rekayasa otomatisasi air handling unit (ahu) sistim ... · suripto, p2pn - bat an abstrak telah...

6
Proseding Seminar Pengembangan Teknologi Dan Perekayasaan Instrumentasi Nuklir, Serpong 20 Mei 2003 ISSN NO: 1693 - 3346 REKAYASA OTOMATISASI AIR HANDLING UNIT (AHU) SISTIM PENDINGIN G.71 Suripto, P2PN - BAT AN ABSTRAK Telah dilakukan DISAIN REKAYASA OTOMATISASI AIR HANDLING UNIT (AHU) SISTIM PENDINGIN GEDUNG 71. Pada rancangan / disain ini dilakukan pemrograman waktu operasi AHU sistim pendingin yang ada di gedung 71 yang bila diaplikasikan akan dapat beroprasional secara terprogram dan diharapkan ada penghematan daya listrik serta ketergantungan pada operator secara penuh dapat dikurangi sehingga akan meningkatkan effisiensi ataupun optimalisasi dalam pemakaian sistim pendingin yang pada akhirnya akan mengurangi dan menghemat biaya operasional terutama maintenance cost. I.PENDAHULUAN Pada suatu bangunan laboratorium I instalasi yang didisain untuk keperluan tertentul penelitian, sering dilengkapi instalasi sistem pendingin ruangan (Air Conditioning I AC). Hal ini memang diperlukan untuk kebutuhan ataupun syarat pengoperasian suatu peralatan tertentu yang memerlukan suhu udara ruang yang stabil dan relatip lebih ding in dibandingkan suhu udara luar ruang, disamping untuk kenyamanan penghuni ruang/karyawan yang bekerja di dalam gedung itu. Seperti halnya instalasi AC di Pusat Pengembangan Perangkat Nuklir, Kawasan Serpong, gedung 71, yang diinstal sejak tahun 1989 yang lalu . Dari permulaan AC diinstal hingga saat ini, sudah barang tentu membutuhkan pengelolaan dan perawatan dalam pengoperasiannya. Dengan bertambah nya umur operasional AC dan ber tambahnya pemakaian karena ber tambahnya juga pengguna/karyawan yang ada, jelas pendinginan AC sudah tidak efektip lagi. Hal ini karena sudah tidak berfungsinya "automation building" yang ada, karena ada kerusakan di perangkat lunak maupun perangkat kerasnya. Sehingga operasional sistem pendingin semuanya harus dilakukan secara manual. Hal ini selain secara operasional ada ketergantungan penuh pada operator, dimana terdapat faktor kelalaian dan ketidak disiplinan, juga pendinginan sudah tidak efektif lagi Dari semua pertimbangan tersebut diatas perlu kiranya direkayasa suatu sistem untuk mengoperasikan AHU secara otomatis. Hal ini akan menghilangkan ketergantungan total pada operator sehingga dapat meningkatkan efisiensi pengoperasian sistem pendingin, dan penghematan daya listrik, karena AHU dapat diprogram operasinya sesuai kebutuhan. 11.2. Lingkup dan Rencana Kegiatan Kegiatan rekayasa otomatisasi AHU ini melingkupi sebagai berikut: . Pengambilan data tentang sistem kelistrikan dari semuaAHU . Penelusuran rangkaian instalasi power line AHU . Perancangan rangkaianlinstalasi otomatis dan jalur instalasinya . Penetapan spesifikasi bahan Ikomponen yang akan digunakan . Pengadaan bahan/komponen . Pemasangan/konstruksi dan uji coba III. HASIL DAN PEMBAHASAN. 111.1. Analisa sistim Dari hasil pengamatan sistim kontrol dan pengendalian suhu dilapangan, diketahui bahwa sistim operasi dari chiller York menggunakan mikroprosesor dan sistim kontrol parametrik. Namun karena sudah rusak sistim parametrik sudah tidak sesuai lagi dengan program yang ada pada program kontrol mikroprosesor chiller sehingga dalam operasinya dilakukan seluruhnya secara manual. Sedangkan untuk Air handling Unit (AHU) Yang semula dikendalikan oleh komputer dari ruang kontrol namun karena otomation building sudah tidak berfungsi lagi AHU akan direkayasa operasionalnya dibuat secara otomatis maupun manual secara Halaman 19

Upload: others

Post on 26-Jan-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Proseding Seminar Pengembangan TeknologiDan Perekayasaan Instrumentasi Nuklir, Serpong 20 Mei 2003

    ISSN NO: 1693 -3346

    REKAYASA OTOMATISASI AIR HANDLING UNIT (AHU)SISTIM PENDINGIN G.71

    Suripto, P2PN - BAT AN

    ABSTRAK

    Telah dilakukan DISAIN REKAYASA OTOMATISASI AIR HANDLING UNIT (AHU) SISTIMPENDINGIN GEDUNG 71. Pada rancangan / disain ini dilakukan pemrograman waktuoperasi AHU sistim pendingin yang ada di gedung 71 yang bila diaplikasikan akan dapatberoprasional secara terprogram dan diharapkan ada penghematan daya listrik sertaketergantungan pada operator secara penuh dapat dikurangi sehingga akan meningkatkaneffisiensi ataupun optimalisasi dalam pemakaian sistim pendingin yang pada akhirnya akanmengurangi dan menghemat biaya operasional terutama maintenance cost.

    I.PENDAHULUAN

    Pada suatu bangunan laboratoriumI instalasi yang didisain untuk keperluantertentul penelitian, sering dilengkapiinstalasi sistem pendingin ruangan(Air Conditioning I AC). Hal ini memangdiperlukan untuk kebutuhan ataupunsyarat pengoperasian suatu peralatantertentu yang memerlukan suhu udararuang yang stabil dan relatip lebih ding indibandingkan suhu udara luar ruang,disamping untuk kenyamanan penghuniruang/karyawan yang bekerja di dalamgedung itu.Seperti halnya instalasi AC di PusatPengembangan Perangkat Nuklir,Kawasan Serpong, gedung 71, yangdiinstal sejak tahun 1989 yang lalu .Dari permulaan AC diinstal hingga saatini, sudah barang tentu membutuhkanpengelolaan dan perawatan dalampengoperasiannya. Dengan bertambahnya umur operasional AC dan bertambahnya pemakaian karena bertambahnya juga pengguna/karyawanyang ada, jelas pendinginan AC sudahtidak efektip lagi. Hal ini karena sudahtidak berfungsinya "automation building"yang ada, karena ada kerusakan diperangkat lunak maupun perangkatkerasnya. Sehingga operasional sistempendingin semuanya harus dilakukansecara manual. Hal ini selain secaraoperasional ada ketergantungan penuhpada operator, dimana terdapat faktorkelalaian dan ketidak disiplinan, jugapendinginan sudah tidak efektif lagi

    Dari semua pertimbangantersebut diatas perlu kiranya direkayasasuatu sistem untuk mengoperasikanAHU secara otomatis. Hal ini akanmenghilangkan ketergantungan total

    pada operator sehingga dapatmeningkatkan efisiensi pengoperasiansistem pendingin, dan penghematandaya listrik, karena AHU dapatdiprogram operasinya sesuaikebutuhan.

    11.2. Lingkup dan Rencana Kegiatan

    Kegiatan rekayasa otomatisasi AHU inimelingkupi sebagai berikut:. Pengambilan data tentang sistem

    kelistrikan dari semuaAHU. Penelusuran rangkaian instalasi

    power line AHU. Perancangan rangkaianlinstalasi

    otomatis dan jalur instalasinya. Penetapan spesifikasi bahan

    Ikomponen yang akan digunakan. Pengadaan bahan/komponen. Pemasangan/konstruksi dan uji

    coba

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN.

    111.1. Analisa sistimDari hasil pengamatan sistim

    kontrol dan pengendalian suhudilapangan, diketahui bahwa sistimoperasi dari chiller York menggunakanmikroprosesor dan sistim kontrolparametrik. Namun karena sudah rusaksistim parametrik sudah tidak sesuai lagidengan program yang ada padaprogram kontrol mikroprosesor chillersehingga dalam operasinya dilakukanseluruhnya secara manual. Sedangkanuntuk Air handling Unit (AHU) Yangsemula dikendalikan oleh komputer dariruang kontrol namun karena otomationbuilding sudah tidak berfungsi lagi AHUakan direkayasa operasionalnya dibuatsecara otomatis maupun manual secara

    Halaman 19

  • Proseding Seminar Pengembangan TeknologiDan Perekayasaan Instrumentasi Nuklir, Serpong 20 Mei 2003

    terpisah/ split dengan masing masingAHU diprogram kapan hidup/On dankapan mati/ Off. Pemograman dilakukandengan merangkaikan timing programpada power line motor blower AHUdalam hal ini programingnya tidak lagiterpusat dikontrol room, namun secaraindividual timing program dimasing-masing (12) AHUnya (gb. lampiran 2).

    Untuk menjamin kelancaransuatu sistim pending in berfungsi secarabaik pada saat operasi normal, suatusistim tidak terlepas pada kehandalankomponen yang terkait pada sistemterse but. Yang dimaksud dengankehandalan komponen disini adalahprobabilitas komponen untuk dapatberfungsi secara tepat pada waktu dankondisi tertentu. Kegagalan suatukomponen, unit atau peralatan terjadibila ia gagal untuk menunjukanfungsinya dalam kondisi operasi normal,kegagalan tersebut dapat berupahilangnya output, perubahan nilai padakarakteristik diluar batas yang ditolerir/yang dispesifikasikan. Batas spesifikasiterse but adalah sangat perlu karenadalam peralatan yang komplek, toleransidi dalam berbagai rangkaian haruslahsedemikian kecil sehingga kesalahanyang terakumulasi tidak menjadi sangatbesar.Tingkat kegagalan suatu komponenatau alat adalah jumlah kegagalandibagi dengan waktu yang dipergunakansampai keadaan gagal tersebut. Padaumumnya tingat kegagalan komponendinyatakan sebagai prosentasekegagalan per 1000 jam, tetapi untukrelai, saklar biasanya dinyatakansebagai prosentase kegagalan per 1000kali operasi.Biasanya masa pakai komponen sudahdiperhitungkan oleh produsen, akantetapi waktu ini dapat berkurang apabilacara pengoperasian komponen tidakbenar dan perawatan kurang baik.Suatu komponen dapat bersifat dapatdiperbaiki ( repairable), misal motorblower dan tidak dapat diperbaik(unrepairable) misal bearing, timing belt,van belt dll.Oari hasil analisa ini diperolehgambaran kehandalan komponen sistimpendingin sentral gedung 71, yangnantinya dapat digunakan untukpengembangan/ rekayasa otomatisasisistim pendingin G. 71.

    ISSN NO: 1693 - 3346

    111.2. Analisa beban pendinginanSistim pending in yang melayanisejumlah ruang dengan orientasiberbeda-beda, beban puncak sistemdapat terjadi pada suatu waktu yangberbeda dengan waktu- waktu puncakmasing- masing ruangan.Beban biasanya dibagi dalam duakelompok sebagai berikut :

    a. Beban pendinginan dalam ruangan( internal loads), terdiri dari :

    . Lampu penerangan.

    . Penghuni/ manusia

    . Peralatan yang dapat menimbulkanpanas.

    b. Beban pendinginan luar ruangan(ekternalloads), terdiri dari:

    . Panas matahari melalui jendela/dinding.. Panas akibat perembesan (infiltrasi)

    . Udara luar yang lebih panas masuk(Iewat jendela/pintu yang terbuka)

    Analisa beban pendinginan ini, sebagaisuatu upaya agar sistem pendingindapat beroperasi secara optimal.

    111.3.Analisa pemakaian/ Konsumsidaya listrikMesin pending in sentral gedung 71

    adalah produk York (YCHA- 150) ,merupakan mesin pendingin air cooled(media pendingin udara) dan mediayang didinginkan adalah air (waterchilled). Jenis kompresornyareciprocating,bagian kompresor danmotor penggeraknya berada dalamkesatuan unit (hermatic) katup ekvansimenggunakan jenis TXV (thermostaticexpansion valvle) sehinggapengontrolan refrigerant menjadisempurna. Mesin pendingin jugadilengkapi dengan filter dryer dan katupselenoid sebelum masuk katup expansiuntuk menutup aliran refrigerant padasaat mesin pendingin mati (Off).

    Satu unit mesin pendingin terdiridari dua buah sistem rangkaian mesinpendingin yang terpisah. Mediapendingin dihasilkan oleh udara dariblower yang terletak pada bagian atasmesin, setiap unit mesin pendinginterdapat delapan (8) buah motorpenggerak blower yang masing- masingberkapasitas 2,2 KW (ada 3 unit, 2,2 x8 x 3) . sedangkan media yangdidinginkan adalah air yang

    Halaman 20

  • Proseding Seminar Pengembangan TeknologiDan Perekayasaan Instrumentasi Nuklir, Serpong 20 Mei 2003

    ISSN NO : 1693 -3346

    disirkulasikan oleh sebuah pompa yangberkapasitas 15 KW ( ada 3 buahpompa 3 x 15 KW ) untukmensirkulasikan refrigerant (bahanpendingin) keseluruh sistem dilayanioleh dua buah kompresor chiller yangmasing -masing berkapasitas 166,6 KW( ada tiga unit kompresor chiller: 166,6KW x 2 buah x 3)

    Untuk mensirkulasikan udarakeruangan- ruangan dialyani oleh 12unit AHU dengan kapasitas dayasebagai berikut :AHU1 = 14KW

    ,AHU2 = 15KWAHU 3 = 23 KWAHU 4 = 26 KWAHU 5 = 23 KWAHU6 = 12KWAHU 7 = 23 KWAHU 8 = 17 KWAHU 9 = 22 KWAHU 10 = 18 KWAHU 11 = 8 KWAHU 12 = 14 KWJumlah daya = 215 KW

    Dari data tersebut diatas diketahuibahwa :

    . Daya motor blower:@ 2,2 KW x 8 x 3 = 52,8 KW

    . Daya motor CWP@ 15 KW x 3 = 45,0 KW

    . Daya kompresor chiller:@ 166,6 KW x 6 = 999,6 KW

    . Daya AHU (12 unit) = 215,0 KWTotal daya = 1312,4 KW

    Dari hasil analisa ini diperolehgambaran penggunaan energi listriksistem pendingin sentral yang ada dandiharapkan dapat digunakan untukpengembangan disain otomatisasi AHUsehingga dapat menekan biayaoperasiona!.

    111.4. PembahasanDari hasil pengambilan data

    sistem kelistrikan masing - masing AHUdiperoleh data kapasitas daya AHUseperti tersebut diatas.Jaringan distribusi tegangan rendahPLN umumnya memiliki tegangan220/380 V.Sebuah motor harus digunakan dalamhubungan bintang atau hubungan segitiga tergantung pada teganganjaringannya. Jaringan yang harus

    dihubungkan dengan motor biasanyadinyatakan di pelat mereknya, misal2201 380 V atau 3801 660 V. untuksebuah motor yang diberi tandategangan 2201 380 V , hubungan yangharus digunakan adalah sebagai berikut

    . Kalau sistem tegangan jaringannya2201 380 V , motor ini harusdigunakan dalam hubungan bintangkarena kumparan - kumparannyaharus mendapat tegangan 220 V.

    . Kalau sistem tegangan jaringannya127/ 220 V motor ini harusdigunakan dalamhubungan segitiga.

    Kalau daya motor ini sarna dengan 6,6KVA, pada beban penuh arusnya maka:. Untuk sistem tegangan jaringan

    220/ 380 VIn = (6600/380 V3) = 10 A

    Arus ini adalah arus yang mengalirdalam kumparan - kumparan motor.Kalu motor ini langsung dihubungkandengan jaringan arus asut akanmenjadi 6 x arus nominalnya . jadi 6 x10 A = 60 A.

    Sebuah motor lebih dahulu dihubungkandalam hubungan bintang dan kemudiansetelah kecepatan putarnya sudahcukup tinggi baru dipindahkan dalamhubunga segi tiga, sehingga arusasutnya akan lebih keci!.Dalam hubungan bintang kumparanmotor hanya mendapat 127 V gaia,bukan 220 V, jadi arus asut dalamkumparan motor sekarang akan V 3lebih kecil, yaitu :

    6 x (10/ V3) A = 34,6 A.Cara pengasutan motor-motor yangdihubungkan dengan jaringan distribusitegangan rendah PLN harussedemikian rupa sehingga tidakmenimbulkan goncangan- goncangantegangan yang mengganggu dalamjaringan. Goncangan- goncangantersebut akan sangat menggangguinstalasi penerangan yang dihubungkandengan jaringan itu.

    Dari data ini selanjutnya dibuatrancangan/ disain otomatisasi AHU,dengan cara mengganti saklar ONI Offdengan Automatis timer ( gambar 2.adan 2.b ).

    Halaman 21

  • Proseding Seminar Pengembangan TeknologiDan Perekayasaan Instrumentasi Nuklir, Serpong 20 Mei 2003

    ISSN NO: 1693 -3346

    Oari analisal konsumsi daya listrikdiketahui bahwa kapasitas daya terpakaiadalah sebagai berikut :. Oaya motor blower:

    @ 2,2 KW x 8 x 3 = 52,8 KW. Oaya motor CWP

    @ 15 KW x 3 = 45,0 KW. Oaya kompresor chiller:

    @ 166,6 KW x 6 = 999,6 KW. OayaAHU(12unit) = 215,OKW

    Total daya = 1312,4 KW

    Oari data tersebut diatas jika diandaikandalm sehari mesin pendingin beroperasi8 jam dengan biaya pemakaianRp285,301 KWH (LBWP), berarti:1312,4 x 8 jam = 10499,2 KWH10499,2x285,30/KWH = Rp2.995.421.76jika diandaikan dalam sehari mesinberoperasi 7 jam, maka :(1312,4 - 215,0) KW = 1097,4 KW1097,4 KW x 7 jam = 7681,8 KWH7681,8 KWH x 285,301 KWH =Rp2.191.617,5jika dalam satu bulan mesinberoperasi22 hari kerja , maka:2.995.421,76 x 22 = 65,899.273.722.191.617.5 x 22 = 48.215.585,5 -

    17.683.688.2265,899.273.72 x 100 % = 13,917.683.688.22

    Penggantian saklar ONI Off (manual)dengan rangkaian otomatis timer inimenggunakan rangkaian akhir yang

    ~ DAFTAR PUSTAKA

    1.2.3.4.

    ada, sehingga tidak memerlukanpenggantian bahan instalasi yang terlalubanyak. Namun dengan tidakmengesampingkan faktor keselamatan(K3).

    IV. KESIMPULANOari hasil uji coba disainl

    rangkaian (proto board) dengan bebanmotor AHU 6 diperoleh hasil yangcukup baik yang bila diaplikasikan akandapat beroperasional secaraterprogram. Hal ini tentunya akanmenghilangkan ketergantungan totalpada operator sehingga dapatmeningkatkan efisiensi pengoperasiansistem pending in dan di harapkan adapenghematan daya listrik karena AHUdapat diprogram operasinya sesuaikebutuhan.

    Sehubungan programable timernya adalah "weekly" (mingguan) jadidalam sebulan operator harusmengecek kalender kerja dimana bilamingguan dalam sebulan tidak ada hari"off" kecuali hari sabtu & Minggu, makaprogram jalan terus. Namun kalau adahari "off" maka harus ditambahkanprogram "off" untuk hari tersebut. Hal initidak masalah karena disamping jugauntuk recek dan pemantauansistem.oleh operator.

    P.Van Harten, instalasi listrik arus kuat 3.NMEI Nuclear Mechano Electronic Instalation, PT Panca Prakasa Inti KonstruksiPetunjuk pengoperasian equipment Air Conditioning G.71.W.F. Stoecker, S. Hara, Refrigrasi & pengkondisian udara, Erlangga. 1987.

    Halaman 22

  • Proseding Seminar Pengembangan TeknologiDan Perekayasaan Instrumentasi Nuklir. Serpong 20 Mei 2003

    ISSN NO: 1693 -3346

    BAB.VI. LAMPIRANLAMPIRAN 1.

    AIR HANDLING UNIT (SISTEM PENDINGIN SENTRAL)GEDUNG 71 PUSPIPTEK SERPONG

    Lampiran 3 Hasil Proqraminq Time AHU 6 G. 71

    Keterangan :P1 & P3 = AHU ONI hidupP2 & P4 = AHU Off I mati

    Halaman 23

    No A HU LOKASI AHU KETERANGAN OPERASI

    1 AHU 11 Lantai 1, ruangan depan Untuk supply Perpust. Manualkiri Satpam P2TIK

    2. AHU 3 Lantai 1, belakang kiri Untuk supply Ruang Manual(dekat Koperasi) Lab.P3IB savap kiri Lt.1

    3. AHU4 Lantai 2, kiri Untuk supply ruang Lab. ManualP31BLt.1 kiri

    4. AHU 1 OJatap Lt 1, bag. Belakang Untuk supply R.Satpam, ManualWorkshop P2TIK

    5. AHU 2 Oi atap Lt 1, bag. Belakang Untuk supply R.P2TIK Manualdan P31Bbelakanq kanan

    6. AHU 12 Oi atap Lt.1 bag. belakang Untuk supply ruang RPI I ManualRuang laula PertemuanGd.71

    7. AHU 6 Oi atap Lt.2 bag. kanan Untuk supply ruang UPT ManualBBI sid R.Ka.P2PN

    8. AHU 5 Oi atap Lt.2 bag.kanan Untuk supply R. PSJMN Manualsid TU Lt.2

    9. AHU 7 Oi atap Lt.2 bag.kiri Untuk supply R.BIN sid ManualR.Benakel UPT Lt.2

    10. AHU 8 Oi atap Lt.2 bag.kiri Untuk supply R.BPP sid ManualR.Ka. PSJMN Lt.2

    11. AHU 9 Oi atap Lt 3 Untuk supply R.P2PLR ManualLt.3 baa. Kiri

    12. AHU 10 Oi atap Lt.3 Untuk supply R.P2PLR ManualLt.3 baa. Kanan

    Hari AHU P1 P2 P3 P4Senin 6 08 - 00 11 - 30 12 - 30 15 - 30Selasa 6 08 - 00 11 - 30 12 - 30 15 - 30Rabu 6 08 - 00 11 - 30 12 - 30 15 - 30Kamis 6 08 - 00 11 - 30 12 - 30 15 - 30Jum'at 6 08 - 00 11 - 30 12 - 30 15 - 30

  • Proseding Seminar Pengembangan TeknologiDan Perekayasaan Instrumentasi Nuklir, Serpong 20 Mei 2003

    ISSN NO : 1693 -3346

    LAMPIRAN 2. Skema tipikal otomatisasi AHU dengan programable timer.

    sKBvtA TJPIKA!. OTOMATISASI AIR HANDLING UNIT (AHU)

    ~

    e>

    POWERLINE22Dt.33OV

    WeeklyProgr3mTImer

    VSD ; V.ariabl