refleks- refleks neurologis

Upload: dhiyah-harahap

Post on 02-Jun-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 refleks- refleks neurologis

    1/15

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

    Ilmu kedokteran terus berkembang, salah satu perkembangan yang terjadi adalah

    terbentuknya percabangan ilmu kedokteran. Jika ilmu kedokteran sebelumnya merupakan

    seni menyembuhkan penyakit ( the art of healing) yang dilaksanakan oleh dokter yang

    mampu melayani pasien yang menderita berbagai penyakit, maka kemudian sesuai dengan

    kebutuhan. Kesehatan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat hidup

    masyarakat, maka semua negara berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang

    sebaik- baiknya.

    Dalam kesempatan ini, penyusun akan membahas tentang refleks fisiologis maupun

    patologis pada manusia. Refleks- refleks ini perlu diketahui karena sebagai salah satu

    diagnosis untuk menegakkan beberapa penyakit pada sistem saraf pusat maupun sistem saraf

    perifer. Maka atas dasar ini lah penyusun menyusun makalah ini selain sebagai melengkapi

    tugas Lab Skill di universitas.

    Disamping itu didalam perkembangan ilmu kedokteran yang sangat dinamis sehingga

    menuntut mahasiswa/i untuk terus belajar dan menggali ilmu tanpa mengenal waktu, hal itu

    sangat diperlukan terhadap mahasiswa/i yang menjadi calon dokter masa depan di negara

    Indonesia. Jadi dengan konsep keilmuan yang baik maka lahirlah seorang dokter yang

    kompeten dan dipercaya oleh masyarakat, inilah yang merupakan salah satu latar belakang

    tim penyusun dalam penyusunan makalah.

  • 8/10/2019 refleks- refleks neurologis

    2/15

    2

    1. 2 TUJUAN PEMBAHASAN

    Dalam penyusunan makalah ini tentunya memiliki tujuan yang diharapkan berguna

    bagi para pembaca dan khususnya kepada penyusun sendiri. Dimana tujuannya dibagi

    menjadi dua macam yang pertama secara umum makalah ini bertujuan menambah wawasan

    mahasiswa/i Fakultas Kedokteran, dimana pemikiran ilmiah sangat dibutuhkan bagi seorang

    dokter agar mampu menganalisis suatu masalah secara tepat dan cepat. Sedangkan secara

    khusus tujuan penyusunan makalah ini ialah sebagai berikut :

    1. Untuk melengkapi tugas Skill Lab

    2. Untuk mengetahui jaras dari refleks

    3. Untuk mengetahui jenis dari refleks fisiologis

    4. Untuk mengetahui jenis dari refleks patologis

  • 8/10/2019 refleks- refleks neurologis

    3/15

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2. 1 REFLEKS

    Pakar yang pertama kali diketahui menggunakan kata refleks ialah Rene Descartes ,

    pada tahun 1662. Ia melukiskan refleks memejam (refleks ancaman); pada refleks ini, suatu

    pukulan yang diancamkan ke mata menyebabkan mata dipejamkan. Kata refleks dibentuk

    dari; melihat objek yang mendekat memberikan refleksi di otak. Secara sederhana dapat

    dikatakan bahwa refleks ialah jawaban atas rangsangan .

    Refleks neurologik bergantung pada suatu lengkungan (lengkung refleks) yang terdiri

    atas jalur aferen yang dicetuskan oleh reseptor dan sistem eferen yang mengaktivasi organ

    efektor, serta hubungan antara kedua komponen ini. Misalnya refleks tendon lutut timbul

    karena adanya rangsang (ketokan), reseptor, serabut aferen, ganglion spinal, neuron

    perantara, sel neuron motorik, serabut aferen dan efektor (otot). Hal ini dinamakan lengkung

    refleks ( reflex arc ).

  • 8/10/2019 refleks- refleks neurologis

    4/15

    4

    Bila lengkung ini rusak maka refleks akan hilang. Selain di lengkungan tadi

    didapatkan pula hubungan dengan pusat- pusat yang lebih tinggi di otak yang tugasnya

    memodifikasi refleks tersebut. Bila hubungan dengan pusat yang lebih tinggi ini terputus,

    misalnya karena kerusakan pada sistem piramidal, hal ini akan mengakibatkan refleks

    meninggi.

    2. 1. 1 Jenis refleks

    Bila dibandingkan dengan pemeriksaan- pemeriksaan lainnya, misalnya

    pemeriksaan sensibilitas, maka pemeriksaan refleks kurang bergantung kepada

    kooperasi pasien. Ia dapat dilakukan pada orang yang menurun kesadarannya, bayi,

    anak, orang yang rendah inteligensinya dan orang yang gelisah. Itulah sebabnya

    pemeriksaan refleks penting nilainya, karena lebih objektif dari pemeriksaan

    lainnya. Dalam praktek sehari- hari kita biasanya memeriksa 2 macam refleks, yaitu

    refleks dalam dan refleks superfisial.

  • 8/10/2019 refleks- refleks neurologis

    5/15

    5

    A. Refleks Dalam (refleks regang otot)

    Refleks dalam timbul oleh regangan otot yang disebabkan oleh rangsangan,

    dan sebagai jawabannya maka otot berkontraksi. Refleks dalam juga dinamai

    refleks regang otot (muscle stretch reflex ). Nama lain bagi refleks dalam ini ialah

    refleks tendon, refleks periostal, refleks miotatik dan refleks fisiologis .

    Refleks dalam dapat dinamai menurut otot yang bereaksi atau menurut tempat

    merangsang, yaitu tempat insersio otot. Misalnya refleks kuadriseps femoris

    disebut juga refleks tendon lutut atau refleks patela . Telah dikemukakan di atas

    bahwa timbulnya refleks ini ialah karena teregangnya otot oleh rangsang yang

    diberikan dan sebagai jawaban otot berkontraksi. Rasa- regang (ketok) ini

    ditangkap oleh alat penangkap (reseptor) rasa- proprioseptif, karena itu refleks ini

    juga dinamai refleks proprioseptif . Contoh dari refleks dalam ialah refleks

    kuadriseps femoris glabela.

    B. Refleks Superfisialis

    Refleks ini timbul karena terangsangnya kulit atau mukosa yang

    mengakibatkan berkontraksinya otot yang ada di bawahnya atau di sekitarnya.

    Jadi bukan karena teregangnya otot seperti pada refleks dalam.

    C. Tingkat Jawaban Refleks

    Jawaban refleks dapat dibagi atas beberapa tingkat, yaitu :

    - (negatif) : tidak ada refleks sama sekali

    : kurang jawaban, jawaban lemah

    + : jawaban normal

    ++ : jawaban berlebihan, refleks meningkat

  • 8/10/2019 refleks- refleks neurologis

    6/15

    6

    Tidak ada batas yang tegas antara tingkat refleks yang dikemukakan di

    atas, yaitu : tidak ada batas yang tegas antara refleks lemah, refleks normal dan

    refleks meningkat. Bila refleksinya negatif, hal ini mudah dipastikan. Pada refleks

    yang meninggi, daerah tempat memberikan rangsang biasanya bertambah luas.

    Misalnya refleks kuadriseps femoris, bila ia meninggi, maka tempat merangsang

    tidak saja di tendon patella, tetapi dapat meluas sampai tulang tibia. Kontraksi otot

    pun bertambah hebat, kadang- kadang didapatkan klonus, yaitu otot berkontraksi

    secara klonik. Pada refleks yang lemah, kita perlu mempalpasi otot untuk

    mengetahui apakah ada kontraksi. Kadang- kadang kita perlu pula melakukan

    sedikit upaya untuk memperjelas refleks yang lemah. Hal ini misalnya dilakukan

    dengan membuat otot yang diperiksa berada dalam kontraksi enteng sebelum

    dirangsang. Misalnya bila kita hendak memeriksa refleks kuadriseps femoris, kita

    suruh pasien mendorongkan tungkai bawahnya sedikit ke depan sambil kita

    menahannya, baru kemudian kita rangsang (ketok) pada tendon di patella. Selain

    itu, juga perhatian penderita perlu dialihkan, misalnya dengan menyuruhnya

    menarik pada kedua tangannya yang saling bertautan.

    Refleks yang meninggi tidak selalu berarti adanya gangguan patologis,

    tetapi bila refleks pada sisi kanan berbeda dari sisi kiri, besar sekali kemungkinan

    bahwa hal ini disebabkan oleh keadaan patologis. Simetri memang penting

    dalam penyakit saraf . Kita mengetahui bahwa simetri sempurna tidak ada pada

    tubuh manusia. Walaupun demikian, banyak pemeriksaan neurologis didasarkan

    atas tanggapan bahwa bagian tubuh adalah sama atau simetris . Tiap refleks dalam

    dapat meninggi secara bilateral, namun hal ini tidak selalu berarti adanya lesi

    piramidal. Lain halnya kalau peninggian refleks bersifat asimetris. Karenanya

    harus diingat bahwa : pada pemeriksaan refleks jangan lupa membandingkan

  • 8/10/2019 refleks- refleks neurologis

    7/15

    7

    bagian- bagian yang simetris (kiri dan kanan) . Asimetris dapat menunjukkan

    adanya proses patologis.

    D.

    Pemeriksaan refleks

    Sebetulnya banyak refleks yang dapat dibangkitkan, tiap otot bila diketok pada

    insersinya akan berkontraksi dan merupakan suatu refleks. Pada makalah ini

    penyusun hanya mengemukakan refleks yang lazim diperiksa pada pemeriksaan

    rutin.

    Refleks glabela. Pukulan singkat pada glabela atau sekitar daerah

    supraorbitalis mengakibatkan kontraksi singkat kedua otot orbikularis okuli. Pada

    lesi perifer nervus fasialis, refleks ini berkurang atau negatif, sedangkan pada

    sindrom Parkinson refleks ini sering meninggi. Pusat refleks ini terletak pada

    pons.

    Refleks biseps. Kita pegang lengan pasien yang di semifleksikan sambil

    menempatkan ibu jari di atas tendon otot biseps. Ibu jari kemudian diketok; hal ini

    mengakibatkan gerakan fleksi lengan bawah. Pusat refleks ini terletak di C5- C6.

  • 8/10/2019 refleks- refleks neurologis

    8/15

    8

    Refleks triseps. Kita pegang lengan bawah pasien yang difleksikan setengah

    (semifleksi). Setelah itu, diketok pada tendon insersi m.triseps, yang berada

    sedikit di atas olekranon. Sebagai jawaban, ini lengan bawah mengadakan gerakan

    ekstensi. Lengkung refleks melalui nervus radialis yang pusatnya terletak di C6-

    C8.

  • 8/10/2019 refleks- refleks neurologis

    9/15

    9

    Refleks radius. Lengan bawah difleksikan serta dipronasikan sedikit.

    Kemudian diketok pada prosesus stiloideus radius. Sebagai jawaban lengan bawah

    akan berefleksi dan bersupinasi. Lengkung refleks melalui nervus radialis, yang

    pusatnya terletak di C5- C6.

    Refleks- dalam dinding perut. Dinding perut pasien, yang disuruh berbaring,

    ditekan sedikit dengan jari telunjuk atau dengan penggaris, kemudian diketok.

    Otot dinding perut akan berkontraksi. Terlihat pusar akan bergerak ke arah otot

    yang berkontraksi. Lengkung refleks ini melalui Th6- Th12. Pada orang normal,

    kontraksi dinding perut sedang saja; pada orang yang penggeli reaksi ini dapat

    kuat. Reaksi dinding perut ini mempunyai nilai yang penting bila ditinjau

    bersama- sama dengan refleks superfisialis dinding perut. Bila refleks- dalam

    dinding perut meninggi, sedang refleks superfisialisnya negatif, maka hal ini dapat

    menandakan adanya lesi piramidal pada tempat yang lebih atas dati Th6.

  • 8/10/2019 refleks- refleks neurologis

    10/15

    10

    Refleks kuadriseps femoris (refleks tendon lutut, refleks patella) . Pada

    pemeriksaan refleksi ini, tungkai difleksikan dan digantungkan, misalnya pada tepi

    tempat tidur. Kemudian, diketok pada tendon muskulus kuadriseps femoris, di

    bawah atau di atas patella, (biasanya di bawah patella). Kuadriseps femoris akan

    berkontraksi dan mengakibatkan gerakan ekstensi tungkai bawah. Lengkung

    refleks ini melalui L2, L3, L4.

    Refleks triseps sure ( refleks tendon Achilles) . Singkatan Apr sering

    digunakan di Indonesi. Tungkai bawah difleksikan sedikit, kemudian kita pegang

    kaki pada ujungnya untuk memberikan sikap dorsofleksi ringan pada kaki. Setelah

  • 8/10/2019 refleks- refleks neurologis

    11/15

  • 8/10/2019 refleks- refleks neurologis

    12/15

    12

    usia, varikokel, orkhitis atau epididimitis. Lengkung refleks ini melalui L1, L2.

    E. Refleks Patologis

    Pada tahun 1896, Babinski mengemukakan refleks ini di depan Societe de

    Biologie di Paris . Ia menyatakan bahwa refleks superfisialis telapak kaki menjadi

    berubah gerakannya pada lesi traktus piramidalis, yaitu tidak lagi mengadakan

    plantar fleksi seperti pada orang normal, tetapi dorso fleksi ibu jari kaki disertai

    gerakan mekar jari- jari lainnya. Kemudian diketahui pula bahwa gerakan refleks

    ini dapat meluas dengan gerakan dorso fleksi pada pergelangan kaki, fleksi

    tungkai bawah dan fleksi tungkai atas. Jadi, merupakan fleksi massa dari tungkai.

    Cara membangkitkan refleks inipun dapat bermacam- macam.

    Banyak macam rangsang yang dapat digunakan untuk membangkitkannya,

    misalnya menggores telapak kaki bagian lateral, menusuk atau menggores dorsum

    kaki atau sisi lateralnya, memberi rangsang panas atau rangsang listrik pada kaki,

    menekan pada daerah interossei kaki, mencubit tendon Achilles, menekan tibia,

  • 8/10/2019 refleks- refleks neurologis

    13/15

    13

    fibula, otot betis, menggerakkan patela ke arah distal, malah pada keadaan yang

    hebat, refleks dapat dibangkitkan dengan jalan menggoyangkan kaki,

    menggerakkan kepala dan juga bila menguap.

    Refleks Babinski . Untuk membangkitkan reflkes Babinski, penderita disuruh

    berbaring dan istirahat dengan tungkai diluruskan. Kita pegang pergelangan kaki

    supaya kaki tetap pada tempatnya. Untuk merangsang dapat digunakan kayu

    geretan atau benda yang agak runcing. Goresan harus dilakukan perlahan, jangan

    sampai mengakibatkan rasa nyeri, sebab hal ini akan menimbulkan refleks

    menarik kaki. Goresan dilakukan pada telapak kaki bagian lateral, mulai dari

    tumit menuju pangkal jari. Jika reaksi positif, kita dapatkan gerakan dorso fleksi

    ibu jari, yang dapat disertai gerak mekarnya jari- jari lainnya.

    Telah dikemukakan cara membangkitkan refleks patologis ini bermacam-

    macam, di antaranya dapat disebut :

    Cara Chaddock : rangsang diberikan dengan jalan menggoreskan

    bagian lateral melolus.

    Cara Gordon : memencet (mencubit) otot betis

    Cara Oppenheim : mengurut dengan kuat tibia dan otot tibialis

    anterior. Arah mengurut ke bawah (distal)

    Cara Gonda : memencet (menekan) satu jari kaki dan

    kemudian melepaskannya sekonyong- konyong.

    Cara Schaefer : memencet (mencubit) tendon Achilles

  • 8/10/2019 refleks- refleks neurologis

    14/15

  • 8/10/2019 refleks- refleks neurologis

    15/15

    15

    DAFTAR PUSTAKA

    Lumbantobing. Refleks. Dalam : NEUROLOGI KLINIK PEMERIKSAAN FISIK

    DAN MENTAL. 2011. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal : 134- 146