refleksi kasus - dewi

12

Click here to load reader

Upload: dewi-ardiana

Post on 02-Feb-2016

102 views

Category:

Documents


53 download

DESCRIPTION

kasus

TRANSCRIPT

Page 1: Refleksi Kasus - Dewi

1

REFLEKSI KASUS

Tuberkulosis

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti

Program Pendidikan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam

Di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri

oleh :

S. Dewi Ardiana

1071156

Pembimbing:

dr. Endra Dwi Cahyana Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK

RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

Page 2: Refleksi Kasus - Dewi

2

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2015

FORM REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

________________________________________________________________________

_____

Nama Dokter Muda : S. Dewi Ardiana NIM : 10711156

Stase : Ilmu Penyakit Dalam

Identitas Pasien :

Nama / Inisial : Tn. K No RM : 356877

Umur : 65 tahun Jenis kelamin : Laki-laki

Diagnosis/ kasus : Tuberkulosis paru

Pengambilan kasus pada minggu ke : 1

Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman

sifatnya wajib)

a. Ke-Islaman*

b. Etika/ moral

c. Medikolegal

d. Sosial Ekonomi

e. Aspek lain

Form uraian

1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus

yang diambil ).

Seorang laki - laki berusia 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan batuk. Batuk

dirasakan sejak 5 bulan yang lalu. Batuk dirasakan terus - terusan, batuk memberat

Page 3: Refleksi Kasus - Dewi

3

terutama saat malam hari dan akan berkurang saat menjelang siang hari. Batuk disertai

dengan dahak berwarna kuning kental. Dahak dapat keluar, pasien pernah mengalami

batuk berdarah 1 kali. Batu dirasakan semakin memberat, sehingga kadang pasien

merasakan mual. Akibat keluhan tersebut, nafsu makan pasien menjadi menurun dan

berat badannya dirasa menurun. Selain batuk, pasien juga merasakan badannya demam,

tetapi tidak terlalu tinggi. Saat malam hari badan juga mengeluarkan keringat dingin.

Riwayat asma disangkal oleh pasien. Keluhan seperti ini baru dirasakan pasien pertama

kalinya. Pasien seorang perokok aktif, sehari dapat menghabiskan 6 batang rokok. Pasien

adalah seorang purnawaran Polri. Di lingkungan rumah pasien, ada yang menderita

keluhan serupa. Ayah pasien juga menderita batuk dalam jangka waktu yang lama.

Akibat keluhan tersebut, pasien memeriksakan ke rumah sakit dan dirawat di ruang

isolasi dengan diagnosis TB Paru berdasarkan pada pemeriksaan dahak dan foto rontgen.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus

Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri

Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru - paru.

Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan

komplikasi berbahaya hingga kematian ( http://www.depkes.go.id/, 2014 ). Tuberkulosis

( TB ) merupakan pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan

peringkat tiga dalam daftar 10 penyakit pembunuh tertinggi di Indonesia menurut Survey

Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT ) tahun 2004 ( http://www.tbindonesia.or.id,2015).

Sementara itu dari hasil laporan yang masuk ke subdit TB P2MPL Departemen

Kesehatan tahun ,2001 terdapat 50.443 penderita BTA positif yang diobati (23% dari

jumlah perkiraan penderita BTA positif ). Tiga perempat dari kasus TB ini berusia 15 –

49 tahun. Pada tahun 2004 WHO memperkirakan setiap tahunnya muncul 115 orang

penderita tuberkulosis paru menular (BTA positif) pada setiap 100.000 penduduk.

Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru

tuberkulosis pada tahun 2002, dimana 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam)

positif. Setiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberkulosis di dunia ini, dan sepertiga

penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Jumlah terbesar kasus TB terjadi di

Asia tenggara yaitu 33 % dari seluruh kasus TB di dunia, namun bila dilihat dari jumlah

Page 4: Refleksi Kasus - Dewi

4

pendduduk, terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk.Di Afrika hampir 2 kali lebih besar

dari Asia Tenggara yaitu 350 per 100.000 penduduk

Saat ini Indonesia masih menduduki urutan ke 3 di dunia untuk jumlah kasus TB setelah

India dan China ( Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan TB Indonesia, 2014 ).

Melihat masih banyaknya kasus TB di Indonesia, timbul beberapa masalah yang

berkaitan dengan pasien diantaranya :

- Pasien belum mengetahui tentang penyakit TB, cara penularan maupun cara

pencegahan

- Pasien merupakan golongan yang rentan terhadap penularan infeksi TB

- Pasien belum mengetahui akan letak ruang yang baik dan kebersihan lingkungan

yang berhubungan dengan tempat hidup bakteri TB

Refleksi dari aspek etika moral /m edikolegal / sosial ekonomi beserta penjelasan

evidence / referensi yang sesuai *

Medikolegal

Pemberantasan TB sebenarnya telah dimulai sejak lama tetapi hasilnya belum

menggembirakan. Sebelum ada strategi DOTS (Directly Observe Treatment Shortcourse)

cakupan program sebesar 56% dengan angka kesembuhan yang dapat dicapai hanya 40-

60%. Karena pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak cukup di masa

lalu, kemungkinan telah timbul kekebalan kuman TB atau multi drug resistance (MDR)

terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) secara meluas.

TB merupakan penyakit yang dapat disembuhkan. Penderita TB dapat sembuh bila

melakukan pengobatan dengan OAT secara lengkap dan teratur selama 6-8 bulan. Di

Indonesia, Program Pengendalian TB disesuaikan dengan Strategi Stop TB Global,

diarahkan dalam upaya mencapai Target Global TB 2005 dan Tujuan Pembangunan

Milenium 2015. Strategi Pengendalian TB mencakup penerapan Strategi DOTS,

pengelolaan kasus TB yang kebal terhadap obat anti TB (MDR/multi drug resistance),

koinfeksi TB - HIV, memperkuat sistem pelayanan kesehatan, keterlibatan semua

penyedia layanan kesehatan serta meningkatkan kegiatan penelitian.

Selama lebih dari satu dekade Strategi DOTS merupakan elemen yang sangat penting

untuk pengendalian TB. Strategi ini terdiri dari 5 komponen :

Page 5: Refleksi Kasus - Dewi

5

1. Peningkatan Komitmen Politis dengan ada Rencana Jangka Panjang Penanggulangan

TB yang didukung oleh penganggaran yang tetap dan memadai sesuai dengan target

World Health Assembly 2005 dan Millenium Development Goals 2015.

2. Penegakkan diagnosis dengan mikroskopis dahak dan serta penguatan jejaring

laboratorium mikroskopis TB

3. Pengobatan TB standar dengan PMO (Pengawas Menelan Obat) dalam upaya

mengurangi risiko terjadinya MDR dan peningkatan kesembuhan penderita.

4. Jaminan ketersediaan dan sistim pengelolaan OAT yang efektif.

5. Sistim Pencatatan dan Pelaporan baku untuk TB.

Menurut Bank Dunia strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang paling cost

effective. Di Indonesia, strategi DOTS pertama kali dilakukan uji coba pada tahun 1995

dan kemudian diimplementasikan secara luas dalam sistim pelayanan kesehatan dasar.

Fokus saat ini adalah meningkatkan cakupan DOTS ke seluruh penyedia pelayanan

kesehatan di Indonesia disertai peningkatan mutu pelayanan. Langkah awal dengan

memperkuat jejaring puskesmas, lalu strategi inovasi lainnya seperti perencanan spesifik

daerah dalam upaya menjangkau populasi yang sulit mendapatkan akses pelayanan

(akibat sosial ekonomi maupun geografis), keterlibatan RS (Hospital DOTS Lingkage),

TB pada anak, TB di rumah tahanan/lembaga pemasyarakatan, penanganan kasus

resisten serta penanganan koinfeksi TB-HIV.

Pada kenyataannya masih dijumpai berbagai masalah di lapangan. Program DOTS

yang dulu dititik-beratkan di puskesmas harus diperluas ke rumah sakit dan dokter

praktik swasta. Hal ini disebabkan karena pasien TB bukan hanya datang ke puskesmas,

melainkan banyak juga ke rumah sakit, dokter praktik swasta serta klinik swasta.

Secara umum memang perlu dilakukan akselerasi DOTS di Indonesia agar program lebih

cepat mencapai target ( http://www.klikpdpi.com,. 2014 ).

3. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai

Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berarti Islam adalah agama pembawa

kasih sayang bagi seluruh makhluk di alam ini. Sebagai agama pembawa kasih sayang,

Islam menawarkan berbagai solusi bagi persoalan yang di hadapi manusia dalam

kehidupan ini. Islam tidak membiarkan manusia di alam ini terbelenggu dalam persoalan

Page 6: Refleksi Kasus - Dewi

6

yang tidak dapat dipecahkan. Karena itu, salah satu tujuan dari ajaran Islam ialah

menghilangkan kemadharatan/bahaya (daf’u al-dharar) yang menimpa manusia baik

bahaya yang mengancam fisik maupun psikis. Tujuannya adalah agar manusia dapat

menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah SWT menyembah dan mengabdi kepada-

Nya- di muka bumi ini dengan baik. Jika kondisi fisik atau psikis seseorang tidak sehat

tentu ia tidak akan dapat menunaikan tugas tersebut dengan baik. Karena itu, Islam sangat

memperhatikan masalah kesehatan dan menganjurkan agar manusia menjaga kesehatan.

Maka dari itu, ketika dunia dikejutkan dengan merebaknya penyakit tuberculosis atau

TB yang disebabkan oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis, umat Islam

berkewajiban untuk menanggulanginya agar penyakit ini tidak menyebar lebih luas lagi (

http://muslim.or.id/, 2013).

Ada sebagian kecil kaum muslimin percaya bahwa wabah atau penyakit menular

tidak ada. Hal ini mereka dasarkan pada hadits:

, , �ح� : : الص�ال ل� ف�أ ال �ح�ب و�أ ة� �ر� ط�ي � و�ال ع�دو�ى � ال �بي الن ق�ال� ق�ال� ة� ر� ي ه�ر� �ي ب� أ ع�ن

Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: “Tidak ada penyakit menular dan

thiyarah (merasa sial dengan burung dan sejenisnya), dan saya menyukai ucapan yang

baik”.

Hal ini tentu kelihatannya bertentangan dengan kenyataan yang ada di mana kita melihat

banyak sekali wabah dan penyakit yang menular, wabah ini bahkan bisa merenggut

nyawa sekelompok orang dengan cepat.

Perlu diketahui ada dalil-dalil lain yang menunjukkan bahwa Islam juga mengakui

adanya wabah penyakit menular.

Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

م�ص�ح# ع�ل�ى م�مر�ض' �ور�د� ي � ال

“Janganlah unta yang sehat dicampur dengan unta yang sakit”.

Dan Sabda beliau,

د� �س� األ م�ن� ك� ار� ف�ر� � م�جذ�وم ال م�ن� ف�ر�

“Larilah dari penyakit kusta seperti engkau lari dari singa”( nafisinstitute, 2007 ).

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pepatah ini tidak sekedar slogan, bahkan

kalau dilihat lebih mendalam lagi ajaran Islam juga menganut asas ini. Bisa dilihat

banyak larangan-larangan dalam Islam menganut asas ini seperti larangan berzina,

Page 7: Refleksi Kasus - Dewi

7

larangan makan makanan yang tidak halal dan tidak bergizi, larangan memilih pemimpin

yang non muslim dan lain-lain. Semua ini dimaksudkan untuk mencegah akibat yang

lebih buruk di masa yang akan datang. Sebab kalau kejadian yang buruh telah terjadi

penanganan lebih susah lagi. Prinsip semacam ini dalam Islam disebut Sad al-Dzariah

(menutup peluang terjadinya akibat buruk) atau tindakan preventif. Maka jelas dalam

Islam, hukum pencegahan penyakit TB hukumnya wajib dan umat Islam harus

berpartisipasi dalam tindakan pencegahan penyakit TB dengan kemampuan masing-

masing.

Berkaitan dengan penularan penyakit TB yang saat ini sudah sangat

mengkhawatirkan, tidak saja menyerang orang-orang miskin tetapi juga orang kaya, baik

di lingkungan yang kumuh maupun yang bersih, Islam telah memiliki konsep pencegahan

yang konprehensif, yaitu konsep tentang kesehatan dan kebersihan. Sebagaimana

diketahui bahwa penularan penyakit TB berkaitan dengan dua hal ini, yaitu cara hidup

tidak sehat dan tidak bersih.

Islam memandang kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan

manusia, karena itu Rasulullah menegaskan bahwa orang Islam yang kuat lebih baik dan

lebih disenangi di mata Allah daripada orang mukmin yang lemah ( http://muslim.or.id/,

2013 ).

Page 8: Refleksi Kasus - Dewi

8

Daftar Pustaka

http://www.depkes.go.id/. TB Paru. 2014. diunduh pada tanggal 27 Oktober 2015

http://www.klikpdpi.com,. Program DOTs di rumah sakit. 2014. diunduh pada tanggal 27

Oktober 2015

http://nafisinstitute.blogspot.co.id/2007/12/penanggulangan-tb-perspektif-islam.html.

diunduh pada tanggal 27 Oktober 2015

http://www.tbindonesia.or.id/. TB Indonesia,diunduh pada tanggal 27 Oktober 2015

http://muslim.or.id/-tidak-ada-wabah-penyakit-menular-dalam-pandangan-islam.html.

2013. diunduh pada tanggal 27 Oktober 2015

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan TB Indonesia.2014. diunduh pada tanggal 27

Oktober 2015