perancangan sistem informasi sebagai rekayasa …

13
Journal Industrial Manufacturing Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.50-61 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 Terima 5 Juli 2017, Revisi 14 Juli 2017, Disetujui 20 Juli 2017 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI REKAYASA PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE SCLC Priskila Christine Rahayu 1 , Ishak 2 , Edward Makinto 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pelita Harapan [email protected] A b s t r a k Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan sistem teknologi informasi agar tercapai efektivitas dan efisiensi kerja di perusahaan kecil dan menengah. Obyek penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri makanan, yaitu bakso di Tangerang, Banten. Pada awalnya, dilakukan pengamatan dan mempelajari proses bisnis secara keseluruhan di perusahaan, kemudian membuat model sistem yang sedang berjalan untuk mengidentifikasi masalah yang ada. Selanjutnya merancang model sistem informasi sebagai model sistem yang baru. Hal ini akan menyebabkan perubahan radikal terhadap sistem dan perilaku perusahaan. Metode perancangan sistem mengadopsi metode iterasi dari System Development Life Cycle (SDLC), seperti yang diungkapkan Dennis et al, 2015. Metode tersebut terdiri dari perencanaan, analisis, desain, implementasi, dan pengujian. Hasil rancangan sistem mampu merekam data produk, karyawan, dan pelanggan. Data digunakan untuk proses pemesanan, pembayaran, penjadwalan produksi, penjualan, pengiriman, dan penerimaan barang kembali. Hasil luaran dari sistem adalah semua informasi yang diperlukan di setiap proses bisnis perusahaan dan informasi untuk pengambilan keputusan. Sistem akan digunakan oleh pemangku kepentingan dan diatur hak aksesnya pada saat login. Berdasarkan hasil pengujian dan evaluasi diketahui bahwa 9 dimensi kualitas sistem adalah kehandalan 86%, efisiensi 96%, support 86%, kemudahan 90%, penampilan 96%, kinerja 94%, efektifitas 90%, keamanan dan privasi 86%. Kata Kunci : sistem informasi, rekayasa bisnis proses, pengembangan sistem, unified modelling language. PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan teknologi informasi memicu sistem perusahaan untuk menyesuaikan kegiatan operasionalnya, baik sebagai sarana komunikasi, kerja sama maupun dalam proses produksi. Teknologi informasi di dalam sistem perusahaan merupakan salah satu pendukung daya saing perusahaan karena akan mengurangi atau menghapus hambatan dalam berbagi informasi antara area fungsional dan mengelola proses bisnis secara holistik, sehingga lebih efisien dan efektif. Hal ini secara signifikan akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Perusahaan kecil menengah perlu mengikuti perkembangan ini agar tetap eksis. Akan tetapi ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan, penggunaan, dan evaluasi hasil teknologi informasi. Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan [1]. Elemen-elemen tersebut terdiri dari manusia, mesin, prosedur, dokumen dan data. Informasi merupakan data yang telah diproses menjadi sesuatu yang berguna. Informasi dibentuk dari gabungan data yang memiliki arti bagi penerima. Sistem Informasi (SI) merupakan sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi [2]. Perusahaan tanpa sistem informasi akan kesulitan dalam menyimpan dan menyampaikan informasi yang cepat dan akurat. SI harus diperhatikan dan diterapkan dalam sebuah industri agar dapat terus berkembang karena dengan adanya SI, informasi dapat diolah dengan baik dan informasi yang mengalir dengan cepat dan akurat dalam perusahaan membuat perusahaan dapat berjalan dengan efisien dan efektif.

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI REKAYASA …

Journal Industrial Manufacturing

Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.50-61

P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794

Terima 5 Juli 2017, Revisi 14 Juli 2017, Disetujui 20 Juli 2017

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI

REKAYASA PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN

METODE ITERATIVE SCLC

Priskila Christine Rahayu1, Ishak

2, Edward Makinto

3 1,2,3

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pelita Harapan

[email protected]

A b s t r a k

Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan sistem teknologi informasi agar tercapai efektivitas

dan efisiensi kerja di perusahaan kecil dan menengah. Obyek penelitian ini dilakukan pada

sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri makanan, yaitu bakso di

Tangerang, Banten. Pada awalnya, dilakukan pengamatan dan mempelajari proses bisnis secara

keseluruhan di perusahaan, kemudian membuat model sistem yang sedang berjalan untuk

mengidentifikasi masalah yang ada. Selanjutnya merancang model sistem informasi sebagai

model sistem yang baru. Hal ini akan menyebabkan perubahan radikal terhadap sistem dan

perilaku perusahaan. Metode perancangan sistem mengadopsi metode iterasi dari System

Development Life Cycle (SDLC), seperti yang diungkapkan Dennis et al, 2015. Metode tersebut

terdiri dari perencanaan, analisis, desain, implementasi, dan pengujian. Hasil rancangan sistem

mampu merekam data produk, karyawan, dan pelanggan. Data digunakan untuk proses

pemesanan, pembayaran, penjadwalan produksi, penjualan, pengiriman, dan penerimaan barang

kembali. Hasil luaran dari sistem adalah semua informasi yang diperlukan di setiap proses bisnis

perusahaan dan informasi untuk pengambilan keputusan. Sistem akan digunakan oleh pemangku

kepentingan dan diatur hak aksesnya pada saat login. Berdasarkan hasil pengujian dan evaluasi

diketahui bahwa 9 dimensi kualitas sistem adalah kehandalan 86%, efisiensi 96%, support 86%,

kemudahan 90%, penampilan 96%, kinerja 94%, efektifitas 90%, keamanan dan privasi 86%.

Kata Kunci : sistem informasi, rekayasa bisnis proses, pengembangan sistem, unified modelling

language.

PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan teknologi informasi memicu sistem perusahaan untuk

menyesuaikan kegiatan operasionalnya, baik sebagai sarana komunikasi, kerja sama maupun

dalam proses produksi. Teknologi informasi di dalam sistem perusahaan merupakan salah satu

pendukung daya saing perusahaan karena akan mengurangi atau menghapus hambatan dalam

berbagi informasi antara area fungsional dan mengelola proses bisnis secara holistik, sehingga

lebih efisien dan efektif. Hal ini secara signifikan akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Perusahaan kecil menengah perlu mengikuti perkembangan ini agar tetap eksis. Akan

tetapi ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan, penggunaan, dan

evaluasi hasil teknologi informasi.

Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan [1].

Elemen-elemen tersebut terdiri dari manusia, mesin, prosedur, dokumen dan data. Informasi merupakan data

yang telah diproses menjadi sesuatu yang berguna. Informasi dibentuk dari gabungan data yang memiliki arti

bagi penerima.

Sistem Informasi (SI) merupakan sekumpulan komponen yang saling berhubungan,

mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan

keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi [2]. Perusahaan tanpa sistem informasi akan kesulitan

dalam menyimpan dan menyampaikan informasi yang cepat dan akurat. SI harus diperhatikan dan diterapkan

dalam sebuah industri agar dapat terus berkembang karena dengan adanya SI, informasi dapat diolah dengan

baik dan informasi yang mengalir dengan cepat dan akurat dalam perusahaan membuat perusahaan dapat

berjalan dengan efisien dan efektif.

Page 2: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI REKAYASA …
Page 3: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI REKAYASA …

51 P-ISSN: 2502-4582 E-ISSN: 2580-3794

JIM, Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.50-61

Daur hidup penembangan system atau System Development Life Cycle (SDLC) adalah rangkaian

proses menentukan bagaimana SI dapat mendukung kebutuhan bisnis, merancang sistem, membangunnya

dan memberikannya kepada pengguna [3]. Berdasarkan urutan pengerjaannya, SDLC terdiri dari beberapa

metode, yaitu Waterfall, Iterative, dan Agile [4].

Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa pemodelan yang menggunakan konsep

orientasi object. UML adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi,

merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak [5].

METODE PENELITIAN

Perancangan sistem informasi dalam penelitian ini menggunakan metode iterative SDLC

yang terdiri dari :

a. Planning

Tahap pertama dalam perancangan sistem ini adalah melakukan observasi terhadap proses bisnis

perusahaan, kemudian melakukan identifikasi sistem yang dibutuhkan dan studi kelayakan

(feasibility analysis) sistem yang akan dikembangkan. Studi kelayakan sistem mencakup bidang

teknis, ekonomi dan operasional.

b. Analysis

Setelah melalui uji kelayakan dan telah disetujui perusahaan, dilanjutkan ke tahap analisis.

Analisis meliputi kebutuhan fungsional dan bukan fungsional, permodelan perilaku dalam bentuk

use case table dan diagram dan permodelan struktural dalam bentuk activity diagram. Bahasa

pemodelan yang digunakan adalah UML.

c. Design

Tahap design adalah tahap perancangan sistem dimulai dengan perancangan database dengan lebih

dahulu melakukan normalisasi terhadap data awal, dilanjutkan membuat class diagram dan

penjelasan setiap struktur tabel, dan kemudian merancang antar muka meliputi forms dan reports

d. Implementasi dan Testing

Tahap terakhir adalah mengimplementasikan hasil rancangan ke dalam bentuk aplikasi, membuat

user manual dan melakukan uji coba kepada pengguna.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian sesuai setiap tahapan dari metode yang digunakan akan diuraikan berikut:

1. Planning

1.1. Proses Bisnis Saat Ini

Proses bisnis perusahaan saat ini digambarkan pada Gambar 1 dengan sistem informasi yang

digunakan adalah Microsoft Excel. Bagian Administasi merangkap sebagai bagian Keuangan yang

bertanggung jawab kepada owner.

Gambar 1 Proses Bisnis Saat Ini

Page 4: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI REKAYASA …

JIM ISSN: 2502-4582 52

Perancangan Sistem Informasi ...

Rahayu, Ishak & Makinto

1.2. Kebutuhan Sistem Saat Ini

Berdasarkan proses bisnis perusahaan saat ini dapat diidentifikasi sistem baru yang

dibutuhkan adalah sistem yang mudah dipelajari dan dioperasikan, dapat melakukan konfirmasi

order pesanan customer, dapat melakukan pengaturan jadwal produksi, dapat menampilkan jumlah

persediaan bahan baku dan melakukan update, dapat melakukan penyimpanan data customer,

dapat melakukan penyimpanan data produk, dapat melakukan penyimpanan data pegawai, dapat

menampilkan laporan penjualan, dapat menampilkan laporan historis customer, dapat melakukan

pencetakan surat jalan dan bon faktur, dapat memiliki perhitungan faktur dan retur penjualan.

Pengguna sistem pada PT Anugrah Citra Boga adalah 1 owner, 2 admin, 1 kepala

produksi, 1 purchasing dan 1 accounting & HRD.

1.3. Studi Kelayakan

Untuk mengetahui kelayakan pengembangan sistem informasi yang baru, dilakukan studi

kelayakan. Studi kelayakan pertama terhadap bidang teknis, yaitu mendata semua komponen yang

berhubungan dengan teknologi pendukung sistem, meliputi infrastruktur 6 PC, 1 Server, dan 1

printer. Masing-masing spesifikasi infrastruktur ditentukan untuk hardware: 12 komponen,

software: 8 komponen, dan jaringan: 3 komponen.

Studi kelayakan ekonomi merupakan analisis biaya dan manfaat untuk mengetahui apakah

manfaat dari sistem yang akan dibuat lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan

dikeluarkan. Oleh karena itu dilakukan identifikasi biaya setiap komponen, manfaat dari pada

sistem informasi. Analisis kelayakan sistem dilakukan dengan menggunakan Payback Period, Net

Present Value, Interest Rate of Return dan Return on Investment. Sistem dapat dinilai layak atau

tidak secara ekonomi setelah melalui seluruh tahapan yang ada.

Dengan perhitungan tingkat inflasi terhitung Desember 2016 sampai Januari 2012 adalah 330,92%

atau rata-rata setiap bulan 5,52%.

Payback Period (PP)

Metode payback period digunakan sebagai uji kuantitatif yang digunakan untuk menghitung

jangka waktu yang diperlukan dalam pengembalian biaya investasi yang dikeluarkan. Rumus PP

yang digunakan untuk arus kas per tahun jumlahnya sama

Berdasarkan hasil perhitungan PP, diketahui biaya pembuatan sistem informasi dapat kembali

dalam 3 tahunan. Investasi layak karena perusahaan meminta pengembalian dalam waktu minimal

4 tahun.

Interest Rate of Return (IRR)

IRR metode yang digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu investasi tiap

tahun. IRR juga digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah investasi dalam mengembalikan

bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR merupakan tingkat bunga yang membuat NPV = 0.

Tabel 1 Interest Rate of Return (IRR)

Tahun Balance

0 2015 RP - 116.834.000

1 2016 Rp 40.677.600

2 2017 Rp 42.923.004

3 2018 Rp 45.292.353

4 2019 Rp 47.792.491

IRR Bank Indonesia 7%

IRR 18%

Berdasarkan hasil perhitungan IRR > interest rates of Bank Indonesia dengan nilai 18% > 7%.

Investasi dikatakan layak sehingga dapat dilanjutkan.

Page 5: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI REKAYASA …

53 P-ISSN: 2502-4582 E-ISSN: 2580-3794

JIM, Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.50-58

Return on Investment (ROI)

ROI merupakan metode yang digunakan untuk mengukur persentase manfaat yang

dihasilkan dalam sebuah proyek dibandingan dengan biaya yang dikeluarkan.

Kriteria ROI:

ROI > 0, Layak atau

ROI < 0, Tidak Layak

Cost:

Tahun ke 0 = Rp. 116.834.000,-

Tahun ke 1 = Rp. 5.282.400,-

Tahun ke 2 = Rp. 5.573.988,-

Tahun ke 3 = Rp. 5.881.673,-

Tahun ke 4 = Rp. 6.206.341,- +

Total Cost = Rp. 139.778.402,-

Benefits:

Tahun ke 0 = Rp. 0,-

Tahun ke 1 = Rp. 45.960.000,-

Tahun ke 2 = Rp. 48.496.992,-

Tahun ke 3 = Rp. 51.147.026,-

Tahun ke 4 = Rp. 53.998.832,- +

Total Benefit = Rp. 199.629.850,-

Berdasarkan hasil perhitungan ROI > 0 maka feasible dengan keuntungan 43% dari investasi.

Net Present Value (NPV)

Net Present Value merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang. Suku bunga

mempengaruhi aliran uang. NPV dapat dihitung dengan negatif investment cost ditambah dengan

proceed setiap tahun yang harus dikonvert ke present value sesuai dengan suku bunga.

Kriteria NPV:

Layak jika NPV > 0,

Biasa saja jika NPV = 0, atau

Tidak Layak jika NPV < 0

( )

( )

( )

( )

i = Interest rates

Proceed = Benefit – Cost

( )

( )

( )

( )

Berdasarkan hasil perhitungan NPV dengan suku bunga 7%. NPV > 0 dengan nilai Rp.

32.105.776,77 maka investasi layak.

Page 6: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI REKAYASA …

JIM ISSN: 2502-4582 54

Perancangan Sistem Informasi ...

Rahayu, Ishak & Makinto

Studi kelayakan organisasi berhubungan dengan kemampuan dari sebuah organisasi yang

menyediakan pengguna sistem yang tentunya memiliki kemampuan dalam menggunakan sistem

terkomputerisasi. Analisis ini berguna untuk mengetahui tingkat penerimaan sistem dan penerapan

dalam setiap kegiatan operasional dalam berorganisasi. Berhubungan dengan kemampuan

pengguna sistem dalam menggunakan sistem. Dukungan owner terhadap proyek perancangan

sistem dan kemauan pegawai untuk belajar.

Tabel 2 Nilai Analisa Kelayakan

Setelah melakukan feasibility analysis dilanjutkan dengan membuat penilaian setiap

feasibility. Terdiri dari 3 penilaian yaitu not feasibile apabila mendapatkan nilai 0, moderately

feasible apabila mendapatkan 50 dan totally feasible apabila mendapatkan nilai 100. Tabel 2

merupakan hasil perhitungan feasibility analysis. Technical feasibility mendapatkan nilai 35,43

dari 100, economic feasibility mendapatkan nilai 100 dari 100 dan organizational feasibility

mendapatkan nilai 94,29 dari 100 dengan rata-rata nilai feasibility analysis adalah 76,6.

2. Analysis

Berdasarkan hasil dari tahap planning, dilakukan analisis untuk memahami situasi sistem

yang sedang berjalan, mengidentifikasi peningkatan, dan mendefinisikan secara sistematis dan

spesifik sistem baru yang diperlukan.

Page 7: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI REKAYASA …

55 P-ISSN: 2502-4582 E-ISSN: 2580-3794

JIM, Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.50-58

2.1. Kebutuhan Fungsional dan Bukan Fungsional

Kebutuhan fungsional berhubungan dengan fungsi-fungsi yang terdapat dalam sistem baru,

seperti bagaimana sistem menerima dan mengolah data yang masuk, bagaimana cara

menggunakan sistem tersebut. Kebutuhan tersebut adalah:

a. Admin, dapat mengakses konfirmasi order dalam sistem dan dapat menginput pesanan. Sistem

dapat melakukan delete dan edit data konfirmasi order.

b. Admin, dapat mengakses dan menampilkan jadwal produksi. Sistem dapat melakukan input

jadwal dan save, serta dapat melakukan hapus jadwal.

c. Production, dapat mengakes jadwal produksi dan melakukan perubahan status produksi.

d. Production dan purchasing, dapat mengakses stock bahan baku melalui sistem.

e. Sistem dapat melakukan update stock bahan baku setiap melakukan pemakaian dan

penambahan. Sistem dapat menambah data bahan baku, hapus dan edit. Sistem dapat

melakukan save.

f. Admin, dapat mengakes data produk dan menampilkan seluruh data produk. Sistem dapat

menambah, hapus dan edit data produk. Sistem dapat melakukan save.

g. Admin, dapat mengakes data customer, menambah data baru, menghapus dan mengedit data

melalui sistem.

h. Accounting & HRD, dapat mengakese data pegawai perusahaan. Sistem dapat menginput data

pegawai baru, menghapus dan edit.

i. Admin, dapat mengakes laporan historis customer melalui sistem dan sistem dapat

menampilkan apa yang ingin dilihat.

j. Admin, dapat melakukan pembayaran melalui sistem. Sistem dapat melakukan input data

pembayaran customer. Sistem dapat melakukan perhitungan total pembayaran dan total

hutang customer.

k. Admin, dapat mengakes konfirmasi retur melalui sistem. Sistem dapat menginput data produk

yang dikembalikan dan melakukan perhitungan total retur.

l. Admin, dapat mencetak bon faktur melalui sistem yang secara otomatis sesuai dengan

pesanan customer. Sistem dapat mencari bon yang ingin dicetak.

m. Admin, dapat melakukan pencetakan surat jalan melalui sistem yang berhubungan langsung

dengan pesanan. Sistem dapat mencari surat jalan yang ingin dicetak.

Kebutuhan non fungsional berhubungan dengan sistem keseluruhan. Kebutuhan

berhubungan dengan keamanan data, besar kapasitas penyimpanan, dan privasi.

2.2. Use Case Table

Penjelasan dan dokumentasi interaksi yang diperlukan antara pengguna dan sistem untuk

menyelesaikan tugas pengguna, dibuat dalam bentuk use case table. Untuk pengembangan sistem

informasi, terdapat 17 use case tables, yaitu: login, logout, pendataan pegawai, pendataan

customer, pendataan produk, konfirmasi order, pengaturan jadwal produksi, pembayaran,

pembuatan surat jalan, konfirmasi retur, pelaporan historis customer, update stock bahan baku

sebelum produksi, update stock bahan baku sesudah produksi, penjadwalan produksi, pelaporan

penjualan, ubah password. Salah satu bentuk use case table seperti terlihat pada Tabel 3.

Page 8: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI REKAYASA …

JIM ISSN: 2502-4582 56

Perancangan Sistem Informasi ...

Rahayu, Ishak & Makinto

Tabel 3 Use Case Table

2.3. Use Case Diagram

Gambaran interaksi antara sistem dan lingkungan perusahaan, dibuat use case diagram seperti

pada Gambar 2

Gambar 2 Use Case Diagram

Page 9: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI REKAYASA …

57 P-ISSN: 2502-4582 E-ISSN: 2580-3794

JIM, Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.50-58

2.4. Activity Diagram

Berdasarkan use case table dan diagram yang telah dibuat, digambarkan alur kegiatan setiap

kasus secara independen dan rinci dalam bentuk 18 activity diagrams. Salah satu contohnya seperti

pada Gambar 3.

Gambar 3. Activity Diagram

4.3. Design

Tahap design adalah tahap perancangan sistem dimulai dengan perancangan database

melakukan normalisasi, kemudian melakukan normalisasi, membuat class diagram dan penjelasan

setiap struktur tabel, pembuatan forms dan reports.

4.3.1. Normalisasi

Normalisasi perlu dilakukan terhadap data awal proses penjadwalan produksi, agar

menghasilkan basis data yang terstruktur, yaitu saling bergantung dan tidak terjadi redundancy.

Proses normalisasi secara berurutan adalah sebagai berikut:

Bentuk Tidak Normal:

Table: (Kode Customer, Nama Customer, Nama Perusahaan, Alamat, Telepon, Fax, Email, Kode

Produk, Nama Barang, Golongan, Harga, Tanggal Penjadwalan, Quantity, Keterangan, Status).

Bentuk tabel belum ternormalisasi, dapat terjadi pengulangan.

Bentuk Normal 1:

Table Customer: (Customer Code, Customer Name, Company Name, Address, Telephone, Fax,

Email)

Table Product: (Product Code, Product Name, Categories, Price)

Dalam bentuk normal pertama telah ditetapkan Kode Customer dan Kode Produk sebagai primary

key yang membuat data dalam tabel bersifat unik dan tidak berulang.

Bentuk Normal 2:

Table Customer: (Customer Code, Customer Name, Company Name, Address, Telephone, Fax,

Email)

Table Product: (Product Code, Product Name, Categories, Price)

Table Production Schedule: (Customer Code, Customer Name, Product Code, Product Name,

Quantity, Description, Status)

Page 10: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI REKAYASA …

JIM ISSN: 2502-4582 58

Perancangan Sistem Informasi ...

Rahayu, Ishak & Makinto

Dalam bentuk normal kedua dibuat karena ketergantungan antar atribut memiliki hubungan many

to many sehingga terdapat 2 primary key dalam 1 tabel.

Bentuk Normal 3:

Table Customer: (Customer Code, Customer Name, Company Name, Address, Telephone, Fax,

Email).

Table Product: (Product Code, Product Name, Categories, Price)

Table Production Schedule: (Customer Code, Customer Name, Product Code, Product Name,

Quantity, Description, Status)

Table Production Status: (Status)

Bentuk normal ketiga dilakukan dengan menghapus atribut yang tidak berhubungan dengan

primary key.

3.2. Class Diagram

Digunakan untuk menggambarkan hubungan antar class dalam database. Perancangan diagram

hubungan class dilakukan untuk mengubah gambaran model menjadi database secara nyata.

Diagram ini melibatkan class yang memiliki hubungan dan berinteraksi antara class lainnya dan

proses yang terdapat dalam setiap class. Class diagram dalam sistem usulan dapat dilihat Gambar

4.

Gambar 4. Class Diagram

3.3. Tabel Deskripsi

Deskripsi tabel dalam database meliputi table name, attribute name, contents, type, format,

range, primary key or foreign key dan sumber foreign key. Ada 21 tabel dalam database,

diantaranya dinyatakan dalam tabel 4.

Page 11: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI REKAYASA …

59 P-ISSN: 2502-4582 E-ISSN: 2580-3794

JIM, Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.50-58

Tabel 4 Tabel Deskripsi

3.4. Lapisan Antar Muka

Perancangan lapisan antarmuka dalam sistem meliputi 13 forms sebagai sarana input bagi

pengguna, yaitu form login, form main menu, form product, form customer, form employee, form

order confirmation, form payment, form road letter, form settings production schedule, form

confirmation retur, form update stock of raw material, form product schedule form change

password. Sistem mengolah data yang diinput oleh pengguna menjadi 4 reports, yaitu report print

faktur, report print road letter, report customer historis, report sales.

4. Implementasi dan Pengujian

Tahap implementasi adalah mengimplementasikan hasil rancangan menjadi sebuah

sistem informasi yang siap digunakan oleh pengguna.

Rancangan forms diimplementasikan dengan menggunakan Visual Studio 2015 dan

reports dengan menggunakan Crystal Report

Langkah-langkah dalam penggunaan sistem tertulis semua dalam user manual,

berdasarkan uji coba pembuat sistem. User manual akan digunakan sebagai panduan penggunaan

sistem bagi pengguna sistem.

Selanjutnya sistem diujicobakan kepada keenam pengguna dan memberikan penilaian skala 1-

5 terhadap 9 dimensi kualitas sistem, meliputi:

a. Dimensi kehandalan mendapat nilai rata-rata 4,3 atau 86% termasuk kategori “Baik” yang

menunjukkan sistem dapat diandalkan, sistem memberikan informasi yang akurat dan real

time.

b. Dimensi efisiensi mendapatkan nilai rata-rata 4,8 atau 96% menunjukan kategori “Sangat

Baik” bahwa sistem berfungsi dengan cepat, dapat melakukan perhitungan didalam sistem.

c. Dimensi support yang berhubungan dengan training yang diberikan dan user manual yang

telah dibuat mendapatkan nilai rata-rata 4,3 atau 86% termasuk kategori “Baik”.

d. Dimensi kemudahan, berhubungan dengan kemudahan pegawai dalam menggunakan sistem

mendapatkan rata-rata nilai 4,5 atau 90% termasuk kategori “Sangat Baik”.

e. Dimensi penampilan mendapatkan nilai rata-rata 4,8 atau 96% yang menunjukkan bahwa

tampilan dan perpaduan warna dalam sistem mendapatkan kategori “Sangat Baik”.

Page 12: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI REKAYASA …

JIM ISSN: 2502-4582 60

Perancangan Sistem Informasi ...

Rahayu, Ishak & Makinto

f. Dimensi kinerja adalah dimensi yang penting karena sebuah sistem tentunya harus dapat

berfungsi dengan memiliki database yang baik. Dimensi ini mendapatkan kategori “Sangat

Baik” dengan rata-rata nilai 4,7 atau 94%.

g. Dimensi efektifitas pada sistem mendapatkan kategori “Sangat Baik” menunjukan bahwa

sistem yang dibuat mengatasi setiap permasalahan pada divisinya dengan nilai 4,5 atau 90%.

h. Terakhir adalah penilaian terhadap dimensi keamanan and privasi mendapatkan rata-rata nilai

4,3 atau 86% termasuk kategori “Baik” bahwa sistem sudah memiliki tingkat keamanan yang

baik karena akses sistem membutuhkan user account dan keterbatasan menu dalam

mengakses.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa telah diidentifikasi kebutuhan

sistem informasi bagi perusahaan industri makanan , khususnya bakso dan perancangan sistem

informasi sesuai dengan kebutuhan. Sistem dapat melakukan penyimpanan data produk, data

pegawai dan data customer sehingga mudah dalam mengakses data pada saat dibutuhkan. Sistem

dapat menginput data baru, menghapus dan mengedit data lama. Sistem dapat menginput pesanan

customer dan melakukan perhitungan total pemesanan. Data konfirmasi order berhubungan

langsung dengan bon faktur dan surat jalan sehingga berisi data produk pesanan customer dan

dapat dicetak langsung tanpa melalui proses editing. Dengan adanya sistem pembayaran, admin

dapat menginput data pembayaran customer dan melakukan perhitungan jumlah pembayaran yang

sudah dilakukan dan sisa hutang customer.

Sistem dapat menginput data retur barang untuk setiap pemesanan dan melakukan

perhitungan total retur sehingga sistem dapat melakukan pemotongan total pemesanan yang harus

dibayar oleh customer. Dengan adanya sistem, admin dapat melakukan pengecekan laporan

historis customer melalui sistem karena customer tidak diperbolehkan melakukan pemesanan jika

masih memiliki hutang kepada perusahaan. Dengan adanya sistem, admin tidak perlu

mengantarkan bon pemesanan kepada bagian produksi karena sistem dapat melakukan pengaturan

jadwal produksi dan jadwal tampil dalam komputer produksi.

Sistem dapat melakukan pendataan jumlah stock bahan baku, sehingga bagian produksi

dapat melakukan update setiap melakukan pemakaian dan bagian purchasing dapat melakukan

update setiap melakukan pembelian bahan baku. Dengan adanya sistem, accounting & HRD dapat

mengakses laporan penjualan per hari, laporan per bulan dan laporan per tahun secara yang telah

dilakukan secara real time di dalam sistem. Dalam mengatasi keamanan data, terdapat user login.

Setiap pengguna sistem memiliki keterbatasan dalam mengakses menu-menu sesuai dengan

jabatan dan hanya owner yang dapat melakukan perubahan, penambahan dan menghapus user ID.

Dengan adanya sistem informasi usulan ini seluruh proses perusahaan menjadi lebih efisien dan

efektif karena seluruh perhitungan dilakukan di dalam sistem, seluruh proses pengeditan surat

jalan dan bon faktur sudah tidak diperlukan sehingga mengurangi kesalahan manusia.

Pengembangan sistem yang menyeluruh untuk proses bisnis procurement, payroll dan

absensi pegawai, dengan mènggunakan aplikasi database berkapasitas lebih besar.

Page 13: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI REKAYASA …

61 P-ISSN: 2502-4582 E-ISSN: 2580-3794

JIM, Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.50-58

DAFTAR PUSTAKA

Alan Dennis, Barbara Haley Wixom, Roberta M. Roth (2014). System Analysis and Design 6th

ed, Wiley.

Laudon, C, K., & P., J. (2007). Sistem Informasi Manajemen (Tenth ed.). (C. S. P., Penerj.)

Jakarta: Salemba Empat.

McLeod, R., & Shell, G. (2007). Management System Information (10th ed.). (H. Teguh, Penerj.)

New Jersey: Prentice Hall.

Patricia Wallace (2013). Information Systems in Organizations 1st ed, Pearson Education South

Asia Pte Ltd.

Sulistyorini, P. (2009). Pemodelan Visual Dengan Menggunakan UML dan Rational Rose. Jurnal

Teknologi DINAMIK, 23-29