refleksi kasus

Upload: ovilia-mutiara-santika

Post on 18-Jan-2016

88 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

OBSGYN

TRANSCRIPT

FORM REFLEKSI KASUSFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Nama Dokter Muda: Ovilia Mutiara SNIM: 13172148Stase: Obstetri dan Ginekologi

Identitas PasienNama: Ny. NUmur: 28 tahunDiagnosis/Kasus: G3P1A1, hamil 39 minggu, IUFD

Jenis Refleksia. Medikolegal b. keislaman

1. Resume KasusIdentitasNama : Ny. NUmur : 28 tahunAlamat : Sendang Agung 2/1 Pamotan RembangNama Suami: Tn. HUmur: 31 tahunAlamat: Sendang Agung 2/1 Pamotan RembangKeluhan UtamaPasien tidak merasakan gerakan janinRiwayat Penyakit SekarangPasien datang ke Ponek RS kiriman Puskesmas dengan keterangan G3P1A1 hamil 39 minggu dengan kala I fase aktif dan IUFD (gerakan janin (-), Detak Jantung Janin (-)).

Riwayat PerkawinanKawin: 1 kaliUmur waktu kawin: 20 tahunUmur suami waktu kawin: 23 tahunLama perkawinan: 8 tahun

Riwayat menstruasiMenarche: 14 tahunMentruasi: siklus 28 hari dengan durasi 7 hari Jumlah darah menstruasi: 2 kali ganti pembalutRasa sakit saat menstruasi: tidak ada Perdarahan di luar siklus: tidak adaHPM: 13 Mei 2013

Riwayat fertilitasRiwayat Kehamilan Sekarang HPM: 13 Mei 2013HPL : 20 Februari 2014Mual-muntah: tidak adaSesak Nafas: tidak adaGangguan BAK/BAB: tidak adaHipertensi: tidak adaKejang : tidak ada

Riwayat Keluarga Berencana : Menggunakan KB Pil 4 bulan KB Suntik 3 bulan sekali selama 1 tahun

C. PEMERIKSAAN FISIKStatus GeneralisKU: Tampak lemas, kesadaran cukupVital Sign: TD :100/70 mmHg Nadi: 82 kpm Frekuensi nafas : 17 kpm Suhu badan : 36.3CBerat Badan: 60 kgTinggi Badan: 162 cm Kepala: konjungtiva anemis (-)Leher: NormalDada: NormalAbdomen: TFU 35 cmExtremitas: Edema (-)

Status ObstetriInspeksi: perut membuncit membujur (+) striae gravidarum (+)Palpasi Leopold I : teraba bagian besar lunak kesan bokongLeopold II : Kanan: teraba bagian keras memanjang Kiri: teraba bagian-bagian kecil janinLeopold III: teraba bagian bulat keras kesan kepala Leopold IV: Bagian bawah janin sudah masuk pintu atas panggul 3/5 bagian

Auskultasi: DJJ : tidak ada

Vaginal Toucher : Porsio terletak di tengah, konsistensi agak lunak, pendataran 40%, Pembukaan 4 cm, kepala hodge 1 dan lendir darah (+)

Lain-lain: His : 1x/10 menit/30 detikTBJ : 3565 gramDiagnosis: Inersia uteri sekunder, IUFD, G3P1A1 hamil 39 minggu

2. Latar Belakang Pemilihan KasusAlasan saya memilih kasus ini untuk direfleksikan adalah karena kehamilan merupakan suatu kejadian yang ditunggu-tunggu oleh pasangan suami-istri. Pada umumnya seorang ibu sudah mengerti bagaimana seharusnya ia lebih menjaga kondisi tubuh demi kelancaran kehamilan dan perkembangan janin dalam kandungannya. Namun, pada proses kehamilan tersebut masih saja terdapat hal-hal yang tidak dapat dihindari salah satunya adalah kematian janin dalam rahim.Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan kematian janin dalam rahim. Di Negara maju dengan sistem kesehatan yang mapan, kematian akibat kelainan kongenital merupakan penyebab utama, sedangkan di Negara berkembang banyak faktor yang bisa menjadi penyebab kematian janin dalam Rahim seperti infeksi, perawatan antenatal yang tidak prima, status ekonomi yang rendah, dan masih ada kemungkinan bahwa kongenital menjadi penyebab kematian janin yang mendadak.Pada kasus ini Suami pasien menginginkan agar janin tidak dilahirkan karena suami pasien merasa kasihan dan sedih melihat istrinya. Jika janin yang sudah mati tetap dibiarkan didalam Rahim ibu apakah tidak berbahaya bagi si ibu? Di dalam refleksi kasus ini akan sedikit dibahas mengenai baik buruknya terminasi kehamilan pada janin yang sudah mati dalam kandungan dan bagaimana menyikapi kasus ini dalam pandangan islam.

a. Medikolegal Jika janin sudah terlanjur mati dalam kandungan, maka janian harus segera dikeluarkan. Persalinan sebaiknya dilakukan secara pervaginam agar tidak terlalu berisiko bagi ibu. Tetapi jika terdapat penghalang dilakukan persalinan pervaginam, seperti plasenta previa totalis, disproporsi kepala panggul, maka operasi cesar terpaksa dilakukan. Janin yang meninggal sebaiknya jangan dibiarkan didalam rahim lebih dari 2 minggu, sebab jika terlalu lama akan mempengaruhi factor-faktor pembekuan darah si ibu. Zat pembekuan darah atau fibrinogen menurun dan menyebabkan darah sulit membeku. Jika hal ini terjadi, akan berakibat fatal ketika ibu melahirkan. Jika kadar fibrinogen rendah, maka perdarahan yang terjadi pada proses persalinan akan sulit berhenti dan ibu bisa meninggal disebabkan oleh perdarahan yang tidak kunjung berhenti. Sebelum dilakukan terminasi kehamilan, dokter harus menjelaskan kepada pasien atau keluarganya bagaimana keadaan pasien, alasan terminasi harus dilakukan dan meminta persetujuan ke pasien. Hal ini dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya tuntutan malpraktik setelah dilakukan tindakan.b. KeislamanKetika seorang anak yang sedang ditunggu-tunggu kelahirannya ke dunia, tiba-tiba saja dipanggil oleh Sang Khalik tentu perasaan kita akan sangat sedih dan mungkin putus asa kehilangan seseorang yang kita sayangi. Sesungguhnya ada berkah dibalik peristiwa jika kita mampu menyikapinya secara bijak, penuh kesabaran dan keikhlasan.Innalillahi Wa innailaihi Rojiun Sesungguhnya kita ini adalah milik Allah, dan pasti kita akan kembali kepada pemilik kita, Allah taala.Akan ada kabar gembira bagi orang tua yang ditinggal mati oleh anaknya. Diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata: Rosulullah saw bersabda, tidaklah seorang muslim kematian tiga anaknya yang belum baligh, kecuali, Allah pasti akan memasukannya ke dalam surga berkat kasih sayangnya kepada anak-anaknya tersebut, (HR Bukhori muslim).Ada beberapa hal yang perlu diketahui orang tua agar kematian tersebut bisa menjadi berkah dan mengantarkan kita menuju surga Allah.1. Sabar dan IkhlasOrang tua harus sabar dan ikhlas menerima kepergian sang anak, tidak meratapi kepergiannya secara berlebihan boleh menangis dan bersedih asal tidak berlarut-larut sehingga dapat menimulkan keburukan bagi kesehatannya.2. Sadar dan memuja AllahYaitu dengan mengucapkan kalimat istirja (innalillahi wa innailaihi rojiun) dan merenungi kandungan maknanya. Kita, anak kita, dan segala sesuatu yang ada disekitar kita semuanya adalah milik Allah. Anak adalah amanah, titipan dari Allah, yang mesti kita jaga dan pelihara dengan sebaik-baiknya. Maka dari itu, jika Sang pemilik akan mengambil kembali miliknya tersebut kita harus berlapang dada menyerahkan titipan tersebut kepada Sang pemilik.3. Mengharap pahala atas kematian sang anakKematian seorang anak bukanlah suatu musibah melainkan himpunan berkah yang mesti dipetik oleh orang yang ditinggalkan. Ketika orang tua memohon pahala dan keberkahan dari peristiwa tersebut, maka dengan senang hati Allah akan melimpahkan banyak kebaikan dan pahala kepada hambanya yang meminta dengan setulus hati.Begitu juga pada kasus ini, orang tua janin harus mengikhlaskan kepergian janin tersebut agar mendapatkan kebaikan dan keberkahan dalam hidup.

Umpan Balik dari DPK RS

Rembang, 16 Februari 2014

Dokter Muda Dosen Pembimbing Klinis

Ovilia Mutiara S. dr. Sri Sumarsi, Sp.OG