reaksi uji karbo
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
1/17
BAB I
PENDAHULUAN
Karbohidrat adalah sumber energi utama untuk manusia. Kebanyakan
karbohidrat yang kita makan ialah tepung/ amilum/ pati, yang ada dalam gandum,
jagung, beras, kentang, padi-padian, buah-buahan dan sayuran. Karbohidrat pada
tumbuh-tumbuhan dibentuk dari proses fotosintesis pada daun dari CO2 dan H2O.
CO2 + H2O C6H12O6 + O2
Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan banyak fungsi penting dalamtubuh mahkluk hidup. Karbohidrat didefinisikan sebagai polihidroksi keton atau
senyawa yang menghasilkan senyawaan yang serupa pada hidrolisis, dengan rumus
umum (Cn(H2O)m.
Ketika rumus struktur dari karbohidrat diketahui, maka menjadi jelaslah bahwa
senyawa ini lebih kompleks dari hanya hidrat dari karbon. Berdasarkan pengetahuan
mengenai strukturnya, kita sekarang membatasi karbohidrat sebagai suatu golongan
senyawa yang terdiri dari atau dapat dihidrolisa menjadi, polihidroksi aldehid dan
keton. Dalam hubungan ini, polihidroksi berarti dua atau lebih gugusan hidroksil.
Karbohidrat umumnya digolongkan menurut strukturnya yaitu monosakarida,
oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana tidak dapat
dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana. Oligosakarida mengandung
paling sedikit 2 dan biasanya 8 atau 10 satuan monosakarida yang saling
berhubungan. Misalnya maltosa dan sukrosa. Polisakarida mengandung banyak
satuan monosakarida, terdiri dari ratusan bahkan ribuan misalnya pati dan sellulosa.
Bila polisakarida ini dihidrolisis dihasilkan satuan-satuan monosakarida.
Karbohidrat-karbohidrat tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan reaksi kimia,
uji demikian setiap kali memberikan reaksi yang spesifik.
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
2/17
1.2 Maksud dan Tujuan percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari beberapa reaaksi
uji untuk karbohidrat.
1.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui beberapa cara yang
digunakan untuk uji karbohidrat seperti uji molisch dan uji benedict.
1.3 Prinsip Percobaan
Mengetahui keberadaan suatu karbohidrat dalam suatu sampel dengan
menggunakan uji molisch dan uji benedict. Dengan uji molisch akan menghasilkan
warna ungu pada bidang batas cairan, sedangkan dengan uji benedict akan
menghasilkan endapan merah bata.
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
3/17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik biomakromolekul alam yang
banyak ditemukan dalam mahkluk hidup terutama tanaman. Pada tanaman yang
berklorofil, karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara karbon dioksida dan molekul
air dengan bantuan sinar matahari, disebut fotosintesis (Tim Dosen, 2005).
22sin
22 )( OnOHCOHnCOn nnarmatahari
+ +
Karbohidrat adalah senyawa-senyawa polihidroksi yang juga mengandung guguslain, yang dapat berupa aldehid atau keton. Meskipun karbohidrat merupakan
senyawa biologis yang paling banyak jumlahnya di muka bumi ini, karbohidrat tubuh
manusia hanyalah 1% saja dari keseluruhan tubuh manusia. Senyawa ini diolah oleh
tubuh sebagai bahan makanan, disimpan sebagai glikogen dan digunakan sebagai
bahan bakar sel yang utama. Karbohidrat juga penting dalam membentuk rawan dan
tulang (Schumm, 1993).
Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen dan oksigen yang
terbentuk di alam dengan rumus umum Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut,
maka senyawa inididuga sebagai hidrat dari karbon,sehingga disebut karbohidrat.
Sejak tahun 1880 telah disadari bahwa gagasan hidrat dari karbon merupakan
gagasan yang tidak tepat, karena ternyata ada beberapa senyawa yang mempunyai
rumus empiris seperti itu, tetapi bukan karbohidrat. Misalnya asam asetat dapat
ditulis sebagai C2(H2O)2 dan formaldehid dengan rumus CH2O, nyatanya keduanya
bukan karbohidrat. Demikian suatu senyawa termasuk karbohidrat tidak hanya
ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang paling penting adalah rumus
strukturnya (Tim Dosen, 2005).
Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat
pada molekul karbohidrat yaitu gugus fungsi karbonil (aldehid dan keton). Gugus-
gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus
yang ada pada molekul karbohidrat, maka senyawa tersebut dapat didefinisikan
sebagaipolihidroksialdehida dan polihidroksiketo (Tim Dosen, 2005).
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
4/17
Berdasarkan jumlah monomer pembentuk suatu karbohidrat maka dapat dibagi
atas tiga golongan besar yaitu: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Istilah
sakarida berasal dari bahasa latin (saccharum = gula) dan mengacu pada rasa manis
senyawa karbohidrat sederhana (Tim Dosen, 2005).
Hasil hidrolisis ketiga kelas utama karbohidrat tersebut saling berkaitan:
H2O H2O
Polisakarida Oligosakarida monosakarida
H+ H+
Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawayang lebih sederhana. Monosakarida dapat digolongkan berdasarkan gugusan
fungsional utama (aldehid atau keton) dan berdasarkan jumlah atom karbon dalam
rantai karbon. Jika suatu monosakarida mengandung gugus aldehid disebut aldosa,
dan yang mengandung gugus keton disebut ketosa (Tim Dosen, 2005).
H-C=O H-CHOH
H-C-OH C=OH
H-CHOH H-CHOH
Gliseraldehid Dihidroksiaseton
(aldosa) (ketosa)
Gliseraldehid adalah aldosa yang paling sederhana dan dihidroksiaseton adalah
ketosa yang paling sederhana pula. Aldosa atau ketosa lainnya dapat diturunkan dari
gliseraldehid atau dihidroksiaseton dengan cara menambahkan atom karbon ,
masing-masing membawa gugus hidroksil. (Tim Dosen, 2005).
Berdasarkan jumlah atom karbonnya, monosakarida dengan tiga atom karbon
digolongkan sebagai triosa, dengan empat atom karbon disebut tetrosa, dan
seterusnya. Kedua penggolongan ini dapat digabungkan, misalnya aldoheksosa
adalah aldehid monosakarida dengan enam-karbon dan suatu ketoheksosa adalah
suatu keton monosakarida dengan enam-karbon. (Tim Dosen, 2005).
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
5/17
H-C=O H-CHOH
H-C-OH H-C=O
H-C-OH H-C-OH
H-C-OH H-C-OH
H-C-OH H-C-OH
H-CHOH H-CHOH
Aldoheksosa Ketoheksosa
Oligosakarida
Oligosakarida berasal dari bahasa Yunani (Oligo = beberapa), Jadi oligosakarida
adalah karbohidrat yang tersusun dari beberapa (2 sampai 10) satuan monosakarida,oligosakarida juga dapat diartikan sebagai karbohidrat yang pada hidrolisa akan
terbentuk monosakarida-monosakarida penyusunnya. Oligosakarida yang paling
banyak terdapat adalah disakarida. Pada disakarida, dua monosakarida bergabung
melalui ikatan glikosida yang terbentuk diantara karbon anomerik dari salah satu
monosakarida dengan gugus hidroksil dari monosakarida lain (Fessenden dan
Fessenden, 1997).
Beberapa Disakarida penting:
1. Maltosa
Maltosa digunakan dalam makanan bayi dan susu. Merupakan disakarida pertama
yang diperoleh dari hasil hidrolisis pati. Hidrolisis maltosa menghasilkan
glukosa. Karena itu maltosa mestinya terdiri dari dua satuan monoskarida (Tim
Dosen, 2005).
2. Laktosa
Laktosa adalah gula utama yang terdapat dalam susu ibu dan susu sapi (4,8 %
laktosa). Hidrolisis laktosa menghasilkan D-glukosa dan D-galaktosa dalam
jumlah yang sama (Tim Dosen, 2005)
3. Sukrosa
Mungkin yang terpenting dari semua disakarida adalah sukrosa, yaitu gula biasa.
Gula ini diperoleh dari tanaman tebu dan bit, yang menyususn sebanyak 14-20%
dari cairannya. Hidrolisis sukrosa menghasilkan D-glukosa dan gula keto
D-fruktosa dalam jumlah yang sama (Hart, 1987).
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
6/17
4. Selobiosa
Selobiosa adalah disakarida yang diperoleh dari hidrolisis parsial selulosa.
Hidrolisis lebih lanjut dari selobiosa menghasilkan D-glukosa. Perbedaannya
dengan maltosa adalah karena konfigurasinya pada C-1 dari unit glukosa yang
pertama (Hart, 1987).
Polisakarida
Polisakarida tersusun dari banyak unit monosakarida yang terikat antara satu
dengan yang lain melalui ikatan glikosida. Hidrolisis total dari polisakarida
menghasilkan monosakarida. Beberapa polisakarida yang terpenting, yaitu selulosa,pati (amilosa dan amilopektin), glikogen, dan kitin.
a. Selulosa
Selulosa adalah polimer tidak bercabang dari glukosa yang dihubungkan melalui
ikatan 1,4 glikosida 300-15000 unit D-Glukosa membentuk rantai lurus, terikat
sebagai unit-unit selulosa (Tim Dosen, 2005).
b. Pati
Pati merupakan polisakarida yang berfungsi sebagai penyimpan energi, banyak
terdapat pada padi-padian, kentang, jagung, dan lain-lain. Pati dapat dipisahkan
menjadi 2 komponen utama berdasarkan kelarutannya, yaitu amilosa dan
amilopektin (Tim Dosen, 2005).
Amilosa terdiri dari rantai tidak bercabang yang panjang dari glukosa
terikat bersama ikatan 1,4 glikosida. Panjang rantainya bermacam-macam
antara 100-100.000 unit glukosa. Bila dilarutkan dalam air akan memberikan
warna biru (Fessenden dan Fessenden, 1997).
Amilopektin adalah suatu polimer dari glukosa yang mempunyai
mata rantai 1,4 glikosida. Amilopektinadalah polimer bercabang, yang
menjadi cabang rantai utama dengan mata rantai 1,6 glikosida. Apabila
dilarutkan dalam air akan memberikan warna merah-ungu (Fessenden dan
Fessenden, 1997).
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
7/17
c. Glikogen
Glikogen adalah polisakarida yang berfungsi sebagai penyimpan glukosa dalam
hewan (terutama dalam hati dan otot). Struktur glikogen mirip amilopektin, yaitu
mengandung rantai glukosa yang terikat 1,4- dengan percabangan 1,6-.
Molekul glikogen jauh lebih besar dari pada amilopektin (Tim Dosen, 2005).
d. Kitin
Kitin adalah polisakarida linear yang mengandung N-Asetil-D-Glukosamin
terikat. Hidrolisis kitin menghasilkan 2-amino-2 deoksi-D-glukosa. Kitin banyak
terikat dalam protein dan lipida, merupakan komponen utama dalam bangunan
serangga. (Tim Dosen, 2005).
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
8/17
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan Percobaan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan karbohidrat,
larutan benedict, pereaksi molisch, H2SO4 pekat, tissue, detergen, dan aquadest.
3.2 Alat Percobaan
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak
tabung, penjepit tabung, sikat tabung, pipet tetes, dan pembakar.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Uji Molisch
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah:
a. Tiap 1 ml larutan karbohidrat dalam tabung reaksi ditambahkan dengan 3-5
tetes pereaksi molisch, kemudian ditambahkan 1 ml H2SO4 pekat melalui dinding
tabung yang dimiringkan sedikit demi sedikit dengan hati-hati. Larutan tersebut
tidak boleh digoyang.
b. Warna ungu yang terbentuk pada kedua bidang batas cairan menunjukkan
reaksi positif.
3.3.2 Uji Benedict
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah:
a. Tiap 1 ml larutan benedict yang berada dalam tabung reaksi ditambahkan 5
tetes larutan karbohidrat yang akan diperiksa.
b. Larutan tersebut dikocok sebentar, lalu dipanaskan selama 2 menit di atas
pembakar atau 5 menit di atas penangas air.
c. Larutan tersebut didinginkan dan diamati.
d. Pembentukan endapan yang berwarna merah bata menunjukkan reaksi positif.
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
9/17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
4.1.1 Monosakarida
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
10/17
4.1.1.1 Reaksi Adisi
4.1.1.2 Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling
4.1.1.3 Uji Benedict
4.1.2 Disakarida
4.1.2.1 Reaksi Sukrosa dengan Perak Beramoniak
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
AgNO3
+ sedikit NH4OH Coklat buram
AgNO3
kelebihan NH4OH Bening
AgNO3
+ NH4OH + glukosa Bening
AgNO3
+ NH4OH + glukosa- Cermin perak
Setelah dipanaskan
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
Fehling A + Fehling B Biru keunguan
Fehling + Glukosa Biru
Fehling + Glukosa dipanaskan Coklat
Fehling + Glukosa didinginkan Merah bata
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
Benedict + Glukosa Biru
Benedict + Glukosa dipanaskan Endapan merah bata
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
Larutan perak beramoniak Jernih
Larutan perak beramoniak + Terbentuk endapan-
Sukrosa cermin perak Ag.
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
11/17
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
12/17
4.2 Reaksi
4.2.1 Monosakarida
a. Reaksi Glukosa dengan larutan perak beramoniak
Ag+NO3- + NH4+OH- AgOH + NH4NO3
AgOH + 2NH4OH Ag(NH3)2OH + H2
+ 2Ag + 4NH3
b. Reaksi glukosa dengan larutan fehling
c. Uji Benedict
+ Cu2O
+ 2Ag(NH3)
2OH
C-OH
H-C-H
H-C-H
H-C-OH
H-C-OH
oH
CH2OH
O
C-H
H-C-H
H-C-H
H-C-OH
H-C-OH
CH2OH
O
C-H
H-C-H
H-C-H
H-C-OH
H-C-OH
CH2OH
O
+ 2C2++ 5OH-
C-OH
H-C-H
H-C-H
H-C-OH
H-C-OH
CH2OH
O
+ Cu2O + H2O
C-H
H-C-H
H-C-H
H-C-OH
H-C-OH
CH2OH
O
C-OH
H-C-H
H-C-H
H-C-OH
H-C-OH
CH2OH
O
+ 2Cu(OH)2
+ 2H2O
Cermin perak
Orange
Coklat tua
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
13/17
4.2.2 Disakarida
a. Reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak
AgNO3 + NH4OH AgOH + NH4NO3
AgOH + 2NH4OH Ag(NH3)2OH + 2H2O
+ 2Ag + 4NH3
b. Uji Benedict
CH2OH
C
H
H
C
OHOH
C
H
H
C
OH
O O CH2OH
C
HH
C
OH
OH
C
H
OH HOCH2
C C
O
CH2OH
C
H
H
C
OHOH
C
H
H
C
OH
O O CH2OH
C
HH
C
OH
OH
C
H
H HOCH2
C C
O
+ 2Cu(sitrat)2
-2 + 2H2O
CH2OH
C
H
H
C
OHOH
C
H
H
C
OH
O O CH2OH
C
HH
C
OH
OH
C
H
OH HOCH2
C C
O
+ Cu2O + 4sitrat-2 + 4H+
CH2OH
C
H
H
C
OHOH
C
H
H
C
OH
O O CH2OH
C
HH
C
OH
OH
C
H
H HOCH2
C C
O
+ 2Ag(NH3)
2OH
Cermin perak
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
14/17
4.2.3 Polisakarida
a. Reaksi Amilum dengan Yodium
b. Reaksi Trommer
+Na2SO4+Cu+2+OH-
CH2OH
C
H
CH2OH
C
H C-O-OH
C
H
H
C
OH
OH H
C C
O
OH
C
H
H
C
OH
O
C + 2NaOH + CuSO4
H H
CH2OH
C
HOH
C
H
H
C
OH
OH H
C C
O
H
C
OH
H
C-O-
CH2OH
C
HOH
C
H
OH
C
OH
C
H
H
C
OH
CH2
OH
C
H
OH
C-O-
H
C
I
O
I
Biru
n
H
C
OH
C-H
OH
CH2
OH
H
OH
H
+ nI2
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
15/17
c. Hidrolisis Amilum
4.2 Pembahasan
4.2.1 Monosakarida
Pada uji perak beramoniak, AgNO3 ditambahkan NH4OH menghasilkan
warna keruh. Setelah itu, ditambahkan dengan glukosa 10 % dan dipanaskan. Setelah
dipanaskan terbentuk cermin perak pada tabung reaksi. Perak ini berasal dari nitrat
yang terionisasi dalam larutan dan bereaksi positif dengan glukosa, saat setelah
dipanaskan glukosa akan mereduksi Ag+ menjadi Ag0 dan akan menghasilkan
endapan yang menempel pada sekililing tabung berupa endapan cermin perak.
Pada uji Fehling, 1 mL Fehling A dan B yang dicampur akan
menghasilkan warna biru tua. Setelah penambahan glukosa 10 % juga tetap berwarna
n H2OOH
C
H
H
C
OH
CH2OH
C
H
OH
C-O-
n
H H
C C
O
OH
C
H
H
C
OH
CH2OH
C
H
OH
C
OH
C
H
H
C
OH
CH2OH
C
H
OH
C
H H
C C
O
OH
C
H
H
C
OH
CH2OH
C
H
OH
C
CH2OH
C
H
OH
C
OH
OH
C
H
H
C
OH
OHC
n
OHOH
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
16/17
biru tua, namun setelah dipanaskan, terbentuk endapan orange/ merah bata.
Perubahan warna endapan tersebut terjadi karena ion Cu 2+ direduksi menjadi ion Cu+
yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O. Hal ini disebabkan karena
larutan Fehling yang terdiri dari campuran cupri sulfat, Na-kalium tartrat dan natrium
hidroksida dengan gula reduksi yang dipanaskan akan membentuk endapan yang
berwarna hijau, kuning orange atau merah, tergantung dari macam gula reduksinya.
Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid,
kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Uji benedict
dengan mereaksikan 2 mL larutan Benedict yang ditambahkan 1 mL glukosa 10 %
akan menghasilkan warna biru.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa:
a. Karbohidrat berdasarkan golongannya terbagi atas 3 yaitu monosakarida,
disakarida, dan polisakarida., dimana tiap-tiap golongan dari karbohidrat tersebutakan memberikan reaksi terhadap pereaksi tertentu.
b. Glukosa dengan menggunakan reaksi addisi akan menghasilkan hasil reaksi
berupa cerin perak, dengan reaksi menggunakan larutan fehling menghasilkan
endapan merah bata, dan dengan uji benedict menghasilkan endapan merah bata.
c. Sukrosa dengan menggunakan reaksi addisi menghasilkan cermin perak Ag
dan dengan uji Benedict menghasilkan endapan berwarna hijau muda.
-
7/22/2019 Reaksi Uji Karbo
17/17
d. Amilum jika dihidrolisis akan menghasilkan larutan ber warna biru, dengan
menggunakan reaksi trommer menghasilkan cermin perak, dan dengan
menggunakan Iodium akan menghasilkan larutan berwarna biru prussia
5.2 Saran
a. Sebaiknya laboratorium menambah fasilitas laboraorium khususnya
alat-alat laboratorium agar praktikan mudah melakukan praktikum.
b. Untuk asisten sebaiknya lebih mengkoordinir praktikan agar dapat
bekerja sma dengan baik khususnya dalam pertukaran data.
DAFTAR PUSTAKA
Hart, H., 1987, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Fessenden, J. S dan Fessenden, R. J., 1997, Dasar-Dasar Kimia Organik, Bina Rupa
Aksara, Jakarta.
Schum, D. E., 1993, Intisari Biokimia, Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Tim Dosen, 2005, Kimia Dasar , Universitas Hasanuddin.