refleks- refleks neurologis
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 refleks- refleks neurologis
1/15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu kedokteran terus berkembang, salah satu perkembangan yang terjadi adalah
terbentuknya percabangan ilmu kedokteran. Jika ilmu kedokteran sebelumnya merupakan
seni menyembuhkan penyakit ( the art of healing) yang dilaksanakan oleh dokter yang
mampu melayani pasien yang menderita berbagai penyakit, maka kemudian sesuai dengan
kebutuhan. Kesehatan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat hidup
masyarakat, maka semua negara berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
sebaik- baiknya.
Dalam kesempatan ini, penyusun akan membahas tentang refleks fisiologis maupun
patologis pada manusia. Refleks- refleks ini perlu diketahui karena sebagai salah satu
diagnosis untuk menegakkan beberapa penyakit pada sistem saraf pusat maupun sistem saraf
perifer. Maka atas dasar ini lah penyusun menyusun makalah ini selain sebagai melengkapi
tugas Lab Skill di universitas.
Disamping itu didalam perkembangan ilmu kedokteran yang sangat dinamis sehingga
menuntut mahasiswa/i untuk terus belajar dan menggali ilmu tanpa mengenal waktu, hal itu
sangat diperlukan terhadap mahasiswa/i yang menjadi calon dokter masa depan di negara
Indonesia. Jadi dengan konsep keilmuan yang baik maka lahirlah seorang dokter yang
kompeten dan dipercaya oleh masyarakat, inilah yang merupakan salah satu latar belakang
tim penyusun dalam penyusunan makalah.
-
8/10/2019 refleks- refleks neurologis
2/15
2
1. 2 TUJUAN PEMBAHASAN
Dalam penyusunan makalah ini tentunya memiliki tujuan yang diharapkan berguna
bagi para pembaca dan khususnya kepada penyusun sendiri. Dimana tujuannya dibagi
menjadi dua macam yang pertama secara umum makalah ini bertujuan menambah wawasan
mahasiswa/i Fakultas Kedokteran, dimana pemikiran ilmiah sangat dibutuhkan bagi seorang
dokter agar mampu menganalisis suatu masalah secara tepat dan cepat. Sedangkan secara
khusus tujuan penyusunan makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Untuk melengkapi tugas Skill Lab
2. Untuk mengetahui jaras dari refleks
3. Untuk mengetahui jenis dari refleks fisiologis
4. Untuk mengetahui jenis dari refleks patologis
-
8/10/2019 refleks- refleks neurologis
3/15
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 REFLEKS
Pakar yang pertama kali diketahui menggunakan kata refleks ialah Rene Descartes ,
pada tahun 1662. Ia melukiskan refleks memejam (refleks ancaman); pada refleks ini, suatu
pukulan yang diancamkan ke mata menyebabkan mata dipejamkan. Kata refleks dibentuk
dari; melihat objek yang mendekat memberikan refleksi di otak. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa refleks ialah jawaban atas rangsangan .
Refleks neurologik bergantung pada suatu lengkungan (lengkung refleks) yang terdiri
atas jalur aferen yang dicetuskan oleh reseptor dan sistem eferen yang mengaktivasi organ
efektor, serta hubungan antara kedua komponen ini. Misalnya refleks tendon lutut timbul
karena adanya rangsang (ketokan), reseptor, serabut aferen, ganglion spinal, neuron
perantara, sel neuron motorik, serabut aferen dan efektor (otot). Hal ini dinamakan lengkung
refleks ( reflex arc ).
-
8/10/2019 refleks- refleks neurologis
4/15
4
Bila lengkung ini rusak maka refleks akan hilang. Selain di lengkungan tadi
didapatkan pula hubungan dengan pusat- pusat yang lebih tinggi di otak yang tugasnya
memodifikasi refleks tersebut. Bila hubungan dengan pusat yang lebih tinggi ini terputus,
misalnya karena kerusakan pada sistem piramidal, hal ini akan mengakibatkan refleks
meninggi.
2. 1. 1 Jenis refleks
Bila dibandingkan dengan pemeriksaan- pemeriksaan lainnya, misalnya
pemeriksaan sensibilitas, maka pemeriksaan refleks kurang bergantung kepada
kooperasi pasien. Ia dapat dilakukan pada orang yang menurun kesadarannya, bayi,
anak, orang yang rendah inteligensinya dan orang yang gelisah. Itulah sebabnya
pemeriksaan refleks penting nilainya, karena lebih objektif dari pemeriksaan
lainnya. Dalam praktek sehari- hari kita biasanya memeriksa 2 macam refleks, yaitu
refleks dalam dan refleks superfisial.
-
8/10/2019 refleks- refleks neurologis
5/15
5
A. Refleks Dalam (refleks regang otot)
Refleks dalam timbul oleh regangan otot yang disebabkan oleh rangsangan,
dan sebagai jawabannya maka otot berkontraksi. Refleks dalam juga dinamai
refleks regang otot (muscle stretch reflex ). Nama lain bagi refleks dalam ini ialah
refleks tendon, refleks periostal, refleks miotatik dan refleks fisiologis .
Refleks dalam dapat dinamai menurut otot yang bereaksi atau menurut tempat
merangsang, yaitu tempat insersio otot. Misalnya refleks kuadriseps femoris
disebut juga refleks tendon lutut atau refleks patela . Telah dikemukakan di atas
bahwa timbulnya refleks ini ialah karena teregangnya otot oleh rangsang yang
diberikan dan sebagai jawaban otot berkontraksi. Rasa- regang (ketok) ini
ditangkap oleh alat penangkap (reseptor) rasa- proprioseptif, karena itu refleks ini
juga dinamai refleks proprioseptif . Contoh dari refleks dalam ialah refleks
kuadriseps femoris glabela.
B. Refleks Superfisialis
Refleks ini timbul karena terangsangnya kulit atau mukosa yang
mengakibatkan berkontraksinya otot yang ada di bawahnya atau di sekitarnya.
Jadi bukan karena teregangnya otot seperti pada refleks dalam.
C. Tingkat Jawaban Refleks
Jawaban refleks dapat dibagi atas beberapa tingkat, yaitu :
- (negatif) : tidak ada refleks sama sekali
: kurang jawaban, jawaban lemah
+ : jawaban normal
++ : jawaban berlebihan, refleks meningkat
-
8/10/2019 refleks- refleks neurologis
6/15
6
Tidak ada batas yang tegas antara tingkat refleks yang dikemukakan di
atas, yaitu : tidak ada batas yang tegas antara refleks lemah, refleks normal dan
refleks meningkat. Bila refleksinya negatif, hal ini mudah dipastikan. Pada refleks
yang meninggi, daerah tempat memberikan rangsang biasanya bertambah luas.
Misalnya refleks kuadriseps femoris, bila ia meninggi, maka tempat merangsang
tidak saja di tendon patella, tetapi dapat meluas sampai tulang tibia. Kontraksi otot
pun bertambah hebat, kadang- kadang didapatkan klonus, yaitu otot berkontraksi
secara klonik. Pada refleks yang lemah, kita perlu mempalpasi otot untuk
mengetahui apakah ada kontraksi. Kadang- kadang kita perlu pula melakukan
sedikit upaya untuk memperjelas refleks yang lemah. Hal ini misalnya dilakukan
dengan membuat otot yang diperiksa berada dalam kontraksi enteng sebelum
dirangsang. Misalnya bila kita hendak memeriksa refleks kuadriseps femoris, kita
suruh pasien mendorongkan tungkai bawahnya sedikit ke depan sambil kita
menahannya, baru kemudian kita rangsang (ketok) pada tendon di patella. Selain
itu, juga perhatian penderita perlu dialihkan, misalnya dengan menyuruhnya
menarik pada kedua tangannya yang saling bertautan.
Refleks yang meninggi tidak selalu berarti adanya gangguan patologis,
tetapi bila refleks pada sisi kanan berbeda dari sisi kiri, besar sekali kemungkinan
bahwa hal ini disebabkan oleh keadaan patologis. Simetri memang penting
dalam penyakit saraf . Kita mengetahui bahwa simetri sempurna tidak ada pada
tubuh manusia. Walaupun demikian, banyak pemeriksaan neurologis didasarkan
atas tanggapan bahwa bagian tubuh adalah sama atau simetris . Tiap refleks dalam
dapat meninggi secara bilateral, namun hal ini tidak selalu berarti adanya lesi
piramidal. Lain halnya kalau peninggian refleks bersifat asimetris. Karenanya
harus diingat bahwa : pada pemeriksaan refleks jangan lupa membandingkan
-
8/10/2019 refleks- refleks neurologis
7/15
7
bagian- bagian yang simetris (kiri dan kanan) . Asimetris dapat menunjukkan
adanya proses patologis.
D.
Pemeriksaan refleks
Sebetulnya banyak refleks yang dapat dibangkitkan, tiap otot bila diketok pada
insersinya akan berkontraksi dan merupakan suatu refleks. Pada makalah ini
penyusun hanya mengemukakan refleks yang lazim diperiksa pada pemeriksaan
rutin.
Refleks glabela. Pukulan singkat pada glabela atau sekitar daerah
supraorbitalis mengakibatkan kontraksi singkat kedua otot orbikularis okuli. Pada
lesi perifer nervus fasialis, refleks ini berkurang atau negatif, sedangkan pada
sindrom Parkinson refleks ini sering meninggi. Pusat refleks ini terletak pada
pons.
Refleks biseps. Kita pegang lengan pasien yang di semifleksikan sambil
menempatkan ibu jari di atas tendon otot biseps. Ibu jari kemudian diketok; hal ini
mengakibatkan gerakan fleksi lengan bawah. Pusat refleks ini terletak di C5- C6.
-
8/10/2019 refleks- refleks neurologis
8/15
8
Refleks triseps. Kita pegang lengan bawah pasien yang difleksikan setengah
(semifleksi). Setelah itu, diketok pada tendon insersi m.triseps, yang berada
sedikit di atas olekranon. Sebagai jawaban, ini lengan bawah mengadakan gerakan
ekstensi. Lengkung refleks melalui nervus radialis yang pusatnya terletak di C6-
C8.
-
8/10/2019 refleks- refleks neurologis
9/15
9
Refleks radius. Lengan bawah difleksikan serta dipronasikan sedikit.
Kemudian diketok pada prosesus stiloideus radius. Sebagai jawaban lengan bawah
akan berefleksi dan bersupinasi. Lengkung refleks melalui nervus radialis, yang
pusatnya terletak di C5- C6.
Refleks- dalam dinding perut. Dinding perut pasien, yang disuruh berbaring,
ditekan sedikit dengan jari telunjuk atau dengan penggaris, kemudian diketok.
Otot dinding perut akan berkontraksi. Terlihat pusar akan bergerak ke arah otot
yang berkontraksi. Lengkung refleks ini melalui Th6- Th12. Pada orang normal,
kontraksi dinding perut sedang saja; pada orang yang penggeli reaksi ini dapat
kuat. Reaksi dinding perut ini mempunyai nilai yang penting bila ditinjau
bersama- sama dengan refleks superfisialis dinding perut. Bila refleks- dalam
dinding perut meninggi, sedang refleks superfisialisnya negatif, maka hal ini dapat
menandakan adanya lesi piramidal pada tempat yang lebih atas dati Th6.
-
8/10/2019 refleks- refleks neurologis
10/15
10
Refleks kuadriseps femoris (refleks tendon lutut, refleks patella) . Pada
pemeriksaan refleksi ini, tungkai difleksikan dan digantungkan, misalnya pada tepi
tempat tidur. Kemudian, diketok pada tendon muskulus kuadriseps femoris, di
bawah atau di atas patella, (biasanya di bawah patella). Kuadriseps femoris akan
berkontraksi dan mengakibatkan gerakan ekstensi tungkai bawah. Lengkung
refleks ini melalui L2, L3, L4.
Refleks triseps sure ( refleks tendon Achilles) . Singkatan Apr sering
digunakan di Indonesi. Tungkai bawah difleksikan sedikit, kemudian kita pegang
kaki pada ujungnya untuk memberikan sikap dorsofleksi ringan pada kaki. Setelah
-
8/10/2019 refleks- refleks neurologis
11/15
-
8/10/2019 refleks- refleks neurologis
12/15
12
usia, varikokel, orkhitis atau epididimitis. Lengkung refleks ini melalui L1, L2.
E. Refleks Patologis
Pada tahun 1896, Babinski mengemukakan refleks ini di depan Societe de
Biologie di Paris . Ia menyatakan bahwa refleks superfisialis telapak kaki menjadi
berubah gerakannya pada lesi traktus piramidalis, yaitu tidak lagi mengadakan
plantar fleksi seperti pada orang normal, tetapi dorso fleksi ibu jari kaki disertai
gerakan mekar jari- jari lainnya. Kemudian diketahui pula bahwa gerakan refleks
ini dapat meluas dengan gerakan dorso fleksi pada pergelangan kaki, fleksi
tungkai bawah dan fleksi tungkai atas. Jadi, merupakan fleksi massa dari tungkai.
Cara membangkitkan refleks inipun dapat bermacam- macam.
Banyak macam rangsang yang dapat digunakan untuk membangkitkannya,
misalnya menggores telapak kaki bagian lateral, menusuk atau menggores dorsum
kaki atau sisi lateralnya, memberi rangsang panas atau rangsang listrik pada kaki,
menekan pada daerah interossei kaki, mencubit tendon Achilles, menekan tibia,
-
8/10/2019 refleks- refleks neurologis
13/15
13
fibula, otot betis, menggerakkan patela ke arah distal, malah pada keadaan yang
hebat, refleks dapat dibangkitkan dengan jalan menggoyangkan kaki,
menggerakkan kepala dan juga bila menguap.
Refleks Babinski . Untuk membangkitkan reflkes Babinski, penderita disuruh
berbaring dan istirahat dengan tungkai diluruskan. Kita pegang pergelangan kaki
supaya kaki tetap pada tempatnya. Untuk merangsang dapat digunakan kayu
geretan atau benda yang agak runcing. Goresan harus dilakukan perlahan, jangan
sampai mengakibatkan rasa nyeri, sebab hal ini akan menimbulkan refleks
menarik kaki. Goresan dilakukan pada telapak kaki bagian lateral, mulai dari
tumit menuju pangkal jari. Jika reaksi positif, kita dapatkan gerakan dorso fleksi
ibu jari, yang dapat disertai gerak mekarnya jari- jari lainnya.
Telah dikemukakan cara membangkitkan refleks patologis ini bermacam-
macam, di antaranya dapat disebut :
Cara Chaddock : rangsang diberikan dengan jalan menggoreskan
bagian lateral melolus.
Cara Gordon : memencet (mencubit) otot betis
Cara Oppenheim : mengurut dengan kuat tibia dan otot tibialis
anterior. Arah mengurut ke bawah (distal)
Cara Gonda : memencet (menekan) satu jari kaki dan
kemudian melepaskannya sekonyong- konyong.
Cara Schaefer : memencet (mencubit) tendon Achilles
-
8/10/2019 refleks- refleks neurologis
14/15
-
8/10/2019 refleks- refleks neurologis
15/15
15
DAFTAR PUSTAKA
Lumbantobing. Refleks. Dalam : NEUROLOGI KLINIK PEMERIKSAAN FISIK
DAN MENTAL. 2011. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal : 134- 146