referat imunisasi dewasa

37
IMUNISASI PADA PENYAKIT INFEKSI

Upload: mayun-trinanditya

Post on 29-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

imunisasi dewasa

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Imunisasi Dewasa

IMUNISASI PADA PENYAKIT INFEKSI

Page 2: Referat Imunisasi Dewasa

PENDAHULUAN

Siapa yang tak mengenal kata Imunisasi. Bila mendengar istilah ini, mungkin gambaran yang muncul dalam setiap benak kita adalah kegiatan pemberian vaksin pada bayi dan anak, baik melalui suntikan ataupun dengan cara diminum. Tapi, tahukah Anda, sesungguhnya imunisasi tidak dimonopoli semata untuk bayi dan anak. Orang dewasa pun, ternyata butuh imunisasi.

Page 3: Referat Imunisasi Dewasa

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi :1. Influenza2. Hepatitis B3. Pneumonia4. Meningitis5. Kangker Cervix6. dll

Referat ini akan menjelaskan tentang epidemiologi, sifat dari virus atau bakteri (virology atau

bakteriologi), gejala klinis, vaksin yang digunakan:

indikasi vaksin cara pemberian efek samping Kontraindikasi

Page 4: Referat Imunisasi Dewasa

I. VAKSINASI INFLUENZA

A. Epidemiologi Influenza terdapat di seluruh dunia.  Penyakit  ini mempunyai  pola  musiman, di

wilayah bermusim empat terjadi pada musim dingin, dan wilayah tropis terjadi pada musim hujan.

Penyebaran virus dipermudah dengan tinggalnya penduduk di rumah secara berdesakan

Page 5: Referat Imunisasi Dewasa

B. VirologiFamili orthomyxoviridae Terdiri dari genome RNA tunggal bersegmenTerbagi 3 tipe yaitu tipe A, B dan C

Tipe A terdiri dari beberapa subtipe: yang sekarang beredar adalah subtipe H3N2 dan H1N1

Tipe B tidak mempunyai subtipe Jadi Vaksin influenza dibuat mengandung 3 strain

virus yakni 2 subtipe A dan tipe B.  Tipe A dapat menyerang manusia dan berbagai binatang, sedang tipe B dan C menyerang manusia.

Page 6: Referat Imunisasi Dewasa

C. Gejala Klinis Timbul mendadak Nyeri kepala dan Mialgia Panas, Menggigil, Malaise, Batuk dan sakit tenggorok. Tanpa komplikasi, membaik dalam  5-7 hari

Page 7: Referat Imunisasi Dewasa

D. Vaksin Influenza1. Indikasi Vaksin Influenza

Usia diatas 65 tahun Penderita penyakit kronik dalam perawatan rumah atau

panti-panti dengan kondisi penyakit kronik. Anak dan dewasa penderita kelainan kardiovaskular

atau paru-paru. Orang dewasa yang memerlukan perawatan rutin atau

rawat inap karena penyakit kronik misalnya diabetes melitus, kelainan ginjal, kelainan darah (hemoglobinopati), mendapat terapi imunosupresan, atau penderita HIV.

Anak dan remaja yang mendapat terapi aspirin jangka panjang dan mempunyai risiko terjadinya sindroma.

Wanita hamil trimester kedua dan ketiga di musim influenza.

Page 8: Referat Imunisasi Dewasa

2. Cara pemberian Dosis vaksin untuk dewasa diberikan 0,5 ml

intra muskular di daerah deltoid. macam vaksin influenza:

Whole virion vaccine (dari virus utuh): menggunakan seluruh partikel virus dan mempunyai imunogenisitas baik,  tapi efek samping lebih banyak.

Split virus vaccine (masih mengandung RNA dan protein M): imunogenisitas baik dan efek samping lebih sedikit.

Subunit virus vaccine (hanya HA dan NA): efek samping sedikit, kurang imunogenik.

Page 9: Referat Imunisasi Dewasa

3. Efek samping vaksinBeberapa efek samping minimal antara lain:

Nyeri, kemerahan, atau bengkak di daerah dimana suntikan diberikan

Demam (tidak tinggi) Nyeri badan

4. Kontraindikasi alergi terhadap komponen vaksin (misalnya telur) penyakit infeksi berat disertai atau tanpa demam Perhatian khusus pada riwayat penderita sindrom

Guillain-Barre setelah imunisasi influenza.

Page 10: Referat Imunisasi Dewasa

II. VAKSINASI PNEUMOKOKUS

A. EpidemiologiPneumonia merupakan penyebab

tertinggi dari kematian dan perawatan di rumah sakit

Angka tertinggi dari penyakit pneumokokus timbul pada anak-anak (balita) dan usia lanjut.

Orang yang menderita penyakit-penyakit kronis lain (contoh, diabetes, penyakit kardiovaskuler) dan menurunnya daya tahan tubuh akan meningkatkan risiko

Page 11: Referat Imunisasi Dewasa

B. Bakteriologi Kuman ini merupakan positif Gram berbentuk

diplokokus dan seperti lanset Bersifat anaerob fakultatif, larut dalam empedu dan

merupakan alfa hemolitis Selubungnya terutama dibuat oleh jenis yang virulen. Tumbuh pada pH normal, yaitu 7,6 - 7,8

Page 12: Referat Imunisasi Dewasa

C. Gejala KlinisDemam tinggi dan menggigilTekanan darah rendah, kurang kesadaran,

hingga tak sadarkan diriInfeksinya pada manusia yang khas ialah

menyebabkan penyakit pneumonia lobaris.Penyakit lain yang disebabkannya juga

adalah sinusitis, otitis media, osteomielitis, artritis, peritonitis, ulserasi kornea, dan meningitis. Pneumonia lobaris dapat menyebabkan komplikasi berupa septikemia, empiema, endokarditis, perikarditis, meningitis dan artritis.

Page 13: Referat Imunisasi Dewasa

D. Vaksin Pneumokokus1. Indikasi Vaksin Pneumokokus

jika vaksinasi sebelumnya telah 5 tahun. Umur < 65 tahun ketika divaksinasi terdahulu dan saat ini

berumur 65 tahun. pada individu berisiko tinggi terjadinya infeksi pneumokok

yang serius. Individu yang mempunyai tingkat antibodi yang cepat sekali

turun.

Page 14: Referat Imunisasi Dewasa

2. Cara Pemberian Diberikan secara intramuscular atau subkutan. Jenis vaksin yang digunakan di Indonesia adalah

vaksin polisakarida yaitu : Pneumovax ® 23 (pneumococcal vaccine, 23-valent) Pneumo 23 ® (pneumococcal polysaccharide vaccine)

Page 15: Referat Imunisasi Dewasa

3. Efek samping kemerahan atau nyeri di tempat penyuntikan. timbul demam, nyeri otot atau reaksi local

yang lebih parah.   4. Kontraindikasi :

Individu yang menderita reaksi alergi berat saat mendapat dosis pertama  (Reaksi alergi berat jarang terjadi)

Individu yang sakit sedang atau parah (harus menunggu sampai kondisi membaik untuk divaksinasi).

Kehamilan  dan menyusui

Page 16: Referat Imunisasi Dewasa

III. VAKSINASI HEPATITIS B

A. Epidemiologi lebih dari 350 juta pasien karier virus Hepatitis B

di dunia, dimana 75% berada di Asia dan Pasifik Barat.

Asia Tenggara merupakan daerah endemik infeksi virus Hepatitis B, dimana 8% atau lebih merupakan karier Hepatitis B dan risiko infeksi selama hidup bervariasi dari 60-80%.

Page 17: Referat Imunisasi Dewasa

B. Virologi Virus Hepatitis B merupakan virus DNA yang termasuk

golongan Hepadnaviridae Genome virus ini mempunyai empat buah open

reading frame: inti, kapsul, polimerase, dan X Gen inti mengkode protein nukleokapsid yang penting

dalam membungkus virus dan HBeAg. Gen permukaan mengkode protein pre-S1, pre-S2, dan

protein S. Gen X mengkode protein X yang berperan penting dalam proses karsinogenesis.

Sampai saat ini terdapat delapan genotipe virus Hepatitis B: genotype A, B, C, D, E, F, G, H. Genotipe B dan C paling banyak ditemukan di asia.

Page 18: Referat Imunisasi Dewasa

C. Gejala Klinis Hepatitis B akut

Masa inkubasi dari beberapa minggu sampai 6 bulan 30% pasien yang disertai ikterus serum sickness pada 10-20% kasus, dengan demam, artralgia,

artritis, dan kemerahan pada kulit. kadar ALT dan HBsAg akan menurun dan hilang bersamaan Kadar aminotransferase yang tinggi mencapai 1000-2000 IU/l

Hepatitis B kronik Paling sering adalah kelelahan, anoreksia, dan malaise. Kadang-kadang juga disertai nyeri ringan pada abdomen kanan

atas. Hepatitis B kronik dapat tidak bergejala Bila terdapat sirosis hati, reaktivasi infeksi dapat disertai dengan

ikterus dan gagal hati. Selain itu dapat pula disertai manifestasi klinis ekstrahepatik.

Page 19: Referat Imunisasi Dewasa

D. Vaksin Hepatitis B1. Indikasi Vaksin Hepatitis B

Pekerja di bidang kesehatan Petugas keamanan yang rentan terhadap paparan darah Pekerja di panti sosial Pasien hemodialisis Pasien yang membutuhkan transfusi darah maupun komponen

darah Kontak atau hubungan seks dengan karier Hepatitis B atau

Hepatitis B akut Turis yang bepergian ke daerah endemik Hepatitis B. Pengguna obat-obatan suntik Pria biseksual dan homoseksual Orang yang melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu

pasangan Pasien penyakit hati kronik Pasien yang berpotensi menjalankan transplantasi organ.

Page 20: Referat Imunisasi Dewasa

2. Cara Pemberian Diberikan secara intramuskular di otot deltoid pada

orang dewasa. Panjang jarum yang digunakan sebaikya 1-1,5 inci untuk memastikan vaksin masuk ke jaringan otot.

   Diberikan dalam 3 dosis pada bulan ke-0, 1, dan 6.

Dua dosis pertama merupakan dosis yang penting untuk membentuk antibodi. Dosis ketiga diberikan untuk mencapai kadar antibodi anti-HBs yang tinggi.

Page 21: Referat Imunisasi Dewasa

3. Efek Samping Vaksin Hepatitis B merupakan vaksin yang termasuk

aman. Efek yang ditimbulkan berupa nyeri di tempat injeksi, demam, reaksi anafilaksis, dan Sindrom Guillan-Barre.

4. Kontraindikasi Reaksi alergi terhadap komponen vaksin termasuk

thimerosal.

Page 22: Referat Imunisasi Dewasa

REKOMENDASI DOSIS VAKSIN HEPATITIS B

Keadaan Recombivax HB(10 µg/ml)

Engerix B(20 µg/ml)

Bayi* dan anak < 11 tahun 2,5 µg/ml 10 µg/ml

Anak / remaja (11-19 tahun) 5 µg/ml 20 µg/ml

Dewasa (> 20 tahun) 10 µg/ml 20 µg/ml

Pasien hemodialisis 40 µg/ml (1 ml)# 40 µg/ml (2 ml) ##

Pasien imunokompromais 10 µg/ml (1 ml)# 40 µg/ml (2 ml) ##

Jadwal yang dianjurkan bulan ke-0, 1, 6*Bayi yang lahir dengan ibu yang HBsAg (-)# Formulasi khusus## 2 dosis 1 ml disuntikkan di satu sisi dalam 4 dosis (bulan ke-0, 1, 2, 6)

Page 23: Referat Imunisasi Dewasa

REKOMENDASI PROFILAKSIS HEPATITIS B SETELAH PAPARAN PERKUTAN

Status imun pasien yang

terpapar

Rekomendasi bila sumber HBsAg (+)

Rekomendasi bila sumber HBsAg (-)

Rekomendasi bila status

HBsAg sumber tidak diketahui

Belum divaksinasi  Sebelumnya sudah vaksinasiIndividu responder  Non responder  Respon tidak diketahui

HBIG  0,06 mg/kg + vaksin Hepatitis B   Terapi (-) atau pertimbangkan booster 2 x HBIG atau1 x HBIG + vaksinasi Hepatitis B Tes anti-HBs individu yang terpaparBila inadekuat : 1 x HBIG + booster vaksin Hepatitis BBila adekuat: terapi -

Inisiasi vaksin Hepatitis B   Terapi (-)  Terapi (-)Terapi (-)  Terapi (-)

Inisiasi vaksin Hepatitis B   Terapi (-)  Bila sumber risiko tinggi: terapi seolah-olah HBsAg (+) Tes anti-HBs individu yang terpaparBila inadekuat : booster vaksin Hepatitis BBila adekuat: terapi-

Page 24: Referat Imunisasi Dewasa

IV. VAKSINASI MENINGOKOKUS

A. EpidemiologiPada negara-negara epidemis

meningokokus, sekitar 5% anak usia 2 sampai 12 tahun telah memiliki kekebalan alami secara pasif terhadap meningokokus serogrup A, B dan C. Pada usia 6-8 tahun imunitas terhadap serogrup C diperoleh lebih dari 90%. Sedangkan imunitas terhadap serogrup A diperoleh lebih awal yaitu usia 18 bulan pada lebih 90% anak-anak di Amerika Serikat. Data mengenai kekebalan terhadap meningokokus di Indonesia sampai saat ini belum ada. Oleh karena itu, pada pada orang dewasa diperlukan perlindungan terhadap kuman tersebut.

Page 25: Referat Imunisasi Dewasa

B. Bakteriologi Termasuk golongan Neisseria menigitides

(meningokokus) bakteri diplokokus gram negatif, nonmotil yang secara

alami hidup di dalam tubuh manusia pada kondisi anaerob.

Page 26: Referat Imunisasi Dewasa

C. Gejala Klinis 

Gejala Klasik Sakit kepala dikeluhkan oleh 90% Kaku kuduk dikeluhkan oleh 85% Demam dikeluhkan oleh 90% Muntah dikeluhkan oleh 35% Photophobia Bingung Kejang Ruam kulit

Gejala yang tidak klasik Kelemahan dan kelumpuhan lokal terutama di daerah muka Nyeri dan bengkak persendian pada 1 atau lebih sendi Hipotensi

Page 27: Referat Imunisasi Dewasa

D. Vaksinasi 1. Indikasi Vaksin Meningokokus

Faktor risiko terjadinya penyakit meningokokus diantaranya:

Orang dengan defisiensi komplemen pada sistem imun Orang dengan asplenia anatomik atau fungsional Orang yang sedang mengalami infeksi pernafasan Perokok aktif dan pasif Keramaian di ruang tertutup Kontak dekat dengan orang terinfeksi atau kontak

langsung dengan sekret pernafasan, kerongkongan, dan saliva orang yang terinfeksi misalnya ciuman, minum dengan gelas/botol yang sama.

Tinggal di asrama Tentara Bepergian ke daerah biasa meningitis Jemaah haji

Page 28: Referat Imunisasi Dewasa

2. Cara Pemberian Vaksin meningitis tersedia untuk yang disebabkan oleh Neisseria

meningitides. Terdapat 2 tipe yaitu: Meningococcal Conjugate Vaccine (MCV4) Meningocal Polysaccharide Vaccine (MPSV4)

  MCV4 untuk usia 2-55 tahun, sementara MPSV4 untuk yang berusia

> 55 tahun. MCV4 diberikan dosis tunggal dan disarankan untuk diulang 5 tahun sekali sementara MPSV4 cukup satu kali saja pada usia >55 tahun.

Cara pemberian vaksin berupa dosis tunggal 0,5 ml disuntikan subkutan di daerah deltoid atau glutea.

Vaksin diberikan pada jemaah haji minimal 10 hari sebelum berangkat ke Arab Saudi, dan bagi jemaah yang sudah divaksin sebelumnya (kurang dari tiga tahun) tidak perlu vaksinasi ulang. Jemaah yang melakukan vaksinasi kurang dari 10 hari harus diberi juga profilaksis Cyprofloxacin 500 mg dosis tunggal.

Page 29: Referat Imunisasi Dewasa

3. Efek Samping Sering didapatkan nyeri pada tempat suntikan, Kemerahan dan

bengkak Reaksi sistemik berupa nyeri kepala, nyeri otot, lesu, mual,

nyeri sendi, menggigil dan demam lebih dari 38oC. Pada umumnya tidak berat dan berlangsung satu hingga dua

hari, sekitar 23,6 persen penerima vaksin membutuhkan analgetik atau antipiretik atau parasetamol 500 mg.

bila ditemukan reaksi anafilatik seperti keringat dingin atau tanda-tanda reaksi alergi berat berupa susah bernapas, suara serak, timbul bintil-bintil merah di kulit, pucat, lemas jantung berdebar, maka akan segera diberikan suntikan epinephrine 1:1000 sebanyak 0,5 cc secara intramuskular.

 4. Kontraindikasi

kontra indikasi apabila terdapat riwayat anafilaktik pada imunisasi terdahulu, sedang menderita penyakit demam akut yang berat dan wanita hamil.

Page 30: Referat Imunisasi Dewasa

V. VAKSINASI HUMAN PAPILOMA VIRUS (HPV)

A. Epidemiologi Setiap dua menit, ada satu orang wanita di seluruh dunia

meninggal karena kanker servik. 16 dari 100.000 kaum hawa di seluruh dunia, menderita kanker servik, dan sekitar 9 dari 100.000 orang meninggal dunia. Tak ayal, penyakit ini menjelma jadi perenggut nyawa nomor dua pada wanita setelah kanker payudara, dan ketiga menyusul kanker paru.

Penyebaran HPV dipengaruhi oleh letak geografis. Tipe yang paling umum dijumpai justru yang paling berbahaya, yakni 16 dan 18. Tipe 16 biasa ditemukan di wilayah seperti Eropa, Amerika Serikat, dan wilayah lainnya. Sementara tipe 18 lebih banyak ditemukan di Asia.

Infeksi HPV dapat terjadi saat hubungan seksual pertama, biasanya pada masa awal remaja dan dewasa. Prevalensi tertinggi (sekitar 20%) ditemukan pada wanita usia kurang dari 25 tahun. Pada wanita usia 25-55 tahun dan masih aktif berhubungan seksual berisiko terkena kanker servik sekitar 5-10 persen.

Page 31: Referat Imunisasi Dewasa

B. Virologi Akronim dari PApillomavirus, POlyomavirus Asam nukleat : DNA PapilomaVirus karsinoma serviks   ← HPV tipe 16, 18

Page 32: Referat Imunisasi Dewasa

C. Gejala FisikGejala fisik yang terlihat pada

wanita :Kutil pada organ kelamin, dubur/anus

atau pada permukaan vaginaPendarahan yang tidak normalVagina menjadi gatal, panas atau sakit

Gejala fisik yang terlihat pada pria :Kutil pada penis, anus atau skrotumKutil pada uretra (mungkin terjadi

penurunan jumlah urin)

Page 33: Referat Imunisasi Dewasa

D. Vaksinasi1. Indikasi Vaksin HPVVaksin dipelajari pada wanita muda

(16-26 tahun) yang belum pernah terpapar dengan vaksin HPV 4 tipe ini (16,18,6, dan 11). Hasilnya, vaksin 100%  efektif mencegah prakanker servik, dan hampir 100% efektif mencegah prakanker vulva

Wanita menyusui boleh menerima vaksin HPV.

Page 34: Referat Imunisasi Dewasa

2. Cara pemberian Vaksin sebaiknya diberikan dalam satu seri, 3

kali injeksi intramuskular selama periode 6 bulan. Vaksin kedua dan ketiga diberikan setelah 2 dan 6 bulan pemberian pertam

Page 35: Referat Imunisasi Dewasa

3. Efek samping vaksin aman dan tidak menyebabkan efek

samping serius. Efek yang sering ditemukan adalah nyeri pada

sisi injeksi.

4. Kontraindikasi Bagi individu dengan riwayat hipersensitif 

Page 36: Referat Imunisasi Dewasa

JADWAL IMUNISASI DEWASA YANG DIREKOMENDASIKAN OLEH PAPDI TAHUN 2010.

GROUP AUSIA

VAKSIN 19 – 26 Tahun 27 – 49 Tahun 50 – 59 Tahun

60 – 64 Tahun

≥ 65 Tahun

Tetanus, difteri, pertusis (Td/Tdp) Imunisasi primer diberikan dalam 3 dosis (bulan 0,1,7-13), Tdp diberikan pada salah satu dosis dan Td pada 2 dosis lainnya. Selanjutnya diberikan 1 dosis

booster Td setiap 10 tahun

1 dosis booster Td setiap 10 tahun

Human Papilloma Virus/HPV * (kanker Leher Rahim) 3 dosis (bulan ke 0, 1 atau 2, 6 )

Varicella (Cacar Air) 2 dosis (0, 4 -8 minggu kemudian )

Typhoid (Demam Typhoid) 1 dosis untuk # tahun

Measles, Mumps, Rubella MMR (Campak, Gondongen, Campak Jerman)**

1 atau 2 dosis

Influenza 1 dosis tiap tahun

Pneumococal (Pneumonia) 1 dosis

Hepatitis A 2 dosis (bulan ke 0, 6, 12)

Hepatitis B 3 dosis (bulan ke 0, 1, 6)

Hepatitis A & B 3 dosis (bulan ke 0, 3, 6) / 4 dosis(hari ke 0, 7, 21 dan bulan ke 21)

Meningocacal (meningitis) 3 dosis untuk 3 tahun

Page 37: Referat Imunisasi Dewasa

TERIMA KASIH