regulasi dan homeostasis dalam tubuh (tugas 9)

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan 1. Menyebutkan contoh regulasi dalam tubuh manusia. 2. Menjelaskan mekanisme regulasi dalam rangka homeostasis dalam tubuh manusia. 1.2 Latar Belakang Semua makhluk hidup mempunyai rangkaian sistem yang ada dalam tubuhnya untuk tetap bertahan hidup. Baik makhluk hidup bersel tunggal ataupun makhluk hidup yang multiseluler. Hanya saja pada kebanyakan makhluk hidup bersel tunggal masih memiliki sistem yang sangatlah sederhana dibandingkan dengan makhluk hidup multiseluler. Pada organisme multiseluler khususnya manusia selalu melakukan aktivitas, baik aktivitas ringan yang berupa berbicara, tidur, berjalan santai, dan lain sebagainya ataupun aktivitas berat seperti berlari jauh, naik turun tangga, dan lain sebagainya. Semua aktivitas yang manusia lakukan tanpa disadari dapat merubah sistem dalam tubuh yang ada. Misalnya, akibat melakukan aktivitas berat manusia mampu mengeluarkan keringat. Ataupun pada saat melakukan aktivitas seperti makan juga telah menyebabkan saraf-saraf yang bekerja dalam indra 1

Upload: gahar-ajeng-prawesthi

Post on 24-Oct-2015

143 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

tugas Biologi Umum

TRANSCRIPT

Page 1: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

1. Menyebutkan contoh regulasi dalam tubuh manusia.

2. Menjelaskan mekanisme regulasi dalam rangka homeostasis dalam tubuh

manusia.

1.2 Latar Belakang

Semua makhluk hidup mempunyai rangkaian sistem yang ada dalam

tubuhnya untuk tetap bertahan hidup. Baik makhluk hidup bersel tunggal

ataupun makhluk hidup yang multiseluler. Hanya saja pada kebanyakan

makhluk hidup bersel tunggal masih memiliki sistem yang sangatlah

sederhana dibandingkan dengan makhluk hidup multiseluler.

Pada organisme multiseluler khususnya manusia selalu melakukan

aktivitas, baik aktivitas ringan yang berupa berbicara, tidur, berjalan santai,

dan lain sebagainya ataupun aktivitas berat seperti berlari jauh, naik turun

tangga, dan lain sebagainya. Semua aktivitas yang manusia lakukan tanpa

disadari dapat merubah sistem dalam tubuh yang ada. Misalnya, akibat

melakukan aktivitas berat manusia mampu mengeluarkan keringat. Ataupun

pada saat melakukan aktivitas seperti makan juga telah menyebabkan saraf-

saraf yang bekerja dalam indra peraba yaitu kulit, dan indra gerak yaitu

tangan yang bekerja, dengan direspon-respon oleh saraf ke otak.

Pada praktikum kali ini, mencoba melakukan percobaan tentang regulasi

dan homeostasis agar dapat mengatahui apa itu regulasi dan homeostasis, dan

agar lebih mengetahui contoh faktualnya dalam tubuh manusia, serta agar

apat menjelaskan mekanisme dari proses tersebut.

1

Page 2: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada organisme multiseluler, khususnya hewan tingkat tinggi dan manusia,

terdapat pengaturan (regulasi) dalam lingkungan internal, sehingga dipertahankan

kemantabannya. Pemeliharaan kemantaban ini sering dikenal sebagai

homeostasis. Kata homeostasis, sebenarnya mengandung pengertian pemeliharaan

komposisi yang relatif tetap pada kadar glukosa, O2, CO2, Na+, Ca+, H2O, dsb

dalam cairan ekstraseluler (CES). Namun dalam perkembangannya, homeostasis

juga diarahkan pembahasannya pada pengaturan kemantaban suhu tubuh,

kemantaban pH darah, dsb yang memang sebenarnya juga merupakan perluasan

dari makna cairan ekstraseluler (CES) tersebut (Paidi, 2011: 38).

Sel-sel tubuh hewan multiseluler hanya dapat hidup dan berfungsi dengan

baik bila mereka dinasahi dengan cairan ekstraseluler yang sesuai untuk

menunjang kelangsungan hidupnya. Ini berarti bahwa komposisi kimiawi dan

keadaan fisik dari lingkungan internal harus konstan, dan hanya boleh

menyimpang dalam batas-batas sempit saja. Jadi apabila sel-sel mengambil zat-zat

makanan dan oksigen dari lingkungan internalnya, maka zat-zat esensial tersebut

harus secara konstan ditambahkan agar kelangsungan hidup sel-sel terjamin.

Demikian pula zat-zat sampah harus secara kontinyu dipindah dari lingkungan

internal, sehingga tidak sampai mencapai tingkat yang bersofat racun. Zat-zat lain

didalam lingkungan internal yang penting untuk pemeliharaan kehidupan juga

harus dipertahankan relatif konstan. Pemeliharaan lingungan internal relatif

konstan ini disebut homeostasis (homeo = sama; statis = tetap/mantap) (Soejono

Basoeki, 1999: 145).

Pada dasarnya, ketika terjadi perubahan dalam tubuh kita, ada 2 mekanisme

responyang mungkin terjadi yaitu :

1. Umpan balik negatif, yaitu suatu proses yang terjadi ketika sistem tubuh

kitabutuh diambatkan atau bahkan memberhentikan secara komplit suatu

proses yangsedang terjadi. Contoh ketika tekanan darah meningkat, reseptor

di arteri karotisakan mendeteksinya danmengirimkan sinyal ke otak. Otak

kemudian akanmengirimkan pesan ke jantung untuk memperlambat

2

Page 3: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

denyutnya sehingga alirandarah yang dipompa lebih sedikit dan

mengakibatkan penurunan tekanan darah.

2. Umpan balik positif, yaitusuatu resp[on untuk menimbulkan atau

menguatkansuatu proses fisiologis dan atau aksi dari suatu sistem. Rtespon

ini biasanyamerupakan suatu proses siklik yang dapat terus berlanjut

memperkuat suatu aksiatau suatu proses sampai suatu respon umpan balik

negatif mengambil alih.

Semua kegiatan dan kerja alat-alat dalam tubuh kita diatur dalam

sistemregulasi (koordinasi). Regulasi merupakan cara semua organ dan sitem

tubuh bekerja sama secara efisian. Sistem ini terbagi atas tiga bagian, yaitu

melalui sistem saraf,hormon dan alat indera. Pengaturan sistem saraf diatur oleh

urat saraf sedangkanpengaturan sistem hormon melalui darah (Safitri : 2004).

Berikut adalah beberapa contoh proses regulasi :

1. Regulasi suhu tubuh (Thermoregulasi)

Manusia merupakan makhluk homeothermik yang berarti dapat mengatur

suhutubuh sendiri untuk mencapai suatu ekuilibrium (keseimbangan)

sehingga suhutubuh cenderung konstan yang tidak banyak terpengaruh oleh

suhu lingkungan.Enzim manusia bekerja efektif pada suhu 370C. Pusat

pengsaturan suhu ada diotak bagian hipotalamus. Terdapat beberapa efektor

yang terlibat dimana antarmamalia bervariasi. Temperatur diatur dengan

beberapa mekanisme. Fluktuasitemperatur dideteksi oleh reseptor yang

disebut thermoreseptor, contohnya adalahkulit. Jika kita terlalu panas atau

dingin baik karena pengaruh dari lingkungan luaratau dalam tubuh kita, maka

thermoreseptor akan memgirimkan impuls saraf kehipotalamus. Selanjutnya

Hypothalamus akan mengirimkan pesan respon keefektor seperti kulit untuk

meningkatkan atau mengurangi hilangnya panas daripermukaan dengan:

a. Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut

(piloereksi) karena kontraksi otot-otot kulit sedangkan menurunnyasuhu

tubuh direspondengan pewnahanan panas tubuh dengan mendatarnya bulu

rambut karenarelaksasi otot-otot kulit.

b. Kelenjar-kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke

permukaankulit untuk meningkatkan hilangnya panas dengan evaporasi

3

Page 4: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

jika suhu tubuhmeningkat. Sekresi keringat akan berhenti jika suhu tubuh

sudah kembalinormal.

c. Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa

lebihbanyak panas keluar tubuh (vasodilatasi) jika suhu tubuh meningkat,

danpembuluh darah akan mengkerut (vasokonstriksi) untuk

meminimalkanhilangnya panas lewat kulit jika suhu tubuh sudah normal

kembali.Jika terjadi penurunan suhu yang berkepanjangan, maka

hypothalamus akanmeningkatkan sekresi hormon TRH untuk

menstimulasi pengeluaran TSH olehhipofisis yang akan menstimulasi

kenaikan sekresi hormone tiroksin oleh kelenjar tiroid. Hormon ini akan

memacu metabolisme yang memiliki produk sampinganenergi panas.

Selain itu,mekanisme non spesifik lain untuk mengatasi penurunansuhu

tubuh adalah dengan kontraksi otot-otot ekstremitas (menggigil) untuk

memproduksi panas (Safitri: 2004).

2. Regulasi cairan Tubuh (Osmoregulasi)

Osmoregulasi adalah suatu proses untuk mempertahankan

keseimbangancairan, air, dan elektrolit dalam tubuh kita. Spesifik,

osmoregulasi adalahpengaturan konsentrasi cairan di pembuluh darah dan

secara efektif juga mengatur jumlah air yang tersedia untuk diserap sel tubuh.

Pengaturan homeostasis cairantubuh dilakukan dengan mekanismesebagai

berikut :

a. Perubahan konsentrasi cairan dideteksi oleh osmoreseptor sistem sirkulasi

kehypothalamus untuk mengaktifkan umpan balik negatif.

b. Hypothalamus kemudian mengirimkan sinyal kimiawi ke kelenjar

hipofisisuntuk mensekresi hormon ADH (Anti Diuretika Hormone) yang

akan bekerjapada organ target ginjal dimana ginjal bertanggung jawab

untuk menstabilkankonsentrasi cairan tubuh (Safitri : 2004).

c. Ketika hormon ADH mencapai organ target, terjadi perubahan pada

ginjalyaitu menjadi kurang atau lebih bersifat permeable terhadap air.

3. Pengaturan Kadar Glukosa Darah (Glukoregulasi)

Ada 2 hormon yang berperan penting dalam pengaturan kadar glukosa

darah yaitu insulin yang dihasilkan oleh sel β islet langerhans pada

4

Page 5: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

pankreasdan glukagon yang dihasilkan oleh sel α islet langerhans pada

pankreas. Insulin akan menurunkan kadar glikosa dalam darah dengan

memasukkannya sel maupun merangsang hati untuk menyimpan

kelebihannya dalam bentuk glikogen. Sedangkan glukagon akan

menstimulasi hati untuk membongkar glikogen jika tubuh mengalami

kekurangan glukosa. (Pertiwi, 2008)

5

Page 6: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan di Kebun Biologi milik Jurdik Biologi di

wilayah kampus Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (depan

kompleks laboratorium FMIPA) pada hari Rabu, 6 Oktober 2013 dimulai

pukul 09.30 hingga pukul 10.30 WIB.

3.2 Jenis Kegiatan

Kegiatan ini termasuk jenis penghitungan dan eksperimen. Sebab dalam

memperoleh data penelitian, kami melakukan eksperimen dengan melakukan

olah tubuh dalam perhitungan frekuensi yang dilakukan sistem regulasi .

Kami memutuskan untuk menggunakan kegiatan pengamatan karena

cocok untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehingga nantinya dapat

memperoleh kesimpulan yang benar dan tidak menyimpang dari teori.

3.3 Sasaran Kegiatan

Sampel adalah bagian anggota populasi yang mewakili populasi. Sampel

dari pengamatan ini adalah anggota kelompok kami yang melakukan aktivitas

baik aktivitas ringan maupun berat.

3.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Dalam pengamatan ini digunakan teknik yang mendukung tujuan

pengamatan dengan mempertimbangkan faktor waktu. Teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah study pustaka, pengamatan, identifikasi, dan

dokumentasi. Sedangkan teknik analisanya dengan menggunakan referensi

dari berbagai sumber, baik dari buku-buku yang relevan maupun data yang

diperoleh dari hasil penelitian tersebut.

6

Page 7: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

3.5 Alat dan Bahan

1. Stopwatch

2. Tisue

3. Termometer badan

4. Counter

3.6 Prosedur Kinerja

7

Meminta data dari kelompok lain untuk dijadikan data kelas

Mencatat data tersebut sebagai data ketiga

Mengukur kembali suhu tubuh, frekuensi nadinya, dan frekuensi respirasinya per menit

Melakukan aktivitas berat dengan melakukan jogging selama 10 menit

Mencatat data tersebut sebagai data kedua

Mengukur kembali suhu tubuh, frekuensi nadinya, dan frekuensi respirasinya per menit

Melakukan aktivitas ringan dengan jalan ringan selama 10 menit

Mencatat data tersebut sebagai data awal

Mengukur suhu tubuh, frekuensi nadinya, dan frekuensi respirasinya per menit

Menentukan 4 orang anggota kelompok praktikum sebagai "objek percobaan"

Page 8: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabulasi Data

Berikut adalah hasil data dari kelompok penulis

No. Nama Objek

Tahap Pengamatan

Saat Tenang Aktivitas Ringan Aktivitas Berat

FN FDSuhu (˚C) FN FD

Suhu

(˚C)FN FD

Suhu (˚C)

1 Aghnan 14 91 36,4 18 96 36,5 41 126 36,7

2 Fauzia 31 114 35,6 40 110 36 77 137 36,1

3 Ayu 20 74 37,1 43 79 37,2 54 93 37,3

4 Ajeng 18 100 36,3 31 110 36,5 47 130 36,7

Data Kelompok Lain

Kelompok 1

No.

Nama Objek

Tahap PengamatanSaat Tenang Aktivitas Ringan Aktivitas Berat

FN FD Suhu (˚C)

FN FD Suhu (˚C)

FN FD Suhu (˚C)

1 Asti 21 85 36 23 82 35,5 22 85 36,92 Olivia 16 87 35,3 18 90 35,9 26 110 36,23 Nilam 20 90 35,5 23 100 35,5 34 130 35,64 Mifta 22 78 35,5 22 78 35,5 33 130 35,9

Kelompok 2

No.

Nama Objek

Tahap PengamatanSaat Tenang Aktivitas Ringan Aktivitas Berat

FN FD Suhu (˚C)

FN FD Suhu (˚C)

FN FD Suhu (˚C)

1 Anis 19 91 36,6 28 98 35,8 30 102 362 Ita 35 67 36 25 74 35,5 51 78 36,13 Kiki 23 90 36 28 92 35,9 48 115 36,24 Aisyah 21 85 36,6 18 87 35,9 36 90 36

8

Page 9: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

Kelompok 4

No.

Nama Objek

Tahap PengamatanSaat Tenang Aktivitas Ringan Aktivitas Berat

FN FD Suhu (˚C)

FN FD Suhu (˚C)

FN FD Suhu (˚C)

1 Septi 20 87 36,8 27 90 37,1 31 128 36,72 Radha 28 84 36,8 24 60 36,8 35 90 36,83 Ratih 24 87 36,9 23 79 36,7 39 98 36,84 Yono 44 79 36,8 44 91 36,1 86 171 36,9

Kelompok 7

No.

Nama Objek

Tahap PengamatanSaat Tenang Aktivitas Ringan Aktivitas Berat

FN FD Suhu (˚C)

FN FD Suhu (˚C)

FN FD Suhu (˚C)

1 Atul 32 95 36,3 21 107 35,3 47 130 36,42 Katon 39 54 36,1 42 83 35,8 67 150 36,13 Dika 21 75 35,3 31 76 35,7 51 110 364 Iis 22 72 36,2 50 100 36,3 60 107 36

Kelaompok 8

No.

Nama Objek

Tahap PengamatanSaat Tenang Aktivitas Ringan Aktivitas Berat

FN FD Suhu (˚C)

FN FD Suhu (˚C)

FN FD Suhu (˚C)

1 Eka Teasa 20 73 36 22 85 36,5 40 90 37,42 Tantri 20 75 35,2 23 93 36 45 108 36,83 Wida 20 76 35,5 24 84 35,8 46 112 36,34 Silvia 23 76 35,7 28 85 36,2 45 114 37

4.2 Diskusi dan PembahasanPercobaan yang berjudul Regulasi dan Homeostasis ini bertujuan untuk

menyebutkan contoh regulasi dalam tubuh manusia dan menjelaskan

mekanisme regulasi dalam rangka homeostasis dalam tubuh manusia.

Percobaan dilakukan dengan cara mengukur suhu tubuh, frekuensi nadi

dan frekuensi nafas dari keempat anggota kelompok. Pengukuran ini

dilakukan dalam tiga tahap yakni, pada keadaan tenang, keadaan aktivitas

ringan, dan aktivitas berat. Aktivitas ringan yang dilakukan pada percobaan

9

Page 10: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

ini yaitu dengan berjalan-jalan, sedangkan aktivitas berat dilakukan dengan

berlari/naik turun tangga. Masing-masing aktivitas dilakukan selama 10 menit

dan untuk pengukurannya dilakukan selama satu menit.

Data anggota pertama, Aghnan, yakni 36,4 0C sebagai suhu awal pada

keadaan tenang, kemudian suhu setelah melakukan aktivitas ringan sebesar

36,5 0C, dan suhu setelah melakukan aktivitas berat sebesar 36,7 0C.

Frekuensi nafas pada keadaan tenang yaitu 14 kali/menit, setelah melakukan

aktivitas ringan naik menjadi 18 kali/menit, dan setelah aktivitas berat

menjadi 41 kali/menit. Frekuensi nadi pada keadaan tenang yaitu 91

kali/menit, aktivitas ringan 96 kali/menit, dan setelah aktivitas berat sebesar

126 kali/menit.

Data anggota kedua, Fauzia, yakni 35,6 0C sebagai suhu awal pada

keadaan tenang, kemudian suhu setelah melakukan aktivitas ringan sebesar

36,0 0C, dan suhu setelah melakukan aktivitas berat sebesar 36,1 0C.

Frekuensi nafas pada keadaan tenang yaitu 31 kali/menit, setelah melakukan

aktivitas ringan naik menjadi 40 kali/menit, dan setelah aktivitas berat

menjadi 77 kali/menit. Frekuensi nadi pada keadaan tenang yaitu 114

kali/menit, aktivitas ringan 110 kali/menit, dan setelah aktivitas berat sebesar

137 kali/menit.

Data anggota ketiga, Ayu, yakni 37,1 0C sebagai suhu awal pada keadaan

tenang, kemudian suhu setelah melakukan aktivitas ringan sebesar 37,2 0C,

dan suhu setelah melakukan aktivitas berat sebesar 37,3 0C. Frekuensi nafas

pada keadaan tenang yaitu 20 kali/menit, setelah melakukan aktivitas ringan

naik menjadi 43 kali/menit, dan setelah aktivitas berat menjadi 54 kali/menit.

Frekuensi nadi pada keadaan tenang yaitu 74 kali/menit, aktivitas ringan 79

kali/menit, dan setelah aktivitas berat sebesar 93 kali/menit.

Data anggota keempat, Ajeng, yakni 36,3 0C sebagai suhu awal pada

keadaan tenang , kemudian suhu setelah melakukan aktivitas ringan sebesar

36,5 0C, dan suhu setelah melakukan aktivitas berat sebesar 36,7 0C.

Frekuensi nafas pada keadaan tenang yaitu 18 kali/menit, setelah melakukan

aktivitas ringan naik menjadi 31 kali/menit, dan setelah aktivitas berat

menjadi 47 kali/menit. Frekuensi nadi pada keadaan tenang yaitu 100

10

Page 11: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

kali/menit, aktivitas ringan 110 kali/menit, dan setelah aktivitas berat sebesar

130 kali/menit.

Dari semua data yang dihasilkan, data awal maupun akhir didapatkan

hasil yang positif yaitu bahwa semua nominal data yang ada dari awal sampai

akhir relatif meningkat. Hal ini disebabkan oleh suatu sistem dalam tubuh

yang membentuk sistem kerja yang menstabilkan, dalam artian apabila

sebelum melakukan aktivitas berat suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi

pernapasan berjalan normal serta keringat tidak ada, setelah melakukan

aktivitas berat tubuh akan mulai beradaptasi atau menyesuaikan supaya tubuh

tetap stabil yaitu dengan cara meningkatkan suhu tubuh, frekuensi denyut

nadi, frekuensi pernapasan, bahkan sampai mengeluarkan keringat untuk

menjaga suhu tubuh tetap berada pada range yang aman. Sistem ini disebut

sistem regulasi dan homeostasis pada tubuh manusia. Hal ini berlaku untuk

keadaan sebaliknya yaitu apabila tubuh tidak sedang melakukan aktivitas

maka sistem homeostasis akan menurunkan kerja semua komponen tubuh

untuk menyesuaikan keadaan sebagai wujud penstabilan kondisi tubuh pada

manusia.

Begitu pula data dari kelompok lain yang mana dapat disimpulkan rata-

rata suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi pernapasan pada setiap orang

berbeda-beda bergantung pada jenis kelaminnya. Saat dalam keadaan normal.

Laki-laki cenderung yang paling sedikit frekuensi nadi dan frekuensi

pernapasan dikarenakan kapasitas pompa jantung dan kapasitas vital paru-

paru laki-laki cenderung lebih besar dibanding perempuan, sehingga

perempuan akan lebih banyak frekuensinya untuk melakukan regulasi.

11

Page 12: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

Jika kita melakukan aktivitas suhu tubuh akan naik. Aktivitas selain

merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar

komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas)

dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3–40,0°C. Dari percobaan ini

diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan denyut nadi yang signifikan yang

merupakan respon kardiovaskular terhadap adanya kontraksi otot. Pengaturan

kardiovaskular terlihat dengan segera seturut dengan latihan. Kerja ini juga

berfungsi untuk mengangkut O2 yang dibutuhkan oleh otot untuk melakukan

kontraksi selama latihan. Saat jantung dalam keadaan istirahat, denyut

nadinya akan lebih sedikit. Denyut nadi normal adalah 60-80 kali per menit.

Bagi mereka yang tidak pernah olahraga, denyut jantung umumnya 80 kali

per menit karena kerja jantung yang cukup berat. Tetapi orang yang

melakukan olahraga dengan teratur jantung biasanya dapat berdenyut kurang

dari 80 kali per menit. Pada latihan fisik akan terjadi perubahan pada sistem

kardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi darah dari

organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung ini

dilakukan dengan meningkatkan isi sekuncup dan denyut jantung. Disaat

melakukan latihan fisik maka otot jantung akan mengkonsumsi O2 yang

ditentukan oleh faktor tekanan dalam jantung selama kontraksi sistole. Ketika

tekanan meningkat maka konsumsi O2 ikut naik pula (Elly,2006).

Pada frekuensi respirasi juga meningkat karena seiring meningkatnya

denyut nadi, juga meningkat pula frekuensi respirasinya. Karena pada saat

melakukan aktivitas seseorang lebih banyak memerlukan oksigen. Pada

peningkatan frekuensi keringat terjadi karena ketika kita berkeringat, detak

jantung akan menjadi cepat dan sirkulasi meningkat, terutama di sekitar kulit.

Dasar kelenjar keringat terletak di lapisan bawah kulit yang lokasinya sangat

dekat dengan pembuluh darah kecil. Ketika kelenjar keringat melebar, aliran

darah ke kulit akan meningkat sehingga memacu sistem sirkulasi. Kelenjar-

kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke permukaan kulit untuk

meningkatkan hilangnya panas dengan evaporasi jika suhu tubuh meningkat.

Sekresi keringat akan berhenti jika suhu tubuh sudah kembali normal.

12

Page 13: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan contoh regulasi

yang terjadi dalam tubuh manusia antara lain:

a. Regulasi suhu tubuh (Thermoregulasi)

Manusia merupakan makhluk homeothermik yang berarti dapat

mengatur suhu tubuh sendiri untuk mencapai suatu keseimbangan

sehingga suhu tubuh cenderung konstan yang tidak banyak terpengaruh

oleh suhu lingkungan. Suhu tubuh normal pada manusia adalah 37˚C.

Temperatur diatur dengan beberapa mekanisme. Naik-turunnya suhu

dideteksi oleh reseptor yang disebut thermoreseptor, yaitu kulit. Jika

tubuh terlalu panas atau dingin baik karena pengaruh dari lingkungan

luar atau dalam tubuh kita, maka thermoreseptor akan memgirimkan

impuls saraf ke otak. Selanjutnya otak akan mengirimkan pesan respon

ke efektor seperti kulit untuk meningkatkan atau mengurangi hilangnya

panas dari permukaan dengan :

Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut

(piloereksi) karena kontraksi otot-otot kulit sedangkan menurunnya

suhu tubuh direspondengan penahanan panas tubuh dengan

mendatarnya bulu rambut karena relaksasi otot-otot kulit.

Kelenjar-kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke

permukaan kulit untuk meningkatkan hilangnya panas dengan

evaporasi jika suhu tubuh meningkat.

Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa

lebih banyak panas keluar tubuh (vasodilatasi) jika suhu tubuh

meningkat, dan pembuluh darah akan mengkerut (vasokonstriksi)

untuk meminimalkan hilangnya panas lewat kulit jika suhu tubuh

sudah normal kembali. Selain itu, mekanisme non spesifik lain untuk

mengatasi penurunansuhu tubuh adalah dengan kontraksi otot-otot

ekstremitas (menggigil) untuk memproduksi panas.

13

Page 14: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

2. Regulasi cairan Tubuh (Osmoregulasi)

Osmoregulasi adalah pengaturan konsentrasi cairan di pembuluh

darah dan secara efektif juga mengatur jumlah air yang tersedia untuk

diserap sel tubuh. Pengaturan homeostasis cairan tubuh dilakukan dengan

mekanisme sebagai berikut :

Perubahan konsentrasi cairan dideteksi oleh osmoreseptor sistem

sirkulasi kehypothalamus untuk mengaktifkan umpan balik negatif.

Hypothalamus mengirimkan sinyal kimiawi ke kelenjar hipofisis b

untuk mensekresi hormon ADH (Anti Diuretika Hormone) yang akan

bekerja pada organ target ginjal dimana ginjal bertanggung jawab

untuk menstabilkan konsentrasi cairan tubuh.

Ketika hormon ADH mencapai organ target, terjadi perubahan pada

ginjal yaitu menjadi kurang atau lebih bersifat permeable terhadap air.

3. Pengaturan Kadar Glukosa Darah (Glukoregulasi)

Ada 2 hormon yang berperan penting dalam pengaturan kadar

glukosa darah yaitu insulin yang dihasilkan oleh sel β islet langerhans

pada pankreas dan glukagon yang dihasilkan oleh sel α islet langerhans

pada pankreas. Insulin akan menurunkan kadar glikosa dalam darah

dengan memasukkannya sel maupun merangsang hati untuk menyimpan

kelebihannya dalam bentuk glikogen. Sedangkan glukagon akan

menstimulasi hati untuk membongkar glikogen jika tubuh mengalami

kekurangan glukosa.

5.2 Saran

Dalam pengamatan yang telah kami lakukan, kami sadar pastinya masih

banyak cela dan kekurangan. Agar praktikan dapat memperoleh hasil

pengamatan yang lebih baik lagi, ada beberapa saran yang kami anjurkan

antara lain:

1. Praktikan lebih jeli dalam melakukan pengukuran suhu tubuh, dan

sebaiknya untuk mengukur suhu tubuh digunakan thermometer digital agar

data yang didapat lebih akurat.

14

Page 15: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

2. Praktikan lebih cermat dan teliti selama proses pengamatan (eksperimen)

yaitu saat melakukan praktik aktivitas ringan dan berat agar data yang

didapat bisa sesuai dengan teori.

15

Page 16: Regulasi Dan Homeostasis Dalam Tubuh (Tugas 9)

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Safitri (editor). 2004. Biologi Kelima jilid 3. Jakarta : Erlangga

Anonim. 1983. Media Pendidikan Biologi Umum. P2LPTK. Dirjend. Dikti.

Depdikbud.

Basoeki, Soejono. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: UM Press

Paidi. 2008. Petunjuk Praktukum Biologi Umum. Yogyakarta: UNY Press

Pertiwi, Kartika Ratna. 2008. Hand Out Biologi Umum Regulasi Jurusan

Pendidikan Biologi Semester 1. Yogyakarta

16