regionalisme di asia

33

Upload: nugraha-poerna-atmadja

Post on 02-Dec-2015

344 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

wkwewlewwewe

TRANSCRIPT

Page 1: Regionalisme Di Asia
Page 2: Regionalisme Di Asia

Sejarah Regionalisme di Asia dan Pasifik

Dimulai pada tahun 1960-an atau sejak berakhirnya perang Dingin, pertama kali bergabung negara-negara non komunis di Asia Tenggara

Perkembangan Regionalisme di Asia Tenggara ini seiring pula dengan menurunnya perkembangan Liga Arab, Organization of American States (OAS) dan Organization of African Unity (OAU)

Page 3: Regionalisme Di Asia

Fase ini kemudian berkembang seiring dengan berakhirnya Perang Dingin. Yaitu kebangkitan kerjasama yang dahulunya ekonomi menjadi politik keamanan

ASEAN sebagai model regionalisme baru menjadi pemicu dan pemimpin kerangka kerjasama keamanan

Bila dibandingkan dengan regionalisme yang terjadi di Eropa, Asia Pasifik cenderung menunjukkan sebuah perkembangan yang signifikan (lihat tabel)

Page 4: Regionalisme Di Asia

Perbandingan Regionalisme Lama vs Baru

REGIONALISME LAMA REGIONALISME BARU

Bidang EkonomiDidorong oleh keputusan politik (Integrasi Intitusional)

Didorong oleh pasar (Integrasi Fungsional)

Diantara negara yang memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang sejajar

Diantara negara yang memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang berbeda-beda

Berorientasi kedalam (Regionalisme Tertutup) dan Pembagian Pasar (Market Sharing)

Berorientasi keluar (Regionalisme Terbuka) dan Bersifat Resources Pooling

Bidang Politik dan KeamananIntegrasi didorong oleh Adanya Ancaman Bersama

Tidak ada ancaman bersama

Diantara Negara-negara yang like-minded

Include sources of uncertainty

Membentuk pakta militer Memajukan tindakan bersama untuk membangun kepercayaan (Confidence building Measures)

Page 5: Regionalisme Di Asia

Secara garis besar proses evolusi regionalisme di Asia Pasifik dibagi menjadi 3:

Pertama: Periode transisi perang dingin ke paska perang dingin dimana terjadi perubahan persaingan kekuatan antara AS dan US serta munculnya sistem multipolar yang secara signifikan menyebabkan perubahan dimensi keamanan.

Kedua: Dalam periode ini Asia Tenggara yang dipraktikan oleh ASEAN mengalami perubahan yang signifikan; dari organisasi yang berorientasi ke dalam menjadi kelompok sub-regional hingga berkembang menjadi 10 negara, ASEAN Free Trade Area dan agenda keamanan lainnya.

Page 6: Regionalisme Di Asia

Ketiga : Periode dimana terjadi penurunan keamanan multilateral Asia Pasifik. Hal ini ditandai dengan rentang waktu yang lama dari bentuk hubungan aliansi bilateral dan bentuk manajemen konflik.

Hubungan Multilateral ini didasari pembahasan mengenai keamanan proliferasi pada level pemerintah ataupun second track. terbukti dengan berdirinya CSCAP (Council for Security Cooperation in the Asia-Pacific. Pada level kedua didirikan ASEAN-ARF.

Page 7: Regionalisme Di Asia

Asia Tenggara Merupakan sub kawasan Asia yang terdiri dari

negara Indonesia, Filipina, Thailand, Kamboja, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Laos, Myanmar, dan Vietnam

Untuk pertama kalinya negara-negara Asia Tenggara mengenal organisasi regional pada saat terbentuknya SEATO (South East Asia Treaty Organization) organisasi ini dibentuk sebagai upaya Amerika Serikat untuk membendung pengaruh komunis di Asia Tenggara, terutama pengaruh Sovyet melalui China

Page 8: Regionalisme Di Asia

Organisasi regional yang pertama dibentuk oleh negara-negara di kawasan ini adalah ASA ( Association of Southeast Asia) 1961. organisasi ini beranggotakan Malaysia, Filipina, dan Thailand. Namun tidak bertahan lama karena pecahnya konflik Filipina dan Malaysia atas wilayah Sabah

Kemudian pada 5-8 Agustus 1967 5 wakil negara mengadakan pertemuan di Bangkok sepakat membentuk ASEAN ( Association of South East Asian Nations)

Page 9: Regionalisme Di Asia

Pada KTT ASEAN ke-9 tahun 2003, para pemimpin ASEAN sepakat untuk membentuk ASEAN Community yang dipertegas kembali pelaksanaannya pada KTT ke-12 Januari 2007. Pada deklarasi in ditandatangani Deklarasi Cebu tentang percepatan pembentukan ASEAN Community pada 2015.

ASEAN Community terdiri dari 3 pilar, yakni ASEAN Economic Community (AEC), ASEAN Sosio-Cultural Community, ASEAN Political Security Community.

AEC mempunyai empat pilar, yakni pasar tunggal ASEAN, pemerataan ekonomi dan peningkatan daya saing global.

Guna mendukung AEC, diharapkan pemerintah negara anggota menyiapkan berbagai infrastruktur seperti perbankan, kemudian bisa juga kebijakan ruang udara bebas (open sky)

Page 10: Regionalisme Di Asia

Struktur ASEAN: Setelah KTT Bali 1976, struktur ASEAN adalah

sebagai berikut:1. Summit Meeting, merupakan pertemuan para

Kepala Negara dan Pemerintahan yang merupakan kekuasaan tertinggi di ASEAN.

2. Annual Ministerial Meeting,merupakan pertemuan tahunan para menteri luar negeri negara-negara ASEAN guna merumuskan kebijakan dan koordinasi berbagai kegiatan ASEAN

3. Sidang Para Menteri Ekonomi, diadakan dua kali dalam setahun yang berfungsi untuk merumuskan kebijakan dan koordinasi khusus masalah kerja sama dalam bidang ekonomi serta mengevaluasi kinerja berbagai komite di bawahnya

Page 11: Regionalisme Di Asia

Terdapat lima komite berada di bawah koordinasi para menteri ekonomi:

1. Komite Perdagangan dan Pariwisata

2. Komite Industri

3. Komite Keuangan

4. Komite Pangan, Pertanian dan Kehutanan

5. Komite Transportasi dan Komunikasi

Page 12: Regionalisme Di Asia

4. Sidang Para Menteri Non-Ekonomi, berfungsi untuk merumuskan kebijakan yang menyangkut bidang pendidikan, kesehatan, sosial budaya, penerangan, perburuhan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Standing Committee, merupakan badan yang membuat keputusan dan menjalankan tugas perhimpunan di antara buah sidang tahunan para menteri luar negeri ASEAN

Page 13: Regionalisme Di Asia

Bidang Kegiatan ASEAN: Dalam masalah perdagangan di ASEAN berlaku

zona perdagangan bebas (AFTA) yang secara terus-menerus melakukan berbagai pengurangan tarif terhadap berbagai komoditas untuk mendorong ekspor

ASEAN membuka ASEAN Trade Promotion Center di Rotterdam, kemudian ASEAN Promotion Center on Trade, Investment and Tourism di Tokyo. Selain itu, ASEAN juga sering menyelenggarakan ASEAN Trade Fair guna mempromosikan komoditas produk ASEAN

Page 14: Regionalisme Di Asia

Dalam sektor pangan, terdapat Kesepakatan ASEAN Security Reserve Agreement yang ditandatangani pada 4 Oktober 1979pleh para Menlu ASEAN yang menitikberatkan pada cadangan pangan terutama beras dan diperuntukkan bagi keperluan darurat tanpa terlalu mempermasalahkan soal harga.

Dalam bidang kehutanan, pada tgl 13 Agustus 1981 ditandatangani Jakarta Consensus on Tropical Forestry, meliputi: konservasi, penghutanan kembali, dan pengaturan sumber-sumber hutan, produksi pemprosesan dan pemasaran, penelitian dan pengembangan, serta pendidikan dan latihan.

Page 15: Regionalisme Di Asia

Dalam sektor industri, 1987 ditandatanganilah Draft Basic Agreement in ASEAN Industrial Project yang mendasari pendirian berbagai proyek-proyek industri besar

Dalam sektor keuangan dan perbankan, dibentuk ASEAN Banking Council (1976) dan ASEAN Financing Corporation (AFC, 1981)

Berdasarkan Declaration of ASEAN Concord dikembangkan kerjasama di bidang sosial, kebudayaan dan penerangan.

Page 16: Regionalisme Di Asia

ASIA SELATAN Merupakan kawasan yang terdiri dari negara

Bangladesh, Bhutan, India, Maldives, Nepal, Pakistan dan Sri Lanka

Meski melalui jalan panjang, upaya integrasi tetap berlangsung di kawasan ini

9 Desember 1974, didirikan ACU ( Asian Clearing Union) oleh Bangladesh, India, Iran, Myanmar, Nepal, Pakistan dan Sri Lanka (Bhutan menyusul kemudian) sekretariat di Iran Teheran

ACU merupakan sistem clearing payment (sistem pembayaran dalam perdagangan) di antara negara anggota yang disesuaikan dgn sistem multilateral.

Penggunaan ACU terkait dengan upaya awal ESCAP (ECOSOC PBB) untuk kawasan Asia Pasifik

Page 17: Regionalisme Di Asia

Pada 1979, Pres. Bangladesh Ziaur Rahman mengusulkan untuk membentuk blok perdagangan yang mampu merangsang kerja sama ekonomi regional. Usul ini disambut baik oleh India, Pakistan, dan SriLanka dan melakukan pertemuan Colombo pada tahun 1981.

Keempat kepala negara itu menerima draft Deklarasi Kerja sama Asia Selatan pada sebuah pertemuan di New Delhi, India pada Agustus 1983. Selanjutnya draft tersebut menjadi Piagam SAARC (Charter of the South Asian Association for Regional Cooperation) yang ditandatangani oleh 7 kepala negara Asia Selatan di Dhaka, Bangladesh 8 Desember 1985.

Page 18: Regionalisme Di Asia
Page 19: Regionalisme Di Asia

SAARC menjadi dasar bagi negara-negara Asia Selatan untuk melakukan kerjasama yang didasari semangat persahabatan, rasa saling percaya, dan saling memahami disertai keinginan untuk mempercepat laju proses pembangunan ekonomi dan sosial di negara-negara anggota

Kerja sama regional ini diperluas lagi dengan kesepakatan perdagangan SAPTA (South Asia Preferential Trading Agreement) yang ditanda tangani pada 11 April 1993 dan dilaksanakan pada 1997. Tujuan SAPTA adalah meningkatkan kerja sama regional, merangsang pertumbuhan perekonomian nasional dan meningkatkan lapangan kerja serta meningkatkan standar hidup di negara Asia Selatan.

Page 20: Regionalisme Di Asia

Seiring dengan perkembangan perekonomian internasional maka diperlukan penyesuaian kesepakatan perdagangan yang hanya bersifat perdagangan istimewa menjadi sebuah arena perdagangan bebas.

Page 21: Regionalisme Di Asia

Black Sea Economic Cooperation 25 Juni 1992, dlm KTT di Istanbul Turky, lahirlah

Black Sea Economic Cooperation berdasarkan Bosporus Statement.

BSEC bertujuan untuk memelihara perdamaian dan stabilitas kawasan, mempererat dan menyelaraskan interaksi diantara negara-negara anggota dengan prinsip “good neigborhood”

Didirikan di Turky Maret 1994, dan memperoleh legal persoalities 1Mei 1999, BSEC resmi beroperasi.

Page 22: Regionalisme Di Asia

Negara yang tergabung dalam BSEC : Albania, Armenia, Azerbaijan, Bulgaria, Georgia, Yunani, Moldova, Rusia, Turky, dan Ukrania. Berikutnya bergabung Serbia.

Negara Peninjau BSEC : Austria, Belarus, Kroasia, Czech, Mesir, Perancis, Jerman, Israel, Italia, Polandia, Slovakia, Tunisia, dan AmerikaSerikat.

Page 23: Regionalisme Di Asia

ECO

Terdiri dari 10 negara Di kawasan Asia Tengah Sustainable economic development ECOTA untuk asia tengah dengan

keanggotaan yang relatif berbeda tingkat pertumbuhan ekonominya

Afaghanistan,Azerbaizan, kazakstan, Kyrgis, tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan

Page 24: Regionalisme Di Asia
Page 25: Regionalisme Di Asia

Eurasian Economic Community (EAEC atau EurAsEC) Komunitas ini dirintis oleh Rusia, Belarus dan

Kazakhstan 29 Maret 1996 yang menghendaki sebuah custom union

10 Oktober 2000, ditetapkan perjanjian pendirian EAEC oleh Presiden Belarus, Kazakhstan, Kyrgistan, Rusia, dan Tajikistan. Berikutnya Uzbekistan bergabung 7 Oktober 2005. Dengan 3 negara peninjau: Armenia, Moldova, dan Ukrania.

Sebelumnya di sub-kawasan ini pernah berdiri Organization of Central Asian Cooperation (OCAC)

Pada tahun 1998 OCAC berubah menjadi CAEU (Central Asian Economic Union)

Page 26: Regionalisme Di Asia

Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Merupakan sebuah forum negara-negara di pinggiran

samudera pasifik yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemakmuran di kawasan dan memperkuat komunitas Asia Pasifik.

Gagasan awalnya dari PM. Australia Bob hawke, Januari 1989. kemudian diadakan pertemuan oleh 6 negara di kawasan dan berkomitmen untuk mengadakan pertemuan tahunan

1993, Pres. Clinton mengundang 12 negara APEC di Blake Island. Pertemuan ini dilatarbelakangi oleh stagnasi Uruguay Round. Dan APEC menjadi sebuah solusi.

Page 27: Regionalisme Di Asia

Pacific Islands Forum (PIF) Merupakan IGOs yang bertujuan untuk

meningkatkan kerjasama antara negara-negara di Samudera Pasifik yang didirikan tahun 1971 dengan nama South Pacific Forum , tahun 2000 berubah menjadi PIF.

Misi dari PIF adalah bekerja untuk mendukung pemerintahan anggota forum guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan sosial bagi penduduk di Pasifik Selatan dengan mengembangkan kerja sama antar pemerintah dan agen-agen internasional, serta dengan mewakili kepentingan anggota-anggota forum dengan cara-cara yang disetujui oleh Forum

Page 28: Regionalisme Di Asia

Regionalisme sebagai Pendekatan Keamanan Setelah berakhirnya era perang, konsepsi

regionalisme di negara berkembang diarahkan pada kerjasama keamanan

Adapun 3 kerangka kerjasama keamanan tsb:

1. Hegemonic Regional Systems

2. Regionalism as Conflict Control

3. Regional Security Communities

Page 29: Regionalisme Di Asia

Hegemonic Regional Systems Perhatian terhadap kerjasama keamanan di

sistem Modern Eurosentris mendapat sedikit perhatian pada awal era perang

Ide ini baru muncul pada saat setelah WWI ketika keinginan untuk menciptakn sebuah rasa aman secara universal kolektif

Namun ide ini tidak segera diterima karena bersamaan dengan WWII ide tentang “hegemonic Regionalism” dimaknai dengan berkumpulnya negara-negara super power

Perang Dingin menjadi momentum kembali, akibat kegagalan PBB dan Liga Arab.

Page 30: Regionalisme Di Asia

Regionalism as Conflict Control Sementara kaum idealist menolak ide tentang

hegemonic regionalism, para regionalis justru sepakat untuk …were concede some ground to somewhat different regionalist coalition that opposed unbridled universalism without necessarily advocating the principle of “Great Power Orbit”

Page 31: Regionalisme Di Asia

Regional Security Communities:

Page 32: Regionalisme Di Asia

Transisi Ragionalisme Menurunnya OAU dan OAS serta Liga Arab seiring

dengan kerangka mediasi dan manajemen konflik di dunia ketiga (seperti ASEAN, GCC (Gulf Cooperation Council, the Contadora Group, South Pacific Forum, dan Economic Community of West African States (ECOWAS). Front Line States of Southern Africa (FLS)The Organization of Eastern Caribbean States (OECS), South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC), The Arab Cooperation Council and the Greater Magreb Union)

Page 33: Regionalisme Di Asia