refleksi kasus industri ikm.docx

19
REFLEKSI KASUS KUNJUNGAN HOME INDUSTRI PEMBUATAN BOX KONSTRUKSI DAN KERAJINAN TANGAN Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Sewon II Bantul Disusun Oleh : Ayu Cahyaning Pramesti 2080310042 Fathimatuzzahro 20080310077 Anni Maratus Sholihah 20080310187 Araafi Hariza Mahandaru 20080310212 Niddy Rohim Febriadi 20080310221 BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Upload: rafi-mahandaru

Post on 02-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

REFLEKSI KASUS

KUNJUNGAN HOME INDUSTRI PEMBUATAN BOX KONSTRUKSI DAN KERAJINAN TANGAN

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Sewon II Bantul

Disusun Oleh :

Ayu Cahyaning Pramesti 2080310042

Fathimatuzzahro 20080310077

Anni Maratus Sholihah 20080310187

Araafi Hariza Mahandaru 20080310212

Niddy Rohim Febriadi 20080310221

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UMY

2013

Page 2: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

REFLEKSI KASUS

PENDAHULUAN

Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari 5 wilayah kabupaten yang ada di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas wilayah seluruhnya mencapai 509,85

km2, dan merupakan 15,91 % dari seluruh luas wilayah provinsi DIY. Badan Pusat Statistik

Kabupaten Bantul menyebutkan bahwa jumlah penduduk kabupaten bantul pada tahun

2010 sebanyak 911.503 jiwa. Sebanyak 2,38 % penduduk bantul adalah pengrajin. Jumlah

pengrajin home industri di Bantul kurang lebih sebanyak 21.700 penduduk. Perkembangan

home Industri yang akhir – akhir ini terus meningkat, baik home industri skala besar,

menengah maupun kecil, di support oleh Pemerintah Kabupaten Bantul. Pembangunan

sector industri ditujukan untuk memperluas lapangan kerja, kesempatan berusaha dan

untuk meningkatkan mutu serta perlindungan bagi tenaga kerja. Perlindungan tenaga kerja

ditujukan kepada perbaikan upah, syarat kerja, serta jaminan social lainnya dalam rangka

perbaikan kesejahteraan tenaga kerja.

Keselamatan Kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia industri

modern terutama bagi mereka yang berstandard internasional. Kondisi kerja dapat dikontrol

untuk mengurangi bahkan menghilangkan kecelakaan di tempat kerja. Kecelakaan dan

kondisi kerja yang tidak aman dapat berakibat luka – luka pada pekerja, penyakit, cacat

bahkan kematian. Selain itu juga harus diperhatikan hilangnya efisiensi dna produktivitas

pekerja dan perusahaan. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta

pencapaian ketentraman atau ketenangan kerja agar tenaga kerja tetap sehat dan selamat

bertujuan untuk pencapaian produktivitas kerja yang setinggi – tingginya.

Page 3: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

PROFIL INDUSTRI

Untuk mengetahui dan mengkaji lebih mendalam mengenai resiko kecelakaan kerja

dan keselamatan kerja di Kab. Bantul, kami mengadakan kunjungan kepada salah satu home

industri yang ada di kab. Bantul. Pada kesempatan ini kami mengunjungi salah satu home

industri yang menekuni bidang kerajinan pembuatan box konstruksi dan kerajinan tangan

dari bahan daur ulang, yaitu Home Industri Sekar Lintang Craft yang terletak di Jalan

Parangtritis Km. 8.

Perjalanan industri

Dibawah kepemilikan bapak X dan ibu Y, Home Industri Sekar Lintang sudah berdiri sejak

kurang lebih 15 tahun yang lalu. Mulanya, Home Industri tersebut menggeluti bidang

kerajinan tangan dari bamboo dan kulit untuk di ekspor ke luar negeri. Jumlah pengrajin dan

trader yang tidak seimbang di Kab. Bantul ( 21.700 pengrajin : 7 trader ), membuat

kesempatan untuk mengekspor barang menjadi lebih bersaing dan kompetitif. Namun pada

5 tahun pertamanya Home Industri Sekar Lintang berhasil menembus pasar Asia Tenggara,

Australia dan Eropa. Salah satu importer yang pernah bekerja sama dengan CV ini adalah

Perusahaan Asing dari Australia yang pernah mengontrak selama 2 tahun untuk kerajinan

bamboo dan berlokasi di Bali. Namun pada tahun 2001 saat terjadi Bom Bali, Perusahaan

Asing tersebut membatalkan kontrak kerja dengan HI Sekar Lintang Craft (HI SLC). Di tahun

2006 HI Sekar Lintang Craft sempat mengalami krisis yang diakibatkan oleh gempa Bantul

tahun 2006. Kerugian yang mencapai ratusan juta tersebut berdampak banyak terhadap HI

SLC yang semula menggeluti kerajinan tangan dan souvenir seni menjadi home industri yang

menggarap lebih kearah konstruksional yaitu box konstruksi.

Omset dan Kepegawaian

Home Industri Sekar Lintang Craft merupakan kelompok pengrajin home industri menengah

dengan rata – rata omset perbulannya mencapai 100 juta per bulan. Sistem kepegawaian

yang diterapkan adalah system outsourcing dengan pegawai tetap sebanyak 7 orang tidak

termasuk bapak X dan Ibu Y. Pegawai lain tambahan diambil jika ada borongan atau

pesanan dalam jumlah besar.

Page 4: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

Proses Pengolahan

Bahan dasar

Box konstruksi yang dibuat adalah berbahan dasar papan MDF (Medium Density Fiberboard)

dan kertas karton dengan diameter 3 – 5 mm. Papan MDF (Medium Density Fiberboard)

adalah leburan kayu yang menggunakan lilin dan resin, memiliki tekstur padat dan kuat

serta memiliki kepadatan 600 – 800 kg/m3. Papan ini memiliki kelebihan lain yaitu dapat

dilengkungkan karena serbuknya yang bersifat lembut. Partikel board adalah serbuk kayu

yang kasar yang direkatkan dengan menggunakan lem kemudian di press sehingga

berbentuk lembaran.

Pemotongan BahanDasar

Pembuatan Kerangka Box

Finishing Konstruksi Penyimpanan

Page 5: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

Bahan dasar lain yang digunakan untuk kerajinan tangan adalah lidi, kertas bekas semen,

daun lontar, gedebok pisang dan bahan daur ulang lain. Namun produksi kerajinan tersebut

tidak dalam jumlah besar seperti produksi box konstruksi.

Pemotongan

Proses pertama yang dilakukan adalah pemotongan bahan. Pemotongan bahan MDF

dilakukan dengan mesin gergaji listrik (electrical chainsaw) berukuran besar. Pemotongan

dilakukan satu per satu sesuai ukuran yang diinginkan. Pemotongan kertas karton tebal

dilakukan dengan mesin potong press manual berukuran besar. Mesin tersebut dapat

dioperasikan oleh satu orang. Mesin tersebut dapat memotong beberapa tumpuk kertas

karton (5-6 lembar), sesuai ukuran yang diinginkan.

MDF Karton tebal

Lidi, Kertas bekas semen, daun lontar, gedebok pisang dll

Page 6: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

Pembuatan Kerangka box

Pembuatan kerangka box dilakukan secara manual oleh para pegawai yang sudah terlatih

dibidang tersebuit. Ukuran kerangka menyesuaikan dengan pesanan pemborong (missal 30x

20 x 15 cm, 20 x 15 x 10 cm, 50 x 30 x 20 cm, dll). Perekatan kerangka dilakukan dengan

menggunakan lem “super glue” yang di import dari Malaysia.

Pemotongan M DF

Pemotongan Karton

Page 7: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

Finishing

Proses akhir atau finishing disini maksudnya adalah finishing dalam konteks konstruksional.

Jadi yang termasuk proses tersebut adalah merapikan dengan pemotong manual,

pembuatan asesoris dasar dan menyemprotkan lem untuk memperkuat rekatan pada

konstruksi. Setelah itu box dijemur beberapa saat (+/- 2 jam) untuk agar lem yang baru saja

disemprotkan kering dan kemudian disimpan dalam gudang/tempat penyimpanan.

Jam Kerja Pegawai

Sistem kerja yang diterapkan pada home industri tersebut adalah sistem borongan, dimana

pegawai bebas menentukan waktu kerja mereka. Pemilik membelikan bahan dasar yang

akan dikelola sendiri oleh pegawai, kemudian pegawai diberikan tenggang waktu yang

disesuaikan dengan jumlah barang dan pemilik membeli lagi barang tersebut ke pegawai.

Dengan diberlakukannya system tersebut rata – rata pegawai memilih bekerja di siang hari

sampai larut malam bahkan sampai pagi saat ada borongan. Jika jumlah barang yang

dibutuhkan banyak biasanya pegawai datang lebih pagi. Proses pengerjaan tidak terlalu

diperhatikan oleh pemilik, karena yang terpenting bagi pemilik adalah tercapainya jumlah

Pembuatan Kerangka Glue Spraying

Pengeringan dan Penyimpanan

Page 8: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

barang dalam jangka waktu yang ditentukan. Meskipun demikian, kualitas barang selalu

dinilai oleh pemilik.

Page 9: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

ASPEK KESELAMATAN KERJA

Keselamatan Kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia industri

modern terutama bagi mereka yang berstandard internasional. Kondisi kerja dapat dikontrol

untuk mengurangi bahkan menghilangkan kecelakaan di tempat kerja. Kecelakaan dan

kondisi kerja yang tidak aman dapat berakibat luka – luka pada pekerja, penyakit, cacat

bahkan kematian. Selain itu juga harus diperhatikan hilangnya efisiensi dna produktivitas

pekerja dan perusahaan.

Alat Pelindung Diri (APD)

Penggunaan alat pelindung diri amat penting dalam proses perindustrian, APD yang kurang

memenuhi standard dapat meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan kerja yang signifikan.

Pada kesempatan kali ini kami mengamati beberapa penggunaan APD yang ada di Home

Industri Sekar Lintang Craft.

Pada proses pemotongan MDF pegawai memakai masker yang bertujuan untuk

menghindari serbuk – serbuk MDF yang beterbangan saat dipotong dengan gergaji listrik

(electrical chainshaw). Namun pada kesehariannya menurut pegawai, mereka kadang –

kadang tidak menggunakan masker dengan alasan lupa, sudah terbiasa, tidak nyaman saat

memakai dan tidak tahu dimana tempat masker tersebut diletakan. Berdasarkan

pengalaman pegawai penggunaan masker hanya dilakukan oleh pekerja – pekerja yang baru

atau pekerja borongan yang bukan merupakan pekerja tetap.

Penggunaan masker juga diterapkan pada proses penyemprotan lem (glue spraying) yang

dimaksudkan agar partikel lem yang mengandung zat irritant tidak terhirup

Page 10: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

Penggunaan sepatu boot saat pemotongan MDF sangat sedikit diterapkan oleh pegawai,

walaupun sudah tersedia beberapa pasang sepatu boot di home industri tersebut.

Penggunaan APD

Page 11: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

PEMBAHASAN

Resiko Kecelakaan Kerja dan Aspek Kesehatan Masyarakat

Berdasarkan observasi dan analisis kami setelah melakukan pengamatan pada Home

Industri Sekar Lintang Craft, masih banyak hal – hal yang perlu dibenahi berkaitan dengan

resiko kesehatan dan keselamatan kerja.

Bahan Dasar Produksi

Papan MDF (Medium Density Fiberboard) dan kertas karton dengan diameter 3 – 5

mm. Papan MDF (Medium Density Fiberboard) adalah leburan kayu yang

menggunakan lilin dan resin, memiliki tekstur padat dan kuat serta memiliki

kepadatan 600 – 800 kg/m3. Pemotongan papan MDF dapat menimbulkan debu

partikel kecil yang ringan sehingga mudah melayang diudara dan terhirup ke saluran

pernafasan dan menumpuk disaluran nafas atau paru – paru. Pada pekerja yang

sensitive terhadap bahan kayu tertentu (karena jenis serbuk dari kayu apa dan

bahan lilin dan resin apa dalam MDF tersebut tidak diketahui secara jelas) dapat

terjadi reaksi hipersensitivitas yang manifestasinya bisa beragam tergantung tingkat

keparahannya. Missal jika ringan akan terjadi dermatitis alergi atau kontak irritant

yang terlokalisir pada kulit yang terkena, sampai serangan yang bisa menimbulkan

sesak nafas ataupun penyakit kronis pneumoconiosis.

Pennggunaan lem yang mengandung zat irritant juga harus berhati – hati, pada

sebagian lem yang digunakan mengandung zat yang berbahaya yang mudah

terbakar, oleh sebab itu penempatan lem harus di letakan di tempat dan suhu yang

tepat. Selama penggunaan lem, harus memakai masker dan gloves yang mana tidak

ditemukan pada pegawai home industri tersebut. Iritant yang ada pada lem bila

terhirup bisa menyebabkan trauma inhalasi yang berbahaya baik akut maupun

kronis dan bila terkena kulit dapat menyebabkan luka bakar kimia atau dermatitis

kontakl irritant.

Page 12: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

Keterbatasan APD dan SOP

Terbatasnya APD dan SOP merupakan hal yang nyata dalam proses pengolahan

home industri tersebut. Selain ketersediaan APD, pemilik juga harus member edukasi

kepada pegawai mengenai kesadaran menggunakan APD, tempat dimana APD diletakan dan

Bagaimana penggunaan APD yang benar sesuai standard serta Standard langkah – langkah

baku tindakan yang harus dilakukan saat beroperasi dalam proses tersebut (SOP), agar

meminimalisasi kecelakaan kerja.

Pemakaian masker yang masih kurang pada pegawai, meningkatkan resiko

terjadinya gangguan saluran pernafasan akibat debu MDF atau zat irritant dalam

lem. Penggunaan sepatu boot yang kurang memudahkan terjadinya luka / trauma

apabila terdapat pecahan MDF yang lepas saat digergaji atau box yang jatuh saat

diangkat (karena proses pengangkutan barang dilakukan secara manual/tanpa tuas).

Pemakaian sarung tangan belum diterapkan, pemakaian sarung tangan bertujuan

untuk mengurangi kontak dengan lem atau serbuk MDF yang pada orang – orang

tertentu akan menyebabkan iritasi kulit

Pemakaian kacamata (googles) merupakan hal penting yang belum diterapkan.

Percikan serbuk MDF dapat menyebabkan korpal mata dan konjunctivitis pada

pegawai yang sedang memotong, demikian pula pegawai yang bekerja

menyemprotkan lem (glue spraying) yang memiliki resiko untuk terkena trauma

asam atau basa pada mata akibat zat irritant di lem.

Page 13: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

Topi dan baju kerja belum diterapkan pada pegawai, adanya baju dan topi kerja

menghindarkan pegawai dari resiko trauma, kontaminasi dan iritasi. Pegawai

kadang memakai baju seadanya atau bahkan hanya menggunakan kaos dalam yang

kurang memenuhi standard.

Dalam keseharian kerja pemilik kurang menerapkan peraturan – peratuan yang

baku demi mengurangi kecelakaan dan meningkatkan kesehatan dan keselamatan

kerja, seperti harus memakai alas kaki, harus memakai APD dengan benar, dilarang

merokok dalam ruangan kerja dan mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan,

sehingga masih banyak hal – hal yang kurang baik untuk kesehatan dan keselamatan

kerja yang terjadi.

Tidak tersedianya kereta dorong atau tuas pengangkut untuk mengangkat box

konstruksi atau bahan mentah, mengharuskan pegawai mengangkat secara manual

barang – barang tersebut. Posisi ergonomis yang kurang benar saat mengangkat,

dalam jangka panjang akan dapat menyebabkan low back pain, ketegangan otot

(muscle strain), varices, dan resiko trauma ekstrimitas.

Pem akaian APD yang kurang

Pem akaian APD yang kurang

Page 14: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

Bangunan

Berdasarkan pengamatan kami, bangunan yang digunakan untuk proses produksi

kurang memenuhi standard kelayakan produksi.

Bangunan tersebut kurang sempurna karena merupakan renovasi dan pembenahan

pasca gempa yang konstruksi dan fondasi nya tidak dibuat ulang. Atap bangunan

masih banyak yang tidak tertutup, sehingga memudahkan untuk masuknya angin

dan air hujan dari luar. Adanya angin dapat menyebabkan beterbangannya serbuk –

serbuk MDF yang tercecer diruang pemotongan yang terletak tidak jauh dari tempat

pembuatan konstruksi.

Adanya air hujan yang masuk lewat atap yang tidak tertutup rapat, akan

meningkatkan kelembapan suhu ruangan, ditambah lagi banyaknya material kayu

dan kertas yang memudahkan pertumbuhan jamur. Beberapa jenis jamur dapat

menyebabkan iritasi kulit (tinea corporis), adanya infeksi saluran nafas bila terhidup

(aspergilosis) dan infeksi lain.

gam bar bangunan

gam bar bangunan

Page 15: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

Atap yang terbuka menyebabkan perubahan suhu udara dalam ruangan yang tidak

teratur yang kurang baik untuk kesehatan dan hygienitas tidur.

Bangunan tersebut masih menjadi satu dengan rumah pemilik. Jika dikaitkan

dengan kondisi atap dan jenis pekerjaan yang waktunya terserah pegawai,

ketidaknyamanan bisa mengganggu aspek psikologis pemilik dan polusi suara yang

dapat mengganggu tidur. Sehingga ada resiko untuk terjadi stress, kecemasan dan

insomnia meningkat.

Jam Kerja Dan Kompetisi Kerja

Jam kerja pegawai, berkaitan dengan efektifitas, efisiensi dan produktifitas pegawai.

Jam kerja pegawai yang tidak pasti, yang kebanyakan hingga larut malam atau

bahkan sampai pagi dapat menurunkan efisiensi dan produktifitas pegawai.

Kurangnya porsi tidur malam menyebabkan menurunnya system imunitas yang

pada fase akut akan memudahkan pegawai tersebut sering terkena infeksi saluran

nafas (common cold, ISPA) atau infeksi dan gangguan saluran pencernaan (diare,

gastritis). Walaupun kejadian ini lama kelamaan akan berkurang pada pegawai yang

sudah terbiasa, kurangnya porsi tidur malam berkaitan dengan perubahan siklus

kortisol dalam tubuh yang berdampak banyak pada kesehatan psikologi pegawai.

Lingkungan kerja yang mengharuskan pengrajin berusaha keras untuk dapat

bersaing dengna 21.699 pengrajin lain untuk mendapat kesempatan berdagang

dalam lingkup yang lebih luas, sering menimbulkan tekanan psikis. Jenis bisnis ini

juga labil terhadap kebijakan pemerintah dibidang industri dan pariwisata serta nilai

tukar rupiah yang tidak sama dengan yang diinginkan banyak orang. Berbagai

stressor dapat mempengaruhi kesehatan psikologis yang bisa menimbulkan depresi,

PTSD, stress, kecemasan yang berefek pada efisiensi dan produktifitas pegawai.

Page 16: REFLEKSI KASUS INDUSTRI IKM.docx

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat diperoleh kesimpulan

1. Keselamatan Kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia industri

modern terutama bagi mereka yang berstandard internasional.

2. Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman dapat berakibat luka – luka pada

pekerja, penyakit, cacat bahkan kematian. Selain itu juga harus diperhatikan

hilangnya efisiensi dna produktivitas pekerja dan perusahaan.

3. Peningkatan resiko kecelakaan kerja pada Home Industri Sekar Lintang Craft

tersebut terletak pada beberapa aspek seperti, pemilihan jenis bahan, penggunaan

APD dan SOP yang belum baik, bangunan yang belum sesuai standard, lingkungan

serta jam kerja dan kompetisi kerja yang belum bisa dioptimalkan dengan baik.

4. Kurangnya kesadaan pemilik dan pegawai untuk menilai resiko dan menerapkan

prinsip – prinsip keselamatan kerja dapat berakibat turunnya efisiensi dan

produktifitas kerja.