referat meningioma

32
REFERAT MENINGIOMA DISUSUN OLEH : Ezie Aktasary (1102008097) PEMBIMBING : Dr. Andre Susilo, Sp.BS 1

Upload: ika-ayu-paramita

Post on 28-Oct-2015

411 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

refrate meningioma pada bagian bedah saraf

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Meningioma

REFERAT

MENINGIOMA

DISUSUN OLEH :

Ezie Aktasary (1102008097)

PEMBIMBING :

Dr. Andre Susilo, Sp.BS

SMF ILMU BEDAH RSUD GUNUNG JATI CIREBON

TAHUN 2012

1

Page 2: Referat Meningioma

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningioma adalah tumor pada meningens, yang merupakan selaput

pelindung yang melindungi otak dan medulla spinalis. Meningioma dapat timbul

pada tempat manapun di bagian otak maupun medulla spinalis, tetapi, umumnya

terjadi di hemisfer otak di semua lobusnya. Kebanyakan meningioma bersifat

jinak (benign), sedangkan meningioma maligna jarang terjadi.1

Meningioma merupakan neoplasma intrakranial nomor 2 dalam urutan

frekuensinya yaitu mencapai angka 20%. Meningioma lebih sering dijumpai pada

wanita dari pada pria terutama pada golongan umur antara 50-60 tahun dan

memperlihatkan kecenderungan untuk ditemukan pada beberapa anggota di satu

keluarga. Korelasinya dengan trauma kapitis masih dalam pencarian karena belum

cukup bukti untuk memastikannya. Pada umumnya meningioma dianggap sebagai

neoplasma yang berasal dari glioblas di sekitar vili arachnoid. Sel di medulla

spinalis yang sebanding dengan sel tersebut ialah sel yang terletak pada tempat

pertemuan antara arachnoid dengan dura yang menutupi radiks.1

Meningioma dapat tumbuh di mana saja di sepanjang meningen dan dapat

menimbulkan manifestasi klinis yang sangat bervariasi sesuai dengan bagian otak

yang terganggu. Sekitar 40% meningioma berlokasi di lobus frontalis dan 20%

menimbulkan gejala sindroma lobus frontalis. Sindroma lobus frontalis sendiri

merupakan gejala ketidakmampuan mengatur perilaku seperti impulsif, apati,

disorganisasi, defisit memori dan atensi, disfungsi eksekutif, dan ketidakmampuan

mengatur mood.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2

Page 3: Referat Meningioma

2.1. Epidemiologi dan Insidensi

Tumor ini mewakili 20% dari semua neoplasma intrakranial dan 12 % dari

semua tumor medulla spinalis. Meningioma biasanya jinak, tetapi bisa kambuh

setelah diangkat. Tumor ini lebih sering ditemukan pada wanita dan biasanya

muncul pada usia 40-60 tahun, tetapi tidak tertutup kemungkinan muncul pada

masa kanak-kanak atau pada usia yang lebih lanjut. Paling banyak meningioma

tergolong jinak (benign) dan 10 % maligna. Meningioma maligna dapat terjadi

pada wanita dan laki-laki, meningioma benign lebih banyak terjadi pada wanita.2

2.2. Etiologi

Para ahli tidak memastikan apa penyebab tumor meningioma, namun

beberapa teori telah diteliti dan sebagian besar menyetujui bahwa kromosom yang

jelek yang meyebabkan timbulnya meningioma. Para peneliti sedang mempelajari

beberapa teori tentang kemungkinan asal-usul meningioma. Di antara 40% dan

80% dari meningiomas berisi kromosom 22 yang abnormal pada lokus gen

neurofibromatosis 2 (NF2). NF2 merupakan gen supresor tumor pada 22Q12,

ditemukan tidak aktif pada 40% meningioma sporadik. Pasien dengan NF2 dan

beberapa non-NF2 sindrom familial yang lain dapat berkembang menjadi

meningioma multiple, dan sering terjadi pada usia muda. Di samping itu, deplesi

gen yang lain juga berhubungan dengan pertumbuhan meningioma .3

Kromosom ini biasanya terlibat dalam menekan pertumbuhan tumor.

Penyebab kelainan ini tidak diketahui. Meningioma juga sering memiliki salinan

tambahan dari platelet diturunkan faktor pertumbuhan (PDGFR) dan epidermis

reseptor faktor pertumbuhan (EGFR) yang mungkin memberikan kontribusi pada

pertumbuhan tumor ini. Sebelumnya radiasi ke kepala, sejarah payudara kanker,

atau neurofibromatosis tipe 2 dapat resiko faktor untuk mengembangkan

meningioma. Multiple meningioma terjadi pada 5% sampai 15% dari pasien,

terutama mereka dengan neurofibromatosis tipe 2. Beberapa meningioma

memiliki reseptor yang berinteraksi dengan hormon seks progesteron, androgen,

dan jarang estrogen. Ekspresi progesteron reseptor dilihat paling sering pada

meningioma yang jinak, baik pada pria dan wanita. Fungsi reseptor ini belum

sepenuhnya dipahami, dan demikian, sering kali menantang bagi dokter untuk

menasihati pasien perempuan mereka tentang penggunaan hormon jika mereka

3

Page 4: Referat Meningioma

memiliki sejarah suatu meningioma. Meskipun peran tepat hormon dalam

pertumbuhan meningioma belum ditentukan, peneliti telah mengamati bahwa

kadang-kadang mungkin meningioma tumbuh lebih cepat pada saat kehamilan.2,3

2.3. Anatomi

Meningen adalah suatu selaput jaringan ikat yang membungkus

enchepalon dan medulla spinalis. Terdiri dari duramater, arachnoid dan piamater,

yang letaknya berurutan dari superficial ke profunda. Bersama-sama, araknoid

dan piamater disebut leptomening.4

Duramater terdiri dari jaringan fibrous yang kuat, berwarna putih, terdiri

dari lamina meningialis dan lamina endostealis. Pada medulla spinalis lamina

endostealis melekat erat pada dinding kanalis vertebralis, menjadi endosteum

(periosteum), sehingga di antara lamina meningialis dan lamina endostealis

terdapat spatium ekstraduralis (spatium epiduralis) yang berisi jaringan ikat

longgar, lemak dan pleksus venosus. Pada enchepalon lamina endostealis melekat

erat pada permukaan interior kranium, terutama pada sutura, basis krania dan tepi

foramen occipitale magnum. Lamina meningialis mempunyai permukaan yang

licin dan dilapisi oleh suatu lapisan sel, dan membentuk empat buah septa, yaitu: 4

1. Falx cerebri

2. Tentorium cerebella

3. Falx cerebella

4. Diaphragma sellae

Antara duramater dan arachnoid terdapat spatium subdural yang berisi

cairan limf. Arachniod adalah suatu selubung tipis, membentuk spatium subdurale

dengan duramater.

Arachnoid bersama-sama dengan piamater disebut leptomeningens. Kedua

lapisan ini dihubungkan satu sama lain oleh trabekula arachnoideae. Antara

arachnoid dan piamater terdapat spatium subarachnoideum yang berisi liquor

cerebrospinalis. Arachnoid yang membungkus basis serebri berbentuk tebal

sedangkan yang membungkus facies superior cerebri tipis dan transparan.

Arachnoid membentuk tonjolan-tonjolan kecil disebut granulation arachnoidea,

masuk kedalam sinus venosus, terutama sinus sagitallis superior.4

4

Page 5: Referat Meningioma

Lapisan di sebelah profunda, meluas ke dalam girus cerebri dan diantara

folia cerebri. Membentuk tela chorioidea venticuli. Dibentuk oleh serabut-serabut

retikularis dan elastis, ditutupi oleh pembuluh-pembuluh darah serebral. Piamater

terdiri dari lapisan sel mesodermal tipis seperti endothelium. Berlawanan dengan

arachnoid, membran ini ini menutupi semua permukaan otak dan medulla

spinalis.4

2.4. Patofisiologi

Seperti banyak kasus neoplasma lainnya, masih banyak hal yang belum

diketahui dari meningioma. Tumor otak yang tergolong jinak ini secara

histopatologis berasal dari sel pembungkus arakhnoid (arakhnoid cap cells) yang

mengalami granulasi dan perubahan bentuk. Patofisiologi terjadinya meningioma

sampai saat ini masih belum jelas.3

2.5. Klasifikasi

WHO mengembangkan sistem klasifikasi untuk beberapa tumor yang telah

diketahui, termasuk meningioma. Tumor diklasifikasikan melalui tipe sel dan

derajat pada hasil biopsi yang dilihat di bawah mikroskop. Penatalaksanaannya

pun berbeda-beda di tiap derajatnya.7

a. Grade I

Meningioma tumbuh dengan lambat, jika tumor tidak menimbulkan gejala,

mungkin pertumbuhannya sangat baik jika diobservasi dengan MRI secara

periodik. Jika tumor semakin berkembang, maka pada akhirnya dapat

menimbulkan gejala, kemudian penatalaksanaan bedah dapat direkomendasikan.

Kebanyakan meningioma grade I diterapi dengan tindakan bedah dan observasi

yang berkelanjutan. 7

b. Grade II

Meningioma grade II disebut juga meningioma atypical. Jenis ini tumbuh

lebih cepat dibandingkan dengan grade I dan juga mempunyai angka kekambuhan

yang lebih tinggi. Pembedahan adalah penatalaksanaan awal pada tipe ini.

Meningioma grade II biasanya membutuhkan terapi radiasi setelah pembedahan.7

c. Grade III

Meningioma berkembang dengan sangat agresif dan disebut meningioma

malignan atau meningioma anaplastik. Meningioma malignan terhitung kurang

5

Page 6: Referat Meningioma

dari 1 % dari seluruh kejadian meningioma. Pembedahan adalah penatalaksanaan

yang pertama untuk grade III diikuti dengan terapi radiasi. Jika terjadi rekurensi

tumor, dapat dilakukan kemoterapi.7

Meningioma juga diklasifikasikan ke dalam subtipe berdasarkan lokasi

dari tumor8 :

a. Meningioma falx dan parasagital (25% dari kasus meningioma). Falx adalah

selaput yang terletak antara dua sisi otak yang memisahkan hemisfer kiri dan

kanan. Falx cerebri mengandung pembuluh darah besar. Parasagital

meningioma terdapat di sekitar falx.

b. Meningioma Convexitas (20%). Tipe meningioma ini terdapat pada

permukaan atas otak.

c. Meningioma Sphenoid (20%) Daerah Sphenoidalis berlokasi pada daerah

belakang mata. Banyak terjadi pada wanita.

d. Meningioma Olfactorius (10%). Tipe ini terjadi di sepanjang nervus yang

menghubungkan otak dengan hidung.

e. Meningioma fossa posterior (10%). Tipe ini berkembang di permukaan bawah

bagian belakang otak.

f. Meningioma suprasellar (10%). Terjadi di bagian atas sella tursica, sebuah

kotak pada dasar tengkorak dimana terdapat kelenjar pituitari.

g. Spinal meningioma (kurang dari 10%). Banyak terjadi pada wanita yang

berumur antara 40 dan 70 tahun. Akan selalu terjadi pada medulla spinalis

setingkat thorax dan dapat menekan spinal cord. Meningioma spinalis dapat

menyebabkan gejala seperti nyeri radikuler di sekeliling dinding dada,

gangguan kencing, dan nyeri tungkai.

h. Meningioma Intraorbital (kurang dari 10%). Tipe ini berkembang pada atau di

sekitar mata cavum orbita.

i. Meningioma Intraventrikular (2%). Terjadi pada ruangan yang berisi cairan di

seluruh bagian otak.

2.6. Diagnosa

Gejala meningioma dapat bersifat umum (disebabkan oleh tekanan tumor

pada otak dan medulla spinalis) atau bisa bersifat khusus (disebabkan oleh

6

Page 7: Referat Meningioma

terganggunya fungsi normal dari bagian khusus dari otak atau tekanan pada

nervus atau pembuluh darah). Secara umum, meningioma tidak bisa didiagnosa

pada gejala awal.8

Gejala umumnya seperti : 8

Sakit kepala, dapat berat atau bertambah buruk saat beraktifitas atau pada pagi

hari.

Perubahan mental

Kejang

Mual muntah

Perubahan visus, misalnya pandangan kabur.

Gejala dapat pula spesifik terhadap lokasi tumor :8

Meningioma falx dan parasagittal : nyeri tungkai

Meningioma Convexitas : kejang, sakit kepala, defisit neurologis fokal,

perubahan status mental

Meningioma Sphenoid : kurangnya sensibilitas wajah, gangguan lapangan

pandang, kebutaan, dan penglihatan ganda.

Meningioma Olfactorius : kurangnya kepekaan penciuman, masalah visus.

Meningioma fossa posterior : nyeri tajam pada wajah, mati rasa, dan spasme

otot-otot wajah, berkurangnya pendengaran, gangguan menelan, gangguan

gaya berjalan,

Meningioma suprasellar : pembengkakan diskus optikus, masalah visus

Spinal meningioma : nyeri punggung, nyeri dada dan lengan

Meningioma Intraorbital : penurunan visus, penonjolan bola mata

Meningioma Intraventrikular : perubahan mental, sakit kepala, pusing

2.7. Pemeriksaan Radiologi

Umumnya pada banyak pasien, tidak ditemukan kelainan pada

pemeriksaan radiografi. Foto polos kepala dapat memberikan gambaran

kalsifikasi karena ada meningioma pada dasar tulang kepala dengan bentuk yang

konveks. Meningioma dapat mengakibatkan reaktif hiperostosis yang tidak

7

Page 8: Referat Meningioma

berhubungan dengan ukuran tumor. Osteolisis jarang mengakibatkan meningioma

yang jinak dan maligna.

Pemeriksaan foto polos kepala sebagai penunjang penyakit meningioma

masih memiliki derajat kepercayaan yang tinggi. Gambaran yang sering terlihat

plak yang hiperostosis, dan bentuk sphenoid , dan pterion.

Kalsifikasi tanpa adanya tumor pada foto polos kepala dapat menunjukkan

hasil false-negatif pada meningioma. Banyak pasien dengan meningioma otak

dapat ditegakkan secara langsung dengan menggunakan CT atau MRI.

a. Foto polos Otak

Hiperostosis adalah salah satu gambaran mayor dari meningioma pada

foto polos. Foto polos diindikasikan untuk tumor pada meninx. Tampak erosi

tulang dan dekstruksi sinus sphenoidales, kalsifikasi dan lesi litik pada tulang

tengkorak. Pembesaran pembuluh darah meninx menggambarkan dilatasi arteri

meninx yang mensuplai darah ke tumor. Kalsifikasi terdapat pada 20-25% kasus

dapat bersifat fokal maupun difus.9

b. Computed Tomography (CT scan)

CT-scan kontras dan CT-scan tanpa kontras memperlihatkan paling

banyak meningioma. Tampak gambaran isodens hingga hiperdens pada foto

sebelum kontras, dan gambaran peningkatan densitas yang homogen pada foto

kontras.

Tumor juga memberikan gambaran komponen kistik dan kalsifikasi pada

beberapa kasus. Edema peritumoral dapat terlihat dengan jelas. Perdarahan dan

cairan intratumoral sampai akumulasi cairan dapat terlihat.9

CT-scan memiliki kelebihan untuk menggambarkan meningioma. Invasi

sepanjang dura serebri sering muncul akibat provokasi dari respon osteoblas, yang

menyebabkan hiperostosis.8 Gambaran CT-scan paling baik untuk menunjukkan

kalsifikasi dari meningioma; dapat dilihat pada gambar-gambar berikut. Penelitian

histologi membuktikan bahwa proses kalsifikasi > 45% adalah meningioma.

8

Page 9: Referat Meningioma

Gambar 1.

Meningioma otak. CT-scan nonkontras menunjukkan meningioma fossa

media. Massa kalsifikasi melekat pada anterior tulang petrous kanan. Terlihat

kalsifikasi berbentuk cincin dan punctata. Tidak terlihat adanya edema.

Gambar 2.

Dua kasus berbeda. A, B. CT-scan menunjukkan kalsifikasi meningioma

dari lobus parietal. C, D. CT-scan nonkontras potongan axial menunjukkan massa

kalsifikasi yang homogen melekat pada tulang parietal kanan. Jaringan lunak

tumor banyak terlihat pada bagian posterior. Penyebab kalsifikasi minor lain pada

hemisfer serebri kiri disebabkan oleh penyakit parasit. Gambaran MRI potongan

coronal T2 menunjukkan deposit kalsium (seperti bintang) yang dikelilingi

jaringan solid. Pada kasus ini tidak terlihat edema.

CT-scan efektif menunjukkan hiperostosis, destruksi tulang, erosi pada

perlekatan dura. Hiperostosis sering terlihat 15-20% pada pasien. Lihat gambar

berikut.

9

Page 10: Referat Meningioma

Gambar 3.

Meningioma otak. Gambaran CT-Scan tanpa zat kontras menunjukkan

sebuah meningioma maligna di lobus frontal yang muncul seperti massa dengan

densitas tinggi. Kavitas kistik bisa berupa nekrosis tumor, perdarahan yang lama,

degenaratif kistik atau CSF yang terjebak. Edema dan pergeseran Midline ke

bagian kiri anterior juga dapat terlihat.

Gambar 4.

Meningioma otak. CT-Scan tanpa kontras menunjukkan meningioma

maligna di lobus frontal. Dapat terlihat peningkatan densitas dan massa yang

homogen dan perselubungan yang berbentuk cincin.

Gambar 5.

10

Page 11: Referat Meningioma

Meningioma otak. Meningioma maligna pada lobus frontal. CT-scan pada

frontal internal cerebri dan gambaran diploik menunjukkan erosi dan infiltrasi

tulang.

CT-scan dapat menunjukkan perdarahan tumor akut dan pelebaran

pembuluh darah pada kalvarium.

Massa yang homogen dengan densitas yang sama mengelilingi otak dapat

25-33% adalah meningioma. Densitas meningioma lebih tinggi dibanding otak.

Meningioma dapat menimbulkan edema yang luas, nekrosis dan jarang terjadi

perdarahan. Edema tidak terjadi pada 50% pasien karena pertumbuhan yang

lambat, tetapi dapat meluas. Edema lebih dominan terjadi di lapisan white matter,

dan mengakibatkan penurunan densitas. Lihat gambar berikut.

Gambar 6.

Meningioma otak. CT-scan non kontras menunjukkan isodensitas sphenoid-wing

meningioma. Fissura Sylvii kiri kolaps sebagian.

Gambar 7.

11

Page 12: Referat Meningioma

Meningioma Otak. CT-scan menunjukkan meningioma isodensitas

spenoid. Massa meningioma terlihat setelah diberi injeksi zat kontras secara

intravena.

Zat kontras pada CT-Scan akan menunjukkan tumor dengan densitas

sedang sampai kuat; dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah.

Gambar 8.

Meningioma Otak. Meningioma pada lobus parietal. CT-scan dengan

kontras menunjukkan lingkaran, peningkatan desitas, dan massa unilobus.

Perlekatan massa pada bagian dura serebral, sehingga adanya terlihat edema yang

jelas pada otak.

Gambar 9.

Meningioma otak. Meningioma lobus parietal. Injeksi pada arteri

meningeal media menunjukkan adanya perkumpulan tumor. Vaskularisasi yang

meningkat dapat di lihat di posterior dari massa. Vena drainase tidak terlihat.

Periperal kistik dapat mengakibatkan cairan serebrospinal terperangkap

yang dapat dilihat pada gambaran berikut.

12

Page 13: Referat Meningioma

Gambar 10.

Meningioma otak. Tentorium posterior meningioma dengan potongan

coronal pada CT-scan dengan zat kontras. Terdapat massa yang berbatas tegas

dengan peningkatan densitas di sepanjang tentorium. Penumpukan cairan

serebrospinal, edema subtle, hemodensitas, dan dilatasi ventrikel.

Komponen-kompenen kistik pada meningioma dapat terlihat di dalam

tumor atau antara tumor dengan jaringan otak, oleh karena itu disebut CSF yang

terjebak.

c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI merupakan pencitraan yang sangat baik digunakan untuk

mengevaluasi meningioma. MRI memperlihatkan lesi berupa massa, dengan

gejala tergantung pada lokasi tumor berada.9 Kelebihan MRI dalam memberikan

gambaran meningioma adalah resolusi 3 dimensi. Kemampuan MRI untuk

membedakan tipe dari jaringan ikat, kemampuan multiplanar, dan rekonstruksi

3D. Dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 11.

13

Page 14: Referat Meningioma

Meningioma Parasagital. A. MRI nonkontras potongan sagital T1

menunjukkan massa dural yang padat dengan invasi dan kompresi terhadap

korteks parietal. B. MRI dengan zat kontras potongan sagittal T1 menunujukkan

perlekatan sebagian tumor. C. Potongan Koronal T2 menunjukkan massa padat

yang menunjukkan jaringan padat. Gambaran ini menunjukkan meningioma

fibroblastik. D. MRI potongan axial T1 dengan zat kontras menujukkan

hiperintensitas yanr terletak di sumsum tulang.

Gambar 12.

A. Nonkontras angio-MRI lateral menunjukkan oklusi sinus sagital

ssuperior akibat invasi oleh meningioma. B. MRI rekonstruksi menunjukkan

obstruksi vena-venas sagital dan memperlihatkan tumor dalam 3D.

MRI dapat memperlihatkan vaskularisasi tumor, pembesaran arteri, dan

invasi sinus venos, dan hubungan antara tumor dengan dengan sekeliilingnya.

Kelebihan lain dapat melihat area juxtasellar dan fossa posterior dan kadang dapat

menunjukkan hubungan penyebaran penyakit melalui CSF. Kemampuan

multiplanar adalah kemampuan untuk memvisualisasikan kontak tumor dengan

meningen, kapsul tumor, dan kontras pada meningeal dapat memperjelas

tumor.11,12,13 Dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 13.

14

Page 15: Referat Meningioma

Meningioma otak. MRI nonkontras menunjukkan meningioma parasagital.

Gambaran homogen menunjukkan massa yang bulat dengan kapsul tipis. Tumor

terletak pada dura sagitalis kiri. Massa tampak mendorong trigonum ventrikel.

Gambar 14.

Meningioma otak. MRI nonkontras potongan axial menunjukkan paarasagital

meningioma. Gambar T1 menunjukkan homogenitas, panjang T1 dan massa

dilapisi kapsul. Tumor melekat pada falx serebri bagian kiri. Massa terlihat di

sepanjang girus serebri.

Gambar 15.

Meningioma multiple: A. Sagittal T1 menunjukkan fossa posterior dan

meningioma parietal. B Gadolinium pada Sagittal T1 menunjukkan pengkontrasan

massa. C. T2 coronal menunjukkan penampilan intensitas rendah dari massa

posterior setelah embolisasi endovaskular.

15

Page 16: Referat Meningioma

Gambar 16.

Maligna dan multiple meningioma. Seorang lelaki kulit putih, 47 tahun

dibedah dengan Gamma Knife karena meningioma conveks, diikuti dengan

pembedahan mikro untuk mengangkat tumor pada tahun 2001. A, B. 4 tahun yang

lalu -Desember 2005- MRI menunjukkan sebuah massa sisa di paretal dan

occipital. Sinus sigmoid kiri tersumbat. C, D. Sebuah meningioma kecil pada

frontal kanan juga dioperasi radiologi pada waktu yang sama. Edema dan

peningkatan intensitas setelah injeksi gadolinium.

d. Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi dapat memberikan gambaran lokasi dari intratumoral

hemorrhage, perubahan kista yang terdapat di bagian dalam dan luar massa

tumor, kalsifikasi, invasi parenkim oleh meningioma maligna, dan massa lobus

atau multi lobules yang hanya dapat digambarkan dengan ultrasonografi.

e. Angiografi

Umumnya meningioma merupakan tumor vascular. Dan dapat

menimbulkan gambaran “spoke wheel appearance”. Selanjutnya arteri dan kapiler

memperlihatkan gambaran vascular yang homogen dan prominen yang disebut

dengan mother and law phenomenon.10

Magnetic resonance angiography (MRA) merupakan pemeriksaan

penunjang yang berkembang dari ilmu angiografi klasik, yang belakangan ini

merupakan alat diagnostik yang kuat untuk mengetahui embolisasi dan

perencanaan untuk operasi. Agiografi masih bisa digunakan jika terjadi embolisasi

akibat tumor.

16

Page 17: Referat Meningioma

Meningioma mendapat asupan makanan oleh meningeal branches dari

arteri carotid internal dan external. Basal meningiomas pada anterior dan fossa

cranial media dan meningioma pada tulang sphenoid umumnya mendapat

vaskularisasi dari arteri carotid interna. Meningioma supratentorial

divaskularisasikan dari arteri carotid interna dan eksternal.

Angiografi dapat menunjukkan peta distribusi arterial yang berguna untuk

persiapan preoperasi embolisasi. Lihat gambar berikut.

Gambar 17.

Meningioma Otak. Parasellar meningioma. Angiograpi proyeksi lateral

dari arteri carotid menunjukkan mutipel tumor yang opak dengan dikelilingi

pembuluh darah. Terlihat carotid supraclinoid sirkumferensial.

2.8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan meningioma tergantung dari lokasi dan ukuran tumor itu

sendiri. Terapi meningioma masih menempatkan reseksi operatif sebagai pilihan

pertama. Beberapa faktor yang mempengaruhi operasi removal massa tumor ini

antara lain lokasi tumor, ukuran dan konsistensi, vaskularisasi dan pengaruh

terhadap sel saraf, dan pada kasus rekurensi, riwayat operasi sebelumnya dan atau

radioterapi. Lebih jauh lagi, rencana operasi dan tujuannya berubah berdasarkan

faktor resiko, pola, dan rekurensi tumor. Tindakan operasi tidak hanya

mengangkat seluruh tumor tetapi juga termasuk dura, jaringan lunak, dan tulang

untuk menurunkan kejadian rekurensi.12

Rencana preoperatif

Pada pasien dengan meningioma supratentorial, pemberian antikonvulsan

dapat segera diberikan, deksametason diberikan dan dilindungi pemberian H2

17

Page 18: Referat Meningioma

antagonis beberapa hari sebelum operasi dilaksanakan. Pemberian antibiotik

perioperatif digunakan sebagai profilaksis pada semua pasien untuk organisme

stafilokokkus, dan pemberian cephalosporin generasi III yang memiliki aktifitas

terhadap organisem pseudomonas, serta pemberian metronidazol (untuk

organisme anaerob) ditambahkan apabila operasi direncanakan dengan

pendekatan melalui mulut, sinus paranasal, telinga, atau mastoid.12

Klasifikasi Simptom dari ukuran reseksi pada meningioma intracranial12 :

Grade I : Reseksi total tumor, perlekatan dural dan tulang abnormal

Grade II : Reseksi total tumor, koagulasi dari perlekatan dura

Grade III : Reseksi total tumor, tanpa reseksi atau koagulasi dari perlekatan

dura atau mungkin perluasan ekstradural (misalnya sinus yang terserang atau

tulang yang hiperostotik)

Grade IV : Reseksi parsial tumor

Grade V : Dekompresi sederhana (biopsi)

2.9. Radioterapi

Penggunaan external beam irradiation pada meningioma semakin banyak

dipakai untuk terapi. External beam irradiation dengan 4500-6000 cGy

dilaporkan efektif untuk melanjutkan terapi operasi meningioma reseksi subtotal,

kasus-kasus rekurensi baik yang didahului dengan operasi sebelumnya ataupun

tidak. Pada kasus meningioma yang tidak dapat dioperasi karena lokasi yang sulit,

keadaan pasien yang buruk, atau pada pasien yang menolak dilakukan operasi,

external beam irradiation masih belum menunjukkan keefektifitasannya. Teori

terakhir menyatakan terapi external beam irradiation tampaknya akan efektif pada

kasus meningioma yang agresif (atypical, maligna), tetapi informasi yang

mendukung teori ini belum banyak dikemukakan.

Efektifitas dosis yang lebih tinggi dari radioterapi harus dengan

pertimbangan komplikasi yang ditimbulkan terutama pada meningioma. Saraf

optikus sangat rentan mengalami kerusakan akibat radioterapi. Komplikasi lain

18

Page 19: Referat Meningioma

yang dapat ditimbulkan berupa insufisiensi pituitari ataupun nekrosis akibat

radioterapi.

Radiasi Stereotaktik

Terapi radiasi tumor menggunakan stereotaktik pertama kali

diperkenalkan pada tahun 1960an menggunakan alat Harvard proton beam.

Setelah itu penggunaan stereotaktik radioterapi ini semakin banyak dilakukan

untuk meningioma. Sumber energi yang digunakan didapat melalui teknik yang

bervariasi, yang paling sering digunakan adalah sinar foton yang berasal dari Co

gamma (gamma knife) atau linear accelerators (LINAC) dan partikel berat

(proton, ion helium) dari cyclotrons. Semua teknik radioterapi dengan stereotaktik

ini dapat mengurangi komplikasi, terutama pada lesi dengan diameter kurang dari

2,5 cm 12. Steiner dan koleganya menganalisa pasien meningioma yang diterapi

dengan gamma knife dan diobservasi selama 5 tahun. Mereka menemukan sekitar

88% pertumbuhan tumor ternyata dapat dikontrol. Kondziolka dan kawan-kawan

memperhitungkan pengontrolan pertumbuhan tumor dalam 2 tahun pada 96 %

kasus. Baru-baru ini peneliti yang sama melakukan studi dengan sampel 99 pasien

yang diikuti selama 5 hingga 10 tahun dan didapatkan pengontrolan pertumbuhan

tumor sekitar 93 % kasus dengan 61 % massa tumor mengecil. Kejadian defisit

neurologis baru pada pasien yang diterapi dengan stereotaktik tersebut

kejadiannya sekitar 5 %.12

Kemoterapi

Modalitas kemoterapi dengan regimen antineoplasma masih belum banyak

diketahui efikasinya untuk terapi meningioma jinak maupun maligna. Kemoterapi

sebagai terapi ajuvan untuk rekuren meningioma atipikal atau jinak baru sedikit

sekali diaplikasikan pada pasien, tetapi terapi menggunakan regimen kemoterapi

(baik intravena atau intraarterial cis-platinum, decarbazine (DTIC) dan

adriamycin) menunjukkan hasil yang kurang memuaskan (DeMonte dan Yung),

walaupun regimen tersebut efektifitasnya sangat baik pada tumor jaringan lunak.

Laporan dari Chamberlin pemberian terapi kombinasi menggunakan cyclophos-

phamide, adriamycin, dan vincristine dapat memperbaiki angka harapan hidup

19

Page 20: Referat Meningioma

dengan rata-rata sekitar 5,3 tahun. Pemberian obat kemoterapi lain seperti

hydroxyurea sedang dalam penelitian. Pertumbuhan sel pada meningioma

dihambat pada fase S dari siklus sel dan menginduksi apoptosis dari beberapa sel

dengan pemberian hydroxyurea. Dan dilaporkan pada satu kasus pemberian

hydroxyurea ini memberikan efek pada pasien-pasien dengan rekurensi dan

meningioma yang tidak dapat direseksi. Pemberian Alfainterferon dilaporkan

dapat memperpanjang waktu terjadinya rekurensi pada kasus meningioma yang

agresif. Dilaporkan juga terapi ini kurang menimbulkon toksisitas dibanding

pemberian dengan kemoterapi.12

Pemberian hormon antogonis mitogen telah juga dilakukan pada kasus

dengan meningioma. Preparat yang dipakai biasanya tamoxifen (anti estrogen)

dan mifepristone (anti progesteron). Tamoxifen (40 mg/m2 2 kali/hari selama 4

hari dan dilanjutkan 10 mg 2 kali/hari) telah digunakan oleh kelompok onkolologi

Southwest pada 19 pasien dengan meningioma yang sulit dilakukan reseksi dan

refrakter. Terdapat pertumbuhan tumor pada 10 pasien, stabilisasi sementara

pertumbuhan tumor pada 6 pasien, dan respon minimal atau parsial pada tiga

pasien.12

Pada dua studi terpisah dilakukan pemberian mifepristone (RU486) 200mg

perhari selama 2 hingga 31 bulan. Pada studi yang pertama didapatkan 5 dari 14

pasien menunjukkan perbaikan secara objektif yaitu sedikit pengurangan massa

tumor pada empat pasien dan satu pasien gangguan lapang pandangnya membaik

walaupun tidak terdapat pengurangan massa tumor; terdapat pertumbuhan ulang

pada salah satu pasien tersebut. Pada studi yang kedua dari kelompok Netherlands

dengan jumlah pasien 10 orang menunjukkan pertumbuhan tumor berlanjut pada

empat pasien, stabil pada tiga pasien, dan pengurangan ukuran yang minimal pada

tiga pasien. Tiga jenis obat tersebut sedang dilakukan penelitian dengan jumlah

sampel yang lebih besar pada meningioma tetapi sampai sekarang belum ada

terapi yang menjadi prosedur tetap untuk terapi pada tumor ini.12

2.10. Prognosis

20

Page 21: Referat Meningioma

Pada umumnya prognosa meningioma adalah baik, karena pengangkatan

tumor yang sempurna akan memberikan penyembuhan yang permanen. Pada

orang dewasa survivalnya relatif lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak,

dilaporkan survival rate lima tahun adalah 75%. Pada anak-anak lebih agresif,

perubahan menjadi keganasan lebih besar dan tumor dapat menjadi sangat besar.

Pada penyelidikan pengarang-pengarang barat lebih dari 10% meningioma akan

mengalami keganasan dan kekambuhannya tinggi.13

Sejak 18 tahun meningioma dipandang sebagai tumor jinak, dan bila

letaknya mudah dapat diangkat seluruhnya. Degenerasi keganasan tampak bila

ada invasi dan kerusakan tulang tumor tidak berkapsul pada saat operasi invasi

pada jaringan otak. Angka kematian (mortalitas) meningioma sebelum operasi

jarang dilaporkan, dengan kemajuan teknik dan pengalaman operasi para ahli

bedah maka angka kematian post operasi makin kecil. Diperkirakan angka

kematian post operasi selama lima tahun (1942–1946) adalah 7,9% dan (1957–

1966) adalah8,5%. Sebab-sebab kematian menurut laporan-laporan yang

terdahulu yaitu perdarahan dan edema otak.13

DAFTAR PUSTAKA

1. Mardjono M, Sidharta P. Dalam: Neurologi klinis dasar. : Fakultas Kedokteran

Universtas Indonesia; 2003. Hal 393-4.

2. Focusing on tumor meningioma[ cited 2009 November 20]. Availble from:

http://www.abta.org/meningioma.pdf

3. Patogenesis, histopatologi, dan klasifikasi meningioma[cited 2009 November

20]. Availble from: http://www.neuroonkologi.com/articles/Patogenesis,

%20histopatologi%20dan%20klasifikasi%20meningioma.doc

4. Luhulima JW. Menings. Dalam: Anatomi susunan saraf pusat. Makassar:

Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2003.

5. Image of meninx. [cited 2009 November 20]. Available from:www. American

Society of Oncology

6. Netter HF, etc. Spinal nerve origin. In: Neuroanatomy and neurophysiology.

21

Page 22: Referat Meningioma

USA: Icon Custom Communication: 2002. P. 24

7. Meningiomas. [cited 2009 November 20]. Available from: www.

Mayfieldclinic.com

8. Meningioma[cited 2009 November 20]. Available from:. http://www.cancer.net

9. Fyann E, Khan N, Ojo A. Meningioma. In: SA Journal of Article Radiology.

SA: Medical University of Southern Africa; 2004. p. 3-5.

10. Neuroradiology Imaging Teaching Files Case Thirty Six-Meningioma. [cited

2009 November 20]. Available from: http://www.uhrad.com/mriarc/mri036.htm

11. Meningioma[cited 2009 November 20]. Available from:

http://www.meddean.luc.edu/Lumen/meded/radio/curriculum/N/Meningioma1.ht

m

12. Manajemen Meningioma. [cited 2009 November 20]. Available from:

www.google . com

13. Widjaja D, Meningioma intracranial[cited 2009 November 23]. Available

from:

http://www.portalkalbe.co.id/files/cdk/files/09MeningiomaIntrakranial016.pdf/

09MeningiomaIntrakranial016.html

22