refleksi kasus rsjd
DESCRIPTION
REFLEKSI KASUS RSJDTRANSCRIPT
REFLEKSI KASUS
SEORANG WANITA 27 TAHUN DENGAN F20.1 SKIZOFRENIA HEBEFRENIK DENGAN DIAGNOSIS BANDING:
F20.3 SKIZOFRENIA TAK TERINCI DAN F20.8 SKIZOFRENIA LAINNYA
Disusun oleh :Fanny Aprilia S.
G.99122041
Pembimbing :dr. Maria Rini Indriarti, M.Kes., Sp.KJ.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RS JIWA DAERAH SURAKARTA
SURAKARTA2013
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : sdri. Y
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Boyolali
Pekerjaan : -
Pendidikan : SMP
Status Perkawinan : belum menikah
Agama : Islam
Suku :Jawa
No RM : 051589
Tanggal MRS : 15 November 2013
Tanggal periksa : 25 November 2013
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat penyakit diperoleh dari autoanamnesa dan alloanamnesa.
Autoanamnesa dilakukan pada tanggal 25 November 2013 jam 15.00-
15.30 di bangsal Sembodro
Alloanamnesa dilakukan secara langsung terhadap ibu, adik kandung, dan
adik ipar pasien pada tanggal 25 November 2013 jam 14.00-14.30
A. KELUHAN UTAMA
Sudah 10 hari pasien tampak bingung, tertawa sendiri, bicara sendiri,
berjalan mondar-mandir tidak jelas
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
2
- Alloanamnesis
Pasien dibawa keluarga ke IGD RSJD Surakarta pada hari Jumat,
15 November 2013 karena bingung, tertawa sendiri, bicara sendiri
berjalan mondar-mandir tidak jelas. Pasien susah diajak berkomunikasi
apabila diajak berkomunikasi, pasien tidak nyambung. Menurut
keluarga pasien sering membicarakan ada malaikat yang hadir dirumah
dan sering mendengar ada suara orang yang membicarakannya
sombong.
Menurut keluarga pasien mulai mendengar suara-suara orang
yang membicarakannya sejak pasien lulus MTs. Sejak kecil pasien
merupakan anak yang penurut tidak pernah membantah apapun
perkataan orang tua. Menurut ibunya, pasien termasuk anak yang rajin,
jarang mengeluh, dan jarang berbuat salah. Apabila ada masalah
pasien juga jarang menceritakan kepada ibu atau saudaranya.
Hubungan pasien dengan ayahnya diceritakan tidak begitu baik.
Ayahnya sering memarahi pasien meski pasien tidak berbuat salah,
hingga pasien merasa ketakutan akan ayahnya. Setelah lulus MTs
pasien pernah membawa pacarnya kerumah. Namun, sangat ditentang
oleh ayahnya. Semenjak itu pasien mulai diam, menyendiri, dan mulai
muncul gejala-gejala pasien sering mendengar suara-suara orang
membicarakannya dan mulai melihat ada malaikat. Akhirnya pasien
tidak melanjutkan ke jenjang SMA. Pasien kemudian dibawa keluarga
berobat. Pasien sebelumnya tinggal di Lampung. Namun dibawa ibu
pasien untuk berkunjung ke rumah adik pasien di Jawa. Tapi obat
pasien tertinggal di rumahnya. Sehingga selama 2 minggu pertama
berada di Boyolali pasien tidak mengkonsumsi obat.
Menurut ibu pasien, saat pasien dirumah di Lampung, ayahnya
jarang membawanya berobat rutin meski obat sudah habis. Ayah
3
pasien justru membawa pasien berobat ke dukun. Dan ayah pasien
masih kerap memarahi pasien.
Menurut adik pasien, pasien merupakan orang yang penurut
tidak pernah membantah orang tua atau bersikap nakal atau tidak
sopan. Hubungan pasien dengan ayahnya juga kurang baik karena
sering dimarahi oleh ayahnya. Dan pasien jadi takut untuk membuat
kesalahan karena takut dimarahi.
Menurut adik ipar pasien, di keluarga Ibu pasien. Kakak ibu
pasien mempunyai anak dengan gejala serupa. Menurutnya keseharian
pasien cenderung kekanak-kanakan. Untuk aktivitas sehari-hari masih
perlu diingatkan.
- Autoanamnesis
Pasien mengaku bernama Yulaikah, usia 27 tahun, berasal dari
Lampung. Pasien mengaku tidak tau ini dimana dan tidak tau kenapa
berada di tempat ini. Pasien mengaku tidak senang. Namun sesaat,
pasien mengaku juga senang. Saat diajak komunikasi pasien tidak
ingat apa yang terjadi padanya. Pasien tidak ingat pendidikan
terakhirnya apa, kapan, dimana. Tidak ingat jumlah anggota
keluarganya. Hanya mengingat rumahnya dimana, dah ayah ibunya
memanggilnya apa.
Saat ditanya pekerjaan pasien tidak merespon. Malah
meceritakan hal lain, seperti sering mendengar suara-suara dan melihat
malaikat. Menurut pasien suara-suara itu sering membicarakan bahwa
pasien orang yang sombong. Pasien tidak mengetahui siapa yang
membicarakannya. Dan pasien juga melihat ada malaikat dengan
bentuk sperti manusia, tapi tidak bisa menggambarkan detail seperti
apa rupanya.
4
C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Riwayat gangguan jiwa sebelumnya : (+), sudah berobat ke
bagian jiwa sejak pasien lulus MTs
2. Riwayat gangguan Medis
- Riwayat cedera kepala : disangkal
- Riwayat kejang : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal
- Riwayat sakit gula : disangkal
- Riwayat sakit jantung : disangkal
3. Riwayat penyalahgunaan obat/zat
- Riwayat merokok : disangkal
- Riwayat alkohol :disangkal
- Riwayat konsumsi zat psikoaktif : disangkal
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Saat hamil ibu pasien tidak mengalami sakit apapun ataupun
mengonsumsi obat tertentu. Pasien lahir normal, cukup bulan, berat
badan lahir cukup.
2. Masa anak awal (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh ayah dan ibu kandung pasien. Diberi ASI eksklusif.
3. Masa anak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien bersekolah hingga jenjang MTs dengan nilai yang cukup.
Pasien selalu naik kelas.
4. Masa anak akhir (pubertas sampai remaja)
Pasien merupakan anak yang rajin, penurut dan jarang membantah
perkataan orang tuanya. Hubungan pasien dengan ayahnya kurang
5
baik, ayahnya sering marah pada pasien meski pasien tidak melakukan
kesalahan yang berat.
5. Riwayat masa dewasa
a. Riwayat pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja
b. Riwayat pekawinan
Pasien belum menikah
c. Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah MTs
d. Riwayat agama
Pasien beragama Islam. Pasien tidak mengerjakan sholat lima
waktu teratur dan rutin
e. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara.
f. Situasi hidup sekarang
Pasien tinggal di rumah dengan ayah dan ibunya.
g. Riwayat psikoseksual
Pasien menyukai lawan jenis.
h. Riwayat hukum dan kemiliteran
Pasien tidak pernah berurusan dengan hukum dan kemiliteran.
E. RIWAYAT KELUARGA
1. Riwayat gangguan jiwa dikeluarga: (+), kakak pertama pasien yang
sudah meninggal
2. Pohon keluarga
6
Keterangan : : Laki-laki
: Perempuan
: Sudah meninggal
: Pasien
` : Menderita gejala serupa dengan pasien
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTALIS (25 November 2013)
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Seorang wanita usia 27 tahun, berpenampilan seperti umur, perawatan
diri dibantu, mengenakan seragam RSJD, rambut diikat, memakai
sandal
2. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan yang diberikan dengan volume cukup,
intonasi dan artikulasi jelas, terkadang berhenti sejenak dan
dilanjutkan kembali, pasien dapat membuat kalimat dan jelas, meski
antarkalimat tidak ada keterkaitan
3. Psikomotor
Pasien tampak normoaktif, tidak ada gerakan berulang pada tangan
maupun kaki
4. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif,
B. KESADARAN
7
1. Kuantitatif : compos mentis, GCS E4V5M6
2. Kualitatif : berubah
C. ALAM PERASAN
1. Mood : senang, tetapi pasien tidak bisa menjelaskan alasannya
2. Afek : tumpul
3. Keserasian : tidak serasi
4. Empati : tidak dapat diraba-rasakan
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : (+) auditorik commenting dan (+) visual
melihat malaikat
2. Ilusi : tidak ada
3. Derealisasi : tidak ada
4. Depersonalisasi : tidak ada
E. PROSES PIKIR
1. Bentuk : non realistik
2. Isi : sulit dievaluasi
3. Arus : asosiasi longgar, inkoheren
F. KESADARAN DAN KOGNISI
1. Orientasi
o Orang :terganggu, pasien tidak mengenali dokter dan perawat
o Tempat :terganggu, pasien tidak mengetahui sedang berada di
rumah sakit
o Waktu :terganggu, pasien tidak menyebutkan waktu dengan
benar (siang atau malam)
o Situasi : terganggu
2. Daya Ingat
o Jangka segera :sulit dievaluasi, pasien bercerita sendiri
8
o Jangka pendek : terganggu, pasien tidak ingat tadi pagi sarapan apa
o Jangka panjang : terganggu, pasien tidak ingat pernah sekolah
dimana
3. Daya Konsentrasi dan Perhatian
Konsentrasi : terganggu
Perhatian : terganggu
4. Kemampuan Abstrak
Pasien tidak dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan pensil
dengan bolpen
5. Kemampuan menolong diri
Di rumah sakit pasien dapat tidur, makan, minum, dan mandi sendiri
dengan diingatkan oleh perawat
6. Tilikan
Penilaian realita : buruk
Tilikan : derajat I
7. Taraf dipercaya
Secara keseluruhan informasi dari pasien dapat dipercaya yaitu
halusinasi auditorik berupa orang yang sering membicarakannya dan
halusinasi visual berupa malaikat dengan sosok seperti manusia.
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internus
1. KESAN UMUM : baik, kompos mentis, gizi kesan cukup
2. TANDA VITAL : TD 115/95 mmHg, HR: 88 kali/menit, RR: 18
: kali/menit,T: 36,5
3. KEPALA, LEHER,THORAX, ABDOMEN,EKSTREMITAS dalam
batas normal (dbn)
B. Status Neurologis
9
1. FUNGSI KESADARAN : composmentis, GCS E4V5M6
2. FUNGSI LUHUR : baik
3. FUNGSI KOGNITIF : dalam batas normal
4. FUNGSI SENSORIS : dalam batas normal
5. FUNGSI MOTORIS : motorik tonus otot
+5 +5 N N
+5 +5 N N
r.fisiologis r.patologis
+2 +2 - -
+2 +2 - -
V. IKTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Dari riwayat penyakit sekarang didapatkan seorang pasien wanita usia
27 tahun yang dikeluhkan keluarganya bingung, tertawa sendiri, bicara
sendiri, jalan mondar-mandir tidak jelas. Menurut keluarga pasien sering
bersikap kekanakan. Pasien disebutkan keluarganya mulai seperti ini sejak
pasien tamat MTs. Sebelumnya pasien merupakan anak yang rajin, penurut,
dan tidak membantah perkataan orang tua. Namun, ayah pasien sering
memarahi pasien tanpa adanya kesalahn yang berat. Setelah lulus MTs, pasien
mengenalkan seorang pria ke keluarganya dan ditolak oleh sang ayah. Sejak
saat itu pasien mulai sering menyendiri, tertawa sendiri, bicara sendiri, dan
bercerita sering mendengar orang-orang membicarakannya sombong serta
melihat malaikat. Oleh keluarga pasien dibawa berobat ke bagian jiwa di
Lampung. Namun, pasien tidak kontrol teratur. Satu bulan yang lalu pasien
dibawa ibunya ke jawa untuk berkunjung kerumah saudaranya. Tetapi, obat
pasien tertinggal sehingga selama 2 minggu pasien tidak minum obat sama
sekali. Akhirnya, gejala mulai tampak menonjol kembali sehingga pasien
dibawa ke IGD RSJD Surakarta.
10
Dari status mental didapatkan psikomotor yang normoaktif, dengan
pembicaraan cukup jelas, sikap kepada pemeriksa kooperatif, mood pasien
merasa senang tanpa bisa menjelaskan penyebabnya dengan afek yang tumpul
sehingga tidak ada keserasian antara afek dan mood, serta empati yang tidak
dapat dirabarasakan. Pasien mengalami gangguan persepsi berupa halusinasi
auditorik commenting dan halusinasi visual berupa melihat malaikat dengan
sosok seperti manusia. Proses pikir pasien non-realistik dengan waham sulit
dievaluasi dan arus yang inkoheren. Penilaian realita pasien buruk dengan
tilikan derajat I. Untuk status interna dan neurologis serta pemeriksaan
penunjang tidak didapatkan kelainan.
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan
psikologis secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu disabilitas dalam
melakukan aktivitas sehari-hari dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.
Diagnosis Axis I
Pada pemeriksaan internus dan neurologis tidak ditemukan
kelainan.Tidak kecurigaan penyalahgunaan obat/zat. Sehingga diagnosis
gangguan mental organik (F 00-09) dan gangguan perilaku akibat psikoaktif
(F 10-19) dapat disingkirkan.
Pada pemeriksaan status mental pasien ditemukan suatu gejala yang
jelas dan bermakna yaitu kesadaran kualitatif berubah dan volume yang pelan.
Mood pasien senang, dengan afek tumpul sehingga tidak didapatkan
keserasian antara mood dan afek (inappropriate), empati tidak dapat
dirabarasakan. Bentuk pikir non-realistik, arus pikir asosiasi longgar dan
inkoheren, halusinasi auditorik commenting dan halusinasi visual melihat
malaikat dengan sosok manusia.
Diagnosis Axis II
11
Ciri kepribadian cemas
Diagnosis Axis III
Berdasarkan pemeriksaan status interna dan neurologis tidak
didapatkan kelainan
Diagnosis Axis IV
Berdasarkan alloanamnesis pasien mempunyai masalah keluarga
sering dimarahi ayahnya meski tidak melakukan kesalahan
Diagnosis Axis V
Skala GAF saat ini : 50-41 (gejala berat (serious), disabilitas berat)
VII. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
Axis I : F20.3 Skizofrenia Hebefrenik
Axis II : Ciri Kepribadian Cemas
Axis III : Tidak ada diagnosis
Axis IV : Masalah keluarga
Axis V : GAF 50-41
VIII. DIAGNOSIS BANDING
1. F20.3 Skizofrenia Tak Terinci2. F20.8 Skizofrenia Lainnya
IX. RENCANA PENGOBATAN LENGKAP
A. NONFARMOKOLOGIS
- Edukasi keluarga mengenai penyakit, terapi, efek samping
pengobatan, pentingnya control dan minum obat teratur agar
mengetahui kondisi pasien serta pentingnya dukungan anggota
keluarga menghadapi masalah pasien.
- Edukasi kepada pasien jika sudah membaik mengenai penyakitnya,
terapi dan kepatuhan terapi (minum obat) serta kembali ke fungsi
peran di masyarakat.
12
B. FARMAKOLOGIS
- Chlorpromazin 1 x 100 mg
- Risperidone 2 x 2 mg
- Trihexyphenidyl 2 x 2 mg
VIII. PROGNOSIS
Good prognosis
No
.
Keterangan Check List
1 Onset lambat X
2 Faktor pencetus jelas V
3 Onset akut X
4 Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan yang baik X
5 Premorbid yang baik X
6 Gangguan mood V
7 Mempunyai pasangan X
8 Sistem pendukung yang baik X
9 Gejala positif V
Poor prognosis
No
.
Keterangan Check List
1 Onset muda V
2 Faktor pencetus tidak jelas X
3 Onset tidak jelas V
4 Riwayat sosial, seksual, pekerjaan premorbid jelek V
5 Perilaku menarik diri, autistic V
6 Tidak menikah, cerai/janda/duda V
13
7 Riwayat keluarga skizofrenia V
8 Sistem pendukung yang buruk V
9 Gejala negative X
10 Tanda dan gejala neurologis X
11 Tidak ada remisi dalam 3 tahun X
12 Banyak relaps V
13 Riwayat trauma perinatal X
14 Riwayat penyerangan X
Kesimpulan Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad malam
14