referat bedah syaraf - myelocele
DESCRIPTION
meningiokelTRANSCRIPT
REFERAT BEDAH SARAF
MYELOKEL
Oleh:
Ivan Aristo G99141146
Indra Santoso G99141160
Akrim Permitasari G99141173
Zakiatunnisa G99142131
KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2015
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Myelokel merupakan salah satu dari kelainan kongenital dari spinal dan spinal
cord yang disebut open spinal dysraphisms, yaitu defek dari penutupan primer dari neural
tube yang menyebabkan terbukanya struktur syaraf tanpa adanya kulit yang menutupi.
2. EPIDEMIOLOGI
Diduga 300.000 orang di seluruh dunia terkena kelainan defek dari penutupan
primer neural tube, biasanya didiagnosis saat lahir atau pada awal masa bayi, tetapi
kadang-kadang dapat ditemukan pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.
Myelomeningocele dan myelokel merupakan sekitar 95% dari dysraphism tulang
belakang. Terdapat tanda identik yang membedakan myelokel dengan myelomeningocele
yaitu pada myelomeningocele bulging sedangkan myelokel berbentuk datar.
3. PATOFISIOLOGI
Defek neural tube adalah hasil dari suatu proses teratogenik yang menyebabkan
gagal penutupan dan diferensiasi abnormal dari embryonic neural tube. Defek neural tube
terjadi antara hari ke-17 dan 30 kehamilan, pada saat ibu mungkin tidak menyadari bahwa
dia hamil dan janin diperkirakan seukuran sebutir beras.
Myelokel merupaakan hasil dari gagalnya penutupan neural tube di sebelah
kaudal, mengakibatkan lesi terbuka yang menyebabkan tereksposnya akar saraf,
meninges, badan vertebra, dan kulit. Tingkat anatomi dari myelokel secara kasar
berkorelasi dengan gangguan neurologis pasien, motorik, dan defisit sensorik.
Myelokel dikaitkan dengan perkembangan abnormal dari cranial neural tube, yang
menghasilkan beberapa anomali dari SSP. The Chiari malformasi tipe II ditandai dengan
hipoplasia cerebellar dan berbagai tingkat perpindahan dari caudal batang otak yang lebih
rendah ke dalam canalis cervicalis atas melalui foramen magnum. Deformitas ini
menghambat aliran dan penyerapan cairan serebrospinal (CSF) dan menyebabkan
hydrocephalus, yang terjadi pada lebih dari 90% dari bayi dengan myelomeningocele.
Cerebral korteks displasia, termasuk heterotopia, polymicrogyria, laminasi yang
abnormal, talamus yang menyatu, dan kelainan corpus callosum, juga sering terjadi.
Selain itu, struktur mesodermal yang mengelilingi neural tube, seperti vertebra dan tulang
rusuk, mungkin cacat.
2
Elemen saraf yang tidak terproteksi memiliki risiko bahaya yang tinggi selama
persalinan. Sequelae dari defek neural tube bisa disebabkan langsung oleh karena
kurangnya perlindungan yang bisa terjadi secara mekanis, jaringan parut dengan
penutupan, dan / atau kurangnya dukungan vaskular atau dari trauma yang lain pada
elemen syaraf yang rapuh.
Kerusakan neurologis umumnya menghasilkan gangguan neurogenik pada usus
dan kandung kemih, yang mengarah ke inkontinensia. Dengan kurangnya rangsang saraf,
kandung kemih berkontraksi sehingga menyebabkan hidronefrosis, bersama dengan
infeksi dan gagal ginjal, yang mungkin menjadi penentu utama prognosis pada pasien
dengan myelokel.
Sebagai pola, persarafan neurologis pada ekstremitas inferioe tidak simetris antara
fleksor dan ekstensor; tingkat yang sesuai lebih rendah (caudal) untuk ekstensor daripada
fleksor. Umumnya, ketidakseimbangan otot muncul pada pasien dengan myelokel, yang
menghasilkan kontraktur sendi dan masalah perkembangan, seperti dislokasi panggul dan
deformitas tulang belakang.
Kecerdasan normal dapat diusahakan dengan shunting agresif untuk hidrosefalus,
meskipun aktivitas kejang sekunder untuk defek neural tube dapat muncul. Selain itu,
cacat halus dalam koordinasi dapat berhubungan dengan defisiensi cerebellar dari
malformasi Arnold-Chiari, yang merupakan malformasi otak kecil, dengan pemanjangan
tonsil cerebellar dan dengan otak kecil ditarik ke dalam ventrikel keempat. Kondisi ini
juga ditandai dengan kekerdilan medula dan pons dan dengan hidrosefalus internal.
Bahkan, semua pasien dengan spina bifida cystica (kegagalan untuk menutup caudally)
memiliki beberapa bentuk malformasi Arnold-Chiari (kegagalan untuk menutup
cranially).
Myelomeningocele sering terjadi bersama dengan sistem multi anomali
kongenital. Umumnya anomali sumbing, kelainan jantung, dan anomali saluran
urogenital. Anomali saluran kemih, seperti ginjal soliter atau ureter cacat, dapat
berkontribusi untuk peningkatan morbiditas dengan adanya disfungsi kandung kemih
neurogenik.
Selama perkembangan janin, neuroectoderm menebal ke dalam neural plate, yang
kemudian melipat ke neural groove saat somit muncul. Kemudian groove menjadi lebih
dalam untuk membentuk neural tube, dan fusion dorsal dimulai terpusat, memperluas ke
arah cephal dan caudal, dengan cephalad pole berfusi pada hari ke-25. Ventrikel menjadi
permeabel pada 6 sampai 8 minggu kehamilan yang pada pasien dengan myelokel
3
mengalami keabnormalitasan pada proses ini.
Beberapa studi menunjukkan bahwa peningkatan jumlah bahan neural crest pada
defek mencegah penutupan neural tube. Hipotesis lain adalah bahwa sudah terjadi
penutupan tetapi kemudian mengalami ruptur; peningkatan permeabilitas rhombic groove
menyebabkan sekresi CSF lebih besar dan peningkatan tekanan luminal, dengan neural
tube yang kemudian berkembang dan membelah elemen saraf di daerah terlemah (yaitu,
cephalic dan ujung ekor).
Obesitas adalah lazim pada anak-anak dengan myelokel, terutama mereka dengan
tingkat lesi setinggi lumbar dan torakal, karena berkurangnya kapasitas untuk
pengeluaran kalori. Massa otot yang menurun di bagian tubuh bawah berperan dalam
menyebabkan tingkat metabolisme basal yang lebih rendah. Selain itu, tingkat aktivitas
umumnya lebih rendah dari pada anak-anak yang tidak menderita defek sebagai akibat
langsung dari defisit mobilitas-lesi dan sebagai akibat tidak langsung dari menurunnya
peluang untuk anak-anak disable untuk berpartisipasi dalam permainan fisik.
Obesitas dapat mengerahkan dampak negatif pada citra diri dan selanjutnya
mengabadikan siklus aktif dan makan berlebihan. Berat badan yang berlebihan
menghambat kemandirian yang maksimal dan ambulasi.
Kepadatan mineral tulang menurun pada pasien dengan myelokel. Penanda
reabsorpsi tulang telah ditemukan lebih sering pada ambulators dan nonambulators
terbatas daripada pada anak-anak yang ambulasi secara teratur.
Anak-anak dengan myelokel berada pada risiko tinggi fraktur ekstremitas bawah.
Menrunnya aktivitas otot pada ekstremitas bawah yang mengalami paralisis dan tekanan
dari beban berat badan menyebabkan massa tulang menurun. Selain itu, banyak patah
tulang terjadi setelah intervensi ortopedi, terutama setelah prosedur terkait dengan
imobilisasi cast. Fraktur di myelomeningocele cenderung sembuh dengan cepat, dan
pembentukan kalus berlebihan sering terlihat.
Penentu utama kerusakan saluran kemih atas adalah tekanan intravesika dalam
situasi penyimpanan dan berkemih. Sebuah insiden tinggi refluks vesicoureteral dan
dilatasi ureter telah ditemukan pada pasien dengan myelokel yang titik bocornya berada
pada tekanan yang lebih besar dari 40 cm air.
Tekanan tinggi mungkin akibat dari peningkatan resistensi atau menurunnya
compliance dari kandung kemih. Peningkatan resistensi mungkin disebabkan oleh
sfingter dyssynergia atau fibrosis dari sfingter denervated. Penurunan compliance dinding
kandung kemih berhubungan dengan arefleksia dari detrusor tersebut. Semua disfungsi
4
urologi dapat terjadi pada penderita myelokel, tetapi manifestasi dapat bervariasi dari
waktu ke waktu karena status neurologis berubah dalam beberapa pasien.
4. MANIFESTASI KLINIS
Diagnosis dapat diketahui melalui analisa riwayat kesehatan dari individu tersebut
(jika bukan bayi), riwayat kesehatan keluarga dan penjelasan yang detail tentang
kehamilan dan kelahiran.
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis
dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala,
sedangkan yang lain mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda
spinalis.
a. Spina bifida okulta
- Seringkali asimtomatik
- Tidak ada gangguan pada neural tissue
- Regio lumbaldansakral
- Defek berbentuk dimpel, seberkas rambut, nevus
- Gangguan traktus urinarius (mild)
b. Spina bifida aperta
Meningokel
- Tertutupi oleh kulit
- Tidak terjadi paralisis
Mielomeningokel
- Tidak tertutup oleh kulit, tetapi mungkin ditutupi oleh membran yang transparan
- Terjadi paralisis
5. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan neurologis pada bayi cukup sulit; terutama untuk membedakan
gerakan volunter tungkai terhadap gerakan reflektoris. Diasumsikan bahwa semua
respons gerakan tungkai terhadap rangsang nyeri adalah refleksif; sedangkan adanya
kontraktur dan deformitas kaki merupakan ciri paralisis segmental level tersebut.
5
Cara pemeriksaannya : bayi ditelungkupkan di lengan pemeriksa, anggota gerak
bawah bayi disisi lengan bawah pemeriksa. Yang dinilai adalah letak scapula, ukuran
leher, bentuk tulang belakang dan gerakan.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Metode skrining tersering untuk mendiagnosis myelokel selama kehamilan
adalah skrining serum alfa feto protein maternal (MSAFP) pada trimester kedua, dan
ultrasonogafi.
Skrining MSAFP mengukur tingkat dari protein yang disebut alfa feto protein
(AFP) yang dibentuk secara alami oleh fetus dan plasenta. Selama kehamilan normal
sejumlah kecil dari AFP biasanya melintasi plasenta dan memasuki peredaran darah ibu.
Namun jika terdapat peningkatan yang abnormal dari protein ini pada peredaran darah
ibu mengindikasikan bahwa fetus mengalami defek pada vertebra. Namun demikian uji
MSAFP ini tidak spesifik untuk spina bifida dan uji ini tidak dapat menentukan secara
defenitif akan adanya masalah dengan fetus. Dengan demikian bila terdeteksi
peningkatan AFP dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tambahan seperti
Ultrasonografi atau Amniosentesis untuk menegakkan diagnosa.
Ultrasonografi dapat memberikan informasi mengenai penyebab peningkatan
AFP antara lain kelainan pada fetus ataupun jumlah fetus yang lebih dari satu. Pada spina
bifida akan tampak vertebra yang terbuka atau kelainan yang tampak pada otak bayi
yang menindikasikan Spina bifida.
Gambar 5. Teknik Amniosintesis (8)
Apabila Suda lahir maka dapat dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang :
- X ray dapat dilakukan untuk meng evaluasi kelaianan vertebral yang tampak pada foto
polos seperti skoliosis , deformitas panggul, fraktur patologis dan kelainan
abnormalitas lainnya yang dapat menimbulkan nyeri.
6
- CT scan dapat mengevaluasi kelainan yang dapat timbul , dapat berupa kelainan
seperti hifrocephalus
- Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan pemeriksaan terbaik untuk
mengavaluasi kelainan tersebut , kelainan herniasi dan keterlibatan cabang saraf.
7. Kesimpulan
- Myelokel merupakan defek dari penutupan primer dari neural tube yang menyebabkan
terbukanya struktur syaraf tanpa adanya kulit yang menutupi.
- Biasanya didiagnosis saat lahir atau pada awal masa bayi, tetapi kadang-kadang dapat
ditemukan pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.
- Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis dan
akar saraf yang terkena, mulai dari gangguan traktus urinarius hingga paralisis.
- Untuk menegakkan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan X ray, CT scan dan MRI.
7
Daftar Pustaka
Ausili E, Focarelli B, Tabacco F, et al. Bone mineral density and body composition in a myelomeningocele children population: effects of walking ability and sport activity. Eur Rev Med Pharmacol Sci. 2008 Nov-Dec. 12(6):349-54.
Canfield MA, Ramadhani TA, Shaw GM, et al. Anencephaly and spina bifida among Hispanics: maternal, sociodemographic, and acculturation factors in the National Birth Defects Prevention Study. Birth Defects Res A Clin Mol Teratol. 2009 Jul. 85(7):637-46.
Centers for Disease Control and Prevention. Spina bifida and anencephaly before and after folic acid mandate--United States, 1995-1996 and 1999-2000. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2004 May 7. 53(17):362-5.
Fletcher JM, Copeland K, Frederick JA, et al. Spinal lesion level in spina bifida: a source of neural and cognitive heterogeneity. J Neurosurg. 2005 Apr. 102(3 Suppl):268-79.
McLone DG, Knepper PA. The cause of Chiari II malformations: a unified theory. Pediatr Neurosci. 1989. 15:1-12.
Milunsky A, Jick H, Jick SS, Bruell CL, MacLaughlin DS, Rothman KJ, et al. Multivitamin/folic acid supplementation in early pregnancy reduces the prevalence of neural tube defects. JAMA. 1989 Nov 24. 262(20):2847-52.
Racial/ethnic differences in the birth prevalence of spina bifida - United States, 1995-2005. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2009 Jan 9. 57(53):1409-13.Vinck A, Nijhuis-van der Sanden MW, Roeleveld NJ, et al. Motor profile and cognitive functioning in children with spina bifida. Eur J Paediatr Neurol. 2010 Jan. 14(1):86-92.
Rasjad, Chairuddin. Penyakit Akibat Lesi Medula Spinalis dalam: Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Edisi Ketiga. Jakarta: Yarsif Watampone; 2009. Hal 257-9.
Sadler, T.W. Central Nervous System in : Langman’s Medical Embriology, 8th ed. Montana: Twin Bridges; P.194-5, 443-8
Scwarts, S. I. Neurosurgery in : Principles of Surgery. 9 th ed. USA; 2010. P. 904, 922
Thompson DN. Postnatal management and outcome for neural tube defects including spina bifida and encephalocoeles. Prenat Diagn. 2009 Apr. 29(4):412-9.
Wu YW, Croen LA, Henning L, et al. Potential association between infertility and spinal neural tube defects in offspring. Birth Defects Res A Clin Mol Teratol. 2006 Oct. 76(10):718-22.
8