refleksi kasus

9
FORM REFLEKSI KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA ______________________________________________________________________ _______________________ Nama Dokter Muda : Evi Utami NIM : 07711003 Stase : Anak Identitas Pasien Nama / Inisial : An. M No RM : 50.XX.XX Umur : 1 tahun Jenis kelamin : laki-laki Diagnosis/ kasus : Pengambilan kasus pada minggu ke : 10 Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib) a. Ke-Islaman* b. Etika/ moral c. Medikolegal d. Sosial Ekonomi e. Aspek lain Form uraian 1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ). BAB cair dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Dalam sehari BAB 5 kali/hari lendir (+), darah (-), berbau serti telur busuk, berwarna kuning. 1 hari SMRS BAB 8 kali/hari berbau seperti telur busuk (+), amis (-), lendir (+), darah (-) warna kuning. Sebelumnya diare belum pernah diobati. Pasien juga muntah Page 1

Upload: ev-utami

Post on 11-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: refleksi kasus

FORM REFLEKSI KASUSFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

_____________________________________________________________________________________________

Nama Dokter Muda : Evi Utami NIM : 07711003

Stase : Anak

Identitas Pasien

Nama / Inisial : An. M No RM : 50.XX.XX

Umur : 1 tahun Jenis kelamin : laki-laki

Diagnosis/ kasus :

Pengambilan kasus pada minggu ke : 10

Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib)

a. Ke-Islaman*

b. Etika/ moral

c. Medikolegal

d. Sosial Ekonomi

e. Aspek lain

Form uraian

1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ).

BAB cair dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Dalam sehari BAB 5 kali/hari lendir (+), darah (-),

berbau serti telur busuk, berwarna kuning. 1 hari SMRS BAB 8 kali/hari berbau seperti telur busuk (+),

amis (-), lendir (+), darah (-) warna kuning. Sebelumnya diare belum pernah diobati. Pasien juga muntah

sebanyak 1 kali saat datang ke RS. Demam (+) dirasakan sejak 4 hari yang lalu timbul tiba-tiba dan sudah

diberikan obat penurun panas oleh ibunya, saat masuk demam sudah berkurang, kejang (-), batuk (-),

pilek (-). Anak masih mau minum banyak. Pasien agak rewel dan selalu menangis jika sedang BAB, saat

menangasi masih mengeluarkan air mata. Riwayat makan dan minu dari lahir anak minum susu formula,

anak tidak diberikan ASI sejak lahir karena ASI tidak keluar sejak anak lahir.

Keluhan serupa belum pernah dialami sebelumnya, keluarga disekitar tidak ada yang mengalami

hal serupa, riwayat kehamilan ibu tidak ada masalah, anak lahir normal, spontan di bidan. Dari

pemeriksaan fisik anak tampak rewel, tanda vital nadi 99 x/menit, respi 30x/menit, suhu 37.8ºC, status gizi

normal, pemeriksaan jantung normal, paru normal, abdomen peristaltik meningkat, kembung, turgor

elastisitas abdomen menurun, extremitas CRT 3 detik, akral hangat, pemeriksaan kepala mata sedikit

cekung, bibir agak kering, pemeriksaan lainnya dalam batas normal.

Hasil pemeriksaan laboratorium :

Darah:

Page 1

Page 2: refleksi kasus

AL : 11.0 K/µL Eusinofil : 1 % Lymposit : 42 %

Hb : 12.0 g/dL Basofil : 0 % Monosit : 2 %

Hct : 35.5 % Batang : 0 %

AT : 603 K/µL Segment : 55 %

Feses Rutin :

Makroskopis :

- Warna

- Konsistensi

- Lendir

- Darah

Kuning

Lembek

Positif

Negatif

Mikroskopis :

- Leukosit

- Eritrosit

- Amoeba

- Amoeba histolitika

- Telur cacing

- Lemak

Negatif

Positif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus

Masalah gizi merupakan masalah yang multidimensi, dipengaruhi oleh berbagai faktor penyebab.

Penyebab langsung gizi kurang adalah makan tidak seimbang, baik jumlah maupun mutu gizinya.

Disamping itu asupan zat gizi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal karenba adanya

gangguan penyerapan akibat adanya penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung adalah tidak cukup

tersedianya pangan dirumah tangga, kurang baiknya pola pengasuhan anak terutama dalam pola

pemberian makanan, kurang memadainya sanitasi dan kesehatan lingkungan serta kurang baiknya

pelayanan kesehatan.

Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal ada 4 hal penting yang harus dilakukan, yaitu :

1. Memberikan ASI kepada bayi segera setelah bayi lahir.

2. Memberikan ASI Ekslusif selama 6 bulan.

3. Memberikan makanan pendamping ASI sejak bayi berusia 6-24 bulan.

4. Meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan.

Asi merupakan makanan yang bergizi bagi anak 0-2 tahun. ASI merupakan makanan yang paling

lengkap, aman dan murah. ASI tidak dapat digantikan oleh susu manapun mengingat komposisi ASI

Page 2

Page 3: refleksi kasus

sangat ideal dan sesuai dengan kebutuhan anak, serta mengandung zat kekebalan tubuh yang sangat

penting untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit. Akan tetapi ASI hanya dapat memenuhi zat gizi

anak sampai usia 6 bulan saja, setelah itu diberikan makanan pendamping ASI.

Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya, WHO (2002) menyebutkan bahwa ada

51 % angka kematian balita disebabkan oleh pneumonia, diare, campak dan malaria. Lebih dari separuh

kematian tersebut erat hubungannya dengan masalah gizi. Oleh karena itu prioritas utama penangnanan

utama adalah memperbaiki pemberian makan kepada bayi dan anak serta perbaikan gizi ibunya.

Dalam masalah ini saya mengangkat terkait masalah ASI pada ibu pasien, pasien tidak

mendapatkan ASI dari sejak lahir dikarenakan produksi ASI ibu sangat kurang, akhirnya ibu pasien sendiri

memilih memberikan susu formula untuk menggantikan ASI nya, namun karena terlau sering ibu pasien

merasa tidak perlu memberikan ASI, akhirnya tidak ada usaha-usaha lebih dari ibu pasien untuk

memperbaiki agar ASI tetap diberkan meskipun jumlahnya sedikit, dan usaha untuk memenuhi nutrisi

untuk dirinya sendiri terkesan kurang.

3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan evidence / referensi yang

sesuai *

*pilihan minimal satu

Saya mengambil refleksi kasus ini untuk dinilai dari aspek pendidikan. Pada kasus ini pasien

menderita diare cair akut dengan dehidrasi ringan/sedang disertai demam, dalam salah satu riwayat

pemberian makanannya, anak tidak mendapatkan ASI dari sejak lahir sampai sekarang hanya diberikan

susu formula dengan alasan ASI tidak keluar. ASI sendiri sudah banyak di paparkan manfaatnya,

kekurangan ASI secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kesehatan anak terutama dalah hal

imunitasnya, menurut (Depkes 201) salah satu kandungan ASI adalah kolostrum, kolostrum mengandung

zat kekebalan aktif terutama IgA untuk meindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Dalam

hal ini sesuai dnegan gejala yang dialami pasien yaitu diare dan demam.

Dilain pihak pengetahuan ibu pasien akan kepentingan ASI untuk bayi sendiri masih kurang,

pendidikan ibu terakhir adalah lulusan SMP, ibu pasien hanya beranggapan bahwa ASI sekedar makanan

biasa untuk bayi, namun tidak tau lebih lanjut tentang manfaat yang sangat penting dari ASI itu sendiri,

sehingga ibu pasien beranggapan dengan susu formula saja cukup menggantikan ASI. Apalagi

ditambahkan dengan kondisi ibu yang ASInya tidak mau keluar, ibu pasien sendiri mengaku karena ASInya

tidak keluar ibu semakin malas untuk menyusui anaknya, usaha untuk mengeluarkan ASI dan

memperbanyakpun semakin berkurang, apalagi ditambah dengan adanya susu formula, ibu bayi pun

mengeluarkan pernyataan “ dari pada anak saya tidak makan lebih baik diberikan susu formula” hal

tersebut memang lumrah, namun seharusnya dibarengi dengan usaha ibu untuk memproduksi ASI.

Produksi ASI sendiri didalam tubuh bergantung terhadap 2 hormon yaitu Prolaktin dan Oksitosin,

secara garis besar prolaktin berpengaruh terhadap produksi ASI sedangkan hormon oksitosin berpengaruh

terhadap proses pengeluaran ASI (Suraatmaja, 1997). Tentunya agar pengeluaran kedua hormon ini

optimal dibutuhkan pemasukan nutrisi yang baik pula, faktor lainnya adalah meminimalisir tingkat

Page 3

Page 4: refleksi kasus

gangguan psikologis yang dialami seperti stress. Secara garis besar hal ini lebih disebabkan karena

ketidaktahuan ibu akan pentingnya ASI (Depkes, 2001).

Melihat keadaan tersebut tentunya faktor pendidikan sangat berperan penting dalam hal ini,

dapat dinilai semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang , maka pengetahuan seseorang khususnya di

bidang kesehatan semakin baik pula. meskipun faktanya dalam kehidupan sehari-hari tidak semuanya

seperti itu, namun dalam penelitian memang membuktikan semakin rendah pendidikan seseorang semakin

rendah juga pengetahuan seseorang tentang pentingnya kesehatan.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai

Berdasasrkan kasus yang didapat hal tersebut pun dijelaskan dalam Al-quran surat Al – Baqarah

ayat 233 (Hak menyusu bagi seorang anak).

Artinya :

“ Para ibu hendaknya menyusukan anak-anaknya selama 2 tahun penuh, yaitu bagi yang ingin

menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan

cara ma’ruf . Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya . janganlah seorang ibu

menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban

demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun) dengan kerelaan keduanya dan

permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang

lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.

Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

“(Quran Al-Baqarah 233).

Dari ayat ini dapat diambil kesimpulan bahwa wajin bagi seorang ibu menyusui anaknya, selain

Page 4

Page 5: refleksi kasus

itu perintah menyusui yang sempurna adalah selama dua tahun penuh. Dibolehkan bagi ibunya menyusui

kurang dari 2 tahun akan tetapi hal itu perlu dimusyawarahkan terlebih dahulu (oleh kedua orang tua anak

tersebut) demi kemaslahatan anaknya, jika memadharatkan anaknya maka hal itu dilarang. Diwajibkan

pula bagi seorang ayah memberikan makan, pakaian dan nafkah kepada para ibu dengan cara yang

ma’ruf .

Adapun hadist yang diriwayatkan oleh Hasan bin Sufyan dan Thabrani, Ibnu Asyakir dari

Salamah. Rasullulah SAW bersabda dalam hadisnya : “ Apakah salah seorang diantara kamu senang, hai

kaum istri, kalau kamu sedang mengandung dari hasil hubungan dengan suaminya sementara suaminya

merasa senang, sesungguhnya perempuan yang sedang hamil memperoleh pahala seperti pahalanya

orang yang sedang berpuasa sambil berperang dijalan Allah. Apabila mencapai puncak rasa sakit

mendekati melahirkan semua penduduk langit tidak ada yang tahu perkara apa yang disamarkan baginya,

berupa ketenangan batinnya. Apabila telah melahirkan, maka tidak ada tetes air susu yang keluar dari

susu ibunya dan tidaklah si bayi menghisap air susu ibunya kecuali pada setiap tetesan isapan dicatat

sebagai satu kebaikan. Jika diwaktu malamnya ia terjaga maka ia memperoleh pahala, bagaikan pahala

memerdekakan tujuh puluh budak yang dimerdekakan dijalan Allah secara ikhlas.

Dari penjelasan Al-quran surat Al – Baqarah ayat 233 dan penggalan hadist tersebut jika dikaitkan dengan

kasus dapat diambil kesimpulan bahwa begitu pentingnya air susu ibu, dan Allahpun memberi pahala yang

tak ternilai harganya untuk seorang ibu yang menyusui anaknya. Maka baiknya untuk para ibu untuk

berusaha semaksimal mungkin agar dapat menyusui anaknya sebaik mungkin, tidak ada yang tidak

mungkin jika manusia mau berusaha dan berikhtiar, banyak jalan untuk menuju kebaikan dan meraih ridho-

nya.

Umpan balik dari pembimbing

…………………………….,…………………...

TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda

Page 5

Page 6: refleksi kasus

----------------------------------- --------------------------------

Page 6