refleksi kasus saraf

11
FORM REFLEKSI KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA _________________________________________________________________ ____________________________ Nama Dokter Muda : Bunga Dewanggi NIM: 14712100 Stase : Saraf Identitas Pasien Nama / Inisial : Ny. D No RM : 499568 Umur : 20 tahun Jenis kelamin : perempuan Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam Diagnosis/ kasus : Tumor Cerebral Pengambilan kasus pada minggu ke: 3 Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib) a. Ke-Islaman* b. Etika/ moral c. Medikolegal d. Sosial Ekonomi e. Aspek lain Form uraian Page 1

Upload: bunga-dewanggi

Post on 08-Nov-2015

125 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

FORM REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA_____________________________________________________________________________________________

Nama Dokter Muda: Bunga Dewanggi

NIM: 14712100Stase

: Saraf

Identitas Pasien

Nama / Inisial

: Ny. D

No RM

: 499568

Umur

: 20 tahun

Jenis kelamin: perempuanPekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : IslamDiagnosis/ kasus: Tumor CerebralPengambilan kasus pada minggu ke: 3Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib)

a. Ke-Islaman*

b. Etika/ moral

c. Medikolegal

d. Sosial Ekonomi

e. Aspek lain

Form uraian

1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ).

Pasien datang ke IGD tanggal 16 Februari 2015 pukul 13.50 WIB dengan keluhan nyeri kepala berat dirasakan sejak 3 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan terus-menerus tanpa jeda/perbaikan, seperti ditekan, terutama pada kepala sebelah kanan. Nyeri kepala sampai membuatnya tidak bisa beraktivitas dan hanya bisa berbaring saja. Nyeri bertambah ketika bangun tidur serta ketika melihat sinar dan membaik dengan menutup mata dan berbaring miring. Pasien mengaku sudah sering mengalami nyeri kepala sebelumnya sejak 1 tahun lalu, nyeri seperti ditusuk, muncul mendadak, kemudian menghilang dalam hitungan detik. Pasien mengaku memiliki riwayat nyeri kepala sejak 1 tahun lalu kambuh-kambuhan terutama ketika pasien merasa kelelahan. Frekuensi kambuh semakin bertambah 3 bulan SMRS hingga keluhan dirasa sangat berat sejak 3 minggu lalu dan pasien memeriksakan diri ke puskesmas.

Selain itu pasien juga merasa badannya agak ngreges-greges dan di bagian tengkuk terasa kaku/kenceng. Mual-muntah disangkal. Kelemahan anggota gerak dan kesulitan menelan disangkal. Pasien mengaku keluhan tidak didahului kejang atau pingsan. Pasien juga mengeluh penglihatannya kabur dirasakan sejak 1 bulan belakangan ini, awalnya hanya sedikit mbruwet ketika melihat jauh, semakin lama melihat dekat pun dirasa mbruwet.

Keluarga merasa belakangan ini seperti ada yang aneh dengan pasien, kadang pasien tiba-tiba tersenyum atau tertawa sendiri ditengah pembicaraan yang tidak lucu, namun pasien mengerti dan mampu menjawab dengan baik ketika diajak berkomunikasi (koordinasi baik).

Sebelumnya pasien sudah memeriksakan diri dan sempat dirawat inap di puskesmas dan 2 RS swasta lain, namun keluhan dirasa tidak membaik sehingga kemudian dirujuk ke RSUD Wonogiri untuk perawatan lebih lanjut.

Ditemukan adanya riwayat trauma jatuh dari sepeda motor dan kepala bagian kanan terbentur stang 3 tahun lalu. Riwayat hipertensi dan diabetes melitus disangkal sedangkan riwayat tumor (+) kista rahim & hamil anggur (mola hidatidosa) dan sudah menjalani proses kuretase untuk mengobatinya.Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak kesakitan, kesadaran kompos mentis,GCS E4V5M6, tensi 120/70 mmHg,suhu 36,8C, respirasi 23x/menit, nadi 110x/menit, kelainan n.optikus visus OD=2/60 OS>3/60, kelainan n.okulomotorius ptosis (+) OD, anisokor (+) OD, midriasis (+) OD, refleks langsung (+) menurun OD, refleks konsensual (-) OD, kekuatan otot tungkai atas-bawah (kanan-kiri) 5, Refleks patologis babinski (+/+) schaufnerr (+/+), meningeal sign kaku kuduk (+), burdzinki I (-).Dari pemeriksaan penunjang didapatkan AL 18,8 AT 280 HB 12,0 GDS 127, SGOT 16,SGPT 23, ureum 33, kreatinin 0,85, CT-scan massa cerebral dengan oedema peritumoral digital print di temporalis kanan curiga suatu astrositoma pilocystic. Diagnosis kerja Tumor Cerebral Primer curiga astrositoma (maligna). Usulan terapi simpomatik inf.RL 20 tpm, inf.Manitol 250 mg/6 jam, inj.Dexametason 4-24 mg/6 jam, inj.Ranitidin 80 mg/12 jam, inj.Citicolin 1 gr/6 jam. Dilanjutkan dengan rujukan ke spesialis saraf dan bedah saraf untuk penatalaksanaan lebih lanjut.

Prognosis ad vitam dubia ad malam, ad sanam dubia ad malam, ad functionam dubia ad malam, ad cosmeticam dubia ad bonam.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus

Insidensi tumor otak primer diperkirakan meningkat seiring pertambahan usia dengan angka kejadian puncak ditemukan pada usia 75-84 tahun. Diperkirakan selama tahun 2004 lebih dari 612.000 orang di Amerika Serikat hidup dengan diagnosis tumor otak primer. Secara spesifik lebih dari 124.000 orang terkena tumor ganas dan lebih dari 488.000 orang hidup dengan tumor jinak.

Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus berkembang mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi gangguan neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan intrakranial). Oleh karena tumor otak secara histologik dapat menduduki tempat yang vital sehingga menimbulkan kematian dalam waktu singkat. Meskipun pada tahun 2008, American Cancer Society melaporkan penurunan signifikan angka kematian disebabkan kanker otak sebesar 14,36% selama 13 tahun terakhir, namun five years survival rate masih cukup rendah yakni sebesar 31% saja.Meski belum ada data statistik yang secara pasti menunjukan insidensi tumor otak di Indonesia, namun di RSPP dijumpai frekuensi tumor otak sebanyak 200-220 kasus/tahun dimana 10% nya adalah lesi metastasis. Pengobatan dari tumor otak sendiri membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang tidak sedikit. Ditambah lagi dengan angka harapan hidup yang cenderung rendah, pernanan keluarga pasien sangatlah penting dalam menunjang kesembuhan penderita tumor otak.

Sayangnya pengetahuan mengenai tumor otak dan hal-hal yang terkait masih sangat minim diketahui di masyarakat. Padahal dengan informasi yang cukup, penanganan segera dapat dilakukan sehingga diharapkan dapat meningkatkan harapan hidup pasien.Pada kasus ini, pasien terdiagnosis tumor otak primer suspek astrositoma (maligna). Pasien berasal dari keluarga kurang mampu dan belum menggunakan fasilitas BPJS untuk berobat selama ini sehingga biaya yang harus ditanggung keluarga tidaklah sedikit.Alasan tersebut menimbulkan ketertarikan pada saya untuk membahas kasus ini pada refleksi kasus.

3. Refleksi dari aspek medikolegal Beneficence

Beneficence yang memiliki arti mengutamakan kepentingan pasien merupakan salah satu prinsip dari profesionalisme profesi dokter yang harus dijalankan dalam praktek sehari-hari. Pada kasus Ny.D, sebagai dokter tindakan kita harus dimaksudkan untuk kepentingan penyembuhan pasien. Begitu juga dengan pemilihan terapi yang akan diberikan serta bagaimana kita memotivasi pasien untuk menjalani pengobatan tersebut. Pada kasus Ny.S , selain terapi simptomatik, pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis saraf dan bedah saraf untuk penanganan lebih lanjut berupa pembedahan, kemoterapi, atau radiasi. Meskipun begitu, kondisi pasien dan keluarganya yang kurang mampu, ditambah lagi belum memiliki BPJS mengharuskan kita mengkaji ulang keputusan klinik dan mengembalikan semua keputusan kepada pasien dan keluarganya apakah akan segera dirujuk dengan biaya sendiri atau merujuk nanti setelah pasien memiliki BPJS. Yang perlu diperhatikan adalah sebagai dokter kita harus menginformasikan pada pasien mengenai bahaya penyakit ini dan penanganan yang tertunda sehingga nantinya pasien mengerti betul akan risiko setiap pilihannya. AutonomiPrinsip autonomi memiliki arti bahwa pasien berhak memutuskan nasibnya sendiri. Tugas dokter sebagai penyedia layanan kesehatan adalah memberikan informasi kepada pasien terkait penyakit, pilihan pengobatan yang tersedia, risiko dari setiap tindakan medis yang dilakukan serta prognosis dari penyakitnya tersebut. Sedangkan pada akhirnya yang akan memilih pengobatan adalah pasien sendiri.

Pada kasus Ny.D, dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi, keluarga pasien meminta dilakukan pengobatan sementara dan memilih menunda rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai. Sebagai dokter kita harus menghormati keputusan pasien tersebut karena pasien memiliki hak autonomi. Nantinya pun seandainya pasien menolak dirujuk dan hanya menginginkan terapi simptomatik pun, dokter tetap berkewajiban menghormati serta menjalankan keputusan tersebut dengan catatan pasien dan keluarga telah siap menanggung segala akibat dari pilihannya itu. Justice

Memperlakukan pasien sama rata dan tidak membeda-bedakan merupakan maksud dari prinsip justice pada praktek kedokteran sehari-hari. Kita tidak boleh mengistimewakan pasien hanya karena kedudukan sosial-ekonominya karena sesungguhnya hak pasien untuk mendapatkan pelayanan medis adalah sama.

Meskipun pasien berasal dari keluarga tidak mampu dan hanya memilih kelas 3, namun hal tersebut tidak berpengaruh terhadap standar pelayanan yang diberikan secara adil dan merata pada semua kelas. Maka, untuk kasus Ny.D yang menggunakan fasilitas kelas 3, sebagai dokter yang profesional, kualitas pelayanan medis yang diberikan tidak boleh dibedakan dengan kelas-kelas lain.4. Refleksi dari aspek sosial ekonomi Dari sisi sosial ekonomi tumor otak memerlukan pembiayaan yang besar dikarenakan adanya indikasi tindakan operatif, kemoterapi maupun radiasi. Ditambah pasien secara ekonomi tergolong tidak mampu, dan belum memiliki BPJS sehingga akan sangat terbebani dengan pembiayaan tersebut. Dokter juga harus mengedukasikan dengan jelas kepada pasien bahwa saat ini tidak ada jaminan kesembuhan tumor otak meskipun kesembuhan tetaplah harus diupayakan semaksikmal mungkin. Keluarga juga harus mengetahui angka harapan hidup pada pasien tumor otak tergolong rendah sehingga telah siap menghadapi kemungkinan terburuknya.Pada kasus-kasus seperti Ny.D ini, kepedulian dokter sangatlah diperlukan, terutama karena pasien dan keluarganya berasal dari golongan kurang mampu dan berpendidikan terbatas sehingga kurang mengerti masalah kesehatan. Merupakan kewajiban kita untuk membantu mereka memahami hal tersebut sehingga hasil dari pengobatan dapat dicapai semaksimal mungkin.

5. Refleksi ke-Islaman Dari sisi keislaman banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran dari kasus ini :Pertama, mengajarkan pentingnya bersabar.

Proses pengobatan pada kasus Ny.D memerlukan waktu dan usaha yang tidak sedikit, karenanya perlu kita mengedukasikan kepada pasien dan keluarganya mengenai keutamaan bersabar dalam menghadapi sakit yang sedang dialami tersebut. Seperti firman Allah SWT berikut ini :

Sungguh akan dibayar upah (pahalah) orang-orang yang sabar dengan tiada batas hitungan. (Q.S. Az-Zumar 10).Sebegitu besarnya nilai pahala bersabar, sampai-sampai Allah menjanjikan surga sebagai balasannya, seperti disebutkan pada hadis berikut :

Anas r.a berkata: Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w berasabda: Allah SWT telah berfirman: Apabila Saya menguji seorang hamba-Ku dengan buta kedua matanya, kemudian ia sabar, maka Saya akan menggantikannya dengan surga (H.R.Buckari)Kedua, mengajarkan pentingnya bersyukur karena kita masih diberikan kesehatan Dari Ibnu Abbas radliyallaahu anhuma, dari Nabi shallallaahu alaihi wasallam bahwasannya beliau berkata kepada seorang laki-laki untuk menasihatinya : :

Manfaatkanlah lima (keadaan) sebelum (datangnya) lima (keadaan yang lain) : Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu [HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi].Sesungguhnya nikmat sehat merupakan kenikmatan yang sangat mahal dan hampir-hampir tiada bandingannya. Sehingga di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu alaihi wasallam telah menjelaskan tentang betapa berharganya nikmat sehat ini dengan sabdanya:

Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman pada keluarganya, dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya.. (HR. Ibnu Majah, no: 4141; dan lain-lain; dan derajatnya dinyatakan HASAN oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami Ash-Shaghir, no: 5918).

Bersyukur merupakan hal yang mudah diucapkan namun pada kenyataannya seringkali sulit dilakukan, maka dengan keseharian kita di RS bertemu pasien dan keluarganya dapat menjadi pengingat bagi kita bahwa kesehatan merupakan rezeki yang patut untuk disyukuri.

Umpan balik dari pembimbing

Wonogiri,...

TTD Dokter Pembimbing

TTD Dokter Muda

-----------------------------------

--------------------------------

Page 7