refleksi kasus mata

Upload: catur-nila-pratiwi

Post on 30-Oct-2015

321 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

refleksi kasus mata

TRANSCRIPT

FORM REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA______________________________________________________________________________Nama Dokter Muda:Catur Nila P

NIM: 07711140Stase

:Ilmu Kesehatan mataIdentitas Pasien

Nama / Inisial

:Ny. S

No RM

: Umur

:68 tahun

Jenis kelamin:P

Diagnosis/ kasus: ulkus korneaPengambilan kasus pada minggu ke:4

Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib)a. Ke-Islaman*

b. Etika/ moral

c. Medikolegal

d. Sosial Ekonomi

e. Aspek lain

Form uraian1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ).

Pasien Ny.S berusia 68 tahun datang ke poli mata dengan keluhan mata kiri merah dan tidak dapat melihat sejak 6 bulan yang lalu. awalnya pasien mengeluh mata kiri terasa merah, mengganjal, terasa nyeri, berair, pegal dan keluar kotoran tanpa sebab. Pasien sudah berobat ke dokter umum dan diberikan obat tetes mata. Sejak 2 minggu yang lalu mata kiri pasien terdapat putih-putih pada pinggir bagian hitam mata yang semakin lama melebar menutupi warna hitam mata. 1 SMRS pasien mengeluh cairan mata keluar terus menerus, kelopak mata membengkak, nyeri pada mata yang menjalar hingga kepala, mual, muntah, mata berwarna merah, dan terdapat tonjolan berwarna kecoklatan dari bagian mata berwarna hitam. Keluhan tidak disertai sakit saat menggerakan mata dan demam. Pasien ini memiliki riwayat strok 1 tahun yang lalu dan penyakit diabetes mellitus yang terkontrol.Ny. S adalah pasien yang menggunakan jaminan ASKES, pada pasien ini terapi yang diberikan berupa perawatan rawat inap, pemberian obat-obatan seperti antibiotik topical maupun sistemik, analgetik, dan akan direncanakan pengambilan bola mata untuk mencegah meluasnya infeksi.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus

Ulkus Kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea dapat terjadi dari epitel sampai stroma. Banyak hal yang dapat menyebabkan ulkus korena dari hal infeksi, non infeksi bahkan dari system imun sendiri. Ulkus kornea dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu ulkus kornea sentral dan ulkus kornea perifer. Komplikasi dari ulkus kornea dapat berupa perforasi kornea, prolaps iris, bahkan glaucoma sekunder. Ulkus kornea merupakan penyakit yang sering dijumpai di ilmu kesehatan mata, sehingga mempelajari dan mengetahui lebih banyak tentang ulkus kornea dapat membantu dalam mendeteksi dan membantu menentukan diagnosis lebih cepat sehingga dapat dilakukan penanganan yang cepat dan tepat untuk mengindari terjadinya komplikasi yang dapat memperburuk penyakit pasien.

3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai * *pilihan minimal satu

Terdapat 4 kaidah dasar bioetik kedokteran yaitu beneficence, nonmaleficence, justice, dan otonom. Kasus ini akan ditinjau menurut dari ke empat aspek tersebut.a. Beneficienci: adalah tindakan berbuat baik, disini dokter harus mengupayakan yang terbaik bagi kesehatan pasien. Dalam kasus ini dicontohkan bahwa dari segi medis tindakan terbaik demi kesehatan pasien adalah melakukan pengambilan bola mata dengan eviserasi bulbi untuk menghindari infeksi yang meluas.b. Nonmaleficenci: tidak berbuat jahat maksudnya dokter tidak boleh melakukan hal yang merugikan pasien. Dalam kasus ini dokter melakukan tiindakan yang sebisa mungkin tidak merugikan pasien dengan melakukan tindakan sesuai dengan indikasi medis.c. Justice: dokter tidak membeda-bedakan pasien meski dari Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama dan faham kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan, serta perbedaan gender tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya dokter tetap akan melakukan yang terbaik.d. Otonom:setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri), setiap manusia yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan. Dalam kasus ini pasien berhak menentukan atau menolak tindakan ayang akak dilakukan dokter, bahkan pasien berhak memilih dokternya sendiri.e. http://yusufalamromadhon.blogspot.com/2007/11/kaidah-dasar-etikabioetika-kedokteran.html

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuaiDari segi keislaman akan dibahas tentang pandangan islam tentang panca indera. Ketika manusia lahir kebumi, Allah swt. menganugerahkan kepada manusia (termasuk kita) tiga alat untuk mencari Ilmu. Sebab pada dasarnya manusia itu tidak mengetahui terhadap apa-apa. Didalam QS. an-Nahl ayat 78, Allah swt berfirman :

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." Dalam ayat tersebut, Allah menyebutkan 3 alat. Yang pertama, yang berarti "pendengaran". kenapa tidak telinga? Udzunun? karena tidak setiap orang yang punya telinga bisa mendengar. Begitu pun hal-nya dengan . Ketika manusia lahir, atau seorang bayi lahir, kita sudah pada mafhum kalau hal pertama yang paling ditunggu oleh keuda orang tuanya adalah tangisan sibayi. kenapa? karena memang dengan menangisnya bayi tersebut, itu menandakan kalau tubuhnya sehat dan aktif serta ketiga alat yang allah berikan aktif.

Adapun alat yang kedua yakni penglihatan. Didalam KITAB "Shafqaatun Raabihah" yang dikarang oleh Dr. Khalid Ahmad Abu Syadi, beliau menegaskan bahwa yang namanya mata atau pandangan itu berkaitan erat dengan hati. Beliau menyatakannya dalam sebuah sya'ir yang berbunyi :"Hati itu bagaikan rumah, dan mata adalah pintunya. Tidak sekali-kali maling masuk kedalam rumah, melainkan pintunya telah terbuka. Ketika maling itu masuk dan mengambil harta keimanan dan mutiara takwa, serta meninggalkan rumah dalam keadaan porak-poranda, terlantar, maka waspadalah dengan maling ini." Sementara alat yang ketiga yakni atau hati. Terkadang orang bingung bagaimana bisa mencari 'Ilmu dengan hati? Seorang Dr. asal Eropa, Dr. Faul. Ia mengemukakan pada abad ke19 bahwa didalam jantung telah diketemukan sel-sel yang mirip dengan sel otak . Ia mengatakan bahwa ketika jantung seseorang sehat atau baik, maka baiklah seluruh badannya. Buktinya, kalau saja jantungnya berhenti, maka ia mati. Dr. Faul baru mengemukakan hal ini di abad ke19 sementara Nabi Muhammad saw sudah mengatakan jauh-jauh hari sebelum itu pada abad ke 7. "Inna fil jasadi mudghotan, idza sholahat sholahal jasadu kulluh. Wa idzal fasadat fasadal jasdu kulluh.": Sesungguhnya didalam tubuh (manusia) itu ada segumpal daging (mudghotan). Apabila segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh perbuatan tubuhnya. dan jika segumpal daging itu rusak, maka rusaklah seluruh 'amal tubuhnya." Ini membuktikan bahwa hati manusia itu adalah alat berfikir yang berada dibawah alam sadarnya. Sehingga yang menentukan akhlaq seseorang itu adalah jantungnya. Maka berfikirlah dengan hati bukan dengan otak.http://sudut-pandang-islam.blogspot.com/2013/04/3-alat-indera.html

Umpan balik dari pembimbing

TTD Dokter Pembimbing

TTD Dokter Muda

-----------------------------------

--------------------------------

Page 1