rehabilitasi pasien paraplegik

2
Rehabilitasi Pasien Paraplegik Rehabilitasi dan mempersiapkan pasien untuk mandiri harus dimulai segera setelah pengelolaan frakturanya memungkinkan. Keberhasilan rehabilitasi ditentukan oleh ambisi mental dan fisiknya ketingkat kenyataan tanpa kehilangan rasa kepercayaan diri dan kehormatannya. 1. Rehabilitasi fisik Meningkatkan penggunaan kelompok otot yang berfungsi: a. Fisioterapi dan latihan peregangan untuk otot yang masih aktif pada lengan atas dan batang tubuh. b. Pembiasaan terhadap alat dan perangkat rumah tangga hingga mereka dapat memanipulasinya dengan cara-cara tertentu. c. Perlengkapan splint dan kaliper. d. Transplantasi tendon. Perbaikan mobilitas: a. Latihan dengan kaliper dan kruk untuk pasien cedera tulang belakang bawah. b. Latihan kursi roda untuk pasien dengan otot tulang belakang dan tungkai tak berfungsi. c. Kendaraan khusus untuk dijalan raya. 2. Rehabilitasi psikologis Pertama dimulai agar pasien segera menerima ketidak- mampuannya dan merancang kembali keinginan dan rencana. Ancaman kerusakan atas kepercayaan diri dan harga diri datang dari ketidakpastian finansial, sosial serta seksual yang semuanya memerlukan semangat, hal-hal yang menjamin dan bantuan. 3. Penerimaan dirumah Pelebaran pintu, pengadaan ram dan bahkan perancangan kembali rumah agar memudahkan pasien dengan kursi roda. Perubahan paling sederhana adalah pada kamar mandi dan dapur hingga menghilangkan ketergantunag pada orang lain. 4. Latihan untuk pekerjaan Pasien yang bekerjanya duduk mungkin hanya memerlukan sedikit pengaturan. Yang bekerja dengan mobilitas yang lebih tinggi atau kerja fisik harus dilatih dalam keterampilan baru dan didaftarkan sebagai orang cacad hingga dapat kembali kepekerjaan bermanfaat.

Upload: neolaamanda

Post on 25-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Rehabilitasi Pasien Paraplegik

Rehabilitasi Pasien Paraplegik Rehabilitasi dan mempersiapkan pasien untuk mandiri harus dimulai segera setelah pengelolaan frakturanya memungkinkan. Keberhasilan rehabilitasi ditentukan oleh ambisi mental dan fisiknya ketingkat kenyataan tanpa kehilangan rasa kepercayaan diri dan kehormatannya.

1. Rehabilitasi fisik Meningkatkan penggunaan kelompok otot yang berfungsi: a. Fisioterapi dan latihan peregangan untuk otot yang masih aktif pada lengan atas dan batang tubuh. b. Pembiasaan terhadap alat dan perangkat rumah tangga hingga mereka dapat memanipulasinya dengan cara-cara tertentu. c. Perlengkapan splint dan kaliper. d. Transplantasi tendon. Perbaikan mobilitas: a. Latihan dengan kaliper dan kruk untuk pasien cedera tulang belakang bawah. b. Latihan kursi roda untuk pasien dengan otot tulang belakang dan tungkai tak berfungsi. c. Kendaraan khusus untuk dijalan raya. 2. Rehabilitasi psikologis Pertama dimulai agar pasien segera menerima ketidak- mampuannya dan merancang kembali keinginan dan rencana. Ancaman kerusakan atas kepercayaan diri dan harga diri datang dari ketidakpastian finansial, sosial serta seksual yang semuanya memerlukan semangat, hal-hal yang menjamin dan bantuan. 3. Penerimaan dirumah Pelebaran pintu, pengadaan ram dan bahkan perancangan kembali rumah agar memudahkan pasien dengan kursi roda. Perubahan paling sederhana adalah pada kamar mandi dan dapur hingga menghilangkan ketergantunag pada orang lain. 4. Latihan untuk pekerjaan Pasien yang bekerjanya duduk mungkin hanya memerlukan sedikit pengaturan. Yang bekerja dengan mobilitas yang lebih tinggi atau kerja fisik harus dilatih dalam keterampilan baru dan didaftarkan sebagai orang cacad hingga dapat kembali kepekerjaan bermanfaat.