referat gangguan gizi

Upload: radenroro-anggraeni-part-iii

Post on 14-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gangguan gizi

TRANSCRIPT

Slide 1

Dipresentasikan Oleh :Zahrotul AimahJ500 070 048

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

REFERATGANGGUAN GIZIDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Dokter UmumFakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pembimbing:dr. A. Septiarko SpAdr. Hj. Elief Rohana Sp.A, M kes

BAB I PENDAHULUANBAB IITINJAUAN PUSTAKADEFINISI KLASIFIKASI Etiologi 1. Faktor utama Peranan diet Peranan penyakit atau infeksi2. Faktor lain Peranan sosial ekonomi

PATOFISIOLOGI

Patofisiologi contAsupan energi yang jauh melebihi kebutuhan tubuhPemberian makanan pendamping ASI yang terlalu diniKelebihan energi yang disimpan dalam bentukjaringan lemak.Ketidak seimbangan kaloriMANIFESTASI KLINIKMarasmus8Kwshiorkor8Obesitas7Pertumbuhan berkurang atau berhentiTerlihat sangat kurusPenampilan wajah seperti orangtuaPerubahan mentalCengengKulit kering, dingin, mengendor, keriputLemak subkutan menghilang hingga turgor kulit berkurangOtot atrofi sehingga kontur tulang terlihat jelasVena superfisialis tampak jelasUbun ubun besar cekungtulang pipi dan dagu kelihatan menonjolmata tampak besar dan dalamKadang terdapat bradikardiTekanan darah lebih rendah dibandingkan anak sebayaPerubahan mental sampai apatisAnemiaPerubahan warna dan tekstur rambut, mudah dicabut / rontokGangguan sistem gastrointestinalPembesaran hatiPerubahan kulitAtrofi ototEdema simetris pada kedua punggung kaki, dapat sampai seluruh tubuh.wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu rangkapleher relatif pendekdada membusung dengan payudara membesar- perut membuncit dan striae abdomen- pada anak laki-laki : Burried penis, gynaecomastia- pubertas dini- genu valgum (tungkai berbentuk X) dengan kedua pangkal paha bagian dalam salingmenempel dan bergesekan yang dapat menyebabkan laserasi kulit*Manifestasi klinis dari marasmic-kwashiorkor merupakan campuran gejala marasmus dan kwashiorkorDIAGNOSISKekurangan Energi Protein ( Marasmus, Kwashiorkor, marasmic-kwashiorkor)Obesitas Ditegakkan dengan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta pengukuran antropometri. - BB/TB < -3 SD atau , 70 % dari median (marasmus)- Edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh (kwashiorkor: BB/TB > - 3 SD atau marasmic kwashiorkor: BB/TB < -3SD).

Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan antropometri-Indeks massa tubuh (IMT). Obesitas bila IMT P > 95 kurva IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin dari CDC-WHO.-Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan kulit/TLK). Obesitas bila TLK Triceps P > 85.

PENATALAKSANAAN1. Tatalaksana umum kekurangan energi protein: Penanganan umum meliputi 10 langkah dan terbagi dalam 3 fase yaitu: fase stabilisasi, fase transisi, fase rehabilitasi dan fase tindak lanjut.

2. Tata laksana Obesitas - Prinsipnya adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi, dengan cara pengaturan diet, peningkatan aktifitas fisik, dan mengubah/modifikasi pola hidup. Terapi intensif Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan yang disertai komplikasi yang tidak memberikan respon pada terapi konvensional, terdiri dari diet berkalori sangat rendah (very low calorie diet), farmakoterapi dan terapi bedahKESIMPULANGangguan gizi atau malnutrisi adalah suatu keadaan defisiensi, kelebihan atau ketidak seimbangan protein energi dan nutrien lain yang dapat menyebabkan gangguan fungsi pada tubuhSecara umum malnutrisi terbagi atas dua bagian yaitu undernutrisi dan overnutrisiMarasmus adalah bentuk malnutrisi energi protein yang terutama disebabkan kekurangan kalori berat dalam jangka waktu lamaKwashiorkor adalah sindrom klinis yang diakibatkan dari defisiensi protein berat dan asupan kalori yang tidak adekuat.Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan organnya

Kesimpulan contMalnutrisi primer adalah kejadian KEP akibat kekurangan asupan nutrisiMalnutrisi sekunder disebabkan karena adanya penyakit utama, seperti kelainan bawaan, infeksi kronis ataupun kelainan pencernaan dan metabolik, yang mengakibatkan kebutuhan nutrisi meningkat, penyerapan nutrisi yang turun dan/meningkatnya kehilangan nutrisiObesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemakPengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamusPenanganan umum KEP meliputi 10 langkah dan terbagi dalam 3 fase yaitu: fase stabilisasi, fase transisi, fase rehabilitasi dan fase tindak lanjutPenatalaksanaan obesitas prinsipnya adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi, dengan cara pengaturan diet, peningkatan aktifitas fisik, dan mengubah/modifikasi pola hidup

TERIMAKASIH