refleksi kasus hiperbilirubinemia

Upload: zahra

Post on 06-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 REFLEKSI KASUS Hiperbilirubinemia

    1/11

      FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

      UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

      YOGYAKARTA

      2016

    REFLEKSI KASUS 

    REFLEKSI KASUS

    Stase : Anak  

    Nama : Zahra Mustavavi

    NIM : 2015401110!re"e#t$r : %r& Kis'ar(anu S#&A&

    I& KASUS

    Sejak 2 hari setelah lahir, bayi E. tampak kuning. Warna kuning pertama kali tampak pada

    mata, kemudian menyebar ke dada dan punggung, tidak mencapai ke tungkai dan lengan ataupun

    telapak tangan dan kaki. Bayi terlihat bugar, menangis kuat, gerak aktif. Keluhan kuning tidak disertai

     panas badan, kejang, ataupun penurunan kesadaran. Buang air besar tidak tampak dempul dan buangair kecil tidak tampak berwarna teh pekat.

    Bayi E. Lahir spntan dengan BBL !"2# gram, $anjang badan % cm, lingkar kepala' lingkar 

    dada' lingkar lengan atas % !( cm' !( cm' )! cm. *$+* scre % -'"')#. sia kehamilan % (# minggu.

    *ir ketuban jernih, B*B /01 , B*K /1. Setelah lahir, bayi diberikan resusitasi tahap awal, inj. 3it. K )

    mg, 4alf mata chlramphenicl dan 2 jam setelah injeksi 5itamin K diberikan imunisasi 6ep. B.

    Saat diperiksa bayi terlihat bergerak aktif, menangis kuat. 3ital sign suhu % !7,8 9% heart rate %

    )2# :'menit % dan respirasi % :'menit. ;ari pengamatan ditemukan kramer grade

  • 8/16/2019 REFLEKSI KASUS Hiperbilirubinemia

    2/11

      FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

      UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

      YOGYAKARTA

      2016

    REFLEKSI KASUS 

    serum D& mg'dl. Sebagian besar hiperbilirubinemia adalah fisilgis dan tidak membutuhkan terapi

    khusus, tetapi karena ptensi tksik dari bilirubin, maka semua nenatus harus dipantau untuk 

    mendeteksi kemungkinan terjadinya hiperbilirubinemia berat.

    *. Anamnesis

    iwayat keluarga ikterus, anemia, splenektmi, sfersitsis, defisiensi gluksa 7fsfat

    dehidrgenase /+7$;1

    iwayat keluarga dengan penyakit hati, menandakan kemungkinan galaktsemia, defisiensi

    alfa)antiripsin, tirsinsis, hipermetininemia, penyakit +ilbert, sindrm 9rigler>ajjar tipe )

    dan

  • 8/16/2019 REFLEKSI KASUS Hiperbilirubinemia

    3/11

      FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

      UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

      YOGYAKARTA

      2016

    REFLEKSI KASUS 

    $emberian air susu ibu /*S

  • 8/16/2019 REFLEKSI KASUS Hiperbilirubinemia

    4/11

      FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

      UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

      YOGYAKARTA

      2016

    REFLEKSI KASUS 

    $enilaian Kramer tidak akan akurat pada bayi yang sudah memulai phttherapy. tal serum

     bilirubin digunakan untuk menilai respn terhadap phttherapi. Selain itu, halhal yang harus dicari

     pada pemeriksaan fisis adalah

    $rematuritas

    Kecil masa kehamilan, kemungkinan berhubungan dengan plisitemia.

    anda infeksi intrauterin, misalnya mikrsefali, kecil masa kehamilan

    $erdarahan ekstra5askular, misalnya memar, sefalhematm

    $ucat, berhubungan dengan anemia hemlitik atau kehilangan darah ekstra5askular 

    $etekie, berkaitan dengan infeksi kngenital, sepsis, atau eritrblastsis

    6epatsplenmegali, berkaitan dengan anemia hemlitik, infeksi kngenital, atau penyakit hati

    Fmfalitis

    Kriretinitis, berhubungan dengan infeksi kngenital

    anda tanda hiptirid

    -& !emeriksaan !enun(an+

    $emeriksaan serum bilirubin/direk dan indirek1 harus dilakukan pada nenatus yang mengalamiikterus. erutama pada bayi yang tampak sakit atau bayibayi yang terglng resik tingggi

    terserang hiperbilirubinemia berat. Bilirubin serum direk dianjurkan untuk diperiksa bila ikterus

    menetap sampai usia D2 minggu atau dicurigai adanya klestasis. $emeriksaan serum bilirubin

    ttal harus diulang setiap (2( jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin. Kadar serum

    albumin juga harus diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar atau transfusi tukar.

    ;arah perifer lengkap dan gambaran apusan darah tepi untuk melihat mrflgi eritrsit dan

    ada tidaknya hemlisis. Bila fasilitas tersedia, lengkapi dengan hitung retikulsit.

      RM&04&

    Z$na 1 2 , 4 5

    .e/inisi a(ah

    %an

    eher

    .a%a %an

    #un++un+

    !erut

    %i3a'ah

    um3iikus

    hin++a

    utut

    Len+an

    %an

    ekstremitas

    3a'ah

    %i3a'ah

    utut

    an+an

    %an

    kaki

    S*

    mikr$m$6L

    100 150 200 250 7250

  • 8/16/2019 REFLEKSI KASUS Hiperbilirubinemia

    5/11

      FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

      UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

      YOGYAKARTA

      2016

    REFLEKSI KASUS 

    +lngan darah, hesus, dan direct Coombs’ test dari ibu dan bayi untuk mencari penyakit

    hemlitik. Bayi dari ibu dengan hesus negatif harus menjalani pemeriksaan glngan darah,

    hesus, dan direct Coombs’ test segera setelah lahir.

    Kadar en4im +7$; pada eritrsit.

    $ada ikterus yang berkepanjangan, lakukan uji fungsi hati, pemeriksaan urin untuk mencari

    infeksi saluran kemih, serta pemeriksaan untuk mencari infeksi kngenital, sepsis, defek 

    metablik, atau hiptirid.

    a3e 1& !ene+akan %ia+n$sis Ikterus Ne$nat$rum 3er%asarkan 'aktu ke(a%iann8a :

    2&

    ,&

    4&

    5&

      RM&05&

    aktu .ia+n$sis *an%in+ An(uran !emeriksaan

    )ari ke91 $enyakit hemlitik

  • 8/16/2019 REFLEKSI KASUS Hiperbilirubinemia

    6/11

      FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

      UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

      YOGYAKARTA

      2016

    REFLEKSI KASUS 

    &

    &

    ;&

  • 8/16/2019 REFLEKSI KASUS Hiperbilirubinemia

    7/11

      FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

      UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

      YOGYAKARTA

      2016

    REFLEKSI KASUS 

    2& F$t$tera#i

    ata laksana hiperbilirubinemia bertujuan untuk mencegah agar kadar bilirubin indirek dalam

    darah tidak mencapai kadar yang neurtksik. ata laksana terkini meliputi ftterapi dan transfusitukar. $enggunaan ftterapi sebagai salah satu terapi hiperbilirubinemia telah di mulai sejak tahun

    )" dan efektif dalam menurunkan insidensi kerusakan tak akibat hiperbilirubinemia.Keuntungan

    ftterapi tidak in5asif, efektif, tidak mahal dan mudah digunakan. @tterapi mengurangi

    hiperbilirubinemia melalui tiga prses yaitu ftismerisasi, ismerisasi struktural dan ftksidasi.

    Efekti5itas ftterapi tergantung pada kualitas cahaya yang dipancarkan lampu /panjang

    gelmbang1, intensitas cahaya /iradiasi1, luas permukaan tubuh, ketebalan kulit dan pigmentasi, lama

     paparan cahaya, kadar bilirubin ttal saat awal ftterapi. @tterapi yang intensif seharusnya dapat

    menurunkan kadar bilirubin ttal serum )2 mg'dL dalam (7 jam, sehingga kadar bilirubin harus

    dimnitr setiap ()2 jam.

    Kntraindikasi ftterapi adalah pada kndisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk 

    yang disebabkan leh penyakit hati atau obstructive jaundice.

  • 8/16/2019 REFLEKSI KASUS Hiperbilirubinemia

    8/11

      FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

      UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

      YOGYAKARTA

      2016

    REFLEKSI KASUS 

    a3e 2&1 Rek$men%asi “American Academy of Pediatrics= AA! untuk #enan+ananhi#er3iiru3inemia #a%a ne$natus sehat %an "uku# 3uan

     

    RM&0;&

    $ta serum 3iiru3in m+6%

    Usia !ertim3an+an

    /$t$tera#i

    F$t$tera#i rans/usi

    tukar (ika

    /$t$tera#i

    intensi/ +a+a

    rans/usi

    tukar %an

    intensi/ 

    /$t$tera#i

    > 24 (am 9 9 9 9

    2594; ? 12 ? 15 ? 20 ? 25

    4

  • 8/16/2019 REFLEKSI KASUS Hiperbilirubinemia

    9/11

      FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

      UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

      YOGYAKARTA

      2016

    REFLEKSI KASUS 

    Keterangan :

      RM&0

  • 8/16/2019 REFLEKSI KASUS Hiperbilirubinemia

    10/11

      FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

      UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

      YOGYAKARTA

      2016

    REFLEKSI KASUS 

    - Bilirubin yang digunakan adalah bilirubin serum ttal. Gangan menggunakan nilai bilirubin tak terknjugasi ataupun bilirubin terknjugasi.

    @aktr risik% penyakit hemlitik isimun, defisiensi +7$;, asfiksia, letargi, instabilitas suhu, sepsis,

    asidsis, atau albumin H! g'dL ntuk bayi dengan usia gestasi !&!8 7'8 minggu, digunakan kur5a risik medium / medium risk 1.

    ntuk bayi dengan usia gestasi mendekati !& minggu, dapat dipertimbangkan untuk 

    menginter5ensi pada kadar bilirubin serum ttal yang lebih rendah dari cut-off point , sedangkan

    untuk bayi dengan usia gestasi mendekati !8 7'8 minggu dapat dipertimbangkan untuk 

    menginter5ensi pada kadar bilirubin serum ttal yang lebih tinggi dari cut-off point . $ada kadar bilirubin serum ttal lebih rendah 2! mg'dL dari cut-off point , dapat dipertimbangkan

    terapi sinar kn5ensinal di rumah. >amun, terapi sinar di rumah tidak bleh dilakukan pada bayi

    yang memiliki faktr risik.

      RM&010&

  • 8/16/2019 REFLEKSI KASUS Hiperbilirubinemia

    11/11

      FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

      UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

      YOGYAKARTA

      2016

    REFLEKSI KASUS 

    III& KESIM!ULAN

    ;iagnsis ikterus nenatrum pada bayi E. ditegakkan berdasarkan temuan dari pemeriksaan

    klinis yaitu kramer grade