refrat rad
TRANSCRIPT
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 1/16
BAB I
PENDAHULUAN
Cedera akut tulang belakang spinal cord merupakan penyebab yang paling
sering dari kecacatan dan kelemahan setetah trauma, karena alasan ini, evaluasi dan
pengobatan pada cedera tulang belakang, spinal cord dan nerve roots memerlukan
pendekatan yang terintegrasi. Diagnosa dini, prevervasi fungsi spinal cord dan
pemeliharaan aligment dan stabilitas merupakan kunci keberhasilan manajemen.
Penanganan, rehabilitas spinal cord dan kemajuan perkembangan multidisipliner tim
trauma dan perkembangan metode modern dari fusi cervical dan stabilitas merupakan
hal penting harus dikenal masyarakat.
Sejarah
Lima ribu tahun yang lalu dalam papyrus dikatakan tidak perlu diobati.
Hipocrates melakukan pengobatan spinal cord injury dengan memberikan reduksi
vertebrata dan alignment dengan menggunakan Axial Distraksi. Taulor, 1992
melakukan cervical traksi dengan Halter device. Cruth Field, 1940 menggunakan
skull tong. Nickel, Perry dan Barret, 1968 memperkenalkan Halo orthosis. Sir Ludwig Guttman merupakanpionir dalam rehabilitasi spinal cord injury. Roger
memperkenalkan prinsip fusi cervical yang modern. Dia merekomendasikan operasi
dalam keadaan traksi, reduksi fraktur bila perlu, fraksi dini dengan wire di sekitar
processus spinasus dan dilakukan fusi. Roy-Cramille merupakan pionir lateral mass
plates and screw. Robinson dan Smith melakukan anterior dise removal dan fusi.
Cloward memperkenalkan sirculard graft anterior cervical fusion procedure.
Epidemiologi
Kecelakaan merupakan penyebab kematian ke empat, setelah penyakit
jantung, kanker dan stroke, tercatat 50 meningkat per 100.000 populasi tiap tahun, 3
% penyebab kematian ini karena trauma langsung medula spinalis, 2% karena
multiple trauma. Insidensi trauma pada laki-laki 5 kali lebih besar dari perempuan.
Ducker dan Perrot melaporkan 40% spinal cord injury disebabkan kecelakaan lalu
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 2/16
lintas, 20% jatuh, 40% luka tembak, sport, kecelakaan kerja. Lokasi fraktur atau
fraktur dislokasi cervical paling sering pada C2 diikuti dengan C5 dan C6 terutama
pada usia dekade 3.
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 3/16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
Tulang belakang leher (servikal) mempunyai ukuran lebih kecil dibanding
tulang belakang lainnya,melindungi medulla spinalis,menyokong kepala dan
memungkinkan gerakan kepala(fleksi,ekstensi dan rotasi). Terdiri atas 7 ( tujuh )
buah tulang, dua diantaranya, C1 dan C2 mempunyai bentuk berbeda bila
dibandingkan dengan kelima tulang lainnya .Vertebra C3 – C6 mempunyai
persamaan secara anatomi,terdiri dari sebuah corpus,dua pedikel,dua massa
lateralis,dua lamina dan satu prosessus spinosus, juga dirancang untuk gerakan fleksi,
ekstensi dan rotasi..Vertebra C7 sedikit berbeda sebab merupakan bentuk
transisional,disebut juga vertebra prominens dimana prosessus spinosusnya lebih
panjang dan besar, tidak bercabang seperti pada C3-C6.
Hubungan antara corpus vertebra servikal (dan juga corpus vertebra lainnya)
dimungkinkan oleh adanya sendi,umumnya disebut sendi faset, biasa juga disebut
sendi apofiseal atau zygapofiseal, memungkinkan adanya pergerakan (fleksi,ekstensi
ataupun rotasi), menyerupai engsel, terletak langsung di belakang kanalis
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 4/16
spinalis.Sendi faset merupakan sendi sinovial,dikelilingi oleh jaringan ikat dan
menghasilkan cairan untuk memelihara dan melicinkan sendi. Pada permukaan
superior dan inferior prosessus uncinate terdapat pula sendi faset,lebih dikenal dengan
nama sendi uncovertebral dari Luschka( joint of Luschka) yang juga penting dalam
biomekanikal dan stabilitas tulang vertebra.
B. Diagnosis
Diagnosis didasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
radiologis.Pada pasien sadar, usia dewasa,kooperatif, maka anamnesis akurat dan
pemeriksaan fisik sangat berguna,sedangkan pada pasien tidak sadar yang diduga
menderita cedera tulang belakang pada umumnya dan cedera servikal pada khususnya
, harus dianggap menderita cedera tulang belakang, sampai terbukti tidak melalui
pemeriksaan lanjutan. Pada penderita dilakukan pemeriksaaan neurologis
lengkap,menentukan kekuatan motorik dan derajat kelumpuhan bila ada juga lokasi
cedera.Selalu terdapat adanya nyeri leher,disertai kaku leher,gangguan gerak pasca
trauma oleh karena spasme otot-otot paravertebral serta nyeri pada palpasi di bagian
belakang leher, terutama daerah prosessus spinosus. Juga dilakukan pemeriksaan
sensorik (eksteroseptif dan propioseptif ) guna menentukan topik segmen medullaspinalis yang terkena.
Penentuan topik dan lokasi sangat perlu sehingga arahan pemeriksaan
radiologis dapat dilakukan dengan akurat dan dapat menentukan prognosis penderita.
Pemeriksaan radiologic bergantung pada keadaan pasien. Pada pasien dengan trauma
berat(tidak sadar), fraktur multiple, dan sebagainya) pemeriksaan harus dilakukan
denagn hati-hatidan semua foto harus dibuat dengan pasien berbaring telentang dan
manipulasi sesedikit mungkin. Foto yang terpenting adalah foto lateral dengan
berbaring dan sinar horizontal.
Biasanya segmen bawah tulang leher ( C VI-VII) tertutup oleh bahu. Untuk
mengatasi hal ini bahu direndahkan dengan cara menarik kedua lengan penderita ke
bawah. Proyeksi oblik dapat menambah informasi tentang keadaan pedikel, foramina
intervetebrata dan sendi apofiseal.
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 5/16
Bila keadaan pasien lebih baik, sebainya dibuat :
Foto AP dan lateral
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 6/16
Foto oblik kanan kiri
C. Evaluasi Radiologis
Setelah primary survey, pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan external,
tahap berikutnya adalah evaluasi radiographic tercakup didalamnya, plain foto
fluoroscopy, polytomography CT-Scan tanpa atau dengan myelography dan MRI.
1. Plain foto
Cervical foto series dilakukan atas indikasi pasien dengan keluhan nyeri lokal,
deformitas, krepitasi atau edema, perubahan status mental, gangguan neurologis atau
cedera kepala, pasien denganmultiple trauma yang potensial terjadi cervicalspine
injury. Komplit cervical spine seri terdiri dari AP, lateral view, open mount danoblique. Swimmer dan fleksi ekstensi dilakukan bila diperlukan.
2. Computer tomography
Pada saat ini CT-Scan merupakan metode yang terbaik untuk akut spinal
trauma, potongan tipis digunakan untuk daerah yang dicurigai pada plain foto. CT-
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 7/16
Scan juga dilakukan bila hasil pemeriksaan radiologis tidak sesuai dengan klinis,
adanya defisit neurologis, fraktur posterior arcus canalis cervicalis dan pada setiap
fraktur yang dicurigai retropulsion fragmen tulang ke kanal saat ini CT dapat
dilakukan paad segital, coroval atau oblig plane. 3 dimensi CT imaging memberikan
gambaran yang lebih detail pada fraktur yang tidak dapat dilihat oleh plain foto.
3. Myelografi
Pemberian kontras dengan water soluber medium diikuti dengan plain atau
CT dapat melihat siluet dari spinal cord, subarachnoid space, nerve root, adanya lesi
intra meduler, extrameduler, obstruksi LCS, robekan duramater, tetapi dalam kasus
trauma pemeriksaan ini masih kontraversial.
4. Magentic Resonance Imaging (MRI)
MRI banyak digunakan untuk mendiagnosi akut spinal cord dan cervical
spinal injury karena spinal cord dan struktur sekitarnya dapat terlihat.
D. Klasifikasi Trauma Servikal
Klasifikasi berdasarkan mekanisme trauma : Hiperfleksi, Subluksasi anterior
Terjadi robekan pada sebagian ligamen di posterior tulang leher, ligamen
longitudinal anterior utuh. Tanda penting adanya angulasi ke posterior (kifosis) lokal pada tempat kerusakan ligamen, tanda-tanda lainnya : jarak yang melebar antara
prosesus spinosus, subluksasi sendi apofiseal.
Bilateral interfacetal dislocation
Terjadi robekan pada ligamen longitudinal anterior dan kumpulan ligamen di
posterior tulang leher, lesi tidak stabil, tampak dislokasi anterior korpus vertebra,
dislokasi total sendi apofiseal.
1. Flexion tear drop fractur dislocation
Fragmen tulang berbentuk segitiga pada bagian antero-inferior korpus
vertebra, pembengkakan jaringan lunak pra-vertebral.
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 8/16
2. Wedge Fracture
Vertebra terjepit sehingga berbentuk baji, lig.longitudinal anterior dan
kumpulan ligamen posterior utuh sehingga lesi ini bersifat stabil.
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 9/16
3. Clay shoveler’s fracture
Fleksi tulang leher di mana terdapat kontraksi ligamen posterior tulang leher
mengakibatkan terjadinya fraktur oblik pada prosesus spinosus, biasanya pada CVI-
CVII atau ThI .
4. Fleksi-Rotasi
Terjadi dislokasi interfacetal pada satu sisi. Lesi stabil walaupun terjadi
kerusakan pada ligament posterior termasuk kapsul sendi apofiseal yang
bersangkutan.
Tampak dislokasi anterior korpus vertebra. Vertebra yang bersangkutan dan
vertebrae proksimalnya dalam posisi oblik, sedangkan vertebrae distalnya tetap dalam
posisi lateral.
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 10/16
5. Hiperekstensi
Fraktur dislokasi hiperekstensi
Dapat terjadi fraktur pedikel, prosesus artikularis, lamina dan prosessus
spinosus. Farktur avulse korpus vertebra bagian postero-inferior. Lesi tidak stabil
karena terdapat kerusakan pada elemen posterior tulang leher dan ligamen yang
bersangkutan.
Hangman’s Fracture
Terjadi fraktur arkus bilateral dan dislokasi anterior C II terhadap C II.
Ekstensi-Rotasi
Terjadinya Fraktur pada prosessus artikularis satu sisi
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 11/16
Kompresi vertical
Terjadinya fraktur ini akibat diteruskannya tenaga trauma melelui kepala,
kondilus oksipitalis, ke tulang leher.
Bursting fracture dari atlas ( Jefferson’s Fracture )
Bursting Fracture vertebra servikal tengah dan bawah.
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 12/16
Klasifikasi berdasarkan derajat kestabilan : Stabil, Tidak stabil
Stabilitas dalam hal trauma tulang servikal dimaksudkan tetap utuhnya
komponen ligament-skeletal pada saat terjadinya trauma, sehingga memungkinkan
tidak terjadinya pergeseran satu segmen tulang leher terhadap lainnya.
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 13/16
Secara klinis stabilitas cervical menyangkut 3 hal:
1. Deformitas atau abnormalitas displacement tidak terjadi pada beban fisiologis
2. Tidak terjadi deformitas atau abnormalitas displacement pada proses penyembuhan
3. Tidak terdapat injuri atau kompresi pada elemen neural dan tidak akan timbul pada
penggunaan beban fisiologis.
White dan Panjabi membuat check list instabilitas pada Lower cervical spine,
dikatakan tidak stabil bila (+) = 5 point:
• Terdapat anterior collum destruksi
• Angulasi sagital >11
• Pada sagital plane translasi > 3,5 mm
• Positif stretch test atau gangguan spinal cord timbul (disc 1,7 mm, angulasi 7,5) >
unstable
• Terdapat gangguan radix atau penyempitan discus
• Anticipated the patient will place great stress on his cervical spine
Pemulihan Spinal Stability
Medical management dengan spinal orthosis. Setelah fase akut spinal injury
tertangani maka immobilisasi untuk membatasi gerakan pada cervical yang tidak stabil diperlukan untuk memungkinkan penyembuhan tulang dan ligament
berlangsung, juga untuk melindungi spinal cord. Imobilisasi dapat dilakukan dengan
cervical orthosis, collar, porter type orthosis, cervico thoracic dan halo orthosis.
Cervical collar terdiri dari soft collar dan phila delphia collar. Soft collar
mempunyai keuntungan yang kecil pada pasien spinal cord injury dan hanya
membatasi pergerakan minimal pada rotasi ekstensi dan fleksi. Philadelphia collar
memberikan proteksi yang lebih baik daripada soft collar terutama pada gerakan
fleksi dan ekstensi, tapi tidak efektif pada axial rotasi. Indikasi: non/minimal displace
C I –C II fracture, minimal body/processus spinasus fracture, post anterior cervical
disctomy dengan fusi. Poster type orthoses lebih rigid dan memiliki 3 point fiksasi,
pada mandibula occiput dan bahu atau thorax bagian atas. Halo vest membatasi fleksi
dan ekstensi, axial rotasi dan lateral bending. Alat ini direkomendasikan untuk
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 14/16
discplace atlas fracture, adontoid fracture, semua axis fracture dan kombinasi C I – C
II fracture dan post operasi imobilisasi setelah surgical fusion.
Penanganan Operasi
Goal dari penanganan operasi adalah: Reduksi mal aligment, decompresi
elemen neural dan restorasi spinal stability. Operasi anterior dan posterior
Anterior approach, indikasi:
- ventral kompresi
- kerusakan anterior collum
- kemahiran neuro surgeon
Posterior approach, indikasi:
- dorsal kompresi pada struktur neural
- kerusakan posterior collum
Keuntungan:
- dikenal banyak neurosurgeon
- lebih mudah
- medan operasi lebih luas dapat membuka beberapa segmen
- minimal morbility
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 15/16
BAB III
PENUTUP
Kecelakaan merupakan penyebab kematian ke empat, setelah penyakit
jantung, kanker dan stroke, tercatat 50 meningkat per 100.000 populasi tiap tahun, 3
% penyebab kematian ini karena trauma langsung medula spinalis, 2% karena
multiple trauma. Insidensi trauma pada laki-laki 5 kali lebih besar dari perempuan.
Ducker dan Perrot melaporkan 40% spinal cord injury disebabkan kecelakaan lalu
lintas, 20% jatuh, 40% luka tembak, sport, kecelakaan kerja. Lokasi fraktur atau
fraktur dislokasi cervical paling sering pada C2 diikuti dengan C5 dan C6 terutama
pada usia dekade 3.
Cara mendiagnosis cidera tulang leher setelah primary survey, pemeriksaan
neurologis dan pemeriksaan external, tahap berikutnya adalah evaluasi radiographic
tercakup didalamnya, plain foto fluoroscopy, polytomography CT-Scan tanpa atau
dengan myelography dan MRI.
Klasifikasi trauma servikal :
Berdasarkan mekanisme trauma : Hiperfleksi, Fleksi-rotasi, Hiperekstensi, Ekstensi-rotasi, Kompresi vertical.
Berdasarkan derajat kestabilan : Stabil, Tidak stabil
Medical management dengan spinal orthosis. Setelah fase akut spinal injury
tertangani maka immobilisasi untuk membatasi gerakan pada cervical yang tidak
stabil diperlukan untuk memungkinkan penyembuhan tulang dan ligament
berlangsung, juga untuk melindungi spinal cord. Imobilisasi dapat dilakukan dengan
cervical orthosis, collar, porter type orthosis, cervico thoracic dan halo orthosis. Goal
dari penanganan operasi adalah: Reduksi mal aligment, decompresi elemen neural
dan restorasi spinal stability. Operasi anterior dan posterior.
5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 16/16
DAFTAR PUSTAKA
Katzung, Bertram G., 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi VI, Jakarta : EGC.
Palmer P.E.S., et al.,1995. Petunjuk Membaca Foto Untuk Kedokteran Umum.
Jakarta : EGC
Rasad S., Kartoleksono S., Ekayuda I., 1999. Radiologi Diagnostik. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Indonesia
Sjamsuhidajat R, de Jong W, 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi revisi. Jakarta : EGC