referat transfusi

16
BAB I PENDAHULUAN Transfusi darah telah menjadi faktor utama dalam memperbaiki dan mempertahankan kualitas hidup bagi pasien-pasien penderita kanker, gangguan hematologi, dan cedera yang berhubungan dengan trauma dan pasien-pasien yang telah menjalani prosedur bedah mayor. Transfusi darah mencakup pemberian infus seluruh darah atau suatu komponen darah dari satu individu (donor) ke individu lain (resipien) meskipun transfuse darah penting untuk mengembalikan homeostasis, transfusi darah dapat membahayakan. 1 Banyak komplikasi dapat ditimbulkan oleh terapi komponen darah, contohnya reaksi heolitik akut yang kemungkinan mematikan, penularan penyakit infeksi (hepatitis, AIDS) dan reaksi demam. Kebanyakan reaksi transfusi yang mengancam hidup diakibatkan oleh identifikasi pasien yang tidak benar atau pembuatan label sampel darah atau komponen darah yang tidak akurat, menyebabkan pemberian darah yang tidak inkompatibel. 1 Pemantauan pasien yang menerima darah dan komponen darah dan pemberian produk-produk ini adalah tanggung jawab keperawatan. Komponen darah harus diberikan oleh personel yang kompeten, berpengalaman, dan dilatih dengan baik dan mengikuti 1

Upload: dewa-ayu-ratna-mahaprawitasari

Post on 21-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: REFERAT TRANSFUSI

BAB I

PENDAHULUAN

Transfusi darah telah menjadi faktor utama dalam memperbaiki dan mempertahankan

kualitas hidup bagi pasien-pasien penderita kanker, gangguan hematologi, dan cedera yang

berhubungan dengan trauma dan pasien-pasien yang telah menjalani prosedur bedah mayor.

Transfusi darah mencakup pemberian infus seluruh darah atau suatu komponen darah dari satu

individu (donor) ke individu lain (resipien) meskipun transfuse darah penting untuk

mengembalikan homeostasis, transfusi darah dapat membahayakan. 1

Banyak komplikasi dapat ditimbulkan oleh terapi komponen darah, contohnya reaksi

heolitik akut yang kemungkinan mematikan, penularan penyakit infeksi (hepatitis, AIDS) dan

reaksi demam. Kebanyakan reaksi transfusi yang mengancam hidup diakibatkan oleh identifikasi

pasien yang tidak benar atau pembuatan label sampel darah atau komponen darah yang tidak

akurat, menyebabkan pemberian darah yang tidak inkompatibel. 1

Pemantauan pasien yang menerima darah dan komponen darah dan pemberian produk-

produk ini adalah tanggung jawab keperawatan. Komponen darah harus diberikan oleh personel

yang kompeten, berpengalaman, dan dilatih dengan baik dan mengikuti pedoman organisasi dan

badan-badan yang telah diakreditasi dalam memberikan terapi komponen darah.1

1

Page 2: REFERAT TRANSFUSI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Transfusi darah merupakan pemberian infuse seluruh darah atau suatu komponen

darah dari suatu individu (donor) ke individu lain (resipien). Yang terpenting di klini

adalah transfuse sel darah merah. Kecocokan antara antigen sel darah merah donor dan

antibody plasma resipien harus dipastikan (dijamin), kalau tidak reaksi hemolitik yang

potensial fatal bias terjadi. Perubahan baru-baru ini dalam pemakaian komponen darah

spesifik juga telah memberikan ketegasan pada trombosit, zat hemostatik, koloid protein

plasma dan immunoglobulin.2

B. SEJARAH TRANSFUSI

Pada tahun 1665, Dr. Richard Lower, ahli anatomi dari inggris, berhasil

mentransfusikan darah seekor anjing pada anjing yang lain. Dua tahun kemudian, Jean

Baptiste Denis, seorang dokter, filsuf, dan astronom dari Perancis, berusaha melakukan

tranfusi darah pertamakali pada manusia. Ia mentransfusikan darah seekor anak kambing

kedalam tubuh pasien yang berumur 15 tahun. Hasilnya adalah bencana, yaitu kematian

anak tersebut dan ia sendiri dikenai tuduhan pembunuhan. Sejak saat itu terjadi stagnansi

panjang dalam bidang transfuse darah terapan. Sekitar 150 tahun kemudian, tematnya

tahun 1818, Dr. James Blundell dari rumah sakit St. Thomas and Guy berhasil melakukan

transfuse darah dari manusia ke manusia yang pertama kali. Ia berhasil melakukannya

setelah ia menemukan alat transfuse darah secara langsung, dan ia mengingatkan bahwa

hanya darah manusia yang dapat ditransfusikan pada manusia. Tetapi, alat yang

diciptakan oleh Dr. Lower itu baru bisa digunakan secara umum setelah tahun 1901. Pada

tahun itu, karl Landsteiner, ilmuwan dari Wina, berhasil menemukan jenis-jenis darah.

Menurut temuan ini, jika jenis-jenis darah yang dicampurkan tidak cocok, maka akan

terjadi penggumpalan sel darah merah, yang akan berlanjut pada kerusakan masing-

masing darah tersebut.3

2

Page 3: REFERAT TRANSFUSI

C. GOLONGAN DARAH

Sejak ditemukannya system ABO oleh Landsteiner pada 1900, sampai dangan tahun

1999, menurut internasional society of blood transfuse (ISBT) terdapat 25 sistem

golongan darah dan lebih dari 250 antigen golongan darah yang telah diidentifikasi.

System golongan darah terdiri dari satu atau lebih antigen yang ditentukan baik oleh gen

tunggal atau sebuah cluster dari dua atau lebih gen homolog yang berkaitan erat dimana

benar-benar tidak terjadi rekombinasi diantara gen-gen tersebut. Symbol untuk

keduapuluh lima system golongan darah tersebut adalah ABO, MNS, P, RH, LU

(Lutheran), KEL (Kell), LE (Lewis), FY (Duffy), JK (Kidd), DI (Diego), YT

(Cartwright), XG, SC (Scianna), DO (Dombrock), CO (Colton), LW, CH/RG, H, XK,

GE, CROM, KN, IN, OK, dan RAPH.4

System golongan darah yang diperiksa dalam pelaksanaan transfuse darah secara rutin

adalah system ABO dan Rhesus yang cara penggolongannya secara praktis dapat dilihat

pada table 1 dan 2.4

Tabel 1. Penggolongan darah berdasarkan system ABO4

Golongan darah Antigen Antibodi

A

B

AB

O

A

B

A dan B

Tidak ada

Anti-B

Anti-A

Tidak ada

Anti-A, anti-B, anti-A,B

Tabel 2. Penggolongan darah berdasarkan system rhesus4

Anti Rho (D) Kontrol Rh Tipe Rh

Positif

Negatif

Positif

Negatif

Negatif

Positif

D+

D- (d)

Harus diulang atau

diperiksa dengan Rho (D)

typing (saline tube test)

3

Page 4: REFERAT TRANSFUSI

D. KOMPONEN DARAH

1. Darah Lengkap (Whole Blood)

Darah lengkap ini berisi sel darah merah, leukosit, trombosit dan plasma. Satu unit

kantong darah lengkap berisi 450 ml darah dan 63 ml antikoagulan. Di Indonesia satu

kantong darah lengkap berisi 250 ml darah dengan 37 ml antikoagulan. Suhu simpan

antara 1-6 0C. lama simpan dari darah lengkap ini tergantung dari antikoagulan yang

dipakai pada kantong darah, pada pemakaian sitrat fosfat dektrose (CPD) lama

simpan adalah 21 hari, sedangkan dengan CPD adenine (CPDA) adalah 35 hari.

Menurut masa simpan invitro ada 2 macam darah lengkap yaitu darah segar dan darah

baru. Darah segar yaitu darah yang disimpan sampai 48 jam, sedang darah baru yaitu

darah yang disimpan sampai dengan 5 hari.4

2. Sel Darah Merah Lengkap (Packed Red Blood Cell)

Sel darah merah pekat berisi eritrosit, trombosit, leukosit, dan sedikit plasma. Sel

darah merah ini didapat dengan memisahkan sebagian besar plasma dari darah

lengkap, sehingga diperoleh sel darah merah dengan nilai hematokrit 60-70 %.

Volume diperkirakan 150-300 ml tergantung besarnya kantung darah yang dipakai,

dengan masa sel darah merah 100-200 ml. sel darah merah ini disimpan pada suhu 1-

6 0C. bila menggunakan antikoagulan CPDA maka masa simpan dari sel darah merah

ini 35 hari dengan nilai hematokrit 70-80 %. Sedangkan bila menggunakan

antikoagulan CPD selama 21 hari.4

3. Sel darah merah Pekat Dengan Sedikit Leukosit (Packed Red Blood Cell

Leukocytes Reduced)

Setiap unit sel darah merah pekat mengandung 1-3 x 109 leukosit. American

Association of Blood bank Standard for Transfusion Services menetapkan bahwa sel

darah merah yang disebut dengan sedikit leukosit jika kandungan leukositnya kurang

dari 5x106 leukosit/unit. Sel darah ini dapat diperoleh dengan cara pemutaran,

pencucian sel darah merah dengan garam fisiologis, dengan filtrasi atau

degliserolisasi sel darah merah yang disimpan beku. Karena pada pembuatannya ada

sel darah merah yang hilang, maka kandungan sel darah merah kurang dibandingkan

dengan sel darah merah pekat biasa.4

4

Page 5: REFERAT TRANSFUSI

Suhu simpan 1-6 0C, sedang masa simpan tergantung pada cara pembuatannya. Bila

pemisahan leukosit dilakukan dengan memakai kantong ganda (system tertutup) masa

simpannya sama dengan darah lengkap asalnya, tapi bila dengan pencucian/filtrasi

(system terbuka) produk ini harus dipakai secepatnya (dalam 24 jam).4

4. Sel Darah Merah Pekat Cuci (Packed Red Blood Cell Washed)

Sel darah merah yang dicuci dengan normal salin memiliki hematokrit 70-80 %

dengan volum 180 ml. pencucian dengan salin membuang hamper seluruh plasma

(98%), menurunkan konsentrasi leukosit, dan trombosit serta debris. Karena

pembuatannya biasanya dilakukan dengan system terbuka maka komponen ini hanya

dapat disimpan dalam 24 jam dalam suhu 1-6 0C.4

5. Sel Darah Merah Pekat Beku Yang Dicuci (Packed Red Blood Cell Frozen,

Packed Red Blood Cell Deglycerolized)

Sel darah merah beku ini dibuat dengan penambahan gliserol suatu sediaan

krioprotektif terhadap darah yang usianya kurang dari 6 hari. Darah ini kemudian

dibekukan pada suhu -650C atau -2000C (tergantung sediaan gliserol) dan dapat

disimpan selama 10 tahun. Karena pada proses penyimpanan beku, pencairan dan

pencuciannya ada sel darah merah yang hilang maka kandungan sel darah merah

minimal 80% dari jumlah sel darah merah pekat asal, demikian pula hematokrit

kurang lebih 70-80%. Proses pencucian dapat menggunakan larutan glukosa dan

salin. Suhu simpan 1-6 0C dan tidak boleh digunakan lebih dari 24 jam karena proses

pencucian biasanya memakai system terbuka.4

6. Trombosit Pekat (Concentrate Platelets)

Berisi trombosit, beberapa leukosit dan sel darah merah serta plasma. Trombosit

pekat ini dapat diperoleh dengan cara pemutaran (sentrifugasi) darah lengkap segar

atau dengan cara tromboforesis. Satu kantong trombosit pekat yang berasal dari 450

ml darah lengkap dari seorang donor berisi kira-kira 5,5x1011 trombosit dengan volum

sekitar 50 ml. Satu kantong trombosit pekat yang diperoleh dengan cara

tromboforesis seorang donor darah berisi sekitar 3,3 x1011 trombosit, setara dengan 6

kantong trombosit yang berasal dari donor darah biasa. Tergantung dari jenis mesin

5

Page 6: REFERAT TRANSFUSI

yang dipakai, volum berkisar antara 150-400 ml. produk ini memungkinkan transfuse

trombosit yang cocok pada pasien dengan antibody terhadap trombosit.4

Trombosit ini dapat disimpan pada suhu 20-40 0C dengan kantong darah biasa yang

diletakkan pada rotator/agitator yang selalu berputar/bergoyang, trombosit dapat

disimpan selama 3 hari, sedangkan dengan kantong darah khusus dengan cara

penyimpanan yang sama trombosit dapat disimpan selama 5 hari.4

7. Trombosit Dengan Sedikit Leukosit (Platelets Leukocytes Reduced)

Trombosit berisi leukosit sekitar 0,5x108/unit trombosit, sedangkan trombosit dengan

sedikit leukosit mengandung leukosit hanya 8,3x105/unit.4

8. Granulosit Feresis (Granulocytes Pheresis)

Diperoleh dengan cara sitafaresis dari donor tunggal, berisi granulosit, limfosit,

trombosit beberapa sel darah merah dan sedikit plasma. Setiap unit mengandung

sekitar 1,0x1010 granulosit, sejumlah limfosit, trombosit, 25-50 ml sel darah merah,

dan mungkin sedikit hidroksietil starch (HES) dengan volum 200-300 ml. suhu

simpan dari sediaan ini 20-24 0C dan harus segera ditransfusikan.4

9. Plasma Segar Beku (Fresh Frozen Plasma = FFP)

Plasma digunakan untuk mengganti kekurangan factor koagulasi. Plasma segar beku

ini berisi plasma, semua factor pembekuan stabil dan labil, komplemen dan protein

plasma. Plasma ini dipisahkan dari darah lengkap yang kemudian dibekukan dalam

waktu 8 jam setelah pengambilan darah dari donor, disimpan pada suhu simpan -18 0C atau lebih rendah dengan masa simpan 1 tahun. Volume sekitar 200-250 ml.4

10. Kriopresipitat Faktor Anti Hemofilik (Cryopresipitated AHF)

Kriopresipitat AHF adalah konsntrat plasma protein tertentu, dibuat dengan

mencairkan plasma segar beku pada suhu 4 0C selama 12-14 jam atau pada circulating

water bath 4 0C selama 75 menit dan kemudian memisahkan komponen yang masih

berpresipitasi pada suhu tersebut dengan cara pemutaran. Komponen yang masih

berpresipitasi tersebut adalah kriopresipitat. Suhu simpan adalah minus 180C atau

lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun dengan volum sekitar 10-15 ml.4

11. Konsentrat Faktor VIII (Factro VIII consentrate)

6

Page 7: REFERAT TRANSFUSI

Konsentrate factor VIII dibuat dari plasma manusia atau diproduksi melalui teknologi

rekombinan. Konsentrate factor VIII ini dibuat dengan proses fraksinasi dari plasma

yang dikumpulkan dan dibekukan segera setelah pengambilan darah. Semua produk

dibuat steril, stabil, murni dan beku kering.4

12. Konsentrat Faktor IX

Dua konsentrat F IX sekarang tersedia sebagai hasil rekombinan. Sediaan ini steril,

stabil dan kering beku sebagai hasil dari fraksinasi plasma yang dikumpulkan.

Kompleks F IX merupakan sediaan yang mengandung selain F IX juga sejumlah F II,

VII, X dan beberapa protein.4

13. Albumin Dan Fraksi Protein Plasma

Albumin merupakan derivate plasma yang diperoleh dari darah lengkap atau

plasmafaresis, terdiri dari 96 % albumin dan 4 % globulin dan beberapa protein lain

yang dibuat dengan proses fraksinasi alcohol dingin. Derivate ini kemudian

dipanaskan 600C selama 10 jam sehingga bebas virus.4

Fraksi protein plasma adalah produk yang sama dengan albumin hanya dalam

pemurniannya lebih kurang dibandingkan dengan albumin dalam proses fraksinasi.

Fraksi protein plasma ini mengandung 83 % albumin dan 17 % globulin.4

14. Immunoglobulin

Immunoglobulin biasanya dibuat melalui proses fraksinasi dengan etanol dingin dari

plasma yang dikumpulkan. Berisi immunoglobulin G (IgG) dengan sedikit IgA dan

IgM. Terdapat dua sediaan yakni intramuscular (IM) dan intravena (IV). Pada sediaan

IM, produk ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu pada pemberiannya diperlukan

waktu 4-7 hari untuk mencapai kadar puncak dalam plasma, dosis maksimum yang

dapat diberikan dibatasi oleh massa otot dan pada pemberiannya menyebabkan nyeri.

Sediaan IM saat ini diberikan hanya untuk profilaksis. Sediaan ini merupakan larutan

steril dengan konsentrasi protein kurang lebih 16,5 g/dl.4

15. Rh Immune Globulin

7

Page 8: REFERAT TRANSFUSI

RhIG dibuat dari plasma yang dikumpulkan dan mengandung IgG anti D. terdapat

dua sediaan yaitu IM dan IV. Sediaan IV dosis 120 ug dan 300 ug telah disetujui oleh

FDA untuk supresi imun terhadap antigen D dan untuk pengobatan ITP.4

E. INDIKASI TRANSFUSI

Transfusi darah umumnya >50% diberikan pada saat perioperatif dengan tujuan

untuk menaikkan kapasitas pengangkutan oksigen dan volume intravascular.kalau hanya

menaikan volume intravascular saja cukup dengan koloid atau kristaloid.5

Indikasi transfuse darah ialah :5

1. Perdarahan akut sampai Hb < 8gr% atau Ht <30%.

Pada orang tua,kelainan paru,kelainan jantung Hb < 10 g/dll.

2. Bedah mayor kehilangan darah > 20% volume darah.

F. KOMPLIKASI

1. Reaksi hemolitik

Kekerapan 1:6000 akibat destruksi eritrosit-donor oleh antibosi resipien dan

sebaliknya.jika jumlah transfuse <5% volume darah, reaksi tak begitu gawat. Pada

pasien anestesi ditandai oleh demam, takikardi tak jelas asalnya, hipotensi,

perdarahan merembes di daerah operasi, syok, spasme bronkus dan selanjutnya Hb-

uria, ikterus dan ‘renal shut down “5

2. Infeksi

a. Virus ( hepatitis, HIV-AIDS, CMV)

b. Bakteri (

c. Parasit (malaria)

3. Lain-lain

Demam,urtikaria,anafilaksis,edema paru non-kardial, purpura, intoksikasi.5

8

Page 9: REFERAT TRANSFUSI

G. PENANGGULANGAN REAKSI TRANSFUSI

1. Stop transfuse

2. Naikkan tekanan darah dengan koloid,kristaloid,jika perlu tambah

vasokonstriktor,inptropik.

3. Berikan oksigen 100%

4. Diuretika manitol 50 mg atau furosemid (lasix)10-20 mg.

5. Antihistamin

6. Steroid dosis tinggi

7. Jika perlu’exchage transfusion’

8. Periksa analisa gas dan Ph darah5

BAB III

KESIMPULAN

Transfusi darah merupakan pemberian infuse seluruh darah atau suatu komponen darah

dari suatu individu (donor) ke individu lain (resipien). System golongan darah yang diperiksa

dalam pelaksanaan transfuse darah secara rutin adalah system ABO dan Rhesus. Berbagai

macam komponen darah yaitu darah lengkap, PRC, trombosit, Granulosit, FFP, dan albumin.

9

Page 10: REFERAT TRANSFUSI

Indikasi transfuse darah ialah Perdarahan akut sampai Hb < 8gr% atau Ht <30%, Pada

orang tua, kelainan paru, kelainan jantung Hb < 10 g/dl dan pada bedah mayor kehilangan darah

> 20% volume darah. Transfuse darah sangat penting bagi pasien yang membutuhkan tambahan

darah tetapi harus hati-hati karena transfuse juga mempunyaai efek komplikasi seperti reaksi

hemolitik, infeksi : Virus (hepatitis, HIV-AIDS, CMV), bakteri ( Stafilokok, yesteria,

citrobakter), parasit (malaria), dan lain-lain seperti demam, urtikaria, anafilaksis, edema paru

non-kardial, purpura, dan intoksikasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Transfusi Darah (serial online). Diunduh dari : http://www.scribd.com/doc/ 24127163/

Transfusi-Darah-BAB-2

2. Hoffbrand, A.V. Kapita selekta Hematologi; oleh A.V Hoffbrand dan J.E. Pettit; alih

bahasa, Iyan Darmawan. Ed.2.-Jakarta:EGC 1996.

10

Page 11: REFERAT TRANSFUSI

3. Transfusi darah (serial online). Diunduh dari : http://2010/04/transfusi- darah-menurut-

islam-dan- medis.html

4. Djoerban, Zubairi. Dasar-dasar transfuse darah, dalam Buku ajar Ilmu Penyakit dalam FK

UI. Ed IV. Jakarta; Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI; Jakarta; 2009

5. Latief, Said. Transfusi darah dalam pembedahan dalam Petunjuk Praktis Anestesiologi.

Ed.2; Jakarta; Bagian anestesiologi dan Terapi Intensif FK UI; Jakarta;2009

11