refleksi kasus pm 2

5
REFLEKSI KASUS 1. Pengalaman / Deskripsi Kasus Identitas Pasien: Nama : Mr. X Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : - Alamat : - Agama : - No. Visum : 130 / 2014 Jenis Kasus : KLL Jenis Pemeriksaan : Pemeriksaan Luar Tanggal Pemeriksaan : 13 November 2014 Jam Pemeriksaan : 11.32 – 12.43 WIB 2. Ringkasan Kejadian Pada tanggal 11 November 2014 pukul 04.00, korban mengalami kecelakaan lalu lintas di jl. Brigjen Katamso, depan Bank BRI Kota Yogyakarta, kemudian pukul 05.15 korban dibawa ke bagian Forensik RS Dr. Sardjito. Pada tanggal 12 November 2014 penyidik mengajukkan surat permintaan untuk dilakukkannya otopsi dengan nomer surat permintaan B/34-VER/XI/2014/Lantas, kode KLL dengan jenis pemeriksaan luar. Pada tanggal 13 November 2014 pukul 11.32 – 12.43 dilakukan otopsi pemeriksaan luar. Pada pemeriksaan luar, terdapat pembusukan diseluruh tubuh. Pada kepala bagian belakang tertutup rambut kepala : 3 cm kearah luar dari sumbu tengah tubuh, 9 cm dari

Upload: pauline

Post on 21-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

forensik

TRANSCRIPT

REFLEKSI KASUS1. Pengalaman / Deskripsi KasusIdentitas Pasien: Nama: Mr. X Jenis Kelamin: Laki-laki Umur: - Alamat: - Agama: - No. Visum: 130 / 2014 Jenis Kasus: KLL Jenis Pemeriksaan: Pemeriksaan Luar Tanggal Pemeriksaan: 13 November 2014 Jam Pemeriksaan: 11.32 12.43 WIB

2. Ringkasan Kejadian Pada tanggal 11 November 2014 pukul 04.00, korban mengalami kecelakaan lalu lintas di jl. Brigjen Katamso, depan Bank BRI Kota Yogyakarta, kemudian pukul 05.15 korban dibawa ke bagian Forensik RS Dr. Sardjito. Pada tanggal 12 November 2014 penyidik mengajukkan surat permintaan untuk dilakukkannya otopsi dengan nomer surat permintaan B/34-VER/XI/2014/Lantas, kode KLL dengan jenis pemeriksaan luar. Pada tanggal 13 November 2014 pukul 11.32 12.43 dilakukan otopsi pemeriksaan luar. Pada pemeriksaan luar, terdapat pembusukan diseluruh tubuh. Pada kepala bagian belakang tertutup rambut kepala : 3 cm kearah luar dari sumbu tengah tubuh, 9 cm dari batas tumbuh rambut terdapat luka robek , bentuk tidak beraturan, warna kemerahan, arah dari bawah ke atas, kondisi kotor, dasar jaringan dibawah kulit, dengan ukuran 4,5 cm lebar 4 cm dan dalam 0,5 cm tidak terdapat derik tulang. Pada dahi bagian kiri, 5 cm kearah luar dari sumbu tengah tubuh, tepat diatas alis kiri, terdapat sekumpulan luka lecet tekan, bentuk tidak beraturan, warna kehitaman, arah tegak lurus, kondisi kotor, dasar kulit dengan ukuran panjang 5,5 cm lebar 3 cm tidak teraba derik tulang. Dari kedua lubang hidung keluar cairan berwarna merah kehitaman, tidak terdapat luka, dan tidak terdapat derik tulang. Pada bibir kiri atas 1cm dari sumbu tengah tubuh terdapat luka lecet tekan, bentuk tidak beraturan warna merah, arah tegak lurus, kondisi kotor, dasar kulit, dengan ukuran panjang 2cm, lebar 1 cm, lidah tidak tergigit, tidak dalam keadaan menjulur keluar, dan tidak terdapat luka.3. Masalah yang diangkat/dikajiMengapa pembusukan dapat terjadi?4. Analisis MasalahPembusukan mayat nama lainnya dekomposisi dan putrefection. Pembusukan mayat adalah proses degradasi jaringan terutama protein akibat autolisis dan kerja bakteri pembusuk terutama Klostridium welchii. Bakteri ini menghasilkan asam lemak dan gas pembusukan berupa H2S, HCN, dan AA. H2S akan bereaksi dengan hemoglobin (Hb) menghasilkan HbS yang berwarna hijau kehitaman. Syarat terjadinya degradasi jaringan yaitu adanya mikroorganisme dan enzim proteolitik. Proses pembusukan telah terjadi setelah kematian seluler dan baru tampak oleh kita setelah kira kira 24 jam kematian. Pertama kali akan tampak warna kehijauan (HbS) di daerah perut kanan bagian bawah yaitu dari sekum (caecum). Lalu menyebar ke seluruh perut dan dada dengan disertai bau busuk. Ada 17 tanda pembusukan, yaitu wajah dan bibir membengkak, mata menonjol, lidah terjulur, lubang hidung dan mulut mengeluarkan darah, lubang lainnya keluar isinya seperti feses (usus), isi lambung, dan partus (gravid), badan gembung, bulla atau kulit ari terkelupas, aborescent pattern/ marbling yaitu vena superfisialis kulit berwarna kehijauan, pembuluh darah bawah kulit melebar, dinding perut pecah, skrotum atau vulva membengkak, kuku terlepas, rambut terlepas, organ dalam membusuk, dan ditemukannya larva lalat. Organ dalam yang cepat membusuk antara lain otak, lien, lambung, usus, uterus gravid, uterus post partum, dan darah. Organ yang lambat membusuk antara lain paru-paru, jantung, ginjal dan diafragma. Organ yang paling lambat membusuk antara lain kelenjar prostat dan uterus non gravid. Larva lalat dapat kita temukan pada mayat kira-kira 36 48 jam pasca kematian. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya pembusukan mayat, yaitu: Mikroorganisme, bakteri pembusuk mempercepat pembusukan. Suhu optimal yaitu 21 - 37C mempercepat pembusukan. Kelembaban udara yang tinggi mempercepat pembusukan. Konstitusi tubuh, tubuh gemuk lebih cepat membusuk daripada tubuh kurus. Sifat medium, udara : air : tanah (1:2:8). Keadaan saat mati, oedem mempercepat pembusukan, dehidrasi memperlambat pembusukan. Penyebab kematian, radang, infeksi, dan sepsis mempercepat pembusukan. Arsen, stibium dan asam karbonat memperlambat pembusukan. Wanita yang baru melahirkan (uterus post partum) lebih cepat mengalami pembusukan. 5. KesimpulanPembusukan mayat adalah proses degradasi jaringan terutama protein akibat autolisis dan kerja bakteri pembusuk terutama Klostridium welchii. Proses pembusukan telah terjadi setelah kematian seluler dan baru tampak oleh kita setelah kira kira 24 jam kematian. Pada jenazah ini didapatkan pembusukkan pada seluruh tubuh akibat pemeriksaan yang dilakukan 2 hari setelah kematian seluler.6. ReferensiBudiyanto A, dkk. 1994. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta : Binarupa Aksara.Idries AM, et all. 2008. Peran Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta : Sagung Seto.