refleksi kasus

7

Click here to load reader

Upload: hengki-permana-putra

Post on 12-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

IKM

TRANSCRIPT

Page 1: Refleksi Kasus

FORM REFLEKSI KASUSFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

_____________________________________________________________________________

Nama Dokter Muda : Sastika Nurwinda NIM : 12712156

Stase : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Identitas Pasien

Nama / Inisial : Ny. T No RM :

Umur : 56 tahun Jenis kelamin : Perempuan

Diagnosis/ kasus : Kebiasaan buang air besar tidak pada tempatnya

Pengambilan kasus pada minggu ke : IV

Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya

wajib)

a. Ke-Islaman*

b. Etika/ moral

c. Medikolegal

d. Sosial Ekonomi

e. Aspek lain : Kesehatan

Form uraian

1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang

diambil ).

Ny. S adalah seorang buruh tani yang bertempat tinggal di dusun Semawe, yang

bertempat tinggal bersama empat orang anggota keluarganya yang lain. Ny. S tidak

memiliki MCK atau jamban sendiri. Namun, disekitar lingkungannya telah dibangun

MCK umum untuk warga yang belum memiliki MCK di masing-masing rumahnya.

Tapi sayangnya, Ny. S malah lebih sering membuang hajat atau kotoran di sungai

Semawe daripada untuk ke MCK umum. Alasannya, adalah karena sudah kebiasaan,

dan Ny. S berpendapat bahwa jika di MCK umum tidak senyaman di sungai, jadi

menyebabkan dia tidak lancar untuk membuang kotorannya.

Dan alasannnya yang kedua adalah, jika disarankan untuk membangun MCK

atau jamban sendiri di rumahnya, Ny. S belum mampu utnuk melakukannya karena

alasan ekonomi yang menjadi kesulitannya. Karena ia dan suaminya adalah

Page 1

Page 2: Refleksi Kasus

bermatapencaharian seorang buruh serta memiliki penghasilan yang rendah.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus

Kasus diatas merupakan salah satu kebiasaan masyarakat yang buruk, tepatnya

hal ini sering terlihat di masyarakat kita khususnya di pedesaan. Buang air besar (BAB)

sembarangan ini merupakan masalah kesehatan dan sosial yang perlu mendapat

perhatian khusus. Ada dua faktor dominan yang menyebabkan banyaknya masyarakat

Indonesia masih memiliki kebiasaan buang air besar sembarangan. Faktor utama, karena

dari faktor kebiasaan dan faktor turun-temurun, seperti pada kasus seperti diatas. Tak

hanya itu, kesadaran yang rendah akan keberhasilan dan sistem sanitasi yang sehat juga

menambah daftar panjang alasan mereka BAB di sembarang tempat.

Di Indonesia, jumlah orang BAB di sembarang tempat menempati peringkat

kedua tertinggi di dunia, setelah India. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan

perkiraan sekitar 109 juta orang di Indonesia belum mendapatkan akses terhadap

fasilitas sanitasi yang layak dan bersih. Menteri Nafisah Mboi mengatakan bahwa tidak

adanya akses tersebut karena antara rendahnya pengetahuan dan karena tingkat ekonomi

masyarakat yang tidak membangun fasilitas sanitasi.

Padahal, kita semua sangat memahami akan dampak yang dapat ditimbulkan dari

BAB sembarangan yang khususnya BAB di sungai, yaitu seperti diare, penyakit kulit,

nyeri perut, dan masih banyak lagi yang diakibatkan oleh bibit penyakit yang

terkandung didalamnya. Menurut data dari Unicef, sanitasi dan perilaku kebersihan yang

buruk, serta air minum yang tidak aman berkontribusi terhadap 88% kematian anak

akibat diare.

3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi dan kesehatan beserta

penjelasan evidence / referensi yang sesuai *

*pilihan minimal satu

Prinsip utama pembuangan tinja adalah suatu wadah atau tempat yang mampu

menjaga atau mencegah tinja tersebut sehingga tidak mencemari air dan tidak

mencemari tanah. Buang air besar sembarangan sangat erat kaitannya dengan masalah

ekonomi, hal ini dikarenakan kemampuan ekonomi rumah tangga yang belum mampu

untuk membangun jamban sendiri di setiap rumahnya, jarena pasti untuk membangun

jamban sendiri tidaklah sedikit biaya yang dibutuhkan. Tidak hanya pembangunan

Page 2

Page 3: Refleksi Kasus

jambannya saja, tapi aliran limbahnya harus disalurkan ke salurannya sendiri yang

disebut dengan SPAL atau septiktank. Serta selain itu, masyarakat harus bergerak lebih

untuk membayar air tambahan yang digunakan untuk kebutuhab pemakaian jamban itu

sendiri, dan kesemuanya itu pasti akan menambah beban tersendiri bagi masyarakat.

Pemerintah sudah menerapkan syarat pembangunan jamban yang sehat menurut PHBS

dimana menurut masyarakat yang memiliki ekonomi ke bawah itu susah untuk dipenuhi.

Subsidi proyek juga tidak efektif menjangkau kelompok masyarakat miskin, karena

setelah jamban dibangun, tetapi tetap saja tidak digunakan oleh masyarakat.

Jamban merupakan sanitasi yang dasar penting yang harus dimiliki setiap

masyarakat atau setiap rumah. Masalah kesehatan lingkungan khususnya pembuangan

tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan

prioritas. Pembuangan tinja yang tidak pada tempatnya ini banyak mendatangkan

masalah dalam bidang kesehatan dan berbagai media penyakit, seperti diare, typhus,

muntaber, disentri, cacingan, dan banyak macam penyakit kulit. Selain itu, dapat

menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk, serta estetika.

Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Drh. Wilfred H. Purba

menjelaskan bahwa berdasarkan data riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2012,

sebanyak 39-40 juta orang buang air besar sembarangan itu termasuk orang yang

mempunyai WC, namun masih membuang kotorannya ke sungai. Seperti yang telah

dijelaskan diatas, terdapat dua faktor utama yaitu dari faktor kebiasaan dan faktor turun-

temurun. Tapi karena kesadaran kesehatannya yang sangat kurang, masyarakat enggan

untuk memperhatikannya.

Syarat jamban sehat adalah tidak mencemari sumber air minum; tidak berbau

tinja; mudah dibersihkan; aman penggunaannya; memiliki atap yang aman; cukup

penerangan dan ventilasi udara; luas ruangan yang cukup; tersedia air yang bersih dan

alat pembersih.

Page 3

Page 4: Refleksi Kasus

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai

Kebersihan itu sebagian dari iman. Kalimat tersebut sudah sangat kita kenal sejak dari

kecil. Maka hal inilah yang harusnya kita poraktekkan di kehidupan sehari-hari. Kebersihan

dalam Islam mempunyai arti yang sangat luas. Dan bagi soiapapun yang menjaga dirinya dari

kebersihan pada dirinya, maka Allah SWT. akan menjanjikan kemenangan bagi dirinya.

Kebersihan membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Sebaliknya, orang yang

kotor dan jorok akan membawa banyak akibat buruk dalam kehidupan. Prang yang dapay

menjaga kebersihan badan, pakaian, atau tepat lingkungannya akan merasakannya hidup yang

nyaman. Rasulullah SAW melalui berbagai haditsnya mengajarkan agar umat Islam menjadi

pelorpor dalam hal menjaga kebersihan.

Dalam hadits (HR. Tirmizi) meriwayatkan bahwa :

“Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang

menyukai kebersihan. Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan. Dia Maha Indah yang

menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu”

Kebersihan dalam Islam sangat erat kaitannya. Agar hal ini bertujuan untuk mengajarkan

hidup yang bersih dan sehat secara rohani, jasmani, serta kehidupan sosial. Oleh karena itu,

menjaga kebersihan itu diwajibkan untuk setiap manusia melakukanny, agar dapat mendatangkan

manfaat untuk dirinya dan orang lain.

Hadits yang diriwayatkan oleh Jabir radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Barangsiapa di antara kalian yang mampu member kemanfaatan bagi saudaranya, maka

hendaklah dia lakukan”.

Page 4

Page 5: Refleksi Kasus

Umpan balik dari pembimbing

…………………………….,

…………………...

TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda

----------------------------------- --------------------------------

Page 5