refleksi kasus septi
DESCRIPTION
REFLEKSI KASUS SEPTITRANSCRIPT
REFLEKSI KASUS
ABORTUS INKOMPLIT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepanitraan Klinik Obstetri dan Ginekologi
Rumah Sakit Tugurejo Semarang
Pembimbing :
dr. M.Irsyam, SpOG
Disusun Oleh :
Septi Kusuma Handayani
H2A009041
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum kehamilan berusia
20 minggu atau janin belum mampu untuk hidup di luar kandungan. Pada
umumnya, abortus terjadi pada awal kehamilan atau sebelum wanita tersebut
mengetahui kehamilannya. Abortus terjadi pada 10-15% dari semua kehamilan.
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan, sedangkan
pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan disebut abortus
buatan.1,2,3,4
Kejadian abortus merupakan kejadian yang sering dijumpai tetapi
masyarakatmasih menganggap abortus sebagai kasus yang biasa. Komplikasi
abortus yang dapat menyebabkan kematian ibu antara lain karena perdarahan dan
infeksi.7 Perdarahan yang terjadi selama abortus dapat mengakibatkan pasien
menderita anemia sehingga dapat meningkatkan risiko kematian ibu. Infeksi juga
dapat terjadi pada pasien yang mengalami abortus dan menyebabkan pasien
tersebut mengalami sepsis sehingga terjadi kematian ibu.
Menururt waktu terjadinya abortus dibagi dalam : 1) abortus iminens 2) abortus
insipien 3) abortus inkomplit 4) abortus komplit 5) missed abortus. Pengeluaran
sebagian hasil konsepsi pada kehamilansebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis terbuka dan
jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari
ostium uteri eksternum.
2
BAB II
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SS
Umur : 44 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Indrabuana V no.8 Krobokan, Semarang
Tanggal masuk : 29 Januari 2014
No. CM : 449389
Biaya pengobatan : BPJS non PBI (Mandiri)
Nama Suami : Tn. S
Umur : 48 th
Alamat : Indrabuana V no.8 Krobokan, Semarang
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : SMA
II. DAFTAR MASALAH
No Masalah aktif Tanggal No Masalah pasif Tanggal
1. G3P2A0, 44 tahun,
hamil 13 minggu
Abortus inkomplit
29-1-2014 -
3
III. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di Ruang Dahlia I tanggal 29
Januari 2014 Pukul : 13.00 WIB
Keluhan utama : Keluhan keluar darah dari jalan lahir.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang melalui poli dengan keluhan nyeri pada peurt bagian
bawah. Keluhan dirasakan sejak satu minggu. Nyeri hilang timbul dan
diperberat dengan aktivitas. selain nyeri pasien juga mengeluhkan keluar
darah dari jalan lahir sejak satu minggu. Darah seperti darah menstruasi
namum lebih sedikit. Ganti pembalu 2x/ hari. Keluar prongkoln dari jalan
lahir (+) 1x. Sebelumnya pasien dinyatakan hamil setelah memeriksakan
diri ke puskesmas. Saat ini usia kehamilan pasien ± 13 minggu.
Riwayat Haid
Menarche : 12tahun.
Lama haid : 7 hari, siklus haid 28 hari.
HPHT : 26-10- 2013
HPL : 03-08-2014
Riwayat Menikah
Pernikahan pertama, lama pernikahan 21 tahun
Riwayat Obstetri
1. ♂, 20 tahun, partus spontan di dukun, keadaan sekarang sehat
2. Ϙ, 16 tahun, partus spontan keadaan sekarang sehat
3. Hamil ini 44 tahun hamil 13 minggu
Riwayat ANC
Di bidan 2x
Imunisasi TT : 2x
4
Riwayat KB
KB suntik 3 bulan, lepas KB 2 tahun yang lalu.
Perilaku Kesehatan
Merokok : disangkal
Minum-minuman beralkohol : disangkal
Konsumsi narkoba : disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Abortus : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Diabetes melitus : disangkal
Riwayat Penyakit jantung : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat ISK : disangkal
Riwayat IMS : disangkal
Riwayat TORCH : disangkal
Riwayat penyakit selama kehamilan : disangkal
Riwayat penggunaan obat-obatan dan jamu : disangkal
(hanya konsumsi vitamin dari dokter atau bidan).
Riwayat Penyakit Keluarga
Asma : disangkal
Hipertensi : diakui (bapak)
Riwayat Diabetes melitus : disangkal
Penyakit Jantung : disangkal
Alergi : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
5
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, suami bekerja sebagai
wiraswasta. Biaya pengobatan ditanggung BPJS. Kesan ekonomi
kurang.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 29 Januari 2014 pada pukul
13.30 WIB.
Status Praesens
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
GCS : 15 (E 4, V 5, M 6)
Tanda Vital :
o Tekanan darah : 120/80 mmHg
o Nadi : 92x/menit, irama regular, isidantegangancukup
o Nafas : 20x/menit
o Suhu : 36oC (axiler)
Status Internus
Mata: Konjungtiva: anemis (-/-), hiperemis (-/-), ikterik (-/-); edem
palpebra (-/-); Pupil isokor 3mm/ 3mm
Hidung: Nafas cuping (-), deformitas (-), sekret (-)
Telinga: Serumen (-/-), nyeri mastoid (-/-), Nyeri tragus (-/-)
Mulut: Lembab (+), Sianosis (-), stomatitis (-), hiperemis (-)
Leher:Pembesaran limfonodi(-/-), pembesarantiroid (-/-), hipertropi
otot bantupernafasan (-)
Thorax :
o Cor :
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V LMCS, tak
kuat angkat
- Perkusi :
6
o Batas atas jantung : ICS II Linea parasternal sinistra
o Batas Pinggang jantung : ICSIII Linea parasternal
sinistra
o Batas kiri bawah jantung : ICS V 2 cm medial Linea
mid clavicula sinistra
o Batas kanan bawah jantung : ICS IV Linea sternalis
dextra
- Auskultasi: Bunyi jantung I & II normal, bising (-),gallop
(-)
Pulmo
Dextra Sinistra
Depan
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
Simetris statis &
dinamis, retraksi (-)
Stem fremitus normal
kanan = kiri
Sonor seluruh lapang
paru
Suara dasar paru
vesikuler (+), suara
tambahanparu:
wheezing (-), ronki(-)
Simetris statis &
dinamis, retraksi (-)
Stem fremitus normal
kanan = kiri
Sonor seluruh lapang
paru
Suara dasar paru
vesikuler(+),suara
tambahanparu:
wheezing (-), ronki (-)
7
Belakang
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
Stem fremitus normal
kanan = kiri
Sonor seluruh lapang
paru
SD paruvesikuler (+),
suara tambahanparu :
wheezing (-), ronki (-)
Stem fremitus normal
kanan = kiri
Sonor seluruh lapang
paru
SD paruvesikuler (+),
suara tambahan paru:
wheezing (-), ronki (-)
o Abdomen :
- Inspeksi : membuncit, membujur, linea nigra (+),
striae gravidarum (-), bekas sc (-)
- Auskultasi : Bising usus (+) normal (15x/menit)
- Perkusi : Sulit dinilai
- Palpasi : TFU 2 jari diatas simfisis
o Genitalia : terdapat pengeluaran darah seperti haid,
gumpalan (-), jaringan (-)
o Extermitas
Superior Inferior
Edema
Varises
Reflek fisiologis
Reflek patologis
-/-
-/-
+ normal
-/-
-/-
-/-
+ normal
-/-
8
Status obstetri
Pemeriksaan luar
o Abdomen :
- Inspeksi : membuncit, membujur, linea nigra (+),
striae gravidarum (-), bekas sc (-)
- Palpasi :TFU 2 jari bawah pusat
- Auskultasi : DJJ (-)
Pemeriksaan dalam :
o Vaginal Toucher : oue membuka, jaringan (-), gumpalan
(+)
Pemeriksaan laboratorium : belum didapatkan hasil dari
pemeriksaan laboratorium
V. RESUME
Ny. SSG3P2A0, 44 tahun, hamil 13 minggu dengan keluhan nyeri pada
peurt bagian bawah. Keluhan dirasakan sejak satu minggu. Nyeri hilang
timbul dan diperberat dengan aktivitas. selain nyeri pasien juga
mengeluhkan keluar darah dari jalan lahir sejak satu minggu. Darah seperti
darah menstruasi namum lebih sedikit. Ganti pembalu 2x/ hari. Keluar
prongkoln dari jalan lahir (+) 1x. Demam (-), riwayat trauma dan pijat
disangkalSebelumnya pasien dinyatakan hamil setelah memeriksakan diri
ke puskesmas. Riwayat minum obat/ jamu disangkal.HPHT 26-10-
2013HPL 03-08-2014. Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 92x/ menit,
irama regular, isi dan tegangan cukup, Nafas 24x/ menit, Suhu 36oC
(axiler). Status internus dalam batas normal. Abdomen linea nigra (+),
striae gravidarum (-), membuncit, membujur. Oue membuka, jaringan (-).
VI. DIAGNOSIS SEMENTARA
9
G3P2A0, 44 tahun, hamil 13 minggu Abortus inkomplit
VII. INITIAL PLAN
1. Ip.Dx : S :
O : USG
2. Ip. Tx : ceftriakson 3 x 1
Asam mefenamat 3 x 1
Metilergometrin 3 x 1
Program kuretase
3. Ex :
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang
ancaman abortus
Tirah baring
Ingatkan untuk tidak melakukan hubungan seksual
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 26 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.
.Abortus adalah terhentinya proses kehamilan yang sedang berlangsung
sebelum mencapai umur 28 minggu atau sebelum janin mencapai berat 500 gram.
B. Etiologi
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi,menyebabkan kematian janin
atau cacat,penyebabnya antara lain:
a. Kelainan kromosom, misalnya lain trisomi,poliploidi dan
kelainan kromosom seks
b. Endometrium kurang sempurna, biasanyaterjadi pada ibu
hamil saat usia tua, dimanakondisi abnormal uterus dan
endokrin atausindroma ovarium polikistik
c. Pengaruh eksternal, misalnya radiasi,virus, obat-obat, dan
sebagainya dapatmempengaruhi baik hasil konsepsi
maupunlingkungan hidupnya dalam uterus, disebutteratogen.
2. Kelainan plasenta, misalnya endarteritisterjadi dalam vili koriales dan
menyebabkanoksigenasi plasenta terganggu, sehinggamengganggu
pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini dapat terjadi sejak
kehamilanmuda misalnya karena hipertensi menahun
3. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan,
toksoplasmosis
4. Kelainan tractus genitalia seperti inkompetensi serviks, retroversi
uteri, mioma uteri, dan kelainan bawaan uterus.
C. Patofisiologi
11
Pada awal abortus terjadi pendarahan dalam desidua basalis, kemudian
diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi
terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi
untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu
vili korialis belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat
dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu penembusan sudah
lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak
pendarahan. Pada kehamilan lebih 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu dari
pada plasenta. Pendarahan tidak banyak jika plasenta segera dilepas dengan
lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada
kalanya kantong amnion kosong atau tampak kecil tanpa bentuk yang jelas,
mungkin pula janin telah mati lama, mola kruenta, maserasi, fetus kompresus.
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik abortus antara lain:
Terlambat haid atau amenote kurang dari 20 minggu
Pendarahan pervaginaan, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
Rasa mulas atau keram perut didaerah atas simfisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus.
Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
E. Klasifikasi abortus
1. Abortus spontan
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului
faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan
faktor alamiah.
2. Abortus provokatus
12
Abortus provokatus merupakan abortus yang sengaja dilakukan, baik
dengan menggunakan alat-alat maupun obat-obatan. Abortus
provokatus ini terbagi lagi menjadi :
1. Abortus provokatus medisinalis
Abortus ini merupakan abortus yang sengaja dilakukan dengan
alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan
nyawa ibu.
2. Abortus provokatus kriminalis
Yaitu tindakan abortus yang tidak mempunyai alasan medis
yang dapat dipertanggungjawabkan atau tanpa mempunyai arti
medis yang bermakna.
3.1.3 Menurut gambaran klinis4
1. Abortus imminens yaitu abortus tingkat permulaan, dimana terjadi
perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi
masih baik dalam kandungan. Dalam hal ini, keluarnya fetus masih
dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan
antispasmodika serta istirahat.
2. Abortus insipiens yaitu abortus yang sedang berlangsung dan
mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah
membuka, ketuban teraba akan tetapi hasil konsepsi masih dalam
kavum uteri, kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
3. Abortus inkomplit yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi yang
dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. Merupakan
ancaman terjadi perdarahan.
4. Abortus komplit artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar sehingga
rongga rahim kosong. Pembukaan serviks masih ada.
5. Abortus habitualis adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali
berturut-turut atau lebih.
6. Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi genital.
13
7. Aborts septik adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan
penyebaran kuman ataupun toksinnya kedalam peredaran darah atau
peritonium.
8. Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah
meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan
tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan
selama 6 minggu atau lebih.
F. Pemeriksaan gynekologi
Pada pemeriksaan gynekologi didapatkan :
a. Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada/ tidak jaringan
konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulva
b. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka
atau sudah tertutup, ada/ tidak jaringan keluar dari ostium, ada/
tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium
c. Vagina Toucher : porsio masih terbuka atau sudah tertutup,
teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus
sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum
douglas, tidak menonjol dan tidak nyeri
G. Pemeriksaan penunjang1,4
1. Tes kehamilan : positif jika janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus
2. Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
H. Penatalaksanaan
Pada abortus inkomlit penatalaksanaan meliputi :
1. Tirah baring
2. Terapi medikamentosa :
a. Antibiotik
14
b. Anti inflamasi dan anti nyeri (NSAID)
c. Uterotonika
d. Vitamin
3. Tindakan operatif : kuretase, untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
2. Manuaba, Ida Bagus Gede. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta :
EGC.
3. Winkjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
4. Mochtar, Ruslam. 2010. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta : EGC.
16