referat neuro mourend

Upload: mourend

Post on 04-Mar-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gangguan tidur pasca stroke

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

Latar Belakang

Epidemologi

78% pasien dalam masa recovery stroke memiliki gangguan tidur. Tingkat yang sangat serius dari gangguan tidur mencapai 42% responden, 20% cukup berat dan 16% dari tingkat medium-severe.Pada pasien dengan stroke iskemik 76,8% pasien memiliki gangguan tidur, dan 82,5% pada pasien dengan stroke hemoragik.Gangguan Tidur Pasca StrokeBeberapa dekade terakhir telah menghasilkan gambaran yang baru, di mana SDB, mulai dari mendengkur dan peningkatan ringan pada resistensi saluran napas bagian atas hingga apnea dengan hipoksemia yang mendalam, sebenarnya menyebabkan reaksi fisiologis cukup serius (Barkoukis, 2007). SDB termasuk Obstructive Sleep Apnea (OSA), yang terdiri dari terhentinya bernapas minimal 10 detik terjadi dengan adanya upaya inspirasi saat tidur. Sleep apnea sentral terdiri dari apnea serupa, tetapi ini terjadi ketika tidak adanya upaya inspirasi (Rinaldi, 2015).Obstructive Sleep Apnea Sindrom (OSAS) adalah suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan ketidakmampuan beraktifitas yang ditandai dengan kantuk di siang hari yang berlebihan, mendengkur yang mengganggu, episode berulang dari obstruksi jalan napas bagian atas selama tidur, dan hipoksemia nokturnal. Hal ini didefinisikan oleh indeks apnea-hypopnea (jumlah episode apnea dan hypopnea per jam tidur), atau indeks gangguan pernapasan mencapai 5 atau lebih tinggi dalam hubungan dengan mengantuk berlebihan di siang hari (Rinaldi, 2015).

Disorder of wakefulnessSpektrum klinis gangguan terjaga pasca stroke termasuk hipersomnia (yaitu kecenderungan tidur yang abnormal dengan peningkatan tidur lebih dari 24 jam), kantuk di siang hari yang berlebihan (EDS; kecenderungan meningkat untuk tertidur selama jam bangun), dan kelelahan (kelelahan fisik, kurangnya energi) (Overeem, 2010).InsomniaInsomnia dikaitkan dengan lokasi stroke, terutama jika melibatkan thalamus atau batang otak. Lebih dari 50% pasien stroke memiliki pernapasan tidur tidak teratur, sebagian besar dalam bentuk OSA, yang juga dapat menyebabkan insomnia (Pasic et al., 2011).Dalam sebuah studi sistematis dari 277 pasien berturut-turut Insomnia ditemukan di beberapa bulan pertama setelah stroke pada 57% dari pasien. Dalam 18%, insomnia muncul de novo setelah stroke. Mengingat adanya konsekuensi yang diketahui dari gangguan tidur seperti kelelahan siang hari dan masalah kognitif, insomnia mungkin dapat mengganggu pemulihan stroke.Restless Leg SyndromRestless Leg Syndrome(RLS) adalah gangguan yang berhubungan dengan sensasi dan gerakan, biasanya berupa gejala tungkai/kaki yang kejut-kejut sewaktu tidur. Penderitarestless leg syndromemerasakan sensasi tidak enak pada bagian tubuh ketika tidur dan kebanyakan memiliki dorongan kuat untuk menggerakkan bagian tubuh tersebut. Kadang-kadang gerakan itu membuat penderita merasa lebih baik, walaupun membuat penderita sulit memperoleh tidur yang cukup (WebMD, 2015).Patofisiologi

PatofisiologiGangguan Tidur Pasca Stroke