refkas kandidiasis dp

18
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau sub akut yang disebabkan oleh Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. B. SINONIM Kandidiasis adalah sebuah penyakit dimana sering juga disebut sebagai : - Candidosis - Moniliasis - Oidiomycosis - Thrush C. EPIDEMIOLOGI Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sepagai saprofit. Gambaran klinisnya bermacam-macam sehingga tidak diketahui data-data penyebarannya dengan tepat. D. ETIOLOGI Yang tersering sebagai penyebab adalah candida albicans yang dapat diisolasi dari kulit, mulut, selaput mukosa 1

Upload: desia-laila-dian-s

Post on 18-Sep-2015

227 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ref

TRANSCRIPT

BAB 1TINJAUAN PUSTAKAA. DEFINISI

Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau sub akut yang disebabkan oleh Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis.

B. SINONIM

Kandidiasis adalah sebuah penyakit dimana sering juga disebut sebagai :

Candidosis Moniliasis Oidiomycosis Thrush C. EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sepagai saprofit. Gambaran klinisnya bermacam-macam sehingga tidak diketahui data-data penyebarannya dengan tepat.

D. ETIOLOGI

Yang tersering sebagai penyebab adalah candida albicans yang dapat diisolasi dari kulit, mulut, selaput mukosa vagina, dan feses orang normal. Sebagai penyebab endokarditis kandidiasis ialah C. Parapsilosis dan penyebab kandidiasis septikemia adalah C. Tropicalis.E. KLASIFIKASI

Berdasarkan tempat yang terkena, kandidiasis dibagi sebagai berikut :

1. Kandidiasis Kutisa. Lokalisata

i. Kandidiasis Intertriginosa

Lokasi : lipatan kulit ketiak, lipatan paha, sela-sela jari tangan atau kaki, lipatan payudara, lipatan inguinal, glands penis, dan umbilikus.

Gejala yang khas : bercak kemerahan, berbatas tegas, bersisik, basah, dengan lesi di kelilingi oleh lesi satelit berupa vesikel dan pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.

ii. Kandidiasi Perianal

Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini menimbulkan pruritus ani.b. Kandidiasis GeneralisataLesi terdapat pada glabrous skin ( kulit tidak berambut ), biasanya juga di lipatan payudara, intergluteal, dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis, dan paronikia.

Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul. Penyakit ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidiasis vaginalis atau mungkin karena gangguan imunologik.

c. Kandidiasis Paronikia atau Kandidiasis Kuku.Sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air, bentuk ini tersering didapat. Lesi berupa kemerahan, pembengkakan yang tidak bernanah, kuku menjadi tebal, mengeras dan berlekuk-lekuk, kadang berwarna kecoklatan, tidak rapuh, tetap berkilat dan tidak terdapat sisa jaringan dibawah kulit kuku seperti pada tinea unguium.d. Kandidiasis kutis Granulomatosa.Penyakit ini sering menyerang anak-anak, lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada dasarnya. Krusta ini dapat menimbul seperti tanduk sepanjang 2 cm, lokasinya sering terdapat di muka, kepala, kuku, badan, tungkai, dan faring.2. Kandidiasis Mukokutaneus / kandidiasis Selaput Lendira. Kandidiasis Oral (Thrush)

Biasanya mengenai bayi, tampak pseudomembran putih coklat muda kelabu yang menutupi lidah, palatum molle, pipi bagian dalam, dan permukaan rongga mulut lainnya. Lesi dapat terpisah-pisah dan tampak seperti kepala susu pada rongga mulut. Bila pseudomembran terlepas dari dasarnya tampak daerah yang basah dan merah.

Pada glositis kronis, lidah tampak halus dengan papila yang atrofi atau lesi berwarna putih ditepi atau di bawah permukaan lidah. Bercak putih ini tidak tampak jelas bila penderita sering merokok.

b. Perleche

Lesi berupa fisur pada sudut mulut. Lesi ini mengalami maserasi, erosi, basah dan dasarnya eritematosa. Faktor predisposisi adalah defisiensi riboflavin.c. Vulvovaginitis

Infeksi vagina (vulvovaginitis) sering ditemukan pada wanita hamil, penderita diabetes atau pemakai antibiotik. Gejalanya berupa keluarnya cairan putih atau kuning dari vagina disertai rasa panas, gatal dan kemerahan di sepanjang dinding dan daerah luar vagina.d. Balanitis atau Balanopostitis

Penderita mendapat infeksi karena kontak seksual dengan wanitanya yang menderita vulvovaginitis, lesi berupa erosi, pustula dengan dindingnya yang tipis, terdapat pada glans penis dan sulkus koronarius glandis.

e. Kandidiasis Mukokutan Kronik

Penyakit ini timbul karena adanya kekurangan fungsi leukosit atau sistem hormonal, biasanya terdapat pada penderita dengan bermacam-macam defisiensi yang bersifat genetik, umumnya terdapat pada anak-anak. Gambaran klinisnya mirip penderita dengan defek poliendokrin.

f. Kandidiasis Bronkopulmonal dan Paru.

3. Kandidiasis Sistemik

a. Endokarditis

Sering terdapat pada penderita morfinis sebagai akibat komplikasi penyuntikan yang dilakukan sendiri, juga dapat diderita oleh penderita sesudah operasi jantung.

b. Meningitis

Terjadi karena penyebaran hematogen jamur, gejalanya sama dengan meningitis tuberkulosis atau karena bakteri lain.c. PielonefritisWanita muda yang paling mungkin akan terpengaruh, secara tradisional mencerminkan aktivitas seksual dalam kelompok umur. Bayi dan orang tua juga pada peningkatan resiko, yang mencerminkan kelainan anatomi dan status hormonal. d. Septikemia

4. Reaksi Id (Kandidid)

Reaksi terjadi karena adanya metabolik kandida, klinisnya berupa vesikel-vesikel yang bergerombol, terdapat pada sela jari tangan atau bagian badan yang lain, mirip dermatofitid.

Di tempat tersebut tidak ada elemen jamur. Bila lesi kandididosis di obati, kandidid akan menyembuh. Jika dilakukan uji kulit dengan kandidin (antigen kandida) memberi hasil positif.F. PATOGENESISKelainan yang disebabkan oleh spesies kandida ditentukan oleh interaksi yang komplek antara patogenitas fungi dan mekanisme pertahanan pejamu. Faktor penentu patogenitas kandida adalah :1. Spesies : Genus kandida mempunyai 200 spesies, 15 spesies dilaporkan dapat menyebabkan proses pathogen pada manusia. C. albicans adalah kandida yang paling tinggi patogenitasnya.

2. Daya lekat : Bentuk hifa dapat melekat lebih kuat daripada germ tube, sedang germ tube melekat lebih kuat daripada sel ragi. Bagian terpenting untuk melekat adalah suatu glikoprotein permukaan atau mannoprotein. Daya lekat juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan.

3. Dimorfisme : Candida albicans merupakan jamur dimorfik (memiliki dua bentuk) yang mampu tumbuh dalam kultur sebagai blastospora dan sebagai pseudohifa. Dimorfisme terlibat dalam patogenitas kandida. Bentuk blastospora diperlukan untuk memulai suatu lesi pada jaringan dengan mengeluarkan enzim hidrolitik yang merusak jaringan. Setelah terjadi lesi baru terbentuk hifa yang melakukan invasi.

4. Toksin : Toksin glikoprotein mengandung mannan sebagai komponen toksik. Glikoprotein khususnya mannoprotein berperan sebagai adhesion dalam kolonisasi jamur. Kanditoksin sebagai protein intraseluler diproduksi bila C. albicans dirusak secara mekanik.

5. Enzim : Enzim diperlukan untuk melakukan invasi. Enzim yang dihasilkan oleh C.albicans ada 2 jenis yaitu proteinase dan fosfolipid.

Mekanisme pertahanan pejamu :

1. Sawar mekanik : Kulit normal sebagai sawar mekanik terhadap invasi kandida. Kerusakan mekanik pertahanan kulit normal merupakan faktor predisposisi terjadinya kandidiasis.

2. Substansi antimikrobial non spesifik : Hampir semua hasil sekresi dan cairan dalam mamalia mengandung substansi yang bekerja secara non spesifik menghambat atau membunuh mikroba.

3. Fagositosis dan intracellular killing : Peran sel PMN dan makrofag jaringan untuk memakan dan membunuh spesies kandida merupakan mekanisme yang sangat penting untuk menghilangkan atau memusnahkan sel jamur. Sel ragi merupakan bentuk kandida yang siap difagosit oleh granulosit. Sedangkan pseudohifa karena ukurannya, susah difagosit. Granulosit dapat juga membunuh elemen miselium kandida. Makrofag berperan dalam melawan kandida melalui pembunuhan intraseluler melalui system mieloperoksidase (MPO).

4. Respon imun spesifik : imunitas seluler memegang peranan dalam pertahanan melawan infeksi kandida. Terbukti dengan ditemukannya defek spesifik imunitas seluler pada penderita kandidiasi mukokutan kronik, pengobatan imunosupresif dan penderita dengan infeksi HIV.

Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel pejamu menjadi syarat mutlak untuk berkembangnya infeksi.Secara umum diketahui bahwa interaksi antara mikroorganisme dan sel pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari dinding sel mikroorganisme, adhesindan reseptor. Manan dan manoprotein merupakan molekul-molekul Candida albicans yang mempunyai aktifitas adhesif. Khitin, komponen kecil yang terdapat pada dinding sel Candida albicans juga berperan dalam aktifitas adhesif. Pada umumnya Candida albicans berada dalam tubuh manusia sebagai saproba dan infeksi baru terjadi bila terdapat faktor predisposisi pada tubuh pejamu.

Infeksi kandida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen.

Faktor endogen:

1. Perubahan fisiologik:

a. Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina.

b. Kegemukan, karena banyak keringat.

c. Debilitas

d. Iatrogenike. Endokrinopati, gangguan gula darah kulitf. Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematosus dengan keadaan umum yang buruk.2. Umur : orang tua dan bayi lebih sering terkena infeksi karena status imunologiknya tidak sempurna.3. Imunologik : penyakit genetik. Faktor eksogen :a. Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkatb. Kebersihan kulitc. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur.d. Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis. Faktor predisposisi berperan dalam meningkatkan pertumbuhan Candida albicans serta memudahkan invasi jamur ke dalam jaringan tubuh manusia karena adanya perubahan dalam sistem pertahanan tubuh. Blastospora berkembang menjadi hifa semu dan tekanan dari hifa semu tersebut merusak jaringan, sehingga invasi ke dalam jaringan dapat terjadi. Virulensi ditentukan oleh kemampuan jamur tersebut merusak jaringan serta invasi ke dalam jaringan. Enzim-enzim yang berperan sebagai faktor virulensi adalah enzim-enzim hidrolitik seperti proteinase, lipase dan fosfolipase.Pada manusia, Candida albicans sering ditemukan di dalam mulut, feses, kulit dan di bawah kuku orang sehat. Candida albicans dapat membentuk blastospora dan hifa, baik dalam biakan maupun dalam tubuh. Bentuk jamur di dalam tubuh dianggap dapat dihubungkan dengan sifat jamur, yaitu sebagai saproba tanpa menyebabkan kelainan atau sebagai parasit patogen yang menyebabkan kelainan dalam jaringan. Penyelidikan lebih lanjut membuktikan bahwa sifat patogenitas tidak berhubungan dengan ditemukannya Candida albicans dalam bentuk blastospora atau hifa di dalam jaringan. Terjadinya kedua bentuk tersebut dipengaruhi oleh tersedianya nutrisi, yang dapat ditunjukkan pada suatu percobaan di luar tubuh. Pada keadaan yang menghambat pembentukan tunas dengan bebas, tetapi yang masih memungkinkan jamur tumbuh, maka dibentuk hifa. Bentuk blastospora diperlukan untuk memulai suatu lesi pada jaringan. Sesudah terjadi lesi, dibentuk hifa yang melakukan invasi. Dengan proses tersebut terjadilah reaksi radang. Pada kandidosis akut biasanya hanya terdapat blastospora, sedang pada yang menahun didapatkan miselium. Kandidosis di permukaan alat dalam biasanya hanya mengandung blastospora yang berjumlah besar, pada stadium lanjut tampak hifa. Hal ini dapat dipergunakan untuk menilai hasil pemeriksaan bahan klinik, misalnya dahak, urin untuk menunjukkan stadium penyakit. Kelainan jaringan yang disebabkan oleh Candida albicans dapat berupa peradangan, abses kecil atau granuloma. Pada kandidosis sistemik, alat dalam yang terbanyak terkena adalah ginjal, yang dapat hanya mengenai korteks atau korteks dan medula dengan terbentuknya abses kecil-kecil berwarna keputihan. Alat dalam lainnya yang juga dapat terkena adalah hati, paru-paru, limpa dan kelenjar gondok. Mata dan otak sangat jarang terinfeksi. Kandidosis jantung berupa proliferasi pada katup-katup atau granuloma pada dinding pembuluh darah koroner atau miokardium. Pada saluran pencernaan tampak nekrosis atau ulkus yang kadang-kadang sangat kecil sehingga sering tidak terlihat pada pemeriksaan. Manifestasi klinik infeksi Candida albicans bervariasi tergantung dari organ yang diinfeksinya.G. GAMBARAN KLINISGambaran klinis yang terlihat bervariasi tergantung dari bagian tubuh mana yang terkena, dapat dilihat sebagai berikut :

1. Kandidiasis Intertriginosa

Kelainan ini sering terjadi pada orang-orang gemuk, menyerang lipatan-lipatan kulit yang besar. Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis dan umbilikalis, berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.

2. Kandidiasis perianal

Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini menimbulkan pruritus ani.

3. Kandidiasis kutis generalisata

Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga pada lipat payudara, intergluteal dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis dan paronikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul. Penyakit ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidiasis vagina atau mungkin karena gangguan imunologik.4. Paronikia dan onikomikosis

Infeksi jamur pada kuku dan jaringan sekitarnya, ini menyebabkan rasa nyeri dan peradangan sekitar kuku. Kadang-kadang kuku rusak dan menebal. Hal ini sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air.5. Diaper rushsering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti yang dapat menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita neonatus sebagai gejala sisa dermatitis oral dan perianal.6. Kandidisiasis kutis granulomatosaManifestasi kulit berupa pembentukan granuloma yang terjadi akibat penumpukan krusta serta hipertrofi setempat. Kelainan ini banyak menyerang anak-anak, lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada dasarnya. Krusta ini dapat menimbul seperti tanduk sepanjang 2 cm, lokasinya sering terdapat di muka, kepala, kuku, badan, tungkai, dan faring.7. Thrush merupakan infeksi jamur di dalam mulut. Bercak berwarna putih menempel pada lidah dan pinggiran mulut, sering menimbulkan nyeri. Bercak ini bisa dilepas dengan mudah oleh jari tangan atau sendok.

8. Perleche

merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut yang menyebabkan retakan dan sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi palsu yang letaknya bergeser dan menyebabkan kelembaban di sudut mulut sehingga tumbuh jamur.9. Infeksi vagina (vulvovaginitis) Gejalanya berupa keluarnya cairan putih atau kuning dari vagina disertai rasa panas, gatal dan kemerahan di sepanjang dinding dan daerah luar vagina. 10. Balanitis atau BalanopostitisBiasanya infeksi menyebabkan ruam merah bersisik (kadang menimbulkan nyeri) pada bagian bawah penis.H. PEMERIKSAAN PENUNJANGDalam menegakkan diagnosis kandidiasis, maka dapat dibantu dengan adanya pemeriksaan penunjang, antara lain :

1. Pemeriksaan langsung

Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10 % atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel ragi, blastospora, pseudohifa.

2. Pemeriksaan biakan

Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 370C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony. Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkan tumbuhan tersebut pada corn meal agar.

I. DIAGNOSIS BANDINGDiagnosis banding dari kandidiasis antara lain :

Kandidosis kutis lokalisata dengan :

a. Eritrasma : lesi dilipatan, lesi lebih merah, batas tegas, kering tidak ada satelit, pemeriksaan dengan sinar wood positif.b. Dermatitis intertriginosa

c. Dermatofitosis ( tinea )

Kandidosis kuku dengan tinea unguium

Kandidosis vulvovaginitis dengan :

a. Trikomonas vaginalis

b. Gonore akut

c. Leukoplakia

d. Liken planus

J. PENATALAKSANAAN

1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.

2. Topikal :

a. Larutan ungu gentian - 1% untuk selaput lendir, 1 - 2% untuk kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.b. Nistatin : berupa krim, salep, emulsi

c. Amfoterisin B

d. Grup azol antara lain :

i. Mikonazol 2% berupa krim atau bedak.

ii. Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim

iii. Tiokonazol, bufonazol, isokonazol.

iv. Siklopiroksolamin 1% larutan, krim.

v. Antimikotik yang lain yang berspektrum luas.

3. Sistemik :

a. Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna, obat ini tidak diserap oleh usus.

b. Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidiasis sistemik.

c. Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 mg per vaginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2x200 mg selama 5 hari, atau dengan Itrakonazol 2x200 mg dosis tunggal, atau dengan Flukonazol 150 mg dosis tunggal.

d. Itrakonazol : bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang dewasa 2x100 mg sehari, selama 3 hari.K. KOMPLIKASI1. Rekurens atau infeksi berulang kandida pada kulit.

2. Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk yang aneh dan mungkin menginfeksi daerah disekitar kuku.

3. Kandidiasis tersebar pada tubuh yang kekebalan tubuhnya kurang.

4. Kandida albikans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usu halus, usus besar dan anus. Infeksi sistemuk lainnya berupa abses hati dan otak.

L. PROGNOSIS

Umumnya baik, tergantung pada berat ringannya faktor predisposisi.DAFTAR PUSTAKA1. Kuswadji. Kandidosis. Dalam : Djuanda A., Hamzah M., Aishah S., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi V, Balai Penerbit fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2007. Pp : 1062. Andriani T, Sawitri, Suyoso S. Penyebab Kandidiasis vaginalis di RSU Dr. Soetomo Surabaya. Berkala I Penyakit Kulit & Kelamin; 2005.17 : p.1-9.3. Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2004. Pp: 279-280.4. Conny Riana Tjampakasari. Karakteristik candida albicans. Dalam : Cermin Dunia Kedokteran, Vol. 151, 2006 ; 33-55. Anonim. Kandidiasis. Available from : http://nersc08.blogspot.com/2011/04/candidiasis.html6. Anonim. kandisosis. available from : www.klikdokter.com/illness/detail/136.(2009).1