reaksi protein

6
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Protein Metode Kjeldahl Dalam penentuan protein cara Kjeldahl ini, kandungan unsur N yang didapatkan tidak hanya berasal dari protein saja. Mengingat jumlah kandungan senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan jumlah N total ini mewakili jumlah protein yang ada, sehingga disebut kadar protein kasar. Analisa protein total Kjeldahl terdiri atas tiga tahapan; destruksi, destilasi dan titrasi. 4.1.1 Tahap Destruksi Pada tahap ini, sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi penguraian sampel menjadi unsur-unsurnya yaitu unsur-unsur C, H, O, N, S, dan P. Fungsi asam sulfat yaitu sebagai pengikat nitrogen dan juga menguraikan unsure-unsunya. Unsur N dalam protein ini dipakai untuk menentukan kandungan protein dalam suatu bahan. 0,5 g sampel tepung terigu cakra kembar dan tepung terigu segitiga biru, dan kemudian ditambah dengan katalisator selenium 2 gram dibungkus dengan kertas saring untuk memudahkan dalam memasukkan ke dalam tabung kjeldahl. Fungsi penambahan selenium ini yaitu untuk mempercepat proses oksidasi. Sampel didestruksi hingga larutan berwarna jernih kehijauan ± 2 jam dengan suhu 340 0 C yang mengindikasikan bahwa proses destruksi telah selesai. Alat destruksi dapat dilihat pada gambar berikut.

Upload: anzir-tanjung

Post on 24-Sep-2015

224 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

metode Kjeldahl

TRANSCRIPT

  • BAB 1V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Analisa Protein Metode Kjeldahl

    Dalam penentuan protein cara Kjeldahl ini, kandungan unsur N yang

    didapatkan tidak hanya berasal dari protein saja. Mengingat jumlah kandungan

    senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan

    jumlah N total ini mewakili jumlah protein yang ada, sehingga disebut kadar

    protein kasar. Analisa protein total Kjeldahl terdiri atas tiga tahapan; destruksi,

    destilasi dan titrasi.

    4.1.1 Tahap Destruksi

    Pada tahap ini, sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga

    terjadi penguraian sampel menjadi unsur-unsurnya yaitu unsur-unsur C, H, O, N,

    S, dan P. Fungsi asam sulfat yaitu sebagai pengikat nitrogen dan juga

    menguraikan unsure-unsunya. Unsur N dalam protein ini dipakai untuk

    menentukan kandungan protein dalam suatu bahan. 0,5 g sampel tepung terigu

    cakra kembar dan tepung terigu segitiga biru, dan kemudian ditambah dengan

    katalisator selenium 2 gram dibungkus dengan kertas saring untuk memudahkan

    dalam memasukkan ke dalam tabung kjeldahl. Fungsi penambahan selenium ini

    yaitu untuk mempercepat proses oksidasi. Sampel didestruksi hingga larutan

    berwarna jernih kehijauan 2 jam dengan suhu 3400

    C yang mengindikasikan

    bahwa proses destruksi telah selesai. Alat destruksi dapat dilihat pada gambar

    berikut.

  • Gambar 1. Alat Destruksi

    4.1.2 Tahap Destilasi

    Pada tahap destilasi ini dilakukan penambahan larutan NaOH 100 ml. Fungsi

    penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa karena reaksi tidak

    dapat berlangsung dalam keadaan asam. Pada tahap destilasi ini, ammonium sulfat

    dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan penambahan NaOH dengan alkalis dan

    dipanaskan dalam alat destilasi.

    Larutan sampel yang telah terdestruksi dimasukkan dalam alat destilasi dan

    ditempatkan di sebelah kiri. Kemudian perangkat destilasi berupa pipa kecil

    panjang dimasukkan ke dalamnya hingga hampir mencapai dasar tabung reaksi

    sehingga diharapkan proses destilasi akan berjalan maksimal (sempurna).

    Erlenmeyer yang berisi 15 ml asam borat 4 % + Metil merah ditempatkan di

    bagian kanan alat tersebut. Metil merah merupakan indikator yang bersifat

  • amfoter, yaitu bisa bereaksi dengan asam maupun basa. Indikator ini digunakan

    untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebih.

    Asam borat (H3BO3) berfungsi sebagai penangkap NH3 sebagai destilat berupa

    gas yang bersifat basa. Supaya ammonia dapat ditangkap secara maksimal, maka

    sebaiknya ujung alat destilasi ini tercelup semua ke dalam larutan asam standar

    sehingga dapat ditentukan jumlah protein sesuai dengan kadar protein bahan.

    Selama proses destilasi lama-kelamaan larutan asam borat akan berubah warna

    biru karena larutan menangkap adanya ammonia dalam bahan yang bersifat basa

    sehingga mengubah warna merah muda menjadi biru. Reaksi destilasi akan

    berakhir bila ammonia yang telah terdestilasi tidak bereaksi basis. Hasil destilasi

    dapat dilihat pada gambar berikut:

    Gambar 2. Hasil Destilasi

  • 4.1.3 Tahap Titrasi

    Titrasi ini di maksudkan untuk menentukan seberapa banyak volume HCl

    yang di perlukan yaitu untuk merubah warna larutan yang tadinya berwarna biru

    berubah menjadi warna merah muda. Untuk mempercepat terjadinya perubahan

    warna merah maka dapat di gunakan indikor, indicator dalam analisa protein yang

    di gunakan yaitu metil merah. Pada tahap titrasi ini harus di perhatikan betul-betul

    karena jika HCl yang di dgunakan untuk titrasi terlalu banyak maka akan

    mempengaruhi perhitungan total protein sehingga kadar protein tidak akan benar

    atau akan semakin banyak karena terjadi salah perhitungan pada saat titrasi.

    Akhir titrasi ditandai dengan warna merah muda yang terbentuk dan tidak

    hilang selama 30 detik. Seperti terlihat pada gambar berikut :

    Gambar 3. Hasil titrasi

  • 4.2 Hasil Pengujian Protein pada Sampel

    Dari hasil titrasi diketahui kadar protein pada tepung terigu cakra kembar

    dan tepung terigu segitiga biru pada table berikut:

    Tabel 1. Rata-rata Kadar Protein Pada Sampel

    Nama Sampel Kadar Protein

    Tepung terigu cakra kembar 13,1 %

    Tepung terigu segitiga biru 10,8%

    Berdasarkan hasil pengamatan dengan metode yang sama telah diperoleh

    kadar protein pada kedua sampel, yaitu tepung terigu cakra kembar dan tepung

    terigu segitiga biru. Untuk tepung terigu cakra kembar telah didapat kadar protein

    yaitu 13,1 %, hasil yang didapat sesuai dengan Anonima 2011, kadar protein 11-

    13 %. Jika di sesuaikan dengan syarat mutu SNI (lampiran 2) termasuk protein

    jenis A karena kadar proteinnya melebihi dari standar. Tepung ini termasuk jenis

    tepung berprotein tinggi karena bahan yang digunakan adalah jenis gandum Hard

    wheat. gandum ini paling banyak ditanam didunia dan banyak digunakan sebagai

    bahan baku pembuatan roti karena mempunyai kadar protein yang tinggi.

    Gandum ini mempunyai ciri-ciri kulit luar berwarna coklat, bijinya keras dan

    berdaya serap tinggi. Setiap bulir terdiri dari dua sampai lima bulir gabah.

    Sedangkan untuk tepung terigu segitiga biru telah diketahui kadar protein

    yaitu 10,8 %. Menurut Anonima 2011, hanya sedikit perbedaan yaitu 9 -10%, jika

    di sesuaikan dengan syarat mutu SNI (lampiran 2) termasuk protein jenis B

    karena proteinnya tidak mencukupi 12 %. Rendahnya protein pada tepung ini di

  • sebabkan oleh jenis gandum yang digunakan yaitu gandum soft wheat. jenis ini

    hanya sedikit ditanam. Setiap bulirnya terdiri dari 3-5 buah, berwarna putih

    sampai merah, bijinya lunak berdaya serap air rendah. Jenis gandum ini biasanya

    digunakan untuk membuat biscuit dan kadang-kadang dibuat roti.