refleksi kasus mata

10
FORM REFLEKSI KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA _________________________________________________________________ _____________ Nama Dokter Muda : Nurul Subekti NIM: 08711008 Stase : Ilmu Kesehatan Mata Identitas Pasien Nama / Inisial : Ny. N No RM : 497339 Umur : 65 tahun Jenis kelamin : Perempuan Diagnosis/ kasus : katarak senilis Pengambilan kasus pada minggu ke: 4 Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib) a. Ke-Islaman* b. Etika/ moral c. Medikolegal d. Sosial Ekonomi e. Aspek lain Form uraian 1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ). Pasien wanita, 65 tahun datang ke poli mata RSUD Goeteng dengan keluhan pandangan kabur sejak 1 tahun yang Page 1

Upload: birman

Post on 16-Jan-2016

38 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

wdwdwd

TRANSCRIPT

FORM REFLEKSI KASUSFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA______________________________________________________________________________Nama Dokter Muda: Nurul SubektiNIM: 08711008Stase: Ilmu Kesehatan MataIdentitas PasienNama / Inisial: Ny. NNo RM: 497339Umur: 65 tahunJenis kelamin: PerempuanDiagnosis/ kasus: katarak senilis Pengambilan kasus pada minggu ke: 4Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib)a. Ke-Islaman*b. Etika/ moralc. Medikolegald. Sosial Ekonomie. Aspek lain

Form uraian1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ). Pasien wanita, 65 tahun datang ke poli mata RSUD Goeteng dengan keluhan pandangan kabur sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan dirasakan perlahan-lahan dan semakin memberat. Seperti ada bayangan kabut yang menghalangi pandangan pasien. Keluhan disertai rasa pegel (+), silau (+), pusing (+). Pasien merasakan lebih merasa nyaman saat suasana gelap. Pasien sudah memakai kacamata sejak 1 tahun yang lalu, tetapi keluhan tetap dirasakan. Pasien mengaku hal ini sangat mengganggu aktivitasnya seperti membaca, bepergian, dll. Riwayat DM (-), Hipertensi (-), RAO (-).Pada pemeriksaan fisik ditemukan:PemeriksaanODOS

Visus jauh1/3006/30

Segmen anteriorTerdapat kekeruhan tebal di lensa, shadow test (-), TIO (d) NLain-lain dbnTerdapat kekeruhan tipis di lensa, shedaw test (+), TIO (d) N, Lain-lain dbn

funduskopiRefleks fundus (+)Refleks fundus (+)

Pasien disarankan untuk melakukan operasi agar tidak terjadi kebutaan dan memperbaiki ketajaman penglihatan dan pasienpun bisa melakukan aktivitasnya kembali secara normal. Pasien menyetujui untuk melakukan operasi dan penanaman lensa mata.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasusUngkapan "Mata adalah Jendela Dunia" memang tepat, karena mata berperan penting dalam hidup kita. Kelainan atau gangguan penglihatan dapat menurunkan produktifitas seseorang. Katarak merupakan masalah nasional yang perlu ditanggulangi. katarak dapat menyebabkan penurunan aktivitas dimana katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap. Katarak merupakan kekeruhan lensa mata yang timbul karena adanya gangguan metabolisme pada lensa cahaya ke dalam retina. Hal ini mengakibatkan gangguan refraksi . Pada tahun 2003, tingkat kebutaan di Indonesia mencapai urutan tertinggi di Asia Tenggara yaitu sebesar 1,47 % dari jumlah penduduk di Indonesia. Satu persen dari kebutaan tersebut disebabkan oleh katarak. Katarak senilis atau katarak terkait usia merupakan jenis katarak yang paling sering terjadi.Pembedahan merupakan satu- satunya terapi untuk penderita katarak yang bertujuan memperbaiki visus atau tajam penglihatan. Pembedahan katarak dilakukan dengan mengambil lensa mata yang terkena katarak kemudian diganti dengan lensa implan atau Intraokuler Lens (IOL). Sebanyak lebih dari 90% operasi katarak berhasil dengan perbaikan fungsi penglihatan yang dinyatakan dengan perbaikan visus pasien pasca operasi. Sebagian besar pasien mencapai visus kategori baik yaitu 6/18-6/6 setelah empat sampai delapan minggu.Kasus disini menarik karena dokter harus memberikan lensa buatan yang ditanam di dalam mata untuk mengganti lensa yang asli. Disini akan dibahas mengenai Bagaimana penanaman lensa buatan ini di tinjau dari aspek medikolegal dan hukum islam.

3. Refleksi dari aspek etika/bioetika dan medikolegalSecara garis besar, bioetika adalah suatu kajian kritis yang bersifat interdisipliner (berhubungan antar cabang ilmu pengetahuan) yang mengkaji perilaku manusia, dampak, masalah-masalah atau isu-isu etis, sosial, hukum, kependudukan, lingkungan hidup dan lain-lain. Hal-hal yang dikaji timbul sebagai akibat perkembangan dan kemajuan dalam ilmu-ilmu biologi dan ilmu serta tekhnologi kedokteran serta penerapannya pada kehidupan dan pelayanan kesehatan manusia.Dalam kaidah bioetika dasar kedokteran dikenal istilah autonomi yakni dalam praktek kedokteran setiap dokter harus menghormati martabat seorang manusia. Yang dimaksud dengan menghormati martabat seorang manusia dalam kaidah autonomi tersebut adalah; pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri) dan kedua, setiap manusia yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan. Istilah lainnya yang terdapat dalam kaidah bioetik adalah beneficence atau sering diartikan berbuat baik. Hal ini mempunyai prinsip bahwa seorang dokter harus berbuat baik, menghormati martabat manusia, seorang dokter juga harus mengusahakan agar pasien dirawat dalam kesehatan. Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien seperti mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik dan meminimalisasi akibat buruk yang mungkin dapat terjadi.Dalam kasus ini, pasien diharuskan dilakukan penanaman lensa mata agar pasien bisa melihat kembali. Sebenarnya menggunakan kaca mata tanpa lensa tanam juga bisa membantu, tetapi sumbangan kekuatan lensa hanya +10 D. Sedangkan lensa tanam bisa mencapai +20D. Selain itu Kelebihan lensa implant, selain tidak menimbulkan rasa sakit, tidak perlu dibersihkan dan tidak berkarat karena terbuat dari bahan khusus (PMMA; Acrylic; Silikon) sehingga dapat dipakai seumur hidup. Pada kasus ini, aspek bioetik yang dilaksanakan oleh dokter adalah prinsip beneficence, dengan ciri-ciri sebagai berikut: Mengutamakan Alturisme Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan seorang dokter Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya Menjamin kehidupan baik-minimal manusia Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan MenerapkanGolden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain inginkan Memberi suatu resep

Hukum tentang kesehatan Indra Penglihatan ini juga diatur oleh pemerintah untuk menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan untuk mencapai vision 2010.Undang-Undang Nonor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Kesehatan Indra Penglihatan merupakan syarat penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas, produktif, maju, mandiri dan sejahtera lahir dan batin.Dengan adanya Hukum ini dokter mempunyai kewajiban untuk mewujudkan vision 2020 ini.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuaiIslam sangat memuliakan ilmu kesehatan dan kedokteran sebagai perawat kehidupan dan misi kemanusiaan dengan izin Allah swt. Bahkan ia memerintahkan kita semua sebagai fardhu ain (kewajiban individual) untuk mempelajarinya secara global dan mengenali sisi biologis din kita sebagai media peningkatan iman untuk semakin mengenal Allah Al-Khaliq disamping sebagai kebutuhan setiap individu dalam menyelamatkan dan menjaga hidupnya.Firman Allah swt.yang artinya : Dan di bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang yakin. Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan.? QS. Ad-Dzariyat ( 51): 20, 21.) Sabda Nabi saw.: Berobatlah wahai hamba Allah! karena sesungguhnya Allah tidak menciptakan penyakit melainkan la telah menciptakan pula obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu tua. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi).Islam juga menelapkan fardhu kifayah (kewajiban kolektif) dan menggalakkan adanya ahli-ahli di bidang kedokteran dan memandang kedokteran sebagai ilmu yang sangat mulia. Imam Syafii berkata: Aku tidak tahu suatu ilmu setelah masalah halal dan haram (Fiqih/syariah) yang lebih mulia dari ilmu kedokteran.Hukum tentang penggunaan atau pencabutan organ tubuh sintetis sebagai suatu sarana medis modern, tergantung pada pengetahuan mengenai hukum berobat itu sendiri, yakni apakah berobat itu wajib, mandub, mubah, atau makruh. Agar kita dapat menetapkan hukum berdasarkan bukti yang nyata, maka harus ditelusuri dalil-dalil yang ada dalam masalah berobat tersebut.Pemasangan lensa tanam pada hakikatnya termasuk bagian dari praktek transplantasi (pencangkokan) organ. Operasi yang menggunakan organ buatan atau palsu sudah dikenal di masa Nabi SAW, sebagaimana yang diriwayatkan Imam Abu Daud dan Tirmidzi dari Abdurrahman bin Tharfah (Sunan Abu Dawud, hadits. no.4232) bahwa kakeknya Arfajah bin Asad pernah terpotong hidungnya pada perang Kulab, lalu ia memasang hidung (palsu) dari logam perak, namun hidung tersebut mulai membau (membusuk), raaka Nabi saw. menyoruhnya untuk memasang hidung (palsu) dari logam etnas. Imam Ibnu Saad dalam Thabaqatnya Qll/58) juga telah meriwayatkan dari Waqid bin Abi Yaser bahwa Utsman (bin Affan) pernah memasang mahkota gigi dari emas, supaya giginya lebih kuat (tahan lama).Ketika Islam muncul pada abad ke-7 Masehi, ilmu bedah sudah dikenal di berbagai negara dunia, khususnya negara-negara maju saat itu, seperti dua negara adi daya Romawi dan Persi. Namun belum mengalami perkembangan yang berarti, meskipun sudah ditempuh berbagai upaya untuk mengembangkannya. Pembuatan dan pemasangan organ buatan sepanjang untuk alasan syari yakni karena pertimbangan kebutuhan (haajah) medis untuk menormalkan atau memperbaiki kelainan serta penggantian yang lepas untuk dapat mengunyah dan menggigit kembali merupakan perbuatan dan profesi yang terpuji karena membawa kepada kemaslahatan.Sesuai Ayat di bawah ini:Menyelamatkan kehidupan adalah sesuatu yang diserukan oleh ajaran Islam, sesuai firman Allah SWT:Barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. (Qs. al-Maaidah [5]: 32)Yang menjadi permasalahan adalah keharusan mengambil kembali organ buatan itu jika pasien meninggal. Sesungguhnya, saat meninggal dunia manusia tidak boleh membawa barang-barang dunia, kecuali kain kafan. Maka sudah wajib hukumnya untuk dicabut. Contohnya pada pemasangan gigi palsu, bahwa ada kebolehan memasang gigi palsu dari emas dan perak jika dalam keadaan darurat dan membutuhkan, makanya jika seseorang sudah meninggal dunia, keadaan darurat tersebut sudah hilang, sehingga harus diambil dari mayit, kecuali jika hal itu justru menyakiti atau menodai mayit, maka hukumnya menjadi tidak boleh dicabut. Kenapa tidak boleh? karena mayit walaupun sudah mati, tetapi masih dalam keadaan terhormat dan tidak boleh dinodai ataupun disakiti, sebagaimana orang hidup. Layaknya seperti pasien yang patah tulang dan mendapat pemasangan skrup pada tulang yang patah, sampai detik ini belum pernah mendengar ada yang melepaskan. Hal tersebut bisa diterapkan pada pemasangan lensa tanam ini.

Umpan balik dari pembimbing

Purbalingga, 2 Februari 2013TTD Dokter PembimbingTTD Dokter Muda

-----------------------------------NURUL SUBEKTIPage 6