ref tutorial1
DESCRIPTION
no describtion neededTRANSCRIPT
Menurut Tan dalam Rusman (2010), Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning)
merupakan inovasi dalam pembelajaran karena pada model ini kemampuan berpikir siswa
betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,
sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan
kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Howard Barrows dan Kelson (Amir, 2009: 21) mengungkapkan bahwa problem based
learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang
masalah-masalah yang menuntut mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting,
membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri
serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti
diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari-hari
Elaine Johnson (2002: 183) berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas
yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan,
membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.
Cece Wijaya (1996: ) mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah suatu kegiatan atau suatu
proses menganalisis, menjelaskan, mengembangkan atau menyeleksi ide, mencakup
mengkategorisasikan, membandingkan dan melawankan (contrasting), menguji argumentasi
dan asumsi, menyelesaikan dan mengevaluasi kesimpulan induksi dan deduksi, menentukan
prioritas dan membuat pilihan. Dede Rosyada (2004: 170), kemampuan berpikir kritis tiada
lain adalah kemampuan siswa dalam menghimpun berbagai informasi lalu membuat sebuah
kesimpulan evaluatif dari berbagai informasi tersebut. Selanjutnya Alec Fisher (2009: 10)
mendefinisikan berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif
terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.
Sapriya (2011: 87) mengemukakan bahwa tujuan berpikir kritis ialah untuk menguji suatu
pendapat atau ide, termasuk dalam proses ini adalah melakukan pertimbangan atau pemikiran
yang didasarkan pada pendapat yang diajukan. Tujuan berpikir kritis untuk menilai suatu
pemikiran, menafsir nilai bahkan mengevaluasi pelaksanaan atau praktik suatu pemikiran dan
nilai tersebut.
hanche (Huitt, 1998) seorang ahli psikologi kognitif mendefinisikan berpikir kritis sebagai
kemampuan untuk menganalisis fakta, membangkitkan dan mengatur ide, mempertahankan
pendapat, membuat perbandingan, mean.narik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan
memecahkan masalah. Glazer (2001) berpendapat bahwa, berpikir kritis dalam matematika
adalah kemampuan dan disposisi untuk melibatkan pengetahuan sebelumnya, penalaran
matematis, dan strategi kognitif untuk menggeneralisasi, membuktikan atau mengevaluasi
situasi matematis yang kurang dikenal dalam cara yang reflektif. Menurut Sukmadinata
(2004) berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam
menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberikan keyakinan, menganalisis
asumsi, dan pencarian ilmiah. Sedangkan Swart dan Perkin (Hassoubah, 2004) menyatakan
bahwa berpikir kritis berarti mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk
dipakai sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian.
Menurut beberapa pakar teknologi terdapat beberapa definisi teknologi informasi (dalam
Abdul Kadir dan Terra), yaitu : a. Menurut Haag dan Keen, teknologi informasi adalah
seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas
yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. b. Menurut Martin, teknologi informasi
adalah hal yang tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat
lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga
mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. c. Menurut Williams dan
Sawyer, teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer)
dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video. d. Menurut
Rahardjo (2002:74), teknologi informasi adalah sama dengan teknologi lainnya, hanya
informasi merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Dalam hal ini,
teknologi mengandung konotasi memiliki nilai ekonomi yang mempunyai nilai jual. Dari
definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa teknologi informasi tidak sekedar berupa teknologi
komputer, tetapi juga mencakup teknologi komunikasi. Dengan kata lain, teknologi informasi
adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.
Kelebihan dan Kelemahan Model PBL Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan
kekurangan, sebagaimana model PBL juga memiliki kelemahan dan kelebihan yang perlu
dicermati untuk keberhasilan penggunaannya. Menurut (Warsono dan Hariyanto, 2012, 152)
kelebihan PBL antara lain: a. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing) dan
tertantang untuk menyelesaikan masalah tidak hanya terkait dengan pembelajaran di kelas
tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari (real world). b.
Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan temanteman. c. Makin
mengakrabkan guru dengan siswa. d. Membiasakan siswa melakukan eksperimen.
Kelemahan dari penerapan model ini antara lain: a. Tidak banyak guru yang mampu
mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah. b. Seringkali memerlukan biaya yang
mahal dan waktu yang panjang. c. Aktivitas siswa di luar sekolah sulit dipantau.
Peran guru dalam model PBL menurut Rusman (2010: 245) antara lain: a. Menyiapkan
perangkat berpikir siswa Menyiapkan perangkat berpikir siswa bertujuan agar siswa
benarbenar siap untuk mengikuti pembelajaran dengan model PBL. Seperti, membantu siswa
mengubah cara berpikirnya, menyiapkan siswa untuk pembaruan dan kesulitan yang akan
menghadang, membantu siswa merasa memiliki masalah, dan mengkomunikasikan tujuan,
hasil, dan harapan. b. Menekankan belajar kooperatif Dalam prosesnya, model PBL
berbentuk inquiry yang bersifat kolaboratif dan belajar. Seperti yang diungkapkan Bray, dkk
(dalam Rusman, 2010: 235) inkuiri kolaboratif sebagai proses di mana orang melakukan
refleksi dan kegiatan secara berulangulang, mereka bekerja dalam tim untuk menjawab
pertanyaan penting. Sehingga siswa dapat memahami bahwa bekerja dalam tim itu penting
untuk mengembangkan proses kognitif. c. Memfasilitasi pembelajaran kelompok kecil dalam
model PBL Belajar dalam bentuk kelompok lebih mudah dilakukan, karena dengan jumlah
anggota kelompok yang sedikit akan lebih mudah mengontrolnya. Sehingga guru dapat
menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk menggabungkan kelompokkelompok
tersebut untuk menyatukan ide. 14 d. Melaksanakan PBL Dalam pelaksanaannya guru harus
dapat mengatur lingkungan belajar yang mendorong dan melibatkan siswa dalam masalah.
Selain itu, guru juga berperan sebagai fasilitator dalam proses inkuiri kolaboratif dan belajar
siswa.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning)
memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut :
(Ahsan, Arfiyadi,2012)
Keunggulan
a. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
b. Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untukmenemukan
pengetahuan baru bagi siswa.
c. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d. Dapat membantu siswa bagaimana mentranfer pengetahuan mereka untukmemahami
masalah dalam kehidupan nyata.
e. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
f. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
g. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir lebih kritis danmengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan.
h. Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata.
i.Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajarsekalipun belajar
pada pendidikan formal telah berakhir.
j. Dapat membentuk siswa untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi,yang dibarengi
dengan kemampuan inovatif dan sikap kreatif akan tumbuhdan berkembang.
k. Dengan model pembelajaran berbasis masalah, kemandirian siswa
dalam belajar akan mudah terbentuk, yang pada akhirnya akan menjadi kebiasaandalam
menyelesaikan berbagai permasalahan yang ditemuinya dalamaktivitas kehidupan nyata
sehari-hari ditengah-tengah masyarakat.
Kelemahan
1.Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencoba.
2.Keberhasilan model pembelajaran PBL ini
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan dan pelaksanaannya
3.Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalahyang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari