bab ii refrat rad

28
8/16/2019 Bab II Refrat Rad http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 1/28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Saluran Napas Bagian Bawah Saluran napas dibagi menjadi dua yaitu saluran napas bagian atas yang terdiri dari hidung, faring dan laring dan saluran napas bagian bawah. Batas antara saluran napas bagian atas dan saluran napas bagian bawah adalah pinggir  bawah dari kartilago krikoidea. Saluran napas bagian bawah dimulai dari ujung trakea sampai bronkiolus terminalis. 7 Gambar 2.1 : natomi Saluran !apas Bagian Bawah "rakea adalah tabung yang dapat bergerak dengan panjang kurang lebih # in$i %1& $m' dan diameter 1 in$i %2,# $m'. "rakea mempunyai dinding fibroelastis yang tertanam didalam kartilago hialin yang berbentuk huruf ( yang mempertahankan lumen trakea tetap terbuka. "rakea terbentang dari pinggir  bawah kartilago krikoidea %berhadapan dengan korpus )ertebra ser)ikalis *+' di 2

Upload: denny-andrea

Post on 05-Jul-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 1/28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Saluran Napas Bagian Bawah

Saluran napas dibagi menjadi dua yaitu saluran napas bagian atas yang

terdiri dari hidung, faring dan laring dan saluran napas bagian bawah. Batas

antara saluran napas bagian atas dan saluran napas bagian bawah adalah pinggir 

 bawah dari kartilago krikoidea. Saluran napas bagian bawah dimulai dari ujung

trakea sampai bronkiolus terminalis.7

Gambar 2.1 : natomi Saluran !apas Bagian Bawah

"rakea adalah tabung yang dapat bergerak dengan panjang kurang lebih #

in$i %1& $m' dan diameter 1 in$i %2,# $m'. "rakea mempunyai dinding fibroelastis

yang tertanam didalam kartilago hialin yang berbentuk huruf ( yang

mempertahankan lumen trakea tetap terbuka. "rakea terbentang dari pinggir 

 bawah kartilago krikoidea %berhadapan dengan korpus )ertebra ser)ikalis *+' di

2

Page 2: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 2/28

leher sampai setinggi angulus sterni pada toraks. (jung bawah trakea setinggi

angulus sterni membelah menjadi bronkus prin$ipalis sterni dekstra dan sinistra.

er$abangan ini disebut bifurcatio trachea %$arina'.- 

Bronkus prin$ipalis sinistra dan dekstra tidak simetris. Bronkus dekstra

lebih pendek dan lebih lebar dan merupakan kelanjutan dari trakea yang arahnya

hampir )ertikal. Sebaliknya bronkus sinistra lebih panjang dan lebih sempit dan

merupakan kelanjutan dari trakea dengan sudut yang lebih tajam. Benda asing

yang terhirup lebih sering tersangkut pada per$abangan bronkus dekstra karena

arahnya yang )ertikal. aru sebelah sinistra mempunyai dua lobus. aru sebelah

dekstra mempunyai tiga lobus. Setiap lobus selanjutnya dibagi menjadi segmen

segmen yang disebut bronkopulmoner, masingmasing segmen dibagi menjadi

unitunit yang disebut lobulus./

er$abangan ini berjalan terus menjadi bronkus yang ukurannya semakin

ke$il sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminalis, yaitu saluran udara terke$il

yang tidak mengandung al)eoli. Bronkiolus tidak diperkuat oleh $in$in tulang

rawan, tetapi disusun oleh muskulus, fibrosa dan jaringan elastis yang

dihubungkan dengan epitelium kuboid. Bronkiolus terminalis ber$abang se$ara

 berulang untuk membentuk saluran yang disebut duktus al)eolar. l)eoli

dikelilingi suatu jaringan kapiler. 0arah yang mengalami oksigenasi memasuki

 jaringan kapiler arteri pulmoner dan darah yang mengandung oksigen

meninggalkan al)eoli untuk memasuki )ena pulmoner. 0i jaringan pipa kapiler ini

 berlangsung pertukaran gas antara udara di dalam al)eoli dan darah di dalam

 pembuluh darah./

Setelah bronkiolus terminalis terdapat asinus yang merupakan unit

fungsional paruparu, yaitu tempat pertukaran gas. sinus %lobulus primer' terdiridari:/

1. Bronkiolus respiratorius, yang terkadang memiliki kantong udara ke$il atau

al)eoli pada dindingnya.

2. 0uktus al)eolaris, seluruhnya dibatasi oleh al)eolus.

&. Sakus al)eolaris terminalis, merupakan struktur akhir paruparu.

aru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besarnya terdiri atas

gelembung atau al)eoli. Gelembung al)eoli ini terdiri dari selsel epitel dan

3

Page 3: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 3/28

Page 4: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 4/28

 Gambar 2.& : enampang 4obus aru Se$ara 4ateral

"iap lobus terdiri dari belahan yang lebih ke$il bernama segmen. aru

detra memiliki 1 segmen yaitu & buah segmen pada lobus superior yaitu apikal,

 posterior dan anterior, 2 buah segmen pada lobus medialis yaitu lateral dan medial

serta # buah segmen pada lobus inferior yaitu superior, medial basal, anterior 

 basal, lateral basal dan posterior basal. aru sinistra memiliki 1 segmen yaitu #

 buah segmen pada lobus superior yaitu apikal, posterior, anterior, superior dan

inferior serta # buah segmen pada lobus inferior yaitu superior, anterior basal,

lateral, basal dan posterior basal. "iap segmen masih terbagi lagi menjadi belahan

yang disebut lobulus. 0iantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh

 jaringan ikat yang berisi pembuluh darah, kelenjar limfe dan saraf, dalam tiap

lobulus terdapat sebuah bronkiolus. 0idalam lobulus, bronkiolus ini ber$abang

menjadi duktus al)eolus yang nantinya akan berakhir pada al)eolus dengan

diameter ,2,& mm.1,11

5

Page 5: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 5/28

Gambar 2.5 : Segmen aru

4etak paru di rongga toraks datarannya menghadap ke $a)um

mediastinum. ada bagian tengah terdapat hilus paru. ada mediastinum depan

terdapat jantung. aru dibungkus oleh selaput yang disebut pleura. leura dibagi

dua yaitu pleura parietal yang melapisi rongga dada sebelah luar dan pleura

)iseral yang melapisi langsung paru. ntara kedua pleura ini terdapat $a)um

 pleura. ada keadaan normal $a)um pleura ini )akum atau hampa udara sehingga

 paru dapat mengembang mengempis dan juga terdapat sedikit $airan yang

 berguna sebagai pelumas  untuk menghindari gesekan antara paru dan dinding

dada selama respirasi.1

"opografi aru

1. nterior 

0ipandang dari arah anterior, apeks paru detra maupun paru sinistra terletak 

sekitar 2,# $m diatas sepertiga kla)ikula bagian medial. peks paru jika

diproyeksikan akan jatuh pada dasar leher.

6

Page 6: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 6/28

2. osterior

peks paru men$apai ujung posterior $ostae pertama sehingga setinggi

dengan )ertebrae torakal pertama. 6ubah diafragma setinggi )ertebrae torakal

kedelapan atau kesembilan.7

*askularisasi aru

aru mendapat pasokan darah dari dua sistem arteri yaitu arteri pulmonalis

dan arteri bronkialis. rteri pulmonalis ber$abang dua mengikuti bronkus utama

kanan dan kiri untuk kemudian ber$abang membentuk ramifikasi yang memasok 

darah ke interstisial paru. embuluh darah per$abangan dari arteri pulmonalis

mempunyai ujung akhir. "ekanan darah pada arteri pulmonalis sangat rendah

sehingga memungkinkan pertukaran gas dengan baik sekali. "ekanan darah pada pembuluh yang berasal dari arteri bronkialis lebih tinggi dibandingkan tekanan

 pada arteri pulmonalis. Berbeda dengan per$abangan pembuluh darah arteri

 pulmonalis, per$abangan pembuluh arteri bronkialis tidak mempunyai ujung

akhir. 0arah yang dipasok oleh arteri bronkialis sampai ke saluran pernapasan,

septa interlobular dan pleura. Sepertiga darah yang meninggalkan paru melalui

)ena a3igos menuju )ena $a)a sedangkan yang dua pertiga lagi melalui )ena

 pulmonalis ke atrium kiri.7

Bronkus dan jaringan parenkim paru mendapat pasokan darah dari a.

 bronkialis $abang dari aorta torakalis desendens, ).bronkialis yang juga

 berhubungan dengan ).pulmonalis, mengalirkan darah ke ).a3igos dan

).hemia3igos. al)eoli mendapat darah deoksigenasi dari $abang terminal

a.pulmonalis dan darah yang teroksigenasi mengalir kembali melalui $abang

).pulmonalis. dua ).pulmonalis mengalirkan darah kembali dari tiap paru ke

atrium kiri jantung.11

Sistem 4imfe aru

aru memiliki banyak jaringan limfe. 4okasi jaringan limfe itu pada jaringan

ikat seperti pleura, septa interlobular serta pembungkus peribronko)askular.

"erdapat nodus limfa yang berperan dalam drainase $airan limfa paru yaitu

nodus limfa intrapulmonalis, nodus limfa bronkopulmonalis %hilus', nodus limfa

trakeobronkialis, nodus limfa paratrakealis, nodus limfa skaleni dan nodus limfa

di arkus aorta. embuluh limfa besar di sebelah kanan adalah trunkus limfatikus

7

Page 7: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 7/28

 bronkomediastinalis, trunkus limfatikus jugularis serta trunkus limfatikus

subkla)ius sedangkan di sebelah kiri terdapat duktus torasikus.7 

4imfe mengalir kembali dari perifer menuju kelompok kelenjar getah bening

trakeobronkial hilar dan menuju trunkus limfatikus mediastinal.11

Gambar 2.# : natomi Sistem 4imfe aru

+ner)asi aru

aru dipersarafi oleh saraf parasimpatis ner)us )agus dan saraf simpatis.

8tot polos saluran napas dipersarafi oleh ner)us )agus aferen dan ner)us )agus

eferen %kolinergik postganglionik'. leura parietal dipersarafi oleh ner)us

interkostalis dan ner)us frenikus sedangkan pada pleura )iseralis tidak ada yang

mempersarafi.

aru dipersarafi oleh pleksus pulmonalis terletak pangkal tiap paru. leksus

ini terdiri dari serabut simpatis dari trunkus simpatikus dan serabut parasimpatis

dari n.)agus. serabut eferen dari pleksus mempersarafi otototot bronkus dan

serabut aferen diterima dari membran mukosa bronkioli dan al)eoli.1

8

Page 8: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 8/28

"ekanan negatif intrapleura membuat paru selalu dalam keadaan setengah

inflasi. Selama inspirasi normal kontraksi m.interkostalis eksternal atas

memperbesar diameter dari toraks atas, kontraksi m.interkostalis eksternal

 bawah memperbesar diameter trans)ersal toraks bawah dan kontraksi diafragma

memperpanjang toraks internal ke arah )ertikal. erubahanperubahan ini

meningkatkan )olume paru dan oleh karena itu menyebabkan reduksi tekanan

intrapulmonal sehingga udara terisap kedalam paruparu. ada inspirasi dalam

m.sternokleidomastoideus, mm.skalenus anterior dan medius, m.serratus anterior 

serta mm.pektoralis mayor dan minor membantu memaksimal kapasitas toraks.

Semua otot ini disebut sebagai otototot bantu pernapasan. 9kspirasi sebagian

 besar terjadi akibat relaksasi pasif otototot inspirasi dan daya rekoil elastis

%elastis re$oil' dari paru. ada ekspirasi paksa otototot abdomen membantu

mengangkat diafragma.11

2.2 Histologi Saluran Napas Bagian Bawah

0inding saluran nafas ini dilapisi oleh sel epitel semu berlapis

%pseudostratified' bersilia yang berbentuk kolumnar tetapi semakin ke arah

$ephalad menjadi lebih pipih. 9pitel ini mempunyai membran basalis. Semua

selnya bertumpu pada membran basalis tetapi tidak semua sel tadi men$apai

lumen. ada saluran nafas yang ke$il di perifer, epitelnya menjadi satu lapis dan

 bentuknya menjadi kuboid. 0i saluran nafas yang terke$il serta di bronkiolus

respiratorius masih ada sel bersilia walaupun silianya tidak sepanjang silia yang

ada di arah $ephalad.7

da delapan ma$am sel pada epitel saluran nafas yang dapat diidentifikasi

yaitu:7

1. Sel basal : sel ini tidak sampai ke permukaan lumen saluran nafas jika sel basal membelah salah satu belahannya akan men$apai lumen. 6arena sel

 belahan ini telah men$apai permukaan lumen belahan ini tidak termasuk sel

 basal lagi tetapi digolongkan sebagai sel intermediate, sel basal walau terdapat

mulai dari trakea sampai bronkiolus. Sel basal terbanyak di trakea dan bronkus

ekstrapulmonal.

2. Sel intermediate  : bentuknya kolumnar berada di atas sel basal merupakan

hasil pembelahan sel basal. Sel ini akan berdiferensiasi menjadi sel mukus

atau sel bersilia.

9

Page 9: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 9/28

&. Sel kulchitsky  : sel ini disebut juga sebagai sel argyrophil   merupakan sel

endokrin yang berisi berma$amma$am granula neurosekretori yang

mengaktifkan peptida.

5. Sel bersilia : sel ini mempunyai silia yang terbentuk dari / aksonema dan 1

aksonema khusus. Setiap aksonema berhubungan satu sama lain diikat oleh

dynein %suatu protein yang sifatnya kontraktil'.

#.  Brush cell  : jumlah sel ini tidak banyak, kegunaannya belum jelas mungkin

 berfungsi untuk mengabsorbsi $airan. Sel sema$am ini juga dapat dijumpai

 pada usus dan sinus nasalis.

. Sel goblet : sel ini adalah sel mukus yang menggembung dan berisi granula

sekretorik. alan napas mulai dari rongga hidung sampai dengan bronkiolus

ditutupi oleh lapisan lendir )iskoelastis yang dihasilkan oleh sel mukus

maupun sel serus. Sel goblet memproduksi musinogen yang akan disekresi ke

dinding saluran nafas. ;usinogen akan berubah menjadi musin yaitu suatu

substansi yang dibentuk oleh glikoprotein yang sifatnya )iskus. ;usin ini

melapisi dinding saluran nafas dan berfungsi menangkap partikel debu yang

masuk kedalam sistem respirasi.

7. Sel  serous : sel ini lebih banyak terdapat di daerah $ephalad %arah kepala'

dibandingkan di daerah distal %$audal'.

-. Sel $lara : sel ini adalah suatu sel epitel tidak bersilia pada bronkiolus

terminalis yang mempunyai fungsi sebagai secretory.

l)eolus %air space'dibentuk dan dibatasi oleh dinding al)eolus yang

dibentuk oleh dua ma$am sel, yaitu sel al)eolar tipe + atau pneumosit tipe + dan sel

al)eolar tipe ++ atau pneumosit tipe ++ yang juga disebut sebagai  granular 

 pneumocyte. 6edua ma$am sel tersebut saling berhubungan se$ara erat. Sel

 pneumosit skuamosa disebut tipe + sedangkan pneumosit kuboid disebut tipe ++

walaupun sebenarnya yang merupakan sel progenitor epitel al)eoli adalah sel tipe

++ %sel tipe + adalah kelanjutan perkembangan dari sel tipe ++'. ertukaran gas

membus dinding pneumosit + sedangkan tugas pneumosit ++ adalah menghasilkan

surfaktan.7

"abel 2.1 erbedaan neumosit "ipe + dengan neumosit "ipe ++

embeda neumosit tipe + neumosit tipe ++

Sinonim neumosit skuamosa<pipih neumosit granular<kuboid

Bentuk "ipis dan meluas, kuboidal

10

Page 10: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 10/28

menggelembung di tempat

yang ada nukleus

umlah umlahnya lebih sedikit

tetapi membentuk /#= dari

luas permukaan dinding

al)eolus.

umlahnya lebih banyak 

tetapi hanya membentuk 

#= luas permukaan

dinding al)eolus.

>ungsi ;embran pertukaran gas enghasil surfaktan

Sifat "idak membelah Stem $ell, dapat menjadi

 pneumosit tipe +

"idak tumbuh jika dikultur "umbuh jika dikultur 

?ubungan dengan 82 Sensitif terhadap

 peningkatan 82

"ahan terhadap

 peningkatan 82

ada paru terdapat sekitar & juta al)eoli dengan diameter setiap al)eoli

sekitar ,& mm. struktur al)eoli ini sebenarnya $enderung tidak stabil. danya

tegangan permukaan $airan yang melapisi al)eoli menyebabkan al)eoli $enderung

menjadi kolaps namun dengan adanya surfaktan yang menurunkan tegangan

 permukaan permukaan $airan di dinding al)eoli sehingga stabilitas al)eoli

meningkat dan men$egah al)eoli kolaps.7

2.3 isiologi Sist!m "!spirasi

Sistem respirasi mempunyai peran atau fungsi dalam menyediakan

oksigen %82' bagi jaringan dan membuang karbon dioksida %@8 2' dari tubuh.

>ungsi penyediaan 82 merupakan sumber tenaga bagi tubuh yang harus dipasok 

terusmenerus, sedangkan @82  merupakan bahan toksik yang harus segera

dikeluarkan dari tubuh. Bila tertumpuk di dalam darah akan menurunkan p?

sehingga menimbulkan keadaan asidosis yang dapat mengganggu fisiologi badan

 bahkan dapat menyebabkan kematian. (ntuk melaksanakan fungsi tersebut,

 pernapasan dapat dibagi menjadi empat tahap yaitu:7

1. *entilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara antara atmosfir dan

al)eoli paru.

11

Page 11: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 11/28

2. 0ifusi oksigen dan karbon dioksida antara al)eoli dan darah.

&. engangkutan oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan $airan tubuh ke

dan dari sel ke jaringan tubuh.

5. engaturan )entilasi dan halhal lain dari pernapasan.

(dara bergerak masuk dan keluar paru karena ada selisih tekanan yang

terdapat antara atmosfir dan al)eolus akibat kerja mekanik otototot. Seperti yang

telah disebutkan sebelumnya, rangka toraks berfungsi sebagai pompa. erubahan

tekanan intrapleura dan tekanan intrapulmonar dan perubahan )olume paru

selama )entilasi. Selama inspirasi, )olume toraks bertambah besar karena

diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot. 8tot

sternokleidomastoideus mengangkat sternum ke atas dan otot seratus, skalenus

dan interkostalis eksternus mengangkat igaiga. "oraks membesar ketiga arah:

anteroposterior, lateral dan )ertikal. eningkatan )olume ini menyebabkan

 penurunan tekanan intrapleura, dari sekitar 5 mm?g menjadi sekitar - mm?g

 bila perlu mengembang pada waktu inspirasi. ada saat yang sama tekanan

intrapulmonal atau tekanan jalan napas menurun sampai sekitar 2 mm?g dari

mm?g pada waktu mulai inspirasi. Selisih tekanan antara jalan napas dan

atmosfer menyebabkan udara mengalir ke dalam paru sampai tekanan jalan napas pada akhir inspirasi sama dengan tekanan atmosfer./

9kspirasi merupakan gerakan pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru.

ada waktu otot interkostalis eksterna relaksasi, rangka iga turun dan lengkung

diafragma naik ke atas ke dalam rongga toraks, menyebabkan )olume toraks

 berkurang. 8tot interkostalis interna dapat menekan iga ke bawah dan ke dalam

 pada waktu ekspirasi kuat dan aktif, batuk, muntah, atau defekasi. Selain itu, otot

otot abdomen dapat berkontraksi sehingga tekanan intraabdominal membesar dan

menekan diafragma ke atas. engurangan )olume toraks ini meningkatkan

tekanan intrapleura maupun tekanan intrapulmonal. "ekanan intrapulmonal

sekarang meningkat dan men$apai sekitar 1 sampai 2 mm?g di atas tekanan

atmosfer. Selisih tekanan antara jalan napas dan atmosfer menjadi terbalik,

sehingga udara mengalir keluar dari paru sampai tekanan jalan napas dan tekanan

atmosfer menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi./

12

Page 12: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 12/28

2.# Bron$opn!umonia

2.#.1 %!&inisi

Bronkopneumonia adalah salah satu peradangan paru yang terjadi pada

 jaringan paru atau al)eoli yang biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratus bagian atas selama beberapa hari, yang dapat disebabkan oleh berma$amma$am

etiologi seperti bakteri, )irus, jamur dan benda asing lainnya.12

Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang

mempunyai pola penyebaran berber$ak, teratur dalam satu atau lebih area

terlokalisasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di

sekitarnya. ada bronkopneumonia terjadi konsolidasi area berber$ak.1&

Bronkopneumonia adalah radang paruparu yang mengenai satu atau

 beberapa lobus paru yang ditandai dengan adanya infiltrat, suhu badan meningkat

dan denyut nadi meningkat. Bronkopneumonia disebut juga dengan neumonia

4obularis yaitu radang paruparu yang disebabkan oleh bakteri, )irus, jamur dan

 benda asing. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

Bronkopneumonia merupakan radang paruparu yang ditandai dengan adanya

 ber$akber$ak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri, )irus, jamur dan benda

asing.1

2.#.2 'pi(!miologi

 penyakit saluran napas menjadi penyebab angka kematian dan ke$a$atan

yang tinggi di seluruh dunia. Sekitar -= dari seluruh kasus baru praktek umum

 berhubungan dengan infeksi saluran napas yang terjadi di masyarakat atau di

dalam rumah sakit< pusat perawatan. neumonia yang merupakan bentuk infeksi

saluran napas bawah akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 1#2=.2

13

Page 13: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 13/28

+nfeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam

 bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah

maju. 0ari data S9;+@ ?ealth Statisti$ 21 influen3a dan neumonia

merupakan penyebab kematian nomor di +ndonesia, nomor / di Brunei, nomor 7

di ;alaysia, nomor & di Singapura, nomor di "hailand dan nomor & di *ietnam.

4aporan A?8 1/// menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat

 penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk neumonia

dan +nfluen3a. ngka kematian akibat neumonia di merika adalah 1=.#

?asil Sur)ei 6esehatan umah "angga 0ep6es tahun 21, penyakit

infeksi saluran napas bawah menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian

di +ndonesia.#

2.#.3 'tiologi1#

1.  Bakteri

neumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. 8rganisme gram

 positif seperti : Stepto$o$$us pneumonia, S. aerous, dan strepto$o$$us

 pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti ?aemophilus influen3a, klebsiella

 pneumonia dan . eruginosa.

2.  *irus

0isebabkan oleh )irus influen3a yang menyebar melalui transmisi droplet.

@ytomegalo)irus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama neumonia

)irus.

&.  amur 

+nfeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui

 penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada

kotoran burung, tanah serta kompos.

5.  roto3oa

;enimbulkan terjadinya neumo$ystis $arinii pneumonia %@@'. Biasanya

menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi.

2.#.# Klasi&i$asi

6lasifikasi menurut Cul 0ahlan %2' :2

a. Berdasarkan $iri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas:

14

Page 14: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 14/28

1. neumonia "ipikal, ber$irikan tandatanda neumonia 4obaris dengan

opasitas lobus atau lobularis.

2. neumonia tipikal, ditandai gangguan respirasi yang meningkat

lambat dengan gambaran infiltrat paru bilateral yang difus. b. Berdasarkan faktor lingkungan

1. neumonia 6omunitas

2. neumonia !osokomial

&. neumonia ekurens

5. neumonia spirasi

#. neumonia pada gangguan imun

. neumonia ?ipostatik 

$. Berdasarkan sindrom klinis

1. neumonia Bakterial : berupa neumonia Bakterial tipe tipikal yang

terutama mengenai parenkim paru dalam bentuk Bronkopneumoniadan neumonia 4obar serta neumonia Bakterial tipe $ampuran

atipikal yaitu perjalanan penyakit ringan dan jarang disertai

konsolidasi paru.

2. neumonia !on Bakterial, dikenal neumonia atipikal yang

disebabkan ;y$oplasma, @hlamydia neumoniae atau 4egionella.

6lasifikasi berdasarkan ee)ers %2' :15

a. @ommunity $Duired neumonia dimulai sebagai penyakit pernapasan

umum dan bisa berkembang menjadi neumonia. neumonia Strepto$o$al

merupakan organisme penyebab umum. "ipe neumonia ini biasanya

menimpa kalangan anakanak atau kalangan orang tua.

 b. ?ospital $Duired neumonia dikenal sebagai neumonia !osokomial.

8rganisme seperti aeruginosa pseudomonas, klabsiella atau aureus

stapilo$o$$us merupakan bakteri umum penyebab ?ospital $Duired

neumonia.

$. 4obar dan bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi

infeksi. Sekarang ini pneumonia diklasifikasikan menurut organisme, bukan hanya menurut lokasi anatominya saja.

d. neumonia )iral, bakterial dan fungi dikategorikan berdasarkan pada agen

 penyebabnya, kultur sensifitas dilakukan untuk mengindentifikasikan

oerganisme perusak.

2.#.) Pato&isiologi

6uman penyebab Bronkopneumonia masuk ke dalam jaringan paruparu

melaui saluran pernafasan atas ke bronkhiolus, kemudian kuman masuk ke dalam

15

Page 15: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 15/28

al)eolus ke al)eolus lainnya melalui poros kohn sehingga terjadi peradangan pada

dinding bronkus atau bronkiolus dan al)eolus sekitarnya.

6emudian proses radang ini selalu dimulai pada hilus paru yang menyebar 

se$ara progresif ke perifer sampai seluruh lobus. 0imana proses peradangan ini

dapat dibagi dalam empat %5' tahap, antara lain :

1.  Stadium 6ongesti %5 E 12 jam'

  4obus yang meradang tampak warna kemerahan, membengkak, pada

 perabaan banyak mengandung $airan, pada irisan keluar $airan kemerahan

%eksudat masuk ke dalam al)eoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi'

2.  Stadium ?epatisasi %5- jam berikutnya'

 4obus paru tampak lebih padat dan bergranuler karena sel darah merahfibrinosa, leukosit polimorfomuklear mengisi al)eoli %pleura yang berdekatan

mengandung eksudat fibrinosa kekuningan'.

&.  Stadium ?epatisasi 6elabu %& E - hari'

 aruparu menjadi kelabu karena leukosit dan fibrinosa terjadi konsolidasi di

dalam al)eolus yang terserang dan eksudat yang ada pada pleura masih ada

 bahkan dapat berubah menjadi purulen.

5.  Stadium Resolusi (7 – 11 hari)

 9ksudat lisis dan reabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada

struktur semula.1#

2.#.* +am,aran Klinis-

1.  6esulitan dan sakit pada saat pernapasan

a.   !yeri pleuritik 

 b.   !apas dangkal dan mendengkur 

$.  "akipnea

2.  Bunyi napas di atas area yang menglami konsolidasi

a.  ;enge$il, kemudian menjadi hilang

 b.  6rekels, ronki, egofoni

&.  Gerakan dada tidak simetris5.  ;enggigil dan demam &-,- ° @ sampai 51,1°@, delirium

#.  0iafoesis

.  noreksia

7.  ;alaise

-.  Batuk kental, produktif 

  Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi kemerahan atau

 berkarat

/.  Gelisah

1.  Sianosis rea sirkumoral, dasar kuku kebiruan

11.  ;asalahmasalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati

16

Page 16: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 16/28

2.#. P!m!ri$saan isi$ 1*

ada pemeriksaan fisik penderita Bronkopneumonia ditemukan halhal

sebagai berikut :

a. ada setiap nafas terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal, suprasternal, dan

 pernafasan $uping hidung.

"anda objektif yang merefleksikan adanya distres pernafasan adalah

retraksi dinding dadaF penggunaan otot tambahan yang terlihat dan $uping hidung,

orthopnea dan pergerakan pernafasan yang berlawanan. "ekanan intrapleura yang

 bertambah negatif selama inspirasi melawan resistensi tinggi jalan nafas

menyebabkan retraksi bagianbagian yang mudah terpengaruh pada dinding dada,

yaitu jaringan ikat inter dan sub kostal, dan fossae suprakla)ikula dan

suprasternal, kebalikannya ruang interkostal yang melenting dapat terlihat apabila

tekanan intreapleura yang semakin positif. etraksi lebih mudah terlihat pada bayi

 baru lahir dimana jaringan ikat interkostal lebih tipis dan lebih lemah

dibandingkan anak yang lebih tua.

6ontraksi yang terlihat dari otot sternokleidomastoideus dan pergerankan

fossae suprakla)ikular selama inpirasi merupakan tanda yang paling dapat

diper$aya akan adanya sumbatan jalan nafas. ada infiltrat, kontraksi otot ini

terjadi akibat head bobbingH, yang dapat diamati dengan jelas ketika anak 

 beristirahat dengan kepala disangga tegak lurus dengan area suboksipital. pabila

tidak ada tanda distres pernafasan yang lain pada head bobbingH, adanya

kerusakan sistem saraf pusat dapat di$urigai.

engembangan $uping hidung adalah tanda yang sensitif akan adanya

distres pernafasan dan dapat terjadi apabila inspirasi memendek se$ara abnormal

%$ontohnya pada kondisi nyeri dada'. engembangan hidung memperbesar pasasehidung anterior dan menurunkan resistensi jalan nafas atas dan keseluruhan.

Selain itu dapat juga menstabilkan jalan nafas atas dengan men$engah tekanan

negatif faring selama inspirasi.

 b. ada palpasi ditemukan )okal fremitus yang simetris

6onsolidasi yang ke$il pada paru yang terkena tidak menghilangkan

getaran fremitus selama jalan nafas masih terbuka, namun bila terjadi perluasan

17

Page 17: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 17/28

infeksi paru %kolaps paru < atelektasis' maka transmisi energi )ibrasi akan

 berkurang.

$. ada perkusi tidak terdapat kelainan

d. ada auskultasi ditemukan $ra$kles sedang nyaring

@ra$kles adalah bunyi nol musikal, tidak kontiyu, interupsi pendek dan

 berulang dengan spektrum frenkuensi antara 22 ?3. Bisa bernada tinggi

ataupun rendah %tergantung tinggi rendahnya frekuensi yang mendominasi', keras

atau lemah %tergantung dari amplitudo osilasi' jarang atau banyak %tergantung

 jumlah $ra$kles indi)idual' halus atau kasar %tergantung dari mekanisme

terjadinya'.

@ra$kles dihasilkan oleh gelembunggelembung udara yang melalui sekret

 jalan nafas< jalan nafas ke$il yang tibatiba terbuka.1

2.#./ +am,aran "a(iologis

Gambaran radiologis mempunyai bentuk difus bilateral dengan

 peningkatan $orakan bronko)askular dan infiltrat ke$il dan halus yang tersebar di

 pinggir lapang paru. Bayangan ber$ak ini sering terlihat pada lobus bawah.

  Gambar 2. : adiologi "oraks !ormal

18

Page 18: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 18/28

Gambar 2.7 : adiologi "oraks !ormal pada ria

Gambar 2.- : adiologi "oraks !ormal pada Aanita

19

Page 19: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 19/28

Gambar 2./ : (ltrasonografi "oraks !ormal

20

Page 20: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 20/28

  Gambar 2.1 : @" S$an "oraks !ormal

Bronkopneumonia ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru

disertai dengan peningkatan $orakan peribronkial. >oto rontgen tidak dapat

menentukan jenis infeksi bakteri, atipik atau )irus. >oto toraks dapat membantu

mengarahkan ke$enderungan etiologi. enebalan peribronkial, infiltrateinterstisial merata dan hiperinflasi $enderung terlihat pada neumonia )irus.

+nfiltrat al)eolar berupa konsolidasi segmen atau lobar, Bronkopneumonia dan air 

 bronkogram sangat mungkin disebabkan oleh bakteri.17

Gambar 2.11 : >oto "oraks Bronkopneumonia

21

Page 21: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 21/28

Gambar 2.12 : >oto "oraks Bronkopneumonia

Gambar 2.1& : perber$akan di lapang bawah paru kanan %Bronkopneumonia'

ada foto thora tampak infiltrat peribronkial yang semiopak dan inhomogen

di daerah hilus yang menyebabkan batas jantung menghilang. "ampak juga air 

 bron$hogram, dapat terjadi nekrosis dan ka)itasi pada parenkim paru. ada

keadaan yang lebih lanjut dimana semakin banyak al)eolus yang terlibat maka

gambaran opak menjadi terlihat homogen.

22

Page 22: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 22/28

Gambar 2.15 : Gambaran @" S$an Bronkopneumonia

Gambar 2.1# : Gambaran @" S$an Bronkopneumonia

Gambar 2.1 : Gambaran @" S$an Bronkopneumonia

23

Page 23: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 23/28

Gambar 2.17 : Gambaran @" S$an Bronkopneumonia

Gambar 2.1- : Gambaran ;+ Bronkopneumonia

24

Page 24: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 24/28

Gambar 2.1/ : Gambaran ;+ Bronkopneumonia

Gambar 2.2 : Gambaran ;+ Bronkopneumonia

2.#.- %iagnosis Ban(ing1/

1. Bron$hiolitis

2. "B paru

&. telektasis

2.#.10 P!natala$sanaan1-

1.  Bed rest.

2.  8ksigen 12 l<menit.

&.  +*>0 0ekstrose #= : !a@l ,/= dengan perbandingan &:1.

5.  enisilin #. (<kgbb<hari dan ditambah kloramfenikol #7# mg<kgbb<hari

dalam 5 kali pemberian, atau mpi$illin 1 mg<kgbb<hari dalam 5 kali

 pemberian.

emilihan antibiotika berdasarkan etilogi % kultur '

;ikroorganisme ntibiotika

Streptokokus

Stafilokokus

;. pneumonia

? . +nfluen3ae

6lebsiela

. aeruginosa

enisilin G 1. unit<kg<hari<i)

enisilin semisintetik %!afsilin 2 mg<kg<hari<i) atau

mpisilin 1 mg<kgbb<hari< atau

Seftriakson 7#2 mg<kgbb<hari

9ritromisin 1# mg<kgbb<hati

6loramfenikol 1 mg<kgbb<hari atau

6anamisin 7,# mg<kgbb<12 jam atau gentamisin

6arbenisilin ditambah gentamisin

25

Page 25: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 25/28

#.  ntipiretik 

arasetamol 11# mg<kgbb<kali beri.

.  ika sekresi lendir berlebihan dapat biberikan inhalasi dengan salin normal

dan beta agonis untuk memperbaiki transpor mukosilier.

7.  6oreksi gangguan keseimbangan asambasa dan elektrolit , bila penderita jatuh

 pada keadaan asidosis metaboli$ akibat kurang makanan dan hipoksia, dapat

diberikan koreksi dengan perhitungan pekurangan basa sebanyak # m9D.

2.#.11 Kompli$asi1-

1.  9mpiema

2.  telektasis

&.  erikarditis

5.  leuritis

#.  8titis ;edia kut %8;'

2.3.12 Prognosis

0engan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat yang dimulai se$ara

dini pada perjalanan penyakit tersebut maka mortalitas selama masa bayi dan

masa kanakkanak dapat diturunkan sampai kurang dari 1= dan sesuai dengan

kenyataan ini morbiditas yang berlangsung lama juga menjadi rendah. nak 

dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menunjukkan

mortalitas yang lebih tinggi.1-

26

Page 26: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 26/28

BAB III

K'SIPUAN

1. Bronkopneumonia merupakan radang paruparu yang ditandai dengan adanya

 ber$akber$ak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri, )irus, jamur dan benda

asing.

2. Gambaran radiologis Bronkopneumonia mempunyai bentuk difus bilateral

dengan peningkatan $orakan bronko)askular dan infiltrat ke$il dan halus yang

tersebar di pinggir lapang paru. Bayangan ber$ak ini sering terlihat pada lobus

 bawah.

&. >oto rontgen tidak dapat menentukan jenis infeksi bakteri, atipik atau )irus.

>oto toraks dapat membantu mengarahkan ke$enderungan etiologi.

27

Page 27: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 27/28

%ATA" PUSTAKA

1. utri S*. 21. +dentifikasi Bakteri enyebab Bronkopneumonia 0ari Sputum

0i umah Sakit 0r. ;. amil adang 0an (ji Sensiti)itasnya "erhadap

Beberapa ntibiotik. adang: (ni)ersitas ndalas.

2. Cul 0ahlan. 2. +lmu enyakit 0alam. 9disi ++, akarta : Balai enerbit

>6(+.

&. @orr, . 21. ;engenali ola >oto>ota 0iagnostik %attern e$ognition in

0iagnosti$ +maging'. akarta : 9G@.

5. GSS, 0. Bronkopneumonia. Medula Unila. 21&F1%2':&71.

#. 0+. 2&. neumonia 6omuniti: edoman 0iagnosis I enatalaksanaan 0i

+ndonesia.

. ;alueka, G. 2-. adiologi 0iagnostik. Jogyakarta: ustaka @endikia

ress.

7. Guyton, @ dan ?all, 9. 2-. Buku jar >isiologi 6edokteran. 9G@ :

akarta.

-. Snell, .S. 2. natomi 6linik. 9disi . akarta : 9G@.

28

Page 28: Bab II Refrat Rad

8/16/2019 Bab II Refrat Rad

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-refrat-rad 28/28

/. ri$e, S dan Ailson, 4;. 2. atofisiologi 6onsep 6linis rosesproses

enyakit 9disi *olume 2. 9G@ : akarta.

1. Syaifuddin. 2. natomi >isiologi 9disi &. 9G@ : akarta.

11. >ai3, 8 dan ;offat, 0. 212. t a Glan$e natomi. 9langga : akarta.

12. 0ep6es +. 21. rofil 6esehatan dan 0ata0ata 6esehatan ro)insi.

http:<<www.depkes.go.id<en<downloads<profit<pro)=2sumut

=.$om.<211<5<2.

1&. Smelt3er, Su3anne @. 2. Buku jar 6eperawatan ;edikal Bedah, *olume

+. 9G@: akarta.

15. ee)ers, @harlene , et all. 2. 6eperawatan ;edikal Bedah. Salemba

;edika: akarta.

1#. ;ukty , lsagaff ?. 21. 0asar0asar +lmu enyakit aru. 9rlangga:

Surabaya.

1. "heodore S@, rober @G. 25. !elson "etbook of ediatri$s: neumonia.

9disi 17, Saunders.

17. 0armanto 0. 27. espirologi. 9G@: akarta.

1-. Behrman .9, *aughan *.@. 1//2 !elson: +lmu 6esehtan nak. ilid 2. 9G@:

akarta.

1/. ;ansjoer , Aardhani A+. 2. 6apita Selekta 6edokteran. 9disi &, ilid 2.

;edia es$ulapius >6 (+: akarta.