referensi 2

30
Lampiran: Kuesioner Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh Perkenankan kami mengajukan beberapa pertanyaan dibawah ini sebagai bahan untuk melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Strata 3 (S3) Pascasarjana Institute Pertanian Bogor. Nama : Afrina sari NRP : I362070081 Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian & Pedesaan Judul Penelitian : Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga Dalam Penerapan Fungsi Sosialisasi keluarga Terhadap Perkembangan Anak. Kami haturkan terimakih atas bantuan Bapak/Ibu//Sdr memberikan jawaban dengan baik terhadap daftar pertanyaan. BAGIAN 1 Identitas responden 1. Usia Anggota Keluarga? Sebutkan! (isi sesuai jawaban responden) Suami :................tahun Istri :................tahun Anak laki-laki ;................tahun Anak perempuan ;................tahun Jumlah Anak :................orang 2. Sudah berapa lama Bapak/ibu berkeluarga? Sebutkan!............. 3. Agama/kepercayaan keluarga: a. Islam e. Budha b. Kristen protestan f. Khonghu chu c. Kristen Khatolik g. Lainnya sebutkan!............................. d. Hindu 4. Pendidikan: Suami; a. Tidak pernah sekolah e. Diploma b. S.D f. Sarjana (Strata 1) c. SMP g. Sarjana (Strata 2) d. SMU h. Sarjana (Strata 3) Istri: a. Tidak pernah sekolah e. Diploma b. S.D f. Sarjana (Strata 1) c. SMP g. Sarjana (Strata 2) d. SMU h. Sarjana (Strata 3)

Upload: tejak-delonge

Post on 26-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Referensi 2

TRANSCRIPT

Lampiran: Kuesioner

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh Perkenankan kami mengajukan beberapa pertanyaan dibawah ini sebagai bahan untuk melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Strata 3 (S3) Pascasarjana Institute Pertanian Bogor. Nama : Afrina sari NRP : I362070081 Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian & Pedesaan Judul Penelitian : Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga Dalam Penerapan Fungsi Sosialisasi keluarga Terhadap Perkembangan Anak. Kami haturkan terimakih atas bantuan Bapak/Ibu//Sdr memberikan jawaban dengan baik terhadap daftar pertanyaan.

BAGIAN 1 Identitas responden

1. Usia Anggota Keluarga? Sebutkan! (isi sesuai jawaban responden)

Suami :................tahun Istri :................tahun Anak laki-laki ;................tahun Anak perempuan ;................tahun

Jumlah Anak :................orang

2. Sudah berapa lama Bapak/ibu berkeluarga? Sebutkan!............. 3. Agama/kepercayaan keluarga:

a. Islam e. Budha b. Kristen protestan f. Khonghu chu c. Kristen Khatolik g. Lainnya sebutkan!............................. d. Hindu

4. Pendidikan: Suami;

a. Tidak pernah sekolah e. Diploma b. S.D f. Sarjana (Strata 1) c. SMP g. Sarjana (Strata 2) d. SMU h. Sarjana (Strata 3)

Istri: a. Tidak pernah sekolah e. Diploma b. S.D f. Sarjana (Strata 1) c. SMP g. Sarjana (Strata 2) d. SMU h. Sarjana (Strata 3)

206

5. Pekerjaan Suami:

a. PNS e. Dagang b. Pegawai BUMN f. Profesional: Guru/Doen,Pengacara Dokter, wartawan, Peneliti, Arsitek. c. Pegawai Swasta d. Buruh g. lainnya sebutkan!......................

Istri: a. PNS e. Dagang b. Pegawai BUMN f. Profesional: Guru/Doen,Pengacara, Dokter, wartawan, Peneliti, Arsitek c. Pegawai Swasta d. Buruh g. lainnya sebutkan!........................

6. Suku Bangsa

a. Melayu h. Madura b. Batak i. Dayak c. Nias j. Bugis d. Minang k. Makasar e. Palembang l. Ambon f. Lampung m. Papua g. Betawi n. lainnya sebutkan!...........................

7. Penghasilan:

Suami: a. kurang dari Rp. 500.000,-/bulan b. antara >Rp. 500.000,- - Rp. 1.000.000,-/bulan c. antara >Rp. 1.000.000,- - Rp. 2.000.000,-/bulan d. antara >Rp. 2.000.000,- - Rp. 3.000.000,-/bulan e. antara >Rp. 3.000.000,- - Rp. 4.000.000,-/bulan f. lainnya sebutkan!......................

Istri: a. kurang dari Rp. 500.000,-/bulan b. antara >Rp. 500.000,- - Rp. 1.000.000,-/bulan c. antara >Rp. 1.000.000,- - Rp. 2.000.000,-/bulan d. antara >Rp. 2.000.000,- - Rp. 3.000.000,-/bulan e. antara >Rp. 3.000.000,- - Rp. 4.000.000,-/bulan f. lainnya sebutkan! ........................

207

BAGIAN 2 Bentuk Komunikasi Verbal, Nonverbal dan Komunikasi verbal dan

Nonverbal. Jawablah pernyataan berikut dan berilah tanda ” X” pada angka yang di anggap sesuai dengan jawaban anda

Menggunakan bahasa ibu dalam berkomunikasi dengan anak (Daerah)

(1) (2) (3) (4)

Menggunakan bahasa yang dimengerti anak (1) (2) (3) (4)

Membentak anak dengan bahasa daerah (1) (2) (3) (4) Memperkenalkan jenis mainan (1) (2) (3) (4) Nada bicara rendah saat bicara dengan anak (1) (2) (3) (4) Marah dengan nada rendah (1) (2) (3) (4) Memperkenalkan mainan kepada anak dengan nada rendah (1) (2) (3) (4)

Bicara pada anak ditekankan pada suku kata (1) (2) (3) (4) Menjelaskan sesuatu dengan Penekanan kata (1) (2) (3) (4) Menunjukkan mimik marah (1) (2) (3) (4) Sayang kepada anak di tunjukkan dengan mimik Ramah (1) (2) (3) (4)

Melarang dengan mendelikkan mata (1) (2) (3) (4) Memeluk anak (1) (2) (3) (4) Memegang tangan anak saat memanjat kursi (1) (2) (3) (4) Menuntun anak ketika jalan (1) (2) (3) (4) Memukul anak ketika marah (1) (2) (3) (4) Kemarahan anak di tunjukkan dengan menangis (1) (2) (3) (4)

Kesukaan anak terhadap mainan di tunjukkan dengan tertawa (1) (2) (3) (4)

Kesedihan anak ditunjukkan dengan menangis (1) (2) (3) (4)

Menyentuh wajah anak (1) (2) (3) (4) Membelai rambut anak (1) (2) (3) (4) Mencium ubun-ubun anak (1) (2) (3) (4) Marah pada anak menggunakan kata-kata kasar dan pukulan (1) (2) (3) (4)

Kesalahan yang dilakukan anak di tanggapi dengan kata-kata kasar dan pukulan

(1) (2) (3) (4)

Anak berkelahi dengan teman di tanggapi dengan kata-kata kasar dan pukulan

(1) (2) (3) (4)

Anak berkelahi dengan teman dilarang dengan teriakan dan menunjukan mimik marah

(1) (2) (3) (4)

Pernyataan Skala Pengukuran Tidak Pernah

(1)

Jarang

(2)

Sering

(3)

Selalu

(4)

208

Kekesalan pada anak di tunjukkan dengan teriakan dan mimik marah

(1) (2) (3) (4)

Hal-hal yang membahayakan yang dilakukan anak dilarang dengan teriakan dan mimik wajah

(1) (2) (3) (4)

Memeluk anak sambil menggatakan “mama sayang padamu” (1) (2) (3) (4) Membacakan cerita sambil memangku anak (1) (2) (3) (4)

Menunjukkan sesuatu pada tempat yang tinggi sambil mengendong anak

(1) (2) (3) (4)

Membelai rambut anak sambil menggatakan “kamu cakep sayang”

(1) (2) (3) (4)

Mencium anak sambil menggatakan “ anak pintar” (1) (2) (3) (4)

Menyentuh wajah anak sambil menggatakan “apa kabar sayang” (1) (2) (3) (4)

Menjambak rambut anak sambil mengatakan “bodoh” (1) (2) (3) (4)

BAGIAN 3 Pola komunikasi keluarga

Jawablah pernyataan berikut dan berilah tanda ” X” pada angka yang di anggap sesuai dengan jawaban anda

Membiarkan anak bermain sendiri.

(1) (2) (3) (4)

Aktivitas anak berdasarkan kemauan anak (1) (2) (3) (4) Melarang anak hanya saat akan melakukan hal yang salah/keliru (1) (2) (3) (4)

Menemani anak bermain dan menjelaskan setiap hal yang di tanyakan

(1) (2) (3) (4)

Aktivitas yang dilakukan anak diarahkan sesuai keinginan orangtua

(1) (2) (3) (4)

Larangan di jelaskan kepada anak sebelum anak melakukan aktivitas

(1) (2) (3) (4)

Anak dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat, dan diberikan penjelasan akibat yang dilakukan dalam bermain.

(1) (2) (3) (4)

Pernyataan Skala Pengukuran Tidak Pernah

(1)

Jarang

(2)

Sering

(3)

Selalu

(4)

Pernyataan Skala Pengukuran

Tidak Pernah

(1)

Pernah

(2)

Sering (3)

Selalu

(4)

209

Anak bebas memilih aktivitas bermain dan orangtua memberikan penjelasan manfaat aktivitas tersebut.

(1) (2) (3) (4)

Tidak melarang bermain setelah anak menyampaikan keinginan untuk bermain yang sesuai dengan dirinya

(1) (2) (3) (4)

Anak mengerti apa yang dimainkannya dan mengetahui apa resikonya.

(1) (2) (3) (4)

Anak bebas bermain dan orangtua memperhatikan tanpa melarang karena anak sudah mengerti dengan permainannya.

(1) (2) (3) (4)

Mempercayai anak dengan permainan yang di pilihnya (1) (2) (3) (4)

BAGIAN 4 Fungsi Sosialisasi Keluarga

Jawablah pernyataan berikut dan berilah tanda ” X” pada angka yang di anggap sesuai dengan jawaban anda

Menjelaskan setiap arti permainan yang ingin diketahui anak. (1) (2) (3) (4) Mengarahkan anak untuk memilih (1) (2) (3) (4) Meminita anak untuk bersalaman dengan orang yang di jumpainya. (1) (2) (3) (4)

Memperkenalkan ucapan ”salam” (1) (2) (3) (4) Memperkenalkan nama-nama didalam keluarga (1) (2) (3) (4)

Membiarkan bermain tanpa menjelaskan maksud dari permainan. (1) (2) (3) (4) Menjelaskan setelah anak bertanya (1) (2) (3) (4) Anak mempunyai pengalaman/pengetahuan setelah mengetahui sendiri.

(1) (2) (3) (4)

Anak di paksa untuk mengerti setiap hal yang akan dilakukannya. (1) (2) (3) (4)

Anak harus mengerti tentang aturan yang dibuat orangtua. (1) (2) (3) (4) Memberi hukuman untuk setiap kesalahan yang dilakukan anak (1) (2) (3) (4)

Pernyataan Skala Pengukuran Tidak Pernah

(1)

Jarang

(2)

Sering

(3)

Selalu

(4)

Pernyataan Skala Pengukuran

Tidak Pernah

(1)

Jarang

(2)

Sering

(3)

Selalu

(4)

210

BAGIAN 5 Perkembangan Anak

Jawablah pernyataan berikut dan berilah tanda ” X” pada angka yang di anggap sesuai dengan jawaban anda.

Makanan bergizi (1) (2) (3) (4) Makan buah-buahan (1) (2) (3) (4) Minum susu (1) (2) (3) (4) Mengukur tinggi (1) (2) (3) (4) Menimbang berat badan (1) (2) (3) (4) Pakaian bersih (1) (2) (3) (4) Kegembiraan anak (1) (2) (3) (4) Kecintaan anak (1) (2) (3) (4) Kemarahan anak (1) (2) (3) (4) Keinginan anak (1) (2) (3) (4) Kemauan anak (1) (2) (3) (4) Mengetahui Huruf (1) (2) (3) (4) Mengetahui Angka (1) (2) (3) (4) Mengetahu warna-warni (1) (2) (3) (4) Mengetahui Arti mainan (1) (2) (3) (4) Pandai menyanyi (1) (2) (3) (4) Bisa berdoa (1) (2) (3) (4) Mengenal nama-nama Saudara (1) (2) (3) (4) Bersalaman dengan orang lain (1) (2) (3) (4) Berbagi mainan dengan teman (1) (2) (3) (4) Mempunyai teman banyak (1) (2) (3) (4) Ke rumah saudara (1) (2) (3) (4) Rekreasi (1) (2) (3) (4)

Tuliskan apa yang berhubungan dengan anak Bapak/ibu sesuai pertanyaan berikut: 1. Bagaimana proses kelahiran anak bapak/Ibu?

......................................................................................................

...................................................................................................... 2. Pada umur berapa anak bapak/Ibu bisa berjalan?

...................................................................................................... 3. Pada umur berapa anak bapak/ibu tumbuh gigi?

.......................................................................................................... 4. Pada umur berapa anak bapak/ibu bisa bicara?

...................................................................................................... 5. Ceritakan tentang kondisi berat badan anak bapak/ibu

Pernyataan Skala Pengukuran Tidak Pernah

(1)

Jarang

(2)

Sering

(3)

Selalu

(4)

211 6. Bagaimana keinginan makan anak bapak/ibu selama ini?

...................................................................................................... .......................................................................................................

7. Bagaimana biasanya anak bapak/ibu kalau sedang marah atau merajuk? ...................................................................................................... ......................................................................................................

8. Ceritakanlah apa yang dilakukan anak bapak/ibu pada saat nonton TV bersama? ...................................................................................................... ......................................................................................................

9. Apa pertanyaan – pertanyaan anak bapak/ibu saat menonton TV? ...................................................................................................... ......................................................................................................

10. Apakah anak bapak/ibu sudah di masukkan sekolah PAUD/KB/TK? a. sudah b. belum

(kalau sudah) Jelaskan tentang sekolahnya.................................. ...................................................................................................... (kalau belum) jelaskan kenapa?................................................... ......................................................................................................

11. Tuliskanlah apa yang di tanyakan anak bapak/ibu kalau sedang jalan-jalan naik kendaraan? ............................................................................................................................

12. Bagaimana cara anak bapak/ibu bermain dengan temannya?

......................................................................................................................

13. Bagaimana perilaku anak bapak/ibu ketika bertemu anak dari keluarga yang sudah lama tidak bertemu? ............................................................................................................................

14. Apa kata-kata pertama yang bapak/ibu ucapkan pada saat menemui anak telah bangun tidur?.......................................................................

15. Apa yang dilakukan anak bapak/ibu ketika bangun tidur tidak menemui orang

didekatnya? .....................................................................................................

16. Kata-kata apa saja yang biasa bapak/ibu ucapkan kepada anak? 1. Saat makan: ....................................................................... 2. Saat akan tidur: ................................................................. 3. Saat anak di mandikan: .................................................... 4. Saat anak bermain: .......................................................... 5. Saat anak Nonton TV: .................................................... 6. Saat anak Minta di Gendong: ......................................... 7. Saat anak Menangis: ...................................................... 8. Saat anak Minta sesuatu: ............................................... 9. Saat anak Melempar mainan: ........................................ 10. Saat anak minta jalan-jalan: .......................................... 11. Saat anak bercerita pengalamannya: ............................

17. Apa yang bapak/Ibu lakukan ketika anak melempar-lempar mainannya?

............................................................................. 18. Apa yang bapak/ibu lakukan ketika anak menjerit-jerit karena kesakitan?

................................................................................ 19. Bagaimana reaksi bapak/ibu ketika melihat anak bapak/ibu sudah bisa

menceritakan pengalamannya dengan baik?.........

212 20. Bagaimana caranya bapak/ibu menghentikan tangisan ketika anak menangis?

............................................................................................................... 21. Apa yang bapak/ibu katakan ketika anak bertanya ”kenapa burung bisa terbang”?

................................................................................................................................. 22. Bagaimana bapak/ibu menanamkan nilai agama kepada anak?

.................................................................................................................................. 23. Bagaimana bapak/ibu menjelaskan suatu kejadian yang di lihat anak, dan anak

bertanya? .............................................................................................................. 24. Bagaimana caranya bapak/ibu mengetahui apa yang ada dalam pikiran anak?

....................................................................... 25. Apa yang bapak/ibu lakukan untuk membuat anak-anak senang, gembira dan

ceria? .................................................................................................

213

Lampiran: Review Penelitian. REVIEW PENELITIAN : POLA KOMUNIKASI KELUARGA

NO. JUDUL PENELITIAN PENULIS TAHUN Jenis Penelitian

HASIL PENELITIAN

1. PENGARUH KOMUNIKASI KELUARGA TERHADAP KENAKALAN REMAJA (Studi Kasus di Kelurahan Tamansari, Kerjo, Karanganyar)

WAHYUNINGSIH, EKA SRIUniversitas Muhammadiyah Surakarta

2009 Skripsi - Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan dengan

pendekatan deskripsi kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah para remaja yang berumur 13-21 tahun dan sampel yang diambil sebanyak 20 remaja

- Penelitian ini menyimpulkan bahwa Setelah data diolah dengan korelasi product moment diperoleh rxy = 0,202. Apabila dilihat besarnya nilai rxy = 0,202 ternyata terletak antara 0,20-0,40. Berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan pada tabel 17 dapat dinyatakan bahwa korelasi antara x dan y itu tergolong lemah atau rendah. Jika dibandingkan dengan ”r” tabel product moment dengan rxy = 0,202 setelah diukur tabel nilai “r” dengan N = 20 pada level signifikan 1% diperoleh nilai 0,444 dan pada level signifikan 5% diperoleh nilai 0,561, melihat hal tersebut dimana rxy pada taraf signifikan 5% dan 1% ternyata rxy lebih kecil dari “r” tabel, maka dari itu berdasarkan rumusan masalah dan analisis data dapat disimpulkan bahwa pengaruh komunikasi keluarga terhadap kenakalan remaja di Kelurahan Tamansari, Kerjo, Karanganyar mempunyai pengaruh yang lemah atau rendah, dan hal ini berarti bahwa komunikasi keluarga tidak berpengaruh terhadap kenakalan remaja di Kelurahan Tamansari, Kerjo, Karanganyar.

214

2. PENGARUH KOMUNIKASI KELUARGA TERHADAP KENAKALAN REMAJA( Studi Tentang Kenakalan Remaja Di Kelurahan Karang Besuki Malang )

Arief Hamzah Universitas Muhammadiyah Malang.

TESIS 2002 1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh komunikasi keluarga terhadap kenakalan remaja di kelurahan karang besuki malang, dan jika ada seberapa besar pengaruh komunikasi keluarga terhadap kenakalan remaja tersebut.

2. Tipe penelitian yang digunakan adalah eksplanatif yang fokusnya terletak pada penjelasan hubungan antara variabel-variabel yang telah ditetapkan, yaitu komunikasi keluarga dan kenakalan remaja.

3. Penelitian ini mengunakan metode pendekatan kuantitatif deskriptif, dimana terdapat dua variabel yang antara lain variabel independen ( variabel X ) yaitu komunikasi keluarga dan variable dependen ( variabel Y ) yaitu kenakalan remaja.

4. Teknik pengumpulan datanya mengunakan metode pengumpulan data angket dan dokumentasi sebagai pelengkap data. Data yang diperoleh dihitung secara statistik dengan mengunakan rumus regresi linier sederhana untuk menguji ada tidaknya pengaruh dan memprediksikan besarnya sumbangan variable X terhadap variable Y, yaitu :Y = a bx

5. Berdasarkan hasil yang diperoleh F hitung > F tabel yaitu 25,478 > 3,94 ; maka hipotesis yang diajukan dapat diterima, yaitu ada pengaruh komunikasi keluarga terhadap kenakalan remaja sebesar 20,6%.

6. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan komunikasi keluarga yang dilakukan secara terus menerus ternyata berpengaruh nyata terhadap kenakalan remaja. Hal ini berarati dimana semakin tinggi komunikasi keluarga maka kenakalannya semakin rendah.

215

3. MEMBANGUN IKLIM KOMUNIKASI KELUARGA

Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D.

Browsing 17-11-2009

Artikel Dimuat di MAPI 02.2005

Ringkasnya, hanya apabila orangtua memperlakukan anak-anak mereka sebagai sahabat –selain sebagai anak—mereka dapat membicarakan masalah apa pun dengan anak-anak mereka. Perasaan yang harus ditumbuhkan kepada anak, bukan hanya rasa hormat, rasa segan, atau rasa takut, tetapi juga rasa dekat dan sayang. Hal ini hanya bisa dilakukan bila orangtua cukup sering kerkomunikasi dengan anak-anak. Dengan demikian, anak-anak pun akan menghargai pendapat orangtua dan mematuhi nasihat mereka. Anak-anak tidak akan terlalu menggantungkan pendapat mereka pada kelompok sebaya yang belum berpengalaman, atau dari sumber tidak resmi lainnya yang sering menyesatkan. Karena itu komunikasi orangtua, khususnya ibu, dengan anak-anaknya, haruslah diusahakan cukup intensif dan intim, terutama pada saat anak-anak masih kecil dan juga selagi mereka remaja.

4. PENGARUH KOMUNIKASI KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN REMAJA DALAM MENYIMPAN GAMBAR DAN FILM PORNO DI HANDPHONE (THE INFLUENCE OF FAMILYÂ’S COMMUNICATION TOWARD ADOLESCENT PREVENTION IN SAVE A PICTURE AND PORNOGRAPHY FILM

MUHAMMAD ARIF WIDODO Fakultas ilmu Komunikasi Unitomo

2009 Tesis 1. Tujuan Penelitian untuk mengetahui apakah komunikasi keluarga berpengaruh terhadap pencegahan remaja dalam menyimpan gambar dan film porno di handphone.

2. Tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penelitan ini adalah metode korelasi karena meneliti hubungan diantara variabel. Yaitu mengetahui pengaruh Pengaruh Komunikasi Keluarga terhadap Pencegahan Remaja Dalam Menyimpan Gambar dan Film Porno di Handphone.

3. Hasil penelitian diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar = 0,798 yang mendekati 1 berarti ada hubungan yang kuat antara variabel bebas komunikasi keluarga dengan variabel tergantung (pencegahan menyimpanan gambar dan film porno pada remaja). Dengan demikian apabila komunikasi keluarga meningkat maka frekwensi remaja yang menyimpanan gambar dan film porno akan mengalami penurunan. Sedangkan hasil perhitungan uji t diatas dapat diketahui

216

IN HANDPHONE)

sebesar thitung adalah 5,313 sedangkan besar ttabel adalah = 1,662. dengan demikian terlihat bahwa besarnya thitung = 5,313 > ttabel adalah = 1,662 sehingga dapat dikatakan secara parsial komunikasi keluarga berpengaruh signifikan terhadap pencegahan menyimpanan gambar dan film porno pada remaja Surabaya. Berdasarkan kriteria pengujian maka dapat disimpulkan bahwa Hi diterima dan Ho ditolak.

4. Di harapkan kepala keluarga maupun anggota keluarga laiannya sadar bahwa komunikasi keluarga berpengaruh signifikan terhadap pencegahan remaja dalam menyimpan gambar dan film porno di handphone. Untuk mengatasi atau meredam kecenderungan remaja dalam menyimpan gambar dan film porno di handphone maka harus ada komunikasi keluarga yang baik

217

5. Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga, Parental Yielding dan Perilaku Pembelian Orangtua pada Perilaku Pembelian yang Kompulsif

Rahma, Winza Mutia, S2 Management Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada,Yokyakarta

2008 Tesis 1. Penelitian ini menggambarkan pengaruh keluarga pada perilaku pembelian yang kompulsif.

2. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Dari 300 kuesioner yang dibagikan, terdapat 260 responden yang dapat diolah lebih lanjut. Sampel akhir terdiri dari 139 laki-laki (53,5 persen) dan 121 perempuan (46,5 persen).

3. Responden penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

4. Penelitian ini menggunakan skala 11 item yang digunakan oleh Gwin et al. (2004). Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk mengetahui bahwa instrumen yang digunakan valid dan reliabel. Analisis data dilakukan menggunakan analisis regresi berganda, dengan perilaku pembelian yang kompulsif sebagai variabel dependen.

5. Penelitian ini menemukan bahwa pola komunikasi keluarga berorientasi sosial, parental yielding dan perilaku pembelian orangtua secara positif mempengaruhi perilaku pembelian yang kompulsif. Hanya satu variabel yang memiliki pengaruh negatif pada perilaku pembelian yang kompulsif, yaitu pola komunikasi keluarga berorientasi konsep.

6. PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF MOTIVATIF TERHADAP APLIKASI AJARAN TRI KAYA PARISUDHA DI LINGKUNGAN KELUARGA HINDU STUDI DI DESA PEMECUTAN KAJA DENPASAR BARA

I MADE ARIMBAWA JURUSAN : PENERANGAN AGAMA HINDU

2009 Skripsi 1. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui pengaruh komunikasi persuatif motivatif terhadap aplikasi ajaran Tri Kaya Parisudha di lingkungan keluarga Hindu di Desa Pemecutan Kaja Denpasar Barat.

2. Variabel-variabel yang disebutkan dalam difinisi konsepsional Komunikasi dalam penelitian ini dapat diukur dengan;

Ada tidaknya komunikasi yang bersifat dinamis (timbal balik) antar anggota keluarga.

Ada tidaknya proses penyampaian pesan tentang ajaran Tri Kaya Parisudha yang disampaikan oleh orangtua melalui lambang tertentu dan mengandung

218

arti kepada anak-anaknya. Ada tidaknya persamaan pandangan terhadap Tri

Kaya Parisudha oleh anggota keluarga. Persuasif dalam penelitian ini dapat diukur dari :

Frekwensi penyampaian pesan orangtua kepada anaknya.

Sering tidaknya diadakan rembug keluarga atau pertemuan antar anggota keluarga.

Ada tidaknya orangtua memberikan kesempatan kepada anak untuk mengajukan pertanyaan dalam diskusi.

Ada tidaknya orangtua memberikan pengarahan atau nasehat kepada anaknya

Sering tidaknya orangtua dan anak mengikuti kegiatan keagamaan, seperti sembahyang bersama di merajan/sanggah.

Motivasi dalam penelitian ini dapat diukur dari

Ada tidaknya inisiatif orangtua dalam menyampaikan ajaran Tri Kaya Parisudha kepada anaknya.

Ada tidaknya rangsangan hadiah (pujian, penghargaan) oleh orangtua terhadap anaknya

Tri Kaya Parisudha dalam penelitian ini dapat diukur dari a. Kesucian gerak Pikiran (Manacika) yakni :

Ada tidaknya pola berpikir positif yang dimiliki oleh mesing-masing anggota keluarga.

Ada tidaknya pertengkaran/marah terhadap sesama anggota keluarga.

Ada tidaknya keyakinan sepenuhnya terhadap adanya hukum karma.

b. Kesucian Perkataan (Wacika) yakni

219

Ada tidaknya anggota keluarga mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati

Ada tidaknya anggota keluarga mengeluarkan kata-kata yang keras/menghardik.

Ada tidaknya anggota keluarga berbohong Ada tidaknya anggota keluarga memfinah sesama

anggota keluarga.

Kesucian gerak dari anggota badan dalam bentuk perbuatan fisik (Kayika) yakni :

Ada tidaknya tindakan kriminal yang dilakukan oleh anggota keluarga seperti: mencuri, merusak, dan lain-lain.

Ada tidaknya tindakan asusila yang dilakukan oleh anggota keluarga seperti: pemerkosaan, pelecehan sexsual dan perbuatan asusila lainnya.

7. Perbedaan Perilaku Prososial Remaja di Tinjau dari Persepsi Pola Komunikasi Keluarga

Frida Ika.W Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

2009 Skripsi - Penelitian bertujuan menguji perbedaan perilaku prososial remaja ditinjau dari persepsi pola komunikasi keluarga.

- Kriteria sample dalam penelitian ini adalah remaja berusia 12 sampai 15 tahun, laki-laki dan perempuan yang tinggal bersama orangtua.

- Hasil penelitiannya menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara perilaku prososial remaja ditinjau dari persepsi pola komunikasi keluarga.

220

8. Teen Deception dalam Perilaku Pembelian, Pola Komunikasi Keluarga dan Shopping Context

Siti Zulaikah, S2 Management Fakultas Ekonomi Universitas gajah Mada Yokyakarta.

2007 tesis 1. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pola komunikasi keluarga dan shopping context pada teen deception dalam perilaku pembelian.

2. Hipotesisnya adalah: (1) ada perbedaan teen deception dalam tipe keluarga protektif, konsensual, pluralistik dan laissez-faire; (2) ada perbedaan normative peers dalam tipe keluarga protektif, konsensual, pluralistik dan laissez-faire; (3ada perbedaan frekuensi menonton televisi dalam tipe keluarga protektif, konsensual, pluralistik dan laissez-faire; (4) ada perbedaan tingkat materialisme remaja dalam tipe keluarga protektif, konsensual, pluralistik dan laissez-faire (5) normative peers berpengaruh positif pada teen deception dalam perilaku pembelian; (6) frekuensi menonton televisi berpengaruh positif pada teen deception dalam perilaku pembelian; (7) tingkat materialisme remaja berpengaruh positif pada teen deception dalam perilaku pembelian; (8) pengaruh pola komunikasi keluarga (socio-oriented communication dan concept-oriented communication) pada teen deception dalam perilaku pembelian akan dimediasi oleh normative peers, frekuensi menonton televisi dan tingkat materialisme remaja; (9) frekuensi berbelanja sendiri berpengaruh positif pada teen deception dalam perilaku pembelian; (10) frekuensi berbelanja dengan teman berpengaruh positif pada teen deception dalam perilaku pembelian.

3. Subyek penelitian berjumlah 377 remaja laki-laki dan perempuan, berusia 13-19 tahun yang berasal dari SMP dan SMU yang ada di Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dengan menggunakan kuesioner. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan uji anova

4. Hasil penelitian menunjukkan ada enam hipotesis yang

221

tidak terbukti yaitu hipotesis 1, 2, 3, 4, 8 dan hipotesis 9. Hipotesis yang terbukti adalah hipotesis 5, 6, 7 dan hipotesis 10. Tidak terbuktinya beberapa hipotesis penelitian diduga karena subyek penelitian hanya berasal dari tipe komunikasi tertentu. Hasil penelitian juga menunjukkan konsumsi yang disembunyikan remaja dari orang tua adalah pulsa, kado untuk teman, pakaian, rokok dan lain-lain seperti film porno, minuman keras, komik, kosmetik, game. Kata-kata kunci: Remaja, Teen Deception, Pola Komunikasi Keluarga

9. HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI

2009 SARWITO RACHMAD

Skripsi 1. Tujuan: Menganalisis hubungan pola komunikasi keluarga dengan tingkat depresi pada lanjut usia.

222

KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI DESA PABELAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA II

BARMAWI.

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan rancangan kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional.

3. Hasil: Pearson Correlation hitung sebesar 0.078 dengan nilai r = 0.656 yang lebih besar dari 0,05, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna atau tidak signifikan antara pola komunikasi keluarga dengan tingkat depresi pada lanjut usia

10 TELEVISI DAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA

Ganda Satria

Communication Management, UNPAD

2009 tesis 1. Penelitian ini berusaha untuk mencari seperti apa pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga di Jatinangor yang memiliki anak usia sekolah dasar dan dengan beragam latar belakang sosial ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi, data dikumpulkan dari pengamatan langsung dan wawancara mendalam terhadap responden yang berjumlah lima keluarga.

2. Hasil penelitian memperlihatkan berbagai sebaran pola komunikasi. Namun dari sebaran umum ini dapat dikategorikan menjadi tiga jenis pola komunikasi. Pola membiarkan tampak pada keluarga dimana orang tua tidak terlalu memperhatikan kondisi perkembangan anak. Pola mengawasi, dimana semuanya dilakukan atas persetujuan orang tua, dan pola mendukung dimana inisiatif dan proaktif menjadi ciri utama.

3. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi yang mementingkan nilai-nilai, proaktif dan berusaha mengembangkan kesempatan anak untuk mengambil inisiatif merupakan pola komunikasi yang memberikan kesempatan bagi anak untuk berkembang.

11. Analisis hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan pola konsumsi media televise pada anak

Ratna Wulandari Dwi Astuti.

2007 skripsi 1. Tujuan penelitian adalah meneliti hubungan antara pola komunikasi orangtua yang bersuku bangsa jawa di kelurahan Baturan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar dengan pola Konsumsi media televisi anak (khususnya

223

(Studi pada orangtua di Kelurahan Baturan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar)

periklanan) 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orangtua di kelurahan

Baturan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten karanganyar memiliki pola komunikasi socio-orientation dan concept- orientation yang tinggi dengan nilai mean sebesar 3,43 dan 3,34, sehingga diklasifikasikan sebagai concensual parents.

3. Orangtua dengan pendidikan tinggi masuk dalam golongan consensual dan protektive parents.

4. Bagi orangtua yang tergolang consensual dan pluralistik parents lebih sering menonton televisi bersama putra atau putri mereka daripada protektive dan laizsez-faire parents.

5. orangtua yang tergolong consensual dan protektive parents merasa memiliki pengaruh yang lebih besar pada sikap anak-anak mereka terhadap iklan ditelevisi dari pada pluralistik dan laizses-faire parents.

12. Pengaruh Intensitas Komunikasi Keluarga terhadap aktivitas belajar Siswa SMA Negeri Sigaluh Banjar Negara Tahun Pelajaran 2005/2006

Dwi Winarno.

Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

2006 Skripsi 1. Tujuan Penelitian ini adalah: untuk mengetahui adanya pengaruh intensitas komunikasi keluarga terhadap kreativitas belajar siswa SMA Negeri I Sigalah Banjarnegara tahun pelajaran 2005/2006.

2. Permasalahan Penelitian adalah: Bagaimanakah Intensitas Komunikasi Keluarga Siswa SMA Negeri 1 Sigaluh Banjarnegara Tahun Pelajaran 2005/2006, Bagaimanakah kreastifitas Belajar siswa SMA tersebut? Adakah Pengaruh Intensitas Komunikasi Keluarga Terhadap Kreatifitas Belajar Siswa SMA tersebut?, Seberapa besar pengaruh Intensitas Komunikasi Keluarga terhadap Kreatifitas Belajar Siswa SMA tersebut

3. Hasil Penelitian: Intensitas Komunikasi Keluarga termassuk kategori baik, Kreatifitas belajar siswa termasuk kategori cukup baik. Ada pengaruh yang signifikan antara intensitas komunikasi keluarga terhdap kreatifitas belajar siswa.

224

13. Pola Komunikasi keluarga di Desa Manis Kidul. Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan.

Lukiati Komala, E.Dra.Msi, Kokom Komariah.Dra, Yanti Setiati,S.Sos,MSi

2005 Proyek Penelitian Lembaga Penelitian Universitas Pajajaran

1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterpaduan dan adaptasi Bapak,Ibu dan Anak pada saat melakukan komunikasi dalam keluarga.

2. Metode Penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan instrumen, angket

3. Penelitian menunjukkan bahwa keterpaduan Bapak,Ibu dan Anak dapat dilihat dari adanya keterkaitan emosi, penghargaan individu dan adanya kesepakatan dalam pengambilan keputusan. Adaptasi Bapak. Ibu dan anak dapat dilihat dari adanya konsistensi, dialogis dan penerapan peraturan serta bersedia menerima kritik dan saran.

14. Hubungan Antara

Komunikasi Orangtua dan anak dengan Rasa Percaya diri Remaja Putri Awal.

Indriyati,

Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

2007 Skripsi 1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara komunikasi orangtua dan anak dengan rasa percaya diri remaja putri awal yang ada pada siswi SMP Negeri 3 Salatiga.

2. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif korelasional.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang terjadi antara orangtua dan anak dalam kategori tinggi, Rasa percaya diri siswa menjadi tinggi.

225

15. Hubungan Pola Komunikasi Keluarga dengan Perkembangan Kemampuan Sosialisasi dan Perkembangan Kemampuan Komunikasi Anak Usia Prasekolah pada Ibu Bekerja dan IBU tidak Bekerja di Jakarta.

Mesta Limbong

Universitas Indonesia.

1996 Thesis 1. Tujuan Penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan anak usia prasekolah; apakah ada hubunga pola komunikasi keluarga dengan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah; apakah ada hubungan perkembangan kemampuan sosialisasi dengan perkemabngan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah, serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan perkembangan kemampuan sosialisasi, perkembangan kemampuan komunikasi dan pola komunikasi keluarga pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.

2. Penelitian ini memakai analisa korelasi dan uji beda. 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

.Ada hubungan positif dan bermakna antara pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah., berarti pola komunikasi keluarga dan perkembangan kemampuan sosialisasi ada korelasi positif.

Ada hubungan positif dan signifikan antara perkembangan kemampuan komunikasi anak dan pola komunikasi keluarga. ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pola komunikasi keluarga yang digunakan, berarti akan meningkatkan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah.

Pola komunikasi keluarga dari ibu bekerja dan ibu tidak bekerja tidak terbukti ada perbedaa. ibubekerja dan tidak bekerja dalam sampel penelitian cenderung menggunakan pola komunikasi keluarga protektif, yaitu komunikasi orientasi sosial tinggi, sedangkan komunikasi orientasi konsepnya rendah.

Tidak ada perbedaan yang signifikan antaraa perkembangan kemampuan komunikasi anak, dari

226

kelompok ibu bekerja maupun Ibu tidak bekerja. ini menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan komunikasi anak pada usia prasekolahtidak hanya dipengaruhi oleh faktor bekerja/tak bekerja ibu. apapun aktivitas dan tanggung jawab ibu, nampaknya tetap memperhatikan perkembangan kemampuan komunikasi anak-anaknya.

227

16 Faktor-Faktor Komunikasi dan Prestasi Belajar (Kajian terhadap Prestasi Belaajar yang melibatkan Faktor Komunikasi Keluarga, Guru dan Peer Group, Media dan Sarana, Kegiatan Belajar dan NEM)

Tuti Iriani

Pascasarjana Universitas Indonesia

1998 Tesis 1. Tujuan Penelitian ini adalah: untuk mengetahui hubungan prestasi belajar dengan faktor-faktor komunikasi yang dilakukan anak dengan keluarga, guru dan peer group. khusus untuk faktor komunikasi terdapat tujuh variabel yang diukur mengacu kepada paradigma humanistik yaitu tingkat perhatian, keterbukaan, kedekatan, emphati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan.

2. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan prestasi belajar dengan kegiatan belajar, media dan sarana serta NEM. disamping itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model kausal antara faktor komunikasi keluarga, komunikasi guru. komunikasi peer group, kegiatan belajar, media dan sarana serta NEM dengan prestasi belajar.

3. Proses analisaa dilakukan menggunakan metode analisis multivariat yang meliputi anatara lain:

a. analisis deskriptif b. analisis faktor c. analisis korelasional dan regresi d. untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis

korelasional, regresi ganda dan analisis jalur semuanya memakai program SPSS PC For windows release 6,0 Hasil penelitian: 1. Tidak terdapat hubungan positif antara komunikasi keluarga

dengan prestasi belajar. 2. Terdapat hubungan positif antara tingkat empathy pada

komunikasi guru dan prestasi belajar. 3. terdapat hubungan positif antara sikap mendukung dalam

komunikasi peer group dan prestasi belajar. 4. tidak terdapat hubungan positif antara kegiatan belajar dan

prestasi belajar. 5. tidak terdapat hubungan positif antara media massa dan

sarana dengan prestasi belajar.

228

Lampiran Review Penelitian: REVIEW PENELITIAN : PERKEMBANGAN ANAK

1.

Studi Transisi Keluarga, Konsumsi Pangan dan Gizi dan Perkembangan Kecerdasan Anak

Suprihatin Guhardja.. MS

1996

Proyek

Penelitian DIKTI-IPB

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. mempelajari kondisi dan permasalahan yang dialami oleh keluarga-keluarga yang ada didaerah industri baru dan didaerah pedesaan tempat asal keluarga-keluarga tersebut, khususnya mengenai pertumbuhan, dan keragaan skolastik anak-anak.

2. Mempelajari kemungkinan adanya pergeseran nilai kekeluargaan )sistem gotong royong antar keluarga didalam masyarakat), aktivitas dalam membesarkan dan memelihara anak.

3. Mengetahui pengaruh sosial ekonomi keluarga, kualitas pengasuhan (waktu mengasuh dan cara mengasuh serta pemenuhan konsumsi) terhadap status gizi dan tingkat kecerdasan anak.

4. Pembuatan paket penyuluhan tumbuhkembang anak yang terdiri dari pembuatan modul dan rencana proses penyuluhan

5. mengadakan uji coba paket penyuluhan. Penelitian dilakukaan dalam tiga tahap (tahun I,II dan III). penelitian tahun I dilakukan didua propinsi yaitu: DKI Jakarta dan Jawa Tengah, untuk pengambilan data dasar. Tahun II di Sumatera Barat untuk pengambilan data dasar dan analisis auntuk menjawab tujuan penelitian I sampai dengan 3 serta membuat paket penyuluhan. Pada tahun ke III di DKI Jakarta untuk

6. Terdapat hubungan positif antara NEM dan prestasi belajar. 7. Terdapat model kausal anatara komunikasi guru, komunikasi

peer group, media dan NEM dengan prestasi belajar.

229

pelaksanaan Uji Coba Paket penyuluhan. Lokasi penelitian DKI Jakarta di pilih untuk mewakili wilayah industri dan jasa dengan arus urbanisasi cukup tinggi. Propinsi Jawa Tengah dan Sumatera Barat Mewakili wilayah pedesaan dan banyak penduduknya yang berurbanisasi ke Jakarta. Data di analisis secara stataistik deskriptif, korelasi dan regresi.

Hasil Analisis data dasar dapat disimpulkan sebagai berikut:” 1. Adanya perbedaan dalam peri kehidupan dan lingkungan

keluarga antara keluarga migran baik asal jawa maupun asal Sumatera Barat dan Keluarga Jawa dan Keluarga Sumatera Barat yang masih tinggal ditemapat asal (pedesaan). Perbedaan ini tentunya mencerminkan terjadinya transisi (perubahan) yang dialami oleh keluarga migran anatara lain:

a. Perubahan struktur dana fungsi keluarga yang di cirikan dengan semakin kecilnya ukuran keluarga. keluarga migran cenderung inti sehingga fungsi anggota keluarga lain bergeser. Peran ayah dipedesaan lebih terfokus padaa mencari nafkah, namun pada keluarga migran telah berubah dimana ayah turut berperan dalam mengasuh anak. Sedangkan intensitas interaksi antara ibu dan anak pada keluarga migran terlihat mulai berkurang.

b. Telah terjadi perubahan pola pendisiplinan anak dari permissive kearah disiplin ketat, khususnya pada keluarga Jawa di perkotaan. Sebaliknya pada keluarga Sumatera Barat, dengan migrasi mereka menjadi lebih “permissive”.

c. Perubahan Lingkungan fisik (rumah) dan lingkungan bermain anak dimana anak-anak migran mempunyai kuantitas dan kualitas lingkungan bermain yang jelek dibandingkan dengan anak-anak pedesaan.

d. Perubahan dalam konsumsi makanan dimana anak-

230

anak migran lebih banyak mengkonsumsi makanan jajanan.

2. Terdapat perbedaan status gizi dimana anak-anak balita migran yang masih berstatus gizi kurang dan buruk lebih tinggi dibanding pedesaan.

3. Faktor sumber daya keluarga, yang meliputi tingkat pendapatan keluarga dan pendidikan terbukti berperan positif terhadap perbaikan gizi.

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia Berbasis Keluarga: Telaah Pengaruh Detrimental Pola Keayahbundaan Orangtua Yang tidak Sehat Terhadap Defisit Karakter pada Anak-anak.

Syakrani, IPB

2004 Disertasi Dalam kajian empiric dan teoritik menunjukkan, pelaksanaan fungsi ”keayahbundaan” yang sehat sebagai determinan utama tumbuhkembang anak di ditentukan oleh banyak faktor. faktor-faktor ini dikelompokkan kedalam (1)sumberdaya komunitas, (2) sumberdaya keluarga, (3) Sumberdaya individu dalam keluarga. Penelitian ini menganalisis hubungan antara sumberdaya-sumberdaya tersebut(peubah in-put) dan ketrampilan “keayahbundaan” serta hubungan antara ketrampilan “keayahbundaan” (peubah proses) dan tumbuhkembang anak(peubah-output) di dua etnik yaitu: Banjar dan Madura.

Tujuannya: 2. Mendeskripsikan tingkat dukungan sumberdaya individu

dalam keluarga, sumberdaya keluarga, dan sumberdaya komunitas pada pelaksanaan fungsi “keayahbundaan” orangtua di dua etnik kajian.

3. Mendesskripsikan tingkat ketrampilan “keayahbundaan” orangtua di dua etnik.

4. Mendeskripsikan tingkat tumbuh kembang anak di dua etnik kajian.

5. Menganalisis perbedaan dukungan sumberdaya individu dalam keluarga, sumberdaya keluarga, dan sumberdaya komunitas pada pelaksanaan fungsi “keayahbundaan” orangtua di dua etnik.

6. Menganalisis perbedaan ketrampilan “keayahbundaan “

231

orangtua di dua etnik kajian. 7. Menganalisis perbedaan tumbuhkembang anak didua etnik

kajian. 8. Menganalisis hubungan antara factor sumberdaya individu

dalam keluarga, sumberdaya keluarga, sumberdaya komunitas, dan fungsi “keayahbundaan” orangtua.

9. Menganalisis hubungan antara ketrampilan “keayahbundaan” orangtua dan tumbuhkembang anak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

- Pertumbuhan dan perkembangan baik etnik Banjar maupun etnik Madura tidak seimbang: status gizi anak mencapai tingkat klasifikasi baik, status kesehatannya mencapai klasifikasi sedang. aspek perkembangannya (kemampuan kognitif, motorik, EQ dan ESQ) mencapai klasifikasi sangata rendah.

- Tingkat perkembangan anak bervariasi perbedaan nyatanya. - Tumbuhkembang anak pada kedua etnik kajian dipengaruhi

secara nyata oleh tingkat intensitas kebersamaan orangtua-anak dan kondisi tempat tinggal anak. Kebersamaan orangtua dengan anak berpengaruh nyata, tetapi sifat hubungaannyaa negatif, sedangkan kebersamaan orangtua untuk anak berpengaruh nyata dan positif.

- Tingkat motivasi orangtua pada kedua etnik kajian rendah, yang ditunjukkaan oleh sikaporangtua terhdap gagasan pola ”keayahbundaan” yang sehat tidak positif., tingkat intensitas usaha orangtua meningkatkan ketrampilan ”keayahbundaan rendah dan pola ”keayahbundaan” yang sehat belum menjadi kebutuhan utama.

3. Program Intervensi Dini Sebagai Sarana Peningkatan Perkembangan Anak

Soemiarti Padmo Dewo Universitas

1993 Disertasi Penelitian ini menguji efektifitas program intervensi dini Ibu Maju Anak Bermutu melalui pelatihan yang diberikan kepada Ibu-Ibu yang memiliki anak berusia 12 -24 bulan dan kemudian dilihat pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan pengasuhan dan

232

Indonesia selanjutnya terhadap perkembangan anaknya. Penelitian intervensi dini dengan memberikan pelatihan kepada ibu-ibu dari daerah pedesaan, berusia antara 20 – 35 tahun, berpendidikan formal antara 4 – 9 tahun yang memiliki anak berusia 12 – 24 bulan, dengan menggunakan paket program Ibu Maju Anak Bermutu, akan membuktikan apakah perkembangan anaknya akan meningkat, bila dibandingkan dengan anak yang ibunya tidak mengikuti pelatihan. Peningkatan kualitas anak dapat dilihat melalui peningkatan skor lingkungan pengasuhan yang diperoleh anak melalui HOME Inventory, skor perkembangan mental dan psikomotor melalui tes Bayley. Lokasi penelitian adalah Desa Pendowoharjo (Kelompok Eksperimen) dan Bangunharjo (Kelompok Kontrol), Kecamatan Sewon, kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yokyakarta. Penelitian bersifat eksperimental kuasi dengan rancangan dua kelompok pra dan purnauji. pengambilan sampel tidak memungkinkan diambil secara acak. Alat yang digunakan untuk melihat hasil pra dan purnauji, adalah HOME Inventory dan tes Bayley. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa program intervensi dini melalui pemberian pelatihan kepada para ibu dari daerah pedesaan yang berusia 20 – 35 tahun, berpendidikan 4 – 9 tahun yang mempunyai anak usia 12 – 24 bulan dengan menggunakan paket Ibu maju Anak Bermutu dapat meningkatkan lingkungan pengasuhan, perkembangan mental dan psikomotorik anak.

233

4. Pola Pertanyaan Anak-anak Usia Balita Dalam Percakapan Antaranggota Keluarga.

Eko Kuntarto Pascasarjana IKIP Malang

1993 Tesis a. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan pertanyaan dalam percakapan anak usia Balita dengan anggota keluarganya. antara lain adalah penguasaan anak balita terhadap bentuk-bentuk pertanyaan, fungsi pertanyaan dalam wacana percakapan, dan fungsi pertanyaan dalam interaksi. Penelitian ini secara tidak langsung juga mendeskripsikan kegiatan pengembangan kompetensi percakapan dan kompetensi komunikatif pada anak usia balita.

b. Rancangan penelitian adalah rancangan deskriptif. c. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh gambaran bahwa

percakapan anak usia balita dengan anggota keluarganya 70% dikembangkan dengan pertanyaan atau pernyataan. Anak usia balita tahap awal (kurang dari tiga tahun) menggunakan pertanyaan selain untuk mengembangkan percakapan, juga untuk melatih alat bicaranya. Anak usia balita tahap tengah dan akhir, menggunakan pertanyaan terutama untuk mengembangkan kompetensi percakapan dan kompetensi komunikatif.

5. Kreativitas dan Bermain (Studi eksperimental dalam Upaya Pengembangan Kreatifitas Anak Usia Prasekolah Melalui Kegiatan Bermain, Dengan Pendekatan Terhadap Anak dan Ibu di beberapa Taman Kanak-kanak di Jakarta)

Seto Mulyadi Pascasarjana Universitas Indonesia.

1993 Disertasi - Penelitian ini bertujuan untuk memberikan ransangan pengembangan kreativitas kepada anak-anak usia prasekolah (4-6 tahun) yang mengkuti kegiatan di beberapa Taman Kanak-Kanak di Jakarta.

- Menyadari akan arti penting kreativitas bagi upaya pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, khususnya melalui perangsangan sejak usia dini pada anak-anak usia prasekolah, maka peneliti mencoba untuk menyusun suatu paket pelatihan pengembangan kreativitas bagi anak usia prasekolah.

- paket terdiri dari dua macam yaitu; pertama; paket pelatihan

234

pengembangan kreativitas untuk anak, dan kedua; paket pelatihan cara pengembangan kreativitas anak bagi ibu, agar dapat mengupayakan pengembangan kreativitas anaknya dirumah melalui kegiatan bermain.

- Hasil penelitian menunjukkan bahwa : a. Peningkatan kreativitas pada anak usia prasekolah

yang telah memperoleh pelatihan pengembangan kreativitas secara bermakna lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kreativitas anak usia prasekolah yang tidak memperoleh pelatihan pengembangan kreativitas.

b. Peningkatan kreativitas pada anak usia prasekolah yang ibunya telah memperoleh pelatihan cara pengembangan kreatifitas anak secara bermakna lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kreatifitas anak usia prasekolah yang ibunya tidak memperoleh pelatihan cara pengembangan kreatifitas anak.

c. Ada interaksi yang bermakna antara pemberian pelatihan pengembangan kreativitas anak dan pemberian pelatihan cara pengembangan kreatifitas anak terhadap ibu dalam upaya peningkatan kreativitas anak uasi prasekolah.

d. Secara keseluruhan berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak usia prasekolah dapat ditingkatkan dengan upaya pengembangan kreativitas melalui kegiatan bermain; apakah dilakukan melalui pendekatan terhadap anak maupun ibu.