ref tutorial1

8
Menurut Tan dalam Rusman (2010), Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena pada model ini kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Howard Barrows dan Kelson (Amir, 2009: 21) mengungkapkan bahwa problem based learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari-hari Elaine Johnson (2002: 183) berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Cece Wijaya (1996: ) mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah suatu kegiatan atau suatu proses menganalisis, menjelaskan,

Upload: rindang-swandari-subagya

Post on 14-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

no describtion needed

TRANSCRIPT

Page 1: Ref Tutorial1

Menurut Tan dalam Rusman (2010), Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning)

merupakan inovasi dalam pembelajaran karena pada model ini kemampuan berpikir siswa

betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,

sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan

kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

Howard Barrows dan Kelson (Amir, 2009: 21) mengungkapkan bahwa problem based

learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang

masalah-masalah yang menuntut mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting,

membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri

serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan

pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti

diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari-hari

Elaine Johnson (2002: 183) berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas

yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan,

membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.

Cece Wijaya (1996: ) mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah suatu kegiatan atau suatu

proses menganalisis, menjelaskan, mengembangkan atau menyeleksi ide, mencakup

mengkategorisasikan, membandingkan dan melawankan (contrasting), menguji argumentasi

dan asumsi, menyelesaikan dan mengevaluasi kesimpulan induksi dan deduksi, menentukan

prioritas dan membuat pilihan. Dede Rosyada (2004: 170), kemampuan berpikir kritis tiada

lain adalah kemampuan siswa dalam menghimpun berbagai informasi lalu membuat sebuah

kesimpulan evaluatif dari berbagai informasi tersebut. Selanjutnya Alec Fisher (2009: 10)

mendefinisikan berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif

terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.

Sapriya (2011: 87) mengemukakan bahwa tujuan berpikir kritis ialah untuk menguji suatu

pendapat atau ide, termasuk dalam proses ini adalah melakukan pertimbangan atau pemikiran

yang didasarkan pada pendapat yang diajukan. Tujuan berpikir kritis untuk menilai suatu

pemikiran, menafsir nilai bahkan mengevaluasi pelaksanaan atau praktik suatu pemikiran dan

nilai tersebut.

Page 2: Ref Tutorial1

hanche (Huitt, 1998) seorang ahli psikologi kognitif mendefinisikan berpikir kritis sebagai

kemampuan untuk menganalisis fakta, membangkitkan dan mengatur ide, mempertahankan

pendapat, membuat perbandingan, mean.narik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan

memecahkan masalah. Glazer (2001) berpendapat bahwa, berpikir kritis dalam matematika

adalah kemampuan dan disposisi untuk melibatkan pengetahuan sebelumnya, penalaran

matematis, dan strategi kognitif untuk menggeneralisasi, membuktikan atau mengevaluasi

situasi matematis yang kurang dikenal dalam cara yang reflektif. Menurut Sukmadinata

(2004) berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam

menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberikan keyakinan, menganalisis

asumsi, dan pencarian ilmiah. Sedangkan Swart dan Perkin (Hassoubah, 2004) menyatakan

bahwa berpikir kritis berarti mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk

dipakai sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian.

Menurut beberapa pakar teknologi terdapat beberapa definisi teknologi informasi (dalam

Abdul Kadir dan Terra), yaitu : a. Menurut Haag dan Keen, teknologi informasi adalah

seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas

yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. b. Menurut Martin, teknologi informasi

adalah hal yang tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat

lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga

mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. c. Menurut Williams dan

Sawyer, teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer)

dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video. d. Menurut

Rahardjo (2002:74), teknologi informasi adalah sama dengan teknologi lainnya, hanya

informasi merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Dalam hal ini,

teknologi mengandung konotasi memiliki nilai ekonomi yang mempunyai nilai jual. Dari

definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa teknologi informasi tidak sekedar berupa teknologi

komputer, tetapi juga mencakup teknologi komunikasi. Dengan kata lain, teknologi informasi

adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.

Kelebihan dan Kelemahan Model PBL Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan

kekurangan, sebagaimana model PBL juga memiliki kelemahan dan kelebihan yang perlu

dicermati untuk keberhasilan penggunaannya. Menurut (Warsono dan Hariyanto, 2012, 152)

kelebihan PBL antara lain: a. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing) dan

Page 3: Ref Tutorial1

tertantang untuk menyelesaikan masalah tidak hanya terkait dengan pembelajaran di kelas

tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari (real world). b.

Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan temanteman. c. Makin

mengakrabkan guru dengan siswa. d. Membiasakan siswa melakukan eksperimen.

Kelemahan dari penerapan model ini antara lain: a. Tidak banyak guru yang mampu

mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah. b. Seringkali memerlukan biaya yang

mahal dan waktu yang panjang. c. Aktivitas siswa di luar sekolah sulit dipantau.

Peran guru dalam model PBL menurut Rusman (2010: 245) antara lain: a. Menyiapkan

perangkat berpikir siswa Menyiapkan perangkat berpikir siswa bertujuan agar siswa

benarbenar siap untuk mengikuti pembelajaran dengan model PBL. Seperti, membantu siswa

mengubah cara berpikirnya, menyiapkan siswa untuk pembaruan dan kesulitan yang akan

menghadang, membantu siswa merasa memiliki masalah, dan mengkomunikasikan tujuan,

hasil, dan harapan. b. Menekankan belajar kooperatif Dalam prosesnya, model PBL

berbentuk inquiry yang bersifat kolaboratif dan belajar. Seperti yang diungkapkan Bray, dkk

(dalam Rusman, 2010: 235) inkuiri kolaboratif sebagai proses di mana orang melakukan

refleksi dan kegiatan secara berulangulang, mereka bekerja dalam tim untuk menjawab

pertanyaan penting. Sehingga siswa dapat memahami bahwa bekerja dalam tim itu penting

untuk mengembangkan proses kognitif. c. Memfasilitasi pembelajaran kelompok kecil dalam

model PBL Belajar dalam bentuk kelompok lebih mudah dilakukan, karena dengan jumlah

anggota kelompok yang sedikit akan lebih mudah mengontrolnya. Sehingga guru dapat

menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk menggabungkan kelompokkelompok

tersebut untuk menyatukan ide. 14 d. Melaksanakan PBL Dalam pelaksanaannya guru harus

dapat mengatur lingkungan belajar yang mendorong dan melibatkan siswa dalam masalah.

Selain itu, guru juga berperan sebagai fasilitator dalam proses inkuiri kolaboratif dan belajar

siswa.

 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning)

Page 4: Ref Tutorial1

 memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut :

 

(Ahsan, Arfiyadi,2012)

Keunggulan

a. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

b. Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untukmenemukan

pengetahuan baru bagi siswa.

c. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

d. Dapat membantu siswa bagaimana mentranfer pengetahuan mereka untukmemahami

masalah dalam kehidupan nyata.

e. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung

jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

f. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

g. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir lebih kritis danmengembangkan

kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan.

h. Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang

mereka miliki dalam dunia nyata.

i.Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajarsekalipun belajar

pada pendidikan formal telah berakhir. 

j. Dapat membentuk siswa untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi,yang dibarengi

dengan kemampuan inovatif dan sikap kreatif akan tumbuhdan berkembang.

k. Dengan model pembelajaran berbasis masalah, kemandirian siswa

dalam belajar akan mudah terbentuk, yang pada akhirnya akan menjadi kebiasaandalam

Page 5: Ref Tutorial1

menyelesaikan berbagai permasalahan yang ditemuinya dalamaktivitas kehidupan nyata

sehari-hari ditengah-tengah masyarakat.

 

Kelemahan

1.Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan

merasa enggan untuk mencoba.

2.Keberhasilan model pembelajaran PBL ini

membutuhkan cukup waktu untuk persiapan dan pelaksanaannya

3.Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalahyang sedang

dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari