Niscaya, keberadaan tvOne yang bertolak dari kekuatan permodalan serta

berorientasi mencari keuntungan telah menyebabkan penyakit sosial lewat siaran

langsungnya. Yaitu, mengurangi kesempatan pemirsa untuk memperoleh ragam

informasi lain, muatan ungkapan kata-kata kasar/tidak sopan, judul berita yang

tendensius, penggambaran detail sianida yang dapat ditafsirkan menjadi tutorial

pembunuhan, mempertanyakan manfaat berita itu bagi pemirsa, dan dampak

berita bagi perkembangan jiwa anak dan remaja. Selain itu, kebebasan berekspresi

wartawannya juga ikut dikorbankan untuk tetap survive (bertahan dalam

persaingan antar media).

Ecep S. Yasa, General Manager tvOne mengatakan jalannya sidang kasus

pembunuhan Wayan Mirna Shalihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso

merupakan informasi kasus yang menarik bagi publik, sehingga tvOne

menyiarkannya secara langsung, termasuk beberapa televisi lain. Tayangan kasus

tersebut, kata dia, didasarkan pada prinsip keterbukaan informasi publik. “Kasus

ini sarat dengan animo masyarakat yang sudah terlanjur mengikuti berbagai

update kasus kopi bersianida. Jadi, siaran langsung ini memberikan fakta nyata

atau perspektif yang menyajikan kedua belah pihak,” kata Ecep. Menurutnya,

khususnya tvOne juga sudah menyiarkan persidangan kasus pembunuhan Mirna

dengan memenuhi kaidah jurnalistik, terutama unsur keberimbangan (Suara.com

Rabu, 31/8).

Menurut Dimmick dan Rothenbuhler (dalam Cahyana dan Suyanto, 1996:

65), ada tiga sumber utama yang menjadi penunjang kehidupan industri media.

Yakni; Capital, Types of Content, dan Types of Audience. Kompetisi antar pers,

pada dasarnya adalah memperebutkan ketiga sumber tersebut. Capital yang

wujudnya berupa sumber dana, merupakan unsur penentu utama dalam industri

media. Sedang types of content adalah isi media yang harus diperebutkan, dimana

tvOne berusaha memberitakan lebih cepat sidang kasus pembunuhan Mirna dan

mengemas dalam bahasa yang menarik sehingga unggul dalam persaingan.

Selanjutnya suatu pers harus berusaha memahami tipe khalayak (types of

audience), sekaligus menguasainya sebagai pasar.

Universitas Sumatera Utara

Page 116: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

97

Universitas Sumatera Utara

Terbukti, seperti dikutip dari data Adstensity –Lembaga riset yang

memantau iklan tv komersial (TVC) pada laman berita tirto.id: Pada persidangan 3

Agustus 2016 (sidang ke-10), tvOne mendapatkan 9,9 miliar dan KOMPAS TV 1,5

miliar; Persidangan 10 Agustus 2016 (sidang ke-11), tvOne mendapatkan 6,4

miliar dan KOMPAS TV 1,8 miliar; Persidangan 25 Agustus 2016 (sidang ke-14),

tvOne mendapatkan 7,7 miliar dan KOMPAS TV 1,7 miliar; dan persidangan 1

September 2016 (sidang ke-17), tvOne mendapatkan 3,7 miliar dan KOMPAS TV

1,8 miliar.

Juga pada sidang ke-11 yang dilakukan 10 Agustus lalu, share tvOne

melejit hingga 5,68 persen ketimbang KOMPAS TV 5,64 persen dan iNewsTV

3,65 persen. Sedangkan Metro TV yang tidak menayangkan siaran secara live

hanya kebagian 1,62 persen. Padahal, jika merujuk rerata share harian pada pekan

itu tanpa melibatkan hari dimana sidang digelar, tvOne hanya mendapatkan 3,43

persen, KOMPAS TV 2,06 persen, dan iNewsTV 1,72 persen. Menunjukan

keunggulan tvOne dari para pesaingnya baik dalam pemasukan iklan maupun

rerata share-nya.

Berikut tabel dua model berlawanan dari kekuatan media

Tabel 4.2 Dua model berlawanan dari kekuatan media (McQuail, 2011: 95) “telah diolah

kembali”.

Dominan Pluralis

Sumber Masyarakat Kelas penguasa atau elit

dominan

Kepentingan politik,

sosial, budaya, dan

kelompok yang saling

bersaing

Media Di bawah kepemilikan

yang terkonsentrasi dari

yang seragam

Banyak jenis dan mandiri

satu sama lain

Produksi Terstandar, rutin Kreatif, bebas, orisinal

Isi dan Pandangan Selektif dan ditentukan Pandangan yang beragam

Universitas Sumatera Utara

Page 117: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

98

Universitas Sumatera Utara

Dunia dari atas dan saling bersaing

tergantung permintaan

khalayak

Dari tabel diatas terlihat bawah tvOne dalam model kekuatan medianya

termasuk dalam bentuk yang dominan. Dimana media tvOne dibawah

kepemilikan yang terkonsentrasi kepada kelas penguasa atau elit dominan

medianya, yang menciptakan keseragaman dalam pemberitaan terkait siaran

langsung sidang kasus pembunuhan Mirna. Bentuk produksi siaran langsung

sidang kasus pembunuhan Mirna juga kerap terstandar dan rutin, serta isi dan

kontennya terselektifitas dan ditentukan dari atas.

Maka, tvOne lewat relasi kuasa yang dimilikinya telah menggunakan

kekuasaan yang ada untuk melakukan kendali atas produksi acara pada siaran

langsung sidang kasus pembunuhan Mirna. Dengan secara tidak langsung

menekan wartawannya untuk mendapatkan eksklusifitas berita sidang kasus

Jessica yang tidak biasa dan bersifat serial, dan menyebarluaskannya pada ranah

public sphere. Implikasi di atas menunjukkan bagaimana relasi kuasa media

tvOne tersebut menggunakan hak mereka untuk melakukan kontrol atas aliran

informasi terkait siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna. Dan hal ini

termasuk ke dalam bentuk komodifikasi tenaga kerja, dimana kelas managerial

yang juga mewakili kepentingan pemilik modal menekan wartawannya untuk

mendapatkan eksklusifitas berita dari sidang kasus Jessica.

Menurut McManus lebih lanjut (1994: 114-115), dalam tahap pemilihan

berita tersebut ada tiga pertimbangan yang lazim digunakan, yakni: Pertimbangan

jurnalistik, pertimbangan pasar dan kompromi antara jurnalisme dan pasar. Pada

pertimbangan jurnalistik yang digunakan wartawan dalam meliput sidang Jessica

adalah kode etik dasar dari jurnalisme yang disebut sebagai tanggung jawab

sosial, keterbukaan informasi kepada publik dan sebagainya. Namun,

Pertimbangan pasar seperti iklan atau promosi dari Direktur Program dan

Pemasaran tvOne turut mengarahkan pemilihan berita pada isu atau kejadian yang

Universitas Sumatera Utara

Page 118: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

99

Universitas Sumatera Utara

mampu menarik pemirsa dari produksi acara pada siaran langsung sidang kasus

pembunuhan Mirna.

Relasi kuasa media tvOne sebagai agen ekonomi secara alamiah akan

berupaya untuk mendukung kebijakan produksi acara sidang kasus pembunuhan

Mirna yang menjamin keuntungan bagi mereka. Baik dalam jangka panjang

maupun jangka pendek. Untuk itu, relasi kuasa tvOne berupaya merespons

kepentingan baik khalayak maupun pengiklannya. Pada waktu yang bersamaan,

relasi kuasa tvOne pun harus mengorientasikan dirinya sebagai kompetitor yang

berada pada arena yang sama, seperti KOMPAS TV dan iNewsTV.

Maka, telah terjadi praktik wacana dalam konteks relasi kuasa media

tvOne dilihat dari komodifikasi pada keseluruhan proses produksi acara tersebut

ialah sebagai berikut:

1. Fakta yang dimunculkan merupakan hasil dari pertarungan

ekonomi media dan sosial yang berkembang dalam masyarakat.

2. Produksi acara siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di

tvOne mencerminkan refleksi dari kepentingan elit dominannya.

3. Produksi acara siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di

tvOne dijadikan sebagai alat untuk mencari keuntungan

(komodifikasi) oleh kelompok dominannya.

4. Hasil liputan siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna

mencerminkan ideologi wartawan dan kepentingan ekonomi

tvOne.

5. Hasil liputan siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna

tidak objektif, karena tvOne terlalu mengacu kepada profit

(keuntungan) sehingga merugikan pemirsa.

Alhasil, tvOne yang seharusnya sebagai frekuensi penyiaran milik sah

publik telah tergadaikan atas nama „kepentingan‟ dari para relasi kuasa medianya.

Sehingga, resiko yang dimunculkan dengan kebijakan yang demikian adalah

pemberitaan yang dihasilkan hanya akan mengikuti kepentingan mereka dalam

hal mencari keuntungan semata.

Universitas Sumatera Utara

Page 119: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

100

Universitas Sumatera Utara

4.2.3. Analisis Siaran Langsung Sidang Kasus Pembunuhan Mirna di

tvOne Berdasarkan Konsep Pemikiran Pierre Bourdieu

Pada hemat peneliti, ketika mencoba memahami pemikiran Bourdieu, ada

satu poin penting yang penting untuk kita renungkan bersama, yakni ilmu

pengetahuan sosial dan filsafat harus mampu mengangkat dan menganalisis

berbagai situasi di masyarakat yang menciptakan ketidakadilan dan penindasan

sosial. Termasuk di dalamnya masalah relasi kuasa media dalam siaran langsung

sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne yang berdampak terhadap ranah

frekuensi penyiaran sebagai milik sah publik.

Maka, konsep pemikiran kritisnya dapat diaplikasikan untuk membedah

praktik wacana dan relasi kuasa media dibalik produksi acara pada siaran

langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne ialah sebagai berikut:

1. Habitus

Bourdieu merumuskan konsep habitus sebagai analisis sosiologis dan

filsafati atas perilaku manusia. Dalam kasus ini, habitus ialah nilai-nilai sosial

yang dihayati oleh wartawan di lingkungan tvOne, dan tercipta melalui proses

sosialisasi nilai-nilai yang berlangsung lama. Kemudian mengendap menjadi cara

berpikir dan pola perilaku yang menetap di dalam diri wartawan tvOne tersebut.

Contohnya: Sukarni Ilyas (Karni Ilyas) merupakan Pemimpin Redaksi

tvOne dan Pembawa Acara Indonesia Lawyers Club (ILC). Sejak kecil Karni Ilyas

telah hidup di lingkungan yang ber-kapital (bermodal). Kakeknya dari pihak ibu

yang bernama Datuk Basa (Angku Datuak), merupakan seorang pedagang kain

partai besar dan salah satu pendiri Diniyah School. Ia juga mendapatkan habitus

yang cukup di lingkungan pendidikan, seperti: Semasa SMP Karni bersekolah di

SMPN 5 Padang. Setelah menamatkan SMEA di Padang ia melanjutkan

pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Sehingga, wajar jika

kemudian namanya cukup berkibar dalam memandu acara ILC, yang banyak

dihadiri oleh para pengacara kondang itu. Ia pun pernah menyabet penghargaan

dalam kategori Presenter Talkshow Berita & Informasi Terbaik pada Panasonic

Universitas Sumatera Utara

Page 120: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

101

Universitas Sumatera Utara

Globel Awards 2013, dan Presenter Pria Terfavorit pada Anugerah Komisi

Penyiaran Indonesia 2015. Kepiawaiannya dalam bidang hukum pun pernah

mengantarkannya untuk memimpin Majalah Forum tahun 1991-1999. Tahun

berikutnya Karni memegang posisi sebagai Komisaris Majalah tersebut.

Disisi lain, Karni Ilyas telah memulai habitusnya sebagai seorang

wartawan sejak bergabung dengan Harian Suara Karya pada tahun 1972. Ia

kemudian pindah ke Majalah Tempo tahun 1978 sampai menduduki jabatan

sebagai Redaktur Pelaksana.

Ia memimpin Liputan 6 SCTV sejak tahun 1999-2005. Di televisi ia

menemukan dunia baru yang ternyata luar biasa baginya. Ia terpacu ketika

berhadapan dengan waktu tenggat berita yang bisa muncul setiap saat. Dunia baru

inilah yang membuatnya memiliki jargon bahwa kekuatan televisi adalah

“kecepatan-kecepatan-kecepatan!”. Dalam tempo hanya enam tahun, ia berhasil

mengantarkan Liputan 6 SCTV menjadi program berita terkemuka di tanah air

kala itu.

Karni hijrah ke antv tahun 2005. Berkat tangan dinginnya, banyak

tayangan eksklusif lahir dari liputan dan ketajaman naluri kewartawanannya. Tak

jarang dalam liputan-liputan tersebut ia sekaligus menjadi reporternya. Sehingga,

wajarlah jika merujuk pada pemikiran Bourdieu, bahwa pada tahun 2007, Karni

kemudian dipercaya membenahi tvOne yang baru saja diambil alih Keluarga

Bakrie. Di tvOne, Karni menjabat Direktur Pemberitaan atau Pemimpin Redaksi

News and Sport. Pada tahun 2012, ia meraih Panasonic Gobel Awards, untuk

kategori “Life Time Achievement”.

Namun, terlepas dari segudang prestasi di atas. Aspek kelembagaan tvOne

sebagai sebuah perusahaan Pers ikut memengaruhi proses produksi berita oleh

para wartawannya. Baik dari segi keredaksionalan sampai kepada unit-unit

lainnya, seperti dari segi pemasukan iklan atau promosi dari Direktur Program dan

Pemasaran. Sehingga, habitus yang terus berkesinambungan tersebut turut

berperan atas perilaku wartawan tvOne dalam melakukan peliputan. Dan, habitus

yang sudah begitu kuat tertanam serta mengendap menjadi perilaku fisik

Universitas Sumatera Utara

Page 121: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

102

Universitas Sumatera Utara

disebutnya sebagai Hexis. Yakni, dalam kasus ini, cenderung berpikir kepada

profit, share dan rating, serta eksklusifitas berita siaran langsung sidang kasus

pembunuhan Mirna.

Pemimpin Redaksi (Karni Ilyas) dan awak media dituntut tunduk oleh

pemilik media untuk berpikir bisnis secara profesional. Artinya, di satu sisi

cenderung mementingkan kepentingan pemilik, sedangkan pada sisi yang lain

melanggengkan kesan bahwa tvOne melayani kepentingan pemirsa yang haus

akan informasi.

Altschull dalam edisi pertamanya, “Agent of Power” juga pernah

menuliskan:

Sejarah pers menunjukkan bahwa surat kabar dan variasi model cenderung

mementingkan kepentingan pemilik, sedangkan pada saat yang sama

melanggengkan kesan bahwa pers adalah untuk melayani kepentingan pengguna

berita. Terlalu berangan-angan bila berharap bahwa media berita akan berbelok

180 derajat dan mencemoohkan keinginan pemilik.

Akibatnya, pekerja media tidak dapat melawan kuasa pemilik media.

Sebagaimana yang dituliskan oleh Hamid dan Budianto (2011: 58), kelemahan

insan jurnalistik elektronika itu menurut mereka adalah dalam struktur

keperusahaan hanya seorang pegawai biasa. Wartawan adalah “orang gajian”

yang secara psikologis tidak akan menang berdebat dengan orang yang

menggajinya. Take it or leave it! Walhasil, habitus awak media setinggi apapun

telah terkooptasi oleh kepentingan para pemilik kapital yang lebih besar (modal).

Dengan mengeksploitasi mereka „awak media‟ guna menghegemoni pemirsa.

Hegemoni sendiri adalah dominasi yang tak terasa. Yakni, dominasi yang dilihat

sebagai sesuatu hal yang lumrah dan normal. Sementara, dominasi terlihat jelas

sebagai sebuah dominasi, yakni penaklukan yang kuat atas yang lemah, sehingga

kerap menimbulkan pemberontakan-pemberontakan.

2. Kapital

Kapital adalah modal yang memungkinkan kita untuk mendapatkan

kesempatan-kesempatan di dalam hidup. Ada banyak jenis kapital, seperti kapital

Universitas Sumatera Utara

Page 122: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

103

Universitas Sumatera Utara

intelektual (pendidikan), kapital ekonomi (uang), dan kapital budaya (latar

belakang dan jaringan). Kapital bisa diperoleh, jika orang memiliki habitus yang

tepat dalam hidupnya.

Dalam kasus ini, Anindra Ardiansyah Bakrie merupakan anak bungsu dari

Aburizal Bakrie, dan kini menjabat sebagai Direktur Utama tvOne yang memiliki

kapital ekonomi (modal), dengan Pemred Karni Ilyas dan General Manager Ecep

S. Yasa yang keduanya memiliki kapital intelektual (pendidikan). Sehingga,

dengan kapital yang mereka miliki itu, mereka melakukan kendali atas produksi

acara pada siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna. Dengan menekan

wartawannya untuk mendapatkan eksklusifitas berita sidang kasus tersebut yang

tidak biasa dan bersifat serial.

Dan, para wartawan yang tidak memiliki kapital dalam struktur

keperusahaan hanyalah seorang pegawai biasa. Wartawan adalah “orang gajian”

yang secara psikologis tidak akan menang berdebat dengan orang yang

menggajinya. Take it or leave it!

Alhasil, dengan kepemilikan kapital tersebut, mereka menggunakannya

untuk melakukan kontrol atas aliran informasi terkait siaran langsung sidang

kasus pembunuhan Mirna sesuai kepentingan mereka dalam hal mencari

keuntungan.

3. Arena

Arena adalah ruang khusus yang ada di dalam masyarakat. Ada beragam

arena, seperti arena pendidikan, arena bisnis, arena seniman, dan arena politik.

Jika orang ingin berhasil di suatu arena, maka ia perlu untuk mempunyai habitus

dan kapital yang tepat.

Dalam kasus ini, tvOne berkompetisi dengan televisi lain seperti KOMPAS

TV dan iNewsTV yang juga ikut menyiarkan persidangan tersebut (arena sama).

Jelas, kompetisi antar stasiun ini adalah kompetisi memperebutkan audience dan

iklan. Sebab secara teoritis, makin besar audience, maka makin banyak pengiklan

Universitas Sumatera Utara

Page 123: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

104

Universitas Sumatera Utara

(Usman Ks, 2009: 91). Dan, perkembangan lebih lanjut menunjukkan bahwa

tvOne menggungguli lawannya dalam arena ini.

Terbukti, seperti dikutip dari data Adstensity –Lembaga riset yang

memantau iklan tv komersial (TVC) pada laman berita tirto.id: Pada persidangan 3

Agustus 2016 (sidang ke-10), tvOne mendapatkan 9,9 miliar dan KOMPAS TV 1,5

miliar; Persidangan 10 Agustus 2016 (sidang ke-11), tvOne mendapatkan 6,4

miliar dan KOMPAS TV 1,8 miliar; Persidangan 25 Agustus 2016 (sidang ke-14),

tvOne mendapatkan 7,7 miliar dan KOMPAS TV 1,7 miliar; dan persidangan 1

September 2016 (sidang ke-17), tvOne mendapatkan 3,7 miliar dan KOMPAS TV

1,8 miliar.

Juga pada sidang ke-11 yang dilakukan 10 Agustus lalu, share tvOne

melejit hingga 5,68 persen ketimbang KOMPAS TV 5,64 persen dan iNewsTV

3,65 persen. Sedangkan, Metro TV yang tidak menayangkan siaran secara live

hanya kebagian 1,62 persen. Padahal, jika merujuk rerata share harian pada pekan

itu tanpa melibatkan hari dimana sidang digelar, tvOne hanya mendapatkan 3,43

persen, KOMPAS TV 2,06 persen, dan iNewsTV 1,72 persen. Menunjukan

keunggulan tvOne dari para pesaingnya baik dalam pemasukan iklan maupun

rerata share-nya.

Data ini sekaligus menunjukkan, bahwa tvOne berhasil di arena ini, karena

tvOne telah mempunyai habitus dan kapital yang tepat untuk menyaingi para

kompetitornya. Habitus dan kapital yang tepat disini maksudnya ialah keuletan

wartawan tvOne dalam meliput sidang Jessica yang didasari oleh tekanan relasi

kuasa medianya untuk mendapatkan eksklusifitas berita.

Oleh karena itu, merujuk pada konsep pemikiran kritis Pierre Bourdieu

dalam siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne. Maka,

pemberitaan tersebut sebagai sebuah produk bahasa bukanlah alat komunikasi

yang bersifat netral dan tanpa kepentingan. Bourdieu menyebutnya sebagai suatu

pandangan yang amat naif, jika tidak mau dikatakan sebagai picik.

Universitas Sumatera Utara

Page 124: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

105

Universitas Sumatera Utara

Sebaliknya, jika merujuk pada Bourdieu, bahasa (siaran langsung sidang

kasus pembunuhan Mirna di tvOne) adalah simbol kekuasaan relasi kuasa

medianya. Di dalam siaran langsung tersebut tersembunyi dominasi simbolik dan

struktur kekuasaan yang ada di dalam medianya, serta menyembunyikan

kepentingan-kepentingan relasi kuasa media tvOne untuk mendulang keuntungan

(pemasukan iklan) lewat siaran langsung persidangan tersebut. Jadi, siaran

langsung tersebut bukan hanya didasarkan pada nilai guna, tetapi juga nilai tukar.

Artinya siaran itu diproduksi bukan semata-mata memiliki kegunaan bagi

khalayak. Melainkan lebih karena dapat dipertukarkan di pasar. Dengan demikian,

orientasi siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne bukan untuk

memenuhi kebutuhan objektif masyarakat yang haus akan informasi, tetapi lebih

terdorong oleh akumulasi modal. Masyarakat yang tidak sadar akan hal ini telah

menjadi boneka dari “kekuasaan simbolik” yang tengah berlangsung.

tvOne sebagai institusi ekonomi memafhumi, bahwa masyarakat

memerlukan informasi dan kebutuhan akan perkembangan lebih lanjut dari

persidangan Jessica (People rights to know). Dan hal itu hanya dapat difasilitasi

oleh mereka, yang sekaligus juga ingin menguatkan kedudukan ekonominya.

Sehingga, penindasan ini tidak dirasakan sebagai penindasan, tetapi sebagai

sesuatu yang secara normal perlu dilakukan. Artinya, penindasan dari pemberitaan

siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne telah mendapatkan

persetujuan dari pemirsanya sendiri.

Penindasan-penindasan di atas dapat berupa mengurangi kesempatan

pemirsa untuk memperoleh ragam informasi lain, muatan ungkapan kata-kata

kasar/tidak sopan, judul berita yang tendensius, penggambaran detail sianida yang

dapat ditafsirkan menjadi tutorial pembunuhan, mempertanyakan manfaat berita

itu bagi pemirsa, dan dampak berita bagi perkembangan jiwa anak dan remaja.

Selain itu, kebebasan berekspresi wartawannya juga ikut dikorbankan untuk tetap

survive (bertahan dalam persaingan antar media).

Mekanisme dominasi simbolik ini nantinya memuncak pada pemikiran

Bourdieu tentang doxa. Secara singkat, doxa adalah pandangan pandangan

Universitas Sumatera Utara

Page 125: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

106

Universitas Sumatera Utara

penguasa dianggap sebagai pandangan seluruh masyarakat. Sebagaimana,

pernyataan Ecep S. Yasa, General Manager tvOne yang mengatakan jalannya

sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Shalihin dengan terdakwa Jessica

Kumala Wongso merupakan informasi kasus yang menarik bagi publik, sehingga

tvOne menyiarkannya secara langsung, termasuk beberapa televisi lain. Tayangan

kasus tersebut, kata dia, didasarkan pada prinsip keterbukaan informasi publik.

Walaupun secara konseptual, pandangan tersebut mengandung banyak kesesatan.

“Kasus ini sarat dengan animo masyarakat yang sudah terlanjur mengikuti

berbagai update kasus kopi bersianida. Jadi, siaran langsung ini memberikan fakta

nyata atau perspektif yang menyajikan kedua belah pihak,” kata Ecep.

Menurutnya, khususnya tvOne juga sudah menyiarkan persidangan kasus

pembunuhan Mirna dengan memenuhi kaidah jurnalistik, terutama unsur

keberimbangan (Suara.com Rabu, 31/8).

Doxa menunjukkan, bagaimana relasi kuasa media tvOne bisa meraih

pendapatan, dan mempertahankan pemirsanya lewat mengontrol siaran langsung

sidang kasus pembunuhan Mirna sebagai suatu kebutuhan masyarakat akan

informasi. Dengan mempermainkan simbol (baca: pemberitaan sidang Jessica)

yang berhasil memasuki pikiran pemirsa, sehingga pemirsa kehilangan sikap

kritisnya atas pemberitaan yang disuguhkan tvOne ini. Mereka ditindas, tetapi

tidak pernah merasa sungguh ditindas, karena mereka hidup dalam doxa. Pada

akhirnya, pemirsa hanya mengabdi pada kepentingan relasi kuasa media tvOne.

Universitas Sumatera Utara

Page 126: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

107

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Setelah melakukan penelitian, dengan teknik pengumpulan data yang

mendalam. Dan menganalisisnya dengan Analisis Wacana Kritis Norman

Fairclough, terutama pada analisis sociocultural practise dengan konteks relasi

kuasa media dalam siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne

dilihat dari komodifikasi. Maka, peneliti memiliki simpulan pada penelitian ini

sebagai berikut:

1. Praktik Wacana

Telah terjadi praktik wacana dibalik produksi acara pada siaran

langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne. Pada level

situasional, siaran langsung sidang kasus tersebut amat sangat

memperhatikan aspek situasional. Dimana perdebatan yang ada di

dalam sidangnya menjadikan siaran langsung ini tampak khas dan

unik, serta sarat konflik yang melibatkan emosi pemirsa. Apalagi kala

itu, pemirsa masih penasaran siapa pembunuh Mirna dan hukuman apa

yang akan dijalani Jessica. Sehingga, tvOne tidak bodoh untuk menyia-

nyiakan momentum ini guna mendulang keuntungan.

Pada level institusional, menunjukkan bahwa tvOne sebagai sebuah

institusi media tidak dapat dipisahkan dari model hierarki faktor-faktor

yang mempengaruhi konten siaran langsung sidang kasus pembunuhan

Mirna. Dan lebih lanjut, bahwa kepemilikan media dapat

mempengaruhi independensi pemberitaan tersebut. Bisa tidaknya

sebuah paket berita ditayangkan menjadi kewenangan pemilik media.

Hal ini kemudian sangat bergantung pada kepentingan ekonomi

pemilik media.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Page 127: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

108

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan, pada level sosial jumlah pemberitaan siaran langsung

sidang kasus pembunuhan Mirna lewat tvOne relatif amat tinggi. Hal

itu menunjukkan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia yang

masih suka dengan berita „buruk‟ berbau sensasional, kriminalitas,

penuh drama dan ibarat sinetron yang dikupas dengan selugas-

lugasnya serta setransparan mungkin.

2. Relasi Kuasa Media

tvOne mengubah polemik sidang kasus pembunuhan Mirna menjadi

nilai jual mereka kepada khalayak. Masyarakat yang kala itu masih

tertarik sekaligus penasaran dengan akhir kasus ini akan terus

mengikuti setiap update persidangannya. Karena dalam proses

komodifikasi isi ini, siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna

bukan hanya didasarkan pada nilai guna, tetapi lebih pada nilai tukar.

Artinya, siaran itu diproduksi bukan semata-mata memiliki kegunaan

bagi khalayak, tetapi lebih karena dapat dipertukarkan di pasar.

Komodifikasi khalayak dan sibernetik terlihat dari banyaknya

keuntungan tvOne lewat pemasukan iklan serta tingginya share.

Dengan demikian orientasi siaran langsung tersebut bukan untuk

memenuhi kebutuhan objektif masyarakat, tetapi lebih terdorong oleh

akumulasi modal.

Maka, tvOne lewat relasi kuasa media yang dimilikinya telah

menggunakan kekuasaan yang ada untuk melakukan kendali atas

produksi acara pada siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna.

Dengan menekan wartawannya untuk mendapatkan eksklusifitas berita

sidang kasus Jessica yang tidak biasa dan bersifat serial, serta

menyebarluaskannya pada ranah public sphere. Implikasi di atas

menunjukkan bagaimana relasi kuasa media tvOne tersebut

menggunakan hak mereka untuk melakukan kontrol atas aliran

informasi terkait siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna.

Dan hal ini termasuk ke dalam bentuk komodifikasi tenaga kerja,

Universitas Sumatera Utara

Page 128: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

109

Universitas Sumatera Utara

dimana kelas managerial yang juga mewakili kepentingan pemilik

modal menekan wartawannya untuk mendapatkan eksklusifitas berita

dari sidang kasus Jessica.

Alhasil, tvOne yang seharusnya menjadi ranah frekuensi penyiaran

milik publik telah dijual kepada kepentingan dari para relasi kuasa

medianya. Sehingga, resiko yang dimunculkan dengan kebijakan yang

demikian adalah pemberitaan yang dihasilkan hanya akan mengikuti

kepentingan mereka dalam mencari keuntungan semata.

5.2. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai relasi kuasa media dalam siaran

langsung sidang kasus pembunuhan Mirna di tvOne, peneliti memberikan saran

yang sekiranya bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Saran penelitian, penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih

menyiapkan lagi studi kepustakaan seperti berbagai sumber literatur yang

dapat menunjang isi pembahasan penelitian. Usahakan untuk mencari

buku, sumber internet, media daring, dan koran yang seyogyanya

kompatibel dengan fokus penelitian. Sehingga lebih dapat menjaga mutu

skripsi peneliti. Peneliti juga dapat mengumpulkan data yang dianalisis

(studi dokumen) lewat sumber ataupun link Youtube resminya, sehingga

penelitian dapat langsung tertuju kepada objek ataupun subjek penelitian

yang sebenarnya.

2. Usaha, kesabaran dan do‟a menjadi tiga kunci utama dalam menggali

informasi dari kasus seperti ini. Sebab, peneliti biasanya bakal dihinggapi

rasa malas ketika hendak menyatukan teori dengan studi kasus yang ada.

3. Penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan terhadap semua stasiun televisi

yang ada di Indonesia. Penelitian ini hanya terbatas terhadap relasi kuasa

media dalam siaran langsung sidang kasus pembunuhan Mirna, yang

berfokus pada subjek penelitian yaitu tvOne. Dan dalam kurun waktu

tertentu saja, yakni tertanggal 15 Juni 2016 (sidang perdana) sampai

dengan 27 Oktober 2016 (sidang ke-31) saja.

4. Saran kaitan praktis :

Universitas Sumatera Utara

Page 129: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

110

Universitas Sumatera Utara

a) Kekuasaan pemilik media mesti secara etik dibatasi. Sebab

pengaruh tayangan yang buruk juga berimplikasi kepada

masyarakat selaku pemirsanya. Walhasil pemberitaan menjadi

tidak bebas lagi; muatannya kerap memperhitungkan aspek pasar.

b) Persaingan antar media dalam memperebutkan penonton dan

pengiklan yang sama dan dengan peristiwa yang sama pula,

seharusnya tidak menghalangi antar media untuk tetap memberikan

informasi yang bermutu dan sarat makna kepada masyarakat.

Apalagi industri media berbeda dengan industri manufaktur atau

industri jasa yang lain. Industri media mengandung unsur nilai,

pendapat tertentu, dan informasi tertentu yang dapat membawa

pemirsa terpengaruh atas isu media tersebut.

c) Industri media di samping telah menjadi kenyataan sebagai industri

yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, harus

tetap memenuhi fungsinya sebagai penyebar informasi sekaligus

mengedukasi masyarakat.

d) Undang-undang No 40 Tahun 1999 Tentang Pers, dan Undang-

undang No 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran, Kode Etik

Jurnalistik (KEJ), serta P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan

Standar Program Siaran) sebagai batasan perilaku penyelenggaraan

penyiaran wajib dipatuhi, agar pemanfaatan frekuensi tv sebagai

ranah milik publik dapat senantiasa ditujukan untuk kemaslahatan

masyarakat yang sebesar-besarnya, dan bukan hanya demi

keuntungan segelintir elit „berkuasa‟ saja.

e) Alhasil, di tengah fenomena komersialisasi program televisi yang

sering kali mengabaikan mutu, apresiasi terhadap program yang

berkualitas sangat diperlukan. Langkah ini diharapkan bisa

mengubah paradigma pemirsa Indonesia dalam menonton siaran

televisi.

Universitas Sumatera Utara

Page 130: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

111

Universitas Sumatera Utara

SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dimaksudkan untuk menjadi panduan dalam

penulisan proposal penelitian, berikut sistematika penulisan penelitian ini (Pohan,

dkk, 2012: 3).

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Konteks Masalah

1.2. Fokus Masalah

1.3. Tujuan Penelitian

1.4. Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Perspektif/Paradigma Penelitian

2.2. Kajian Pustaka

2.3. Model Teoritis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

3.2. Objek Penelitian

3.3. Subjek Penelitian

3.4. Unit Analisis

3.5. Metode Analisis Data

3.6. Kerangka Analisis

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara

Page 131: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

112

Universitas Sumatera Utara

3.8. Keabsahan Data

3.9. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.2. Pembahasan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

5.2. Saran

Universitas Sumatera Utara

Page 132: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

113

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR REFERENSI

Arifin, Anwar. (2013). Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Badara, Aris. (2012). Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya Pada

Wacana Media. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Biagi, Shirley. (2010). Media/Impact: Pengantar Media Massa Edisi 9. Jakarta:

Salemba Humanika.

Bungin, Burhan. (2008). Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana.

. (2008). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Cahyana, Yan Yan dan Bagong Suyanto. (1996). Kajian Komunikasi Dan Seluk

Beluknya. Surabaya: Airlangga University Press.

Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:

LKiS.

Fairclough, Norman. (1995). Critical Discourse Analysis: The Critical Study of

Language. New York: Longman Group Limited.

Hamid dan Budianto. (2011). Ilmu Komunikasi Sekarang dan Tantangan Masa

Depan. Jakarta: Kencana.

J. Severin, Werner dan James W. Tankard, Jr. (2008). TEORI KOMUNIKASI:

Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Edisi Kelima

(Terjemahan). Jakarta: Kencana.

Kriyantono, Rachmat. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:

Erlangga.

Universitas Sumatera Utara

Page 133: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

114

Universitas Sumatera Utara

Ks, Usman. (2009). Ekonomi Media: Pengantar Konsep dan Aplikasi. Jakarta

Selatan: Ghalia Indonesia.

McManus, John H. (1994). Market-Driven Journalism: Let The Citizen Beware?.

USA: SAGE Publications, Inc.

McQuail, Denis. (1996). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.

. (2011). Teori Komunikasi Massa McQuail, Edisi 6 Buku 1.

Jakarta: Salemba Humanika.

Morrisan. (2004). Jurnalistik Televisi Mutakhir. Bogor: Ghalia Indonesia.

. (2008). Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan

Televisi. Jakarta: Kencana.

Mosco, Vincent. (1996). The Political Economy of Communication. London:

SAGE Publication Ltd.

. (1998). The Political Economy of Communication: Rethinking

and Renewal. University of Wisconsin Press.

. (2009). The Political Economy of Communication 2 Edition

London: SAGE Publication Ltd.

Nawawi, Hadari. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Pohan, Syafruddin. dkk. (2012). Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal

Penelitian. Medan: PT GRASINDO Monoratama.

Pujileksono, Sugeng. (2015). Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang:

Intrans Publishing.

Rasjidi, Lili dan I.B. Wyasa Putra. (2003). Hukum Sebagai Suatu Sistem.

Bandung: Mandar Maju.

Universitas Sumatera Utara

Page 134: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

115

Universitas Sumatera Utara

Saragih, Amrin. (2001). Bahasa dalam Konteks Sosial. Medan: USU Press.

Shoemaker, Pamela J dan Stephen D. Reese. (1996). Mediating The Message:

Theories of Influences on Mass Media Content Second Edition. USA:

Logman Publisher.

Surip, Muhammad. (2011). Teori Komunikasi: Perspektif Teoritis Teori

Komunikasi. Medan: Penerbit UNIMED.

Vivian, John. (2008). TEORI KOMUNIKASI MASSA Edisi Kedelapan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

“RELASI BAHASA, KUASA, DAN IDEOLOGI TOKOH DI MEDIA (Analisis

Wacana Kritis Isu Korupsi dalam Pemberitaan Dahlan Iskan Melawan Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat di Koran Tempo)”, milik Jaffry Prabu Prakoso;

Mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik, Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam,

Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2010.

“KONGLOMERASI INDUSTRI MEDIA PENYIARAN DI INDONESIA,

ANALISIS EKONOMI POLITIK PADA GROUP MEDIA NUSANTARA

CITRA”, milik Sagita Ning Tyas; Mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik, Jurusan

Komunikasi Dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.

“PRODUKSI TEKS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI POLITIK MEDIA

VINCENT MOSCO”, milik Agus Triyono; Jurusan Ilmu Komunikasi dan

Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta.

http://m.suara.com/news/2016/08/31/165841/kenapa-tv-jor-joran-siaran-sidang-

kasus-pembunuhan-mirna&ved, diakses pada 17 September 2016.

http://harian.analisadaily.com/headline/news/kpi-kritisi-durasi-tayang-sidang-

kasus-mirna/260298/2016/09/01&ved, diakses pada 17 September 2016.

http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/08/160815_trensosial_jessica&ei,

diakses pada 17 September 2016.

https://tirto.id/20160906-2/drama-sidang-kopi-sianida-jessica, diakses pada 17

September 2016.

www.kpi.go.id, diakses pada 19 September 2016.

tempo.co.id, diakses pada 13 Oktober 2016.

http://m.merdeka.com/profil/indonesia/t/tvOne/, diakses pada 17 Oktober 2016.

Universitas Sumatera Utara

Page 135: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

116

Universitas Sumatera Utara

id.wikipedia.org, diakses pada 19 Oktober 2016.

Suara.com/ Rabu, 31 Agustus 2016, diakses pada tanggal 1 November 2016.

Liputan6.com/ Rabu, 31 Agustus 2016, diakses pada tanggal 1 November 2016.

Youtube.com/ langganan tvOne/ kasus kematian Mirna

mediaindonesia.com/ #PEMBUNUHANMIRNA

Buku tvOne academy. 2013.

Kompas, edisi 14 Oktober 2016.

http://rumahfilsafat.com/2012/04/14/sosiologi-kritis-dan-sosiologi-reflektif-

pemikiran-pierre-bourdieu, diakses pada tanggal 13 Januari 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 136: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN

BIODATA PENELITI

Nama : Khairullah

NIM : 130904165

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Tempat/ Tanggal Lahir : Langsa/ 20 Maret 1995

Alamat : Jalan Kenanga Sari 1, Medan

Hobi : Membaca,

Menulis puisi,

Mendengarkan musik,

Nonton One Piece!

Universitas Sumatera Utara

Page 137: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Sekilas Tentang Kasus Kematian Mirna

Jika dirunut ke belakang, kasus ini mencuat tatkala Mirna diduga

meregang nyawa seusai menyeruput es kopi Vietnam yang dipesan oleh Jessica di

Kafe Olivier, Grand Indonesia, tepatnya pada 6 Januari lalu. Kopi tersebut

dipesankan oleh Jessica sebelum Mirna dan temannya yang lain, Hani tiba di

kawasan itu. Jessica pun menjadi terdakwa tunggal kasus tersebut. JPU mendakwa

rekan Mirna di Billyblue College Australia itu diyakini sebagai penabur sianida ke

dalam kopi korban. Jessica dituntut dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan

berencana. Jessica pun terancam hukuman seumur hidup ataupun hukuman mati.

Belakangan, pihak JPU menuntut Jessica dengan hukuman penjara selama 20

tahun, atau merupakan hukuman paling ringan dalam Pasal 340 KUHP tentang

pembunuhan berencana. Hari Kamis, 27 Oktober 2016 (sidang ke-31), tiba

waktunya bagi majelis hakim menjatuhkan vonis 20 tahun penjara. Nasib Jessica

tersebut diketuk palu oleh hakim yang dipimpin Kisworo Handoyo

(mediaindonesia.com “telah diolah kembali”).

Universitas Sumatera Utara

Page 138: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Kuasa Hukum Jessica menyampaikan keberatan dakwaan dari pihak JPU, yang

mendakwa Jessica melakukan tindak pembunuhan berencana. Kuasa Hukum

Jessica pada sidang perdana tersebut (15/6) juga menjelaskan beberapa

kejanggalan atas dakwaan Jaksa, seperti: Asal sianida yang tidak bisa dibuktikan

dan tak ada saksi yang melihat Mirna diracun. Sehingga, Kuasa Hukum Jessica

menilai dakwaan Jaksa tak masuk akal dan sumir (terlalu terburu-buru dalam

mengambil suatu kesimpulan). Siaran langsung persidangan ini berdurasi selama

32 menit 47 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube) pada program berita Breaking

News.

Pemberitaan tvOne terkait eksepsi Jessica yang ditolak pada sidang ke-2 (21/6).

Selain itu, JPU juga menegaskan bahwa Jessica terlibat pembunuhan berencana,

sekaligus membantah dakwaan mereka tidak jelas. Pemberitaan ini terdapat pada

Kabar Petang. Tidak disiarkan secara live, sebab termasuk kedalam recorder event

(siaran tunda) dengan durasi selama 3 menit 9 detik tanpa jeda iklan (versi

Youtube).

Universitas Sumatera Utara

Page 139: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Majelis Hakin menolak seluruh eksepsi yang diajukan Kuasa Hukum Jessica

Kumala Wongso pada sidang ke-3 (28/6). Pemberitaan yang terdapat pada Kabar

Siang ini termasuk kedalam recorder event, dan berdurasi selama 6 menit 4 detik

tanpa jeda iklan (versi Youtube). Pada persidangan dengan agenda pembacaan

putusan sela ini, keluarga almh. Mirna turut hadir, seperti: Ayah Mirna

(Darmawan Shalihin), saudari kembar Mirna (Sandy Shalihin) dan juga suami

Mirna (Arief Soemarko).

Pada persidangan ke-4 (12/7) dengan agenda menghadirkan saksi dari keluarga

almh. Mirna, jaksa menghadirkan tiga saksi, yaitu: Ayah, saudari kembar, dan

suami Mirna. Siaran langsung pesidangan ini berdurasi selama 4 menit 26 detik

tanpa slot iklan (versi Youtube), dan terdapat pada program berita Kabar Siang.

Universitas Sumatera Utara

Page 140: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Hakim memutar rekaman CCTV sebagai barang bukti kunci, selain daripada

kesaksian Hani Juwita Bwon pada persidangan ke-5 (13/7). Persidangan yang

dapat ditafsirkan sebagai tutorial pembunuhan ini berdurasi selama 25 menit 53

detik tanpa jeda iklan (versi Youtube). Mirna sendiri meninggal pada 6 januari

2016 pasca menyeruput es kopi Vietnam pesanan Jessica, yang membuatnya

mengalami kejang dan susah bernafas. Dalam persidangan itu, juga turut

ditunjukkan barang bukti berupa gelas dan sisa es kopi Vietnam yang diminum

korban.

Sidang ke-6 (21/7) dengan agenda mendengarkan keterangan dari tiga pegawai

Kafe Olivier yang dihadirkan pihak JPU. Salah satunya ialah peracik kopi

Vietnam korban, Rangga. Selain itu, Jaksa juga menunjukkan beberapa alat bukti.

Namun, dalam siaran langsung berdurasi selama 1 jam 36 menit 17 detik itu

banyak tayangan-tayangan yang tidak perlu, seperti: Jaksa yang menanyakan

proses pembuatan kopi, dan perdebatan seputar “Es batu dulu atau susu dulu yang

dimasukkan?” antara pengacara Otto Hasibuan dan Hakim kepada saksi Rangga.

Universitas Sumatera Utara

Page 141: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Serta perdebatan terkait perbedaan rentang waktu kedatangan Jessica ke Kafe

Olivier (pukul 18:14) dengan pukul dimana kopi dipesan (18:08). Sehingga,

tayangan semacam ini benar-benar dapat mengurangi kesempatan pemirsa guna

memperoleh ragam informasi lain sebagaimana teguran KPI. Namun, konten

siaran yang penuh perdebatan (baca: menarik) mampu menjadikan siaran

langsung ini sayang untuk dilewatkan.

Sidang ke-7 (23/7) dengan agenda mendengarkan saksi fakta dari pihak JPU, yaitu

Barista Kafe Olivier, Rangga. Disini Rangga menjelaskan keseluruhan proses

pembuatan kopi, dan mengakui aroma kopi Vietnam yang diseruput Mirna berbau

menyengat. Selain itu, Jaksa juga menunjukkan struk pembayaran, sebagai bukti

pesanan kopi Vietnam yang dipesan Jessica pada pukul 16.09 wib. Dimana

pesanan kopi untuk meja nomor 54 itu langsung dibayarkan Jessica. Persidangan

yang terdapat pada Kabar Siang ini, ditayangkan secara live selama 25 menit 26

detik tanpa jeda iklan (versi Youtube).

Universitas Sumatera Utara

Page 142: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Kesaksian pegawai dan manajer Kafe Olivier, Devi, serta Hani Juwita Bwon pada

sidang ke-8 (27/7) di PN Jakpus. Dalam persidangan itu, Devi menjelaskan teknis

penyajian kopi. Namun Hakim sempat mengkonfrontir keterangannya yang

melebar dan berbelit-belit. Siaran langsung persidangan ini berdurasi selama 1

jam 44 menit 8 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube).

Sidang ke-9 (28/7) dengan agenda mendengarkan keterangan saksi fakta, yakni resepsionis Kafe Olivier, Resmiati. Selain itu, Hakim juga mengkonfrontir

kembali sejumlah saksi yang telah dihadirkan pada persidangan sebelumnya.

Seperti Manager, Devi dan pegawai Sari. Rekaman CCTV juga kembali

diperlihatkan beserta barang bukti lain, seperti gelas dan sisa ice coffee Vietnam

milik korban. Namun pada persidangan selama 2 jam 27 menit 49 detik tanpa jeda

iklan (versi Youtube) tersebut sempat diwarnai perdebatan soal keabsahan barang

bukti antara Jaksa dan Pengacara. Siaran langsung persidangan ini terdapat pada

program berita Kabar Khusus.

Universitas Sumatera Utara

Page 143: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Sidang ke-10 (3/8) sejatinya menghadirkan saksi fakta dari polisi yang

mengamankan barang bukti. Namun, belakangan polisi tersebut tak dapat

dihadirkan lantaran sakit. Oleh karena itu, sempat terjadi perdebatan antara

Penasehat Hukum dengan JPU atas kehadiran saksi ahli yang tidak sesuai dengan

rundown agenda persidangan. Namun pada akhirnya, Majelis Hakim setuju saksi

ahli untuk dihadirkan. Sehingga, agenda persidangan berubah menjadi

mendengarkan saksi ahli forensik, dr Slamet Purnomo. Dokter Spesialis Forensik

ini juga sempat memeriksa jenazah Mirna yang sudah diawetkan. Ia menyatakan

menemukan bercak-bercak hitam dan rusak baik pada sampel lambung maupun

bibir dalam jenazah Mirna. dr Slamet meyakini adanya zat korosif (baca: racun

sianida) yang merusak kedua organ tersebut hingga korban meninggal dunia.

Siaran langsung persidangan ini berdurasi selama 2 jam 37 menit 27 detik (versi

Youtube) pada program berita Kabar Khusus.

Sidang ke-11 (10/8) dengan agenda mendengarkan keterangan saksi ahli digital

forensik Bareskrim Polri, Ajun Komisaris Besar M. Nuh Al-Azhar dari pihak

Universitas Sumatera Utara

Page 144: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

JPU. Pada persidangan yang berlangsung di PN Jakpus itu, Nuh mengungkapkan

beberapa kejanggalan dari tingkah laku Jessica, seperti sering menoleh ke

belakang, terlihat membuka tas, memindahkan gelas kopi ke ujung meja,

memindahkan paper bag, dan beberapa kali menggeser posisi duduk. Tayangan

persidangan ini terbagi ke dalam 3 video berdurasi selama 3:46, 16:29 dan 16:00

tanpa jeda iklan (versi Youtube Langganan tvOne).

Salah satu hasil rekaman CCTV yang dianalisa oleh M. Nuh Al-Azhar pada sidang

ke-11 (10/8), yang disambut riuh tepuk tangan para pengunjung sidang. Nuh

menjelaskan dari rekaman CCTV yang telah di zoom itu tampak bahwa Jessica

beberapa kali menggeser posisi duduknya. Bukti rekaman CCTV sempat

menimbulkan perdebatan antara pihak JPU dan Kuasa Hukum Jessica. Tayangan

persidangan ini terbagi ke dalam 3 video berdurasi selama 3:46, 16:29 dan 16:00

tanpa jeda iklan (versi Youtube Langganan tvOne).

Salah seorang wartawan tvOne, Rurin Julianti yang melaporkan perkembangan

Universitas Sumatera Utara

Page 145: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

situasi sidang terkini di PN Jakpus pada sidang ke-11 (10/8). Tayangan terbagi ke

dalam 3 video berdurasi selama 3:46, 16:29 dan 16:00 tanpa jeda iklan (versi

Youtube Langganan tvOne).

Kuasa Hukum Jessica, Otto Hasibuan mempertanyakan file rekaman CCTV yang

dianalisa Nuh. Menurutnya, CCTV yang diputar tersebut bukanlah barang bukti

original, melainkan kloningan (hasil penggandaan). Tayangan persidangan ini

terbagi ke dalam 3 video berdurasi selama 3:46, 16:29 dan 16:00 tanpa jeda iklan

(versi Youtube Langganan tvOne).

Sidang ke-12 (15/8), mendengarkan keterangan saksi ahli psikologi, Antonia

Ratih Andjayani dari pihak JPU. Pada persidangan di PN Jakpus itu, Ratih

mengungkapkan perilaku Jessica tidak wajar saat melihat Mirna dalam kondisi

sekarat. Dan sempat terjadi perdebatan di ruang sidang antara saksi ahli psikologi,

Antonia Ratih Andjayani dan tim kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan. Pada

persidangan di PN Jakpus itu, Otto tidak terima kliennya dikatakan menunjukkan

Universitas Sumatera Utara

Page 146: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

perilaku yang tidak wajar saat melihat Mirna dalam kondisi sekarat. Tayangan

persidangan ini berdurasi selama 6:36 tanpa jeda iklan (versi Youtube Langganan

tvOne).

Sidang ke-13 (18/8). Natalia Widiasih Rahardjanti, saksi ahli psikiatri

forensik/ahli kejiwaan RSCM kubu JPU mengatakan Jessica tidak mengalami

gangguan jiwa. Tayangan persidangan ini berdurasi selama 2:56 tanpa jeda iklan

(versi Youtube Langganan tvOne).

I Made Gelgel, saksi ahli toksikologi forensik dari pihak JPU saat memberikan

keterangannya pada sidang ke-14 (25/8). Made mengungkapkan kegunaan obat

yang ditemukan dalam tas Jessica adalah untuk pengobatan depresi. Siaran

langsung persidangan ini berdurasi selama 5 jam 47 menit 1 detik tanpa jeda iklan

(versi Youtube).

Universitas Sumatera Utara

Page 147: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Selain daripada mengungkapkan kegunaan obat yang ditemukan di dalam tas

Jessica. Saksi ahli hukum pidana kubu JPU, Prof. Dr. Edward Omar Sharif Hiariej

menyimpulkan kematian korban Mirna akibat sianida/pembunuhan berencana

yang dilakoni Jessica. Kesaksian tersebut sempat menuai protes dari kuasa hukum

Jessica, Otto Hasibuan yang mempertanyakan independensinya sebagai seorang

ahli. Siaran langsung persidangan ke-14 (25/8) ini berdurasi selama 5 jam 47

menit 1 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube).

Pengacara Jessica, Otto Hasibuan keberatan dengan keterangan yang diajukan

saksi ahli hukum pidana dari kubu JPU, Prof. Dr. Edward Omar Sharif Hiariej.

Menurutnya, saksi ahli yang dihadirkan pada sidang ke-14 (25/8) tidak lagi

independen (netral) dalam kesaksiannya. Sebab telah berkeyakinan bawa Jessica

Kumala lah sebagai pembunuh Wayan Mirna. Perdebatan pun sempat terjadi

antara Otto dan Shandy Handika (pihak JPU). Siaran langsung persidangan ini

berdurasi selama 5 jam 47 menit 1 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube).

Universitas Sumatera Utara

Page 148: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Dokter Prima Yudho, yang pertama kali menangani Mirna dalam sidang ke-15

(29/8), menjelaskan bahwa Mirna masuk RS Umum Abdi Waluyo pukul 18.00

wib dan melakukan pertolongan pertama. Dokter Prima mengaku melihat bibir

Mirna yang telah kebiruan, juga kuku serta wajahnya yang pucat, tubuh Mirna

yang belum kaku namun hanya sedikit dingin, serta pupil mata yang mengecil saat

kelopak Mirna dibuka untuk pemeriksaan. Dokter Prima sempat memeriksa nadi

dan nafas korban serta melakukan resusitasi jantung. Sehingga menurut

pengakuannya, jantung Mirna sempat dipacu selama 15 menit. Siaran langsung

persidangan ini berdurasi selama 1 jam 31 menit 2 detik tanpa jeda iklan (versi

Youtube), dan terdapat pada program berita Kabar Khusus.

Dokter Ardiyanto, yang juga ikut menangani Mirna dalam sidang ke-15 (29/8),

menjelaskan bahwa bibir Mirna terlihat kebiruan. Dokter Ardiyanto juga

menjelaskan dirinya melakukan scan otak dan mengambil cairan lambung Mirna,

karena pihak keluarga menolak korban untuk dilakukan autopsi. Terutama

Darmawan Shalihin, ayah Mirna yang meyakini anaknya meninggal musabab

Universitas Sumatera Utara

Page 149: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

diracun. Ardiyanto juga ikut menjelaskan hasil resume, yang menunjukkan secara

medis (rekam jantung) Mirna meninggal pukul 18.30 wib. Ia juga menambahkan

Hani ikut mengantarkan korban ke RS Umum Abdi Waluyo, bahkan sempat

diperiksa dan menunjukkan kondisi Hani normal. Saksi juga ikut memeriksa

kesehatan Jessica, yang mengakui dirinya mengidap riwayat penyakit asma

turunan ibunya. Namun di akhir persidangan, Jessica menampik pernyataan itu

tidak benar. Siaran langsung persidangan ini berdurasi selama 1 jam 31 menit 2

detik tanpa jeda iklan (versi Youtube), dan terdapat pada program berita Kabar

Khusus.

Sidang ke-16 (31/8) dengan agenda mendengarkan keterangan dari saksi ahli

Dokter Forensik dr. Budi Sampurna, yang telah banyak menangani kasus

kematian akibat racun. Salah satu yang ditanganinya ialah kasus Munir dengan

racun arsenik. Ada banyak hal yang dijelaskan oleh dr. Budi seperti bagaimana

prosedur visum jenazah, autopsi (pemeriksaan luar dalam jenazah) yang tak harus

memerlukan izin keluarga, guna mengetahui penyebab kematian. Meski demikian

dr. Budi menambahkan merupakan suatu hal yang lazim, jika pihak keluarga

menolak untuk dilakukannya autopsi. Selain itu, saksi juga menjelaskan tanda dan

efek dari kematian akibat sianida, seperti: Sianida yang berekasi cepat di

lambung, tubuh kejang-kejang, serta menyerang otak dan jantung juga organ-

organ yang membutuhkan oksigen. Dan sempat terjadi perdebatan antara pihak

JPU dan Penasehat Umum terkait gejala kematian Mirna sesuai dengan akibat

sianida atau mati akibat sianida. Siaran langsung persidangan ini berdurasi selama

2 jam 48 menit 26 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube).

Universitas Sumatera Utara

Page 150: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Sarlito Wirawan (alm), ahli psikolog klinis UI yang dihadirkan pihak JPU pada

sidang ke-17 (1/9). Sarlito menilai bahwa Jessica telah mengintervensi kopi milik

Mirna, dan berperilaku tak lazim saat Mirna sekarat. Siaran langsung persidangan

ini berdurasi selama 5 jam 29 menit 46 detik tanpa slot iklan (versi Youtube).

Jessica dinilai mengintervensi kopi Mirna dan berperilaku tak lazim saat Mirna

sekarat. Hal itu diungkapkan oleh Sarlito Wirawan (alm), saksi ahli psikolog UI yang dihadirkan kubu JPU. Persidangan itu juga turut menghadirkan saksi ahli

kriminolog UI, Ronny Nitibaskara yang menganalisis pribadi dan gerak-gerik

Jessica di Kafe Olivier. Menurutnya Jessica memiliki kepribadian narsistik,

emosional dan sensitif serta cemas. Sehingga kepribadian tersebut menjadikan

Jessica berpotensi untuk melakukan kekerasan. Keterangannya tersebut sontak

membuat Jessica angkat bicara, sebagaimana sebelumnya pengacara Otto

Hasibuan juga mempertanyakan kesimpulan ahli tersebut. Siaran langsung sidang

ke-17 (1/9) ini berdurasi selama 5 jam 29 menit 46 detik tanpa jeda iklan (versi

Youtube).

Universitas Sumatera Utara

Page 151: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Jessica Kumala Wongso, angkat bicara setelah sekian lama cenderung bungkam.

Pada sidang ke-17 (1/9) itu, Jessica membantah apa yang menjadi pendapat ahli

dari pihak JPU, Ronny Nitibaskara (Kriminolog UI) tidak benar dan merupakan

fitnah. Jessica mengaku sangat tertekan saat melakukan rekonstruksi kejadian

yang tidak sesuai dengan keinginannya. Siaran langsung persidangan ini berdurasi

selama 5 jam 29 menit 46 detik tanpa slot iklan (versi Youtube).

Sidang ke-18 (5/9) merupakan persidangan yang baru dinyatakan rampung pada

pukul 23:25 wib. Persidangan tersebut menghadirkan saksi ahli untuk

meringankan terdakwa Jessica. Yaitu ahli patologi senior dari Queensland

University, Australia, Prof. Beng-Beng Ong yang didampingi oleh penerjemah

tersumpah, Arief. Dalam persidangan tersebut sempat diwarnai suasana cekcok,

karena JPU keberatan dengan visa kunjungan yang digunakan oleh saksi ahli.

Secara keseluruhan, keterangan Prof. Beng-Beng Ong bertolak belakang dengan

keterangan dari saksi-saksi ahli sebelumnya yang dihadirkan pihak JPU. Salah

satu kesimpulannya ialah bahwa penyebab kematian Mirna tidak dapat dipastikan

alias besar kemungkinan kematian Mirna bukan karena sianida. Siaran langsung

Universitas Sumatera Utara

Page 152: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

persidangan ini berdurasi selama 5 jam 11 menit 49 detik tanpa slot iklan (versi

Youtube).

Sidang ke-19 (7/9) menghadirkan saksi fakta yang berada di TKP untuk

meringankan terdakwa Jessica. Yakni Hartanto Sukmono dan Saiful Hidayat yang

datang pukul 16.00 wib ketika itu untuk suatu urusan bisnis. Sebelumnya kedua

saksi tersebut juga telah diperiksa oleh penyidik. Berdasarkan keterangannya,

Hartanto melihat Jessica dan dua teman perempuannya duduk di meja nomor 54.

Saksi juga melihat saat korban Mirna tidak sadarkan diri hingga diangkut

menggunakan kursi roda. Sempat terjadi ketegangan antara pihak JPU dan

Pengacara Otto Hasibuan saat JPU mempertanyakan kapan persisnya saksi

melihat Jessica menelepon, “Dengan tangan kiri atau kanan?”. Hartanto mengaku

tidak tahu-menahu penyebab Mirna pingsan. Siaran langsung persidangan ini

berdurasi selama 1 jam 51 menit 31 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube), dan

terdapat pada program berita Kabar Khusus.

Universitas Sumatera Utara

Page 153: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan Saiful mengatakan ia duduk berhadapan dengan meja Jessica, serta

ikut memesan Kopi Vietnam Panas. Saiful juga melihat saat Mirna tak sadarkan

diri hingga dibopong dengan kursi roda. Ia juga mengaku menyarankan salah

seorang waiter (pelayan) untuk langsung membawa korban ke rumah sakit.

Sebelumnya ia mengira Mirna pingsan akibat stroke, dan mengaku tidak begitu

memperhatikan gerak-gerik Jessica Siaran langsung persidangan ke-19 (7/9) ini

berdurasi selama 1 jam 51 menit 31 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube), dan

terdapat pada program berita Kabar Khusus.

Sidang Jessica ke-20 (14/9) menghadirkan saksi ahli toksikologi kimia dari pihak

Jessica, Dr. rer. nat (doktor ilmu sains) Budiawan. Pada persidangan berdurasi

selama 8 jam 35 menit 15 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube) tersebut, saksi

menyimpulkan penyebab kematian Mirna tidak dapat dipastikan. Ia menilai tidak

ada sianida dalam tubuh korban, karena organ tubuh akan bekerja secara simultan

guna menetralisir racun, serta efek racun yang tergantung pada dosisnya. Ia juga

menambahkan dibutuhkannya alat khusus untuk mendeteksi sianida.

Universitas Sumatera Utara

Page 154: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Sidang Jessica ke-20 (14/9) menghadirkan saksi ahli patologi forensik, dr. Gatot

Susilo Lawrence. Saksi ahli ini menyatakan penyebab kematian Mirna bukan

karena sianida, tetapi karena kekurangan oksigen. Sebab menurutnya, sianida

dalam jumlah sedikit seharusnya akan dinetralisir oleh mekanisme tubuh. Selain

itu, dr. Gatot menjelaskan formalin pada tubuh korban dapat menghilangkan bukti

keracunan. Oleh karena itu, ahli menekankan pentingnya postmortem (autopsi)

pada kasus ini. Siaran langsung persidangan ini berdurasi selama 8 jam 35 menit

15 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube).

Sidang ke-21 (15/9) dengan agenda sidang menghadirkan saksi ahli digital

forensik, Rismon Hasiholan Sianipar dari pihak Jessica. Rismon mengatakan

video yang dianalisa saksi sebelumnya, Nuh, merupakan hasil modifikasi ilegal.

Durasi tayangan persidangan ini ialah 6:16, 12:01, 9:17, dan 2:24 tanpa slot iklan

(versi Youtube langganan tvOne).

Universitas Sumatera Utara

Page 155: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Detik-detik Roy Suryo diusir dari ruang persidangan Jessica karena menunjuk-

nunjuk hakim. Belakangan Roy mengakui itu sebagai sindiran kepada Rismon

yang menurutnya memiliki bukti „cicit‟ ketimbang bukti rekaman CCTV yang

dimiliki M. Nuh. Durasi tayangan persidangan ini ialah 6:16, 12:01, 9:17, dan

2:24 tanpa slot iklan (versi Youtube langganan tvOne).

Detik-detik Roy Suryo diusir dari persidangan Jessica juga ikut diberitakan dan disiarkan secara berlebihan oleh tvOne. Bahkan, juga ikut dibahas kembali dalam

program acara lain, seperti Kabar Khusus dengan menghadirkan Roy Suryo. Pada

acara itu dijelaskan alasan Roy Suryo memberikan jempolnya kepada hakim dan

saksi ahli M. Nuh sebagai tanda apresiasinya. Sedangkan, saksi ahli digital

forensik dari kubu Jessica, Rismon Sianipar disebutnya sebagai pemilik barang

bukti „cicit‟, artinya barang bukti kesekian ketimbang yang dimiliki M. Nuh.

Universitas Sumatera Utara

Page 156: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Sidang ke-21 (15/9) dilanjutkan dengan mendengarkan saksi ahli psikiater, dr.

Irwansyah. Saksi yang dihadirkan penasehat hukum tersebut mengatakan,

kemampuan Jessica untuk mengontrol emosi adalah sebagai suatu hal yang wajar,

dan dimiliki oleh setiap manusia secara umum. Siaran langsung persidangan ini

berdurasi selama 2 jam 29 menit 14 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube).

Persidangan yang dimulai pukul 10.00 wib tersebut baru dinyatakan selesai pukul

23.57 wib.

Ada beberapa hal yang terjadi pada sidang ke-22 (19/9), yaitu pihak JPU

mempertanyakan metode pemeriksaan saksi ahli psikolog kubu Jessica, Dewi

Haroen (4:12); Dewi Haroen mengkritisi saksi ahli psikolog sebelumnya dari

pihak JPU (3:56); dan sebelumnya, Hakim Anggota, Binsar Gultom yang banyak

bertanya ke ahli kriminologi kubu Jessica, Eva Achjani Zulfa (3:19). Tayangan

persidangan tersebut tanpa jeda iklan (versi Youtube langganan tvOne).

Universitas Sumatera Utara

Page 157: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Pada persidangan ke-22 (19/9), kubu Jessica menghadirkan tiga saksi ahli dari

Universitas Indonesia (UI), yakni psikolog Dewi Taviana Walida Haroen,

Kriminolog Eva Achjani Zulfa, dan psikolog klinis Agus Mauludi. Dalam

kesaksiannya, ketiga pakar itu membantah keterangan-keterangan yang diuraikan

sejumlah ahli dari pihak JPU. Mereka menyatakan bahwa keterangan yang

disampaikan ahli dari JPU salah. Bahkan, hasil pemeriksaan beberapa ahli

terhadap Jessica dianggap tidak sah secara metode keilmuwan. Siaran langsung

persidangan ini berdurasi selama 2 jam 18 menit 53 detik tanpa jeda iklan (versi

Youtube). Dan persidangan yang dimulai pukul 09.00 wib itu baru dinyatakan

rampung pada pukul 23.15 wib.

Sidang ke-23 (21/9) dengan agenda mendengarkan keterangan saksi ahli

toksikologi, Michael Robertson dari Monash University, Australia. Ahli tersebut

menyatakan sianida di lambung sebesar 0,2 mg tak buktikan Mirna diracun. Sebab

bisa saja terbentuk pasca kematian atau karena zat-zat lain seperti makanan, rokok

ataupun terpapar berbagai lingkungan. Sehingga, pendapat ahli sebelumnya

Universitas Sumatera Utara

Page 158: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

dianggap spekulatif dan tidak bisa dipercaya. Selain itu, ia juga menyayangkan

tidak dilakukannya postmortem (autopsi). Namun, sebagai pakar toksikologi yang

muncul dalam sidang Jessica, nama Michael Robertson tercemar karena terseret

kasus pembunuhan Greg de Villers oleh istrinya sendiri, tahun 2000. Robertson

disebut memiliki hubungan asmara dengan istri de Villers dan terlibat

pembunuhan itu. Siaran langsung persidangan ini berdurasi selama 4 jam 33 menit

19 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube).

Sidang ke-24 (22/9) menghadirkan saksi ahli patologi forensik dari pihak Jessica,

Richard B. Collins. Ahli tersebut menyatakan tidak ditemukan tanda kekerasan

dalam tubuh Mirna, saluran pernapasan Mirna tak diperiksa secara maksimal, dan

menyayangkan tidak dilakukannya autopsi –yang dapat menentukan penyebab

suatu kematian. Siaran langsung persidangan ini berdurasi selama 4 jam 20 menit

4 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube).

Sidang ke-25 (26/9), memasuki babak akhir dengan mendengarkan saksi ahli

Universitas Sumatera Utara

Page 159: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

hukum pidana Universitas Islam Indonesia (UII), Mudzakir dari kubu Jessica.

Mudzakir menjelaskan pentingnya motif dalam melakukan suatu tindak kejahatan,

dan proses penyidikan yang harus sesuai dengan standar dengan dilengkapi BAP.

Ia juga menekankan pentingnya data/bukti asli untuk dihadirkan dalam

persidangan. Siaran langsung persidangan ini berdurasi selama 4 jam 36 menit 24

detik tanpa jeda iklan (versi Youtube).

Persidangan ke-26 (28/9) dengan agenda mendengarkan keterangan Jessica

sebagai terdakwa di PN. Jakpus. Dalam keterangannya Jessica mengaku ke Kafe

Olivier diantar ayahnya menggunakan mobil pribadi (01:22), tidak pernah naik

angkutan umum di Indonesia (01:47), alasan berfoto karena baru petama kali ke

kafe tersebut, dan meletakkan paper bag di atas meja 54 sebagai penanda bahwa

meja telah dipesan (03:19), dan membayar langsung (bill out) karena kebiasaan

ketika di Australia (01:58). Tayangan persidangan tersebut tanpa jeda iklan (versi

Youtube langganan tvOne).

Universitas Sumatera Utara

Page 160: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Jessica saat mengungkapkan alasannya datang lebih awal ke Grand Indonesia agar

tidak terjebak three in one, dan menceritakan awal mula memesan Es Kopi

Vietnam di Kafe Olivier. Keseluruhan durasi tayangan pada sidang ke-26 (28/9)

ini ialah 4 menit 10 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube langganan tvOne).

Banyaknya sorotan kamera tvOne yang mengambil gesture/air muka atau gerak-

gerik Jessica, Otto Hasibuan, Ardito Muwardi (pihak JPU), dan Ketua Hakim Kisworo Handoyo pada sidang ke-26 (28/9). Tayangan persidangan ini berdurasi

selama 3 menit 19 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube langganan tvOne).

Universitas Sumatera Utara

Page 161: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Rangkuman persidangan Jessica yang dikemas dalam program talkshow Apa

Kabar Indonesia Pagi (29/9). Dalam rangkuman itu dijelaskan, bahwa Jessica

sering mengucapkan kata „lupa‟ dan „tidak tahu‟; kerap menangis, salah satunya

saat menjelaskan kondisi sel yang dihuninya; pernyataan yang berbelit-belit.

Program tersebut turut menghadirkan Pakar Hukum Pidana, Teuku Nasrullah dan

Kirdi Putra, Pakar Mikro Ekspresi. Tayangan ini berdurasi selama 30 menit 54

detik tanpa jeda iklan (veris Youtube langganan tvOne).

Salah satu scene dari program talkshow Apa Kabar Indonesia Pagi (29/9), yang

merangkum kembali persidangan-persidangan yang telah dilalui Jessica. Seperti:

Jessica yang sering mengucapkan kata „lupa‟ dan „tidak tahu‟; kerap menangis

selama persidangan, salah satunya ketika menceritakan kondisi sel yang

mengenaskan; celana Jessica yang sobek ketika naik mobil Arief Soemarko,

suami mendiang Mirna juga ikut disorot tvOne. Tayangan ini berdurasi selama 30

menit 54 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube langganan tvOne).

Universitas Sumatera Utara

Page 162: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Permasalahan celana Jessica sobek saat naik mobil suami Mirna, Arief Soemarko,

yang dibahas dalam persidangan, juga ikut diberitakan serta disiarkan secara live

oleh tvOne. Bahkan, membahasnya kembali pada program berita Apa Kabar

Indonesia Pagi (29/9) berjudul “Membaca Kejujuran Mirna” yang dalam

dokumentasinya juga menghadirkan terdakwa Jessica. Tayangan ini berdurasi

selama 30 menit 54 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube langganan tvOne).

Jaksa Penuntut Umum (JPU) membacakan tuntutannya pada sidang ke-27 (5/10).

Jaksa kala itu mantap menuntut Jessica selama 20 tahun penjara atas kasus

pembunuhan berencana. Tayangan persidangan ini berdurasi selama 3 menit 31

detik tanpa jeda iklan (versi Youtube langganan tvOne).

Universitas Sumatera Utara

Page 163: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Jessica menangis saat membacakan pledoinya pada agenda sidang ke-28 (12/10).

Pada pledoi tersebut, Jessica menolak dituding telah melakukan pembunuhan

berencana terhadap kawannya sendiri, Wayan Mirna Shalihin dengan

membubuhkan racun sianida ke dalam Es Kopi Vietnam yang diminum korban.

Tayangan persidangan ini berdurasi selama 4 menit 34 detik tanpa slot iklan (versi

Youtube langganan tvOne).

Tanggal (12/10) sidang ke-28 Jessica menyampaikan nota pembelaannya

langsung dari PN Jakpus. Ada beberapa poin dari pembelaannya, yakni: Jessica

bersumpah tidak membunuh rekannya, Mirna dan curahan isi hati Jessica yang

merasa tertekan dengan adanya kasus ini. Tayangan persidangan ini berdurasi

selama 4 menit 34 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube langganan tvOne).

Universitas Sumatera Utara

Page 164: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Jessica menangis pada sidang ke-28 (12/10) saat menyampaikan nota

pembelaan/pleidoi. Tangis dan air mata Jessica tatkala pembacaan pleidoi itu

sama seperti sidang-sidang sebelumnya, kerap berhasil mencuri perhatian

pemirsa. Tayangan persidangan ini berdurasi selama 13 menit 22 detik di luar jeda

iklan (versi Youtube langganan tvOne).

Praktisi Hukum, Hotman Paris Hutapea dalam program talkshow Apa Kabar Indonesia Malam: Di Balik Tangisan & Pembelaan Jessica (13/10)

mempermasalahkan barang bukti CCTV yang tidak asli dan tidak terdapat dalam

BAP, CCTV yang sudah diedit, adanya bagian yang hilang atau dipotong-potong

dari CCTV. Juga barang bukti lain yang digunakan pihak JPU seperti sedotan,

flashdisk sampai kepada keterangan saksi ahlinya yang mengetahui jumlah sianida

(5 miligram) yang dituangkan ke dalam kopi korban. Mantan jaksa, Chairuman

Harahap juga turut dihadirkan dalam program berdurasi 31 menit 15 detik tanpa

jeda iklan (versi Youtube langganan tvOne).

Universitas Sumatera Utara

Page 165: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Ketua Hakim, Kisworo Handoyo pada sidang ke-31 (27/10) menjatuhkan vonis 20

tahun penjara terhadap Jessica atas kasus pembunuhan berencana terhadap korban

Mirna. Tayangan persidangan ini berdurasi 3 menit 39 detik tanpa jeda iklan

(versi Youtube langganan tvOne).

Kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan membeberkan kejanggalan pertimbangan

hakim pasca vonis 20 tahun terhadap kliennya (32:32), Kuasa Hukum Jessica ajukan banding (01:28), dan reaksi suami Mirna, Arief Soemarko pasca vonis

hakim (07:48). Tayangan pasca vonis hakim ini tanpa slot iklan (versi Youtube

langganan tvOne).

Universitas Sumatera Utara

Page 166: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Tanggal 22 Agustus 2016, tvOne kembali merangkum perjalanan kasus Jessica,

dengan judul „JALAN PANJANG KASUS JESSICA‟ pada program Menyingkap

Tabir. Durasi tayangan ini 39 menit 37 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube

langganan tvOne).

Ardito Muwardi, salah satu Jaksa Penuntut Umum (JPU) membacakan surat

dakwaan pada sidang perdana kasus tewasnya Mirna (15/6). Pada sidang yang berlangsung di PN Jakpus itu, Ardito mendakwa Jessica membunuh Mirna

lantaran sakit hati dengan kata-kata korban. Durasi tayangan ini 39 menit 37 detik

tanpa jeda iklan (versi Youtube langganan tvOne).

Universitas Sumatera Utara

Page 167: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Pada sidang ke-5 (13/7), Hani Bwon Juwita, rekan Mirna yang sama-sama berada

di TKP memberikan kesaksiannya terkait detik-detik tewasnya Mirna di PN

Jakpus. Durasi tayangan ini 39 menit 37 detik tanpa jeda iklan (versi Youtube

langganan tvOne).

Dokter Forensik Rs. Bhayangkara Polri, dr. Slamet Poernomo selaku saksi ahli

yang dihadirkan pihak JPU pada sidang ke-10 (3/8). Dalam kesaksiaanya di PN Jakpus itu, dr. Slamet mengatakan lambung Mirna rusak akibat zat korosif, yang

diakibatkan oleh racun sianida. Durasi tayangan ini 39 menit 37 detik tanpa jeda

iklan (versi Youtube langganan tvOne).

Universitas Sumatera Utara

Page 168: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Page 169: RELASI KUASA MEDIA DALAM SIARAN LANGSUNG SIDANG KASUS

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara