rekayasa sistem informasi
DESCRIPTION
Makalah Rekayasa Sistem Informasi, terdapat DAD sistem berjalan dan DAD sistem usulanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini telah banyak dilakukan penerapan
teknologi informasi di berbagai bidang. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
kinerja sistem sebelumnya. Dukungan dan peran teknologi informasi sangat
diperlukan dalam menghadapi perubahan situasi yang mengarah pada semakin
ketatnya persaingan dan peluang bisnis yang ada. Sekarang ini dengan semakin
canggihnya teknologi perangkat keras (hardware) seperti memori yang semakin
besar, processor yang semakin cepat, dan kapasitas hard disk yang semakin besar
serta diikuti dengan perkembangan teknologi perangkat lunak (software) yang
semakin beranekaragam seperti aplikasi multimedia dan lain-lain menjadikan
informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat terpenuhi.
Namun selain kedua faktor tersebut ada beberapa komponen penting yang
harus diperhatikan yaitu perangkat manusia (brainware) dan basis data (database).
Penggunaan basis data dimaksudkan sebagai sarana tempat penyimpanan data atau
informasi yang terkomputerisasi. Hal ini dapat mengurangi kesalahan-kesalahan
operasi yang selama ini masih dilakukan secara manual. Selain itu dengan basis data
dapat menampilkan data secara cepat dan akurat.
Oleh karena itu untuk mendukung sistem informasi penjualan yang efektif
perlu dirancang suatu rekayasa system informasi sehingga akan memudahkan dalam
mengelola transaksi dan data–data yang dibutuhkan, khususnya pada PT. Integrasi
Wahana Sistemindo yang bergerak dalam bidang pemaasaran produk-produk IT agar
dapat bersaingan dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis.
1
1.2 RuangLingkup
Pada penulisan ini penulis membahas proses penjualan sampai menghasilkan
laporan penjualan, pembayaran dan laporan retur. Laporan tersebut akan diserahkan
kepada pimpinan.
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari penulisan ini adalah:
1. Agar proses bisnis yang masih manual dilakukan dengan sistem
komputerisasi, sehingga proses bisnis dapat menjadi lebih baik.
2. Merancang sistem basis data untuk mendukung kebutuhan
informasi mengenai data barang, pelanggan dan distributor.
3. Untuk mengetahui bagaimana sebuah rekayasa sistem informasi
dapat membantu sebuah proses transaksi menjadi lebih cepat dan mudah, serta
penyimpanan dan penyampaian informasi tentang data – data yang dibutuhkan
dapat tersedia dengan cepat dan akurat.
Sedangkan tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat
kelulusan pada Program Strata Satu (S1) jurusan Manajemen Informatika di Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen dan Komputer (STIMIK) KUWERA Jakarta.
1.4 Metodologi Penulisan
Di dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan di dalam penyusunan
skripsi ini penulis menggunakan beberapa metode penelitian diantaranya:
1. Metode Studi Pustaka
Metode Studi Pustaka yaitu dengan melakukan metode membaca, serta
mempelajari literatur dan referensi yang ada hubungannya dengan sistem yang
sedang dibahas.
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah dengan mengadakan kegiatan survei, dimana penulis
langsung melihat ke bagian administrasi.
2
3. Metode Wawancara
Metode wawancara yaitu dengan melakukan proses tanya jawab pada pihak-
pihak yang berhubungan dengan sistem yang sedang dibahas.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
Menurut Tata Sutabri (2012a:3) “Sistem dapat diartikan sebagai suatu
kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisasi,
saling berinteraksi saling tergantung satu sama lain dan terpadu”.
2.1.1. Siklus Hidup Sistem
Menurut Tata Sutabri (2012b:20) “Siklus hidup sistem (system life cycle)
adalah proses evolusioner yang diikuti dalam penerapan sistem atau subsistem
informasi berbasis komputer”.
Pembangunan sistem hanyalah salah satu dari rangkaian daur hidup sistem.
Meskipun demikian, proses ini merupakan aspek yang sangat penting. Berikut ini
adalah beberapa tahapan dari siklus hidup sistem, yaitu:
1. Mengenali adanya kebutuhan
Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil perkembangan dari organisasi dan volume
yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Semua kebutuhan ini
harus didefinisikan dengan jelas. Tanpa ada kejelasan dari kebutuhan yang ada,
pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.
2. Pembangunan Sistem
Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisis
kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi
kebutuhan tersebut.
3. Pemasangan sistem
Setelah tahap pembangunan sistem selesai, sistem kemudian akan dioperasikan.
Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting pula dalam daur hidup sistem.
Peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan
4
sistem yang sebenarnya, yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan
sistem.
4. Pengoperasisan Sistem
Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang
membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis. Sedangkan
organisasi yang ditunjang oleh sistem informasi tadi selalu mengalami perubahan
yang diakibatkan oleh pertumbuhan bisnis, perubahan peraturan, ataupun emajuan
teknologi. Untuk mengatasi perubahan-perubahan tersebut, sistem harus
diperbaiki atau diperbaharui.
5. Sistem Menjadi Usang
Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya
dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah secara
ekonomis dan teknis sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan
dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.
2.2. Konsep Dasar Informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah organisasi,
terutama bagi level manajemen. Informasi diperlukan oleh manajemen sebagai
landasan untuk mengambil keputusan.
Menurut Tata Sutabri (2012c:22) dalam bukunya yang berjudul Analisa
Sistem Informasi, mengatakan bahwa “Informasi adalah data yang telah
diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses
pengambilan keputusan”.
Informasi berdasarkan persyaratan dalam manajemen diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Informasi yang tepat waktu
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah
usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di
dalam pengambilan keputusan.
5
2. Informasi yang relevan
Sebuah informasi yang disampaikan oleh manajer kepada bawahannya harus
relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima.
3. Informasi yang bernilai
Informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan.
4. Informasi yang dapat dipercaya
Bahwa suatu informasi harus dapat dipercaya dalam manajemen, karena hal ini
sangat penting, menyangkut citra organisasi dimana manajemen digiatkan.
Masalah kepercayaan ini senantiasa mendapat perhatian yang seksama dari
manajer, sehingga harus diyakini kebenarannya.
Sistem Informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak
luar tertentu.
2.3. Peralatan Pendukung (Tools System)
Tools System merupakan alat yang dipergunakan untuk menggambarkan
bentuk logical model dari suatu sistem dengan menggunakan simbol-simbol,
lambang-lambang, diagram-diagram yang menunjukan secara tepat arti dan fungsi-
fungsinya.
Adapun fungsi dari tools system adalah untuk menjelaskan kepada user
bagaimana fungsi dari system informasi dapat bekerja.
2.3.1. Diagram Alir Data (DAD)
Diagram alir data merupakan diagram yang menggunakan notasi-notasi atau
simbol untuk menggambarkan arus dari sistem dan membantu dalam komunikasi
dengan pemakai sistem secara logika.
6
Pengertian Diagram Alir Data menurut Tata Sutabri (2012d:116) “Suatu
network yang menggambarkan suatu sistem automat atau komputerisasi, manualisasi,
atau gabungan dari keduanya, yang penggambarannya disusun dalam bentuk
kumpulan komponen sistem yang saling berhubungan sesuai dengan aturan
mainnya”.
Simbol-simbol yang digunakan Diagram Arus Data (DAD), antara lain:
1. Proses atau Process
Menggambarkan fungsi transformasi yang akan dilakukan sistem. Proses
berfungsi mentransformasikan dua atau lebih data input menjadi satu atau lebih
output yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Proses sering juga disebut
bubble. Simbol dari proses adalah:
2. Alur Data atau Data Flow
Menggambarkan aliran data dari entity ke entity lainnya, arah panah
menggambarkan arah aliran data. Aliran data memperlihatkan aliran dari proses
ke proses, dari external entity ke proses, dari proses ke external entity, dari data
store ke proses, dari proses ke data store. Simbol dari arus data adalah:
3. Simpanan Data atau Data Store
Merupakan tempat penyimpanan data yang digunakan sebagai sarana untuk
pengumpulan data ini direprentasikan dengan dua garis yang paralel. Suatu nama
juga perlu diberikan pada data store, karena nama itu menunjukkan nama dari
filenya. Satu data atau lebh dimasukkan ke dalam penyimpanan, tergantung pada
sistem, apakah data itu ditambah langsung (append) ke dalam sistem yang sudah
ada atau apakah data itu diarsipkan diantara data-data dari sistem yang sudah ada,
simbol dari simpanan data di DFD adalah:
7
4. Kesatuan Luar atau External Entity
Kesatuan luar tidak termasuk bagian dari sistem, jadi ada di luar sistem, tetapi
akan memberikan input (masukan) atau menerima output (keluaran) dari sistem,
dengan kata lain kesatuan luar merupakan entitas di luar sistem, yang akan
memberikan data ke sistem (source) atau menerima hasil pengolahan dari sistem
(sink). Bentuk simbol dari kesatuan luar adalah:
Aturan yang berlaku dalam penggunaan data flow diagram untuk membuat
model sistem adalah:
1. Tidak boleh menghubungkan antara external entity dengan external entity
secara langsung.
2. Tidak boleh menghubungkan data store dengan external entity secara
langsung.
3. Tidak boleh menghubungkan data store yang satu dengan data store yang
lainnya secara langsung.
4. Setiap proses harus ada data flow yang masuk dan ada juga data flow yang
keluar.
Menurut Jogiyanto (2005b:403), "Normalisasi adalah proses untuk
mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang berulang-
ulang".Semua Relation dalam Relational Database selalu harus sudah ternormalisasi.
Normalisai merupakan proses pengelompokkan elemen data menjadi tabel-tabel yang
menunjukkan entitas dan relasinya. Entitas adalah sebuah objek yang keberadaannya
dapat dibedakan terhadap objek lain.Normalisasi dapat diartikan pula sebagai suatu
proses pengelompokan data ke dalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk
menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk database
yang mudah untuk dimodifikasi.
8
Well-structure relation adalah sebuah relasi dengan jumlah kerangkapan
datanya sedikit (minimum amount of redundancy), serta memberikan kemungkinan
bagi user untuk melakukan insert, delete, dan modify terhadap baris-baris data pada
relasi tersebut, yang tidak berakibat terjadinya error atau inkonsistensi data yang
disebabkan oleh operasi-operasi tersebut.
2.3.2. ERD (Model Crows Foot)
Salah satu cara untuk menstrukturkan permasalahan-permasalahan adalah
dengan menggambarkanya dalam bentuk model-model.
Model dapat dibuat untuk sistem yang sedang berjalan atau sistem baru yang
diusulkan sebagai sebuah cara untuk menunjukkan kebutuhan-kebutuhan dokumen
bisnis atau perancangan-perancangan teknik. Model data yang penulis gunakan yaitu
crows foot yang digambarkan symbol-simbolnya pada lajur kanan berikut ini:
2.3.3. Normalisasi
Menurut Jogiyanto (2005b:403), "Normalisasi adalah proses untuk
mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang berulang-ulang".
Semua Relation dalam Relational Database selalu harus sudah ternormalisasi.
Normalisasi merupakan proses pengelompokkan elemen data menjadi tabel-tabel
9
yang menunjukkan entitas dan relasinya. Entitas adalah sebuah objek yang
keberadaannya dapat dibedakan terhadap objek lain. Normalisasi dapat diartikan pula
sebagai suatu proses pengelompokan data ke dalam bentuk tabel atau relasi atau file
untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk
database yang mudah untuk dimodifikasi.
Well-structure relation adalah sebuah relasi dengan jumlah kerangkapan
datanya sedikit (minimum amount of redundancy), serta memberikan kemungkinan
bagi user untuk melakukan insert, delete, dan modify terhadap baris-baris data pada
relasi tersebut, yang tidak berakibat terjadinya error atau inkonsistensi data yang
disebabkan oleh operasi-operasi tersebut.
Normalisasi juga terdiri dari beberapa macam bentuk diantaranya, yaitu:
1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan
mengikuti suatu format atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai
dengan saat menginput.
2. Bentuk Normal Kesatu (1NF / First Normal Form)
Bentuk ini mempunyai ciri setiap data dibentuk, data dibentuk dalam satu record
demi satu record dan nilai dari field-fieldnya berupa “Atomic Value”. Tidak ada set
atribut yang berulang atau atribut bernilai ganda, tiap file hanya satu pengertian
bukan merupakan kumpulan kata yang mempunyai dua arti,melainkan hanya satu
arti saja.
3. Bentuk Normal Kedua (2NF / Second Normal Form)
Bentuk ini mempunyai ciri yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk
normal kesatu. Sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah
ditentukan file kunci. File kunci haruslah unik dan dapat mewakili atribut lain
yang menjadi anggotanya. Atribut bukan kunci bergantung secara fungsi pada
kunci utama.
4. Bentuk Normal Ketiga (3NF / Third Normal Form)
Dalam bentuk ini harus dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan
prinsip tidak mempunyai hubungan transitif.
10
2.4. Faktor Sukses Kritikal (Critical Success Factor/CSF)
Menurut Raymond Mc. Leod, Critical Success Factor (CSF) adalah aktifitas
perusahaan yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap kemampuan perusahaan
dalam mencapai sasarannya.
Menurut James Martin, Critical Success Factor (CSF) didefinisikan sebagai
beberapa area kritikal dimana segala sesuatunya harus berjalan dengan baik agar
bisnis dapat berkembang.
Secara umum Critical Success Factor (CSF) adalah salah satu kegiatan
perusahaan yang berpengaruh kuat pada kemampuan perusahaan dalam mencapai
tujuannya, atau dalam kata lain CSF merupakan salah satu penentu keberhasilan.
Jadi, Critical Success Factor ini dapat disimpulkan sebagai faktor-faktor kritis
atau kegiatan yang diperlukan untuk memastikan keberhasilan sebuah bisnis dalam
perusahaan. Istilah CSF ini awalnya digunakan dalam analisis data dan analisis
bisnis.
CSF pada PT. Integrasi Wahana Sistemindo adalah :
1. Membangun sistem berbasis DBMS (Database Management System) agar
segala kegiatan tidak lagi konvensional, tetapi dapat dikomputerisasikan.
2. Membangun website yang user friendly dengan layout yang dapat menarik
banyak konsumen.
3. Membangun relasi dengan banyak pihak, agar target pasar lebih meluas.
4. Menjadi perusahaan retail yang lebih unggul dari yang lain dengan lebih
memperhatikan service kepada customer.
11
BAB III
ANALISA SISTEM BERJALAN DAN USULAN
3.1. Sejarah Perusahaan
PT. Integrasi Wahana Sistemindo didirikan pada tahun 2008. PT Integrasi
Wahana Sistemindo didedikasikan untuk memenuhi kebutuhan IT perusahaan.
Berlokasi di Jl. Mangga Dua Square Lantai 1 BP 2, Dipimpin oleh seorang manajer
bernama Hadi Gunawan Tjoa.
Perusahaan yang baru berumur lima tahun ini memiliki peluang bisnis yang
cukup menjanjikan, karena banyak perusahaan-perusahaan selaku konsumen yang
menjadi pelanggan tetap di PT. Integrasi Wahana Sistemindo. Setiap badan usaha
memiliki visi dan misi yang menjadi pedoman dalam mencapai perkembangan
bisnisnya, visi dan misi yang ada di perusahaan ini adalah sebagai berikut:
Misi: "Memberikan layanan dan hasil terbaik untuk pelanggan kami".
Visi: "Menjadi Penyedia IT yang memenuhi kebutuhan pelanggan kami".
3.2. Struktur Organisasi
12
Tugas:
1. Manajer = Memantau jalannya usaha, menerima laporan, membuat
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzkeputusan.
2. Sekretaris = Membantu manajer dalam segala aktivitas perusahaan.
3. HRD = Mengawasi karyawan, melakukan perekrutan, mengevaluasi
xxxxxxxxxxxxxxxxkaryawan, dan menghitung gaji untuk para karyawan.
4. Admin =cFilling dokumen, membuat surat-menyurat yang
ccccccccccccccccccberhubungan dengan operasional perusahaan.
5. Marketing = Mengajukan proposal atas penawaran harga kepada pihak
xxxxxxxxxxxxxxxxperusahaan selaku calon customer sehingga mendapatkan
xxxxxxxxxxxxxxxxtarget pasar yang lebih meluas.
6. Ekspedisi = Mengirimkan barang kepada customer, mengambil barang
xxxxxxxxxxxxxxxxdari distributor, dan customer yang akan meretur
3.3. Analisa Masalah
Adapun masalah-masalah yang dihadapi oleh PT. Integrasi Wahana
Sistemindo antara lain mencakup :
13
1. Dalam menjalankan proses bisnisnya, perusahaan ini masih memproses
secara manual, belum tersistem dan hal ini menyebabkan sering terjadinya
keterlambatan-keterlambatan informasi yang diterima oleh customer, sehingga hal
ini dapat memicu keluhan-keluhan dari customer.
2. Penyimpanan segala data yang masih dilakukan secara manual, selain
dapat menyebabkan pemborosan dalam hal penggunaan kertas, dapat juga
menyebabkan pemborosan waktu.
3. Dengan belum tersistemnya proses bisnis pada perusahaan ini, maka
seringkali menimbulkan masalah dalam hal lamanya waktu yang dibutuhkan
dalam pembuatan laporan, sehingga hal ini dapat berpengaruh dalam hal
pengambilan keputusan.
3.4. Perumusan masalah
Setelah melihat permasalahan yang ada pada PT. Integrasi Wahana
Sistemindo maka penulis merumuskan masalah yaitu: Bagaimana agar perusahaan
ini dapat melakukan proses bisnis secara terkomputerisasi dan tersistem dengan baik
serta penyimpanan data-data perusahaan dapat berbasis DBMS (Data Base
Management System) sehingga segala proses transaksi dan segala informasi yang
dibutuhkan dapatmenjadi lebih cepat, mudah dan akurat
3.5. Faktor Sukses Kritikal (Critical Success Factor)
PT. Integrasi Wahana Sistemindo, walaupun masih terhitung baru didunia
bisnis pemasaran produk-produk IT, namun perusahaan ini mampu bertahan sampai
sekarang dan mampu bersaing dengan perusahan-perusahaan yang telah ada
sebelumnya. Walaupun masih ditemukan beberapa yang menjadi masalah atau
kendala dalam menjalankan proses bisnisnya, tentu saja perusahaan ini mempunyai
faktor sukses kritikal tersendiri sehingga perusahaan ini terus berkembang hingga saat
ini. Beberapa faktor sukses kritikaldari perusahaan ini adalah
14
1. Dengan melakukan kerjasama dengan berbagai distributor segala merk dari
produk-produk IT, sehingga tanpa menyediakan stok barang dan lahan gudang
pun, mereka tetap mampu melayani pengadaan barang sesuai dengan
permintaan customer.
2. Meningkatkan segala bentuk promosi dengan cara melakukan penawaran-
penawaran produk kepada customer dan selalu melakukan update price list
kepada para customer.
3.6. Proses Bisnis Berjalan
1. Pemesanan Barang
Customer dalam hal ini adalah perusahaan yang menghubungi PT. Integrasi
Wahana Sistemindo (selanjutnya akan disingkat menjadi IWS) via internet
messenger, email atau telepon untuk meminta quotation (penawaran) barang yang
mereka butuhkan. Kemudian admin mengirimkan data barang kepada distributor
untuk meminta quotation dengan terlebih dahulu membuka arsip barang dan arsip
distributor. Distributor mengirimkan quotation dan data barang melalui email
dengan melihat data customer. Jika sudah setuju dengan quotation, maka
customer akan mengirimkan PO (Purchase Order) dan bukti transfer, selanjutnya
akan disimpan oleh admin kedalam arsip PO dan arsip bukti transfer.
2. Penerimaan Pengadaan Barang
Admin membuatkan surat jalan berdasarkan arsip PO dan arsip distributor. Surat
jalan tersebut diserahkan kepada distributor, setelah disetujui akan diterima
barang dan tanda terima barang. Surat jalan dan tanda terima barang diarsipkan.
3. Pengiriman Barang
Barang yang sudah diterima dari distributor akan dikirimkan ke customer dengan
terlebih dahulu dibuatkan invoice yang didapat dengan melihat arsip PO dan arsip
tanda terima barang (TTB). Invoice copy untuk customer dan yang asli akan
disimpan sebagai arsip.
4. Retur Barang
15
Jika ada barang yang cacat atau kondisinya tidak sesuai dengan apa yang
dikehendaki, customer bisa mengirimkan surat retur. Kemudian dari pihak IWS
memerintahkan kurir untuk mengambil barang yang bermasalah tersebut dari
customer. Kemudian pihak IWS akan mencocokan surat retur tersebut dengan
arsip invoice, jika sesuai makan Surat retur akan diberikan kepada distributor, jika
setelah di acc oleh distributor maka akan mendapatkan pengganti barang yang
baru, jika tidak maka surat retur akan di kembalikan. Dari surat retur yg di acc,
admin dapat membuatkan bukti retur untuk diserahkan kepada customer.
5. Pembuatan Laporan
Laporan yang dibuat adalah laporan retur dan laporan penjualan yang akan
diserahkan kepada manajer setiap bulannya.
3.7. Diagram Alir Data (DAD) Sistem Berjalan
16
Keterangan :
SR = Surat Retur
PO = Purchase Order
TTB = Tanda Terima Barang
Gambar III.2
Diagram Konteks Proses Bisnis Berjalan PT. Integrasi Wahana Sistemindo
17
Gambar III.3.
18
Diagram Nol Berjalan PT. Integrasi Wahana Sistemindo
Gambar III.4.
19
Diagram Detail 1.0 Berjalan PT. Integrasi Wahana Sistemindo
Gambar III.5.
Diagram Detail 4.0 Berjalan PT. Integrasi Wahana Sistemindo
20
3.8. Proses Bisnis Usulan
1. Pengolahan Data Master
Admin yang dalam hal ini memiliki kewenangan dapat mengolah data master
yang terdiri dari data user, data barang, data merk, data customer, dan data
distributor kedalam system untuk disimpan dalam file, sehingga admin dapat
memperoleh info dari data master yang telah diinput tersebut.
2. Pembagian Merk
Admin menginput data merk untuk dibagikan kedalam data barang. Dengan
membuka file barang, admin menginput data merk dan menyimpannya kembali.
3. Pemesanan Barang
Customer dapat melihat info data barang, kemudian dapat mengisi data PO
kedalam sistem yaitu berbasis web on-line. Kemudian user/admin akan
menghubungi pihak distributor untuk memastikan barang yang di PO ada atau
tidak. Jika stok ada, maka PO akan diberikan kepada distributor dan customer
dapat melihat info PO yang sudah disetujui. PO tersebut akan disimpan kedalam
file PO dan detail PO.
4. Pembayaran
Customer menginput data pembayaran ke dalam sistem, kemudian user/admin
mengecek siapa saja yang telah melakukan pembayaran. Data pembayaran
tersebut akan disimpan ke dalam file transaksi.
5. Penerimaan Pengadaan Barang
Distributor akan menyerahkan barang dan Tanda Terima Barang (TTB) sesuai
dengan PO yang diminta. Kemudian user/admin akan menginput data TTB
tersebut kedalam file penerimaan dan detail penerimaan.
6. Pengiriman Barang
Jika barang sudah siap dikirim kepada customer, maka User/Admin akan
menginput data pengiriman kedalam file pengiriman dengan melihat data
pembayaran dan data TTB, sehingga customer dapat melihat info pengiriman
barang yang dipesan.
21
7. Retur Barang
Customer yang akan meretur barang, diharuskan mengisi form dengan menginput
no pengiriman dan data barang yang akan diretur. Data retur tersebut disimpan ke
dalam file retur dan detail retur. Barang yang akan diretur nantinya akan diambil
oleh pihak IWS. Dari data retur dan barang yang diretur sudah dicocokan dengan
data penerimaan dan data pengiriman, maka user/admin akan membuatkan surat
retur (SR) kepada pihak distributor. Jika SR di acc, maka user/admin akan
membuatkan bukti retur untuk diberikan kepada customer beserta barang yang
telah diretur.
8. Pembuatan LaporanLaporan yang dibuat adalah laporan retur dan laporan pembayaran, dan laporan
penerimaan yang akan diserahkan kepada manajer setiap bulannya.
3.9. Diagram Alir Data (DAD) Sistem Usulan
Gambar III.6.
Diagram Konteks Sistem Usulan
22
Gambar III.7.
Diagram Nol Sistem Usulan
23
Gambar III.8.
Diagram Detail 1.0 Sistem Usulan
24
3.9.1. ERD (Entity relationship Diagram)
Gambar III.9.
Model Data ERD Crows Foot
3.9.2. Normalisasi
25
1. Bentuk Tidak Normal
Gambar III.10.
Normalisasi bentuk Tidak Normal
2. Normal Ke Satu
26
Gambar III.11.
Normalisasi bentuk Normal Ke Satu
3. Normal Ke Dua
27
Gambar III.12.
Normalisasi bentuk Normal Ke Dua
4. Normal Ke Tiga
28
Gambar III.13.
Normalisasi bentuk Normal Ke Tiga
29