reco briket
DESCRIPTION
PaperTRANSCRIPT
RECO BRIKET
SOLUSI ENERGI MASA KINI
Diponegoro A.S (1201328), Renato D.Y.S (1201295), Eric Prayogo (1201294)
Teknik Geologi Pertambangan Migas STT MIGAS Balikpapan
Jl. Ery Suparjan No.9 Klandasan hulu, Balikpapan Kota
Abstrak
Indonesia adalah negara terbesar ke-4 di dunia dari sisi jumlah
penduduknya dan masuk negara sepuluh besar dalam luas wilayah, sehingga
kebutuhan energi sangatlah besar. Data APBN tahun 2013, pemerintah
mensubsibsidi energi sebesar Rp. 237 triliun. Sehingga dibutuhkannya energi
alternatif yang dapat diperbaharui (renewble) yang ramah lingkungan dan bernilai
ekonomis untuk mengurangi dan menggantikan penggunaan energi utama saat ini
dan juga untuk mengurangi beban subsidi pemerintah terhadap energi. Energi
utama di indonesia dan dunia masih terfokus pada minyak dan gas.
Limbah batubara pada industri yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya
terutama di kota Balikpapan, padahal batu bara merupakan sumber energi yang
memiliki energi kalor tinggi dan sudah digunakan di berbagai bidang industri.
Briket adalah energi alternatif yang sudah lama di kembangkan di Indonesia, dan
kami mengembangkan kembali untuk kebutuhan rumah tangga dengan melihat
limbah batubara yang melimpah di kota Balikpapan, sehingga dapat menjadi suatu
produk energi alternatif kota Balikpapan.
Pembuatan briket batu bara yang kami beri nama “RECO Briket” (
Renewble Energy COal Briket ) adalah sebuah alternatif energi dari limbah
batubara dan serbuk kayu (biomassa) . Pembuatan RECO Briket ini pun sangat
mudah, bahan yang diperlukan seperti batubara, serbuk kayu dan tepung tapioka
sangat mudah didapatkan.
Semua bahan kami dapatkan dari limbah industri ,maupun industri
rumahan yang ada di kota Balikpapan. Selain mengurangi sampah, briket hasil
buatan kami pun dapat menjadi energi alternatif di kota Balikpapan.
I. PENDAHULUAN
British Petroleum (BP), 2005, menyatakan bahwa 47,5 %
kebutuhan energi di indonesia dipnenuhi oleh bahan baka minyak.
Jumlah ini setara dengan 55,3 juta ton minyak bumi, sehingga
pemerintah diperkirakan akan mengalami kerugian subsidi sebesar Rp.
93 Triliun. Untuk rumah tanga sebagian besar kebutuhan energinya
masih mengandalkan minyak dan gas elpiji. Pada tahun 2005 saja,
cadangan minyak bumi indonesia tinggal 1 persen dan gas bumi hanya
1,4% dari total cadangan minyak dan gas bumi dunia, sedangkan
cadangan batubara hanya 3 persen dari cadangan batubara dunia. Oleh
karena itu pada tahun 2005 Indonesia diperkirakan akan menjadi
pengimpor penuh minyak bumi (net oil importer). Oleh karena itu,
usaha untuk mencari bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui
(renewble), ramah lingkungan dan bernilai ekonomis, semakin banyak
dilakukan.
Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar. Terbentuk
dari sisa tumbuhan purba yang mengendap di dalam tanah selama
jutaan tahun. Endapan tersebut selanjutnya berubah bentuk akibat
proses fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun. Oleh
karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar fosil.
Batubara terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Batubara muda / sub-bituminus / lignite, yaitu batubara kalori
rendah (bermutu rendah).
Ciri-cirinya :
a. Fisiknya lebih lembut dengan materi yang rapuh
b. Kandungan energinya rendah
c. Tingkat kelembaban yang tinggi
d. Kadar karbon rendah
2. Batubara tua / bituminus / antrasit, yaitu batubara berkalori tinggi
(bermutu baik).
Ciri-cirinya :
a. Fisiknya keras dan kompak
b. Warnanya hitam dan mengkilat
c. Tingkat kelembaban rendah
d. Kadar karbon tinggi
e. Kandungan energinya besar
Batubara sebagai bahan pembuatan briket memiliki keunggulan,
antara lain :
a. Memiliki cadangan yang besar untuk selama kurang lebih 150
tahun
b. Dapat diperoleh dari banyak sumber dengan harga stabil
c. Harganya lebih murah dari minyak dan gas
d. Aman untuk ditransportasikan dan disimpan
e. Dapat ditumpuk di lokasi sementara
f. Tidak banyak terpengaruh oleh cuaca dan hujan
g. Dapat dikembangkan dengan teknologi batubara bersih
Briket Batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari
batubara dengan sedikit campuran seperti tanah liat dan tepung
tapioka. Briket batubara mampu mrnggantikan sebagian dari kegunan
minyak tanah seperti untuk : pengolahan makanan, pengeringan,
pembakaran dan pemanasan. Bahan baku utama briket batubara adalah
batubara yang sumbernya berlimpah di indonesia dan mempunyai
cadangan untuk selama lebih kurang 150 tahun. Teknologi pembuatan
briket tidaklah terlalu rumit dan dapat dikembangkan oleh masyarakat
maupun pihak swasta dalam waktu singkat.
Jenis briket batubara, antara lain :
1. Jenis Berkabonisasi (super), jenis ini mengalami terlebih dahulu
proses dikarbonisasi sebelum menjadi briket. Dengan proses
karbonisasi zat-zat terbang yang terkandung dalam briket batubara
tersebut diturunkan serendah mungkin sehingga produk akhirnya
tidak berbau dan berasap, namun biaya produksi menjadi
meningkat karena pada batubara ersebut terjadi rendemen sebesar
50%. Briket ini cocok digunakan untuk keperluan rumah tangga
serta lebih aman dalam penggunaannya.
2. Jenis Non Karbonisasi (biasa), jenis yang tidak dikarbonisasi
sebelum diproses menjadi briket dan harganya pun lebih murah.
Karena zat terbangnya masih terkandung dalam briket batubara
maka pada penggunaannya lebih baik menggunakan tunggu (bukan
kompor) sehingga akan menghasilkan pembakaran yang sempurna
dimana seluruh zat terbang yang muncul dari briket akan habis
terbakar oleh lidah api di permukaan tungku. Briket ini umumnya
digunakan untuk industri kecil.
Keunggulan dan kelemahan briket Batubara antara lain :
a. Lebih murah
b. Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga baik untuk
pembakaran yang lama
c. Tidak berisiko meledak / terbakar
d. Tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga
e. Sumber batubara berlimpah
Namun demikian, briket memiliki keterbatasan, yaitu waktu
penyalaan awal memakan waktu 5 – 10 menit dan diperlukan
sedikit penyiraman minyak tanah sebagai penyalaan awal,
briket batubara hanya efesien jika digunakan untuk jangka
waktu di atas 2 jam.
Meningkatnya kebutuhan Batubara juga berdampak pada limbah
batu bara yang dihasilkan, sehingga menimbulkan ide-ide tentang
pemanfaatan limbah baru bara tersebut untuk di jadikan briket
batubara, maka akan menigkatkan nilai ekonomis bahan bakar
tersebut, serta mengurangi pencemaran lingkungan.
Briket batubara yang kami beri nama RECO Briket merupakan
bahan bakar padat yang mengandung nilai kalori yang tinggi dan dapat
menyala dalam waktu yang lama. RECO Briket adalah energi alternatif
dengan memanfaatkan limbah batu bara pada perusahaan sekitar,
khususnya limbah batu bara PT. Geoservices, Ltd, perusahaan yang
bergerak bidang jasa laboratorium Batubara. Yang nantinya briket ini
akan kami gunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan industri kecil
maupun menengah.
Pembuatan Reco Briket ini menggunakan metode standar dalam
pembuatan briket yaitu dengan bahan utama Batubara Kualitas tinggi
(menggunakan proses pemilahan), serbuk kayu, tepung tapioka dan
kapur. Yang kemudian di campurkan dengan komposisi tertentu untuk
mengahasilkan kualitas briket yang baik.
II. METODE PELAKSANAAN
2.1 Bahan dan alat Yang digunakan dalam proses pembuatan
briket.
1. Batubara Kualitas tinggi
Batubara kualitas tinggi yang berwarna hitam dan
mengkilat, dengan kadar air yang rendah yang diperoleh dari
limbah PT. Geoservices, Ltd. Untuk mendapatkan kualitas batu
bara yang diingginkan, batubara dipilah-pilah terlebih dahulu
untuk memisahkan kualitas yang baik dan yang buruk. Proses
pemilihan ini dilakukan di Gedung preparasi PT.Geoservices
dengan bekerja sama dengan para pegawai perusahaan tersebut.
Barubara yang diperoleh kemudian dikeringkan dibawah sinar
matahari untuk mengurangi kadar air dalam batubara yang
selanjutnya di hancurkan dengan ukuran < 3 mm dengan palu.
Selanjutnya diayak menggunakan alat pengayak.
2. Serbuk kayu
Serbuk kayu yang bewarna coklat yang diperoleh dari sisa
limbah industri furnitur rumahan di daerah pasar baru. Serbuk
kayu yang diperoleh kemudian di keringkan dibawah sinar
matahari selanjutynya disimpan. Dengan komposisi 10% - 20%
dari berat total Briket.
3. Lem Tepung Kanji (Tapioka)
Tepung kanji yang diperoleh dari pasar baru-klandasan Ilir
di Balikpapan, kemudian di ayak sehingga lolos pada ukuran
40mesh dan tertahan pada ukuran 60 mesh. 60 gram tepung
kanji dicampur dengan air 200 ml dan air mendidih sebanyak
800 ml, sehingga terbentuk lem kanji yang siap digunakan.
4. Air mineral
Air mineral yang diperoleh dari air PDAM digunakan untuk
campuran membuat lem kanji.
5. Kapur (lime)
Kapur yang di peroleh dari pasar di daerah pasar baru-
klandasan ilir. Kapur ini digunakan untuk mengikat racun dan
mengurangi bau belerang pada saat pembakarang briket.
Dengan komposisi terbaik untuk kapur adalah 1% dari berat
total briket.
2.2 Prosedur Percobaan
Batubara yang telah siap digunakan setelah di keringkan
dan di hancurkan diambil dengan berat tertentu ditambahkan
lem tepung tapioka (kanji) dan kapur dengan perbandingan.
Kemudian cetak briket dalam cetakan (pipa bekas), setelah
dicetak briket di jemur dibawah sinar matahari sampai kering
selama 3 hari. Selanjutnya briket siap digunakan.
2.3 Kelemahan briket batubara dan solusinya
Kelemahan briket batubara dan solusinya antara lain :
1. Sulit dalam penyalaan, Solusinya :
a. Bahan baku batubara dan serbuk kayu dalam keadaan
kering (dijemur terlebih dahulu), sehingga kadar airnya
rendah.
b. Bahan baku batubara dan serbuk kayu di habcurkan dan
disaring terlebih dahulu dengan menggunakan lubang
saringan yang kecil 3 mm
c. Memperbesar komposisi biomassa (serbuk kayu),
karena biomassa dapat membantu mempercepat proses
penyalaan.
d. Briket batubara yang sudah dicetak harus dikeringkan
terlebih dahulu dengan cara dijemur atau dipanaskan
dengan oven sebelum di kemas dalam karung. Hal ini
untuk mengindari briket lembab saat digunakan
nantinya.
2. Berasap dan berbau. Solusinya :
a. Semua bahan diusahakan dalam keadaan kerung, karena
kelembabab dan kadar air yang banyak menyebabkan
asap yang banyak dan berbau.
b. Pemberian angin atau menggunakan cerobong pada satt
penyalaan awal akan membantu briket cepat menjadi
bara sehingga asap dan bau yang dihasilkan dari
pembakaran briket tersebut juga kurang.
c. Penambahan unsur kapur dalam komposisi briket,
komposisi terbaik untuk kapur 1%. Hal ini juga akan
mengurangi kadar asap dan bau;
d. Pemberian biomassa juga akan membantu mempercepat
batubara menjadi bara sehingga asap dan bau akan
cepat berkurang;
e. Dengan cara batubara dikarbonisasi terlebih dahulu,
karena proses karbonisasi, telah membuang sebagian
zat terbangdan gas gas sisa pembakaran
3. Panas dan lama pembakaran, solusinya:
a. Pemilihan batubara dengan kalori tinggi dengan cara
dikarbonisasi;
b. Dengan memperbesar komposisi batubara. Karena
semakin banyak komposisi batubaranya maka akan
semakin lama dan semakin panas hasil pembakarannya;
c. Penentuan komposisi tanah liat dan jenis tanah liat juga
berpengaruh terhadap lama pembakaran. Pemilihan
tanah liat yang baik akan membuat briketl ebih rekat,
padat, dan keras yang akhirnya juga memperlama
proses pembakaran;
d. Pengeringan hasilbriket. Karena briket yang lembab dan
basah akan berpengaruh besar terhadap panas yang
dihasilkan.
4. Kepadatandankekerasan, solusinya;
a. Pemilihan tanah liat yang baik yang mengandung unsur
kaulinik sehingga mempunyai daya rekatdan kekerasan
yang tinggi serta cepat kering;
b. Penghancuran (crusher) dan penyaringan (screen) bahan
baku juga berpengaruh terhadap kekerasan hasilcetak.
Semakin kecil partikel bahan baku akan membuat
partikel tercampur (mixer) lebih merata dan padat serta
tidak mudah hancur;
c. Pemilihan tepung tapioka dan pembuatan
“adonantapioka” yang baik sehingga didapatkan
campuran adonan tapioka yang kental dan mempunyai
daya rekat yang baik;
d. Penjemuran dan pengovenan hasil briket sampai benar-
benar kering sebelum dikemas dalam karung. Untuk
mengurangi briket yang hancur dan mutu yang buruk
saat pengiriman danpemakaian.
5. Hargajualproduk, soulisnya;
a. Proses produksi yang besardanbenar, untuk mengurangi
kegagalan produksi atau komplain dari konsumen;
b. Kuantitas yang besar akan menurunkan biaya produksi.
III. Hasil Dan Pembahasan
3.1 Limbah batubara yang diperoleh dari PT. Geoservices, Ltd
Tabel 1. Estimasi Data Limbah batubara PT.Geosesrvices,Ltd
No. Jenis Limbah Value
1. Batubara Kualitas Tinggi 30 Kg / Hari
2. Batubara Kualitas Rendah 70 Kg / Hari
3. Total Limbah Batubara 100 Kg / Hari
Dari tabel 1. Dapat dilihat betapa banyaknya potensi
Pemanfaatan Limbah Batubara yang dapat dimanfaatkan menjadi
energi alternatif masa kini. Pembuatan RECO Briket dengan
menggunakan Limbah Batubara Berkualitas Tinggi saja ini
memiliki potensi besar dengan total Limbah batubara berkualitas
sebesar 30 Kg / Hari. Sehingga menjadi suatu peluang ekonomis
dan bisnis jika memanfaatkan limbah batubara PT.Geoservices,Ltd
benar-benar terlaksana dengan baik.
3.2 Bahan Baku Reco Briket
Dengan Pembuatan RECO Briket dengan bahan dasar
utama Limbah batubara Berkualitas tinggi sebesar 30 Kg / Hari .
dan dimensi RECO Briket adalah sarang Tawon yang memiliki
garis tengah 150 mm, tinggi 140 mm dan berat 3,5 Kg / satuan.
Tabel 2. Bahan Baku RECO Briket
No. Bahan Baku Jumlah Biaya (Cost)
1 Limbah Batubara 30 Kg -
2 Serbuk Kayu 5 Kg -
3 Tepung Tapioka 1,2 Kg Rp.6.000,-
4 Air Mineral 1 lier -
5 Kapur 0,25 Kg Rp.4.000,-
6. Dan Lain-lain - Rp.5.000,-
Total 37,45 Kg Rp. 15.000,-
Dari Tabel 2. Dapat dilihat bahwa bahan baku pembuatan
RECO Briket sangatlah mudah didapatkan dan harganya pun
murah. Biaya Pembelian bahan baku dari tabel diatas sebesar
Rp.20.000 sehingga sangat murah untuk di produksi dan
dikembangkan.
3.3 Produksi RECO Briket
Tabel 3. Produksi Reco Briket
No Kegiatan Rincian Nilai
1. Produksi Total Bahan Baku 19,25 Kg
Cost Rp.15.000,-
Satu Buah Briket 3,5 Kg
Kapasitas Produksi 10 Buah / Hari
Harga Satu Buah Rp.3.000,-
Pendapatan (Income) Rp.30.000 / Hari
Keuntungan Rp.15.000 / Hari
Tabel 4. Spesifikasi RECO Briket
Spesifikasi RECO Briket Nilai
Dimensi :
Diameter
Tinggi
Berat
150 mm
140 mm
3,5 Kg
Jumlah Lubang 15 Buah / buah
Durasi Nyala 10 jam / buah
Harga Rp.3.000 / buah
Dari Tabel 3. Dapat kita ketahui bahwa potensi keuntungan
Pembuatan RECO Briket dari limbah barubara dan limbah serbuk
kayu sangat menguntungkan. Tabel diatas menunjukan bahwa
dengan pengeluaran sebesar Rp.15.000 untuk pembelian bahan
baku produksi dan kapasitas produksi 10 buah per hari dapat
menghasilkan Laba / Keuntungan sebesar Rp.15.000 per hari atau
setara dengan Rp. 450.000 Per bulan.
3.4 Sasaran Pemasaran
Tujuan pemasaran kami pada umumnya adalah untuk
kebutuhan rumah tangga dan industri kecil . Sehingga dapat
berperan membantu pertumbuhan ekonomi micro kota Balikpapan.
3.4 Manfaat RECO Briket
Jadi RECO Briket adalah energi alternatif yang menjawab solusi
ketersediaan energi Kota Balikpapan. selain dapat mengurangi
dampak lingkungan yang ditimbulkan limbah batubara dan serbuk
kayu, RECO Briket juga di bisa dijadikan industri kecil
mempunyai nilai bisnis yang sangat ekonomis.
Tabel 5. Perbandingan Pemakaian LPG dengan RECO Briket
Penggunaan Gas (LPG) RECOBriket Penghematan
Rumah Tangga
3 kg / 5 Hari
Rp. 16.000 Rp.9.000 Rp.7.000 / 5 Hari
Warung makan
3 Kg / Hari
Rp.16.000 Rp. 6.000 Rp.10.000 / Hari
Industri Kecil
12 Kg / Hari
Rp.75.000 Rp 60.000 Rp. 15.000 / Hari
Dari Tabel 5. Dapat kita peroleh selain menguntungkan
pembuat, RECO briket juga menguntungkan penggunanya seperti
untuk kebutuhan rumah tangga yang dapat menghemat Rp7.000 / 5
hari, warung makan yang dapat menghemat Rp.10.000 / Hari dan
industri kecil dapat menghemat Rp.15.000.
IV. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian sederhana yang telah dilakukan dalam
pembuatan RECO Briket dari batubara dan serbuk kayu dapat
diambil kesimpilan sebagai berikut :
1. RECO Briket adalah energi alternatif dengan memanfaatkan
limbah batubara dan limbah serbuk kayu yang kemudian dibuat
menjadi Briket Batubara.
2. RECO Briket juga memiliki milai ekonomis bagi produsen
maupun konsumen yang menggunakannya selain itu juga
RECO briket mengurangi dampak lingkungan akibat limbah
batubara dan serbuk kayu yang dihasilkan perusahaan maupun
industri kecil.
SARAN
RECO Briket ini diharapkan selain dijual ke masyarakat dan
Industri kecil, diharapkan juga adanya sosialisasi dan kerjasama
masyarakat dan Industri kecil dalam proses pembuatan RECO
Briket dengan demikian masyarakat dan industri kecil dapat
membuat sendiri briket sebagai kebutuhan mereka sehari-hari.
V. UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Allah
Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Anugerah-Nya, dan
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya paper ini
hingga penyusunan.
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.pertamina.com (cadangan sumber daya alam 2005)
2. Yudanto Angga dan K. Kartika, 2005 “Paper Pembuatan Briket
Bioarang dari Arang Serbuk Gergaji Kayu Jati”,Undip,
Semarang