referat gangguan dismorfik tubuh

Upload: arifin-ayob

Post on 06-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Referat

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANPasien dengan gangguan dismorfik tubuh memiliki perasaan subjektif yang pervasif mengenai keburukan beberapa aspek penampilan walaupun penampilan mereka normal atau hampir normal. Inti gangguan ini adalah keyakinan atau ketakutan seseorang yang kuat bahwa ia tidak menarik atau bahkan menjijikkan. Rasa takut ini jarang bisa dikurangi dengan pujian atau penentraman, meskipun pasien yang khas dengan gangguan ini cukup normal penampilannya.1Gangguan dismorfik tubuh ini merupakan salah satu dari lima gangguan somatoform spesifik yang dijelaskan pada revisi teks edisi kedua Lange: Current Diagnosis & Treatment In Psychiatry, Second Edition., ditandai dengan keyakinan yang salah atau persepsi yang berlebihan bahwa suatu bagian tubuhnya cacat.2BAB IIPEMBAHASANDEFINISI

Gangguan Dismorfik Tubuh adalah suatu preokupasi terhadap beberapa kecacatan dalam penampilan yang dibayangkan, oleh orang yang sebenarnya berpenampilan normal. Jika muncul sedikit kelainan fisik, orang tersebut akan memerdulikannya secara berlebihan. Preokupasi dikaitkan dengan banyak mengkonsumsi waktu ritual seperti memandang cermin. Mereka sering perawatan dermatologis dan bedah kosmetik berbanding ke dokter jiwa. Kondisi ini mudah diremehkan dan stigma.4EPIDEMIOLOGI

Gangguan dismorfik tubuh ini keadaan yang sedikit dipelajari, sebagian karena pasien lebih cenderung pergi ke dermatologis, internis, atau ahli bedah plastik daripada ke psikiater. Usia onset paling sering adalah dari remaja sampai dekade tiga yakni antara 15-30 tahun dan perempuan lebih sering terkena daripada laki-laki. Gangguan dismorfik tubuh lazim timbul bersamaan dengan gangguan jiwa lain. Satu studi menemukan bahwa lebih dari 90% pasien dengan gangguan dismorfik tubuh pernah mengalami episode depresif berat didalam hidup mereka, kira-kira 70% pernah mengalami gangguan ansietas, dan kira-kira 30% pernah mengalami gangguan psikotik.1,5, 10ETIOLOGI

Penyebab gangguan dismorfik tubuh tidak diketahui. Komorbiditas yang tinggi dengan gangguan depresif, riwayat keluarga dengan gangguan mood dan obsesif kompulsif, serta patofisiologi gangguan mungkin melibatkan serotonin dan dapat berhubungan dengan gangguan jiwa lain. Konsep stereotipik dari keluarga didalam budaya juga mungkin mempengaruhi gangguan ini. Pada konsep psikodinamika, gangguan dismorfik tubuh dilihat sebagai tindakan pemindahan konflik seksual atau emosional ke bagian tubuh yang tidak berkaitan. Hubungan tersebut terjadi melalui mekanisme pertahanan represi, disosiasi, distorsi, simbolisasi, dan proyeksi. Beberapa orang dengan gangguan ini telah dipicu oleh kejadian tertentu, seperti menggoda/diganggui oleh orang-orang disekitarnya.1,4GEJALA KLINIK

Kekhawatiran yang paling lazim mencakup ketidaksempurnaan wajah, meliputi kerutan, bentuk hidung, kelebihan rambut wajah, dan ketidaksimetrisan wajah. Keluhan mengenai kaki, tangan, punggung, payudara, dan genital lebih jarang. Gejala terkait yang lazim ditemukan mencakup gagasan atau waham rujukan (biasanya mengenai orang yang memperhatikan ketidaksempurnaan tubuh), baik mengaca berlebihan maupun menghindari permukaan yang dapat memantul, serta upaya menyembunyikan deformitas yang dianggap (dengan tata rias atau pakaian). Gangguan dapat sangat mengganggu, yang menyebabkan kunjungan berulang kali ke ahli bedah plastik dan ahli dermatologi untuk memperbaiki kecacatannya. Terdapat penghindaran situasi sosial atau pekerjaan karena gelisah dan takut diperhatikan. Gangguan depresif, disforia dan kekhawatiran sering terjadi. Seluruh hidup penderita mungkin terpengaruh: menjadi terisolasi secara sosial, membatasi aktivitasnya dan biasa tidak menikah, sering memeriksa penampilannya dengan cermin, dan sering mengubah gaya rambut untuk mengubah penampilan mereka.1,3DIAGNOSISDiagnosis gangguan dismorfik tubuh membutuhkan preokupasi mengenai defek khayalan terhadap penampilan atau penekanan yang berlebihan terhadap sedikit defek. Preokupasi ini menyebabkan distress emosional yang signifikan atau secara nyata mengganggu kemampuan mereka berfungsi dalam area penting.1Menurut Kriteria Diagnostik DSM-V Gangguan Dismorfik Tubuh yakni:

A. Preokupasi dengan satu atau lebih kecacatan yang dirasakan atau kekurangan dalam penampilan fisik yang tidak dapat diamati atau tampak sedikit berbeda dengan yang lain.B. Di waktu tertentu, pasien melakukan perilaku berulang (seperti sering melihat cermin, berdandan) atau membandingkan penampilannya dengan orang lain sebagai respon dalam menanggapi konser penampilan.

C. Preokupasi ini menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya dalam fungsi sosial, pekerjaan, dan area fungsi penting lain.

D. Preokupasi ini tidak melibatkan kekhawatiran dengan lemak tubuh atau berat badan pada individu yang gejalanya memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan makan.3

DIAGNOSA BANDING

Distorsi citra tubuh terjadi pada anoreksi nervosa, gangguan identitas gender, dan beberapa jenis kerusakan otak tertentu (contohnya sindrom acuh/neglect). Gangguan dismorfik tubuh juga harus dibedakan dengan kepedulian normal seseorang mengenai penampilannya.1Anoreksia nervosa atau transseksualisme tidak memenuhi kriteria diagnostik gangguan dismorfik tubuh, karena dua keadaan ini ditandai dengan gangguan citra seluruh tubuh dan bukan beberapa kekurangan penampilan yang dibayangkan. Pada gangguan dismorfik tubuh, seseorang mengalami distress emosional yang signifikan serta hendaya fungsi karena kekhawatiran tersebut.1,3,6Pada gangguan waham keyakinan seseorang akan cacat penampilannya mempunyai intensitas waham, yang berdasarkan definisi bukan kasus pada gangguan dismorfik tubuh. Walaupun pembedaan antara gagasan yang dipegang erat dengan waham sulit dilakukan, jika preokupasi pasien akan defek tubuh yang dirasakan pada kenyataanya memiliki intensitas waham, diagnosis yang sesuai adalah gangguan waham tipe somatik. Pertimbangan diagnostik lain adalah gangguan kepribadian narsistik, kepedulian mengenai bagian tubuh hanya gambaran kecil di dalam kumpulan umum cirri kepribadian. Pada gangguan depresif, skizofrenia, dan gangguan obsesif-kompulsif, gejala lain gangguan ini biasanya terlihat segera, bahkan ketika gejala awalnya adalah kepedulian yang berlebihan akan tubuh.1,3,6PENATALAKSANAAN

Meskipun terapi perilakukognitif dan psikoterapi psikodinamik telah dijelaskan bermanfaat, dan terapi kognitif-perilaku harus dijadikan pengobatan pilihan lini pertama, hasil terbaik tampaknya dapat diperoleh dengan menggunakan obat antidepresan penghambat ambilan serotonin.7 Terapi pada pasien dengan gangguan dismorfik tubuh dengan prosedur bedah, dermatologis, atau prosedur medis lain untuk menyelesaikan defek trisiklik, monoamine oxidase inhibitors (MAOI), pimozide (Orap) dilaporkan berguna pada kasus tertentu, data yang lebih besar menunjukkan bahwa obat yang spesifik serotonin; contohnya clomipramine (Anafranil) dan fluoxetine (Prozac), efektif dalam mengurangi gejala sedikitnya 50% pasien.9 Pada pasien manapun dengan gangguan jiwa yang terjadi bersamaan, seperti gangguan depresif atau gangguan ansietas, gangguan yang juga ada ini harus diterapi dengan farmakoterapi dan psikoterapi yang sesuai. Berapa lama terapi harus dilanjutkan setelah gejala gangguan dismorfik tubuh mengalami remisi tidak diketahui.1, 3,PROGNOSIS

Perjalanan sering kronik, menetap selama beberapa tahun, dan semakin lama, semakin memburuk meskipun diterapi.3BAB III

KESIMPULAN Pada gangguan dismorfik tubuh (dismorfofobia) terdapat preokupasi terhadap beberapa cacat penampilan yang dibayangkan, pada orang yang terlihat normal, yang tidak berorientasi waham. Usia onset paling sering terjadi adalah antara 15-30 tahun dan perempuan lebih sering daripada laki-laki.Awitan gangguan dismorfik tubuh biasanya bertahap, orang yang mengalaminya dapat mengalami kekhawatiran yang bertambah mengenai bagian tubuh tertentu sampai orang tersebut memperhatikan bahwa fungsinya terganggu sedangkan ianya hanyalah khayalan.

DAFTAR PUSTAKA1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan., Synopsis of Psychiatry, Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10thed. Philadelphia; Lippincott Williams and Wilkins, 2007.

2. Michael HE, Peter TL, Barry N, Lange : Current Diagnosis & Treatment In Psychiatry, Second Edition, 2008.3. Maslim R, Diagnosis Gangguan Jiwa dari PPDGJ-III, F45 Gangguan Somatoform, Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta, 2013; 844. Veale D., Review: Body dysmorphic disorder, diunduh dari http://pmj.bmj.com pada Februari 5, 2015/ Postgrad Med J 2004; 80:6771. doi: 10.1136/pmj.2003.0152895. Katherine AP, Body dysmorphic disorder: recognizing and treating imagined ugliness. World Psychiatry Association. 2004 Feb; 3(1): 1217.6. Sarah K.M., Cara B, Jamie D.F., Visual processing in anorexia nervosa and body dysmorphic disorder: similarities, differences, and future research directions. J Psychiatr Res. 2013 October; 47(10): 14831491. doi:10.1016/j.jpsychires.2013.06.003.BDD 3

7. Katherine A, Phillips, Eric H., etl. Treating Body Dysmorphic Disorder with Medication: Evidence, Misconceptions, and a Suggested Approach; Body Image. 2008 March ; 5(1): 1327.doi:10.1016/j.bodyim.2007.12.003.8. Michelle C., William M., Kathryn F., Poonam M., Hillary C., Katherine A.P., Prevalence and clinical characteristics of body dysmorphic disorder in an adult inpatient setting. Gen Hosp Psychiatry. 2008 ; 30(1): 6772. doi:10.1016/j.genhosppsych.2007.09.004.9. Jon E.G., Recognizing and Treating Body Dysmorphic Disorder. Ann Clin Psychiatry. 2005; 17(4): 205210.10. Katherine A.P., William M., Christina F., Gender similarities and differences in 200 individuals with body dysmorphic disorder. Compr Psychiatry. 2006 ; 47(2): 77