referat tht ifa (pendahuluan,definisi,epidemologi)

6
BAB 1 PENDAHULUAN Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi yang terus meningkat serta dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup penderitanya, berkurangnya produktivitas kerja dan prestasi sekolah, serta dapat mengganggu aktivitas sosial. Rinitis alergi juga mempengaruhi secara signifikan terhadap anggaran kesehatan. Di Amerika biaya untuk rinitis alergi saja mencapai 2.7 milyar dolar setahun dan hampir 3.8 juta waktu bekerja dan sekolah hilang setiap tahunnya akibat rinitis alergi (Bosquet,et al, 2008) . Prevalensi rinitis alergi di Amerika Utara mencapai 10-20%, di Eropa sekitar 10-15%, di Thailand sekitar 20% dan Jepang 10%. Prevalensi di negara industri lebih banyak daripada negara agraria, sedangkan diperkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan (Kaplan, 2010). Prevalensi rinitis alergi di Indonesia mencapai 1,5-12,4% dan cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di Indonesia

Upload: danys-aulia-fahcrulita

Post on 15-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tht

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Tht Ifa (Pendahuluan,Definisi,Epidemologi)

BAB 1

PENDAHULUAN

Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi yang terus

meningkat serta dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup penderitanya, berkurangnya

produktivitas kerja dan prestasi sekolah, serta dapat mengganggu aktivitas sosial. Rinitis alergi

juga mempengaruhi secara signifikan terhadap anggaran kesehatan. Di Amerika biaya untuk

rinitis alergi saja mencapai 2.7 milyar dolar setahun dan hampir 3.8 juta waktu bekerja dan

sekolah hilang setiap tahunnya akibat rinitis alergi (Bosquet,et al, 2008) .

Prevalensi rinitis alergi di Amerika Utara mencapai 10-20%, di Eropa sekitar 10-15%, di

Thailand sekitar 20% dan Jepang 10%. Prevalensi di negara industri lebih banyak daripada

negara agraria, sedangkan diperkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan (Kaplan, 2010).

Prevalensi rinitis alergi di Indonesia mencapai 1,5-12,4% dan cenderung mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Di Indonesia aeroalergen yang tersering menyebabkan rinitis alergi

yaitu tungau, dan tungau debu rumah (Kaplan, 2010).

Rinitis Alergi umum terjadi pada anak anak. Prevalensi dilaporkan menjadi 20-40% pada

populasi anak anak di dunia. Penyebab dan factor resiko untuk pengembangan rhinitis alergi

tidak sempurna didefinisikan tetapi melibatkan genetik dan unsur lingkungan, meskipun rhinitis

alergi jarang parah atau mengancam jiwa, namun dapat memiliki efek serius pada kehidupan

sehari hari dan perkembangan anak. Rinitis alergi memiliki beberapa komorbiditas dan terkait

erat dengan asma dan dermatitis atopik. Seringkali orang tua anak akan berkonsentrasi pada

Page 2: Referat Tht Ifa (Pendahuluan,Definisi,Epidemologi)

penyakit penyerta saja dan tidak menyebutkan atau khawatir terhadap gejala rhinitis alergi pada

anak mereka (Benjamini, 2010).

Diagnosis rhinitis alergi dibuat dengan kombinasi anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Alergen penyebab diidentifikasi oleh tes alergi. Pengobatan rhinitis alergi dapat mencakup

penghindaran allergen, farmakoterapi dan imunoterapi. Ketiga terapi ini aman pada anak.

(Bousquet, 2008).

Page 3: Referat Tht Ifa (Pendahuluan,Definisi,Epidemologi)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Rinitis alergi merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperantarai oleh IgE dengan

mukosa hidung sebagai organ sasaran utama setelah terpapar dengan aeroalergen (Bousquet, et

al., 2008). Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2001, rinitis

alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat

setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.

2.2 Epidemiologi

Kejadian rhinitis aleri pada anak usia yang sangat muda rendah akan tetapi secara

progresif meningkat pada anak usia yang lebih tua. Sekitar 57% penderita rhinitis alergika

mempunyai riwayat alergi dalam keluarganya. Rhinitis alergi yang timbul pada masa anak anak

biasanya menetap sampai usia dewasaRinitis alergi merupakan masalah kesehatan global yang

menyerang setidaknya 10 sampai 25% dari populasi, dan merupakan penyakit saluran nafas

kronis yang mempengaruhi kualitas hidup, produktivitas, serta kondisi komorbid seperti asma

dan sinusitis( Benjamini, 2010).

Survei yang dilakukan oleh badan layanan kesehatan amerika serikat menunjukkan

bahwa rhinitis merupakan salah satu penyakit kronik yang sering terjadi. Pada survei tahun 2001,

diperkirakan 58 juta orang menderita rhinitis alergi dan 19 juta orang menderita rhinitis non

alergi. Statistik ini menunjukkan rhinitis alergi menjadi beban yang berat bagi masyarakat

(Roland, 2005). Rerata usia pasien rhinitis alergi yang terdiagnosis berada pada rentang usia 8

sampai 11 tahun. Prevalensi rhinitis dilaporkan sebanyak 40% pada anak anak. Selanjutnya

Page 4: Referat Tht Ifa (Pendahuluan,Definisi,Epidemologi)

angka kejadian ini menurun dengan bertambahnya usia dan pada orang orang tua (Bousquet, et

al, 2008).

Daftar Pustaka

            ARIA -World Health organisation initiative, allergic rhinitis and its impact on  asthma. J allergy clinical immunology : S147-S276.2001

            Benjamini E., Coico R., Sunshine G., 2000. Immunology: A Short Course. 4th ed. John Wiley & sons. Available from:  URL http:// www.wiley.com. [Accessed 01 March 2010].

            Bousquet J, Cauwenberge P V., Khaltaev N., 2008. ARIA workshop group. World Health organisation initiative, allergic rhinitis and its impact on asthma.J allergy clinical immunol : S147-S276.

            Kaplan AP dan Cauwenberge PV, 2010. Allergic Rhinitis In : GLORIA Global Resources Allegy Allergic Rhinitis and Allergic Conjunctivitis, Revised Guidelines, Milwaukeem USA:P, 12

            Roland P, McCluggage CM., Sciinneider GW., 2005. Evaluation and Management of Allergic Rhinitis : a Guide for Family Physicians. Texas  Acad. Fam. Physicians. 1-15 .