refleksi kasus sari

8
LAPORAN REFLEKSI KASUS Pemberian Antibiotik Yang Tidak Sesuai Indikasi Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kepaniteraan Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Dukun Disusun oleh : Rachmasari Afiliantika 09711148 KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN Page 1

Upload: nila-indria-utami

Post on 01-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

refkas

TRANSCRIPT

LAPORAN REFLEKSI KASUS

Pemberian Antibiotik Yang Tidak Sesuai IndikasiDisusun Untuk Memenuhi Syarat Kepaniteraan

Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Dukun

Disusun oleh :

Rachmasari Afiliantika09711148KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA2013

FORM REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA_____________________________________________________________________________________________Nama Dokter Muda: Rachmasari Afiliantika

NIM : 09711148Stase

: Ilmu Kesehatan MasyarakatIdentitas Pasien

Nama / Inisial

: An. D

No RM

: -Umur

: 4 Tahun

Jenis kelamin: PerempuanDiagnosis/ kasus

: Penggunaan antibiotik yang tidak tepatPengambilan kasus pada minggu ke : 5Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib)

a. Ke-Islaman*

b. Etika/ moral

c. Medikolegal

d. Sosial Ekonomi

e. Aspek lain (Pengetahuan)Form uraian

1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ). An. D berusia 4 tahun datang ke Puskesmas Dukun dengan keluhan buang air besar cair sejak kemarin sebanyak enam kali. Tinja berwarna kecoklatan dan tidak berbau amis maupun busuk. Tidak terdapat lendir dan darah. Pada mulanya masih terdapat ampas pada tinja, namun tadi pagi tidak terdapat ampas. An. D masih mau makan dan minum seperti biasa. Tidak terdapat demam dan tidak terdapat adanya tanda dehidrasi. Buang air kecil terakhir tadi pagi sekitar jam 7.00 pagi. Belum pernah dikasih obat apapunKeadaan umum compos mentis, cukup. Suhu : 37,1 derajat Celcius, respirasi 20 kali/ menit, nadi 88 kali/ menit, berat badan 17 kg. Kepala : konjungiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, secret hidung (-), mata cekung (-). Abdomen : nyeri tekan epigastrium (-), mual (-), muntah (-), supel (+), elastis (+), turgor < 2 detik (+), hepatosplenomegali (-). Ekstremitas : akral hangat pada 4 ekstremitas

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasusBentuk pengobatan yang berkembang adalah pengobatan derngan menggunakan antibiotik. Obat ini dapat mengobati berbagai jenis penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Sudah banyak orang yang resisten terhadap berbagai bakteri dikarenakan penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Ketidaktepatan dalam penggunaan antibiotik seperti tidak meminum habis antibiotik, pemberian antibiotik yang tidak sesuai indikasi dengan alasan untuk pencegahan maupun masyarakat yang dengan mudahnya mendapatkan antibiotik di warung. Jika terjadi resistensi secara meluas dapat menimbulkan masalah yang serius bagi kesehatan yaitu sulitnya pengobatan yang memerlukan antibiotik sehingga penyakit yang diderita tidak akan sembuh. Walaupun adanya tingkatan antibiotik untuk mengatasi hal tersebut, namun apabila bakteri sudah resisten dengan golongan antibiotik yang lebih tinggi, maka akan sulit orang tersebut mendapatkan terapi. Penggunaan antibiotik di Puskesmas cukup besar sehingga risiko terjadinya resistensi terhadap antibiotik juga cukup besar yang merupakan permasalahan yang cukup bserius dalam perawatan pasien. Adanya resisten terhadap bakteri ini lah dapat menurunkan kualitas kesehatan masyarakat dan meningkatkan biaya perawatan. Alasan utama dalam pemberian antibiotik yang tepat adalah menekan angka penyebaran mikroba yang sudah resisten.Bayi dan anak lebih sering mengalami sakit sehingga berisiko mendapatkan antibiotik yang kurang tepat. Pelayanan medis sangat berperan dalam hal ini. Dibuktikan dengan adanya ketidakrasionalnya pemberian antibiotik pada An. D. An. D hanya menderita diare cair akut yang tidak memerlukan terapi antibiotik, malah diberikan antibiotik yang tidak sesuai indikasi. Maka dari itu pentingnya mengikuti aturan dalam penggunaan obat secara rasional.

3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai *

*pilihan minimal satu Saya mengambil aspek etika moral sebagai refleksi untuk kasus yang ada saat ini.

Penggunaan antibiotik yang tidak rasional merupakan masalah yang tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan pasien namun juga berpengaruh terhadap masalah etika. Penyelesaian masalah ini tidak hanya diseleseiakan oleh dokter maupun tenaga medis yang bersangkutan, melainkan oleh berbagai pihak seperti departemen kesehatan, IDI dan masyarakat itu sendiri. Hidup sehat meupakan hak asasi setiap orang dan untuk memberikan hak tersebut diperlukan pelayanan kesehatan termasuk pemberian obat-obatan yang rasional. Pemberian obat-obatan yang tepat atau sesuai indikasi merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan yang memiliki etika dan moral yang tinggi dalam pelaksanaannya. Namun dilapangan masih banyak ditemukan dokter ataupun tenaga kesehatan lain yang memberikan obat tidak sesuai indikasi yang diderita oleh pasien. Yang dimaksud dengan penggunaan obat yang tidak tepat adalah penggunaan obat secara berlebihan, tidak sesuai dosis, tidak sesuai indikasi, tata cara penggunaan obat, pemberian obat yang mahal padahal masih banyak obat yang lebih murah.Adapun faktor terjadinya pengobatan yang tidak tepat seperti pengetahuan yang kurang tentang penggunaan obat, terbiasanya memberikan obat tertentu pada kasus-kasus yang sering pada masyarakat. Selain itu adanya sugesti yang membuat masyarakat merasa sembuh apabila diberikan obat tertentu. Hal itu apabila orang tersebut mengkonsumsi antibiotik yang tidak sesuai indikasi dapat menyebabkan terjadinya resisten. Berdasarkan UU no. 36/2009 tentang kesehatan pasal 105 ayat (1) berbunyi sediaan farmasi yang berupa obat dan bahan obat harus memenuhi syarat atau standar yang sesuai. Dalam hal ini pengobatan yang tidak tepat adalah tidak sesuai standard an melanggar hukum.Adanya efek dari obat tersebut dapat menyebabkan interaksi didalam tubuh yang dapat membahayakan atau merugikan orang yang mengkonsumsi obat yang tidak rasioanl. Pemberian antibiotic sebagai pencegahan masih diperdebatkan karena memiliki keuntungan dan kerugiannya. Disisi lain, pencegahan itu perlu dilakukan agar tidak terjadi komplikasi yang lebih berat. Namun disisi lain pemberian yang tidak sesuai indikasi merupakan hal yang dapat merugikan tubuh seperti meningkatnya tingkat resistensi dan virulensi bakteri. . Selain itu tawaran yang sangat menggiurkan dari perusahaan farmasi merupakan masalah utama bagi penggunaan obat yang tidak rasional ini. Banyak dokter yang menjual obat sebagai pencapaian target agar mendapatkan hadiah yang ditawarkan pihak farmasi apabila obat tersebut laku terjual.

a. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuaiPada kemajuan teknologi saat ini islam tidak pernah mengekang umatnya untuk berpikiran maju. Pandangan islam terhadap ilmu pengetahuan didukung oleh Al-Quran Al Isra: 1-5 yang berbunyi Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya

Dijelaskan dalam Ayat Al-Quran tersebut bahwa ketepatan dalam peracikan dan pemilihan obat sangat diperlukan. Untuk mencapai beberapa hal tersebut diperlukan ilmu pengetahuan sebagai panutan.Ilmu yang diperlukan itu sudah diatur dalam Al-Quran Al Isra: 1-5 tentang pemanfaatan ilmu dan teknologi. Penggunaan obat yang tidak rasional merupakan salah satu wujud dari penggunaan yang berlebih-lebihan. Allah SWT dalam firman-Nya di Al-quran telah jelas menerangkan tentang penggunaan yang berlebih-lebihan : Al-Quran surat Al-Anam : 141, yang berbunyi : Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan tidak berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin) dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. Al-Quran surat Al-A raf : 31, yang berbunyi : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Umpan balik dari pembimbing

Yogyakarta, 9 Desember 2013TTD Dokter Pembimbing

TTD Dokter Muda

-----------------------------------

--------------------------------

Page 2