refleksi kasus obsgyn

6
Refleksi Kasus Komuda Nama / NIM : Hidayati Fitrohtul Uyun / 20090310017 RSUD : PKU Muhammadiyah Bantul 1. Pengalaman : Seorang wanita 28 tahun dengan riwayat kehamilan G2P1A0, usia kehamilan 38 mingg 2 hari, datang ke rumah sakit karena merasa akan melahirkan. Partus spontan tanpa luka perineum, perdarahan 100ml. terapi post partum yang diberikan adalah amoxicillin 500 gram 3x1, as.mefenamat 3x1, methylergometrine 3x1. 2. Masalah yang dikaji : Mengapa diberikan methylergometrine pada pasien tersebut? Apakah indikasi dari pemberian methylergometrine? 3. Analisa kritis : Uterus adalah bagian dari suatu sistem reproduksi seorang wanita, berbentuk buah pir, berongga tetapi sangat berotot tebal, terletak di dalam rongga panggul diantara rektum dan kandung kemih. Uterus dihubungkan dengan vagina oleh serviks. Methylergometrine merupakan obat uteri tonika golongan Metilergonovin, alakaloid ergot. Uteri tonika adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uteri tonika banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta

Upload: hidayati-f-uyun

Post on 05-Dec-2014

78 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

trail

TRANSCRIPT

Page 1: Refleksi Kasus Obsgyn

Refleksi Kasus Komuda

Nama / NIM : Hidayati Fitrohtul Uyun / 20090310017

RSUD : PKU Muhammadiyah Bantul

1. Pengalaman :

Seorang wanita 28 tahun dengan riwayat kehamilan G2P1A0, usia kehamilan 38

mingg 2 hari, datang ke rumah sakit karena merasa akan melahirkan. Partus spontan tanpa

luka perineum, perdarahan 100ml. terapi post partum yang diberikan adalah amoxicillin 500

gram 3x1, as.mefenamat 3x1, methylergometrine 3x1.

2. Masalah yang dikaji :

Mengapa diberikan methylergometrine pada pasien tersebut? Apakah indikasi dari

pemberian methylergometrine?

3. Analisa kritis :

Uterus adalah bagian dari suatu sistem reproduksi seorang wanita, berbentuk buah pir,

berongga tetapi sangat berotot tebal, terletak di dalam rongga panggul diantara rektum dan

kandung kemih. Uterus dihubungkan dengan vagina oleh serviks.

Methylergometrine merupakan obat uteri tonika golongan Metilergonovin, alakaloid

ergot. Uteri tonika adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uteri tonika banyak

digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan

pada persalinan praterm, pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus dan

penanganan aktif pada Kala III persalinan. Obat yang digunakan untuk memperbaiki

motilitas uterus yakni ada oksitosin yang merupakan obat yang dapat meningkatkan

motilitas uterus dengan merangsang kontraksi otot polos uterus dan Alakaloid Ergot yang

merupakan obat yang bekerja untuk merangsang reseptor sel otot polos, dua turunan ergot

yang paling sering digunakan yaitu ergonovin maleat dan metilergonovin maleat.

Metilergonovin maleat merupakan vasokontriktor pembuluh darah dan agonis otot polos

Page 2: Refleksi Kasus Obsgyn

serta meningkatkan kekakuan dari otot uterus yang sering digunakan untuk mencegah atau

mengontrol perdarahan eksesif saat persalinan dan perdarahn spontan atau abortus elektif.

Indikasi diberikannya methylergometrine yaitu managemen rutin setelah persalinan

plasenta, atonia postpartum (tidak adanya tegangan atau kekuatan otot) / perdarah rahim,

perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi (mengecilnya kembali rahim sesudah persalinan

hamper seperti bentuk semula), lokiometra (pembendungan getah nifas didalam rongga

rahim). Kontra indikasi dari obat ini adalah wanita hamil, belum terjadi penurunan kepala

tetapi persalianan sudah memasuki stadium pertama dan kedua, hipertensi berat, toksemia

hipertensif, penyakit sumbatan pembuluh darah, sepsis, hipersensitifitas, gangguan fungsi

hati atau ginjal. Efek sampingnya mual, muntah, kram, pusing, sakit kepala dan reaksi yang

merugikannya adalah hipotensi, nyeri dada, aritmia, dll.

Pada kasus ini diberikannya methylergometrine berguna untuk merangsang kontraksi

uterus untuk mencegah perdarahan, namun dalam pemakaiannya obat ini tidak dipakai

selama persalinan karena kemampuannya untuk menyebabkan kontraksi uterus yang lama

(kontraksi tetani), yang bisa menimbulkan hipoksia janin dan ruptur uterus. Jika diberikan

terlalu cepat obat ini dapat menahan plasenta tetap berada di dalam uterus. Oleh karena itu,

disini pasien sebelumnya diberikan oksitosin terlebih dahulu untuk merangsang dari plasenta

kemudian setelah masuk kala 4 untuk mencegah perdarahan diberikan methylergometrine.

Reaksi yang terlihat dari kasus ini setelah pemberian obat ini adalh hipotensi, dapat dilihat

pada tekanan darah pasien dalam observasi kala 4.

4. Dokumentasi :

Nama : Nora

Usia : 28 tahun

Riwayat kehamilan : G2 P1 A0

HPHT : 5 – 09 - 2011

HPL : 12 – 7 - 2012

Page 3: Refleksi Kasus Obsgyn

Usia Kehamilan : 38 minggu + 2 hari

Leopold 1 : TFU30 cm, teraba bokong

Leopold 2 : Punggung Kanan

Leopold 3 : Persentasi Kepala

Leopold 4 : Divergen

DJJ                              : 140kali per menit

Kesimpulan Patograf : Telah lahir bayi hidup pada tanggal 1 Juni 2012 secara spontan,

jenis kelamin laki-laki, BB : 2450 gram, PB : 48,5 cm. Kala 2 dalam batas normal, Kala 3

perdarahan 100ml, induksi oksitosin, lama 5 menit. Kala 4 pada jam pertama pemeriksaan

tekadan darah 90/70 mmHg kemudian pemeriksaan selanjutnya didapatkan tekanan darah

110/70 mmHg, sedangkan nadi, fundus uteri dan perdarahan dalam batas normal.

5. Referensi  :

Katzung B, G. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Jakarta: EGC. 1998

Gunawan, G., Sulistia, dkk. Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta: FK UI. 2007

Sarwono. Ilmu Kebidanan. Edisi III. 2011

Sarwono. Ilmu Kandungan. Edisi III. 2011

Page 4: Refleksi Kasus Obsgyn

LAPORAN REFLEKSI KASUS KOMUDA

Disusun Oleh:

Hidayati Fitrohtul Uyun (20090310017)

Dosen Pembimbing:

dr. Supriyatiningsih, M.Kes., Sp.OG

PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2012