reaksi redoks

4
A. Reaksi Redoks Reaksi redoks adalah reaksi serah terima elektron yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi atom-atom yang terlibat reaksi. Reaksi redoks selalu terdiri atas setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi. Perbedaan antara reaksi reduksi dan oksidasi sebagai berikut. No . Reaksi Reduksi Reaksi Oksidasi 1. Reaksi pelepasan oksigen Contoh: Zn (s) + CuO (S) ZnO (S) + Cu (s) +2 0 Reaksi pengikatan oksigen Contoh: CH 4(g) + 2O 2(g) CO 2 (g) + 2H 2 O (g) -4 +4 2. Reaksi dengan menangkap elektron Contoh: Na + (aq) + e - Na (s) Reaksi dengan melepas elektron Contoh: 2Br (aq) Br 2 (g) + 2e - 3. Reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi Contoh: Na + (aq) + e - Na (s) +1 0 biloks turun Reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi Contoh: 2Br (aq) Br 2 (g) + 2e - -2 0 biloks naik 4. Bertindak sebagai oksidator Bertindak sebagai reduktor 5. Reaksi yang mengikat hidrogen Contoh: H 2(g) + CI 2(g) 2HCI (g) 0 - Reaksi yang melepas hidrogen Contoh: H 2 S (g) + CI 2(g) 2HCI (g) + S (S) -2 0 Pada reaksi redoks , zat yang mengalami reduksi disebut oksidator, sedangkan zat yang mengalami oksidasi disebut reduktor. Beberapa aturan yang digunakan untuk menentukan bilangan oksidasi, yaitu : 1. Penentuan Bilangan Oksidasi Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam penentuan bilangan oksidasi, yaitu sebagai berikut.

Upload: yuri-syahwirawan

Post on 27-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

redoks

TRANSCRIPT

Page 1: Reaksi Redoks

A. Reaksi Redoks Reaksi redoks adalah reaksi serah terima elektron yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi atom-atom yang terlibat reaksi. Reaksi redoks selalu terdiri atas setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi. Perbedaan antara reaksi reduksi dan oksidasi sebagai berikut.

No.

Reaksi Reduksi Reaksi Oksidasi

1. Reaksi pelepasan oksigenContoh: Zn(s) + CuO(S) ZnO(S) + Cu(s) +2 0

Reaksi pengikatan oksigenContoh: CH4(g) + 2O2(g) CO2 (g) + 2H2O(g)

-4 +4

2. Reaksi dengan menangkap elektronContoh: Na+ (aq) + e- Na(s) Reaksi dengan melepas elektron

Contoh: 2Br – (aq) Br2 (g) + 2e-

3. Reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi Contoh: Na+

(aq) + e- Na(s) +1 0

biloks turun

Reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasiContoh: 2Br –

(aq) Br2 (g) + 2e-

-2 0

biloks naik

4. Bertindak sebagai oksidator Bertindak sebagai reduktor5. Reaksi yang mengikat hidrogen

Contoh: H2(g) + CI2(g) 2HCI(g)

0 -

Reaksi yang melepas hidrogen Contoh: H2S(g) + CI2(g) 2HCI(g) + S(S)

-2 0

Pada reaksi redoks , zat yang mengalami reduksi disebut oksidator, sedangkan zat yang mengalami oksidasi disebut reduktor. Beberapa aturan yang digunakan untuk menentukan bilangan oksidasi, yaitu :

1. Penentuan Bilangan OksidasiAda beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam penentuan bilangan oksidasi, yaitu sebagai berikut.a. Bilangan oksidasi setiap atom dalam unsur bebas adalah nol.b. Bilangan oksidasi atom logam pada suatu senyawa atau ion sesuai dengan letak

golongan pada sistem Periodik Unsur dan selalu bertanda positif.c. Bilangan oksidasi ion suatu atom sama dengan muatan ion tersebut.d. Bilangan oksidasi H dalam senyawa yaitu +1, kecuali pada senyawa hidrida (NaH, LiH,

dan CaH2) bilangan oksidasi H yaitu -1e. Bilangan oksidasi atom O dalam senyawa yaitu -2, kecuali pada senyawa peroksida

seperti H2O2 bilangan oksidasi O yaitu -1 dan pada senyawa superoksida seperti KO2,

RbO2 bilangan oksidasi O yaitu - ⅟2 . Sementara itu, pada F2O bilangan oksidasi dari O yaitu +2

f. Jumlah total bilangan oksidasi atom-atom dalam suatu ion poliatom sama dengan muatan ion tersebut.

Page 2: Reaksi Redoks

Perlu diingat, unsur yang melepas elektron mempunyai bilangan oksidasi positif dan unsur yang mengikat elektron mempunyai bilangan oksidasi negatif. Selain reaksi redoks, terdapat reaksi autoredoks atau disproporsionasi. Reaksi autoredoks atau disproporsionasi yaitu reaksi redoks, tetapi yang mengalami oksidasi dan sekaligus reduksi (reduktor dan oksidator) adalah spesi yang sama. Kebalikan dari reaksi autoredoks yaitu reaksi koproporsionasi. Pada reaksi koproporsionasi, reaksi reduksi maupun oksidasi menghasilkan spesi yang sama.

2. Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks Reaksi redoks dapat berlangsung dalam suasana asam atau basa. Menurut pedoman penyetaraan, pada reaksi dalam suasana asam, pihak yang kurang O ditambah H2O sebanyak kekurangannya. Sementara itu, pihak yang lain ditambah H+ sehingga jumlah atom-atom di sebelah kiri dan kanan tanda reaksi adalah sama. Pada reaksi suasana basa, pihak yang kelebihan O ditambah H2O sebanyak kelebihannya. Adapun pihak yang lain ditambah OH- sehingga jumlah atom-atom di sebelah kiri dan kanan tanda reaksi adalah sama.

Penyetaraan reaksi redoks dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu metode setengah reaksi atau ion elektron dan metode bilangan oksidasi. a. Metode Setengah Reaksi atau Ion Elektron

Penyetaraan persamaan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi atau ion elektron dilakukan dengan membuat reaksi paruh oksidasi dan reaksi paruh reduksi, kemudian keduanya dijumlahkan. Jumlah elektron yang dilepas pada reaksi oksidasi harus sama dengan jumlah elektron yang ditangkap pada reaksi reduksi. Metode ini hanya baik digunakan untuk reaksi redoks dalam bentuk larutan. Langkah – langkah dalam metode ini yaitu.1) Memisahkan reaksi menjadi dua persamaan reaksi yaitu reaksi oksidasi dan

reaksi reduksi. Reaksi akan lebih mudah jika dituliskan dalam bentuk ion yang mengalami perubahan bilangan oksidasi saja.

2) Menyetarakan O maupun H sesuai prinsip reaksi berlangsung dalam suasana asam atau basa. Pada reaksi yang berlangsung dalam suasana asam dapat langsung menggunakan prinsip tersebut. Selanjutnya, menyetarakan jumlah muatan dengan menambah elektron seruas dengan H+ untuk masing-masing setengah reaksi redoks sehingga muatan diruas kiri dan ruas kanan setara. Pada reaksi yang berlangsung dalam suasana basa juga dapat langsung menggunakan prinsip tersebut, kemudian menyamakan muatan dengan menambah elektron pada masing-masing setengah reaksi redoks sehingga muatan di ruas kiri dan kanan setara. Selain itu, dapat pula dilakukan seperti penyetaraan dalam suasana asam. Namun, H+ diganti OH- dengan cara menambahkan OH- pada kedua ruas sebanyak H+. Selanjutnya, menggabungkan H+ dan OH- menjadi H2O dan mengurangi kelebihan H2O. Jumlah muatan untuk masing-masing setengah reaksi redoks disetarakan dengan menambah elektron sehingga muatan di ruas kiri dan ruas kanan setara.

Page 3: Reaksi Redoks

3) Menyetarakan jumlah elektron pada kedua persamaan setengah reaksi. Jumlah elektron merupakan kelipatan terkecil dari elektron dikiri dan kanan tanda reaksi.

4) Menjumlahkan kedua persamaan setengah reaksi.b. Metode Bilangan Oksidasi

Penyetaraan persamaan reaksiredoks dengan cara bilangan oksidasi dilakukan dengan menyamakan jumlah elektron yang dilepaskan oleh oksidator dan elektron yang diikat oleh reduktor. Perubahan bilangan oksidasi besarnya sama dengan jumlah elektron yang terlibat. Langkah-langkah penyetaraan persamaan reaksi redoks dengan metode bilangan oksidasi sebagai berikut.1) Menentukan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi. 2) Menuliskan harga bilangan oksidasi yang mengalami perubahan bilangan

oksidasi. 3) Menentukan penurunan bilangan oksidasi (reaksi reduksi) dan kenaikan bilangan

oksidasi (reaksi oksidasi). Caranya dengan membuat garis penghubung pada unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi di ruas kiri dan ruas kanan.

4) Menyetarakan jumlah muatan, caranya dikalikan dengan suatu bilangan yang besarnya merupakan selisih muatan oksidasi antara ruas kiri dan ruas kanan, serta selisih muatan reduksi antara ruas kiri dan ruas kanan. Bilangan pengali ini selanjutnya digunakan sebagai koefisien untuk pereduksi dan pengoksidasi. Sementara itu, koefisien unsur lainnya disesuaikan.